Upload
septie-indrie-hapsari
View
311
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
RESUME PERSEKUTUAN KOMANDITER (CV), PERSEROAN
TERBATAS (PT) DAN PERSEKUTUAN FIRMA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Hukum Bisnis
Disusun Oleh
1. DIENY SETYOWATI F 0108011
2. SEPTI INDRI HAPSARI F 0108022
3. MARIA HARNUM SULISTA F 0108084
4. PUTRI PURNAMASARI F 0108101
5. HESTI DESIANI F 0108154
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
A. PERSEKUTUAN KOMANDITER / CV (Commanditaire Vennootschap)
Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) adalah suatu
persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang
mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang
menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin.
Pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).
CV adalah perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang, yang didirikan
oleh seseorang atau beberapa orang persero yang bertanggung jawab secara tanggung
renteng dan satu orang pesero atau lebih yang bertindak sebagai pemberi pinjaman uang.
Soejono Dirdjosisworo
Mendasarkan pengertian Persekutuan Komanditer berdasarkan pasal 19 KUHD, yaitu
suatu perseroan yang dibentuk antara satu orang atau beberapa orang persero yang secara
tanggung menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya (tanggung jawab solider)
pada satu pihak, dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang (geldshieter) pada pihak
lain.
Ketentuan CV terdapat pada pasal 19, 20, 21 dan pasal 32 KUHD. ( Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang). Persekutuan komanditer biasanya didirikan dengan akta dan harus
didaftarkan. Namun persekutuan ini bukan merupakan badan hukum (sama dengan firma),
sehingga tidak memiliki kekayaan sendiri.
Sekutu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
Sekutu aktif atau sekutu Komplementer
adalah sekutu yang menjalankan perusahaan dan berhak melakukan perjanjian dengan
pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan perusahaan dijalankan oleh sekutu aktif. Sekutu
aktif sering juga disebut sebagai persero kuasa atau persero pengurus.
Sekutu Pasif atau sekutu Komanditer
adalah sekutu yang hanya menyertakan modal dalam persekutuan. Jika perusahaan
menderita rugi, mereka hanya bertanggung jawab sebatas modal yang disertakan dan
begitu juga apabila untung, uang mereka memperoleh terbatas tergantung modal yang
mereka berikan. Status Sekutu Komanditer dapat disamakan dengan seorang yang
menitipkan modal pada suatu perusahaan, yang hanya menantikan hasil keuntungan dari
inbreng yang dimasukan itu, dan tidak ikut campur dalam kepengurusan, pengusahaan,
maupun kegiatan usaha perusahaan. Sekutu komanditer tidak boleh mencampuri tugas
sekutu kerja (komplementer), yaitu pengurusan persekutuan pasal 20 KUHD, bila
larangan ini dilanggar, maka pasal 21 KUHD memperluas tanggung jawabnya sekutu
komanditer sama dengan tanggung jawab sekutu komplementer, yaitu tanggung jawab
pribadi untuk keseluruhan (pasal 18 KUHD). Sekutu ini sering juga disebut sebagai
persero diam.
Sumber Modal
Sumber modal internal yaitu dari pemasukan modal (inbreng) para pengurus dan
sumber modal eksternal misalnya melalui pinjaman dari lembaga perbankan maupun lembaga
non perbankan dengan jaminan tertentu.
Jenis-Jenis
a. Persekutuan komanditer murni
Bentuk ini merupakan persekutuan komanditer yang pertama. Dalam persekutuan ini
hanya terdapat satu sekutu komplementer, sedangkan yang lainnya adalah sekutu
komanditer.
b. Persekutuan komanditer campuran
Bentuk ini umumnya berasal dari bentuk firma bila firma membutuhkan tambahan
modal. Sekutu firma menjadi sekutu komplementer sedangkan sekutu lain atau sekutu
tambahan menjadi sekutu komanditer.
c. Persekutuan komanditer bersaham
Persekutuan komanditer bentuk ini mengeluarkan saham yang tidak dapat
diperjualbelikan dan sekutu komplementer maupun sekutu komanditer mengambil satu
saham atau lebih. Tujuan dikeluarkannya saham ini adalah untuk menghindari terjadinya
modal beku karena dalam persekutuan komanditer tidak mudah untuk menarik kembali
modal yang telah disetorkan.
Bentuk Usaha
Persekutuan komanditer diam-diam
yaitu persekutuan komanditer yang belum menyatakan dirinya dengan terang-terangan
kepada pihak ketiga sebagai persekutuan komanditer. Bertindak keluar perusahaan,
persekutuan itu masih menyatakan dirinya sebagai persekutuan firma, tetapi bertindak ke
dalam perusahaan, persekutuan itu sudah menjadi persekutuan komanditer.
Persekutuan komanditer terang-terangan
yaitu persekutuan komanditer yang dengan terang-terangan menyatakan dirinya sebagai
persekutuan komanditer kepada pihak ketiga.
Persekutuan komanditer dengan saham
yaitu persekutuan komanditer terang-terangan yang modalnya terdiri dari saham-saham.
Persekutuan bentuk ini sama sekali tidak diatur dalam KUHD.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mendirikan sebuah perusahaan komanditer
(CV), adalah sebagai berikut :
Pada awal pendirian perusahaan sebaiknya sudah ditentukan apakah saham yang
dipegang bisa dipindahtangankan atau diwariskan bila si empunya meninggal dunia
Pemindahan saham berdasarkan atas tunjuk berarti pemindahtanganan terjadi setelah
saham diserahkan kepada orang lain
Pemindahan saham berdasarkan atas nama berarti pemindahtanganan tersebut berlaku
menurut apa yang telah ditentukan oleh persero sebelum pendirian perusahaan
Jika persekutuan semacam ini memperdagangkan sahamnya di bursa efek, maka
perusahaan tersebut dinamakan Joint Stock Company
Jika saham yang dikeluarkan, sebaliknya CV tersebut dinamakan Limited Partnership
Association
Prosedur Pendirian
Dalam KUH Dagang tidak ada aturan tentang pendirian, pendaftaran, maupun
pengumumannya, sehingga persekutuan komanditer dapat diadakan berdasarkan perjanjian
dengan lisan atau sepakat para pihak saja (Pasal 22 KUH Dagang). Dalam praktik di
Indonesia untuk sebagian akademisi dan praktisi hukum berpendapat, persekutuan
komanditer dapat didirikan hanya berdasarkan perjanjian di bawah tangan. Artinya,
perjanjian cukup dilakukan di antara para pesero komplementer dan pesero komanditer.
Sementara sebagian yang lain berpendapat sebaliknya, dimana pendirian sebuah CV haruslah
melalui akta otentik di hadapan notaris. Setelah itu, akta pendirian harus didaftarkan ke
Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang berwenang dan diumumkan di dalam Tambahan Berita
Negara RI.
Berikut ini adalah syarat-syarat yang perlu dipenuhi untuk mendirikan Persekutuan
Komanditer (CV).
Minimal 2 (dua) orang sebagai Pendiri Perseroan yang juga sekaligus bertindak
sebagai Pemilik Perseroan yang terdiri dari Pesero Aktif dan Pesero Pasif.
Akta Notaris yang berbahasa Indonesia
Para Pendiri CV haruslah Warga Negara Indonesia
Kepemilikan perseroan 100% dimiliki oleh pengusaha lokal artinya keikutsertaan
Warga Negara Asing tidak diperbolehkan
Waktu yang dibutuhkan untuk mengurus pendaftaran persekutuan komanditer (CV)
adalah sebagai berikut:
1. Akta Pendirian Perusahaan dari Notaris, 2-3 hari
2. Surat Keterangan Domisili Perusahaan, 4-5 hari
3. NPWP – Nomor Pokok Wajib Pajak, 1-2 hari
4. Pendaftaran ke Pengadilan, 4-5 hari
5. SIUP – Surat Izin Usaha Perdagangan termasuk Inspeksi, 10-12 hari
6. TDP – Tanda Daftar Perusahaan, 10-12 hari
Total waktu yang dibuthkan untuk membuat perusahaan persekutuan komanditer (CV) adalah
31-39.
Dokumen yang didapat setelah pembuatan CV selesai:
1. Akta Pendirian Perusahaan dari Notaris
2. Surat Keterangan Domisili Perusahaan
3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
4. Pengesahan Pengadilan
5. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
6. TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
Pertanggungjawaban Hukum
Dalam melangsungkan kegiatan usahanya, aktivitas bisnis CV dilakukan oleh para
pesero aktifnya. Mereka lah yang bertanggung jawab untuk melakukan tindakan pengurusan
atau bekerja di dalam perseroan tersebut. Bahkan jika ditarik lebih jauh, para pesero
komplementer ini juga dapat dimintakan tanggung jawab secara tanggung renteng atas
perikatan-perikatan perseroanya.
Di sisi lain, para pemberi modal atau pesero komanditer, tidak bisa terlibat dalam
menjalankan aktivitas perusahaan. Hal tersebut diatur secara tegas di dalam Pasal 20 KUHD
yang menjelaskan bahwa pesero komanditer ini tidak boleh melakukan tindakan pengurusan
atau bekerja dalam perusahaan perseroan tersebut, meskipun ada pemberian kuasa sekalipun.
Implikasinya, pesero komanditer tidak perlu ikut memikul beban kerugian yang
jumlahnya lebih besar dari modal yang disetorkannya ke perusahaan. Namun jika pesero
komanditer terbukti ikut menjalankan perusahaan sebagaimana yang dilakukan pesero
komplementer dan mengakibatkan kerugian perusahaan, maka sesuai dengan Pasal 21
KUHD, pesero komanditer ikut bertanggung jawab secara tanggung renteng terhadap semua
utang dan perikatan perseroan tersebut.
Kewajiban Pajak
Merujuk pada UU tentang Ketentuan Umum Perpajakan yang menyebutkan bahwa
Badan sebagai subjek pajak adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah
dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang
sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya.
Dari definisi Badan di atas jelas bahwa persekutuan komanditer termasuk ke dalam
subjek pajak. Sehingga secara umum CV juga berkewajiban mendaftarkan diri untuk
mendapatkan NPWP atau Nomor Pokok Wajib Pajak sebagaimana perseroan terbatas.
Berakhirnya Persekutuan
Persekutuan komanditer pada hakikatnya adalah persekutuan perdata (Pasal 16 KUH
Dagang), maka mengenai berakhirnya persekutuan komanditer sama dengan berakhirnya
persekutuan perdata dan persekutua firma (Pasal 1646 s/d 1652 KUH Perdata) Di
persekutuan komanditer (CV), ada anggota yang mempunyai tanggung jawab tak terbatas dan
ada anggota yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan.
Maksud dari “anggota yang mempunyai tanggung jawab terbatas” adalah mereka yang hanya
mempunyai kewajiban terhadap utang-utang perusahaan hanya sebesar modal yang ditanam.
Jadi misalkan perusahaan berhutang, harta pribadi dari anggota ini tidak akan dipakai untuk
membayar utang perusahaan. Mereka ini disebut sekutu terbatas (limited partner).
Jika CV bubar maka sekutu komplementer yang berwenang melakukan likuidasi, kecuali
ditentukan lain dalam perjanjian atau rapat sekutu komplementer. Jika setelah dilikuidasi
masih terdapat sisa harta CV, maka dibagikan kepada semua sekutu sesuai dengan
pemasukan masing-masing.
Pasal 1646 KUH Perdata menyebutkan bahwa paling tidak ada 4 hal yang menyebabkan
persekutuan berakhir yaitu, lewatnya masa waktu perjanjian persekutuan, musnahnya barang
atau diselesaikannya perbuatan yang menjadi pokok persekutuan, kehendak dari sekutu, dan
jika salah seorang sekutu meninggal atau ditaruh di bawah pengampuan atau dinyatakan
pailit.
Kelebihan Persekutuan Komanditer
Modal yang dikumpulkan lebih besar.
Anda lebih mudah menerima suntikan dana dikarenakan badan usaha persekutuan
komanditer sudah cukup populer di Indonesia.
Kemampuan manajemennya lebih besar.
Pendiriannya relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan perseroan terbatas (PT).
Kelemahan Persekutuan Komanditer
Seperti yang telah saya terangkan diatas, sebagian anggota atau sekutu di persekutuan
komanditer mempunyai tanggung jawab tidak terbatas.
Kelangsungan hidupnya tidak menentu.
Sulit untuk menarik kembali modal yang telah ditanam, terutama bagi sekutu pimpinan.
B.PERSEROAN TERBATAS (PT)
Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap (NV), adalah
suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham,
yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri
dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat
dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.
Bentuk badan usaha PT adalah bentuk perusahaan yang paling populer dalam bisnis
dan paling banyak digunakan oleh para pelaku bisnis di Indonesia dalam menjalankan
kegiatan usaha diberbagai bidang. Selain memiliki landasan hukum yang jelas seperti yang
diatur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang PERSEROAN TERBATAS
bentuk PT ini juga dirasakan lebih menjaga keamanan para pemegang saham/pemilik modal
dalam berusaha.
Sama halnya dengan CV pendirian PT juga dilakukan minimal oleh 2 (dua) orang
atau lebih, karena sistem hukum di Indonesia menganggap dasar dari perseroan terbatas
adalah suatu perjanjian maka pemegang saham dari perseroan terbatas pun minimal haruslah
berjumlah 2 (dua) orang, dengan jumlah modal dasar minimum Rp. 50.000.000,-, sedangkan
untuk bidang usaha tertentu jumlah modal dapat berbeda seperti yang ditentukan serta
berlaku aturan khusus yang mengatur tentang bidang usaha tersebut.
Pembagian perseroan terbatas
1. PT Terbuka
Perseroan terbuka adalah perseroan terbatas yang menjual sahamnya kepada
masyarakat melalui pasar modal (go public). Jadi sahamnya ditawarkan kepada
umum, diperjualbelikan melalui bursa saham dan setiap orang berhak untuk membeli
saham perusahaan tersebut.
2. PT Tertutup
Perseroan terbatas tertutup adalah perseroan terbatas yang modalnya berasal dari
kalangan tertentu misalnya pemegang sahamnya hanya dari kerabat dan keluarga saja
atau kalangan terbatas dan tidak dijual kepada umum.
3. PT Kosong
Perseroan terbatas kosong adalah perseroan terbatas yang sudah tidak aktif
menjalankan usahanya dan hanya tinggal nama saja.
Berdasarkan Jenis Perseroan, maka Perseroan Terbatas (PT) dibagi menjadi :
PT-Non Fasilitas Umum atau PT. Biasa
PT-Fasilitas PMA
PT-Fasilitas PMDN
PT-Persero BUMN
PT-Perbankan
PT-Lembaga Keuangan Non Perbankan
PT-Usaha Khusus
Berdasarkan penanaman modalnya jenis perseroan terbatas dibagi menjadi :
Perseroan Terbatas dalam rangka rangka Penanaman Modal Asing (PT-PMA)
Perseroan Terbatas dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PT-PMDN)
Perseroan Terbatas yang modalnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia/Badan
Hukum Indonesia (PT-SWASTA NASIONAL)
PT-Perseron BUMN
Kebaikan
Pemegang saham bertanggung jawab terbatas terhadap hutang-hutang perusahaan
Mudah mendapatkan tambahan dana/modal misalnya dengan mengeluarkan
saham baru
Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin
Terdapat efesiensi pengelolaan sumber dana dan efesiensi pimpinan, karena
pimpinan dapat diganti sewak tu-waktu melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
Kepengurusan perseroan memiliki tanggung jawab yang jelas kepada pemilik atau
pemegang saham.
Diatur dengan jelas oleh undang-undang perseroan terbatas serta peraturan lain
yang mengikat dan melindungi kegiatan perusahaan
Keburukan
Merupakan subjek pajak tersendiri dan deviden yang diterima pemegang saham
akan dikenak an pajak.
Kurang terjamin rahasia perusahaan, karena semua kegiatan harus dilaporkan
kepada pemegang saham.
Proses pendiriannya membutuhkan waktu lebih lama dan biaya yang lebih besar
dari CV.
Proses Pembubaran, Perubahan Anggaran Dasar, Penggabungan dan
Pengambilalihan perseroan membutuhk an waktu dan biaya serta persetujuan dari
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Contoh : PT PERTAMINA, PT.Jasa Marga, PT. PLN, PT Asuransi Jiwasraya.
Pembagian Wewenang Dalam PT
Dalam perseroan terbatas selain kekayaan perusahaan dan kekayaan pemilik modal
terpisah juga ada pemisahan antara pemilik perusahaan dan pengelola perusahaan.
Pengelolaan perusahaan dapat diserahkan kepada tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya
Profesional. Struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang saham, direksi, dan
komisaris.Dalam PT, para pemegang saham melimpahkan wewenangnya kepada direksi
untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan sesuai dengan tujuan dan bidang usaha
perusahaan. Dalam kaitan dengan tugas tersebut, direksi berwenang untuk mewakili
Perusahaan, mengadakan perjanjian dan kontrak, dan sebagainya. Apabila terjadi kerugian
yang amat besar ( diatas 50 % ) maka direksi harus melaporkannya ke para pemegang Saham
dan pihak ketiga, untuk kemudian dirapatkan.
Komisaris memiliki Fungsi sebagai Pengawas kinerja jajaran direksi perusahaan.
Komisaris bisa memeriksa pembukuan, menegur direksi, memberi petunjuk, bahkan bila
perlu memberhentikan direksi dengan menyelenggarakan RUPS untuk mengambil keputusan
apakah direksi akan diberhentikan atau tidak.
Dalam RUPS/Rapat Umum Pemegang Saham, semua pemegang saham
sebesar/sekecil apapun sahamnya memiliki hak untuk mengeluarkan suaranya. Dalam RUPS
sendiri dibahas masalah-masalah yang berkaitan dengan evaluasi kinerja dan kebijakan
perusahaan yang harus dilaksanakan segera. Bila pemegang saham berhalangan, dia bisa
melempar Suara miliknya ke pemegang lain yang disebut Proxy Hasil RUPS biasanya
dilimpahkan ke komisaris untuk diteruskan ke direksi untuk dijalankan.
Isi RUPS :
1. Menentukan direksi dan pengangkatan komisaris
2. Memberhentikan direksi atau komisaris
3. Menetapkan besar Gaji direksi dan komisaris
4. Mengevaluasi Kinerja perusahaan
5. Memutuskan rencana Penambahan /Pengurangan saham perusahaan
6. Menentukan kebijakan Perusahaan
7. Mengumumkan pembagian laba ( dividen )
Keuntungan utama membentuk perusahaan perseroan terbatas adalah:
1. Kewajiban terbatas.
Tidak seperti partnership, pemegang Saham sebuah perusahaan tidak memiliki
kewajiban untuk obligasi dan hutang perusahaan. Akibatnya kehilangan potensial
yang “terbatas” tidak dapat melebihi dari jumlah yang mereka bayarkan terhadap
saham. Tidak hanya ini mengijinkan perusahaan untuk melaksanakan dalam usaha
yang beresiko, tetapi kewajiban terbatas juga membentuk dasar untuk perdagangan di
saham perusahaan.
2. Masa hidup abadi.
Aset dan struktur perusahaan dapat melewati masa hidup dari pemegang sahamnya,
pejabat atau direktur. Ini menyebabkan stabilitas Modal (ekonomi), yang dapat
menjadi Investasi dalam proyek yang lebih besar dan dalam jangka waktu yang lebih
panjang daripada aset perusahaan tetap dapat menjadi subyek disolusi dan
penyebaran. Kelebihan ini juga sangat penting dalam periode pertengahan, ketika
Tanah disumbangkan kepada Gereja (sebuah perusahaan) yang tidak akan
mengumpulkan biaya Feudal yang seorang tuan tanah dapat mengklaim ketika
pemilik tanah meninggal. Untuk hal ini, lihat Statute of Mortmain
3. Efisiensi manajemen.
Manajemen dan spesialisasi memungkinkan pengelolaan modal yang efisien sehingga
memungkinkan untuk melakukan Ekspansi. Dan dengan menempatkan orang yang
tepat, efisiensi maksimum dari modal yang ada. Dan juga adanya pemisahan antara
pengelola dan pemilik perusahaan, sehingga terlihat tugas Pokok dan fungsi masing-
masing.
Kelemahan Perusahaan Perseroan Terbatas
Kerumitan perizinan dan organisasi. Untuk mendirikan sebuah PT tidaklah mudah.Selain
biayanya yang tidak sedikit, PT juga membutuhkan Akta Notaris dan izin khusus untuk usaha
tertentu. Lalu dengan besarnya perusahaan tersebut, biaya pengorganisasian akan keluar
sangat besar. Belum lagi kerumitan dan kendala yang terjadi dalam tingkat personel.
Hubungan antar perorangan juga lebih formal dan berkesan kaku.
C. PERSEKUTUAN FIRMA
Persekutuan Firma adalah kaitan atau hubungan yuridis yang timbul dari perjanjian
sukarela antara beberapa pihak yang bersangkutan, baik secara lisan, maupun tertulis atau
tersirat dari tindakan pribadi sekutu bersangkutan.
Sifat Persekutuan Firma:
1) Keagenan atau perwakilan bersama�2) Umur terbatas�3) Tanggung jawab tak terbatas�4) Pemilikan kepentingan�5) Partisipasi (keikutsertaan) dalam Persekutuan Firma�
Perbedaan Persekutuan Firma dan Perseroan Terbatas
Menurut undang-undang pajak penghasilan Persekutuan Firma adalah suatu kegiatan usaha
yang melaporkan pajak tetapi bukan yang membayar pajak sedangkan Perseroan terbatas
adalah kesatuan usaha yang membayar pajak, laba Perseroan Terbatas terkena tarif pajak
perseroan.
Jenis Persekutuan Firma
Persekutuan Firma Dagang dan Non-Dagang
1. Persekutuan Firma Dagang adalah Persekutuan Firma yang kegiatan usaha
utamanya adalah memproduksi atau membeli dan menjual barangbarang.
2. Persekutuan Firma Non-Dagang adalah Persekutuan Firma yang menjual jasa.
Persekutuan Firma Umum dan terbatas adalah Persekutuan Firma dimana semua
sekutu boleh bertindak secara umum atas nama perusahaan perusahaan dan
masingmasing sekutu dapat bertanggung jawab akan kewajibankewajiban perusahaan.
Perusahaan Saham Patungan adalah Persekutuan Firma yang didirikan dengan
struktur modal dalam bentuk saham pindah tangan (saham yang dapat
dipindahtangankan)
Akte Persekutuan Firma
Akte Persekutuan Firma adalah Perjanjian atau persetujuan tertulis dari pihak yang
bersangkutan mengenai pendirian Firma.
Isi Akte Persekutuan Firma :
1. Nama Perusahaan, pihak yang bersangkutan dan lokasi perusahaan.
2. Tanggal mulai berdirinya Firma dan jangka waktu perjanjian.
3. Sifat dan ruang lingkup perusahaan.
4. Investasi masing-masing sekutu dan nilai investasi tsb
5. Hak, wewenang dan kewajiban sekutu, juga batasanbatasan berdasarkan otoritas para
sekutu
6. Buku-buku serta perkiraan-perkiraan firma dan tahun fiskal yang digunakan
7. Rasio pembagian laba atau rugi, yang meliputi ketentuan- ketentuan khusus untuk
menentukan selisih dalam investasi dan sumbangan jasa
8. Beban dan kredit bunga khusus yang berkaitan dengan investasi para sekutu, dan
imbalan khusus yang diberikan atas jasa para sekutu tersebut
9. Investasi dan pengambilan prive sekutu-sekutu setelah firma didirikan dan
penanganannya dalam perkiraan.
10.Asuransi jiwa atas para sekutu dan penanganan premi asuransi, perolehan-kembali
polis, dll
11.Prosedur-prosedur khusus untuk menyelesaikan kepentingan sekutu atau
pengunduran diri atau meninggalnya sekutu.
12.Metode-metode untuk memecahkan perselisihan diantara para sekutu
Pengertian Tentang Persekutuan Firma
Pasal 16 KUHD berbunyi: yang dinamakan persekutuan firma ialah tiap-tiap persekutuan
perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama. Jadi,
persekutuan firma adalah persekutuan perdata khusus. Kekhususan ini terletak pada 3 unsur
mutlak sebagai tambahan pada persekutuan perdata, yaitu:
menjalankan perusahaan (pasal 16 KUHD) dengan nama bersama atau firma (pasal 16
KUHD) pertanggungan jawab sekutu yang bersifat pribadi untuk keseluruhan (pasal 18
KUHD), istilah belanda: Hoofdelijk voo. Dengan begitu persekutuan perdata yang unsur
tambahannya kurang dari apa yang tersebut di atas, maka persekutuan paerdata itu belum
menjadi persekutuan firma, misalnya persekutuan perdata yang melakukan perusahaan, itu
belum menjadi persekutuan firma, masih tetap persekutuan perdata. Karena persekutuan
perdata menurut pasal 1618 KUHPER adalah perjanjian yang diadakan oleh dua atau lebih,
maka persekutuan firma juga suatu perjanjian yangdiadakan oleh dua orang atau lebih. Dua
orang tersebut dinamakan pendiri persekutuan firma.
Persekutuan Firma Harus Menjalankan Perusahaan
Sesuai yang telah kita ketahui, menurut pasal 16 KUHD, persekutuan firma adalah
persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama.
unsure menjalankan perusahaan ini adalah unsure mutlak, dari itu persekutuan firma harus
melaksanakan ketentuan-ketentuan yang diharuskan bagi tiap-tiap perusahaan, misalnya
ketentuan dalam pasal 6 KUHD, yang mengharuskan tiap-tiap orang yang menjalankan
perusahaan melakukan pembukuan.
Sifat Kepribadian
Pada persekutuan perdata dan persekutuan firma sifat kepribadian pada sekutu masih
sangat diutamakan. Lingkungan sekutu-sekutu tidak luas, hanya terbatas pada keluarga,
teman, dan sahabat karib yang bekerja sama untuk mencari sebuah laba, oleh kita untuk kita.
Prosedur Mendirikan Persekutuan Firma
Menurut pasal 16 KUHD bsd. 1618 KUHPER, untuk mendirikan sebuah persekutuan
firma tidak disyaratkan adanya akta, tetapi pasal 22 KUHD mengharuskan pendirian
persekutuan firma itu dengan akta otentik, dalam hal ini akta notaries. Perintah tersebut
dalam pasal 22 KUHD tidak diikuti suatu sanksi, bila pendirian persekutuan firma itu tidak
dibuat dengan akta otentik. Malahan kalimat berikutnya menentukan bahwa ketiadaan akta
otentik itu tidak boleh dikemukakan untuk merugikan pihak ketiga. Rupanya, menurut
pembentuk undang-undang, persekutuan firma dapat dibentuk dengan akta di bawah tangan,
Tetapi menurut pengamatan penulis, semua persekutuan firma di Indonesia didirikan dengan
akta notaries (otentik).
Sesudah akta pendirian dibuat, maka akta pendirian itu harus didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri, dalam daerah hukum mana persekutuan firma itu berdomisili (pasal 23
KUHD), dan akhirnya akta pendirian itu harus diumumkan dalam Berita Negara R.I. (pasal
28 KUHD). Dengan ini maka prosedur pendirian persekutuan firma tiu selesai. Tetapi untuk
memulai berusaha dan surat izin berhubung dengan berlakunya undang-undang gangguan
(Hinderordonnantie, S. 1926-226) bila hal ini diperlukan.
Kewajiban untuk mendaftarkan dan mengumumkan itu suatu ke harusan yang bersanksi,
karena selama pendaftaran dan pengumuman itu belum dilaksanakan, maka pihak ketiga
dapat menganggap persekutuan firma itu sebagai persekutuan umum, yakni persekutuan
firma yang:
menjalankan segala macam urusan, didirikan untuk waktu tidak terbatas, tidak ada seorang
sekutupun yang dikecualikan dari kewenangan bertindak dan menandatangani surat bagi
persekutuan firma itu (pasal 29 KUHD).
Dari adanya sanksi pasal 29 KUHD tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa akta
pendirian persekutuan firma itu harus tertulis, sebab kalau tidak tertulis tentunya tidak dapat
didaftarkan dan diumumkan secara sebagai yang ditentukan dalam pasal 29 KUHD.
Untuk menjaga agar apa yang didaftarkan dan yang diumumkan itu sama, maka pasal 29 ayat
(2) KUHD menetapkan, bila terjadi perbedaan antara yang didaftarkan dan yang diumumkan
saja, sebab apa yang diumumkan inilah yang mengikat kepada pihak ketiga.
Kedudukan Akta Pendirian Persekutuan Firma
Pasal 22 KUHD mengharuskan pembentukan persekutuan firma dengan akta otentik,
dalam hal ini akta notaris. Akta notaris ini bagi sekutu persekutuan firma merupakan alat
pembuktian utama terhadap pihak ketiga mengenai adanya persekutuan firma itu. Pada
sebuah persekutuan firma yang telah mempunyai akta pendiriannya, seorang sekutu tidak
boleh mengajukan bukti-bukti dengan saksi bahwa pembubaran persekutuan firma diatur lain
daripada yang telah diatur dalam akta notaris pendirian persekutuan firma itu.
Pasal 22 KUHD menunjuk akan adanya kemungkinan tidak adanya akta pendirian
persekutuan firma yang otentik, yakni pada kalimat terakhir pasal 22 KUHD. Jadi, ketiadaan
akta pendirian itu tidak boleh dipakai pembuktian oleh sekutu terhadap pihak ketiga, bahwa
persekutuan firma itu tidak ada. Misalnya, seorang sekutu yang tidak mengadakan perbuatan
hukum dan akibatnya tidak merasa melakukan perikatan, ditagih oleh pihak ketiga. Sekutu itu
menolak dengan membuktikan bahwa persekutuan firma tidak ada, karena tidak adanya akta
pendirian. Degan begitu sekutu itu tidak mempunyai tanggung jawab pribadi untuk
keseluruhan. Sebaiknya pihak ketiga dapat membuktikan adanya persekutuan firma itu
dengan segala macam alat pembuktian, misalnya surat-surat, saksi dan lain-lain.
Dari apa yang tersebut di atas dapat disimpulakan bahwa adanya persekutuan firma itu
dapat dibuktikan dengan:
akta notaris, yaitu akta pendirian persekutuan firma. Karena adanya akta otentik,
dalam hal ini akta notaris, ini tidak mutlak, artinya dengan tidak adanya akta notaris
itu tidak membatalakan adanya persekutuan firma, maka pembuktian dengan lain-lain
alat pembuktian kiranya tidak dilarang.
alat pembuktian yang lain bagi pihak ketiga, yang berkehendak untuk membuktikan
adanya persekutuan firma tersebut.
Kedudukan akta pendirian persekutuan firma ini bisa tampak jelas kalau dibandingkan
dengan kedudukan akta pendirian perseroan terbatas sebagai yang diatur dalam pasal 38
KUHD. Di sini jelas, bahwa dengan tidak adanya akta pendirian yang bersifat otentik itu,
perseroan terbatas menjadi batal. Rumusan pasal 38 ini lain daripada rumusan yang tersebut
dalam pasal 22 KUHD, yang tidak memberi sanksi batal, bila akta otentik itu tidak ada. Jadi,
akta otentik bagi pendirian perseroan terbatas adalah mutlak, sedangkan akta otentik bagi
pendirian persekutuan firma tidak mutlak.