Tugas Protokol Kyoto

Embed Size (px)

Citation preview

Protokol Kyoto

Apa itu Protokol Kyoto? Protokol Kyoto adalah perjanjian internasional terkait dengan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim. Fitur utama dari Protokol Kyoto adalah bahwa ia menetapkan target mengikat untuk 37 negara industri dan masyarakat Eropa untuk mengurangi gas rumah kaca (GRK)

Tujuan dan Target Tujuannya adalah untuk mengurangi rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca - karbon dioksida, metan, nitrous oxide, sulfur heksafluorida, HFC, dan PFC - yang dihitung sebagai rata-rata selama masa lima tahun antara 2008-2012. Target nasional berkisar dari pengurangan 8% untuk Uni Eropa, 7% untuk AS, 6% untuk Jepang, 0% untuk Rusia, dan penambahan yang diizinkan sebesar 8% untuk Australia dan 10% untuk Islandia

Emisi Karbon

Kapan didopsi? Protokol Kyoto diadopsi di Kyoto, Jepang, tanggal 11 Desember 1997 dan mulai berlaku pada tanggal 16 Februari 2005. Aturan rinci untuk pelaksanaan Protokol ini diadopsi pada COP 7 di Marrakesh tahun 2001, dan disebut "Persetujuan Marrakesh."

Mekanisme KyotoDi bawah sebuah Perjanjian, Negara harus memenuhi target mereka melalui langkah-langkah nasional. Protokol Kyoto menawarkan mereka sebuah sarana tambahan memenuhi target mereka dengan cara tiga mekanisme berbasis pasar. 1. Perdagangan Emisi - yang dikenal sebagai "pasar karbon" 2. Mekanisme pembangunan bersih (Clean Development Mechanism) 3. Joint Implementation (JI).Mekanisme tersebut membantu merangsang investasi hijau dan membantu Pihak-pihak memenuhi target emisi mereka dengan cara yang hemat biaya.

Mekanisme Perdagangan emisi merupakan mekanisme untuk menjual dan membeli izin untuk melakukan pencemaran (emission permit) atau melakukan perdagangan karbon, yang dapat dilakukan misalnya di bursa karbon dunia yang diharapkan berkembang. Joint Implementation(JI) mewadahi mekanisme untuk melakukan investasi proyek pengurangan emisi di suatu negara Annex-I oleh suatu negara Annex-I lainnya. CDM merupakan mekanisme Protokol Kyoto yang memungkinkan negara Annex-I dan negara berkembang bekerja-sama untuk melakukan pembangunan bersih. Dengan fasilitas CDM, negara Annex-I dapat memenuhi kewajiban pengurangan emisinya dengan melakukan proyek pengurangan emisi di suatu negara berkembang dan sang negara berkembang mendapatkan kompensasi finansial dan teknologi dari kerja-sama tersebut.

Pemantauan target emisiDi bawah Protokol, emisi teraktual dari negara harus dipantau dan catatan yang tepat harus disimpan dari dilakukan perdagangan.

Adanya sistem registrasi dan transaksi dari pihak-pihak yang disimpan di sekretariat Perubahan Iklim PBBdi Bonn, JermanPelaporan dilakukan oleh Pihak dengan cara mengirimkan laporan persediaan emisi tahunan dan laporan nasional di bawah Protokol secara berkala. Sebuah sistem kepatuhan yang memastikan bahwa komitmen pertemuan dan membantu mereka untuk memenuhi komitmen mereka jika mereka memiliki masalah dalam melakukannya.

Adaptasi PeraturanProtokol Kyoto, seperti Konvensi, juga dirancang untuk membantu negara-negara dalam beradaptasi dengan dampak perubahan iklim. Ini memfasilitasi pengembangan dan penyebaran teknik yang dapat membantu meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim. Dana Adaptasi ini didirikan untuk membiayai proyek-proyek dan program adaptasi di negara berkembang yang mengikuti Protokol Kyoto. Dana ini dibiayai terutama dengan sharing dana hasil kegiatan proyek CDM.

Tujuan Ke DepanProtokol Kyoto umumnya dipandang sebagai langkah penting pertama menuju rezim pengurangan emisi benar-benar global yang akan menstabilkan emisi gas rumah kaca, dan menyediakan arsitektur penting untuk setiap perjanjian internasional masa depan tentang perubahan iklim. Pada akhir periode komitmen pertama Protokol Kyoto pada 2012, suatu kerangka kerja internasional baru perlu telah dinegosiasikan dan disahkan yang dapat memberikan pengurangan emisi. Dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB di Durban, Afrika Selatan, yang berakhir pekan lalu, juru runding dari 194 negara sepakat menentukan sebuah perjanjian iklim baru pada 2015 untuk menggantikan Protokol Kyoto yang akan berakhir pada 2012. (Tempo, Desember 2011)

Sikap Negara-Negara Protokol Kyoto akan mengikat secara hukum internasional setelah 55 persen dari jumlah negara penandatangan kesepakatan (Annex-I) atau yang mewakili 55 persen dari emisi negara-negara tersebut telah meratifikasi Protokol Kyoto Amanat Protokol Kyoto berpengaruh jelas pada kebijakan energi yang dikembangkan, khususnya oleh negara-negara Annex-I. Contoh negara Jepang. Data terakhir 191 Negara telah meratifikasi Protokol Kyoto (http://unfccc.int) Amerika Serikat menandatangani namun belum meratifikasi 12 Desember 2011, Kanada menyatakan secara resmi mundur dari Protokol Kyoto dengan alasan ketidakmajuan implementasi dan ekonomi.

Sikap Indonesia Indonesia Meratifikasi Protokol Kyoto pada 3 Desember 2004 dan mengaturnya dalam UU no. 17 tahun 2004 Implikasinya terutama penerapan mekanisme pembangunan bersih (CDM) Peluang Implementasi CDM di Indonesia, Panas Bumi, Flare gas, Sampah, (dnpi.go.id)