9
Fig 3.2 Diagram TTT untuk baja karbon biasa yang mengandung 0,63 % karbon dan 0,87 % mangan (sumber : Ref 6) 3.1 Austenite Austenite adalah larutan padat dari satu atau lebih unsur besi gamma. Kecuali jika ditunjuk (misalnya sebagai austenit nikel), zat terlarut umunya dianggap karbon. Austenit memiliki sisi berpusat pada struktur kubik. Relatif lembut dan ulet.

Tugas Tbb, Yustinus, Shrfan, Putra, Yunita, Tb

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teknologi besi baja

Citation preview

Fig 3.2 Diagram TTT untuk baja karbon biasa yang mengandung 0,63 % karbon dan 0,87 % mangan (sumber : Ref 6)

3.1 Austenite

Austenite adalah larutan padat dari satu atau lebih unsur besi gamma. Kecuali jika ditunjuk (misalnya sebagai austenit nikel), zat terlarut umunya dianggap karbon. Austenit memiliki sisi berpusat pada struktur kubik. Relatif lembut dan ulet.

Disebagian besar baja, austenit tidak stabil pada suhu kamar, kecuali jumlah kecil dari austenit yang tersisa setelah pendinginan. Namun, dalam beberapa baja paduan tinggi, seperti baja tahan karat austenitik, austenit stabil pada suhu kamar.

Gambar 3.3 Diagram CCT untuk kasus pengerasan baja, ISO 683-11-20MnCr5

Hubungan angka yang dilingkari kekerasan Vickers pada produksi mikrostruktur oleh laju pendinginan.

3.2 Bainit

Bainit adalah sebuah agregat yang agak stabil mengandung ferit sangat jenuh dimana karbonnya mengendap dalam bentuk karbida. Hal tersebut terbentuk dengan penguraian austenit dalam rentang temperature antara terbentuknya pearlite dan saat mulai terbentuknya martensit. Dua morfologi bainit yaitu bainit bagian atas dan bawah, dikembangkan di dalam baja-baja. Bainit bagian atas memiliki tampak yang ringan dan lembut seperti bulu dan terbentuk pada bagian atas rentang perubahan bainit, sedangkan bainit bagian bawah memiliki tampak asikular dan terbentuk pada bagian bawah rentang perubahan bainit. Temperatur transisi antara bainit atas dan bawah adalah fungsi kandungan karbon. Bainit atas dan bawah mempunyai sifat mekanik yang berbeda. Bainit bawah memiliki kekuatan yang tinggi dan ketangguhan yang tinggi daripada bainit atas.

3.3 Sementit

Sementit adalah senyawa besi dan karbom, diketahui secara kimia sebagai besi karbid dan memiliki rumus kimia Fe3C. Sementit memiliki struktur kristal orthorhombic dan merupakan fase agak stabil namun sangat keras dan sangat rapuh. Ketika fase tersebut terdapat pada baja, komposisi kimianya diubah dengan keberadaan mangan dan unsur-unsur pembentuk karbid.

Diagram 3.4 Diagram CCT untuk baja karbon industri yang mengandung 0,38 % karbon dan 0,7 % mangan. Garis vertikal putus-putus menunjukkan transformasi yang terjadi dalam diameter batang 10 mm setelah pendingin udara, pendingin minyak dan pendingin air, masing-masing ( sumber : Ref 8 )

3.4 Ferrite

Ferrite adalah larutan padat dari satu atau lebih elemen dalam besi alfa atau besi delta. Kecuali ditunjuk ( misalnya sebagai Kromium ferit ), zat terlarut umumnya dianggap karbon. Pada diagram fase besi-karbon, ada dua wilayah ferit dipisahkan oleh daerah austenit. Daerah yang lebih rendah adalah alfa ferit dan daerah atas adalah delta ferrite. Jika tidak ada penetapan, alfa ferrite diasumsikan. Ferit memiliki bentuk berpusat struktur kubik dan merupakan fase stabil. Alfa sangat lembut dan ulet.

3.5 Martensite

Martensit merupakan larutan padat yang sangat jenuh (supersaturated) dari carbon dalam besi. Martensit memiliki bentuk rangka berstruktur tetragonal terpusat dan fase yang metastable. Berdasarkan dari kandungan karbonnya, martensit bisa menjadi sangat bisa sangat keras dan rapuh, dan karena kerapuhannya, besi martensit biasanya melalui tempered untuk mengembalikan sifat keuletan dan ketangguhannya. Martensite dapat dibuat dengan mentransformasikan austenite dengan mekanisme non-diffusional dan dapat berlangsung apabila laju pendinginan cukup tinggi untuk mencegah austenite bertransformasi ke ferrite, pearlite, dan bainite. Transformasi dari austenite ke martensite terjadi pada jarak temperature Ms-Mf dan berlangunsg ketika temperatut menurun. Dua morfologi dari martensit, lath dan plat martensit, pembentukan baja. Lath martensite terbentuk dengan kandungan karbon diatas 0.6% plat martensit terbentuk dengan kandungan karbon lebih besar dari 1.0% dan lath campuran dan plat martensite mikrostruktur terbentuk dari kandungan karbon antara 0.6% dan 1.0%.

Table 3.1 Efek dari konsentrasi karbon dan persentasi martensite pada kekerasan as-quenched pada besi

3.5.1 The Martensite Transformation Range

Ms. Temperature dimana austenite mulai bertransformasi menjadi martensite selama pendinginan

Ms(oC) = 539 423 % C 30.4% Mn 12.1 % Cr 17.7 % Ni 7.5 % Mo (Ref. 5)

Mf. Temperatur dimana austenit telah hampir berubah sempurna menjadi martensit selama pendinginan.

Mf(C)=Ms(C) 215 (Ref. 10)

3.6 Pearlit

Pearlit adalah agregat agak stabil yang mengandung lamella ferit dan sementit. Pearlit terbentuk dengan penguraian eutektoid austenite. Kekuatan dan kekerasan pearlit bertambah dengan berkurangnya ruang intermellar

4 KEKERASAN

Kekerasan merupakan kapasitas baja untuk menaikkan perubahan martensit dan/atau bainit. Hal tersebut menentukan dalamnya dan distribusi membentuk kekerasan dengan pendinginan. Kekerasan biasanya menjadi faktor paling penting dalam pemilihan baja dalam tahap perlakuan panas/

Kekerasan baja adalah sifat material, dimana fungsi utama komposisi kimia baja dan ukuran bijih austenite lebih diutamakan untuk proses pendinginan. Penambahan faktor-faktor ini biasanya menambah kekerasan.

Kekerasan sering digunakan dalam ketentuan diameter kritis ideal (DI) dan data kekerasan pasca pendinginan.

4.1 Diameter Kritis Ideal

Diameter kritis ideal (DI) diartikan sebagai diameter lingkar batang baja yang akan membentuk 50% martensit pada pusatnya ketika ditujukan pada pendinginan yang diasumsikan bahwa permukaan batang mendingin secara instan menjadi temperatur medium pendinginan. (DI) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

DI = DI MFSi MFMn MFCr MFMo MFNi MFCu MFV

Dimana:

DIo adalah basis diameter ideal, dan bergantung pada kandungan karbon juga ukuran bijih austenite. MFx adalah factor pengali untuk element alloy x (see Ref. 11 dan 12).

Nilai dari diameter kritis ideal (DI) diperoleh dari ukuran kekerasan pada baja dan tidak bergantung pada medium quenching. Diameter kritis ideal (DI) dapat digunakan untuk memprediksi dari diameter lingkar dimana akan membentuk 50% martensite pada tengahnya setelah pendinginan (quenching) pada medium pendinginan yang diketahui.

4.2 Pasca pendinginan Test Kekerasan

Metode ekperimental yang paling sering digunakan untuk menentukan kekerasan dari unalloyed dan baja low alloy, dengan diameter kritis ideal (DI) dari 25-150 mm, pasca pendinginan kekerasan atau Jominy test. Test ini banyak digunakan untuk memonitor kekerasan untuk tujuan kualitas control, dan juga untuk pemilihan baja untuk bagian perlakuan panas. Test akhir kekerasan adalah sebuah test standard, dimana sebagian test dengan pemanasan secara silinder menjadi temperature austenite dan setelah di pendinginan cepat menggunakan air jet yang diberikan dari awal sampai akhir. Variasi dalam kekerasan dengan jarak dari akhir pendinginan cepat (Jominy curve) mengkaterisasi kekerasan dari besi.

Dari eksperimen determinasi kurva Jominy, jarak dari akhir pendinginan cepat untuk 50% martensit bisa di nilai, menggunakan kemiringan maksimal dari kurva kekerasan. Ini bisa dikonversi kedalam diameter kritis yang ideal, dan pada akhirnya kedalam diameter dari sebuah lingkaran dimana akan membentuk 50% martensit pada pusat setelah pendinginan cepat dalam kekerasan oleh pendinginan cepat.

Tingkat kekerasan dari suatu besi di presentasikan sebagai sebuah garis. Sebuah tipikal garis tingkat kekerasan di tunjukkan pada Fig. 3.5 Bagian atas kurva dari garis merepresentasikan nilai

Gambar 3.5 Garis jenis pasca kekerasan (Sumber: Ref. 13)

maksimum kekerasan yang berhubungan dengan batas atas komposisi dari besi, dan bagian bawah kurva dari garis merepresentasikan nilai minimum yang berhubungan dengan batas bawah komposisi dari jarak yang berhubungan.

5 PRINSIP EFEK DARI ELEMEN PADA BESI

5.1 Aluminium

a. Digunakan sebagai sebuah deoxidizer.

b. pertumbuhan butir austenite

c. mengurangi susceptibility untuk peregangan ageing

d. membentuk nitrida yang sangat keras. Digunakan sebagai sebuah perpaduan element dari besi nitrida.

e. Meningkatkan ketahanan temperature oksidasi

5.2 Antimony (Sb)

a. meningkatkan susceptibility untuk penguatan kerapuhan.