Upload
dian
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
1/38
BAB I
Fisiologi Penghidu
FISIOLOGI HIDUNG
Berdasarkan teori struktural, teori evolusioner dan teori fungsional, fungsi fisiologis hidung dan sinus
paranasal adalah :1. fungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara (air conditioning), penyaring udara,
humdufikasi, penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan mekanisme imunoligik lokal
2. fungsi penghidu karena terdapatnya mukosa olfaktorius dan reservoir udara untuk
menampung stimulus penghidu
3. fungsi fonetik yang berguna untuk resonansi suara, membantu proses bicara dan mencegah
hantaran suara sendiri melalui konduksi tulang
. fungsi statik dan mekanik untuk meringankan beban kepala, proteksi terhadap trauma dan
pelindung panas
!. "efleks nasal
1
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
2/38
FUNGSI RESPIRASI
#dara inspirasi masuk ke hidung menu$u sistem respirasi melalui nares anterior, lalu naik ke
atas setinggi konka media dan kemudian turun ke ba%ah ke arah nasofaring.aliran udara di hidung ini
berbentuk lengkungan atau arkus.
#dara yang dihirup akan mengalami humidifikasi oleh parut lendir. &ada musim panas, udara
hampir $enuh oleh uap air sehingga ter$adi sedikit penguapan udara inspirasi oleh parut lendir,
sedangkan pada musim dingin akan ter$adi sebaliknya.
'uhu udara yang melalui hidung diatur sehingga berkisar 3 dera$at celcius. ungsi pengatur
suhu ini dimungkinkan oleh banyaknya pembuluh darah di ba%ah epitel dan adanya permukaan konka
dan septum yang luas.
&artikel debu, virus, bakteri dan $amur yang terhirup bersama udara akan disaring di hidung
oleh :
a. "ambut (vibrisssae) pada vestibulum nasi
b. 'ilia
c. &arut lendir
*ebu dan bakteri akan melekat pada parut lendir dan partikel+partikel yang besar akan
dikeluarkan dengan refleks bersin.
FUNGSI PENGHIDU
idung $uga beker$a sebagai indra penghidu dan pengecap dengan adanya mukosa olfaktorius
pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum.
&artikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila
menarik napas dengan kuat.
ungsi hidung untuk membantu indra pengecap adalah untuk membedakan rasa manis yang
berasal dari berbagai macam bahan seperti perbedaan rasa manis sta%berri, $eruk, pisang atau coklat.
-uga untuk membedakan rasa asam yang berasal dari cuka dan asam $a%a.
*i$alankan oleh mukosa olfaktorius à terletak di atap rongga hidung, konka superior, dan
sepertiga bagian atas septum
erdiri dari 3 $enis sel (sel reseptor olfaktorius, sel penun$ang, sel basal)
/kson sel reseptor olfaktorius à saraf olfaktorius
"eseptor sel reseptor olfaktorius membentuk silia à tempat melekat odoran
'yarat odoran mudah dibaui
0ukup mudah menguap
0ukup larut air
2
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
3/38
doran à ditangkap silia à sel reseptor olfaktorius à bulbus olfaktorius à glomerulus à sel
mitral lomerulus à menerima sinyal yang mendeteksi komponen bau tertentu
'el mitral à menyempurnakan sinyal bau dan memancarkan ke otak
-alur ke otak
"ute subkorteks à makan, ka%in, orientasi arah
"ute talamus ke korteks à persepsi sadar dan diskriminasi halus bau
FUNGSI FONETIK
"esonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. 'umbatan
hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang sehingga terdengar suara sengau
(rinolalia).
idung membantu pembentukan konsonan nasal (m, n , ng), rongga mulut tertutup dan hidung
terbuka dan palatum mole turun untuk aliran udara.
FUNGSI NASAL
ukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna,
kardiovaskuler dan pernapasan. 4ritasi mukosa hidung akan menyebabkan refleks bersin dan napas
berhenti. "angsang bau tertentu akan menyebabkan sekresi kelen$ar liur,lambung dan pankreas.
BAB II
3
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
4/38
Obat AntiHista!in I dan II
istamin adalah suatu alkaloid yang disimpan di dalam sel mast, dan menimbulkan berbagai proses faal dan patologik. istamin pada manusia adalah mediator penting untuk reaksi+
reaksi alergi yang segera dan reaksi inflamasi, mempunyai peranan penting pada sekresi asam
lambung, dan berfungsi sebagai neurotransmitter dan modulator. 5fek histamin adalah pada
organ sasaran, direk atau indirek terhadap aktivasi berbagai sel inflamasi dan sel efektor yang
berperan pada penyakit alergi. istamin berinteraksi dengan reseptor spesifik pada berbagai
$aringan target. "eseptor histamin ditemukan pada sel basofil, sel mast , neutrofil, eosinofil,
limfosit, makrofag, sel epitel dan endotel. "eseptor histamin dibagi men$adi histamin 1 (1),
histamin 2 (2) dan histamin 3 (3).
ANTIHISTA"IN
ANTIHISTA"IN PENGHA"BAT RESEPTOR H# $AH#%
/ntihistamin 1 merupakan salah satu obat terbanyak dan terluas digunakan di seluruh dunia.
akta ini membuat perkembangan sekecil apapun yang berkenaan dengan obat ini men$adi
suatu hal yang sangat penting. 'emisal perubahan dalam penggolongan antihistamin 1.
*ulu, antihistamin+1 dikenal sebagai antagonis reseptor histamin 1. 6amun baru+baru ini,
seiring perkembangan ilmu farmakologi molekular, antihistamin 1 lebih digolongkan
sebagai inverse agonist ketimbang antagonis reseptor histamin 1.
'uatu obat disebut sebagai inverse agonist bila terikat dengan sisi reseptor yang sama dengan
agonis, namun memberikan efek berla%anan. -adi, obat ini memiliki aktivitas intrinsik
(efikasi negatif) tanpa bertindak sebagai suatu ligan. 'edangkan suatu antagonis beker$a
dengan bertindak sebagai ligan yang mengikat reseptor atau menghentikan kaskade pada sisi
yang ditempati agonis. Beda dengan inverse agonist , suatu antagonis sama sekali tidak
berefek atau tidak mempunyai aktivitas intrinsik.
Penggolongan Antihista!in H# $AH#%
4
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
5/38
'ebelumnya antihistamin dikelompokkan men$adi 7 grup berdasarkan struktur kimia, yakni
etanolamin, etilendiamin, alkilamin, pipera8in, piperidin, dan fenotia8in. &enemuan
antihistamin baru yang ternyata kurang bersifat sedatif, akhirnya menggeser popularitas
penggolongan ini. /ntihistamin kemudian lebih dikenal dengan penggolongan baru atas dasar
efek sedatif yang ditimbulkan, yakni generasi pertama, kedua, dan ketiga.
abel 1. &enggolongan /ntihistamin 1 (/1)
/ntihistamin ( /1) enerasi &ertama
1.
/8atadine
1./8elastine
1.
Brompheniramine
1.
0hlorpheniramine
1.
0lemastine
1.
0yproheptadine
1.
*e9chlorpheniramine
1.
ydro9y8ine
1.
&rometha8ine
1.
ripelennamine
/ntihistamin ( /1) enerasi edua
1.
0etiri8ine
5
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
6/38
1.
;oratadine
/ntihistamin ( /1) enerasi etiga
1. e9ofenadine
1. *esloratadine
enerasi pertama dan kedua berbeda dalam dua hal yang signifikan. enerasi pertama lebih
menyebabkan sedasi dan menimbulkan efek antikolinergik yang lebih nyata. al ini
dikarenakan generasi pertama kurang selektif dan mampu berpenetrasi pada sistem saraf pusat (''&) lebih besar dibanding generasi kedua. 'ementara itu, generasi kedua lebih
banyak dan lebih kuat terikat dengan protein plasma, sehingga mengurangi kemampuannya
melintasi otak.
'edangkan generasi ketiga merupakan derivat dari generasi kedua, berupa metabolit
(desloratadine dan fe9ofenadine) dan enansiomer (levocetiri8ine). &encarian generasi ketiga
ini dimaksudkan untuk memperoleh profil antihistamin yang lebih baik dengan efikasi tinggi
serta efek samping lebih minimal.
Fa&!a'ologi
'ebagai inverse agonist , antihistamin 1 beraksi dengan bergabung bersama dan
menstabilkan reseptor 1 yang belum aktif, sehingga berada pada status yang tidak aktif.
&enghambatan reseptor histamin 1 ini bisa mengurangi permeabilitas vaskular, pengurangan
pruritus, dan relaksasi otot polos saluran cerna serta napas. 'ecara klinis, antihistamin 1
generasi pertama ditemukan sangat efektif berbagai ge$ala rhinitis alergi reaksi fase a%al,
seperti rhinorrhea, pruritus, dan sneezing . api, obat ini kurang efektif untuk mengontrol
nasal congestion yang terkait dengan reaksi fase akhir.
'ementara itu antihistamin generasi kedua dan ketiga memiliki profil farmakologi yang lebih
baik. eduanya lebih selektif pada reseptor perifer dan $uga bisa menurunkan lipofilisitas,
sehingga efek samping pada ''& lebih minimal. *i samping itu, obat ini $uga memiliki
kemampuan anti alergi tambahan, yakni sebagai antagonis histamin. /ntihistamin generasi
baru ini mempengaruhi pelepasan mediator dari sel mast dengan menghambat influks ion
6
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
7/38
kalsium melintasi sel mast atau membaran basofil plasma, atau menghambat pelepasan ion
kalsium intraseluler dalam sel. bat ini menghambat reaksi alergi dengan beker$a pada
leukotriene dan prostaglandin, atau dengan menghasilkan efek anti-platelet activating factor .
/ntihistamin 1 diduga $uga memiliki efek anti inflamasi. al ini terlihat dari studi in vitro
desloratadine, suatu antihistamin 1 generasi ketiga. 'tudi menun$ukkan, desloratadine
memiliki efek langsung pada mediator inflamatori, seperti menghambat pelepasan
intracellular adhesion molecule-1 (40/+1) oleh sel epitel nasal, sehingga memperlihatkan
aktivitas anti+inflamatori dan imunomodulatori. emampuan tambahan inilah yang mungkin
men$elaskan kenapa desloratadine secara signifikan bisa memperbaiki nasal congestion pada
beberapa double-blind, placebo-controlled studies. 5fek ini tak ditemukan pada generasi
sebelumnya, generasi pertama dan kedua. 'ehingga perlu dilakukan studi lebih lan$ut untuk
menguak misteri dari efek tambahan ini.
'elain itu efek yang dihasilkan dari antihistamin 1 antara lain :
• 5fek sedasi
/ntihistamin 1 generasi pertama memiliki efek sedasi yang cukup besar sehingga berguna
sebagai bantuan tidur dan tidak sesuai untuk penggunaan pada siang hari. &ada anak < anak
(dan $arang ter$adi pada de%asa) menimbulkan eksitasi daripada sedasi. &ada dosis toksik
yang tinggi dapat menyebabkan agitasi, ke$ang, dan koma. 'edangkan /ntihistamin 1
generasi kedua hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak mempunyai ker$a sedatif atau
stimulasi. bat antihistamin 1 generasi kedua (atau metabolitnya) $uga mempunyai efek
autonomik yang lebih sedikit dari antihistamin 1 generasi pertama.
• 5fek anti mual dan anti muntah
Beberapa antihistamin 1 generasi pertama mempunyai aktivitas bermakna dalam mencegah
ter$adinya motion sickness (mabuk kendaraan), tetapi kurang efektif $ika sudah ter$adi
mabuk.
• 5fek anti parkinsonisme
7
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
8/38
*iduga karena efek antikolinergik, beberapa antihistamin 1 mempunyai efek supresi akut
yang bermakna pada ge$ala < ge$ala parkinsonisme yang dikaitkan dengan penggunaan obat
parkinsonisme tersebut.
• er$a antikolinoseptor
Banyak agen dari generasi pertama, khususnya subgrup ethanolamine dan ethylendiamine,
mempunyai efek menyerupai atropin yang bermakna pada reseptor muskarinik perifer.
• er$a penyekat adrenoseptor
5fek penyekat reseptor alfa dapat dibuktikan untuk beberapa antihistamin 1, khususnya di
dalam subgrup phenothia8ine, misalnya prometha8ine. er$a tersebut dapat mengakibatkan
hipotensi ortostatik pada orang+orang yang rentan. &enyekatan terhadap reseptor beta tidak
ter$adi.
• er$a penyekat serotonin
5fek penyekatan yang kuat terhadap reseptor serotonin telah dibuktikan pada beberapa
generasi pertama antihistamin 1, terutama cyproheptadine. bat tersebut digunakan sebagai
antiserotonin, tetapi obat tersebut mempunyai struktur kimia yang menyerupai antihistamin
phenothia8ine dan merupakan suatu obat penyekat 1 yang kuat.
• /nestesi lokal
/ntihistamin 1 generasi pertama merupakan anestesi lokal yang efektif karena menyekatkanal kalsium di membran yang eksitabel. *iphenhidramine dan prometha8ine kadang
digunakan sebagai anestesi lokal pada pasien alergi terhadap obat+obat anestetik lokal yang
konvensional.
Fa&!a'o'ineti'
'etelah pemberian oral atau parenteral, antihistamin 1 diabsorpsi secara baik. &emberian
antihistamin 1 secara oral efeknya timbul 1!+3= menit dan maksimal setelah 1+2 $am,
mencapai konsentrasi puncak plasma rata+rata dalam 2 $am. 4katan dengan protein plasma
8
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
9/38
berkisar antara >+??@. adar tertinggi terdapat pada paru+paru sedangkan pada limpa,
gin$al, otak, otot, dan kulit kadarnya lebih rendah. 'ebagian besar antihistamin 1
dimetabolisme melalui hepatic microsomal mixed-function oxygenase system, tetapi dapat
$uga melalui paru+paru dan gin$al. onsentrasi plasma yang relatif rendah setelah pemberian
dosis tunggal menun$ukkan kemungkinan ter$adi efek lintas pertama oleh hati. /ntihistamin
1 dieksresi melalui urin setelah 2 $am, terutama dalam bentuk metabolitnya.
Aaktu paruh antihistamin 1 sangat bervariasi. lorfeniramin memiliki %aktu paruh cukup
pan$ang sekitar 2 $am, sedang akrivastin hanya 2 $am. Aaktu paruh metabolit aktif $uga
sangat berbeda $auh dengan obat induknya, seperti astemi8ole 1,1 hari sementara metabolit
aktifnya, N-desmethylastemizole, memiliki %aktu paruh ?,! hari. al inilah yang mungkin
men$elaskan kenapa efek antihistamin 1 rata+rata masih eksis meski kadarnya dalam darah
sudah tidak terdeteksi lagi. Aaktu paruh beberapa antihistamin 1 men$adi lebih pendek pada
anak dan $adi lebih pan$ang pada orang tua, pasien disfungsi hati, dan pasien yang menerima
ketokona8ol, eritromisin, atau penghambat microsomal oxygenase lainnya.
Penggunaan Klinis
Indi'asi
/ntihistamin 1 berguna untuk pengobatan simptomatik berbagai penyakit alergi dan
mencegah atau mengobati mabuk per$alanan. /ntihistamin generasi pertama digunakan untuk
mengatasi hipersensitifitas, reaksi tipe 4 yang mencakup rhinitis alergi musiman atau tahunan,
rhinitis vasomotor , alergi kon$unktivitas, dan urtikaria. /gen ini $uga bisa digunakan sebagai
terapi anafilaksis ad$uvan.
*ifenhidramin, hidroksi8in, dan prometa8in memiliki indikasi lain disamping untuk reaksi
alergi. *ifenhidramin digunakan sebagai antitusif, sleep aid , anti+parkinsonism atau motion
sickness. idroksi8in bisa digunakan sebagai pre+medikasi atau sesudah anestesi umum,
analgesik ad$uvan pada pre+operasi atau prepartum, dan sebagai anti+emetik. &rometa8in
digunakan untuk motion sickness, pre+ dan postoperative atau obstetric sedation.
abel 2. 4ndikasi /ntihistamin 1
Indi'asi Gene&asi Pe&ta!a (ang Dia'ui FDAD&ug Na!e Batas Usia Indi'asi
9
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
10/38
/8atadine 12 tahun &/", '/", 0#
/8elastine 3 tahun &/", '/", C", /0
Brompheniramine 7 tahun /", " ype 1
0hlorpheniramine 2 tahun /"
0lemastine 7 tahun &/", '/", 0#0yproheptadine 2 tahun &/", '/", 0#
*e9chlorpheniramine 2 tahun &/", '/", 0#
ydro9y8ine Bisa diberikan D 7
tahun
&ruritus, sedasi, analgesia, anti+
emetik
&rometha8ine 2 years old " ype 1, 'edation, otion
sickness, /nalgesia
ripelennamine 1 bulan &/", '/", 0#
E&/" F perennial allergic rhinitis, '/" F seasonal allergic rhinitis, 0# Fchronic urticaria, " ype 1 F hypersensitivity reaction type 1, /" F allergic
rhinitis, C" F vasomotor rhinitis, /0 F allergic con$unctivitis
Indi'asi Antihista!in Gene&asi II ) III (ang dia'ui FDA
Na!a Obat Batas Usia Indi'asi
0etiri8ine 2 tahun &/", '/", 04#
e9ofenadine 7 tahun '/", 04#
;oratadine 2 tahun '/", 04#
*esloratadine 12 tahun &/", '/", 04#
E&/" F perennial allergic rhinitis, '/" F seasonal allergic rhinitis, 04# F
chronic idiopathic urticaria
Dosis Dan "asa Ke&*a
abel 3. *osis *an asa er$a /ntihistamin 1
!
bat G efek sedatif *osis reguler
orangde%asa
(mg)
asa ker$a
($am)
/ktivitas
antikolinergik
eterangan
/644'/46 565"/'4 &5"//
5thanolamin G H < HHH
0arbino9amin (listin) +> 3+ HHH 'edasi ringan+menengah
*ymenhydrinate (garam) != +7 HHH 'edasi lan$utI aktivitas
anti motion sickness
10
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
11/38
*iphenydramine (dramamine)
*iphenhydramine
(benadryl,dll)
2!+!= +7 HHH 'edasi lan$utI aktivitas
anti motion sickness*o9ylamine 1,2!+2! 'edasi lan$utI tersedia
dalam bentuk obat
pembantu tidur
5thylamineddiamine G H < HH
&yrilamine (6eo+/ntergen) 2!+!+ H 'edasi menengahI
komponen obat
pembantu tidur
&yrilamine (&B2,dll) 2!+!= H 'edasi menengahbat G efek sedatif *osis reguler
orangde%asa
(mg)
asa ker$a
($am)
/ktivitas
antikolinergik
eterangan
*erivat pipera8ine G H < HHH
ydro9y8ine (/tarak,dll) 1!+1== 7+2 'edasi lan$ut
0ycli8ine (mare8ine) 2!+!= + 'edasi ringanI aktivitas
anti motion sickness
ecli8ine (bonine,dll) 2!+!= 12+2 + 'edasi ringanI aktivitas
anti motion sickness
/lkylamine G H < HH
Bropheniramine (dimetane,dll) +> +7 H 'edasi ringan
0hlorpheniramine
(chlortrimeton,dll)
+> +7 HHH 'edasi ringanI tersedia
dalam komponen
pera%atan flu
*erivat phenothia8ine G HHH
&rometha8ine (phenergen,dll) 1=+2! +7 HHH 'edasi lan$utI antiemetik ;ain+lain
0yproheptadine (periactin,dll) H 'edasi menengahI $uga
mengandung aktivitas
antiserotonin
/644'/46 565"/'4 5*#/
&iperidine
e9ofenadine (allegra) 7= + "esiko rendah dari
aritmia
;ain+lain
11
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
12/38
;oratadine (claritin) 1= 12 + /ksi yang lebih lan$ut
0atiri8ine (Jyrtec) !+1= +
E+e' Sa!,ing
&ada dosis terapi, semua antihistamin 1 menimbulkan efek samping %alaupun $arang
bersifat serius dan kadang+kadang hilang bila pengobatan diteruskan. erdapat variasi yang
besar dalam toleransi obat antar individu, kadang+kadang efek samping ini sangat
mengganggu sehingga terapi perlu dihentikan.
5fek 'amping /ntihistamin 1 enerasi &ertama :
1. /lergi : fotosensitivitas, shock anafilaksis, ruam, dan dermatitis.
2. ardiovaskular : hipotensi postural, palpitasi, refleks takikardia, trombosis vena pada
sisi in$eksi (4C prometa8in)
3. 'istem 'araf &usat : dro%siness, sedasi, pusing, gangguan koordinasi, fatigue,
bingung, reaksi e9trapiramidal bisa sa$a ter$adi pada dosis tinggi
. astrointestinal : epigastric distress, anoreksi, rasa pahit (nasal spray)
!. enitourinari : urinary freKuency, dysuria, urinary retention
7. "espiratori : dada sesak, %hee8ing, mulut kering, epitaksis dan nasal burning (nasal
spray)
/ntihistamin enerasi kedua dan ketiga :
1. /lergi : fotosensitivitas, shock anafilaksis, ruam, dan dermatitis.
2. ''& : mengantukG dro%siness, sakit kepala, fatigue, sedasi
3. "espiratori : mulut kering
. astrointestinal : nausea, vomiting, abdominal distress (cetiri8ine, fe9ofenadine)
12
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
13/38
5fek samping ''& sebanding dengan placebo pada u$i klinis, kecuali cetiri8ine yang tampak
lebih sedatif ketimbang placebo dan mungkin sama dengan generasi pertama. 5fek samping
pada respiratori dan gastrointestinal lebih $arang dibanding generasi pertama.
Beberapa efek samping lain dari antihistamin :
• 5fek sedasi
*ari hasil penelitian oleh perocek, dibandingkan difenhidramin 2L!= mg dengan loratadine
dosis tunggal 2= mg. asilnya memperlihatkan efek sedasi difenhidramin lebih besar
dibanding loratadine. -adi loratadine tidak mempengaruhi kemampuan mengendarai, tingkat
ke%aspadaan siang hari dan produktifitas ker$a. -uga loratadin menghilangkan ge$ala rhinitis
alergi musiman secara efektif dan absorbsi oralnya sangat cepat serta memiliki masa ker$a
yang pan$ang, sehingga cukup diberikan sekali dalam sehari.
• angguan psikomotor
Maitu gangguan dalam peker$aan yang melibatkan fungsi psikomotor, merupakan masalah
yang men$adi perhatian dalam terapi yang menggunakan antihistamin. 5fek samping terlihat
saat pasien melakukan kegiatan dengan resiko fisik seperti mengendarai mobil, berenang,
gulat, atau melakukan peker$aan tangan. angguan fungsi psikomotor adalah efek yang
berbeda dari ter$adinya sedasi (rasa mengantuk).
• angguan kognitif
/dalah gangguan terhadap kemampuan bela$ar, konsentrasi atau ketrampilan di tempat
beker$a. *ari hasil penelitian memperlihatkan antihistamin generasi pertama terutama
difenhidramin menyebabkan gangguan kemampuan bela$ar, konsentrasi, atau ketrampilan di
tempat ker$a. 'edangkan loratadin meniadakan efek negative dari rhinitis alergi terhadap
kemampuan bela$ar.
• 5fek kardiotoksisitas
/ntihistamin selama ini dianggap sebagai obat yang aman, tetapi se$ak akhir tahun >=+an
mulai muncul beberapa $enis antihistamin yang digunakan dengan dosis yang berlebihan.
13
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
14/38
'ehingga dapat menyebabkan pasien yang menggunakan mengalami gangguan pada $antung
(kardiotoksisitas).
#ntuk pasien yang aktif beker$a harus berhati+hati dalam menggunakan antihistamin, karena
beberapa antihistamin memiliki efek samping sedasi (mengantuk), gangguan psikomotor dan
gangguan kognitif. /kibatnya bila digunakan oleh orang yang melakukan peker$aan dengan
tingkat ke%aspadaan tinggi sangat berbahaya.
Kont&aindi'asi
/ntihistamin generasi pertama:
1. ipersensitif terhadap antihistamin khusus atau terkait secara struktural
2. Bayi baru lahir atau premature
3. 4bu menyusui
. Narrow-angle glaucoma
!. Stenosing peptic ulcer
7. ipertropi prostat simptomatik
. Bladder neck obstruction
>. &enyumbatan pyloroduodenal
?. e$ala saluran napas atas (termasuk asma)
1=. &asien yang menggunakan monoamine oxidase inhibitor (/4)
11. &asien tua.
/ntihistamin generasi kedua dan ketiga :
1. ipersensitif terhadap antihistamin khusus atau terkait secara struktural
Inte&a'si Obat
14
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
15/38
abel . 4nteraksi bat
&recipitant *rug b$ect *rug 5ffect
/ntihistamin /lkohol, depresan ''& enambah efek depresan ''&
dan efek lebih kecil pada
antihistamin generasi kedua dan
ketiga.
/ntifungi /8ole dan /ntibiotik
akrolida :
a8ithromycin, clarithromycin,
erythromycin, flucona8ole,
itracona8ole, ketocona8ole,
micona8ole
loratadine,
desloratadine
eningkatkan kadar plasma
obect drug
0imetadine loratadine eningkatkan kadar plasma
obect drug
;evodopa prometha8ine enurunkan efek levodopa
/4s:
phenel8ine, isocarbo9a8id,
tranylcypromine
/ntihistamin generasi
pertama
Bisa memperlama dan
memperkuat efek antikolinergik
dan sedative antihistamin,
sehingga bisa ter$adi hipotensi
dan efek samping ekstrapiramidal
&rotease 4nhibitors:
ritonavir, indinavir, saKuinavir,
nelfinavir
/ntihistamin generasi
pertama, loratadine
eningkatkan kadar plasma
obect drug
'erotonin "euptatke 4nhibitors
(''"4s):
fluo9etine, fluvo9amine,
nefa8odone, paro9etine,
sertraline
/ntihistamin generasi
pertama
eningkatkan kadar plasma
obect drug
ANTIHISTA"IN PENGHA"BAT RESEPTOR H- $AH-%
"eseptor histamin 2 berperan dalam efek histamin terhadap sekresi cairan lambung,
perangsangan $antung. Beberapa $aringan seperti otot polos pembuluh darah mempunyai
kedua reseptor yaitu 1 dan 2.
15
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
16/38
'e$ak tahun 1?> di /merika 'erikat telah diteliti peran potensial antihistamin 2 cimetidine
untuk penyakit kulit. &ada tahun 1?>3, ranitidine ditemukan pula sebagai antihistamin 2.
Baik simetidin maupun raditidin diberikan dalam bentuk oral untuk mengobati penyakit kulit.
edua obat tersedia dalam bentuk in$eksi intramuskular dan intravena.
Fa&!a'odina!i'
'imetidin dan ranitidin menghambat reseptor 2 secara selektif dan reversibel. &erangsangan
reseptor 2 akan merangsang sekresi cairan lambung, sehingga pada pemberian simetidin
atau ranitidin sekresi cairan lambung dihambat.
Fa&!a'o'ineti'
Bioavaibilitas oral simetidin sekitar =@, sama dengan setelah pemberian 4C atau 4. 4katan
protein plasmanya hanya 2=@. /bsorpsi simetidin diperlambat oleh makanan. /bsorpsi
simetidin terutama ter$adi pada menit ke 7=+?=. 'imetidin masuk ke dalam ''& dan kadarnya
dalam cairan spinal 1=+2=@ dari kadar serum. 'ekitar !=+>=@ dari dosis 4C dan =@ dari
dosis oral simetidin dieksresi dalam bentuk asam dalam urin. asa paruh eliminasinya
sekitar 2 $am.
Bioavaibilitas ranitidin yang diberikan secara oral sekitar !=@ dan meningkat pada pasien
penyakit hati. asa paruhnya kira+kira 1,+3 $am pada orang de%asa, dan meman$ang pada
orangtua dan pada pasien gagal gin$al. &ada pasien penyakit hati masa paruh ranitidin $uga
meman$ang meskipun tidak sebesar pada gagal gin$al. adar puncak plasma dicapai dalam 1+
3 $am setelah penggunaan 1!= mg ranitidin secara oral, dan yang terikat protein plasma hanya
1!@. "anitidin mengalami metabolisme lintas pertama di hati dalam $umlah cukup besar
setelah pemberian oral. "anitidin dan metabolitnya dieksresi terutama melalui gin$al, sisanya
melalui tin$a. 'ekitar =@ dari ranitidin yang diberikan 4C dan 3=@ dari yang diberikan
secara oral dieksresi dalam urin dalam bentuk asal.
"e'anis!e A'si
Aalaupun simetidin dan ranitidin berfungsi sama yaitu menghambat reseptor 2, namun
ranitidin lebih poten. 'imetidin $uga menghambat histamin 6+methyl transferase, suatu en8im
yang berperan dalam degrasi histamin. idak seperti ranitidin, simetidin menun$ukkan
aktivitas antiandrogen, suatu efek yang diketahui tidak berhubungan dengan kemampuan
16
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
17/38
menghambat reseptor 2. /ktivitas antiandrogen didapatkan dari inhibisi kompetitif
dyhidrotestosterone pada reseptor androgen perifer.
'imetidin tampak meningkatkan sistem imun dengan menghambat aktivitas sel supresor.
al ini kemungkinan disebabkan oleh blokade reseptor 2 yang dapat dilihat dari supresor
limfosit . 4munitas humoral dan sel dapat dipengaruhi.
Penggunaan Klinis
Indi'asi
'imetidin dan ranitidin diindikasikan untuk tukak peptik. 'imetidin, ranitidin atau antagonis
reseptor 2 mempercepat penyembuhan tukak lambung dan tukak duodenum. /ntihistamin
2 sama efektif dengan pengobatan intensif dengan antasid untuk penyembuhan a%al tukak
lambung dan duodenum. /ntihistamin 2 $uga bermanfaat untuk hipersekresi asam lambung
pada sindrom Jollinger+5llison.
&enggunaan /ntihistamin 2 dalam bidang dermatologi seringkali digunakan ranitidin atau
simetidin untuk pengobatan ge$ala dari mastocytosis sistemik, seperti urtikaria dan pruritus.
&ada beberapa pasien, pengobatan diberikan dosis tinggi.
Dosis
abel !. *osis /ntihistamin 2
bat *osis
'imetidin 9 3== mg
"anitidin 2 9 1!= mgGhari
amotidin 1 9 = mgGhari ( uG tukak lambung atau tukak duodenum aktif)
6i8atidin 1 9 3== mgGhari
E+e' Sa!,ing .
4nsiden efek samping kedua obat ini rendah dan umumnya berhubungan dengan
penghambatan terhadap reseptor 2, beberapa efek samping lain tidak berhubungan dengan
penghambatan reseptor. 5fek samping ini antara lain :
17
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
18/38
1. nyeri kepala
2. pusing
3. malaise
. mialgia
!. mual
7. diare
. konstipasi
>. ruam kulit
?. pruritus
1=. kehilangan libido
11. impoten
1
Kont&aindi'asi
1. ehamilan
2. 4bu menyusui
18
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
19/38
BAB III
Endos'o,i Nasal dan Rhinos'o,i Ante&io&
"hinoskopi digunakan untuk memeriksa rongga hidung . "hinoskopi mencakup dua
prosedur : /nterior rhinoskopi dan &osterior rhinoskopi. &ada rhinoskopi anterior, speculum
dimasukkan melalui hidung untuk memeriksa rongga hidung. &ada rhinoskopi posterior,
pemerikisaan dilakukan untuk memeriksa bagian belakang rongga hidung. "hinoskopi sering
dilakukan bersamaan dengan 0 scan dan pemeriksaan gigi untuk mengevaluasi lebih lan$ut
pasien dengan keluhan pada hidung , sinus atau penyakit nasofaring dan untuk meningkatkan
ketepatan dalam mendiagnosa kelainan. "hinoskopi dapat digunakan untuk mendiagnosa
peradangan, benda asing, tumor, dan infeksi $amur.
&enggunaan rhinoskopi
'elain memungkinkan pemeriksaan visual pada rongga hidung, rhinoskopi $uga dapat
digunakan untuk :
• engidentifikasi penyebab dari tanda+tanda klinis seperti bersin, nasal discharge ,
epistaksis ( mimisan ), stertor (mendengkur) dan stridor (suara inspirasi dan mengi).
• endapatkan sampel $aringan (biopsi ) untuk pemeriksaan sitologi dan evaluasi
histologis. 'ampel dievaluasi untuk mendeteksi peradangan, infeksi, fibrosis dan
kanker.• endapatkan sampel untuk kultur. engobati masalah pada hidung , sinus atau
masalah nasofaring , seperti pengambilan benda asing atau polip hidung , dan
memasukkan obat ke dalam rongga hidung atau sinus untuk mengobati infeksi.
6asal endoskopi melibatkan evaluasi hidung dan sinus dengan visualisasi langsung
menggunakan daya perbesar berkualitas tinggi. 4ni adalah prosedur yang biasa dilakukan
bagian dan berfungsi sebagai alat diagnostik ob$ektif dalam evaluasi mukosa hidung,
19
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
20/38
anatomi sinonasal, dan kelainan hidung. 5ndoskopi nasal dapat dicapai dengan endoskopi
fiberoptik fleksibel atau endoskopi kaku. etika dilakukan oleh praktisi yang berpengalaman,
baik endoskopi fleksibel dan endoskopi kaku biasanya dapat ditoleransi dengan baik .
ambar 1. 5ndoskopi fleksibel
ambar 2. 5ndoskopi kaku
20
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
21/38
5ndoskopi fiberoptik fleksibel memiliki keuntungan men$adi fleksibel dan umumnya lebih
kecil diameternya, sehingga dapat dengan mudah dimanipulasi dalam berbagai arah untuk
menampilkan visualisasi dari daerah tertentu yang sulit dicapai. 6amun, endoskopi fleksibel
membutuhkan 2 tangan untuk manipulasi instrumen dan dengan demikian
prosedurnyamen$adi lebih sulit.
5ndoskopi kaku memberikan ke$elasan gambar yang superior, memfasilitasi proses
pengambilan sampel $aringan, mengontrol epistaksis dengan lebih baik, dan memfasilitasi
endoscopist untuk melakukan operasi. 5ndoskopi kaku untuk hidung hadir dalam diameter
2,+ mm dan memiliki u$ung dengan sudut yang berbeda ( umumnya =+=o) , yang
memungkinkan dokter untuk memvisualisasikan berbagai daerah dalam rongga hidung dan
sinus .
'elain memberikan visualisasi yang unggul, endoskopi hidung menyediakan peningkatan
pencahayaan, daya pembesaran, dan kemampuan untuk menavigasi langsung ke daerah+
daerah patologis. /kibatnya pemeriksa mendapatkan evaluasi diagnostik yang lebih akurat
dan menyeluruh. *alam satu studi, endoskopi hidung dapat mengidentifikasi kelainan hidung
di hampir = @ dari pasien yang memiliki hasil normal pada pemeriksaan rhinoskopi
anterior. 5ndoskopi memainkan peran penting dalam pra operasi, pasca operasi , dan
mana$emen medis pasien dengan keluhan sinonasal.
4ndikasi untuk nasal endoskopi terdiri dari :
• 4dentifikasi a%al dari penyakit pada pasien yang mengalami ge$ala sinonasal
(misalnya, sekret mukopurulen, nyeri %a$ah atau tekanan, sumbatan hidung atau
kemacetan, atau penurunan indra penciuman)
• 5valuasi respon pasien terhadap pengobatan medis (misalnya, resolusi polip, sekresi
purulen, atau edema mukosa dan inflamasi setelah pengobatan dengan steroid topikal
hidung, antibiotik, steroid oral, dan antihistamin)
• 5valuasi penyakit unilateral
• 5valuasi pasien dengan komplikasi atau komplikasi yang mungkin ter$adi dari
sinusitis
• engambil sampel untuk kultur secret purulen
• &engeluaran krusta, lendir, dan fibrin dari hidung yang tersumbat dan rongga sinus
setelah operasi sinus endoskopik fungsional.
21
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
22/38
• 5valuasi untuk kekambuhan patologi setelah 5'' (ini sangat berharga dalam
pemantauan kekambuhan tumor intranasal)
• 5valuasi dan biopsi dari massa atau lesi di hidung
• 5valuasi nasofaring untuk hiperplasia limfoid, masalah tuba eustachius, dan sumbatan
hidung
• 5valuasi kebocoran cairan serebrospinal (0')
• 5valuasi dan pengobatan epistaksis
• 5valuasi hiposmia atau anosmia
• 5valuasi dan pengeluaran benda asing hidung
22
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
23/38
BAB I/
Sinusitis "a'sila&is dan F&ontalis
De+inisi
'inusitis akhiran umum dalam kedokteran itis berarti peradangan karena itu sinusitis
adalah suatu peradangan sinus paranasal. 'inusitis adalah penyakit yang ter$adi di daerah
sinus. 'inus itu sendiri adalah rogga udara yang terdapat di area %a$ah yang terhubung
dengan hidung. ungsi dari rongga sinus sendiri adalah untuk men$aga kelembapan
hidung dan men$aga pertukaran udara di daeranh hidung. "ongga sinus sendiri terdiri dari
$enis yaitu :
'inus rontal, terletak di atas me$a dibagian tengah dari masing+masing alis
'inus a9illary, terletak diantara tulang pipi, tepat di sampig hisung
'inus 5thmooid, terletak di antara mata, tepat dibelakang tulang hidung
'inus 'phenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid dan di belakang mata
*idalam rongga sinus terdapat lapisan yang terdiri dari bulu+bulu halus yang disebut
dengan cilia. ungsi cilia ini adalah untuk mendorong lender yang diproduksi didalam
sinus menu$u kesaluran parnafasan. erakan cilia mendorong lender ini berguna untuk
membersihkan saluran nafas dari kkotoran ataupun organism yang mungkin ada. etika
lapisan rongga sinus yang menyebabkan lender terperangkap di rongga sinus dan men$adi
tempat tumbuhnya bakteri.
-adi sinusitis ter$adi apabila ter$adi peradangan didaerah lapisan rongga sinus yang
menyebabkan lender erperangkap dirongga sinus dan menadi tempat tumbuhya bekteri.
'inusitas sendiri dapat dibedakan men$adi 2 $enis, yaitu :
'inusitas /kut : ge$ala dirasakan selama 2+> minggu
'inusitas ronis : biasanya ge$ala dirasakan lebih dari > minggu.
Anato!i dan +isiologi sinus
'inus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sulit dideskripsikan
karena bentuknya yang sangat bervariasi. /da empat pasang sinus paranasal mulai dari
yang terbesar yaitu sinus maksilaris, sinus frontal, sinus etmoid, dan sinus sphenoid kanan
dan kiri. 'emua sinus mempunyai muara (ostium) kedalam rongga hidung. 'inus
paranasal dilapisi oleh epitel torak berlapis semu bersilia dan diantaranya terdapat sel+sel
goblet. *iba%ahnya terdapat tunika propria yang mengandung kelen$er mukosa dan
23
http://id.wikipedia.org/wiki/Sinus_paranasalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sinus_paranasal
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
24/38
serosa yang salurannya bermuara dipermukaan epitel. 'ekresi kelen$er ini membentuk
palut lendir (mucous blanket) yang menutupi epitel.
ambar. 'inus &aranasal
SINUS PARANASAL
ungsi 'inus &aranasal
/irconditioning
eseimbangan epala
en$aga 'uhu "esonansi
#0 Sinus "a'sila&is
'inus aksilaris merupakan sinus paranasal yang terbesar dengan volume
kurang lebih 1! cc pada orang de%asa. erbentuk pada usia fetus 4C bulan yang
terbentuk dari prosesus maksilaris arcus 4. Bentuknya piramid, dasar piramid pada
dinding lateral hidung, sedang apeksnya pada prs 8ygomaticus ma9illae.
Berhubungan dengan :
0avum orbita, dibatasi oleh dinding tipis
(berisi n. infra orbitalis) sehingga
$ika dindingnya rusak maka
dapat men$alar ke mata.
igi, dibatasi dinding tipis atau
mukosa pada daerah &2 o1ar.
*uctus nasolakrimalis,
terdapat di dinding cavum nasi.
24
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
25/38
-0 Sinus F&ontalis
'inus frontal terletak di os frontal, mulai terbentuk se$ak bulan fetus berasal
dari sel+sel resesus frontal atau dari sel+sel infundibulum etmoid. 'esudah lahir, sinus
frontal mulai berkembang pada usia >+1= tahun dan akan mencapai ukuran maksimal
sebelum usia 2= tahun.
#kuran sinus frontal adalah 2,> cm tingginya, lebarnya 2, cm, dan dalamnya
2 cm 'inus frontal dipisahkan oleh tulang yang relatif tipis dari
orbita dan fosa serebri anterior, sehingga infeksi dari
sinus frontal mudah men$alar.
10 Sinus Et!oidal
&ada orang de%asa bentuk sinus
etmoid seperti piramid dengan dasarnya
dibagian porterior. #kurannya dari anterior ke posterior
+! cm, tinggi 2, cm, dan lebarnya =,! cm dibagian anterior dan
1,! cm dibagian posterior. erbentuk pada usia fetus bulan 4C.
Bentuknya berupa rongga tulang seperti
sarang ta%on, terletak antara hidung dan mata.
Berdasarkan letaknya, sinus etmoid dibagi
men$adi sinus etmoid anterior, posterior.
*ibagian terdepan sinus etmoid
anterior ada bagian yang sempit, disebut
resesus frontal, yang berhubungan dengan
sinus frontal. 'el etmoid yang terbesar disebut
bila etmoid. *idaerah etmoid anterior terdapat suatu
penyempitan yang disebut infundibulum, tempat bermuaranya ostium sinus maksila.&embengkakan atau peradangan di resesus frontal dapat menyebabkan sinusitis
frontal dan pembengkakan di infundibulum dapat menyebabkan sinus maksila.
20 Sinus S,henoid
erbentuk pada fetus usia bulan 444. erletak pada corpus, alas dan &rocessus
os sfenoidalis. 'inus spenoid dibagi dua oleh sekat yang disebut septum interspenoid.
Colume pada orang de%asa N cc.
25
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
26/38
Berhubungan dengan :
'inus cavernosus pada
dasar cavum cranii.
landula pituitari, chiasma
n.opticum.
ranctus olfactorius.
/rteri basillaris brain stem
(batang otak).
Ko!,le' Osteo!eatal
&ada sepertiga tengah dinding
lateral hidung yaitu dimeatus medius, ada muara saluran dari sinus maksilaris, sinus
frontal, sinus sphenoid, dan sinus etmoid. *aerah ini rumit dan sempit,
dinamakan kompleks osteomeatal (),
terdiri dari infudibulum etmoid yang
terdapat dibelakang prosesus
unsinatus, resesus frontalis, bula etmoid,
sel+sel etmoid anterior dengan
ostiumnya dan ostium sinus
maksilaris.
ambar omplek steomeatal
E,ide!iologi
'inusitis merupakan penyakit yang sering ditemukan dalam praktek sehari+hari,
bahkan dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di seluruh
dunia. 'inusitis menyerang 1 dari orang de%asa di #nited 'tates, dengan lebih dari 3=
$uta individu yang didiagnosis tiap tahunnya. 4ndividu dengan ri%ayat alergi atau asma
berisiko tinggi ter$adinya rhinosinusitis.
&revalensi sinusitis tertinggi pada usia de%asa 1>+! tahun dan kemudian anak+anak
berusia 1! tahun. &ada anak+anak berusia !+1= tahun. 4nfeksi saluran pernafasan
26
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
27/38
dihubungkan dengan sinusitis akut. 'inusitis $arang pada anak+anak berusia kurang dari 1
tahun karena sinus belum berkembang dengan baik sebelum usia tersebut.
'inusitis maksila paling sering ter$adi daripada sinusitis paranasal lainnya karena :
#0 #kuran. 'inus paranasal yang terbesar.
-0 &osisi ostium. &osisi ostium sinus maksila lebih tinggi daripada dasarnya sehingga
aliran sekret G drainasenya hanya tergantung dari gerakan silia.
10 ;etak ostium. ;etak ostium sinus maksila berada pada meatus nasi medius di sekitar
hiatus semilunaris yang sempit sehingga mudah tersumbat.
20 ;etak dasar. ;etak dasar sinus maksila berbatasan langsung dengan dasar akar gigi
(prosesus alveolaris) sehingga infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis maksila.
Etiologi dan +a'to& &esi'o
'inusitis dapat disebabkan oleh:
1. Bakteri : 'treptococcus pneumoniae, aemophillus influen8a, 'treptococcus group /,
'taphylococcus aureus, 6eisseria, lebsiella, Basil gram +, &seudomonas.
-0 Cirus : "hinovirus, influen8a virus, parainfluen8a virus
10 Bakteri anaerob : fusobakteria
20 -amur : /spergillus
'inusitis akut dapat disebabkan oleh :
#0 "initis akut.
-0 aringitis.
10 /denoiditis.20 onsilitis akut.
30 *entogen. 4nfeksi dari gigi rahang atas seperti 1, 2, 3, &1 O &2.
40 Berenang.
50 enyelam.
60 rauma. enyebabkan perdarahan mukosa sinus paranasal.
70 Barotrauma. enyebabkan nekrosis mukosa sinus paranasal.
4nfeksi kronis pada sinusitis kronis disebabkan :
#0 angguan drainase. angguan drainase dapat disebabkan obstruksi mekanik dan
kerusakan silia.
-0 &erubahan mukosa. &erubahan mukosa dapat disebabkan alergi, defisiensi
imunologik, dan kerusakan silia.
10 &engobatan. &engobatan infeksi akut yang tidak sempurna. 'ebaliknya, kerusakan
silia dapat disebabkan oleh gangguan drainase, perubahan mukosa, dan polusi bahan
kimia.
27
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
28/38
aktor predisposisi ter$adinya sinusitis antara lain :
#0 bstruksi mekanik. isalnya deviasi septum nasi.
-0 ipertrofi konka nasi media.
10 Benda asing dalam rongga hidung.
20 &olip nasi.
30 umor dalam rongga hidung.
40 "initis. "initis kronis dan rinitis alergi menyebabkan obstruksi ostium sinus dan
menghasilkan lendir yang banyak sehingga men$adi media yang baik bagi
pertumbuhan bakteri.
50 ;ingkungan. ;ingkungan yang berpolusi dan udara dingin O kering dapat
menyebabkan perubahan mukosa dan kerusakan silia.
Pato+isiologi
esehatan sinus dipengaruhi oleh potensi ostium+ostium sinus dan lancarnya klirens
mukosiliar (mucosiliary clearance) didalam . ucus $uga mengandung substansi
antimicrobial dan 8at+8at yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap
kuman yang masuk bersama udara pernafasan. rgan+organ yang membentuk
letaknya berdekatan dan bila ter$adi edema, mukosa yang berhadapan akan saling bertemu
sehingga silia tidak dapat bergerak dan ostium tersumbat. /kibatnya ter$adi tekanan
negative didalam rongga sinus yang menyebabkan ter$adinya transudasi, mula+mula
serous. ondisi ini bias dianggap sebagai rhinosinusitis non+bacterial dan biasanya
sembuh dalam beberapa hari tanpa pengobatan.
Bila kondisi ini menetap, secret yang terkumpul dalam sinus merupakan media baik
untuk tumbuhnya dan multiplikasi bakteri. 'ecret men$adi purulent. eadaan ini disebut
sebagai rinosinusitis akut bacterial dan memerlukan terapi antibiotic. -ika terapi tidak
berhasil (misalnya karena ada factor predisposisi), inflamasi berlan$ut, ter$adi hipoksiadan bakteri anaerob berkembang. ukosa makin membengkak dan ini merupakan rantai
siklus yang terus berputar sampai akhirnya perubahan mukosa men$adi kronik yaitu
hipertropi, polipoid atau pembentukan polip dan kista. &ada keadaan ini mungkin
diperlukan tindakan operasi.
Patogenesis
Pada dasarnya patofsiologi dari sinusitis dipengaruhi oleh 3 aktor
yaitu ostruksi drainase sinus (sinus ostia), kerusakan pada silia! dan
28
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
29/38
kuantitas dan kualitas "ukosa# $eagian esar episode sinusitis
diseakan oleh ineksi %irus# &irus terseut seagian esar
"engineksi saluran pernapasan atas seperti rhinovirus, infuenza A
dan B! parainfuenza, respiratory syncytial virus, adenovirus danenterovirus# $ekitar 90 ' pasien yang "engala"i ($P) akan
"e"erikan ukti ga"aran radiologis yang "eliatkan sinus
paranasal# (neksi %irus akan "enyeakan ter*adinya ude" pada
dinding hidung dan sinus sehingga "enyeakan ter*adinya
penye"pitan atau ostruksi pada ostium sinus! dan erpengaruh pada
"ekanis"e drainase dala" sinus#
$elain itu in+a"asi! polyps, tumor, trauma, scar ! anatomic varian,
dan nasal instrumentation *uga "enyeakan "enurunya patensi
sinus ostia# &irus terseut *uga "e"produksi en,i" dan neuraminidase
yang "engendurkan "ukosa sinus dan "e"per-epat diusi %irus pada
lapisan "ukosilia# .al ini "enyeakan silia "en*adi kurang akti dan
sekret yang diproduksi sinus "en*adi leih kental! yang "erupakan
"edia yang sangat aik untuk erke"angnya akteri patogen# $ilia
yang kurang akti ungsinya terseut terganggu oleh ter*adinya
aku"ulasi -airan pada sinus# /erganggunya ungsi silia terseut dapat
dipengaruhi oleh eerapa aktor seperti kehilangan lapisan epitel
ersilia! udara dingin! aliran udara yang -epat! %irus! akteri!
environmental ciliotoxins! "ediator in+a"asi! kontak antara dua
per"ukaan "ukosa! parut! primary cilliary dyskinesia (Kartagener
syndrome)# )danya akteri dan lapisan "ukosilia yang anor"al
"eningkatkan ke"ungkinan ter*adinya reineksi atau reinokulasi dari
%irus# onsu"si oksigen oleh akteri akan "enyeakan keadaan
hipoksia di dala" sinus dan akan "e"erikan "edia yang
"enguntungkan untuk erke"angnya akteri anaerob. Penurunan
*u"lah oksigen *uga akan "e"pengaruhi pergerakan silia dan akti%itas
leukosit# inusitis kronis dapat diseakan oleh ungsi lapisan "ukosilia
yang tidak adekuat! ostruksi sehingga drainase sekret terganggu! dan
terdapatnya eerapa akteri patogen# enurut teori!patogenesis
29
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
30/38
pasien di atas diseakan oleh de%iasi septu"# e%iasi septu"
terseut didapatkan dari pe"eriksaan fsik#
Klasi+i'asi
'inusitis dapat dibagi men$adi dua tipe besar yaitu berdasarkan lamanya penyakit
(akut, subakut, khronis) dan berdasarkan $enis peradangan yang ter$adi (infeksi dan non
infeksi). *isebut sinusitis akut bila lamanya penyakit kurang dari 3= hari. 'inusitis
subakut bila lamanya penyakit antara 1 bulan sampai 3 bulan, sedangkan sinusitis khronis
bila penyakit diderita lebih dari 3 bulan. 'inusitis infeksi biasanya disebabkan oleh virus
%alau pada beberapa kasus ada pula yang disebabkan oleh bakteri. 'edangkan sinusitis
non infeksi sebagian besar disebabkan oleh karena alergi dan iritasi bahan bahan kimia.
'inusitis subakut dan khronis sering merupakan lan$utan dari sinusitis akut yang tidak
mendapatkan pengobatan adekuat.
'46#'44' /#
/. e$ala 'ubyektif
Biasanya didahului oleh infeksi saluran pernafasan atas (terutama pada anak kecil),
berupa pilek dan batuk yang lama, lebih dari hari. e$ala subyektif terbagi atasge$ala sistemik yaitu demam dan rasa lesu, serta ge$ala lokal yaitu hidung tersumbat,
ingus kental yang kadang berbau dan mengalir ke nasofaring !post nasal drip",
halitosis, sakit kepala yang lebih berat pada pagi hari, nyeri di daerah sinus yang
terkena, serta kadang nyeri alih ke tempat lain.
1. 'inusitis aksilaris
'inus maksila disebut $uga /ntrum ighmore, merupakan sinus yang sering
terinfeksi oleh karena merupakan sinus paranasal yang terbesar, dasar sinus
maksila adalah dasar akar gigi (prosesus alveolaris), sehingga infeksi gigi dapat
menyebabkan sinusitis maksila.
&ada peradangan aktif sinus maksila atau frontal, nyeri biasanya sesuai dengan
daerah yang terkena. &ada sinusitis maksila nyeri terasa di ba%ah kelopak mata
dan kadang menyebar ke alveolus (rongga atau ceruk kecil, spt rongga dl rahang
tempat akar gigi tertanam) hingga terasa di gigi. 6yeri alih dirasakan di dahi dan
depan telinga.
30
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
31/38
Aa$ah terasa bengkak, penuh dan gigi nyeri pada gerakan kepala mendadak,
misalnya se%aktu naik atau turun tangga. 'eringkali terdapat nyeri pipi khas yang
tumpul dan menusuk. 'ekret mukopurulen dapat keluar dari hidung dan terkadang
berbau busuk.
2. 'inusitis 5thmoidalis
'inusitus ethmoidalis akut terisolasi lebih la8im pada anak. e$ala berupa nyeri
yang dirasakan di pangkal hidung dan kantus medius, kadang+kadang nyeri dibola
mata atau belakangnya, terutama bila mata digerakkan. 6yeri alih di pelipis.
10 'inusitis rontalis
e$ala subyektif terdapat nyeri kepala yang khas, nyeri berlokasi di atas alis mata,
biasanya pada pagi hari dan memburuk men$elang tengah hari, kemudian
perlahan+lahan mereda hingga men$elang malam.
&asien biasanya menyatakan bah%a dahi terasa nyeri bila disentuh dan mungkin
terdapat pembengkakan supra orbita.
20 'inusitis 'fenoidalis
&ada sinusitis sfenodalis rasa nyeri terlokalisasi di verte9, oksipital, di belakang
bola mata dan di daerah mastoid.
'46#'44' '#B/#
e$ala klinisnya sama dengan sinusitis akut hanya tanda+tanda radang akutnya
(demam, sakit kepala hebat, nyeri tekan) sudah reda. &ada pemeriksaan transiluminasi
tampak sinus yang sakit, suram atau gelap. erapinya mula+mula diberikan
medikamentosa (obat+obatan atau pera%atan penyakit), bila perlu dibantu dengan
tindakan, yaitu diatermi atau pencucian sinus.
'46#'44' "64'
'inusitis kronis berbeda dengan sinusitis akut dalam berbagai aspek, umumnya sukar
disembuhkan dengan pengobatan medikamentosa sa$a. arus dicari faktor penyebab danfaktor predisposisinya (keadaan mudah ter$angkit oleh pnyakit).
&olusi bahan kimia menyebabkan silia rusak, sehingga ter$adi perubahan mukosa hidung.
&erubahan tersebut $uga dapat disebabkan oleh alergi, sehingga mempermudah ter$adinya
infeksi, dan infeksi men$adi kronis apabila pengobatan sinusitis akut tidak sempurna.
e$ala 'ub$ektif
Bervariasi dari ringan sampai berat, terdiri dari :
e$ala hidung hidung biasanya sedikit tersumbat.
e$ala laring dan faring yaitu rasa tidak nyaman dan gatal di tenggorokan. e$ala telinga berupa pendengaran terganggu
31
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
32/38
/da nyeri atau sakit kepala. e$ala mata, karena pen$alaran infeksi melalui duktus nasolakrimalis. e$ala saluran nafas berupa batuk dan komplikasi di paru berupa bronkhitis
atau bronkhiektasis atau asma bronkhial.
Ge*ala
aniestasi klinis yang khas dari kelainan pada sinus adalah sakit
kepala yang dirasakan ketika penderita angun pada pagi hari#
aniertasi klinis yang diti"ulkan oleh sinusitis dapat diagi "en*adi
dua yaitu ge*ala suyekti dirasakan dan ge*ala oyekti dilihat#
e*ala suyekti de"a"! lesu! hidung tersu"at! sekresi lender
hidung yang kental dan terkadang au! sakit kepala yang "en*alar
dan leih erat pada pagi hari#
e*ala oyekti ke"ungkinan dite"ukan pe"engkakan pada
daerah aah orbita "ata dan la"a kela"aan akan erta"ah
lear sa"pai ke pipi#
$inusitis akut dan kronis "e"ilki ge*ala yang sa"a! yaitu nyeri
tekan dan pe"engkakan pada sinus yang terkena! tetapi ada ge*ala
tertentu yang ti"ul erdasarkan sinus yang terkena
$inusitis "aksilaris "enyeakan nyeri pipi tepat diaah "ata!
sakit gigi dan sakit kepala#
$inusitis rontalis "enyeakan sakit kepala di dahi
$inusitis et"oidalis "enyeakan nyeri di elakang dan diantara
"ata serta sakit kepala di dahi#
$inusitis senoidalis "enyeakan nyeri yang lokasinya tidak dapat
dipastikan dan isa dirasakan di pun-ak kepala agian depan
ataupun elakang! atau kadang "enyeakan sakit telinga dan
sakit leher#
Pada pasien di atas ke"ungkinan sinus yang terineksi adalah sinus
"aksilla erdasarkan dari keluhan pasien# Pada pipi agian sinistra
pasien *uga terdapat ude"a yang "enun*ukan penu"pukan -airan
pada sinus "aksillaris pasien#
32
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
33/38
Diagnosis
*iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penun$ang. &emeriksaan fisik dengan rinoskopi anterior dan posterior, pemeriksaan naso+
endoskopi sangat dian$urkan untuk diagnosis yang lebih tepat dan dini. anda khas ialah
adanya pus di meatus medius (pada sinusitis maksila dan etmoid anterior dan frontal) atau
di meatus superior (pada sinusitis etmoid posterior dan sfenoid). &ada rinosinusitis akut,
mukosa edema dan hiperemis. &ada anak sering ada pembengkakan dan kemerahan di
daerah kantus medius. &emeriksaan pembantu yang penting adalah foto polos atau 0
scan. oto polos posisi %aters, &/ dan lateral, umumnya hanya mampu menilai kondisi
sinus+sinus besar seperti sinus maksila dan frontal. elainan akan terlihat perselubungan,
batas udara+cairan (air fluid level) atau penebalan mukosa.
0 scan sinus merupakan gold standard diagnosis sinusitis karena mampu menilai
anatomi hidung dan sinus, adanya penyakit dalam hidung dan sinus secara keseluruhan
dan perluasannya. 6amun karena mahal hanya diker$akan sebagai penun$ang diagnosis
sinusitis kronik yang tidak membaik dengan pengobatan atau pra+operasi sebagai panduan
operator saat melakukan operasi sinus. &ada pemeriksaan transiluminasi sinus yang sakit
akan men$adi suram atau gelap. &emeriksaan ini sudah $arang digunakan karena sangat
terbatasnya kegunaannya.
&emeriksaan mikrobiologik dan tes resistensi dilakukan dengan mengambil secret dari
meatus mediusGsuperior, untuk mendapati antibiotic yang tepat guna. ;ebih baik lahgi bila
diambil secret yang keluar dari pungsi sinus maksila. 'inuskopi dilakukan dengan
menembus dinding medial sinus maksila melalui meatus inferior, dengan alat endoskop
bisa dilihat kondisi sinus maksila yang sebenarnya, selan$utnya dapat dilakukan irigasi
sinus untuk terapi.
33
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
34/38
*iagnosis sinusitis $uga dapat ditegakkan dengan 2 ge$a mayor atau 1 ge$ala mayor
disertai dengan minimal 2 ge$ala minor, dengan ge$ala minor dan mayor sebagai berikut :
e$ala ayor :
'ekret nasal yang purulen
*renase faring yang purulen
Batuk
oto rontgen (#ater$s radiograph atau air fluid level ) : &enebalan lebih !=@ dari
antrum
0oronal 0 'can : &enebalan atau opaksifikasi dari mukosa sinus
e$ala inor : 5dem periorbital
'akit kepala
6yeri di %a$ah
'akit gigi
6yeri telinga
'akit tenggorok
6afas berbau
Bersin+bersin bertambah sering
*emam
es sitologi nasal (smear) : neutrofil dan bakteri
Penatala'sanaan
$(:$(/($ ):/ /u*uan dari terapi sinusitis akut adalah "e"peraiki ungsi
"ukosilia dan "engontrol ineksi# /erapi sinusitis karena ineksi %irus
tidak "e"erlukan anti"ikroial# /erapi standard nonanti"ikroial
diantaranya topical steroid! topical dan atau oral decongestan,
mucolytics dan intranasal saline spray #
34
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
35/38
;erdasarkan pedo"an inus and Allergy !ealth "artnership tahun
2000! terapi sinusitis akut yang diseakan akteri dikatakorikan
"en*adi 3 kelo"pok easa dengan sinusitis ringan yang tidak "e"inu" antiiotik
)"o 6 "inngu dan deasa dengan sinusitis sedang
)"o
adanya ke"a*uan hendaknya tetap dilakukan #ollo$ up agar proses
penye"uhan dapat er*alan dengan aik# )dapaun yang perlu
diperhatikan diantaranya "inu" air se-ukupnya! hindari "erokok!
i"angi nutrisi dan lainlain# Penatalaksanaan pasien pada kasus
35
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
36/38
diatas adalah dengan pe"erian ambroksol dengan dosis 3 kali sehari
"asing"asing 1 talet# $elain itu! dierikan *uga oat dari golongan
psodoe#edrin dengan dosis 3 kali sehari "asing"asing 1 talet#
a"un pasien pada kasus diatas! elu" dilakukan suatu ollo up"engingat pasien ini aru perta"a kali datang ke poliklinik /./
?u"ah $akit $anglah# /etapi pasien diatas telah disarankan untuk
"engikuti ollo up dengan datang ke"ali ke poliklinik /./ ?$
$anglah setiap 1 ulan#
Tinda'an O,e&asi
Bedah sinus endoskopi fungsional (B'5G5'') merupakan operasi terkini untuk
sinusitis kronik yang memerlukan operasi. indakan ini telah menggantikan hampir
semua $enis bedah sinus terdahulu karena memberikan hasil yang lebih memuaskan dan
tindakan lebih ringan dan tidak radikal. 4ndikasinya berupa: sinusitis kronik disertai kista
aatau kelainan yang ireversibelI polip ekstensif, adanya komplikasi sinusitis serta sinusitis
$amur.
Ko!,li'asi
omplikasi sinusitis telah menurun secara nyata se$ak ditemuakannya antibiotik.
omplikasi berat biasanya ter$adi pada sinusitis akut atau pada sinusitis kronis dengan
eksaserbasi akut, berupa komplikasi orbita atau intrakranial.
elainan orbita, disebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatan dengan mata
(orbita). Mang paling sering ialah sinusitis etmoid, kemudian sinusitis frontalis dan
maksila. &enyebaran infeksi ter$adi melalui tromboflebitis dan perkontinuitatum.
elainan yang dapat timbul ialah edema palpebra, selulitis orbita, abses subperiostal,
abses orbita dan selan$utnya dapat ter$adi trombosis sinus kavernosus.
elainan intrakranial dapat berupa meningitis, abses ekstradural atau subdural, abses
otak dan trombosis sinus kavernosus.
omplikasi $uga dapat ter$adi pada sinusitis kronis, berupa:
steomielitis dan abses subperiostal. &aling sering timbul akibat sinusitis frontal dan
biasanya ditemukan pada anak+anak. &ada osteomielitis sinus maksila dapat timbul
fistula oroantral atau fistula pada pipi.
elainan paru, seperti bronkitis kronik dan bronkiektasis. /danya kelainan sinus
paranasal disertai dengan kelainan paru ini disebut sinobronkitis. 'elain itu dapat
36
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
37/38
menyebabkan kambuhnya asma bronkial yang sukar dihilangkan sebelum sinusitis
disembuhkan
P&ognosis
Prognosis untuk penderita sinusitis akut yaitu sekitar 40 ' akan se"uh se-ara
spontan tanpa pe"erian antiiotik# /erkadang *uga penderita isa "engala"i
relaps setelah pengoatan na"un *u"lahnya sedikit yaitu kurang dari 5 '#
$edangkan prognosis untuk sinusitis kronik yaitu *ika dilakukan pengoatan yang
dini "aka akan "endapatkan hasil yang aik#
37
8/17/2019 Tugas ujian Dian.docx
38/38
DAFTAR PUSTAKA
1. ughes /. 6asal 5ndoscopyI 2=17 (*ikutip tanggal 2! /pril 2=17). *iakses dari :
http:GGemedicine.medscape.comGarticleG1>?=???+overvie%
2. #niversity of ennese. (*ikutip tanggal 2! /pril 2=17). *iakses dari :
http:GG%%%.vet.utk.eduGclinicalGsacsGinternalGmipsGrhinoscopy.php
3. /dams ;, Boies ;", igler &. Buku /$ar &enyakit I 1??. 5disi 7. -akarta :
50.
. 'oepardi 5, 4skandar 6, Bashiruddin -, et al. Buku /$ar 4lmu esehatan epala dan
;eherI 2==I ed. 7. -akarta : Balai &enerbit #4.
!. '$amsudin #, edi "*. istamin dan /ntihistamin dalam armakologi *an erapiI
1??!I edisi I -akarta : Bagian armakologi #4.