30
Organ yang Terkait dalam Mekanisme Pembuatan Urine Dian Nurul Hikmah 102012292 Kelompok : D3 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 email : [email protected] Pendahuluan Mekanisme pembuatan urine terdiri atas sepasang ginjal dan ureter, satu kandung kemih dan uretra. System ini berperan dalam memelihara homeostatis melalui proses yang rumit yang meliputi filtrasi, absorbsi dan sekresi. Fungsi utama sistem urinaria adalah menyingkirkan bahan-bahan yang terlarut dalam air. Tiap hari ginjal kita menyaring lebih dari 150 liter air dari plasma darah. Kebanyakan cairan ini berisi senyawa- senyawa utama yang vital seperti elektrolit, nutrient dan air. Zat ini diserap kembali atau direabsorsi kembali oleh tubulus ginjal dan kembali ke peredaran darah. Hanya 1-2 liter cairan yang berisi produk sampah yang terlarut dalam air dibiarkan keluar sebagai urin. Jumlah air dan elektrolit yang dikeluarkan oleh ginjal diatur oleh berbagai mekanisme. Urin terbentuk secara terus menerus oleh ginjal dan terkumpul dikandung kemih yang memerlukan peregangan sebagai awal rangsangan pengosongan kandung kemih. Urin ini dikosongkan secara periodic dibawa control sistem saraf otonom dan 1

makalah blok 10 dian.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah blok 10 dian.docx

Organ yang Terkait dalam

Mekanisme Pembuatan Urine

Dian Nurul Hikmah

102012292

Kelompok : D3

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

email : [email protected]

Pendahuluan

Mekanisme pembuatan urine terdiri atas sepasang ginjal dan ureter, satu kandung

kemih dan uretra. System ini berperan dalam memelihara homeostatis melalui proses yang

rumit yang meliputi filtrasi, absorbsi dan sekresi. Fungsi utama sistem urinaria adalah

menyingkirkan bahan-bahan yang terlarut dalam air. Tiap hari ginjal kita menyaring lebih

dari 150 liter air dari plasma darah. Kebanyakan cairan ini berisi senyawa-senyawa utama

yang vital seperti elektrolit, nutrient dan air. Zat ini diserap kembali atau direabsorsi kembali

oleh tubulus ginjal dan kembali ke peredaran darah. Hanya 1-2 liter cairan yang berisi produk

sampah yang terlarut dalam air dibiarkan keluar sebagai urin. Jumlah air dan elektrolit yang

dikeluarkan oleh ginjal diatur oleh berbagai mekanisme. Urin terbentuk secara terus menerus

oleh ginjal dan terkumpul dikandung kemih yang memerlukan peregangan sebagai awal

rangsangan pengosongan kandung kemih. Urin ini dikosongkan secara periodic dibawa

control sistem saraf otonom dan somatic. sistem urinarius ini terdapat beberapa organ

terpenting yang mengatur dan saling berkesinambungan yaitu dari ginjal, ureter, vesica

urinaria, uretra.1

Struktur Makroskopis

Ginjal

Ginjal merupakan organ pembentuk urin yang berbentuk  seperti kacang, terdapat

sepasang yaitu di sebelah kanan dan kiri columna vertebralis bagian lumbal dan posisinya

retroperitoneal. Ginjal kanan terletak lebih rendah dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan

adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Ren sinistra terletak setinggi costa XI atau

vertebra lumbal 2-3, sedangkan ren dextra terletak setinggi costa XII atau vertebral lumbal 3-

1

Page 2: makalah blok 10 dian.docx

4.2 Jarak antara extremitas superior ren dextra dan sinistra adalah 7 cm, sedangkan jarak dari

extremitas inferior ren dextra dan ren sinistra adalah 11 cm.1 Sedangkan jarak dari extremitas

inferior ke crista iliaca adalah 3-5 cm dengan ginjal kanan yaitu 3 cm dan ginjal kiri yaitu 5

cm.

Gambar 1. struktur ginjal.1

Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:

Korteks, yaitu bagian paling distal ginjal.

Medula, yang terdiri dari bangunan-bangunan berbentuk pyramid.

Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid/medula ginjal

Processus renalis/medullary rays, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol

ke arah korteks

Hilus renalis, yaitu area pada ginjal di mana pembuluh darah, serabut saraf dan

ureter memasuki/meninggalkan ginjal.

Papilla renalis, yaitu bagian yang menonjol ke arah calyx minor pada medulla.

Calix minor, yaitu bagian ginjal estela medulla yang merupakan percabangan

dari calix major.

Calix major, yaitu cáliz minor yang menyatu dan meneruskannya menuju pelvis

renalis.

Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian pengumpul urin paling

akhir sebelum masuk ureter.2

2

Page 3: makalah blok 10 dian.docx

Ren/ginjal di bungkus oleh:

1. Capsula fibrosa

Merupakan pembungkus ginjal pertama. Capsula fibrosa melekat pada ren dan

tidak membungkus glandula supra renalis.2

2. Capsula adiposa

Merupakan pembungkus ginjal kedua setelah capsula fibrosa. Capsula adiposa

merupakan jaringan lemak dan membungkus ginjal serta glandula suprarenalis.

Pada bagian depan capsula adiposa lebih tipis daripada lapisan adiposa bagian

belakang ginjal. Fungís lain dari capsula adiposa adalah mempertahankan posisi

ginjal pada tempatnya.2 Gangguan dapat terjadi pada capsula adiposa yang

disebut nephroptosis yaitu tipisnya lapisan capsula adiposa sehingga posisi

ginjal menjadi lemah dan turun dari tempat seharusnya.

3. Fascia renalis (Gerota)

Fascia renalis terletak di luar capsula adiposa dan terdiri atas 2 bagian yaitu

fascia prerenalis di bagian anterior dan fascia retrorenalis di bagian posterior.2

Kedua lembar fascia renalis ini terbuka dibagian caudal/bawah, dan menyatu di

bagian cranial/atas, sehingga kantong ginjal terbuka ke bawah, dan dapat

menyebabkan infeksi dengan mudah masuk dari bawah yang disebut ascending

infection.2

Vascularisasi Ginjal :

Arteriae renalis berasal dari aorta abdominalis setinggi vertebrae lumbalis 1-2.

Masing-masing arteri renalis yang masuk ke dalam hilum renale bercabang menjadi arteri

segmentalis. Arteri ini mendarahi segmen-segmen atau area renalis yang berbeda.

Arterilobares berasal dari arteriae segmentalis, masing-masing satu buah untuk satu pyramid

renalis. Sebelum masuk substansi renalis, setiap arteria interlobaris mempercabangkan dua

atau tiga arteriae interlobularis. Arteri interlobaris berjalan menuju cortex diantara pyramid

renalis. Pada perbatasan cortex dan medulla renalis, arteri interlobaris bercabang menjadi

arteri arcuata yang melengkung diatas basis pyramides renales. Arteri arcuata

mempercabangkan sejumlah arteri interlobularis yang berjalan ke atas didalam cortex . Arteri

afferent glomerolus merupakan cabang arteri interlobularis.

3

Page 4: makalah blok 10 dian.docx

Berikut sistem vena pada ginjal ini pun sama seperti pada system arterinya, hanya saja

rahnya yang berbalik. Aliran limfe ginjal berasal dari nodi aortic lateralis disekitar pangkal

arteria renalis. Persarafan berasal dari serabut plexus renalis. Serabut-serabut aferen yang

berjalan melalui plexus renalis yang masuk ke medulla spinalis melalui nervi toracica 10-

12.3

Ureter

Gambar 2 ureter . 3

Masing-masing ureter merupakan saluran muskular yang membentang dari ginjal

sampai ke facies posterior vesica urinaria. Ureter memasuki cavitas pelvis dengan menyilang

bifurcatio arteri iliaca communis di dapan articulatio sacroiliaca. Selanjutnya masing-masing

ureter berjalan kebawah pada dinding lateral pelvis didepan arteri iliaca interna ke regio spina

ischiadica dan berbelok kedepan untuk masuk sudut lateral vesica urinaria. Dekat bagian

terminal, ureter disilang oleh duktus deferens. Ureter berjalan miring menembus dinding

vesica urinaria sekitar 1,9 cm sebelum bermuara ke vesica urinaria.4

Ureter mempunyai 3tempat penyempitan yaitu: ureteropelvic junction (ditempat pelvis

renalis bergabung dengan ureter di dalam abdomen), ureter menyilang vassa iliaca communis

(flexura marginalis), ureter masuk kedalam vesica urinaria.3

Vesica urinaria

Merupakan muara dari ureter yang berfungsi sebagai tempat penampungan urine

sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui urethra dengan kapasitas 200-400 cc. pada anak-anak

vesica urinaria terletak di apertura pelvis superior / Pintu Atas Panggul. Setelah dewasa,

rongga panggul membesar dan vesica urinaria akan turun ke dalam rongga panggul di bagian

dorsal dari symphysis pubis. Vesica urinaria yang terisi oleh urin akan berbentuk ovoid.4

4

Page 5: makalah blok 10 dian.docx

Gambar 3. vesica urinaria.4

Sedangkan vesica urinaria yang kosong akan berbentuk seperti limas, vesica urinaria

dibagi atas:

1. Apex

2. Corpus

3. Fundus

Pada laki-laki, dinding posterior vesica urinaria dilekati oleh vesikula seminalis dan ampulla

ductus deferens, sedangkan di antara vesica urinaria dan rectum dapat dijumpai lekukan

preitoneum yang disebut excavatio recto vesicalis. Pada wanita, fundus vesica urinaria

dipisahkan dari rectum oleh fornix posterior dan portio vaginalis carvisis uteri.4

Lapisan dinding vesica urinaria dapat dibedakan menjadi:

1. Lapisan mukosa

Pada saat kosong, permukaan mukosa tampak berlipat-lipat. Saat terisi penuh,

lapisan mukosa menjadi tipis dan lipatan-lipatan mukosa menghilang. Di

dalam vesica urinaria bagian caudal dapat di jumpai trigonum vesica

(liutaudi) yang dibentuk oleh orificium urethrae internum.5

2. Lapisan otot

Terdiri dari 3 lapisan otot:

- Musculus detrusor, di lapisan dalam, untuk mengeluarkan isi vesica

urinaria.

5

Page 6: makalah blok 10 dian.docx

- Musculus trigonal, di dalam segitiga liutadi, ikut membentuk uvula,

untuk membuka orificium urethrae interna.

- Musculus sphincter vesica, di daerah collum vesica urinaria, untuk

menahan urine.5

Vesica urinaria di pendarahi oleh cabang-cabang a. iliaca interna, yaitu:

1. Arteriae vesicales superior

Cabang dari a. umbilicalis bagian proximal. A. umbilicalis bagian distal

melanjut sebagai lig. Umbilicalis lateralis. Aa. Vesicalis superior mendarahi

fundus dan akhirnya beranastomosis dengan a. epigastrica inferior.5

2. Arteriae vesicales inferior

Mendarahi bagian caudal dan lateral permukaan depan vesica urinaria, serta

glandula prostata.

3. Arteria vesiculodeferentialis

Merupakan cabang dari a. iliaca interna dan mendarahi 1/3 permukaan posterior

vesica urinaria, glandula vesiculosa, dan ductus deferentialis.

Pada wanita, a. vesiculodeferentialis disebut a. vaginalis dan mendarahi ovarium

dan vagina.

Aliran pembuluh darah balik dari vesica urinaria bermuara ke plexus venosus vesicales yang

berhubungan dengan plexus venosus prostaticus, kemudian ke v. iliaca interna. Aliran getah

bening ke nnll. Iliaca interna dan nnll. Iliaca externa. Vesica urinaria dipersarafi cabang-

cabang plexus hypogastricus inferior.

Suplai darah

Arteri renalis, adalah percabangan aorta abdomen yang mensuplai masing-masing

ginjal dan masuk ke hilus melalui cabang anterior dan posterior.

Cabang anterior posterior arteri-arteri interlobaris yang mengalir di antara piramida-

piramida ginjal.

Arteri arkuata, berasal dari arteri interlobaris pada pertemuan antara korteks dan

medula.

Arteri interlobularis, merupakan percabanan arteri arkuata di sudut kanan dan

melewati korteks.

6

Page 7: makalah blok 10 dian.docx

Arteriol aferen, berasal dari arteri interlobularis. Satu arteriol aferen membentuk ekitar

50 kapiler yang membentuk glomerulus.

Arteriol eferen, meninggalkan setiap glomerulus dan membentuk jarring-jaring

kapiler lain, kapiler peritubular yang mengelilingi tubulus proksimal dan distal untuk

member nutrien pada tubulus tersebut dan mengeluarkan zat-zat yang direabsorpsi.

Arteriol efern dari glomerulus nefron korteks memasuki jaringan kapiler peritubular

yang mengelilingi tubulus kontortus distal dan proksimal pada nefron tersebut.

Arteriol eferen dari glomerulus pada nefron jukstaglomerular memiliki perpanjangan

pembuluh kapiler panjang yang lurus disebut vasa recta yang berdesenden ke dalam piramida

medulla. Lekukan vasa recta membentuk lengkungan jepit yang melewati ansa Henle.

Lengkukan ini memungkinkan terjadinya pertukaran zat antara ansa Henle dan kapiler serta

memegang peranan dalam konsentrasi urin.

Kapiler peritubular mengalir ke dalam vena korteks yang kemudian menyatu

membentuk vena interlobularis.

Vena arkuata menerima darah dari vena interlobularis. Vena arkuata bermuara ke

dalam vena interlobaris yang bergabung untuk bermuara ke dalam vena renalis. Vena

ini meninggalkan ginjal untuk bersatu dengan vena kava inferior.3,4

Urethra

urethra pada laki-laki berbeda dengan perempuan.

Urethra masculina:

Merupakan pipa fibromusculair dengan panjang 18-22 cm.Fungsinya untuk menyalurkan urin

dari vesica urinaria sampai ke dunia luar dan sebagai tempat lewatnya semen atau sperma.

Terdiri atas 3 bagian yaitu:

a) Urethra pars prostática

Panjangnya 3cm, mulai dari collum vesica urinaria sampai sedikit

ventral ápex glandula próstata.

b) Urethra pars membranácea

7

Page 8: makalah blok 10 dian.docx

Bagian paling pendek 1-2 cm, dari ápex prostat sampai bulbus penis

dan bagian palimg sempit. Selain pendek dan sempit, urethra bagian ini

susah diregangkan dan dibagian distalnya tipis oleh karena itu pada

katerisasi mudah robek.

c) Urethra pars spongiosa

Bagian urethra terpanjang 15 cm, mulai memasuki bulbus penis sampai

ujung glans penis, seluruh bagian dikelilingi corpus spongiosum atau

cavernosum. Pada glans penis terdapat bagian yang melebar disebut

fossa naviculare urethra.3

Gambar 4. Struktur anatomi uretra pada pria

Sedangkan uretra pada wanita berukuran lebih pendek (3.5 cm) dibanding uretra pada pria.

Setelah melewati diafragma urogenital, uretra akan bermuara pada orifisiumnya di antara

klitoris dan vagina (vagina opening). Terdapat m. spchinter urethrae yang bersifat volunter di

bawah kendali somatis, namun tidak seperti uretra pria, uretra pada wanita tidak memiliki

fungsi reproduktif.

8

Page 9: makalah blok 10 dian.docx

Gambar 5. Struktur anatomi uretra wanita.

Struktur Mikroskopis

Ginjal

Ginjal berbentuk seperti kacang merah yang mempunyai panjang 10-12 cm serta tebal

3,5-5 cm. Ginjal memiliki 2 bagian yaitu bagian korteks dan medula. Pada medula terletak

beberapa piramid. Satu medula biasanya berisi 10-18 piramid. Ginjal juga memiliki hilus

yaitu tempat keluar masuknya pembuluh darah dan saraf serta keluarnya ureter dari ginjal

menuju vesika urinaria.4 Ginjal dibungkus oleh 3 lapisan. Lapisan pertama yang langsung

menempel pada ginjal yaitu kapsula fibrosa. Lapisan kedua yang mengandung banyak lemak

yaitu kapsula adiposa. Kapsula adiposa juga berfungsi mempertahankan ginjal pada

tempatnya. Lapisan terakhir yaitu fascia renalis yang terletak diluar kapsula fibrosa. Fascia

renalis terdiri atas 2 lembar yaitu depan dan belakang. Didepan terdapat fascia prerenalis dan

dibelakang terdapat fascia retro renalis.5 Pelvis ginjal terbagi atas calyx major dan calyx

minor. Ginjal memiliki unit fungsional atau yang biasa disebut nefron yang terdiri dari

korpuskel malpighi (glomerulus dan kapsula bowman), tubulus kontortus proksimal, ansa

henle (segmen tebal desenden, segmen tipis ansa henle, segmen tebal asenden), tubulus

kontortus distalis, duktus koligens. Nefron digolongkan berdasarkan letak dan berdasarkan

panjangnya ansa henle. Berdasarkan letak korpuskel dalam korteks, nefron dibagi menjadi 2

yaitu kapsular atau superficial dan korteks tengan atau juxtamedular. Berdasarkan

panjangnya ansa henle terbagi menjadi nefron pendek (korteks) dan nefron panjang

(juxtamedular).6

9

Page 10: makalah blok 10 dian.docx

Gambar 6. Struktur mikroskopis ginjal.6

Gambar 7. Struktur mikroskopis ginjal.6

Gambar 8. Struktur mikroskopis ginjal.6

10

Page 11: makalah blok 10 dian.docx

Gambar 9. Struktur mikroskopis ginjal.6

Gambar 10. Struktur mikroskopis ginjal.6

Ureter

Ureter mempunyai sel epitel transisional dengan sel-sel membulat pada kantung yang

menyusut dan sel-sel gepeng pada kantung yang melebar. Lamina propria pada ureter terdiri

dari jaringan ikat dan pembuluh-pembuluh. Lapisan otot pada ureter yaitu otot polos yang

dibagi menjadi longitudinal (dalam), sirkular (tengah), longitudinal (luar).4

Gambar 10. Struktur mikroskopis ureter.6

11

Page 12: makalah blok 10 dian.docx

Vesika urinaria

Vesika urinaria mempunyai sel epitel transisional. Vesika urinaria terdiri dari 3 lapisan yaitu

tunika mukosa, tunika muskular, dan tunika adventisia. Tunika mukosa vesika urinaria terdiri

dari sel-sel epitel transisional dan lamina propria. Pada tunika muskular terdiri dari lapisan

otot polos longitudinal-sirkularis-longitudinal. Dan pada tunika adventisia terdiri dari

jaringan ikat fibroelastis. Pasa saat vesika urinaria dalam keadaan penuh, epitel

transisionalnya menjadi lebih gepeng sementara pada saat vesika urinaria dalam keadaan

kosong, sel-sel payung tampak terlihat jelas. Kontrakti otot polos di vesika urianria sangat

penting sekali untuk mendorong urin keluar dari vesika urinaria menuju uretra.

Gambar 11. Struktur mikroskopis vesica urinaria.6

Uretra

Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju

lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada pria

memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan

dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. Uretra

mempunyai sel epitel transisional.

Mekanisme Pembentukan Urine

1. Filtrasi Ginjal

12

Page 13: makalah blok 10 dian.docx

Proses filtrasi dari ginjal dilakukan pada daerah korpuskel ginjal yang dimana banyak

terdapat pembuluh darah pada daerah tersebut. Kapiler darah yang berupa kapiler fenestra

yang tertutupi oleh kaki – kaki pedikel pososit ini berfungsi seperti saringan yang dapat

melewatkan benda berukuran dibawah 8 nano meter. Ukuran yang kecil ini tidak

memungkinkan bagi protein, enzim dan zat yang besar untuk melewatinya. Selain daripada

itu, sawar ini juga memiliki muatan negatif, sehingga zat-zat yang memiliki muatan negatif

akan sangat sulit untuk melewati sawar ini. Hal ini terbukti pada protein albumin yang

memiliki ukuran lebih kecil dari 8 nanometer dan bermuatan negatif. Albumin ini tidak dapat

melewati sawar ginjal dengan alasan bahwa molekul tersebut merupakan suatu molekul

negatif yang saling tolak-menolak dengan sawar dari ginjal tesebut. Oleh karena itu dapat

disimpukkan bahwa kemampuan filtrasi zat terlarut berbanding terbealik dengan ukurannya

tetapi tidak berlaku pada molekul yang bermuatan. Dengan pembahasan yang telah dilakukan

diatas dapat juga ditarik kesimpulan bahwa dalam filtrat tidak diketemukan protein dan

lemak, karena lemak biasanya berikatan dengan protein yang terdapat dalam plasma.7

GFR atau laju aliran tubulus merupakan banyaknya plasma yang melewati membran tubulus

dalam satu menit. Pada orang dewasa normal, jumlahnya sekitar 125mL/menit. Laju filtrasi

gromelurus ini ditentukan dengan kesimbangan osmotik dan onkotik antara plasma dengan di

kapsula bowman dan juga faktor filtrasi dari zat tersebut. Hal yang mempengaruhi kecepatan

berikutnya adalah tekanan hidrostatik dari kapiler dan gromelurus. Dimana peningkatan

tekanan hidrostatik dari kapiler akan meningkatkan GFR sedangkan peningkatan tekanan

hidrostatik dari glomerulus akan menurunkan GFR. Hal berikutnya yang berpengaruh adalah

konsentrasi protein plasma yang bersifat higroskopis atau menarik air yang disebut sebagai

tekanan onkotik. Karena dalam glomerulus tidak terdapat protein yang berarti maka tekanan

onkotik glomerulus pada orang normal dianggap sama dengan nol. Sedangkan tekanan

onkotik pada kapiler awal dibandingkan dengan kapiler akhir akan terus menigkat karena

banyak air yang sudah keluar dan hal inilah yang menyebabkan tidak semua plasma dapat

keluar dari kapiler ke dalam glomerulus. Hal ini dapat diartikan bahwa kontriksi dari arteriol

aferen akan menurunkan GFR, sedangkan kontriksi dari arteriol eferen memiliki 2 sifat yaitu

menurunkan dan menaikan GFR. Pada kontriksi arteriol eferen awal akan meningkatkan

GFR, sedangkan pada kontriksi arteriol akhir akan menurunkan GFR itu sendiri.

Kontrol umpan balik yang berfungsi untuk mengatur kerja dari filtrasi ginjal adalah renin dan

angiotensin. Prosesnya adalah sebagai berikut, apabila tekanan arteri menurun maka akan

13

Page 14: makalah blok 10 dian.docx

menyebabkan tekanan hidrostatik glomerulus ikut turun dan akan serta merta menurunkan

GFR. Penurunan zat yang difiltrasi akan juga menurunkan jumlah nacl yang terdeteksi oleh

makula densa. Apabila hal ini terjadi maka akan menurunkan tahanan dari arterol aferen,

selain daripada itu, penurunan ini juga akan menyebabkan peningkatan renin yang akan

menghasilkan suatu hormon angiotensin II. Hormon ini dan penurunan tahanan dari arteriol

aferen akan menjadi suatu umpan balik yang akan menaikkan tekanan hidrostatik dari

glomerulus. Peningkatan ini juga akan meningkatkan reabsorbsi nacl dan akan kembali ke

keadaan homeostatis. 7

2. Reabsorbsi Ginjal

Pembentukan urin yang berikutnya akan melalui proses reabsorbsi dan sekresi di sepanjang

berbagai bagian dari nefron. Setiap bagian dari nefron mulai dari tubulus kontortus

proksimal, ansa henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus koligents mempunyai sifat dan

cara kerja reabsorbsi dan sekresi urin yang berbeda. Proses transpor dari berbagai zat tersebut

dapat dilakukan dengan transpor aktif primer, transpor aktif sekunder maupun dengan

transpor pasif. Transpor aktif primer berarti transpor tersebut melalui membran tubulus ke

dalam sel dengan langsung menggunakan ATP, misalnya natrium-kalium ATPase, hidrogen

ATPase, hidogen –kalium ATPase, dan kalsium ATPase. Sedangkan pada transpor aktif

sekunder, dua atau lebih zat berinteraksi dengan suatu protein membran spesifik dan

ditranspor bersama melewati membran, contoh yang paling umum adalah transpor dari

glukosa. Untuk transpor aktif sendiri selalu memiliki batas kecepatan yang disebut sebagai

transpor maksimum. Keterbatasan ini disebabkan oleh kejenuhan dari sistem transpor spesifik

yang dilibatkan apabla jumlah zat terlarut yang dikirim ke tubulus melebihi kapasitas protein

pengangkut dan enzim-enzim spesifik yang terlibat dalam proses transport. Pada transport

pasif yang paling banyak terjadi adalah pada reabsorbsi air yang melalui osmosis terutama

menyertai reabsorpsi natrium. Selain dari pada air reabsorbsi dari klorida, ureum dan zat-zat

terlarut lainnya melalui difusi pasif.

Bagian pertama dalam proses reabsorbsi dan sekresi adalah tubulus proksimal. Secara

normal, sekitar 65 persen dari muatan natrium dan air yang difiltrasi dan nilai presenntase

yang sedikit lebih renadah dari klorida akan direabsorbsi oleh tubulus proskimal sebelum

filtrat mencapai ansa Henle peresentase ini dapat menigkat atau menurun dalam berbagai

kondisi fisiologis. Pada tubulus proskimal zat zat yang terutama direabsorbsi adalah natrium,

14

Page 15: makalah blok 10 dian.docx

clorida, air, glukosa, asam amino dan ion bikarbonat. Dan zat yang terutama disekresi adalah

ion hidrogen, asam organik, dan beberapa jenis basa. Pada pertengahan pertama dari tubulus

proksimal transpor natrium sebagaian besar diikuti oleh transport dari glukosa ataupun asam

amino, sedangkan untuk paruh berikutnya karena konsentrasi dari clorida lebih tinggi lagi,

maka transport dari natrium akan lebih bersamaan dengan ion clorida. Transport imbangan

dari natrium adalah dengan hidrogen yang pada tubulus ginnjal berreaksi dengan ion

bikarbonat dan akan menjadi carbondioksida dan air. Dan hal yang juga penting adalah pada

tubulus prosimal terdapat proses sekresi dari asam dan basa organik yang berfungsi untuk

mengeluarkan obat-obatan atau toksin yang potensial berbahaya melalui sel-sel tubulus ke

dalam tubulus dan dapat dengan cepat dibersihkan dari darah.

Ansa henle terdiri dari tiga segmen fungsional yang berbeda yaitu segmen tipis desenden,

segmen tipis asenden dan segmen tebal asenden ansa henle. Bagian tebal dari segmen tipis

ansa henle sangat permeable terhadap air dan cukup permeabel terhadap sebgaian besar zat

terlarut tetapi hanya memiliki beberapa mitokondria dan terjadi reabsorbsi aktif yang sedikit

atau bahkan tidak terjadi reabsorbsi aktif. Segmen tebal asenden ansa henle mereabsorbsi

sekitar 25% natrium, klorida dan kalium yang terfiltrasi serta sejumlah besar kalsium,

bikarbinat dan magnesium. Segmen ini juga menyekresikan ion hidrogen ke dalam lumen

tubulus. Dan disini dapat dijelaskan bahwa pada bagian segmen tipis desendens dari ansa

henle sangat permeable terhadap air, sendangkan pada bagian acendensnya tidak lagi

permeable terhadap air tertapi banyak terdapat transport aktif keluar untuk natrium. Keadaan

ini yang menyebabkan tetap tingginya osmilaritas cairan intersitial yang terdapat pada

medula ginjal.

Bagian awal tubulus distal banyak memiliki kesamaan dengan karakteristik dengan segmen

tebal asenden ansa Henle dan mereabsorbsi natrium, klorida, dan magnesium tapi

sebnenarnya tidak permeable terhadap air dan ureum. Bagian akhir dari tubulus distal dan

tubulus kologentes kortikalis terdiri dari dua jenis sel yang berbeda yaitu sel prinsipalis dan

sel interkalatus. Sel prinsipalis mereabsorbsi natrium dari lumen dan menyekresikan ion

kalium ke dalam lumen. Sel interkalatus mereabsorbsi ion kalium dan bikarbonat dari lumen

dan menyekresikan ion hidrogen ke dalam lumen. Rabsorbsi air dari segmen tubulus ini

diatur oleh konsentrasi hormon antidiuretik.

15

Page 16: makalah blok 10 dian.docx

Ciri khas dari duktus koligentes bagian medula dalah dalam reabsorbsi air sangat dipengaruhi

oleh hormon ADH. Peningkatan hormon ini akan menyebabkan banyak dari air yang akan

direabsorbsi ke dalam darah, begitu juga sebaliknya. Ciri berikutnya yaitu duktus koligentes

bagian medula bersifat permeabel terhadap urea.

Oleh karena itu beberapa ureum tubulus direabsorbsi ke dalam interstisium medula,

membantu meningkatkan osmolalitas daerah ginal ini dan turut berperan pada seluruh

kemampuan ginjal untuk membentuk urin yang pekant. Dan yang terakhir adalah duktus

koligentes bagian medula mampu menyekresikan ion hidrogen melawan gradien konsentrasi

yang besar, seperti yang juga terjadi dalam tubulus koligentes kortikalis. Jadi, duktus

koligentes bagian medula juga memainkan peranan kunci dalam mengatur keseimbangan

asam basa.

3. Sekresi Ginjal

Sekresi tubulus, mengacu pada perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler peritubulus

ke dalam lumen tubulus, merupakan rute kedua bagi zat dari darah untuk masuk kedalam

tubulus ginjal. Proses sekresi terpenting adalah sekresi H+, K+, dan ion-ion organik. Sekresi

tubulus dapat dipandang sebagai mekanisme tambahan yang meningkatkan eliminasi zat-zat

tersebut dari tubuh. Semua zat yang masuk ke cairan tubulus, baik melalui fitrasi glomerulus

maupun sekresi tubulus dan tidak direabsorpsi akan dieliminasi dalam urin.

Sekresi tubulus melibatkan transportasi transepitel seperti yang dilakukan reabsorpsi tubulus,

tetapi langkah-langkahnya berlawanan arah. Seperti reabsorpsi, sekresi tubulus dapat aktif

atau pasif. Bahan yang paling penting yang disekresikan oleh tubulus adalah ion hidrogen

(H+), ionkalium (K+), serta anion dan kation organik, yang banyak diantaranya adalah

senyawa senyawa yang asing bagi tubuh.

- Sekresi Ion Hidrogen.

Sekresi hidrogen ginjal sangatlah penting dalam pengaturan keseimbangan asam-basa

tubuh.

- Sekresi ion Kalium

Ion kalium adalah contoh zat yang secara selektif berpindah dengan arah berlawanan di

berbagai bagian tubulus; zat ini secara aktif direabsorpsi di tubulusproksimal dan secara

aktif disekresi di tubulus distal dan pengumpul.

16

Page 17: makalah blok 10 dian.docx

- Sekresi anion dan kation Organik

Tubulus proksimal mengandung dua jenis pembawa sekretorik yang terpisah, satu

untuk sekresi anion organik dan suatu sistem terpisah untuk sekresi kation organik.4

Gambar 12. Proses filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi pada ginjal.7

Faktor yang Mempengaruhi proses Pembentukan Urin

Proses pembentukan urin dipengaruhi oleh dua faktor  yaitu faktor internal yang

menyangkut hormone(antideuritik dan insulin) dan faktor eksternal yang menyangkut jumlah

air yang diminum.

Faktor Internal

1)  Hormon Antideuritik (ADH)

   Hormone antideuritik dikeluarkan oleh kelenjar saraf hipofifis (neuroehipofisis).

Pengeluaran hormone ini ditentukan oleh reseptor khusus di dalam otak yang secara terus

menerus mengendalikan tekananan osmotic darah (kesetimbangan konsentrasi air dalam

darah). Oleh karena itu, hormone ini akan mempengaruhi proses reabsorbsi  air pada tubulus 

kontortus distal, sehingga permeabilitas sel terhadap air akan meningkat. Oleh karana cara

bekerja dan pengaruhnya inilah, hormone tersebut dsiebut sebagai hormone antideuritik.8

17

Page 18: makalah blok 10 dian.docx

Gambar 13. Mekanisme ADH.8

Jika tekanan osmotic darah naik, yaitu pada saat dalam keadaan dehidrasi atau kekurangan

cairan tubuh (saat kehausan atau banyak mengeluarkan keringat), konsentrasi air dalam darah

akan turun. Akibat dari kondisi tersebut, sekresi ADH meningkat dan dialirkan oleh darah

menuju ke ginjal. ADH selain meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, juga mengkatkan

permeabilitas saluran pengumpul, sehingga memperbesar sel saluran pengumpul. Dengan

demikian air akan berdifusi ke luar dari pipa pengumpul, lalu masuk ke dalam darah.

Keadaan tersebut akan berusaha memulikan konsentrasi air dalam darah. Namun, berusaha

memulihkan konsentrasi air dalam darah. Namun akibatnya, urin yang dihasilkan menjadi

sedikit dan lebih pekat.

2)  Hormon Insulin

Hormone insulin adalah hormone yang dikeluarkan oleh pulau langerhans dalam

pancreas. Hormone insulin berfaungsi mengatur gula dalam darah. Penderita kencing manis

(diabetes mellitus) memiliki konsentrasi hormone insulin yang rendah, sehingga kadar gula

dalam darah akan tinggi. Akibatnya terjadi gangguan reabsorbsi didalam  urin masih terdapat

glukosa.

18

Page 19: makalah blok 10 dian.docx

B.  Faktor Eksternal

1)  Jumlah Air yang Diminum

Jumlah air yang diminum tentu akan mempengaruhi konsentrasi air dalam darah. Jika

meminum banyak air, konsentrasi air dalam darah akan tinggi, dan kosentrasi protein dalam

darah menurun, sehingga filtrasi menjadi berkurang. Selain itu, keadaan seperti ini

menyebabkan darah lebih encer, sehingga sekresi ADH akan berkurang. Menurunnya filtrasi

dan berkurangnya ADH akan ,emyebabkan menurunnya penyerapan air, sehingga urin yang

dihasilkan akan meningkat dan encer. 8

2)  Suhu Lingkungan

Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan

mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak yang

menuju organ tubuh, di antaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya

samakin banyak, maka pengeluaran air kencing pun banyak.

3)  Gejolak Emosi dan Stress

Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga

banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada saat orang berada dalam kondisi emosi,

maka kandung kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin

buang air kecil.

a. Jumlah air yang diminum

Bila seseorang banyak minum maka konsentrasi protein darah akan turun. Hal

ini akan menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan

filtrasi kurang efektif.

b. Saraf

Stimulus saraf renalis akan menyebabkan menyempitnya arteriole aferent.

Akibatnya aliran darah ke glomerulus berkurang, tekanan darah juga

berkurang sehingga filtrasi kurang efektif.

c. Hormon atidiuretika atau ADH

Hormon yang dihasilkan oleh hipofisis posterior ini memengaruhi penyerapan

19

Page 20: makalah blok 10 dian.docx

air oleh dinding tubulus. BIla kadarnya lebih, penyerapan air oleh dinding

tubulus meningkat sehingga urine yang terbentuk menurun. Sebaliknya, jika

kadar air menurun sehingga dihasilkan banyak urine. Keadaan ini disebut

diabetes insipidus.8

d. Banyaknya garam yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan

osmotiknya tetap.

e. Pada penderita diabetes mellitus, pengeluaran glukosa juga diikuti kenaikan

volume urine.8

Kesimpulan

Dari penulisan makalah ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa keseringan buang air

kecil (BAK) pada tuan Ali 35 tahun dapat disebabkan karena beberapa faktor yaitu

internal dan eksternal. Sehinggan faktor faktor tyersebut akan mempengaruhi proses dan

mekanisme yang terjadi dalam pembentukan urine di ginjal.

Daftra Pustaka

1. Sherwood L. Fisilogi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit buku

kedokteran EGC, 2001. Hal 468-97.

2. Snell, Richard S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta:

Penerbit buku kedokteran EGC; 2006. Hal 341-52.

3. Kasim YI. Buku ajar traktus urogenitalis. Edisi 2. Jakarta: Bagian Anatomi FK

Ukrida; 2010. Hal 23-48.

4. Sloane E. Anatomi dan fisiolosi untuk pemula. Edisi ke-1. Jakarta : Penerbit buku

kedokteran EGC, 2004. Hal 563-9.

5. Moree K L, Agur A M R. Anatomi klinis dasar. Jakarta : Gramedia, 2002. Hal 357-9.

6. Hartanto H.Buku ajar histology. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC. 2002,hal

651-3.

7. Murray R K, Granner D, Rodwell V. Biokimia harper. Edisi ke-27 : Penerbit buku

kedokteran EGC;2009. Hal 460-72.

20

Page 21: makalah blok 10 dian.docx

8. Cahyono S. Gaya hidup dan penyakit Modern. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 2008.

hal 150-51.

21