Upload
rakhmah
View
22
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tuli sensorineural definisi, penyebab, jenis
Citation preview
Tuli Sensorineural
I. Pendahuluan
Kehilangan pendengaran (tuli) merupakan salah satu permasalahan kesehatan terkait
organ indera tertentu. Secara umum, ketulian dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu
tuli konduktif, sensorineural, dan sentral.1 Pembahasan berikut ini hanya akan berfokus pada
tuli sensorineural.
II. Pembahasan
Tuli sensorineural adalah salah
satu jenis ketulian akibat terganggunya
struktur koklea dan serabut koklear pada
nervus VIII. Tuli ini dibedakan dari tuli
sentral yang kerusakannya di mulai dari
nukleus koklearis dan sambungannya
menuju area reseptif auditori primer di
lobus temporal. Berdasarkan struktur yang
terganggu, para ahli neurologi membagi tuli
sensorineural menjadi dua yaitu tuli koklea
dan retrokoklea. Tuli koklea berasal dari
organ korti sedangkan retrokoklea berasal
dari nervus.1
Tuli sensorineural dapat
ditemukan pada pasien dewasa maupun
anak-anak. Pada anak-anak, tuli
sensorineural dibagi menjadi 2 kelompok
utama yaitu kongenital herediter (resesif
autosom) dan non-herediter. Tuli herediter
pada umumnya berkaitan dengan kelainan
sistemik. Beberapa keadaan yang
menandakan tingginya risiko bayi dan anak-anak menderita tuli kongenital terdapat pada
gambar 1.2
Berdasarkan sisi telinga yang mengalami ketulian, tuli sensorineural dapat
dibedakan menjadi dua yaitu:
Gambar 1. Beberapa risiko yang mengindikasikan kehilangan pendengaran pada bayi dan anak-anak.2
1. tuli sensorineural unilateral1,2
Tuli sensorineural unilateral terjadi pada satu sisi telinga dan dapat disebabkan oleh
beberapa keadaan berikut ini:
- fraktur os. temporalis
Fraktur pada tulang ini dapat menyebabkan tuli sensorineural apabila garis fraktur
mencapai labirin tulang. Etiologi ini berkaitan dengan beberapa keadaan lainnya
seperti kebocoran cairan serebrospinal, paralisis nervus facialis, serta tanda-tanda
cedera intrakranial lainnya.
- trauma
Etiologi ini dapat menyebabkan oval window atau round window mengalami ruptur
sehingga cairan perilimfe bocor dan merembes ke telinga bagian tengah. Pada
keadaan ini, pasien merasa kehilangan pendengaran secara tiba-tiba disertai tinitus
dan vertigo.
- Meniere’s disease
Gejala kehilangan pendengaran pada penyakit ini memiliki ciri-ciri berfluktuasi.
Pada awalnya, tuli terjadi pada bunyi dengan dengan frekuensi rendah. Seiring
dengan progresivitas penyakit, tuli juga terjadi pada bunyi dengan frekuensi tinggi
juga terkena. Gejala lainnya berupa tinnitus, telinga terasa penuh, dan terkadang
terdapat vertigo.
Etiologi penyakit ini masih belum jelas tetapi diduga karena peningkatan tekanan
cairan di telinga bagian dalam.
- neuroma akustik
Tumor ini menjadi penyebab tuli sensorineural unilateral sebesar 10-22%. Selain
neuroma akustik, tumor lain pada cerebellopontine-angle juga dapat menjadi
etiologi. Dengan demikian, evaluasi dengan menggunakan modalitas MRI otak
dengan kontras gadolinium dapat menjadi baku emas untuk menyingkirkan
diagnosis tumor.
Pada kelompok ini juga dikenal istilah idiopathic unilateral sudden sensorineural
hearing loss yang merupakan kondisi gawat di mana pasien kehilangan pendengaran
sebesar 30dB (desibel) selama periode 3 hari. Gejala yang dirasakan berupa rasa penuh
di telinga, tinnitus, dan vertigo. Beberapa etiologi yang diduga adalah gangguan vaskular
dan infeksi virus. Pada kasus infeksi virus umumnya berkaitan dengan infeksi saluran
pernafasan atas.
2. tuli sensorineural bilateral1,2
Tuli sensorineural simetris dapat disebabkan oleh beberapa etiologi seperti:
- trauma bising
Bising yang ditimbulkan oleh musik yang sangat keras, senjata api, dan ledakan
dapat menyebabkan ketulian. Pajanan bising karena pekerjaan (industrial),
rekreasional, ataupun karena suatu kecelakaan sebenarnya merupakan etiologi
ketulian yang dapat dicegah. Kebisingan ini menyebabkan rusaknya sel rambut pada
koklea. Umumnya, tuli diawali pada bunyi dengan frekuensi tinggi kemudian
frekuensi sedang dan rendah.
- pajanan ototoksik
Beberapa senyawa ototoksik berasal dari golongan aminoglikosida, diuretik,
salisilat, dan agen kemoterapi. Pada kasus pemberian antibiotik ototoksik pada
meningitis, hilangnya pendengaran sulit ditentukan etiologinya apakah berasal dari
meningitisnya atau dari penggunaan antibiotiknya. Asam asetilsalisilat dan kuinin
menyebabkan gangguan sensorineural yang bersofat sementara.
Beberapa kondisi pasien yang membutuhkan perhatian khusus pada pemberian
senyawa obat di atas adalah fungsi ginjal yang buruk, usia lanjut, penggunaan dalam
jangka waktu yang lama, atau beberapa obat ototoksik yang diberikan secara
simultan.
- autoimun
Tuli bilateral karena autoimun dapat memburuk dalam waktu 3-4 bulan disertai
kemunculan gangguan autoimunnya. Gejala yang dialami pasien berupa tuli
progresif, gangguan keseimbangan, dan vertigo. Hasil pemeriksaan speech
discrimination juga menunjukkan hasil yang buruk. Pemberian steroid prednison
dapat menyebabkan gejala semakin memburuk.
Pada 90% lansia, tuli sensorineural bilateral dapat terjadi dan dikenal sebagai
presbikusis. Presbikusis merupakan gangguan pendengaran progresif yang disebabkan
oleh akumulasi pajanan bising dan penggunaan tembakau. Presbikusis merupakan
gabungan antara faktor keturunan dan lingkungan. Pada presbikusis, evaluasi speech
discrimination dan bunyi frekuensi tinggi menunjukkan hasil yang menurun.1,2,3
Gambar berikut ini menunjukkan beberapa kriteria untuk menentukan etiologi tuli
sensorineural.
Gambar 2. Beberapa kriteria untuk menentukan etiologi tuli sensorineural.2
III. Kesimpulan
Tuli sensorineural disebabkan oleh gangguan pada struktur telinga bagian dalam dan
serabut koklear pada N. VIII. Tuli ini dapat terjadi pada usia anak-anak dan dewasa. Secara
umum, dapat terjadi pada salah satu atau kedua sisi telinga. Beberapa etiologi yang menjadi
penyebab diantaranya trauma, penyakit meniere, tumor, pajanan bising, autoimun, dan
penggunaan obat ototoksik.
1 .Chapter 15: Deafness, Dizziness, and Disorders of Equilibrium. In: Ropper AH, Samuels MA.
Adams & Victor’s Principles of Neurology. 8th Ed. USA: McGraw-Hill. 2005. p. 248-249.2 .Isaacson JE, Vora NM. Differential Diagnosis and Treatment of Hearing Loss. American
Family Physician. 2003: 68; 1125-32.
3 . Silverthorn DU. Human Physiology: An Integrated Approach. 5th Ed. San Fransisco: Pearson
Benjamin Cummings. 2010. p. 361.