34
MAKALAH SISTEM ENDOKRIN II “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUMOR ADRENAL” Dosen Pembimbing : Virgianti Nur Farida, S.Kep., Ns, M.Kep Oleh : Kelompok 3 1. Amin Falahudin (12.02.01.1054) 2. Edi Tulus Tiono (12.02.01.1062) 3. Anggraini Yatul U. (12.02.01.1055) 4. Eka Lestari N.H (12.02.01.1063) 5. Gita Apriliana (12.02.01.1070) 6. M. Indrawan S. (12.02.01.1077) 7. Nofiyan Maratus S. (12.02.01.1081) 8. Nur Aini (12.02.01.1083) 9. Nur Hidayatus S. (12.02.01.1084) 10. Reni Dwi Norianti (12.02.01.1092)

Tumor Adrenal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

y

Citation preview

MAKALAH SISTEM ENDOKRIN II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUMOR ADRENAL

Dosen Pembimbing : Virgianti Nur Farida, S.Kep., Ns, M.Kep

Oleh : Kelompok 3

1. Amin Falahudin (12.02.01.1054)

2. Edi Tulus Tiono(12.02.01.1062)

3. Anggraini Yatul U.(12.02.01.1055)

4. Eka Lestari N.H(12.02.01.1063)

5. Gita Apriliana(12.02.01.1070)

6. M. Indrawan S.(12.02.01.1077)

7. Nofiyan Maratus S.(12.02.01.1081)

8. Nur Aini(12.02.01.1083)

9. Nur Hidayatus S.(12.02.01.1084)

10. Reni Dwi Norianti(12.02.01.1092)

11. Ririn Handayani(12.02.01.1093)

12. Taukhid Tulus(12.02.01.1098)

13. Umu Habibah(12.02.01.1099)

14. Yuni Nur R.(12.02.01.1103)

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN

TAHUN AJARAN 2014/2015

15

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Tumor Adrenal yang mana makalah ini sebagai salah satu tugas dari Sistem Reproduksi I, Alhamdulillah dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Maka dengan terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada:

1. Drs H.Budi Utomo,Amd.Kep.M.Kes, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan.

2. Arifal Aris S.Kep,Ns M.Kes, selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan.

3. Virgianti Nur Farida, S.Kep., Ns, M.Kep selaku Dosen Mata Kuliah Sistem Endokrin II

4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sehingga dapat digunakan untuk membantu perbaikan mendatang dan atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum. Wr. Wb

Lamongan, 25 September 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi3

2.2 Klasifikasi.3

2.3 Etiologi3

2.4 Manifestasi Klinis4

2.5 Patofisiologi 5

2.6 Pathway6

2.7 Pemeriksaan Diagnostik7

2.8 Penatalaksanaan8

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN10

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan 18

4.2 Saran 18

DAFTAR PUSTAKA19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kelenjar adrenal adalah salah satu kelenjar ductless ditemukan di atas ginjal dan kelenjar ini dikelilingi oleh jaringan ikat atau lapisan lemak tebal. Kelenjar adrenal bentuk segitiga dan terdiri dari banyak bagian didalamnya. Memiliki medula adrenal dipusatnya yang mengeluarkan hormon epinefrin atau adrenalin dan non epinefrin. Kedua zat enzim ini penting untuk mengatur fungsi sistem saraf. Kelenjar adrenal ditutupi oleh penutup luar yang tebal disebut korteks adrenal yang menghasilkan hormon steroid yang bertanggung jawab untuk mengatur molekul lemak dalam tubuh. Kelenjar adrenal juga mengeluarkan steroid seks seperti androgen dan estrogen.

Sel-sel dalam tubuh sering diganti dengan yang baru. Tumor berkembang ketika proses ini terganggu dimana sel-sel berkembang pesat sebelum sel-sel mati. Tumor terdiri dari dua jenis, tumor ganas (penyebab kanker) dan jinak (sel bukan kanker).

Tumor kelenjar adrenal jenis jinak seperti adenoma adrenal. Tumor ini tidak akan menghasilkan rasa sakit atau gejala lain dan tidak memerlukan pengobatan apapun.

Tumor pada kelenjar adrenal timbul dari korteks atau bagian medula dari kelenjar adrenal. Kanker adrenal sangat jarang, jumlah pasti ditemukan di Amerika Serikat tidak tertentu. Mungkin sekitar 300-500 per tahun, rata-rata usia yang ditemukan dengan kanker adrenal adalah sekitar 45 tetapi bisa terjadi pada usia berapa pun, tampaknya terjadi lebih sering pada wanita.

Dari data diatas penting bagi perawat dalam mempelajari apa definisi dari tumor adrenal, penyebab serta klasifikasi, manifestasi klinis dari tumor adrenal dan bagaimana cara pencegahan dan pengobatan dari tumor adrenal, begitu juga untuk memberikan asuhan keperawatan yang baik bagi pasien yang mengalami tumor adrenal, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik dan dapat memberikan yang terbaik bagi pasien tumor adrenal, oleh karena itu untuk bab selanjutnya akan dijelaskan lebih detail tentang teori tumor adrenal dan serta bagaimana memberikan asuhan keperawatan yang baik pada pasien yang mengalami tumor adrenal.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi tumor adrenal?

2. Apa klasifikasi dri tumor adrenal ?

3. Apa etiologi tumor adrenal?

4. Apa manifestasi tumor adrenal?

5. Bagaimana patofisiologi tumor adrenal?

6. Bagaimana pathway tumor adrenal ?

7. Bagaimana pemeriksaan diagnostik tumor adrenal?

8. Bagaimana penatalaksanaan medis tumor adrenal?

9. Bagaimana asuhan keperawatan klien dengan tumor adrenal?

1.3. TUJUAN PENULISAN

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui penyakit tumor adrenal secara teoritis lebih lanjut dan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien yang menderita tumor adrenal.

1.3.2. Tujuna Khusus

1. Untuk mengetahui definisi tumor adrenal.

2. Untuk mengetahui klasifikasi tumor adrenal.

3. Untuk mengetahui etiologi tumor adrenal.

4. Untuk mengetahui manifestasi tumor adrenal.

5. Untuk mengetahui patofisiologi tumor adrenal.

6. Untuk mengetahui pathway tumor adrenal.

7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik tumor adrenal.

8. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis tumor adrenal.

9. Untuk mengetahui asuhan keperawatanh klien dengan tumor adrenal.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Tumor Adrenal

Tumor adrenal adalah jenis kanker yang agresif yang disebabkan karena kelebihan hormon adrenal. Kanker atau tumor kelenjar adrenal terbentuk dari daerah korteks adrenal atau dari medula adrenal.

Tumor pada kelenjar adrenal timbul dari korteks atau bagian nalges dari kelenjar adrenal. Tumor adrenal biasanya menyajikan gejala karena dari sekresi kelebihan nalges oleh tumor. Tumor adrenal jinak (non-kanker) atau ganas (kanker). Seringkali pemisahan ini sulit untuk membuat dan jangka panjang dekat menindak lanjuti diperlukan setelah pengangkatan untuk mendeteksi fekurensi dini pada pasien yang menderita kanker adrenal.

2.2 Klasifikasi Tumor Adrenal

Ada 2 macam tumor adrenal berdasarkan letaknya yaitu :

1. Tumor korteks adrenal yang berasal dari korteks adrenal yang memproduksi sekresi kelebihan hormon steroid.

2. Tumor medula adrenal yang berasal dari medula adrenal yang menghasilkan katekolamin yang berlebihan misalnya feokromositoma.

2.3 Etiologi

Sampai saat ini penyebab dari kanker adrenal masih belum diketahui, tapi beberapa sindrom nalges langka seperti Beckwith Wiedemann-sindrom, dan neoplasia endokrin 4 nalgesi, telah dihubungkan dengan kanker korteks adrenalin.

2.4 Manifestasi Klinis Tumor Adrenal

Bervariasi tergantung pada steroid yang diproduksi :

1. Aldosteron yang berlebihan dapat menyebabkan sindrom Conn (juga dikenal sebagai hiperaldosteronisme primer)

Tanda-tanda sindrom Conn termasuk tekanan darah tinggi, penurunan kadar kalium dalam darah, dan penurunan tingkat zat kimia yang diproduksi oleh ginjal yang disebut renin dalam darah. Dalam sebagian besar kasus sindrom Conn, peningkatan tekanan darah yang ringan sampai sedang. Gejala lain termasuk kelemahan, kram otot, rasa haus meningkat, dan meningkatkan frekuensi buang air kecil.

2. Kortisol berlebihan mengakibatkan sindrom Cushing (juga dikenal sebagai hypercortisolism)

Gejala-gejala dari sindrom Cushing dapat sangat bervariasi dari pasien ke pasien dan melibatkan sejumlah bagian tubuh yang berbeda. Gejala termasuk penambahan berat badan dan retensi air sehingga wajah bulat dan pengumpulan lemak di bagian belakang bahu dan leher (apa yang disebut punuk kerbau). Stretch mark merah atau ungu, yang dikenal sebagai striae dapat muncul pada kulit. Pertumbuhan rambut yang berlebihan (disebut hirsutisme) juga dapat dilihat. Tingkat kortisol yang berlebihan nal mengganggu sistem kekebalan tubuh predisposisi pasien terhadap infeksi tidak biasa. Pasien dengan sindrom Cushing beresiko tinggi untuk pengembangan diabetes. Pasien juga mungkin memiliki perubahan mental, termasuk perubahan suasana hati, lekas marah, dan dalam kasus terburuk, episode psikotik. Pada anak-anak, kortisol yang berlebihan dapat menyebabkan perkembangan seksual dini dan pematangan (juga disebut pubertas prekoks).

3. Kelebihan produksi hormon seksual

Jika kelebihan testosteron diproduksi, virilisasi dapat terjadi pada laki-laki atau perempuan. Virilisasi menyebabkan karakteristik maskulin meningkat, sehingga memperdalam suara, kehilangan rambut, dan peningkatan ukuran klitoris pada wanita. Feminisasi dapat terjadi pada pria dengan produksi estrogen yang berlebihan, dan dapat menyebabkan impotensi seksual dan / atau pertumbuhan payudara (ginekomastia).

4. Tumor adrenal besar mungkin mengakibatkan perasaan kenyang atau nyeri perut lokal. Pasien mungkin merasa seolah-olah mereka cepat penuh saat makan dan mungkin mengalami penurunan berat badan.

2.5 Patofisiologi

Tumor adrenal bisa muncul akibat pertumbuhan sel yang tidak terkendali dari kelenjar adrenal sendiri, tapi kebanyakan merupakan metastase dari sel sel kanker yang menyebar ke kelenjar adrenal melalui aliran darah. Contohnya saja melanoma, kanker paru, dan kanker payudara. Tumor ini berhubungan dengan sindrom genetik langka seperti sindrom beckwith wiedemann dan neoplasia endokrin multipel. Tumor biasanya di temukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan ct-scan untuk masalah lain. Tumor akan mempengaruhi produksi hormon steroid yang berlebihan yang dapat mengakibatkan berbagai gejala sesuai dengan jenis steroid yang di produksi. Tumor akan membesar 2 sampai 2,5 inci sehingga akan mengakibatkan penekanan organ-organ sekitar, yang paling jelas adalah akan terabanya massa pada abdomen.

2.6 Pathway

(metastase dari sel selkankerPredisposisi : sindrom genetik beckwith wiedemann, neoplasia endokrin multipelPertumbuhn abnornal pada organ adrenalHiperaldosteronisme primerTumor adrenalmeningkatkan glukosa darah dan tubuh tidak dapat menyimpn glukosa HiperkortisolismeMengakibatkan air diserap kembali oleh ginjalGgn rasa nyaman nyeriPembesaran tumormeningkatkan reabsorbsi Na dan sekresi KCairan lebih dari kebutuhan didalam tubuh Penumpukan glukosa pada bagian-bagian tubuh tertentuBBNutrisi lebih dri kebutuhanMemproduksi hormon steroid yang berlebihan)

2.7 Pemeriksaan Diagnostik Tumor Adrenal

1. X-ray dada: Ini dapat mengetahui apakah kanker telah menyebar ke paru-paru.

2. USG: Tes ini akan dapat menunjukkan jika ada massa tumor di kelenjar adrenal. Hal ini juga dapat menunjukkan jika ada tumor di hati. Kemungkinan besar tidak akan digunakan kecuali CT scan tidak dapat dilakukan.

3. CT scan (computed tomography): CT scan dapat menunjukkan kelenjar adrenal yang cukup jelas dan sering dapat mengkonfirmasi apakah tumor hadir, seberapa besar itu, dan apakah telah menyebar ke situs di dekatnya. CT scan juga dapat menunjukkan organ-organ di dekat kelenjar adrenal serta kelenjar getah bening dan organ jauh. Tes ini dapat membantu menunjukkan apakah kanker telah menyebar ke hati atau organ lain. CT scan juga dapat digunakan untuk memandu biopsi jarum menjadi massa.

4. PET scan (positron emission tomography): Untuk PET scan, sejenis gula radioaktif disuntikkan ke pembuluh darah. Gula mengumpulkan dalam jaringan kanker. Scanner dapat menangani hal ini deposito. Uji ini, yang masih sedang dipelajari, berguna untuk menemukan kanker yang telah menyebar ke luar kelenjar adrenal Ini mungkin sebuah tes yang sangat berguna untuk pementasan kanker.

5. MRI (Magnetic Resonance Imaging): MRI scan menggunakan gelombang radio dan magnet yang kuat bukan x-ray. Gambar MRI lebih rinci. MRI juga dapat menunjukkan pandangan dari beberapa sudut MRI terkadang dapat memberikan informasi lebih dari CT scan karena lebih baik dapat menunjukkan perbedaan antara kanker adrenal dan tumor jinak.

6. Laparoskopi: Dokter dapat melakukan tes ini untuk bersiap-siap untuk operasi. Laparoskop adalah tabung tipis fleksibel dengan kamera video kecil di ujungnya Hal ini dimasukkan melalui lubang kecil di sisi pasien. Ini dapat digunakan untuk memastikan semua kanker dapat dihapus.

7. Biopsi: Pada biopsi sampel jaringan akan dihapus untuk melihat apakah sel-sel kanker yang hadir. Tes ini dapat dilakukan sebelum operasi dengan menggunakan jarum yang menghilangkan potongan-potongan kecil jaringan. Hasil dapat menunjukkan apakah tumor dimulai pada korteks adrenal, medulla, atau beberapa bagian lain dari tubuh. Tapi biasanya tidak akan menunjukkan apakah tumor adalah kanker atau tidak.

8. Darah dan urin: Tes ini penting dalam menentukan apakah pasien dengan gejala kanker adrenal memiliki penyakit lain. Dokter memilih tes yang harus dilakukan berdasarkan gejala pasien Karena mereka tahu mana gejala dihubungkan dengan tingginya kadar hormon tertentu, mereka dapat memilih tes yang tepat untuk pasien.

2.8 Penatalaksanaan Tumor Adrenal

1. Operasi

Saat ini, satu-satunya cara yang dikenal untuk menyembuhkan kanker korteks adrenalin adalah operasi pengangkatan lengkap tumor. Hasil terbaik reseksi bedah dengan reseksi blok en, yang berarti bahwa seluruh tumor akan dihapus dalam satu potong. Ini juga termasuk menghapus seluruh ginjal pada sisi yang sama dengan kanker adrenal. Karena itu, hal yang biasa bagi kanker adrenal untuk diangkat menggunakan prosedur laparoskopi, meskipun sebagai teknik reseksi laparoskopi meningkatkan lebih banyak pasien dirawat dengan metode ini. Bahkan dalam kasus dimana tumor tidak dapat dihapus secara keseluruhan, operasi pengangkatan tumor sebanyak mungkin dapat meningkatkan gejala, terutama jika mereka adalah karena sekresi steroid berlebihan.

2. Kemoterapi

Mengacu pada sekelompok obat yang diberikan secara intravena atau secara oral sebagai pil. Obat ini perjalanan ke seluruh tubuh untuk membunuh sel kanker. Ini adalah salah satu keuntungan besar dari kemoterapi. Jika sel kanker telah patah dari tumor dan tempat lain dalam tubuh, kemoterapi memiliki kemungkinan membunuh mereka. Kemoterapi yang paling umum digunakan dalam pengobatan kanker korteks adrenalin adalah mitotane. Mitotane bertindak untuk memblokir hormon yang dihasilkan oleh kanker dan juga dapat membunuh sel kanker adrenal. Streptozosin adalah obat kemoterapi kedua yang telah terbukti untuk bekerja dalam kombinasi dengan mitotane. Mitotane dengan atau tanpa streptozosin telah ditunjukkan dalam percobaan klinis untuk mengurangi risiko kanker korteks adrenalin tumbuh kembali setelah mereka diangkat melalui pembedahan. Bahkan jika kanker tidak dapat diangkat melalui pembedahan karena mereka telah menyebar ke bagian lain dari tubuh, mitotane dapat menyebabkan tumor menyusut dan mengurangi gejala.

3. Terapi Radiasi

Digunakan dalam sejumlah kanker baik sebagai metode utama membunuh sel kanker atau dalam kombinasi dengan operasi (baik sebelum atau sesudah). Radiasi dalam bentuk energi tinggi sinar-x yang disampaikan kepada pasien hanya di daerah beresiko tinggi untuk kanker. Energi tinggi dari sinar-x dalam hasil terapi radiasi kerusakan pada DNA sel, menyebabkan sel tumor mati. Secara umum, efek samping yang terkait dengan pengobatan ini meliputi kelelahan, kulit kemerahan dan iritasi, mual, dan diare.

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN TUMOR ADRENAL

3.1 Pengkajian

1. Identitas pasien :

Nama, Umur (biasanya dapat menyerang segala jenis usia), Jenis kelamin (seimbang antara perempuan dan laki-laki), status perkawinan, agama, suku/bangsa, bahasa yang digunakan, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor register, diagnosa medis.

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama : Pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri abdomen

b. Riwayat penyakit sekarang : Pasien biasanya mengeluh nyeri abdomen, cepat kenyang saat makan, tubuh bertambah besar, sering BAK

c. Riwayat penyakit dahulu : kaji riwayat penyakit pasien, apakah pasien pernah menderita penyakit tumor/cancer

d. Riwayat penyakit keluarga : Apakah anggota keluarga ada yang menderita penyakit yang sama

3. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum klien : lemah

b. Kesadaran: Composmentis (GCS : 15)

c. Tanda-tanda vital :

Tekanan Darah : (normal : 120/80 MmHg,)

Nadi :(normal : 60-100x/m )

Pernapasan :(normal : 15-24x/m)

Suhu : (normal : 36-37)

d. Pemeriksaan Fisik Head to toe

Kepala

Inspeksi: Bentuk kepala, simetris kiri dan kanan, keadaan rambut dan hygiene kepala , Warna rambut.

Palpasi: Ada atau tidaknya benjolan

Muka

Inspeksi: Struktur muka simetris kiri dan kanan, ekspresi wajah,kaji apakah wajah pucat atau tidak

Palpasi : Adakah nyeri tekan, adakah benjolan pada muka atau tidak

Mata: Periksa konjungtiva, sclera, pupil,reflek cahaya, fungsi penglihatan

Hidung dan sinus: Kebersihaan hidung, ada / tidak pernafasan cuping hidung,ada/tidak poli hidung, adanya deviasi septum

Telinga: Bentuk simetris / asimetris, kebersihan telingga, ada/tidaknya serum,fungsi pendengaran

Mulut: Kaji keadan gigi,ada atau tidak peradangan pada gusi,periks kelembapan bibir,dan periksa kebersihan lidah, dan periksa adkah nyeri saat menelan atau tidak.

Leher: Ada/tidak pembesaran JVP, ada/tidak pembesaran kelenjar limfe/kelenjar tyroid

Thorax dan pernapasan

Inspeksi

Bentuk dada simetris ki/ka

Irama pernapasan mengikuti gerakan dada

Frekuensi pernapasan 16 x/m

Tipe pernapasan : Normal

Palpasi

Ada atau Tidak ada nyeri tekan

Auskultasi

Kaji bunyi Suara napas normalnya vesikuler

Kaji ada atau tidak Bunyi tambahan

Perkusi

Suara perkusi dada normal : Sonor

Jantung

Inspeksi

Nampak atau tidak nampak ictus cordis

Palpasi

Teraba atau tidak teraba denyut apek 3 jari dibawah papilla mammae pada intra kostalis.

Perkusi

Teraba atau tidak teraba pembesaran jantung

Auskultasi

Bunyi jantung I dan II murni

Ada atau tidak Bunyi tambahan .

Abdomen

Inspeksi

Ada atau tidak pembesaran pada abdomen.

Ada atau tidak ada bekas luka pada abdomen

Palpasi

Pada pasien tumo adrenal saat dipalpasi akan teraba benjolan pada abdomen regio lumbalis kanan atau kiri

Auskultasin

Peristaltik normal 5-15 x/menit, Perkusi

perkusi

Normal suara perkusi adalah Tympani.

Genitalia: Tidak dilakukan pengkajian karena keluarga klien mengatakan tidak ada masalah.

Ekstremitas : Ada / tidak clubbing fingers, ujung-ujung jari hiperemik.

4. Pola kesehatan fungsional

a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Kaji persepsi pasien tentang kesehatan diri

Kaji pengetahuan dan persepsi pasien tentang penyakitnya

Kaji kemampuan pasien untuk mengontrol kesehatan (apa yang dilakukan pasien bila sakit, kemana pasien biasa berobat bila sakit)

b. Pola nutrisi dan metabolik

Kaji pola makan pasien sebelum sakit dan sesudah sakit yang meliputi frekuensi, porsi makan, jenis makanan yang biasa dimakan

c. Pola eliminasi

Kaji pola BAB & BAK pasien sebelum dan sesudah sakit meliputi Frekuensi, waktu, warnanya, jumlah

d. Pola aktivitas dan latihan

Kaji adakah keluhan Kesulitan dalam aktifitas baik itu mandi, makan ,dalm bermain

Kaji adakah Keluhan nyeri pada daerah abdomen setelah melakukan aktifitas

Kaji apakah mudah merasa kelelahan

e. Pola istirahat tidur

Kaji kebiasaan tidur Waktu tidur, lama tidur dalam sehari, kebiasaan pengantar tidur sebelum dan sesudah sakit

Kaji kesulitan dalam hal tidur (mudah terbangun, sulit memulai tidur, merasa tidak puas setelah bangun tidur, merasa sesaknyeri pada daerah abdomen saat tidur dll) sebelum dan sesudah

f. Pola persepsi sensori dan kognitif

Kaji keluhan yang berkenaan dengan kemampuan sensasi (seperti pengelihatan, pendengaran, penghidu, pengecapan, sensasi perabaan

Kaji kemampuan kognitif klien (kemampuan mengingat / memory, bicara dan memahami pesan yang diterima, pengambilan keputusan yang bersifat sederhana

g. Pola hubungan dengan orang lain

Kaji bagaimana hubungan pasien dengan orang lain (keluarga, tenaga kesehatan, pasien lain), apakah keadaan penyakitnya mempengaruhi hubungan tersebut)

h. Pola reproduksi / seksual

Bagaimana pemahaman keluarga pasien/ pasien terhadap fungsi seksual

Kaji jenis kelamin anakyang dapat berhuungan dengan terjadinya penyakit apendixitis

i. Pola persepsi diri dan konsep diri

Kaji persepsi keluarga (hal yang dipikirkan keluarga saat ini, harapan keluaga setelah anak menjalani perawatan, perubahan yang dirasa setelah sakit)

Kaji bagaimana persepsi klien/keluaga terhadap tubuhnya, adakah pengaruh penyakit yang dialami terhadap persepsi klien tersebut)

j. Pola mekanisme koping

Kaji bagaimana upaya keluaga klien dalam menghadapi masalahnya sekarang

k. Pola nilai kepercayaan / keyakinan

Kaji bagaimana keluraga klien/klien menjalankan kegiatan agama atau kepercayaan (macam, frekuensi), apakah pasien mengalami permasalahan berkaitan dengan aktifitasnya tersebut selama dirawat

Kaji adakah keyakinan / kebudayaan yang dianut kelurga pasien/pasien bertentangan dengan kesehatan

3.2 Diagnosa Keperawatan yang muncul :

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya massa pada abdomen

2. Nutrisi lebih dari kebutuhan berhubungan dengan penumpukan glukosa dalam tubuh

3. Cairan lebih dari kebutuhan berhubungan dengan peningktan reabsorbsi air na dan sekresi K

3.3 Contoh Perencanaan

No. Dx

Tujuan

Intervensi

Rasional

1

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 12 jam diharapkan nyeri pasien dapat berkurang dengan KH:

Pasien mengatakan lebih tenang setelah nyeri berkurang

Ekspresi wajah tenang

Skala nyeri 0-3

K: pasien dapat mengontrol nyeri

A : Pasien mengatakan lebih tenang setelah nyeri berkurang

P : Pasien mampu mempraktekkan cara mengatasi nyeri dengan tekhnik relaksasi distraksi

P : Skala nyeri 0-3, pasien tampak rileks

TTV :

TD : 110/80-120/90 mmHg

Nadi : 60-100x/mnt

Suhu : 36,5-37,50C

RR : 16-24x/mnt

1. kaji TTV

2. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya

3. Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler

4. Ajarkan teknik distraksi dan rileksasi

5. Berikan lingkungan yang tenang

6. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi misalnya morfin , metadon dll

1. untuk mengetahui perkembangan vital klien

2. Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan. Perubahan pada karakteristik nyeri, menunjukkan terjadinya tumor

3. Menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi terlentang

4. Teknik ini merupakan teknik pengalihan perhatian sehingga mengurangi emosional dan kognitif

5. Meringankan nyeri dan memberikan rasa nyaman

6. Analgesik bekerja mengurangi reseptor nyeri dalam mencapai sistem saraf sentral

2

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam x24 jam, diharapkan nutrisi menjadi seimang, dengan kriteria hasil :

Tidak terjadi obesitas pada tubuh bagian atas (di atas pinggang) sedangkan lengan dan kaki kurus

Tidak terjadi Wajah bulat, merah, penuh (moon face)

BB kembli normal

1. Observasi pola makan klien

2. Observasi kadar gula dan kolestrol

3.Pantau asupan makan klien dan

4.Anjurkan klien untuk makan,makanan yang rendah karbohidrat dan lemak

5.Kolaborasi dengan dokter dalam melakukan pembedahan (operasi )

1. untuk melihat kebiasaan makan pasien

2. untuk memantau perubahan kadar gul dan kolestrol

3. Untuk memantau perubahan kadar kolestrol dan adar gula dalam darah

4. makanan yang rendah lemak dan karbohidrat dapat mengurangi penumpukan gluksa dalam tubuh

5. pembedahan untuk menghilangkan tumor

3

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam nutrisi pasien seimbang, dengan Kriteria Hasil : - Turgor kulit cepat kembali.

Pasien bisa mengikuti prosedur yang dilakukan perawat.

Pasien ikut aktif dalam tindakan.

Input dan outut seimbang

O : observasi nutrisi yang input dan output

N: anjurkan klien dalam pembatasan asupan cairan

E: ajarkan pada klien tentang pentingnya keseimbangan nutrisi dalam

C: Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian ADH

6. Untuk memantau pengeluaran dan pemasukan nutrisi

7. untuk memantau keseimbangan input dan output cairan

8. dengan mengurangi asupan cairan dapat mengurangi pengeluaran cairan yang berlebihan

9. pemberian ADH dapat membantu enghambatan pengeluaran cairan yang berlebihan

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Tumor adrenal adalah jenis kanker yang agresif yang disebabkan karena kelebihan hormon adrenal. Kanker atau tumor kelenjar adrenal terbentuk dari daerah korteks adrenal atau dari medula adrenal.

Sampai saat ini penyebab dari kanker adrenal masih belum diketahui, tapi beberapa sindrom 6nalges langka seperti Beckwith Wiedemann-sindrom, dan neoplasia endokrin 4 nalgesi, telah dihubungkan dengan kanker korteks adrenalin.

Manifestasi Klinis Tumor Adrenal Bervariasi tergantung pada steroid yang diproduksi :

Aldosteron yang berlebihan dapat menyebabkan sindrom Conn

Kortisol berlebihan mengakibatkan sindrom Cushing

Kelebihan produksi hormon seksual

Tumor adrenal besar mungkin mengakibatkan perasaan kenyang atau nyeri perut lokal.

4.2. SARAN

Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurang-kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang, dan kami juga berharap, setelah membaca makalah ini kita menjadi lebih mengetahui bagaimana atau tindakan apa saja yang harus kita berikan kepada klien dengan tumor adrenal.

DAFTAR PUSTAKA

Baredero, Mary., Wifrid Dayrit, Mary dan Siswadi, Yokobus. 2009. Klien Gangguan Endokrin. Jakarta : EGC.

Doenges, Marilynn E. 1999. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Syaifuddin. (2006). anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan . jakarta: EGC.

Syvia A. Price Marylin. 2000. Patofisiologi. Konsep proses-proses penyakit. Edisi 6. Jakarta : EGC.

Wilm De Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta. EGC