Tumor Jinak Muskuloskeletal-Ayly Soekanto

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tumor Jinak

Citation preview

Document

http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi_________________________________________Tumor Jinak Muskuloskeletal

26

TUMOR JINAK MUSKULOSKELETAL

Oleh

Ayly Soekanto

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Peserta Pasca Sarjana Bagian Anatomi Histologi Fakultas Kedokteran UNAIR

ABSTRAK

Tumor muskuloskeletal dapat bersifat jinak atau ganas, dimana dapat merupakan tumor primer yang berasal dari unsur

unsur tulang sendiri atau tumor sekunder dari metastasis (infiltrasi) terutama dari tumor tumor ganas lain ke dalam tulang.

Klasifikasi ditentukan menurut WHO ditetapkan berdasarkan kriteria histologis, jenis diferenisasi sel sel tumor yang

diperlihatkannya dan jenis intraseluler matriks yang diproduksinya. Yang paling penting untuk mengetahui bahwa seseorang

menderita penyakit tumor tulang adalah dengan melakukan anamnesis untuk menegakkan diagnosis tumor tulang jenis apa

yang diderita, dan kemudian

melakukan pemeriksaan klinik,pemeriksaan radiologis, pemeriksaan biopsi, pemeriksaan

laboratorium yang akhirnya dapat mengetahui grading dan staging dari tumor yang dapat mempengaruhi penatalaksanaan dari

terapi lebih lanjut. Penatalaksanaan tumor tumor baik jinak atau ganas dapat dilakukan dengan operasi, radioterapi dan

kemoterapi berdasarkan grading dan stadium dari tumor tersebut.

Kata kunci: tumor muskuloskeletal, tumor jinak.

PENDAHULUAN

Tumor

tulang

merupakan kelainan pada

system muskuloskeletal yang bersifat neoplastik.

Tumor dalam arti yang sempit berarti benjolan,

sedangkan setiap pertumbuhan yang baru dan

abnormal

disebut

neoplasma. Tumor

dapat

bersifat jinak atau ganas. Tumor ganas dapat

bersifat primer yang berasal dari unsur-unsur

tulang itu sendiri atau sekunder dari meatastasis

(infiltrasi) terutama tumor-tumor ganas organ

lain ke dalam tulang.

Sel sel tumor menghasilkan faktor faktor

yang

dapat

merangsang

fungsi

osteoklas,

sehingga menimbulkan resobsi tulang yang dapat

terlihat pada radiogram. Juga ada beberapa tumor

yang

menyebabkan

peningkatan

aktivitas

oesteoblas dengan peningkatan densitas tulang

yang juga dapat terlihat pada radiogram. Pada

umumnya tumor tumor tulang mudah dikenali

dari adanya massa pada jaringan lunak disekitar

tulang, deformitas tulang, nyeri dan nyeri tekan,

atau fraktur patologis.

Tumor- tumor tulang primer dapat jinak atau

ganas, tumor yang jinak lebih sering terjadi,

tetapi tumor tumor yang ganas seringkali

berakibat fatal. Tumor tumor ganas cenderung

tumbuh cepat, menyebar dan menginvasi secara

tidak beraturan. Tumor

tumor

semacam

ini

paling sering terlihat pada anak anak remaja dan

dewasa muda.

Sejumlah neoplasma dari jaringan jaringan

lain dapat menyebar ke tulang melalui aliran

paru, tiroid, ginjal dan vesika urinaria. Tulang

yang paling sering terkena adalah os vertebra,

pelvis, costa, sternum dan humerus proksimal.

PEMBAHASAN

Insinden

Insiden terjadinya dari seluruh tumor tulang

primer : 65,8% bersifat jinak dan 34,2% bersifat

ganas, ini berarti dari setiap tiga tumor tulang

terdapat satu yang bersifat ganas. Tumor ganas

tulang menempati urutan kesebelas dari seluruh

tumor ganas yang ada dan hanya 1,5% dari

seluruh tumor ganas organ. Perbandingan insiden

tumor tulang pada pria dan wanita adalah sama.

Tumor jinak tulang primer yang paling sering

ditemukan

adalah

osteoma

(39,3%),

osteokondromo (32,5%), kondroma (9,8%) dan

sisanya adalah tumor tulang jinak yang lain.

Osteogenik sarkom (48,8%) merupakan tumor

ganas

primer

tulang

yang

paling

sering

ditermukan, diikuti giant cell tumor (17,5%),

kondrosarkomo (10%) dan sisanya adalah tumor

tulang ganas yang lain.

http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi_________________________________________Tumor Jinak Muskuloskeletal

27

Insiden tumor jinak dan tumor ganas pada tulang

Tumor jinak

Tumor ganas

jenis

Insidens

jenis

insidens

Osteoma

39,3%

Osteogenik Sarkoma

48,8%

Osteokondroma

32,5%

Osteogenik Sarkoma

17,5%

Kondroma

9,8%

Kondrosarkoma

10 %

Tumor jinak lainnya

18,4%

Tumor ganas lainnya

23,7%

KLASIFIKASI

TUMOR

TULANG

MENURUT WHO

Klasifikasi

menurut

WHO

ditetapkan

berdasarkan

atas

kriteria

histologis,

jenis

diferensiasi sel sel tumor yang diperlihatkan dan

jenis intraseluler matriks yang diproduksi. Dalam

hal ini dipertimbangkan sifat sifat tumor asal

usul sel serta pemeriksaan histologis menetapkan

jenis tumor bersifat jinak atau ganas.

Sel sel dari muskuloskeletal berasal dari

mesoderm

tapi

kemudian

berdeferensiasi

memjadi beberapa sel osteoklas, kondroblas,

fibroblas

dan mieloblas.

Oleh karena

itu

sebaiknya klasifikasi tumor tulang berdasarkan

atas sel, yaitu bersifat osteogenik, kondrogenik

atau mielogenik, meskipun demikian terdapat

kelompok yang tidak termasuk dalam kelompk

tumor yaitu kelainan reaktif (reaktif bone) atau

harmatoma yang sebenarnya berpotensi menjadi

ganas.

KLASIFIKASI TUMOR TULANG BERDASARKAN KRITERIA HISTOLOGIK TUMOR TULANG

KLASIFIKASI TUMOR TULANG MENURUT WHO TAHUN 1972

ASAL SEL

JINAK

GANAS

Osteogenik

Osteoma

Osteosarkoma

Osteoid Osteoma

Parosteal osteosarkoma

Osteoblatoma

Osteoblatoma

Koundrogenik

Kondroma

Kondrosarkoma

Osteokondroma

Kondrosarkoma jucsta kortikal

Giant cell tumor

Osteoklastoma

Mielogenik

Sarkoma Erwing

Sarkoma reticulum

Limfosarkoma

Mieloma

Vaskuler

Hemangioma

Angiosarkoma

Limfangioma

Intermediate:

Tumor glamous

Hemangioma endotelioma

Hemangioma perisitoma

Jaringan lunak

Fibroma desmoplastik Fibrosarkoma

Liposarkoma

Mesenkimoma ganas

Sarkoma tak berdeferensiasi

http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi_________________________________________Tumor Jinak Muskuloskeletal

27

Tumor lain Neurinoma

Kardoma

Neurofibroma

Adamantinoma

Tumor tanpa klasifikasi

Kista soliter

Kista aneurisma

Kista jucsta artikuler

Defek metafisis

Granuloma eosinofil

Displasia Fibrosa

Miositis eosifikasi

Beberapa

hal

yang

penting

sehubungan

dengan penetapan klasifikasi yaitu:

1.

jaringan yang mudah menyebar tidak selalu

harus merupakan jaringan asal.

2.

tidak ada hubungan patologis atau klinis

dalam kategori khusus

3.

sering tidak ada hubungan antara kelainan

jinak ganas dengan unsur unsur jaringannya,

misalnya ostema dan osteosarkoma.

Beberapa tumor hanya disebut dalam suatu

kelompok

yang

sederhana

misalnya

Osteosarkoma.

PENJELASAN TUMOR JINAK TULANG

I. Tumor asal jaringan tulang (Osteogenik)

A. OSTEOMA

Gambaran Klinis

Osteoma merupakan tumor jinak yang paling

sering ditemukan (39,3%) dari seluruh tumor

jinak tulang terutama terjadi pad usia 20 40

tahun. Bentuknya kecil tapi dapat menjadi besar

tanpa menimbulkan gejala gejala yang spesifik.

Lokasi

Kelainan ini ditemukan pada tulang tengkorak

seperti

maksila, mandibula, palatum, sinus

paranasalis dan dapat pula pada tulang tulang

panjang seperti tibia, femur dan falangs.

Pemeriksaan radiologis

Pada foto rontgen osteoma berbentuk bulat

dengan batas tegas tanpa

adanya

destruksi

tulang. Pada

pandangan tangensial

osteoma

terlihat seperti kubah.

Patologi

Dapat

ditemukan lesi

pada

tulang

kompak

(compact osteoma) dengan sistem Harvers atau

trabekula

tulang

dengan sumsumnya

disebut

spongiosteoma.

Strukturnya terdiri atas jaringan tulang dewasa

yang didominasi oleh struktur struktur lamelar

dengan pertumbuhan yang sangat lambat.

Osteoma yang berlokasi pada tulang panjang

biasanya bersifat multipel dan merupakan bagian

dari sindroma Gardner.

Diagnosa banding

1.

Osteokondroma

2.

Parosteal osteosarkoma

3.

Parostistis osifikans

4.

http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi_________________________________________Tumor Jinak Muskuloskeletal

26

Pengobatan

Bila

osteoma

kecil

dan tidak memberikan

keluhan, tidak diperlukan tindakan khusus. Pada

suatu osteoma yang besar serta memberikan

gangguan kosmetik atau terdapat penekanan ke

jaringan

sekitarnya

sehingga

menimbulkan

keluhan sebaiknya dilakukan eksisi.

B. OSTEOID OSTEOMA

Gambaran klinis

Osteoid osteoma adalah tumor jinak, jarang

ditemukan (1,8%), terutama pada umur 10 25

tahun. Tumor ini lebih sering pada laki laki

daripada

wanita

dengan perbandingan 2:1.

Gejala yang paling menonjol adalah nyeri pada

suatu daerah tertentu dan menghilang dengan

pemberian salisilat.

Lokasi

Lokasi osteoid osteoma pada femur (25%), tibia

(25%), dan sisanya pada daerah daerah lain,

seperti pada tulang belakang.

Pemeriksaan radiologis

Pada foto rontgen ditemukan adanya daerah yang

bersifat radiolusen yang disebut nidus didaerah

diafisis di kelilingi oleh suatu daerah skerosis

yang

padat, serta

penebalan kortikal

yang

merupakan reaksi pebentukan tulang, kadang

kadang pemeriksaan tomogram diperlukan untuk

membantu menegakkan diagnosa.

Patologi

Kelainan terdiri atas jaringan seluler dengan

tingkat vaskularisasi yang tinggi dan jaringan

tulang yang belum matang serta jaringan osteoid.

Diagnosa banding

1.

Asbes brodie

2.

Sarkoma erwing

3.

Periotitis kronis

Pengobatan

Pengobatan yang efektif adalah mengeluarkan

seluruh jaringan nidus disertai eksisi sebagian

tulang. Setelah itu evaluasi dengan pemeriksaan

foto rontgen perlu dilakukan untuk menilai

apakah eksisi yang dilakukan akurat.

C.

OSTEOBLASTOMA

(OSTEOID

OSTEOMA RAKSASA)

Gambaran klinis

Tumor ini seperti osteoid osteoma ditemukan

pada dewasa muda dan lebih sering

pada laki laki daripada wanita. Gejala nyeri yang

ditemukan

lebih

ringan

dibanding

osteoid

osteoma dan lebih jarang terjadi. Kelainan ini

hanya merupakan 2,5% dari seluruh tumor jinak.

Lokasi

Osteoblatoma

terutama

ditemukan pada

os

vertebra dan tulang tulang pendek lainnya seperti

os ilium, costa, os phalanx dan os tarsal.

Pemeriksaan radiologis

Terlihat adanya daerah osteolitik dengan batas

batas yang jelas serta

adanya

bintik bintik

kalsifikasi. Diameter lesi bervariasi bisa sampai

beberapa cm.

Patologis

http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi_________________________________________Tumor Jinak Muskuloskeletal

27

Gambaran patologisnya mirip osteoid osteoma

tetapi gambaran sel dan vaskularisasinya lebih

menyolok.

Diagnosis banding

1.

Osteoid osteoma

2.

Osteogenik sarkoma

Pengobatan

Pengobatan yang dilakukan adalah eksisi tumor,

kemudian rongga

yang

terjadi

diisi

dengan

tulang dari tempat lain (bone graft)

II. Tumor asal jaringan tulang rawan

Tumor jinak

A. KONDROMA

Disebut juga enkondroma, merupakan tumor

jinak tulang dengan frekuensi 9,8% dari seluruh

tumor jinak tulang, biasanya ditemukan pada

usia dewasa muda tetapi dapat pula pada setiap

umur. Gejalanya biasanya berupa benjolan yang

tidak nyeri.

Lokasi

Terutama pada os phalanxs, os tarsal, costa dan

tulang tulang panjang yang bersifat soliter tapi

dapat juga multiple sebagai enkondromatosis

yang bersifat kongenital (penyakit Ollier).

Pemeriksaan radiologis

Gambaran radiologis memperlihatkan adanya

daerah

radiolusen

yang

bersifat

sentral

(enkondroma)

antara

metafisis dan diafisis.

Mungkin dapat ditemukan sedikit ekspansi dari

tulang. Pada tulang yang matur dapat ditemukan

adanya bintik bintik kalsifikasi pada daerah

lusen.

Patologi

Terdapat pembentukan tulang rawan yang matur

tanpa tanda tanda pleimof, mitosis, atau gejala

gejala

keganasan lainnya. Sering

ditemukan

adanya perubahan miksoid pada jaringan lunak,

maka kelainan ini disebut sindroma Maffuci.

Perubahan

kearah

keganasan

pada

enkondromatosis (enkondroma multiple) lebih

sering dari pada enkondroma soliter. Tanda tanda

keganasan biasanya terjadi setelah umur 30

tahun dengan gejala

gejala

berupa

nyeri,

pembesaran tumor yang tiba tiba dan erosi

korteks tulang.

Pengobatan

Pengobatan tidak

selalu diperlukan. Apabila

tumor bertambahan besar atau ditemukan adanya

fraktur

patologis

maka

tumor

sebaiknya

dikeluarkan melalui

kuretase

kemudian diisi

dengan jaringan tulang dari tempat lain ( bone

graft).

http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi_________________________________________Tumor Jinak Muskuloskeletal

27

B. OSTEOCHONDROMA

Gambaran klinis

Merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%)

dari seluruh tumor jinak tulang dan terutama

ditemukan pada remaja yang pertumbuhannya

aktif dan pada dewasa muda. Gejala nyeri terjadi

bila terdapat penekanan pada bursa atau jaringan

lunak sekitarnya. Benjolan yang keras dapat

ditemukan pada daerah sekitar lesi.

Lokasi

Lokasi osteokondroma biasanya pada daerah

metafisis tulang panjang khususnya femur distal,

tibia

proksimal

dan

humerus

proksimal.

Osteokondroma

juga

dapat

ditemukan

pada

tulang scapula dan ilium. Tumor bersifat soliter

dengan dasar lebar atau kecil seperti tangkai dan

bila multipel dikenal sebagai diafisis aklasia

(eksosotosis herediter multiple), yang bersifat

herediter dan diturunkan secara dominan gen

mutan.

Pemeriksaan radiologis

Ditemukan adanya

penonjolan tulang

yang

berbatas tegas sebagai eksostosis yang muncul

dari metafisis tetapi yang terlihat lebih kecil

dibandingkan

dengan yang ditemukan pada

pemeriksaan fisik oleh karena sebagian besar

tumor ini diliputi oleh tulang rawan. Tumor

dapat bersifat tunggal atau multiple tergantung

jenisnya.

Patologi

Ditemukan adanya tulang rawan hialin didaerah

sekitar

tumor

dan terdapat

eksostosis yang

berbentuk tiang didalamnya. Lesi yang besar

dapat berbentuk gambaran bunga kol dengan

degenerasi dan kalsifikasi di tengahnya.

Pengobatan

Apabila terdapat penekanan pada jaringan lunak

misalnya pada pembuluh darah atau

saraf

sekitarnya atau tumor tiba tiba membesar disertai

rasa nyeri maka diperlukan tindakan operasi

secepatnya, terutama bila hal ini terjadi pada

orang dewasa.

http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi_________________________________________Tumor Jinak Muskuloskeletal

26

C. KONDROBLASTOMA JINAK

Gambaran klinis

Merupakan tumor jinak yang jarang ditemukan

dan terjadi pada umur 10 25 tahun, sering

ditermukan pada laki laki daripada wanita

.P

ertumbuhan tumor sangat lambat, gejala nyeri

sendi merupakan gejala utamanya.

Lokasi

Kondroblatoma jinak berasal dari daerah epifisis

dan

berkembang

kearah

metafisis.

Tumor

terutama ditemukan pada epifisis tibia proksimal,

femur distal dan humerus proksimal.

Pemeriksaan radiologis

Pada foto roentgen terlihat refraksi yang jelas

pada tulang kanselosa yang dapat melebar di luar

daru daerah garis epifisis. Bentuknya eksentrik

dengan korteks yang tipis tetapi penetrasi keluar

jarang terjadi. Batas batas tumor terlihat reguler,

tidak disertai dengan bintik bintik kasifikasi

dengan adanya gambaran deposisi kalsium.

Patologi

Gambaran patologis ditandai

dengan gejala

gejala karasteristik dari banyaknya sel sel yang

tidak berdiferensiasi dengan sel sel yang bulat

atau poligonal dari sel sel yang menyerupai

kondroblas dengan sel sel raksasa inti banyak

dari sel osteoklas yang diatur secara sendiri

sendiri

atau

berkelompok. Hanya

ditemukan

sedikit jaringan seluler dari matriks jaringan

tulang rawan yang disertai kalsifikasi fokal dan

jaringan retikulin.

Pengobatan

Pengobatan yang biasanya

dilakukan berupa

kuretase diikuti bone graft.

D. FIBROMA KONDROMIKSOID

Gambaran klinis

Kelainan ini jarang ditemukan dan merupakan

suatu tumor jinak, terutama ditemukan pada anak

anak dan dewasa muda. Pertumbuhan tumor ini

sangat lambat.

Lokasi

Terutama pada daerah metafisis tulang panjang

atau tulang

tulang

kecil

pada

tarsal

dan

metatarsal.

Pemeriksaan radiologis

Gambaran radiologi yang khas berupa daerah

radiolusen yang bulat/ oval terletak eksentrik

pada jaringan miksoid dan kondroid intraseluler

jaringan yang dipisahkan dari jaringan yang

mengandung lebih banyak sel dengan bentuk

spindle dengan beberapa sel raksasa multinuklear

dengan bentuk yang berbeda.

Pengobatan

Tumor ini berpotensi menjadi ganas sehingga

tidak cukup hanya dilakukan kuretase saja tetapi

diperlukan eksisi local.

http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi_________________________________________Tumor Jinak Muskuloskeletal

27

Yang paling penting untuk mengetahui bahwa

seseorang

menderita

tumor

tulang

adalah

anamnesis untuk menegakkan diagnosis tumor

tulang jenis apa yang diderita oleh si pasien dan

tindakan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

anamnesis adalah:

1.

Umur

Umur

penderita

sangat

penting

untuk

diketahui karena banyak tumor tulang yang

mempunyai kekhasan dalam umur terjadinya,

misalnya

osteogenik sarkoma

ditemukan

pada anak sampai sebelum dewasa muda,

kondrosarkoma pada umur 40 tahun, giant

cell tumor jarang ditemukan dibawah umur

20 tahun.

2.

Lama

dan

perkembangan

(progresifitas)

tumor.

Tumor jinak biasanya berkembang secara

pelahan dan bila terjadi perkembangan yang

cepat dalam waktu singkat atau suatu tumor

yang jinak, tiba tiba menjadi besar maka

perlu dicurigai adanya keganasan.

3.

Nyeri

Nyeri merupakan keluhan utama pada tumor

ganas. Adanya

nyeri

menunjukkan tanda

ekspansi tumor yang cepat dan penekanan

kejaringan

sekitarnya,

perdarahan

atau

degenerasi.

4.

Pembengkakan

Kadang

kadang

penderita

mengeluhkan

adanya suatu pembengkakan, yang timbul

secara pelahan lahan dalam jangka waktu

yang lama atau secara tiba tiba.

Kemudian dilakukan pemeriksaan Klinik, hal hal

yang penting dalam

melakukan pemeriksaan

klinik adalah:

1.

Lokasi

Beberapa

jenis tumor

mempunyai

lokasi

yang klasik dan tempat tempat predileksi

tertentu seperti didaerah epifisis, metafisis

tulang atau menyerang tulang tulang tertentu

misalnya osteoma pada daerah tengkorak,

osteogenik sarkoma pada daerah metafisis,

osteoblatoma pada daerah vertebra.

2.

Besar, bentuk, batas dan sifat tumor.

Tumor yang kecil kemudian suatu tumor

jinak,

sedangkan

tumor

yang

besar

kemungkinan adalah tumor ganas, penting

pula

diperhatikan

bentuk tumor

apakah

disertai pelebaran pembuluh darah atau ulkus

yang merupakan karateristik suatu tumor

ganas, tanda tanda efusi sendi mungkin dapat

ditemukan pada

tumor

yang

berdekatan

dengan sendi.

3.

Gangguan pergerakan sendi

http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi_________________________________________Tumor Jinak Muskuloskeletal

27

Pada tumor yang besar disekitar sendi akan

memberikan

gangguan

pada

pergerakan

sendi.

4.

Spasme otot dan kekakuan tulang belakang.

Apabila tumor terdapat pada tulang belakang,

baik jinak atau ganas, dapat memberikan

spasme atau kekakuan otot tulang belakang.

5.

Fraktur patologis

Bebeapa

tumor

ganas

dapat

memberikan

komplikasi

fraktur

oleh

karena

terjadi

kerapuhan pada tulang sehingga penderita

akan datang dengan gejala fraktur.

1. Pemeriksaan radiologis

Merupakan salah satu pemeriksaan yang sangat

penting

dalam

menegakkan dignosis tumor

tulang. Dilakukan foto polos lokal pada lokasi

lesi

atau foto survey

seluruh tulang

(bone

survey) apabila dicurigai adanya tumor yang

bersifat metastase atau tumor primer yang dapat

mengenai beberapa bagian tulang.

Foto polos dapat memberikan gambaran tentang:

1.

lokasi lesi yang lebih akurat apakah pada

daerah epifisis, metafisi, diafisis atau pada

organ organ tertentu.

2.

apakah tumor

bersifat

sifat

soliter

atau

multipel

3.

jenis tulang yang terkena

4.

dapat memberikan gambaran sifat sifat tumor

yaitu:

-

batas; apakah berbatas tegas atau tidak

mengandung klasifikasi atau tidak

-

sifat sifat tumor ; apakah berifat uniform

atau

bervariasi,

apakah

memberikan

reaksi pada periosterum, apakah jaringan

lunak sekitarnya juga terinfiltrasi.

-

Sifat lesi; apakah berbentuk kistik atau

seperti gelembung sabun.

Selain itu ada pemeriksaan penunjang yang lain

seperti

pemeriksan

laboratorium

dan

pemeriksaan biopsi, grading dan staging.

2. Pemeriksaan laboratorium

Biasanya pemeriksaan yang dilakukan meliputi:

-

Darah

LED, hemoglobin, serum alkali fosfatase,

serum elektroforesis protein, serum asam

fosfatase

yang

memberikan

nilai

diagnostik pada tumor ganas tulang.

-

Urin

Pemeriksaan urin yang penting adalah

pemeriksaan protein Bence jones.

3. Pemeriksaan Biopsi

Tujuan untuk memperoleh material yang cukup

untuk pemeriksaan histologis, untuk membantu

menentapkan diagnosisi

serta staging tumor.

Waktu pelaksanaan biopsi sangat penting sebab

dapat

mempengaruhi

hasil

pemeriksaan

radiologis yang dipergunakan pada staging.

Dikenal dua metode pemeriksaan biopsi yaitu

secara tertutup dan secara terbuka.

Biopsi tertutup dilakukan dengan menggunakan

jarum halus (fine nidle aspiration biopsi) untuk

melakukan stadiodiagnosis, merupakan

salah

satu cara biopsi untuk melakukan diagnosa pada

tumor. Metode biopsi melalui tindakan operatif.

Biopsi dapat dilakukan dengan cara yaitu biopsi

insisional yang dilakukan melelui pengambilan

sebagian jaringan tumor dan biopsi eksisional

yang dilakukan dengan mengeluarkan seluruh

tumor baik dengan hanya seluruh jaringan atau

dikeluarkan bersama sama dengan amputasi.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan tumor tumor jinak biasanya

tidak terlalu sulit dibandingkan tumor tumor

ganas. Pada

tumor

tumor

ganas diperlukan

kerjasama

dan konsultasi

antara

ahli

bedah

onkologi, ahli bedah ortopedi, ahli radiologi, ahli

patologi serta ahli prostetik dan rehabilitasi.

1

)

Tumor

jinak

yang

jelas,

misalnya

osteokondroma yang kecil tidak diperlukan

tindakan

khusus.

Apabila

jenis

tumor

diragukan maka perlu dilakukan pemeriksaan

biopsi.

2

)

Curiga akan tumor ganas apabila suatu lesi

pada tumor primer dicurigai sebagai suatu

keganasan

dmaka

penderita

sebaiknya

dirawat

untuk

pemeriksaan

lengkap,

pemeriksaan

darah,

foto

paru

paru,

pencitraan baik dengan foto polos maupun

CT scan dan biopsi tumor.

A. Operasi

Eksisi

tumor

dengan

cara

operasi

dapat

dilakukan dengan beberapa tehnik

1

)

Intralesional atau intrakapsuler. Tehnik ini

dilakukan dengan eksisi/kuretase

tumor,

tidak dianjurkan pada

tumor

ganas dan

biasanya dilakukan pada kelompok low grade

tumour, misalnya giant cell tumor.

2

)

Eksisi marginal, adalah pengeluaran tumor

diluar dari kapsulnya. Tehnik ini terutama

http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi_________________________________________Tumor Jinak Muskuloskeletal

28

dilakukan pada tumor jinak atau tumor ganas

jenis low garade malignancy.

3

)

Eksisi luas (eksisi en bloc). Pada eksisi

luar, tumor dikeluarkan secara utuh disertai

jaringan di sekitar tumor yang berupa pseudo

kapsul atau jaringan yang bereaksi diluar.

Tindakan eksisi luas dilakukan pada tumor

ganas dan

biasanya

dikombinsi

dengan

pemberian kemoterapi atau radioterapi pada

pre/pascaopeasi.

4

)

Operasi radikal. Operasi radikal dilakukan

seperti pada eksisi luas dan ditambah dengan

pengeluarn seluruh tulang serta sendi dan

jaringan sebagai suatu bagian yang utuh.

Cara ini biasanya berupa amputasi anggota

gerak di atasnya dan disertai pengeluaran

sendi atasnya. Dengan staging yang tepat

serta

pemberian

kemoterapi

untuk

mengontrol

penyebaran

tumor,

tindakan

amputasi dapat dihindarkan dengan suatu

teknik yang disebut imb-sparin surgery (lim

saving procedure)

yaitu berupa eksisi yang

luas disertai dengan penggantian anggota

gerak dengan mempergunakan bone graft

atau

protesis

yang

disesuaikan

dengan

anggota gerak tersebut yang dibuat khusus

secara individu.

B. Radioterapi

Radiasi dengan energi tinggi merupakan suatu

cara eradikasi tumor tumor ganas

radiosensitif dan dapat juga sebagai tindakan

awal

sebelum

tindakan

operasi

dilakukan.

Kombinasi

radioterapi

dapat

pula

diberikan

berama sama dengan kemoterapi. Radioterapi

dilakukan pada keadaan keadaan yang in opeable

misalnya adanya metastasis atau keadaan lokal

yang

tidak memungkinkan untuk tindakan

operasi.

C. kemoterapi

Kemoterapi

merupakan

suatu

pengobatan

tambahan pada tumor ganas tulang dan jaringan

lunak. Obat obatan yang dipergunakan adalah

metotreksat,

adriamisin,

siklofosfamid,

vinkristin, sisplatinum, pemberian kemoterapi

biasanya dilakukan pada pre/pasca operasi.

KESIMPULAN

Klasifikasi tumor tumor tulang menurut

WHO

ditetapkan berdasarkan

atas

kriteria

histologis, jenis diferensiasi sel sel tumor yang

diperlihatkan dan jenis intraseluler matriks yang

diproduksinya

yang

bersifat

osteogenik,

kondrogenik,

atau

mielogenik

meskipun

demikian terdapat kelompok yang tidak termasuk

dalam kelompok tulang yaitu kelainan reaktif

atau hamartoma

yang sebenarnya

berpotensi

menjadi ganas.

Jadi

yang

paling

penting untuk mengetahui

seserorang

menderita

penyakit

tumor

tulang

adalah

dengan

anamnesis.

Dimana

dalam

ananmesis ini perlu diperhatikan :

1.

umur penderita terkena tumor.

2.

lama dan perkembangan tumor

3.

nyeri yang merupakan keluhan utama tumor.

4.

pembengkakan yang timbul secara pelahan

lahan dan jangka waktu yang lama.

Kemudian

perlu

dilakukan

pemeriksaan

pemeriksaan untuk mendiagnosa adanya tumor

tulang seperti:

1.

Pemeriksaan klinik meliputi: lokasi; besar,

bentuk, batas dan sifat

tumor;

adanya

gangguan pengerakan sendi; spasme otot dan

kekakuan tulang belakang; faktur patologis.

2.

Pemeriksaan raadiologis:

dilakukan foto

polos pada lokasi lesi.

3.

Pemeriksaan

laboratorium:

serum

alkali

fosfatase memberikan nilai diagnostik pada

tumor ganas tulang.

4.

Pemeriksaan biopsi

Penatalaksanaan dilakukan dengan cara operasi,

radioterapi dan kemoterapi berdasarkan jenis

tumor muskulosketetal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Apley AG, Solomon L (1993). Tumour, System

of Orthopaedics and Fraktures, 11 th ed,

ELBS

with Butterworth

Heinemann,

British Government, pp 162-192

Baratatjandra B, Tandian A (1987) Frecuncy of

Primary Malignant Tumor of The Bone.

Musculoskeletal Trauma and Bone Tumour,

The

Indonesian Orthopedic

Association,

Jakarta, pp 131-138

Hutagalung

EU

(1969)

Neoplasma

Tulang,

kumpulan

Kuliah

Ilmu

Beah.

Penerbit

Binarupa Aksara, Jakarta Hal. 587-600.

Kark W. (1969) Tumours of Bone, Jhon Wright

and Sons Ltd, Great Britain.

Mitra JM (1989) Bone Tumour Terminology.

Bone

Tumour

Clinical, Radiologic

and

http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi_________________________________________Tumor Jinak Muskuloskeletal

29

Pathologic Correlation, Vol. 1-2, Lea &

Febiger Ltd, America.

Mukari TJ, Gunasyah E (1987) Tumour and

Tumour Like Lesion of Bone During Five

Years in Hasan Sadikin General Hospital.

Padjajaran University Of Bandung Indonesia

in Musculo, The

Indonesian Orthopedic

Association, Jakarta, Hal 123-129.

Pithkul S, Chotigavanigh C, Keokarn T (1987)

Current status of Bone Tumour Surgery in

Thailand.

The

Indonesian

Orthopedic

Association, Jakarta, pp. 121-122.

Rasjad

Chairuddin

(1993).

Tumor

Tulang

Primer.

Bagian

Ilmu

Bedah

Fakultas

Kedokteran Universitas

Hasanudin Ujung

Pandang.

Salter

RB

(1970).

Neoplasm

of

The

Musculoskeletal

Tissues.

Textbook

of

Disorders

and

Injuries

of

The

Musculoskeletal System, Asian ed, Igaku

Shoin Ltd, Tokyo, pp 304-330.

Spardan Subroto ed (1987), Muskuloskeletal

Trauma and Bone Tumours. the Indonesian

Orthopedic Association, Jakarta.