Upload
muhammad-ariful-basyar
View
229
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
coba
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan menjadi isu utama dalam
pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global. Hal
ini didorong karena semakin besarnya tuntutan terhadap organisasi
pelayanan kesehatan untuk mampu memberikan pelayanan kesehatan secara
prima terhadap konsumen.
Mutu pelayanan kesehatan itu sendiri menurut WHO 1988 adalah
penampilan yang sesuai yang berhubungan dengan standar-standar dari
suatu intervensi yang diketahui dapat memberikan hasil kepada masyarakat
tersebut dan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada
kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi.
Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun
1999 agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan
yang diinginkan maka pelayanan harus memenuhi berbagai syarat
diantaranya; tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar,
mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu.
Pukesmas adalah UPTD (unit pelaksana teknis dinas) kesehatan
kabupaten / kota yg bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja atau organisasi kesehatan fungsional yg
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat & memberikan pelayanan secara menyeluruh &
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok. Puskesmas merupakan satu satuan organisasi yang diberikan
kemandirian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kodya untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah
kecamatan. Dengan hal tersebut diharapkan puskesmas mampu
melaksanakan penyelenggaraan upaya kesehatan untuk menumbuhkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan sehat yang optimal di masyarakat.
Sebagai ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan,
maka diperlukan sebuah upaya untuk menilai sejauh mana kinerja atau
prestasi puskesmas untuk mencapai tujuan penyelenggaraan upaya kesehatan.
Dengan penilaian kinerja, puskesmas dapat dilakukan analisis tingkat kinerja
puskesmas berdasar rincian nilainnya, sehingga urutan pencapaian kinerjanya
dapat diketahui serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan
terfokus.
Ruang lingkup dari penilaian kinerja puskesmas terbagi dalam 3
hal, yaitu penilaian terhadap pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan
mutu pelayanan puskesmas.
1. Penilaian terhadap pelayanan kesehatan :
a. Upaya kesehatan wajib
1) Upaya promosi kesehatan
2) Upaya kesehatan lingkungan
3) Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
4) Upaya perbaikan gizi masyarakat
5) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6) Upaya pengobatan
b. Upaya kesehatan pengembangan
1) Upaya perawatan masyarakat
2) Upaya kesehatan jiwa
3) Upaya kesehatan mata
4) Upaya kesehatan usia lanjut.2
2. Penilaian pelaksanaan manajemen puskesmas :
a. Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
b. Manajemen sumber daya termasuk alat, obat, keuangan, dan
lainnya.
3. Penilaian terhadap mutu pelayanan puskesmas:
a. Input, pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.
b. Proses, tingkat kepatuhan terhadap standar yang ditentukan
c. Output, menilai indikator mutu pada setiap upaya kesehatan
d. Outcome, mengukur tingkat kepuasan pelanggan
Untuk melakukan Penilian Kinerja Puskesmas, kami melakukan
penilaian kinerja di Puskesmas Kajoran II, kecamatan Kajoran, Kabupaten
Magelang. Dalam upaya untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan,
puskesmas Kajoran II mempunyai visi dan misi kegiatan yang dilaksanan.
Visi dari Puskesmas Kajoran II adalah Menjadi Puskesmas Terdepan dan
Terpercaya dalam Pelayanan Kesehatan. Adapun misinya adalah :
1. Mengutamakan Profesionalisme
2. Memberikan pelayanan prima
3. Melestarikan Lingkungan kerja yang sehat
Sedangkan filosofi yang dianut oleh Puskesmas Kajoran II yaitu
Memperlakukan Pasien Sebagaimana Kita Ingin Diperlakukan.
B. BATASAN JUDUL
Laporan Hasil Penilaian Manajemen Program dan Mutu Pelayanan
Puskesmas Kajoran II di Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang periode
Januari - September 2013.
C. BATASAN MASALAH
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan
yang ada di Puskesmas Kajoran II dan menimbulkan rasa tidak puas sehingga
diharapkan untuk ditangani. Masalah berdasarkan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang 2013 dan ditetapkan
setelah dilakukan pengambilan data serta analisis masalah.
D. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Mengetahui, menganalisa dan mendeskripsikan pelaksanaan
manajemen program dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran II
periode Januari –September 2013 serta memberikan alternatif
pemecahan masalah dalam rangka upaya perbaikan kinerja puskesmas.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Mencari data umum dan khusus tentang SPM (standar pelayanan
minimal) di Puskesmas Kajoran II Periode Januari – September
2013.
b. Mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah dalam manajemen
dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran II Periode Januari –
September 2013.
c. Mencari dan menganalisa simple problem dan complex problem
dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran II
Periode Januari – September 2013.
d. Menganalisis dan mengkonfirmasi penyebab masalah manajemen
dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran II Periode Januari –
September 2013.
e. Menentukan urutan penyebab masalah dan memprioritaskan
penyebab masalah yang akan diintervensi dalammanajemen dan
mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran II Periode Januari –
September 2013.
f. Mencari alternatif pemecahan masalah dari penyebab masalah
dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran II
Periode Januari – September 2013.
g. Mengambil keputusan sehingga mampu menyusun rencana
kegiatan pemecahan masalah (POA) dalam manajemen
Puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran II Periode
Januari – September 2013.
E. Metodologi
Pengumpulan data (data primer dan data sekunder) dilakukan selama
lima hari pada tanggal 08, 09, 11, 12 dan 13 November 2013 di Puskesmas
Kajoran II, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang.
Data primer berupa pelaksanaan proses manajemen (P1, P2, P3)
diperolehdari wawancara (wawancara dengan kepala puskesmas, dokter dan
staf puskesmas),pengamatan dan kuesioner di Puskesmas Kajoran II. Data
sekunder diperoleh dari informasi program pelayanan di puskesmas serta
catatan data tertulis yang ada di puskesmas.
Penilaian manajemen Puskesmas di lakukan dengan membandingkan
antara hasil cakupan pada bulan berjalan dengan target pemerintah pada tahun
2013. Data yang digunakan adalah data hasil kegiatan sampai bulan berjalan
(Januari – September 2013). Masalahdidapatkan jika pencapaian kurang dari
80%. Kemudian ditentukan prioritasmasalah dengan Hanlon kuantitatif. Dari
prioritas masalah tersebut dilakukananalisis penyebab masalah dengan
pendekatan sistern. Kemudian analisis faktor penyebab masalah tersebut
dimasukkan ke dalarn Fish Bone Diagram. Langkah selanjutnya adalah
menganalisis penyebab masalah dengan Paired comparison dan Pareto.
Setelah mendapatkan konfirmasi, dibuat alternatif pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan alternatif pemecahan masalah yang paling mungkin
untuk dilaksanakan berdasar pada kriteria mutlak dan kriteria keinginan.
Tahap berikutnya berdasar atas keputusan tetap pada saat pengambilan
keputusan kita membuat Plan Of Action.
BAB II
ANALISIS SITUASI
A. LINGKUNGAN
1. Lingkungan Ekternal
a. Batas-batas Wilayah Puskesmas Kajoran II adalah :
1) Utara : Wilayah
kerja Puskesmas Kajoran I
2) Selatan : Kabupaten
Purworejo
3) Barat : Kabupaten
Wonosobo
4) Timur : Kecamatan
Salaman
b.
b.
b.
b.
b.
c.
d.
e.
f.
b. Jumlah Desa Wilayah Kerja
Terdiri dari 14 desa yaitu :
1. Kewaderan 8. Wonogiri
2. Wuwuharjo 9. Mangunrejo
3. Pandan sari 10. Krumpakan
4. Pandan Retno 11. Bumi Ayu
5. Bambusari 12. Ngendrosari
6. Sambak 13. Ngargosari
7. Madukoro 14. Lesanpuro
c. Luas wilayah tiap desa wilayah
Tabel 1. Luas Wilayah Tiap Desa (Km2)
Desa Luas Wilayah (Km2)
1. Wuwuharjo 7,19
2. Wonogiri 3,15
3. Kwaderan 2,91
4. Madukoro 0,77
5. Bumiayu 1,35
6. Ngargosari 0,75
7. Lesanpuro 1,75
8. Ngendrosari 1,04
9. Sambak 3,33
10. Bambusari 2,77
11. Pandansari 3,90
12. Pandanretno 4,94
13. Mangurejo 2,35
14. Krumpakan 1,57
Total 37,77
Sumber : Sensus Penduduk 2011
Dari data di atas didapatkan kesimpulan bahwa luas wilayah kerja
dari Puskesmas Kajoran II adalah 37,77 Km2. Wilayah dengan luas
tertinggi yaitu Pandanretno seluas 4,94 Km2 dan Ngargosari 0,75 Km2 .
d. Kependudukan
1) Perkembangan jumlah penduduk menurut desa
Tabel 2. Jumlah penduduk tiap desa
No
Jumlah
PendudukDesa
1 Kuwaderan 2,465
2 Wuwuharjo 1,203
3 Pandansari 1,074
4 Pandanretno 724
5 Bambusari 1,482
6 Sambak 776
7 Madukoro 2,128
8 Wonogiri 1,789
9 Mangunrejo 1,711
10 Krumpakan 1,861
11 Bumiayu 1,084
12 Ngendrosari 4,071
13 Ngargosari 946
14 Lesanpuro 2,301
Jumlah 23,615
Sumber: Hasil Sensus Penduduk Kab. Magelang Tahun 2010
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk
yang menjadi cakupan wilayah kerja Puskesmas Kajoran II adalah
sebanyak 23.615 dengan jumlah daerah terbanyak yaitu Ngendrosari
sebanyak 4071 jiwa dan terendah adalah Pandanretno 724 jiwa.
2) Jumlah penduduk berdasar kelompok umur dan jenis kelamin
Tabel 3a. Jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki berdasar
umur
Desa Usia
00-04 04-17 18-24 25-59 >60
1. Kuwaderan 114 267 606 213 53
2. Wuwuharjo 57 134 304 106 27
3. Pandansari 51 119 271 95 24
4. Pandanretno 33 77 175 61 15
5. Bambusari 67 156 355 125 31
6. Sambak 37 86 197 70 17
7. Madukoro 97 227 516 181 45
8. Wonogiri 81 189 430 150 38
9. Mangunrejo 82 191 433 152 38
10. Krumpakan 85 199 454 159 39
11. Bumiayu 50 117 265 93 23
12. Ngendrosari 187 438 996 350 87
13. Ngargosaria 42 99 224 79 20
14. Lesanpuro 108 252 572 202 49
Total 1,091 2,551 5,798 2,036 506
Total penduduk laki-laki 11,982
Tabel 3b. Jumlah penduduk jenis kelamin perempuan berdasar
umur
DesaUsia
00-04 04-17 18-24 25-59 >60
2. Kuwaderan 102 234 594 221 61
2. Wuwuharjo 48 111 282 104 30
3. Pandansari 42 96 261 90 25
4. Pandanretno 31 70 177 67 18
5. Bambusari 63 144 366 137 38
6. Sambak 31 70 181 68 19
7. Madukoro 89 205 521 193 54
8. Wonogiri 76 177 440 163 45
9. Mangunrejo 68 158 400 148 41
10. Krumpakan 78 178 453 169 47
11. Bumiayu 45 103 262 98 28
12. Ngendrosari 169 388 987 367 102
13. Ngargosari 41 93 235 88 25
14. Lesanpuro 94 216 548 203 57
Total 977 2,243 5,707 2,116 590
Total penduduk perempuan 11,633
Sumber : Sensus Penduduk 2010
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penduduk laki-laki
lebih banyak dibandingkan dengan perempuan 1,03 : 1 yaitu dan
usia terbanyak yaitu 18-24 tahun.
e. Kebijakan Pemerintah Daerah Pusat
Peraturan yang mengatur Puskesmas:
1) UU no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan.
2) UU no. 22 tahun 1992 tentang otonomi daerah.
3) UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan
daerah
4) Perda No. 5 tahun 2006 tentang tarif Puskesmas di Kabupaten
Magelang
5) Keputusan Bupati Kepala Daerah TK 11 Magelang No. 1884/492 /
Kep/ 2002 Tentang Organisasi Puskesmas.
2. Lingkungan Internal
a. Data kesehatan
1. Jumlah PUS, Akseptor Aktif dan Kontrasepsi
Tabel 4. Jumlah PUS, akseptor aktif dan kontrasepsi
Jenis Jumlah %IUD 316 8,81
MOP 40 1,11
MOW 144 4,01
Implant 770 21,46
Suntik 1910 53,23
Pil 365 10,17
Kondom 43 1,20
Jumlah 1268Sumber : Sensus Penduduk 2011
Dari data di atas disimpulkan bahwa jenis kontrasepsi terbanyak
adalah suntik yaitu sebesar 54,5%.
2. Jumlah sarana kesehatan
Tabel 5. Jumlah sarana kesehatan
Jenis Jumlah %Rumah sakit 0 0
Rumah sakit bersalin 0 0
Poliklinik 0 0
Puskesmas 1 0,7
Pustu 2 1,3
Praktek Dokter 1 0,7
Praktek Bidan 15 10
Poskesdes 12 8
Polindes 2 1,3
Posyandu 117 78
Apotik 0 0
Toko Obat 0 0
Jumlah 150 100%
Sumber : Sensus Penduduk 2011
Dari data di atas disimpulkan bahwa jenis sarana kesehatan
terbanyak adalah posyandu yaitu sebesar 78%.
3. Tenaga kesehatan
Tabel 6. Jumlah tenaga kesehatan
Jenis Jumlah %Dokter Pria 0 0
Dokter Wanita 0 0
Dokter gigi 0 0
Bidan 11 28,2
Perawat 6 15,4
Dukun bayi 22 56,4
Jumlah 39 100%Sumber : Sensus Penduduk 2011
Dari data di atas disimpulkan bahwa jenis tenaga kesehatan
terbanyak adalah dukun bayi yaitu sebesar 56,4%.
4. Sumber Air Minum
Tabel 7. Sumber Air Minum
Jenis Jumlah %
Air Kemasan 1 0,1
Ledeng 691 12,6
Pompa 16 0,3
Sumur terlindung 424 7,7
Sumur tak terlindung 119 2,2
Mata air terlindung 3723 68,3
Mata air tak terlindung 473 8,7
Air Sungai/Hujan 1 0,1
Lainnya 0 0
Jumlah 5448 100%
Sumber : Sensus Penduduk 2011
Dari data di atas disimpulkan bahwa jenis sumber air minum
yang terbanyak adalah mata air terlindung yaitu sebesar 68,3%.
B. MASUKAN
1. MAN / SUMBER DAYA MANUSIA
a. Data pegawai
Tabel 8. Data.pegawai Puskesmas Kajoran II tahun, 2012
Tenaga Kerja Jumlah (orang) Keterangan
Dokter Umum 2 Rasio dokter umum
(2/23683 ) x 10.000 = 0,84
Dokter Gigi 1 Rasio dokter gigi
= (1 /23683 ) x 10.000 = 0,42
Perawat Puskesmas 4 Rasio perawat (5/23683 ) x 10.000 = 2,1
Bidan Puskesmas 2 Rasio bidan
Bidan Desa 12 (16 / 23683) x 10.000=6,76
Petugas PU/Promkes 3
Tenaga Kerja 2
Petugas Gizi 1
Petugas Apotek 1
Petugas Laborat 1
Petugas gudang obat 1
Tata Usaha/UP 3
Petugas pendaftaran 1
Jumlah 34
b. Pembagian Tugas Dan Tanggung Jawab
Tabel 9. Pembagian tugas dan tanggungjawab Puskesmas
Kajoran II 2013
No dr. Ma'sumah Kepala Puskesmas
1 Anas Abdul Azis Kasubag T U
2 Solicha Bidan Penyelia
3 MumfaidahSanitarian Pelaksana
4Endang
SulistyowatiBidan Pelaksana
5 dr. Evie Lusita Dokter Umum
6 drg. Lisa Andriyani Dokter Gigi
7 Suprih Mulyani Bidan Desa
8 Estiningsih Bidan Desa
9 Ferry Ali Setiyanto, A,Md.Kep
Perawat
10Hidayati
Nurrohmah, A.Md.Gz
Nutrisionis
11Arni Marstuti
NugrahenyPerawat
Novita Ambaryani Perawat
12 Dina Wanita Bidan
13 Sri Ardaningsih Rekam Medik
14 Sutina Dariyati Laborat
15 Nur Rahmawati Bidan
16 Basori Perawat
17 Sulistiyani Bidan Desa
18 Siti Farida Asisten Apoteker
19 JamiatunPengad.
Pendaftaran
20 Daelani Adminitrasi Obat
21 Dewi Cahyani Bidan Desa
22 Marfuatun Bidan Desa
23 Sugiyati Bidan Desa
24 Rizka Amalia Bidan Desa
25 Atik Lestari Bidan Desa
26 Yuanita Wahyu A. Bidan Desa
27 Novikasari KN Bidan Desa
28 Endang Sri Lestari Pengad. Umum
29 Ita Uswatun C. Pengad. Umum
30 Hery Widiharto Petugas Kebersihan
31 Slamet Sulaeman Juru Malaria Desa
32 Imam Guruh P. Juru Malaria Desa
33 Data Suratman Juru Malaria Desa
34 Chafid Penjaga Malam
Sumber : data sekunder dari puskesmas Kajoran II tahun 2012
c. Deskripsi Kerja
1) Dokter atau Kepala Puskesmas
Tugas Pokok
Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan teknk
penunjang di bidang pelayanan kesehatan, penggerakan
pengembangan kesehatan serta usaha pemberdayaan masyarakat dan
keluarga secara paripurna dan mandiri sesuai wilayah kerjanya.
Rincian:
1. Mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan
teknis, pedoman teknis maupun pedoman pelaksanaan
lainnya yang berhubungan dengan tugasnya
2. Melaksanakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
bermutu melalui upaya rawat jalan, rawat inap, dan
penunjang
3. Melaksanakan usaha penggerakan pembangunan
berwawasan kesehatan melalui upaya pertyehatan
lingkungan, pencegahan dan pernberantasan penyakit
menular, serta upaya khusus sesuai dengan program
spesifik
4. Melaksanakan usaha pemberdayaan masyarakat dan
keluarga melalui upaya, penyuluhan kesehatan masyarakat,
kesehatan keluaga, kesehatan ibu dan anak, keluarga
berencana, dan perbaikan gizi
5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta pelaporan
penyelenggaraan tugas operasional pelayanan kesehatan,
penggerakan pengembangan kesehatan serta usaha
pemeberdayaan masyarakat dan keluarga secara paripurna
dan mandiri
6. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2) Dokter Umum
a. Tugas Pokok :
Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah kerja
Puskesmas dapat berjalan dengan baik
b. Fungsi :
1. Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas
2. Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah Puskesmas
baik di Puskesmas, Pustu atau Pusling
3. Memberikan bimbingan dan supervisi teknis kepada
penderita dan masyarakat
4. Membantu membina lintas sektoral dalam pengembangan
peran masyarakat
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan
3) Dokter Gigi
a. Tugas Pokok :
Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
wilayah kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
b. Fungsi :
1. Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas.
2. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam
wilayah kerja Puskesmas secara teratur
3. Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di
Puskesmas
4. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
5. Membantu dan membina kerjasama lintas sektoral dalam
pengembangan peran serta masyarakat
6. Memberikan penyuluhan kesehatan
7. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
4) Perawat Gigi
a. Tugas Pokok
Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas.
b. Fungsi
1. Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di
puskesmas
2. Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan
mengobati gigi yang sakit
3. Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang
dokter gigi
4. Melaksanakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan UKGS
(Usaha Kesehatan Gigi Sekolah)
5. Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi
5) Tata Usaha
a. Tugas Pokok :
a. Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan
Puskesmas
b. Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat
masuk
b. Fungsi
1. Mengumpulkan, membuat surat yang masuk atau keluar
2. Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas
3. Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian
Puskesmas
4. Melakukan laporan berkala ketatausahaan
6) Petugas Puskesmas
a. Tugas Pokok :
Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan
Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas agar berjalan dengan
baik.
2. Fungsi :
1. Melaksanakan kegiatan Puskesmas baik di dalam maupun
luar gedung
2. Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan
Perkesmas
3. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
4. Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas
5. Melakukan pendataan sasaran secara periodik
7) Petugas Pengobatan
a. Tugas Pokok :
a. Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah
Puskesmas
b. Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif
atas delegasi dari dokter
c. Melaksanakan penyuluhan kesehatan
d. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan
8) Petugas P2
a. Tugas Pokok :
Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas
b. Fungsi
1. Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja
Puskesmas
2. Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular
3. Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit
menular
4. Melakukan penyuluhan, pencatatan dan pelaporan
5. Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit
menular atas delegasi dari dokter
6. Melakukan kunjungan rumah
7. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain
yang terkait P2
8. Memberikan penyuluhan kesehatan
9. Melakukan pencatatan dan pelaporan
9) Petugas KIA
a. Tugas Pokok :
Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA diwilayah kerja
Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik
b. Fungsi
1. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu
menyusui, bayi dan anak
2. Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi
3. Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil
4. Melakukan pembinaan dukun bayi
5. Melakukan pembinaan kepada bidan desa
6. Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu
lain yang terkait dengan KIA
7. Melakukan penyuluhan kesehatan
8. Melakukan. pencatatan dan pelaporan
9. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi
10) Petugas Gizi
a. Tugas Pokok :
melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi di
wilayah Puskesmas.
b. Fungsi
1. Melaksanakan pemberian makanan tambahan
2. Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya
kasus-kasus kurang gizi
3. Membantu meningkatkan,kerja sama lintas sektoral terkait
dengan gizi
4. Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan
6. Melakukan pembinaan Posyandu
7. Melakukan rujukan kasus gizi
8. Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik
11) Petugas Sanitarian
a. Tugas Pokok :
Merubah, mengendalikan atau menghilangkan sernua unsur
fisik dan lingkungan yang memberikan pengaruh buruk
terhadap kesehatan masyarakat.
b. Fungsi
1. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air
bersih, jamban keluarga, rumah sehat, kebersihan
lingkungan dan pekarangan
2. Membantu masyarakat dalam pernbuatan sumur,
perlindungan mata air, penampungan air hujan dan sarana
air bersih lainnya
3. Pengawasan higiene, perusahaan dan tempat - tempat
minum
4. Melakukan pencatatan dan pelaporan
5. Aktif memperkuat kerjasama lintas sektoral
6. Ikut serta dalarn Puskesling dan kegiatan terpadu yang
terkait dengan H.S
7. Memberikan penyuluhan kesehatan
8. Pengawasan, penyehatan perumahan
9. Pengawasan pembuangan sampah
10. Pengawasan makanan dan minuman
12) Pelayanan Imunisasi
a. Tugas Pokok :
Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di wilayah kerja
Puskesmas.
b. Fungsi
1. Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan
Puskesmas
2. Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi
3. Melakukan pencatatan dan pelaporan
4. Menyelenggarakan dan mernonitor Cold Chain dari
imunisasi
5. Menyediakan persediam vaksin secara teratur
6. Melakukan sweeping untuk daerah - daerah yang
cakupannya kurang
7. Memberikan penyuluhan kesehatan
13) Petugas Apotek
a. Tugas Pokok :
Memeriksa, meracik dan membungkus obat
b. Fungsi
1. Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat
2. Membantu dalarn penyimpanan obat dan administrasi dari
obat di apotik
3. Membantu distribusi obat ke Puskesling, Pustu, dan PKD
4. Melakukan pencatatan dan pelaporan obat
5. Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat
14) Petugas Laboratorium
a. Tugas Pokok :
Melakukan pemeriksaan laboratorium di wilayah
kerja puskesmas
b. Fungsi :
1. Membantu menegakkan diagnosa penyakit
2. Melaksanakan pemeriksaan specimen
3. Membantu rujukan specimen
4. Ikut membantu kegiatan lain yang berhubungan dengan
kegiatan laboratorium
5. Memberikan penyuluhan kesehatan
6. Melakukan pencatatan dan pelaporan
15) Petugas Pendaftaran
a. Tugas Pokok :
Melakukan proses pelayanan di pendaftaran pada semua
pengunjung Puskesmas.
b. Fungsi
1. Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan
2. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses
pendaftaran
3. Memberikan gambar status / catatan medis untuk setiap
pasien
4. Mencatat sernua kunjungan pasien pada buku
5. Menata kembali dengan rapi status yang sudah
dipergunakan hari tersebut
6. Melakukan pencatatan dan pelaporan
16) Petugas Gudang Obat
a. Tugas Pokok :
Mengelola obat – obat yang ada di Puskesmas
b. Fungsi :
1. Membantu dokter atau Kepala Puskesmas dalam
pengelolaan obat di Puskesmas
2. Mempersiapkan pengadaan obat di Puskesmas
3. Mengatur penyimpanan obat
4. Mengatur administrasi obat dan mengatur distribusi obat
5. Menyediakan obat untuk Puskesling, Pustu, dan Poliklinik
Kesehatan Desa (PKD)
6. Mengatur dan menjaga kerapihan, kebersihan dan
pencahayaan dalam obat
2. MATERIAL dan MACHINE
a. Sarana Kesehatan Yang Ada
Puskesmas induk : 1 buah
Puskesmas Pembantu : 2 buah
b. Sarana Penunjang
Penunjang Medis
1) Minor set, alat pengukur vital sign, dan alat diagnostik lainnya
2) Satu dental set
3) Microscope monocular 1 buah
4) Sarana obat : jumiah cukup, jenis terbatas dan dalam keadaan baik
Penunjang Non Medis
Puskesmas rawat jalan yang terdiri dari:
1) Loket pendaftaran
2) Ruang balai pengobatan
3) Ruang KIA / KB
4) Ruang poli gigi
5) Ruang kesling
6) Aula / ruang perternuan
7) Laboratorium
8) Apotek dan gudang obat
9) Kantor kepala Puskesmas
10) Ruang tata usaha dan toilet
11) Ruang imunisasi
Sarana Penunjang Lain
1) Mobil puskesling : 1 buah
2) Sepeda Motor : 4 buah
3. MONEY
Biaya operasional Puskesmas Kajoran II berasal dari hal berikut di bawah ini
a. Dana rutin dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD),
Retribusi diberikan ke PEMDA dikembalikan ke puskesmas
sebanyak 85%( ±l juta/bulan), 10% untuk manajemen, 30% untuk
jasa medis, 60% untuk operasional kegiatan.
b. Dana tidak rutin, jarnkesmas dari pusat, digunakan untuk kegiatan
operasional Manajemen, persalinan, dan pelayanan kesehatan
dasar dan dana alokasi khusus tergantung program khusus yang
akan dilaksanakan.
C. KOMPONEN PROSES
Berdasarkan wawancara dan pengamatan mengenai proses manajemen di
Puskesmas Kajoran II, diperoleh data sebagai berikut
1. Perencanaan (P1)
a. Tahap persiapan
Pada tahap ini semua koordinator program menjadi perencana
program Puskesmas. Bahan perencanaan diberikan oleh kepala
Puskesmas dengan mengacu pada hasil evaluasi tahun yang lalu dan
Standar Pelayanan Minimal tahunan. Kepala Puskesmas bersama tim.
mengadakan pengkajian bersama di dalam membuat Perencanaan
Tingkat Puskesmas (PTP). Kemudian Kepala Puskesmas mengadakan
sosialisasi PTP kepada seluruh petugas Puskesmas.
b. Tahap Analisis Situasi
Sumber data diperoleh dari laporan setiap bulan (tanggal 5-10) dari
pemegang program kepada Kepala Puskesmas. Data diolah dengan
menggunakan rumus-rumus yang ada di SPM (Standar Pelayanan
Medik) dan disajikan sesuai form yang disajikan Dinkes.
Data pencapaian tahun yang lalu diperoleh dengan cara setiap, bulan
dikumpulkan lalu diolah di akhir tahun. Kemudian dianalisis dan dicari
penyebab masalah sesuai fakta riil yang ada yaitu dengan mengadakan
kunjungan langsung. Kemudian dibuat pemecahan masalahnya.
c. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Masalah dan penyebab masalah dirumuskan sesuai data riil dengan
turun langsung ke, lapangan oleh Tim Perencanaan Tingkat
Puskesmas. Perumusan pemecahan masalah menggunakan pendekatan
pernecahan masalah secara analitik dan dirumuskan setelah turun
langsung ke lapangan. Kemudian disusun prioritas pemecahan masalah
dan dijadikan RUK.
d. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Setelah menyasun RUK dilakukan penyusunan RPK. Hambatan
hambatan yang diternui dalarn menyusun RPK antara lain perihal dana
dan tenaga untuk turun langsung ke lapangan. Sedangkan hambatan
potensial sudah dianalisis berdasarkan sumber daya yang ada.
Hambatan dana diatasi dengan cara mencari sumber dana yang bisa
didekati untuk digunakan, sedangkan hambatan tenaga diatasi dengan
menggerakkan tenaga yang ada semaksirnal mungkin. Dalarn
penyusunan PTP dibutuhkan dukungan kerja sama lintas program dan
lintas sektoral serta bimbingan teknis.
2. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
a. Pengorganisasian
Puskesmas telah mempunyai struktur organisasi yang sesuai dengan
fungsi Puskesmas. Terdapat pembagian tugas, wewenang, dan
tanggung jawab setiap staf yang jelas. Walaupun ada perangkapan
tugas dalam sruktur organisasi Puskesmas, tetapi perangkapan tugas
itu tidak mengganggu kelancaran tugas. Setiap staf juga sudah
membuat uraian tugasnya dan dalam pelaksanaan tugas setiap petugas
juga sudah membuat jadwal kegiatannya
b. Kerjasama Lintas Program
Penggalangan kerja sarna lintas program dilaksanakan dalam bentuk
Lokakarya Mini. Lokakarya. Mini yang merupakan pertemuan rutin
antara pimpinan dan staf ini dilakukan 12 kali dalam setahun dan
terakhir dilaksanakan pada bulan April 2012. Pada lokakarya ini
dibahas pembagian tugas masing masing staf berupa:
1) Tugas pokok merupakan tugas pelayanan dan pembinaan
kesehatan masyarakat, yaitu tugas yang berhubungan dengan
fungsi Puskesmas dan berhubungan dengan. pelayanan dan
pembinaan kesehatan masyarakat di Puskesmas yang
dilaksanakan dalarn bentuk kegiatan pokok.
2) Tugas integrasi merupakan tugas pengembangan peran serta
masyarakat, yaitu tugas yang dibebankan kepada seseorang yang
berkaitan dengan pengembangan dan pembinaan peran serta
masyarakat.
3) Tugas tambahan merupakan tugas yang dibebankan kepada
setiap petugas berdasarkan kesepakatan bersama serta atas
perintah pimpinan.
4) Masing-masing petugas sesuai tugas pokok, integrasi, dan
tambahan dibuatkan uraian tugas dan uraian kegiatan. Untuk
memudahkan pelaksanaan tugas dibuatkan prosedur kerja yang
merupakan rangkaian kerja yang berkaitan satu sama lain. Selain
itu juga dibuatkan protap-protap baik medis, teknis, maupun
administratif
c. Kerjasama Lintas Sektoral
Puskesmas melakukan kerja sama lintas sektoral dalam. bentuk rapat
koordinasi kecamatan yang dilakukan tiap 3 bulan (tergantung
undangan), juga dapat dilakukan jika ada kegiatan bersama yang
dilaksanakan lintas sektor. Dalam pertemuan rutin ini dibahas
program-program sektoral yang mempunyai kesamaan sasaran
dengan program kesehatan. Hasil perternuan tersebut. berbentuk
kesepakatan, pembentukan tim, dan informasi yang kemudian akan
ditindaklanjuti
d. Kerjasama Lintas Wilayah
Puskesmas menjalin kerja sama lintas wilayah dengan Puskesmas
lain terkait dengan masalah kesehatan yang menuntut adanya
keda sama dan kesamaan dalarn tujuan yang ingin dicapai.
e. Motivasi Kerja
Pimpinan Puskesmas bertugas untuk meningkatkan motivasi
kerja staf agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan
dalam bentuk motivasi kesadaran kerja, pujian, dan penghargaan.
Bagi program-prograin yang belum mencapai target seperti diare
dan ISPA, motivasi staf dilakukan dengan cara mencari penyebab
masalah dulu baru dilakukan motivasi staf. Forum dialog antara
staf dengan kepala Puskesmas berada pada lokakarya mini yang
dilakukan setiap bulan. Bagi petugas yang melanggar peraturan
atau melaksanakan tugas tidak sesuai standar diberikan teguran
lisan, bila sudah 3 kali teguran lisan tetap tidak ada perubahan,
maka diberikan teguran tertulis, dan bila sudah 3 kali diberikan
teguran tertulis tetap tidak ada perubahan, maka selanjutnya
dilaporkan kepada Dinas Kesehatan.
f. Pembimbingan
Pembimbingan oleh kepala Puskesmas dilakukan dalam bentuk
penyampaian informasi kebijakan terbaru kepada staf dan
konsultasi jika ada staf yang berkonsultasi sehubungan dengan
masalah tugas yang dihadapinya. Juga tersedia buku rujukan
kepustakaan sebagai bahan peningkatan pengetahuan.
3. Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
a. Pengawasan
Pengawasan dilakukan oleh pimpinan Puskesmas dan dibantu oleh
koordinator dari masing-masing kegiatan Puskesmas. Kepala
Puskesmas dapat mengawasi secara langsung ataupun mengawasi
para koordinator dari laporan mereka masing-masing setiap bulannya
di Lokakarya Mini. Selain itu juga ada feed back dari Dinas Kesehatan
Kabupaten. Juga ada laporan inventaris barang dan buku laporan
keuangan.
b. Pengendalian
Kepala Puskesmas melakukan pengendalian pelaksanaan program
melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Kepala Puskesmas memiliki
kewenangan melakukan tindakan koreksi bila terjadi penyimpangan.
Selain itu, hasil pemantauan selalu dikomunikasikan dengan pihak
terkait dan dilakukan pengawasan setiap ada kegiatan
c. Penilaian
Untuk meningkatkan hasil dan daya guna, perencanaan dan
pelaksanaan program serta memberi petunjuk dalam pengelolaan
tenaga, dana, dan fasilitas untuk program yang ada pada saat ini dan
yang akan datang dilakukan penilaian dengan memakai instrumen
data cakupan. Tahapannya adalah sebagai berikut
- Menentukan indikator (standar) sesuai target yang ditetapkan
Dinkes Kabupaten
- Menampilkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dengan
dihitung melalui SP2TP, PWS, dan akhimya dirangkum di SPM
- Membandingkan akumulasi hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan per tahunnya dengan standar yang diharapkon
- Mencari alasan-alasan terjadinya penyimpangan
- Menetapkan cara-cara untuk memperbaiki penyimpangan
tersebut
- Melaksanakan cara-cara perbaikan tersebut
D. KOMPONEN KELUARAN
Hasil kegiatan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Puskesmas Kajoran II periode Januari – September 2013 :
Keg Target Cakupan PENCAPAIAN
PokokIndikator kinerja Dinkes Hasil % (kolom 21/target x 100 %)
Kab. Mgl Keg. (kol.20/7)x100%
< 100 % ≥ 100 % 2011
KIA
A.Pelayanan Kesehatan ibu dan bayi 1 Cakupan Kunjungan bumil K1* 100% 385 119% 119% 2 Cakupan Kunjungan bumil K4 95% 345 107% 112%
3 Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil* 100% 124 100% 100%
4 Ibu hamil resti yg ditangani (PONED) 100% 44 133% 133%
5Ibu hamil dg komplikasi yg ditangani (PONED) 100% 89 100% 100%
6 Cakupan pertolongan persalinan oleh 95% 306 99% 104% tenaga kes 7 Cakupan Kn1*) ( 6 jam sd 48 jam) 100% 310 105% 105%
8Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) ( hari ke 3 s/d hari ke 7 ) 95% 311 105% 111%
9Cakupan kunjungan neonatus (Kn3) ( 8 hr - 28 hr) 95% 309 105% 110%
10 Cakupan kunjungan Bayi 90% 279 94% 105% 11 BBLR yg ditangani 100% 21 100% 100% 12 Neonatal resti yg ada / ditemukan* 100% 25 100% 100%
13Neonatal resti/ komplikasi yg ditangani (PONED) 80% 25 100% 125%
14 Pembinaan dukun bayi* a.Jumlah dukun bayi yg terlatih 100% 18.6 107% 107%
jumlah dukun bayi yg datang b.Frekuensi pembinaan dukun 100% 9 113% 113%
B.Pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia sekolah
1Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 95% 1750 101% 106%
2Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, 80% 474 101% 126%
kelas 1 SLTP,SLTA dan setingkat 3 Cakupan pelayanan kesehatan remaja 80% 155 133% 167%
(penjaringan kelas 1 SLTP,SLTA/sederajat)
4 Pembinaan TK - Jumlah TK yang dibina* 100% 18 104% 104%
CPELAYANAN KELUARGA BERENCANA
.Jumlah seluruh peserta aktif 80% 3580 79% 99% D PELAYANAN USILA a. jml posyandu pra usila dan Usila yg ada* 100% 35 250% 250% b. cakupan pelayanan pra usila dan Usila 70% 6493 240% 343% Gizi a Pemantauan dan pertumbuhan balita - Balita yg datang dan ditimbang 80% 80,9 80.45 101%
(D/S) %
- Balita yg naik berat badannya (N/D) 80% 80,780.16
% 100%
b.Cakupan bayi (6-11 bln) yg diberi kapsul vit A dosis tgi 95% 308 148% 156%
1 kali per tahun
c.Cakupan anak balita( 12 - 59 bln) yg diberi kapsul vit A 95% 1536 107% 113%
2 kali per tahun d. Balita BGM < 1,5 % 243 1% 106%
f. Cakupan bufas mendapat kapsul vit A 89% 31576.09
% 85%
Pelayanan a. Institusi yg dibina 70% 37 62% 88% Kesehatan b.
Jml Tempat Tempat Umum (TTU) yg diperiksa* 100% 49 93% 93%
Lingkungan c.
Tempat-tempat umum(TTU) yg memenuhi syarat sanitasi 80% 33 47% 59%
d.Tmpt Pengolahan Makanan & Penjualan(TP2M) diperiksa* 90% 22 95% 105%
e. T2PM yg memenuhi syarat sanitasi* 75% 8 26% 34%
f. Rumah sehat 70% 258 29% 41% g. Penduduk yg memanfaatkan jamban 75% 392 105% 139% h. Rumah yg mempunyai SPAL 65% 659 126% 193% i. Rumah/bangunan bebas jentik Aedes 100% 187 247% 98% P2M
a.
P2 Malaria( khusus utk Pusk Salaman 1, Salaman 2, Kajoran 1, Kajoran 2, Borobudur, Srumbung)
- Jumlah penderita yg diperiksa sediaan darahnya:
- Slide ACD* 5% 34449.96
% 999%
- Slide PCD* 2% 3813.77
% 688% b. P2 TB Paru
- Cakupan suspek tb paru* 80% 5428.49
% 35.62%
- Penemuan kasus TB BTA(+) (Case Detection Rate) 70% 4
21.11% 30.15%
- Angka konversi(convertion rate) * 80% 1 4% 5.21% - Angka kesembuhan (cure rate) 85% 5 21% 24.51% c. P2 ISPA
Cakupan balita dg pneumoni yg ditemukan/ 100% 18 20% 20%
ditangani (sesuai standar) d. P2 Diare
Balita dg diare yg ditangani sesuai standar 100% 118 222% 222%
- CFR/Angka kematian diare 0 e. P2 Kusta***
- Penderita kusta yg selesai berobat (RFT rate) 100%
f. Imunisasi i. - Jumlah bumil yg mendapat TT1* 98% 90 84% 85% - Jumlah bumil yg mendapat TT2* 95% 82 76% 80% ii.Jumlah bayi yg mendapat imunisasi : Desa UCI 100% 13 93% 93% - BCG* 95% 313 106% 111% - DPT 1* 95% 310 105% 110% - DPT 3 * 95% 300 102% 106.87% - Polio 1* 95% 312 106% 111% - Polio 4* 95% 299 101% 106.51% - Campak* 95% 325 110% 116% - Hepatitis B1 ( 0 - 7 Hr)* 95% 308 104% 110% - Hepatitis B1 total* 95% 320 108% 114% - Hepatitis B2* 95% 303 103% 107.93% - Hepatitis B3* 95% 300 102% 106.87% j. P2 DBD***
- Penderita DBD yg ditangani*sesuai standar 100% 0
PROMKES A
PENYULUHAN KELOMPOK DAN UMUM DIDALAM
DAN LUAR GEDUNG PUSKESMAS a Rumah tangga sehat 65% 3352 53% 82% b Bayi yg dapat ASI eksklusif 80% 586 68% 85% c Keluarga sadar gizi (Kadarzi) 80% 63 35% 44%
d Posyandu purnama (indikator 2008) 40% 19 39.58%
99%
e Posyandu mandiri (indikator 2008) 6% 29 60.42%
1007%
f Jumlah kader terlatih* 236 98.33%
98%
Jumlah kader aktif* 80% 236 98.33%
123%
B. PENYULUHAN DAN PENCEGAHAN DAN PENANG GULANGAN PENYALAHGUNAAN NAPZA
a Penyuluhan P3 NAPZA* di sekolah 100% 1 300% 300%
b. Penyuluhan HIV/ AIDS * di sekolah 100% 1 300% 300%
c Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kes
24% 1 300% 1250%
C PERKEMBANGAN SEKOLAH SEHAT
a. Pembentukan dokter kecil 100% 6 27% 27%
b. pembinaan dokter kecil* 100% 6 27% 27%
PENGOBATAN
A JANGKAUAN PENGOBATAN RAWAT JALAN
a Jumlah kasus baru (x) 60% 5236 93% 156%
E. DAMPAK
1. Data Penyakit Terbesar
Pola besar penyakit yang diderita pasien rawat jalan Puskesmas Kajoran
II untuk semua golongan umur periode Januari – Oktober 2013 adalah
sebagai berikut :
Tabel 10. Sepuluh besar penyakit yang diderita pasien rawat jalan
Puskesmas Kajoran II periode Januari – Oktober 2013 berdasarkan ICD X
No Diagnosis Jumlah %
Penderita
1. Infeksi akut lain pada saluran nafas
atas
3433
27,0 %
2. Gastritis 1347 10 %
3. Arthritis tidak spesifik 1255 9,8 %
4. Hipertensi primer 1200 9,4 %
5. Pulpa dan jaringan periapikal 755 5,9 %
6. Influenza virus tak teridentifikasi 632 4,9 %
7. Faringitis 468 3,6 %
8. Dermatitis lain 403 3,17 %
9. Diare dan gastroenteritis 398 3,13 %
10. Penyakit kontak alergi 339 2,6 %
Sumber: Data SIMPUS Puskesmas Kajoran II periode Januari-Oktober
2013
BAB III
IDENTIFIKASI DAN ANALISA MASALAH
Hasil kegiatan Puskesmas pada bulan Januari – September 2013,
berdasarkan Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) telah disebutkan pada bab
sebelumnya. Hasil cakupan kegiatan Puskesmas pada bulan Januari –
September 2013, yang masih menjadi masalah perlu diupayakan alternatif
pemecahannya dengan menggunakan pendekatan sistem, sebagai berikut :
LingkunganLingkungan
InputInput
OutOut-Put OutcomeOutcome
HasilHasil EfekEfek DampakDampak-- KesakitanKesakitan-- KecacatanKecacatan-- KematianKematian
ImpactImpact
MasukanYg Dibutuhkan
Utk DptMelaksanakan
Pekerjaan
Complex ProblemComplex Problem
PENDEKATAN SYSTEM
EnviromentEnviromentMutuMutuCakpnCakpn DampakDampak
SimpelSimpelProblemProblem
PROSESPROSESLangkahLangkahYgYgHrs Hrs DilakukanDilakukanUtkUtk
MencapaiMencapaiTujuanTujuanYgYgTlhTlhDitetapkanDitetapkan. . ( ( P1, P2, P3, P1, P2, P3, DimensiDimensi & &
ProtapProtap, SOP, SOP))
Gambar 3. Kerangka pemikiran pendekatan sistem
Masalah yang timbul terdapat pada output dimana hasil kegiatan
tidak sesuai target Dinkes Kabupaten Magelang 2011. Penyebab masalah
dapat berasal dari proses, input, dan lingkungan. Setelah memprioritaskan
masalah mencari alternatif pemecahan masalah berdasarkan penyebab
masalah dengan pendekatan sistem. Setelah menentukan alternatif
-Man
-Money
-Method
-Machine
-Material
P1
P2
P3
Batas wilayah, Peta wilayah, jumlah desa, luas wilayah tiap desa, kependudukan,
data kesehatan,
pemecahan masalah, mengambil keputusan rencana kegiatan kemudian
menyusun rencana kegiatan.
Analisis Hasil
Dari hasil kegiatan Januari – September 2013 di Puskesmas
Kajoran II, Berdasarkan SPM (Standart Pelayanan Minimal) ditemukan
masalah sebagai berikut :
Tabel Program Dalam Standar Pelayanan Minimal yang Masuk Cakupan Masalah dan Besar Masalah
No Masalah Target Pencapaian Besar Masalah
1. Cakupan Bufas mendapat kapsul vitamin A
89 % 85% 15%
2. Institusi yang dibina
70% 88% 12%
3. Tempat – tempat umum yang memenuhi syarat sanitasi
80 % 59% 41%
4. TP2M yang memenuhi syarat sanitasi
75% 34% 66%
5. Rumah Sehat 70% 41% 59%6. Cakupan Suspect
TB paru80% 24,7% 75,3%
7. Penemuan kasus TB BTA (+) (CDR)
70% 23,81% 76,19%
8. Angka Konversi TB paru
80% 5,21& 94,79%
9. Angka Kesembuhan (cured) TB paru
85% 24,51% 75,49%
10. Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan atau ditangani (sesuai standar)
100% 20% 80%
11. Jumlah bumil yang mendapat
TT I
98% 85% 15%
12. Jumlah bumil yang mendapat
TT II
95% 80% 20%
13. Rumah Tangga Sehat
65% 82% 18%
14. Bayi yang dapat asli eksklusif
80% 85% 15%
15. Keluarga sadar gizi
80% 44% 56%
16. Pembentukan dan pembinaan dokter kecil
100% 27% 73%
A. Prioritas Masalah
Dari permasalahan yang ada, ditentukan prioritas masalah
berdasarkan metode Hanlon Kuantitatif dengan 4 kelompok kriteria :
1. kelompok kriteria A : Besarnya masalah
2. kelompok kriteria B : Kegawatan masalah
3. Kelompok kriteria C :kKemudahan dalam
penanggulangan
4. Kelompok kriteria D : PEARL factor
1. KRITERIA A : BESAR MASALAH
K (Kelas) = 1 + 3,3 Log N
K = 1 + 3,3 Log 16 = à4,96à 5 kelas
R ( nilai besar – nilai kecil)
Interval kelas =
Jumlah kelas
(94,79-12)Interval kelas =
5 = 16,558 à 17
Tabel besarnya masalah
No Masalah Kelas I 12-28(2)
Kelas II29-45(4)
Kelas III46-62(6)
Kelas IV63-79(8)
Kelas V≥ 80(10)
Nilai
1 Cakupan Bufas mendapat kapsul vitamin A
X 2
2 Institusi yang dibina X 2
3 Tempat – tempat umum yang memenuhi syarat sanitasi
X 4
4 TP2M yang memenuhi syarat sanitasi
X 8
5 Rumah Sehat X 6
6 Cakupan Suspect TB paru
X 8
7 Penemuan kasus TB BTA (+) (CDR)
X 8
8 Angka Konversi TB paru
X 10
9 Angka Kesembuhan (cured) TB paru
X 8
10 Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan atau ditangani (sesuai standar)
X 10
11 Jumlah bumil yang mendapat TT I
X 2
12 Jumlah bumil yang mendapat TT II
X 2
13 Rumah Tangga Sehat X 2
14 Bayi yang dapat asi eksklusif
X 2
15 Keluarga sadar gizi X 6
16 Pembentukan dan pembinaan dokter kecil
X 8
2. KRITERIA B : KEGAWATAN MASALAH
Tingkat Kegawatan dengan bobot 5 :
- Sangat ganas : 5
- Ganas : 4
- Cukup ganas : 3
- Kurang ganas : 2
- Tidak ganas : 1
Tingkat Urgensi dengan bobot 5 :
- Sangat mendesak : 5
- Mendesak : 4
- Cukup mendesak : 3
- Kurang mendesak : 2
- Tidak mendesak : 1
Tingkat Biaya dengan bobot 5 :
- Sangat murah : 5
- Murah : 4
- Cukup murah : 3
- Mahal : 2
- Sangat mahal : 1
Tabel Kegawatan MasalahNo Masalah Urgency Keganasan Biaya Nilai 1 Cakupan Bufas mendapat
kapsul vitamin A3 3 3 9
2 Institusi yang dibina 3 4 2 9
3 Tempat – tempat umum yang memenuhi syarat sanitasi
3 4 2 9
4 TP2M yang memenuhi syarat sanitasi
2 4 2 8
5 Rumah Sehat 2 4 2 86 Cakupan Suspect TB paru 4 4 4 12
7 Penemuan kasus TB BTA 4 4 3 11
(+) (CDR)8 Angka Konversi TB paru 3 4 2 9
9 Angka Kesembuhan (cured) TB paru
3 4 2 9
10 Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan atau ditangani (sesuai standar)
4 4 3 11
11 Jumlah bumil yang mendapat TT I
3 4 2 9
12 Jumlah bumil yang mendapat TT II
3 4 2 9
13 Rumah Tangga Sehat 2 4 2 8
14 Bayi yang dapat asi eksklusif
4 4 5 13
15 Keluarga sadar gizi 3 4 3 10
16 Pembentukan dan pembinaan dokter kecil
3 3 3 9
3. KRITERIA C : KEMUDAHAN PENANGGULANGAN
Pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah sumber-sumber
& teknologi yang tersedia mampu menyelesaikan masalah.
Makin sulit penanggulangan skor makin kecil
1 2 3 4 5
Sangat sulit Sangat mudah
ditanggulangi ditanggulangi
Dengan bobot 5, dimana :
- Sangat mudah : 5
- Mudah : 4
- Cukup mudah : 3
- Sulit : 2
- Sangat sulit : 1
Tabel Kemudahan Penanggulangan
4. KRITERIA D : PEARL FACTOR
No Masalah 1 2 3 4 5 6 7 Nilai1 Cakupan Bufas
mendapat kapsul vitamin A
4 4 3 3 4 4 3 3,5
2 Institusi yang dibina 3 3 3 3 2 4 4 3,1
3 Tempat – tempat umum yang memenuhi syarat sanitasi
2 2 2 2 3 2 2 2,1
4 TP2M yang memenuhi syarat sanitasi
2 2 2 2 1 1 2 1,7
5 Rumah Sehat 3 3 2 2 3 2 3 2,56 Cakupan Suspect
TB paru4 4 3 3 4 3 3 3,4
7 Penemuan kasus TB BTA (+) (CDR)
2 3 2 3 2 3 3 2,5
8 Angka Konversi TB paru
3 3 2 3 2 3 2 2,5
9 Angka Kesembuhan (cured) TB paru
3 3 2 2 2 2 3 2,1
10 Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan atau ditangani (sesuai standar)
3 3 3 4 3 3 3 3,1
11 Jumlah bumil yang mendapat TT I
4 3 4 3 3 3 3 3,2
12 Jumlah bumil yang mendapat TT II
3 4 4 3 3 4 3 3,4
13 Rumah Tangga Sehat
2 2 2 3 3 2 1 2,1
14 Bayi yang dapat asi eksklusif
5 5 5 4 4 5 5 4,7
15 Keluarga sadar gizi 3 3 2 2 3 2 1 2,2
16 Pembentukan dan pembinaan dokter kecil
2 2 1 2 3 2 3 2,1
Faktor yang saling menentukan dapat atau tidaknya suatu program
dilaksanakan, faktor-faktor tersebut :
1. Kesesuaian (Propiety)
2. Ekonomi murah (Economic)
3. Dapat diterima (Acceptability)
4. Tersedianya sumber (Resources availability)
5. Legalitas terjamin (Legality)
Tabel Analisa Masalah Dengan PEARL Faktor
No Masalah P E A R L HASIL KALI
1 Cakupan Bufas mendapat kapsul vitamin A
1 1 1 1 1 1
2 Institusi yang dibina 1 1 1 1 1 1
3 Tempat – tempat umum yang memenuhi syarat sanitasi
1 0 1 1 1 0
4 TP2M yang memenuhi syarat sanitasi
1 0 1 1 1 0
5 Rumah Sehat 1 0 1 1 1 06 Cakupan Suspect TB paru 1 1 1 1 1 1
7 Penemuan kasus TB BTA (+) (CDR)
1 1 1 1 1 1
8 Angka Konversi TB paru 1 0 1 1 0 1
9 Angka Kesembuhan (cured) TB paru
1 0 1 1 0 1
10 Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan atau ditangani (sesuai standar)
1 1 1 1 1 1
11 Jumlah bumil yang mendapat TT I
1 1 1 1 1 1
12 Jumlah bumil yang mendapat TT II
1 1 1 1 1 1
13 Rumah Tangga Sehat 1 0 1 1 1 0
14 Bayi yang dapat asi eksklusif
1 1 1 1 1 1
15 Keluarga sadar gizi 1 1 1 1 1 1
16 Pembentukan dan pembinaan dokter kecil
1 1 1 1 1 1
PENETAPAN NILAI
Setelah nilai A,B,C dan D didapat kemudian dimasukkan dalam
formula sebagai berikut :
Nilai Prioritas Dasar (NPD) = (A + B) x C
Nilai Prioritas Total (NPT) = (A + B) x C x D
PENILAIAN
NO
Besar masalah
KriteriaNPD NPT
PrioritasA B C D
Ga Ur Bea N
1
Cakupan Bufas
mendapat kapsul
vitamin A
2 3 3 3 9 3,5 1 38,5 38,5 V
2Institusi yang
dibina2 3 4 2 9 3,1 1 34,1 34,1 IX
3
Tempat – tempat
umum yang memenuhi
syarat sanitasi
4 3 4 2 9 2,1 0 27,3 0
4
TP2M yang memenuhi
syarat sanitasi
8 2 4 2 8 1,7 0 27,2 0
5 Rumah Sehat 6 2 4 2 8 2,5 0 35 0
6Cakupan
Suspect TB paru
8 4 4 4 12 3,4 1 68 68 II
7 Penemuan kasus TB
8 4 4 3 11 2,5 1 47,5 47,5 IV
BTA (+) (CDR)
8Angka
Konversi TB paru
10 3 4 2 9 2,5 0 47,5 0
9
Angka Kesembuhan (cured) TB
paru
8 3 4 2 9 2,1 0 35,7 0
10
Cakupan balita dengan
pneumoni yang
ditemukan atau
ditangani (sesuai standar)
10 4 4 3 11 3,1 1 65,1 65,1 III
11
Jumlah bumil yang
mendapat TT I
2 3 4 2 9 3,2 1 35,2 35,2 VIII
12
Jumlah bumil yang
mendapat TT II
2 3 4 2 9 3,4 1 37,4 37,4 VI
13Rumah Tangga Sehat
2 2 4 2 8 2,1 0 21 0
14Bayi yang dapat asli eksklusif
2 4 4 5 13 4,7 1 70,5 70,5 I
15Keluarga sadar gizi
6 3 4 3 10 2,2 1 35,2 35,2 VIII
16
Pembentukan dan
pembinaan dokter kecil
8 3 3 3 9 2,1 1 35,7 35,7 VII
Jadi, berdasarkan penilain dengan metode Hanlon Kuantitatif yang telah dilakukan, maka ditetapkanlah prioritas masalah sebagai berikut :
Masalah ProritasBayi yang dapat asi eksklusiF I
Suspect TB paru IICakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan atau ditangani (sesuai standar)
III
Penemuan kasus TB BTA (+) (CDR) IVCakupan Bufas mendapat kapsul vitamin A VJumlah bumil yang mendapat TT II VIPembentukan dan pembinaan dokter kecilKeluarga sadar giziJumlah bumil yang mendapat TT IInstitusi yang dibina
VIIVIIIVIIIIX
Berdasarkan hasil perhitungan secara Hanlon kuantitatif, setelah
melihat 9 masalah di atas kami mengkonfirmasikan kembali kepada
Kepala Puskesmas Kajoran II dan dari 9 masalah tersebut kami
ditugaskan oleh Kepala Puskesmas Kajoran II untuk menyelesaikan
masalah : “Cakupan Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif.”
Analisis Penyebab Masalah
Untuk mengetahui penyebab rendahnya cakupan bayi yang
mendapat ASI Eksklusif, digunakan analisis pendekatan sistem. Sistem
yang diutarakan pada laporan ini adalah sistem terbuka pelayanan
kesehatan yang dijabarkan sebagai berikut:
Gambar 3. Analisis penyebab masalah menggunakan pendekatan
sistem
Berdasarkan analisis tersebut, kami mengajukan asumsi
penyebab masalah kepada pihak Puskesmas Kajoran II untuk
dikonfirmasi menggunakan analisis pendekatan sistem, kemungkinan
penyebab dari :
1. Input (Man, Money, Material, Method, Machine)
2. Proses (P1, P2, P3)
3. Faktor Lingkungan
A. Kemungkinan Penyebab Masalah
Untuk menganalisa penyebab masalah manajemen secara
menyeluruh, digunakan pendekatan sistem yang meliputi input, proses,
Outcome ImpactOutputInput
Kompleks Problem
Simpel Problem
Proses
5M
Lingkungan
P1 P2 P3
output, lingkungan, serta QA yang meliputi simpel problem dan
kompleks problem
1. Kemungkinan Penyebab Masalah Manajemen Pelayanan
Untuk menganalisa penyebab masalah manajemen secara
menyeluruh, digunakan Pendekatan Sistem yang meliputi input,
proses, output, dan lingkungan
Kelebihan Kekurangan
INPUT
Man - Ada tenaga kesehatan
(bidan dan ahli gizi)
- Ada kader posyandu
ahli gizi hanya 1 untuk
membawahi 14 desa
Beban kerja nakes
penanggung jawab ahli
gizi meningkat karena
harus merangkap
membuat SPJ
Money - Ada alokasi dana khusus
untuk penyuluhan
- Dana menggunakan BOK
- Ada Alokasi dana untuk
PMT tetapi terbatas
Material - ada ruangan untuk laktasi tetapi
menggunakan ruang MTBS
- belum ada ruang laktasi
khusus untuk ibu
menyusui yang sedang
mengantri di Puskesmas
Methode - jumlah ibu menyusui ASI
esklusif didapatkan dari
laporan bidan desa setempat
- bentuk kegiatan berupa
penyuluhan tentang ASI
Eksklusif
- Belum adanya SOP
mengenai ASI Eksklusif
- Belum adanya bentuk
kegiatan aktif dari
puskesmas untuk
mengetahui jumlah bayi
yang mendapat ASI
Eksklusif
Machine - - Tidak ada form pencatatan
bayi yang mendapat ASI
ekslusifLINGKUNGAN Eksternal - Letak Puskesmas strategis - Ada RS yang telah
memberikan Susu formula
- Puskesmas memiliki 2 pustu ketika bayi baru lahir
internal - -
PROSES
P1 - Program ASI Eksklusif
selalu masuk ke dalam
rencana kerja setiap
tahunnya
- Sudah ada kegiatan
penyuluhan kepada kader
- Kegiatan penyuluhan ke
BUSUI ada, tetapi ikut
kegiatan lainnya missal
posyandu
- SOP mengenai ASI
Eksklusif belum ada
P2 - Pelaksanaan melibatkan
lintas sector yaitu PKK,
perangakat desa
-
P3 - - Belum ada supervisi
khusus kegiatan ASI
Eksklusif
- Pengawasan, penilaian,
dan evaluasi hanya berupa
kata – kata tersirat
2. Kemungkinan Penyebab Masalah Mutu Pelayanan
Dalam menilai mutu pelayanan puskesmas dilakukan simple
problem dan complex problem. Pada simple problem kami
menggunakan Standard Operating Procedure (SOP) untuk menilai
kinerja petugas puskesmas di puskesmas Kajoran II. Pada complex
problem kami menggunakan observasi dan wawancara kepada pasien
terhadap 9 dimensi mutu.
Simple Problem
No Kegiatan yang dilakukan petugas Total
Y T TB
1 Menanyakan identitas penderita:
nama
nama bayi
umur
alamat
pekerjaan
X
2 Melakukan pengukuran BB X
3 Melakukan pengukuran PB X
4 Pengukuran lingkar kepala X
5 Mendata seluruh ibu hamil, ibu menyusui dan bayi baru lahir di dalam wilayah kerjanya
X
6 Memberikan penyuluhan di Posyandu bagi ibu hamil dan ibu menyusui tentang pentingnya pemberian ASI dan ASI ekslusif
X
7 Melakukan kunjungan ke rumah ibu nifas yang tidak datang ke Posyandu
X
8 Menganjurkan untuk rutin memeriksakan kesehatan bayinya serta mempersiapkan diri untuk memberikan ASI dan ASI ekslusif
X
9 Penanganan balita tidak mendapatkan ASI ekslusif
X
JUMLAH TOTAL
Σ Ya = 8 Σ Tidak = 1
CR= Jumlah Jawaban IyaJumlah Jawaban Iya dan Tidak
x100 %
CR=89
x100 %=88 , 89 %
Complex Problem
Berikut ini adalah kuesioner dari 9 dimensi mutu yang kami berikan
kepada 20 responden. Kami melakukan wawancara pada masyarakat
yang datang ke Puskesmas Kajoran II pada hari senin11 November 2013
Complex Problem
Tabel Daftar Tilik 9 dimensi mutu pelayanan (kompleks problem)
Masalah Ya Jumlah %
Tidak Jumlah%
Kompetensi Teknik
1. Apakah dokter turun langsung memeriksa pasien ?
20 100 0 0
2. Apakah petugas / dokter menanyakan keluhan dan masalah dengan baik dan lengkap ?
18 90 2 10
3. Apakah petugas / dokter melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan ?
10 50 10 50
4. Apakah dokter / petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah dan detak nadi di tangan (jika panas melakukan pengukuran suhu badan) ?
20 100 0 0
5. Apakah dokter memberikan penjelasan tentang penyakit yang diderita?
15 75 5 25
6. Apakah dokter memberikan penjelasan mengenai efek samping obat?
11 55 9 45
Kemudahan akses
1. Apakah lokasi puskesmas mudah dijangkau ?
18 90 2 10
2. Apakah sarana dan transportasi ke puskesmas mudah dijangkau ?
18 90 2 10
3. Apakah pendaftaran di tempat ini mudah ?
20 100 0 0
4. Apakah anda mendapatkan pelayanan yang mudah di tempat dengan menggunakan surat-surat seperti jamkesmas/jamkesda ?
18 90 2 10
5. Apakah biaya puskesmas terjangkau ?
20 100 0 0
Efektivitas
1. Apakah pasien mendapat obat sesusai dengan keluhan ?
20 100 0 0
2. Apakah pemeriksaan dilakukan sesuai dengan keluhan ?
20 100 0 0
3. Apakah warga setempat merasakan manfaat adanya puskesmas ?
20 100 0 0
4. Apakah saat anda datang sampai diperiksa tidak membutuhkan waktu yang lama ?
18 90 2 10
5. Apakah informasi yang anda dapatkan berguna untuk anda ?
20 100 0 0
Efisiensi
1. Apakah petugas / dokter dalam melakukan pelayanan cepat tanggap ?
20 100 0 0
2. Apakah jumlah obat yang diberikan cukup ?
20 100 0 0
3. Apakah biaya yang dibayarkan sesuai dengan pelayanan yang diterima ?
20 100 0 0
4. Apakah anda harus menunggu lama terlebih dahulu sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan?
7 35 13 65
Hubungan antar manusia
1. Apakah petugas / dokter 20 100 0 0
memberikan senyuman ? 2. Apakah petugas / dokter ramah
terhadap pasien ? 20 100 0 0
3. Apakah peugas / dokter mendengarkan keluhan pasien dengan baik ?
20 100 0 0
4. Apakah pasien diperlakukan sama atau tidak membeda-bedakan satu dengan yang lainnya ?
20 100 0 0
Kesinambungan
1. Apakah penyuluhan dilakukan secara rutin ?
17 85 3 15
2. Apakah program yang dilaksanakan puskesmas secara rutin dan teratur ?
19 95 1 5
3. Apakah anda memeriksakan kesehatan anda ke puskesmas secara teratur?
17 85 3 15
4. Apakah terdapat pelayanan puskesmas keliling di wilayah anda?
17 85 3 15
Keamanan
1. Apakah petugas / dokter cuci tangan sebelum dan sesuadah pemeriksaan ?
6 30 14 70
2. Apakah petugas / dokter menanyakan riwayat alergi pada pasien ?
15 75 5 25
3. Apakah petugas / dokter menggunakan sarung tangan atau penutup mulut saat melakukan pemeriksaan ?
11 55 9 45
4. Apakah alat pemeriksaan yang digunakan oleh petugas kesehatan dalam keadaan bersih?
16 80 4 20
Kenyamanan
1. Apakah ruang tunggu pasien bersih dan nyaman ?
13 65 7 35
2. Apakah ruang pemeriksaan bersih ?
17 85 3 15
3. Apakah toilet bersih ? 11 55 9 45
4. Apakah terdapat fasilitas menyenangkan yang bisa anda gunakan untuk menunggu (TV, bacaan, musik, dll) ?
0 0 20 100
5. Apakah ruang tunggu memadai dengan jumlah pasien ?
15 75 5 25
Informasi
1. Apakah ada petunjuk ruang yang jelas ?
16 80 4 20
2. Apakah ada daftar program puskesmas yang jelas ?
19 95 1 5
3. Apakah ada simbol peringatan di puskesmas ?
18 90 2 10
4. Apakah ada poster tentang program dinas kesehatan ?
20 100 0 0
5. Apakah ada penjelasan penyakit pada anggota keluarga yang lain ?
17 85 3 15
6. Apakah petugash kesehatan menjelaskan cara minum obat ?
16 80 4 20
7. Apakah terdapat brosur-brosur yang dapat menambah pengetahuan kesehatan anda ?
14 70 6 30
8. Apakah petugas menggunakan bahasa yang mudah dimengerti ?
20 100 0 0
TOTAL 747 83 % 150 17%
Dari tabel diatas ditemukan beberapa masalah (complex problem) tentang
mutu yang berhubungan dengan kepuasan responden. Masalah mutu yang
timbul yaitu
Dimensi Keterangan %Kompetensi teknik Apakah dokter
memberikan penjelasan tentang penyakit yang diderita
75%
Apakah dokter memberikan penjelasan tentang efek samping obat
55%
Efisiensi Apakah anda harus menunggu lama terlebih dahulu sebelum mendapat pelayanan kesehata
35%
Keamanan apakah petugas atau dokter cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
30%
Apakah petugas atau dokter menanyakan riwayat alergi pada pasien
75%
Apakah petugas atau dokter menggunakan sarung tangan atau masker saat melakukan pemeriksaan
55%
Kenyamanan Apakah ruang tunggu pasien bersih dan nyaman
65%
Apakah toilet bersih 55%Apakah terdapat fasilitas menyenangkan (tv, bacaan, musik,dll)
0%
Apakah ruang tunggu memadai dengan jumlah psien
75%
Informasi Apakah terdapat brosur yang dapat menambah pengetahuan kesehatan
70%
Penyebab masalah:
1. Ahli gizi hanya 1 untuk membawahi 14 desa
2. Beban kerja nakes penanggung jawab ahli gizi meningkat
karena harus merangkap membuat SPJ
3. Ada alokasi dana untuk PMT tetapi terbatas
4. Belum ada ruang laktasi khusus untuk ibu menyusui yang
sedang mengantri di Puskesmas
5. Belum adanya SOP mengenai ASI Eksklusif
6. Belum adanya bentuk kegiatan aktif dari puskesmas untuk
mengetahui jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif
7. Tidak ada form pencatatan bayi yang mendapat ASI ekslusif
8. Ada RS yang telah memberikan Susu formula ketika bayi baru
lahir
9. Kegiatan penyuluhan ke BUSUI ada, tetapi ikut kegiatan
lainnya misal posyandu
10. Belum ada supervisi khusus kegiatan ASI Eksklusif
11. Pengawasan, penilaian, dan evaluasi hanya disampaikan sekilas
kepada BUSUI
FISH BONE ANALISIS
Cakupan Bayi yang mendapat ASI Ekslusif
MACHINE
METHODE
MAN-Ahli gizi hanya 1 untuk 14 desa-Beban kerja nakes penanggung
ahli gizi meningkat karena harus merangkap membuat SPJ
- Belum ada SOP mengenai ASI Eksklusif
- Belum ada bentuk kegiatan aktif dari puskesmas
- Kegiatan penyuluhan BUSUI ada, tetapi ikut kegiatan Posyandu
- Belum ada supervise dari rumah ke rumah
- Pengawasan dan evaluasi hanya sekilas
ada alokasi dana untuk PMT tetapi terbatas
Tidak ada form pencatatan bayi yang mendapat ASI Eksklusif
MONEY
ENVIRONMENT
Ada RS yang memberikan susu formula ketika bayi baru lahir
MATERIAL
Belum ada ruang laktasi khusus untuk BUSUI yang sedang mengantri di puskesmas
Paired Comparison
Tabel Paired Comparison
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 total1 2 1 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2 4 5 6 7 8 9 10 11 23 4 5 6 7 3 9 10 11 14 5 4 7 4 9 10 11 55 5 5 5 5 5 5 106 7 6 6 10 11 57 7 7 7 11 88 9 10 11 29 9 11 910 11 611 9
Tabel ParetoNo. Penyebab masalah N N
Kumulatif
% %
Kumulatif
1. Belum adanya SOP
mengenai ASI Eksklusif 10 10 17,24% 17,24
2. Pengawasan, penilaian,
dan disampaikan sekilas
kepada BUSUI
9 19 15,5% 32,75
3. Kegiatan penyuluhan ke
BUSUI ada, tetapi ikut
kegiatan lainnya9 28 15,5% 48,25
4. Tidak ada form
pencatatan bayi yang
mendapat ASI Eksklusif
8 36 13,7% 61,95
5. Belum ada supervise 6 42 10,3% 72,25
khusus kegiatan ASI
Eksklusif
6. Belum ada ruang laktasi
khusus5 47 8,6% 80,85
7. Belum adanya bentuk
kegiatan aktif dari
puskesmas
5 52 8,6% 89,45
8. Beban kerja nakes
penanggung jawab ahli
gizi meningkat karena
harus merangkap
membuat SPJ
2 54 3,4% 92,85
9. Ada RS yang
memberikan susu
formula ketika bayi baru
lahir
2 56 3,4% 96,25
10. Ahli gizi hanya 1 untuk
14 desa1 57 1,7% 97,95
11. Ada alokasi dana untuk
PMT tetapi terbatas1 58 1,7% 100
TOTAL 58 100%
Diagram Pareto
Tabel 26. Diagram pareto
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 110
20
40
60
80
100
120
kumulatif% kumulatif
Dari hasil analisa Pareto didapatkan bahwa dengan mengatasi
penyebab masalah yang nilainya ≤ 80% saat ini dianggap mempunyai
daya ungkit untuk memecahkan masalah. Penyebab masalah tersebut
yaitu :
1. Belum adanya SOP mengenai ASI Eksklusif
2. Pengawasan, penilaian, dan evaluasi disampaikan sekilas kepada BUSUI
3. Kegiatan penyuluhan ke BUSUI ada, tetapi ikut kegiatan Posyandu
4. Tidak ada form pencatatan bayi yang mendapat ASI Eksklusif
5. Belum ada supervise khusus kegiatan ASI Eksklusif
A. Alternatif pemecahan masalah
1. Alternatif Pemecahan Masalah
Dalam menentukan alternatif pemecahan masalah, dilakukan
intervensi terhadap penyebab utama masalah di atas yang mempunyai
nilai kumulatif sebesar ≤ 80%.
Tabel Alternatif pemecahan masalah
Penyebab masalah Tujuan Sasaran - Alternatif pemecahan
masalah
Belum adanya SOP mengenai ASI Eksklusif
Terciptanya SOP di seluruh pelayanan kesehatan
- Tersusunnya SOP
- Tersosialisasinya SOP
- Membuat SOP untuk ASI Eksklusif
- Sosialisai SOP ASI Eksklusif
Pengawasan, penilaian, dan evaluasi hanya berupa kata – kata tersirat
Mengawasi dan mengevaluasi selama dan setelah kegiatan
Terbentuknya badan pengawas
Dibentuknya tim pengawas independen untuk mengawasi secara berkesinambungan.
Kegiatan penyuluhan ke BUSUI ada, tetapi ikut kegiatan lainnya
Meningkatkan pengetahuan ibu menyusui secara berkelanjutan
Ibu yang mempunyai bayi, bumil trimester akhir, keluarga, ibu nifas
Mengatur jadwal lebih terencana dan membuat kesepakatan agar pelaksana program lebih patuh.
Tidak ada form pencatatan bayi yang mendapat ASI Eksklusif
Mempermudah pengawasan bayi yang mendapat ASI Eksklusif
Mudahnya pencatatan dan pengawasan bayi yang mendapat ASI eksklusif
Membuat form pencatatan
Belum ada supervise dari rumah ke rumah
Mengawasi proses pelaksanaan pemberian ASI ekslusif
Terlaksananya pemberian ASI Eksklusif dengan benar
Membuat jadwal kunjungan rumah ibu yang mempunyai bayi 0 -6 bulan
B.Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan
kriteria keinginan, dilakukan melalui delapan langkah :
1. Menetapkan tujuan atau sasaran keputusan:
a. Membuat SOP untuk ASI Eksklusifb. Sosialisai SOP ASI Eksklusifc. Dibentuknya tim pengawas independen untuk mengawasi
secara berkesinambungan.d. Mengatur jadwal lebih terencana dan membuat kesepakatan
agar pelaksana program lebih patuh. e. Membuat form pencatatan f. Membuat jadwal kunjungan rumah ibu yang mempunyai bayi
0 -6 bulan
2. Menentukan kriteria mutlak dan kriteria keinginan bagi tercapainya
tujuan
a. Kriteria mutlak :
1) Dana Minimal
2) Tenaga
3) Tingkat keberhasilan tinggi
b. Kriteria keinginan
Berkesinambungan
2. Menetapkan bobot kriteria keinginan :
Biaya pelaksanaan murah : 10
Mudah dilaksanakan : 8
Melibatkan Masyarakat : 6
Pelaksanaan berkesinambungan : 4
3. Inventarisasi alternatif yaitu kemungkinan-kemungkinan cara
mencapai tujuan.
4. Menguji alternatif-alternatif tersebut kedalam:
a. Matriks kriteria mutlak :
Alternatif yang tidak lulus segera dikeluarkan. Sedangkan
yang lulus dilanjutkan ke matriks kriteria keinginan.
b. Matriks kriteria keinginan :
1) Pada matriks ini setiap alternatif secara urut diberi nilai
terhadap kriteria keinginan yang ada
2) Angka setiap nilai alternatif tidak melebihi bobot kriteria
yang bersangkutan
3) Alternatif yang memiliki jumlah tertinggi merupakan
keputusan sementara
Tabel Kriteria mutlakAlternatif Dana
Minimal Tenaga Tingkat
keberhasilan tinggi
L/TL
a. 1 1 1 L
b. 1 1 1 L
c. 0 0 0 TL
d. 1 1 1 L
e. 1 1 1 L
f. 1 0 1 TL
Keterangan :
Untuk jawaban YA diberi skor 1, jawaban TIDAK diberi skor 0
L : LULUS TL : tidak lulus
Tabel Kriteria keinginan
Kriteria BobotAlternatif
Membuat SOP untuk
ASI Eksklusif
Sosialisai SOP ASI Eksklusif
Mengatur jadwal lebih
terencana dan
membuat kesepakat
an agar pelaksana program
lebih
Membuat form
pencatatan
patuh.Efektif 10 10 x 4 = 40 10 x 4 =
4010x3=30 10x2=2
0Efisien 8 8 x 4 = 32 8x3=24 8X3=24 8x2=16
Mudah dilaksanakan
6 6 x 4 = 24 6x3= 18 6x3=18 6x3=18
Peran serta kader
4 4 x 3 = 12 4x4=16 4x4=16 4x4=16
Biaya murah 2 2 x 4 = 8 2x3=6 2x4=8 2x2=4
Jumlah 116 104 96 74
Skor1 : sangat mahal / sangat sulit / tidak terlibat / tidak berkesinambung
2 : mahal / sulit / kurang terlibat / kurang bersinambung
3 : cukup / cukup / cukup terlibat / cukup berkesinambung
4 : murah / mudah / mudah terlibat / mudah berkesinambung
5 : sangat murah / sangat mudah / sangat mudah terlibat / sangat mudah berkesinambungan
1. Keputusan sementara
Dari alternatif kriteria mutlak dan kriteria keinginan didapatkan hasil
untuk sementara, keputusan sementara diambil dari 2 skor tertinggi,
yaitu :
a. Membuat SOP untuk ASI Eksklusif
b. Sosialisai SOP ASI Eksklusif
2. Konsekuensi :
a. Membuat SOP untuk ASI Eksklusif
1) Faktor penghambat : terbiasa bekerja tanpa SOP
2) Faktor peringan : tersedianya SDM
b. Sosialisai SOP ASI Eksklusif
1) Faktor penghambat : tidak hadirnya kader dan petugas
2) Faktor peringan : tersedianya SDM
3. Keputusan tetap
a. Diputuskan untuk menggunakan alternatif pemecahan
masalah, yaitu Pembuatan SOP ASI Eksklusif.
Rencana Kegiatan Peningkatan Cakupan Bayi yang mendapat ASI Eksklusif Di Puskemas Kajoran II
kegiatan Tujuan sasaran Metode Tempat dan
waktu
Biaya pelaksana Indicator keberhasilan
Pembuatan SOP -
1. Persiapan
-penyusunan rencana penjadwalan
-pendataan jumlah kader Posyandu di wilayah kerja puskesmas kajoran II
-Menyiapkan
materi yang
digunakan
Terselenggarnya
rencana kegiatan
penyusunan SOP
untuk bayi yang
mendapatkan ASI
Eksklusif
Petugas
pemegang
program,
dokter,
perawat,
bidan, ahli
gizi, dan
kader
Rakor
persiapan
penyusunan
SOP untuk
bayi yang
mendapatkan
ASI
eksklusif
Puskesmas
Kajoran II,
26
November
2013
Dana
operasiona
l
Puskesmas
Kepala
Puskesmas
dan petugas
pemegang
program
- Kehadiran petugas
pemegang program
dan pihak-pihak
terkait sebesar 80%
dari undangan
-
2. Pelaksanaan Terselenggarnya Petugas Rapat Puskesmas Dana Kepala - Kehadiran seluruh
dan
penggerakan
Melaksana
kan Rapat
koordinasi
kegiatan
penyusunan SOP
untuk bayi yang
mendapatkan ASI
Eksklusif
pemegang
program,
dokter,
perawat,
bidan, ahli
gizi, dan
kader
koordinasi
penyusunan
SOP untuk
bayi yang
mendapat
ASI
Eksklusif
Kajoran II,
30
November
2013
operasiona
l
Puskesmas
puskesmas,
dan petugas
pemegang
program
anggota rapat
koordinasi
sebanyak 80%
- Terbentuknya SOP
untuk bayi yang
mendapat ASI
Eksklusif
- Peserta rapat
koordinasi
mengetahui dan
memahami isi SOP
100%
3. P
engawasa
n,
penilaian
dan
pengenda
lian
Menginformasikan
hasil
Pemegang
program,
kepala
puskesmas
Pelaporan
dalam
bentuk
makalah
tertulis
Puskesmas
Kajoran II
2
Desember
2013
Dana
operasiona
l
Puskesmas
Pemegang
program
- Kegiatan puskesmas
menjalankan program
ASI Eksklusif sesuai
SOP 100%
-
- Membuat pelaporan kegiatan
-Monitoring
dilakukan
oleh Kepala
Puskesmas
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil peninjauan di Puskesmas Kajoran II, diuraikan sebagai berikut :
1. Didapatkan data umum dan khusus tentang Puskesmas Kajoran II pada
periode Januari – September 2013
2. Didapatkan hasil identifikasi dan prioritas masalah dalam manajemen
Puskesmas Kajoran II pada periode Januari – September 2013, yaitu : Bayi
yang mendapat ASI Eksklusif, Suspect TB paru, Cakupan balita dengan
pneumoni yang ditemukan atau ditangani (sesuai standar), Penemuan kasus
TB BTA (+) (CDR), Cakupan Bufas mendapat kapsul vitamin A, Jumlah
bumil yang mendapat TT II, Pembentukan dan pembinaan dokter kecil,
Keluarga sadar gizi, Jumlah bumil yang mendapat TT I, dan Institusi yang
dibina.
3. Didapatkan hasil analisis simple problem dan complex problem dalam
manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran II Periode Januari-
September 2013
4. Didapatkan hasil analisis dan konfirmasi penyebab masalah dalam
manajemen Puskesmas Kajoran II pada periode Januari – September 2013,
yaitu : Belum adanya SOP mengenai ASI Eksklusif; Pengawasan,
penilaian, dan evaluasi disampaikan sekilas kepada BUSUI; Kegiatan
penyuluhan ke BUSUI ada tetapi ikut kegiatan Posyandu; Tidak ada form
pencatatan bayi yang mendapat ASI Eksklusif; dan Belum ada supervise
khusus kegiatan ASI Eksklusif.
68
5. Ditentukan urutan penyebab masalah dan memprioritaskan penyebab
masalah yang akan diintervensi dalam manajemen Puskesmas Kajoran II
pada periode Januari – September 2013
6. Didapatkan alternative pemecahan masalah dari penyebab masalah dalam
manajemen Puskesmas Kajoran II pada periode Januari – September 2013
7. Didapatkan keputusan penyusunan rencana kegiatan pemecahan masalah
dalam manajemenn Puskesmas Kajoran II pada periode Januari –
September 2013
Sesuai dengan masalah yang kami angkat yaitu Cakupan Bayi yang mendapat ASI
Ekslusif, penyebab masalahnya adalah :
1. Ahli gizi hanya 1 untuk membawahi 14 desa
2. Beban kerja nakes penanggung jawab ahli gizi meningkat
karena harus merangkap membuat SPJ
3. Ada Alokasi dana untuk PMT tetapi terbatas
4. Belum ada ruang laktasi khusus untuk ibu menyusui yang
sedang mengantri di Puskesmas
5. Belum adanya SOP mengenai ASI Eksklusif
6. Belum adanya bentuk kegiatan aktif dari puskesmas untuk
mengetahui jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif
7. Tidak ada form pencatatan bayi yang mendapat ASI ekslusif
8. Ada RS yang telah memberikan Susu formula ketika bayi baru
lahir
9. Kegiatan penyuluhan ke BUSUI ada, tetapi ikut kegiatan
lainnya misal posyandu
10. Belum ada supervisi khusus kegiatan ASI Eksklusif
11. Pengawasan, penilaian, dan evaluasi hanya disampaikan sekilas
69
kepada BUSUI
Beberapa alternative untuk memecahkan masalah yang didapat di Puskesmas Kajoran
II setelah melalui kriteria mutlak dan keinginan adalah sebagai berikut :
a. Membuat SOP untuk ASI Eksklusifb. Sosialisasi SOP ASI Eksklusif
Karena dalam melaksanakan setiap kegiatan Puskesmas dibutuhkan SOP yang jelas,
dan apabila tidak ada SOP akan membuat kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan.
Oleh karena itu alternative pemecahan masalah di Puskesmas Kajoran II adalah :
“Membuat SOP ASI Eksklusif”
B. SARAN
Dalam rangka meningkatkan fungsi puskesmas sebagai ujung tombak untuk
mencapai visi “ Indonesia Sehat 2015” diperlukan manajemen dan quality assurance
atau kualitas pelayanan mutu yang baik. Berdasarkan permasalahan manajemen
Puskesmas Kajoran II yang telah didapatkan, kami menyarankan hal-hal sebagai
berikut :
1. Kepada Kepala Puskesmas : menyelenggarakan rapat koordinasi pembuatan
SOP ASI Eksklusif
2. Kepada petugas pemegang program : Memberdayakan kader dalam pelaksanaan
ASI Eksklusif
3. Kepada kader : Meningkatkan motivasi para kader untuk membantu masyarakat
menerapkan ASI Eksklusif
70
BAB V
PENUTUP
Demikian laporan pembahasan tentang manajemen dan permasalahan yang
terdapat di puskesmas Kajoran II Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Dengan
meninjau puskesmas dari segi perencanaan, pelaksanaan pengendalian serta pengawasan
dan pertanggung jawaban ditemukan masalah yang ditinjau dari segi manajemen dan
ditentukannya prioritas masalah dan alternatif pemecahan masalah.
Manajemen puskesmas sangat penting karena puskesmas sebagai unit pelaksana
teknis dari dinas kesehatan yang bertanggung jawab dalam pelayanan kesehatan sehingga
perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar tercipta hasil yang maksimal. Dimensi mutu
juga penting karena pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan harus
memperhatikan mutu. Kedua kegiatan tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan
karena cakupan atau kuantitas yang tinggi belum tentu disertai dengan mutu atau kualitas
yang baik begitu pula sebaliknya.
Kami menyadari kegiatan ini penting dan bermanfaat bagi para calon dokter,
khususnya yang kelak akan terjun ke puskesmas sebagai health provider, manager,
decision maker, dan communicator sebagai wujud serta dalam pembangunan kesehatan.
Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat bagi bahan masukan dalam usaha
peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas Kajoran II.
71
DAFTAR PUSTAKA
Departemen kesehatan RI, 2003, Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/ Kota Sehat, Jakarta.
Departemen Kesehatan, 1998, Paradigma Sehat Menuju Indonesia Sehat 2010, Jakarta.Departemen Kesehatan, 2004, Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor : 128
/Menkes/SK/V/2004 Tahun 2004 tentang Tujuan Pembangunan Kesehatan Tahun 2004, Jakarta : Depkes RI.
Departemen Kesehatan, 2010, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, http:dinkes.demakkab.go.id/v2010/..uu_no36_thn_2009-ttg_kesehatan .pdf
Reinke A, William, Perencanaan Kesehatan Untuk Meningkatkan Efektifitas Manajemen, Yogyakarta, Gadjah Mada University ,Press 1994Notoatmojo Sockidjo Prof, DR, Ilmu Kesehatan Masyarakat,Jakarta, Rineka Cipta , 1997
Soehardi R, Karnaini, Tedjo Saputro W, et al, Ed : Pedoman Praktis Pelaksanaan
Puskesmas, Balai Pelatihan Kesehatan Kajoran, Magelang.
72