9
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA II UJI BORAKS PADA MAKANAN Disusun Oleh : Nama : Rizki Triyunita NIM : 06111010041 Kelompok : 1A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Uji Makanan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Uji Makanan

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM BIOKIMIA II

UJI BORAKS PADA MAKANAN

Disusun Oleh :

Nama : Rizki Triyunita

NIM : 06111010041

Kelompok : 1A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

Page 2: Uji Makanan

I. JUDUL PRAKTIKUM : Uji Boraks Pada Kandungan Makanan

II. TUJUAN PRAKTIKUM : Menguji adanya kandungan boraks pada Bakso

III. DASAR TEORI

Bakso atau baso adalah jenis bola daging yang paling lazim dalam masakan

Indonesia. Bakso umumnya dibuat dari campuran daging sapi giling dan tepung

tapioka, akan tetapi ada juga baso yang terbuat dari daging ayam, ikan, atau

udang. Dalam penyajiannya, bakso umumnya disajikan panas-panas dengan

kuah kaldu sapi bening, dicampur mi, bihun, taoge, tahu, terkadang telur,

ditaburi bawang goreng dan seledri. Bakso sangat populer dan dapat ditemukan

di seluruh Indonesia; dari gerobak pedagang kaki lima hingga restoran besar.

Berbagai jenis bakso sekarang banyak di tawarkan dalam bentuk makanan beku

yang dijual di pasar swalayan dan mall-mall. Irisan bakso dapat juga dijadikan

pelengkap jenis makanan lain seperti mi goreng, nasi goreng, atau cap cai. Bakso

memiliki akar dari seni kuliner Tionghoa Indonesia hal ini ditunjukkan dari

istilah Bakso berasal dari kata Bak-So, dalam Bahasa Hokkien yang secara

harfiah berarti ‘daging babi giling’. Karena kebanyakan penduduk Indonesia

adalah muslim, maka bakso lebih umum terbuat dari daging halal seperti daging

sapi, ikan, atau ayam. Seiring berkembangnya waktu, istilah bakso menjadi lebih

dikenal dengan ‘daging giling’ saja (Wikipedia, 2012).

Boraks merupakan salah satu zat aditif pada makanan. Yakni zat yang

ditambahkan dan dicampurkan pada makanan sewaktu pengolahan makanan

dengan maksud untuk menarik (pewarna), menambah selera (pemanis),

menyedapkan (penyedap), mengharumkan dan sebagai pengawet makanan serta

pengenyal. Boraks yang dipergunakan sebagai pengenyal berupa sodium boraks,

yang dalam istilah awamnya disebut bleng. Banyak makanan yang berasal dari

Jawa mempergunakan bleng sebagai salah satu bahan dasar pengolahan

makanan, seperti gendar atau puli, lopis, dan kerupuk gendar atau karak.

Memang dari segi rasa, makanan tersebut digemari oleh masyarakat, karena

Page 3: Uji Makanan

selain enak, gurih, dan kenyal, juga tahan lama. Bleng juga dipergunakan dalam

pembuatan bakso dan mi agar kenyal, menggurihkan makanan, serta tahan lama

(Aryani, 2006).

Pemerintah telah memperbolehkan penggunaan boraks sebagai bahan makanan,

namun dibatasi oleh UU Kesehatan dan Keselamatan Nasional, batasnya hanya 1

gram per 1 kilogram pangan, bila lebih, itu ilegal, pelaku akan dipajara 12 tahun

bila menambahkan lebih dari 1 gram per 1 kilogram pangan (Wikipedia, 2013).

Penggunaan boraks ternyata telah disalahgunakan sebagai pengawet makanan,

antara lain digunakan sebagai pengawet dalam bakso dan mie. Boraks juga dapat

menimbulkan efek racun pada manusia, tetapi mekanisme toksisitasnya berbeda

dengan formalin. Toksisitas boraks yang terkandung di dalam makanan tidak

langsung dirasakan oleh konsumen. Boraks yang terdapat dalam makanan akan

diserap oleh tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam hati, otak, atau testis

(buah zakar), sehingga dosis boraks dalam tubuh menjadi tinggi.  Pada dosis

cukup tinggi, boraks dalam tubuh akan menyebabkan timbulnya gejala pusing-

pusing, muntah, mencret, dan kram perut. Bagi anak kecil dan bayi, bila dosis

dalam tubuhnya mencapai 5 gram atau lebih, akan menyebabkan kematian. Pada

orang dewasa, kematian akan terjadi jika dosisnya telah mencapai 10 – 20 g atau

lebih (Laetitia, 2006).

IV. ALAT DAN BAHAN

Alat

- pipet tetes

- mortar dan pestle

- gelas kimia

- labu ukur

- plat tetes

- gelas ukur

Bahan

Kunyit

Boraks

Page 4: Uji Makanan

Air

Bakso

Mie kuning

Nasi

Mie putih

Asam borat

V. PROSEDUR

1. Kupas kunyit, haluskan dan peras sehingga didapatkan air perasan kunyit .

2. Buat larutan indikator kurkumin 10% dari air perasan kunyit (air perasam 10

ml dalam 100 ml air).

3. Buatlah larutan boraks 1M dan asam borat 1M masing-masing 50 ml.

4. Campurkan lima tetes larutan kunyit dengan lima tetes larutan boraks. Aduk

kedua larutan itu hingga rata dan bewarna merah kecoklatan. Larutan merah

kecoklatan itu dapat dijadikan indikator adanya kandungan boraks dalam

bahan makanan.

5. Tumbuklah contoh makanan yang akan di uji hingga halus, dan letakkan

dalam plat tetes. Usahakan masing-masing bahan makanan tidak saling

bercampur satu sama lain.

6. Dengan menggunakan pipet, teteskanlah air kunyit ke atas contoh bahan

makanan yang telah dihaluskan tadi. Amati dan catat perubahan yang terjadi.

VI. HASIL PENGAMATAN

No

.

Nama

Zat/makanan

Kandungan BoraksKeterangan

Positif Negatif

1.

2.

3.

4.

5.

Larutan boraks

Bakso

Mie kuning

Mie putih

Model ikan

v

-

-

-

-

-

(+) : berwarna merah

kecoklatan setelah penambahan

indikator kurkumin

(-) : tidak berwarna merah

kecoklatan setelah penambahan

Page 5: Uji Makanan

6. Nasi - indikator kuning melainkan

berwarna kuning.

VII. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini kami membahas tentang uji kandungan borak pada makanan.

Makanan yang dijadikan sampel adalah bakso. Sampel bakso dipilih karena

bakso banyak beredar di masyarakat serta kualitas dan kandungannya belum

terjamin karena pada masa ini dikhawatirkan ada penjual nakal yang

menggunakan senyawa boraks sebagai pengawet.

Dalam pengidentifikasian boraks pada makanan jika boraks direaksikan dengan

kurkumin akan menghasilkan senyawa berwarna merah yang

disebut rososiania. Boraks yang ditambahkan dengan indikator kurkumin

(C21H20O6) membentuk reaksi      :

Boraks + Kurkumin → Rosocyanine

Na2B4O7 + C21H20O6 → B[C21H19O6]2Cl

Dari percobaan yang kami lakukan, yang kami peroleh hasil pengamatan pada

bakso, mie putih, saos, kecap, dan nasi, setelah ditambahkan dengan indikator

kurkumin (C21H20O6) 5 tetes tidak  terjadi perubahan warna,.sementara mie

kuning menghasilkan perubahan warna menjadi orange. Hal ini berarti bahwa

mie kuning positif mengandung boraks. Sementara sampel yang tidak

mengalami perubahan warna tidak mengandung boraks.

VIII. KESIMPULAN

1. Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan

sehingga menghasilkan rupa yang bagus.

2. Boraks bersifat basa, maka keberadaan boraks dapat dideteksi dengan

menggunakan indikator basa (larutan kurkumin dalam alkohol), yang akan

menunjukkan warna merah kecoklatan.

3. Dalam pengidentifikasian boraks pada makanan jika boraks direaksikan

dengan kurkumin akan menghasilkan senyawa berwarna merah yang

disebut rososiania.

Page 6: Uji Makanan

4. Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa bahan

makanan (bakso,mie kuning,mie putih,saos kecap dan nasi ) yang kami uji

tidak mengandung boraks.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2014. Identifikasi Boraks Pada Bakso, (online),

(http://analiskesehatankupang. blogspot.com/2014/03/identifikasi-boraks-

pada-sampel-bakso.html, diakses pada 15 Mei 2014).

Anonym. 2013. Identifikasi Boraks dalam Makanan, (online), (http://kimiaindah.

wordpress.com/2013/07/27/identifikasi-boraks-dalam-makanan/, diakses

pada 15 Mei 2014)

Anonym. 2013. Laporan Praktikum Analisis Kualitatif, (online), (http://

laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-

analisis-kualitatif_4.html, diakses pada 15 Mei 2014).