Ulkus Atau Ulser Pada Rongga Mulut

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/29/2019 Ulkus Atau Ulser Pada Rongga Mulut

    1/3

    Ulkus atau Ulser Pada Rongga Mulut

    ByMade Parwica

    Ulkus merupakan suatu keadaan patologis yang menimbulkan kerusakan seluruh

    lapisan epitel dan jaringan dibawahnya, dilapisi oleh jendalan fibrin sehingga berwarna putih

    kekuningan (Birnbaum dan Dunne, 2009 dan Burket dkk, 2008). Menurut Neville dkk (2009)

    ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir dapat juga diartikan

    bahwa ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Ulkus

    dapat terjadi dimana saja di seluruh bagian dari tubuh manusia.

    Ulkus merupakan istilah yang digunakan untuk

    menjelaskan hilangnya kontinuitas epitel dan lamina propia dan membentuk kawah. Kadang

    secara klinis tampak edema atau proliferasi sehingga terjadi pembengkakan pada jaringan

    sekitarnya. Jika terdapat inflamasi, ulkus dikelilingi lingkaran merah yang mengelilingi ulkus

    yang berwarna kuning ataupun abu-abu (Scully, 2003).

    Secara klinis dan durasinya, ulkus dapat dibedakan menjadi tipe akut dan kronis.

    Ulkus akut biasanya nyeri karena adanya inflamasi akut, tertutup eksudat, kuning putih,

    dikelilingi halo eritematus dan batasnya tidak lebih tinggi dari permukaan mukosa dan

    merupakan lesi yang dangkal dan sembuh dalam waktu kurang dari 2 minggu. Ulkus kronis

    biasanya tidak terlalu sakit, tertutup membran berwarna kuning, terjadi indurasi karena

    jaringan parut dan dikelilingi tepi yang lebih tinggi dari permukaan mukosa, dan tidah

    sembuh dalam waktu lebih dari 2 minggu (Sonis, 2003).

    Secara klinis, ulkus dapat dibedakan menjadi tipe akut dan kronis, yaitu sebagai berikut :

    1 Ulkus akut

    Ulkus akut merupakan ulkus yang timbul mendadak, dengan durasi kurang dari 2

    minggu, biasanya berupa small ulcerative lesions yang baru saja muncul dan berkembang

    dengan cepat, disertai dengan gejala prodromal. Ulkus akut biasanya nyeri karena adanya

    inflamasi akut, tertutup eksudat, kuning putih, dikelilingi halo eritematus dan batasnya tidak

    lebih tinggi dari permukaan mukosa dan merupakan lesi yang dangkal. Pada keadaan akut,

    hilangnya epitel permukaan digantikan oleh jaringan fibrin yang mengandung neutrofil, sel

    degenerasi dan fibrin (Sonis, 2003). Ulkus akut terjadi pada umumnya karena adanya

    pengaruh sistemik, diantaranya yaitu aphthous complex (Behcet syndrome, FAPA, Cyclic

    neutropenia, penyakit sistemik yang lainya), dan penyakit yang didahului dengan vesikel

    https://plus.google.com/106851831843253429966https://plus.google.com/106851831843253429966http://4.bp.blogspot.com/-ptpkazwCaxo/UO7m3R9rQuI/AAAAAAAAAVo/X1JRUVuZB6M/s1600/ulkus.jpghttps://plus.google.com/106851831843253429966
  • 7/29/2019 Ulkus Atau Ulser Pada Rongga Mulut

    2/3

    (Recurent Intraoral Herpes dan Herpes zoster), serta pengaruh non sistemik yang berupa

    trauma, infeksi bakteri dan virus.

    2 Ulkus kronis

    Ulkus kronis merupakan ulkus yang timbul bertahap, muncul selama pasien

    masih mengidap atau berinteraksi dengan penyebab dari ulkus tersebut, terjadi berminggu-

    minggu sampai berbulan-bulan/ long term duration, tidak sembuh antara 2-3 minggu, namun

    tidak disertai dengan gejala prodromal, biasanya tidak terlalu sakit. Ulkus kronis tampak

    sebagai lesi granulomatous difus, tertutup membran berwarna kuning, terjadi indurasi karena

    jaringan parut dan dikelilingi tepi yang lebih tinggi dari permukaan mukosa. Pada keadaan

    kronis, terdapat jaringan granulasi dan jaringan parut, eosinofil dan infiltrasi makrofag dalam

    jumlah banyak. Khasnya, muncul ulkus berwarna abu-abu dengan eksudat fibrinous melebihi

    permukaan. Pada kondisi kronis terdapat indurasi di jaringan sekitar (Sonis, 2003). Ulkus

    kronis terjadi pada kondisi orang dengan penyakit HIV, Tuberculosis, Sifilis, dengan keadaan

    malignansi seperti SCC, dll.

    Ulkus rongga mulut merupakan suatu kejadian yang menunjukan adanya kerusakan

    atau diskontinuitas epitel dalam rongga mulut. Dalam rongga mulut, ulkus dapat didahului

    oleh vesikel atau bula yang biasanya tidak berusia panjang. Lesi ulseratif sering dijumpai

    pada pasien yang berkunjung ke dokter gigi. Meskipun banyak ulkus rongga mulut memiliki

    penampakan klinis yang mirip, faktor etiologi yang mendasari dapat bervariasi mulai dari lesi

    reaktif, neoplastik maupun manifestasi oral penyakit kulit (Regezi dan Sciubba, 1993). Ulkus

    dapat pula merupakan manifestasi kerusakan epitel karena defek (Scully, 2003).

    Penyebab ulkus di rongga mulut dapat bermacam-macam, misalnya trauma, agen

    infeksi (bakteri, virus, jamur, mikrobakteria), penyakit sistemik (stomatitis herpetik, cacar air,

    HIV, sifilis, tuberculosis, anemia, eritema multiforme, Behcets syndrome, lichen planus),

    drug-induced (obat-obat sitotoksik, NSAID), kelainan darah (leukemia, neutropenia),

    kelainan imunologis, neoplasma (SSC atau BCC), radioterapi, merokok, alkohol maupun

    kontak alergi (Scully, 2003; Sonis, 2003).

    Ulserasi pada rongga mulut mungkin merupakan penyakit mukosa oral yang paling

    sering terlihat dan serius. Pendekatan untuk diagnosis dan manajemen ulkus ditegakkan

    melalui anamnesa dan pemeriksaan klinis (Scully, 2003). Durasi ulkus memegang peranan

    penting sebuah biopsi hendak dilakukan. Jika onsetnya cepat, pasien patut ditanyakan

    mengenai riwayat blistering sebelumnya. Pemeriksaan subjektif mengenai jumlah dan

    distribusi serta keterkaitan dengan bagian tubuh yang lain perlu dilakukan. Nyeri dan

    rekurensi ulkus dapat menjadi referensi dalam penegakan diagnosis. Langlais dan Miller

    (2000) menambahkan mengenai riwayat alergi dan penyakit yang sedang diderita, terapi obat

    terdahulu dan sekarang, riwayat terapi radiologi dan keadaan umum pasien.

  • 7/29/2019 Ulkus Atau Ulser Pada Rongga Mulut

    3/3

    Dalam kasus penyakit mulut maupun penyakit sistemik, banyak penyakit yang pada

    awalnya bermanifestasi pada rongga mulut misalnya melalui ulkus mulut. Penyebab ulkus di

    rongga mulut dapat bermacam-macam, misalnya trauma, agen infeksi (bakteri, virus, jamur,

    mikrobakteria), penyakit sistemik (stomatitis herpetik, cacar air, HIV, sifilis, tuberculosis,

    anemia, eritema multiforme, Behcets syndrome, lichen planus), drug-induced (obat-obat

    sitotoksik, NSAID), kelainan darah (leukemia, neutropenia), kelainan imunologis, neoplasma

    (SSC atau BCC), radioterapi, merokok, alkohol maupun kontak alergi (Scully, 2003; Sonis,

    2003). Beberapa penyakit yang bermanifestasi di dalam rongga mulut sebagai ulkus kronik

    antara lain, HIV, Syphilis, TBC, Squamous Cell Carcinoma, dan Deep fungal infection.

    Kita sebaiknya mengenal jenis, bentuk serta manifestasi dari penyakit-penyakit di

    atas dalam rongga mulut sehingga dapat segera mengenali dan mendiagnosis penyakit. Ulkus

    pada rongga mulut dapat menjadi salah satu tanda dan gejala suatu penyakit, karena terdapat

    berbagai penyakit yang secara klinis disertai adanya ulkus dengan durasi dan ciri-ciri yang

    berbeda beda. Selain itu dengan anamnesis riwayat yang lengkap dapat mendukung dan

    memperkuat penegakkan diagnosis yang tepat mengenai suatu keadaan patologis pada rongga

    mulut pasien.

    Pemeriksaan khusus mungkin diperlukan jika terdapat kecurigaan adanya keterlibatan

    faktor sistemik ataupun malignansi. Tes darah diindikasikan untuk mengesampingkan

    defisiensi atau kondisi sistemik lainnya. Pemeriksaan mikrobiologi dan serologis

    diindikasikan bila etiologi mikroba dicurigai. Biopsi diindikasikan bila ulkus tunggal

    bertahan lebih dari 3 minggu, terjadi indurasi, terdapat lesi di kulit lainnya ataupun terkait

    dengan lesi sistemik (Scully, 2003).