38
1 UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR ILUSTRASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 SIKASUR TAHUN 2010 Oleh: Sri Heryanti NIM X9707033 Laporan Penelitian Tindakan Kelas Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR …/Upaya...1 upaya meningkatkan kreativitas menggambar ilustrasi melalui model pembelajaran kontekstual pada siswa kelas v sd negeri 02 sikasur

Embed Size (px)

Citation preview

1

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR

ILUSTRASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 SIKASUR

TAHUN 2010

Oleh:

Sri Heryanti

NIM X9707033

Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

2

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan

di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 23 Juni 2010

Pembimbing, Supervisor,

Dra. Jenny I.S. Poerwanti, M.Pd. Rr. Endah Kustisari, S.Pd.

NIP 196301251987032001 NIP 197011131999032004

3

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim

Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Rabu

Tanggal : 23 Juni 2010

Tim Penguji Laporan PTK

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Sukarno, M.Pd. ………………………………

Sekretaris : Dr. Riyadi, M.Si. ………………………………

Anggota I : Dra. Jenny I.S.P., M.Pd. ………………………………

Anggota II : Dra. Lies Lestari, M.Pd. ………………………………

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP 196007271987021001

4

ABSTRAK

Sri Heryanti. UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR ILUSTRASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 SIKASUR SIKASUR TAHUN 2010. Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni. 2010.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar ilustrasi, (2) Mengembangkan potensi seni pada diri siswa melalui Seni Rupa dengan Menggambar Ilustrasi, (3) Menjadikan Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan khususnya Seni Rupa menjadi mata pelajaran yang mudah dan menyenangkan, dan (4) Menemukan siswa-siswa yang mempunyai potensi yang baik dalam bidang seni sehingga bisa menjadi wakil dalam lomba-lomba yang diadakan di lingkungan Kecamatan Belik atau di tingkat diatasnya.

Prosedur penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus. Kegiatan yang dilaksanakan dalam setiap siklus meliputi : (1) Perencanaan (planing), yaitu merencanakan tindakan yang akan dilakukan, (2) Pelaksanaan Tindakan (acting), yaitu melakukan implementasi tindakan sesuai rencana , (3) Observasi (observing), yaitu melakukan observasi aktivitas siswa dan guru dengan instrument yang validasinya ditempuh dengan cara fase validity dan critical validity oleh kolaborasi, dan (4) Refleksi (reflecting), yaitu melakukan analisis data dan refleksi secara kolaborasi untuk mengetahui perubahan selama pelaksanaan tindakan.

Penelitian dilakukan di SD Negeri 02 Sikasur, kelas V semester II tahun pelajaran 2009/2010 dalam 2 (dua) siklus: Siklus I, siswa sudah diberi kesempatan untuk mencermati obyek yang akan digambar di lingkungan sekitar, namun masih banyak siswa yang bingung dan ada yang bermain sendiri terutama anak laki-laki. Siklus II,siswa sudah mulai fokus pada obyek yang akan digambar karena tema sudah dibatasi.

Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan kreativitas siswa dalam menggambar dan gambar tampak lebih hidup. Nilai rata-rata meningkat dari 61,06 menjadi 64,78 dan siswa yang tuntas belajar dari 14 siswa atau 44 % menjadi 26 siswa atau 81 % dari 32 siswa. Dengan demikian penerapan model pembelajaran kontekstual dapat menigkatkan kreativitas siswa dalam menggambar ilustrasi di kelas IV SDN 02 Sikasur tahun 2009/2010.

5

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga peneliti dapat merencanakan,

melaksanakan, dan menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini.

Laporan ini merupakan muara dari mata kuliah elektronik-Tugas Akhir

(e-TA) yang wajib diikuti oleh mahasiswa PJJ S-I PGSD. e-TA untuk mahasiswa

PJJ S-1 PGSD merupakan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

format elektronik yang disebut e-portofolio. Laporan ini ditulis dan diajukan

untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program

Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan.

Diharapkan setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa dapat

meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan tugas sehari-hari terutama

dalam menemukan dan memecahkan masalah dalam kegiatan pembelajaran

melalui Penelitian Tindakan Kelas. Selain itu juga diharapkan mahasiswa mampu

mamanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran.

Laporan ini dapat terselesaikan atas bimbingan, bantuan dan arahan dari

berbagai pihak.Untuk itu peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.

2. Prof. Dr. Reenat Sajidan, M.Si. selaku Pembantu Dekan 1 UNS Surakarta.

3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku ketua Program PGSD Jurusan Ilmu

Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.

4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah e-TA.

5. Dra. Jenny I.S.P., M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah memberi

pengarahan dalam penyusunan laporan akhir Penelitian Tindakan Kelas.

6. Rr. Endah Kustisari, S.Pd. guru SD Negeri 02 Sikasur selaku supervisor.

7. Kepala UPP Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang.

8. Pengawas TK/SD UPP Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang.

6

9. Haryanto, selaku Kepala SD Negeri 02 Sikasur Kecamatan Belik Kabupaten

Pemalang.

10. Rekan-rekan guru SD Negeri 02 Sikasur Kecamatan Belik Kabupaten

Pemalang.

11. Anak-anak tercinta yang telah memotivasi pelaksanaan penelitian ini.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Peneliti menyadari penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,

untuk itu kritik dan saran para pembaca sangat peneliti harapkan demi

kesempurnaan laporan ini.

Akhirnya peneliti berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk

meningkatkan mutu pendidikan. Semoga Allah SWT selalu memberikan

bimbingan dan petunjuk kepada kita semua. Amin !

Pemalang, Juni 2010

Peneliti

Sri Heryanti

7

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................

iii

ABSTRAK ............................................................................................................

iv

KATA PENGANTAR.......................................................................................... v

DAFTAR ISI.........................................................................................................

vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR............................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................

xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya .......................................... 2

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 2

D. Manfaat Hasil Penelitian ................................................................ 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ................................................................................... 4

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ......................................... 7

C. Kerangka Pikir ............................................................................... 7

D. Hipotesis Tindakan......................................................................... 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................... .......... 10

B. Subjek Penelitian............................................................................ 10

C. Prosedur Penelitian......................................................................... 10

8

D. Sumber Data................................................................................... 11

E. Teknik Pengumpulan Data................................................ ............. 11

F. Teknik Analisis Data...................................................................... 12

G. Indikator Kinerja........................................................... ................. 12

H. Deskripsi Pelaksanaan Persiklus....................................... ............. 12

1. Prasiklus.................................................................................. 12

2. Pelaksanaan Siklus I ............................................................... 13

3. Pelaksanaan Siklus II .............................................................. 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 19

B. Pembahasan.................................................................................... 20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 24

B. Saran............................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27

LAMPIRAN

9

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas Siswa ................................................... 19

10

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Bagan Kerangka Pikir....................................................................................... 9

2. Bagan Prosedur Penelitian................................................................................ 11

3. Grafik Persentase Peningkatan Kreativitas Menggambar Siswa...................... 20

11

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. RPP Siklus I dan Perangkatnya ........................................................................28

2. RPP Siklus II dan Perangkatnya.......................................................................35

3. Instrumen Penilaian oleh Kepala Sekolah ........................................................42

4. Instrumen Observasi oleh Supervisor...............................................................43

5. Personalia Penelitian ........................................................................................44

6. Curriculum Vitae Peneliti.................................................................................45

7. Data Penelitian

a. Daftar Hadir Guru SDN 02 Sikasur ............................................................46

b. Daftar Kelas Siswa Kelas V SDN 02 Sikasur............................................47

c. Absensi Siswa Kelas V SDN 02 Sikasur ...................................................48

d. Nilai Formatif Siswa ...................................................................................50

e. Pendapat Siswa ...........................................................................................56

f. Penilaian Kepala Sekolah............................................................................58

g. Penilaian Guru Teman Sejawat/Supervisor ................................................59

h. Foto Kegiatan..............................................................................................63

i. Contoh Hasil Gambar Siswa .......................................................................65

12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di

beberapa SD kurang mendapat perhatian. Hal ini muncul karena beberapa alasan,

diantaranya : (1) Seni Budaya dan Keterampilan bukan salah satu mata pelajaran

yang diujikan secara nasional, (2) Tidak semua guru mempunyai kemampuan

mengajarkan mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dengan baik. Namun

sebenarnya mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan juga mempunyai

keunggulan sebagai dasar untuk pengembangan aspek kognitif, afektif dan

psikomotor siswa.

Dalam pendidikan seni di SD, pendidikan seni diarahkan pada

pembentukan sikap, sehingga terjadi keseimbangan intelektual, akal pikiran dan

kepekaan emosi. Pada masa sekolah dasar, ungkapan perasaan anak yang masih

polos memungkinkan mereka untuk berekspresi secara wajar dan penuh spontan

sehingga proses tersebut memiliki kebermaknaan bagi perkembangan mereka.

Namun demikian dalam berekspresi kadang siswa masih mengalami

hambatan, siswa masih ragu-ragu untuk berekspresi secara spontan. Hal ini dapat

dilihat pada hasil gambar siswa kelas V SD Negeri 02 Sikasur yang belum terlihat

bagus. Bentuk-bentuk gambar siswa masih sederhana, belum terlihat kreativitas

siswa yang menjadikan gambar lebih hidup.

Kurangnya kreativitas siswa dalam menggambar karena dalam

pembelajaran SBK yang selama ini dilaksanakan masih bersifat konvensional.

Contohnya dalam menggambar guru hanya memberi contoh gambar tertentu di

papan tulis dan siswa menggambar berdasarkan contoh gambar dari guru.

Menyadari hal tersebut peneliti berusaha mencari terobosan-terobosan

agar masalah yang dihadapi dalam mengajarkan SBK teratasi sehingga hasilnya

sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu solusi yang mungkin dapat mengatasi

masalah tersebut adalah dengan menerapkan Model Pembelajaran Kontekstual.

2

Dalam pembelajaran kontekstual siswa diajak mengalami sendiri lewat

panca indranya sesuai pemikiran siswa masing-masing, dengan demikian

kreativitas siswa akan muncul. Oleh karena itu penelitian ini mengangkat judul:

Upaya Meningkatkan Kreativitas Menggambar Ilustrasi melalui Model

Pembelajaran Kontekstual pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Sikasur Tahun 2010

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya

1. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, timbul permasalahan :

Apakah Model Pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan kreativitas

menggambar ilustrasi pada siswa kelas V SD Negeri 02 Sikasur tahun 2010?

2. Alternatif Pemecahannya

Untuk meningkatkan kreativitas menggambar ilustrasi pada siswa kelas

V SD Negeri 02 Sikasur, peneliti mencoba menerapkan model Pembelajaran

Kontekstual. Karena dalam Pembelajaran Kontekstual siswa diajak mengalami

sendiri objek yang akan di gambar jadi konsep menggambar siswa akan lebih

nyata dan mudah untuk digambar.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar ilustrasi.

2. Mengembangkan potensi seni pada diri siswa melalui Seni Rupa dengan

Menggambar Ilustrasi.

3. Menjadikan Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan khususnya Seni

Rupa menjadi mata pelajaran yang mudah dan menyenangkan.

4. Menemukan siswa-siswa yang mempunyai potensi yang baik dalam bidang

seni sehingga bisa menjadi wakil dalam lomba-lomba yang diadakan di

lingkungan Kecamatan Belik atau di tingkat diatasnya.

3

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar ilustrasi

b. Siswa akan lebih bersemangat pada mata pelajaran Seni Rupa karena hasil

yang mereka buat menjadi lebih bagus dari sebelumnya.

c. Siswa dapat mengaktualisasikan bakat mereka dibidang seni melelui

menggambar ilustrasi.

d. Siswa dapat mengembangkan kreativitasnya dalam menggambar ilustrasi.

2. Bagi Guru

a. Dapat mengatasi keterbatasan kemampuan guru dalam mengajarkan Seni

Rupa.

b. Pencapaian Kompetensi Dasar Menggambar Ilustrasi meningkat.

3. Bagi Sekolah

Sekolah akan mudah menemukan kader-kader untuk mengikuti lomba

menggambar yang diadakan baik tingkat kecamatan atau tingkat diatasnya.

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Kreativitas

Kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks yang

menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Dalam kamus Besar Bahasa

Indonesia, kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta; daya cipta. Sedangkan

Guilford, 1950 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001

http://id.wilkipedia.org/wiki/Menggambar, menerangkan bahwa kreativitas

merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini

kaitannya dengan bakat. Huelbeck, 1945 dikutip Utami Munanadar, 1999

menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan

kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Utami Munandar, 1977 dalam

Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001 menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah

proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas)

dan orisinilitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengolah,

memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Baron, 1969 dalam Reni Akbar-Hawadi

dkk, 2001 menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/

menciptakan sesuatu yang baru.

Dari beberapa pendapat para pakar di atas dapat disimpulkan bahwa :

Kreativitas adalah kemampuan atau kecakapan dalam diri seseorang dan

orisinilitas dalam berpikir serta mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya,

memperinci) suatu gagasan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru.

2. Hakikat Menggambar

Muharam E, 1993 dalam http://id.wilkipedia.org/wiki/Menggambar

mengemukakan bahwa hakikat menggambar adalah penyajian ilusi optik atau

manipulasi ruang dalam bidang datar dua dimensi.Wilkipedia dalam

mengemukakan bahwa menggambar adalah kegiatan membentuk imajinasi

dengan menggunakan banyak pilihan teknik dan alat. Bisa

5

pula berarti membuat tanda-tanda tertentu di atas permukaan dengan mengolah

goresan dari alat gambar.

Dari dua pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa menggambar

adalah kegiatan untuk menyajikan hasil optik ke dalam goresan pada alat-alat

gambar.

3. Hakikat Menggambar Ilustrasi

Muharam E, 1993 mengemukakan bahwa hakikat menggambar ilustrasi

adalah menggambar yang memiliki fungsi tertentu. Gambar harus dapat

menyampaikan pesan yang komunikatif. Artinya gambar yang dibuat harus dapat

dipahami, bersifat ilustrasi, serta dapat menjelaskan dan dapat dimengerti orang

lain.

4. Hakikat Model Pembelajaran Kontekstual

a. Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) menurut

Nurhadi, 2003 dalam Model-Model Pembelajaran Inovatif (Sugiyanto, 2008)

adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi

yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa untuk

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya

dalam kehidupan mereka sendiri – sendiri.

Menurut Johnson, 2002 dalam Model – Model Pembelajaran Inovatif (

Sugianto,2008 ), CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong

para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan

cara menghubungkan subjek -subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan

keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya

mereka.

b. Langkah – langkah Pembelajaran Kontekstual

Secara sederhana langkah penerapan CTL dalam kelas adalah sebagai

berikut :

6

1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan

cara belajar sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri

pengetahuan dan keterampilan barunya.

2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.

3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4) Ciptakan masyarakat belajar.

5) Hadirkan ‘ model’ sebagai contoh pembelajaran.

6) Lakukan refleksi di akhir oertemuan

7) Lakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara.

c. Komponen-komponen Pembelajaran Kontekstual ( CTL )

Pembelajaran berbasis CTL menurut ( Sanjaya, 2004 ) dalam Model –

Model Pembelajaran Inovatif, melibatkan tujuh komponen, utama pembelajaran,

yakni : (1) Konstruktivisme (construktivism ), (2) Bertanya ( questioning ), (3)

Menemukan ( inquiry ), (4) Masyarakat Belajar ( learning community ), (5)

Pemodelan ( modelling), (6) Refleksi (reflection), (7) Penilaian sebenarnya

(outentic assessment).

Konstruktivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan

baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut

konstruktivisme, pengetahuan memang berasal dari luar tetapi dikonstruksi dalam

diri seseorang.

Bertanya adalah bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan.

Dengan adanya keingintahuanlah pengetahuan selalu dapat berkembang. Dalam

model pembelajaran CTL guru tidak menyampaikan informasi begitu saja tetapi

memancing siswa dengan bertanya agar siswa dapat menemukan jawabannya

sendiri.

Inkuiri, artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan

penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.

Masyarakat Belajar (learning community) dalam model CTL hasil belajar

dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, teman, antar kelompok, dan

sumber lain bukan hanya guru.

7

Pemodelan ( modeling) adalah proses pembelajaran dengan

memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa.

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajarinya

dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau peristiwa

pembelajaran yang telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang dicapai

baik yang bernilai positif atau tidak bernilai (negatif).

Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan

informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini

diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar – benar belajar atau tidak.

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan

Peneliti mengambil referensi dari penelitian yang dilakukan oleh Ayi

Sobarna pada bulan Agustus-Oktober 2007 dengan judul : Implementasi

Pembelajaran Berbasis Kontekstual untuk Meningkatkan Pemahaman Table

Manner pada Siswa Kelas IX A di SMP Negeri I Giligenting Kabupaten

Sumenep Tahun 2009, yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

implementasi pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan pemahaman table

manner pada siswa Kelas IX A di SMP Negeri I Giligenting Kabupaten Sumenep

Dari hasil penelitian ini Ayi Sobarna menyimpulkan bahwa dengan

mengimplementasikan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan

pemahaman table manner (etiket makan) pada siswa Kelas IX A di SMP Negeri I

Giligenting Kabupaten Sumenep

Penelitian Ayi Sobarna tersebut dipilih sebagai kajian yang relevan untuk

penelitian ini, karena sama-sama menggunakan pembelajaran kontekstual di mana

dengan mengalami sendiri siswa dapat membangun pengetahuannya yang dapat

membekas dalam ingatan siswa dan siswa dapat melakukan sendiri

perilaku/keterampilan sesuai yang diharapkan. Perbedaannya, jika pada PTK

tersebut pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan pemahaman table manner

(etiket makan) pada siswa, sedangkan pada PTK yang saya lakukan pembelajaran

kontekstual untuk meningkatkan kreativitas menggambar siswa.

8

C. Kerangka Pikir

Menggambar ilustrasi sebenarnya dapat dijadikan sebagai sarana

menuangkan ide-ide bagi siswa. Dengan menggambar ilustrasi siswa dapat

berkomunikasi dengan orang lain tentang apa yang terjadi pada dirinya, dan apa

yang ingin disampaikan oleh siswa pada orang lain. Namun seringkali

menggambar menjadi hal yang sangat sulit apabila siswa tidak mempunyai dasar

bakat dan keterampilan tentang menggambar. Dan keterbatasan kemampuan guru

dalam mengajarkan seni rupa membuat siswa tidak antusias terhadap pelajaran

menggambar. Oleh karena itu perlu dicari cara-cara yang dapat merangsang siswa

untuk menyukai dan akhirnya dapat mengembangkan kreativitas mereka dalam

menggambar ilustrasi.

Salah satu cara yang dapat mengembangkan kreativitas mereka dalam

menggambar ilustrasi adalah dengan penerapan Model Pembelajaran Kontekstual.

Dalam Model Pembelajaran Kontekstual proses pembelajaran diharapkan

berlangsung alamiah, karena bentuk kegiatan siswa adalah melihat, meraba serta

mengalami sendiri hal yang ingin digambar. Proses menggambar dengan

menggunakan model nyata dalam Model Pembelajaran Kontekstual diharapkan

dapat meningkatkan kreativitas siswa . karena siswa dapat mengamati secara

detail bagian-bagian yang ingin digambar. Selain itu, dalam model pembelajaran

Kontekstual guru hanya sebagai fasilitator dalam pembelajaran, sehingga jika

guru kurang mampu dalam bidang Seni Rupa, tidak menghalangi siswa dalam

mengembangkan kreativitasnya.

Maka dari itu dengan diterapkannya model pembelajaran Kontekstual

pada materi menggambar Ilustrasi di kelas V SDN 02 Sikasur kreativitas siswa

meningkat. Sehingga kerangka pikirnya dapat digambarkan sebagai berikut:

9

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah dengan penerapan model

pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kreativitas menggambar ilustrasi

pada siswa kelas V SD Negeri 02 Sikasur tahun 2010.

Kondisi Awal

Pembelajaran konvensional

Kreativitas rendah Nilai di

bawah KKM

Pelaksanaan Tindakan

Menggunakan Model

Pembelajaran Kontekstual Siklus II

Siklus I

Kondisi Akhir

Kreativitas meningkat

Nilai di atas KKM

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri 02 Sikasur,

Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Penelitian dilaksanakan pada bulan

Januari sampai dengan bulan Juni 2010.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Sikasur,

Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Penelitian ini meneliti kreativitas

Menggambar Ilustrasi dengan menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus, namun

sebelum pelaksanaan siklus didahului dengan analisis situasi awal yang

dinamakan prasiklus. Analisis situasi awal dilaksanakan untuk mengetahui

kondisi kelas sebelum pelaksanaan PTK, serta proses pembelajaran yang telah

berlangsung selama ini dan kekurangannya.

Adapun pelaksanaan siklus I dan siklus II, masing-masing melalui

tahapan sebagai berikut :

1. Perencanaan (planning), merupakan kegiatan untuk merencanakan dan

mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan selama tindakan

penelitian.

2. Pelaksanaan Tindakan (acting), merupakan implementasi dari apa yang

telah direncanakan.

3. Observasi (observing), berisi kegiatan pengamatan terhadap tindakan yang

di lakukan dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan

sebelumnya.

10

4. Refleksi (reflecting), berisi kegiatan diskusi tentang apa yang telah

dilakukan serta temuan-temuan selama pelaksanaan tindakan berdasarkan

hasil observasi.

Prosedur penelitian seperti dijelaskan di atas dapat digambarkan seperti di

bawah ini.

Gambar 2. Bagan Prosedur Penelitian

D. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar

berupa data kualitif. Pengumpulan data dipeoleh dari beberapa sumber di

antaranya :

1. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran.

2. Nilai hasil karya siswa sebelum diadakan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Refleksi ImplementasiPerbaikan

Siklus II

Analisis Data Hasil

Implementasi Siklus II

Pra Siklus Rencana Pelaksanaan

Siklus I

Implementasi Siklus I

Refleksi Implementasi

Siklus I

Rencana Perbaikan Siklus II

Analisis Data Hasil

Implementasi RPP Siklus I

11

12

1. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap

penerapan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual

pada materi Menggambar Ilustrasi.

2. Observasi

Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui kreativitas

siswa di dalam pembelajaran menggambar ilustrasi menggunakan Model

Pembelajaran Kontekstual dengan lembar observasi yang sekaligus dijadikan

instrument penilaian.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif. Data yang di analisis berupa rata-rata dan prosentase hasil

karya dan unjuk kerja siswa. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel

dan diagram.

G. Indikator Kinerja

Untuk mengetahui keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti

menetapkan indikator kinerja berupa kreativitas menggambar siswa dengan

aspek –aspek sebagai berikut:

1. Kesesuaian gambar dengan tema yang ditentukan

2. Pengembangan objek-objek yang digambar

3. Pewarnaan yang bervariasi

4. Ketekunan dalam Menggambar

H. Deskripsi Pelaksanaan Persiklus

1. Pra Siklus/Analisis Situasi Awal

Pada tahap pra siklus ini, kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Mengidentifikasi masalah yang muncul berkaitan dengan kurangnya

kreativitas siswa dalam pembelajaran Seni Rupa khususnya menggambar

13

ilustrasi. Untuk melakukan identifikasi masalah melalui pengumpulan

hasil menggambar siswa dengan metode sebelumnya.

b. Merancang pelaksanaan tindakan untuk memecahkan masalah yang

berkaitan dengan menggambar ilustrasi.

c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang menggunakan Model

Pembelajaran Kontekstual.

d. Menyiapkan alat-alat dena media pembelajaran.

e. Menyusun format observasi dan instrumen penelitian untuk mengetahui

respon siswa terhadap penerapan Model Pembelajaran Kontekstual pada

materi Menggambar Ilustrasi

2. Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan

Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan

Model pembelajaran Kontekstual pada materi Menggambar Ilustrasi.

a. Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran berupa contoh –

contoh gambar ilustrasi.

b. Membuat instrumen observasi yang sekaligus dijadikan sebagiai

instrumen evaluasi

b. Tindakan/Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran pada Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali

pertemuan dengan waktu pelaksanaan sebagai berikut :

1) Pertemuan pertama : Selasa, 9 Februari 2010, 1 jam pelajaran.

2) Pertemua kedua : Jumat, 12 Februari 2010, 1 jam pelajaran.

3) Pertemuan ketiga : Kamis, 18 Februari 2010, 2 jam pelajaran.

Pelaksanaan kegiatan ketiga pertemuan tersebut dapat dideskripsikan seperti

berikut.

Pertemuan pertama : Selasa, 9 Februari 2010

Implementasi RPP untuk pertemuan pertama peneliti melaksanakan apersepsi

dengan bertanya jawab tentang pelajaran menggambar di kelas IV yaitu membuat

gambar manusia. Selanjutnya peneliti bertanya jawab dengan siswa tentang gambar

14

ilustrasi yang terdapat pada buku / komik yang pernah dilihat siswa sebelumnya.

Kemudian peneliti membagikan buku paket yang terdapat gambar ilustrasi manusia.

Siswa mencermati gambar serta membaca bacaan yang melatari gambar ilustrasi.

Peneliti menjelaskan materi menggambar ilustrasi dan menunjukkan contoh – contoh

gambar ilustrasi manusia. Selanjutnya siswa merencanakan tema gambar ilustrasi

yang akan digambar pada pertemuan berikutnya.

Peneliti mengadakan evaluasi secara lisan.Sebagai tindak lanjut, guru

menjelaskan peralatan yang harus disiapkan siswa pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan kedua : Jumat, 12 Februari 2010

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 12 Pebruari 2010 dengan

alokasi waktu 35 menit 1 kali pertemuan. Sebagai apersepsi peneliti mengadakan

tanya jawab dengan siswa tentang materi menggambar ilustrasi manusia pada

pertemuan sebelumnya. Siswa menyiapkan alat – alat gambarnya. Setelah peneliti

menjelaskan materi menggambar ilustrasi dan menjelaskan tugas yang harus

dilaksanakan, siswa keluar kelas untuk mencari dan mencermati objek yang akan

digambar, lalu siswa menggambar sketsa gambar ilustrasi manusia. Selama

pembelajaran berlangsung, peneliti berkeliling mendatangi siswa untuk mengadakan

penilaian selama proses pembelajaran bersama supervisor untuk mengamati dan

mengobservasi pelaksanaan pembelajaran. Setelah waktu habis, hasil karya siswa

dikumpulkan untuk dinilai, selanjutnya disimpan untuk dilanjutkan pada pertemuan

berikutnya.

Pertemuan ketiga : Kamis, 18 Februari 2010

Pertemuan ketiga dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit selama I

kali pertemuan. Setelah peneliti memberikan apersepsi dan menyampaikan materi

menggambar ilustrasi manusia, peneliti menyampaikan tugas yang harus dilakukan

oleh siswa. Selanjutnya setelah siswa menyiapkan alat – alat gambarnya, siswa keluar

kelas untuk kembali mencermati objek gambar dan melanjutkan menyelesaikan detail

-detail gambar yang dibuatnya. Kemudian siswa memberi warna pada gambar agar

gambar terlihat lebih hidup. Selama pembelajaran, peneliti dan supervisor

mengadakan penilaian dan observasi

Setelah waktu habis, siswa mengumpulkan hasil gambarnya. Peneliti

mencermati satu persatu hasil gambar siswa yang sudah jadi. Dengan melihat hasil

15

gambar siswa, peneliti dan siswa mengadakan refleksi berupa tanya jawab tentang

kesulitan – kesulitan siswa selama menggambar ilustrasi. Sebagai tindak lanjut,

peneliti memberikan arahan untuk mengatasi kesulitaan – kesulitan tersebut.

Selanjutnya peneliti mengadakan evaluasi menggunakan lembar penilaian

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

c. Observasi

Observasi dilakukan teman sejawat sebagai supervisor selama proses

pembelajaran dalam siklus I yaitu sebanyak tiga kali pertemuan. Supervisor

mengamati semua kegiatan yang dilakukan peneliti maupun siswa dengan

menggunakan instrumen yang telah desediakan. Hal – hal yang ditemui supervisor

selama mengadakan observasi adalah sebagai berikut :

1) Perhatian peneliti belum menyeluruh pada semua siswa, karena masih ada

beberapa siswa yang bermain – main.

2) Peneliti kurang memberikan motivasi pada siswa, sehingga kekurangan yang

terdapat pada gambar siswa tidak cepat diketahui untuk dapat diperbaiki.

3) Peneliti kurang memancing siswa untuk bertanya/ menyampaikan kesulitan-

kesulitan yang dialami siswa.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran selama siklus I

supervisor dan peneliti melakukan analisis dan refleksi. Supervisor dan peneliti

melakukan diskusi untuk membahas proses dan hasil pembelajaran selama siklus I

serta temuan-temuan selama pelaksanaan pembelajaran tersebut. Dari hasil

analisis dan refleksi pada siklus I peneliti merencanakan perbaikan – perbaiakan

untuk diterapkan pada siklus II, antara lain :

1) Peneliti diharap lebih memperhatikan beberapa siswa laki – laki yang

bermain – main saja.

2) Peneliti diharap lebih sering memotivasi dan membimbing siswa secara

satu – persatu.

16

3) Peneliti diharap lebih memancaing siswa untuk menanyakan kesulitan –

kesulitan yang dialaminya.

3. Pelaksanaan Siklus II

a. Perencanaan

1) Peneliti dan supervisor merancang skenario pembelajaran untuk

memperbaiki pembelajaran pada siklus II.

2) Peneliti menyusun RPP perbaikan dengan model pembelajaran

kontekstual berdasarkan skenario pembelajaran yang telah disusun

bersama supervisor.

3) Peneliti membuat instrumen-instrumen yang akan digunakan dalam

pelaksanaan pembelajaran siklus II, berupa pedoman observasi untuk

supervisor dan lembar pengamatan serta pedoman penilaian yang akan

digunakan guru selama proses pembelajaran berlangsung:

b. Tindakan/Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran pada Siklus II dilaksanakan dalam tiga kali

pertemuan, yaitu :

1) Pertemuan pertama : Selasa, 1 April 2010, 1 jam pelajaran.

2) Pertemuan kedua : Jumat, 9 April 2010, 1 jam pelajaran.

3) Pertemuan ketiga : Kamis, 19 April 2010, 2 jam pelajaran.

Deskripsi pelaksanaan pembelajaran untuk tiap-tiap pertemuan pada

siklus II adalah sebagai berikut :

Pertemuan Pertama

Sebagai apersepsi peneliti menanyakan materi menggambar ilustrasi

manusia yang telah dilaksanakan pada siklus I. Peneliti menyampaikan

kekurangan-kekurangan yang dibuat siswa. Siswa lalu menyampaikan kesulitan-

kesulitan yang dialami. Peneliti dan siswa mencari solusi dari kesulitan-kesulitan

yang dialami siswa.

Peneliti membagi buku paket yang berisi gambar-gambar ilustrasi dan

menyuruh siswa mencermati bentuk-bentuk anggota badan manusia. Peneliti

mengarahkan siswa untuk saling berpasangan menjadi model supaya objek

17

gambar tidak bergerak sehingga mudah digambar. Selanjutnya peneliti menyuruh

siswa menentukan tema yang nanti akan digambar, sehingga siswa tidak

membuang-buang waktu saat disuruh menggambar. Peneliti membatasi beberapa

tema sesuai situasi yang dijumpai siswa di sekolah.

Pertemuan Kedua

Pertemuan ke-2 dilaksanakan 1 kali pertemuan dengan waktu 35 menit.

Setelah peneliti menyampaikan apersepsi, guru menyuruh siswa menyiapkan alat

gambar. Peneliti membagi kertas gambar pada siswa, kemudian peneliti

menjelaskan materi menggambar ilustrasi manusia disertai dengan contoh –

contoh gambar ilustrasi manusia dan kegiatannya. Siswa mencari posisi untuk

melihat langsung objek yang digambar. Ada siswa yang berpasangan untuk

bergantian menjadi model, namun juga ada yang keluar kelas untuk mencari objek

lain seperti penjualan es, anak yang sedang bermain bola dan sebagainya.

Pada pertemuan ini siswa hanya membuat sketsa awal dari gambar yang

akan dibuat. Setelah waktu habis siswa mengumpulkan hasil gambar. Selama

proses pembelajaran berlangsung peneliti berkeliling untuk mengadakan penilaian

proses selama pembelajaran berlangsung bersama supervisor untuk mengadakan

observasi. Setelah waktu habis, siswa mengumpulkan hasil gambar untuk dinilai,

selanjutnya peneliti menyimpan hasil gambar untuk diselesaikan siswa pada

pertemuan berikutnya.

Pertemuan Ketiga

Pertemuan ke-3 dengan waktu 2 x 35 menit. Setelah peneliti memberikan

apersepsi dan pengarahan, siswa menyelesaikan gambar mereka, dan kembali

melihat objek untuk menyesuaikan warna gambar dengan objek yang digambar.

Selama pembelajaran berlangsung peneliti berkeliling mengadakan

penilaian proses bersama supervisor untuk mengadakan observasi. Setelah selesai

siswa mengumpulkan hasil gambar, peneliti mencermati hasil gambar siswa satu –

persatu. Peneliti mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah

dilaksanakan berupa tanya jawab mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi

siswa. Siswa mengemukakan pendapatnya secara tertulis. Sebagai tindak lanjut

18

guru memberi pesan-pesan agar siswa sering berlatih menggambar agar hasilnya

lebih bagus lagi.

c. Observasi

Observasi dilakukan teman sejawat sebagai supervisor selama proses

pembelajaran dalam siklus II yaitu sebanyak tiga kali pertemuan. Selama

supervisor mengamati dan melakukan observasi, ada beberapa temuan yang

ditemukan supervisor. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Masih ada beberapa siswa yang menggambarnya asal – asalan dalam

menggambar dan tidak mau menyelesaikan hasil gambarnya.

2) Ada beberapa siswa yang masih menggunakan imajinasinya dalam

menggambar dan tidak berdasarkan model yang dilihatnya.

d. Analisis dan Refleksi

Supervisor dan peneliti melakukan diskusi untuk membahas proses dan

hasil pembelajaran selama siklus II. Selain itu juga membahas temuan-temuan

selama pelaksanaan pembelajaran tersebut. Hasil analisis dan refleksi tersebut

digunakan untuk menentukan tindak lanjut.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Untuk melihat perubahan peningkatan kreativitas hasil gambar siswa,

tiap siklus guru melakukan penilaian sebanyak dua kali yaitu pada pertemuan

kedua dan ketiga dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan.

Kreativitas yang diharapkan dapat diukur berdasarkan indikator kinerja yang telah

ditentukan yang bisa disimpulkan dalam nilai sebagai nilai formatif. Indikator

kinerja tersebut antara lain berupa : Kesesuaian gambar dengan tema yang

ditentukan, pengembangan objek–objek yang digambar, pewarnaan yang

bervariasi, serta ketekunan dalam menggambar.

Dari hasil menggambar siswa yang dirangkum dalam lembar penilaian

seperti terlampir di bagian lampiran dapat dilihat bahwa frekuensi kreativitas

siswa tiap siklus mengalami kenaikan. Perubahan kreativitas tersebut juga

mengakibatkan perubahan frekuensi dan persentase ketuntasan belajar siswa.

Tabel 1. Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas

Kreativitas Siswa yang meningkat

Kreativitas Siswa yang belum meningkat

No

Siklus

Frekuensi % Frekuensi %

Rata – rata (%)

1

2

3

Studi Awal

Siklus I

Siklus II

14

16

26

44

50

81

18

16

6

56

50

19

61,06

63,63

64,78

19

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa grafik persentase peningkatan

kreativitas siswa mengalami kenaikan tiap siklus, dan sebaliknya persentase yang

menggambarnya belum kreatif mengalami penurunan. Bila data tersebut disajikan

dalam bentuk grafik peningkatan kretativitas yang disimpulkan sebagai ketuntasan

belajar, maka akan tampak sebagai berikut.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Prasiklus Siklus I Siklus II

KreatifTidak kreatif

Gambar 3. Grafik Peningkatan Kreativitas

Selain data tentang hasil menggambar, peneliti juga mencatat tentang

masalah-masalah yang muncul selama proses pembelajaran.Data-data tersebut

diperoleh dari hasil penilaian kepala sekolah, pengamatan supervisor, dan hasil

pengamatan peneliti selama proses pembelajaran dalam siklus I dan siklus II.

B. Pembahasan

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kreativitas hasil menggambar

siswa pada siklus I sudah mengalami kenaikan walaupun belum signifikan yaitu

dari rata-rata 61,06 menjadi 63,63. Siswa yang kreativitas gambarnya mulai

meningkat, bertambah dari 14 siswa atau 44 % menjadi 16 siswa atau 50 % dari

20

32 siswa. Hasil menggambar pada siklus II juga mengalami kenaikan dari rata-

rata nilai 63,63 menjadi 64,78. Kreativitas menggambar siswa pada siklus II

bertambah dari 16 siswa atau 50 % menjadi 26 siswa atau 81 % dari 32 siswa.

Proses dan hasil pembelajaran pada Siklus I belum berhasil secara

signifikan. Hal ini karena banyak kendala dan hambatan yang muncul selama

pelaksanaan proses pembelajaran tersebut. Adapun kendala dan masalah yang

muncul dalam pelaksanaan pembelajaran untuk siklus 1 adalah sebagai berikut:

1. Siswa bingung dalam menentukan tema/objek yang akan digambar

sehingga waktunya terbuang untuk mencari objek.

2. Pada siswa laki-laki sebagian besar apabila diberi waktu untuk keluar kelas

mencermati objek, waktunya lebih banyak dipakai untukbermain-main.

3. Adanya sikap apatis siswa laki-laki serta tidak ada kemauan untuk

melakukan tugas dengan sungguh-sungguh. Ada kecenderungan sebagian

masyarakat di wilayah SD kami kurang peduli terhadap pendidikan. Hal

ini menjadikan beberapa siswa di SD kami malas belajar serta berpengaruh

pada aktivitas pembelajaran di sekolah dalam hampir semua mata

pelajaran.

4. Mengingat objek gambar aktivitas manusia yang selalu bergerak, beberapa

siswa mengeluh, mereka tidak fokus pada bagian-bagian yang digambar.

5. Waktu yang terbatas membuat siswa terburu-buru dan kurang maksimal

dalam menggambar.

Dari hasil penelitian selama siklus I, hasilnya masih belum sesuai dengan

harapan peneliti. Perubahan yang terjadi pada hasil gambar siswa masih belum

signifikan. Hanya beberapa siswa saja yang mencapai perubahan yaitu kreativitas

hasil gambarnya lebih terlihat hidup dari hasil sebelumnya. Untuk itu peneliti

melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan beberapa perbaikan

dengan strategi sebagai berikut :

1. Guru membatasi tema sesuai dengan situasi yang dijumpai siswa di

sekolah.

21

22

2. Pada pertemuan pertama setelah siswa melihat contoh-contoh gambar

ilustrasi, guru mengarahkan siswa untuk menentukan tema/objek yang akan

digambar nantinya.

3. Perhatian lebih difokuskan pada siswa laki-laki untuk membimbing mereka

melaksanakan kegiatan yang ditugaskan.

4. Guru lebih sering memberi motivasi pada siswa agar siswa bersemangat

untuk menggambar.

5. Mengarahkan siswa untuk saling bekerja sama. Misalnya, meminta

temannya bergantian menjadi model gambar dengan posisi diam.

Pembelajaran pada siklus II sudah mengalami peningkatan, namun masih

ada kendala-kendala yang muncul, antara lain :

1. Siswa merasa kesulitan menggambar bentuk badan manusia, baik bentuk-

bentuk wajah, anggota badan, maupun proporsi.

2. Siswa belum sepenuhnya menggambar sesuai dengan objek yang dilihat,

masih ada siswa yang mengandalkan daya khayal/imajinasi mereka dalam

menggambar sehingga hasilnya tidak sesuai dengan objek yang digambar.

3. Dalam mewarnai, siswa ada yang belum bisa memadukan warna dengan

baik karena kebiasaan mereka menggambar tanpa diberi warna.

4. Rasa terburu-buru siswa ingin cepat menyelesaikan pekerjaan mereka

sehingga hasilnya kurang maksimal.

Meskipun proses pembelajaran pada siklus II masih muncul masalah,

namun secara keseluruhan pelaksanaan PTK pada siklus II sudah berhasil .

Kreativitas siswa dalam menggambar sudah meningkat, baik dari segi kesesuaian

gambar dengan tema yang ditentukan, pengembangan objek-objek yang digambar,

pewarnaan, maupun ketekunan dalam menggambar, walaupun semuanya masih

perlu peningkatan lagi.

Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini tidak perlu dilanjutkan pada

siklus berikutnya. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut dapat dilakukan

dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari dengan meningkatkan kualitas

pembelajaran pada mata pelajaran SBK, dengan setrategi sebagai berikut :

23

1. Sebelum mengajarkan materi tentang ilustrasi manusia dan kehidupannya,

siswa diingatkan kembali pada materi menggambar manusia/proporsi tubuh

manusia yang pernah diajarkan di kelas IV.

2. Siswa disuruh menggambar temannya sendiri walaupun hasilnya kurang

bagus, tapi guru harus sering memberi motivasi.

3. Siswa dihimbau untuk memiliki alat pewarna (krayon/pensil warna) dan

selalu memberi warna pada gambar mereka sehingga akan terbiasa

mewarnai hasil gambar mereka.

4. Guru sering-seringlah memberi motivasi tentang manfaat menggambar dan

membuat gambar yang baik.

5. Hasil gambar siswa yang bagus-bagus, dipajang di dinding kelas agar siswa

merasa bangga dan bersemangat untuk menghasilkan gambar yang baik.

i

i

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua

siklus, dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kontekstual dapat

meningkatkan kreativitas menggambar ilustrasi.

Peningkatan kreativitas tersebut dapat diketahui dari data dan hasil

gambar yang dikumpulkan selama penelitian. Dari hasil gambar siswa dapat

dilihat kreativitas siswa dalam menggambar sudah meningkat, baik dari segi

kesesuaian gambar dengan tema yang ditentukan, pengembangan objek-objek

yang digambar, pewarnaan, maupun ketekunan dalam menggambar, walaupun

semuanya masih perlu peningkatan lagi.

Hal itu berdampak pula pada hasil tes formatifnya. Dapat dilihat pada

siklus 1 sudah mengalami kenaikan walaupun belum signifikan yaitu dari rata-rata

61,06 menjadi 63,63. Siswa yang kreativitas menggambarnya mengalami

peningkatan bertambah dari 14 siswa atau 43,75 % menjadi 16 siswa atau 50 %

dari 32 siswa. Hasil tes formatif pada siklus 2 juga mengalami kenaikan dari rata-

rata nilai 63,63 menjadi 64,78. Siswa yang hasil kreativitas menggambarnya

mengalami peningkatan bertambah dari 16 siswa atau 50 % menjadi 26 siswa atau

81,25 % dari 32 siswa.

Dari data tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan

Kelas yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Kreativitas Menggambar Ilustrasi

Melalui Model Pembelajaran Kontekstual pada Siswa Kelas V SD Negeri 02

Sikasur “ yang dilakukan sebanyak dua siklus dapat meningkatkan Kreativitas

siswa dalam menggambar ilustrasi.

Mengingat penerapan model pembelajaran kontekstual dapat

meningkatkan kreativitas dalam menggambar ilustrasi, maka diharapkan

pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pembelajaran menggambar di sekolah-

sekolah, khususnya di Sekolah Dasar, sehingga tujuan pembelajaran akan berhasil.

B. Saran

24

ii

ii

1. Saran untuk Peneliti Lanjut.

Penelitian ini masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu

disempurnakan. Oleh sebab itu, kepada peneliti lain yang akan mengadakan

penelitian lanjut sejenis, peneliti sarankan:

a. Menyusun perencanaan dan perancangan yang matang dan sistematis agar

benar-benar dapat diperoleh hasil yang lebih optimal.

b. Sebelum melakukan penelitian tentang materi ilustrasi manusia dan

kehidupannya, siswa diingatkan kembali pada materi menggambar

manusia/proporsi tubuh manusia yang pernah diajarkan di kelas IV.

c. Beri kebebasan siswa untuk mewarnai dengan alat pewarna yang biasa

dipakai siswa, sehingga hasilnya lebih bagus.

2. Saran untuk Penerapan Hasil Penelitian

a. Saran untuk Guru

1) Para guru, khususnya yang mengajar mata pelajaran Seni Budaya dan

Keterampilan dapat menerapkan Model Pembelajaran Kontekstual dalam

rangka meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar.

2) Tinggalkan pembelajaran dengan cara lama dimana guru hanya

menugaskan menggambar bebas sementara tidak ditunjukkan bagaimana

caranya, dengan alasan guru tidak mempunyai kemampuan menggambar.

Dengan Model pembelajaran kontekstual, guru bisa menghadirkan model

nyata sebagai objek gambar siswa mengingat taraf berfikir siswa SD

masih dalam taraf operasional konkret.

b. Saran untuk Kepala Sekolah.

a. Kepala Sekolah perlu lebih memperhatikan guru apakah dalam mengjar

sudah menerapkan metode pembelajaran yang benar ada apa belum,

khususnya dalam mengajar Seni Budaya dan Keterampilan.

b. Kepala Sekolah perlu mengupayakan tersedianya fasilitas – fasilitas yang

dapat menopang terselenggaranya kegiatan pembelajaran dengan Model

Pembelajaran Kontekstual.

iii

iii

c. Saran Untuk Dinas Pendidikan

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga serta jajarannya dapat

memfasilitasi terselenggaranya pelatihan – pelatihan bagi pengembangan

professionalisme guru, khususnya yang berkaitan dengan teknik – teknik dan

model – model pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Depdiknas

iv

iv

Departemen Pendidikan Nasional. 2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran(KTSP) Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.Jakarta Depdiknas.

Ida Siti Herawati, 1996/1997 Pendidikan Kesenian . Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Muharam E, 1992/1993 Pendidikan Kesenian II ( Seni Rupa ). Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Sugiyanto(2008). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Pendidikan Latihan Profesi Guru

Zakarias Sukarya, dkk. 2008. Pendidikan Seni. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

http://id.wilkipedia.org/wiki/menggambar, diakses tanggal 3 Januari 2010.