Vaksin campak merupakan bagian imunisasi rutin pada anak.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Vaksin campak merupakan bagian imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin campak biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Jika hanya mengandung campak, vaksin diberikan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.

Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) Difteri Penyakit difteri disebabkan bakteri Corynebacterium Diphtheriae. Difteri mudah menular, menyerang terutama saluran napas bagian atas, dengan gejala demam tinggi, pembengkakan amandel (tonsil) dan terlihat selaput putih kotor yang makin lama makin membesar dan dapat menutup jalan napas. Racun difteri dapat merusak otot jantung, berakibat gagal jantung. Penularan bakteri difteri umumnya melalui udara (batuk/bersin). Selain itu, bakteri difteridapat menular melalui benda atau makanan yang terkontaminasi. Pencegahan difteri paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan tetanus dan pertusis (vaksinasi DPT) sebanyak 3 kali sejak bayi berumur 2 bulan dengan selang penyuntikan 1-2 bulan. Pemberian imunisasi DPT akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Efek samping imunisasi DPT yang mungkin timbul adalah demam, nyeri dan bengkak pada permukaan kulit. Cara mengatasinya cukup diberikan obat penurun panas. PertusisPenyakit pertusis atau batuk rejan atau Batuk Seratus Hari disebabkan bakteri Bordetella Pertussis. Gejala pertusis khas yaitu batuk terus menerus, sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan dan muntah kadang-kadang bercampur darah. Batuk pertusis diakhiri tarikan napas panjang dan dalam dan berbunyi melengking. Penularan bakteri pertusis umumnya melalui udara (batuk/bersin). Bakteri pertusis juga dapat menular melalui benda atau makanan yang terkontaminasi. Pencegahan pertusis paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan tetanus dan difteri (vaksinasi DPT) sebanyak 3 kali sejak bayi berumur 2 bulan dengan selang penyuntikan 1-2 bulan. TetanusPenyakit tetanus berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf dan otot. Gejala tetanus diawali dengan kejang otot rahang (trismus atau kejang mulut), pembengkakan, rasa sakit dan kejang di otot leher, bahu atau punggung. Kejang-kejang segera merambat ke otot perut, lengan atas dan paha. Neonatal tetanus umum terjadi pada bayi baru lahir. Neonatal tetanus menyerang bayi baru lahir karena dilahirkan di tempat kotor dan tidak steril, terutama jika tali pusar terinfeksi. Neonatal tetanus menyebabkan kematian bayi dan banyak terjadi di negara berkembang. Di negara-negara maju, dimana kebersihan dan teknik melahirkan sudah maju, tingkat kematian akibat neonatal tetanus dapat ditekan. Selain itu, antibodi dari ibu kepada jabang bayinya juga mencegah neonatal tetanus. Infeksi tetanus disebabkan bakteri Clostridium Tetani yang memproduksi toksin tetanospasmin. Tetanospasmin menempel di area sekitar luka dan dibawa darah ke sistem saraf otak dan saraf tulang belakang, sehingga terjadi gangguan urat saraf, terutama saraf yang mengirim pesan ke otot. Infeksi tetanus terjadi karena luka terpotong, terbakar, maupun frostbite. Walaupun luka kecil bukan berarti bakteri tetanus tidak dapat hidup di sana. Sering kali orang lalai, padahal luka sekecil apapun dapat menjadi tempatbakteri tetanus berkembang biak. Periode inkubasi tetanus terjadi dalam waktu 3-14 hari dengan gejala mulai timbul di hari ketujuh. Gejala neonatal tetanus mulai pada dua minggu pertama kehidupan seorang bayi. Walaupun tetanus berbahaya, jika cepat didiagnosa dan mendapat perawatan benar, penderita tetanus dapat disembuhkan. Penyembuhan tetanus umumnya terjadi selama 4-6 minggu. Tetanus dapat dicegah dengan pemberian imunisasi sebagai bagianvaksinasi DPT. Setelah lewat masa kanak-kanak, imunisasi tetanus terus dilanjutkan walaupun telah dewasa, dengan vaksin TT (Tetanus Toxoid). Dianjurkan imunisasi tetanus setiap interval 5 tahun: 25, 30, 35 dst. Wanita hamil sebaiknya mendapat imunisasi tetanus dan melahirkan di tempatbersih dan steril.

Penularan virus hepatitis A dicegah dengan menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan dengan teliti; orang yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan terapi imunoglobulin. Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk vaksin hepatitis A sendiri (Havrix) atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B (Twinrix). Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12 bulan kemudian, sementara imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu bulan dan 6 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar rumah.Imunisasi hepatitis B dianjurkan bagi setiap orang dari semua golongan umur. Kelompok yang paling membutuhkan imunisasi hepatitis B yaitu bayi baru lahir, orang lanjut usia, petugas kesehatan, penderita penyakit kronis (seperti gagal ginjal, diabetes, jantung koroner), pasangan yang hendak menikah, wanita pra kehamilan.

Anak-anak perlu mendapatkan vaksinasi Hib pada usia: 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 12-15 bulan. Anak di atas 5 tahun tidak perlu mendapatkan vaksin Hib. Namun dalam kondisi tertentu,vaksinasi Hib perlu diberikan, seperti penderita sickle cell, HIV, pengangkatan limpa, transplantasi sumsum tulang atau penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi. Vaksin Hib beresiko menimbulkan efek samping ringan. Berikut efek samping vaksinasi Hib yang pernah dilaporkan: merah dan bengkak di tempat penyuntikan dan demam tinggi. Keluhan tersebut biasanya hilang sendiri dalam 2-3 hari.

Vaksinasi IPD Invasive Pneumococcal Diseasedipercaya sebagai langkah protektif terbaik mengingat saat ini resistensi bakteri pneumokokus terhadap antibiotik semakin meningkat. Karena anak-anak di bawah usia 1 tahun memiliki resiko paling tinggi menderitaIPD, maka amat dianjurkan agar pemberian imunisasi IPD dilakukan sedini mungkin. Untungnya, saat ini sudah ditemukan vaksin pneumokokus (IPD) bagi bayi dan anak di bawah 2 tahun. Pemberian imunisasiIPDpada anak usia: 24 bulan: diberikan 1 kali.Ada dua jenis vaksin pneumokokus yang sudah beredar di Indonesia: Prevenar atauPCV7, berisi 7 serotype (4, 6B, 9V, 14, 18C, 19F, 23F). Vaksin IPD ini aman diberikan sejak bayi berusia 2 bulan. Harganya relatif mahal. Pneumo23, berisi 23 serotype (1, 2, 3, 6B, 7F, 8, 9N, 9V, 10A, 11A, 12F, 14, 15B, 17F, 18C, 19A, 19F, 20, 22F, 23F, 33F). Vaksin pneumokokus ini aman diberikan pada anak berusia lebih dari 2 tahun. Harganya lebih murah.Pemberian imunisasiIPDtidak menghapus jadwal imunisasi lain. (seperti HiB, tetap seperti jadwalnya).

Pencegahan mumps paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan campak dan rubella (vaksinasi MMR) sebanyak 2 kali dengan selang penyuntikan 1-2 bulan.Setelah lewat masa kanak-kanak, imunisasi mumps terus dilanjutkan walaupun telah dewasa,bersamaan dengan campak dan rubella (vaksinasi MMR).Pemberian imunisasi MMR akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit mumps, campak dan rubella. Pencegahan campak paling efektif adalah dengan imunisasi campak.Imunisasi campak diberikansaatbayi berumur 9bulan. Campak jugadapat dicegah dengan pemberian imunisasi sebagai bagianvaksinasi MMR. Setelah lewat masa kanak-kanak, imunisasi campak terus dilanjutkan walaupun telah dewasa,bersamaan dengan mumps dan rubella (vaksinasi MMR). Imunisasi MMR diberikan sebanyak 2 kali dengan selang penyuntikan 1-2 bulan.Pencegahan rubella paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan campak dan mumps (vaksinasi MMR) sebanyak 2 kali dengan selang penyuntikan 1-2 bulan.Setelah lewat masa kanak-kanak, imunisasi rubella terus dilanjutkan walaupun telah dewasa,bersamaan dengan campak dan mumps (vaksinasi MMR).

Pencegahan paling efektif terhadap TBC adalah dengan imunisasi (vaksinasi) BCG (Bacille Calmette-Guerin). Vaksin BCG dibuat dari baksil TBC (MycobacteriumBovis) yang dilemahkan dengan dikulturkan di medium buatan selama bertahun-tahun. Vaksin BCG dapat mencegah penularan bakteri TBC selama 15 tahun.

Imunisasi (vaksinasi) varicella tersedia bagi anak-anak berusia lebih dari 12 bulan. Imunisasi varicella diberikan sebanyak 2 kali dengan selang penyuntikan 1-2 bulan. Imunisasi (vaksinasi) varicella dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai kekebalan. Penyakitvaricella erat kaitannya dengan kekebalan tubuh.