Upload
r-achep-sumantri-j
View
28
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
vital sign
Citation preview
Vital Sign
STATUS ANAK
Identitas
Fungsi identitas?Anamnesis
1. Keluhan Utama
Keluhan atau gejala yang membawa pasien datang berobat
2. Riwayat Perjalanan penyakit
Runtut sesuai kronologis dari awal sampai sekarang
Riwayat Pribadi1. Riwayat Kehamilan Kehamilan yang keberapa?
Kesehatan ibu selama hamil, punya sakit apa?
Melakukan ANC dimana, berapa kali, dapat TT ga? Obat-obatan yang diminum selama hamil Dapet Fe ga?, berapa?
Umur kehamilan
Ibu merokok, minum minuman keras
Peningkatan BB ibu saat hamil
2. Riwayat Persalinan
Tanggal dan tempat persalinan
Siapa yang nolong
Cara persalinan
Langsung nangis ga?
BB lahir?
PB lahir?
3. Pasca persalinan Sesak
Kejang
Kulit Kebiruan
Kulit Kekuningan
4. Riwayat MakananMakanan< 4 bln4 6 bln6 8 bln8 10 bln10 12 bln12 24 bln
ASIOn Demand
Buah2x
11/152x
11/152x
11/152x
11/152x
11/15
Bubur susu1x
091x
091x
091x
09
Tim saring1x17
Tim kasar
Nasi
5. Perkembangan dan kepandaian
UmurPerkembangan
0 3 bln Belajar mengangkat kepala
Mengikuti obyek dengan matanya
Melihat muka orang dan tersenyum
Bereaksi terhadap suara
Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, kontak
Mengoceh spontan
3 6 bln Mengangkat kepala 90 dan mengangkat dada dengan topangan tangan
Berusaha meraih benda-benda
Menaruh benda-benda di mulut
Tertawa atau menjerit jika diajak bermain
Berusaha mencari benda-benda yang hilang
6 9 bln Sudah dapat tengkurap dan berbalik sendiri
Dapat duduk tanpa dibantu
Dapat merangkak
Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain
Memegang benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk Mengeluarkan kata tanpa arti
Takut pada orang asing
Berpartisipasi padapermainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian
9 12 bln Berdiri sendiri tanpa dibantu Berjalan dituntun
Menirukan suara, belajar menyatakan satu atau 2 kata
Mengerti perintah/ larangan sederhana
Ingin mengeksplorasi dan memasukan semua benda ke mulut
Berpartisipasi dalam permainan
12 18 bln Berjalan dan mengeksplorasi rumah dan keliling rumah Menyusun 2 atau 3 kotak
Mengucapkan 5 10 kata
Memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing
18 24 bln Naik turun tangga Menyusun 6 kotak
Menunjuk mata dan hidungnya
Menyusun kalimat dengan 2 kata
Belajar makan sendiri
Belajar mengontrol BAK / BAB
Menaruh minat apa yg dikerjakan orang yg lebih besar
Bermain dengan anak lain
2 3 thn Meloncat, memanjat Membut jembatan dengan 2 kotak
Mampu menyusun kalimat sederhana
Menggambar lingkaran
3 4 thn Berjalan sendiri mengunjungi tangga Belajar memakai/membuka pakaian
Menggambar orang dengan kepala dan badan
Mengenal 2 atau 3 warna
Bicara dengan baik, menyebutkan nama, jenis kelamin dan umurnya
Bertanya bagaimana anak dilahirkan
Mengenal sisi atas, bawah, muka, belakang
Dapat melaksanakan tugas-tugas sementara
4 5 thn Melompat, menari Menggambar orang dengan kepala, lengan, badan
Menggambar segi tiga dan segi empat
Dapat menghitung jari-jarinya, menyebut hari dalam seminggu
Protes bila dilarang apa yang diinginkan
Mengenal 4 warna
Memperkirakan bentuk dan besar benda, membedakan besar dan kecil
Menaruh minat/menirukan aktivitas orang dewasa
6. Penyakit dahulu
7. Social, ekonomi dan lingkungan
ImunisasiVaksinUmur Pemberian Imunisasi
BulanTahun
Lhr123456912151823561012
Program Pengembangan Imunisasi (PPI, Diwajibkan)
BCG
Hep B123
Polio012345
DPT123456DT/
TT
Campak1
Program Pengembangan Imunisasi Non PPI (Non-PPI, Dianjurkan)
Hib1234
MMR12
TifoidUlangan tiap 3 Thn
Hep ADiberikan 2x interval 6-12 bln
Varisela
Imunitas:1. Buatan:
Aktif:
Imunisasi/Vaksinasi
Vaksin:
Hidup dilemahkan : BCG, Cacar, Rubela, Influenza, Rabies, Polio (oral/sabin), Campak, Mumps
Mati : Pertusis, Kolera, Tifoid, Polio (parenteral/salk)
Toksoid : tetanus, difteri
Pasif:
Pemberian antitoksin, antibody, sel
2. Alamiah:
Aktif:
Infeksi virus,bakteri, dll
Pasif:
Antibodi melalui plasenta, kolostrum
Program Pengembangan Imunisasi (PPI, Diwajibkan):1. BCG (Bacile Calmette-Guerin)
Merupakan vaksin hidup yang terbuat dari M. Bovis. Diberikan pada umur < 2 bulan
Dosis < 1 thn ( 0,05 ml, anak ( 0,10 ml. diberikan intrakutan ddidaerah m.deltoideus kanan.
Merupakan vaksin hidup. Jadi tidak boleh diberikan pada orang dengan penyakit imunocompromize.
Komplikasi:
Abses
Limfadenitis supurativa
BCG-itis Deseminata
Eritema Nodusum
Iritis
Lupus vulgaris
Osteomielitis
Kontraindikasi:
Sakit/luka ditempat suntikan
Penyakit imunokompromize
Uji tuberculin > 5mm Gizi buruk
Demam tinggi
Infeksi kulit yang luas
Pernah TB
Hamil
2. Hepatitis B Diberikan IM dalam; neonatus ( Anterolateral paha; anak besar ( regio Deltoid Imunisasi yang dianjurkan 0,1, dan 6 bulan karena respon antibodinya optimal Kalo ibu HBsAg positif ( diberi vaksin dan HBIg 0,5 ml (Hepatitis B immunoglobulin) Kalo ibu HBsAg negative atau tidak diketahui ( kasi vaksin saja, tapi jika setelah 7 hari diketahui HBsAg positif segera beri HBIg Efeksamping biasanya ringan dan local, kadang menimbulkan demam ringan untuk 1-2 hari. Kontra indikasi (-)3. DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Difteri Toksoid difteri
Potensial dinyatakan dengan jumlah unit flocculate (Lf) Dalam 0,5 ml ( 6,7-25 Lf
Diberikan pada usia 2, 4, 6, 15 18 bulan
Dosis ke 4 diberikan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah dosis ke 3
Komplikasi: reaksi local biasanya
Pertusis Vaksin pertusis
Komplikasi:
Reaksi local; kemerahan, bengkak, nyeri pada tempat injeksi
Demam ringan
Gelisah, nangis terus-menerus beberapa jam
Kejang
Ensefalopati akut
Anafilaksi
DerajatKlinisResipien
RinganReaksi lokal10-50 %
Demam >38,5C10-50 %
Iritabel, lesu, sistemik25-55 %
BeratKlinisOnset intervalPer dosisPer juta dosis
Nangis >3 jam0 24 jam1/5-10001000-60.000
Kejang0 2 hari1/1750-1250080-570
Hipotonik
Hiporesponsive0 24 jam1/1000-3300030-990
Anafilaksi0 1 jam1/50.00020
Encefalopati0 2 hari1/50.00020
Kontra indikasi:
Riwayat anafilaksi
Ensefalopati setelah pemberian vaksin pertusis sebelumnya
Perhatian husus kalo pada vaksin sebelumnya terjadi hiperpireksia, hipotonik-hiporesponsif dalam 48 jam, anak nangis terus selama 3 jam, riwayat kejang dalam 3 hari sesudahnya.
Tetanus Toksoid Dosis 40 IU jika tunggal, 60 IU kalo gabung sama difteri atau pertusis
4. Polio Vaksin virus polio oral Berisi virus polio tipe 1,2,3 adalah suku sabin yang masih hidup tapi sudah dilemahkan
Dosis 2 tetes (0,1 ml)
Komplikasi:
Pusing, diare ringan, nyeri otot
Poliomielitis (Vaccine associated polio paralytic) VAPP
Vaksin menjadi neurovirulen ( Vaccine derived polio virus) VDPV
Kontra indikasi:
Demam (suhu >38,5) ( tunda
Muntah atau diare berat ( tunda
Dalam pengobatan kortikosteroid atau imunosupresif Pasien dengan imunokompromize
5. Campak Ada 2 jenis vaksin ( berasal dari virus campak hidup yang dilemahkan (tipe Edmonston B), dan vaksin yang berasal dari virus yang dimatikan. Dosis 1000 TCID50 ( 0,5 ml
Subkutan atau IM
Efek samping:
Demam > 39,5 C, berlangsung selama 2 hari Kejang demam
Ruam
Ensepalitis dan ensepalopati paska imunisasi
Kontra indikasi
Demam tinggi
Sedang dalam terapi imunosupresi
Hamil
Alergi
Sedang dalampengobatan immunoglobulin
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
1. Kesan keadaan sakit
Apakah pasien tidak tampak sakit, sakit ringan, sakit sedang, atau sakit berat.
2. Kesadaran
Komposmentis ( pasien sadar sepenuhnya dan memberi respon yang adekuat terhadap semua stimulus yang diberikan
Apatis ( pasien dalam keadaan sadar, tapi acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya, ia akan memberikan respon yang adekuat jika diberi stimulus Somnolen ( tingkat kesadaran yang lebih rendah dari apatis, pasien tampak ngantuk, selalu ingin tidur, tidak responsive terhadap stimulus ringan, tapi masih responsive terhadap stimulus yang agak keras, lalu tidur lagi
Sopor ( pada keadaan ini pasien tidak memberikan respon ringan maupun sedang, tetapi masih memberikan sedikit respon terhadap stimulus kuat, reflek pupil masih positif
Koma ( pasien tidak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun, reflek pupil tidak ada.
Delirium ( keadaan kesadaran yang menurun serta kacau, biasanya disertai disorientasi, iritatif, dan salah persepsiterhadap rangsangan sensorik hingga sering terjadi halusinasi.
3. Kesan status gizi
Dilihat bagaimana proporsi tubuh apakah baik, kurus, gemuk.
Vital Sign1. Nadi
Frekuensi
UmurLaju (Denyut/Detik)
Istirahat (bangun)Istirahat (tidur)Aktif/ demam
Baru lahir100 - 18080 - 60Sampai 220
1 mg 3 bln100 - 22080 - 200Sampai 220
3 bln 2 thn80 - 15070 - 120Sampai 200
2 thn 10 thn70 11060 90Sampai 200
> 10 thn55 9050- 90Sampai 200
Irama
Normal
Reguler-Ireguler
Pulsus Bigeminus
Pulsus Trigeminus Isi / Kualitas
Cukup Pulsus Seler ( Nadi yang teraba sangat kuat dan turun dengan cepat akibat perbedaan sistol dan diastole yang besar
Pulsus Parvus et Tardus ( Nadi dengan amplitude yang rendah dan teraba lambat naik
Pulsus Alternans ( Nadi yang berselang-selang kuat dan lemah
Pulsus Paradoksus ( nadi yang teraba lumah saat inspirasi dan normal atau kuat saat ekspirasi
Ekualitas ( Adalah keadaan normal isi nadi teraba sama pada keempat ekstremitas2. Tekanan Darah
Diukur di lengan dan tungkai.
Lebar manset yang dipakai mencakup 1/2 - 2/3 panjang lengan atas atau panjang tungkai atas.
Dipasang kurang lebih 3 cm daeri siku atau lipat lutut
Ukuran manset
UmurLebar Manset
0 12 bln2 inc
1- 5 thn3 inc
6 12 thn4 inc
> 12 thn5 inc
Tekanan Darah pada bayi dan anak
UmurSistolikDiastolik
Neonatus8045
6 12 bln9060
1 5 thn9265
5 10 thn10060
10 15 thn11560
3. Respirasi
Laju
Takipnea ( pernapasan yang cepat
Bradipnea ( pernapasan yang lambat
UmurRentangRata2 waktu tidur
Neonatus30 6035
1 bln -1 thn30 6030
1 2 thn25 5025
3 4 thn20 3022
5 - 9 thn15 3018
> 10 thn15 3015
Irama atau keteraturan Kedalaman
Eupnea ( pernapasan yang kedalamannya normal
Hiperpnea ( pernapasan yang dalam
Hipopnea ( pernapasan yang dangkal
Tipe pernapasan
Normal ( bayi normalnya abdominal atau diafragmatik, semakin besar baru keliatan pernapasan torakal, umur 7 8 thn menjadi thorakoabdominal
Kussmaul ( pernapasan yamg cepat dan dalam
Cheyne-Stokes ( pernapasan yang cepat dan dalam diikuti periode pernapasan lambat dan dangkal serta akhirnya periode apnea beberapa saat.
Biot ( Pernapasan yang sama sekali tidak teratur.
4. SuhuData Antropometrik
1. Berat badan per Umur (BB/U) x 100 % > 120 %: Gizi Lebih
80-110 %: Gizi Baik
60-80 %: Tanpa Edema : Gizi Kurang
Dengan Edema: Gizi Buruk (kwashiorkor)
< 60 %: Gizi Buruk : Tanpa Edema: Marasmus
Dengan Edema: Marsmus-kwasiorkor
2. Tinggi badan per umur (TB/U) x 100 % 90-110 %: Baik
70-89 %: Tinggi Kurang
< 70 %: Tinggi Sangat Kurang
3. Berat Badan per Tinggi Badan (BB/TB) x 100 % > 120 %: Obesitas 110-120 %: Gizi Lebih
90-110 %: Normal
70-90 %: Gizi Kurang
< 70 %: Gizi BurukZ ScoreIndeksStatus giziAmbang batas
BB/UGizi lebih> +2 SD
Gizi baik -2 SD sampai + 2 SD
Gizi kurang< -2 SD sampai - 3 SD
Gizi buruk< - 3 SD
TB/UNormal 2 SD
Pendek (stunted)> + 2 SD
Gemuk> + 2 SD
BB/TBNormal - 2 SD sampai + 2 SD
Kurus (Wasted)< - 2 SD sampai - 3 SD
Kurus sekali< - 3 SD
BB/U = BB Median
TB/U = TB - Median
Mediam (- 1 SD)
Mediam (- 1 SD)
BB/TB = BB - Median
- 1 SD (- 2 SD)
Kalo ga dicocokan dengan tabelnya
Kulit: Pemeriksaan Inspeksi dan palpasi.
Inspeksi:
Warna
Sianosis
Ikterus
Palpasi:
Turgor
Kelembaban kulit
Tekstur
EdemaKelenjar Limfa: Yang diperiksa kelenjar daerah oksipital, retroaurikula, servikalis anterior, dan inguinal.
Dirinci ukuran, bentuk, mobilitas, serta tanda-tanda radang
Kelenjar yang teraba 3 mm disemua tempat tadi masih normal
Teraba tidak melebihi 1 cm didaerah servikal dan inguinal masih normalOtot:
Dinilai perkembangan (eutrofi, atrofi), tonus, adanya nyeri, spasme, paralysis.Tulang:
Sendi:
Apakah terdapat kemerahan, bengkak, panas pada perabaan, nyeri tekan, nyeri pada gerakan, serta keterbatasan gerakan sendi.
PEMERIKSAAN KHUSUS
Leher:
JVP Deviasi trakea Kaku kuduk
Masa dileher
Tiroid
Thoraks:
Bentuk dada: Pektus ekskavatus (funnel chest) ( sternum bagian bawah serta rawan iga masuk kedalam terutama saat inspirasi
Pektus karinatum (pigeon chest) ( sternum menonjol kearah luar biasanya disertai dengan depresi vertical pada daerah kostokondral
Barel chest (torak emfisematous) ( dada berbentuk bulat seperti tong, ditandai dengan sternum yang terdorong kearah depan dengan iga-iga horizontal
Simetris
Ketinggalan gerak
Retraksi Jantung:
Inspeksi Iktus kordis ( bayi dan anak kecil SIC 4 Mid klafikularis kiri atau sedikit lateral, anak >3 thn di SIC 5 sedikit medial dari linea midklafikularis.
Palpasi
Iktus kordis ( bayi dan anak kecil SIC 4 midklafikularis atau sedikit kelateral, anak > 3 thn di SIC 5 sedikit medial dari linea mid klafikularis. Iktus kordis paling baik diraba pada anak duduk atau sedikit membungkuk.
Trill ( getaran pada dinding dada yang terjadi akibat bising jantung yang keras, biasa bising diatas 4/6
Detak pulmonal (pulmonary tapping) ( normal bunyi jantung II tidak teraba, pada hipertensi pulmonal bunyi jantung II mengeras sehingga dapat diraba di SIC 2 tepi kiri sternum Perkusi
Tentukan batas-batas jantung ( tapi angel banget.
Auskultasi
Stetoskop
Sisi mangkuk ( menangkap bunyi atau bising bernada rendah
Sisi diafragma ( menangkap bunyi atau bising bernada tinggi
Tehnik
Dimulai dari apeks
Tepi kiri sternum bawah
Bergeser keatas tepi kiri sternum
Sepanjang tepi kanan sternum
Supra dan infra klafikuler kanan dan kiri
Lekuk supra sternal
Daerah karotis kanan dan kiri
Seluruh dada sisanya Seluruh punggung
Perut ( cari bruit pada koartasio aorta abdominalis
Bunyi jantung
Termasuk bunyi jantung:
Bunyi jantung I, II, III, IV
Opening Snap
Irama derap
Klik
Membedakan bunyi jantung I dan II :
Bunyi jantung I bersamaan dengan iktus kordis
Bunyi jantung I bersamaan dengan denyut karotis
Bunyi jantung I paling jelas di apeks, bunyi jantung II paling jelas SIC 2 tepi kiri sternum
Bunyi jantung II normal terpecah saat inspirasi dan tunggal saat ekspirasi
Bunyi jantung I, II, III, IV:
Bunyi jantung I:
Akibat penutupan katup atrioventrikular
Terdapat 2 komponen ( komponen Mitral (M1), dan Trikuspid (T1) Karena T1 kira-kira 0,03 detik setelah M1 maka sering bunyi jantung I terpecah (split) sempit
Dinilai ( intensitasnya ( normal, melemah, atau mengeras)
Mengeras pada ( ASD, MS, TS, pada keadaan interval P-R yang pendek
Melemah pada ( MI,TI, interval P-R memanjang, miokarditis, perikarditis dengan efusi pericardium
Bunyi jantung II:
Akibat penutupan katup semilunaris
Terdapat 2 komponen ( Komponen Aorta (A2), dan Pulmonal (P2)
Pada saat inspirasi terdengar terpecah (split), pada ekspirasi tunggal. Mungkin karena:
Inspirasi ( tekanan negative intratorakal yang menurun ( venous return dari V.cava sup&inf bertambah ( pengisian atrium dan ventrikel kanan bertambah ( ejeksi ventrikel kanan bertambah lama dan penutupan katup pulmonal (P2) lebih lama.
Inspirasi ( resistensi vascular paru menurun ( kapasitas pembuluh darah paru menerima darah dari a.pulmonalis bertambah ( tahanan ejeksi ventrikel kanan berkurang ( waktu ejeksi lebih lama dan penutupan katup pulmonal lebih lama
Inspirasi ( penumpukan darah di vena2 paru ( aliran balik keatrium kiri berkurang ( waktu ejeksi ventrikel kiri berkurang ( penutupan katup aorta (A2) lebih cepat.
Jadi P2 mundur dan A2 maju
Dalam keadaan normal harus terdengar bunyi jantung II terpecah saat inspirasi (kalo terdengar tunggal pada seluruh siklus pernapasan derarti adanya obstruksi jalan keluar ventrikel kanan yang berat atau malposisi arteri-arteri besar Diidentifikasi intensitasnya (normal, mengeras, melemah)
BJ II terpecah lebar ( RBBB, ASD, PS sedang, gagal jantung kanan berat, dilatasi a.pulmonalis, MI akut
BJ II terpecah sempit ( hipertensi pulmonal, LBBB, sindrom WOLF-PARKINSON-WHITE (saat ekspirasi pecah, saat inspirasi tunggal. Jadi kebalik)
Bunyi Jantung III
Diduga akibat deselerasi darah pada akhir pengisian cepat ventrikel pada saat diastole Paling keras terdengar di apek atau di parasternal kiri bawah
Dapat terdengar pada anak sampai dewasa muda
Mengeras kalo terjadi peningkatan pengisian ventrikel, Ex; dilatasi ventrikel
Kalo BJ III mengeras disertai takikardi ( jadi gallop
Bunyi Jantung IV
Akibat deselerasi darah pada saat pengisian ventrikel oleh atrium
Tidak terdengar pada bayi dan anak normal
Terdengar pada ( dilatasi ventrikel, hipertropi ventrikel, fibrosis miokard
Irama Derap Gallop ( terjadi bila bunyi jantung III dan atau IV terdengar keras disertai takikardi
BJ I, II, III ( irama derap Protodiastolik
BJ IV, I, II ( irama derap presistolik
Kalo BJ III dan IV bergabung disebut ( summation gallop
Opening Snap
Bunyi pembukaan katup
Patologis ( biasa pada MS
Terdengar setelah BJ II biasanya mendahului bising mid-diastolik
Klik:
Bunyi detakan pendek bernada tinggi
Klik ejeksi pada ( AS, PS
Klik sistolik ( dilatasi aorta (TOF, marfan sindrom)
Klik mid-sistolik ( prolap katup mitralBising JantungKarena arus darah turbulen melalui jalan sempit atau jalan abnormal.
1. Fase bising
Sistolik ( antara BJ I dan II
Diastolik ( antara BJ II dan I
2. Bentuk bising
a. Bising Sistolik
Holosistolik (pansistolik) ( dimulai bersamaan dgn BJ I, terdengar sepanjang fase sistolik, berhenti bersamaan dengan BJ II.
Pada ( VSD, MI, TI
Sistolik awal (Early Sistolik) ( mulai atau bersamaan dgn BJ I, dekresendo, berhenti sebelum BJ II
Pada (VSD kecil
Ejeksi Sistolik ( dimulai atau bersamaan BJ I, kresendo-dekresendo, berhenti sebelum BJ II
Pada ( bising inosen, bising fungsional, PS, AS, ASD, TOF Sistolik akhir (End-Sistolik) ( mulai pertengahan fase sistolik, kresendo, berhenti bersama BJ II
Pada ( MI kecil, prolap katup mitralb. Bising Diastolik
Diastolik dini (early diastolic) ( bersamaan BJ II, dekresendo, berhenti sebelum BJ IPada ( AI, PI
Mid-Diastolik ( diastolic flow murmur, akibat aliran darah berlebihan
Pada ( VSD besar, PDA besar, ASD besar, MI atau TI berat
Diastolik ahir (presistolik) ( mulai pertengahan fase diastolic, kresendo, berakhir bersamaan BJ I
Pada ( MS organik
c. Bising sistrolik-diastolik
Bising kontinyu ( mulai bersamaan BJ I, kresendo puncaknya pada BJ II, dekresendo, berhenti sebelum BJ I berikutnya.
Pada ( PDA, fistula arterio-vena
3. Drajat bising
a. 1/6 ( sangat lemah, hanya terdengar oleh ahli dan berada diruang tenang
b. 2/6 ( lemah tapi mudah didengar, penjalaran minimal
c. 3/6 ( bising keras, penjalaran sedang, tidak disertai getaran bising
d. 4/4 ( bising keras, penjalaran luas, disertai getaran bising
e. 5/5 ( sangat luas, tetap terdengar meski nempel stetoskop setengah, penjalaran luas
f. 6/6 ( paling keras, tetap terdengar meski stetoskop diangkat dari dinding dada, penjalaran sangat luas
4. Pungtum maksimum bising
a. Mitral ( apek
b. Trikuspid ( parasternal kiri bawah
c. Pulmonal ( SIC 2 tepi kiri sternumd. Aorta ( SIC 2 tepi kanan atau kiri sternum
5. Penjalaran bising
a. Mitral ( lateral/aksila
b. Pulmonal ( sepanjang tepi kiri sternum
c. Aorta ( apek dan daerah karotis
6. Kualitas bising
a. Blowing ( meniup
b. Rumbling ( MS
c. Sea-gull murmur ( rupture corda tendinea
d. Bising still( nada tinggi dgn vibrasiterdengar pada bising inosen
7. Frekuensi atau nada bising
a. High Frequency murmur ( VSD, MI, early diastolik
b. Low frequency murmur ( mid diastolik
8. Perubahan intensitas bising dengan perubahan posisi dan respirasia. Mitral ( mengeras dengan miring kekiri
b. Pulmonal dan aorta ( mengeras bila menunduk
c. Pada jantung kanan ( mengeras dengan inspirasiParu-paru:
Inspeksi
Simetris Ketinggalan gerak
Retraksi
Palpasi
Simetris
Vocal fremitus
Meningkat ( konsolidasi, Ex; pnemoni
Menurun ( Obstruksi, atelektasis, pleuritis, efusi pleura, pleuritis dengan swarte
Krepitasi subkutis
PerkusiHipersonor ( emfisema paru, pneumothorak
Redup/Pekak ( konsolidasi, cairan pleura, masa
Auskultasi
Suara napas dasar :
1. Vesikuler Vasikuler meningkat (bertambahnya ventilasi dan bertambahnya konduksi, Ex; konsolidasi, masa
Vesikuler menurun ( ventilasi berkurang, penyempitan bronkus,dertambahnya hambatan konduksi udara, Ex; atelektasis, edem paru, efusi pleura, emfisema, pneumothorak.2. Bronkial
Inspirasi keras, ekspirasi juga keras ( khkhkh
Normal pada bronkus besar, daerah parasternal kanan dan kiri
Ga normal jika diluar itu menandakan adanya konsolidasi yang luas, ex; pneumonia lobaris
3. Amforik
Menyerupai tiupan diatas botol kosong, Ex; kavernae
4. Cog-wheel breath sound
Suara napas yang terputus-putus baik inspirasi atau ekspirasi
Menandakan adhesi pleura, kelainan bronkus kecil
5. Metamorphosing breath sound
Suara yang halus kemudian mengeras, atau vesikuler jadi bronkial
Suara napas tambahan:1. Ronki
Ronki basah
Vibrasi terputus-putus, akibat getaran yang terjadi karena cairan dalam jalan napas dilalui udara
Ronki basah halus ( duktus alveolus, bronkiolus, bronkus halus
Ronki basah sedang ( bronkus kecil dan sedang
Ronki basah kasar ( bronkus besar
Ronki kering
Suara kontinyu yang terjadi karena udara melalui jalan napas yang menyempit,
Faktor luminer ( spasme, edem, lender kental, benda asing
Ekstra luminer ( desakan tumor
Lebih jelas saat ekspirasi
2. Krepitasi
Suara membukanya alveoli
3. Pleural friction rub ( suara gesekan pleura4. Sukusio Hippocrates ( pada hidropneumthorak, dada digerak-gerakan terdengar suara kocokanPerut:
InspeksiUkuran dan bentuk perut
Dinding perut
Gerakan dinding perut ( darm countour, darm steifung
Auskultasi;
Terdengar tiap 10-30 detikHati:
Ukuran:
Pengukuran dengan 2 garis :
Garis dari umbilicus dengan perpotongan linea midklavikularis dengan arcus costa
Garis yang menghubungkan pusat dengan prosesus xipoideus
5-6 tahun hati masih teraba sampai 1/3-1/3
Konsistensi
Tepi
Permukaan
Nyeri tekanLimpa:
Neonatus limpa masi teraba 1-2 cm dibawah arcus costa
Diukur dengan ( schuffner (I VIII)Anogenital:
Ukuran Testis:
Jangan lupa diukur.
Normal; < 11 th ( 1,5 2 cm; dewasa muda 3,5 5 cmEkstremitas:Gerakan:
Bebas ga
Nyeri gerakTonus:
Tahanan otot terhadap regangan
Tonus fasik
Menguji tahanan anggota gerak untuk bergerak dan aktivitas refleks tendon
Tonus postural
Tahanan terhadap tarikan gaya berat
Pemeriksaan ( reaksi tarikan, suspensi ventrikal, dan horizontalTrofi:
Klonus:
Klonos patella
Klonus pergelangan kakiReflek fisiologis:
R. bisep
R.trisep
R. patella
R. ascilesReflek Patologis:
Babinski
Chadok
Scheafer
Openheim
GordonMeningeal Sign:
Kaku kuduk
Brudzinski I
Brudzinski II
Kernig
Reflek Primitif
Moro
Tonic neck
Withdrawal
Plantar Grasp
Palmar GraspSensibilitas:
Kepala:
Rambut ( warna, distribusi, ketebalan, mudah dicabut
Ukurannya pada diameter oksipitofrontalBentuk:
Ubun-ubun:
Normal 2,1 1,5 cm, sutura tidak dapat dimasuki jari
Menutup ( 3%= 6 bln; 9 bln =15%; 1 thn 40%. 90% udah nutup saat 19 blnMata:
Palpebra, konjungtiva, sclera, kornea, Pupil,lensa, ,Hidung:
NCH
Mukosa hidung
Sekret
EpistaksisTelinga:
Secret, radangMulut:Mukosa bibir, bukalPharing:
Hiperemis ga
granulasiGigi:
Pertumbuhan gigi susu
GigiUmur
2 incisor central bawah5 10 bln
2 incisor central atas8 12 bln
2 incisor lateral atas9 13 bln
2 incisor lateral bawah10 14 bln
2 molar pertama bawah13 16 bln
2 molar pertama atas13 17 bln
4 kuspid12 22 bln
4 molar kedua24 30 bln
Pertumbuhan gigi tetap
GigiUmur
Molar pertama6 7 thn
insisor7 9 thn
premolar9 11 thn
kaninus10 12 thn
Molar kedua12 16 thn
Molar ketiga17 25 thn
PAGE 25Irwan Barlian Immadoel haq/ FK-UMY-99310092