36
STATUS ANAK Identitas Fungsi identitas? Anamnesis 1. Keluhan Utama Keluhan atau gejala yang membawa pasien datang berobat 2. Riwayat Perjalanan penyakit Runtut sesuai kronologis dari awal sampai sekarang Riwayat Pribadi 1. Riwayat Kehamilan Kehamilan yang keberapa? Kesehatan ibu selama hamil, punya sakit apa? Melakukan ANC dimana, berapa kali, dapat TT ga? Obat-obatan yang diminum selama hamil Dapet Fe ga?, berapa? Umur kehamilan Ibu merokok, minum minuman keras Peningkatan BB ibu saat hamil 2. Riwayat Persalinan Tanggal dan tempat persalinan Siapa yang nolong Cara persalinan Langsung nangis ga? BB lahir? PB lahir? Irwan Barlian Immadoel haq/ FK-UMY-99310092 1

Vital Sign

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vital sign

Citation preview

Vital Sign

STATUS ANAK

Identitas

Fungsi identitas?Anamnesis

1. Keluhan Utama

Keluhan atau gejala yang membawa pasien datang berobat

2. Riwayat Perjalanan penyakit

Runtut sesuai kronologis dari awal sampai sekarang

Riwayat Pribadi1. Riwayat Kehamilan Kehamilan yang keberapa?

Kesehatan ibu selama hamil, punya sakit apa?

Melakukan ANC dimana, berapa kali, dapat TT ga? Obat-obatan yang diminum selama hamil Dapet Fe ga?, berapa?

Umur kehamilan

Ibu merokok, minum minuman keras

Peningkatan BB ibu saat hamil

2. Riwayat Persalinan

Tanggal dan tempat persalinan

Siapa yang nolong

Cara persalinan

Langsung nangis ga?

BB lahir?

PB lahir?

3. Pasca persalinan Sesak

Kejang

Kulit Kebiruan

Kulit Kekuningan

4. Riwayat MakananMakanan< 4 bln4 6 bln6 8 bln8 10 bln10 12 bln12 24 bln

ASIOn Demand

Buah2x

11/152x

11/152x

11/152x

11/152x

11/15

Bubur susu1x

091x

091x

091x

09

Tim saring1x17

Tim kasar

Nasi

5. Perkembangan dan kepandaian

UmurPerkembangan

0 3 bln Belajar mengangkat kepala

Mengikuti obyek dengan matanya

Melihat muka orang dan tersenyum

Bereaksi terhadap suara

Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, kontak

Mengoceh spontan

3 6 bln Mengangkat kepala 90 dan mengangkat dada dengan topangan tangan

Berusaha meraih benda-benda

Menaruh benda-benda di mulut

Tertawa atau menjerit jika diajak bermain

Berusaha mencari benda-benda yang hilang

6 9 bln Sudah dapat tengkurap dan berbalik sendiri

Dapat duduk tanpa dibantu

Dapat merangkak

Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain

Memegang benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk Mengeluarkan kata tanpa arti

Takut pada orang asing

Berpartisipasi padapermainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian

9 12 bln Berdiri sendiri tanpa dibantu Berjalan dituntun

Menirukan suara, belajar menyatakan satu atau 2 kata

Mengerti perintah/ larangan sederhana

Ingin mengeksplorasi dan memasukan semua benda ke mulut

Berpartisipasi dalam permainan

12 18 bln Berjalan dan mengeksplorasi rumah dan keliling rumah Menyusun 2 atau 3 kotak

Mengucapkan 5 10 kata

Memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing

18 24 bln Naik turun tangga Menyusun 6 kotak

Menunjuk mata dan hidungnya

Menyusun kalimat dengan 2 kata

Belajar makan sendiri

Belajar mengontrol BAK / BAB

Menaruh minat apa yg dikerjakan orang yg lebih besar

Bermain dengan anak lain

2 3 thn Meloncat, memanjat Membut jembatan dengan 2 kotak

Mampu menyusun kalimat sederhana

Menggambar lingkaran

3 4 thn Berjalan sendiri mengunjungi tangga Belajar memakai/membuka pakaian

Menggambar orang dengan kepala dan badan

Mengenal 2 atau 3 warna

Bicara dengan baik, menyebutkan nama, jenis kelamin dan umurnya

Bertanya bagaimana anak dilahirkan

Mengenal sisi atas, bawah, muka, belakang

Dapat melaksanakan tugas-tugas sementara

4 5 thn Melompat, menari Menggambar orang dengan kepala, lengan, badan

Menggambar segi tiga dan segi empat

Dapat menghitung jari-jarinya, menyebut hari dalam seminggu

Protes bila dilarang apa yang diinginkan

Mengenal 4 warna

Memperkirakan bentuk dan besar benda, membedakan besar dan kecil

Menaruh minat/menirukan aktivitas orang dewasa

6. Penyakit dahulu

7. Social, ekonomi dan lingkungan

ImunisasiVaksinUmur Pemberian Imunisasi

BulanTahun

Lhr123456912151823561012

Program Pengembangan Imunisasi (PPI, Diwajibkan)

BCG

Hep B123

Polio012345

DPT123456DT/

TT

Campak1

Program Pengembangan Imunisasi Non PPI (Non-PPI, Dianjurkan)

Hib1234

MMR12

TifoidUlangan tiap 3 Thn

Hep ADiberikan 2x interval 6-12 bln

Varisela

Imunitas:1. Buatan:

Aktif:

Imunisasi/Vaksinasi

Vaksin:

Hidup dilemahkan : BCG, Cacar, Rubela, Influenza, Rabies, Polio (oral/sabin), Campak, Mumps

Mati : Pertusis, Kolera, Tifoid, Polio (parenteral/salk)

Toksoid : tetanus, difteri

Pasif:

Pemberian antitoksin, antibody, sel

2. Alamiah:

Aktif:

Infeksi virus,bakteri, dll

Pasif:

Antibodi melalui plasenta, kolostrum

Program Pengembangan Imunisasi (PPI, Diwajibkan):1. BCG (Bacile Calmette-Guerin)

Merupakan vaksin hidup yang terbuat dari M. Bovis. Diberikan pada umur < 2 bulan

Dosis < 1 thn ( 0,05 ml, anak ( 0,10 ml. diberikan intrakutan ddidaerah m.deltoideus kanan.

Merupakan vaksin hidup. Jadi tidak boleh diberikan pada orang dengan penyakit imunocompromize.

Komplikasi:

Abses

Limfadenitis supurativa

BCG-itis Deseminata

Eritema Nodusum

Iritis

Lupus vulgaris

Osteomielitis

Kontraindikasi:

Sakit/luka ditempat suntikan

Penyakit imunokompromize

Uji tuberculin > 5mm Gizi buruk

Demam tinggi

Infeksi kulit yang luas

Pernah TB

Hamil

2. Hepatitis B Diberikan IM dalam; neonatus ( Anterolateral paha; anak besar ( regio Deltoid Imunisasi yang dianjurkan 0,1, dan 6 bulan karena respon antibodinya optimal Kalo ibu HBsAg positif ( diberi vaksin dan HBIg 0,5 ml (Hepatitis B immunoglobulin) Kalo ibu HBsAg negative atau tidak diketahui ( kasi vaksin saja, tapi jika setelah 7 hari diketahui HBsAg positif segera beri HBIg Efeksamping biasanya ringan dan local, kadang menimbulkan demam ringan untuk 1-2 hari. Kontra indikasi (-)3. DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)

Difteri Toksoid difteri

Potensial dinyatakan dengan jumlah unit flocculate (Lf) Dalam 0,5 ml ( 6,7-25 Lf

Diberikan pada usia 2, 4, 6, 15 18 bulan

Dosis ke 4 diberikan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah dosis ke 3

Komplikasi: reaksi local biasanya

Pertusis Vaksin pertusis

Komplikasi:

Reaksi local; kemerahan, bengkak, nyeri pada tempat injeksi

Demam ringan

Gelisah, nangis terus-menerus beberapa jam

Kejang

Ensefalopati akut

Anafilaksi

DerajatKlinisResipien

RinganReaksi lokal10-50 %

Demam >38,5C10-50 %

Iritabel, lesu, sistemik25-55 %

BeratKlinisOnset intervalPer dosisPer juta dosis

Nangis >3 jam0 24 jam1/5-10001000-60.000

Kejang0 2 hari1/1750-1250080-570

Hipotonik

Hiporesponsive0 24 jam1/1000-3300030-990

Anafilaksi0 1 jam1/50.00020

Encefalopati0 2 hari1/50.00020

Kontra indikasi:

Riwayat anafilaksi

Ensefalopati setelah pemberian vaksin pertusis sebelumnya

Perhatian husus kalo pada vaksin sebelumnya terjadi hiperpireksia, hipotonik-hiporesponsif dalam 48 jam, anak nangis terus selama 3 jam, riwayat kejang dalam 3 hari sesudahnya.

Tetanus Toksoid Dosis 40 IU jika tunggal, 60 IU kalo gabung sama difteri atau pertusis

4. Polio Vaksin virus polio oral Berisi virus polio tipe 1,2,3 adalah suku sabin yang masih hidup tapi sudah dilemahkan

Dosis 2 tetes (0,1 ml)

Komplikasi:

Pusing, diare ringan, nyeri otot

Poliomielitis (Vaccine associated polio paralytic) VAPP

Vaksin menjadi neurovirulen ( Vaccine derived polio virus) VDPV

Kontra indikasi:

Demam (suhu >38,5) ( tunda

Muntah atau diare berat ( tunda

Dalam pengobatan kortikosteroid atau imunosupresif Pasien dengan imunokompromize

5. Campak Ada 2 jenis vaksin ( berasal dari virus campak hidup yang dilemahkan (tipe Edmonston B), dan vaksin yang berasal dari virus yang dimatikan. Dosis 1000 TCID50 ( 0,5 ml

Subkutan atau IM

Efek samping:

Demam > 39,5 C, berlangsung selama 2 hari Kejang demam

Ruam

Ensepalitis dan ensepalopati paska imunisasi

Kontra indikasi

Demam tinggi

Sedang dalam terapi imunosupresi

Hamil

Alergi

Sedang dalampengobatan immunoglobulin

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum

1. Kesan keadaan sakit

Apakah pasien tidak tampak sakit, sakit ringan, sakit sedang, atau sakit berat.

2. Kesadaran

Komposmentis ( pasien sadar sepenuhnya dan memberi respon yang adekuat terhadap semua stimulus yang diberikan

Apatis ( pasien dalam keadaan sadar, tapi acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya, ia akan memberikan respon yang adekuat jika diberi stimulus Somnolen ( tingkat kesadaran yang lebih rendah dari apatis, pasien tampak ngantuk, selalu ingin tidur, tidak responsive terhadap stimulus ringan, tapi masih responsive terhadap stimulus yang agak keras, lalu tidur lagi

Sopor ( pada keadaan ini pasien tidak memberikan respon ringan maupun sedang, tetapi masih memberikan sedikit respon terhadap stimulus kuat, reflek pupil masih positif

Koma ( pasien tidak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun, reflek pupil tidak ada.

Delirium ( keadaan kesadaran yang menurun serta kacau, biasanya disertai disorientasi, iritatif, dan salah persepsiterhadap rangsangan sensorik hingga sering terjadi halusinasi.

3. Kesan status gizi

Dilihat bagaimana proporsi tubuh apakah baik, kurus, gemuk.

Vital Sign1. Nadi

Frekuensi

UmurLaju (Denyut/Detik)

Istirahat (bangun)Istirahat (tidur)Aktif/ demam

Baru lahir100 - 18080 - 60Sampai 220

1 mg 3 bln100 - 22080 - 200Sampai 220

3 bln 2 thn80 - 15070 - 120Sampai 200

2 thn 10 thn70 11060 90Sampai 200

> 10 thn55 9050- 90Sampai 200

Irama

Normal

Reguler-Ireguler

Pulsus Bigeminus

Pulsus Trigeminus Isi / Kualitas

Cukup Pulsus Seler ( Nadi yang teraba sangat kuat dan turun dengan cepat akibat perbedaan sistol dan diastole yang besar

Pulsus Parvus et Tardus ( Nadi dengan amplitude yang rendah dan teraba lambat naik

Pulsus Alternans ( Nadi yang berselang-selang kuat dan lemah

Pulsus Paradoksus ( nadi yang teraba lumah saat inspirasi dan normal atau kuat saat ekspirasi

Ekualitas ( Adalah keadaan normal isi nadi teraba sama pada keempat ekstremitas2. Tekanan Darah

Diukur di lengan dan tungkai.

Lebar manset yang dipakai mencakup 1/2 - 2/3 panjang lengan atas atau panjang tungkai atas.

Dipasang kurang lebih 3 cm daeri siku atau lipat lutut

Ukuran manset

UmurLebar Manset

0 12 bln2 inc

1- 5 thn3 inc

6 12 thn4 inc

> 12 thn5 inc

Tekanan Darah pada bayi dan anak

UmurSistolikDiastolik

Neonatus8045

6 12 bln9060

1 5 thn9265

5 10 thn10060

10 15 thn11560

3. Respirasi

Laju

Takipnea ( pernapasan yang cepat

Bradipnea ( pernapasan yang lambat

UmurRentangRata2 waktu tidur

Neonatus30 6035

1 bln -1 thn30 6030

1 2 thn25 5025

3 4 thn20 3022

5 - 9 thn15 3018

> 10 thn15 3015

Irama atau keteraturan Kedalaman

Eupnea ( pernapasan yang kedalamannya normal

Hiperpnea ( pernapasan yang dalam

Hipopnea ( pernapasan yang dangkal

Tipe pernapasan

Normal ( bayi normalnya abdominal atau diafragmatik, semakin besar baru keliatan pernapasan torakal, umur 7 8 thn menjadi thorakoabdominal

Kussmaul ( pernapasan yamg cepat dan dalam

Cheyne-Stokes ( pernapasan yang cepat dan dalam diikuti periode pernapasan lambat dan dangkal serta akhirnya periode apnea beberapa saat.

Biot ( Pernapasan yang sama sekali tidak teratur.

4. SuhuData Antropometrik

1. Berat badan per Umur (BB/U) x 100 % > 120 %: Gizi Lebih

80-110 %: Gizi Baik

60-80 %: Tanpa Edema : Gizi Kurang

Dengan Edema: Gizi Buruk (kwashiorkor)

< 60 %: Gizi Buruk : Tanpa Edema: Marasmus

Dengan Edema: Marsmus-kwasiorkor

2. Tinggi badan per umur (TB/U) x 100 % 90-110 %: Baik

70-89 %: Tinggi Kurang

< 70 %: Tinggi Sangat Kurang

3. Berat Badan per Tinggi Badan (BB/TB) x 100 % > 120 %: Obesitas 110-120 %: Gizi Lebih

90-110 %: Normal

70-90 %: Gizi Kurang

< 70 %: Gizi BurukZ ScoreIndeksStatus giziAmbang batas

BB/UGizi lebih> +2 SD

Gizi baik -2 SD sampai + 2 SD

Gizi kurang< -2 SD sampai - 3 SD

Gizi buruk< - 3 SD

TB/UNormal 2 SD

Pendek (stunted)> + 2 SD

Gemuk> + 2 SD

BB/TBNormal - 2 SD sampai + 2 SD

Kurus (Wasted)< - 2 SD sampai - 3 SD

Kurus sekali< - 3 SD

BB/U = BB Median

TB/U = TB - Median

Mediam (- 1 SD)

Mediam (- 1 SD)

BB/TB = BB - Median

- 1 SD (- 2 SD)

Kalo ga dicocokan dengan tabelnya

Kulit: Pemeriksaan Inspeksi dan palpasi.

Inspeksi:

Warna

Sianosis

Ikterus

Palpasi:

Turgor

Kelembaban kulit

Tekstur

EdemaKelenjar Limfa: Yang diperiksa kelenjar daerah oksipital, retroaurikula, servikalis anterior, dan inguinal.

Dirinci ukuran, bentuk, mobilitas, serta tanda-tanda radang

Kelenjar yang teraba 3 mm disemua tempat tadi masih normal

Teraba tidak melebihi 1 cm didaerah servikal dan inguinal masih normalOtot:

Dinilai perkembangan (eutrofi, atrofi), tonus, adanya nyeri, spasme, paralysis.Tulang:

Sendi:

Apakah terdapat kemerahan, bengkak, panas pada perabaan, nyeri tekan, nyeri pada gerakan, serta keterbatasan gerakan sendi.

PEMERIKSAAN KHUSUS

Leher:

JVP Deviasi trakea Kaku kuduk

Masa dileher

Tiroid

Thoraks:

Bentuk dada: Pektus ekskavatus (funnel chest) ( sternum bagian bawah serta rawan iga masuk kedalam terutama saat inspirasi

Pektus karinatum (pigeon chest) ( sternum menonjol kearah luar biasanya disertai dengan depresi vertical pada daerah kostokondral

Barel chest (torak emfisematous) ( dada berbentuk bulat seperti tong, ditandai dengan sternum yang terdorong kearah depan dengan iga-iga horizontal

Simetris

Ketinggalan gerak

Retraksi Jantung:

Inspeksi Iktus kordis ( bayi dan anak kecil SIC 4 Mid klafikularis kiri atau sedikit lateral, anak >3 thn di SIC 5 sedikit medial dari linea midklafikularis.

Palpasi

Iktus kordis ( bayi dan anak kecil SIC 4 midklafikularis atau sedikit kelateral, anak > 3 thn di SIC 5 sedikit medial dari linea mid klafikularis. Iktus kordis paling baik diraba pada anak duduk atau sedikit membungkuk.

Trill ( getaran pada dinding dada yang terjadi akibat bising jantung yang keras, biasa bising diatas 4/6

Detak pulmonal (pulmonary tapping) ( normal bunyi jantung II tidak teraba, pada hipertensi pulmonal bunyi jantung II mengeras sehingga dapat diraba di SIC 2 tepi kiri sternum Perkusi

Tentukan batas-batas jantung ( tapi angel banget.

Auskultasi

Stetoskop

Sisi mangkuk ( menangkap bunyi atau bising bernada rendah

Sisi diafragma ( menangkap bunyi atau bising bernada tinggi

Tehnik

Dimulai dari apeks

Tepi kiri sternum bawah

Bergeser keatas tepi kiri sternum

Sepanjang tepi kanan sternum

Supra dan infra klafikuler kanan dan kiri

Lekuk supra sternal

Daerah karotis kanan dan kiri

Seluruh dada sisanya Seluruh punggung

Perut ( cari bruit pada koartasio aorta abdominalis

Bunyi jantung

Termasuk bunyi jantung:

Bunyi jantung I, II, III, IV

Opening Snap

Irama derap

Klik

Membedakan bunyi jantung I dan II :

Bunyi jantung I bersamaan dengan iktus kordis

Bunyi jantung I bersamaan dengan denyut karotis

Bunyi jantung I paling jelas di apeks, bunyi jantung II paling jelas SIC 2 tepi kiri sternum

Bunyi jantung II normal terpecah saat inspirasi dan tunggal saat ekspirasi

Bunyi jantung I, II, III, IV:

Bunyi jantung I:

Akibat penutupan katup atrioventrikular

Terdapat 2 komponen ( komponen Mitral (M1), dan Trikuspid (T1) Karena T1 kira-kira 0,03 detik setelah M1 maka sering bunyi jantung I terpecah (split) sempit

Dinilai ( intensitasnya ( normal, melemah, atau mengeras)

Mengeras pada ( ASD, MS, TS, pada keadaan interval P-R yang pendek

Melemah pada ( MI,TI, interval P-R memanjang, miokarditis, perikarditis dengan efusi pericardium

Bunyi jantung II:

Akibat penutupan katup semilunaris

Terdapat 2 komponen ( Komponen Aorta (A2), dan Pulmonal (P2)

Pada saat inspirasi terdengar terpecah (split), pada ekspirasi tunggal. Mungkin karena:

Inspirasi ( tekanan negative intratorakal yang menurun ( venous return dari V.cava sup&inf bertambah ( pengisian atrium dan ventrikel kanan bertambah ( ejeksi ventrikel kanan bertambah lama dan penutupan katup pulmonal (P2) lebih lama.

Inspirasi ( resistensi vascular paru menurun ( kapasitas pembuluh darah paru menerima darah dari a.pulmonalis bertambah ( tahanan ejeksi ventrikel kanan berkurang ( waktu ejeksi lebih lama dan penutupan katup pulmonal lebih lama

Inspirasi ( penumpukan darah di vena2 paru ( aliran balik keatrium kiri berkurang ( waktu ejeksi ventrikel kiri berkurang ( penutupan katup aorta (A2) lebih cepat.

Jadi P2 mundur dan A2 maju

Dalam keadaan normal harus terdengar bunyi jantung II terpecah saat inspirasi (kalo terdengar tunggal pada seluruh siklus pernapasan derarti adanya obstruksi jalan keluar ventrikel kanan yang berat atau malposisi arteri-arteri besar Diidentifikasi intensitasnya (normal, mengeras, melemah)

BJ II terpecah lebar ( RBBB, ASD, PS sedang, gagal jantung kanan berat, dilatasi a.pulmonalis, MI akut

BJ II terpecah sempit ( hipertensi pulmonal, LBBB, sindrom WOLF-PARKINSON-WHITE (saat ekspirasi pecah, saat inspirasi tunggal. Jadi kebalik)

Bunyi Jantung III

Diduga akibat deselerasi darah pada akhir pengisian cepat ventrikel pada saat diastole Paling keras terdengar di apek atau di parasternal kiri bawah

Dapat terdengar pada anak sampai dewasa muda

Mengeras kalo terjadi peningkatan pengisian ventrikel, Ex; dilatasi ventrikel

Kalo BJ III mengeras disertai takikardi ( jadi gallop

Bunyi Jantung IV

Akibat deselerasi darah pada saat pengisian ventrikel oleh atrium

Tidak terdengar pada bayi dan anak normal

Terdengar pada ( dilatasi ventrikel, hipertropi ventrikel, fibrosis miokard

Irama Derap Gallop ( terjadi bila bunyi jantung III dan atau IV terdengar keras disertai takikardi

BJ I, II, III ( irama derap Protodiastolik

BJ IV, I, II ( irama derap presistolik

Kalo BJ III dan IV bergabung disebut ( summation gallop

Opening Snap

Bunyi pembukaan katup

Patologis ( biasa pada MS

Terdengar setelah BJ II biasanya mendahului bising mid-diastolik

Klik:

Bunyi detakan pendek bernada tinggi

Klik ejeksi pada ( AS, PS

Klik sistolik ( dilatasi aorta (TOF, marfan sindrom)

Klik mid-sistolik ( prolap katup mitralBising JantungKarena arus darah turbulen melalui jalan sempit atau jalan abnormal.

1. Fase bising

Sistolik ( antara BJ I dan II

Diastolik ( antara BJ II dan I

2. Bentuk bising

a. Bising Sistolik

Holosistolik (pansistolik) ( dimulai bersamaan dgn BJ I, terdengar sepanjang fase sistolik, berhenti bersamaan dengan BJ II.

Pada ( VSD, MI, TI

Sistolik awal (Early Sistolik) ( mulai atau bersamaan dgn BJ I, dekresendo, berhenti sebelum BJ II

Pada (VSD kecil

Ejeksi Sistolik ( dimulai atau bersamaan BJ I, kresendo-dekresendo, berhenti sebelum BJ II

Pada ( bising inosen, bising fungsional, PS, AS, ASD, TOF Sistolik akhir (End-Sistolik) ( mulai pertengahan fase sistolik, kresendo, berhenti bersama BJ II

Pada ( MI kecil, prolap katup mitralb. Bising Diastolik

Diastolik dini (early diastolic) ( bersamaan BJ II, dekresendo, berhenti sebelum BJ IPada ( AI, PI

Mid-Diastolik ( diastolic flow murmur, akibat aliran darah berlebihan

Pada ( VSD besar, PDA besar, ASD besar, MI atau TI berat

Diastolik ahir (presistolik) ( mulai pertengahan fase diastolic, kresendo, berakhir bersamaan BJ I

Pada ( MS organik

c. Bising sistrolik-diastolik

Bising kontinyu ( mulai bersamaan BJ I, kresendo puncaknya pada BJ II, dekresendo, berhenti sebelum BJ I berikutnya.

Pada ( PDA, fistula arterio-vena

3. Drajat bising

a. 1/6 ( sangat lemah, hanya terdengar oleh ahli dan berada diruang tenang

b. 2/6 ( lemah tapi mudah didengar, penjalaran minimal

c. 3/6 ( bising keras, penjalaran sedang, tidak disertai getaran bising

d. 4/4 ( bising keras, penjalaran luas, disertai getaran bising

e. 5/5 ( sangat luas, tetap terdengar meski nempel stetoskop setengah, penjalaran luas

f. 6/6 ( paling keras, tetap terdengar meski stetoskop diangkat dari dinding dada, penjalaran sangat luas

4. Pungtum maksimum bising

a. Mitral ( apek

b. Trikuspid ( parasternal kiri bawah

c. Pulmonal ( SIC 2 tepi kiri sternumd. Aorta ( SIC 2 tepi kanan atau kiri sternum

5. Penjalaran bising

a. Mitral ( lateral/aksila

b. Pulmonal ( sepanjang tepi kiri sternum

c. Aorta ( apek dan daerah karotis

6. Kualitas bising

a. Blowing ( meniup

b. Rumbling ( MS

c. Sea-gull murmur ( rupture corda tendinea

d. Bising still( nada tinggi dgn vibrasiterdengar pada bising inosen

7. Frekuensi atau nada bising

a. High Frequency murmur ( VSD, MI, early diastolik

b. Low frequency murmur ( mid diastolik

8. Perubahan intensitas bising dengan perubahan posisi dan respirasia. Mitral ( mengeras dengan miring kekiri

b. Pulmonal dan aorta ( mengeras bila menunduk

c. Pada jantung kanan ( mengeras dengan inspirasiParu-paru:

Inspeksi

Simetris Ketinggalan gerak

Retraksi

Palpasi

Simetris

Vocal fremitus

Meningkat ( konsolidasi, Ex; pnemoni

Menurun ( Obstruksi, atelektasis, pleuritis, efusi pleura, pleuritis dengan swarte

Krepitasi subkutis

PerkusiHipersonor ( emfisema paru, pneumothorak

Redup/Pekak ( konsolidasi, cairan pleura, masa

Auskultasi

Suara napas dasar :

1. Vesikuler Vasikuler meningkat (bertambahnya ventilasi dan bertambahnya konduksi, Ex; konsolidasi, masa

Vesikuler menurun ( ventilasi berkurang, penyempitan bronkus,dertambahnya hambatan konduksi udara, Ex; atelektasis, edem paru, efusi pleura, emfisema, pneumothorak.2. Bronkial

Inspirasi keras, ekspirasi juga keras ( khkhkh

Normal pada bronkus besar, daerah parasternal kanan dan kiri

Ga normal jika diluar itu menandakan adanya konsolidasi yang luas, ex; pneumonia lobaris

3. Amforik

Menyerupai tiupan diatas botol kosong, Ex; kavernae

4. Cog-wheel breath sound

Suara napas yang terputus-putus baik inspirasi atau ekspirasi

Menandakan adhesi pleura, kelainan bronkus kecil

5. Metamorphosing breath sound

Suara yang halus kemudian mengeras, atau vesikuler jadi bronkial

Suara napas tambahan:1. Ronki

Ronki basah

Vibrasi terputus-putus, akibat getaran yang terjadi karena cairan dalam jalan napas dilalui udara

Ronki basah halus ( duktus alveolus, bronkiolus, bronkus halus

Ronki basah sedang ( bronkus kecil dan sedang

Ronki basah kasar ( bronkus besar

Ronki kering

Suara kontinyu yang terjadi karena udara melalui jalan napas yang menyempit,

Faktor luminer ( spasme, edem, lender kental, benda asing

Ekstra luminer ( desakan tumor

Lebih jelas saat ekspirasi

2. Krepitasi

Suara membukanya alveoli

3. Pleural friction rub ( suara gesekan pleura4. Sukusio Hippocrates ( pada hidropneumthorak, dada digerak-gerakan terdengar suara kocokanPerut:

InspeksiUkuran dan bentuk perut

Dinding perut

Gerakan dinding perut ( darm countour, darm steifung

Auskultasi;

Terdengar tiap 10-30 detikHati:

Ukuran:

Pengukuran dengan 2 garis :

Garis dari umbilicus dengan perpotongan linea midklavikularis dengan arcus costa

Garis yang menghubungkan pusat dengan prosesus xipoideus

5-6 tahun hati masih teraba sampai 1/3-1/3

Konsistensi

Tepi

Permukaan

Nyeri tekanLimpa:

Neonatus limpa masi teraba 1-2 cm dibawah arcus costa

Diukur dengan ( schuffner (I VIII)Anogenital:

Ukuran Testis:

Jangan lupa diukur.

Normal; < 11 th ( 1,5 2 cm; dewasa muda 3,5 5 cmEkstremitas:Gerakan:

Bebas ga

Nyeri gerakTonus:

Tahanan otot terhadap regangan

Tonus fasik

Menguji tahanan anggota gerak untuk bergerak dan aktivitas refleks tendon

Tonus postural

Tahanan terhadap tarikan gaya berat

Pemeriksaan ( reaksi tarikan, suspensi ventrikal, dan horizontalTrofi:

Klonus:

Klonos patella

Klonus pergelangan kakiReflek fisiologis:

R. bisep

R.trisep

R. patella

R. ascilesReflek Patologis:

Babinski

Chadok

Scheafer

Openheim

GordonMeningeal Sign:

Kaku kuduk

Brudzinski I

Brudzinski II

Kernig

Reflek Primitif

Moro

Tonic neck

Withdrawal

Plantar Grasp

Palmar GraspSensibilitas:

Kepala:

Rambut ( warna, distribusi, ketebalan, mudah dicabut

Ukurannya pada diameter oksipitofrontalBentuk:

Ubun-ubun:

Normal 2,1 1,5 cm, sutura tidak dapat dimasuki jari

Menutup ( 3%= 6 bln; 9 bln =15%; 1 thn 40%. 90% udah nutup saat 19 blnMata:

Palpebra, konjungtiva, sclera, kornea, Pupil,lensa, ,Hidung:

NCH

Mukosa hidung

Sekret

EpistaksisTelinga:

Secret, radangMulut:Mukosa bibir, bukalPharing:

Hiperemis ga

granulasiGigi:

Pertumbuhan gigi susu

GigiUmur

2 incisor central bawah5 10 bln

2 incisor central atas8 12 bln

2 incisor lateral atas9 13 bln

2 incisor lateral bawah10 14 bln

2 molar pertama bawah13 16 bln

2 molar pertama atas13 17 bln

4 kuspid12 22 bln

4 molar kedua24 30 bln

Pertumbuhan gigi tetap

GigiUmur

Molar pertama6 7 thn

insisor7 9 thn

premolar9 11 thn

kaninus10 12 thn

Molar kedua12 16 thn

Molar ketiga17 25 thn

PAGE 25Irwan Barlian Immadoel haq/ FK-UMY-99310092