Upload
niar-abustan
View
24
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pendahuluan
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
Vitamin D adalah vitamin larut lemak yang berperan penting dalam
metabolisme tulang dan mempunyai efek anti inflamasi dan imunomodulasi.
Vitamin D merupakan prekursor hormon yang terdapat dalam 2 bentuk,
ergokalsiferol atau vitamin D2 yang terdapat pada tumbuhan dan beberapa ikan,
dan kolekalsiferol atau vitamin D3 yang disintesis di kulit oleh sinar matahari.
Manusia dapat memenuhi kebutuhan vitamin D melalui asupan atau cukup waktu
paparan sinar matahari untuk memproduksi jumlah yang adekuat. Vitamin D
mengontrol absorpsi kalsium di usus halus dan bekerja bersama hormon
paratiroid untuk mineralisasi tulang dan mempertahankan homeostasis kalsium
dalam aliran darah. Penelitian menunjukkan hubungan antara kadar vitamin D
yang rendah dengan berbagai penyakit, kemungkinan melalui efek anti inflamasi
dan imunomodulasinya serta kemungkinan pengaruhnya pada kadar sitokin.
Penelitian epidemiologik menunjukkan hubungan antara kadar vitamin D yang
rendah dengan berbagai penyakit. Kadar vitamin D yang rendah terkait dengan
peningkatan insiden dan mortalitas penyakit kardiovaskuler, kanker dan penyakit
autoimun seperti multipel sklerosis. (Kulie T, 2009).
Defisiensi vitamin D terkait dengan berbagai jenis kanker, termasuk kanker
prostat, multiple myeloma, kolorektal dan kanker payudara. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa kadar vitamin D memiliki hubungan terbalik dengan kematian
akibat kanker, sementara yang lain menganggapnya sebagai faktor risiko
potensial. Vitamin D diyakini mempengaruhi prevalensi, risiko dan kelangsungan
hidup pasien kanker, maka penting untuk menilai kadar vitamin D pada kanker
(Gupta D, 2011).
Review oleh Gupta D dkk pada tahun 2011 melaporkan prevalensi
defisiensi vitamin D yang tinggi ditemukan pada berbagai jenis kanker. Sebagian
besar penelitian yang direview menunjukkan bahwa prevalesi lebih dari 40%.
Kadar vitamin D normal yang digunakan juga bervariasi namun sebagian besar
menggunakan kadar antara 10 sampai 32 ng / ml. Terdapat korelasi terbalik
antara kadar vitamin D serum dengan stadium kanker. Kadar vitamin D secara
2
signifikan lebih tinggi pada kanker stadium awal dibandingkan dengan stadium
lanjut atau metastase (Gupta D, 2011).
Berbagai penelitian epidemiologik dan preklinik mendukung peran senyawa
vitamin D dalam pencegahan dan terapi kanker kolorektal, payudara, prostat,
ovarium, kandung kemih, paru-paru dan kulit serta leukemia. Kadar 25(OH)D (25-
hidroksivitamin D, 25-hidroksikolekalsiferol) yang rendah terkait dengan insiden
dan mortalitas akibat kanker yang lebih tinggi pada kanker kolorektal, payudara,
paru-paru dan prostat. Efek anti tumor spektrum luas dari kalsitriol dan analognya
terutama berdasarkan inhibisi proliferasi dan penyebaran sel kanker, induksi
diferensiasi dan apoptosis, dan memicu angiogenesis (Ma Y, 2010).
Review oleh Pilz S dkk pada tahun 2009 menunjukkan bahwa radiasi UVB
berbanding terbalik dengan insiden dan mortalitas kanker. Meskipun belum
konsisten, kadar 25(OH)D yang rendah merupakan faktor risiko signifikan
mortalitas akibat kanker. Kadar 25(OH)D juga terkait dengan perbaikan survival
pasien kanker kolorektal dan paru-paru (Pilz S, 2009).
Tabel 1 Hubungan vitamin D dengan insiden dan mortalitas kanker (Pilz S, 2009)
Namun demikian review sistematik terbaru oleh Pilz S dkk (2013)
menyimpulkan bahwa hubungan status vitamin D dengan mortalitas akibat kanker
belum konsisten meskipun sebagian besar penelitian terhadap pasien kanker
menunjukkan bahwa kadar 25(OH)D yang tinggi menurunkan risiko
mortalitas.penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk mengetahui hubungan ini
(Pilz S, 2013).
3
Mekanisme kerja vitamin D terhadap kanker kemungkinan melalui
perannya dalam regulasi pertumbuhan dan diferensiasi sel. Pada penelitian
Health Professional Follow-Up (penelitian kohort terhadap 1095 laki-laki), setiap
kenaikan kadar 25(OH)D 25 mmol/l terkait dengan 17% penurunan kanker.
Namun demikian survey NHANESS terhadap 16.818 laki-laki dan perempuan
tidak menemukan hubungan antara keseluruhan mortalitas kanker dengan kadar
vitamin D. Terdapat hubungan terbalik antara kadar vitamin D dan kanker
kolorektal. Kadar 25(OH)D serum ≥ 80 nmol/l menurunkan 72% risiko kanker
kolorektal dibandingkan dengan kadar kurang dari 50 nmol/l (Kulie T, 2009).
Referat ini akan membahas tentang peran vitamin D pada kanker.