vitrifikasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vitrifikasi

Citation preview

1. Pendahuluan

Pada beberapa dekade terakhir ini, teknologi reproduksi manusia telah berkembang dengan sangat pesat. Seperti contohnya dalam ruang lingkup teknologi reproduksi mulai dikenal metode vitrifikasi sebagai salah satu cara alternative untuk meningkatkan dan mengembangkan sel oosit manusia, embrio, sperma, dan jaringan gonad untuk perencanan program bayi tabung atau IVF (In Vitro Fertilization).

Metode vitrifikasi ini digunakan saat embrio yang diproduksi secara in vitro berjumlah lebih agar dapat digunakan kembali untuk mentransfer embrio dikemudian hari dengan cara dibekukan atau cryopreservation. Vitrifikasi mempunyai dua metode yakni pendinginan secara cepat dan secara lambat. Metode ini umum dilakukan karena mudah dan sederhana, tetapi juga diperlukan keterampilan secara khusus. 2.1 Pengertian

Vitrifikasi adalah suatu proses pembentukan embrio yang dilakukan secara cepat pada temperature -196 C dengan menggunakan krioprotektan konsentrasi tinggi sehingga dapat menghindari terbentuknya kristal es yang dapat merusak membran sel saat pembekuan.

Saat ini vitrifikasi mempunyai dua teknik pengembangan, yaitu metode pendinginan secara cepat dan pendinginan secara lambat. Secara kolektif pengembangan vitrifikasi mengacu kepada pendinginan secara cepat. Pendinginan secara cepat dilakukan langsung dari suhu >0 celcius sampai dengan titik dibawah nol derajat (`135C) dengan menggunakan freezer atau 196 C dengan menggunakan liquid nitrogen. 2.2 Metode Vitrifikasi

Metode melibatkan 25 pasangan dengan 30 sempel embrio yang dilakukan metode vitrifikasi dan slow freeze. Sempel di bagi menjadi 3 jenis donor:

1. Donor embrio dari pasangan

2. Donor oosit

3. Inseminasi dan vitrifikasi ulang dari embrio

prosedur

Selanjutnya di bagi menjadi 2 prosedur:

1. Prosedur pemindahan embrio di tunda setelah slow freeze embrio di biakan, lalu embrio di vitrifikasi 2 jam kemudian.

2. Semua sempel pada fase oosit pasien dibiakan dan di pilih salah satunya untuk di transfer, sisa lainnya di simpan dan pasien bisa memilih cikal bakal embrio terbaik yang bisa di tempatkan di rahim pasien.

Persiapan bahan slow freeze dan vitrifikasi

Prosedur vitrifikasi menggunakan protokol media M199 dan dengan cairan 10% heat-in activation serum pasien atau 10 mg/ml human serum albumin (HSA) dari (sage biofarma, Australia), jika serum pasien tidak tersedia.Embrio di simpan dalam wadah clefage media pada suhu 37C. embrio di vitrifikasi tunggal dengan cryosolution yang mengandung 7,5% dimetilsulfooksida (DMSO), 7,5% etilglikol dalam media M199 + HSA selama 15 menit, sebelum di pindahkan ke cryosolution akhir (15% DNSO dan 15% etilglukol pada media yang sama).

Embrio selanjutnya di simpan pada cryosolution akhir selama 50 detik sebelum di pindahkan ke cryotop tool, selanjutnya sempel embrio di tempatkan pada liquid nitrogen.Proses pemanasan selanjutnya sempel di pindahkan secara cepat ke larutan pertama selama 30 detik yang berisi (1 mol/l sukrosa) pada suhu 37C, selanjutnya di larutkan dengan larutan 0,5 mol/l sukrosa selama 3 menit dengan temperatur ruangan yang sama, kemudian di cuci dengan larutan tanpa sukrosa selama 5 menit pada suhu yang sama.

Dan embrio di hangatkan pada (HD scientific work station) sebelum di bilas pada media prenuklear atau blastosit (pada hari ke 3 atau ke 5).

Selanjutnya embrio di kultur pada media prenuklear atau blastosit pada mineral oil (6% Co2, 5% O2 dan nitrogen setara) pada suhu 37C di dalam inkubator MINC.Pada hari ke 3 embrio atau blastosit di pindahkan ke media transfer yang berisi blastosit kultur media di tambah dengan 10 HSA. Jika pemindahan di lakukan pada hari yang sama dengan pemanasan di beri jeda waktu antara 3 menit sampai 3 jam.

Pronuklear stage embrio di kultur pada clevage-stag media dan di pindahkan pada hari ke 2 atau 4.

Persiapan kehamilan

Semua pemindahan dilakukan di bawah regimen hormon replacemen terapi (HRT) yaitu di mulai dengan 6 mg oestradiol folera tablet (Progunova, 2mg 3x1 pada hari pertama siklus menstrulasi). Selanjutnya pada siklus hari ke 10 dosis dinaikan 12 mg (progunova, 4mg 3x1). Jika konsentrasi oestradiol mencapai kurang dari 1000 pmol/l terapi dilanjutkan sampai 5 atau 7 hari ke depan. Saat konsentrasi oestradiol >1000 pmol/l ibu diberikan 20 mg vaginal oestradiol (PIVET, yang mengandung 20 mg 17 oestradiol dalam asam lemak basa) selama 5 hari sebagai pengganti oestradiol valerat. Pada hari ke 10 penebalan endometrium dinilai dengan USG 3D, pada hari ke 5 yaitu saat ketebalan endometrium sesuai ( 8 mm) atau jika volume uterus 25 ml dosis oestradiol di ubah menjadi 20 mg. Dan ketika ketebalan endometrium 8mm oestradiol di tambah dengan progesteron di sesuaikan dengan fase luteal pada siklus HRT.Kehamilan dinilai berdasarkan kadar -human gonado tropin 50 IU/l, jika diagnosis kehamilan sudah tegak regimen HRT dilanjutkan sampai minggu ke 12 fase kehamilan.

Pemindahan embrio dilakukan antara hari ke 4 sampai hari ke 6 dengan posisi litotomi dengan panduan USG.

HASIL

Bahwa dari 31 sempel yang di hangatkan 30 sempel yang berhasil siap di pindahkan yaitu: (16/16 prenuklear stage embrio, 14/15 blastosit, 1 blastosit gagal).

Dari 30 sempel yang di pindahkan didapatkan 13 kehamilan,(7 kehamilan dari kultur vitrifikasi kembali pada hari ke 3 (3/7) dan hari ke 5 (4/13). 5 kehamilan dari prosedur slow freeze di tambah vitrifikasi ulang pada hari yang sama, yaitu hari ke 3. 1 kehamilan berhasil dari vitrifikasi ulang hari ke 5.

7 kehamilan berhasil dari sempel slow freeze pada fase prenuklear dan kultur vitrifikasi kembali pada hari ke 3 (3/7) dan pada hari ke 5 (4/13).

Terdapat 4 kehamilan pada usia kurang dari 35 tahun dan 9 kehamilan pada sempel wanita dengan usia 35 tahun.

11 dari 13 kehamilan berhasil di lahirkan, dan 2 kehamilan mengalami keguguran pada minggu 8 dan 9.

Kesimpulanprosedur vitrifikasi pada hari ke 5 dibandingkan dengan prosedur slow freeze dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan potensi inplantasi embrio. Teknik ini mungkin menjadi sumber daya yang berguna untuk dipertimbangkan ketika mengembangkan strategi manajemen untuk pasien dengan tingginya jumlah embrio di cryostorage atau dalam situasi daruratLangkah-langkah prosedur yang harus diperlukan dalam metode vitrifikasi pendinginan secara cepat ini adalah sebagai berikut; 1. paparan awal dengan cryoprotectant, bahan yang digunakan untuk mengurangi kerusakan seluler yang disebabkan karena kristal es

2. mendinginkan suhu hingga dibawah 0 celcius.3. Penyimpanan

4. Pencairan kembali

5. Dilusi dan mengembalikan fisiologi dari microenvironment, sehingga sel oosit bisa dikembangkan lebih jauh lagi.

Moment paling kritis pada fase awal adalah mempertahankan kehidupan seluler dari pembekuan dengan suhu yang sangat rendah. Apabila suhu rendah yang cukup telah dicapai (-196 C, suhu dari liquid nitrogen), tidak akan memberikan pengaruh apapun pada survival rate sel oosit tersebut. Ketika oosit didinginkan pada suhu diantara -5c sampai -15c, pembentukan es pertama kali diinduksi oleh media ekstaseluler sebagai proses yang dinamakan dengan seeding. Saat suhu menurun, maka jumlah es akan meningkat dan terlarut pada media ekstraseluler. Dari hasil ini biasa disebut dengan gradien osmotik. Hasil gradient ini, air akan tertarik dari sitoplasma ke media ekstraseluler, lalu sel akan menjadi lebih kecil. Untuk sel yang bervolume rendah, seperti gamet, diperlukan suhu pembekuan yang rendah agar mendapatkan aliran air dapat mengalir keluar dari sel. Dengan cara seperti ini, Kristal es intraselular yang terbentuk akan menjadi lebih sedikit sehingga meminimalisir kerusakan pada komponen sel. Angka pembekuan yang optimal juga bergantung pada komponen air sitosolik, perubahan permeabilitas membran, permukaan membran, dan suhu.Tujuan dari ulasan ini adalah untuk memberikan analisis kritis untuk membandingkan hasil dari vitrifikasi dan pendinginan lambat oosit dan embrio pada tahap perkembangan yang berbeda.

Vitrifikasi masih menjadi hal kontroversial didunia. Negara maju melarang metode vitrifikasi karena ekperimental ini berbahaya dan dapat menimbulkan penyakit.

2.3 Etiologi

Pembekuan sel oosit ini adalah teknik yang sangat berguna untuk assisted reproductive technology (ART), terutama dalam kasus-kasus penyakit ganas atau berbahaya, premature ovarium failure, dan donasi oosit.