Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
201
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, LEVERAGE, UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2017
Dwi Febrianti1, Yolandafitri Zulvia2
1)Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang 2)Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
e-mail: [email protected]
Abstract: The purpose of this study is to determine the factors that influence dividend policy on
Manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. These factors include Managerial
Ownership (KM), Institutional Ownership (KI), Foreign Ownership (KA), Leverage (DER),
Company Size (SIZE). This type of research is causative and quantitative and the data used are
secondary data. Sampling in this study used a purposive sampling method, so that the manufacturing
companies sampled amounted to 63 companies. Data analysis methods used are Descriptive
Analysis, Classical Assumption Test, Multiple Linear Regression Analysis, and Model Feasibility
Test. The results show that Managerial Ownership, Institutional Ownership, Foreign Ownership
have no effect on Dividend Policy. While Leverage and Company Size have a significant influence
on Dividend Policy.
Keywords: Dividend Policy (DPR), Managerial Ownership (KM), Institutional Ownership (KI),
Foreign Ownership (KA), Leverage (DER), Firm Size (SIZE)
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Faktor-
faktor tersebut meliputi Kepemilikan Manajerial (KM), Kepemilikan Institusional (KI),
Kepemilikan Asing (KA), Leverage (DER), Ukuran Perusahaan (SIZE). Jenis penelitian adalah
kausatif dan kuantitatif dan data yang digunakan adalah data sekunder. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, sehingga perusahaan manufaktur yang
menjadi sampel berjumlah 63 perusahaan. Metode analisis data yang digunakan adalah Analisis
Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda, dan Uji Kelayakan Model.
Hasilnya menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan
Asing tidak berpengaruh terhadap Kebijakan dividen . Sementara Leverage dan Ukuran Perusahaan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Dividen.
Keywords: Kebijakan Dividen (DPR), Kepemilikkan Manajerial (KM), Kepemilikan
Institusional (KI), Kepemilikan Asing (KA), Leverage (DER), Ukuran
Perusahaan (SIZE)
PENDAHULUAN
Salah satu bentuk instrumen
investasi dipasar modal adalah saham.
Melalui saham, investor akan memperoleh
dividen sebagai keuntungan selama
berinvestasi pada perusahaan tersebut.
Investor terhadap investasinya ingin
memperoleh pendapatan ataupun tingkat
pengembalian investasi (return) sebesar-
besarnya dengan risiko tertentu.
Pendapatan ataupun tingkat pengembalian
investasi (return) dapat berupa capital gain
ataupun dividen. Keuntungan berupa
dividen akan diputuskan berdasarkan
kebijakan yang diberlakukan oleh
perusahaan yang bersangkutan, sedangkan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
202
capital gain keuntungan yang diperoleh
atas selisih positif antara harga perolehan
saham dengan harga pasar saham
(Maskiyah dan Eko, 2013). Hal ini sesuai
dengan bird in the hand theory yang
menyatakan teori yang memiliki keyakinan
bahwa pendapatan dividen memberikan
nilai yang lebih tinggi kepada investor
dibandingkan pendapatan capital gain.
Maka dari itu pembagian dividen dianggap
lebih aman oleh investor dari pada
menunggu capital gain.
Perusahaan Manufaktur dijadikan
objek penelitian karena perusahaan
manufaktur merupakan kelompok emiten
terbesar yang terdaftar pada BEI di
bandingkan dengan perusahaan lain, serta
memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap
perubahan perekonomian yang terjadi di
dunia. Seperti krisis global yang terjadi
pada tahun 2008 dapat mempengaruhi
perekonomian Indonesia, termasuk pada
sektor industri manufaktur. Namun
pertumbuhan ekonomi dunia yang cepat
dan bangkitnya aktivitas manufaktur
mengarah pada permintaan pasar atas
barang yang tahan lama di seluruh dunia
(Djumahir, 2009). Selain itu, menurut
Embara et al (2012) perusahaan
manufaktur lebih membutuhkan sumber
dana jangka panjang untuk membiayai
operasi perusahaan mereka, salah satunya
dengan investasi saham yang tentunya
berhubungan dengan pembagian dividen.
Kebijakan dividen yang dapat
diartikan sebagai keputusan apakah laba
yang diperoleh perusahaan akan dibagikan
kepada pemegang saham sebagai dividen
atau akan ditahan dalam bentuk laba
ditahan guna pembiayaan investasi dimasa
yang akan datang (Sartono, 2001).
Kebijakan dividen yang dimiliki
perusahaan dapat diukur dengan
menggunakan DPR (Dividend Payout
Ratio) yaitu membandingkan dividen per
lembar saham (dividend per share) yang
dibagikan dengan laba per sahamnya
(earning per share). Dividend payout ratio
(DPR) mencerminkan persentase dividen
dari laba per lembar sahamnya yang
diperoleh oleh perusahaan.yang dibagikan
sebagai dividen kepada pemegang saham
dan besarnya laba yang ditahan untuk di
investasikan kembali.
Tabel 1, menyajikan DPR (Dividend
Payout Ratio) dari beberapa perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2013-2017 .
Berdasarkan Tabel 1, diketahui DPR
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI tahun 2013 sampai 2017 mengalami
fluktuasi setiap tahun. DPR tertinggi
terdapat pada perusahaan Gudang Garam
sebesar 77,73% pada tahun 2015. Hal ini
menunjukkan bahwa total laba yang
diperoleh perusahaan sebesar 77,73% yang
dibagikan kepada pemegang saham.
Tabel 1. Data Dividend Payout Ratio Beberapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI 2013-2017
Nama Perusahaan Dividend Payout Ratio (%)
2013 2014 2015 2016 2017
Astra Internasional Tbk 45,04 45,59 49,54 44,87 39,67
Gudang Garam Tbk 33,56 28,67 77,73 74,92 64,51
Indofood Sukses Makmur Tbk 49,80 49,72 49,70 49,79 49,92
Mandom Indonesia Tbk 46,48 42,68 14,40 50,87 46,02
Sri Rejeki Isman Tbk 12,01 17,97 6,84 6,99 13,63
Sumber: E-Bursa dan Berbagai Sumber (data diolah)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
203
Sedangkan DPR terendah dialami oleh
perusahaan Sri Rejeki Isman sebesar
6,84% pada tahun 2015. Hal ini juga
menunjukkan bahwa perusahaan hanya
membagikan 6,84% dari total laba sebagai
dividen kepada pemegang saham.
Perusahaan dengan DPR yang semakin
besar berarti akan meningkatkan
pembayaran dividennya, sebaliknya
perusahaan dengan DPR yang semakin
menurun berarti memperkecil jumlah
dividen yang dibayarkan kepada pemegang
saham. Perbedaan ini tentunya dipengaruhi
oleh faktor-faktor tertentu yang dimiliki
kaitan dengan dividen payout ratio (DPR).
Faktor pertama yang mempengaruhi
kebijakan dividen adalah kepemilikan
manajerial. Kepemilikan manajerial
merupakan kepemilikan saham oleh pihak
manajemen perusahaan yang diukur
dengan persentase jumlah saham yang
dimiliki oleh manajemen (Sujoko, 2007).
Terdapatnya kepemilikan manajerial
didalam perusahaan akan membuat
manajer berhati-hati dalam melakukan
pengambilan keputusan. Kebijakan
pembagian dividen ini menjadi tugas
manajemen untuk mengelola perusahaan
dengan baik sehingga perusahaan dapat
memaksimalkan keuntungan dan mampu
membayar dividen kepada para pemegang
saham. Pada tingkat kepemilikan
manajerial yang rendah, manajer
melakukan pembagian dividen yang besar
untuk memberikan sinyal yang bagus
tentang kinerja perusahaan masa yang akan
datang sehingga meningkatkan reputasi
perusahaan di hadapan investor. Hubungan
keduanya diperkuat oleh penelitian
Nuringsih (2005) yang meyebutkan bahwa
kepemilikan manajerial memiliki pengaruh
positif terhadap kebijakan dividen
Selain kepemilikan manajerial
peneliti juga menggunakan kepemilikan
institusional sebagai faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen.
Kepemilikan institusional adalah proporsi
saham yang dimiliki oleh pihak institusi
pada akhir tahun yang diukur pada
persentase (Listyani, 2002). Menurut Ullah
et al. (2012) kepemilikan institusional
merupakan total persentase bank,
perusahaan asuransi, perusahaan yang
berinvestasi, dana pension, dan lembaga
keuangan besar lain terhadap total modal
saham sebuah perusahaan. Kepemilikan
institusional lebih mampu melakukan
pengawasan terhadap manajemen
perusahaan daripada kepemilikan yang
menyebar dan kecil (Shleifer, 1986). Hal
ini juga mengindikasikan bahwa adanya
kepemilikan yang terkonsentrasi dapat
lebih meningkatkan keputusan pemberian
dividen kepada pemegang saham.
Konsentrasi kepemilikan menggambarkan
bagaimana dan siapa saja yang memegang
kendali atas keseluruhan atau sebagian
besar atas kepemilikan perusahaan serta
keseluruhan atau sebagian besar pemegang
kendali atas aktivitas bisnis pada suatu
perusahaan (Taman, 2011). Dividen dapat
digunakan sebagai kompensasi investor
institusional atas kegiatan pengawasan
mereka terhadap manajerial perusahaan
(Shleifer, 1986). Menurut Ullah et al.
(2012) menyatakan bahwa institusi mampu
memaksa manajer oportunis untuk
mendistribusikan free cash flow sebagai
dividen jika manajemen tidak memiliki
proyek yang akan meningkatkan nilai
perusahaan.
Variabel ketiga yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu kepemilikan asing.
Kepemilikan saham oleh asing, merupakan
saham yang dimiliki oleh perorangan,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
204
badan hukum, pemerintah serta bagian-
bagiannya yang berstatus luar negeri.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
No.153/PMK.010/2010 mengenai
Kepemilikan Saham dan Permodalan
Perusahaan Efek, pemodal asing adalah
orang perseorangan warga negara asing
atau badan hukum asing.
Secara umum, kepemilikan asing
diartikan sebagai kepemilikan saham
investor asing dari total modal saham.
Lucyanda dan Lilyana (2012) menyatakan
bahwa keberadaan investor asing dalam
struktur kepemilikan perusahaan
diharapkan akan menaikkan kinerja
perusahaan karena menambah tekanan
kepada manajer dalam menyediakan
tambahan pengawasan, memberikan
perusahaan modal-modal baru dan
memperkerjakan manajer yang sudah
terlatih, dan membantu perusahaan lokal
miliknya untuk mendaftar dipasar
internasional yang mengakibatkan biaya
perolehan modalnya semakin berkurang.
Faktor selanjutnya yang
mempengaruhi kebijakan dividen adalah
Leverage. Menurut Suharli (2010)
perusahaan yang leverage operasi atau
keuangannya tinggi akan memberikan
dividen yang rendah, hal ini sesuai dengan
pandangan bahwa perusahaan yang
berisiko akan membayar dividen yang
rendah, dengan maksud untuk mengurangi
ketergantungan akan pendanaan secara
eksternal.Hal ini terkait dengan pecking
order theory dimana investor lebih berhati-
hati dalam memilih suatu tingkat risiko.
Penelitian yang dilakukan oleh Aji dan
Majidah (2018) menunjukkan bahwa DER
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap DPR. Hal ini bertolak belakang
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sutrisno (2001) dan Prihantoro (2003)
yang menunjukkan bahwa DER
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap DPR, dan penelitian yang
dilakukan oleh Suharli (2010) dan Gill et
al. (2010) menunjukkan bahwa DER
berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap DPR.
Variabel lain yang mempengaruhi
kebijakan dividen yaitu ukuran
perusahaan. Perusahaan yang memiliki
aset besar cenderung untuk lebih mature
dan mempunyai akses yang lebih mudah
dalam pasar modal. Hal tersebut akan
mengurangi ketergantungan mereka pada
pendanaan internal, sehingga perusahaan
akan memberikan pembayaran dividen
yang tinggi. Sedangkan perusahaan yang
memiliki aset sedikit akan cenderung
membagikan dividen rendah karena laba
dialokasikan pada laba ditahan untuk
menambah aset perusahaan (Dewi, 2008).
Menurut Juma dan Pacheco (2008)
menyatakan suatu yang perusahaan besar
akan memiliki omset penjualan yang tinggi
sehingga keuntungan yang diperoleh
perusahaan juga meningkat. Peningkatan
keuntungan tersebut akan membuat
dividen yang dibayarkan juga akan tinggi.
Hal ini tentu saja menjelaskan bahwa
perusahaan dengan ukuran yang lebih
besar mampu membagikan dividen dalam
jumlah yang besar pula dibanding
perusahaan dengan ukuran yang kecil.
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi
(2008) menunjukkan bahwa size
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap DPR, dan penelitian yang
dilakukan oleh Sutrisno (2001), Nuringsih
(2005), dan Damayanti dan Achyani
(2017) menunjukkan bahwa size
berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap DPR.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
205
Dari latar belakang yang
dikemukakan di atas maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui (1)
pengaruh manajerial terhadap kebijakan
dividen, (2) pengaruh institusional
terhadap kebijakan dividen, (3) Pengaruh
kepemilikan asing terhadap kebijakan
dividen, (4) Pengaruh Leverage terhadap
kebijakan dividen dan (5) Pengaruh ukuran
perusahaan terhadap kebijakan dividen.
TELAAH PUSTAKA DAN
HIPOTESIS
Kepemilikan manajerial merupakan
besarnya jumlah kepemilikan saham oleh
pihak manajemen dari seluruh modal
saham perusahaan saat ini. Perusahaan
dengan menetapkan presentase
kepemilikan manajerial yang besar, akan
membayarkan dividen dalam jumlah yang
besar sedangkan pada presentase
kepemilikan manajerial yang kecil, akan
cenderung menetapkan dividen dalam
jumlah yang kecil.
H1: Kepemilikan Manajerial berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap
kebijakan dividen
Kepemilikan institusional adalah
kepemilikan saham perusahaan oleh pihak
institusi atau lembaga lain. Semakin tinggi
kepemilikan institusional maka akan
membuat kontrol eksternal terhadap
perusahaan menjadi semakin ketat
terhadap para manajer. Karena manajer
tidak lagi bertindak untuk kepentingan
investor, tetapi bertindak untuk
kepentingan pribadinya sendiri. Dengan
bertambahnya pengeluaran biaya yang
dilakukan oleh manager, maka akan
bertambah pula cost yang di keluarkan oleh
perusahaan. Hal tersebut berdampak pada
penurunan keuntungan dan dividen yang
diterima pemegang saham. oleh karena
dengan tingginya kepemilikan institusional
dapat menekan biaya yang tidak
diperlukan (Aji dan Majidah, 2018).
H2: Kebijakan Institusional berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap
kebijakan dividen
Faktor yang ketiga yaitu kepemilikan
asing. Perusahaan yang sebagian
sahamnya dimiliki oleh asing biasanya
cendrung menghadapi masalah asimetri
informasi dikarenakan hambatan geografis
dan bahasa. Oleh sebab itu perusahaan
dengan kepemilikan asing yang besar akan
terdorong untuk melaporkan atau
mengungkapkan informasinya secara
sukarela dan luas.
H3: Kepemilikan Asing berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
kebijakan dividen
Faktor yang keempat yaitu leverage.
Menurut Nuhu et al. (2014), perusahaan-
perusahaan yang sebagian besar
membiayai kegiatan mereka dengan
hutang memberikan tekanan pada
likuiditas mereka. Pembayaran pokok dan
bunga mengurangi kemampuan
perusahaan untuk memiliki sisa
pendapatan untuk menjamin pembayaran
dividen. Akibatnya, hutang akan
berdampak negatif pada jumlah dividen
yang dibayarkan untuk suatu periode.
H4: Leverage berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kebijakan dividen
Faktor terakhir yaitu ukuran
perusahaan. Menurut Novianti (2012)
ukuran perusahaan menunjukkan skala
besar kecilnya suatu perusahaan yang
ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah
penjualan dan rata-rata total aktiva yang
dimiliki perusahaan. Salah satu skala alat
ukur besar kecilnya sebuah perusahaan
dilihat dari nilai total aset yang dimiliki
perusahaan, nilai total aset dinilai lebih
stabil dalam menunjukkan besar kecilnya
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
206
sebuah perusahaan. Ukuran perusahaan
juga menentukan besarnya dividen yang
akan dibayarkan karena semakin besar
ukuran perusahaan maka omset dan laba
yang dihasilkan juga akan semakin tinggi,
jika laba tinggi maka dividen yang
dibagikan juga semakin tinggi (Lopolusi,
2013).
H5: Ukuran Perusahaan positif dan
signifikan terhadap kebijakan
dividen
Berdasarkan latar belakang dan
tinjauan teoritis sebelumnya, maka dapat
digambarkan sebuah kerangka pemikiran
teoritis dari penelitian seperti tampak pada
Gambar 1.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2017. Dalam penelitian ini metode
yang digunakan untuk menentukan sampel
adalah metode purposive sampling dengan
menerapkan beberapa kriteria yang dapat
dilihat pada Tabel 1.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah teknik dokumentasi
dengan mengumpulkan, melihat, dan
mengolah data laporan keuangan. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data dokumenter yang berupa
laporan keuangan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2013-2017. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data
yang berasal dari laporan keuangan
masing-masing perusahaan sampel setiap
akhir tahun selama masa penelitian yaitu
dari tahun 2013-2017. Data mengenai
laporan keuangan tersebut berasal dari
situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI)
www.idx.co.id dan website saham Ok.
Variabel Operasional
Berikut ini adalah variabel
operasional yang digunakan dalam
penelitian:
1. Variabel Dependen
- Deviden Payout Ratio
Pengukuran Dividend Payout Ratio
pernah dilakukan oleh Wuisan et al.
(2018) dihitung dengan rumus, yaitu:
SharePerEarning
sharePerDividenRatioPayoutDividen
Gambar 1. Model Kerangka Penelitian
Kepemilikan Manajerial (X1)
Kepemilikan Institusional (X2)
Kepemilikan Asing (X3) Kebijakan Dividen (Y)
Leverage (X4)
Ukuran Perusahaan (X5)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
207
Tabel 2. Kriteria Pemilihan Sampel
Keterangan Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara
berturut-turut untuk periode 2013-2017
144
Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasikan laporan keuangan
secara lengkap periode 2013-2017
(19)
Perusahaan yang tidak membagikan dividen minimal 1 tahun selama periode
penelitian periode 2013-2017
(37)
Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan kurs mata uang rupiah
periode 2013-2017
(25)
Perusahaan yang dijadikan sampel 63
2. Variabel Independen
- Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial diberi simbol
(MO). Pengukuran MO dihitung
menurut Jayanti dan Puspitasari
(2017), yaitu:
%100BeredaryangSahamJumah
ManajerialSahamJumlahMO
- Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional diberi
simbol (IO). Kepemilikan
institusional dapat dihitung dengan
rumus berikut (Jayanti dan
Puspitasari, 2017):
%100BeredaryangSahamJumlah
nalInstitusioSahamJumlahIO
- Kepemilikan Asing
Kepemilikan asing diberi simbol
(FOR). Kepemilikan asing dapat
dihitung dengan rumus berikut
(Wuisan et al. 2018):
%100sin
BeredaryangSahamJumlah
gASahamJumlahFOR
3. Variabel Kontrol
- Leverage
Dalam penelitian ini diukur dengan
membagi jumlah hutang dengan
jumlah asset yang diberi simbol DER
diukur melalui perbandingan antara
total hutang dan ekuitas (Nuringsih,
2005):
%100tan
EkuitasTotal
gHuTotalDER
- Ukuran Perusahaan
Dalam penelitian ini ukuran
perusahaan akan diproksikan dengan
Size. Ukuran perusahaan dapat
dihitung dengan rumus berikut
(Nuringsih, 2005):
SIZE = Ln dari Total Asset
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Dalam penelitian data yang digunakan
adalah data panel atau pooling data yaitu
gabungan dari data time series dan cross
section selama 5 tahun periode penelitian
tahun 2013 hingga tahun 2017 dari 63
perusahaan sampel. Jumlah sampel pada
penelitian ini terdapat 315 perusahaan-
tahun data observasi yang harus diteliti.
Pada penelitian terdapat tiga variabel
bebas dan dua variabel kontrol yang
merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen.
Variabel tersebut adalah kepemilikan
manajerial (KM), kepemilikan
institusional (KI), kepemilikan asing (KA),
leverage (DER), ukuran perusahaan
(SIZE). Variabel terikat pada penelitian ini
adalah kebijakan dividen yang di ukur
dengan DPR.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
208
Tabel 3 yang menyajikan gambaran
mengenai variabel yang diteliti dengan
periode pengamatan selama lima tahun,
yaitu dari 2013-2017.
Melalui Tabel 3 dapat dilihat bahwa
perusahaan manufaktur dari tahun 2013-
2017 memiliki rata-rata DPR sebesar
0,3287 yang artinya secara rata-rata
perusahaan manufaktur dari tahun 2013-
2017 memiliki rasio pembayaran dividen
kepada pemegang saham sebesar 32,87%
dari laba bersih yang diperoleh perusahaan.
Sedangkan nilai standar deviasi
perusahaan manufaktur dalam rentang
waktu 2013-2017 sebesar 0,42312 yang
artinya ukuran perusahaan data dari nilai
rata-ratanya adalah 42,31%. Hal ini
mengindikasikan bahwa penyebaran data
kebijakan dividen perusahaan tidak baik,
karena nilai rata-rata DPR lebih kecil dari
standar deviasi. Nilai maksimum DPR
sebesar 4,13 pada perusahaan Charoen
Pokphand Indonesia Tbk. tahun 2016.
Sedangkan DPR terendah sebesar 0,00
yang artinya perusahaan mengambil
kebijakan untuk tidak membagikan dividen
pada pemegang saham dari laba bersih
yang diperoleh.
Melalui hasil pengujian statistk
deskriptif pada Tabel 3 dapat diketahui
bahwa nilai minimum kepemilikan
manajerial sebesar 0,00 pada beberapa
perusahaan di tahun yang berbeda, dan
nilai maksimum sebesar 0,89440 pada
perusahaan Betonjaya Manunggal Tbk.
tahun 2017. Hal tersebut menunjukan
bahwa ada beberapa perusahaan yang
manajernya tidak memiliki saham.
Sedangkan nilai rata-rata kepemilikan
manajerial sebesar 4,68% dengan nilai
standar deviasi pada penelitian ini dalam
rentang waktu 2013-2017 sebesar 14,02%.
Hal ini mengindikasikan bahwa
penyebaran data pertumbuhan perusahaan
tidak baik, karena nilai rata-rata
kepemilikan manajerial lebih kecil dari
standar deviasi.
Berdasarkan hasil pengujian yang
disajikan pada Tabel 3 dapat diketahui
bahwa perusahaan manufaktur selama
rentang waktu dari tahun 2013-2017
memiliki nilai minimum sebesar 0,00 ,
nilai maksimum sebesar1,0000, nilai rata-
rata sebesar 0,6779, dan standar deviasi
sebesar 0,2048. Nilai rata-rata lebih besar
dari standar deviasi yaitu 0,6779 > 0,2048,
hal ini mengindikasikan bahwa penyebaran
data kepemilikan institusional perusahaan
yang baik Dalam penelitian ini
kepemilikan asing diukur dengan membagi
saham yang dimiliki oleh pihak asing
dengan total saham yang beredar. Pada
Tabel 10 terlihat kepemilikan asing
memiliki rata-rata sebesar 0,3149 atau
31,49%. Dengan nilai terendah atau
minimum sebesar 0,00, dan nilai tertinggi
Tabel 3. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian (N=315)
Min Max Mean Std. Deviation
Dividend Payout Ratio 0,00 4,13 0,3287 0,4231
Kepemilikan Manajerial 0,00 0,89 0,0468 0,1402
Kepemilikan Institusional 0,00 1,00 0,6779 0,2048
Kepemilikan Asing 0,00 0,96 0,3149 0,3296
Leverage 0,07 7,40 1,0028 0,9874
Ukuran Perusahaan 19,00 33,00 2,8542 2,2546
Sumber: data diolah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
209
atau maksimum adalah sebesar 0,9632 atau
96,32%. Nilai standar deviasi sebesar
0.3296 atau 32,96%. Hal ini menunjukkan
sebaran data dari kepemilikan institusional
tidak baik, karena nilai rata-rata lebih
rendah dari pada nilai standar deviasi yang
didapat.
Melalui Tabel 3 dapat dilihat bahwa
perusahaan manufaktur dari tahun 2013-
2017 memiliki nilai minimum sebesar
sebesar 7,00% yang terdapat pada
perusahaan Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul Tbk. pada tahun 2014 yang
berarti perusahaan tersebut pada tahun
terkait hanya menggunakan hutang sebesar
0,07 kali dari modal untuk membiayai
kegiatan operasionalnya. Sedangkan nilai
maksimum yang diperoleh adalah sebesar
740% pada perusahaan Jembo Cable
Company Tbk. pada tahun 2013 yang
menunjukkan bahwa jumlah hutang
perusahaan tersebut 7,40 kali lebih banyak
dari modalnya.
Selain itu, nilai rata-rata DER
perusahaan manufaktur dari tahun 2013-
2017 adalah sebesar 1,00285. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan
manufaktur memiliki jumlah hutang
sebesar 100,285% terhadap modal yang
digunakan untuk membiayai kegiatan
operasionalnya. Sedangkan standar deviasi
perusahaan manufaktur yang diperoleh
dari tahun 2013-2017 sebesar 0,9874. Nilai
tersebut mengartikan penyebaran data
DER atau penyimpangan titik-titik dari
nilai rata-ratanya adalah sebesar 98,74%.
Hal ini mengindikasikan bahwa
penyebaran data kebijakan hutang
perusahaan terbilang baik, karena nilai
rata-rata DER lebih besar dari standar
deviasi.
Pada Tabel 3 terlihat rata-rata Size
periode 2013-2017 sebesar 2,85428.
Sedangkan nilai maksimum dari Size
adalah 33,0000 pada perusahaan Semen
Indonesia Tbk. tahun 2017 yang berarti
perusahaan tersebut memiliki ukuran
perusahaan terbesar dengan total asset Rp
48.963.502.966. untuk nilai minimum
sebesar 19,0000 pada perusahaan Indo
Kordsa Tbk. tahun 2013 yang berarti
bahwa perusahaan memiliki ukuran
perusahaan yang paling kecil di antara
perusahaan lainnya. Sementara itu, nilai
standar deviasi Size perusahaan
manufaktur dari tahun 2013-2017 adalah
sebesar 2,25462. Penyebaran data untuk
ukuran perusahaan tergolong baik karena
nilai rata-rata Size menunjukkan angka
yang lebih besar dari nilai standar deviasi.
Pengujian Hipotesis
Analisis regresi linear berganda
dilakukan menggunakan SPSS ver.16.
Hasil olah data dapat dilihat pada Tabel 4.
Pada tabel tersebut diketahui rumusan
persamaan regresi linear berganda sebagai
berikut:
DPR= -0,439 – 0,162KM – 0,080KI–
0,052KA– 0,180DER +
0,217SIZE+ e
Hipotesis pertama dalam penelitian ini
ditolak, yaitu Kepemilikan manajerial
berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan manufaktur. Hal ini
ditunjukkan pada Tabel di atas bahwa
koefisien KM bernilai negatif sebesar
0,162 dan nilai thitung sebesar -1,100 dengan
tingkat signifikansi 0,272 > 0,05. Sehingga
kepemilikan manajerial berpengaruh
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
210
Tabel 5. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.439 .551 -.798 .426
KM -.162 .148 -.089 -1.100 .272
KI -.080 .170 -.037 -.473 .636
KA -.052 .052 -.057 -1.001 .318
DER -.180 .046 -.217 -3.880 .000
SIZE .217 .093 .135 2.339 .020
a. Dependent Variable: DPR
Sumber: Data diolah (2019)
negatif dan tidak signifikan terhadap
kebijakan dividen.
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan bahwa kepemilikan manajerial
memiliki pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap kebijakan dividen
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI tahun 2013-2017. Hal ini dibuktikan
dengan hasil pengujian KM bernilai
negatif 0,162 dan nilai thitung sebesar -1,100
dengan tingkat signifikansi 0,272 > 0,05.
Nilai signifikan ini menunjukkan
kepemilikan manajerial tidak
mempengaruhi kebijakan dividen. Dengan
demikian, semakin tinggi persentase
kepemilikan saham manajerial di
perusahaan yang lebih rendah akan
menjadi rasio pembayaran dividen.
Hubungan negatif antara pembayaran
dividen dan kepemilikan saham manajerial
adalah karena peningkatan kepemilikan
saham manajerial seperti yang digunakan
sebagai mekanisme tata kelola internal di
decipling perilaku oportunistik dari
manajer perusahaan dan untuk
menyelaraskan kepentingan para
pemegang saham dari manajer.
Pada umumnya kepemilikan
manajerial didalam suatu perusahaan
mempunyai tingkat persentase
kepemilikan yang berjumlah sangat kecil.
Ketika jumlah persentase kepemilikan
yang berjumlah kecil tersebut dihubungkan
dengan kebijakan dividen yang telah
dihasilkan oleh perusahaan maka pihak
manajemen akan memiliki kecenderungan
pada akhirnya hanya memilih untuk
memperoleh rasio pembayaran dividen
yang rendah bahkan cenderung mengarah
ke capital gain. Pemikiran ini didasarkan
pada clientele effect theory yaitu pada
akhirnya ketika pihak manajemen yang
hanya mempunyai kepemilikan saham
dalam jumlah yang sangat kecil maka akan
memilih untuk memperoleh rasio
pembayaran dividen dalam jumlah yang
rendah atau bahkan lebih memilih
memperoleh capital gain. Pengaruh yang
tidak signifikan antara kepemilikan
manajerial terhadap kebijakan dividen
disebabkan oleh persentase kepemilikan
manajerial yang berjumlah kecil di dalam
suatu perusahaan sehingga sehingga dapat
mengindikasikan bahwa pihak manajerial
berperan sebagai pemegang saham yang
memiliki jumlah saham mendominasi.
Dikarenakan mempunyai jumlah saham
dalam jumlah yang relatif kecil maka pihak
manajerial hanya berfokus sebagai pihak
pengelola di dalam perusahaan, sehingga
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
211
mereka tidak terlalu memperhatikan
kebijakan dividen yang dihasilkan ole
perusahaan.
Hasil ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ullah et al. (2012) dan
Dewi (2008) yang menyatakan
kepemilikan manajerial berpengaruh
negatif terhadap kebijakan dividen.
Penelitian lainnya oleh Permana et al.
(2018) menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial memiliki pengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap kebijakan
dividen. Namun bertolak belakang dengan
penelitian Jayanti dan Puspitasari (2017)
yang menyatakan kepemilikan manajerial
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kebijakan dividen.
Hipotesis kedua penelitian ini adalah
kepemilikan institusional berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan manufaktur. Pada
Tabel 15 dapat diketahui bahwa koefisien
KI bernilai negatif sebesar 0,080 dan nilai
thitung sebesar -0,473 dengan signifikansi
0,636 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
kepemilikan institusional berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap
kebijakan dividen. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis kedua
ditolak.
Pada dasarnya kepemilikan
institusional sangat berperan penting bagi
perusahaan untuk melakukan pengawasan
yang lebih optimal terhadap kinerja
manajemen.Pengawasan yang dilakukan
investor institusional bergantung pada
besarnya investasi yang dilakukan. Dengan
adanya kepemilikan institusional, maka
manajer akan terdorong untuk bertindak
lebih hati-hati dalam pengambilan
keputusan. Hal ini dikarenakan agar dapat
mengamankan kepentingan pemegang
saham.
Hasil penelitian menunjukkan
kepemilikan institusional berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap
kebijakan dividen perusahaan dengan hasil
pengujian KI bernilai negatif sebesar 0,080
dan nilai thitung sebesar -0,473 dengan
signifikansi 0,636 > 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh negatif terhadap
kebijakan dividen, Semakin tinggi
kepemilikan intitusional, maka akan
semakin kuat kontrol eksternal terhadap
perusahaan, sehingga mengurangi agency
cost dan perusahaan akan cenderung
membagikan dividen yang rendah. Tidak
signifikannya pengaruh kepemilikan
institusional terhadap kebijakan dividen
dalam penelitian ini diduga karena investor
institusional memiliki keinginan yang
berbeda dengan keinginan investor umum.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Lucyanda
dan Lilyana (2012), Djumahir (2009) dan
Aji dan Majidah (2018) yang menyatakan
kepemilikan institusional berpengaruh
negatif terhadap kebijakan dividen. Namun
hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rais dan
Santoso (2017), Pribadi dan Sampurno
(2012) yang menyatakan kepemilikan
institusional berpengaruh positif terhadap
kebijakan dividen.Tingkat kepemilikan
institusional yang tinggi berdampak pada
semakin baiknya kinerja manajemen guna
meningkatkan laba perusahaan karena
diawasi secara optimal oleh kepemilikan
institusional.
Temuan penelitian untuk hipotesis
ketiga pada penelitian dapat dilihat pada
Tabel 5 yang menunjukkan koefisien KA
bernilai negatif sebesar 0,052 dan thitung
sebesar -1,001 dengan signifikansi 0,318 >
0,05. Hasil menjelaskan bahwa
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
212
kepemilikan asing berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap kebijakan
dividen. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa hipotesis ketiga ditolak.
Nilai koefisien KA adalah sebesar
negatif 0,052, ini menunjukkan setiap
peningkatan kepemilikan asing sebesar 1
satuan, maka akan menurunkan kebijakan
dividen perusahaan manufaktur sebesar
0,052 pada periode 2013-2017 dengan
asumsi variabel lain dalam persamaan
regresi tetap.
Adanya kepemilikan saham oleh
investor asing dalam struktur kepemilikan
perusahaan-perusahaan manufaktur di
Indonesia tidak berpengaruh pada jumlah
dividen yang dibagikan. Tidak
signifikannya pengaruh kepemilikan asing
terhadap kebijakan dividen pada penelitian
ini diduga karena investor asing lebih
menyukai perusahaan menahan labanya
daripada membayarkannya sebagai
dividen sehubungan dengan adanya pajak
dividen yang tinggi, sehingga adanya
kepemilikan asing dalam struktur
kepemilikan perusahaan tidak
mempengaruhi besar kecilnya pembayaran
dividen yang dibayarkan. Hal ini konsisten
dengan tax differential theory. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa
kepemilikan asing tidak berpengaruh
signifikan pada kebijakan dividen, baik
dalam hal mendorong manajemen untuk
melakukan pembayaran dividen yang lebih
besar maupun lebih kecil.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Lucyanda
dan Lilyana (2012) yang menyatakan
bahwa kepemilikan asing tidak
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan
dividen. Sedangkan arah hubungan negatif
penelitian ini tidak mendukung penelitian
Chai (2010) Ullah et al. (2012) yang
menyatakan bahwa kepemilikan asing
berpengaruh positif terhadap kebijakan
dividen.
Hipotesis keempat dalam penelitian
ini adalah pertumbuhan leverage
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kebijakan dividen pada
perusahaan manufaktur. Pada Tabel 4
dapat diketahui bahwa koefisien DER
sebesar negatif 0,180 dan thitung sebesar -
3,880 dengan signifikansi 0,000 < 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa leverage
berpengaruh negatif terhadap kebijakan
dividen. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa hipotesis keempat diterima.
Nilai koefisien DER sebesar negatif
0,180, menunjukkan setiap peningkatan
kebijakan hutang sebesar 1 satuan, maka
akan menurunkan kebijakan dividen
perusahaan manufaktur sebesar 0,180
dengan asumsi variabel lain dalam
persamaan regresi tetap.
Hasil penelitian ini menunjukkan leverage
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kebijakan dividen perusahaan
dengan hasil pengujian DER sebesar -
0,180 dan thitung sebesar -3,880 dengan
signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil penelitian
ini sejalan dengan yang dilakukan oleh
Tanusdjaja (2019), Sari dan Surdjani
(2015) yang menyatakan leverage
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kebijakan dividen. Namun
berbeda dengan penelitian Lopolusi (2013)
bahwa kebijakan hutang berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap kebijakan
dividen.
Berdasarkan hasil tersebut,
menunjukkan bahwa banyaknya hutang
pada perusahaan manufaktur
menyebabkan nilai dividen menjadi
berkurang. Hal ini dikarenakan dana atau
kas yang dimiliki oleh perusahaan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
213
manufaktur digunakan untuk membayar
hutang yang ada. Semakin besar hutang
yang dimiliki perusahaan, maka dividen
yang dibayarkan ke pemegang saham itu
rendah. Hal ini akan berdampak
perusahaan memiliki kemampuan dalam
membagikan dividen yang rendah karena
perusahaan terbebani dengan biaya bunga
hutang yang tinggi sehingga pendapatan
yang diperoleh dapat dialokasikan kepada
pemegang saham dalam bentuk hutang.
Sehingga, pada penelitian ini ditemukan
bahwa jumlah hutang yang dimiliki
termasuk dalam faktor yang
mempengaruhi perusahaan manufaktur
dalam membuat kebijakan membagikan
dividen. Sehingga hasil penelitian ini
sesuai dengan yang dijelaskan dalam
pecking order theory bahwa semakin
tinggi nilai DER maka akan semakin
rendah nilai DPR. Artinya nilai hutang
yang semakin besar akan mempengaruhi
besar kecilnya jumlah laba bersih yang ada
untuk membayar dividen, dikarenakan laba
digunakan untuk membayar hutang
daripada membayar dividen.
Hasil yang didapat pada Tabel di atas
menunjukkan bahwa nilai koefisen ukuran
perusahaan SIZE bernilai positif 0,217 dan
thitung sebesar 2,339 dengan signifikansi
0,020 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kebijakan dividen.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipotesis kelima diterima.
Nilai koefisien SIZE bernilai positif
0,217, ini menunjukkan setiap peningkatan
ukuran perusahaan sebesar 1 satuan, maka
akan meningkatkan kebijakan dividen
perusahaan manufaktur sebesar 0,217
dengan asumsi variabel lain dalam
persamaan regresi tetap.
Hal ini dikarenakan ukuran
perusahaan merupakan faktor penting bagi
suatu perusahaan atau alat ukur dalam
pengambilan keputusan pembayaran
dividen kepada pihak pemegang saham
karena besar kecilnya perusahaan dilihat
dari total asset yang dimiliki oleh suatu
perusahaan. Perusahaan yang besar
cenderung membayarkan dividen lebih
tinggi dan stabil karena perusahaan besar
dirasa mampu menghasilkan laba yang
lebih stabil pula. Sedangkan, perusahaan
kecil akan memberikan pembayaran
dividen yang lebih rendah. Hal ini
dikarenakan laba yang dihasilkan akan
dialokasikan pada laba ditahan untuk
menambah aset dari perusahaan
Hal ini mengartikan bahwa semakin besar
ukuran suatu perusahaan manufaktur maka
semakin besar pula dividen yang akan
dibagikan. Perusahaan dengan ukuran
yang lebih besar memang memiliki potensi
memberikan dividen dalam jumlah yang
besar pula. Hal ini dapat dikatakan karena,
perusahaan memiliki aset yang bisa
digunakan untuk menghasilkan
keuntungan. Banyaknya aset tersebut bisa
meningkatkan profit pada perusahaan
manufaktur, sebagian dari laba yang
dihasilkan akan dialokasikan untuk
membayar dividen. Sehingga perusahaan
dengan ukuran besar dapat memberikan
dividen kepada pemegang saham pada
perusahaan manufaktur.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Menurut
Yusof dan Ismail (2016) Sudiyatno (2015)
menemukan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif signifikan terhadap
kebijakan dividen. Namun bertolak
belakang dengan penelitian Idawati dan
Gede (2014) menyatakan bahwa ukuran
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
214
perusahaan tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividen.
Uji F statistik pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel bebas
yang dimasukkan dalam model regresi
mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel terikat. Hasil uji F
dapat dilihat pada tabel
berikut:Berdasarkan Tabel 5 dapat
diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 4,735
dengan tingkat signifikansinya 0,000 <
0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan secara bersama-
sama antara variabel bebas terhadap
variabel terikat. Selain itu, dapat
disimpulkan bahwa model layak untuk
diuji. Pada penelitian ini hasil hasil uji
koefisien dteterminasi (R2) dapat dilihat
pada tabel 6. Berdasarkan Tabel di atas
dapat diketahui bahwa nilai adjusted R2
sebesar 0,056.
Hal ini berarti bahwa DPR
perusahaan manufaktur tahun 2013-2017
dapat dijelaskan oleh variabel bebas KM,
KI, KA, DER, dan SIZE adalah sebesar
5,6%. Sedangkan 94,4% ditentukan oleh
variabel lain yang tidak dianalisis dalam
penelitian ini.
PENUTUP
Dalam penelitian ini ditemukan hasil
penelitian secara parsial sebagai berikut:
1. Kepemilikan manajerial diukur
dengan menggunakan proksi KM
memiliki pengaruh negative dan tidak
signifikan terhadap kebijakan dividen
perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI tahun 2013-2017.
2. Kepemilikan institusional diukur
dengan menggunakan proksi KI
memiliki pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap kebijakan dividen
perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI tahun 2013-2017.
3. Kepemilikan asing diukur dengan
menggunakan proksi KA memiliki
pengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap kebijakan dividen
perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI tahun 2013-2017.
Tabel 4. Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.758 5 .552 4.735 .000a
Residual 35.994 309 .116
Total 38.751 314
Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .267a .071 .056 .34130
a. Predictors: (Constant), SIZE, KI, DER, KA, KM
Sumber: Data Diolah (2019
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
215
4. Leverage diukur dengan
menggunakan proksi DER memiliki
pengaruh negatif dan signifikan
terhadap kebijakan dividen
perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI tahun 2013-2017.
5. Ukuran perusahaan diukur dengan
menggunakan proksi SIZE memiliki
pengaruh positif dan signifikan
terhadap kebijakan dividen
perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI tahun 2013-2017.
Berdasarkan hasil penelitian yang
ditelah dipaparkan di atas, maka dapat
disampaikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan
menambah variabel baru dan tidak
mengacu pada penelitian sebelumnya
sehingga pengaruh variabel lain diluar
model dapat diungkap, dan juga
diharapkan dapat memperluas sampel
perusahaan dalam penelitian dan tahun
pengamatan agar dapat memperoleh
hasil yang optimal.
2. Bagi pihak manajemen perusahaan
sangat diharapkan agar lebih
memperhatikan pembagian dividen
kepada para pemegang saham. Hal ini
bertujuan untuk bisa menarik pihak
investor berinvestasi pada perusahaan
ketika perusahaan mengalami
kesulitan dana.
REFERENSI
Afza, T., dan Hammad H. Mirza. (2010).
Ownership structure and cash
flows as determinants of corporate
dividend policy in Pakistan.
International Business Research.
3(3)
Aharony, Joseph dan Itzhak Swary.(1980).
Quertely dividend and Earning
Announcement and stock holders
return: An Emperical analyzis. The
Jaornal of Finance. 15(1)
Aji, Syahid Haryo Bhismoko dan Majidah.
(2018). Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Kebijakan Hutang
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Dividen. e-Proceeding
of Management, 5(3)
Al-Malkawi, H.-A. N. (2007).
Determinants of Corporate Dividend
Policy in Jordan: An Application of
the Tobit Model. Journal of Economic
& Administrative Sciences, 23(2), 44–
70.
Al-Shubiri, F. N. (2011). Capital Structure
and Market Power: Evidence from
Jordanian Banks. Journal of
Chemical Information and Modeling,
9(3), 1689–1699
Bambang Riyanto. (2012). Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan.
BPFE.Yogyakarta
Black, F., & Scholes, M. (1974). The
Effects Of Dividend Yield And
Dividend Policy On Common Stock
Prices And Returns * Traditionally , It
Has Been Argued That A Corporation
Can Influence The Price Of Its Shares
By Changing Its Dividend Policy.
Journal of Financial Economics, 1,
1–22.
Chai, D. H. (2010). Foreign Corporate
Ownership and Dividends. CBR
Research Programme on Corporate
Governance., 401, 1–40.
Chasanah, A. N. (2008). Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Dividend
Payout Ratio ( Dpr ) Pada Perusahaan
Yang Listed Di Bursa Efek. 144.
Chen, J. . dan N. D. (2009). Determinants
of Dividend Policy: The Evidence
fromNew Zealand. International
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
216
Research Journal of Finance and
Economics, 34, 18–28.
Christiawan, Yulius Jogi dan Josua
Tarigan. (2007). Kepemilikan
Manajerial : Kebijakan Hutang,
Kinerja dan Nilai Perusahaan.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
9(1).
Damayanti, S., & Achyani, F. (2017).
Analisis Pengaruh Investasi,
Likuiditas, Profitabilitas,
Pertumbuhan Perusahaan Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Deviden Payout Ratio
(Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ).
In Riset Akuntansi dan Keuangan
Indonesia, 5(1), 51–62
Dewi, S. C. (2008). Pengaruh Kepemilikan
Managerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan Hutang,
Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal
Bisnis Dan Akuntansi, 10(1), 47–58.
Djumahir. (2009). Pengaruh Biaya Agensi,
Tahap Daur Hidup Perusahaan, dan
Regulasi terhadap Kebijakan Dividen
pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Manajemen
Dan Wirausaha, 11(2), 144–153
Embara, C. T., Wiagustini, N. L., &Badjra,
I. B. (2012). Variabel-Variabel Yang
Berpengaruh Terhadap Kebijakan
Dividen Seta Harga Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Manajemen,
Strategi Bisnis, Dan Kewirausahaan,
6(2), 119–129.
Farooque, O. A., Zijl, T. v., & Dunstan, K.
(2007). Ownership Structure and
Corporate Performance: Evidence
from Bangladesh. Asia-Pacific
Journal of Accounting &
Economics , 14 (02), 127-149.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS
(Ketujuh). Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Gill, A., Biger, N., & Tibrewala, R. (2010).
Determinants of Dividend Payout
Ratios: Evidence from United States.
The Open Business Journal, 3(1), 8–
14.
Gordon. 1962. Dividends, Earnings and
Stock Prices. Review of Economics
and Statistics (The MIT Press), 41
(2), 99–105.
Idawati, I., & Sudiartha, G. (2014).
Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
Ukuran Perusahaanterhadap
Kebijakan Deviden Perusahaan
Manufaktur di BEI. E-Jurnal
Manajemen Universitas Udayana,
3(6), 1604–1619.
Jaara, et al. (2018). The Determinant of
Dividend Policy for Non Financial
Companies in Jordan. International
Journal of Economics and
Financial Issues, 2018, 8(2), 198-
209.
Jaara, B., Alashhab, H., & Jaara, O. (2018).
The Determinants of Dividend Policy
for Non-Financial Companies in
Jordan. International Journal of
Economics and Financial Issues,
8(2), 198–209.
Jayanti, Ida Setya Dwi dan Ayu Febriyanti
Puspitasari. 2017. Struktur
Kepemilikan dan Kebijakan
Dividen Pada Perusahaan
Manufaktur Di Indonesia. The
Indonesian Journal Of Applied
Bussiness. 1(1)
Jozwiak, B. K. (2014). Determinant of
Dividend Policy: Evidence from
Polish Listed Companies. Procedia
Economics and Finance, 23, 473–
477.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
217
Juma’h, Ahmad. 2008. The Financial
Factors Influencig Cash Dividend
Policy : A Sample of U.S
Manufacturing Companies.
Intermetro Business Journal, 4(2)
Listyani, Theresia Tyas. 2003.
Kepemilikan Manajerial,
Kebijakan Hutang, dan
Pengaruhnya Terhadap
Kepemilikan Saham Institusional
(Studi pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta).
Jurnal Maksi, 3, 98-144.
Litzenberger, R.H. dan Ramaswamy, K.,
1982, The Effects of Dividens on
Common Stock Prices Tax Prices
or Information Effects. The Journal
Of Finance, 71(2)
Lopolusi, Ita. 2013. Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividen Sektor Manufaktir yang
Terdaftar di PT. Bursa Efek
Indonesia Periode 2007-2011.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya, 2(1)
Lucyanda, J., Lilyana. (2012). Pengaruh
Free Cash Flow Dan Struktur
kepemilikan terhadap Dividend
Payout Ratio. Jurnal Dinamika
Akuntansi, 4(2), 129-138.
Mardayati, U., Qothrunnada, & Kurnianti,
D. (2018). Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Struktur Aktiva,
Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Penjualan dan Profitabilitas
terhadap Kebijakan Utang pada
Perusahaan Sektor Aneka Industri
yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode 2012 –
2016. Jurnal Riset Manajemen
Sains Indonesia (JRMSI), 9(1),
105–124
Maskiyah, Intan & Eko Wahjudi (2013).
IDeterminan Dividend Payout Ratio
Pada Perusahaan Pertambangan Yang
Terdaftar DI BEI Periode 2008-2012.
Jurnal Ilmu Manajemen, 1(4), 996–
1009.
Mehrani,S.; M. Moradi; dan H. Eskandar.
(2011). Ownership Structure and
Dividend Policy: Evidencefrom
Iran. African Journal of Business
Management,5(17), 7516-7525.
Michael C. Jensen, W. H. M. (1976).
Theory Of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Costs And
Ownership Structure. Journal of
Financial Economics, 3(3), 305–360.
Miller, Merton dan Franco Modigliani.
1961. Dividend Policy, Growth,
and the Valuation of Shares. The
Journal of Business, 34(4), 411-
433.
Mirzaei, H. (2012). A survey on the
relationship between ownership
structure and dividend policy in
Tehran stock exchange. International
Conference on Management, Applied
and Social Sciences, 24(25), 327–
332.
Novianti, R. (2012). Kajian Kualitas Laba
Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEI. Accounting
Analysis Journal, 1(2), 1–6.
Nuhu, E., Musah, A., & Senyo, D. B.
(2014). Determinants of Dividend
Payout of Financial Firms and Non-
Financial Firms in Ghana.
International Journal of Academic
Research in Accounting, Finance and
Management Sciences, 4(3),109–118.
Nuringsih, Kartika. (2005). Analisis
Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kebijakan Hutang, ROA, dan
Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Dividen (Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa
Efek Indonesia 1995-1996). Jurnal
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
218
Akuntansi dan Keuangan
Indonesia, 2(2), 103-123.
Permana, Hendika Arga. (2016). The
Effect Of Leverage, Liquidity,
Profitability, Growth Companies
And Company Size On Dividend
Policy On Manufacturing
Companies Listed In Indonesia
Stock Exchange. Universitas
Negeri Yogyakarta.
Permana, Indra Surya, et al, (2018).
Pengaruh Profitabilitas, Leverage,
dan Kepemilikan Manajerial
terhadap Nilai Perusahaan Melalui
Kebijakan Deviden. Seminar
Nasional Multidisiplin.
Pramastuti, Suluh. (2007). Analisis
Kebijakan Dividen : Pengujian
Dividend Signaling Theory dan
Rent Extraction Hypothesis. Tesis.
Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
Pribadi, Anggit Satria dan R. Djoko
Sampurno. (2012). Analisis
Pengaruh Cash Position, Firmsize,
Growth Opportunity, Ownership,
dan Return on Assets Terhadap
Dividend Payout Ratio.
Diponegoro Journal Management,
1(1)
Prihantoro. 2003. Estimasi Pengaruh
Dividen Payout Ratio Pada
Perusahaan Publik Indonesia.
Jurnal Ekonomi & Bisnis, 1(8)
Rais, Bella Novianti dan H. F. S. (2017).
Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional,
Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Deviden. Jurnal
Ilmiah Manajemen Bisnis, 17(2),
111–124.
Republik Indonesia. (2010). Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
153/PMK.010/2010 tentang
Kepemilikan Saham dan
Permodalan Perusahaan Efek.
Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2010, No.425. Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Jakarta.
Sari, Komang Ayu Novita dan Luh
Komang Surdjani (2015). Pengaruh
Likuiditas, Leverage, Pertumbuhan
Perusahaan, Dan Profitabilitas
Terhadap Kebijakan Dividen Pada
Perusahaan Manufaktur Di BEI.
ISSN : 2302-8912
Sartono, Agus. 2001. Manajemen
Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi
4. Yogyakarta: BPFE.
Setiawan, M., Bernik, M., dan Sondari, M.
C. (2006). Pengaruh Struktur
Penelitian, Karakteristik
Perusahaan, dan Karakteristik Tata
Kelola Korporasi terhadap Kinerja
Perusahaan Studi Kasus pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta [laporan penelitian].
Bandung: Universitas
Padjadjaran.
Shleifer,A.;dan R. Vishny. (1986). Large
Shareholders and Corporate
Control. Journal of Political
Economy; 94, 461-488.
Steven, & Lina. (2011). Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kebijakan
Hutang Perusahaan Manufaktur.
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi,
13(3), 163–181.
Sudiyatno, S. W. B. (2015). Determinan
Kebijakan Dividend Perusahaan Non
Keuangan (Studi Bursa Efek
Indonesia Tahun 2009-2013). Jurnal
Bisnis Dan Ekonomi (JBE), 22(2),
171–187.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
219
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suharli, Michell. 2006. Studi Empiris
Mengenai Pengaruh Profitabilitas
Leverage, dan Harga Saham
Terhadap Jumlah Dividen Tunai.
Jurnal Maksi.
Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2007.
Pengaruh Struktur Kepemilikan
Saham, Leverage, Faktor Interen
dan Faktor Eksteren terhadap Nilai
Perusahan. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan. 9(1)
Sutrisno, 2003, Manajemen Keuangan
(Teori, Konsep, dan Aplikasi).
Edisi Pertama, Cetakan Kedua,
EKONISIA, Yogtakarta.
Sutrisno. (2001). Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi deviden
payment ratio. TEMA, 2(1)
Taman, Abdullah dan Bily A. Nugroho.
(2011). Determinan Kualitas
Implementasi Corporate
Governance pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2004–2008. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia.
11, 1-23.
Tarjo dan Jogiyanto Hartono. (2003).
Analisa Free Cash Flow dan
Kepemilikan Manajerial terhadap
Kebijakan Utang pada Perusahaan
Publik di Indonesia. Prosiding
Simposium Nasional Akuntansi VI,
Surabaya, 16–17 Oktober, 278–
295.
Tarjo. (2008). Pengaruh Konsentrasi
Kepemilikan Institusional dan
Leverage Terhadap Manajemen
Laba, Nilai Pemegang saham serta
Cost of Equity Capital. Simposium
Nasional Akuntansi XI. Pontianak
Ullah, H.; A. Fida; dan S. Khan. (2012).
The Impact of Ownership Structure
on Dividend Policy Evidence from
Emerging Markets KSE-100 Index
Pakistan. International Journal of
Business and Social Science. 3(9),
298–307.
Wahidahwati. (2002). Pengaruh
Kepemilikan Manajerial Dan
Kepemilikan Institusional Pada
Kebijakan Hutang Perusahaan:
Sebuah Perspektif Theory Agency.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,
5(1), 1-16.
Warsono. 2003. Manajemen Keuangan
Perusahaan. Jilid 1. Bayu Media
Publishing. Malang.
Winna, Hendang Tanusdjaja. (2019).
Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas
Dan Kebijakan Utang Terhadap
Kebijakan Dividen Pada
Perusahaan Manufaktur. Jurnal
Multiparadigma Akuntansi, 1(2),
523-532.
Wuisan, Felicia, Lukman, F. R. (2018).
Pengaruh Struktur Kepemilikan
Terhadap Kebijakan Dividen Pada
Perusahaan Manufaktur. Jurnal
Economia, 16(2), 119–141.
Yusof, Y., & Ismail, S. (2016).
Determinants of dividend policy of
public listed companies in
Malaysia. Review of International
Business, 4(10), 3346–3374.