Upload
lekhuong
View
227
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Berbicara tantang sejarah Klasis
Semau tidak bisa kita pisahkan
dari sejarah Klasis Kupang Barat.
Oleh karena Klasis Semau
merupakan Klasis Pemekaran dari
Klasis Kupang Barat. Tepatnya
tanggal 06 Juni 1996. Kebaktian
Pengukuhan dan Pengresmian
Pemekaran dilaksakan di jemaat
Getsemani Otan dihaidiri oleh
Pdt. Viktor Sioen, Sm.Th,(alm)
Pdt. Hengki Abineno, S.Th, M.Pd,
Pdt. Yahya Laukusa, S.Th,(alm)
Pdt. Yance Nayoan serta
beberapa Pendeta yang melayani
di Klasis Semau pada saat itu.
Kebaktian dipimpin oleh Pdt.
Yahya Laukusa, S.Th.(alm) Klasis
Semau dimekarkan dari Klasis
Kupang Barat dengan 5 jemaat
wilayah pelayanan yakni;
1. Jemaat wilayah Semau Utara,
(Pdt. Bernabas Bureni)
2. Jemaat Semau Tengah Utara,
(Pdt. Semuel Tamelan)
3. Jemaat Semau Tengah Selatan,
(Pdt. Cornelius Thomas Pong,
Sm.Th)
4. Jemaat Semau Selatan Timur,
(Pdt. Lado)
5. Jemaat Semau Selatan Barat.
(Pdt.Cornelis Tonmoh)
Ketua Klasis pertama adalah Pdt.
C. Th. Pong, SmTh dengan pusat
Klasis di Desa Bokonusan,
Kecamatan Semau. Berikut
susunan nama Pendeta yang
pernah menjadi Ketua Klasis
S e m a u s e s u a i p e r i o d e
pelayanannya:
1. Pdt. C. Th. Pong, SmTh (1996-
2000)
2. Pdt. Daniel Lasarus Rondo
(2000-2003)
3. Pdt. Semuel Tamelan, SmTh
(2003-2007)
4. Pdt. Thomas O. Hayr, STh (2007
-Nopember 2013)
5. Pdt. Ishak S. Selan, STh (Januari
2014-Januari 2016)
6. Pdt. Jois Ronald Tulle, S.Th
(2015-2019)
Pada saat Pdt. Semuel Tamelan
menjadi KPWK, pusat Klasis
dipindahkan ke Uitao sesuai
lokasi rumah dimana yang
bersangkutan tinggal. Setelah
Pdt . Thomas Hay r, S .Th
menggantikan Pdt. Semuel
Tamelan, maka pusat Klasis
berpindah lagi ke Uiasa dengan
menggunakan Pastori Jemaat Sonaf
Mole Uiasa sebagai sekretariat
karena pada saat itu Pdt. Thomas
Hayr juga masih melayani sebagai
Ketua Majelis Jemaat Sonaf Mola
Uiasa. Namun sejak periode
kepemimpinan Pdt. Ishak Selan,
S.Th dan Pdt. Jois Ronald Tulle,S.Th
sekeretariat Klasis dipindahkan
l a g i k e B a t u i n a n y a k n i
menggunakan rumah Sekretaris
Klasis Semau.
Susunan Penatua/Pendeta yang
pernah menjadi Sekretaris Klasis
Semau;
1. Pnt. Piter Pong (1996-2003)
2. Pdt. Thomas O. Hayr(2003-2007)
3. Pnt. Fredik Nope (2007-2011)
(alm)
4. Pnt. Adam Horisoan Bao (2011-
2015; 2015-2019)
Susunan Penatua/Pendeta yang
pernah menjadi Bendahara Klasis
1. Bpk. Yohanis Lumbaka (1996-
2007)
2. Pnt. Erwin D. Mola (2007-
sekarang)
Susunan anggota Tim Pembantu
KPWK dan anggota MK Non
Pendeta periode 2007 sampai
sekarang,
1.Pdt. Ishak Selan S.Th (2007-2011)
2.Pnt. Adam Horison Bao(2007-
2011)
3.Pnt. Lorens Hendrik (2011-2015)
4.Pnt. Frits Battuh (2011-2015)
5.Pnt. Simson Bislisin, S. PAK (2015-
2019)
6.Pnt. Dominggus Pallo (2015-2019)
7.Pnt. Dani Melkior Killa (2015-
2019)
8.Pnt. Hernimus Poto (2015-2019)
Sejak Klasis Semau berdiri sampai
sekarang belum ada tempat yang
tetap untuk dijadikan sebagai
Kantor Klasis sehingga pusat
pengelolaan administrasi sering
berpindah – pindah sesuai tempat
tinggal masing-masing Ketua Klasis
yakni Bokonusan, Otan, Uitao,
Uiasa dan Batuinan dengan
menggunakan Kantor atau Pastori
jemaat dimana Ketua Klasis
melayani. Sejak januari 2014
sampai sekarang sekretariat
Majelis Klasis bertempat di rumah
Sekretaris Klasis Semau
Klasis Semau awal mula masih
bergabung dengan Klasis Kupang
Barat terdiri dari dua Jemaat
wilayah yaitu Jemaat wilayah
Semau Utara dan Jemaat Semau
Selatan yang dilayani oleh satu
Pendeta yakni Pdt. Yusuf
Benyamin Buimau. Kemudian
Majelis Sinode menempatkan dua
Pendeta yakni Pdt. Ibrahim
Haking Laiskodat yang melayani
di Jemaat Semau Utara dan Pdt.
Lukas Maukari yang melayani di
Jemaat Semau Selatan. Setelah
Pdt. Ibrahim H. Laiskodat
mengikuti pendidikan ABRI maka
Pdt. Semuel Tamelan ditempatkan
oleh Majelis Sinode untuk
melayani Jemaat wilayah Semau
Utara. Dari sisni ada uapaya
pemekaran dan penempatan
pendeta hingga tahun 2005 Klasis
Semau sudah memiliki 5 jemaat
wilayah dan 1 jemaat mandiri,
yakni jemaat wilayah Semau
Utara, Semau Tengah Utara,
Semau Tengah Selatan, Semau
Selatan Timur, Jemaat Semau
Selatan Barat dan Jemaat Sinar
Allah Pahlelo.
Perkembangan dari tahun 2005
sampai sekarang Klasis Semau
memiliki 10 jemaat mandiri dan 7
jemaat bermata jemaat (statistik
terlampir) yang dilayani oleh 17
0rang pendeta. Untuk jumlah
anggota jemaat seluruhnya
sebanyak : 10.628 orang (data
2014) yang tersebar di 31 mata
jemaat/gereja.
Klasis Semau Dalam Rentangan Sejarah Dari Redaksi
Syalom .....!!!
Puji dan syukur kepada Allah Bapa di Sorga dan kepada TuhanYesus Kristus atas perkenannya sehingga NEWSLETTER Klasis Semau edisi perdana dapat terbit dan menyapa kita dibulan ini.
Klasis Semau telah lama merindukan adanya sebuah media informasi pelayanan yang dapat menjadi sarana penyebarluasan informasi kepada seluruh jemaat GMIT di Klasis Semau. oleh karena itu dengan diterbitkannya NEWSLETTER Klasis Semau ini, diharapkan tidak hanya akan menjawab kebutuhan informasi pelayanan antar jemaat-jemaat GMIT, tetapi juga menjadi media yang dapat dipakai oleh para pelaku pelayanan dan warga jemaat untuk membiasakan diri “menulis apa yang dikerjakan dan mengerjakan apa yang ditulis.”
Kami sadar sajian kami pada edisi perdana ini, jauh dari kesempurnaan dan belum menjawab semua kebutuhan jemaat-jemaat. Oleh karena itu kritik dan saran yang korektif dari semua pihak, kami butuhkan guna penyempurnaan kedepan.
Kami juga mengucapkan selamat memasuki dan merayakan minggu-minggu sengsara Tuhan Yesus tahun 2017, kiranya paradigma, motivasi dan komitmen pelayanan kita terus di baharui untuk tetap setia melayani sesuai talenta yang kita miliki.
Akhirnya tim mengucapkan selamat membaca newsletter Klasis Semau edisi ini. Kiranya media ini menjadi berkat bagi kita semua. Salam Damai dalam Kasih Tuhan Yesus. Boablingin !!!
Newsletter Klasis Semau
Y E S U S K R I S T U S A D A L A H T U H A N
Maret 2017
Edisi Pertama
Penanggung-jawab
Majelis Klasis Harian Semau
Redaktur Utama
Pnt. Adam Horison Bao
Pemred
Pdt. Yulius Mau Wadu, S.Th
Editor
Pdt. Yulius Mau Wadu, S.Th
Pdt. Milson Nenotek, S.Th
Pdt. Yanwart Lobo, S.Th
Pdt. Arly de Haan, M.Si
Design Layout
Pdt. Yulius Mau Wadu, S.Th
Distributor
Para KMJ Se-Klasis Semau
Page 2 Newsletter Klasis Semau
Pendidikan
2000 – 2005 :
Fakultas Theologi - UKAW Kupang
1997 – 2000 :
SMU N 1 Pantai Baru
1994 – 1997 :
SLTP N 1 Pantai Baru
1989 – 1994 :
SD N Olafulihaa
1988 – 1989 :
TK Olafulihaa
Perjalanan Masa Pelayanan
1 Juli - 15 Agustus 2003 : Menjalani masa Studi Kerja Lapangan (SKL) di Jemaat Paulus Fatuloki/Oemolo Honuk, Klasis Amfoang Utara
1 Juli – 31 Agustus 2004 : Menjalani masa Collegial Pastoral (CP) di Jemaat Bait El – Lili, Klasis Fatuleu Barat
Menamatkan Studi S1 pada tahun 2005 dengan judul Skripsi : BP PEMUDA GMIT, Suatu Studi Evaluatif Theologis Terhadap Kinerja BP Pemuda GMIT periode 2000 – 2004
April 2007 – September 2008 : Menjalani Masa Vicariat di Jemaat Liae Barat, Klasis Sabu Timur
14 Desember 2008 : Ditahbiskan Menjadi Pendeta GMIT di Jemaat Pniel – Koro oto, Klasis Amarasi Timur
7 Januari 2009 : Diangkat Menjadi Ketua Majelis Jemaat Semau Selatan Bar-at yang terdiri dari 7 mata jemaat Yaitu Bait El – Uitiuh Tuan, Bitinia – Naok, Arit – Kaisalun, Eklesia – Amadoke, Kanaan – Akle, Getsemani – Ingudapa, dan Sonaf lahing – Naikean
1 Desember 2011 : Diangkat menjadi Ketua Majelis Jemaat Bait El – Uitiuh Tuan, Klasis Semau
13 November 2015 : Terpilih Menjadi Ketua Majelis Klasis Semau Periode 2015 – 2019
7 Januari 2016 : Serah Terima Jabatan Ketua Majelis Klasis Semau Periode 2011 – 2015 dari Pdt. Ishak Susten Selan, S.Th Kepada Ketua Majelis Klasis Semau Periode 2015 – 2019 Pdt. Jois Ronald Tulle, S.Th
11 September 2016 : Serah Terima Jabatan Ketua Majelis Jemaat Bait El – Uitiuh Tuan kepada Pdt. Aksamina Selly, S.Th
Curriculum Vitae
Nama : Pdt. Jois Ronald Tulle, S.Th
Jenis Kel : Laki-laki
Alamat : Ds. Uitiuh Tuan, Kec. Semau Sel, Kab. Kupang
TTL : Rote, 10 Oktober 1982
Status : Menikah
Agama : Kristen Protestan
No. HP : 085238792337
Nama Istri : Gevilawati Tulle-Pandie
P D T . J O I S R O N A L D T U L L E , S . T H
Page 3
S udah begitu lama saya menyimpan sebuah kerinduan di
dalam hati saya tentang Nusa Bungtilu. Kerinduan itu
adalah saya ingin disuatu saat nanti saya dapat menceritakan
sesuatu kepada teman-teman saya tentang Pulau dimana saya
dilahirkan dan dibesarkan dalam sebuah tulisan sederhana.
Paling tidak hal itu sebagai wujud kecintaan saya terhadap
Tanah Kelahiran saya sekaligus sebagai apresiasi saya
terhadap semua kekayaan alam dan budaya yang ada di tanah
Nusa Bunga Tilu. Saya sadar bahwa tulisan ini belum
mengakomodasi semua hal mengenai sejarah dan berbagai
cerita tentang Pulau Semau.
Namun paling tidak tulisan ini membuka ruang bagi kita
semua untuk mulai mengggali kekayaan nilai kearifan loksal
atau potensi yang ada di Pulau Bungtilu dalam bentuk tulisan.
“BUNGTILU SEBAGAI RUMAH YANG RAMAH DAN
HARMONIS.....RUMAH MASA KINI DAN MASA DEPAN.”
Itulah judul yang saya berikan terhadap tulisan ini.
Asal Mula Nama Bungtilu;
Bungtilu adalah nama yang mungkin agak asing bagi kebanyakan orang
karena nama itu tidak selalu dipakai untuk menyebut Pulau yang
besebelahan dengan ibu kota propinsi NTT yakni Kota Kupang. Bagi orang
Semau asli nama itu memang tidak asing terutama generasi tahun 80an
kebawah. Tetapi bagi generasi muda angkatan sekarang mungikn saja banyak
diantara mereka yang tidak mengenal nama itu. Pada hal nama Bungtilu
adalah nama lain dari Pulau Semau. Asal kata Bungtilu adalah “Bunga Tilu”
atinya “Kapas Tiga Warna.”
Konon ceritanya dulu di Pulau Semau pernah tumbuh disebuah kampung
yang bernama NOKNAI, sebuah tanaman yang memiliki tiga warna bunga
yakni warna Putih, warna Kuning dan warna merah. Dari “Bunga Tilu” (kapas
tiga warna) itulah, oleh masyarakat Suku Helong pada saat itu, Tanaman itu
diberi nama “BUNGA TILU.” Bunga Tilu adalah tanaman kapas yang tumbuh
pada saat itu, dan pada musinnya tanaman itu mengeluarkan tiga warna
kapas dari buahnya. Dari bunga(kapas) tiga warna itulah nenek moyang orang
Semau mengambilnya dan memintalnya menjadi benang serta ditenun
menjadi kain adat orang Helong yang menjadi simbol identitas kebudayaan
adat istiadat masyarakat suku Helong di Bungtilu atau Pulau Semau sampai
saat ini.
NOKNAI adalah sebuah perkampungan kecil yang terletak disebelah timur
kampung yang bernama “Kulun” di Desa Uiasa atau sekitar 1,5 km dari
Kantor Desa Letbaun. Menurut para penutur, yang pertama tinggal di
Kampung NOKNAI adalah nenek moyang dari keluarga Putislulut sebagai
salah satu keluarga tertua yang pertama menginjakan kaki di Pulau Semau,
Sehingga yang pertama kali menemukan tanaman bunga Tilu adalah nenek
moyang dari keluarga Putislulut
Kini keluarga Putislulut hanya tersisa 4 kepala keluarga yang bermukim di
kampung Uitimus, Desa Bokonusan (2 KK) dan kampung Baitani, Desa
Batuinan(2 KK). Secara geografis Pulau Semau terletak di perairan sebelah
barat Pulau Timor yakni sebelah barat Kota Kupang. Secara administratif
wilayah Pulau Semau terdiri dari dua wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan
Semau dan Kecamatan Semau Selatan.
Jarak tempuh dari Kupang ke Semau atau Bungtilu tidak begitu jauh dan
hanya memakan waktu15 sampai 30 menit untuk bisa tiba di Pelabuhan
Hansisi(Haengsisi). Luas wilayah Pulau Semau adalah 248,66 km2. Garis
panjang Pulau Semau dari utara sampai selatan adalah 53 km. Jumlah
penduduk yang menghuni Pulau ini adalah 14.369 jiwa yang tersebar di 14
Wilayah pemerintahan Desa dan 2 wilayah Kecamatan.
Di Pulau ini banyak masyarakat yang hidup selayaknya masyarakat di
Pulau-pulau lainnya di NTT bahkan . Di Pulau ini banyak masyarakat yang
datang beradu nasib untuk menyambung hidup. Ada yang dari Rote, Sabu,
Alor, Timor, Flores, Sumba, Jawa, Bali dan lain sebagainya. Banyak dari
mereka datang ke Pulau ini sebagai Pedagang, atau karena tugas sebagai
guru, staf pemerintah dan TNI/POLRI. Banyak juga dari mereka datang
karena perkawinan sehingga mereka sudah begitu menyatu dengan
mmasyarakat Semau.
Pulau Semau memiliki banyak cerita indah tentang bagaimana
membangun persaudaraan. Masyarakat asli yakni suku Helong
memiliki filosofi budaya yang kuat melalui syair lagunya “sisit
muti banan ne baut ana len lai, soleng-soleng auk deken ta auk
maa len kon.” Secara umum syair ini meiliki arti bahwa orang
semau sangat terbuka dan mau menerima siapa saja untuk
menjadi saudara dan sahabat dalam kehidupannya. oleh sebab
itu syair diatas juga mengandung makna tentang bagaimana
orang semau sangat kuat untuk merawat nilai – nilai cinta kasih
dan memupuk persaudaraan seperti yang Tuhan Yesus ajarkan.
Masyarakat Pulau Semau sangat mengahrgai keberagaman
tanpa mempersoalkan latar belakang suku agama dan budaya.
Mungkin saja ada orang yang meragukannya tetapi banyak
cerita indah telah mengukir kisah hidup orang - orang yang
pernah bertugas dan melayani di Pulau ini, baik itu sebagai
guru, Pegawai Negeri Sipil, TNI/POLRI atau sebagai pendeta.
Banyak dari mereka pulang dengan kesan positif. Ada yang billang “ Pulau
Semau adalah rumah yang nyaman, ramah dan harmionis......Rumah Masa kini
dan Masa depan” Tidak merasa berada di negeri orang namun seoerti berada
di negeri(rumah) sendiri karena mereka dapat hidup bagaikan keluarga dalam
satu rumah.
Orang Semau juga sangat menjujung tinggi nilai-nilai tolenransi, bagi
masyrakat Pulau Semau perbedaan adalah anugerah Tuhan sehingga
perbedaan selalu dipakai sebagai kekayaan untuk saling menopang dan
melayani bukan sebagai ancaman perpecahan. Hal itu terlihat dari kehidupan
para pelayan yang melayani di setiap jemaat. Baik yang bernaung di payung
GMIT maupun yang berada di gereja denominasi lain. Semua dapat hidup,
berbaur dan melayani bersama dengan rukun.
Berbicara tentang Nusa Bungtilu, adalah berbicara juga tetang potensi
sumberdaya alamnya yang berlimpah. Sebut saja Potensi pertanian,
peternakan, pariwisata dan perikanan - kelautan dll. Pulau Semau adalah
salah satu daerah penyuplai hasil pertanian bagi masyarakat di kota
Kupang. hasil yang paling menonjol disektor pernaian adalah bawang merah,
lombok,tomat jagung pipil dan sayur-sayuran dalam berbagai jenis yang
memiliki kwalitas yang sangat baik. Hal itu terbukti dari minat pasar yang
tinggi dan pengakuan teman-teman dari perusahan perbenihan beberapa
tahun lalu ketika penulis mengikuti pendidikan penerapan teknologi budidaya
pertanian yang modern di Kabupaten Purwakarrta-Jawa Barat 2011 lalu.
Putranta Karo Karo (direktur Panah Merah wil. NTT) ketika berkunjung ke
Semau pada awal tahun 2011, mengakui keunggulan kwalitas hasil pertanian
dari Pulau Semau.
Sayangnya potensi ini belum sepenuhnya dikekola dengan pola yang tepat.
Pemerintah mesti melihat hal ini sebagai potensi utama yang dapat
mengerakan perekonomian serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Semau. Apalagi dengan adanya alokasi Dana Desa (DD) yang jumlahnya
mencapai miliaran rupiah pada setiap Desa, maka pembangunan
infrasterukrur pertanian juga harus menjadi prioritas utama. Memang ada
program unggulan Pemerintah Kabupaten Kupang pada sektor ini dengan
nama “Taman Eden.” Implementasinya adalah mewajibkan semua Desa
menanam tanaman produktif di lokasi khusus. Namun seperti yang kita
ketahui bersama bahwa sampai saat ini masih ada banyak lokasi “taman
eden” khususnya di Semau yang masih kosong. Entah apa kesulitannya,
tentu perlu penelusuran yang lebih jauh. Tetapi menurut hemat saya salah
satu masalah utama adalah ketersediaan infrastruktur yang belum memadai
dan keterbatasan SDM. Sebagai masyarakat kita berharap program ini tidak
menjadi mubasir alias gagal melainkan dapat berhasil untuk menciptakan
sonasi percontohan bagi masyrakat guna menggairahkan minat petani
sekaligus mentransformasi pola pikir dan pola budidaya yang masih
tradisional kepada pola budidaya modern.
Pada sektor peternakan, Pulau Semau memiliki ternak yang tidak kalah
jumlah dan mutu jika dibanding dengan tempat lain di NTT. Sebut saja ternak
sapi bali, kambing,ayam kampung. Hasil perternakan dari Pulau Semau juga
memberi sumbangan yang besar terhadap kebutuhan daging segar di Kota
Kupang. termasuk pada musim tertentu dapat mensuplai kebutuhan
beberapa kota di pulau Jawa.
Pnt. Adam Horison Bao
Sekretaris Majelis Klasis Semau 2011-2019
BUNGTILU
RUMAH YANG RAMAH DAN HARMONIS..... RUMAH MASA KINI DAN MASA DEPAN
Page 4 Newsletter Klasis Semau
Kajian akademis dari beberapa universitas di Kota Kupang
menunjukan bahwa kedepan Pulau Semau memiliki peluang yang
sangat strategis untuk mengembangkan usaha ekonomi di sektor
ini. Sebab tingkat kepadatan penduduk di Kota Kupang semakin
tinggi serta perluasan pemukiman modern juga semakin mencul di
berbagai sudut kota. Di satu sisi, hal ini tentu akan berdampak
pada terbatasnya lahan usaha pertanian peternakan tetapi pada
sisi yang lain, dengan adanya peningkatan populasi penduduk di
kota, maka kebutuhan konsumsi masyarakat Kota Kupang
semaikn meningkat setipa tahun. Disinilah peluang ekonomi
masyarakat Pulau Semau. kedepan menurut hemat saya bukan
lagi produk yang akan mencari pasar, tetapi pasar yang akan
mencari produk.
Hal utama yang perlu dipersiapkan adalah tiga aspek yakni; 1)
SDM, 2) inovasi peningkatan produks,i 3) kwalitas produksi. Tiga
aspek ini sangat penting oleh sebab kita tidak bisa menutup mata
terhadap persaingan ekonomi yang semakinn terbuka. Fakta
menunjukan bahwa karena keterbatas pada tiga aspek yang
disebutkan diatas, maka peluang pasar yang terbuka lebar bagi
masyrakat NTT khususnya Pulau Semau justru diiambil oleh para
pelaku usaha dari luar NTT.
Mengapa demikian, menurut saya karena peroduksi kita tidak
menjawab kebutuhan. Oleh sebab itu ketika kita berbicara tentang
bagaimana cara menjawab hasil kajian akademis diatas, maka
kata kuncinya adalah “kesiapan SDM dan peningkatan hasil
produksi.” Dengan demikian kita tetap memiliki posisi tawar yang
kuat. Disinilah membutuhkan peran semua pihak; pemerintah,
gereja dan masyarakat itu sendiri untuk melakukan edukasi dan
inovasi yang lebih baik.
Pada sektor parawisata, Pulau Semau memiliki banyak tempat
wisata yang cantik dan jelita. Sebut saja tempat wisata Pantai
Liman di desa Uitiuhtuan, Kecamatan Semau Selatan yang kini
menjadi ikon masyrakat Pulau Semau. mungkin bagi sebgian
orang, kepuasan berkunjung ke Semau menjadi terasa lengkap
kalau sudah sampai di Pantai Liman. Sehingga bagi masyrakat di
luar Semau ketika menyebut nama Pulau semau, maka yang
pertama akan mmucul di benak adalah Pantai Liman. (asal mula
Liman akan diulas pada kesempatan terpisah)
Awalnya orang menganggap tempat ini biasa-biasa saja. Tetapi
belakangan pantai Liman semakin ramai dikunjungi wisatawan,
baik itu wisatawan dari luar negeri maupun dari dalam negeri dan
khususnya daerah kota Kupang dan sekitarnya. Di tempat ini
banyak dari para wisatawan yang berkunjung tidak akan
melewatkan moment untuk mengabadikan kehadiran mereka
dengan foto-foto bersama entah dengan keluarga, teman dan
pacar. Pantai Liman terlihat cantik karena memilki pemandangan
yang indah ketika berada di puncak bukit Liman. Suatu
pemandangan yang sangat memanjakan mata para pengunjung.
Tapi sayangnya sampai saat ini, tempat ini belum dikelola dan
ditata dengan baik alias masih minim fasilitas. Entah di tangan
siapa tempat ini harus ditata menjadi objek wisata yang nyaman,
mungkin pemangku kepentinganlah yang akan menjawabnya
nanti.
Objek pariwisata di Pulau Semau tidak hanya di Pantai Liman
tetapi juga ada beberapa tempat lainnya yang tidak kalah
indahnya. Ada wisata pantai yang indah di Batuinan, Otan, Onan
Balu, Uiasa. Pasir putih di garis pantai yang oanjang dapat
menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Teman-teman
dari Bali, Jakarta, Amerika, Australia, Pilipina ketika berkunjung
ke Batuinan dan Onan Balu, cukup mengagumi keindahan
Pantai dibeberapa tempat tersebut. “semau bisa jadi Bali ke dua di
NTT” kata mereka. Pulau Semau sebenarnya memiliki potensi
agrowisata di bebrapa tempat apabila ditata dan dikembangkan
dengan baik seperti Lahan pertanian di Halak-Desa Uitao, dan
Taman Gisi di Desa Otan, lahan pertanian di Uitiuhtuan dan lain
sebagainya..
Kawasan pesisir dan laut adalah sumber daya ekonomi yang
penting dan strategis yang diberikan Tuhan untuk kemandirian
jemaat-Nya. Karena itu kita berharap pemerintah terus
memberikan perhatian khusus untuk pengembangan wilayah
pesisir dan laut. Memberdayakan masyarakat nelayan yang miskin
dengan insentif peralatan tangkap, pelatihan dan akses pasar yang
memadai. Jemaat diharapkan agar berperan aktif menjaga
kekayaan laut dengan tidak merusak biota laut dengan cara
potasium dan pengeboman ikan termasuk pengrusakan tanaman
manggrov didaerah pesisir. Tidak ada lagi yang kita banggakan di
masa yang akan datang apabila kita merusak alam kita hari ini
hanya karena “keserakahan yang tidak terkendalikan” serta
“kebuasan yang tidak terpuaskan.” Disinilah kita membutuhkan
peran aktif semua pihak (kepolisian dan TNI, pemerintah desa
serta masyarakat agar sungguh-sungguh memerangi kejahatan
pengeboman ikan dilaut oleh oknum yang tidak bertanggung
jawab. Masyarakat pesisir harus membangun kerjasama informasi
yang baik dengan pihak keamanan(polisi, TNI) agar jika melihat
ada aktifitas kejahatan segera melaporkannya untuk ditangani
sesuai undang-undang yang berlaku. Tugas kita bukan saja untuk
mengambil dan menikmati hasil laut, tetapi juga masyarakat
punya tanggungjawab iman untuk menjaga kekayaan laut sebagai
anugerah Tuhan dan sumber kehidupan bagi manusia.
Bungtilu rumah yang Ramah dan harmonis....Rumah Masa Kini
dan Masa Depan adalah dambaan setiap orang yang ada di Pulau
ini. Keramahan dan keharmonisan itu tidak hanya dibutuhkan
oleh manusia saja. Namun juga dibutuhkan oleh segenap ciptaan.
Oleh karena itu filosofi kebudayaan orang Bungtilu(Semau) kiranya
menjadi spirit yang menjiwai seluruh aktifitas masyarakat di Pulau
ini. Potensi Pertanian, Peternakan, Perikanan-Kelautan, Pariwisata
bukan sekedar cerita masa kini, tetapi biarlah akan menjadi
harapan masa depan bagi Nusa Bungtilu. Karena itu perilaku
yang ramah dari masyrakat kita terhadap orang lain termasuk
alam harus terus dipertahankan. Sebab bicara pariwisata bukan
hanya bicara tentanng objeknya, tetapi kenyamanan juga menjadi
aspek yang sangat penting.
Memelihara relasi persaudaraan adalah tugas kita semua.
Menjaga keberagaman adalah Perjuangan kita semua. Hanya
dengan begitu kita dapat menghidari diri dari ketegangan akibat
isu sosiologis dan primordial. Ini akan menjadi modal utama untuk
terus mengelola dan memaksimalkan potensi yang dimilki di Pulau
ini demi menggapai masa depan yang lebih baik. Gereja harus
tampil untuk terus memperjuangkan nilai-nilai persaudaraan yang
dilandasi dengan cinta kasih yang tulus agar Nusa Bungtilu akan
tetap menjadi Rumah yang nyaman dan harmonis.....rumah masa
kini dan masa depan bagi semua orang. (ahb)
Page 5
Inspiring Story
RENUNGAN
yang didapatkan oleh Ahab adalah murka dan
penghukuman Allah.
Pengalaman Ahab ini menunjukkan bahwa keinginan yang tidak terkendali hanya mem-berikan rasa tenang dan kepuasan yang palsu; hal itu hanya membuat hidup kita semakin sulit. Oleh karena itu kita perlu membedakan dengan hikmat Tuhan mana yang merupakan keinginan dan mana yang merupakan kebu-tuhan. Keinginan haruslah dikendalikan dengan baik; jangan sampai keinginan yang mengendalikan kita. (ymw)
Terkadang kita sulit untuk membedakan antara keingi-
nan dan kebutuhan. Ada saat
di mana keinginan yang
dipandang sebagai kebu-
tuhan sehingga diutamakan
sedangkan kebutuhan malah
diabaikan. Keinginanlah yang
menguasai pikiran kita dan
mengendalikan kita. Hal ini
bisa membuat kita menjadi
jahat dan tidak terkontrol.
Inilah yang dialami oleh Ahab ketika ia mengalami kega-
lauan yang luar biasa karena
ditegur nabi Tuhan (dalam
pasal sebelumnya). Kegalauan itu sedikit
terobati ketika melihat kebun anggur
Nabot. Hal ini melahirkan keinginan untuk
memilikinya padahal yang ia butuhkan
adalah rasa nyaman dan tenang. Kedua
hal ini tidak bisa ia
dapatkan karena per-
ilaku kehidupannya yang
melawan Tuhan.
Ketenangan dan kenya-
manan sebenarnya bisa
terwujud dengan berto-
bat dan membangun
hubungan dengan Tu-
han; bukan dengan
merebut kebun anggur
Nabot.
Ketidakmampuannya
mengendalikan keingi-
nan ini telah melahirkan
fitnah yang kejam ter-
hadap Nabot. Fitnah ini menjurus pada
pengadilan yang tidak adil dan hukuman
mati yang keji bagi Nabot. Namun,
mendapatkan kebun anggur Nabot tern-
yata tidak menenangkan hatinya karena
Wortel, Telur, atau Biji Kopi?
Seorang wanita muda datang ke rumah
ibunya dan menceritakan kepada ibunya
tentang hidupnya, dan bagaimana segalan-
ya terasa begitu berat. Ia tidak tahu harus
berbuat apa dan ingin menyerah. Dia telah
lelah berjuang dan berusaha, seakan-akan
satu masalah baru selesai, namun timbul
masalah lainnya.
Ibunya mengajaknya ke dapur. Ia mengisi
tiga panci dengan air. Pada panci pertama,
ia menaruh wortel. Pada panci kedua, ia
menaruh telur dan pada panci ketiga ia
menaruh biji kopi. Ia membuat air pada
ketiga panci itu mendidih tanpa berkata
sepatah pun. Sekitar dua puluh menit
kemudian, ia mematikan api kompor. Ia
mengangkat dan meletakkan wortel pada
sebuah mangkuk. Ia juga meletakkan telur
dan biji kopi masing-masing pada sebuah
mangkuk. Ia menengok kearah anaknya
dan berkata, “Katakan kepadaku apakah
yang kamu lihat?” Si anak menjawab,
“Wortel, telur, dan biji kopi.” Ia mendekati
si anak dan menyuruhnya
memakan wortel dan telur
serta meminum kopi tersebut.
Si anak memakan wortel
kemudian mendapatkan wor-
tel telah menjadi lunak dan
lemah. Ia juga mendapatkan
telur yang dimakannya kulit
luarnya menjadi mudah
pecah, tetapi bagian dalamnya mengeras.
Hal unik didapatinya pada biji kopi. Ketika
biji kopi ditempatkan dalam air mendidih,
biji kopi mengubah warna dan rasa dari air
tersebut.
“Yang mana sama dengan kamu?” Tanya si
si ibu kepada anaknya, “Saat pencobaan
dan kesengsaraan menghampirimu,
bagaimana tanggapanmu? Apakah kamu
menjadi sebuah wortel, sebutir telur, atau
sebutir biji kopi?”
Pikirkanlah hal tersebut: Yang manakah
saya? - Apakah saya seperti wortel yang
kelihatan kuat, tetapi saat
kesakitan dan pencobaan da-
tang, saya menjadi lunak dan
kehilangan kekuatan? - Atau
saya seperti telur yang mula-
mula memiliki hati yang lembut,
tetapi saat kesakitan dan penco-
baan datang, hati saya menjadi
keras dan kaku. - Atau saya
seperti biji kopi? Biji kopi mengubah air
panas, suatu keadaan yang menyakitkan.
Ketika air menjadi panas, biji kopi melepas-
kan rasa dan keharumannya. Jika anda sep-
erti biji kopi, ketika keadaan menjadi sangat
buruk, anda akan menjadi lebih baik dan
mengubah situasi di sekitar anda.
Bagaimana engkau menangani pencobaan
dan kesengsaraanmu? Seperti wortel, telur,
a t a u b i j i k o p i ? ( A n o n i m )
Copyright 100 Renungan Populer Sepanjang Masa - Chandra Suwondo (ymw)
Mengendalikan Keinginan (1 Raja-raja 21 : 1 – 16 )
DAFTAR SETORAN TANGGUNGAN JEMAAT KLASIS SEMAU BULAN FEBRUARI 2017
Page 6 Newsletter Klasis Semau
NAMA JEMAAT
RINCIAN DARI SETORAN
KET 10% Rutin 10% Pemb 2% Pddkn JUMLAH
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Jemaat Tunggal
1 Sonaf Mole – Uiasa
2 Bait’el – Uitiuh Tuan 972,000 190,000 1,162,000 Januari
3 Sinar Allah – Pahlelo
4 Imanuel – Buhun 255,000 255,000 Desember
5 Pniel – Batuinan 720,000 58,000 144,000 922,000 Januari
6 Getzemani – Otan 1,589,000 55,000 308,000 1,952,000
7 Sonaf Neka – Huilelot
8 Ebenhaezer – Ingutomo
9 Eklesia – Piaklain 850,000 850,000 Desember
10 Silo – Onan Sila 450,000 89,500 539,500 Januari
JUMLAH 4,836,000 113,000 731,500 5,680,500
Jemaat Wil. Semau Utara
11 Emaus – Tutun 356,600 71,800 428,400 Januari
12 Tiberias – Koblain 432,000 86,400 518,400 Desember
JUMLAH 788,600 158,200 946,800
Jemaat Tiga Sobat
13 Rehobot – Kauan 198,800 198,800 Desember
14 Omega – Oesemuk 50,800 50,800 Desember
15 Sonaf Abut – Holain 100,000 100,000 Desember
JUMLAH 349,600 349,600
Jemaat Wil. Semau Tengah Utara
16 Elim – Sialain 563,000 563,000 Desember
406,000 406,000 Januari
17 Elim – Uitao 244,000 244,000 Januari
18 Ora et Labora – Uitao
19 Pokok Anggur – Uinao 92,000 92,000 Januari
20 Rehobot – Katabak
JUMLAH 1,305,000 1,305,000
Jemaat Wil. Ko Dael Mesa
21 Imanuel – Onan Balu 476,250 95,250 571,500 Januari
22 Sesawi – Uiamlasi 225,000 45,000 270,000 Januari
JUMLAH 701,250 140,250 841,500
Jemaat Wil Semau Selatan Timur
23 Elim – Uitiuh Ana 210,000 20,000 230,000 Desember
210,000 20,000 230,000 Januari
24 Eden – Amanamang 260,000 60,000 320,000 Desember
285,000 40,000 325,000 Januari
25 Mahanaim – Tuapalu 100,000 20,000 120,000 Desember
200,000 40,000 240,000 Januari
JUMLAH 1,265,000 200,000 1,465,000
Jemaat Wil. Semau Selatan Barat:
26 Bitinia – Naok 301,450 301,450 Januari
27 Kanaan – Akle 280,000 280,000 Januari
28 Getzemani – Ingudapa 261,000 261,000 Januari
29 Sonaf Lahin – Naikean 214,300 214,300 Januari
JUMLAH 1,056,750 1,056,750
Jemaat Wil. Semau Selatan
30 Arit – Kaisalun 445,000 445,000 Desember
393,000 393,000 Januari
31 Eklesia – Amadoke 265,000 265,000 Desember
315,000 315,000 Januari
JUMLAH 1,418,000 1,418,000
TOTAL.(1,II,III,IV,VII,VIII,) 10,931,600 113,000 1,229,950 12,274,550
Sek. Kom. Keuangan
Pdt.Rebeka R.M. Logo.M. S.Th
Pemegang kas
Adam Ngefak
Yang menyetor
Pnt. Erwin Darwin Mola
Mengetahui Semau, Februari 2017
Page 7
DAFTAR SETORAN TANGGUNGAN JEMAAT KLASIS SEMAU BULAN FEBRUARI 2017
NO NAMA JEMAAT RINCIAN SETORAN
SGP (Rp) KET
I Jemaat Tunggal
1 Sonaf Mole – Uiasa Belum bayar
2 Bait’el – Uitiuh Tuan 2,550,000
3 Sinar Allah – Pahlelo 2,200,000
4 Imanuel – Buhun Belum bayar
5 Pniel – Batuinan Belum bayar
6 Getzemani – Otan 3,100,000
7 Sonaf Neka – Huilelot Belum bayar
8 Ebenhaezer – Ingutomo Belum bayar
9 Eklesia – Piaklain Belum bayar
10 Silo – Onan Sila Belum bayar
Jumlah 7,850,000
II Jemaat Will. Semau Utara
11 Emaus – Tutun Belum bayar
12 Tiberias – Koblain Belum bayar
Jumlah -
III Jemaat Tiga Sobat
13 Rehobot – Kauan Belum bayar
14 Omega – Oesemuk Belum bayar
15 Sonaf Abut – holain Belum bayar
Jumlah -
IV Jemaat Wil. Semau Tengah Utara
16 Elim – Sialaen Belum bayar
17 Elim – Uitao Belum bayar
18 Ora et Labora – Uitao Belum bayar
19 Pokok anggur uinaok Belum bayar
20 Rehobot-katabak Belum bayar
Jumlah -
V Jemaat Wil. Ko Dael Mesa
21 Imanuel – Onan Balu 1,200,000
22 Sesawi – Uiamlasi 1,000,000
Jumlah 2,200,000
VI Jemaat Wil. Semau Selatan Timur
Elim – Uitiuh Ana
Eden – Amanamang
Mahanaim – Tuapalu
Jumlah 1,650,000
VII Jemaat Wil. Semau Selatan Barat
Bitinia – Naok
Kanaan – Akle
Getzemani – Ingudapa
Sonaf Lahin – Naikean
Jumlah 2,550,000
VIII Jemaat Wil. Semau Selatan
Arit – Kaisalun 825,000
Eklesia – Amadoke 825,000
Jumlah 1,650,000
T O T A L 15,900,000
Jumlah yang disetor : (Lima belas juta sembilan ratus ribu rupiah)
Sek. Kom. Keuangan
Pnt. Lambertus Y. Mboek.SE
Pemegang kas
Rehabeam Nifu
Yang menyetor
Pnt. Erwin Darwin Mola
Mengetahui Semau, Februari 2017
Sekilas Peraturan Pastoral Tentang Baptisan Yang Baru
APA ARTI BAPTISAN
GMIT memahami hakikat baptisan sebagai sakramen yang ditetapkan oleh Yesus Kristus, artinya bukan baptisan yang menyelamatkan kita, tetapi ia adalah tanda dan meterai yang menunjuk kepada anugerah yang memanggil, menyelamatkan, dan menjadikan kita sebagai anak-anak Allah.
Oleh karena itu, pelaksanaan baptisan kudus oleh gereja tidak boleh diskriminatif atau membeda-bedakan orang (Roma 5:8).
SIAPAKAH YANG BOLEH DIBAPTIS?
Bagi GMIT, sebagai anugerah, baptisan menandakan sifat pasif manusia di hadapan Allah: Di dalam baptisan “kita dikuburkan”; manusia lama kita telah disalibkan”; dan “kita
dibangkitkan”.
Dengan sifat pasif baptisan maka baik orang dewasa maupun anak-anak layak menerima pelayanan sakramen baptisan kudus.
BAGAIMANA CARA BAPTISAN YANG BENAR?
GMIT memilih cara percik, tanpa bermaksud melarang cara lain di gereja lain.
Karena itu, setiap anggota jemaat yang telah menerima sakramen baptisan di gereja mana pun dan dengan cara apa pun, tidak perlu dibaptis ulang oleh GMIT.
BAGAIMANA PELAKSANAAN BAPTISAN?
Pemahaman Allah Tritunggal menentukan pelaksanaan pelayanan baptisan dalam hal (teknis) pemercikan.
GMIT meyakini bahwa Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah satu, memiliki satu kehendak, satu kuasa, dan satu karya, melalui baptisan. Ketiga-Nya tidak saling bertentangan, juga tidak bertingkat.
Karena itu pemercikan air cukup dilakukan satu kali percik dalam tiga nama, “Dalam nama Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus”.
SIAPAKAH YANG BOLEH MEMBAPTIS?
Dalam sistem Presbiterial-Sinodal, GMIT menetapkan bahwa sakramen hanya boleh dilayankan oleh pelayan Firman yang telah ditahbiskan sesuai dengan ketentuan GMIT, yaitu Pendeta dan Penatua.
Sesuai dengan wibawa baptisan sebagai sebuah sakramen, maka pelayan yang membaptis haruslah seseorang yang juga menjaga wibawa pelayanan dan tidak berada di bawah tindakan disiplin gerejawi.
BAGAIMANA MENULIS/ MENYEBUT NAMA
ANAK
GMIT memahami bahwa baptisan diberikan
ke atas “diri/pribadi” seseorang dan bukan
kepada nama atau marga keluarga. Bukan
nama/marga yang dibaptis, tetapi orangnya.
Karena itu sesungguhnya tidak ada
keberatan atau pun keharusan untuk
menyebut marga serta menuliskan marga
dalam surat baptis.
GMIT menghormati hukum negara yang
berlaku mengenai status anak-anak dari
pasangan yang menikah maupun tidak
menikah serta penulisan nama dan marga
dalam akta kelahiran. Untuk menjaga
kesinambungan antara akta kelahiran dan
surat baptis, maka sebaiknya nama anak
dan marga (sesuai akta kelahiran) tetap
disebut dan dituliskan dalam surat baptis.
Selain itu nama kedua orangtua kandung
(biologis) sekalipun tidak menikah atau
menikah secara gerejawi namun tidak dicat-
atkan oleh dinas pemerintahan terkait, perlu
dituliskan dalam surat baptis dan bukan
nama kakek dan nenek, bukan pula nama
orang lain yang ditunjuk oleh keluarga.
BAGAIMANA DGN ANAK DARI ORTU YG TDK MENI-KAH?
Anak-anak (yang orangtuanya tidak/belum menikah) harus dibaptis.
orangtua (ayah atau ibu) dari anak yang akan dibaptiskan mestilah anggota sidi (telah mengaku percaya).
Orangtua wajib digembalakan secara khusus untuk tidak terus-menerus atau mengulangi perbuatannya. Proses penggembalaan di sini bukan hanya pada satu atau dua hari sebelum pelaksanaan pelayanan sakramen baptisan, melainkan pendampingan baik sebelum maupun sesudah pelayanan baptis, secara terencana dan berkesinambungan demi menanamkan pemahaman dan tanggung jawab atas panggilan
khotbah yang tidak nyaman mengenai keserakahan, ketamakan, dan perilaku kikir yang membuat mereka menggeliat di kursi mereka.
Akhirnya, bankir mengatakan, "Bapa, mengapa Anda meminta kami untuk datang?"
Pastor tua mengerahkan kekuatannya dan kemudian berkata lemah, "Yesus mati di antara dua penjahat, dan seperti itulah cara saya ingin pergi." (ymw)
Seorang pendeta tua sedang sekarat. Dia mengirim pesan untuk bankir dan pengacaranya, keduanya anggota gereja, untuk datang ke rumahnya.
Ketika mereka tiba, mereka diantar ke kamar tidurnya. Saat mereka memasuki ruangan, pendeta mengulurkan tangannya dan memberi isyarat bagi mereka untuk duduk di masing sisi tempat tidur. Pastor memegang tangan mereka, mendesah puas, tersenyum, dan menatap
langit-langit. Untuk sementara waktu, tidak ada yang mengatakan apa-apa.
Kedua bankir dan pengacara itu tersentuh dan tersanjung bahwa pastor akan meminta mereka untuk bisa bersamanya pada saat-saat terakhirnya. Mereka juga bingung; pastor tidak pernah memberi mereka indikasi bahwa ia sangat menyukai salah satu dari mereka. Mereka berdua ingat selama ini, banyak
KETIKA AJAL HENDAK MENJEMPUT