30
PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT KEWIRAUSAHAAN DI KALANGAN PEMUDA PEMUDI GMIT SYALOM BOSEN KLASIS MOLLO UTARA Oleh Ynry Becitha Timo 712015123 TUGAS AKHIR Diajukan kepada program studi : Ilmu Teologi, Fakultas Teologi Guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains Teologi (S. Si. Teol) FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2019

PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT

KEWIRAUSAHAAN DI KALANGAN PEMUDA PEMUDI

GMIT SYALOM BOSEN KLASIS MOLLO UTARA

Oleh

Ynry Becitha Timo

712015123

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada program studi : Ilmu Teologi, Fakultas Teologi

Guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains

Teologi (S. Si. Teol)

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2019

Page 2: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

ii

Page 3: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

iii

Page 4: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

iv

Page 5: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

v

Page 6: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan atas kasih sayang-Nya karena telah menuntun serta

melimpahkan hikmat pengetahuan sehingga penulis bisa mencapai titik ini. Tulisan ini bisa

digunakan untuk memenuhi persyaratan tugas akhir dalam meraih gelar Sarjana Sains

Teologi (S.Si Teol). Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada setiap

orang orang yang telah memberi dukungan kepada penulis sehingga tulisan ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya, diantaranya ialah:

1. Keluarga yang selalu setia membimbingan dan mendoakan juga tidak pernah

meninggalkan saya dalam segalah kelu kesah, untuk Bapa Yoshep S.O Timo,

Mama Yohana Bantaika, Nene Bendelina Bantaika, Opa Petrus Timo dan kedua

adik Nyongki Timo dan Samuel Timo.

2. Kampus tercinta Universitas Kristen Satya Wacana yang telah menerima saya untuk

belajar, menemukan keluarga baru dan menciptakan suasana yang nyaman juga

telah mendukung setiap proses pembelajaran. Fakultas Teologi UKSW yang telah

mewadahi dengan segala hal yang diberikan. Terima kasih juga kepada seluruh staff

Tata Usaha, mama Ningsi, Ibu Budi, kaka Diane, mas Eko dan mas Adi yang tidak

bosan-bosannya memberikan bantuan. Tuhan senantiasa memberkati.

3. Dosen pembimbing Pdt. Simon Julianto M.Si dan Pdt. Gunawan Yuli yang selalu

mengarahkan penulis dengan penuh kesabar serta selalu memberi semangat.

4. Dosen wali Pdt. Gusti Menno, Pdt. Astrid Lusi, Pdt. Silo Abraham dan Pdt. Tony

Tampake yang menjadi orang tua selama di Salatiga. Beserta Pdt. Endang Ayu

Purwaningtias selaku mentor juga menjadi orang tua selama melakukan Praktek

Pendidikan Lapangan (PPL I VIII) di GKMI Salatiga.

5. Jemaat Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Salatiga kurang lebih dua tahun

penulis diberi kesempatan untuk belajar melayani dari PPL I sampai PPL VIII.

Panti Asuhan Terang Anak Bangsa selama empat bulan (PPL IX) penulis boleh

diterima untuk belajar, membimbing dan mendampingi anggota panti.

6. Asrama Kartini (ASKARSEBA) yang sudah memperbolehkan saya untuk menetap

selama dua tahun sehingga telah menghadirkan suasana rumah di (UNIT V).

7. Majelis dan Jemaat GMIT Syalom Sakteo yang dengan penuh sukacita dan damai

sejahtera selama empat bulan penulis boleh melaksakan pelayanan (PPL X) dengan

Page 7: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

vii

baik. Terkhususnya untuk mama Pdt. Ninda O. Naisanu-Baok beserta suami bapa

Jems Naisanu yang sudah menjadi orangtua selama di Sakteo.

8. Majelis dan Jemaat GMIT Syalom Bosen yang telah menerima saya dengan baik,

serta telah membantu saya sehingga penelitian boleh berlangsung baik adanya.

9. Kaka Anita Haan yang selalu menjadi alaram juga panutan bagi saya dalam proses

perkuliahan sampai selesai. Syeba Lumalessil yang selalu dengan caranya sendiri

memberi dukungan kepada saya. Ita Gaa yang selalu dengan tulus memberikan

sumbangan jasmani. Friska Paulina Sumtaki yang senantiasa mendampingi saya

selama proses penulisan TA. Daesy, Enjel, Hans dan Juan yang selalu bertingkah

aneh terima kasih.

10. Keluarga Teologi 2015 yang sudah memberikan warna selama masa perkuliahan

dan sudah menghadirkan sosok keluarga yang kompak bagi saya. Terkhusus untuk

Dea, Vita, Clarita, Clara, Adel,Putri, Prins, Agi, Roki, Rian, Doni, Nefri, Angel

Dima, Eirene, Sinta terima kasih sudah menjadi tempat bahagia dan keluh kesah.

11. Untuk mereka yang terkasih: Riny Nomleni, Ivan Atok, Windy Lobo, Juman

Malaikosa, Idris Kleden, Juan Mekka dan Nyamin Nguru. Dan semua orang baik

yang telah mendukung saya selama ini. Tuhan memberkati kita semua.

Penulis

Page 8: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES iv

PERNYATAAN BEBAS ROYALTI DAN PUBLIKASI v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI viii

MOTTO x

ABSTRAK xi

1. Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 4

1.3 Tujuan Penelitian 4

1.4 Manfaat Penelitian 4

1.5 Metode Penelitian 4

2. Teori Motif Kewirausahaan dan Teori Kepemimpinan 4

2.1 Definisi Kewirausahaan 4

2.2 Menumbuhkan Motif Kewirausahaan 6

2.3 Kepemimpinan Jemaat 7

3. Hasil Penelitian 10

3.1 Sejarah Singkat Gereja 10

3.2 Pandangan Jemaat terhadap peran gereja dalam menumbuhkan

minat kewirausahaan 11

4. Analisa 14

4.1 Peran Gereja dalam Menumbuhkan Minta Kewirausahaan 14

5. Penutup 17

5.1 Kesimpulan 17

Page 9: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

ix

5.2 Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 18

Page 10: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

x

Motto:

- God is so good-

“Apapun juga yang kamu perbuat,

perbuatlah dengan segenap hatimu seperti

untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

(Kolose 3:23)”

Page 11: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

xi

ABSTRAK

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gereja berperan menumbuhkan

minat wirausaha kepada pemuda-pemudi GMIT Syalom Bosen. Tujuan tersebut dimaksudkan

untuk menjawab rumusan masalah yaitu bagaimana peran gereja dalam hal ini pelayan untuk

menumbuhkan minat kewirausahaan pada pemuda-pemudi jemaat GMIT Syalom Bosen.

Penelitian ini memberi suatu pemahaman baru dalam hal berwirausaha bagi jemaat GMIT

Syalom Bosen terkhususnya pemuda-pemudi agar tetap menetap di tempat asal mereka untuk

mengelolah hasil bumi yang ada dibandingkan pergi mencari pekerjaan diluar daerah bahkan

luar negeri. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif, sehingga dapat

memperoleh informasi secara mendalam lewat wawancara yang dilakukan kepada jemaat

GMIT Syalom Bosen khususnya pelayan gereja Pendeta, Penatua dan Diaken, Pemuda dan

Tokoh Jemaat. Dengan demikian, penulis dapat mencapai tujuan yang dimaksudkan di atas.

Kata Kunci: Kewirausahaan, Minat, Pelayan dan Pemuda jemaat GMIT Syalom Bosen.

Page 12: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Desa Bosen Kecamatan Mollo Utara Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa

Tenggara Timur (NTT), Kabupaten TTS merupakan daerah yang mempunyai udara yang

sejuk karena berada di ketinggian kurang lebih 500 Mdpl.1 Mollo Utara selain sebagai daerah

yang subur juga berlimpah dengan hasil bumi. Masuk dalam wilayah pelayan Gereja Masehi

Injili di Timor (GMIT) Klasis Mollo Utara, GMIT Syalom Bosen merupakan satu-satunya

gereja yang berada di Desa Bosen, sebagian besar masyarakat ialah jemaat gereja dan mereka

bekerja sebagai petani.

Dengan hasil bumi yang berlimpah dari lahan-lahan yang ada, sangat dimungkinkan

masyarakat atau jemaat dalam hal ini pemuda-pemudi GMIT Syalom Bosen bisa

menghadirkan peluang usaha serta lapangan pekerjaan. Untuk itu perlu motivasi untuk

berwirausaha atau kerja sama antar lembaga dan gereja. Sejauh ini Desa Bosen sendiri belum

ada program/kegiatan secara menyeluruh. Lembaga desa dan gereja masing-masing

mempunyai lahan, namun belum turut bergabung dengan jemaat yang ada untuk sama-sama

mengelolah hasil yang ada.

GMIT Syalom Bosen saat ini, mulai mengambil peran dalam mendukung pemuda-

pemudi yang ada untuk mengelola potensi pertanian dengan menumbuhkan motivasi

wirausaha. Dimana adanya kerja sama antara majelis dan lembaga desa sehingga

menempatkan gereja sebagai subjek bukan objek. Bagi Mastra dalam buku “Teologi

Kewirausahaan” menyatakan bahwa gereja yang menjadi subjek berarti gereja menjadi

berkat, saksi, garam dan ragi.2

Lembaga desa saat ini juga mulai memperhatikan akan masyarakat yang ada dalam

hal pertanian dengan mulai menyediakan pupuk-pupuk organik, serta mengadakan

penyuluhan untuk bertani. Hal ini baru-baru saja diperhatikan oleh lembaga karena adanya

posisi pelayan/majelis jemaat dalam lembaga desa, yang mana kepala desa Bosen sendiri

ialah sekretris gereja Syalom Bosen, sehingga mulai adanya kerja sama yang mulai

dibangun.3

1 Kristian Jerro, “Kabupaten Timor Tengah Selatan”, http://jerrokristian.blogspot.com/2013/10/kabupaten-

mollo-utara.html?view=mosaic , di akses tangal 27 Februari 2018 pukul 17:13.

2 Mastra Made Gunaraksawati, “Teologi Kewirausahaan Konsep dan Praktik Bisnis GKPB”. Yogyakarta:

Percetakan TPK, UKDW. 2009, hlm. 72. 3 Hasil wawancara dengan Ketua Majelis Jemaat GMIT Syalom Bosen, pada tanggal 26 Februari 2019 pukul

17:10

Page 13: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

2

Hal utama yang dipikirkan terlebih dahulu ialah merubah paradigma atau pola pikir

jemaat/masyarakat yang masih sangat tradisional dengan pola pikir pertanian menjadi

masyarakat modern dengan pola pikir dagang atau bisnis.4 Dengan demikian gereja mampu

untuk mewadahi jemaat agar berwirausaha dengan hasil bumi yang berlimpah-limpah. Gereja

sebagai lembaga yang pada hakikatnya mempunyai fungsi sebagai penggerak/alat dalam

masyarakat untuk mempertahankan nilai juga norma yang berlaku atas dasar Alkitab dan

gereja sebagai persekutuan yang aspek komunitas sebagai daya tarik dan majelis gereja

sebagai panutan baik ia laki-laki atau perempuan.5

Pentingnya kewirausahaan ialah sebagai upaya memberikan solusi untuk membuka

lapangan pekerjaan, dengan upaya yang sudah dilakukan oleh majelis gereja saat ini dalam

hal pembinaaan serta mengarahkan bagaimana cara mengelola hasil. Dengan adanya minat

kewirausahan pemuda bisa memberdayakan lahan yang ada. Apa bila pemuda-pemudi sudah

menyadari akan hasil bumi yang ada, itu merupakan suatu sikap yang baik. Karena untuk

menumbuhkan minat mereka dalam berwirausaha, hal utama yang perlu diketahui ialah sikap

dan mental dari setiap mereka. Sikap dan mental merupakan persyaratan utama untuk

memotivasi mereka menjadi pengusaha sukses.6

Dengan demikian tidak hanya lembaga desa saja yang memperhatian masyarakat

melalui upaya-upaya yang ada tetapi gereja juga. Peran yang penting sebagai wadah dalam

mendampingi masyarakat/jemaat untuk mengelola hasil bumi dengan peluang usaha yang

ada, demi kemajuan perekonomian. Mereka menciptakan kesempatan untuk bekerja sendiri

dalam hal mengelolah hasil bumi yang ada, produksi dan distribusi barang dan jasa melalui

kegiatan kecil yang sering disebut dengan sektor informal.7 Baru terarahkan ke sektor formal

yang didampingi oleh gereja juga sebagai pemimpin dalam mengampil keputusan secara

kolektif agar tidak menjadi penghambat.8

Upaya-upaya sudah dilakukan oleh lembaga desa dan gereja, tapi ternyata masih

sangat kurang untuk menumbuhkan minat kewirausahaan dari masyarakat/jemaat yang ada.

Karena masih sangat rendah pemuda-pemudi yang terlibat. Hal ini terbukti dengan

4 Mastra Made Gunaraksawati, “Teologi Kewirausahaan Konsep dan Praktik Bisnis GKPB”. Yogyakarta:

Percetakan TPK, UKDW. 2009, hlm 76. 5 Hommes Anne, “Perubahan peran pria dan wanita dalam gereja dan masyarak at”. Jakarta: Percetakan

BPK. 1995, hlm. 124. 6 Hamdani, “Enterpreneurship Kiat melihat dan memberdayakan potensi bisnis”. Jakarta: Penerbit Starbooks.

2010, hlm 23. 7 Efwndi Tadjuddin Noer, “Sumber daya manusia peluang kerja dan kemiskinan”. Yogyakarta: PT. Tiara

Wacana Yogya. 1993, hal 43. 8 Casson Mark, “Enterpreneurship Teori, Jaringan, Sejarah”. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada. 2012,

hlm 241.

Page 14: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

3

banyaknya pemuda-pemudi yang memilih untuk pergi dari desa dan menjadi Tenaga Kerja

Indonesia (TKI). Membekali para pemuda-pemudi untuk menjadi wirausaha merupakan

upaya minimal yang harus dilakukan oleh gereja dalam memberi peluang kewirauhasaan.

Penulis akan menggunakan pendekatan teori motif kewirausahaan menurut Mastra

dan Yahya Wijaya. Motivasi dalam bahasa Inggris disebut juga dengan motivation, berasal

dari bahasa Latin “motivus” (bentuk kata dari “movere”) yang memiliki pengertian bergerak

atau menggerakkan.9 Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif

adalah dorongan, kebutuhan, keinginan, dorongan atau impuls. Motivasi tergantung kepada

kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan terbesarlah yang akan menentukan perilaku

seseorang. Motif yang kuat mungkin saja berkurang apabila telah mencapai kepuasan atau

mengalami kegagalan.10

Sehingga motif yang penulis pahami ialah sebagai sebuah dorongan

dalam diri seorang demi mencapai sebuah keinginan pribadi.

Dalam menumbuhkan minat kewirausahan ditekankan juga bahwa pentingnya

kewirausahaan sebagai upaya untuk memberikan solusi, membuka lapangan pekerjaan.

Diharapkan dengan adanya upaya dari gereja, dapat menumbuhkan motif berwirausaha dan

membuat para pemuda terdorong untuk menjadi wirausahawan. Minat berwirausaha akan

menjadikan seseorang untuk lebih giat mencari dan memanfaatkan peluang usaha dengan

mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Minat tidak dibawa sejak lahir tetapi tumbuh dan

berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Dalam upaya menumbuhkan minat wirausaha kepada pemuda pemudi, gereja perlu

memprakarsai, karena gereja mempunyai peran/fungsi dalam menumbuhkan minat

kewirausahaan. Jan Hendriks menjelaskan fungsi dari seorang pelayan atau pemimpin gereja.

Sebagai seorang pelayan haruslah menjadi pemimpin formal, saling menghargai satu dengan

yang lain. Seorang pelayan harus mampu merangkul anggotanya agar bisa menjadi orang

yang berprestasi dala organisasi dengan semangat agar bisa lebih efektif.11

Banyak peluang usaha bagi pemuda-pemudi GMIT Syalom Bosen. Misalnya

dipisahkan pemuda-pemudinya di bidang pertanian dan tenun sehingga gereja mengarahkan

mulai dari pembinaan sampai tahap bagaimana mengolah hasil. Contoh di atas hanya

sebagian peluang usaha yang dapat dijalankan oleh pemuda-pemudi yang ada. Dengan

9 Rumah Belajar, “Asal kata motivasi”, https://rumahbeladjar.wordpress.com/tag/asal-kata-motivasi/, di akses

tanggal 27 Februari 2019 pukul 21:07 10 Supriyadi, “Motivasi Wirausaha”, https://www.academia.edu/6916634/MOTIVASI_WIRAUSAHA_Dosen,

di akses tangal 27 Februari 2018 pukul 21:24.

11

Hendriks Jan, “Jemaat Vital dan Menarik Membangun Jemaat dengan Menggunakan Metode Lima Faktor”.

Yogyakarta: Kanisius. 2002, hlm 66.

Page 15: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

4

demikian minta kewirausahan boleh ada dalam diri mereka dan hendaknya tidak hanya

sebatas dalam perencanaan dan perhitungan saja, karena sebagai seorang kewirausahaan

proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam menyelesaikan persoalan serta menemukan

peluang untuk memperbaiki usaha yang ada merupakan hal utama.12

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan masalah dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana peran gereja menumbuhkan minat kewirausahaan di

kalangan pemuda-pemudi GMIT Syalom Bosen? Tujuan dari penelitian ini adalah

mengetahui bagaimana peran gereja menumbuhkan minat kewirausahaan pemuda-pemudi

GMIT Syalom Bosen. Disesuaikan dengan tujuan masalah diharapkan hasil penelitian ini

menjadi sumbangsih untuk GMIT Syalom Bosen Klasis Mollo Utara. Secara teori dapat

membuka cakrawala berpikir positif tentang pentingnya kewirausahaan bagi pemuda-pemudi

GMIT Syalom Bosen ditengah tantangan dan persoalan ekonomi. Secara praktis dapat

memberikan kontribusi pemikiran bagi pemuda-pemudi pentingnya berwirausahaan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan ialah dengan pengumpulan data melalui hasil

wawancara jemaat (pemuda-pemudi) dan juga pelayan dari sisi pandangan meraka tentang

pemuda, sehingga bisa membantu penulis untuk memberikan gambaran berkaitan dengan

objek penelitian, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan wawancara tentu akan

mengumpulkan data untuk keterangan lisan dari seorang responden melalui percakapan yang

sistematis.

LANDASAN TEORI

Definisi Kewirausahaan

Kewirausahaan berasal dari terjemahan bahasa Inggris entrepreneurship. Josep

Schumpeter merupakan orang yang menerapkan konsep wirausaha secara lengkap, ia

menciptakan organisasi untuk mengelolah bahan baku dengan memperkenalkan jasa serta

barang yang baru.13

Menurut Peter F. Drucker kewirausahaan merupakan kemampuan dalam

menciptakan suatu hal yang baru juga berbeda dari yang lain. Sementara Penrose (1963)

Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi.

Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

12 Kasmir, “Kewirausahaan”. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada. 2008, hlm. 17.

13 Hamdani, “Enterpreneurship Kiat melihat dan memberdayakan potensi bisnis”. Jakarta: Penerbit Starbooks.

2010, hlm 44.

Page 16: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

5

Frank Knight (1921) Wirausahawan mencoba untuk menyikapi perubahan pasar.

Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada

dinamika pasar. Seorang wirausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi manajerial

mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.14

Dengan demikian wirausaha adalah orang

yang mampu melihat peluang dan memanfaatkan peluang yang ada serta menciptakan sebuah

organisasi untuk mengembangkan peluang.

Sejak itulah kewirausahaan mulai berkembangan dengan berbagai konsep, sehingga

penulis memahami bahwa kewirausahan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan hal

baru dan berbeda melalui minat serta kreatifitas yang ada dalam diri, juga mampu

menghadapi tantangan yang terjadi. Maka dari itu kewirausahan sebenarnya sudah tidak asing

lagi di kalangan masyarakat. Dengan melihat peluang usaha yang ada masyarakat sebenarnya

semakin tertantang untuk mengembangkan usaha sendiri. Namun tidak semua masyarakat

mampu melihat peluang usaha yang ada di wilayah tempat tinggal. Meskipun kewirausahaan

sendiri membawa dampak positif bagi masyarakat yang mempunyai niat untuk

mengembangkan sikap sebagai seorang wirausaha. Hanya seringkali masyarakat selalu

berpikir negetif mengenai setiap peluang usaha yang ada.

Sebenarnya kewirausahaan sendiri merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang

nilai, kemampuan dari perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk

memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapi.15

Hanya saja masih

sangat sedikit masyarakat yang mempunyai minat untuk berwirausaha karena mereka masih

menetap dengan pola pikir yang baik. Memang tidak mudah mengubah pola pikir seseorang

untuk melihat peluang usaha dan memulai untuk membuka usaha. Walaupun ini bukan

pekerjaan yang mudah, apalagi kalau kita tidak mempunyai minat atau bakat dalam

mengelolah suatu usaha.

Jika seseorang tidak mempunyai minat kewirausahaan, tentu tidak akan mendorong diri

sebagai seseorang yang mendirikan juga mengelola usaha dengan baik. Minat kewirausahaan

merupakan unsur utama yang harus ada dalam diri seorang wirausaha, itulah yang akan

menentukannya dalam menjalankan suatu usaha. Disertai dengan bekat dan kecerdasan tentu

keinginan yang besar akan menarik seseorang itu untuk melakukan pekerjaan yang

menyenangkan baginya demi mencapai sesuatu hal yang diinginkannya. Apabila minat itu

semakin ada, tentu akan semakin besar rasa ingin tahu atau sifat penasaran semakin tinggi

14

Habib Amin Nurrokhman, “Pengertian, Tujuan, dan Teori Kewirausahaan”,

https://www.kompasiana.com/www.habibamin.blogspot.com/550e5459813311862cbc625d/pengertian-tujuan-

dan-teori-kewirausahaan-materi-kuliah (diakses pada 1 April 2019, pukul 17.42). 15

Sunarya Abas, Sudaryono, Asep, “Kewirausahaan”. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta. 2011, hlm. 1.

Page 17: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

6

dan dengan begitu seseorang akan terus mencari tahu serta mulai berani menanggung risiko

dalam setiap usaha yang ada.

Dapat disimpulkan bahwa kewirausahan murupakan suatu bakat yang ada dalam diri

seorang, sehingga tidak perlu diajar atau dipelajari meskipun masa sekarang kewirausahaan

merupakan suatu ilmu yang mulai dipelajari. Karena mulanya kewirausahaan hanya

berkembang dalam bidang perdagangan tapi dalam bidang-bidang yang lain. Kewirausahaan

sudah dijadikan pegangan untuk menciptakan perubahan, pembaharuan dan kemajuan.

Kewirausahaan tidak hanya digunakan untuk mencapai tujuan jangka pendek tapi juga tujuan

jangka panjang dan menciptakan peluang peluang usaha.

Menumbuhkan Motif Kewirausahaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesa Motif diartikan sebagai pola yang mendorong

seseorang untuk melakukan suatu hal.16

Motif adalah dorongan dalam diri manusia untuk

berbuat sesuatu. Menurut Bimo Walgito (2002:168) motif diartikan sebagai suatu kekuatan

yang terdapat dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bisa bertindak atau

berbuat. Dorongan ini tertuju kepada tujuan-tujuan tertentu. Berbicara mengenai motif

kewirausahaan dalam kalangan pemuda-pemudi pada masa ini sangat minimnya motifasi

berwirausaha. Mastra menjelaskan beberapa pokok pikirannya mengenai cara-cara

menumbuhkan motif kewirausahan gereja terdiri beberapa bagaian:

1. Pentingnya kemandirian untuk jati diri dan martabat: Tugas gereja membuat program yang

bisa menolong memberdayakan pemuda-pemudi agar bisa mandiri dan nantinya bisa

menolong orang lain. Hal ini dalam rangka mengangkat martabat supaya bisa dihargai.

2. Orang Kristen diberkati untuk bisa memberkati: Gereja hadir untuk menjadi berkat dengan

janji berkat berupa kekayaan, kedudukan dan kepintaran.

3. Mengembangkan sikap hidup yang lebih suka untuk memberi dari pada menerima: Mau

menekankan keberadaan gereja sebagai pemberi dan bukan sebagai penerima.

4. Kesatuan holistik tubuh, roh dan jiwa: Harus adanya pemahaman utuh tentang berkat

jasmani maupun rohani, sebagai suatu kesatuan yang holistik antara tubuh, jiwa dan roh yang

tidak dapat terpisahkan.

5. Pentingnya memperlihatkan kasih Kristus dalam wujud yang nyata: Pentingnya kesaksian

melalui tindakan melebihi kesaksian melalui lisan. (Mastra berpandangan bahwa pendekatan

penginjilan, lebih efektif bagi orang Timur).

16

KBBI “Arti Motif”. ”https://kbbi.web.id/motif (diakses pada 20 Juni 2019, pukul 10.05).

Page 18: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

7

6. Menghasilkan buah: Memadukan dua motif dasar yaitu berkat dan menghasilkan buah.

Dalam hal ini keberadaan umat Kristen bukan ditunjukkan bagi kepentingan diri sendiri yang

didasari oleh kasih.

7. Peran Pendeta untuk memberikan contoh: Pendeta perlu menjadi taladan kehidupan dalam

berwiraswasta dan kemandirian secara keuangan bagi jemaatnya.

8. Peran Konteks: Dengan mengembangkan perekonomian dengan memanfaatkan sumber

daya lokal yang tersedia.17

Kewirausahaan tidak pernah terpisahkan dari motif yang dalamnya ada kreativitas dan

inovasi. Keduanya saling mendukung, sehingga gereja perlu bekerjasama dengan lembaga

juga masyarakat/jemaat gereja. Dalam hal ini kita melihat bahwa sebagai seorang pelayan

juga harus memberikan palayanan dalam aspek perekonomian agar membebaskan jemaat dari

kemiskinan sehingga mereka bisa hidup dengan makmur. Oleh sebab itu perlu adanya peran

dari pelayan gereja untuk menumbuhkan minat wirausaha bagi jemaat yang ada dalam hal ini

pemuda pemudi. Menurut penulis selain motifasi, pemuda pemudi juga perlu adanya minat

dalam diri karena minat juga menjadi faktor utama yang mendorong seorang untuk giat

berwirausaha. Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan yang lahir dari

dalam diri seorang. Minat juga berperan sangat penting dalam kehidupan serta mempunyai

dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku seorang wirausaha.

Kepemimpinan Jemaat

Gereja harus menjadi suatu komunitas yang bisa menjadi teladan bagi jemaat yang ada.

Dimulai dengan mengadakan pembinaan keterampilan mengelola lahan serta keuangan yang

ada. Karena harus melihat juga dari latar belakang jemaat yang bekerja sebagai petani. Itu

sebabnya dimulai dari pembinaan keterampilan karena di desa terutama tidak memiliki

pengetahuan yang memadai dalam hal pengelolaan. Maka dari itu, untuk pembinaan bisa

berlangsung dengan baik, perlu adanya kreatifitas dan inovasi dari pelayan untuk bisa

menarik jemaat dalam hal ini pemuda pemudi yang ada, sehingga mereka bisa termotifasi

untuk terlibat dalam mengelolah hasil yang ada.18

Jan Hendriks mengemukakan mengenai peran kepemimpinan yang menggairahkan

dengan struktur beserta tujuan/tugas. Dalam hal ini berkaitan dengan tugas seorang pelayan

jemaat dalam suatu organisasi gereja. Berbicara mengenai berwirausaha, mengarahkan kita

pada kerja dalam suatu kelompok organisasi. Sehingga hal utama yang perlu kita ketahui

17

Mastra Made Gunaraksawati, “Teologi Kewirausahaan Konsep dan Praktik Bisnis GKPB”. Yogyakarta:

Percetakan TPK, UKDW. 2009, hlm 58-72. 18

Mutis Thoby, “Kewirausahaan yang Berproses”. Jakarta: PT. Grasindo. 1995, Hal. 2

Page 19: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

8

ialah pengertian atau keuntungan dari berwirausaha agar setiap peluang bisa dimaksimalkan

dengan baik. Karena kewirausahaan tidak hanya digunakan untuk mencapai tujuan jangka

pendek tapi juga untuk mencapai tujuan jangka panjang dan untuk menciptakan peluang

usaha.

Hal ini dilihat dari kreatif dan inovasi dari kepemimpinan dalam kelompok organisasi

yang ada. Kepemimpinan sebagai fungsi untuk menjalankan suatu usaha/pelayanan.

Kepemimpinan dalam hal tidak ada berpusat pada satu orang saja, melaikan juga oleh orang

lain. Kepemimpinan yang dimaksud oleh Hendriks ialah kepemimpinan yang melayani.

Kepemimpinan bertujuan untuk menjalankan mendukung orang/kelompok untuk

menjalankan tugas dan bukan untuk mendiktekan apa yang harus dilakukan.

Sebagai pemimpin juga harus pandai dalam mengambil keputusan, yang mana

mengambil keputusan tanpa atau setelah konsultasi dengan anggota disesuaikan dengan

alasan yang berhubungan dengan prinsip dan pragmatis. Kepemimpinan sebagai pelayan

artinya, sebagia pertolongan dan dukungan serta dalam pengambilan keputusan, merupakan

ciri penting bagi organisasi vital.19

Hasil bumi yang berlimpah menjadi alasan utama untuk

masyarakat yang ada mengelola secara bersama. Dibawah pimpinan pelayan gereja. Ketika

menjadi seorang pelayan/pemimpin jemaat, tentunya ada tanggung jawab besar beserta

dengan wewenang yang harus dilaksanakan secara optimal. Jan Hendriks menjelaskan

mengenai fungsi kepemimpinan dalam lima tipe. Kelima tipe kepemimpinan ini sesuai

dengan dimensi yang berfokus untuk relasi dan perhatian untuk usaha. Dijelaskan sebagai

berikut:

1. Kepemimpinan Semu

Dengan usaha minimal dihasilkan prestasi yang pas, sehingga kedudukan dalam organisasi

dapat dipertahankan. Hal ini bisa bersifat netral agar dapat menjauhkan diri dari apapun yang

terjadi dalam organisasi, menyerahkan pengabilan keputusan kepada orang lain dan berusaha

tidak terlibat dalam konflik.

2. Kepemimpinan Otoriter

Efisiensi dan organisasi kerja sangat ketat, sehingga faktor manusia dibatasi sampai

minimum. Tipe ini tidak mempersulit karena pemimpin akan mengikuti keputusan yang ada

meskipun adanya keberatan terhadap arah yang ingin ditempuh. Apabila terjadi susuatu yang

positif tipe ini bereaksi antusias sedangkan kritik negatif dihindari.

19

Hendriks Jan, “Jemaat vital dan menarik mebangun jemaat dengan menggunakan metode lima faktor”.

Yokyakarta: Penerbit Kanisuus. 2002, Hal. 68

Page 20: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

9

3. Kepemimpinan Country Club

Perhatian untuk kebutuhan rekan sekerja dan untuk relasi yang hangat dan ramah membawa

kepada suasana relaks dan ramah serta tempo pekerjaan yang mudah. Tipe ini mengartikan

bahwa kepemimpinan ini ingin mengambil keputusan sendiri dan jarang mau dipengaruhi

oleh pihak lain.

4. Kepemimpinan Status Quo

Pretasi mencukupi yang dimungkinkan oleh kalah mengalah antara “tuntutan produksi” dan

“kebutuhan rekan sekerja”. Tipe ini lebih kepeda kepemimpinan yang tidak mencari

keputusan yang tepat melainkan keputusan yang terjangkau dilaksanakan dan yang dapat

diterima orang lain.

5. Kepemimpinan Team

Keterlibatan besar pada usaha ketergantungan satu sama lain kerena menerima tujuan

bersama: membawa kepercayaan dan respek satu sama lain. Tipe ini dilatarbelakangi oleh

gagasan bahwa usaha dan kebutuhan serta keinginan orang tidak harus bersangkut satu sama

lain, tetapi dapat diintegrasikan.20

Faktor faktor ini yang menjadi tipe kepemimpinan yang menggairahkan, dari tipe yang

ada kita bisa melihat gaya kepemimpinan yang sesuai dengan usaha/organisasi apa yang akan

dibentuk. Gaya kepemimpinan yang ada ialah pemimpin mampu untuk memotifasi anggota

yang ada sehingga operatif dan koperatif harus melekat dalam diri pemimpin/pelayan. Dari

hal inilah tidak akan ada pembedaan jabatan dalam pelayanan maupun kelompok usaha.

Berbicara mengenai peran gereja atau peran dari pelayan sendiri, terarah kepada

kehidupan ekonomi umat kristen saat ini. Dari letak daerah tinggal beserta jumlah

penghasialan masyarakat/jemaat saat ini. Pada masa masa ini kehidupan ekonomi masyarakat

kita terkhusus di pelosok pelosok belum semua sadar akan perubahan sosial yang terjadi,

sehingga sering kali masih sangat sulit untuk bisa menghadapi kehidupan ketika masa krisis.

Dalam hal ini gereja yang dalam terdapat para pelayan yang harusnya mulai bergerak

untuk memperhatikan kehidupan jemaat yang ada, serta menunjukkan ajaran sosial, untuk

memahami perubahan sosial masyarakat. Ini merupakan suatu peran yang penting untuk

menyajikan pemahaman kristiani tentang materi materi perkembangan kehidupan sosial

menurut injil Tuhan Yesusu Kristus. Dari perhatian gereja terhadapan kehidupan jemaat ini,

baru dapat membantu kita memahami hubungan gereja dan tantangan-tantangan ekonomi.

Menurut Mantzaridis ekonomi berarti kesejahtraan untuk memenuhi kebutuhan hidup

manusia. Dalam teologi atau agama memahaminya sebagai penatalayan yang bijaksana, yang

20

Ibid, hal. 74 75

Page 21: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

10

mana tidak hanya memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan pelayan dalam gereja saja

melainkan kehidupan ekonomi jemaat/masyarakat secara spesifik juga.21

HASIL PENELITIAN

Sejarah Singkat Gereja

Jemaat GMIT Syalom Bosen berdiri sekitar tahun 1975 dengan Ketua Majelis Jemaat

(KMJ) bapak Yusuf Salukfeto periode tahun 1975-1996 melayani 9 mata jemaat yang berada

di Desa Bosen, sebagai berikut: Mata Jemaat Syalom Bosen, Jemaat Hosana Fatununu,

Jemaat Eklesia Mnesat Anin, Jemaat Bethel Taomin, Jemaat Imanuel Olangka’I, Jemaat

Eklesia Sikam, Jemaat Sonhalan Ajobaki, Jemaat Imanuel Zebot dan Jemaat Ebenhaser

Sebau. Pada 31 Okotober 1999 jemaat Bosen dengan 9 mata jemaat dimekarkan menjadi 5

mata jemaat, sebaga berikut: Mata Jemaat Syalom Bosen, Jemaat Yagar Shaduta Noeteta,

Jemaat Imanuel Oelangka’I, Jemaat Eklesia Mnesat Anin, Jemaat Hosana Fatununu.22

Kelima mata jemaat dilayani oleh Pendeta Aplonia Udju Wadu periode tahun 1997-

2003. Dalam masa pelayanan Pendeta Aplonia jemaat Bosen mengalai pertambahan jemaat

yang dimekarkan pada tanggal 14 Januari 2001 dari mata jemaat Imanuel Oelangka’I

sehingga sapai saat ini jemaat Bosen memiliki 6 mata jemaat ditambahkan dengan Mata

Jemaat Imanuel Nasi’Un. Jemaat Syalom Bosen menjadi gereja pusat/induk dari 6 mata

jemaat yang sudah dilayani oleh 4 Pendeta sebaga berikut:

1. Alm. Pdt. Yusuf Salukfeto, Smth (1976-1996)

2. Pdt. Aplonia udju Wadu, S.Th (1997-2003)

3. Pdt. Sutrini Amnifu-Lusi, S.Th (2003-20017)

4. Pdt. Monna Elisca Olla-Koan, S.Th (2017-sekarang)

Sesuai data statistik jemaat sampai tahun ini 2019 jemaat Syalom Bosen berjumlah 733

jiwa yang terbagi dalam 9 rayon (Bosen A, Bosen B, Eno Oh, Ekmin, Beskin, Nasikbat,

Oesena A, Oesena B, Oesena C) dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) secara keseluruhan

adalah 151KK. Dibagi juga dalam beberapa kategorial, yaitu kategorial Perempuan (2

wilayah), kategorial kaum Bapak, kategorial Pemuda, dan kategorial PAR. Latar belakang

kehidupan jemaat Bosen mayoritas adalah suku Timor dengan pekerjaan sebagai petani,

peternak,swasta, tukang, PNS dan guru. Secara pemerintahan pelayanan di Jemaat Bosen

meliputi tiga desa yaitu Desa Bosen (Mata Jemaat Syalom Bosen, Eklesia Mnesat Anin,

Hosana Fatununu), Desa Oenbesi (Mata Jemaat Imanuel Nai’Un, Imanuel Oelangka’I) dan

21

Adrian ignin, “Christian Church and Economy” Romania: Valahia university from targoviste. 2013. Hal. 414 22

Arsip Jemaat GMIT Syalom Bosen tahun 2018

Page 22: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

11

Desa Sebot (Mata Jemaat Yagar Shaduta Noeteta) kecamatan Mollo Utara. Sedangkan dalam

pemetaan wilayah pelayanan GMIT Jemaat Bosen merupakan bagian dari Klasis Mollo

Utara. 23

Pandangan Jemaat terhadap peran pelayan dalam menumbuhkan minat

kewirausahaan

Berbicara mengenai peran pelayan bagi pemuda pemudi jemaat Bosen, baru dua tahun

ini relasi antara pemuda dan pelayan dibangun dengan baik. Sehingga adanya peningkatan

partisipasi pemuda dalam kegiatan maupun pelayanan di gereja. Peran dari pelayan tentu

menjadi figur pendukungan yang menumbuhkan minat bagi kategorial pemuda yang mana

juga menjadi seorang motivator yang mampu membimbing juga membina pemuda agar lebih

bijaksana dalam mengontrol diri serta pola pikir mereka. Sehingga pada akhirnya pemuda

mampu menempatkan diri mereka dengan baik.24

Mengenai menumbuhkan minat kewirausahaan, mayoritas jemaat Bosen bekerja

sebagai petani dan sebenarnya sudah sangat memahani proses berwirusaha itu sendiri. Hanya

saja semakin berkembangannya zaman, masyarakat semakin melupakan proses wirausaha

dalam hal mengelolah lahan dan hasil bumi. Hal ini terjadi karena masyarakat semakin

berpikir pendek dalam artian setiap hari mereka membutuhkan uang, sehingga masyarakat

tidak pikir panjang untuk langsung menjual hasil secara utuh tanpa di kelolah.25

Untuk pengelolaan lahan pola pikir masyarakat saat ini sangat kurang, dikarenakan

masih bertani dengan cara tradisional sehingga untuk menuai hasil membutuhkan waktu

beberapa bulan.26

Jika sejauh ini adanya bimbingan yang baik dari lembaga desa tentunya

23

Arsip Jemaat GMIT Syalom Bosen tahun 2018 24

Hasil wawancara dengan Sdr. Sakarias Lete. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14 Juli

2019. Pukul 11.35 WITA. Bpk. Darius Banoet. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14 Juli 2019.

Pukul 13.46 WITA. Bpk. Aleluyana Toto. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 16 Juli 2019. Pukul

10.14 WITA. Bpk. Agustinus Toto. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 23 Juli 2019. Pukul 19.30

WITA. Ibu. Lisabeth Lette. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 23 Juli 2019. Pukul 07.53 WITA.

Ibu. Dorce Anin. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 23 Juli 2019. Pukul 15.27 WITA. 25

Hasil wawancara dengan Sdr. Sakarias Lete. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14 Juli

2019. Pukul 11.35 WITA. Bpk. Darius Banoet. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14 Juli 2019.

Pukul 13.46 WITA. Bpk. Aleluyana Toto. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 16 Juli 2019. Pukul

10.14 WITA. Bpk. Agustinus Toto. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 23 Juli 2019. Pukul 19.30

WITA. Ibu. Lisabeth Lette. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 23 Juli 2019. Pukul 07.53 WITA.

Ibu. Dorce Anin. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 23 Juli 2019. Pukul 15.27 WITA. 26

Hasil wawancara dengan Bpk. Darius Banoet. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14 Juli

2019. Pukul 13.46 WITA. Bpk. Aleluyana Toto. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 16 Juli 2019.

Pukul 10.14 WITA. Sdr. Rifat Toto. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 19 Juli 2019. Pukul 14.52

WITA. Ibu. Debora Kase. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 20 Juli 2019. Pukul 19.45 WITA. Ibu.

Lisabeth Lette. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 23 Juli 2019. Pukul 07.53 WITA. Ibu. Dorce

Anin. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 23 Juli 2019. Pukul 15.27 WITA. Sdr. Rifat Toto. Anggota

Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 19 Juli 2019. Pukul 14.52 WITA.

Page 23: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

12

masyarakat tidak akan acuh tak acuh terhadap pertanian. Terlebihnya pemuda pemudi Jemaat

Bosen. Dikarena faktor ekonomi keluarga dan faktor pergaulan (uang) mereka lebih memilih

keluar dari desa untuk bekerja di luar negeri serta luar pulau untuk mencari pekerjaan

dibandingkan mengelolah lahan. Padahal tidak ada bedanya bekerja di Bosen dan di luar

pulau.27

Perlu diketahui bahwa desa Bosen merupakan 1 dari 16 desa yang menghasilkan buru

migran terbanyak setiap tahunnya, itu mengapa sangat minimnya pemuda yang aktif

berpartisipasi dalam lingkungan gereja. Sehingga pada beberapa bulan ini setelah adanya

pergantian kepemimpinan dalam lembaga desa, maka dibentuklah tim untuk mengawasi

keluar masuknya pemuda pemudi bahkan orang tua yang memilih bekerja di luar negeri dan

luar pulau. Tim Desa Migran Produktif (desmigratif), bertugas untuk mendata, memfasilitasi,

menginformasi dan mengawasi setiap masyarakat/jemaat Bosen yang bekerja sebagai buruh

migran. Hanya saja sejauh ini belum maksimal dikarenakan sistem yang belum sampai ke

desa (IPTEK).28

Dari banyaknya pemuda yang ada terhitung 60 orang pemuda yang masih menetap di

desa Bosen, namun tidak semua aktif dan turut serta dalam kegiatan pemuda di gereja. Setiap

minggunya terhitung hanya 30 orang anggota pemuda yang turut serta dalam kegiatan dan

ibadah pemuda, itupun karena adanya tuntutan (Katekisasi) membuat laporan setiap ibadah

pemuda sehingga mereka hadir dalam ibadah. Sejauh ini badan pengurus harian (BPH)

pemuda, pelayan serta majelis pendamping pemuda telah mengusahakan untuk merangkul

teman teman pemuda yang ada di desa, tapi hanya sebagian kecil yang turut begabung. Faktor

lain yang terkait ialah tidak semua orang tua jemaat mendukung anak anak mereka untuk

bergabung dalam pelayan pemuda, itu sebabnya sering terjadi kesalah pahaman antara BPH

pemuda, pelayan dan pendamping pemuda.

27

Hasil wawancara dengan Ibu. Mona Olla. Pendeta Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 11 Juli 2019.

Pukul 15.00 WITA. Sdr. Sakarias Lete. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14 Juli 2019. Pukul 11.35

WITA. Sdr. Irna Toto. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14 Juli 2019. Pukul 12.46 WITA. Bpk.

Darius Banoet. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14 Juli 2019. Pukul 13.46 WITA. Sdr. Trifeni

Mulklon. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14 Juli 2019. Pukul 14.25 WITA. Bpk. Aleluyana Toto.

Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 16 Juli 2019. Pukul 10.14 WITA. Sdr. Ike Pandie. Anggota

Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 19 Juli 2019. Pukul 12.25 WITA. Sdr. Rifat Toto. Anggota Jemaat GMIT

Syalom Bosen. Bosen, 19 Juli 2019. Pukul 14.52 WITA. Sdr. Jhon Nenobais. Anggota Jemaat GMIT Syalom

Bosen. Bosen, 20 Juli 2019. Pukul 10.55 WITA. Sdr. Micel Talan. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen.

Bosen, 21 Juli 2019. Pukul 09.08 WITA. Bpk. Agustinus Toto. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen,

23 Juli 2019. Pukul 19.30 WITA. 28

Hasil wawancara dengan Ibu. Mona Olla. Pendeta Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 11 Juli 2019.

Pukul 15.00 WITA. Sdr. Sakarias Lete. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14 Juli 2019. Pukul 11.35

WITA. Bpk. Darius Banoet. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14 Juli 2019. Pukul 13.46 WITA.

Bpk. Aleluyana Toto. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 16 Juli 2019. Pukul 10.14 WITA. Sdr.

Rifat Toto. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 19 Juli 2019. Pukul 14.52 WITA. Bpk. Agustinus

Toto. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 23 Juli 2019. Pukul 19.30 WITA.

Page 24: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

13

Gereja saat ini sedang mengupayakan agar jemaat secara menyeluruh tidak hanya

pemuda saja yang mampu mengelolah hasil bumi yang ada. Sehingga memasuki tahun ini

(2019) gereja menyerahkan lahan kosong agar jemaat bisa mengelolah menjadi lahan tanam.

Lahan dibagi berpetak petak sesuai dengan jumlah rayon (9 rayon) dan kategorial pemuda.

Untuk kategorial pemuda sudah mulai mengelolah sampai tahap penggemburan tanah,

menanan dan merawat. Partisipasi pemuda sangat baik untuk tahap ini karena adanya

pengontrolan dari BPH pemuda, pelayan gereja dan juga lembaga Desa Bosen dalam hal ini

pemberdayaan pangan. Dengan kata lain gereja mewadahi pemuda dengan lahan dan lembaga

Desa Bosen mewadahi pupuk dan mengadakan bimbingan untuk bertani.

Kerja sama antara gereja dan lembaga desa Bosen sendiri baru terjalin kembali satu

tahun ini, karena adanya pergantian kepemimpinan Kepala Desa ditahun kemarin, juga

pendobelan jabatan kepala desa Bosen sendiri ialah Sekretaris Umum Gereja untuk 6 mata

jemaat dan Bendarah Gereja Syalom Bosen sebagai gereja induk dari 6 mata jemaat.

Sehingga untuk saat ini dalam proses penyesuaian membangun kerja sama yang lebih baik

dan efektif. Sejauh ini sudah sampai pada tahap perancangan serta tahap pengelolaan bibit,

lahan dan hasil.29

Pelayan beserta majelis jemaat mengambil keputusan secara bersama untuk tidak hanya

membangun relasi/kerja sama dengan lembanga desa saja, melainkan dengan lembaga lain

(Yayasan PIKUL, POLTEK dan Pemerintah Kota). Sehingga tahun ini mulai adanya

penyuluhan mengenai pengelolaan pupuk, lahan dan hasil sehingga jemaat yang dalamnya

pemuda juga mulai berpartisipasi untuk bisa mengelolah dan mengenal dunia wirausaha.

Beberapa upaya telah dilakukan oleh pelayan gereja sampai saat ini, hanya saja masih sangat

rendah kesadaran dari pemuda pemudi yang ada untuk terlibat.

Tidak hanya faktor minat yang harus ada dalam diri setiap pemuda pemudi melainkan

dorongan dari keluarga juga sangat penting untuk mereka, agar bisa turut serta dalam setiap

kegiatan dan pelayanan yang mampu membantuk mereka untuk memenuhi kehidupan. Usaha

mandiri yang sering dilakukan oleh pemuda beberapa waktu ini ialah melakukan pelelangan

29

Hasil wawancara dengan Ibu. Mona Olla. Pendeta Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 11 Juli 2019.

Pukul 15.00 WITA. Sdr. Sakarias Lete. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14 Juli 2019. Pukul 11.35

WITA. Sdr. Irna Toto. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14 Juli 2019. Pukul 12.46 WITA. Bpk.

Darius Banoet. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14 Juli 2019. Pukul 13.46 WITA. Sdr. Trifeni

Mulklon. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14 Juli 2019. Pukul 14.25 WITA. Bpk. Aleluyana Toto.

Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 16 Juli 2019. Pukul 10.14 WITA. Sdr. Ike Pandie. Anggota

Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 19 Juli 2019. Pukul 12.25 WITA. Sdr. Rifat Toto. Anggota Jemaat GMIT

Syalom Bosen. Bosen, 19 Juli 2019. Pukul 14.52 WITA. Sdr. Jhon Nenobais. Anggota Jemaat GMIT Syalom

Bosen. Bosen, 20 Juli 2019. Pukul 10.55 WITA. Sdr. Micel Talan. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen.

Bosen, 21 Juli 2019. Pukul 09.08 WITA. Bpk. Agustinus Toto. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen,

23 Juli 2019. Pukul 19.30 WITA.

Page 25: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

14

dana dari penjualan hasil bumi yang telah di olah (kacang ijo, kolak, keripik pisang dan ubi).

Sehingga pemuda pemudi mampu menghasilkan uang dengan usaha mereka sendiri. Karena

sejauh ini mereka hanya cenderung lebih melihat hasil dari pada proses, dengan demikian

mereka bisa untuk mengasah minat dan tujuan kehidupan mereka ke depan, tanpa harus

keluar dari desa dan berkerja di luar daerah serta luar negeri yang mana sama sama bekerja

dan menghasilkan uang.30

Melalui penjelasan diatas, peran gereja sejauh ini sudah sangat terbuka untuk

mendampingin dan menyediakan perlengkapan untuk masyarakat agar bisa mengelola lahan

dan hasil. Respon dari jemaat sendiri sangat baik juga karena mereka merasa diperhatikan

oleh gereja. Sehingga dengan berjalannya waktu minat wirausaha mulai melekat kembali

dalam kehidupan jemaat GMIT Syalom Bosen. Menurut penulis minat kewirausahaan

sebenarnya sudah mendarah daging di masyarakat desa hanya saja karena perkembangan

zaman dan faktor kebutuhan ekonomi yang meningkat, sangat menuntut jemaat sehingga

mereka tidak mampu berpikir secara baik dalam menghasilkan uang.31

ANALISA

Peran Gereja dalam Menumbuhkan Minat Kewirausahaan

Peran pelayan menjadi faktor penentu bagi berjalannya sebuah organisasi gereja.

Pelayan merupakan jabatan yang dimiliki beberapa orang anggota sidi jemaat untuk

melengkapi organisasi gereja.32

GMIT sendiri mengenal dua jenis jabatan gerejawi, yaitu

jabatan pelayanan (terdiri dari pendeta, penatua, diaken dan pengajar) dan jabatan

keorganisasian (meliputi badan pelayanan, badan pembantu pelayanan dan unit pembantu

30

Hasil wawancara dengan Ibu. Mona Olla. Pendeta Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 11 Juli 2019.

Pukul 15.00 WITA. Sdr. Sakarias Lete. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14 Juli 2019. Pukul 11.35

WITA. Sdr. Irna Toto. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14 Juli 2019. Pukul 12.46 WITA. Sdr.

Trifeni Mulklon. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14 Juli 2019. Pukul 14.25 WITA. Bpk.

Aleluyana Toto. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 16 Juli 2019. Pukul 10.14 WITA. Sdr. Ike

Pandie. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 19 Juli 2019. Pukul 12.25 WITA. Sdr. Rifat Toto.

Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 19 Juli 2019. Pukul 14.52 WITA. Sdr. Jhon Nenobais. Anggota

Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 20 Juli 2019. Pukul 10.55 WITA. Sdr. Micel Talan. Anggota Jemaat

GMIT Syalom Bosen. Bosen, 21 Juli 2019. Pukul 09.08 WITA. Bpk. Agustinus Toto. Anggota Jemaat GMIT

Syalom Bosen. Bosen, 23 Juli 2019. Pukul 19.30 WITA. 31

Hasil wawancara dengan Bpk. Darius Banoet. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14 Juli

2019. Pukul 13.46 WITA. Bpk. Aleluyana Toto. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 16 Juli 2019.

Pukul 10.14 WITA. Sdr. Rifat Toto. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 19 Juli 2019. Pukul 14.52

WITA. Ibu. Debora Kase. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 20 Juli 2019. Pukul 19.45 WITA. Ibu.

Lisabeth Lette. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 23 Juli 2019. Pukul 07.53 WITA. Ibu. Dorce

Anin. Anggota Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 23 Juli 2019. Pukul 15.27 WITA. Sdr. Rifat Toto. Anggota

Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 19 Juli 2019. Pukul 14.52 WITA. 32

Lihat hasil penelitian hal

Page 26: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

15

pelayanan).33

Untuk menjawab pergumulan gereja saat ini mengenai ekonomi jemaat,

pelayan mampu mengambil bagian atau berperan dalam mengatasi hal tersebut.

Sehingga untuk menumbuhkan minat pelayanan juga minat berwirausaha bagi pemuda

masih menjadi tantangan tersendiri bagi pelayan. Sejauh ini gereja tidak hanya membuka diri

untuk pemuda berpelayanan melainkan untuk belajar mandiri serta bertanggung jawab

dengan melibatkan pemuda dalam kegiatan yang diadakan bersama dengan lembaga desa dan

lembaga luar. Dengan demikian peran pelayan bagi pemuda jemaat Bosen sejauh ini

sangatlah aktif, hanya saja terkadang tidak di dukung dan di respon dengan baik oleh

beberapa pihak seperti orang tua dan juga pihak majelis jemaat.34

Peran pelayan menjadi faktor utama untuk menumbuhkan minat wirausaha, dimana

harus mengarahkan, membina dan menuntun mereka. Wirausaha mengarah pada kerja dalam

suatu kelompok organisasi, dengan berkelompok minat akan semakin besar dalam diri

pemuda pemudi sehingga kreatifitas dan inovasi yang selama ini ada dalam diri mereka bisa

dikembangkan. Sehingga dengan adanya peran dari gereja untuk mewadahi pemuda pemudi

yang ada, mereka mampu mengembangkan diri mereka. Hal ini sesuai dengan teori dari Jan

Hendriks mengenai kepemimpinan yang melayani. Dimana ada lima tipe kepemimpinan yang

telah dijelaskan sebelumnya sehingga tipe yang sesuai ialah tipe kelima yaitu kepemimpinan

Team. Kepemimpinan Team lebih mengarahkan pada satu tujuan yang sama tidak mengarah

pada kebutuhan satu pihak saja melaikan pada kelompok.

Peran gereja sejauh ini sudah mencapai titik maksimal dalam hal ini ialah pelayan

gereja telah membuka diri dan menyediakan lahan/menjadi wadah untuk pemuda pemudi

jemaat Bosen. Hanya saja pemuda pemudi jemaat Bosen saat ini lebih memilih untuk hidup

instan. Dalam artian mereka lebih memilih hidup bebas diluar dari pada harus menetap di

desa. Juga tidak adanya dukungan penuh dari orang tua. Hal ini sesuai dengan pandangan

Mantzaridis yang mana memahami teologi atau agama sebagai penata layanan yang bijaksana

dikarenakan baginya teologi atau agama tidak hanya memenuhi kebutuhan yang berkaitan

dengan pelayanan dalam gereja saja, melainkan memenuhi kebutuhan ekonomi

jemaat/masyarakat secara spesifik.

Jemaat GMIT Syalom Bosen sudah mempunyai jiwa wirausaha terkhususnya pemuda

pemudi yang ada dikarenakan dari zaman orang tua dulu mereka sudah berwirausaha hanya

saja karena perkembangan zaman sehingga jemaat/masyarakat saat ini tidak mau bersusah

susah dengan kata lain mereka lebih melihat hasil dari proses yang ada, padahal sama sama

33

GMIT Sinode. “Tata Gereja Gereja Masehi Injili di Timor 2010”.( Kupang: Majelis Sinode GMIT, 2015) 16 34

Lihat hasil penelitian hal

Page 27: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

16

menghasil uang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Hal ini sesuai dengan teori dari

Mastra yang mengemukakan 8 pokok pikirannya mengenai cara menumbuhkan minat/motif

kewirausahaan gereja.

Berdasarkan hasil studi teoritis dan hasil penelitian lapangan, ada beberapa hal yang

menarik dari hasil penelitian di jemaat GMIT Syalom Bosen terhadap peran gereja dalam

menumbuhkan minat wirausaha kepeda pemuda pemudi disana. Pertama, identitas diri yang

pada dasarnya masyarakat pertanian namun semakin berkembangnya zaman semakin

meninggalkan identitas tersebut. Sebelum berkembangnya zaman, begitu banyak pemuda

pemudi yang turut serta dalam mengelolah lahan. Faktor zaman yang mempengaruhi ialah

IPTEK, pergaulan dan pendidikan. Sehingga pemuda pemudi lebih cenderung meninggalkan

identitas tersebut.

Kedua, kurangnya dukungan dari pihak keluarga dan lingkungan sekitar untuk pemuda

pemudi mengasah kreativitas dan inovasi mereka sendiri. Padahal minat berwirausaha sangat

tinggi dan ada dalam diri setiap pemuda pemudi, hanya saja tidak semua mau

mengembangkan hal tersebut. Ada beberapa yang mengembangkan kreativitas dan inovasi

yang mereka punya di dalam lingkungan desa, tapi ada juga yang lebih memilih

mengembangkan ke luar. Bahkan jumlah di luar desa lebih banyak. Ini yang membuat

pemuda pemudi terus melalaikan lahan lahan yang mereka punya.

Ketiga, melalui upaya upaya yang telah dilakukan oleh gereja bekerja sama dengan

lembaga desa diharapkan pemuda pemudi mampu membudidayakan diri mereka dengan

melihat potensi potensi wirausaha yang telah disediakan. Sehingga peran gereja bisa

mencapai tahap yang lebih baik lagi dan bisa memenuhi kebutuhan rohani dan kebutuhan

jasmani jemaat Bosen sekaligus.

Dari sudut pandang penulis berkaitan dengan peran gereja, sejauh ini sudah sangat

mewadahi pemuda pemudi jemaat GMIT Syalom Bosen, dimana telah menyediakan lahan

untuk kategorial pemuda serta jemaat (9 rayon) bisa mengelola lahan yang disediakan, juga

bersama dengan lembaga desa mengadakan penyuluhan dan membentukkan kelompok

wirausaha serta menyediakan bibit untuk kelompok yang ada. Gereja tidak hanya

memperhatikan pemuda pemudi yang menetap permanen di desa Bosen saja, tapi juga

memperhatikan pemuda pemudi yang pernah bekerja di luar daerah dan luar negeri, karena

tidak semua dari mereka kembali ke desa dengan membawa perubahan hidup bagi keluarga.

Sehingga yang terjadi sekarang ialah mereka di bimbing untuk mampu mengelola diri dan

kemampuan.

Page 28: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

17

Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa gereja

mempunyai peran yang sangat besar dalam hal mendampingi dan mewadahi pemuda pemudi.

Untuk menumbuhkan minat kewirausahaan kehidupan masyarakat desa Bosen terkhususnya

jemaat GMIT Syalom Bosen mempunyai peluang besar dalam hal berwiausaha karena lahan

yang telah tersedia, serta adanya pendampingan. Tidak hanya dari lembaga desa saja

melainkan dari pihak gereja juga sudah mulai mengambil peran. Sehingga minat

berwirausaha sudah mulai hadir kembali dalam kehidupan pemuda pemudi GMIT Syalom

Bosen.

Saran

Sesuai dengan hasil penelitian dan teori yang telah dianalisa dan dijelaskan, maka saran

yang dapat disampaikan oleh penulis ialah:

1. Gereja harus selalu memperhatikan dan mendampingi pemuda pemudi GMIT Syalom

Bosen. Tidak hanya sekedar menyediakan lahan saja melainkan bisa mendampingi

sampai pada tahan pengelolaan dan pemasaran hasil tanam.

2. Kiranya relasi antar pelayan dan jemaat dalam hal orang tua para pemuda pemudi

lebih di bangun lagi, gereja memberikan pemaham yang lebih kepada orang tua,

sehingga orang tua lebih paham akan peran dari gereja yang mana tidak hanya

menumbuhkan iman kepercayaan saja, melainkan bisa membentuk kepribadian serta

menumbuhkan kreatifitas dan inovasi dari pemuda pemudi jemaat Syalom Bosen.

3. Kerja sama yang di bangun tidak hanya sebatas pada lembaga desa Bosen dan

beberapa yayasan saja melaikan penulis berharap bisa bekerja sama dengan Sinode

GMIT juga dalam menumbuhkan minat wirausaha di Bosen. Dalam artian Sinode

juga bisa menjadi wadah penyalur dalam pendampingan pemuda pemudi.

Page 29: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

18

DAFTAR PUSTAKA

Abas Sunarya, Sudaryono, Asep. 2011. “Kewirausahaan”. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Yogyakarta.

Adrian Ignin. 2013 “Christian Church and Economy”. Romania: Valahia university from

targoviste,.

Habib Amin Nurrokhman, “Pengertian, Tujuan, dan Teori Kewirausahaan”,

https://www.kompasiana.com/www.habibamin.blogspot.com/550e5459813311862cbc6

25d/pengertian-tujuan-dan-teori-kewirausahaan-materi-kuliah (diakses pada 1 April

2019, pukul 17.42).

Hamdani. 2010. “Enterpreneurship Kiat melihat dan memberdayakan potensi bisnis”.

Jakarta: Penerbit Starbooks.

Hasil wawancara dengan Ketua Majelis Jemaat GMIT Syalom Bosen, pada tanggal 26

Februari 2019 pukul 17:10.

Hommes Anne. 1995. “Perubahan peran pria dan wanita dalam gereja dan masyarakat”.

Jakarta: Percetakan BPK.

Jan Hendriks. 2002. “Jemaat Vital dan Menarik Membangun Jemaat dengan Menggunakan

Metode Lima Faktor”. Yogyakarta: Kanisius.

Jerro Kristian, “Kabupaten Timor Tengah Selatan”,

http://jerrokristian.blogspot.com/2013/10/kabupaten-mollo-utara.html?view=mosaic, di

akses tangal 27 Februari 2018 pukul 17:13.

Kasmir. 2008. “Kewirausahaan”. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.

Made Gunaraksawati Mastra. 2009. “Teologi Kewirausahaan Konsep dan Praktik Bisnis

GKPB”. Yogyakarta: Percetakan TPK, UKDW.

Mark Casson. 2012. “Enterpreneurship Teori, Jaringan, Sejarah”. Jakarta: Penerbit Raja

Grafindo Persada.

Rumah Belajar, “Asal kata motivasi”, https://rumahbeladjar.wordpress.com/tag/asal-kata-

motivasi/ , di akses tanggal 27 Februari 2019 pukul 21:07

Sinode GMIT. “Tata Gereja Gereja Masehi Injili di Timor 2010”.( Kupang: Majelis Sinode

GMIT, 2015)

Supriyadi, “Motivasi Wirausaha”,

https://www.academia.edu/6916634/MOTIVASI_WIRAUSAHA_Dosen, di akses

tangal 27 Februari 2018 pukul 21:24.

Page 30: PERAN GEREJA DALAM MENUMBUHKAN MINAT …...peran gereja dalam menumbuhkan minat kewirausahaan di kalangan pemuda pemudi gmit syalom bosen klasis mollo utara

19

Tadjuddin Noer Efwndi. 1993. “Sumber daya manusia peluang kerja dan kemiskinan”.

Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.

Thoby Mutis. 1995. “Kewirausahaan yang Berproses”. Jakarta: PT. Grasindo.

HASIL WAWANCARA

Hasil wawancara dengan Ibu. Mona Olla. Pendeta Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 11

Juli 2019. Pukul 15.00 WITA.

Hasil wawancara dengan Sdr. Sakarias Lete. Ketua Pemuda GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14

Juli 2019. Pukul 11.35 WITA.

Hasil wawancara dengan Sdr. Irna Toto. Anggota Pemuda GMIT Syalom Bosen. Bosen, 14

Juli 2019. Pukul 12.46 WITA.

Hasil wawancara dengan Bpk. Darius Banoet. Penatua Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen,

14 Juli 2019. Pukul 13.46 WITA.

Hasil wawancara dengan Sdr. Trifeni Mulklon. Anggota Pemuda GMIT Syalom Bosen.

Bosen, 14 Juli 2019. Pukul 14.25 WITA.

Hasil wawancara dengan Bpk. Aleluyana Toto. Tokoh Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen,

16 Juli 2019. Pukul 10.14 WITA.

Hasil wawancara dengan Sdr. Ike Pandie. Anggota Pemuda GMIT Syalom Bosen. Bosen, 19

Juli 2019. Pukul 12.25 WITA.

Hasil wawancara dengan Sdr. Rifat Toto. Penatua Pemuda GMIT Syalom Bosen. Bosen, 19

Juli 2019. Pukul 14.52 WITA.

Hasil wawancara dengan Sdr. Jhon Nenobais. Anggota Pemuda GMIT Syalom Bosen. Bosen,

20 Juli 2019. Pukul 10.55 WITA.

Hasil wawancara dengan Ibu. Debora Kase. Tokoh Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 20

Juli 2019. Pukul 19.45 WITA.

Hasil wawancara dengan Sdr. Micel Talan. Anggota Pemuda GMIT Syalom Bosen. Bosen,

21 Juli 2019. Pukul 09.08 WITA.

Hasil wawancara dengan Ibu. Lisabeth Lette. Penatua Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen,

23 Juli 2019. Pukul 07.53 WITA.

Hasil wawancara dengan Ibu. Dorce Anin. Diaken Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen, 23

Juli 2019. Pukul 15.27 WITA.

Hasil wawancara dengan Bpk. Agustinus Toto. Tokoh Jemaat GMIT Syalom Bosen. Bosen,

23 Juli 2019. Pukul 19.30 WITA.