Yonatha Insomnia

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    1/41

    SEMIN R

    INSOMNI

    Oleh:Yonatha Novara Pretysta

    082011101025Dokter Pembimbing:dr. Justina Evy Tyaswati Sp.KJ

    dr. Alif Mardijana Sp.KJFK UJ-RSD dr Soebandi

    JEMBER

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    2/41

    FISIOLOGITIDUR

    Makhluk hidup mempunyai irama sirkardian kehidupan yang sesuaidengan beredarnya waktu dalam siklus 24 jam.

    Fase Tidur susunan saraf pusat masih bekerja dimana neuron-

    neuron di substansia retikularis ventral batang otak melakukan

    sinkronisasi

    Terletak pada substansia ventrikulo retikularis batang otak yang

    disebut sebagai pusat tidur (sleep center).

    Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan sinkronisasi/desinkronisasi terdapat pada bagian rostral batang otak disebut

    sebagai pusat penggugah (arousal center).

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    3/41

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    4/41

    PEMBAGIAN TIDUR

    Tidur Dibagi Menjadi 2 Tipe Yaitu:

    1. Tipe Rapid Eye Movement(REM)

    2. Tipe Non Rapid Eye Movement(NREM)

    Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium,

    lalu diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREMdan REM terjadi secara bergantian antara 4-6 kali siklus semalam.

    Tidur NREM yang meliputi 75% dari keseluruhan waktu tidur dan dibagi

    emnjadi 4 stadium. Sedangkan tidur REM meliputi 25% dari

    keseluruhan waktu tidur. Tidak dibagi-bagi dalam stadium seperti dalmtidur NREM

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    5/41

    PEMBAGIAN TIDUR (NREM)

    PEMBAGIAN KETERANGAN

    Stadium 1 berlangsung selama 5% dari keseluruhan waktu tidur. Stadium ini dianggapstadium tidur paling ringan. EEG menggambarkan gambaran kumparan tidur

    yang khas, bervoltase rendah, dengan frekuensi 3 sampai 7 siklus perdetik, yang

    disebut gelombang teta

    Stadium 2 berlangsung paling lama, yaitu 45% dari keseluruhan waktu tidur. EEG

    menggambarkan gelombang yang berbentuk pilin (spindle shaped) yang sering

    dengan frekuensi 12 sampai 14 siklus perdetik, lambat, dan trifasik yang dikenal

    sebagai kompleks K. Pada stadium ini, orang dapat dibangunkan dengan mudah

    Stadium 3 berlangsung 12% dari keseluruhan waktu tidur. EEG menggambarkangelombang bervoltase tinggi dengan frekuensi 0,5 hingga 2,5 siklus perdetik,

    yaitu gelombang delta. Orang tidur dengan sangat nyenyak, sehingga sukardibangunkan

    Stadium 4 berlangsung 13% dari keseluruhan waktu tidur. Gambaran EEG hampir samadengan stadium 3 dengan perbedaan kuantitatif pada jumlah gelombang delta.

    Stadium 3 dan 4 juga dikenal dengan nama tidur dalam, atau delta sleep, atau

    Slow Wave Sleep (SWS)

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    6/41

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    7/41

    POLA SIKLUS BANGUN DANTIDUR

    * Kadar melatonin dalam darah mulai meningkat pada jam 9 malam, terus meningkat sepanjang malam danmenghilang pada jam 9 pagi.

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    8/41

    PERUBAHAN TIDUR AKIBAT PROSES

    PENUAAN

    Orang usia lanjut mengalami waktu tidur yang dalam lebih pendek,

    sedangkan tidur stadium 1 dan 2 lebih lama.

    Bila siang hari sibuk dan aktif sepanjang hari, pada malam hari tidak

    ada gangguan dalam tidurnya, sebaliknya bila siang hari tidak ada

    kegiatan dan cenderung tidak aktif, malamnya akan sulit tidur.

    Pada usia lanjut, ekskresi kortisol dan GH serta perubahan

    temperatur tubuh berfluktuasi dan kurang menonjol. Melatonin

    menurun dengan meningkatnya umur.

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    9/41

    INSOMNI

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    10/41

    DEFINISI

    Menurut DSM-IV, Insomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam hal

    kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur atau tidur non-

    restoratif yang berlangsung setidaknya satu bulan dan menyebabkan

    gangguan signifikan atau gangguan dalam fungsi individu.

    The International Classification of Diseases mendefinisikan Insomnia

    sebagai kesulitan memulai atau mempertahankan tidur yang terjadi

    minimal 3 malam/minggu selama minimal satu bulan

    Menurut The International Classification of Sleep Disorders, insomniaadalah kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap malam, disertai rasa

    tidak nyaman setelah episode tidur tersebut.

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    11/41

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    12/41

    EARLY

    Tidak dapat atau sulit masuk tidur (sleep onset insomnia)

    : Keadaan ini sering dijumpai pada ansietas pasien muda,ber-langsung 1 - 3 jam dan kemudian karena kelelahan atertidur juga.

    MIDDLE

    Terbangun tengah malam beberapa kali (sleepmaintenance insomnia): pasien ini dapat masuk tidurdengan mudah tetapi setelah 2-3 jam terbangun lagi, danini terulang beberapa kali dalam satu malam.

    LATE: Terbangun pada waktu pagi yang sangat dini (early

    awakening insomnia): pasien ini dapat tidur denganmudah dan tidur dengan cukup nyenyak, tetapi pagi butasudah terbangun lalu tidak dapat tidur lagi. Keadaan inisering dijumpai pada keadaan depresi.

    Menurut Liu et al:

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    13/41

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    14/41

    CONT. . .

    Berdasarkan International Classification of Sleep Disordes yang direvisi,

    insomnia diklasifikasikan menjadi:

    a. Acute insomniab. Psychophysiologic insomniac. Paradoxical insomnia (sleep-state misperception)d. Idiopathic insomniae. Insomnia due to mental disorder

    f. Inadequate sleep hygieneg. Behavioral insomnia of childhoodh. Insomnia due to drug or substancei. Insomnia due to medical condition

    j. Insomnia not due to substance or known physiologic condition,unspecified (nonorganic)

    k.

    Physiologic insomnia, unspecified (organic)

    10

    B d k k j di

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    15/41

    Berdasarkan waktu terjadinya:

    < 3 minggu

    berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu yang berlangsungsementara dan biasanya menimbulkan stress dan dapat dikenali denganmudah oleh pasien sendiri.

    diagnosis dibuat secara retrospektif setelah keluhan pasien sudah hilang.

    insidensi pria = wanita episode berulang juga cukup sering

    faktor yang memicu antara lain akibat lingkungan tidur yang berbeda,gangguan irama sirkadian sementara akibat jet lag atau rotasi waktu kerja,stress situasional akibat lingkungan kerja baru, dan lain-lainnya.

    tidak memerlukan terapi khusus dan jarang membawa pasien ke dokter.

    1. Transient insomnia :

    Berlangsung 1-6 bulan dan biasanya disebabkan oleh kejadian-kejadian

    stress yang lebih persisten, seperti kematian salah satu anggota keluarga.

    2. Short-term insomnia:

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    16/41

    Kondisi ini lebih jarang daripada transient insomnia. Akibat ketidakseimbangan antara tidur dan bangun.Ketidakseimbangan ini dapat terjadi sementaraataupun seumur hidup.

    Berulang perubahan fisiologis seperti siklus

    premenstrual ataupun perubahan psikologik (manikdepresif, anorexia nervosa, atau kambuhnyaperubahan perilaku tertentu seperti kecanduan obat,dsb)

    3. Cyclical insomnia ( recurrent insomnia ):

    Berlangsung lebih dari 6 bulan. Dibagi menjadi 2, yaituinsomnia primer dan sekunder

    4. Chronic insomnia ( persistentinsomnia ) :

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    17/41

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    18/41

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    19/41

    CONT. . .

    Kafein, Nikotin Dan Alkohol : Kopi, teh, cola dan minuman yang

    mengandung kafein adalah stimulan yang terkenal. Nikotin merupakanstimulan yang dapat menyebabkan insomnia. Alkohol adalah obat

    penenang yang dapat membantu seseorang jatuh tertidur, tetapi

    mencegah tahap lebih dalam tidur dan sering menyebabkan terbangun di

    tengah malam.

    Kondisi Medis : Jika seseorang memiliki gejala nyeri kronis, kesulitan

    bernapas dan sering buang air kecil, kemungkinan mereka untuk

    mengalami insomnia lebih besar dibandingkan mereka yang tanpa gejala

    tersebut. Kondisi ini dikaitkan dengan insomnia akibat artritis, kanker,

    gagal jantung, penyakit paru-paru, gastroesophageal reflux disease(GERD), stroke, penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer.

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    20/41

    CONT. . .

    Perubahan Lingkungan Atau Jadwal Kerja : Kelelahan akibat

    perjalanan jauh atau pergeseran waktu kerja dapat menyebabkanterganggunya irama sirkadian tubuh, sehingga sulit untuk tidur. Ritme

    sirkadian bertindak sebagai jam internal, mengatur siklus tidur-

    bangun, metabolisme, dan suhu tubuh.

    Belajar' Insomnia : Hal ini dapat terjadi ketika Anda khawatirberlebihan tentang tidak bisa tidur dengan baik dan berusaha terlalu

    keras untuk jatuh tertidur. Kebanyakan orang dengan kondisi ini tidur

    lebih baik ketika mereka berada jauh dari lingkungan tidur yang biasa

    atau ketika mereka tidak mencoba untuk tidur, seperti ketika mereka

    menonton TV atau membaca.

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    21/41

    FAKTOR RESIKO

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    22/41

    CONT. . . Wanita : Perempuan lebih mungkin mengalami insomnia. Perubahan

    hormon selama siklus menstruasi dan menopause mungkinmemainkan peran. Selama menopause, sering berkeringat pada

    malam hari dan hot flashes sering mengganggu tidur.

    Usia Lebih Dari 60 Tahun : Karena terjadi perubahan dalam pola tidur,insomnia meningkat sejalan dengan usia.

    Memiliki Gangguan Kesehatan Mental : Banyak gangguan, termasukdepresi, kecemasan, gangguan bipolar dan post-traumatic stressdisorder, mengganggu tidur.

    Stres : Stres dapat menyebabkan insomnia sementara, stress jangka

    panjang seperti kematian orang yang dikasihi atau perceraian, dapatmenyebabkan insomnia kronis. Menjadi miskin atau pengangguranjuga meningkatkan risiko terjadinya insomnia.

    Perjalanan jauh (Jet lag) dan Perubahan jadwal kerja : Bekerja dimalam hari sering meningkatkan resiko insomnia.

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    23/41

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    24/41

    DIAGNOSIS

    Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap:

    Riwayat kesehatan

    Riwayat tidur

    Pemeriksaan fisik-tambahan

    Sleep Study (Polysomnogram)

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    25/41

    Apakah ada masalah kesehatan lain

    Adakah rasa sakit akibat luka atau gangguan kesehatan

    Apakah sebelumnya mengkonsumsi obat yang tidaksesuai dengan yang sudah diresepkan dokter

    Tentang aktivitas kerja sehari-hari

    Tentang konsumsi alcohol, kafein, perokok

    Tentang riwayat perjalanan jauH

    1. RIWAYATKESEHATAN

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    26/41

    Seberapa sering dan lama gangguan tersebut terjadi Kapan waktu pergi untuk tidur, jam berapa bangun saat kerja dan libur

    Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulai tidur, seberapa

    sering terbangun pada malam hari, berapa lama waktu dari bangun dan

    memulai tidur lagi

    Bugar setelah tidur?

    Bagaimana kelelahan yg di rasakan seharian?

    Seberapa sering mengantuk atau kesulitan untuk tidak tertidur saat

    melakukan pekerjaan rutin, terutama saat menyetir

    2. RIWAYATTIDUR

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    27/41

    Untuk mencari penyakit yang bisa menyebabkangangguan insomnia

    Pemeriksaan tes darah untuk cek gangguan pd tiroidatau masalah lainnya yang bisa menyebabkan

    insomnia

    3. PEMERIKSAAN

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    28/41

    Keluhan utama adalah kesulitan untuk memulai atau

    mempertahankan tidur atau kualitas tidur yang buruk. Keluhan ini

    paling sedikit selama satu bulan

    Gangguan tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan

    mempengaruhi fungsi sosial dan pekerjaan Gangguan ini tidak terjadi bersamaan dengan narkolepsi, breathing-

    relating sleep disorders, atau parasomnia

    Gangguan ini tidak terjadi bersamaan dengan gangguan mental

    lainnya (depresi)

    Gangguan ini tidak berhubungan dengan efek fisiologis bahan-bahankimia (alcohol, obat-obatan ) atau kondisi kesehatan seseorang

    KRITERIADIAGNOSISINSOMNIAPRIMERDSM IV-TR)

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    29/41

    Hal tersebut di bawah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti:

    DIAGNOSISMENURUTPPDGJ F51.0INSOMNIANON-ORGANIK

    Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur,atau kualitas tidur yang buruk

    Gangguan minimal terjadi 3 kali dalam seminggu selama minimal1 bulan

    Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur dan peduli yang

    berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjangsiang hari

    Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidurmenyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhifungsi dalam sosial dan pekerjaan

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    30/41

    Adanya gangguan jiwa lain seperti depresi dan anxietas

    tidak menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan. Kriteria lama tidur (kuantitas) tidak diguankan untuk

    menentukan adanya gangguan, oleh karena luasnya

    variasi individual. Lama gangguan yang tidak memenuhi

    kriteria di atas (seperti pada transient insomnia) tidakdidiagnosis di sini, dapat dimasukkan dalam reaksi stres

    akut (F43.0) atau gangguan penyesuaian (F43.2)

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    31/41

    4. SLEEP STUDY (POLYSOMNOGRAM)

    Mencatat pernafasan, pergerakan, fungsijantung, dan aktivitas otak selama pasien tidur

    Polysomnogram diindikasikan jika pasienmempunyai gangguan tidur yang lain sepertisleep apneaatau restless leg syndrome

    Diindikasikan terutama untuk Parasomnia,karena pada insomnia biasanya tidak terlalutampak

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    32/41

    PENATALAKSANAAN NON-FARMAKO

    Edukasi tentang kebiasaan tidur yang baik,

    Teknik Relaksasi

    Terapi kognitif

    Restriksi Tidur

    Kontrol stimulus

    Trap Tingkah Laku :

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    33/41

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    34/41

    PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI

    Benzodiazepine

    (Nitrazepam,Trizolam, dan Estazolam) Non benzodiazepine

    (Chloral-hydrate, Phenobarbital)

    Pemilihan obat, ditinjau dari sifat gangguan tidur :

    Initial Insomnia (sulit masuk ke dalam proses tidur) Obat yang dibutuhkanadalah bersifat Sleep inducing anti-insomnia yaitu golongan benzodiazepine(Short Acting)Misalnya pada gangguan anxietas

    Delayed Insomnia (proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit masuk kembali ke

    proses tidur selanjutnya) Obat yang dibutuhkan adalah bersifat Prolong latentphase Anti-Insomnia, yaitu golongan heterosiklik antidepresan (Trisiklik danTetrasiklik)Misalnya pada gangguan depresi

    Broken Insomnia (siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan terpecah-pecah menjadi beberapa bagian (multiple awakening). Obat yang dibutuhkanadalah bersifat Sleep Maintining Anti-Insomnia, yaitu golongan phenobarbital

    atau golongan benzodiazepine (Long acting).

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    35/41

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    36/41

    PEMILIHAN OBAT

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    37/41

    PEMILIHANOBAT

    Delayed

    Insomnia

    Proses tidur terlalu

    cepat berakhir dan

    sulit masuk kembali

    untuk tidur

    Depresi

    Prolong latent phase

    Anti-Insomnia

    -Trisiklik

    -Tertrasiklik

    Broken

    Insomnia

    Siklus proses yang

    tidur normal tidak

    utuh dan terpecah-

    pecah menjadibeberapa bagian

    Stress Psikososial

    Sleep Maintaining

    Anti-Insomnia

    -Gol. Phenobarbital

    -Gol. Benzodiazepine

    (Long Acting)

    Inisial Insomnia

    Sulit masuk ke

    dalam proses tidur

    Anxietas

    Sleep Inducting Anti-

    Insomnia

    -Gol. Benzodiazepine

    (Short Acting)

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    38/41

    WARNING !!! Kontraindikasi :

    Sleep apneu syndrome

    Congestive Heart Failure

    Chronic Respiratory Disease

    Penggunaan Benzodiazepine pada wanita hamil

    mempunyai risiko menimbulkan teratogenic effect

    (e.g.cleft-palate abnormalities) khususnya pada trimester

    pertama. Juga benzodiazepine dieksresikan melalui ASI,

    berefek pada bayi (penekanan fungsi SSP)

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    39/41

    KOMPLIKASI

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    40/41

    PROGNOSIS

    Prognosis umumnya baik dengan terapi yang adekuatdan juga terapi pada gangguan lain spt depresi dll. Lebih

    buruk jika gangguan ini disertai skizophrenia

  • 8/13/2019 Yonatha Insomnia

    41/41