Upload
trankiet
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH PAPUA BARAT RESOR MANOKWARI Jln. Bhayangkara No.1 Manokwari
ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WBK / WBBM
SENTRA PELAYANAN KEPOLISIAN TERPADU
POLRES MANOKWARI
MANOKWARI, JANUARI 2018
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH PAPUA BARAT RESOR MANOKWARI Jln. Bhayangkara No.1 Manokwari
ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WBK / WBBM SPKT POLRES MANOKWARI
NO BUKTI PENDUKUNG KODE KET
1 2 3 4
VI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
1. STANDAR PELAYANAN
a. MEMILIKI KEBIJAKAN STANDAR PELAYANAN
1.a.
b. MAKLUMAT STANDAR PELAYANAN 1.b.
c. PERATURAN KASATKER/SOP/PILUN 1.c.
d. REVIUW PERATURAN KASATKER/SOP/PILUN
1.d.
2. BUDAYA PELAYANA PRIMA
a. SOSIALISASI / PELATIHAN DALAM UPAYA PENERAPAN BUDAYA PELAYANAN PRIMA
2.a.
b. MEMILKI INFORMASI TENTANG PELAYANAN MUDAH DIAKSES MELALUI BERBAGAI MEDIA
2.b.
c. SISTEM REWARD & PUNISHMENT 2.c.
d. SARANA LAYANAN TERPADU / TERINTEGRASI
2.d.
e. INOVASI PELAYANAN 2.e.
3. PENILAIAN KEPUASAN TERHADAP PELAYANAN
a. MELAKUKAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT
3.a.
b. HASIL SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT DAPAT DIAKSES SECARA TERBUKA
3.b.
c. MELAKUKAN TINDAK LANJUT ATAS HASIL SURVEY KEPUASAN MAYSARAKAT
3.C.
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
SENTRA PELAYANAN KEPOLISIAN TERPADU POLRES MANOKWARI
1. STANDAR PELAYANAN
a. Latar Belakang
Sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik,
bahwa setiap penyelenggara pelayanan publik, baik yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara langsung maupun tidak langsung wajib menyusun, menetapkan, dan
menerapkan standar pelayanan untuk setiap jenis pelayanan sebagai tolak ukur dalam
penyelenggara pelayanana di lingkungan masing-masing.
b. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan Pedoman Standar Pelayanan ini adalah untuk memberikan kepastian, meningkatkan
kualitas dan kinerja pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan selaras dengan
kemampuan penyelenggara sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat.
b. sasaran pedoman standar pelayanan adalah agar setiap penyelenggara mampu menyusun,
menetapkan dan menerapkan standar pelayanan.
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman standar pelayanan ini meliputi penyusunan, penetapan, dan penerapan
standar pelayanan sesuai dengan amanat peraturan pemerintah Nomor 96 tahun 2012 tentang
pelaksanaan Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik.
Adapaun beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Standar Pelayanan
kepada masyarakat dalam Peningkatan Kualitas Publik adalah :
1. Memiliki Kebijakan Standar Pelayanan
2. Maklumat Standar Pelayanan
3. Peraturan Kasatker/SOP/Pilun
4. Reviuw Peraturan Kasatker/SOP/Pilun
A. MEMILIKI KEBIJAKAN STANDAR PELAYANAN
1. Pengertian.
a. Standar pelayanan adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara
kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan
terukur.
b. Penyelenggara publik yang selanjutnya disebut penyelenggara adalah setiap institusi
penyelenggara Negara Korporasi,lembaga independen yang dibentuk berdasarkan Undang-
undang untuk kegiatan pelayanan publik dan badan hokum lain yang dibentuk semata-mata
untuk kegiatan pelayanan publik.
c. Organisasi penyelenggara pelayanan publik selanjutnya disebut organisasi penyelenggara
adalah satuan kerja penyelenggara publik yang berada dilingkunagan institusi penyelenggara
Negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan Undang-undang untuk
kegiatan pelayanan publik dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan
pelayanan publik.
d. Maklumat pelayanan adalah pernyataan tertulis yang berisi keseluruhan rincian kewajiban dan
janji yang terdapat dalam standar pelayanan.
e. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok, mapun badan hokum yang berkedudukan
sebgai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Prisnsip
Dalam penyusunan, penetapan dan penerapan standar pelayanan di lakukan dengan
memperhatikan prinsip :
Sederhana : Standar pelayanan yang mudah dimegerti, mudah di ikuti, mudah di laksanakan,
mudah di ukur, dengan prosedur yang jelas dan biaya terjangkau bagi masyarakat maupun
penyelenggara.
Partisipatif : Penyusunan standar pelayanan dengan melibatkan masyarakata dan pihak terkait
untuk membahas bersama dan mendapatkan keselarasan atas dasar komitmen atau hasil
kesepakatan.
Akuntabel : Hal-hal yang diatur dalam standar pelayanan harus dapat dilaksanakan dan
dipertanggung jawabkan kepada pihak yang berkepentingan.
Berkelanjutan : Standar pelayanan harus terus menerus di lakukan perbaikan sebagai upaya
peningkatan kualitas dan inovasi pelayanan.
Transparansi : Standar pelayanan harus dapat dengan mudah di akses oleh masyarakat.
Keadilan : Standar pelayanan harus menjamin bahwa pelayanan yang diberikan dapat
menjangkau semua masyarakat yang berbeda status ekonomi, jarak lokasi geografis dan
perbedaan kapabilitas fisik dan mental.
3. Penyusunan, Penetapan, dan Penerapan Standar Pelayanan.
A. Penyusunan Rancangan Standar Pelayanan.
Pada awal penyusunan standar pelayan, organisasi, penyelenggara pelayanan, memiliki
kewajiban untuk menyusun standar pelayanan terlebih dahulu sebagai bahan diskusi dengan
masyarakat.
Sebelum memulai penyusunan rancangan, penyelenggara pelayanan terlebih dahulu perlu
mengidentifikasi standar pelayanan yang sudah ada sebelumnya. Standar pelayanan yang
sudah ada menjadi salah satu referensi utama dalam menyusun rancangan standar
pelayanan selanjutnya. Melalui standar pelayanan tersebut dapat diketahui factor-faktor yang
sudah tertata dengan baik dan permasalahan yang terjadi dalam penerapan standar
pelayanan tersebut.
Komponen standar pelayanan sebagaimana diatur dalam undang-undang Nomor 25 Tahun
2009, dalam peraturan ini dibedakan menjadi dua yaitu :
Komponen standar pelayanan yang terkait dengan proses penyampaian pelayanan
meliputi :
- Persyaratan.
- Sistem, Mekanisme, dan prosedur.
- Jangka waktu pelayanan.
- Biaya/ Tarif.
- Produk pelayanan.
- Penanganan pengaduan, saran, dan masukan.
Komponen standar pelayanan yang terkait dengan proses pengelolaan pelayanan di
internal organisasi Meliputi :
- Dasar Hukum
- Sarana dan prasarana dan atau fasilitas.
- Kompetensi pelaksana
- Pengawasan Internal.
- Jumlah pelaksana.
- Jaminan pelayanan.
- Jaminan keamanan dan keselamatan pelayan.
- Evaluasi kinerja pelaksana.
Langkah-langkah yang harus di lakukan dalam penyusunan rancangan standar pelayanan
adalah :
1. Indentifikasi Persyaratan
Persyaratan adalah syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan
baik persyaratan teknis maupun administrative. Persyaratan pelayanan merupakan suatu
tuntutan yang harus dipenuhi, dalam proses penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan. Persyaratan dapat berupa dokumen atau barang/ hal
lain, tergantung kebutuhan masing-masing jenis pelayanan. Hasil yang di harapkan dalam
proses identifikasi adalah :
a. Daftar persyaratan yang diperlukan dalam setiap tahapan dari masing-masing jenis
pelayanan.
b. Waktu yang di persyaratkan untuk penyampaian persyaratan ( di awal, di akhir, atau
secara bertahap ).
2. Identifikasi prosedur
Prosedur adalah tata cara pelayanan yang dibakukan bagi penerima pelayanan. Prosedur
pelayanan merupakan proses yang harus dilalui seorang pelanggan untuk mendapatkan
pelayanan yang diperlukan. Di samping itu, penyelenggara pelayanan wajib memiliki
standar Operasinal prosedur ( SOP ). Hasil yang diharapkan dari tahapan ini adalah
tahapan proses pelayanan sebagai bahan penyusunan Standar Operasional Prosedur.
3. Identifikasi Waktu.
Waktu pelayanan adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
proses pelayanan dari setiap jenis pelayan. Kemudian waktu-waktu yang diperlukan dalam
setiap proses pelayanan dari tahap awal sampai akhir di jumlahkan untuk mengetahui
keseluruhan waktu yang dibutuhkan. Proses identifikasi waktu pelayanan ini dilakukan
untuk setiap jenis pelayanan. Hasil yang diharapkan dari tahapan ini adalah waktu yang di
perlukan untuk menyelesaikan setiap jenis pelayanan.
4. Identifikasi Biaya/Tarif.
Biaya adalah ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam mengurus dan
atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang besarnya di tetapkan berdasarkan
kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat. Proses identifikasi biaya pelayanan
juga dilakukan berdasarkan setiap tahapan dalam proses pelayanan Berapa biaya yang
diperlukan untuk masing-masing tahapan pelayanan. Pada proses ini juga sekaligus di
identifikasi biaya yang akan de\ibebankan pelanggan dan biaya yang akan di bebankan
unit pengelola pelayanan. Penghitungan dua komponen biaya pelayanan ini penting di
lakukan untuk mengetahui berapa jumlah biaya yang akan di bebankan kepelanggan dan
berapa biaya yang dibebankan kepada pengelola. Hasil yang diharapkan pada tahapan
Identifikasi Biaya/ Tarif :
a. Jumlah biaya yang dibebankan kepelanggan dari setiap jenis pelayanan ( untuk
pelayanan yang dipungut biaya ).
b. Jumlah biaya yang dibebankan kepada unit pengelola pelayanan.
c. Daftar pelayanan yang diberikan gratis kepada pelanggan ( apa bila terdapat jenis
pelayanan yang gratis ).
5. Identifikasi Produk Pelayanan.
Produk pelayanan adalah hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
6. Penanganan Pengelolaan Pengaduan.
Organisasi penyelenggara pelayanan wajib membuat mekanisme pengelolaan
pengaduan. Bentuk-bemntuk pengelolaan pengaduan yang banyak digunakan antara lain
penyediaan kotak saran / kotak pengaduan, SMS, Portal pengaduan dalam website dan
penyediaan petugas penerima pengaduan. Untuk mempermudah penanganan pengaduan
perlu di buatkan prosedur pengelolaan pengaduan dalam mekanisme pengaduan harus di
informasikan secara jelas nama petugas, Nomor Telephon, Alamat Email, dan alamat
kantor yang dapat di hubungi.
B. Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Standar Pelayanan
Sebagaimana amanat dalam pasal 20 Undang- undang Nomor 25 Tahun 2009, bahwa dalam
penyusunan penetapan stabdar pelayanan publik wajib dilakukan dengan mengikutsertakan
masyarakat dan pihak-pihak terkait.
Tujuan keikutsertaan masyarakat dalam forum pembahasan bersama adalah untuk
menyelaraskan kemampuan penyelenggara pelayanan dengan kebutuhan/ kepentingan
masyarakat dan kondisi lingkungan guna mengefektifkan penyelenggaraan pelayanan yang
berkualitas. Pembahasan rancangan standar pelayanan di tujukan untuk membangun
kesepakatan, kompromi, antara harapan masyarakat dan kesanggupan penyelenggara
pelayanan terutama menyangkut kemampuan yang dimiliki meliputi :
Dukungan pendanaan yang dialokasikan untuk penyelenggaraan pelayanan.
Pelaksana yang bertugas memberikan pelayanan dari segi kualitas maupun kuantitas.
Sarana, prasarana dan atau fasilitas yang digunakan untuk menyelenggarakan
pelayanan.
C. Penetapan Standar Pelayanan
Sebelum dilakukan penetapan standar pelayanan, penyelenggara wajib membuat Berita
acara Pembahasan Standar Pelayanan. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembahasan wajib
turut serta memberikan tanda tangan, standar pelayanan yang telah disepakati antara
penyelenggara dan pengguna layanan kemudian ditetapkan oleh penyelenggara publik
D. Penerapan Standar Pelayanan.
Standar pelayanan yang telah ditetapkan selanjutnya siap diterapkan oleh unit pelayanan
yang bersangkutan. Proses penerapan standar pelayanan ini dilakukan dengan internalisasi
dan sosialisasi kepada pihak-pihak terkait. Untuk melaksanakan standar pelayanan tersebut
harus di integrasikan kedalam perencanaan program, kegiatan, dan anggaran unit pelayanan
yang bersangkutan.
Integrasi standar pelayanan dalam manajemen penyelenggaraan pelayanan di lakukan sejak
tahap perancangan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi hasil
penyelenggaraan pelayanan. Integrasi ini bertujuan untuk memastikan kebutuhan
penyelenggaraan standar pelayanan di akomodasikan melalui program dan anggaran
menjadi acuan kualitas pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan dan menjadi umpan balik
dalam tahap perencanaan program dan anggaran berikutnya.
Tahapan selanjutnya dalam proses penerapan standar pelayanan di lakukan internalisasi dan
sosialisasi dimana internalisasi diperlukan untuk memberikan pemahaman kepada seluruh
jajaran organisasi penyelenggara pelayanan sedangkan sosialisasi perlu di lakukan untuk
membengun pemahaman dan persamaan persepsi di lingkungan unit/satker penyelenggara
pelayanan. Proses internalisasi dan sosialisasi ini agar di dokumentasikan oleh
penyelenggara.
Standar Pelayanan SPKT
Jenis Pelayanan SPKT : Penerimaan Pengaduan Masyarakat
No. Komponen Uraian
1. Dasar Hukum UU No.2 Tahun 2002, UU No.25 Tahun 2009,
Perkap No.23 Tahun 2010
2. Persyaratan Dokumen, Barang dan Jasa tergantung kebutuhan
masing-masing jenis Pelayanan SPKT
3. Sistem, Mekanisme dan Prosedur Menerima Pengaduan, LP, Cek TKP, Membuat
Permintaan Ver, Membuat STPL.
4. Jangka Waktu Penyelesaian Sesuai dari Jenis Pelayanan SPKT.
5. Biaya/Tarif Tanpa dipungut biaya
6. Produk Pelayanan SPKT Menerima Pengaduan Masyarakat dan
Membuatkan Laporan Polisi serta STPL.
7. Sarana/Prasana, dan/atau Fasilitas Computer, Mobil Patroli R-4, Sepeda Motor Pribadi
8. Kompentensi Pelaksana Belum Dikjur
9. Pengawasan Internal Kasiwas
10. Penanganan Pengaduan SPK
11. Jumlah Pelaksana 3 (tiga) Personil
12. Jaminan Pelayanan SPKT
13. Jaminan Keamanan
14. Evaluasi Kinerja Pelaksana Dilakukan Anev Kinerja
B. PENETAPAN MAKLUMAT PELAYANAN
Sebelum menerapkan Standar Pelayanan SPKT, Penyelenggara diwajibkan untuk menyusun dan
menetapkan Maklumat Pelayanan SPKT. Maklumat Pelayanan SPKT merupakan pernyataan
kesanggupan dan kewajiban penyelenggara untuk melaksanakan Pelayanan SPKT sesuai dengan Standar
Pelayanan SPKT Maklumat Pelayanan SPKT wajib dipublikasikan kepada masyarakat secara jelas dan
luas paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah Standar Pelayanan SPKT ditetapkan.
Hal-hal yang perlu dimuat dalam Maklumat Pelayanan SPKT adalah :
1. Pernyataan Janji dan kesanggupan untuk melaksanakan Pelayanan SPKT sesuai dengan Standar
Pelayanan SPKT secara Konsisten.
2. Pernyataan kesdiaan untuk menerima sanksi apabila memberikan Pelayanan SPKT tidak sesuai
Standar Pelayanan SPKT.
Dokumentasi : Standar Pelayanan SPKT Polres Manokwari
Dokumentasi : Struktur Organisasi SPKT Polres Manokwari
Maklumat Pelayanan SPKT yang telah disusun wajib dipublikasikan secara luas, jelas, dan
terbuka kepada masyarakat, melalui berbagai media yang mudah diakses oleh masyarakat.
C. PERATURAN KASATKER/SOP/PILUN
Merupakan suatu kebijakan aturan yang dikeluarkan oleh kepala unit/satuan organisasi untuk
meningkatkan kinerja pelayanan publik yang bertujuan sebagai pedoman dalam menjalankan Standar
Pelayanan yang nantinya menjadi acuan dalam pelaksanaan fungsi tugas yang tertuang dalam Standar
Opersional Prosedur (SOP). Peraturan Kasatker/SOP/Pilun tersebut tertuang dalam Standar Operasional
Prosedur yang terdiri dari :
1. Standar Operasional Prosedur (SOP) Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT)
2. Standar Operasional Prosedur (SOP) Penjagaan
3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Penerimaan Laporan/Pengaduan Masyarakat Secara Langsung
4. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengaduan Masyarakat Melalui Telephone
5. Standar Operasional Prosedur (SOP) Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP)
6. Standar Operasional Prosedur (SOP) Penanganan Konflik Sosial
Dokumentasi : Maklumat Pelayanan SPKT Polres Manokwari
A. Standar Operasional Prosedur (SOP) Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT)
a. Tugas Pokok
1. Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polres Manokwari dipimpin oleh Kepala Sentra
Pelayanan Kepolisian Terpadu disingkat Ka SPKT adapun tugas dan wewenang adalah
sebagai berikut :
a. Tugas :
SPKT Polres Manokwari bertugas memberikan peyanan kepolisian secara terpadu
terhadap laporan/pengaduan masyarakat, memberikan bantuan dan pertolongan, serta
memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat.
b. Fungsi/wewenang SPKT Polres Manokwari :
1) Pelayanan Kepolisian kepada masyarakat secara terpadu antara lain dalam bentuk
Laporan Polisi (LP), Surat Tanda Terima Laporan Polisi (STTLP), Surat Keterangan
Kehilangan Barang (SKKB).
2) Pengkoordinasian dan memberikan bantuan serta pertolongan, antara lain Tindakan
Pertama di Tempat Kejadian Perkara (TPTKP), Turjawali, Pengamanan Kegiatan
masyarakat dan Instansi Pemerintah.
3) Pelayanan masyarakat melalui surat dan alat komunikasi antara lain berupa
telephone, pesan singkat, jejaring sosial/internet.
4) Pelayanan informasi yang berkaitan dengan kepetingan masyarakat sesuai dengan
perundang-undangan.
5) Penyiapan regristasi pelaporan, penyusunan dan penyampian laporan harian kepada
Kapolres melalui Bag Ops.
b. Pelaksanaan
1. Pembinaan Kekuatan
a. Pembinaan Personil
1) SPKT Polres Manokwari secara berkala mengadakan Anev situasi personil yang
secara rill berjumlah 11 Personil : yang terdiri dari 1 Pama, 10 Brigadir.
2) Melaksanakan dan menerapkan upaya peningkatan disiplin dengan mewujudkan
budaya bersih, tertib dan budaya kerja agar dapat mencerminkan Ketauladanan
sebagai Aparat Penegak Hukum yang tertib, disiplin dan pengabdianya berpedoman
dengan kebijaksanaan Pimpinan/Kapolri untuk bersungguh-sungguh dalam
melaksanakan tugasnya.
3) Memberikan teguran/tindakan bagi Anggota yang telah melakukan pelanggaran atau
kesalahan.
4) Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dengan memperbaiki prosedur-
prosedur dan, pendukung pelayanan masyarakat dan penataan kembali pilun-pilun
untuk mempermudah dalam menunjang/melakukan pelaksanaan tugas.
b. Pembinaan Materiil
1) SPKT Polres Manokwari berserta jajaranya melakukan dan melaksanakan
pemeliharaan barang-barang inventaris SPKT dengan baik untuk menjamin
kelancaran tugas SPKT.
2) Mengusulkan tentang kebutuhan alut dan alsus untuk kelancaran Operasional kerja
sehari-hari.
2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana yang ada di SPKT Polres Manokwari belum mencukupi untuk dapat
melayani sesuai dengan Standar Pelayanan Publik yang prima, adapun sarana yang ada
sebagai berikut :
a. 1. Ranmor R2 Nihil
2. Ranmor R4 1 (satu) unit mobil Ford
b. Alkom
1) HT 4 unit;
2) SSB 1 unit;
3) Komputer 3 unit;
4) Amplifier/pengeras suara 1 unit;
5) Hand Phone 1 unit (0822 3869 0004)
c. Pengendalian
Pengendalian SPKT oleh Kapolres Manokwari melalui Waka Polres Manokwari.
Dokumentasi : Sarana/prasarana Ruang SPKT Polres Manokwari
B. Standar Operasional Prosedur (SOP) Penjagaan
Terdiri dari beberapa Tahapan :
1. Tahap Persiapan
a. Setengah jam sebelum dimulai giliran tugas jaga, maka petugas jaga baru sudah ada ditempat
jaga.
b. Melaksanakan serah terima dipimpin oleh KA SPK jaga lama.
c. Memeriksa ruang jaga beserta barang-barang inventaris SPKT/penjagaan.
d. Memeriksa kerapian meliputi cara berpakaian, sikap tampang, perlengkapan serta
persenjataan.
e. Menerima dan meminta informasi serta mempelajari tugas-tugas yang telah dilaksanakan oleh
petugas jaga lama.
f. Memberikan penekanan dalam pelaksanaan tugas kepada anggota.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Penjagaan Mako di bawah tanggungjawab Ka Jaga, adapun pelaksanaanya antara lain
membuat jadwal penjagaan, mengisi buku mutasi, pelaksanaan tugas sesuai dengan jadwal
jaga serta membunyikan/memukul lonceng setiap jam sekali dan ditulis kedalam buku mutasi
penjgaan.
b. Dalam pelaksanaanya setiap anggota jam jaga harus memperhatikan serta meneliti secara
khusus kelengkapan administrasi penjagaan, barang inventaris dan kebersihan ruangan.
c. Memberi pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan pertolongan dengan
mengedepankan 3 (tiga) S (senyum, sapa, dan salam).
d. Setiap kejadian harus dicatat dalam buku mutasi penjgaan.
e. Melakukan pengawasan, pengamatan dan melakukan control dalam lingkungan Mapolres.
f. Seluruh kegiatan dan aktifitas yang dilaksanakan oleh anggota jaga dicatat dalam buku
mutasi.
3. Instruksi, Koordinasi, Komando Dan Pengendalian
a. Instruksi
1) Dalampelaksanaan tugas penjagaan, petugas jaga harus senantiasa cepat dan tanggap
melihat situasi.
2) Hindari tindakan-tindakan keras tanpa alasan yang mengakibatkan kerugian atau
mencoreng nama institusi.
3) Dalam penerimaan pelayanan public harus selalu mengedepankan 3 (tiga) S (senyum,
sapa, dan salam).
4) Hasil pelaksanaan tugas dilaporkan kepada atasan pada kesempatan pertama.
5) Analisa dan evaluasi dalam pelaksanaan tugas guna peningkatan kualitas tugas
penjagaan.
b. Koordinasi
Laksanakan koordinasi sebaik-baiknya dalam satuan unit Kepolisian atau instansi terkait guna
pelaksanaan tugas.
c. Komando dan Pengendalian
1) Dalam pelaksanaan tugas kendalitatis dan teknik menjadi tanggung jawab pimpinan.
2) Dalam setiap perkembangan situasi selama melakukan/melaksanakan tugas jaga wajib
dilporkan baik secara lisan maupun tertulis kepada atasan/pengendali.
4. Tahap Pengakhiran
a. Kegiatan Konsulidasi penjagaan markas komando meliputi:
1) Memeriksa kekuatan dan perlengkapan anggota jaga.
2) Membuat laporan pelaksanaan penjagaan selama pelaksanaan tugas.
3) Melaksanakan apel serah terima.
b. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas secara tertulis kepada Kapolres/pimpinan melalui Kabag
Ops.
C. Standar Operasional Prosedur (SOP) Penerimaan Laporan/Pengaduan Masyarakat Secara
Langsung
Standar Operasional ini di buat dengan maksud dan kandungan sebagai acuhan/pedoman
bagi petugas SPKT dalam melaksanakan tugas menerima pangaduan masyarakat yang datang
langsung ke kantor SPKT Polres Manokwari.
Dokumentasi : Ruang Persiapan Anggota SPKT Untuk
melayani Masyarakat
1. Prosedur Penerimaan Pelayanan Masyarakat
a. Bila ada masyarakat datang, petugas member salam 3 (tiga) S (senyum, sapa, dansalam).
b. Masyarakat/pengadu dipersilahkan duduk.
c. Anggota jaga/SPKT menanyakan keperluan tentang apa atau tindak pidana yang dialami
pengadu.
d. Setelah mendengar pengaduan dari masyarakat, petugas jaga/SPKT menganalisa apa yang
terjadi.
e. Bila mana dalam analisa tersebut dirasa tidak ada tindak pidana, maka petugas jaga
menyarankan untuk menyelesaikan secara kekeluargaan ke unit lain (Sat Binmas atau Hukum
Adat).
f. Bilamana dalam analisa petugas jaga/SPKT dirasa ada tindak pidana, petugas jaga SPKT
membuat laporan Polisi dan membuatkan SuratTanda Penerimaan Laporan (STPL).
g. Koordinasi dengan unit/fungsi lain yang berhubungan dengan tindak pidana yang dialami oleh
masyarakat.
2. Penekanan
a. Dalam setiap penerimaan pengaduan masyarakat, petugasjaga/SPKT harus bersikap sopan,
ramah dan humanis serta selalu mengedepankan 3 (tiga) S (senyum, sapa dan salam).
b. Setiap pengaduan masyarakat dilarang keras memungut biaya apapun/pungli.
c. Pada kesempatan pertama, petugas jaga/SPKT melaporkan pengaduan masyarakat tentang
tindak pidana yang terjadi kepada Kapolres melalui Kabag. Ops Polres Manokwari.
Dokumentasi : Pelaporan/pengaduan Masyarakat Secara Langsung
D. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengaduan Masyarakat Melalui Telephone
Standar Operasional Prosedur ini dibuat dengan tujuan sebagai pedoman bagi Personel SPKT
dalam melaksanakan tugas menerima pengaduan masyarakat yang disampaikan melalui telepon ke
kantor SPKT PolresManokwari.
Proses Penerimaan Laporan/Pengaduan Masyarakat MelaluiTelepon :
a. Petugas Operasional Telepon menyampaikan salam terima kasih telah menghubungi Sentra
Pelayanan KepolisianTerpadu Polres Manokwari.
b. Petugas Operasional Telepon menanyakan dan mencatat identitas lengkap pelapor/pengadu
dalam buku penerimaan telepon.
c. Petugas Operator Telepon menerima laporan/pengadu, menutup telepon dan akan dihubungi
kembali.
d. Petugas Operator Telepon menghubungi pelapor/pengadu.
e. Bila nomor telepon tidak bisa dihubungi beberapa kali, maka laporan tidak ditindak lanjuti.
f. Jika pelapor/pengadu bisa dihubungi, maka ditanyakan keperluannya dan diminta untuk tidak
menutup telepon karena akan dihubungkan kenomor telepon petugas penerima laporan
pengaduan.
g. Petugas penerima laporan/pengaduan menerima dan mencatat laporan/pengaduan serta
menuangkan dalam bentuk laporan polisi.
h. Setelah laporan Polisi selesai dibuat, meminta pelapor/pengadu datang kekantor SPKT untuk
menandatangani laporan/pengaduan.
Dokumentasi : Pengaduan Masyarakat Melalui Telephone
E. Standar Operasional Prosedur (SOP) Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP)
Untuk memberikan kepada masyarakat dengan mendatangi TKP guna melakukan pertolongan
korban dan PAM TKP agar tetap dalam keadaan status quo, penangkapan pelaku, penemuan saksi,
barang bukti dan pencarian petunjuk lainnya, serta sebagai dasar dimualinya lidik dan sidak lebih
lanjut. TPTKP dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keterpaduan dengan fungsi-fungsi lain, selektif
prioritas, tindakan represif tahap awal dan ketanggap-segeraan. Adapun Tahapan-tahadap dalam
pelaksanaan SOP TPTKP adalah :
a. Persiapan
1. Menyiapkan Spint dan Adm Pendukung.
2. Perlengkapan satuan, perlengkapan perorangan.
3. Persenjataan
4. Peralatan penanganan TPTKP.
b. Kewajiban Petugas TPTKP
1. Penampilan dan bersikap ramah, tanggas, tegas.
2. Peduli, etis, korek, dan tidak sewenang-wenang.
3. Bersikap responsive terhadap sikon lingkungan sekelilingnya.
4. Penguasaan daerah, rute dan medan yang dilaksanakan TPTKP
5. Menjaga keamanan diri pada saat penanganan TKP
6. Melakukan pengecekan sarpras perorangan dan satuan sebelum melaksankan TPTKP.
c. Larangan Petugas TPTKP
1. Menyimpang dari rute saat menuju TKP yang sudah ditentukan kecuali dalam keadaan
mendesak/darurat.
2. Menerima segala bentuk imbalan/pemberian yang diduga berhubungan dengan tugas TPTKP.
Melepaskan salah satu kelengkapan perorangan petugas penanganan TKP pada saat
melakukan TPTKP.
3. Melakukan perbuatan yang dapat mencemarkan kehormatan diri, orang lain dan kesatuan.
4. Melaksanakan perbuatan yang dapat mencurigai sikap kewaspadaan.
5. Melakukan perbuatan lainnya yang melanggar peraturan UU.
d. Pelaksanaan TPTKP Kriminalitas
1. Cacat tempat, waktu kejadian dan keadaan cuaca.
2. Pengamatan secara umum tentang situasi, baik orang, barang dan benda-benda.
3. Pasang Police Line.
4. Lakukan pertolongan terhadap korban.
5. Catat orang-orang yang berada di TKP, terutama orang yang mengetahui tentang kejadian
dan perintahkan untuk tidak meninggalkan TKP.
6. Tanggkap pelaku bila masih berada di sekitar TKP.
7. Megamankan barang bukti dengan memberikantanda-tanda.
8. Membuat gambar/sketsa.
9. Membuat berita acara pendapatan di TKP.
10. Menyiapkan permintaan visum ET Repertum.
11. Meminta bantuan anjing pelacak bila diperlukan.
12. Menyerahkan hasil penanganan TKP danlangkah-langkah yang telah diambil kepada penyidik
beserta pelaku, barang bukti dan saksi yang ditemukan.
13. Pembukaan Police Line.
e. Pelaksanaan TPTKP Lantas
1. Melakukan pertolongan terhadap korban sesuai dengan ketentuan PPPK serta segera kirim
kerumah sakit terdekat.
2. Mengamankan TKP, mempertahankan dalam keadaan status quo.
3. Mengatur lalu lintas di sekitar TKP.
4. Memberi tanda posisi korban dan kendaraan di TKP
5. Mengamankan pengemudi dan awak kendaraan.
6. Memeriksa dan mengamankan surat-surat kendaraan seperti SIM, STNK, dan surat-surat
lainnya.
7. Mencatat secara lengkap identitas korban dan saksi yang melihat kejadian tersebut.
8. Membuat sketsa gambar TKP lakalantas.
9. Segera menghubungi kantor polisi terdekat.
10. Membuat berita acara pemeriksaan di TKP
11. Bila petugas telah datang, segera berikan keterangan sejelas-jelasnya dan serahkan kepada
petugas penyidik/penyidik pembantu dalam rangka penyelidikan selanjutnya.
f. Pelaksanaan TPTKP Bencana Alam
1. Melakukan pertolongan terhadap korban.
2. Memasang Police Line atau peralatan tali lainnya.
3. Mengamati secara umum tentang situasi, baik orang maupun barang atau benda-benda.
4. Mencatat tempat, waktu kejadian, dan keadaan cuaca.
5. Mendata dan mencatat orang-orang yang berada di TKP terutama yang mengetahui tentang
kejadian dan diperintahkan untuk tidak meninggalkan tempat.
6. Ikut serta pencarian korban bencana.
7. Ikut serta mengevakuasi korban yang selamat dan luka-luka.
8. Mengamankan harta benda yang masih bisa diselamatkan dengan memberi tanda-tanda.
9. Mengamankan tempat penampungan pengungsian, dapur umum, posko kesehatan dan posko
peralatan-peralatan yang digunakan untuk bantuan pertolongan dan penyelamatan. Membuat
gambar/sketsa TKP.
10. Membuat berita acara penanganan TKP.
11. Menyiapkan permintaan ver.
12. Meminta bantuan anjing pelacak.
13. Menyerah kanhasil penanganan TKP kepada petugas yang berwenang menangani
pertolongan dan penyelamatan korban bencana.
g. Pelaksanaan TPTKP Bom
1. Mendatangi TKP
2. Petugas TPTKP mengatur lalu lintas kendaraan, orang dan mengamankan lingkungan sekitar
TKP.
3. Petugas TPTKP memasang Police Line dan melakukan pengamanan TKP agar tetap status
quo.
4. Membuat berita acara penanganan TKP.
5. Melanjutkan pengamanan TKP.
h. Langkah – Langkah yang Perlu dilakukan di TKP saa tpetugas PAM belum ada
1. Melakukan pertolongan kepadakorban.
2. Tutup dan amankan TKP.
3. Amankan pelaku bila masih ada di TKP.
4. Usahakan mencari saksi/orang yang mengetahui/mengalami.
5. Mengamankan barang bukti yang ditemukan di TKP maupun pelaku dan korban.
i. Pengakhiran
1. Pengecekan situasi terakhir TKP.
2. Pengecekan terhadap personel.
3. Pengecekan terhadap perlengkapan.
4. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas.
5. Anev.
Dokumnetasi : SOP TPTKP (Tempat Kejadian Perkara Disalah satu Perumahan yang
mengalami pencurian).
F. Standar Operasional Prosedur (SOP) Penanganan Konflik Sosial
Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Penanganan Konflik Soaial ini
dimaksudkan untuk dijadikan evan/pedoman bagi anggota Polri dalam melaksanakan tugas dan
mengikut sertakan berbagai unsur terkait, sehingga penanganannya lebih cepat dan sistematis
sehingga mendapat hasil yang diharapkan pimpinan.
Adapun Tujuannya adalah agar dalam pelaksanaan tugas dalam Penanganan Konflik Sosial
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil optimal. Adapun Tahapan-tahadap
dalam pelaksanaan SOP Penanganan Konflik Sosial adalah :
a. Identifikasi Konflik
b. Pencegahan Konflik
c. Penghentian Konflik
d. Pemulihan Pasca Konflik
e. Pendanaan
A. Identifikasi Konflik
Pengertian dari Identifikasi Potensi Konflik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
sistematis dan berencana guna mengidentifikasi setiap potensi konflik untuk menentukan langkah-
langkah atau tindakan yang akan diambil meliputi sebagai berikut :
1. Inveterisasi Potensi Konflik
Suatu rangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengumpulkan, mendata dan
mengelompokan potensi konflik yang bersumber dari :
a. Permasalahan yang berkaitan dengan Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya.
Perselisihan Pilkada.
Kenaikan Sembako.
Kecemburuan Sosial.
Perkelahian Pelajar/Warga dan Sebagainya.
b. Perselisihan antar Umat Beragama, Suku, Ras/Etnis.
Pendirian salah satu tempat ibadah.
Perbedaan Aliran.
Penistaan Agama
Konflik antar Suku atau Etnis, Ras dan Golongan.
c. Sengketa Batas Wilayah Kampung, Kabupaten dan lain sebagainya.
Pemekaran suatu Wilayah.
Pengklaiman sepihak atau Wilayah tertentu.
Batas-batas Wilayah yang tidak jelas.
2. Pendalaman Potensi Konflik
Hal ini perlu dilaksanakan untuk mengetahui akar/sumber permasalahan dalam pengambilan
suatu tindakan. Meliputi :
a. Pengumpulan Data Untuk Memetakan Potensi Konflik
Sumber serta jenis konflik.
Latar belakang konflik.
Organisasi yang terlibat.
Isu-isu yang berkembang di tengah masyarakat.
Aktor-aktor terlibat.
b. Pemahaman, Karakteristik, Budaya, Adat Istiadat serta Tokoh-tokoh Masyarakat dan
Karakteristik Masyarakat :
Mendalami adat istiadat masyarakat yang terlibat konflik.
Menggali kearifan lokal yang dianutnya, berguna membantu dalam penyelesaian.
Mendata Tokoh-tokoh masyarakat, Agama, Pemuda.
Melibatkan Tokoh-tokoh yang berpengaruh dan dapat mewakili kedua pihak yang
bersangkutan.
3. Memberdayakan Pranata Adat/Pranata Sosial agar aktif membantu tugas-tugas Kepolisian.
4. Peran media masa sangat dibutuhkan untuk menjalankan situasi yang muncul di permukaan.
5. Mengoptimalkan peran Patroli Sabhara.
B. Pencegahan Konflik
Pencegahan Konflik adalah serangkaina tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
konflik dengan cara melalui kondisi damai dalam masyarakat, mengembangkan sistem
penyelesaian secara damai serta meredam potensi konflik yang lebih meluas.
1. Memelihara Kondisi Damai di Tengah Masyarakat
a. Bersama Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan penyuluhan terhadap
masyarakat tentang berbagai masalah. Meliputi :
Mengembangkan sikap toleransi dan menghargai kebersamaan orang lain.
Menghormati perbedaan Suku, Bahasa serta Adat Istiadat oaring lain.
Menghargai Hak dan pendapat serta kebebasan orang lain.
Memberikan informasi terhadap media yang cepat, akurat dan seimbang.
b. Melaksanakan Pertemuan terhadap Instansi terkait lainya.
Memberikan informasi terkait permasalahan sosial yang ada, member masukan/saran
yang dapat dilakukan oleh instansi lain bersama Polri.
Memberikan penjelasan program-program Polmas kepada instansi lain untuk turut
serta menumbuhkan semangat kesadaran untuk memelihara lingkungan.
2. Bersama-sama unsur Pemerintah setempat membina wilayah demi terwujudnya ketentraman
dan ketertiban Wilayah, antara lain :
Penegakan Peraturan Daerah.
Ikut membina masyarakat dan menumbuhkan rasa kesadaran agar tercipta kondisi yang
baik di lingkungan masing-masing.
Berbaur dengan masyarakat dalam melaksanakan gotong royong seperti membuat
saluran, tempat ibdah dan lain sebagainya.
3. Polri melalui Para Babinkamtibmas harus lebih aktif di tengah masyarakat, antara lain :
Sering berkunjung kepada Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Karang Taruna.
Melaksanakan komunikasi dan berdialog.
Ikut aktif mempengaruhi masyarakat sekitar dalam mebangun kehidupan yang positif.
Tidak melanggar Hukum dan mendorong penyelesaian yang terjadi melalui dialog.
4. Memberdayakan Pranata Adat/Pranata Sosial agar aktif dan berperan dalam permasalahan
sosial, antara lain :
Mendorong Pranata Adat/Sosial dalam menyelesaikan permasalahan melalui Musyawarah
dan Mufakat.
Apabila permasalahan belum selesai, agar secepatnya menginformasikan kepada pihak
Kepolisian terdekat.
C. Penghentian Konflik
Merupakan rangkaian tindakan untuk mengakhiri kekerasan, menyelamtkan korban, membatasi
perluasan eskalasi konflik, serta mencegah bertambahnya jumlah korban dan kerugian harta
benda yang meliputi :
1. Menghentikan kekerasan fisik melalui negosiasi dengan mengikut sertakan elemen
masyarakat seperti Tokoh Adat, Pemuda, Pemuka Agama yang berpengaruh serta melibatkan
Pranata Adat atau Pranata Sosial. Antara lain :
Mencari Tokoh-tokoh yang diperkirakan dapat meredam terjadinya konflik.
Mempertemukan wakil-wakil yang dapat mengambil langkah-langkah untuk mengambil
keputusan yang adil untuk kedua belah pihak.
2. Menghentikan kekerasan fisik melalui pergerakan kekuatan Polri yang disesuaikan dengan
eskalasi konflik yang terjadi. Antara lain :
Pergerakan Dalmas
Mengerahkan seluruh kesatuan dengan eskalasi konflik yang ada.
Mengoptimalkan peralatan Polri yang ada.
Bila mana pergerakan pasukan dianggap kurang, dapat meminta bantuan/di back up dari
kekuatan TNI.
D. Pemulihan Pasca Konflik
Pemulihan Pasca Konfil adalah serangkaian tindakan untuk mengembalikan keadaan dan
memperbaiki hubungan yang tidak harmonisasi dalam masyarakat akibat dari suatu
peristiwa/konflik menuju keadaan semula melalui :
1. Kegiatan Rekonsiliasi, dilaksanakan dengan cara :
2. Mengajak para pihak yang bersangkutan untuk berdamai dan mencari jalan keluarnya dan
dituangkan dalam butir-butir kesepakatan.
3. Melibatkan Tokoh-tokoh yang berpengaruh yang dapat mewakili kedua pihak yang
bersangkutan.
Memberdayakan Pranata Adat atau Paranata sosial dengan memperhatikan kearifan lokal.
4. Kegiatan Rehabilitasi, dilakukan dengan cara pemulihan situasi keamanan dan ketertiban
masyarakat yang terdiri dari :
Melaksanakan penguasaan dan pengamanan di daerah konflik.
Mendirikan pos-pos jaga.
Melakukan pemeriksaan/razia terhadap masyarakat.
Melaksanakan bakti sosial terhadap masyarakat yang bersangkutan.
5. Kegiatan Rekontruksi, dilakukan dengan cara :
Berpatisipasi dalam memberpaiki fasilitas.
Memberikan bantuan kessehatan dan terapi sosial.
Perbaikan fasilitas ibadah akibat terjadinya konflik.
E. Pendanaan
Pendanaan dalam hal pengamanan suatu konflik disuatu daerah tidak terlepas dari dukungan
beberapa Instansi Pemerintah maupun Instansi terkait lainya. Pendanaan tersebut telah
dianggarkan dalam suatu program kerja yang diprioritaskan dalam penggunaanya. Adapun
pendanaan yang diperoleh adalah :
1. Pendanaan untuk suatu penanganan konflik diambil dari dana APBN maupun APBD dimana
daerah tersebut telah terjadi konflik.
2. Untuk keanggotaan Polri diambilkan dari anggaran yang telah dialokasikan dalam DIPA
masing-masing.
Dokumentasi : Penyelesaian Konflik Sosial SPKT Polres Manokwari
D. REVIUW PERATURAN KASATKER/SOP/PILUN
Merupakan suatu landasan hukum untuk memberikan suatu kebijakan aturan yang dikeluarkan
oleh kepala unit/satuan organisasi untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik yang bertujuan sebagai
pedoman dalam menjalankan Standar Pelayanan yang nantinya menjadi acuan dalam pelaksanaan fungsi
tugas yang tertuang dalam Standar Opersional Prosedur (SOP). Peraturan Kasatker/SOP/Pilun tersebut
tertuang dalam Standar Operasional Prosedur yang terdiri dari :
1. Standar Operasional Prosedur (SOP) Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT)
Adapun landasan Hukum yang menjadi dasar dalam pelaksanaannya adalah :
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik;
c. Undang-undang No.14 Tahun 2008 tentang keterbukaan Publik;
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025;
e. Peraturan MENPAN RI Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014;
f. Rencana Kerja Sentra Pelayanan Terpadu Polres Manokwari T.A 2017;
2. Standar Operasional Prosedur (SOP) Penjagaan
a. Undang-undang No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
b. Peraturan Kapolri No.23 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Cara Kerja Pada
Tingkat Kepolisian Resort danSektor.
c. Renja Polres Manokwari Tahun 2017
Dokumentasi : Penyelesaian Konflik Sosial SPKT Polres Manokwari
3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Penerimaan Laporan/Pengaduan Masyarakat Secara Langsung
dan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengaduan Masyarakat Melalui Telephone
a. Undang-undang No.2 Tahun 2002 tentangKepolisian Negara Republik Indonesia.
b. PeraturanKapolritentangPerlindunganPelapordanSaksi
c. Undang-undang RI No.25 Tahun 2009 tentangPalayananPublik
d. RenjaPolresManokwariTahun 2017
4. Standar Operasional Prosedur (SOP) Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP)
a. Juklak Kapolri : 01/II/1982 Tanggal 18 Februari 1982 Tentang Penanganan TKP.
b. Skep Kapolri No. Pol. : SKEP/260/4/2004 Tanggal 21 April 2004 Tentang Petunjuk Kegiatan
TPTKP.
c. Perkabaharkam No.5 Tahun 2011 Tanggal 13 Desember 2011 Tentang TPTKP.
5. Standar Operasional Prosedur (SOP) Penanganan Konflik Sosial
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik sosial.
c. Perkap No.16 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pendalian Masa.
d. Perkap No.7 Tahun 2008 Tentang Polmas.
e. Perkap No.9 Tahun 2009 Tentang Manajemen Operasional Kepolisian.
f. Protap No.1 Tahun 2010 Tentang Penanggulangan Anarki.
Adapun Dokumen Pilun yang dimiliki SPKT Polres Manokwari adalah sebagai Berikut :
2. BUDAYA PELAYANAN PRIMA
1. Umum
a. Bahwa Polri merupakan alat negara bertugas dan berfungsi sebagai alat penegak hukum,
pelindung & pelayan masyarakat khususnya dalam bidang pelayanan publik dengan Budaya
Pelayanan Prima di ruang pelayanan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu .
b. Penilaian Zona Integritas meliputi bidang pelayanan publik dengan prinsip kompeten,responsif,
perilaku, transparan, fairness, efektif, dan akuntabel, indikator dan budaya pelaayanan prima.
c. Salah satu bentuk pelayanan publik yang dikedepankan oleh Polres Manokwari dalam
membangun Zona Integritas menuju wilayah WBK / WBBM yaitu pelayanan di Ruang SPKT
Polres Manokwari.
2. Maksud dan Tujuan
Meningkatkan kwalitas pelayanan publik SPKT Polres Manokwari yang transparan, jujur, adil,
profesional, beriman & terpuji di SPKT Polres & Polsek jajaran Polres Manokwari sebagai
pedoman bagi petugas pelayanan publik Polres Manokwari.
3. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup rencana pelaksanaan penyusunan Budaya Pelayanan Prima terhadap pelayanan
publik SPKT Polres Manokwari yang sudah tertuang dalam SOP Pelayanan meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan & pengawasan dalam menerima Laporan atau pengaduan
kepada masyarakat di SPKT Polres Manokwari, maka perlu dilakukan evaluasi sejauh mana
tingkat kepuasan dan kekurangan pelayanan yang sudah diberikan oleh SPKT
Polres Manokwari kepada Masyarakat.
4. Dasar
1. Undang-undang Nomor 02 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
.Peraturan menteri pendayagunaan aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 tahun
2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju wilaayah bebas korupsi
(WBK) dan wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).
2. Surat Asrena Kapolri Nomor : B/3400/VII/2017/Srena tanggal 01 juli 2017 tentang
pemberitahuan pelaksanaan penilaian komponen pengungkit Polres yang akan di usulkan
sebagai ZI dengan predikat WBK 2017.
Adapaun beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam Budaya Pelayanan Prima kepada
masyarakat dalam Peningkatan Kualitas Publik adalah :
1. Sosialisasi / Pelatihan Dalam Upaya Penerapan Budaya Pelayanan Prima
2. Memiliki Informasi Tentang Pelayanan Mudah Diakses Melalui Berbagai Media
3. Sistem Reward dan Punishment
4. Sarana Layanan Terpadu / Terintegrasi
5. Inovasi Pelayanan
1. Sosialisasi / Pelatihan Dalam Upaya Penerapan Budaya Pelayanan Prima
Tujuannya adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi dan memuaskan masyarakat guna
meningkatkan kepercayaan masyaraakat terhadap aparat penegak hukum serta memberikan fokus
pelayanan terhadap masyarakat. Pelayanan prima dalam sektor publik di dasarkan pada eksioma
bahwa pelayanan adalah pemberdayaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.untuk mendapatkan
pelayanan terbaik yang sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau yang dimiliki oleh Polri
selaku intansi pemberi pelayanan prima. Sehingga dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa Budaya
Pelayanan Prima harus selalu disosialisasikan baik dari satuan atas sampai dengan satuan bawah
agar pelayanan masyarakat secara prima dapaat terwujud sesuai dengan harapaan pemerintah dan
masyaraakat.
2. Memiliki Informasi Tentang Pelayanan Mudah Diakses Melalui Berbagai Media
a. Dalam konteks pelayanan yang prima SPKT Polres manokwari khususnya telah memiliki Call
Centre dengan Nomor 082238690004 untuk memudahkan masyarakat untuk melapor ke pihak
kepolisian agar laporan dan atau pengaduannya dapat termonitor oleh pihak petugas SPKT yang
saat itu sedang melaksanakan piket jaga sehingga peningkatan pelayanan yang diharapkan oleh
masyarakat dapat di layani dengan baik sehingga SPKT Polres Manokwari dengan cepat
merespon setiap kejadian dari masyarakat baik melalui Telephon secara langsung atau pun
melalui SMS atau melalui media lainnya sehingga hal ini sangat membantu terlaksananya
hubungan timbal balik antara pihak petugas SPKT selaku pemyelenggara pelayanan prima dan
masyarakat selaku konsumen agar setiap permasalahan yang dihadapinya mudah di akses oleh
pihak petugas SPKT Polres Manokwari.
b. Dokumentasi Call Centre
3. Sistem Reward dan Punishment
- Dalam rangka untuk meningkatkan Budaya pelayanan Prima yang erat kaitannya dengan Sistem
Reward dan Punishment merupakan kebijakan dari pimpinan satuan kepolisian masing-masing
namun seiring perkembangan jaman yang modern kepolisian di tuntut untuk bekerja secara
maksimal dalam hal pelayanan untuk meningkatkan kinerja anggota kepolisian secara khusus
perlu adanya pertimbangan dari pimpinan satuan masing-masing untuk memberikan Reward dan
Punishment kepada anggota yang memiliki prestasi atau kinerja yang lebih baik.
- Tujuan pemberian Reward dan Punishment :
1. Untuk memotifasi anggota Polri dalam rangka untuk meningkatkan kinerja dalam melakukan
pelayanan terhadap masyarakat secara prima kapan dan dimana pun petugas kepolisian
berada.
2. Setiap anggota kepolisian merasa di hargai atas segala pencapain prestasi keninerjanya baik
secara pribadi maupun secara Tim dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tupoksi
masing-masing satuan.
3. Memotifasi anggota polri lainnya yang belum mendapatkan Reward dan Punishment untuk
berusaaha meningkatkan prestasinya dalam melakukan pelayanan prima terhadap
masyarakat.
4. Agar anggota Polri agar selalu berusaha tampil ditengah-tengah masyarakat sebagai tauladan
dan Figur yang dapat di andalkan oleh masyarakat.
5. Sebagai tolak ukur kepada anggota kepolisian yang memiliki prestasi sehingga mendapatkan
perhatian dari pimpinan masing-masing satuan.
4. Sarana Layanan Terpadu / Terintegrasi
Tujuan sarana layanan terpadu / terintegrasi :
a. Merupakan kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan yang harus didukung
oleh sarana dan prasarana yang memadai dan terintegrasi.
b. Dengan adanya sarana layanan yang terpadu / terintegrasi dapat memberikan pelayanan yang
dapat memenuhi dan member kepuasan kepada masyarakat secara terbaik.
c. Dengan adanya sarana dan prasarana layanan terpadu / terintegrasi untuk meningkatkan kualitas
pelayanan SPKT Polres Manokwari kepada masyarakat selaku pengguna jasa atau konsumen
sebagai acuan pengembangan penyusunan standar pelayanan.
5. Inovasi Pelayanan
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH PAPUA BARAT RESOR MANOKWARI
KEPUTUSAN
Nomor : Kep /03 /I/ 2018
tentang
STANDAR PELAYANAN PUBLIK SPKT DI LINGKUNGAN POLRES MANOKWARI
KEPOLISIAN RESOR MANOKWARI
Menimbang : 1 Bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan yang baik dan guna mewujudkan Kepastian hak Dan kewajiban berbagai pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan setiap penyelenggaraan PubliK wajib menetapkan standar pelayanan
2 Untuk memberikan acuan dalam penilaian ukuran dan kualitas penyelenggaraan pelayanan dimaksud,maka perlu ditetapkan standar Pelayanandi SPKTdan keputusan kepala kepolisian Resor Manokwari
Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor : 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
2 Peraturan Kapolri Nomor : 03 tahun 2010 tanggal 30 september 2010 tentang susunan organisasi dan Tata kerja pada tingkat kepolisian resor dan kepolisian sektor
3 Permenpan Nomor 15 tahun 2014 tentang Pedoman Standar pelayanan
4 Permenpan Nomor 16 tahun 2014 tentang Pedoman survey kepuasan masyarakat terhadap Penyelenggaraan pelayanan publik
5 Permenpan Nomor 36 tahun 2012 tentang petunjuk teknis penetapan dan penerapan standar pelayanan.
Memperhatikan
: Standar pelayanan pada Sentra pelayanan kepolisian terpadu Polres Manokwari
/ Memutuskan …………
KEPUTUSAN KAPOLRES MANOKWARI NOMOR : KEP / / I / 2018/ RES MKW TANGGAL : JANUARI 2018
M E M U T U S K A N
Menetapkan : 1 Standar Pelayanan pada SPKT polres Manokwari tentang pelayanan publik tercantum dalam lampiran Keputusan ini
2 Standar Pelayanan pada SPKT Polres Manokwari Ketentuan terdahulu meliputi ruang lingkup pelayanan administratif
3 Hal-hal yang berhubungan dengan penjabaran pelaksanaan di lapangan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya, akan diatur kemudian.
4 Standar pelayanan sebagaimana dalam lampiran keputusan ini wajib dilaksanakan oleh penyelenggara dan sebagai acuan dalam penilaian kinerja pelayanan oleh pimpinan penyelenggaraan aparat pengawasan dan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
5 Keputusaniniberlakusejakditetapkan Ditetapkan di : Manokwari Pada tanggal : Januari 2018
Tembusan: 1. Kapolda Papua Barat 2. Irwasda Papua Barat 3. Dir Intelkam Papua Barat 4. Ka Siwas Polres Manokwari
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH PAPUA BARAT
RESOR MANOKWARI
RENCANA AKSI PENINGKATAN RUANG PELAYANAN SPKT POLRES MANOKWARI
UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK KEPADA MASYARAKAT
I. LATAR BELAKANG
II MAKSUD DAN TUJUAN
Rencana aksi peningkatan ruang Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pelayanan publik
sesuai dengan asas penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan guna mewujudkan kepastian hak dan
kewajiban berbagai pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik wajib menetapkan
standar pelayanan.Dalam rangka pencapaian pelaksanaan reformasi birokrasi diperlukan percepatan
peningkatan kualitas pelayanan publik.
Bahwa untuk mencapai peningkatan kualitas pelayanan publik yang transparan dan akuntabel perlu
dilakukan upaya pembangunan dan pengembangan inovasi dibidang pelayanan publik baik pada segi
pelaporan, sistem dan alat operasional.
Pelayanan SPKT Polres Manokwari untuk meningkatkan pelayanan Publik bagi Masyarakat serta
mewujudkan kualitas pelayanan publik yang transparan dan akuntabel perlu dilakukan upaya
pembangunan dan pengembangan inovasi dibidang pelayanan publik baik pada segi pelaporan, sistem
dan alat operasional.
III DASAR HUKUM
1. Undang-undang nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesaia ;
2. Undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik;
3. Peraturan menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 15 tahun
2014 tentang standar pelayanan publik;
4. Peraturan menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 30 tahun
2014 tentang pedoman inovasi pelayanan publik
IV RUANG LINGKUP
Ruang lingkup aksi peningkatan ruang pelayanan SPKT Polres Manokwari untuk meningkatkan
pelayanan Publik bagi Masyarakat serta mewujudkan kualitas pelayanan publik yang transparan dan
akuntabel
V HASIL YANG INGIN DICAPAI
Aksi peningkatan ruang pelayanan SPKT Polres Manokwari untuk meningkatkanPelayanan publik
bagi Masyarakat serta mewujudkan kualitas pelayanan publik yang transparan dan akuntabel.
V PENUTUP
Demikian aksi peningkatan ruang pelayanan spkt Polres Manokwari ini dibuat sebagai sarana
inovasi pelyanana publik SPKT Polres Manokwari
Manokwari, Januari 2018 An. KEPALA KEPOLISIAN RESOR MANOKWARI
KA SPKT
UMAR ATMAJAYA, SH INSPEKTUR POLISI DUA NRP 83030521
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH PAPUA BARAT
RESOR MANOKWARI Jl Bhayangkara No 1 Manokwari
SURAT PERINTAH Nomor : Sprin/ 01 / I/2018 / SPKT
Pertimbangan : Bahwa untuk kepentingan dinas serta kelancaran tugas di lingkungan Polres
Manokwari, Khususnya dalam rangka pelaksanaan Pelayanan Publik, maka dipandang perlu mengeluarkan surat perintah ini
Dasar : 1. Undang – Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia. 2. Undang No 25 tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Publik. 3. Program Kerja Polres Manokwari TA. 2018 4. Permenpan Nomor 36 tahun 2012 tentang petunjuk teknis penetapan dan
penerapan standar pelayanan. 5. Perkap No. 23 Tahun 2010 tanggal 30 September 2010 tentang susunan
organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor
D I P E R I N T A H K A N
Kepada : BINTARA YANG NAMA DAN PANGKATNYA TERCANTUM DALAM LAMPIRAN SURAT PERINTAH INI .
Untuk : 1. Disamping melaksanakan Tugas Pokok sehari- hari, juga ditunjuk sebagai
Operator SPKT Polres Manokwari 2. Melaksanakan perintah ini dengan seksama dan rasa tanggung jawab
serta melaporkan kepada Kapolres Manokwari. 4. pelaksanaan pada hari Selasa 27 Februari 2018 jam 14.00 wit s/d
selesai diruang SPKT Polres Manokwari; 5. melaksanakan tugas ini dengan seksama dan penuh rasa tanggung jawab
.
Selasai. : ---------------
Ditetapkan di : Manokwari Pada tanggal : 05 Januari 2018
a.n. KEPALA KEPOLISIAN RESOR MANOKWARI KA SPKT
UMAR ATMAJAYA, SH
INSPEKTUR POLISI DUA NRP 83030521
Tembusan : 1. Kapolres Manokwari 2. Waka Polres Manokwari 3. KasiPropam Res Manokwari 4. KasikeuPolresManokwari KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH PAPUA BARAT RESOR MANOKWARI
NO NAMA PANGKAT / NRP JABATAN KET
1 UMAR ATMAJAYA, SH IPDA/ 83030521 KA SPKT KATEAM PENYUSUNAN
SOP BIDANG SPKT POLRES MANOKWARI
2 LA INO, S.H BRIPKA / 81040557 BANIT SPKT PELAKSANA PENYUSUN
SOP SPKT POLRES MANOKWARI
3 PRSELY NAHUWAY BRIPKA/ 83050291 BANIT SPKT OPERATOR SPKT III
5 BILLY SEBASTIAN.K BRIPKA / 84040645 BANIT SPKT OPERATOR SPKT II
6 DIDIDK ABDUL WAKHID BRIGADIR / 886101822 BANIT SPKT OPERATOR SPKT I
a.n. KEPALA KEPOLISIAN RESOR MANOKWARI KASPKT
UMAR ATMAJAYA,S.H
INSPEKTUR POLISI DUA NRP 70030110
LAMPIRAN SPRIN KAPOLRESMANOKWARI NO. POL. : SPRIN / 08 / I/2018 TANGGAL : 05 JANUARI 2018
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH PAPUA BARAT
RESOR MANOKWARI
Jalan. Bhayangkara Nomor. 01 Manokwari
DOKUMENTASI LAPORAN HASIL
DALAM RANGKA PELAYANAN PUBLIK DI RUANGAN PELAYANAN SPKT
POLRES MANOKWARI
PADA HARI SENIN TANGGAL 08 JANUARI 2018
3. PENILAIAN KEPUASAN TERHADAP PELAYANAN
1. Umum
a. Bahwa Polri merupakan alat negara bertugas dan berfungsi sebagai alat penegak hukum,
pelindung & pelayan masyarakat khususnya dalam bidang pelayanan publik di ruang pelayanan
Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu .
b. Penilaian Zona Interitas meliputi bidang pelayanan publik dengan prinsip kompeten, responsif,
perilaku, transparan, fairness, efektif, dan akuntabel , indikator.
c. Salah satu bentuk pelayanan publik yang dikedepankan oleh Polres Manokwari dalam
membangun Zona Integritas menuju wilayah WBK / WBBM yaitu pelayanan di Ruang SPKT
Polres Manokwari.
2. Maksud dan Tujuan
Meningkatkan kwalitas pelayanan publik SPKT Polres Manokwari yang transparan, jujur, adil,
profesional, beriman & terpuji di SPKT Polres & Polsek jajaran Polres Manokwari sebagai
pedoman bagi petugas pelayanan publik Polres Manokwari.
3. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup rencana pelaksanaan penyusunan penilaian kepuasan terhadap pelayanan
pelayanan publik SPKT Polres Manokwari yang sudah tertuang dalam SOP Pelayanan meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam menerima Laporan atau
pengaduan kepada masyarakat di SPKT Polres Manokwari, maka perlu dilakukan evaluasi sejauh
mana tingkat kepuasan dan kekurangan pelayanan yang sudah diberikan oleh SPKT
Polres Manokwari kepada Masyarakat.
4. Dasar
1. Undang-undang Nomor 02 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia .
2. Peraturan menteri pendayagunaan aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 tahun
2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju wilaayah bebas korupsi
(WBK) dan wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).
3. Surat Asrena Kapolri Nomor : B/3400/VII/2017/Srena tanggal 01 juli 2017 tentang
pemberitahuan pelaksanaan penilaian komponen pengungkit Polres yang akan di usulkan
sebagai ZI dengan predikat WBK 2017.
Adapaun beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam Penilain Terhadap Kepuasan
Masyarakat dalam Peningkatan Kualitas Publik adalah :
1. Melakukan Survey Kepuasan Masyarakat
2. Hasil Survey Kepuasan Masyarakat Dapat Diakses Secara Terbuka
3. Tindakan Tindak Lanjut Atas Hasil Survey Kepuasan Masyarakat
1. Melakukan Survey Kepuasan Masyarakat
a. Tujuan
Untuk mengukur kepuasan masyarakat dan kualitas pelayanan publik di Ruang pelayanan di
SPKT Polres Manokwari secara perspektif konseptual. Kepuasaan masyarakat merupakan faktor
yang sangat penting dan menentukan keberhasilan penyelenggaraan pelayaanan publik karena
maasyarakat adalah konsumen dari produk layaanan yang dihasilkannya oleh karena itu
penyelenggara pelayanan publik terkhusus di SPKT Polres Manokwari harus dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat dan lebih jauh lagi kedepannya dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakaat terhadap kepolisian Negara Republik Indonesia sebab bila tidak dapat memenuhi
kebutuhan dan kepuasaan masyarakat sehingga menyebabkan ketidakpuasan terhadap POLRI.
Untuk mengukur kepuasan masyarakat di gunakan atribut yang berisi tentang nilai suatu
pelayanan yang ditinjau dari sudut pandang masyarakat.
b. Kepuasan masyarakat dapat di ukur melalui atribut –atribut pembentuk kepuasan.
1. Manfaat yang diperoleh masyarakat setelah memberikan laporan atau pengaduan di SPKT
2. Kemampuan anggota SPKT dalam melakukan komunikasi dengan masyarakat.
3. Masyarakat mendapatkan pelayanan prima dari petugas SPKT.
2. Hasil Survey Kepuasan Masyarakat Dapat Diakses Secara Terbuka
Dokumentasi Survey Kepuasaan Masyarakat
3. Tindakan Tindak Lanjut Atas Hasil Survey Kepuasan Masyarakat
Untuk mengetahui kualitas pelayanan yang dirasakan secara nyata oleh masyarakat, ada indikator
ukuran kepuasaan masyarakat yang terletak pada beberapa di mensi kualitas pelayanan menurut apa
yang dikatakan masyarakat terhadap figure pelayanan publik :
a. kualiatas untuk menyediakan pelayanan yang berupa saran fisik berupa ruang pelayanan di SPKT
Polres Manokwari, Komputerisasi, administrasi, ruang tunggu, dan tempat informasi dimana
dimensi ini berkaitan dengan kemoderanan peralatan yang digunakan, daya tarik fasilitas yang
digunakan, kerapian petugas, serta kelengkapan peralatan penunjang.
b. kemampuan dan keaandalan untuk menyediakan pelayanan yang terpercaya Dimensi berkaitan
dengan janji menyelesaikan sesuatu seperti di inginkan, penanganan keluhan massyarakat, kinerja
yang tepat, menyediakaan sesuai waktu yang di janjikan serta tuntutan pada kesalahan
pencatatan.
c. kesanggupan untuk membantu dan menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat serta tanggap
terhadap ke inginan masyaraakat antara lain pemberitahuan petugas kepada masyarakat tentang
pelayanan yang diberikan, pemberian pelayanan dengan cepat,kesediaan, petugas member
bantuan kepada masyarakat serta petugas tidak pernah merasa sibuk untuk melayani laporan atau
pengaduan masyarakat.
d. Kemampuan dan keramahan serta sopan santun petugas dalam meyakinkan kepercayaan
masyarakat yang berkaitan dengan perilaku petugas yang tetaap percaya diri pada masyarakat ,
perasaan aman masyarakat dan kemampuan ilmu pengetahuan petugas untuk menjawab
pertanyan masyarakat.
e. Sikap tegas tetaapi penuh perhatian dari petugas terhadap masyarakat yang memuat antaraa lain
pemberian perhatian individual kepada masyarakaat, ketepatan waktu pelayanan bagi semua
masyarakat .
4. PENUTUP
Demikian penyusunan Zona Integritas (zi) Menuju WBK / WBBM Sentra pelayanan kepolisian
terpadu Polres Manokwari ini dibuat agar dapat dilaksanakan oleh unsur-unsur yang ada di lingkungan
Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Binmas Polres Manokwari secara terarah, tertib dan mencapai
sasaran yang telah ditentukan. Sebagai pedoman, acuan dan kerangka kerja bagi para unsur pengemban
tugas pada SPKT Polres Manokwari dalam rangka Implementasi Peningkatan kualitas pelayanan Publik
secara terpadu.
Manokwari, Januari 2018
KA SPKT POLRES MANOKWARI
UMAR ATMAJAYA, S.H IPDA NRP. 83030521