28
2 C. RENCANA OUTLINE I. PENDAHULUAN Anak-anak termasuk kelompok pengguna jalan yang rentan. Mereka belum dapat merespon bahaya secara cepat dan tepat. Hal ini dikarenakan kecerdasannya belum sepenuhnya berkembang, oleh karena itu mereka adalah kelompok yang harus dimengerti dan dibantu. Fenomena yang terjadi saat ini adalah hilangnya hak pejalan kaki, baik di trotoar maupun di badan jalan. Ada kecenderungan pengemudi kendaraan bermotor tidak memberi hak jalan (to yield) kepada pejalan kaki, sehingga tabrakan antara kendaraan dan pejalan kaki sering tidak dapat dihindarkan yang berakibat luka-luka atau kematian. Keselamatan anak merupakan tanggung jawab bersama, karenanya pemerintah, masyarakat, dan swasta harus saling bahu membahu dalam memberikan atau menciptakan perlindungan terhadap keselamatan anak-anak. Sehubungan dengan keselamatan lalu lintas di jalan raya di lingkungan kawasan sekolah atau pendidikan sangat diharapkan bahwa anak-anak dapat datang dan pergi ke/dari sekolah dalam keadaan selamat. Suweda (2009 : 2) menyebutkan lalu lintas yang tertib dan teratur dapat tercipta bila, tersedianya prasarana dan sarana yang mencukupi sesuai kebutuhan dan

ZoSS New Format

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ZoSS New Format

2

C. RENCANA OUTLINE

I. PENDAHULUAN

Anak-anak termasuk kelompok pengguna jalan yang rentan. Mereka belum

dapat merespon bahaya secara cepat dan tepat. Hal ini dikarenakan kecerdasannya

belum sepenuhnya berkembang, oleh karena itu mereka adalah kelompok yang harus

dimengerti dan dibantu. Fenomena yang terjadi saat ini adalah hilangnya hak pejalan

kaki, baik di trotoar maupun di badan jalan. Ada kecenderungan pengemudi

kendaraan bermotor tidak memberi hak jalan (to yield) kepada pejalan kaki, sehingga

tabrakan antara kendaraan dan pejalan kaki sering tidak dapat dihindarkan yang

berakibat luka-luka atau kematian.

Keselamatan anak merupakan tanggung jawab bersama, karenanya

pemerintah, masyarakat, dan swasta harus saling bahu membahu dalam memberikan

atau menciptakan perlindungan terhadap keselamatan anak-anak. Sehubungan

dengan keselamatan lalu lintas di jalan raya di lingkungan kawasan sekolah atau

pendidikan sangat diharapkan bahwa anak-anak dapat datang dan pergi ke/dari

sekolah dalam keadaan selamat.

Suweda (2009 : 2) menyebutkan lalu lintas yang tertib dan teratur dapat

tercipta bila, tersedianya prasarana dan sarana yang mencukupi sesuai kebutuhan dan

terdapatnya peraturan dan perundangan-undangan yang mendukung, serta adanya

kebiasaan dari pemakai jaringan lalu lintas yang sadar dan taat akan peraturan,

beretika, berempati di dalam berlalu lintas.

Salah satu perhatian khusus pemerintah pada anak-anak usia sekolah adalah

dengan inisiatif menggulirkan program Zona Selamat Sekolah (ZoSS) yang bertujuan

untuk membangun budaya keselamatan berlalu lintas. Pembangunan ZoSS

diharapkan membangun kesadaran dari berbagai pihak akan pentingnya melindungi

masyarakat khususnya anak-anak sebagai pengguna jalan.

Zona selamat sekolah (ZoSS) merupakan suatu zona untuk ruas jalan tertentu

pada lingkungan sekolah dengan kecepatan yang berbasis waktu. Penggunaan

rekayasa lalu-lintas seperti rambu pembatasan kecepatan, marka jalan yang

Page 2: ZoSS New Format

3

bertuliskan Zona Selamat Sekolah bertujuan untuk meningkatkan perhatian

pengemudi terhadap penurunan batas kecepatan di ZoSS pada jam-jam sekolah.

Penerapan ZoSS pada intinya adalah untuk melidungi pejalan kaki, khususnya anak

sekolah dari bahaya kecelakaan lalu lintas, dimana kendaraan yang berada pada zona

sekolah harus dengan kecepatan rendah untuk memberikan waktu reaksi yang lebih

lama untuk mengantisipasi gerakan anak sekolah yang bersifat spontan dan tidak

terduga, sehingga dapat menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Secara visual Jalan Laksamana Malahayati, Kota Juang, Kabupaten Bireuen,

merupakan jalan yang banyak dilalui kendaraan bermotor. Jalan tersebut

menghubungkan pemakai jalan dari pusat kota dan sekitarnya ke pusat perkantoran

dan komplek sekolah. Adapun sekolah-sekolah yang berada di komplek tersebut

antara lain SD Negeri 21, SD Negeri 02, dan SD Negeri 04. Pada jalan menuju

komplek sekolah tersebut belum didapati fasilitas penunjang keselamatan bagi

pengguna jalan baik berupa marka jalan ataupun rambu-rambu lalu lintas.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui ZoSS dibutuhkan si area sekitar sekolah dasar tersebut. Penelitian ini

dilakukan dengan cara menghitung tingkat pelayanan jalan (level of service) melalui

volume Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) dan mengetahui kecepatan rata-rata yang

mengacu kepada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Dan mengalisis

karakteristik perilaku pengantar dan penyebrang jalan yang akan berpengaruh

terhadap kebutuhan ZoSS di sekolah dasar tersebut.

Pada tahap pertama, penelitian ini dilakukan secara manual dengan cara

mencatat data yang diperlukan secara langsung di lapangan, data yang dicatat antara

lain, geometrik jalan, volume lalu lintas, dan kecepatan lalu lintas. pengamatan

dilakukan selama 4 hari yaitu : Senin, Rabu, Kamis, Sabtu. Dasar dari pengambilan

hari pengamatan tersebut adalah menurut perkiraan dimana secara visual hari-hari

tersebut dapat mewakili aktivitas masyarakat selama seminggu. Kemudian data-data

yang telah didapatkan dilakukan analisis tingkat pelayanan jalan (level of service)

yang mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Tahap kedua

adalah melakukan pengamatan langsung terhadap perilaku siswa saat menyebrang

jalan dan perilaku kendaraan pengantar dan melakukan wawancara menggunakan

Page 3: ZoSS New Format

4

bantuan kuesioner untuk mengetahui persepsi orang tua terhadap keselamatan

berlalu lintas pada anak-anak dalam bentuk persentase, dengan cara membagi

formulir pertanyaan kepada 100 orang tua murid secara acak.

Setelah dilakukan pengolahan dan menganalisis data yang mengacu pada

Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, maka diperoleh hasil seperti yang

diharapkan, yaitu mengetahui tingkat pelayanan jalan (level of service), kecepatan

rata-rata dan mengetahui apakah ZoSS dibutuhkan di area sekolah tersebut. Hasil

dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi kepada pihak terkait

(Pemkab dan Dinas Perhubungan) Kabupaten Bireuen tentang kebutuhan ZoSS, serta

bermanfaat bagi kawasan sekolah tersebut pada masa yang akan datang.

II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Dalam bab ini akan dikemukakan beberapa teori yang mendukung

perencanaan yang di kutip dari referensi dalam bentuk buku, jurnal, atau tulisan

ilmiah lainnya yang ada kaitannya dengan perencanaan yang dilakukan dan akan

digunakan sebagai dasar perhitungan dalam menyelesaikan masalah pada bab III.

2.1. Jenis Jalan Berdasarkan Fungsi

Menurut sukirman (1999 : 19), jalan berdasarkan fungsinya dapat dibedakan

menjadi 3 yaitu :

1. Jalan arteri, adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri

perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk

dibatasi secara efisien.

2. Jalan kolektor, adalah jalan yang melayani angkutan pengumpul (pembagian)

dengan cirri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan

jumlah jalan masuk dibatasi.

3. Jalan lokal, adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri

perjalanan dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak

dibatasi.

2.2 Keselamatan Jalan

Page 4: ZoSS New Format

5

Wedha (2001 : 8) menjelaskan bahwa keselamatan lalu lintas merupakan

salah satu bagian dari tujuan teknik lalu lintas yang meliputi : keamanan,

kenyamanan, dan keekonomisan dalam transpotasi orang maupun barang.

Keselamatan lalu lintas sangat terkait pada proses pengembangan suatu perencanaan

jalan raya.

2.2.1 Kecelakaan lalu lintas

Anonim (2004 : 3), lokasi yang dinyatakan sebagai lokasi rawan kecelakaan

lalu lintas apabila :

a. Memiliki angka kecelakaan yang tinggi ;

b. Lokasi kejadian kecelakaan relatif menumpuk ;

c. Lokasi kecelakaan berupa persimpangan atau segmen ruas jalan sepanjang

100-300 m untuk jalan perkotaan, ruas jalan 1 km untuk jalan antar kota ;

d. Kecelakaan terjadi dalam ruang dan retang waktu yang relative sama; dan

e. Memiliki penyebab kecelakaan dengan factor yang spesifik.

2.2.2 Elemen-elemen keselamatan jalan

1. Geometrik Jalan

Sukirman (1999 : 17) menjelaskan bahwa perencanaan geometrik jalan adalah

bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik

sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan, yaitu memberikan pelayanan yang

optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses ke rumah-rumah, dengan tujuan

menghasilkan infrastruktur yang aman, nyaman, lancar, teratur, ekonomis serta

ramah lingkungan. Salah satu bagian dari geometrik jalan adalah penampang

melintang meliputi : jalur lalu lintas, lajur, bahu jalan, median, trotoar, dan saluran

tepi/samping.

2. Fasilitas Pelengkap Jalan

Page 5: ZoSS New Format

6

Suweda (2009 : 5) menjelaskan bahwa fasilitas pelengkap jalan adalah

kelengkapan dari suatu jalan untuk mendukung fungsi jalan agar pergerakan

kendaraan bermotor, kendaraan tidak bermotor, pejalan kaki dan hewan di dalam

suatu jaringan atau prasarana yang disebut dengan jalan dapat terlaksana dengan

selamat, aman, nyaman serta mudah dan ekonomis. Fasilitas pelengkap ini terdiri

dari marka jalan, rambu lalu lintas, dan sebagainya.

Menurut Suweda (2009 : 5), marka adalah suatu tanda jalan yang berada di

permukaan jalan atau diatas permukaan jalan yang berfungsi untuk mengarahkan

arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas. Marka terdiri dari

marka garis membujur, marka garis melintang, marka garis serong, dan marka

lainnya seperti marka untuk penyebrang penjalan kaki yang dinyatakan dengan zebra

cross. Sedangkan rambu lalu lintas adalah salah satu alat pelengkapan jalan dalam

bentuk tertentu, memuat lambang, huruf, angka, kalimat atau perpaduan diantaranya

yang digunakan untuk memberikan peringatan, petunjuk, larangan dan perintah bagi

pemakai jalan.

2.3 Zona Selamat Sekolah

Menurut Suweda (2009 : 2), Zona Selamat Sekolah adalah zona untuk ruas

jalan tertentu pada lingkungan sekolah dengan kecepatan yang berbasis waktu untuk

mengatur kendaraan di lingkungan sekolah dasar.

Anonim (2009 : 5) menjelaskan pada dasarnya semua sekolah berhak untuk

menerapkan program zona selamat sekolah ini, namun dalam pelaksaannya perlu

ditentukan prioritas sekolah yang harus didahulukan antara lain :

a. Sekolah dengan situasi lalu lintas di sekitarnya yang membahayakan murid,

seperti volume lalu lintas tinggi serta kecepatan arus lalu lintas tinggi.

b. Sekolah dengan situasi kemacetan lalu lintas yang menyulitkan anak untuk

berjalan kaki, bersepeda maupun menjangkau angkutan umum.

c. Sekolah yang sangat antusias dan didukung pihak swasta, masyarakat, dan

pemerintah untuk menjalankan program Zona Selamat Sekolah.

Page 6: ZoSS New Format

7

2.4 Karakteristik Lalu Lintas

Menurut Bukhari, dkk (1997 : 64), dalam perencanaan dan operasional sistem

angkutan, karakteristik lalu lintas akan mencerminkan sifat-sifat aliran kendaraan dan

penumpang secara kualitatif dan kuantitatif pada sistem tersebut. Sifat-sifat itu timbul

dari interaksi antara pengemudi kendaraan dan semua fasilitas-fasilitas pelayanan

lalu lintas yang muncul dalam berbagai ukuran, volume dan kecepatan adalah dua

buah variable yang ikut ambil bagian dalam karakteristik lalu lintas.

2.4.1 Volume Lalu Lintas

Menurut Bukhari, dkk (1997 : 14), volume lalu lintas adalah jumlah lalu

lintas yang melewati satu titik atau tampang melintang jalan dalam satu satuan waktu

tertentu, yang diukur dan dinyatakan dalam satuan kendaraan per satuan waktu.

secara sistematis, pengertian volume lalu lintas juga dapat dinyatakan dengan rumus

sebagai berikut :

q= nT ………………………………………………………………………… (2.1)

Dimana :

q = Volume lalu lintas (kend/jam);

n = Jumlah kendaraan yang melewati titik/tampang melintang jalan dalam

interval waktu T (kend) ;

T = Interval waktu pengamatan (Jam).

Berdasarkan definisi tersebut diatas, maka volume lalu lintas dari suatu jalan

dapat ditentukan dengan menghitung secara langsung pada jalan yang bersangkutan

jumlah kendaraan yang lewat dalam interval waktu tertentu. Namun demikian,

komposisi lalu lintas yang terdapat pada satu aliran lalu lintas sangat bervariasi mulai

Page 7: ZoSS New Format

8

dari kendaraan ringan sampai dengan truk berat. Oleh karena itu perhitungan jumlah

kendaraan dalam usaha pengumpulan data volume lalu lintas di lapangan, maka tiap-

tiap kendaraan yang terdapat pada suatu aliran lalu lintas perlu di konversikan ke

dalam satuan mobil penumpang/smp (MKJI 1997).

Adapun satuan mobil penumpang yang digunakan untuk kondisi dan situasi

di Indonesia dapat dilihat pada Table 2.1 berikut :

Tabel 2.1 Emp untuk jalan perkotaan terbagi dan satu arah

Tipe JalanArus Lalu lintas per lajur

(Kend/jam)

Emp

HV MC

Dua lajur satu arah (2/1)

Empat lajur Terbagi (4/2D)

0

≥ 1050

1,3

1,2

0,4

0,25

Tiga lajur satu arah (3/1) dan

Enam lajur terbagi (6/2D)

0

≥1100

1,3

1,2

0,4

0,25

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997: 5 - 38)

2.4.2 Kecepatan Lalu Lintas

Bukhari, dkk (1997 : 8) menerangkan bahwa kecepatan adalah jarak yang

ditempuh kendaraan pada lajur jalan dalam suatu satuan waktu tertentu dan biasanya

dinyatakan dalam kilometer per jam (km/jam). Besarnya kecepatan berkaitan dengan

jarak dan waktu perpindahan. Selain itu kecepatan juga dipengaruhi oleh kepadatan

lalu lintas, keamanan, kenyamanan dan murah atau mahalnya biaya perjalanan.

Berdasarkan pengertian di atas, definisi kecepatan juga dapat dinyatakan dengan

rumus berikut :

V= st ………………………………………………………………………… (2.2)

Dimana :

V = Kecepatan kendaraan (km/jam)

Page 8: ZoSS New Format

9

s = Jarak yang dilalui masing-masing kendaraan (km)

t = Waktu tempuh yang diperlukan masing-masing kendaraan (jam)

2.4.3 Kapasitas jalan

MKJI (1997) kapasitas di definikan sebagai arus maksimum melalui suatu

titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Untuk

jalan dua lajur dua arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua

arah), tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas

ditentukan per lajur.

Tabel 2.2 Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan

Tipe jalanKapasitas Dasar

(smp/jam)Catatan

Empat lajur terbagi atau Jalan

satu arah1650 Per lajur

Empat lajur tak terbagi

Dua lajur tak terbagi

1500

2900

Per lajur

Total dua arah

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997: 5-50)

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya kapasitas

pelayanan jalan berdasarkan MKJI (1997) adalah sebagai berikut :

C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs smp/jam ….……………………. (2.3)

Dimana :

C = Kapasitas jalan (smp/jam/arah)

Co = Kapasitas dasar (smp/jam)

FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas

FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah

FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping

FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota

2.4.4 Tingkat Pelayanan Jalan

Page 9: ZoSS New Format

10

Bukhari, dkk (1997 : 83) menerangkan bahwa tingkat pelayanan jalan

merupakan suatu ukuran kualitatif dari jalan sebagai rangkuman dari berbagai faktor,

yang meliputi kecepatan, waktu tempuh perjalanan, gangguan lalu lintas dan

hambatan lainnya, kebebasan bergerak, kenyamanan, keamanan, murah atau

mahalnya biaya perjalanan. Berdasarkan pertimbangan maka di pilihlah kecepatan

operasional kendaraan dan angka perbandingan antara volume dengan kapasitas

sebagai factor yang paling menentukan dalam usaha untuk mengevaluasi tingkat

pelayanan jalan. Dalam penelitian ini tingkat pelayanan jalan akan ditentukan

berdasarkan hubungan antara kecepatan (V) dengan angka perbandingan antara

volume dan kapasitas jalan (V/C).

Tabel 2.3 Klasifikasi Kualitas Pelayanan Jalan

V/C Tingkat Pelayanan Keterangan

0 – 0,2 A Arus lancar, volume rendah, kecepatan tinggi

0,2 – 0,45 BArus stabil, volume sesuai untuk jalan luar kota, kecepatan terbatas

0,45 – 0,7 CArus stabil, volume sesuai untuk jalan kota kecepatan di pengaruhi oleh lalu lintas

0,7 – 0,85 D Mendekati arus tidak stabil, kecepatan rendah

0,85 – 1 EMendekati arus tidak stabil, volume pada / mendekati kapasitas, kecepatan rendah

>1,00 FArus terhambat, kecepatan rendah, volume diatas kapasitas, banyak berhenti

Sumber : anonim (2010:4)

2.4.5 Analisa Statistik

Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat (2006 : 24) menyatakan

terdapat 3 parameter dalam perencanaan ZoSS dengan menggunakan statistik uji Z

adalah sebagai berikut :

1. Analisis kecepatan kendaraan

Page 10: ZoSS New Format

11

Sd=√∑ ( X i−X )2

n−1 ………………………………………………………….. (2.4)

x=∑ X i

n ………………………………………………………....... (2.5)

Zhit=x−20

Sd

√n ………………………………………………………….. (2.6)

Dimana :

Sd = Standar deviasi

Xi = Kecepatan

X = Kecepatan rata-rata

n = Jumlah Sampel

Untuk kepercayaan 95%, didapat nilai Ztabel = 1,645. Nilai Zhit dibandingkan dengan

Ztabel, maka kesimpulan yang didapat :

- Zhit ≤ Ztabel maka jalan di sekolah tersebut sudah selamat dengan tingkat

kesalahan 5%

- Zhit > Ztabel maka jalan di sekolah tersebut belum selamat dengan tingkat

kesalahan 5%

2. Analisis karakteristik perilaku pengantar

Zhit=P−0,5

√ P−0,5n ………………………………………………………………. (2.7)

P=∑ kelompok

n ……………………………………………………………… (2.8)

Dimana :

P = nilai rata-rata

Page 11: ZoSS New Format

12

n = jumlah sampel

Untuk tingkat kepercayaan 95%, maka akan didapat nilai Z tabel = 1,645. Nilai Zhit

dibandingkan dengan Ztabel, maka kesimpulan yang didapat :

- Zhit ≥ Ztabel Perilaku pengantar di sekolah tersebut sudah selamat dengan

tingkat kesalahan 5%

- Zhit < Ztabel Perilaku pengantar di sekolah tersebut belum selamat dengan

tingkat kesalahan 5%

3. Analisis perilaku siswa saat menyebrang jalan

Zhit=P−0,5

√ P(1−P )n ………………………………………………………… (2.9)

Untuk tingkat kepercayaan 95%, maka akan didapat nilai Z tabel = 1,645. Nilai Zhit

dibandingkan dengan Ztabel, maka kesimpulan yang didapat :

- Zhit ≥ Ztabel Perilaku pejalan kaki di sekolah tersebut sudah selamat dengan

tingkat kesalahan 5%

- Zhit < Ztabel Perilaku pejalan kaki di sekolah tersebut belum selamat dengan

tingkat kesalahan 5%

2.5 Kuisioner

Menurut Sugiono (1999 : 135), kuisioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertnyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik

pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan di

ukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu kuisioner juga

cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang

Page 12: ZoSS New Format

13

luas. Kuisioner dapat berupa pertanyaan / pernyataan terbuka atau tertutup, dapat

diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.

Sugiono (1999 : 79) menjelaskan bahwa jumlah anggota sampel sering

dinyatakan dengan ukuran sampel . jumlah sampel yang 100 % mewakili populasi

adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi

1000 dan hasil penelitian itudiberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada

kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi, maka

peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil jumlah

sampel menajuhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan

umum).

III. METODE PENELITIAN

Pada bagian ini akan disajikan mengenai langkah-langkah penelitian, untuk

menentukan data yang diperlukan dan metode yang digunakan dalam pengolahannya

yang merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan

berkelanjutan. Kegiatan penelitian ini diawali dengan perumusan masalah dan

penetapan tujuan penelitian, serta penentuan alat ukur hingga teknik analisis yang

digunakan untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan, sesuai dengan bagan alir

proses penelitian yang dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A.1.4 halaman 23.

3.1 Metode pengumpulan data

Sesuai dengan jenis kebutuhan data, maka teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini dibagi dalam dua tipe, yaitu pengumpulan data primer dan

pengumpulan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung di

lapangan, baik pengukuran geometrik jalan maupun pencatatan karakteristik lalu

lintas. Sedangkan data sekunder adalah data penunjang yang dibutuhkan untuk

membantu kelengkapan penelitian ini.

Page 13: ZoSS New Format

14

3.1.1 Data Sekunder

Data sekunder yang dibutuhkan berupa peta jaringan jalan Kabupaten Bireuen

yang diperoleh dari Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah, dan sketsa lokasi

pengamatan, sebagai acuan untuk melihat letak lokasi pengamatan.

3.1.2 Data Primer

Pengumpulan data primer akan dilakukan dengan peninjauan langsung ke

lokasi penelitian. Data primer yang diperlukan adalah data ukuran geometrik jalan

berupa ukuran penampang melintang jalan seperti : lebar jalur lalu lintas, lebar lajur

lalu lintas, lebar median, dan sebagainya. Selain itu juga akan dilakukan pengambilan

gambar dari aktifitas lalu lintas, data kelengkapan fasilitas yang tersedia saat ini,

serta data kondisi/karakteristik lalu lintas seperti : volume lalu lintas, kecepatan dan

jenis kendaraan yang melintasi lokasi tersebut. Untuk membantu kesempurnaan

penelitian diperlukan formulir pengamatan perilaku penyebrang jalan, perilaku

pengantar/penjemput, serta wawancara dengan bantuan kuisioner untuk mengetahui

persepsi orang tua yang berkaitan dengan keselamatan anak-anak.

1. Geometrik jalan

Untuk mengetahui kondisi geometrik jalan, di lakukan pengukuran lebar

perkerasan dan lebar bahu jalan denganmenggunakan pita ukur (meteran). Sedangkan

unuk mengukur pias pengamatan kecepatan yaitu menggunakan alat ukur

speedometer kendaraan.

2. Volume lalu lintas

Pengumpulan data volume lalu lintas dilakukan secara manual dengan

mencatat langsung jumlah berbagai jenis kendaraan yang melewati jalan sekitar

sekolah, untuk tiap-tiap arah pada masing-masing jalan. Pengamatan volume lalu

Page 14: ZoSS New Format

15

lintas akan dilakukan selama 4 hari yaitu : Senin, Rabu, Kamis, dan Sabtu pada

pukul 07.30 – 08.30 wib saat masuk sekolah dan 12.00 – 13.00 pada saat sekolah

usai, dengan interval waktu pengamatan setiap 5 menit

Untuk lebih memudahkan dalam usaha pengumpulan data volume lalu lintas

di lapangan, maka pada setiap pos pengamatan ditempatkan 3 orang pencatat.

Masing-masing pengamat bertugas untuk mencatat jumlah dan jenis kendaraan

bermotor yang bergerak lurus melewati pos pengamatan. Pencatatan untuk jumlah

tiap-tiap jenis kendaraan yang melewati pos pengamatan dicatat pada formulir

pengamatan lalu lintas yang telah disediakan dengan bantuan alat tulis dan alat

hitung (hand tally counter).

3. Kecepatan lalu lintas

Pengumpulan data kecepatan dilakukan selama 1 hari, yaitu hari Selasa.

Kegiatan pencatatan dilakukan dengan mengambil beberapa sampel kendaraan pada

jam masuk sekolah, yaitu pada pukul 07.30-08.30 wib.

Kecepatan yang diamati pada penelitian ini dalah kecepatan setempat.

Metode pengamatan dilakukan dengan 2 pias pengamatan didepan sekolah dengan

panjang 60 meter. Jumlah pencatat pada penilitian ini berjumlah 2 orang, yang

ditempatkan pada garis awal dan akhir pada pias pengamatan. Peralatan yang

digunakan adalah stopwatch, form pengamatan dan perangkat alat tulis. Stopwatch

dihidupkan pada saat bagian muka kendaraan berada pada garis awal dan dimatikan

pada saat bagian muka kendaraan tersebut berada pada garis akhir dari pias

pengamatan.

4. Pengamatan terhadap perilaku

Pengamatan perilaku penyebrang jalan adalah pengamatan terhadap

karakteristik siswa dimulai ketika akan menyebrang sampai selesai menyebrang. Ada

4 (empat) kriteria yang dinilai terhadap karakter siswa dalam menyebrang jalan,

yaitu:

Page 15: ZoSS New Format

16

a. Prosedur baku cara menyebrang / 4 T (Tunggu sejenak, Tengok kanan,

Tengok kiri, Tengok kanan lagi)

b. Cara menyebrang (berjalan atau berlari)

c. Fasilitas yang digunakan (dengan zebra cross, atau tanpa fasilitas)

d. Status penyebrang (mandiri atau tidak mandiri)

Pengamatan perilaku pengantar adalah pengamatan terhadap ketertiban

penghantar sebagai pengguna jalan, dimulai sejak memberhentikan kendaraan,

menurukan anak, hingga berangkat kembali. Ada 3 (tiga) kriteria yang dinilai

terhadap perilaku pengantar yaitu:

a. Arah kedatangan pengantar (di sebelah sekolah atau di depan sekolah)

b. Lokasi berhenti (pada tempatnya atau sembarangan)

c. Menurunkan anak dari kendaraan (sisi kiri/ di trotoar atau sisi kanan/di badan

jalan)

Data yang telah didapat dimasukkan kedalam formulir yang disediakan seperti pada

Lampiran B Formulir B.2.1 dan Formulir B.2.2 halaman 25-26

5. Kuisioner

Survei wawancara orang tua dilakukan untuk mengetahui persepsi mereka

terhadap keselamatan anak-anak dalam berlalu lintas. Survei dilakukan dengan cara

membagikan kuisioner kepada 100 responden secara acak, kuisioner tersebut berisi

pertanyaan kepada orang tua siswa yang meliputi :

a. Cara anak berangkat sekolah

b. Cara anak pulang sekolah

c. Orang tua mengantar anak ke sekolah

d. Fasilitas lalu lintas yang tersedia / yang digunakan

e. Tata cara menyebrang / car anak menyebrang jalan

f. Perilaku pengemudi kendaraan di depan sekolah

g. Fasiltas yang dibutuhkan

h. Pengetahuan tentang program ZoSS dari pemerintah

Page 16: ZoSS New Format

17

3.2 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

Pada sub bab ini akan dijelaskan cara pengoalahan data yang didapat dari

pengamatan di lapangan untuk pengambilan sampel dan di olah dengan

menggunakan teori-teori dan persamaan-persamaan yang terdapat pada tinjauan

kepustakaan. Metode pengolahan data hanya dilakukan pada data primer, sedangkan

untuk data sekunder hanya untuk data pelengkap.

3.2.1 Volume lalu lintas

Data volume lalu lintas yang diperoleh dilapangan terdiri dari campuran

berbagai jenis kendaraan sehingga harus diubah ke dalam satuan mobil penumpang

(smp) dengan cara mengalihkan angka ekivalensi terhadap masing-masing jenis

kendaraan dengan menggunakan persamaan pada Tabel 2.1 yang tertera pada

halaman 8.

3.2.2 Kecepatan lalu lintas

Kecepatan setempat diperoleh dari hasil bagi antara panjang pias pengamatan

dengan lama waktu yang diperlukan oleh kendaraan untuk melewatinya sesuai

dengan rumus (2.2) halaman 8. Kemudian data diolah dengan menggunakan statistik

uji Z sesuai dengan persamaan (2.6) halaman 10.

3.2.3 Tingkat pelayanan jalan

Tingkat pelayanan diperoleh berdasarkan kecepatan dan juga angka

perbandingan antara volume lalu lintas dan kapasitas jalan. Kecepatan yang

digunakan adalah kecepatan dari seluruh pengamatan yang dirata-ratakan. Nilai

kecepatan rata-rata dan angka perbandingan antara volume lalu lintas maksimum

Page 17: ZoSS New Format

18

dengan kapasitas jalan kemudian diplotkan kedalam grafik, dapat dilihat pada

Lampiran A Gambar B.1.4 halaman 23.

3.2.4 Pengamatan terhadap perilaku

Hasil dari data pengamatan terhadap perilaku penyebrang dan perilaku

terhadap pengantar dilakukan pengolahan dengan menggunakan statistik uji normal

sesuai dengan persamaan (2.7) dan (2.9) halaman 11.

3.2.5 Kuisioner

Data hasil wawancara responden akan dilakukan pengolahan dengan

menggunakan persentase yang akan digambarkan melalui bar chart dan pie chart.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas mengenai hal-hal yang menjadi pemecahan masalah

dari bab-bab sebelumnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan di

lapangan akan dievaluasi dengan menggunakan rumus-rumus dan sejumlah teori

yang dikemukakan.

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diolah dari rumus-rumus dan teori-

teori yang disebutkan pada bab sebelumnya sehingga diperoleh hasil yang menjadi

tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui tingkat pelayanan jalan (Level Of Service)

melalui volume lalu lintas harian rata-rata (LHR), mengetahui kecepatan rata – rata

yang mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Raya (MKJI), karakteristik perilaku

pengantar dan penyebrang jalan yang akan berpengaruh terhadap kebutuhan ZoSS di

Page 18: ZoSS New Format

19

sekolah dasar tersebut, dan Mengetahui apakah ZoSS dibutuhkan di area sekitar

sekolah dasar tersebut.

4.2 Pembahasan

Pembahasan dilakukan berdasarkan hasil data serta hal-hal yang berkaitan

dengan objek penelitian ini dan pokok permasalah dalam penelitian ini, yaitu dengan

memperlihatkan hasil yang diperoleh dari pengolahan dan analisa data.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengolahan data, maka akan diambil

beberapa kesimpulan yang relevan. Saran akan diberikan dari hasil pengolahan data

yang diperoleh setelah penelitian dan diskusi masalah yang ditinjau.

Page 19: ZoSS New Format

20

D. DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Direktorat Jenderal

Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

2. Anonim, 2006. Pedoman Teknis Program ZoSS di 11 Kota di Pulau Jawa.

Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat.

3. Bukhari R.A, dkk, 1997, Rekayasa Lalu Lintas, Bidang Studi Teknik

Transportasi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala,

Banda Aceh.

4. Sugiono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung

5. Sukirman, S., 1999, Dasar – Dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Nova,

Bandung.

6. Suweda, I. W., 2009. “ Pentingnya Pengembangan Zona Selamat Sekolah Demi

Keselamatan Bersama di Jalan Raya”, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. Vol 13 No.1.

7. Wedha, N. Y., 2001, Audit Keselamatan Jalan, Universitas Gajah Mada,

Yogyakarta.