4
Serindit Jawa ( Loriculus pussilus) Yellow-throated Hanging-parrot Kerajaan: Animalia Filum Chordata Kelas Aves Ordo Psittaciformes Famili Psittacidae Genus Loriculus Spesies L. pusillus (G. R. Gray, 1859) (Wikipedia.org) Deskripsi : Nuri berukuran sangat kecil (12 cm), berwarna hijau dengan tunggir merah. Tubuh bagian atas hijau terang. Tubuh bagian bawah hijau-kuning, tunggung dan penutup ekor merah membara, ada bercak kuning pada tenggorokan (betina dan burung muda: bercak jauh lebih kecil). Iris dan paruh kuning, kaki jingga. Suara : Dentangan berdesir: “srii-ii” pada waktu terbang. Penyebaran global : Endemik di Jawa dan Bali. Penyebaran lokal dan status : Di Jawa dan Bali, umum ditemukan di hutan hujan, dari ketinggian permukaan laut sampai 2.000 m, mungkin nomaden (sering berpindah-pindah) dan mudah terlewatkan (tidak teramati). Kebiasaan : Terbang cepat di atas hutan dalam kelompok kecil, dengan kepakan sayap yang menderu sambil berteriak- teriak. Memakan bunga-bungaan, kuncup bunga, dan buah-buahan kecil. Merayap dan merangkap pada dahan- dahan pohon dengan gaya yang lucu. Sulit dilihat karena ukurannya kecil dan warna hijaunya. Memiliki kebiasaan aneh, yaitu tidur bergantung dengan kepala di bawah. Betina sering tampak membawa bahan-bahan sarang yang diselipkan di antara bulu-bulu tunggirnya. Beberapa penulis menempatkan jenis ini ke dalam Serindit Loriculus vernalis, tetapi perbedaan warna dan penyebarannya yang terputus merupakan bukti keabsahan sebagai jenis tersendiri. (BirdLife International. 2012. Loriculus pusillus. IUCN Red List of Threatened Species, Version 2012.1, International Union for Conserva.) Burung Madu Srigati (Necratina jugularis) Kerajaan Animalia Filum Chordata Kelas Aves Ordo Passeriformes Famili Nectariniidae Genus Nectarinia Spesies N. jugularis (Linnaeus, 1766) (Wikipedia.org) Karakter Tubuh berukuran kecil (10 cm). Jantan: Tubuh bagian bawah kuning terang. Dagu dan dada hitam-ungu metalik. Punggung hijau zaitun. Betina: Tubuh bagian bawah kuning. Tanpa warna hitam pada dagu dan dada. Alis biasanya kuning muda. Iris coklat tua, paruh hitam, kaki hitam. Sering ribut dalam kelompok kecil, berpindah-pindah dari satu pohon atau semak ke yang lain. Jantan kadang berkejaran mondar mandir dengan galak. Makanan: nektar Benalu, Mengkudu, Pepaya, Dadap, serangga kecil, laba-laba. Sarang berbentuk kantung, dari rumput terjalin dengan kapas alang-alang, pada dahan yang rendah. Telur berwarna keputih-putihan, berbintik abu-abu putih, jumlah 2 butir. Berbiak sepanjang tahun. Habitat : Pekarangan, semak pantai, hutan mangrove. Penyebaran: Cina, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Filipina, Australia.Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku, Papua. Penyebaran Lokal Dijumpai hampir di semua tempat. Kawasan lahan basah,

zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cvccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccc

Citation preview

Serindit Jawa ( Loriculus pussilus)Yellow-throated Hanging-parrot

Kerajaan:AnimaliaFilumChordataKelasAvesOrdoPsittaciformesFamiliPsittacidaeGenusLoriculusSpesiesL. pusillus (G. R. Gray, 1859)(Wikipedia.org)Deskripsi :Nuri berukuran sangat kecil (12 cm), berwarna hijau dengan tunggir merah. Tubuh bagian atas hijau terang. Tubuh bagian bawah hijau-kuning, tunggung dan penutup ekor merah membara, ada bercak kuning pada tenggorokan (betina dan burung muda: bercak jauh lebih kecil). Iris dan paruh kuning, kaki jingga.Suara :Dentangan berdesir: srii-ii pada waktu terbang.Penyebaran global :Endemik di Jawa dan Bali.Penyebaran lokal dan status :Di Jawa dan Bali, umum ditemukan di hutan hujan, dari ketinggian permukaan laut sampai 2.000 m, mungkin nomaden (sering berpindah-pindah) dan mudah terlewatkan (tidak teramati).Kebiasaan :Terbang cepat di atas hutan dalam kelompok kecil, dengan kepakan sayap yang menderu sambil berteriak-teriak. Memakan bunga-bungaan, kuncup bunga, dan buah-buahan kecil. Merayap dan merangkap pada dahan-dahan pohon dengan gaya yang lucu. Sulit dilihat karena ukurannya kecil dan warna hijaunya. Memiliki kebiasaan aneh, yaitu tidur bergantung dengan kepala di bawah. Betina sering tampak membawa bahan-bahan sarang yang diselipkan di antara bulu-bulu tunggirnya.Beberapa penulis menempatkan jenis ini ke dalam Serindit Loriculus vernalis, tetapi perbedaan warna dan penyebarannya yang terputus merupakan bukti keabsahan sebagai jenis tersendiri.

(BirdLife International. 2012. Loriculus pusillus. IUCN Red List of Threatened Species, Version 2012.1, International Union for Conserva.)

Burung Madu Srigati (Necratina jugularis)KerajaanAnimaliaFilumChordataKelasAvesOrdoPasseriformesFamiliNectariniidaeGenusNectariniaSpesiesN. jugularis(Linnaeus, 1766)

(Wikipedia.org)KarakterTubuh berukuran kecil (10 cm). Jantan: Tubuh bagian bawah kuning terang. Dagu dan dada hitam-ungu metalik. Punggung hijau zaitun. Betina: Tubuh bagian bawah kuning. Tanpa warna hitam pada dagu dan dada. Alis biasanya kuning muda. Iris coklat tua, paruh hitam, kaki hitam. Sering ribut dalam kelompok kecil, berpindah-pindah dari satu pohon atau semak ke yang lain. Jantan kadang berkejaran mondar mandir dengan galak. Makanan: nektar Benalu, Mengkudu, Pepaya, Dadap, serangga kecil, laba-laba. Sarang berbentuk kantung, dari rumput terjalin dengan kapas alang-alang, pada dahan yang rendah. Telur berwarna keputih-putihan, berbintik abu-abu putih, jumlah 2 butir. Berbiak sepanjang tahun.

Habitat : Pekarangan, semak pantai, hutan mangrove.Penyebaran: Cina, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Filipina, Australia.Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku, Papua. Penyebaran Lokal Dijumpai hampir di semua tempat. Kawasan lahan basah, termasuk dekat pantai. Kebun, tegal, daerah suburban. Pemukiman, daerah urban, Semarang.Kawasan hutan sekunder, Gunung Ungaran.Status Penetap. Jumlah banyak dan frekuensi sangat sering.Peringkat perjumpaan: (1) sangat mudah.

(SBC. 2009. Burung Madu Srigati. (http://bio.undip.ac.id/sbw/spesies/sp_burung_madu_sriganti.htm) diakses 9 April 2015.)

Gelatik Jawa (Padda oryzivora)

KerajaanAnimaliaFilumChordataKelasAvesOrdoPasseriformesFamiliEstrildidaeGenusPaddaSpesiesP. oryzivora

(Linnaeus, 1758)

(wikipedia.org)

Berwarna terang, berukuran agak besar (16 cm), berparuh merah. Dewasa: kepala hitam dengan bercak putih mencolok pada pipi, tubuh bagian atas dan dada kelabu, perut merah muda, ekor bawah putih, ekor hitam. Remaja: kepala kemerahmudaan dengan mahkota kelabu, dada merah muda. Iris merah, paruh merah muda, kaki merah. Bentuk: Berwarna terang, berukuran agak besar (16 cm), berparuh merah. Dewasa: kepala hitam dengan bercak putih mencolok pada pipi, tubuh bagian atas dan dada kelabu, perut merah muda, ekor bawah putih, ekor hitam. Remaja: kepala kemerahmudaan dengan mahkota kelabu, dada merah muda. Iris merah, paruh merah muda, kaki merah. Suara: "Tik" yang tajam khas, "tup" yang tenang, dan nyanyian mengoceh lembut yang diakhiri dengan frase merengek: "ti tui".Kebiasaan: Hidup di perkotaan, pekarangan, dan lahan pertanian. Bergabung dalam kelompok besar pada rumpun tebu atau pepohonan tinggi. Secara teratur menyerbu ladang jagung, sawah, dan gudang gandum. Bersifat sangat sosial, suka saling menyelisik di tenggeran. Sewaktu berebut tempat sarang, suka menggoyangkan badan dengan gerakan yang rumit.Penyebaran Global: Endemik di Jawa, Kangean, dan Bali. Diintroduksi secara luas dari Asia tenggara sampai Australia. Penyebaran Lokal: Dulu umum di lahan pertanian di Jawa dan Bali, sampai ketinggian 1.500 m, tetapi sekarang sangat langka karena penangkapan yang berlebihan untuk diperdagangkan. Terdapat koloni di beberapa tempat di Sumatera (termasuk pulau-pulau di sekitarnya) dan Kalimantan, tetapi tidak seumum pada beberapa dekade yang lalu. Habitat: Lahan pertanian, rumpun tebu, pepohonan tinggi. Tekanan: Penangkapan untuk perdagangan burung baik domestik maupun internasional.Informasi Lainnya: Mungkin diintroduksi di Sulawesi dan kemungkinan juga di Nusa Tenggara Barat. Menghuni lahan budidaya, pekarangan, sawah, semak dengan pohon-pohon yang tersebar, dan mangrove; sering di sekitar pemukiman penduduk. Dari permukaan laut sampai ketinggian sekitar 100 m (Sulawesi) dan 400 m (Lombok).

(BI. 2012. Gelatik Jawa. (www.burung.org/index.php?option=com_k2&view=item&id=123:padda-oryzivora&Itemid=66). diakses 7 April 2015.

Burung Gereja ( Passer montanus)

KerajaanAnimaliaFilumChordataKelasAvesOrdoPasseriformesFamiliPasseridaeGenusPasserSpesiesP. montanus

(Linnaeus, 1758)(wikipedia.org)

Passer montanus memiliki panjang total 12,5-14 cm, dengan lebar sayap sekitar 8 cm dan berat 24 g .Pada Passer montanus yang dewasa mahkota dan tengkuk kaya kastanye. Bagian atas kepala berwarna coklat kemerahan-dan ada bib hitam di bawah tagihan. Pipi yang putih dan dada abu-abu, sayap berwarna hitam dan coklat dengan sayap bar putih. Para upperparts berwarna cokelat terang, melesat dengan hitam, dan cokelat memiliki dua sayap yang berbeda bar putih sempit. Kaki yang pucat coklat, dan tagihan dipimpin-biru di musim panas, menjadi hampir hitam di musim dingin. Passer montanus membangun sarangnya dalam rongga di pohon tua atau permukaan batu. Beberapa sarang tidak di lubang seperti itu, tapi dibangun antara akar gantung gorse atau semak yang sama. Atap rongga-rongga di rumah bisa digunakan dan di daerah tropis, mahkota pohon kelapa atau langit-langit beranda yang dapat berfungsi sebagai situs sarang. Spesies ini akan berkembang biak dalam sarang kubah bekas dari Murai. Kadang-kadang akan mencoba untuk mengambil alih sarang burung lain yang berkembang biak di lubang atau ruang . Passer montanus termasuk kepada burung pemakan biji, keberadaannya dekat dengan manusia. Saat dewasa tubuhnya kecil, burung ini populasinya mudah dijumpai di persawahan, rimbunan pohon, pemukiman dan lahan lahan pertanian dengan hidup berkoloni. Passer montanus dapat ditemukan hampir di seluruh Eropa kecuali untuk bagian tengah dari Irlandia, Skotlandia utara, Inggris barat dan bagian utara Skandinavia. Maka dapat juga dilihat di Asia. Telah diperkenalkan ke Australia dan ke Amerika Serikat. Ini mendiami hampir semua tempat termasuk daerah pedesaan dan kota-kota.

(Priyono, S. M. and E. Subiondono. 1991. Identification of Live Mammals, Life Birds and Reptiles. In Proceeding. The CITES Plants and Animals. Seminar For The Asia and Oceania Region. PHPA. Jakarta)

Burung Merpati Karang (Columba livia)

Kerajaan:AnimaliaFilumChordataKelasAvesOrdoColumbiformesFamiliColumbidaeGenusColumbaSpesiesC. livia

(Gmelin, 1789) (wikipedia.org)

Caput relatif kecil terdapat rostrum (paruh) yang dibentuk oleh maxilla dan mandibula. Neres terletak pada bagian lateral rostrum bagian atas. Cera terletak pada bagian atas. Organun visus dikelilingi oleh kulit yang berbulu. Padanya antara lain terdapat iris yang berwarna kuning atau jingga kemerah-merahan, juga terdapat pupil yang relative besar dibandingkan dengan matanya, sedang membran nictitans terdapat pada sudut medial mata. Porus acusticus-externus (lubang telinga luar) terletak di sebelah dorso cauda mata. Membran tympani terdapat disebelah dalamnya dan berguna untuk menangkap getaran suara.Badan diliputi oleh bulu, pada uropygium yang berpangkal bulu-bulu ekor, facies dorsalis uropygium ada papilla yang mempunyai lubang sebagai muara kelenjar minyak . Pada cauda terdapat bulu yang bertipe retrices yang berfungsi sebagai pengendali arah ketika terbang. Bulu melekat pada bagian uropygium. Pada burung yang baru menetas tubuhnya ditutupi oleh bulu done embrional yang disebut filoplume. Sedangkan pada burung dewasa bulunya sudah tetap, yaitu bulu definitif, ada 2 macam: 1. Plumuae (done definitif): pendek, halus dan berfungsi untuk mengisolir udara.2. Plumae (bulu contour) : menutupi plumuae Berdasarkan letaknya bulu dapat dibedakan menjadi beberapa jenis :1. Reminges: bulu yang terdapat pada sayap digunakan untuk terbang.2. Retrices: bulu yang terdapat pada ekor digunakan sebagai alat kemudi.3. Tetrices: bulu-bulu yang menutupi badan.4. Parapterum: bulu-bulu yang terdapat pada bahu5. Alula: bulu-bulu kecil yang melekat pada jari kedua sayap Fungsi bulu pada merpati adalah untuk melindungi tubuh terhadap suhu yang tidak sesuai, untuk mengerami telur-telur calon anaknya dan bulu pada sayap serta ekor digunakan untuk terbang dan sebagai alat kemudi, pada bagian atas brutu (uropigium) terdapat kelenjar minyak (glandula uropigialis) yang berfungsi meminyaki bulu-bulunya

(Jasin. 1992. Zoologi Vertebrata. Sinar Wijaya. Surabaya. )