MAKALAH
Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan
Mata Kuliah Teknologi Management Kewirausahaan
Disusun Oleh :
Yudha Pratama Nugraha Irianto Situmorang
270110130102
GEOLOGI B
PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2014
ii
Kata Pengantar
Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan
dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Dr. Nana Sulaksana.
Makalah ini menjelaskan tentang apa itu dan bagaimana kegiatan eksplorasi dan eksplotasi di dunia
tambang.
Melalui Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca
mengenai Kegiatan Eksplorasi – Eksploitasi Pertambangan. Dalam penulisan makalah ini, tidak luput
dari berbagai macam kesalahan dan kekurangan. Kritik dan Saran yang membangun penulis terima
dengan lapang dada. Demi menambah pengetahuan Penulis dan demi kesempurnaan makalah ini.
Jatinangor, 26 Oktober 2014
Penulis
Yudha Pratama Nugraha Irianto Situmorang
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………..……...……… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….……..iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………..1
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan……………………………..…….………2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Eksplorasi………………..…..………………....……………..3
2.2 Tujuan Eksplorasi………………..….……………………………...…..4
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Cara Ekplorasi...……………..……...……4
2.4 Metode Eksplorasi……………………………………...……………….6
2.5 Tahapan Eksplorasi…………………………………………………......11
2.6 Definisi Ekplooitasi………………………………………………………13
2.7 Tahapan Eksploitasi………………………………………………………14
2.8 Faktor Pemilihan Sistem Eksploitasi ………………………………….....14
2.9 Istilah dalam Eksploitasi…………………………………………………..15
BAB III PENUTUP
Kesimpulan…………..………………………………………..…………..…..19
DAFTAR PUSTAKA ……………………………...………………………..…….....….20
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data/informasise lengkap
mungkin tentang keberadaan sumberdaya alam di suatu tempat. Kegiatan eksplorasi sangat
penting dilakukan sebelum pengusahaan bahan tambang dilaksanakan mengingat keberadaan
bahan galian yang penyebarannya tidak meratadan sifatnya sementara yang suatu saat akan
habis tergali. Sehingga untukmenentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan serta
cara pengambilannyadiperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga dan
modal, disampinguntuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan
kerusakan lingkungan. Suatu kegiatan eksplorasi harus direncanakan sebaik-baiknya
denganmemperhitungkan untung-ruginya, efisiensi, ekonomis serta kelestarian lingkungan
daerah eksplorasi tersebut.
Eksploitasi adalah usaha penambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian
dan memanfaatkannya. Kegiatan ini dapat dibedakan berdasarkan sifat bahan galiannya yaitu,
galian padat dan bahan galian cair serta gas. Eksploitasi berasal dari bahasa Inggris, eksploitasi
adalah politik pemanfaatan, eksploitasi adalah untuk kepentingan ekonomi atau kesejahteraan.
Ekspolitasi sumberdaya alam berarti mengambil dan menggunakan sumber daya alam itu untuk
tujuan pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Kedua Kegitan tersebut baik eksplorasi dan eksploitasi merupakan dua kegiatan utama
dalam dunia penambangan. Pertambangan ialah suatu rangkaian kegiatan mulai dari kegiatan
penyelidikan bahan galian sampai dengan pemasaran bahan galian. secara umum tahapan
kegiatan pertambangan terdiri dari Penyelidikan Umum (Prospeksi), Eksplorasi,
Penambangan, Pengolahan, Pengangkutan, dan Pemasaran. Melalui makalah ini akan dibahas
bagaimana tahapan-tahapan kegiatan penambangan.
2
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan
Adapun maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
Memenuhi tugas mata kuliah teknologi manajemen kewirausahaan
Mengetahui bagaimana tahapan geiatan penambangan
Mengetahui apa itu eksplorasi dan eksploitasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Eksplorasi
Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data/informasi selengkap
mungkin tentang keberadaan sumberdaya alam di suatu tempat.
Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum pengusahaan bahan tambang
dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang penyebarannya tidak merata dan
sifatnya sementara yang suatu saat akan habis tergali. Sehingga untuk menentukan lokasi
sebaran, kualitas dan jumlah cadangan serta cara pengambilannya diperlukan penyelidikan
yang teliti agar tidak membuang tenaga dan modal, disamping untuk mengurangi resiko
kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan. Eksplorasi, disebut
juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau melakukan penjelajahan
dengan tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah tak dikenal, termasuk antariksa
(penjelajahan angkasa), minyak bumi (eksplorasi minyak bumi), gas alam, batubara, mineral,
gua, air, ataupun informasi. Suatu kegiatan eksplorasi harus direncanakan sebaik - baiknya
dengan memperhitungkan untung - ruginya, efisiensi, ekonomis serta kelestarian lingkungan
daerah eksplorasi tersebut.
Dalam beberapa literatur eksplorasi diartikan sebagai
MENURUT KBBI (KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA)
“Eksplorasi adalah Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih
banyak tentang keadaan, terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu;
penyelidikan; penjajakan.”
MENURUT SITUS WIKIPEDIA BERBAHASA INDONESIA (ID.WIKIPEDIA.ORG)
“Eksplorasi adalah tindakan atau mencari atau melakukan perjalanan dengan tujuan
menemukan sesuatu; misalnya daerah yang tak dikenal, termasuk antariksa (penjelajahan
angkasa), minyak bumi (explorasi minyak bumi), gas alam, batu bara, mineral, gua, air, ataupun
informasi.”
MENURUT STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)
“Eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan geologi yang dilakukan untuk
mengidentifikasi,menetukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu
endapan bahan galian untuk kemudian dapat dilakukan analisis/kajian kemungkinan
dilakukanya penambangan.”
4
Dari ketiga pengertian tentang eksplorasi diatas, dapat disimpulkan
bahwa Eksplorasi adalah suatu kegiatan lanjutan dari prospeksi yang meliputi pekerjaan-
pekerjaan untuk mengetahui ukuran,bentuk, posisi, kadar rata-rata dan besarnya cadangan serta
“studi kalayakan” dari endapan bahan galian atau mineral berharga yang telah diketemukan.
2.2 Tujuan Eksplorasi
Tujuan dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber daya cebakan mineral
secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan, mengidentifikasi dan menentukan gambaran
geologi dalam pemineralaran berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu
endapan mineral untuk kemudian dapat dilakukan pengembangan secara ekonomis.
Kegiatan untuk mengetahui keberadaan endapan bahan galian dengan
menggunakan metode tertentu.
Mengetahui jenis bahan galian dan sebaran di permukaan.
Mengetahui sebaran bahan galian kearah dalam dan bentuknya.
Mengetahui besaran dan nilai ekonominya (sumber daya mineral dan cadangan)
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Cara Eksplorasi
Penggunaan atau pemilihan cara eksplorasi tergantung pada :
Tahap eksplorasi.
Jenis bahan galian.
Bentuk endapan dan sebaran bahan berharganya
1. TAHAPAN EKSPLORASI
Tahapan dalam pekerjaan eksplorasi :
1. PENYELIDIKAN UMUM
a) STUDY PUSTAKA
Keadaan geologi regional
Keadaan tektonik
Keadaan paleogeography setting
Batasan luas daerah kerja
b) PENGECEKAN DILAPANGAN
Mencari singkapan batuan dan batubara
5
Mengambil contoh batuan dan batubara
2. PENYELIDIKAN PENDAHULUAN
a) MEMETAKAN DAERAH KEGIATAN
Pemetaan Topografi
Pemetaan Foto Udara
b) INTERPRETASI KEADAAN GEOLOGI
Stratigrafi Kedudukan Batubara
Struktur Geologi
c) PEMBORAN
Korelasi
Hasil Perhitungan Cadangan
Bentuk Geometri Cadangan
Perkiraan Kualitas
3. PENYELIDIKAN DETAIL
a) PEMBORAN
Bentuk geometri endapan batubara lebih teliti dan perhitungan cadangan
Anomaly geologi (sesar)
Kualitas batubara (Analisa laboratorium dan sifat batubara)
b) GEOFISIKA
Stratigrafi kedudukan batubara lebih teliti
Struktur geologi
Bentuk endapan batubara
c) PENENTUAN METODE PENAMBANGAN
4. COMMERCIAL EXPLORATION PROGRAMME
6
2. JENIS BAHAN GALIAN
Bahan galian logam: bahan galian yang dalam proses penambangan dan pengolahan diambil
logamnya. Bentuk tubuh bijih dan sebaran bahan berharga di dalamnyabermacam-macam, mulai
dari sederhana sampai sangat bervariasi.
Bahan galian industri: bahan galian yang dalam proses penambangan dan pengolahan dalam
bentuk mineral atau batuan. Bentuk tubuh bahan galian biasanya teratur.
Bahan galian energi: bahan galian yang digunakan sebagai sumber energi. Bentuk tubuh bahan
galiannya biasanya teratur.
Bentuk dan sebaran bahan galian.
3. PENGELOMPOKAN ENDAPAN BAHAN GALIAN
Endapan bahan galian dapat dikelompokkan berdasarkan keadaan geologinya seperti bentuk
endapan dan sebaran bahan berharga di dalamnya. Kreiter (1961) mengelompokkan menjadi 5yaitu
kelompok a, b, c, d, dan e (Lampiran 2). Pengelompokan ini berkaitan dengan koefisien variasi
bentuk.
Isometrik : ukuran panjang, lebar, dan ketebalannya relatif sama atau berbentuk seperti bola.
Lapisan : ukuran panjang dan lebarnya relatif sama, ketebalan relatif kecil.
Tabung : ukuran lebar dan ketebalannya relatif sama dan lebih pendek dari ukuran panjangnya.
4. SEBARAN BAHAN BERHARGA
Merata : pejal (massif), terserak merata. Koefisien variasi kecil.
Tidak merata: terserak tidak merata. Koefisien variasi sebaran besar.
Sangat tidak merata. Koefisien variasi sangat besar.
Koefisien variasi dapat dihitung dengan rumus pada (Lampiran 3), sedangkan pengelompokan
endapan bahan galian berdasarkan variasi kadar, ketebalan, dan cadangan linier tertera pada
2.4 METODE EKSPLORASI
Metoda dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu :
1) Metoda langsung, terdiri dari :
a) Metoda langsung di permukaan
b) Metoda langsung di bawah permukaan
2) Metoda tidak langsung, terdiri dari :
7
a) Metoda tidak langsung cara geokimia yang mencakup antara lain mengenai bed rock, soil, air,
vegetasi dan stream deposit.
b) Metoda tidak langsung cara geofisika yang mencakup beberapa cara yaitu cara magnetik (sudah
jarang digunakan), gravitasi (sudah jarang digunakan), cara seismik yang terdiri dari cara reflaksi
dan refleksi, cara listrik (resistifity), dua cara yang terakhir yaitu cara radiokatif yang masih
jarang digunakan, hal ini disebabkan karena cara ini relatif lebih mahal dan lebih rumit dari cara
- cara sebelumnya.
1.METODE LANGSUNG
A). METODE LANGSUNG PERMUKAAN
Metoda ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu :
a) Penyelidikan Singkapan (Out Crop)
Singkapan segar umumnya dijumpai pada :
1) Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada lembah sungai terjadi pengikisan oleh
air sungai sehingga lapisan yang menutupi tubuh batuan tertransportasi yang menyebabkan
tubuh batuan nampak sebagai singkapan segar
2) Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal ini terjadi secara alami yang umumnya
disebabkan oleh pengaruh gaya yang berasal dari dalam bumi yang disebut gaya endogen
misalnya adanya letusan gunung berapi yang memuntahkan material ke permukaan bumi dan
dapat juga dilihat dari adanya gempa bumi akibat adanya gesekan antara kerak bumi yang dapat
mengakibatkan terjadinya patahan atau timbulnya singkapan ke permukaan bumi yang dapat
dijadikan petunjuk letak tubuh batuan.
b) Tracing Float (Penjejakan)
Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji yang berasal dari penghancuran
singkapan yang umumnya disebabkan oleh erosi, kemudian tertransportasi yang biasanya
dilakukan oleh air, dan dalam melakukan tracing kita harus berjalan berlawanan arah dengan
arah aliran sungai sampai float dari bijih yang kita cari tidak ditemukan lagi, kemudian kita mulai
melakukan pengecekan pada daerah antara float yang terakhir dengan float yang sebelumnya
dengan cara membuat parit yang arahnya tegak lurus dengan arah aliran sungai, tetapi jika pada
pembuatan parit ini dirasa kurang dapat memberikan data yang diinginkan maka kita dapat
membuat sumur uji sepanjang parit untuk mendata tubuh batuan yang terletak jauh dibawah
over burden.
8
c) Tracing dengan Panning (Mendulang)
Caranya sama seperti tracing float, tetapi bedanya terdapat pada ukuran butiran mineral yang
dicara biasanya cara ini digunakan untuk mencari jejak mineral yang ukurannya halus dan
memiliki masa jenis yang relatif besar. Persamaan dari cara tracing yaitu pada kegiatan lanjutan
yaitu trencing atau test pitting.
Cara-cara tracing, baik tracing float maupun tracing dengan panning akan dilanjutkan dengan
cara trenching atau test pitting.
1) Trenching (Pembuatan Parit)
Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan pada overburden yang
tipis, karena pada pembuatan parit kedalaman yang efektif dan ekonomis yang dapat dibuat
hanya sedalam 2 - 2,5 meter, selebih dari itu pembuatan parit dinilai tidak efektif dan
ekonomis. Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah tegak lurus ore body dan jika
pembuatan parit ini dilakukan di tepi sungai maka pembuatan parit harus tegak lurus dengan
arah arus sungai.
Paritan dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan permukaan, kemiringan
perlapisan, struktur tanah dan lain-lain.
2) Test Pitting (Pembuatan Sumur Uji)
Jika dengan trenching tidak dapat memberikan data yang akurat maka sebaiknya dilakukan
test pitting untuk menyelidiki tubuh batuan yang letaknya relatif dalam. Kita harus ingat
bahwa pada test pitting kita harus memilih daerah yang terbebas dari bongkahan-bongkahan
maka hal ini akan menyulitkan kita pada waktu pembuatan sumur uji dan juga daerah yang
hendak kita buat sumur uji harus bebas dari air, karena dengan adanya air dapat menyulitkan
kita pada waktu melakukan penyelidikan struktur batuan yang terdapat pada sumur uji yang
kita buat. Pada pembuatan sumur uji ini kita juga harus mempertimbangkan faktor keamanan,
kita harus dapat membuat sumur dengan penyangga sesedikit mungkin tetapi tidak mudah
runtuh. Hal ini juga akan mempengaruhi kenyamanan pada waktu melakukan penelitian.
Kedalaman sumur uji yang kita buat bisa mencapai kedalaman sampai 30 meter.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala longsoran, keluarnya gas
beracun, bahaya akan banjir dan lain-lain.
B). METODE LANGSUNG BAWAH PERMUKAAN
Eksplorasi langsung bawah permukaan dilakukan bila tidak ada singkapan di permukaan atau pada
eksplorasi permukaan tidak dapat memberikan informasi yang baik, karena pada eksplorasi langsung
permukaan, kedalaman maksimum yang dapat dicapai + 30 meter. Eksplorasi langsung bawah
permukaan juga dapat dilakukan apabila keadaan permukaan memungkinkan untuk diadakan
eksplorasi bawah permukaan, sebab apabila permukaan tidak memungkinkan, misalnya permukaan
itu tergenang air atau tertutup bongkah batu yang tidak stabil, maka hal ini akan memberikan resiko
yang besar jika dilakukan eksplorasi permukaan.
9
Dalam eksplorasi bawah permukaan ada hal-hal yang harus diperhatikan misalnya, pekerjaan harus
berlangsung tetap didalam badan bijih, hal ini untuk memudahkan diadakan pengamatan dan proses
sampling pekerjaan juga diusahakan dimulai dari daerah-daerah yang memiliki singkapan yang baik,
karena dengan singkapan yang baik dapat memudahkan kita untuk menentukan strike atau dipnya,
yang tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan adalah masalah biaya, dimana dalam pekerjaan
eksplorasi ini biaya tidak boleh terlalu besar, hal ini bertujuan untuk menghindari adanya dana yang
terbuang percuma jika nantinya eksplorasi yang dilakukan hasilnya mengecewakan.
Eksplorasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan membuat Tunel, Shaft, Drift, Winse dan lain-
lain.
Tunnel = Suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua kaki
bukit.
Shaft = Suatu lubang bukaan yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan
bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan serta alat-alat kebutuhan
tambang, ventilasi dan penirisan.
Drift = Suatu bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan bijih yang arahnya sejajar
dengan jurus atau dimensi terpanjang dari endapan bijihnya (dalam pengeboran).
Winze = Lubang bukaan vertikal atau arah miring yang dari “level” ke arah “level” yang
dibawahnya.
Eksplorasi bawah tanah juga dapat dilakukan dengan pengeboran inti. Pengeboran sumur minyak
yang pertama dilakukan oleh Kol. Drake pada tahun 1959 dengan menggunakan bor (RIG) permanen
(tidak dapat dipindah-pindah) dan pada pengeborannya menggunakan sistem perkusif (tumbuk),
pada pengeboran ini kedalaman maximum yang dapat dicapai adalah 60 ft (+ 20 m) dengan bor lurus
(vertical drilling).
Saat ini pengeboran dilakukan dengan teknik bor putar (rotary drilling) dengan menara bor yang
dapat dipindah-pindah (portablering) dan dilakukan dengan beberapa cara pengeboran yaitu dengan
cara perkusif, rotasi atau dengan perkusif-rotasi. Pemboran dapat dilakukan di darat maupun di laut
(on shore atau off shore). Pemboran tidak terbatas pada pemboran decara vertikal saja tetapi dapat
dilakukan secara miring (kemiringan dapat mencapai 90o), apabila saat pengeboran kita menemukan
batuan yang keras dan susah ditembus oleh mata bor, maka dengan teknologi sekarang, pipa yang
berada jauh di dalam tanah dapat dirubah arahnya (dibelokkan) untuk menghidari batuan yang keras
tersebut.
Pengeboran yang dilakukan pada eksplorasi bertujuan untuk mengambil contoh (sampling) untuk
diamati, pengeboran juga bisa bertujuan untuk produksi atau konstruksi (misalnya air tanah, minyak
bumi) dan pemboran dapat juga untuk memudahkan proses peledakan (pada kegiatan
penambangan material keras). Dari data pengeboran dan sampling kita dapat membuat peta
10
stratigrafi daerah pengeboran. Dari peta ini kita dapat mengetahui susunan batuan dan ketebalan
cadangan dan akhirnya kita dapat memperkirakan besar cadangan secara keseluruhan.
2. METODE TIDAK LANGSUNG
A). METODE TIDAK LANGSUNG CARA GEOFISIKA
Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk memperkirakan lokasi akumulasi
bahan/tambang dengan cara pengukuran besaran-besaran fisik batuan bawah permukaan bumi.
Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi geofisika diantaranya :
a) METODA GRAVITASI
Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam. Bumi sebagai salah satu
benda di alam juga menarik benda-benda lain di sekitarnya. Kalau sebuah bandul digantung
dengan sebuah pegas, maka pegas tersebut akan merengganng akibat bandulnya mengalami
gravitasi, di tempat yang gravitasinya rendah maka regangan tadi kecil dan di tempat yang
gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih besar. Dengan demikian dapat diperkirakan
bentuk struktur bawah tanah dari melihat besarnya nilai gravitasi dari bermacam-macam lokasi
dari suatu daerah penyelidikan.
Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut gravimeter, yaitu suatu alat
yang sangat sensitif dan presisi. Gravimeter bekerja atas dasar “torsion balance”, maupun bantuk
atau pendulum, dan dapat mengukur perbedaan yang kecil dalam gravitasi bumi di berbagai
lokasi pada suatu daerah penyelidikan. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi oleh besarnya ukuran
batuan, distribusi atau penyebaran batuan, dan kerapatan (density) dari batuan. Jadi kalau ada
anomali gravitasi pada suatu tempat, mungkin di situ terdapat struktur tertentu, seperti lipatan,
tubuh intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu patahan besar, meskipun tertutup oleh
endapan aluvial, sering dapat diketahui karena adanya anomali gravitasi.
b) METODA MAGNETIK
Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana seolah-olah ada suatu barang magnet
raksasa yang membujur sejajar dengan poros bumi. Teori modern saat ini mengatakan bahwa
medan magnet tadi disebabkan oleh arus listrik yang mengalir pada inti bumi. Setiap batang
magnet yang digantung secara bebas di muka bumi. Di setiap titik permukaan bumi medan
magnet ini memiliki dua sifat utama yang penting di dalam eksplorasi, yaitu arah dan intensitas.
Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang sudah lazim, sedang intensitas
dinyatakan dalam apa yang disebut gamma. Medan magnet bumi secara normal memiliki
intensitas 35.000 sampai 70.000 gamma jika diukur pada permukaan bumi. Bijih yang
mengandung mineral magnetik akan menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga
dengan segera dapat diketahui.
Metoda eksplorasi dengan magneti sangat berguna dalam pencarian sasaran eksplorasi sebagai
berikut :
Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai
Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan
11
Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit sebagai mineral ikutan
Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung magnetit dalam jumlah cukup
Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan beku yang mengandung mineral magnetik.
c) METODA SEISMIK
Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi banyak
dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau getaran buatan dibuat dengan
cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari permukaan bumi dan kecepatan
merambatnya getaran yang terjadi diukur. Untuk mengetahui kecepatan rambatan getaran
tersebut pada perlapisan-perlapisan batuan, disekitar titik ledakan dipasang alat penerima
getaran yang disebut geofon (seismometer). Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di
sekitar lobang ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan
waktu kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan rambatan waktu
getaran melalui perlapisan-perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa
permukaan dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan kecepatan yang berbeda pada
batuan yang berbeda-beda. Geophone merupakan alat penerima gelombang yang dipantulkan
kepermukaan, hidrophone untuk gelombang di dasar laut.
Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung pada :
Jenis batuan
Derajat pelapukan
Derajat pergerakan
Tekanan
Porositas (kadar air)
Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)
d) METODE GEOLISTRIK
Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari batuan. Yang dimaksud
dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan yang diberikan oleh masa batuan sepanjang satu
meter dengan luas penampang satu meter persegi kalau dialiri listrik dari ujung ke ujung,
satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohm-meter.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai sistem empat
elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk memasukan arus
listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current electrode) disingkat C, dan dua elektrode
lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut
elektrode potensial atau “potential electode” disingkat P. ada beberapa cara dalam penyusun ke
12
empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai adalah cara Wenner dan cara
Shlumberger.
B). METODE TIDAK LANGSUNG CARA GEOKIMIA
Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada batuan, tanah,
stream, air atau gas.
Tujuannya untuk mencari anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap
lingkungannya atau background geokimia.
Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang terkonsentrasi pada zona
mineralisasi. Anomali merupakan perbedaan-perbedaan yang mencolok antara satu titik atau batuan
dengan titik lainnya.
Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan perbedaan mendasar
(anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau sampel yang kita cari. Proses untuk
membedakan unsur ini dilakukan dengan beberapa reaksi kimia.
Setelah mengetahui metodanya kita memasuki pemilihan alat dan pemilihan anggota serta apa-apa
yang mesti dipersiapkan, misalkan sbb :
a) Pemilihan Anggota Tim atau Tenaga Ahli
Geologist.
Geophysist.
Exploration Geologist.
Geochemist.
Operator Alat, dll.
b) Rencana Biaya
c) Pemilahan waktu yang tepat
d) Penyiapan Peralatan atau Perbekalan
Peta Dasar.
Alat Surveying, Alat Ukur atau GPS.
Alat kerja (Palu, Alat Geofisika, Kompas, Alat Sampling, Meteran, Altimeter, Kantong sampel, Alat
bor)
Alat Tulis.
Alat Komunikasi.
13
Keperluan sehari - hari.
Obat - obatan atau P3K.
e) Sesampai di Lapangan :
Membuat base camp (perkemahan).
Mencek peralatan atau perbekalan.
Melakukan quick survey di daerah penelitian untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut.
Menentukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai dengan keadaan sebenarnya
(bila perlu).
2.5 KEGIATAN EKSPLORASI
Pengkajian data sekunder, Pengkajian data primer, pengolahan data, dan penyusunan laporan.
Pengkajian data sekunder:
Mempelajari laporan terdahulu.
Mempelajari peta - peta.
⇒ Menentukan rencana kegiatan atau eksplorasi.
Pengkajian data primer :
Pengamatan dan pencatatan data di lapangan : singkapan, bongkah, parit dan sumur uji, hasil
pemboran.
Pengambilan percontoh (pemercontohan).
Pengolahan data :
Analisis petrografi, mineragrafi, kimia.
Pengambaran peta sebaran bahan galian.
Rekonstruksi data permukaan dan bawah permukaan.
2.6 Definisi Eksploitasi
Eksploitasi adalah usaha penambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian
dan memanfaatkannya. Kegiatan ini dapat dibedakan berdasarkan sifat bahan galiannya yaitu,
galian padat dan bahan galian cair serta gas.
EKSPLOITASI berasal dari bahasa Inggris, eksploitasi adalah politik pemanfaatan,
eksploitasi adalah untuk kepentingan ekonomi atau kesejahteraan. Ekspolitasi sumberdaya
14
alam berarti mengambil dan menggunakan sumber daya alam itu untuk tujuan pemenuhan
kebutuhan hidup manusia.
Eksploitasi sumberdaya alam yang mengabaikan lingkungan akan mengancam
keberlajutan dan ketersedian sumber daya alam itu. pasal 33 ayat (3) Undang - undang Dasar
1945 menggariskan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Salah satu asas penting dalam pemanfaatan kekayaan alam dalam pembangunan
Indonesia adalah pengutamaan pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbarui. Oleh
karena itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber
daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan.
Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang
rasional antara lain sebagai berikut:
i) Memanfaatkan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui denganhati-hati dan
efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
ii) Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran)
iii) Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien,serta pendaur-
ulangan (recycling)
iv) Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan
alam.
2.7 Tahapan Kegiatan Eksploitasi
Beberapa tahapan kegiatan penambangan secara garis besar adalah :
1. Pembabatan (clearing)
2. Pengupasan tanah penutup (stripping)
3. Penggalian bahan galian (mining)
4. Pemuatan (loading)
5. Pengangkutan (hauling)
6. Penumpahan (waste dump
2.8 Faktor Pemilihan Sistem Eksploitasi
1. Sifat keruangan dari endapan bijih
a. Ukuran (dimensi : tinggi atau tebal khususnya)
b. Bentuk (tanular, lentikular, massif, irregular)
15
c. Posisi (miring, mendatar atau tegak)
d. Kedalaman (nilai rata-rata, nisbah pengupasan)
2. Kondisi Geologi dan Hidrologi
a. Mineralogy dan petrologi (sulfida atau oksida)
b. Komposisi kimia (utama, hasil samping, mineral by product)
c. Struktur endapan (lipatan, patahan, intrusi, diskontinuitas)
d. Bidang lemah (kekar, fracture, cleavage dalam mineral, cleat dalam Batubara)
e. Keseragaman, alterasi, erosi
f. Air tanah dan hidrologi
3. Sifat geomekanik
a. Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, koefesien poison)
b. Perilaku plastis atau viscoelastis (flow, creep)
c. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
d. Konsolidasi, kompaksi dan kompeten
e. Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas bebas, lengas
bawaan)
4. Konsiderasi ekonomi
a. Cadangan (tonnage dan kadar)
b. Produksi
c. Umur tambang
d. Produktifitas
e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang cocok
5. Faktor teknologi
a. Perolehan tambang
b. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih)
c. Kefleksibilitas metode dengan perubahan kondisi-kondisi
d. Selektifitas metode untuk bijih dan waste
e. Konsentrasi/penyebaran pekerjaan
2.9 Istilah penting dalam eksploitasi
Penyiapan Tambang ( Mine Development )
Tahap kegiatan untuk menyiapkan prasarana dan sarana yang akan diperlukan pada tahap
kegiatan penambangan.
16
Eksploitasi ( Exploitation )
Penggatian endapan bahan galian dari kulit bumi secara ekonomis dengan menggunakan sistem
penambangan tertentu.
Batuan Samping ( Country Rock )
(1) Batuan yang mengelilingi massa intrusi batuan beku atau urat bijih; (2) batuan yang tidak
mengandung mineral berharga (berkadar rendah) yang mengelilingi tubuh bijih.
Mineral Ikutan ( Accessory Mineral; Gangue Mineral )
Mineral pembentuk batuan hasil kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah relatif sedikit
(kurang dari 5%), ada tidaknya mineral tersebut dalam batuan tidak berpengaruh dalam
penentuan nama batuan, msl. apatit, zirkon, magnetit, rutil, dan sebagainya.
Limbah ( Waste )
Zat padat, cair, atau gas yang dibuang, diemisi, atau diendapkan pada lingkungan hidup dalam
jumlah tertentu yang dapat menyebabkan perubahan kualitas lingkungan hidup.
Mineral Urat ( Vein Mineral )
Mineral-mineral yang mengisi atau membentuk urat.
Urat Bernas ( Oreshoot )
Bagian dari urat bijih yang memiliki konsentrasi bijih lebih kaya dari sekelilingnya.
Endapan Berlapis ( Bedded Deposit )
Endapan bijih yang letaknya relatif datar dan sejajar dengan perlapisan batuan induknya.
Singkapan ( Out Crops )
Bagian dari satuan batuan atau bahan galian berharga yang tersingkap di permukaan bumi.
Apungan ( Float )
Potongan-potongan lepas dari batuan atau bijih yang terdapat pada atau dekat permukaan tanah,
atau dasar sungai; dapat digunakan sebagai petunjuk adanya mineralisasi; sin. Serpihan.
Lapisan Penutup ( Overburden )
Lapisan tanah atau batuan yang berada di atas dan langsung menutupi lapisan bahan galian
berharga sehingga perlu disingkirkan terlebih dahulu sebelum dapat menggali bahan galian
berharga itu.
Batuan Berlapis ( Bedded Rock )
Batuan sedimen yang terdiri dari beberapa lapisan batuan.
Batuan Dasar ( Bedrock; Base Rock )
Batuan yang berada langsung di bawah lapisan batuan yang ekonomis untuk ditambang; sin.
batuan landas.
Dinding Atas ( Hanging Wall )
17
Batuan yang terletak di atas endapan bijih atau urat bijih yang miring.
Dinding Bawah ( Foot Wall )
Batuan yang terletak di bawah endapan bijih atau urat bijih yang miring.
Miring,Kemiringan ( Dip; Grade; Slope )
(1) sudut yang dibentuk antara bidang perlapisan batuan dengan bidang horizontal; (2)
besarnya kenaikan atau penurunan jalan/lereng untuk setiap jarak horizontal 100 m (ft),
dinyatakan dalam %; (3) sudut yang dibuat antara bidang horizontal dengan bidang aliran
material pada suatu alat pengolahan bahan galian, dinyatakan dalam derajat.
Jurus ( Strike )
Garis perpotongan antara bidang perlapisan dan bidang horizontal yang dinyatakan dalam arah
azimut dan tegak lurus terhadap arah kemiringan (dip).
Terowongan ( Tunnel )
(1) lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua lereng bukit; (2)
lubang bukaan yang berada di bawah tanah atau air, kedua ujungnya berhubungan langsung
dengan udara luar.
Terowongan Buntu ( Adit, )
Jalan masuk utama ke tambang bawah tanah, berupa terowongan buntu yang dibuat mendatar
dan menghubungkan tempat bawah tanah dengan udara luar atau permukaan bumi; sin.
terowongan buntu.
Terowongan Silang ( Cross Cut )
Terowongan atau jalan dalam tambang bawah tanah yang menyilang jurus cebakan atau urat.
Lorong Angkut ( Haulage Drift )
Lubang bukaan yang relatif mendatar pada tambang bawah tanah yang dipergunakan untuk
pengangkutan bijih berai.
Lorong Angkut Utama ( Main Haulage Way )
Jalan utama pada tambang bawah tanah yang berfungsi untuk pengangkutan bijih berai.
Lorong Naik ( Raise )
Lubang bukaan miring atau tegak di tambang bawah tanah yang digali dari paras (level) bawah
menuju ke paras diatasnya (lihat juga lorong turun).
Lorong Turun ( Winze )
Lubang bukaan tegak atau miring di tambang bawah tanah yang digali dari paras (level) atas
menuju ke paras dibawahnya.
Sumuran Buntu ( Blind Shaft )
18
Sumuran pada tambang bawah tanah yang tidak berhubungan langsung dengan udara luar lihat
juga sumuran tegak; sin. sumuran buta.
Lombong ( Stope )
Lubang bukaan dalam tambang bawah tanah tempat penambangan berlangsung.
Lopak ( Sump )
Sumuran dangkal tempat penampungan air atau lumpur yang bersifat sementara di dalam
tambang sebelum dipompa ke luar; sin. pelimbahan; ceruk.
Pelombongan Terbuka ( Open Stope )
Cara pelombongan pada cebakan bijih dan batuan samping yang kuat sehingga tidak
memerlukan penyangga buatan; hanya bila diperlukan dapat ditinggalkan sebagian kecil bijih
sebagai pilar-pilar.
Kribing ( Cribbing )
Penyangga kayu yang terdiri atas susunan balok kayu persegi panjang yang yang dipasang
secara beraturan menutupi dinding sumuran.
Muka,Permuka Kerja ( Face; Front, )
Permukaan batuan atau bahan galian yang sedang digali (ditambang); sin. medan kerja.
Sumuran Kombinasi ( Combination Shaft )
Lenis sumuran yang merupakan kombinasi sumuran tegak dan sumuran miring, berfungsi
sebagai jalan keluar masuk utama ke tambang bawah tanah.
Batuan Tudung ( Cap Rock )
Batuan kurang telap berstruktur cembung yang menutupi batuan waduk atau akuifer
Pasca Tambang ( Post Mining )
Pasca tambang adalah masa setelah berhentinya kegiatan tambang pada seluruh atau sebagian
wilayah usaha pertambangan eksploitasi/operasi produksi, baik karena berakhirnya izin usaha
pertambangan dan atau karena dikembalikannya seluruh atau sebagian wilayah usaha
pertambangan eksploitasi/operasi produksi.
Tiang ( Posts )
Bagian dari sistem penyanggaan yang dipasang tegak atau agak miring pada tambang bawah
tanah.
Penyanggaan Tunggal ( One Piece Set )
Sebutan untuk sebatang balok kayu yang digunakan untuk penyanggaan tambang bawah tanah
ditempat yang rawan ambruk; sin. Prop.
19
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan
(penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara,
panas bumi, migas). Pertambangan ialah suatu rangkaian kegiatan mulai dari kegiatan
penyelidikan bahan galian sampai dengan pemasaran bahan galian. secara umum tahapan
kegiatan pertambangan terdiri dari Penyelidikan Umum (Prospeksi), Eksplorasi,
Penambangan, Pengolahan, Pengangkutan, dan Pemasaran.
Prospeksi merupakan kegiatan penyelidikan, pencarian, atau penemuan endapan-
endapan mineral berharga. Atau dengan kata lain kegiatan ini bertujuan untuk menemukan
keberadaan atau indikasi adanya bahan galian yang akan dapat atau memberikan harapan
untuk diselidiki lebih lanjut.
Eksplorasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi atau setelah endapan
suatu bahan galian ditemukan yang bertujuan untuk mendapatkan kepastian tentang
endapan bahan galian yang meliputi bentuk, ukuran, letak kedudukan, kualitas (kadar)
endapan bahan galian serta karakteristik fisik dari endapan bahan galian tersebut.
Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada
mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail (White,
1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat
(rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk mendapatkan data
yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan (volume cadangan),
penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak. Dari sampling yang rapat
tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang
kecil (<20%), sehingga dengan demikian perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih
teliti dan resiko dapat dihindarkan.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kabarsaham.com/2011/pengeboran-migas-sulbar-mulai-temukan-
gelembung.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasi
Sukandarrumidi. (1999). Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
https://paulsimanjuntak.wordpress.com/2011/06/24/tahapan-eksploitasi/