DAFTAR ISI
Daftar Isi………………………………………………..…………………..…….1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………..…………………...……....2
1.2 Rumusan Masalah……………………………..…………………...………...2
1.3 Tujuan………………………………………..…………………...…………..2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Kimia-bakteriologi………………….…………………………………5
2.2 Teori Enzymologis……………………….…………...………………………8
2.3 Teori Elektro-Fisik, Fisikokimia……….……………………..……………10
DAFTAR PUSTAKA…..……………………………………………...………..14
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gigi merupakan bagian terpenting dalam rongga mulut, karena
adanya fungsi gigi yang tidak tergantikan, antara lain untuk mengunyah
makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk
menunjang penampilan. Susunan gigi pada anak-anak berbeda dengan orang
dewasa, pada anak sampai umur tertentu terdapat gigi sulung sedang pada
orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada
umur 6 tahun sampai 12-13 tahun dan diganti oleh gigi tetap atau permanen.
Kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan pada
umumnya. Selain itu gigi geligi merupakan salah satu organ pencernaan
yang berperan penting dalam proses pengunyahan makanan, sehingga
pemeliharaan kesehatan gigi penting dilakukan (Depkes RI, 1999). Hasil
laporan morbiditas 2001, menunjukkan bahwa kesehatan gigi dan mulut di
Indonesia masih menjadi keluhan masyarakat yaitu sekitar 60%, diantaranya
karies gigi dan penyakit periodontal (Depkes RI,2002).
Karies adalah suatu penyakit yang mengakibatkan
demineralisasi ,kavitasi dan hancurnya jaringan keras gigi oleh aktivitas
mikroba. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan
pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan
menimbulkan rasa nyeri.Adanya karies memunculkan bermacam-macam
teori penyebab terjadinya karies menurut penelitian para peneliti terdahulu.
Oleh karena itu, didalam makalah ini akan dibahas mengenai teori-teori yang
telah dikemukakan oleh peneliti terdahulu.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Bagaimana teori-teori mengenai terjadinya karies?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui teori-teori mengenai terjadinya karies.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Gigi adalah jaringan tubuh yang paling keras dibanding yang lainnya.
Strukturnya berlapis-lapis mulai dari email yang amat keras, dentin (tulang gigi) di
dalamnya, pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh saraf, dan bagian lain yang
memperkokoh gigi. Namun demikian, gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah
sekali mengalami kerusakan. Ini terjadi ketika gigi tidak memperoleh perawatan
semestinya. Proses kerusakan gigi geligi diawali dengan adanya lubang gigi atau disebut
juga karies.
Karies adalah suatu penyakit jaringan keras gigi (email, dentin dan sementum)
yang bersifat kronik progresif dan disebabkan aktifitas jasad renik dalam karbohidrat
yang dapat diragikan. Ditandai dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti
kerusakan zat organiknya.
Sumber : Theories & Diagnosis of Dental Caries
3
PATOFISIOLOGI KARIES DENTIS
Banyak sekali teori-teori mengenai terjadinya karies gigi yang kadang-kadang
saling berhubungan. Kadang-kadang hipotesa yang dikemukakan tidak dapat
dipertanggung jawabkan dan kurang memenuhi kriteria ilmiah yang baik.
Teori-teori tersebut kita bagi sebagai berikut :
A. Teori Kimia-bakteriologis
1. Teori Khemo-parasit - Miller (1889)
2. Teori Proteolisis - Gottlieb (1921)
3. Teori Endogen proteilisis - Bodecker (1929)
4. Teori proteolisis chelations - Martin Schatz (1954)
5. Teori Glikogen - Egiedi (1956)
B. Teori Enzymologis
1. Teori Endogen pulpogenesis phospatase - Csernyei (1932)
2. Teori Phospatase - Eggers Lufa (1949)
3. Teori Sulfatase - Pincus (1944)
4. Teori Protease - Boyle (1952)
C. Teori Elektro-Fisik, Fisikokimia
1. Teori Korosi -Rheinwald (1948)
2. Teori Resisten -Knappnost (1951)
3. Penomena membran Donnan - V. Bartheld (1959)
Dari teori-teori tersebut diatas hanya beberapa yang akan di bicarakan, karena
terkadang beberapa teori tersebut tidak mempunyai hipotesa yang jelas, walaupun untuk
suatu diskusi mempunyai nilai ilmiah yang baik. Dalam mempelajari teori-teori etiologi
karies gigi sangat diperlukan pengetahuan dasar dalam bidang fisiologi dan biokimia.
4
A. TEORI KIMIA-BAKTERIOLOGIS
1. Teori Kimia-Parasit (W.D MILLER)
Miller lahir pada tanggal 1-8-1953 pada sebuah perladangan di Alexandria
(choi). Ia belajar sebagai dokter gigi di Philadelphia dan mendapat gelar doktor dengan
disertasinya berjudul “Konservierende Behandlung der Pulpa”, tahun 1885. Dalam
tahun 1884 sampai dengan 1889 ia memperkenalkan konsep-konsep mengenai
terjadinya karies atas dasar kimia parasit. Pada umur 40 tahun (1983) Ia dikukuhkan
sebagai Profesor dalam ilmu Kedokteran Gigi.
Didalam cairan air ludah dijumpai banyak sekali enzim-enzim seperti amilase,
maltose disamping enzim-enzim yang dikeluarkan mikroorganisme dan jamur-jamur
yang terdapat dalam mulut. Enzim-enzim tersebut diatas misalnya Amilase dapat
mengubah Polisakarida menjadi Glukosa dan Maltose. Glukosa oleh karena penguraian
dari enzim-enzim yang dikeluarkan mikroorganisme terutama golongan Laktobasillus
akan menghasilkan asam susu dan asam laktat.
(C6H12O6) ------------------------------------------ 2 mol (C3H603)
Enzim-enzim golongan laktobasilus
Email terdiri dari 93% berat anorganik, maka PH yang rendah dari asam susu (
PH 5,5) akan merusak bahan–bahan anorganik dari email (93 %) sehingga terbentuk
lubang kecil. Disamping golongan lactobacillus ini dijumpai pula mikroorganisme
golongan streptokokus yang dapat mengadakan proteolisa yang menghancurkan unsur-
unsur organik dari email. Pekerjaan mikroorganisme ini akan lebih jelas bila telah
sampai ke dentin, dimana unsur-unsur organik banyak dijumpai. Predisposisi untuk
terjadinya karies gigi yaitu :
a. Keadaan gigi yang porus, lunak ( Hipoplasia )
b. Adanya fisur-fisur yang dalam seperti foramen saekum
c. Posisi gigi yang tidak teratur
d. Pada wanita hamil
e. Penderita penyakit Diabetus militus, rematik dan lain lain.
5
2. Teori Proteolisis
Berbeda dengan MILLER, GOTTLIEB menyatakan bahwa bukanlah bahan-
bahan anorganis yang lebih dahulu dirusak tetapi bahan-bahan organis dari email.
Bahan-bahan yang terdapat pada email adalah:
a. Cuticula dentis
b. Substansia interprismata
c. Lamella email
Bahan-bahan ini dihancurkan oleh enzim protelisa, yang berasal dari
Streptokokus (mikroorganisme-mikroorganisme dalam mulut terutama gol.
Streptokokus). Baru setelah penghancuran unsur-unsur organis ini unsur-unsur
anorganis dirusak oleh asam susu.
Adapun alasan-alasan Gottlieb menyatakan teorinya :
a. Di dalam mulut dijumpai banyak sekali gol. Streptokokus
b. PH mulut berkisar antara 6,1-7,7 (Sauerwein), suatu keadaan yang belum
memungkinkan terjadinya perusakan bahan-bahan anorganis dari email.
Dalam teori ini dikatakan mikroorganisme menginvasi jalan organik seperti
lamela email dan sarung batang email (enamel rod sheath), serta merusak bagian-bagian
organik ini. Proteolisis juga disertai pembentukan asam. Pigmentasi kuning merupakan
ciri karies yang disebabkan produksi pigmen oleh bakteri proteolisis. Teori proteolisis
ini menjelaskan terjadinya karies dentin dengan email yang masih baik.
Awazawa (1960) menentang teori tersebut di atas serta menyatakan bahwa
proses proteolisis terjadi setelah perusakan oleh unsur-unsur asam (acidolisis)
3. Teori Endogen Proteolisis (BODECKER,1929)
Pada penyelidikan dijumpai adanya fakta-fakta atau kasus yaitu :
a. Persentase karies makin meninggi pada orang-orang yang hamil dan
orang-orang yang menderita penyakit kronis.
b. Gigi yang non-vital tenyata lebih tahan terhadap karies daripada gigi
yang vital.
6
c. Adanya karies-karies approximal dimana gigi tetangganya sama sekali
tidak terkena karies.
d. Gigi yang hipoplasia lebih mudah terkena karies daripada gigi yang
emailnya baik.
BODECKER mengatakan bahwa tentu ada saluran atau arus lymph ke arah
dentin dan email. Beliau mengatakan bahwa saluran ini adalah pembuluh kapiller,
dimana aliran lymphe ini mempunyai kemampuan untuk menetralisir keasaman pada
permukaan gigi , sehingga timbulnya karies dapat dihalangi.
Pada penderita penyakit-penyakit tertentu maka fungsi pulpa terganggu sehingga
cairan lymphe berkurang jumlahnya dan tidak cukup untuk menetralisir permukaan gigi
dalam keadaan asam, sehingga proses karies tidak dapat dihambat, mengakibatkan
timbulnya karies pada permukaan gigi.
4. Teori proteolisi-Chelasis
Seperti halnya Gottlieb dan Bodecker yang mendasarkan teori teradinya karies
atas dasar Proteolyse maka SCHATZ (1954) juga melakukan penelitian-penelitian atas
pemikiran proteolisa ini. Ia melihat bahwa proses chelasis ini sering dijumpai pada
tumbuh-tumbuhan yakni pada Chlorophyl dengan inti Mg, Haemoglobin, Fe dan lain
sebagainya.
Pada proses terjadinya karies gigi,akan terjadi :
a. Kerusakan bahan-bahan organis ( terutama Keratin, Glikoprotein) oleh
bakteri-bakteri Proteolisa (PH = 7 : jadi dalam keadaan basa).
b. Oleh unsur-unsur Chelate, Hydroxyl apatit akan diuraikan sehingga akan
terbentuk Kalsiumphospat Chelate.
OLESCH (1961) menulis setelah melakukan penelitian bahwa teori Proteolisa
Chelasi, merupakan teori etiologi karies yang baru, yang lebih terbukti dibanding
dengan teori acidolyse MILLER.
5. Teori Glikogen
7
EGYEDE (1956) mengemukakan hipotesanya bahwa glikogen dalam keadaan
normal dijumpai bersama-sama dengan bahan organis dari email seperti keratin. Bila
konsumsi kohlhydrat lebih banyak, terutama pada wanita hamil atau bayi, maka
glikogen akan bertambah juga pada jaringan gigi. Glikogen merupakan bahan makanan
mikroorganisme mulut sehingga oleh enzim glikogenase, akan diuraikan menjadi
glukosa. Oleh protein demineralisasi, glukosa ini akan diuraikan menjadi glukosa. Oleh
proses demineralisasi, glukosa ini akan dipecah lagi menjadi asam susu. Sehingga
proses terbentuknya karies dengan achicolisis seperti dikemukakan Miller akan
berlanjut.
B. TEORI ENZYMOLOGIS
Enzim adalah jenis-jenis protein berupa katalisator yang dihasilkan oleh sel-sel
hidup seperti sel-sel bakteri,dll. Coenzim merupakan derivat-derivat vitamin. Cara kerja
enzim ini dapat berupa hidrolisa (mengurai) atau sintesa (membangun).
a. Hidrolisa merupakan suatu proses pemecahan unsur dan akan dihasilkan energi.
Penguraian unsur dilakukan pada rantai C-O .
Contoh enzim hidrolisa :
- Lipase , Phospatase, Sulfatase
- Karbohidrase
- Urease, asparaginase
b. Desmolase, suatu proses penguraian unsur yang terjadi pada rantai C-C
Misalnya:
- Hidrokinase
- Urease
- Katalase
8
1. Teori Endogen-pulpogene phospatase
CSERNYEI (1932) mengadakan penelitian pada karies gigi, dia tidak
menemukan asam susu tetapi justru asam fosfor. Menurutnya proses terjadinya
karies adalah sebagai berikut: karena ada kerusakan pada pulpa maka
keseimbangan fluor dan magnesium pada dentin terganggu. Dalam keadaan
biasa atau normal perbandingan Fluor : Magnesium adalah 1:6 sedangkan pada
keadaan karies perbandingannya menjadi 1:28.
Karena kerusakan unsur organis dari dentin dan email, akan terbentuk
ulkus (lubang). Bakteri-bakteri akan masuk ulkus dan proses perusakan lebih
lanjut akan terjadi. CSERNYEI melihat bahwa kerusakan dimulai terutama oleh
unsur endogen pulpogen, yang mengakibatkan disregulasi dari system limfa gigi
atau karena asam fosfor yang memecah email dan dentin. Jadi asam yang
berperan disini adalah asam fosfor dan bukan asam susu. Jadi dapat dikatakan
bahwa terjadinya karies dimulai dari kerusakan dentin.
Maka cairan limfe juga terganggu keseimbangannya terbentuk asam
fosfor yang lebih banyak, dentin-dentin dirusak, lamella email dirusak dan
terjadi lubang pada email. Dengan adanya lubang pada email, bakteri-bakteri
yang masuk menyebabkan terjadinya pembusukan ditambah oleh enzim
fosfatase dari air ludah akan menyebabkan karies membesar.
2. Teori fosfatase
EGGERS-LURA (1949) menyatakan bahwa didalam air ludah dan email
serta dentin kita temui enzim fosfatase dan protease. Bila unsur fosfat dalam
makanan cukup banyak maka akan terjadi keseimbangan pada darah , gigi,dan
air liur.
Sebaliknya bila pada makanan unsur fosfor kurang keseimbangan fosfat
pada darah dan air ludah akan terganggu sehingga proses oksidasi juga akan
terganggu. Kemampuan air ludah akan menurun untuk membersihkan gigi, hal
ini akan menyebabkan timbulnya karang gigi pada permukaan gigi yang
merupakan gudang dari asam fosfatase dan protease. Terjadinya karies ini
9
dimulai oleh adanya peragian karena asam sehingga unsur organis fosfor dari
email akan di resorpsi. Karies merupakan proses biokimia serta sintesa dimana
unsur-unsur kompleks yang sukar diuraikan diubah menjadi unsur kompleks
yang mudah diuraikan.
C. TEORI ELEKTROFISIK , FISIKOKIMIA.
Teori ini dikemukakan oleh V.BARTHELD (1958) dari percobaan dan
pengamatan yang dilakukan terlihat bahwa :
1. Pada percobaaan in-vitro , belum dapat disebut karies gigi pada gigi yang
sehat
2. Sering juga diketemukan bahwa pada karies yang meluas pada bagian dalam
email sedangkan bagian luar dari karies ini masih utuh belum ada kerusakan
email.
Proses terjaidnya karies ini diterangkan sebagai berikut :
VAN BARTHELD menyatakan bahwa pada lapisan email yang normal
akan dijumpai keseimbangan ion-ion H+ dan OH- . Bila ada plak terkumpul pada
permukaan gigi akan terjadi keadaan asam pada bagian ini yang mempunyai
sifat positif. Menurut DONNAN maka keadaaan positif pada daerah plak ini
akan menarik unsur OH- keluar dari unsur email. Sedangkan H+ tetap tertinggal.
Hal ini akan mengkibatkan konsentrasi H+ bertambah didalam email sehingga
akan terjadi keadaan asam. PH yang rendah ini akan menguraikan unsur-unsur
anorganis dari email lapisan dalam sehingga akan terjadi karies sedangkan pada
bagian luar emailnya masih utuh. VAN BARTHELD mengatakan bahwa
mikroorganisme berperan sekunder pada proses terjadinya karies gigi.
Berdasarkan hukum DONNAN ini dapat dijelaskan proses terjadinya karies.
Selain teori tersebut dapat juga dicantumkan teori acidosis dan protelisis
yang dikemukakan oleh Prof.KESSEL sebagai berikut.
KESSEL mengatakan bahwa etiologi dari karies disebabkan oleh :
10
- Faktor perusak secara aktif, terdiri dari:
1. Demineralisasi yang bisa berasal dari makanan, saliva, bakteri, bahan
gigi.
2. Proteolisis dapat disebabkan oleh enzim yang dihasilkan oleh
streptokokus.
- Faktor perusak yang predisposisi, terdiri dari:
1. Lokal yang meliputi makanan atau diet atau plak. Plak memudahkan
melekatnya bakteri.
2. Umum.
Umur
Makin bertambah umur seseorang maka presentase karies makin
berkurang.
Gizi
Dalam hal kekurangan gizi, gigi-gigi mudah diserang karies. Jadi gizi
merupakan salah satu faktor yang penting dalam etiologi karies.
Geografis
Disini tergantung dari air minum yang mengaandung fluor pada
daerah yang ditempati, bila kita minum air yang mengandung fluor 1
ppm maka gigi mempunyai daya penolak terhadap karies tetapi bila
air minum mengandung lebih besar dari 1 ppm maka akan terjadi
Mottled Teeth yang menyebabkan email berupa bintik-bintik hitam.
Hormonal
Pada wanita hamil terjadi ketidak seimbangan hormone yang
mengakibatkan terjadinya peradangan gusi ,sehingga memudahkan
perlekatan dari plak dan memperbesar kemungkinan terjadinya
karies.
11
Keturunan
Orang tua dengn frekuensi karies yang tinggi,kemungkinan besar
akan menurun pada anaknya misalnya klasifikasi gigi yang kurang
sempurna akan diturunkan pada anaknya.
Kebersihan
Kebersihan yang buruk mengkaibatkan presentase karies lebih tinggi.
KESSEL menyatakan bahwa faktor-faktor penting yang merusak gigi ialah :
asam , sedang mikroorganisme yang ada sangkut pautnya dengan kerusakan gigi ini
adalah:
1. Laktobacilus
2. Streptokokus
3. Bacillus Acidophilus.
Tabel 1 : Kesimpulan dasar-dasar karies untuk terjadinya satu karies.
I
Substrat
II
Mikroorganisme
III
Intermedium
IV
Waktu
melekatnya
Mono dan
Disakarida (gula)
Laktobacillus
Streptococccus
Bacillus
Acidophillus
Plak Hari
Minggu
Bulan
Tahun
12
Karies juga disebut sebagi penyakit multifaktorial karena disebabkan
oleh beberapa faktor. Terdapat empat faktor utama yang berperan dalam proses
terjadinya karies, yaitu host, mikroorganisme, substrat, dan waktu. Karies hanya
akan terjadi bila keempat faktor tersebut berinteraksi dan saling mempengaruhi.
Bila satu dari mata rantai tersebut di atas tidak ada maka tidak terjadi karies.
13
DAFTAR PUSTAKA
Eccles, JD dan Green RM. 1994. Konservasi gigi. Penerjemah :Yuwono L . Jakarta:
Widya Medika.
Harty,F.J dan R Ogston Narlan. 1993. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC.
Joyston,Sally dan Edwina. 1992. Dasar-Dasar Karies Penyakit dan
Penanggulangannya . Jakarta: EGC.
Mansjoer,Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke-3 jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran UI.
Tarigan,Rasinta. 1990 . Karies Gigi . Jakarta: Hipokrates.
14