8/9/2019 4 Impaksi Gigi Posterior RB
1/24
IMPAKSI GIGI POSTERIOR RAHANG BAWAH
1.1 Definisi
Impaksi gigi adalah gigi yang sebagian atau seluruhnya tidak erupsi, jalan erupsi
normalnya terhalang oleh gigi tetangga, tulang sekitar dan jaringan patologis. Impaksi
dapat diperkirakan secara klinis bila gigi antagonisnya sudah erupsi dan hampir dapat
dipastikan bila gigi yang terletak pada sisi yang lain sudah erupsi. Secara umum,
impaksi adalah keadaan jika suatu gigi terhalang erupsi untuk mencapai kedudukan
yang normal. 1,2
Gigi posterior rahang bawah yang paling sering mengalami impaksi adalah gigimolar ketiga (3 dan ! ". Gigi#gigi tersebut merupakan gigi yang paling akhir erupsi
dalam rongga mulut, yaitu pada usia 1 #2! tahun. $eadaan ini menyebabkan gigi
molar tiga lebih sering mengalami impaksi dibandingkan gigi yang lain karena
seringkali tidak tersedia ruangan yang cukup bagi gigi untuk erupsi. 3
1.2 Etiologi
Impaksi gigi dapat terjadi akibat kekurangan ruang, kista, gigi supernumerari,
retensi gigi sulung, in%eksi, trauma, anomali, dan kondisi sistemik. ! &aktor yang paling
berpengaruh terhadap terjadinya impaksi gigi adalah ukuran gigi. Sedangkan %aktor
yang paling erat hubungannya dengan ukuran gigi adalah bentuk gigi yang ditentukan
pada saat konsepsi. '
ada umumnya, gigi susu memiliki besar dan bentuk yang sesuai serta letaknya
terletak pada maksila dan mandibula. )etapi, jika saat gigi susu tanggal tidak terjadi
celah antar gigi, maka diperkirakan tidak ada ruang yang cukup bagi gigi permanen
penggantinya sehingga dapat terjadi gigi berjejal dan hal ini merupakan salah satu
penyebab terjadinya impaksi. '
Istilah impaksi biasanya diartikan untuk gigi yang erupsi oleh sesuatu sebab
terhalang, sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang
normal di dalam deretan susunan gigi geligi. *ambatan halangan ini biasanya berupa
hambatan dari sekitar gigi atau hambatan dari gigi itu sendiri. +
*ambatan dari sekitar gigi dapat terjadi karena+
1
8/9/2019 4 Impaksi Gigi Posterior RB
2/24
1. )ulang yang tebal serta padat2. )empat untuk gigi tersebut kurang3. Gigi tetangga menghalangi erupsi gigi tersebut!. -danya gigi desidui yang persisten
*ambatan dari gigi itu sendiri dapat terjadi karena
1. etak benih yang abnormal, hori/ontal, 0ertikal, distal.2. aya erupsi gigi tersebut kurang.
1.2.1 Teori terj !in" gigi i#$ %si
. Ber! s r% n Teori &ilogeni%
erdasarkan teori %ilogenik, gigi impaksi terjadi karena proses e0olusimengecilnya ukuran rahang sebagai akibat dari perubahan perilaku dan pola makan
pada manusia. eberapa %aktor yang diduga juga menyebabkan impaksi antara lain
perubahan patologis gigi, kista, hiperplasi jaringan, atau in%eksi lokal. -da suatu
teori yang menyatakan berdasarkan e0olusi manusia dari /aman dahulu sampai
sekarang bahwa manusia itu makin lama makin kecil dan ini menimbulkan teori
bahwa rahang itu makin lama makin kecil, sehingga tidak dapat menerima semua
gigi yang ada. )etapi teori ini tidak dapat diterima, karena tidak dapat menerangkan
bagaimana halnya bila tempat untuk gigi tersebut cukup, tetapi gigi tersebut tidak
dapat tumbuh secara normal. +
$emudian seorang ahli yang bernama odine, mengatakan bahwa si0ilisasi
mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan rahang. 4akin maju suatu bangsa
maka stimulan untuk pertumbuhan rahangnya makin berkurang. $emajuan bangsa
mempunyai hubungan dengan pertumbuhan rahang, karena bangsa yang maju diet
makanannya berbeda dalam tingkatan kekerasan dibandingkan dengan bangsa yang
kurang maju. 4isalnya, bangsa#bangsa primiti% lebih sering memakan makanan
yang lebih keras sedangkan bangsa modern lebih sering makan malanan yang
lunak, sehingga tidak atau kurang memerlukan daya untuk mengunyah, sedangkan
mengunyah merupakan stimulasi untuk pertumbuhan rahang. +
'. Ber! s r% n Teori Men!el-da beberapa %aktor yang menyebabkan gigi mangalami impaksi, antara lain
jaringan sekitar gigi yang terlalu padat, persistensi gigi susu, tanggalnya gigi sulung
2
8/9/2019 4 Impaksi Gigi Posterior RB
3/24
yang terlalu dini, tidak adanya tempat bagi gigi untuk erupsi, rahang terlalu sempit
karena pertumbuhan tulang rahang kurang sempurna. 4enurut teori 4endel, jika
salah satu orang tua mempunyai rahang kecil, dan salah satu orang tua lainnya
bergigi besar, maka kemungkinan salah seorang anaknya berahang kecil dan bergigi
besar. Sebagai akibat dari kondisi tersebut, dapat terjadi kekurangan tempat erupsi
gigi permanen sehingga terjadi impaksi. '
(. Men)r)t Berger *
Impaksi dapat terjadi akibat & %tor lo% l
1. Iregularitas posisi dan desakan5tekanan dari gigi tetangga
2. $epadatan tulang yang mengelilingi gigi tersebut3. In%lamasi kronis terlokalisir yang menyebabkan penebalan mukosa di
sekeliling gigi!. $urangnya ruang karena perkembangan rahang tidak sempurna'. Gigi desidui yang persisten+. 6bstruksi7. ilaserasi
. $ehilangan prematur gigi desidui8. enyakit dapatan, seperti nekrosis karena in%eksi atau abses
& %tor siste#i% 1. $ausa prenatala. $eturunan
b. Misconception2. $ausa postnatal
Semua keadaan atau kondisi yang dapat mengganggu pertumbuhan pada
anak#anak seperti ricketsia, anemia, si%ilis kongenital, tuberkulosis, gangguan
kelenjar endokrin, malnutrisi
3. $elainan pertumbuhan (jarang"
a. Cleidocranial dysostosis b. Oxycephalic. Progeriad. Osteopetrosise. 9elah palatum ( cleft palate "
1.+ Kel), n " ng !iti#')l% n ! ri gigi i#$ %si -
1. In%lamasi, yaitu pembengkakkan di sekitar rahang dan warna kemerahan pada gusi
di sekitar gigi yang diduga mengalami impaksi.2. :esorpsi gigi tetangga, karena letak benih gigi yang abnormal sehingga meresorpsi
gigi tetangga.
3
8/9/2019 4 Impaksi Gigi Posterior RB
4/24
3. $ista (%olikuler"!. :asa sakit atau perih di sekitar gusi atau rahang dan neuralgia.'. &raktur rahang
1. Kl sifi% si I#$ %si Gigi Mol r Tig
1. Ber! s r% n sif t ! ri j ring n " ng #en)t)$i i#$ %si *
erdasarkan si%at jaringan, impaksi gigi molar ketiga dapat diklasi%ikasikanmenjadi
. I#$ %si j ring n l)n % )erdapat jaringan %ibrous padat yang menutupi gigi yang terkadang mencegah
erupsi gigi secara normal.
'. I#$ %si j ring n %er simana gigi gagal untuk erupsi karena obstruksi yang disebabkan oleh tulang
sekitar. i sini, gigi impaksi secara utuh tertanam di dalam tulang, sehingga
ketika %lap jaringan lunak dire%leksikan, gigi tidak terlihat. sejumlah tulang
harus diangkat, dan gigi perlu dipotong (sectioned) sebelum dicabut.
2. Kl sifi% si Pell ! n Gregor" *
. Ber! s r% n ,)')ng n #ol r %etig ' / , !eng n r #)s # n!i')l $las I
iameter anteroposterior gigi sama atau sebanding dengan ruang antara
batas anterior ramus mandibula dan permukaan distal gigi molar kedua.
ada klas I, terdapat celah di sebelah distal molar kedua yang potensial
untuk tempat erupsi molar ketiga. $las II
Sejumlah kecil tulang menutupi permukaan distal gigi dan ruang tidak
adekuat untuk erupsi gigi. Sebagai contoh, diameter mesiodistal gigi lebih
besar daripada ruang yang tersedia. ada klas II, celah terletak di sebelah
distal 4. $las III
Gigi secara utuh terletak di dalam mandibula# aksesnya kecil. ada klas III,
mahkota gigi impaksi seluruhnya terletak di dalam ramus.
!
8/9/2019 4 Impaksi Gigi Posterior RB
5/24
G #' r 1. (-" adanya lebar anteroposterior yang cukup untuk erupsi gigi molar
tiga ( " gigi molar tiga yang impaksi sebagian tertutup tulang (9" gigi molar tiga yang impaksi seluruhnya tertanam dalam tulang 7
. Ber! s r% n j)#l , t)l ng " ng #en)t)$i gigi i#$ %si * osisi -
idang oklusal gigi impaksi berada pada tingkat yang sama dengan oklusal
gigi molar kedua tetangga. 4ahkota molar ketiga yang impaksi berada
pada atau di atas garis oklusal. osisi
idang oklusal gigi impaksi berada pada pertengahan garis ser0ikal dan bidang oklusal gigi molar kedua tetangga. 4ahkota molar ketiga di bawah
garis oklusal tetapi di atas garis ser0ikal molar kedua. osisi 9
idang oklusal gigi impaksi berada di bawah tingkat garis ser0ikal gigi
molar kedua. *al ini juga dapat diaplikasikan untuk gigi maksila. 4ahkota
gigi yang impaksi terletak di bawah garis ser0ikal.
'
8/9/2019 4 Impaksi Gigi Posterior RB
6/24
G #' r 2. (-" idang oklusal gigi impaksi molar tiga berada pada le0el yang
sama degan bidang oklusal molar kedua ( " bidang oklusal gigi impaksi molar
tiga diantara bidang oklusal dan garis ser0ikal molar kedua (9" impaksi molar
tiga berada dibawah garis ser0ikal molar kedua 7
+. Kl sifi% si Winter)eori ;inter didasarkan atas inklinasi gigi impaksi molar tiga terhadap sumbu
panjang molar kedua 7
G #' r +. (1" mesioangular< (2" distoangular< (3" 0ertical< (!" hori/ontal? pada sudut molar kedua. ?ika molar ketiga letaknya dalam dan
prosedur bedah membutuhkan lebih banyak pembuangan tulang, insisi ini harus
ditempatkan pada anterior molar kedua. $emudian insisi dilanjutkan pada sulkus
gingi0a (diatas alveolar crest , jika gigi sepenuhnya tertanam" sampai aspek distal
gigi molar ketiga. Insisi bagian distal dimulai dari titik paling distal dari molar
ketiga diseberang obliFue ridge eksternal ke dalam mukosa bukal. Insisi ini tidak
harus diambil pada aspek lingual ridge, karena ner0us lingualis dapat ditemukan di
atau di atas puncak al0eolar, pada sekitar 17E dari populasi. amun, posisi normal
dari ner0us lingualis ini terletak 2 mm dibawah puncak dan A.' mm lingual ke
korteks lingual mandibula di daerah molar ketiga. anjang dari %lap mukoperiosteal
dan jumlah gigi yang terlibat dalam insisi ini ditentukan oleh jumlah paparan yangdiperlukan untuk mendapatkan daerah penglihatan dan juga dari pengalaman
klinisi. 12
G #' r 4 . &lap mukoperiosteal 12
Insisi tidak perlu terlalu luas ke atas distal, hal ini dimaksudkan untuk menghindari
- erdarahan cepat intraoperati% dari pembuluh darah bukal dan cabang
anastomosis dari arteri lingual dan %asial
1!
8/9/2019 4 Impaksi Gigi Posterior RB
15/24
- )erjadinya trismus postoperati% karena pemotongan melalui serat#serat (fibers)
otot temporalis
agian tajam dari ele0ator periosteal digunakan secara hati#hati untuk mengangkat%lap mukoperiosteal pada bagian awal insisi di belakang molar kedua. >le0ator
digerakkan ke atas untuk mengangkat periosteum di sekitar molar kedua.. agian
ujung ele0ator periosteal yang pipih5rata digunakan untuk mengangkat periosteum
secara posterior menuju ramus mandibula. 12
5. Pe#') ng n t)l ng 12
)ujuan
1. @ntuk membuka mahkota dengan membuang tulang yang menutupinya.2. @ntuk membuang tulang yang menghalangi jalan pencabutan gigi
ua cara pembuangan tulang
1. 4enggunakan teknik bur2. )eknik chisel dan mallet.
Te%ni% B)r 12
4enggunakan salah satu dari bur bulat nomor 75 atau bur %isur lurus nomor
7A3, yang dapat digunakan untuk membuang tulang atau untuk memotong gigi.
ur sebaiknya selalu digunakan bersama dengan irigasi saline yang banyak
untuk menghindari trauma termal pada tulang.
)ahap pertama
ur digunakan dengan gerakan menyapu di sekitar aspek oklusal, bukal, dan
distal dari mahkota molar tiga mandibula untuk membuka mahkota dan sebagai
orientasi.
)ahap $edua
Setelah mahkota terposisikan, permukaan bukal dibuka menggunakan bur
sampai batas ser0ikal dari kontur mahkota dan terbentuk sebuah palung atau
1'
8/9/2019 4 Impaksi Gigi Posterior RB
16/24
cekungan bukal. 9ekungan bukal sebaiknya dibuat pada tulang cancellous . Ini
penting karena jumlah cekungan yang memadai dibuat untuk membuang
berbagai obstruksi tulang sebagai pembuka dan pembebasan gigi, khususnya
disekitar aspek distal pada mahkota. agian distolingual gigi sebaiknya dibuka
tanpa memotong melalui plat tulang lingual untuk mencegah kerusakan pada
ner0us lingualis. 12
)indakan pencegahan yang perlu dilakukan selama pengeburan
1. indungi jaringan disekitarnya dengan pencabutan menggunakan periosteal
elevator atau Langenbac retractor .
2. Irigasi terus#menerus menggunakan 1E po0idon#iodin atau dengan saline
untuk mengurangi nekrosis termal dari tulang.
G #' r 5 . embuangan 43 mandibula menggunakan bur dan handpiece 12
Te%ni% 6,isel ! n M llet 12
)eknik chisel dan mallet sangat jarang digunakan, menyebabkan nekrosis tulang
lebih sedikit jika dibandingkan dengan teknik bur, dapat menyebabkan %raktur
tulang. ?ika menggunakan teknik ini, tulang rahang harus didukung.
)ahap pertama@ntuk mandibula molar, tahap pertama adalah penempatan vertical stop cut
yang dibuat dengan cara meletakkan chisel 3 mm atau ' mm secara 0ertikal pada
aspek distal gigi molar dua dengan be0el menghadap posterior (tinggi '#+mm",
)ahap kedua
ada dasar vertical stop cut , chisel diposisikan pada sudut !' o dengan be0el
menghadap ke atas atau oklusal, dan potongan oblik dibuat hingga titik paling
1+
8/9/2019 4 Impaksi Gigi Posterior RB
17/24
distal dari molar ketiga. *al ini menghasilkan pembuangan bagian triangular
dari distal plat bukal ke molar kedua. agian triangular tambahan dari tulang
dibuang pada pertemuan potongan tulang 0ertikal dan oblik untuk masuknya
ujung ele0ator. )ulang distal harus dibuang sehingga ketika gigi diele0asi, tidak
ada halangan pada bagian distobukal. 12
G #' r 1 . encabutan impaksi molar 3 mandibula dengan chisel dan mallet 12
Te%ni% Lingual Split Bone 12
# -walnya, teknik ini diperkenalkan oleh Sir ;illiam $elsey &ry.# $emudian dipopulerkan oleh ) ward.# )eknik yang cepat dan bersih.# 4embentuk cekungan yang dangkal ( sauceri!ation) pada soket, dengan
demikian mengurangi jumlah dari sisa bekuan darah.# igunakan untuk pembuangan molar ketiga mandibula, terutama yang berada
di lingual.# 4endukung mandibula pada tepi in%erior
T , $ t , $3
"# emotongan 0ertikal berhenti ( vertical stop cut " dilakukan dengan
menempatkan pahat5chisel dengan be0el menghadap posterior, pada distal
molar kedua.$# engan be0el pahat5 chisel ke arah bawah, potongan hori/ontal dibuat mundur
dari ujung yang lebih rendah yang membatasi penghentian pemotongan
0ertikal.%# lat tulang bukal dibuang di atas potongan hori/ontal.)ulang distolingual kemudian %raktur ke dalam dengan menempatkan ujung
pemotong dari pahat5 chisel sepanjang garis putus#putus -. Sisi be0el dari
pahat5chisel menghadap ke atas dan ujung pemotong pararel ke eDternal
obliFue ridge.
17
8/9/2019 4 Impaksi Gigi Posterior RB
18/24
'# -khirnya edge kecil tulang, yang tersisa pada distal gigi dan antara
potongan bukal dan lingual, dipotong dan dihilangkan.# >le0ator lurus tajam kemudian diterapkan dan kekuatan minimum digunakan
untuk mengangkat gigi. ergerakkan gigi ke atas dan ke belakang, plat lingual%raktur dan mem%asilitasi lepasnya gigi.
*# Setelah gigi dihilangkan, plat lingual dipegang dengan hemostat dan
dibebaskan dari jaringan lunak dan dihilangkan.+# enghalusan tepi dilakukan dengan bone file . uka diirigasi dan dijahit. 12
G #' r 11. )eknik Split one 12
6. Pe#otong n gigi 12
Impaksi *ori/ontal
Sama seperti impaksi distoangular
Impaksi 4esioangular
Setengah distal dari mahkota dipotong dari bu al groove sampai dengan 9>?,
dari bukal ke lingual dan meluas ke dalam %urkasi. >le0ator lurus ditempatkan
pada potongan dan diputar untuk meretakkan bagian distal mahkota yang
dibuang. alu, ele0ator lurus ditempatkan pada aspek mesial molar 3 dibawah
daerah ser0ikal. Purchase point dapat dipersiapkan ke dalam mahkota pada
sudut garis mesiobukal dengan menggunakan bur bulat kecil, jika akses ke
ele0ator tidak memungkinkan. alu cryer atau crane pic elevator dapat
digunakan untuk menaikan gigi, menggunakan purchase point#
Impaksi 0ertikal
rosedur pemisahan mirip dengan prosedur disimpaksi mesioangular
Impaksi distoangular
1
8/9/2019 4 Impaksi Gigi Posterior RB
19/24
8/9/2019 4 Impaksi Gigi Posterior RB
20/24
+. akukan irigasi soket (kedua kali"7. $ontrol perdarahan sebelum penjahitan
. Pen)t)$ n !suturing" 12
Gunakan benang hitam 3#A. akukan penjahitan interrupted dan biarkan selama 7
hari. ada kasus gigi molar, penjahitan distal molar kedua sebaiknya diposisikan
terlebih dahulu dan di airi untuk mencegah terjadinya pembentukan poket
G #' r 1+ . rosedur bedah untuk pembuangan gigi impaksi molar tiga (1" radiogra%i
secara mesioangular impaksi gigi molar tiga kanan rahang bawah (2"gambaran klinis
intraoral (3"insisi dan re%leksi %lap mukoperiosteal (!" pemotongan gigi ('" bedah
ekstraksi selesai dilakukan (+" penjahitan (7" gigi yang diekstraksi 12
1#. Me!i% si
11. &ollo/ )$
Ko#$li% si Pe#'e! , n 1+
a. Ko#$li% si Intr O$er tif 1. erdarahan masi% dapat terjadi. enanganannya dengan penekanan dan
penjahitan.2. &raktur tuberositas maksila pada odontektomi molar tiga atas. enanganannya
penempatan kembali %ragmen dan ikat dengan penjahitan atau dental wire
selama 3#! minggu, kemudian rencanakan untuk pencabutan gigi setelah
2A
8/9/2019 4 Impaksi Gigi Posterior RB
21/24
terjadi penyembuhan dari tuberositas atau pengeluaran %ragmen dan
penutupan luka dengan penjahitan primer rapat.3. ada odontektomi molar tiga atas atau kaninus atas .Gigi menembus dasar
sinus. enanganannya tempatkan kembali gigi dan splint pada posisi tersebut,lalu tutup dengan kassa yang dibasahi antiseptik yang akan dikeluarkan 2#3
minggu kemudian. ?ika %istula 2#+ mm dilakukan pengurangan ujung socket
tulang dan penjahitan pinggirannya dengan metode delapan.!. emindahan tempat5displacement. enanganannya hentikan prosedur
secepatnya untuk mencegah berpindahnya gigi kejaringan yang lebih dalam.
akukan rontgen paling sedikit dari dua tempat untuk menentukan posisi dari
gigi yang berpindah. -mati tanda#tanda peradangan yang berhubungan
dengan pindahnya gigi. emberian analgesik dan antibiotik. enjadwalan
kembali untuk pengambilan %ragmen.'. &raktur akar5mahkota. enanganannya lakukan rontgen %oto untuk melihat
posisi dari %ragmen %raktur. emberian analgesik dan antibiotik. enjadwalan
kembali untuk pengambilan %ragmen %raktur.+. &raktur mandibula pada odontektomi molar tiga bawah7. >mpisema karena penggunaan tekanan udara yang berlebihan
. $erusakan jaringan lunak.8. 9edera pada . -l0eolaris in%erior atau . ingualis.1A. atahnya alat bedah.
Ko#$li% si P s( Be! ,1. -l0eolitis5 dry socket2. enanganannya dengan cara dilakukan irigasi dengan normal salin dan
diaplikasikan bahan#bahan yang bersi%at analgesik seperti yang mengandung
eugenol3. erdarahan sekunder
!. )rismus'. >dema, untuk pencegahan dapat diberikan kompres es segera setelah
pembedahan selama 2A menit.+. arestesi, dapat ditanggulangi dengan pemberian neurotropik 0itamin7. roblema periodontal pada gigi sebelahnya
. *ematoma
Instr)%si $ s( $e#'e! , n 1+
21
8/9/2019 4 Impaksi Gigi Posterior RB
22/24
iterangkan pada pasien bahwa proses penyembuhan tergantung pula pada pasien
untuk melaksanakan instruksi setelah pembedahan. $ondisi yang biasa terjadi yaitu
rasa sakit, perdarahan, dan pembengkakan.
)indakan yang sebaiknya dilakukan
a. Gunakan obat sesuai yang dianjurkan dalam resep b. )empatkan kasa di atas daerah pencabutan, bukan di dalam soketnyac. akukan kompres dingin untuk mengurangi pembengkakand. )idurlah dengan kepala agak dinaikkan, ini dapat mengurangi pembengkakane. erkumur sehabis makan%. iet lunak g. 9ukup istirahat
)indakan yang harus dihindarkan a. *indari makanan yang keras
b. ?angan menghisap#hisap daerah bekas operasic. ?angan sering meludahd. *indarkan daerah bekas operasi dari rangsang panase. )idak melakukan kerja berat
Kontrolasien kembali kontrol setiap hari sampai jahitan dibuka. $ontrol perdarahan.
$ontrol rasa sakit dan rasa tidak nyaman, termasuk diet, oral hygiene, edema,in%eksi, trismus, ekimosis. 13
DA&TAR P8STAKA
1. asir 4, 4awardi. erawatan impaksi impaksi gigi insisi0us sentralis maksila
dengan kombinasi teknik %lep tertutup dan tarikan ortodontik (laporan kasus".
entika ental ?urnal 2AA3< (2" 8'
2. icky &irmansyah, )eguh Iman S. &raktur atologis 4andibula akibat
$omplikasi 6dontektomi Gigi 4olar 3 awah. .ndonesian /ournal of 0entistry
$11+2 "' (%)3 "4$5"4'
3. -lamsyah :4, Situmarong . ampak gigi molar tiga mandibula impaksi
terhadap kualitas hidup mahasiswa uni0ersitas sumatera barat. entika ental
?ournal 2AA'
8/9/2019 4 Impaksi Gigi Posterior RB
23/24
!. ertiwi -S , Sasmita IS. enatalaksanaan kekurangan ruangan pada gigi impaksi
secara pembedahan dan ortodontik. Indonesian ?urnal o% 6ral and
4aDillo%acial Surgeon 2AA! 228#3A
'. 9handa 4*, ahbia . engaruh bentuk gigi geligi terhadap terjadinya
impaksi gigi molar ketiga rahang bawah. ento%asial ?urnal $edokteran Gigi
2AA7< +(2" +'#+
+. )jiptono $ , *arahap S, -rnus S, 6smani S. Ilmu bedah mulut 2 nd ed.
?akarta 9ahaya Sukma
8/9/2019 4 Impaksi Gigi Posterior RB
24/24
Henni -mallia ahar (A!111AA!AA!"
utri Gusti *akiki (A!111AA!AA'"
iana -prilia (A!111AA!AA+"
4ayang amudya . (A!111AA!AA7"
:egina esi Simamora (A!111AA!AA "
$eitria )winsananda (A!111AA!AA8"
4iranda $artika Sari (A!111AA!A1A"
>rinda ilda i0ia (A!111AA!A11"
=eralita Israjannah (A!1A1AA!A12"
4onica Sari 4aulyna (A!A81AA!A!+"
)risa &ahrani (A!A81AA!A23"
osen embimbing drg. jamal :i/a, Sp. 4
rogram Studi endidikan okter Gigi&akultas $edokteran@ni0ersitas Sriwijaya
2A13
2!