ABSTRAK
“PRODUKSI PROGRAM APA KABAR INDONESIA DI TVONE”
Apa Kabar Indonesia merupakan sebuah tayangan berita yang memadukan pola news
konvensional dengan kreativitas pada on air presentation. Mengangkat isu-isu aktual yang
berkaitan langsung dengan kehidupan publik (Eko Nurhuda, 2009). Banyak hal yang berbeda
dalam acara talkshow ini, selain penyampaian informasi yang dikemas secara santai, acara ini
juga seringkali menampilkan para narasumber yang benar – benar kompeten berkaitan dengan
isu atau peristiwa yang diangkat. Tentu memerlukan sebuah perencanaan produksi secara
profesional untuk mengemas, menyajikan, menyampaikan, serta memilih topik yang dijadikan
headline untuk didiskusikan dengan para narasumber.
Bagaimana sebuah industri televisi, khususnya di TvOne, dalam merencanakan program
siarannya?, bagaimana pula kebijakan redaksi menjadi dasar dalam penentuan nilai berita?.
Bagaimana pula konsep perencanaan produksi televisi, khususnya produksi penyiaran berita
yang dikemas dalam bentuk talkshow?
Merencanakan sebuah produksi program televisi, seperti di Apa Kabar Indonesia ini
memerlukan persiapan yang harus diprikirkan secara mendalam oleh produser yiatu materi
produksi, organisasi pelaksana produksi, hingga teknis produksi (Fred, 2007: 23). Dalam
penelitian ini akan ungkap sampai pada hasil produksi yang siap tayang secara live
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus dengan
pendekatan kualitatif yang menggunakan pembahasan secara deskriptif, yaitu meneliti suatu
keadaan dalm kontek kehidupan nyata. Karena penelitian ini berangkat dari pertanyaan
“bagaimana” maka, menurut Robert K. Yin, penelitian ini lebih strategis jika menggunakan
metode penelitian studi kasus yang menggunakan pendekatan kualitatif (Robert K Yin, 2002).
Dalam konsep penerapannya penelitian ini akan menggambarkan sebuah rancangan
perencanaan produksi dari hasil obsevasi dan wawancara. Secara teknik penelitian ini akan
menyimpulkan beberapa instrumen-instrumen pendukung di dalam menggagas sebuah acara agar
acara tersebut dapat dikatakan berhasil. Seperti pada program Apa Kabar Indonesia yang
menjadi acara talkshow dengan kemasan yang dinamis dan menarik. Maka pada akhirnya
penelitian ini akan mengemukakan konsep yang dibuat dalam perencanaan program Apa Kabar
Indonesia, agar acara tersebut dapat sesuai target tujuannya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
ABSTRAK ....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Masalah Penelitian ......................................................................................4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................5
D. Metodologi Penelitian ................................................................................ 6
E. Tinjauan Pustaka ........................................................................................10
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Media Televisi ............................................................................................15
B. Program Berita (news) di Televisi .............................................................22
C. Perencanaan Produksi ..............................................................................27
D. Defenisi Operasional dan Skema Penelitian ...............................................34
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah berdirinya PT Lativi Media Karya (TvOne) ..................................37
B. Perkembangan Perusahaan ........................................................................ 40
C. Program Acara Apa Kabar Indonesia ....................................................... 44
BAB IV PEMBAHASAN
A. Perencanaan Produksi Program Apa Kabar Indonesia Di Tvone ................53
1. Materi siaran ...........................................................................................53
2. Sumber Daya Manusia (dalam hal ini kaitan dengan narasumber dan tim
produksi) ...............................................................................................53
3. Teknis siaran (timing, persiapan kamera, lighting, hingga audio)……...54
B. Perencanaan Produksi Program Apa Kabar Indonesia Edisi Tanggal 15 April 2010
.............................................................................................................63
1. Dokumen Reques To Editor ....................................................................67
2. Grafis program Apa Kabar Indonesia.................................................68
3. Rundown program Apa Kabar Indonesia ........................................... 72
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................. 85
B. Saran ...................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 89
LAMPIRAN ............................................................................................................ 90
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
TvOne merupakan stasiun TV pendatang baru yang konsen di bidang
informasi, walaupun hadirnya baru dua tahun di dunia pertelevisian Indonesia.
Namun, TvOne telah berhasil menjadi televisi yang menarik simpati audien
dengan berbagai program informasi yang dikemas secara beragam. TvOne
secara progresif menginspirasi masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke
atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri serta
masyarakat sekitar melalui program News and Sports yang dimilikinya
(TvOne.co.id).
Pengklasifikasian program-programnya dalam kategori News One,
Sport One, Info One, dan Reality One, TvOne membuktikan keseriusannya
dalam menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format yang
inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian program. Sebagai pendatang
baru dalam dunia news, TvOne telah mempersiapkan bentuk berita baru yang
belum pernah ada sebelumnya. Seperti Apa Kabar Indonesia, yang merupakan
program informasi dalam bentuk diskusi ringan dengan topik-topik terhangat
bersama para narasumber dan masyarakat, disiarkan secara langsung pada
pagi hari mulai pukul 06.30 WIB dari pusat kota Jakarta, tepatnya di lobi
Gedung Wisma Nusantara, Jl. MH Thamrin, Jakarta dan City Walk Sudirman.
Program ini telah mendapatkan penghargaan pada hari pers nasional sebagai
2
program yang berhasil dalam mengawal informasi tentang pemilu presiden
periode 2009-2014.
Apa Kabar Indonesia merupakan sebuah tayangan berita yang
memadukan pola news konvensional dengan kreativitas pada on air
presentation. Mengangkat isu-isu aktual yang berkaitan langsung dengan
kehidupan publik (Eko Nurhuda, 2009). Banyak hal yang berbeda dalam
acara talkshow ini, selain penyampaian informasi yang dikemas secara santai,
acara ini juga seringkali menampilkan para narasumber yang benar – benar
kompeten berkaitan dengan isu atau peristiwa yang diangkat. Tentu
memerlukan sebuah perencanaan produksi secara profesional untuk
mengemas, menyajikan, menyampaikan, serta memilih topik yang dijadikan
headline untuk didiskusikan dengan para narasumber.
Program yang memiliki banyak kelebihan ini tentu memiliki kinerja
yang profesional baik sebagai wartawan ataupun kru produksi dalam
menyajikan yang terbaik untuk khalayak. Perlu adanya pengaturan yang
maksimal dalam proses produksinya, terutama dalam merencanakan sebuah
produksi (pra produksi) untuk menjalankan sebuah acara yang ditayangkan
setiap hari secara live seperti program Apa Kabar Indonesia ini.
Pada dasarnya banyak kita ketahui berkaitan dengan pra produksi atau
Pre Production yang merupakan tahap paling penting dalam sebuah produksi
televisi. Pre Production merupakan semua tahapan persiapan sebelum sebuah
produksi dimulai. Makin baik sebuah perencanaan produksi maka akan
memudahkan nantinya dalam produksi. Ketika tahap ini terlewati maka
sebenarnya sudah tujuh puluh lima persen tahapan keseluruhan produksi.
3
Terdapat beberapa konsep yang akan dirancang dalam preproduction planning
yaitu ide program (Program ideas), model produksi (production models),
proposal program, anggaran (Budget), dan penulisan (script) (Caruso, James
R.-Mavis E. Arthur. 1990: 410).
Dari beberapa konsep diatas tentunya setiap produksi televisi,
khususnya produksi penyiaran berita akan memiliki metode-metode substantif,
yang kaitannya dengan teori-teori taktis penyampaian sebuah acara berita di
televisi. Bahkan, setiap team work dan stasiun televisi yang berperan dalam
konsep perencanaan ini dinamakan pers yang mempunyai fungsi secara
konkrit dalam penyampaian berita.
Brian McNair merinci ada 5 fungi yang harus dijalankan pers dalam
masyarakat demokratis. Pertama, pers harus menginformasikan dalam
pengertian surveilance atau monitoring mengenai apa yang terjadi di sekitar
masyarakatnya; kedua, pers harus mendidik (educate) mengenai makna dan
manfaat fakta-fakta (facts) dengan tetap mempertahankan objektivitasnya
dalam menganalisis fakta itu, ketiga, pers harus menyediakan satu platform
untuk publik mengenai wacana politik, memfasilitasi pembentukan opini
publik, dan menyiapkan opini balikan darimana saja datangnya (public
spehere), keempat pers memberikan publisitas kepada pemerintah dan institusi
lainnya. Di sini pers berperan sebagai media public watchdog, dan kelima,
pers dalam masyarakat demokratis melayani masyarakat sebagai suatu saluran
untuk kepentingan pemberdayaan atau advocacy (J. Anto, 2009). Pernyataan
ini merupakan sebuah tantangan bagi dunia pertelevisian yang konsen di
4
bidang pemberitaan. Termasuk tantangan bagi TvOne dengan program Apa
Kabar Indonesia.
Bagaimana sebuah industri televisi, khususnya di TvOne, dalam
merencanakan program siarannya?, bagaimana pula kebijakan redaksi menjadi
dasar dalam penentuan nilai berita?. Bagaimana pula konsep perencanaan
produksi televisi, khususnya produksi penyiaran berita yang dikemas dalam
bentuk talkshow? Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
menggambarkan konsep perencanaan produksi tahap awal pada rapat
produksi, serta menilai hasil perencanaan tersebut yang diimplementasikan
pada saat produksi berlangsung.
B. Masalah Penelitian
Perencanaan produksi program Apa Kabar Indonesia di TvOne yang
menjelaskan mengenai proses merencanakan sebuah produksi awal di dalam
rapat redaksi pada satu episode/edisi.
Adapun konsepnya yang akan diteliti dirumuskan dalam beberapa hal,
yaitu:
1. Bagaimana perencanaan materi program siaran dalam penentuan topik
(headline) yang akan disajikan di program Apa Kabar Indonesia TVOne?
2. Bagaimana perencanaan Sumber Daya Manusia seperti produser,
presenter, narasumber, dan crew dalam program Apa Kabar Indonesia
TVOne?
5
3. Bagaimana perencanaan teknis produksi yang membahas tentang waktu
yang disiapkan (timing), kameramen, lighting, hingga audio di program
Apa Kabar Indonesia TVOne?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian tersebut, maka tujuan dari penelitian
ini, yaitu:
a) Mengetahui perencanaan materi program siaran Apa Kabar Indonesia.
tentang penentuan topik (headline) yang akan disajikan
b) Mengetahui perencanaan mengenai persiapan Sumber Daya Manusia
seperti produser, presenter, narasumber, dan crew.
c) Mengetahui perencanaan teknis produksi yang membahas tentang
waktu yang disiapkan (timing), kameramen, lighting, hingga audio.
2. Manfaat Penelitian
a) Manfaat teoritis. Untuk mengetahui pemaparan teori mengenai
perencanaan produksi dalam bentuk praktis, seperti penentuan
kebijakan dalam suasana rapat redaksi untuk mempersiapkan sebuah
program acara yang ditayangkan secara Live di televisi. Sehingga
dapat diukur kesesuaian antara rencana dan implementasi pada saat
program berlangsung. Maka penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, tentunya pada ilmu pengetahuan
komunikasi di bidang jurnalistik, khususnya pada kajian keilmuan
jurnalistik di penyiaran pemberitaan.
6
b) Manfaat praktis. Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat untuk dapat
menemukan dan menginformasikan mengenai proses dibuatnya atau
diputuskannya pada saat konsep perencanaan produksi di rancang oleh
dewan redaksi TvOne dalam program Apa Kabar Indonesia. Sehingga
hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
evaluasi kepada pihak redaksi program Apa Kabar Indonesia di
TvOne, dan berbagai pihak yang membutuhkan.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
studi kasus dengan pendekatan kualitatif yang menggunakan pembahasan
secara deskriptif, yaitu meneliti suatu keadaan dalm kontek kehidupan nyata.
Karena penelitian ini berangkat dari pertanyaan “bagaimana” maka, menurut
Robert K. Yin, penelitian ini lebih strategis jika menggunakan metode
penelitian studi kasus yang menggunakan pendekatan kualitatif (Robert K
Yin, 2002: 1).
Metode penelitian studi kasus ini digunakan untuk menjelaskan
mengenai bagaimana TvOne menyajikan program acara Apa Kabar Indonesia,
terutama pada perencanaan produksinya yang dapat menghasilkan program
siarannya sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Peneliti nantinya akan
menggambarkan dan menganalisa bagaimana proses – proses perumusan pada
perencanaan produksi itu diputuskan dalam rapat redaksi dan
diimplementasikan dalam tayangan program acara tersebut.
7
Menurut Robert K. Yin, secara umum studi kasus merupakan strategi
yang lebih cocok untuk menjawab pertanyaan peneliti yang berkenaan how
dan why. Bila peneliti memiliki sedikit peluang untuk mengontrol pristiwa-
peristiwa yang diselidiki dan bila focus penelitiannya pada fenomena
kontemporer (Robert K Yin, 2002: 1).
Sedangkan menurut Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr.
dalam bukunya Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan Terapan di dalam
Media Massa, 2007, sekilas memaparkan tentang studi kasus ini yaitu
digunakan untuk menguji beberapa karakteristik dari sebuah subjek tunggal
(misalnya komunikator, ruang wartawan, Koran, sindikat berita, stasiun
televisi, agen iklan). Studi kasus biasanya mencoba untuk mempelajari semua
bidang yang diminati peneliti sebagai kasus yang spesifik dalam jangka waktu
tertentu (Severin dan James, 2007: 44).
Untuk menentukan karakteristik penelitian ini, dilihat dari sudut
pandang metodologi yang digunakan pada studi kasus. Robert K. Yin juga
menjelaskan mengenai karakteristik umum desain penelitian ini dapat dilihat
dari tipe-tipe dasar desain penelitian studi kasus (Robert K Yin, 2002: 46),
sebagai berikut:
a) Desain kasus tunggal yang menunjukan satu kasus dengan satu unit
analisis
b) Desain kasus tunggal yang menunjukan satu kasus dengan banyak
unit analisis
c) Desain multi kasus yang menunjukan banyak kasus dengan satu unit
analisis
8
d) Desain multi kasus yang menunjukan banyak kasus dengan banyak
unit analisis
Maka desain penelitian yang relevan digunakan untuk penelitian ini
adalah desain penelitian yang menunjukan satu kasus dengan satu unit
analisis, karena hanya terdapat satu kasus yaitu kasus mengenai perencanaan
produksi program Apa Kabar Indonesia, sedangkan unit analisinya yaitu
TvOne
2. Objek dan Subjek penelitian
Dalam penelitian ini terdapat objek yang nanti akan dikaji sebagai
faktor utama dalam menentukan hasil penelitian yaitu program Apa Kabar
Indonesia, sedangkan sebagai subjek penelitiannya yaitu Sumber Daya
Manusia yang berkaitan langsung atas keberlangsungan program Apa Kabar
Indonesia, dalam hal ini adalah tim produksi / crew. Seperti, Produser, asisten
produser, program director, floor director, hingga kameramen.
3. Teknik Pengumpulan Data
Mengenai bahan Penelitian ini. Dijelaskan terdapat enam sumber bukti
yang bisa dijadikan sumber data penelitian, yaitu: dokumen, rekaman arsip,
wawancara, observasi langsung dan tidak langsung, dan perangkat fisik.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai penunjang
penelitian ini terdapat dua teknik pengumpulan, yaitu pengumpulan data
primer dan pengumpulan data sekunder.
9
Pengumpulan data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil
wawancara mendalam dengan pihak yang terkait langsung dengan redaksi Apa
Kabar Indonesia TvOne, yaitu produser programnya. Pada penelitian ini
sumber primer yang dapat dimintai keterangan dalam wawancara mendalam
ini yaitu produser eksekutif Irfan Maulana Amrullah dan presenter acara Apa
Kabar Indonesia Indie Rahmawati. Selain wawancara, data primer yang
dibutuhkan dalam penelitian ini ialah, notulensi rapat redaksi dan dokumen
hasil dari rapat redaksi program Apa Kabar Indonesia.
Sedangkan pengumpulan data secara sekunder yaitu dengan studi
kepustakaan dan mengumpulkan data-data yang mendukung penelitian ini
serta menelusuri arsip-arsip yang berhubungan dengan redaksional TvOne
khususnya pada Program Apa Kabar Indonesia.
4. Teknik Analisi Data
Pada teknik tahapan analisis data ini metode yang digunakan untuk
menganalisisnya adalah metode analisis deduktif yaitu merupakan penelitian
yang menguji (mengetes) teori atau hipotesis (Buckley dkk., 1976: 21). Dalam
prakteknya metode ini hanyalah memaparkan situasi dan peristiwa. Oleh
karena itu, secara teknik penelitian ini memerlukan observasi sesuai dengan
definisi yang dikemukakan oleh Karl Weick yaitu observasi sebagai
"pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengodean serangkaian perilaku dan
suasana yang berkenaan dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan –
tujuan empiris (Seltiz, Wrightsman, dan Cook, 1976: 253).
10
Adapun dalam memaparkan dan menggambarkan dari hasil observasi
dilapangan, beberapa penulis memperluas penelitian deskriptif kepada segala
penelitian selain penelitian historis dan eksperimental (Jalaluddin, 2005: 24).
Adapun beberapa metode yang dapat menjadi bahan uraian dalam penelitian
ini dengan menggunakan pemaparan deskriptif sebagai survei (Isaac dan
Michael, 1981: 46) dan penelitian pemaparan deskriptif sebagai observasional
(wood, 1977: 29).
Pada saat penelitian Pengujian ini akan mengetahui bagaimana sebuah
proses perencanaan program acara dengan menjelaskan atau mendeskripsikan
hal-hal yang perlu dilakukan, terutama mengetahui berkaitan dengan suasana
rapat redaksi serta dokumen hasil dari perencanaan program dalam rapat
redaksi.
Selain itu juga, banyak data-data yang mendukung untuk penelitian
dilakukan berkenaan dengan perencanaan program Apa Kabar Indonesia
seperti, wawancara, studi pustaka, dokumen atau arsip berkaitan dengan TV
One secara umum dan tentang program Apa Kabar Indonesia secara khusus.
E. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya,
pertama yaitu tentang "Analisis Program Kajian Silaturahmi di Trans 7" oleh
Fitri Nurjanah sebagai mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, pada
tahun 2007.
11
Dalam penelitian yang dilakukannya, terdapat beberapa batasan masalah
yang menjadi prioritas dalam penelitiannya yaitu, bagaimana proses pra
produksi, pelaksanaan produksi, pasca produksi hingga evaluasi yang
dilakukan oleh tim produksi Kajian Silaturahmi di Trans 7. Dari rumusan
penelitian ini, maka telah dituju untuk tujuan dan manfaat penelitian yaitu,
untuk menambah teori, metodologi dan referensi bagi pengembangan
pengetahuan ilmiah di bidang dakwah Islamiyah, dan dapat dijadikan sebagai
dasar bagi studi-studi selanjutnya terhadap penggunaan media massa untuk
kepentingan dakwah Islam. Dalam menganalisisnya penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif.
Adapun hasil dari penelitian ini telah diuraikan berkaitan dengan program
Kajian Silaturahmi mengenai proses pra produksi diantaranya, menentukan
ide atau gagasan program Kajian Silaturahmi, sasaran programnya, tujuan
program, garis-garis besar isi program, hingga tema dalam program tersebut.
Mengenai proses pelaksanaan produksinya yaitu, wawancara narasumber, me-
review hasil liputan, membuat rundown dan script acara. Kemudian proses
pasca produksinya yaitu editing/penyuntingan, manipulating/pengisian suara,
subtitle, ilustrasi, efek dan lain-lain. Terakhir yaitu mengenai proses evaliasi
programnya yaitu dengan melihat rating atau share dari segi tema maupun dari
segi liputan-liputannya.
Selain dari penelitian skripsi diatas terdapat juga penelitian sebelumnya
yang berhubungan dengan skripsi peneliti, yang kedua yaitu penelitian yang
berjudul "Analisis Deskriptif Produksi Program Warta Pemilu di TVRI".
Penelitian ini dilakukan oleh Yefhy Ardiyanti sebagai mahasiswa Jurnalistik,
12
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada tahun 2009.
Penelitian deskriptif produksi program ini dilakukan karena program
Warta Pemilu di TVRI merupakan tayangan pemilu yang ditayangkan bukan
lagi oleh lembaga pemerintahan melankan telah berganti dengan lembaga
penyiaran publik yaitu TVRI. Sedangkan pembatasan masalah dalam
penelitian ini menggambarkan proses pra produksi, produksi, pasca produksi
pada program Warta Pemilu di TVRI. Adapun tujuan dan manfaat dari
penelitiannya yaitu, mengetahui proses produksi, dan mengetahui pesan atau
tema pemilu apa saja yang ditayangkan. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian kualitatif yang menggunakan metode analisis deskriptif.
Terdapat hasil penelitian yang didapatkannya, pertama dari proses pra
produksi yaitu redaksi melakukan rapat proyeksi rundown, setelah itu
melakukan peliputan untuk berita yang berkaitan dengan pemilu yang akan
disajikan. Kedua proses produksinya yaitu menyiapkan rundown acara dengan
beberapa segmen diantaranya, tune pembuka, pengantar penyiar, isi berita,
pariwara, dialog narasumber, pariwara, isi berita, closing, tune penutup.
Ketiga hasil dari proses pasca produksinya yaitu proses editing offline, mixing,
melakukan evaluasi untuk sebuah pencapaian hasil dengan peningkatan mutu
siaran melalui rapat redaksi.
Adapun penelitian yang ketiga yaitu berjudul Kebijakan Redaksional
Metro TV dan Penyajian Program Snapshot. Penelitian ini dilakukan oleh Diah
Yuliana, mahasiswa Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tahun 2008.
13
Penelitian yang dilakukan ini berangkat dari penyajian sebuah program
berita yang dikemas dalam penayangannya dan dibutuhkan sebuah kebijakan
redaksional yang harus dipertanggungjawabkan. Perumusan masalahnya
berkaitan dengan bagaimana keterkaitan kebijakan reaksional Metro TV
dengan kebijakan redaksional Snapshot. Sedangkan tujuan dan manfaat
penelitiannya yaitu mengetahui kebijakan redaksional Metro TV dan program
Snapshot, dapat menemukan dan menginformasikan mengenai proses
diputuskannya sebuah kebijakan redaksional oleh dewan redaksi. Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif.
Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat kebijakan redaksional Metro TV
ysng terkandung dalam visi misi Metro TV untuk menjadi stasiun televise
yang khas dengan pemberitaannya, suguhan program hiburan dan gaya hidup
alternatif yang bermutu. Sedangkan terdapat kebijakan redaskional dalam
program Snapshot sendiri yaitu aspek kepedulain Metro Tv dengan
masyarakat, aspek edukasi, mengahadirkan hal-hal yang kritis dan menjadi
kntrol sosial.
Dari ketiga penelitian diatas terdapat kaitan dengan penelitian yang di buat
dalam skripsi ini, yaitu berkaitan dengan program televisi yang digambarkan
dari aspek produksinya. Mulai kebijakan redaksional yang dibuat hingga
implementasinya dalam produksi. Namun kesamaan itu tentunya hanya
bersifat umum dalam penelitian. Karena terdapat perbedaan yang sangat urgen
mengenai objek penelitian (Program Apa Kabar Indoensia di TvOne) dan
target yang dicapai berkaitan antara ketiga penelitian di atas dan penelitian
pada skripsi ini (Perencanaan produksi secara fokus). Yang menjadikan
14
penelitian pada skripsi ini memiliki nilai keaslian yang tidak memiliki
kesamaan secara dasar dengan penelitian sebelumnya.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Dalam kajian teoritis ini terdapat beberapa teori-teori yang mendukung untuk penelitian
baik dari variabel judul yang disebutkan ataupun tidak. Diantaranya yaitu penjelasan mengenai
perencanaan produksi, program talk show, pendefinisian berita Televisi, seperti nilai berita,
penyajian program berita, sampai pada teknik produksi program televisi di bagian pemberitaan.
A. Perencanaan Produksi
Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan sangat luas meliputi
perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan
datang mengikuti suatu urutan tertentu. Perencanaan merupakan salah satu sarana manajemen
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena itu setiap tingkat manajemen dalam
organisasi sangat membutuhkan aktivitas perencanaan. Tujuan perencanaan harus tegas, jelas
dan mudah dimengerti. Seringkali perencanaan harus mengalami perubahan, oleh karena itu
perencanaan harus besifat luwes dan terbuka untuk dapat dirubah bila diperlukan. Sifat luwes ini
mengakibatkan pelaksanaan kegiatannya harus di monitor dan dikendalikan terus menerus yang
disesuaikan dengan kondisi yang ada namun perencanaan harus tetap pada tujuan yang
ditetapkan.
Perencanaan juga merupakan fungsi memilih sasaran perusahaan secara kebijaksanaan,
program dan pemilihan langkah-langkah apa yang harus dilakukan, siapa yang melakukan,
kapan, dan tempat aktivitasnya dilaksanakan. Dalam perencanaan produksi kita selalu
menginginkan agar diperoleh perencanaan produksi yang baik namun merencanakan proses
produksi bukanlah hal yang mudah karena banyaknya faktor yang mempengaruhinya. Terlebih
produksi tersebut berbentuk program acara televisi yang aspek kelayakannya langsung di lihat
dan di nilai oleh masyarakat luas.
Faktor-faktor yang banyak mempengaruhi dari manajemen perencanaan ini terbagi
menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Untuk faktor internal relatif mudah karena
penguasaan masih dapat dikoordinasikan dengan sebuah team work atau kru di balik layar yang
dikuasai oleh Pimpinan Redaksi, namun faktor external tidak demikian (Zulidamel Badri, Skom.
2008). Karena itu perencanaan harus dibuat ketat namun tidak kaku, artinya dapat dirubah bila
diperlukan dan kemungkinan perubahan ini juga harus diperhitungkan agar tidak menimbulkan
kesulitan.. Perencanaan yang baik hanya akan diperoleh dengan didasarkan kepada informasi
yang baik dan pengukuran keberhasilan didasarkan kepada standar yang ditetapkan. Seperti
ketika sebuah produksi acara televisi yang penayangannya dilakukan secara live, harus
diperlukan beberapa improvisasi yang profesional, contoh produksi program acara Apa Kabar
Indonesia, Debat, Di Balik Langit Berita, dan lain-lain.
Adapun terdapat penjabaran lain dari perencanaan produksi yaitu merupakan upaya
terpadu di tingkat atas perusahaan, dan bukan untuk mengimplementasikan program di tingkat
studio. Perencanaan produksi terutama dilakukan untuk tingkat corporate/perusahaan, per divisi
(Profit centre). (Eiji Ogawa, 1984). Jadi konsep di lapangan yang bertugas untuk menjalankan
perencanaan ini ialah ketika sebuah team melakukannya dalam suasana pra produksi atau ketika
rapat redaksi. Sebuah rapat yang memulai aktivitas produksi acara untuk mengagendakan sebuah
perencanaan sampai pada keputusan yang harus diimplementasikan pada saat acara berlangsung.
Baik berisi tentang konten acara yang dibawakan maupun teknis pendukung untuk
mensukseskan acara tersebut. Pada saat rapat redaksi inilah penentuan perencanaan dijalankan,
bahkan terdapat beberapa langkah untuk membuat keputusan dalam membuat keputusan
(International Centre of Journalists, 2003), seperti konsultasi antara rekan sejawat dan redaktur
atau pimpinan produksi, penjelasan permasalahan, memerhatikan substansi berita yang akan
dibawakan dalam lingkaran pedoman dan kode etik, diukur tujuan Jurnalistiknya, mengenali
“stakeholder”, orang yang mungkin terkena dampak keputusann itu terutama
pemirsa/masyarakat luas, di pilah –pilih beberapa alternative, waktunya merencanakan untuk
mengambil keputusan, penjelasan keputusan tersebut di dukung dengan pemahaman dalam
aplikasinya.
Maka dari beberapa langkah yang dijelaskan dapat melahirkan sebuah perencanaan yang
kualitasnya dapat dipertanggung jawabkan oleh berbagai pihak, dari mulai Pimpinan Redaksi
sampai pada kru teknis di lapangan. Selain itu juga setiap keputusan yang diambil dapat
dijalankan sesuai dengan pemahaman dan Job Descriptions masing-masing.
Tertuju pada studi kasus dalam penelitian ini, penulis akan menggambarkan bagaimana
kondisi perencanaan pada saat rapat redaksi dalam program acara Apa Kabar Indonesia di Tv
One. Bagaimana sebuah keputusan dari sebuah edisi dapat ditentukan dalam hitungan dead line,
terlebih penayangannya dilakukan setiap hari dan ditayangkan secara live. Bagaimana terjadinya
koordinasi yang handal dan profesinal. Tentu ini dapat dijadikan obyek kajian ilmu bagi dunia
jurnalistik pertelevisian.
B. Program Talk Show
Talk show adalah acara bincang-bincang yang melibatkan Host (pembawa acara) dan satu
atau lebih narasumber. Bisa dengan penonton di studio atau tidak tergantung sifat acaranya.
Tema yang diangkat bervariasi bisa berupa politik, budaya, human interest, musik dan lain-lain.
(Anang - bitter Mojo/Mojopahit, 2009). Istilah Talkshow adalah aksen dari bahasa inggris di
Amerika. Di Inggris sendiri, istilah Talkshow ini biasa disebut Chat Show. Dari segi pengertian
Talk show adalah sebuah program televisi atau radio dimana seseorang ataupun group berkumpul
bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu
oleh seorang moderator (Hendra, 2008). Kadangkala, Talk show menghadirkan tamu
berkelompok yang ingin mempelajari berbagai pengalaman hebat. Di lain hal juga, seorang tamu
dihadirkan oleh moderator untuk berbagi pengalaman. Acara Talk show ini biasanya diikuti
dengan menerima telepon dari para pendengar/penonton yang berada di rumah, mobil, ataupun
ditempat lain
Program wicara televisi, atau biasa kita sebut The Talk programe, meliputi banyak
format, antara lain, vox-pop, kuis, interview (wawancara) baik di dalam studio maupun di luar
studio dan diskusi panel di televisi. Semua memang dapat di sebut program wicara (The Talk
Program). Program ini tampil dalam bentuk sajian yang mengetengahkan pembicaraan
seseorang atau lebih mengenai sesuatu yang menarik, sedang hangat dibicarakan masyarakat,
atau tanya – jawab persoalan dengan kasus yang terjadi dalam kehidupan baik berupa informasi
berita ataupun bersifat umum. Apabila pembicaraan dilakukan oleh satu orang, program itu
dinamakan program uraian pendek atau pernyataan (the talk program). Wawancara dilakukan
oleh dua orang dan diskusi oleh lebih dari dua orang.
Berikut ini beberapa penjelasan perencanaan mengenai kajian macam-macam talk show
(Fred Wibowo, 2007) diantarnya yaitu:
1. Program uraian pendek atau pernyataan (the talk program), untuk menyajikan suatu
program uraian di televisi harus memperhatikan beberapa hal sekaligus. Pertama,
permasalahan yang diuraikan sedang hangat menjadi bahan pembicaraan umum. Kedua,
persoalan itu sangat penting dan penonton membutuhkan penjelasan mengenai hal itu.
Ketiga, uraian itu dapat membuat gembira penonton, baik karena pembawaan penyaji
yang menyenangkan maupun karena materi sajian yang memang lucu dan membuat
gembira. Contoh dari program uraian (the talk). Ialah Sekilas Info, Komentar Atau
Editorial, Apa Kabar Indonesia dan lain-lain.
2. program Vox-pop suara masyarakat, program ini merupakan program yang
mengetengahkan serangkaian pendapat umum mengenai suatu masalah yang sedang di
bahas dalam program kepada penonton bermacam-macam pendapat dari berbagai orang
atau grup sehingga dapat dikonfrontir dengan pendapatnya sendiri. Dengan mengetahui
pendapat itu, penonton diajak untuk berpikir dan mempertimbangkan atau memilih
pendapat mana yang sesuai dengan pendapatnya. Dari pendapat-pendapat itu produser
dapat menarik kesimpulan mengenai tanggapan yang sebenarnya dari masyarakat
terhadap problem yang dibahas. terdapat beberapa tahapan perencanaan dalam program
ini diantaranya:
a) menetapkan tema yang akan dipertanyakan. Untuk itu, bahan-bahan hasil riset
penonton dapat digunakan. Lebih-lebih kalau kita menginginkan tema yang
benar-benar actual.
b) Menetapkan pertanyaan dari tema yang akan ditanyakan kepada masyarakat
c) Mencoba pertanyaan itu kepada beberapa teman terlebih dahulu dan tanyakan
apakah mereka merasa mengerti dengan jelas maksud pertanyaan itu. Jika
ternyata mereka merasa kurang jelas, perlu dibuatkan rumusan pertanyaan yang
lain.
d) Memilih reporter yang cukup terlatih untuk melaksanakan tugas ini. Reporter ini
akan membawa kameramen ke lapangan.
e) Check-list “pertanyaan” untuk vox-pop
f) Menentukan siapa yang akan diberi pertanyaan. Untuk itu, produser dapat
menetapkan golongan masyarakat yang mana yang relevan untuk dimintai
pendapat sesuai dengan topik yang sudah ditentukan. Misalnya, masyarakat
petani, pegawai, pejabat, pakar atau kombinasi dari semua itu. Sedapat mungkin
diperoleh jawaban yang bermacam-macam: laki-laki, perempuan, orang tua,
orang muda, anak-anak. Semakin banyak macam jawaban yang diperoleh,
semakin program ini kedengaran hidup dan objektif (komprehensif).
g) Menentukan tempat di mana pertanyaan ini diajukan. Sebaiknya pertanyaan
diajukan ditempat yang memberi suasana kehidupan dari orang yang dimintai
pendapat misalnya, di kantor, di pabrik, dan di pinggir laut. Jadi penonnton
melihat suasana ini sebagai latar belakang dan memberikan suasana hidup serta
sunguh-sungguhan.
3. program wawancara (interview)
memperoduksi program talk show wawancara yang baik di televisi merupakan
suatu kerja keras, karena program itu memerlukan persiapan-persiapan yang cukup
banyak. Tanpa persiapan yang sungguh-sungguh program ini hanya menjadi program
yang membosankan dan ditinggalkan para penonton. Jika program ini disajikan dengan
baik, penonton memperoleh sesuatu yang sunguh-sungguh berguna, bermakna, dan bukan
sekedar program untuk membuang waktu luang.
Dalam perencanaannya program talk show wawancara ini pertama-tama seorang
produser atau pemimpin redaksi harus menetukan siapa tamu kita. Untuk itu, biasanya
dipilih tokoh yang popular dimasyarakat dalam bidangnya, atau bisa jadi seorang tokoh
kontroversi, di mana masyarakat biasanya ingin tahu pandangan-pandangannya mengenai
sesuatu yang aktual. Setelah itu, produser atau pemimpin redaksi harus mencari informasi
sebanyak-banyaknya mengenai tokoh itu. Informasi apapun dapat sangat memberi
bantuan kepada seorang produser yang sungguh-sungguh ingin melayani penontonnya. Ia
mencoba berpikir dari apa yang menarik bagi penonton televisi dan bukan bagi dirinya
sendiri. Dengan kata lain, titik tolak berpikirnya pada pikiran dari penonton programnya.
Hal itu dilakukan ketika ia bekerja menyusun pertanyaan.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyutradarai program Talk Show (Anang
- bitter Mojo/Mojopahit, 2009), diantaranya ialah:
• 30 menit atau lebih sebelum acara, Program Director (PD) harus sudah berada di Video
Control Room (VCR). Terlebih untuk program acara yang berurutan (back to back)
dengan PD yang berbeda. Waktu nyata (real time) untuk persiapan diantara dua program
back to back bisa kurang dari dua menit. Kehadiran PD yang lebih awal di VCR penting
untuk mengantisipasi situasi tak terduga (misal: program sebelumnya over time) dan
menentukan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk persiapan program selanjutnya.
Presenter dan crew lain harus menjalani prosedur yang sama.
• Koordinasi dengan Produser mengenai program yang akan dijalankan. Bila ada LIVE
dengan reporter/narasumber di luar studio atau Live By Phone, koordinasikan dengan
Technical Operation crew (crew yang bertanggung jawab mengurus transmisi dengan
Satelite News Gathering/SNG di luar studio) dan Audio Supervisor untuk menge-check
visual dan audio yang tersedia dari lapangan dan menghubungkan Presenter di Studio
dengan Reporter atau Narasumber di lapangan.
• Kenali karakter program melalui Rundown yang diaplikasikan di Showplay (missal:
sistem ANN ataupun Dalet). Tiap program mempunyai perbedaan urutan Promo, OBB,
Bumper, Opening, Teaser dan juga jenis Shot dan Framing untuk Opening/Teaser dan
Reading. Selain itu perlu diketahui apakah Character Generated/CG (berisi keterangan
peristiawa, lokasi dan tangal kejadian, nama narasumber) dan Over The Shoulder/OTS
(Ilustrasi gambar dan judul berita yang muncul di sebelah pundak presenter ketika
membacakan Lead In atau pengantar berita) dikeluarkan melalui ANN,Inscriber atau
melalui program Trio.
• Ada baiknya Credit Title dipersiapkan sebelum acara. Credit Title dibuat menggunakan
Inscriber atau program Trio.
• Check Virtual Set atau Fix Set (koordinasi dengan Virtual Artist)
• Check Audio dan Earpiece presenter (koordinasi dengan Audio Supervisor)
• Check Colour tiap kamera. Semua kamera harus menghasilkan warna yang sesuai satu
sama lain (koordinasi dengan Technical Operation crew yang mengoperasikan Camera
Control Unit/CCU).
• Atur komposisi dan framing melalui cameramen.
• Koordinasi dengan Master Control Room mengenai waktu mulainya program,
commercial break dan end break.
• Jalankan program berdasarkan Rundown dengan selalu berkoordinasi dengan Produser
dan Crew lain. Selalu persiapkan langkah antisipasi terhadap hal-hal tak terduga.
C. Penjelasan Berita
1. Konsep berita,
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa berita adalah jalan cerita tentang peristiwa.
Ini berarti bahwa suatu berita setidaknya mengandung dua hal, yaitu peristiwa dan jalan
ceritanya. Jalan cerita tanpa peristiwa atau peristiwa tanpa jalan cerita dapat disebut
berita. Dalam kehidupan sehari-hari tentu banyak peristiwa tetapi peristiwa yang
diberitakan tergantung pada beberapa hal, antara lain (Sudirman Tebba, 2005):
• Aktualitas
• Jarak (dekat jauhnya) peristiwa dari khalayak (pembaca, pendengar, penonton)
• Penting tidaknya orang/figure yang diberitakan
• Keluarbiasaan peristiwa
• Akibat yangmungkin ditimbulkan berita itu
• Ketegangan dalam peristiwa
• Konflik alam peristiwa
• Perilaku seks
• Kemajuan-kemajuan yang diberitakan
• Emosi yang ditimbulkan oleh peristiwa
• Humor yang terkandung dalam peristiwa
Dari beberapa bentuk peristiwa yang wajib untuk diberitakan, maka peristiwa inipun
yang nantinya bisa dijadikan headline untuk dibicarakan dalam sebuah cara talk show
untuk lebih dibahas secara mendalam dengan konsep tanya jawab.
2. Berita televisi
Berita televisi terdiri dari gambar, naskah, audio/suara. Gabungan ketiga unsur
itulah yang membedakan berita televisi dengan berita radio dan media cetak, seperti surat
kabar dan majalah. Adapun beberapa unsur yang terdapat dalam berita televisi (Sudirman
Tebba, 2005).
a) Gambar, merupakan unsur pertama dalam berita televisi. Gambar itulah yang
menjdi kekuatan berita televisi, karena gambar ikut berbicara, bahkan, kadang
lebih berbicara dari pada naskah dan audio. Tetapi gambar berita televisi harus
memiliki sejumlah unsur yang menarik, seperti: gambar yang dihasilkan harus
aktual, gambar berita juga harus sinkron dengan peristiwa yang diinformasikan
agar sesuai antara naskah dengan gambarnya, gambar berita yang dibuat atau
direkayasa berdasarkan suatu peristiwa yang terjadi, adanya dokumentasi yang
dapat menjadi bukti adanya peristiwa penting yang harus diberitakan, gambar
juga harus memiliki fokus dan warna.
b) Naskah, merupakan unsur yang kedua dalam berita televisi, sebagaimana berita
pada umumnya, naskah juga harus memenuhi unsur berita 5w + 1h. dilihat dari
bentuk penyajiannya naskah berita televisi dibagi dua, yaitu naskah reading dan
naskah voice over. Naskah reading ialah naskah berita yang seluruh isinya mulai
dari lead sampai tubuhnya dibaca oleh presenter. Dalam berntuk penyajian ini
lead berita menyatu dengan tubuhnya. Sementara voice over ialah naskah berita
yang leadnya dibaca presenter, sedangkan tubuhnya di dubbing, yaitu dibaca
direkam oleh orang laim, biasanya reporter atau siapapun yang suaranya cukup
baik.
Kemudian dilihat dari segi isinya naskah berita televisi harus, bercerita tentang
gambar yang diinformasikan, naskah berita dapat menjelaskan catatan-catatan yang
terpenting dari peristiwa, lebih pendek dari gambar, jeda diantara gambar, naskah berita
harus di singkat, padat, jelas dan menarik, hendaknya tidak menganggap penonton sudah
tahu atas kejadian yang diberitakan, dan singkatan-singkatan yang belum begitu populer
harus ditulis kepanjagannya.
c) Audio atau suara, unsur yang terakhir dalam berita televisi adalah audio. Audio
tidak kalah pentingnya dibanding dengan naskah dan gambar. Walaupun suatu
berita ada naskah dan gambarnya, namun jika tidak ada bunyi (on), maka bisa jadi
berita tersebut tidak jelas maksudnya. Terdapat dua unsur audio dalam berita
televisi yaitu atmosfir yang artinya suasana dari peristiwa yang gambarnya
diberitakan, dan narasi yaitu suara reporter, baik berdasarkan naskah yang dibaca
maupun melaporkan tanpa naskah dan suara narasumber yang diwawancarai
Dari semua penjelasan tentang berita ini tentu banyak korelasinya dengan penelitian
yang dibahas diantaranya bagaimana konsep dasar suatu berita tersebut dapat disampaikan
dari televisi kepada khalayak/ penonton. Ditambah lagi terdapat beberapa unsur syarat yang
harus dipakai dalam menyampaikan berita dari televisi.
Seperti dalam acara talk show yang penyampaian beritanya berbeda, tentu
memerlukan kebutuhan dalam perencanaan yang sangat kompleks anatar
mengkoordinasikan sebuah naskah , gambar, suara (audio) baik suara presenter, floor
director, produser, maupun narasumber yang menjadi tamu dalam acara talk show tersebut.
Untuk itu peneliti akan mengetahui persiapan-persiapan tersebut dengan menggambarkan
konsep keadaan yang terjadi dalam acara talk show Apa Kabar Indonesia di Tv One.
D. Teknik Produksi Program Televisi
Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser profesional akan
dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran mendalam, yaitu materi
produksi, sarana prduksi (equipment), biaya produksi, organisasi pelaksana produksi, dan
tahapan pelaksanaan produksi.
Hasil produksi yang memiliki visi akan tampak sikapnya. Sikap inilah kekhasan dan
keunikan dari produksi itu. Produksi yang tidak memiliki kekhasan atau keunikan berate
produksi kodian, tidak menarik dan biasa-biasa saja. Tidak memukau dan memesona. Tidak
mampu stop the eyes and the ears.
1. Materi produksi
Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja. Kejadian,
pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia merupakan bahan yang dapat
diolah menjadi produksi yang bermutu. Seorang produser professional dengan cepat
mengetahui apakah materi siaran atau bahan yang ada dihadapannya akan menjadi
materi produksi yang baik atau tidak. Seorang produser ketika ia berhadapan dengan
suatu karya cipta, seperti musik, lagu, atau lukisan, gagasannya akan tergerak. Bahan
yang berada dihadapnnya akan merangsang kepekaan kreatifnya. Sama halnya ketika
sebuah isu yang belum mengemuka di masyarakat. Seorang produser berita harus
mampu memberikan nilai lebih pada isu tersebut agar ketika diberitakan dipermukaan
dapat menjadi sorotan public, hal ini tentu kuncinya pada kejelian seorang produser
untuk sesuatu hal dapat dikemas menjadi berita yang menarik..
Dari hasil riset materi produksi, muncul gagsan atau ide yang kemudian akan
diubah menjadi tema untuk program documenter atau bentuk acara berita. Tema
ataupun konsep program kemudian diwujudkan menjadi treatment. Treatment adalah
langkah pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi program. Oleh karena itu, treatment
untuk setiap format program berbeda-beda.
Dari treatment akan diciptakan naskah (script) atau langsung dilaksanakan
produksi program. Bobot atau muatan sebuah program sebetulnya sudah tampak ketika
gagasan diwujudkan menjadi treatment. Dari sinilah penyempurnaan konsep program
dapat dilaksanakan sehingga menghasilkan naskah atau program yang baik.
2. sarana produksi
sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya ide menjadi
konkret, yaitu hasil produksi. Tentu saja diperlukan kualitas alat standar yang mampu
menghasilkan gambar dan suara secar bagus. Kepastian adanya peralatan itu
mendorong kelancaran seluruh persiapan produksi. Produser menunjuk seseorang yang
diserahi tanggung jawab tersedianya seluruh peralatan yang diperlukan. Untuk itu,
sebuah daftar lengkap (equipment list) dari seluruh peralatan yang dibutuhkan harus
dibuat.
Pertimbangan penggunaan peralatan dan jumlahnya bergantung pada program
yang akan diproduksi. Produksi musik live show memerlukan jumlah peralatan berlipat
untuk setiap unit dibandingkan dengan produksi elektronik news Gathering (ENG)
untuk liputan berita yang sering kali hanya menggunakan satu kamera, satu mik, dan
satu lampu. Diperlukan dalam perencanaan, daftar peralatan yang sangat penting untuk
diketahui jumlah dan macam peralatan yang dipakai. Sebab jumlah danmcam peralatan
yang dipakai ini, kemudian berpengaruh pada penentuan jumlah kru dan perencanaan
anggaran produksi (production budget).
3. Biaya produksi
Tidak terlalu sederhana merencanakan biaya untuk suatu produksi. Dalam hal ini,
seorang produser dapat memiirkan smapai sejauh mana produksi itu kiranya akan
memperoleh dukungan finanasial dari suatu pusat produksi atau stasiun televise. Oleh
karena itu, perencanaan budget atau biaya produksi dapat didasarkan pada dua
kemungkinan, yaitu financial oriented dan quality oriented.
a) Financial oriented, perencanaan baiya produksi yang didasarkan pada
kemungkinan keuangan yang ada
b) Quality oriented, perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntunan
kualitas hasil produksi yang maksimal. Dalam hal ini, tidak ada masalah
keuangan.
4. Organisasi pelaksanaan produksi.
Suatu produksi program televise melibatkan banyak orang, misalnya para
narasumber, crew, dan fungsionaris lembaga penyelenggara, polisi, aparat setempat
dimana lokasi siaran dialaksanakan, dan pejabat yang bersangkut0paut dengan maslaah
perijinan. Produser harus memikirkan juga penyusunan organisasi pelaksana produksi
yang serapi-rapinya. Suatu pelaksana produksi yang tidak disusun secara rapi akan
menghambat jalannya produksi, berarti kerugian waktu dan materi. Dalam hal ini,
produser dubantu pelaksana produser atau production manager. Ia mendampingi
sutradara dalam mengendalikan organisasi.
Sebagai pelaksana produksi diperlukan beberapa tahapan yang berkaitan dengan
perencanaan dari mulai pra produksi (perncanaan dan persiapan). Tahap ini sangat
penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian produksi
pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres.
Beberapa tahap pra produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut ini:
a) Penemuan ide
Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan,
membuat riset dan menulisakan nasakah atau meminta penulis naskah
mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.
b) Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan
naskah, pemilihan narasumber, lokasi, dan crew. Selain estimasi biaya,
penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perncanaan yang
perlu di buat secra hati-htai dan teliti.
c) Persiapan
Tahyap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan dan surat menyurat.
Latihan para kru dan pembuat seting, meneliti dan melengkapi peralatan yang
diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diseleisaikan menurut jangka waktu
kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah berdirinya PT Lativi Media Karya (TvOne)
PT. Lativi Mediakarya didirikan pada tahun 2001. perusahaan Lativi
dipimpin oleh Alatief Corporation yang dimiliki oleh Abdul Latief, pengusaha
yang pernah diangkat sebagai menteri Tenaga Kerja. Sebelumnya, perusahaan
ini hendak dinamakan pasaraya Mediakarya dengan maksud untuk lebih
memasarkan perusahaan Pasaraya yang merupakan salah satu perusahaan lain
yang dimiliki Abdul Latief. Tetapi, menjelang perusahaan Broadcast ini
diluncurkan, anama Pasaraya Mediakarya diubah dan ditetapkan nama
perusahaan menjdai PT. Lativi Mediakarya (data CRD TvOne).
Menjelang akhir tahun 2006 dan seiring dengan perkembangan
perusahaan broadcasting di Indonesia, Abdul Latief akhirnya melepas
kepemilikan PT. Lativi Mediakarya. Dalam perkembangannya, Lativi mulai
diambil alih oleh manajemen baru. Kemudian pengusaha Aburizal Bakrie
yang memiliki perusahaan Bakrie Group mulai mengambil langkah dengan
mengambil alih Lativi sejak kewajiban utang Lativi kepada Bank Mandiri
senilai 418 Milyar rupiah telah dilunasi oleh konsosium Capital Manager Asia
Pte Ltd (CMA) pada awal tahun 2007. CMA adalah sebuah institusi jasa
keuangan yang berbasis di Singapura. CMA sudah memiliki kedekatan dengan
kelompok usaha Bakrie Group, di mana CMA menanamkan investasi 250
milyar rupiah untuk pengembangan esia pada tahun 2004 dan sebagai
pemegang saham minoritas di ANTV (data CRD TvOne).
31
Pada tanggal 1 April 2007 Lativi mulai diambil alih oleh manajemen
Bakrie Group. Lativi berganti nama menjadi tvOne. Nama tvOne dipilih
karena stasiun televisi ini diharapkan menjadi nomor satu dalam pertelevisian
Indonesia. Sedikitnya dana 1,3 triliyun rupiah disiapkan untuk mendukung
pola baru siaran tvOne. Dan akhirnya pada Tanggal 14 Februari 2008 di
Jakarta Hall Convention Center (JHCC), pukul 19.30 WIB, merupakan saat
bersejarah karena untuk pertama kalinya TvOne mengudara. Peresmian
dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono,
TvOne menjadi stasiun tv pertama di Indonesia yang mendapatkan kesempatan
untuk diresmikan dari Istana Presiden Republik Indonesia (TvOne.co.id).
Perkembangan era globalisasi khususnya dalam teknologi penyiaran
dan persebaran informasi, maka banyak korporasi-korporasi media
membentuk kepemilikan saham. Hal ini diwujudkan dengan sebuah upaya
penggabungan perusahaan berbentuk joint venture, kerjasama, atau pendirian
kartel komunikasi. PT. Lativi Mediakarya (TvOne) didirikan oleh tiga
pengusaha muda. Ketiganya adalah Anindya Bakrie (Bakrie Group), Rosan
Perkasa Roeslani (Presiden Direktur Rekapital) dan Erick Tohir (Mahakarya
Group) yang semula adalah dewan komisaris PT. Lativi Mediakarya (TvOne).
Ketiganya bergabung lewat sebuah konsorsium. Para pengusaha muda
ini sudah lama menggeluti bisnis media. Mahaka Group memiliki saham 50 %
Jak-TV melalui PT. Abdi Bangsa Tbk (ABBA) dan Erick Tohir sebagai
Direktur Utama. Sementara Anindya Bakrie yang juga menjabat sebagai
Board of Commisioners memiliki sekaligus mengelola ANTV yang berada di
32
bawah pengawasan PT. Cakrawala Andalas Televisi dan berbagai saham
dengan Star TV dengan pemilik Rupert Murdoch (media Hongkong).
TvOne mempertegas terjadinya persaingan ketat yang terjadi dalam
dunia pertelevisian (broadcasting). Hal ini memberikan dampak konsilidasi
bisnis pertelevisian Indonesia yang bayak dilakukan oleh pengusaha untuk
berupaya menekan biaya operasi. Kepemilikan media, tidak hanya
berhubungan dengan permasalahan produk, tetapi berkaitan dengan
bagaimana kondisi sosial, citra, berita serta pesan untuk dapat diterima oleh
masyarakat luas. Selain itu, karakteristik institusi bisnis merupakan harapan
yang harus diberikan sebagai wujud konkret kontribusi besar bagi
perekonomian nasional (data CRD TvOne).
Secara progresif TvOne menginspirasi masyarakat Indonesia yang
berusia 15 tahun ke atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi
diri sendiri serta masyarakat sekitar melalui program News and Sports yang
dimilikinya.
“TvOne : Terdepan Mengabarkan”
Visi misi TvOne dan logo (TvOne.co.id)
TvOne secara korporasi mempunyai VISI untuk mencerdaskan semua
lapisan masyarakat yang pada akhirnya memajukan bangsa.
33
Adapun misinya yaitu:
1) Menjadi stasiun TV Berita dan Olahraga nomor satu.
2) Menayangkan program News & Sport yang secara progresif mendidik
pemirsa untuk berpikiran maju, positif dan cerdas.
3) Memilih program News & Sport yang informatif dan inovatif dalam
penyajian dan kemasan.
Logo
1) Warna Merah dan Putih melambangkan Indonesia
2) Lingkaran dengan angka 1 di dalamnya merupakan simbol persatuan
3) Sedangkan penggunaan kalimat berbahasa Inggris, One, menunjukkan
kesiapan TvOne dalam kancah pertelevisian global. Mudah dipahami oleh
mitra kerja TvOne yang berada di luar negeri serta mencerminkan
optimisme kebangsaan, sebagai bangsa Indonesia yang ingin maju.
B. Perkembangan Perusahaan
untuk mengahadapi tuntutan pasar media televisi dan peningkatan
kualitas program acara yang ditampilkan, maka segmentasi pasar diubah yaitu
siaran TvOne akan didominasikan tayangan informative seperti 70% berita dan
olahraga sedangkan 30% menampilkan program selected entertainment
34
lainnya. Perubahan pola siaran Lativi menjadi TvOne akan menjadi tren baru
industri pertelevisian. Selain nama atau logo yang berubah, TvOne juga
melakukan perubahan secara maksimal dalam startegi pasar untuk mendukung
pola baru siaran TvOne. Keseriusan TvOne dalam menerapkan strategi
tersebut adalah dengan menampilkan format-format yang inovatif dalam hal
pemberitaan dan penyajian program yang ditampilkan (data CRD TvOne).
Mengklasifikasikan program-programnya dalam kategori News One,
Sport One, Info One, dan Reality One, TvOne membuktikan keseriusannya
dalam menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format yang
inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian program.
Sebagai pendatang baru dalam dunia televisi, TvOne telah
mempersiapkan bentuk segmentasi pasar TvOne yang terdiri dari:
1. News dan Current Affairs
TvOne menyajikan bentuk berita baru yang belum pernah ada
sebelumnya. Seperti Apa Kabar Indonesia, yang telah tayang perdana pada
hari senin, 11 Februari 2008. Apa Kabar Indonesia merupakan program
informasi dalam bentuk diskusi ringan dengan topik-topik terhangat
bersama para narasumber dan masyarakat, disiarkan secara langsung pada
pagi hari dari studio luar TvOne.
Sedangkan program berita hardnews TvOne dikemas dengan judul
: Kabar Terkini, Kabar Pagi, Kabar Pasar, Kabar Siang, Kabar Petang
dan Kabar Malam. Kemasan yang berbeda juga disuguhkan oleh Kabar
35
Petang, menampilkan bentuk pemberitaan yang menghadirkan secara
langsung berita-berita dari Biro Pusat Jakarta dan beberapa Biro Daerah (
Medan, Surabaya, Makassar ) dengan bobot pemberitaan yang berimbang
antar semua Biro. Program ini meraih penghargaan MURI (Museum
Rekor Indonesia) sebagai “Tayangan Berita yang Dibacakan Langsung
Oleh 5 Presenter dari 4 Kota Yang Berbeda Dalam Satu Layar”.
Sedangkan Kabar Malam bekerjasama dengan seluruh media nusantara
untuk menghasilkan editorial yang lengkap, kredibel dan dinamis (data
CRD TvOne).
Program-program current affairs yang eksklusif juga diproduksi
oleh TvOne diantaranya sebagai berikut (TvOne.co.id):
a) Telusur adalah program yang menyuguhkan tayangan peristiwa
yang sedang berkembang di masyarakat.
b) Kerah Putih adalah program yang menelusuri dan membongkar
sampai tuntas kasus-kasus korupsi dan suap yang terjadi mulai dari
pejabat kelas atas hingga ke bawah.
c) Menyingkap tabir adalah program penelusuran lebih dalam tetapi
tetap menggunakan unsur forensik, mencari fakta, meluruskan
sebuah peristiwa dengan memulai mencari fakta oleh reporter
untuk disajikan kepada public masyarakat.
Adapun program-program documentary tvOne mengandung unsure
petualangan dan edutanment dengan program:
36
a) Nuansa Seribu Pulau adalah program yang menyajikan keindahan
pulau-pulau di Indonesia, kehidupan bahari, ekosistem laut
termasuk flora dan fauna.
b) Khatulistiwa adalah sebuah program yang mengangkat dimensi
social budaya suatu daerah yang meliputi kesenian, upacara adapt,
karya seni kehidupan tradisional setempat
c) Backpacker adalah sebuah program yang menyuguhkan sebuah
perjalanan dan melihat fenomena-fenomena selam perjalanan
mengenai kehidupan tempat atau Negara yang dilaluinya.
2. Sports
Tayangan Sport TvOne akan meliputi pertandingan-pertandingan
unggulan yang disiarkan langsung, mulai dari Kompetisi Sepakbola
Nasional (Copa Indonesia), Sepak Bola Eropa (Liga Inggris dan Liga
Belanda), Kompetisi Bola Basket Nasional (IBL) dan Bola Voli Nasional /
Pro Liga (data CRD TvOne).
3. Entertainment
TvOne juga menayangkan program-program Selected
Entertainment yang mampu memberikan inspirasi bagi para pemirsa untuk
maju dan selalu berpikiran positif, tanpa unsur membodohi.
Program Entertainment TvOne menayangkang acara pilihan yang
mampu memberikan inspirasi positif diantaranya adalah program gaya
wanita, expose ialah program infotainment yang dikemas secara berbeda
37
dengan menampilkan kehidupan selebritis. Dan masih banyak program-
program lainnya.
Pada awal tahun ini, TvOne memiliki 26 stasiun pemancar dan
pada akhir tahun akan menjadi 37 stasiun pemancar di berbagai daerah
dengan jumlah potensi pemirsa 162 juta pemirsa. Melalui perkembangan
tersebut, diharapkan penyebaran semangat TvOne untuk mendorong
kemajuan bangsa dapat terealisasi dengan baik (data CRD TvOne).
C. Program Acara Apa Kabar Indonesia
Apa Kabar Indonesia tayang perdana pada senin, 11 Februari 2008 di
pagi hari. Dimulai tanggal 21 April 2008 Apa Kabar Indonesia hadir dua kali
dalam sehari yaitu pagi sebagai program berita pembuka TvOne dan pada
malam hari sebagai program berita penutup di TvOne. Apa Kabar Indonesia
hadir sebagai tayangan berita yang memadukan pola news konvensional
dengan kretivitas pada on air presentation. Mengangkat isu-isu aktual yang
berkaitan langsung dengan kehidupan publik. Program ini awal mulanya
mengadaptasi dari program-program talkshow yang ada di Amerika, salah
satunya Today’show. Program ini mengkombinasikan tayangan talkshow di
stasiun-stasiun tv di Amerika, dimana menjadikan talkshow sebagai pengantar
desain pemberitaan pada hari itu (wawancara IMA: 1)
Nama Apa Kabar Indonesia itu sendiri berasal dari saat awal
pembuatannya dulu, program Apa Kabar Indonesia memang diarahkan berisi
kabar-kabar paling hangat dan aktual yang terjadi di seluruh Indoensia. Selain
38
itu, idiom Apa Kabar sangat melekat dan membudaya dalam masyarakat
Inodnesia. Setaip kali kita saling bertemu dengan teman, sahabat, keluarga,
rekan bisnis dan sebagainya seringkali kita menyanyakan kabar mereka
dengan kalimat Apa Kabar. Karena dua hal tersebut, yakni content program
yang berisi kabar-kabar di seluruh Indonesia dan kalimat Apa Kabar yang
mudah diingat karena sudah melekat, sering diucapkan dan membudaya di
masyarkat kita, maka program itu diberi nama Apa Kabar Indonesia (data
CRD TvOne).
Pada dasarnya program Apa Kabar Indonesia adalah program yang
menjadi “beranda” bagi keseluruhan program berita di TvOne (Kabar Pagi,
Kabar 9, Kabar Siang, Kabar 15, Kabar Petang, Kabar Malam). Apa Kabar
Indonesia di pagi hari dimaksudkan sebagai pembuka rangkaian kabar-kabar
di TvOne, yang berisi dialog isu-isu yang tengah bergulir atau running isue
dan juga prediksi kabar atau berita yang hangat diperbicangkan pemirsa pada
hari itu. Program ini juga menjadikan prolog bagi desain dan agenda
pemberitaan, dimana isu-isu yang berkembang pada hari itu, menjadi topik
perbincangan pada saat talkshow. Sehingga program ini menjadi referensi bagi
pemirsa untuk mengetahui informasi (wawancara IMA: 2)
Program Apa Kabar Indonesia di pagi hari itu dikemas secara dinamis,
tidak sekedar hanya talkshow saja. Sehingga kemasannya di bikin dengan
suasana renyah, santai, dan komunikatif. Oleh karena itu program ini di pandu
oleh tiga presenter yaitu Indie Rahmawati, Andrie Djarot dan Jimmy
Darusman. Dengan pembawaan dari dua presenter ini diharapkan jalannya
39
talkshow menjadi lebih menarik, variatif, dan mendapatkan substansi topik
yang dibahas baik sebuah permasalahan ataupun informasi untuk para
pemirsa.
Topik-topik yang diangkat di Apa Kabar Indonesia sangatlah beragam
dari mulai ekonomi, politik, budaya, sosial yang terangkum anatara hard news
dan soft news. Adapun beberapa kriteria bagi sebuah topik yang diangkat di
program ini ialah tergantung pada desain agenda editorial pemberitaan pada
hari itu, tergantung pada isu yang berkembang saat itu, dan sebuah topik yang
mengakomodasi sisi human interest dari isu –isu hard news. Karena itu
program ini dalam penempatan topiknya lebih kepada topik yang beragam
(gado-gado). Selain itu juga ada sekmen dari program ini yang sengaja
diberikan langsung untuk pemirsa yang menyangkut bidang sosial. Yaitu
sekmen mampir (pengaduan masyarakat) yang biasanya targetnya mengarah
kepada kemanusiaan. Hal ini hadir karena pemirsa di Apa Kabar Indonesia
memiliki kekuatan (mayoritas) disaksikan oleh kaum perempuan (ibu-ibu).
Adapun bagi para kaum laki-laki seperti pekerja, pengusaha, dan lain-lain
program ini tetap mengakomodasia dengan berbagai informasi-informasi yang
ditayangkan (wawancara IMA: 3).
Program Apa kabar Indonesia ini memiliki keunggulan-keunggulan
tertentu, diantaranya sebuah acara yang sangat berbbeda dengan acara
talkshow lainnya yaitu lokasi siaran yang menggunakan konsep semi out door,
Wisma Nusantara, Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan City Walk Sudirman
yang menjadi lokasi pusat keramaian, pusat perkantoran, pusat pemerintahan,
40
disebut sebagai centralnya Jakarta. Terlebih Wisma Nusantara dekat dengan
Bundaran HI yang seeringkali menjadi tempat dalam menyampaikan aspirasi.
lokasi ini dipilih agar dapat membangun atmosfer out door. Sebagai bentuk
adaptasi dan akomodasi dari suasan kesibukan pada pagi hari saat menjelang
kerja. Dengan durasi selama tiga jam dan ditayangkan lima kali dalam
seminggu secara live, pada pukul 06.30 – 10.00 WIB, program ini hadir untuk
memenuhi kebutuhan pemirsanya akan isu-isu dan informasi yang menarik
dan berkembang di dalam negeri maupun luar negeri (wawancara IMA: 4).
Karena format Apa Kabar Indonesia adalah hard talkshow, maka isu-
isu yang dibahas formatnya pun harus kuat, keras, pro-kontra, serius namun
tetap dibawakan secara dinamis, variatif, sedikit menghibur agar mudah
dicerna oleh masyarakat (wawancara IMA: 2).
Pemilihan narasumbernya itu sendiri diharuskan yang paling capable
dan credibel untuyk berbicara tentang topik yang sedang dibahas.
Narasumbernya harus cover both side (dari pihak yang pro dan kontra) agar
adil. Karena ini acara talkshow maka kriteria dari narasumber yang dapat
mendukung acara ini secar maksimal, dibutuhkan narasumber yang
komunikatif, orang yang bicaranya bagus, tegas, langsung, cepet, tidak lemah,
dan mampu untuk diajak berdebat. Adapun juga narasumber yang biasa
dihadirkan yaitu sebagai pengamat, agar dapat memenuhi kebutuhan sudut
pandang topik yang berbeda dan lebih variatif.
41
Oleh karena itu, program Apa Kabar Indonesia sebisa mungkin kita
harus mampu menghadirkan narasumber dari mulai dua samapai lima orang
dalam setiap topik yang dibahas (wawancara IR: 3).
Target audience Apa Kabar Indonesia itu sendiri adalah usia remaja
keatas. Dengan program ini pemirsa dituntut agar berpikir maju dan
melakukan perbaikan bagi diri sendiri dan masyarakat sekitar. Selain itu
ditinjau dari segi waktunya pada pagi hari, maka kaum perempuan khususnya
ibu-ibu juga menjadi target dari program talkshow ini. Disamping dari kaum
pria juga yang membutuhkan akan informasi dipagi hari.
Dilihat dari perspektif penghasilan target audience program ini ialah
ABC1 yaitu untuk pemirsa kalangan menengah keatas. Makanya kemasan di
program Apa Kabar Indonesia ini dibuat dinamis, tidak membosankan, dan
kaya akan variasi. Program TvOne ini dari segi ratting di bilang cukup stabil
dengan grafik yang terus menanjak. karena banyak masyarakat yang cukup
antusias terhadap program talkshow ini sebagai pemenuh kebutuhan kan
informasi yang sedang menjadi hot isue di masyarakat (wawancara IMA: 7).
Oleh karena itulah program Apa Kabar Indonesia menambah jam
tayangnya yang semula dari pukul 06.30 –08.30 menjadi dari pukul 06.30 –
10.00. penambahan jam tayang ini sangatlah menguntungkan dari segi
penjualan program terhadap permintaan iklan yang luar biasa. Adapun
beberapa poin alasan dari penambahan jam tayang ini (wawancara IMA: 6),
yaitu:
42
1. meningkatnya jumlah iklan, sehingga dibuat kebijakan untuk menambah
jam siaran agar dapat mengakomodasi tingginya kebutuhan iklan.
2. ditinjau dari kemasan talkshow yang berbeda, program Apa Kabar
Indonesia banyak diminati para pemirsa sehingga kita tentunya
mengoptimalkan kebutuhan informasi melalui pemberitaan di program ini.
program Apa Kabar Indonesia menjadi tempat para pemirsa yang
ingin menyampaikan aspirasi, baik secara langsung (Live) maupun tidak
(melalui sms, facebook, twitter, telepon). Bahkan penyampaian aspirasi ini
memiliki sekmen-sekmen tertentu dan membutuhkan waktu untuk
aktualisasinya (wawancara IMA: 6).
Bahkan rencananya program ini akan bertambah jam tayang lagi
samapai jam 12 siang dengan kemasna yang lebih dinamis dan lokasi yang
berpindah-pindah. Usaha ini tentu merupakan penguatan brand dari acara ini
yang sudah kuat dimata para pemirsa Apa Kabar Indonesia.
Dalam penyelenggaraan acara Apa Kabar Indonesia ini tentu memiliki
kerabat kerja yang mendukung terselenggaranya acara tersebut berlangsung
adapun bagian-bagiannya sebagai berikut:
1. Penanggung Jawab yaitu Seseorang yang bertanggung jawab atas
keseluruhan program acara Apa Kabar Indonesia dari mulai pra produksi,
produksi sampai pasca produksi.
2. Eksekutif Produser yaitu seseorng yang mengawasi atas hasil keseluruhan
produksi yang akan dipertanggung jawabkan secara khusu kepada
43
penanggung jawab program maupun pemimpin redaksi, sampai peimpin
tertinggi dalam perusahaan, yang menjadi Eksekutif Produser dalam
program Apa Kabar Indonesia ini ialah Irfan Maulana Amrullah.
3. Produser yaitu seseorang yang menjadi tanggung jawab secara umum
terhadap seluruh pelaksanaan produksi acara Apa Kabar Indonesia, dari
mulai gagasan baru, penentuan narasumber, penentuan topik, timing dan
teknis produksi. Dengan tujuan acara talkshow ini dapat dinikmati oleh
para pemirsa.di program Apa Kabar Indonesia ini yang menjadi produser
ialah Heri, Indie Rahmawati, Miranti, Andrie Djarot, Titie. Didukung juga
oleh asisten produksi yaitu, Nisa, Vera, Lisa, Ian, dan lainnya.
4. Program Director yaitu seseorang yang bertugas menggarap acara siaran
yang direncanakan oleh produser, seperti penentuan shoot kamera,. Dan
bertanggung jawab atas produksi siaran yang dilaksanakan, sehingga
bernilai dan berkualitas hasil siarannya.
5. Technical director yaitu seseorang yang melakukan intruksi atau perintah
kapan mengenai timing siaran, penentuan sekmen selanjutnya,
mempersiapkan narasumber untuk masuk ke lokasi siaran. Biasanya
technical director ini berkoordinasi dengan produser dan program director
6. Kameramen yaitu seseorang yang bertugas dalam kapasitas proses
pengambilan gambar. Kameramen bertanggung jawab mengoperasikan
kamera secara fisik dan memlihara komposisi seluruh adegan yang terjadi
di acara talkshow tersebut. Kameramen di program Apa Kabar Indonesia
ini berjumlah empat orang yang memiliki tugasnya masing –masing
44
seperti, pengambilan gambar untuk presenter, pengambilan gambar untuk
narasumber, dan pengambilan gambar secara keseluruhan.
7. Floor director. Yaitu seseorang yang bertugas mengkomunikasikan
pesan-pesan berkaitan dengan teknis siaran kepada presenter yang berada
dilapangan baik untuk memulai acara maupun mengakhiri acara.
8. Wardrobe yaitu seseorang yang bertugas menata busana presenter yang
akan tampil diharapkan penampilan perenter benar-benar menarik agar
dapat menjadi daya tarik dari pemirsa.
9. Tata rias dan rambut yaitu seseorang yang menata rias wajah ataupun
rambut presenter, hal ini dilakukan berkaitan dengan tampilan baik bagi
presenter.
10. Audioman yaitu seseorang yang bertugas menentukan mikrofon apa yang
akan dipakai oleh presenter dan narasumber. Selain itu, audioman juga
mengontrol suara yang keluar ketika acara sedang berlangsung, seperti
penelepon, laporan live yang dikabarkan di program ini, dan lain-lain.
11. Lighting yaitu seseorang yang mengatur penyinaran atau lighting dalam
penggarapan di program Apa Kabar Indonesia, bagian ini merupakan
aspek penting untuk kesempurnaan produksi yang dihasilkan dari tekhnis
penempatan lampu, gerakan lampu dan lain-lain. Bagian piñata cahaya
harus mendapat perhatian yang teliti dari pengarah acara sehingga benar-
benar mendukung naskah kamera.
12. VTR (video tape recorderd) yaitu seseorang yang berfungsi untuk
mengatasi kesulitan yang dialami kerabat kerja dalam proses produksi
berlangsung.
45
46
13. Computer Graphic Operator yaitu seseorang yang ebrtugas melayani dan
menjalankan system dan peralatan yang ada hubungannya dengan
komputerisasi. Misalnya menayangkan credit title, bumper ini dan bumper
out, running text, dan lain sebagainya
14. Unit yaitu seseorang yang bertugas untuk melakukan pengaturan keuangan
operasional program Apa Kabar Indonesia, dari mulai menyiapkan
keperluan keuangan untuk konsumsi, akomodasi untuk narasumber, dan
lainnya yang berhubungan dengan masalah keuangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan oleh peneliti tentang
perencanaan produksi program Apa Kabar Indonesia di TvOne pada edisi
tanggal 15 April 2010, maka dapat disimpulkan mengenai beberapa arahan
penelitian ini mengenai perencanaan materi siaran (topik), perencanaan SDM
(narasumber dan tim Apa Kabar Indonesia), dan teknis siaran (persiapan
kameramen, timing, lighting, dan lain-lain). Adapun kesimpulannya sebagai
berikut:
1. Dari hasil observasi peneliti bahwasanya program Apa Kabar Indonesia
dalam melakukan perencanaan produksinya, menggunakan rapat redaksi.
Rapat itu bentuknya koordinasi, karena dalam merencanakan produksi,
terlebih untuk menentukan topik tim produksi harus update informasi terus
dari mulai pagi sampai malam hari. Teknis rapatnya tidak formal tetapi
lebih kepada kondisional. Yang terpenting ialah koordinasi. Salah satu
media yang dijadikan untuk rapat koordinasi adalah BBM (Black BerRy
Messenger). Dan koordinasi ini sangatlah efektif. Satu nulis di BBM baik
memberi saran atau komentar maka semuanya akan baca (digroup).
2. Dalam perencanaan untuk mencari isi materi (topik) siaran di edisi
selanjutnya, biasanya dengan pencarian yang dilakukan dengan browsing
internet, membaca koran edisi hari itu, menonton kabar terbaru dari
79
televisi. Selain itu tim melakukan sharing atau koordinasi bersama tim
Produksi yang lainnya, dengan menentukan beberapa topik yang kuat
untuk dijadikan headline berita di program Apa Kabar Indonesia edisi
besok. Adapun beberapa beberapa topik yang menjadi acuan di program
Apa Kabar Indonesia yaitu, Topik – topik yang beragam, dari ekonomi,
politik, budaya, atau antara hard news dan soft news. Adapun beberapa
kriteria bagi sebuah topik yang diangkat di program ini ialah tergantung
pada desain agenda editorial pemberitaan pada hari itu, tergantung pada
isu yang berkembang saat itu, dan sebuah topik yang mengakomodasi sisi
human interest dari isu –isu hard news. Karena itu program ini dalam
penempatan topiknya lebih kepada topik yang beragam (gado-gado).
Secara keseluruhan terdapat kriteria umum bagi setiap topik dalam
pemberitaan media masa dan menjadi pegangan juga di program Apa
Kabar Indonesia, diantaranya:
a) terdapat unsur informasi
b) terdapat nilai beritanya
c) aktualita
d) progsimity (kedekatan berita dengan para pemirsanya)
3. Adapun dalam menentukan beberapa narasumber diharapkan yang
kompeten terhadap topik yang sudah ditentukan, contohnya ketika edisi
tanggal 15 April 2010 tentang “tragedi Tanjung Priok” dihadirkan sebagai
narasumber yaitu perwakilan keluarga makam Mbah Priok dan dari pihak
Satpol PP (Pemerintah). Secara umum di program Apa Kabar Indonesia
ini terdapat beberapa kriteria yang dapat dijadikan narasumber yaitu
80
narasumber yang berbicara aktif, orang yang bicaranya bagus, tegas,
langsung, cepet, tidak pelan, tidak lemah, tidak lembut. Sebisa mungkin
mencari narasumber yang komunikatif. Yang menjadi perhatian TvOne
yaitu mencari narasumber yang cover both side, harus adil, harus mencari
informasi yang sesuai dengan sumbernya. Dari pihak produksi biasanya
menghadirkan nara sumber sampai 4 atau 5 orang, tujuannya untuk
mendapatkan pemikiran-pemikiran yang bebeda dari masing-masing nara
sumber.
4. Terakhir perencanaan berkaitan dengan teknis produksi yang biasanya tim
produksi melakukan kerja sama dengan tim produksi lapangan seperti
kameramen, floor director, programe director, audioman, lighting, unit,
wardrobe, driver, dan keamanan. Pada konsepnya biasanya yang berkaitan
langsung dengan produksi di rencanakan oleh tim produksi dan nanti akan
di koordinasikan kepada program director apabila berkaitan dengan
kameramen, lighting, audio. Adapun terdapat catatan-catatan koordinasi
berkaitan dengan perencanaan pada teknis siaran ini, diantaranya:
a) Catatan untuk CG (yang mengoperasikan judul-judul dialog di
layar televisi ketika dialog sedang berlangsung.
b) Catatan untuk switcher (orang yang mengoperasikan variasi dan
kondisi gambar pada acara sedang berlangsung)
c) Catatatn untuk driver tentang jemputan nara sumber yang akan
dijemput
81
82
d) Koordinasi kepada pihak Program Director yang akan
mengoperasikan teknis siaran di lapangan saat acara talkshow
sedang berlangsung.
B. Saran-Saran
Adapun saran yang akan penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Peneliti berharap kepada program Apa Kabar Indonesia di TvOne
untuk meningkatkan kualitas penyiaran dalam setiap edisinya
terutama dilihat dari teknis siaran yang kadang kala terjadi miss
comunication. Seperti perpindahan antara sekmen acara dengan
iklan, begitupun sebaliknya.
2. Program Apa Kabar Indonesia ini merupakan program yang
banyak diminati masyarakat di pagi hari, terutama dengan topik-
topik teraktual yang di bahas melalui dialog, namun kadangkala
terdapat penempatan waktu yang tidak terkontrol ketika dialog
yang sedang berlangsung dengan kabar –kabar dari program TvOne
lainnya. Jadi diharapkan agar lebih efesien lagi dalam pengaturan
manajemen waktunya, supaya lebih teratur dan bisa lebih dinikmati
oleh masyarakat yang menonton.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fred Wibowo, 2007, Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: PINUS
BOOK PUBLISHER.
2. Robert K Yin, 2002, Studi Kasus, Desain dan metode, Penerjemah Djau Yam
dan Mudzakir, Jakarta: Raja Grafindo.
3. Caruso, James R.-Mavis E. Arthur. 1990. A Beginner’s Guide to Pro-ducing
televise. Englewod Cliffs, New Jersey: Prentice Hall
4. Drs. T. Hani Handoko, M.B.A., Ph.D. 2000, Dasar-Dasar Manajemen
Produksi Dan Operasi,Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
5. Richard B. Chase dan Nicholas J. Aquilano, 1981, Production and Operations
Management, edisi ketiga, Richard D. Irwin, Inc., Homewood, Illinois
6. Deddy Iskandar Muda, 2005, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter
Profesional, Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
7. Askurifai Baksin, 2006, Jurnalistik Televisi teori dan praktik, Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
8. Isaac, S. dan W. B. Michael, 1981, Handbook in Research and Evaluation,
San Diego: Edits Publishers.
9. Wood, G., 1977, Fundamentals of Psychological Research, Little, Brown, and
Company, Boston.
10. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc., 2005, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung:
PT. REMAJA ROSDAKARYA.
11. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc., 1996, Psikoogi Komunikasi, Bandung: PT.
REMAJA ROSDAKARYA.
12. Frederick W. Schieck, 2003, Peranan Media Independen Dalam Membangun
Demokrasi, Kedutaan besar Amerika, Jakarta
13. H.A. Harding, B.Sc., A.M.B.I.M, 1984, manajemen produksi, Jakarta: BALAI
AKSARA
14. Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr., 2007, Teori Komunikasi:
Sejarah, Metode dan Terapan di dalam Media Massa, Jakarta: Kencana
15. Seltiz, C., L.s. Wrigtsman, S.W. Cook, 1976, Research Methods in Social
Relations, Holt, Rinehart, and Winston, New York
16. Eiji Ogawa, Prof., 1984, Manajemen Produksi Modern, Jakarta: Lembaga
Penerbit FEUI
17. Sudirman Tebba, 2005
18. (International Centre of Journalists, 2003)
Referensi yang diambil di warnet yaitu:
1. Hendra, 2008, (http://www.hendra.ws/pengertian-talkshow). Di akses tanggal
17 Maret 2010
2. Anang - bitter Mojo/Mojopahit, 2009, (http://www.Anangbitter
Mojo/Mojopahit). Di akses tanggal 17 Maret 2010.
3. J Anto, 2009, “Menelaah Kebijakan Redaksi Pers Medasn Dalam
Memberitakan Isu HIV/AIDS”, dari (http://buntomijanto.wordpress.com/wp
admin/). diakses tanggal 17 Maret 2010.
4. Perencanaan Produksi Posted on Januari 14, 2008 by Achun Zulidamel Badri,
Skom. Diakses tanggal 18 Maret 2010.
5. www.tvone.co.id (dalam program-program TV One). Diakses tanggal 18
Maret 2010.
6. Eko Nurhuda, 2009, “TV One Yang Baru Yang Beda”, dari (http//www.aky-
babarsari.com/2009/03.html/) diakses tanggal 18 Maret 2010.
Sedangkan data dokumen dari TvOne yaitu:
1. Data CRD TvOne yang di ambil tanggal 24 Mei 2010
2. Data Rating/share/index Apa Kabar Indonesia Pagi tanggal 15 April 2010:
2.3/18.8/154 di ambil tanggal 24 Mei 2010
3. Dokumen Reques To Editor Apa Kabar Indonesia Pagi 15 April 2010, diambil
tanggal 1 Mei 2010
4. Data Grafis Apa Kabar Indonesia Pagi 15 April 2010, diambil tanggal 1 Mei
2010
5. Dokumen Final Rundown Apa Kabar Indonesia, Kamis, 15 April 2010,
diambil tanggal 1 Mei 2010.
6. Dokumen Rundown Apa Kabar Indonesia di City Walk, Kamis, 15 April
2010, diambil tanggal 1 Mei 2010.
Terdapat referensi yang diambil dari wawancara yaitu:
1. Wawancara dengan Produser Eksekutif Apa Kabar Indonesia di TvOne yaitu
Irfan Maulana Amrullah, pada tanggal 11 Mei 2010.
2. Wawancara dengan presenter sekaligus menjadi produser Apa Kabar
Indonesia di TvOne yaitu Indie Rahmawati, pada tanggal 19 Mei 2010.