LAMPIRAN 4-
DAFTAR KETERAMPILAN
KLINIS
BAB 2 – SISTEM PSIKIATRI
NO NAMA
KETERAMPILAN
APA YANG DIMAKSUD DAN
BAGAIMANA
ALAT YANG DIGUNAKAN PENYAKIT YANG BERKAITAN
ANAMNESIS
1 Autoanamnesis dengan
pasien
anamnesis yang dilakukan langsung terhadap
pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab
semua pertanyaan dokter dan menceritakan
permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis
terbaik karena pasien sendirilah yang paling
tepat untuk menceritakan apa yang
sesungguhnya dia rasakan.
Tidak ada semua penyakit karena untuk
menganalisis sebuah penyakit, dokter
harus memulai dengan anamnesis.
(http://razimaulana.wordpress.com/
2008/12/02/anamnesis/)
2 Alloanamnesis dengan
anggota keluarga/orang
lain yang bermakna
Anamnesis yang didapat dari informasi orang
lain, Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah
atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan,
atau pada pasien anak-anak, maka perlu orang
lain untuk menceritakan permasalahnnya.
Tidak ada semua penyakit karena untuk
menganalisis sebuah penyakit, dokter
harus memulai dengan anamnesis.
Pada kasus alloanamnesis terutama
penyakit yang biasa diderita oleh anak-
anak.
(http://razimaulana.wordpress.com/200
8/12/02/anamnesis/)
3 Memperoleh data
mengenai
keluhan/masalah utama
suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat
suatu percakapan antara seorang dokter dengan
pasiennya secara langsung atau dengan orang
lain yang mengetahui tentang kondisi pasien,
untuk mendapatkan data pasien beserta
Tidak ada semua penyakit karena untuk
menganalisis sebuah penyakit, dokter
harus memulai dengan anamnesis
terutama menanyakan keluhan utama
yang dirasakan oleh pasien.
permasalahan medisnya. Terutama
mempertanyakan keluhan utama atau apa yang
menyebabkan pasien memutuskan untuk ke
dokter.
(http://razimaulana.wordpress.com/200
8/12/02/anamnesis/)
4 Menelusuri riwayat
perjalanan penyakit
sekarang/dahulu
riwayat perjalanan penyakit sekarang : Dari
seluruh tahapan anamnesis bagian inilah yang
paling penting untuk menegakkan diagnosis.
Tahapan ini merupaka inti dari anamnesis.
Terdapat 4 unsur utama dalam anamnesis
riwayat penyakit sekarang, yakni : (1) kronologi
atau perjalanan penyakit, (2) gambaran atau
deskripsi keluhan utama, (3) keluhan atau
gejala penyerta, dan (4) usaha berobat. Selama
melakukan anamnesis keempat unsur ini harus
ditanyakan secara detail dan lengkap.
Kronologis atau perjalanan penyakit dimulai
saat pertama kali pasien merasakan munculnya
keluhan atau gejala penyakitnya. Setelah itu
ditanyakan bagaimana perkembangan
penyakitnya apakah cenderung menetap,
berfluktuasi atau bertambah lama bertambah
berat sampai akhirnya datang mencari
pertologan medis. Apakah munculnya keluhan
atau gejala tersebut bersifat akut atau kronik,
Tidak ada semua penyakit karena untuk
menganalisis sebuah penyakit, dokter
harus memulai dengan anamnesis
termasuk menanyakan riwayat
penyakit sekarang dan terdahulu.
(http://razimaulana.wordpress.com/200
8/12/02/anamnesis/)
apakah dalam perjalanan penyakitnya ada
faktor-faktor yang mencetuskan atau
memperberat penyakit atau faktor-faktor yang
memperingan. Bila keluhan atau gejala tersebut
bersifat serangan maka tanyakan seberapa
sering atau frekuensi munculnya serangan dan
durasi atau lamanya serangan tersebut, Keluhan
atau gejala penyerta adalah semua keluhan-
keluhan atau gejala yang menyertai keluhan
atau gejala utama. Dalam bagian ini juga
ditanyakan usaha berobat yang sudah dilakukan
untuk penyakitnya yang sekarang. Pemeriksaan
atau tindakan apa saja yang sudah dilakukan
dan obat-obat apa saja yag sudah diminum.
Riwayat perjalanan penyakit terdahulu :
Seorang dokter harus mampu mendapatkan
informasi tentang riwayat penyakit dahulu
secara lengkap, karena seringkali keluhan atau
penyakit yang sedang diderita pasien saat ini
merupakan kelanjutan atau akibat dari penyakit-
penyakit sebelumnya.
5 Memperoleh data
bermakna mengenai
riwayat perkembangan,
pendidikan, pekerjaan,
riwayat pekerjaan : Bila seorang dokter
mencurigai terdapatnya hubungan antara
penyakit pasien dengan pekerjaannya, maka
tanyakan bukan hanya pekerjaan sekarang
Tidak ada semua penyakit karena untuk
menganalisis sebuah penyakit, dokter
harus memulai dengan anamnesis
termasuk menanyakan riwayat
perkawinan, kehidupan
keluarga
tetapi juga pekerjaan- pekerjaan sebelumnya.
Riwayat perkawinan : Kadang berguna untuk
mengetahui latar belakang psikologi pasien
Riwayat penyakit keluarga : Untuk
mendapatkan riwayat penyakit keluarga ini
seorang dokter terkadang tidak cukup hanya
menanyakan riwayat penyakit orang tuanya
saja, tetapi juga riwayat kakek/nenek,
paman/bibi, saudara sepupu dan lain-lain.
Untuk beberapa penyakit yang langka bahkan
dianjurkan untuk membuat susunan pohon
keluarga, sehingga dapat terdeteksi siapa saja
yang mempunyai potensi untuk menderita
penyakit yang sama.
pendidikan, perkawian, pekerjaan, dan
riwayat penyakit keluarga.
(http://razimaulana.wordpress.com/200
8/12/02/anamnesis/)
PEMERIKSAAN PSIKIATRI
6 Penilaian status mental Observasi :
- Penampilan
- Kesadaran
- Perilaku psikomotor
Percakapan
- Perhatian dan konsentrasi
- Bicara dan pikiran
- Orientasi
- Memori
- Afek
Tidak ada demensia, insight, fugue disosiatif,
serangan hipoglikemik, amnesia global
transient, transient ischemic attack,
pseuoseizure, kejang grand mal,
serangan kataplektik, halusinasi,
paralise tidur, serangan paroksimal,
waham, distorsi memori, dan dejavu.
(http://dhindrias.blogspot.com/2012/11
/penilaian-status-mental.html)
Eksplorasi :
- Mood
- Tingkat energi
- Persepsi
- Isi pikiran
- Gejala somatik yang tidak bisa dijelaskan
secara medik
- Konversi
- Disosiasi
- Serangan paroksismal (spell)
- Fungsi eksekutif
- Insight
- Penilaian
Observasi :
- Mencatat berbagai perilaku dan
menginterpretasikan maknanya.
- Tidak memerlukan kerjasama dengan pasien
- Harus menegakkan rapport sehingga pasien
akan mengungkapkan informasi yang
diperlukan
- Dilakukan dalam beberapa menit pertama
- Untuk pasien yang menolak bicara,
observasi merupakan satu-satunya cara yang
tersedia sebagai metode penilaian
- Setiap gangguan yang teramati disebut sign.
Percakapan :
- percakapan sepintas lalu, tidak terarah.
Selama percakapan, dinilai kondisi pasien saat
dia agak off-guard (tidak hati-hati), tidak
menyadari pemeriksaan psikiatrik yang sudah
dimulai.
- Pasien yang berhati-hati, hostile atau
kekerasan verbak mungkin menolak eksplorasi,
tetapi tidak menolak percakapan
Eksplorasi :
- membuka pengalaman internal pasien yang
tidak ditampilkan. Untuk melihatnya pasien
harus dimotivasi untuk berbicara. Jika pasien
mau membicarakan masalahnya, penilaian
gejala bisa dilakukan
- jika pasien menjadi hostile, mundur dari
eksplorasi dan kembali lagi ke percakapan
7 Penilaian kesadaran A. Composmentis : Baik / sempurna
B. Apathis : Perhatian berkurang
C. Samnolent : Mudah tertidur walaupun
sedang di ajak bicara
D. Supor : Dengan rangsangan yang kuat masih
memberikan respon gerakan
E. Soporocoma : Hanya tinggal reflek cornea
(sentuhan kapas pada kornea akan menutup
kapas atau benda lembut
lainnya untuk reflek kornea.
(http://efrialfred.blogspot.com/
2013/02/penilaian-tingkat-
kesadaran.html)
stroke, penyakit jantung, syok,
hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia,
uremia, koma hepatikum, pusing,
diare, muntah, dan tumor otak.
(http://rizabarbie.blogspot.com/2012/0
6/pasien-dengan-penurunan-
kesadaran_02.html).
kelopak mata
F. Coma : Tidak memberi respon sama
sekali
8 Penilaian persepsi
orientasi intelegensi
secara klinis
a. taraf pendidikan, pengetahuan, dan
kecerdasan
tingkat pendidikan formal pasien dan
pendidikan yang didapatnya sendiri, penilaian
taraf kemampuan intelektual pasien, apakah
mampu berfungsi sesuai dengan pendidikan dan
intelegensinya menghitung, menjumlahkan,
pengetahuan umum, pertanyaan-pertanyaan
yang sesuai dengn tingkat penddidikannya, dan
latar belakang kebudayaan pasien, perkiraan IQ.
b. daya konsentrasi
mengurangi 100 dengan 7 secara berturut-turut:
apabila pasien tidak dapat mengurangi dengan
kelipatan 7, dapat diberi tugas yang lebih
mudah (4x9 atau 5x4)
c. orientasi
- waktu : apakah pasien mengetahui sudah
berapa lama ia dirawat di rumah sakit, apakah
pasien tahu saat wawancara itu
pagi/siang/malam. Menanyakan tanggal
mungkin merupakan pertanyaan yang cukup
sulit bagi pasien, utamanya yang telah lama
Tidak ada demensia, fugue disosiatif, serangan
hipoglikemik, amnesia global
transient, transient ischemic attack,
pseuoseizure, kejang grand mal,
serangan kataplektik, halusinasi,
paralise tidur, serangan paroksimal,
waham, distorsi memori, dan dejavu.
(http://dhindrias.blogspot.com/2012/11
/penilaian-status-mental.html)
dirawat di rumh sakit.
- tempat : apakah pasien tahu dimana tempat ia
berada
- orang : apakah pasien tahu siapa saja
keluarganya, siapa yang membawanya ke
rumah sakit, dan orang-orang yng ada di
sekitarnya saat ini.
d. daya ingat
- daya ingat jangka panjang : tnyakan tentng
kejadian penting di masa lalu, misalnya tempat
dan tanggal lahir, masa kanak-kanak, keluaarga,
sekolah ataupun pekerjaan
- daya ingat jangka pendek : tanyakan apa yang
dikerjakan beberapa jam yang lalu
- akibat hendya daya ingat pasien : mekanisme
yang digunakan pasien untuk menutupi
kekurangannya
e. pkiran abstrak : gangguan dalam
pembentukan konsep;cara bagaimana pasien
mengartikan atau mengonsepsualisasikan ide-
idenya;perasaan, perbedaan, kemustahilan,
pengertian dari suatu peribahasa yang
sederhana. Contoh : tong kosong nyaring
bunyinya, pnjang tangan, dsb. Pada pasien
psikotik dapat dijumpai pemikiran
mengkonkritkan sesuatu, misalnya “panjang
tangan” berarti orang yang memiliki tangan
yang panjang.
9 Penilaian orientasi Isi: orientasi orang, waktu, tempat, dan situasi
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan
untuk menilai orientasi pasien, misalnya:
- Mbak, kemarin datang ke sini hari
apa/sudah berapa hari?(O-w) Datang
sama siapa?(O-o) Kenapa dibawa ke
sini?(insight) Waktu dibawa ke sini,
mbak baru apa, dimana?(o-t,s)
- Mbak tadi malam bisa tidur? Bangun
jam berapa?(O-w) Yang nunggu mbak
tadi malam siapa?(O-o) Tadi mbak
sudah jalan-jalan ke mana saja?(O-t)
Contoh: Orientasi o/w/t/s = b/j/b/b (b: baik, j:
jelek).
(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/04/
pemeriksaan-psikiatri.html)
Tidak ada skizofrenia, homoseksualitas,
alzheimer, parkinson, dan lain-lain.
(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/
04/pemeriksaan-psikiatri.html)
10 Penilaian intelegensi
secara klinis
a. Koordinasi motorik
b. Asosiasi kata-kata
c. Fungsi persepsi
d. Ingatan
Tidak ada demensia, retardasi mental, penyakit
jiwa, dan lain-lain. (http://heru-
ferdi.blogspot.com/2010/07/test-
iq.html)
11 Penilaian bentuk dan a. Gangguan bentuk pikir: Tidak ada alzheimer, demensia, waham, dan lain-
isi pikir 1) Nonrealistik/derealistik: tidak sesuai dengan
kenyataan tetapi masih mungkin, misal: “saya
adalah seorang presiden” atau seorang dokter
berkata, “saya dapat menyembuhkan semua
orang yang sakit”
2) Dereistik: tidak sesuai dengan kenyataan
dal lebih didasarkan pada khayalan, misal:
“saya adalah seorang malaikat” atau “saya
dapat menyembuhkan segala macam penyakit”
3) Autistik: pikiran yang timbul dari fantasi,
berokupasi pad aide yang idesentris. Orang
autistic selalu hidup dalam alam/dunianya
sendiri, dan secara emosional terlepas dari
orang lain.
4) Tidak logis (illogical thought), sering juga
disebut magical thought: berorientasi pada hal-
hal yang bersifat magis.
5) Pikiran konkrit (formal thought disorder):
pikiran terbatas pada satu dimensi arti, pasien
mengartikan kata/kalimat apa adanya, tidak
mampu berpikir secara metaforik atau hipotetik.
Symptom ini biasa ditemukan pada pasien
dengan gangguan mental organic dan
skizofrenia. Contoh: meja hijau = meja yang
berwarna hijau, daun muda = daun yang masih
lain.
(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/
04/pemeriksaan-psikiatri.html)
muda.
b. Gangguan isi pikir:
1) Ideas of reference: pasien selalu
berprasangka bahwa orang lain sedang
membicarakan dirinya dan kejadian-kejadian
yang alamiah pun memberi arti
khusus/berhubungan dengan dirinya. Contoh:
pasien merasa bahwa berita yang dibawakan
oleh pembawa berita di televise berkaitan
dengannya dan terselip pesan untuknya.
2) Waham: keyakinan palsu yang timbul tanpa
stimulus dari luar yang cukup
Ciri:
- Tidak realistic
- Tidak logis
- Menetap
- Egosentris
- Diyakini kebenarannya oleh penderita
- Tidak dapat dikoreksi
- Dihayati oleh penderita sebagai hal yang
nyata
- Penderita hidup dalam wahamnya itu
- Keadaan/hal yang diyakini itu bukan
merupakan bagian sosio-kultural setempat.
3) Obsesi: gagasan (ide), bayangan, atau
impuls yang berulang dan persisten.
4) Kompulsi: perilaku/perbuatan berulang
yang bersifat stereotipik, biasanya menyertai
obsesi.
5) Fobia: ketakutan yang menetap dan tidak
rasional terhadap suatu objek, aktifitas, atau
situasi spesifik yang menimbulkan keinginan
yang mendesak untuk menghindarinya.
6) Anosognosis: pasien menolak kenyataan
bahwa ia mengalami gangguan fisik, hal ini
terjadi pada pasien yang mengalami
luka/trauma dan kerusakan otak yang luas.
Contoh: penderita buta mengatakan bahwa ia
dapat melihat.
(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/04/
pemeriksaan-psikiatri.html)
12 Penilaian mood dan
afek
A. Afek: emosi yang diekspresikan oleh pasien,
sehingga penilaiannya obyektif (dapat diamati
oleh pemeriksa)
- Afek dapat dinyatakan dalam beberapa cara:
a. Jenis emosi : kemarahan, kesedihan,
euphoria (peningkatan ekspresi kegembiraan),
elasi (euphoria dengan peningkatan aktivitas
psikomotor), eksaltasi (elasi yang disertai
Tidak ada demensia, lupus, alzheimer, depresi,
dan lain-lain.
(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/
04/pemeriksaan-psikiatri.html)
waham kebesaran), ekstase (agresi).
b. Intensitas dan derajat emosi: datar, tumpul,
sempit, luas.
#Datar: tidak terdapat ekspresi
#Tumpul: ekspresi yang tampak sangat sedikit
(hamper tidak terdapat ekspresi)
#Sempit/menyempit: pasien terkadang masih
dapat mengekspresikan perasaannya.
#Luas: perasaan dapat diekspresikan secara
penuh (normal)
c. Keserasian: dilihat dari kesesuaian antara
stimulus yang diberikan dengan ekspresi
pasien: appropriate, inappropriate.
d. Konsistensi perasaan: labil, stabil. Labil bila
terjadi perubahan afek yang cepat.
B. Mood
- Isi: sedih, takut, bahagia, marah, cemas,
irritable, disforik.
- Mood: emosi yang berkepanjangan yang
dialami secara subyektif dan dilaporkan oleh
pasien.
- Mood disforik: apabila dirasakan oleh
penderita tidak menyenangkan, misalnya
irritable, marah, atau depresi.
(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/04/
pemeriksaan-psikiatri.html)
13 Penilaian motorik - Isi: aktivitas (hiperaktif, normoaktif,
hipoaktif), kerjasama (kooperatif,
nonkooperatif), psikomotor (jika ada)
- Bentuk kelainan psikomotor yang dapat
diamati:
a. Echopraxia: menirukan gerakan orang lain
b. Katatonia
# Katalepsi: pasien tidak bergerak dan
cenderung mempertahankan posisi tertentu.
# Fleksibilitas serea: gerakan yang diberikan
oleh pemeriksa secara perlahan, dan kemudian
dipertahankan oleh pasien.
# Negativisme: gerakan menentang/tidak
mematuhi perintah.
c. Katapleksi: tonus otot menghilang
sementara dikarenakan emosi
d. Stereotipi: aktivitas fisik atau bicara yang
diulang-ulang
e. Manerisme: gerakan involunter yang
stereotipik
f. Otomatis perintah: mengikuti perintah
secara otomatis
g. Mutisme: tak bersuara
h. Agresi: perbuatan menyerang, baik verbal
Tidak ada retardasi mental, autisme, sindrom
guillian-barre, parkinson, dan lain-lain.
(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/
04/pemeriksaan-psikiatri.html)
maupun fisik, disertai afek marah/benci.
(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/04/
pemeriksaan-psikiatri.html)
14 Penilaian pengendalian
impuls
a. Intermitten explosive disorder : dimana
seseorang bertindak berdasarkan impuls impuls
agresif yang menghasilkan tindakan tindakan
penyerangan serius atau perusakan harta benda
(American Psychiatric Association, 2000).
Diduga, faktor psikososial seperti stress, gaya
asuh orang tua dsb. berpengaruh dalam memicu
gangguan tsb.
b. Kleptomania : ketidak mampuan seseorang
menolak dorongan berulang untuk mencuri
barang barang yang seebenarnya tidak
diperlukan untuk kegunaan pribadi atau yang
dicuri bukan karena nilai uangnya. Tindakannya
mengikuti pola tertentu yaitu merasakan
ketegangan tepat sebelum mencuri dan diikuti
rasa puas atau lega saat pencurian dilakukan
(Mc. Elroy dan Arnold, 2001).
c. Piromania : gangguan pengendalian impuls
yang melibatkan adanya dorongan yang tidak
dapat ditolak untuk melakukan pembakaran.
Polanya sama dengan kleptomania, dimana
muncul perasaan puas atau lega saat api mulai
Tidak ada Intermitten explosive disorder,
Kleptomania, Piromania,
Trikotilomania, onimania, dan lain-
lain.
(http://health-
fisikdanpsikis.blogspot.com/2012/04/
ganguan-pengendalian-impuls.html)
membakar.
Judi Patologis : Adanya kebutuhan untuk
mempertaruhkan uang dalam jumlah yang
semakin banyak dari waktu ke waktu dan
timbul gejala gelisah ketika berusaha berhenti
(withdrawal). Saat ini perilaku tsb. diperkirakan
menimpa 3%-5% orang Amerika dewasa
(Slutske, Jackson dan Sher, 2003).
d. Trikotilomania : Adanya dorongan untuk
mencabuti rambut sendiri dari bagian tubuh
yang manapun, termasuk rambut di kulit kepala,
alis dan bulu bulu tangan. Gangguan ini terlihat
pada 1%-5% mahasiswa dan lebih banyak
dialami oleh perempuan ketimbang laki laki
(Scott dan kawan kawan, 2003).
(http://health-fisikdanpsikis.blogspot.com/
2012/04/ganguan-pengendalian-impuls.html)
15 Penilaian kemampuan
menilai realitas
(judgement)
- Pertimbangan Kritis:
Kemampuan untuk menilai, melihat dan
memilih berbagai pilihan di dalam suatu situasi.
Pertimbangan Otomatis:
Kinerja refleks di dalam suatu tindakan.
Pertimbangan yang Terganggu:
Kehilangan kemampuan untuk mengerti suatu
situasi dengan benar dan bertindak secara tepat.
Tidak ada Tidak ada
(http://psikiatri-fds.blogspot.com/2012/03/
tanda-dan-gejala-gangguan-psikiatrik.html#!/
2012/03/tanda-dan-gejala-gangguan-
psikiatrik.html)
16 Penilaian kemampuan
tilikan (insight)
Isi: baik/jelek
Insight yaitu pemahaman seseorang terhadap
kondisi dan situasi dirinya dalam konteks
realitas sekitarnya. (pemahaman pasien
terhadap penyakitnya)
- Derajat insight:
I. Penyangkalan total terhadap penyakitnya
II. Ambivalensi terhadap penyakitnya
III. Menyalahkan faktor lain sebagai penyebab
penyakitnya
IV. Menyadari dirinya sakit dan butuh
bantuan, namun tidak memahami penyebab
sakitnya
V. Menyadari penyakitnya dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan penyakitnya namun
tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya
VI. Tilikan yang sehat, yakni sadar sepenuhnya
tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk
mencapai perbaikan.
(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/04/
pemeriksaan-psikiatri.html)
Tidak ada demensia, depresi, migrain, dan lain-
lain.
(http://priadiashari.wordpress.com/cate
gory/uncategorized/)
17 Penilaian kemampuan
fungsional (general
assessment of
functioning)
A. Composmentis : Baik / sempurna
B. Apathis : Perhatian berkurang
C. Samnolent : Mudah tertidur walaupun
sedang di ajak bicara
D. Supor : Dengan rangsangan yang kuat masih
memberikan respon gerakan
E. Soporocoma : Hanya tinggal reflek cornea
(sentuhan kapas pada kornea akan menutup
kelopak mata
F. Coma : Tidak memberi respon sama
sekali
kapas atau benda lembut
lainnya untuk reflek kornea.
(http://efrialfred.blogspot.com/
2013/02/penilaian-tingkat-
kesadaran.html)
stroke, penyakit jantung, syok,
hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia,
uremia, koma hepatikum, pusing,
diare, muntah, dan tumor otak.
(http://rizabarbie.blogspot.com/2012/0
6/pasien-dengan-penurunan-
kesadaran_02.html).
18 Tes kepribadian
(proyektif, inventori,
dll)
Secara garis besar kepribadian bisa diungkap
dengan dua golongan cara, teknik proyktif dan
teknik non proyektif. Teknik proyektif
menekankan kepada kebiasaan apa yang sering
dilakukan oleh individu. Artinya, seseorang
digiring untuk mengungkapkan pengalaman
hidupnya melalui sebuah ungkapan diri dalam
respon bentuk pelepasan keluar, yaitu pelepasan
berupa dorongan-dorongan, tekanan-tekanan isi
hati, secara spontan dan mengucur begitu saja
tanpa disadari. Yang dilepaskan melalui sebuah
media.
Teknik proyektif sendiri bisa berupa proyektif
yang menggunakan media sebagai tempat
Tidak ada gangguan depresi, depresi manik,
hysteria, psychopathic deviate,
masculinity-femininity, paranoida,
Psychasthenia, Schizophrenia,
hypomania, dan social interversion.
(http://kumpulanmakalah-kedokteran-
psikologi.blogspot.com/2013/06/
psikodiagnostik-non-proyektif-
minnesota.html)
mengucurkannya, misal sebidang kertas. Ada
juga proyektif secara verbal, dimana alat
ungkapnya seringkali disebut sebagai
aperseption test. Tes jenis ini sering digunakan
untuk keperluan klinis. Kalau yang pertama tadi
dikelompokkan sebagai proyektif non verbal,
alat ungkapnya berupa tes grafis. Tes
menggambar, mulai Draw A Person, Draw A
Tree, Home Tree and Person, dan sebagainya.
Sedang tes jenis ini sering diaplikasikan dalam
bidang psikologi industri dalam pengelolaan
sumber daya manusia. Cara menjawabnya,
meresponnya, alat tulis yang dipakainya, sikap
dalam menjawabnya, tata urutan yang
digunakannya pun berbeda-beda.
(http://irsanfinazli.wordpress.com/2008/07/04/t
es-kepribadian-apa-yang-dilihat/)
DIAGNOSIS DAN IDENTIFIKASI MASALAH
19 menegakan diagnosis
kerja berdasakan
diagnosis multiaksial
diagnosis multiaksial adalah diagnosis yang
bertujuan untuk menyediakan jangkauan
informasi yang luas tentang individu, tidak
hanya satu diagnosis saja.
Diagnosis multiaksial mempunyai 5 aksis :
Aksis I : Diagnosis Klinik Merupakan gejala-
gejala klinik yang terbukti dalam pemeriksaan
Tidak ada - gangguan depresi (gejala utama
adalah rasa sedih), gangguan
psikotik (gejala utamanya
kehilangan kemampuan menilai
realitas), gangguan cemas (gejala
utamanya adalah cemas).
- gangguan kepribadian anankastik
dikelompokkan ke dalam kriteria diagnosis.
Aksis II : Ciri/gangguan Kepribadian &
Retardasi Mental Merupakan ciri atau gangguan
kepribadian yaitu pola perilaku yang menetap
(kebiasaan, sifat) yang tampak dalam persepsi
tentang diri dan lingkungan (yang akan
ditampilkan dalam pola interaksi dengan orang
lain).
Aksis III : Penyakit Fisik
Penyakit atau kondisi fisik, khususnya yang
perlu diperhatikan pada tatalaksana atau
menjadi penyebab munculnya gangguan yang
dituliskan di aksis I.
Aksis IV : Stresor Psikososial
Merupakan stressor psikososial yaitu semua
peristiwa yang mencetuskan gangguan yang
dituliskan di aksis I.
Aksis V : Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian yang dinilai dari :
- fungsi social (hubungan social dengan
keluarga dan masyarakat)
- fungsi peran (yang dinilai mutu dan
produktivitas peran yang disandang subyek)
- pemanfaatan waktu luang
- fungsi perawatan diri
segala sesuatu yg dilihat harus
sempurna, orang lain harus
mengikuti perkataannya shg
seringkali menimbulkan
kekecewaan pd dirinya
- sering terdpt suatu yg
mengakibatkan obsesif kompulsif
(http://ichamateri.blogspot.com/
2010/07/diagnosis-dan-pemeriksaan-
psikiatri.html)
(http://ichamateri.blogspot.com/2010/07/
diagnosis-dan-pemeriksaan-psikiatri.html)
20 membuat diagnosis
banding (diagnosis
differensial)
Diagnosis banding adalah penentuan yang mana
dari dua atau lebih penyakit atau kondisi yang
dimiliki pasien, dengan sistematis
membandingkan dan mengkontraskan temuan
klinis atasnya.
(http://kamuskesehatan.com/arti/diagnosis-
banding/)
Prosedur diagnostik Diferensial digunakan oleh
dokter, psikiater, dan profesional medis lainnya
dilatih untuk mendiagnosa penyakit tertentu
pada pasien, atau, setidaknya, untuk
menghilangkan kondisi waktu dekat
mengancam jiwa.
Diagnosis dapat dianggap sebagai penerapan
aspek metode hipotetiko - deduktif dalam arti
bahwa adanya potensi penyakit atau kondisi
calon dapat dilihat sebagai hipotesis yang
selanjutnya diproses sebagai benar atau salah .
(http://en.wikipedia.org/wiki/
Differential_diagnosis)
Tidak ada penyakit yang terkait seperti
skizofrenia, penyakit Lyme atau
ventilator-associated pneumonia.
Lainnya seperti ESAGIL, Iliad, QMR,
DiagnosisPro, VisualDx , Isabel, dan
ZeroMD.
(http://en.wikipedia.org/wiki/
Differential_diagnosis)
21 identifikasi kedaruratan
psikiatrik
Kedaruratan Psikiatrik adalah Keadaan
gangguan dalam proses fikir, alam perasaan dan
perbuatan yang memerlukan tindakan
Tidak ada percobaan bunuh diri, ketergantungan
obat, intoksikasi alkohol, depresi akut,
adanya delusi, kekerasan, serangan
pertolongan segera.
(http://satriadwipriangga.blogspot.com/
2011/11/kedaruratan-psikiatrik.html)
menilai permasalahan pasien, memberikan
perawatan jangka pendek, memberikan
pengawasan selama 24 jam , mengerahkan tim
untuk menyelesaikan intervensi pada tempat
kediaman pasien, menggunakan layanan
manajemen keadaan darurat untuk mencegah
krisis lebih lanjut, memberikan peringatan pada
pasien rawat inap dan pasien rawat jalan, dan
menyediakan pelayanan konseling lewat
telepon.
(http://sarjanakesehatan.blogspot.com/
2013/06/kedaruratan-dalam-psikiatri.html)
panik, dan perubahan tingkah laku
yang cepat dan signifikan, serta
beberapa kondisi medis lainnya yang
mematikan dan muncul dengan gejala
psikiatriks umum.
(http://
sarjanakesehatan.blogspot.com/
2013/06/kedaruratan-dalam-
psikiatri.html)
22 Identifikasi masalah
fisik, psikologis, sosial
A. Afek: emosi yang diekspresikan oleh pasien,
sehingga penilaiannya obyektif (dapat diamati
oleh pemeriksa)
- Afek dapat dinyatakan dalam beberapa cara:
a. Jenis emosi : kemarahan, kesedihan,
euphoria (peningkatan ekspresi kegembiraan),
elasi (euphoria dengan peningkatan aktivitas
psikomotor), eksaltasi (elasi yang disertai
waham kebesaran), ekstase (agresi).
b. Intensitas dan derajat emosi: datar, tumpul,
Tidak ada demensia, lupus, alzheimer, depresi,
dan lain-lain.
(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/
04/pemeriksaan-psikiatri.html)
sempit, luas.
#Datar: tidak terdapat ekspresi
#Tumpul: ekspresi yang tampak sangat sedikit
(hamper tidak terdapat ekspresi)
#Sempit/menyempit: pasien terkadang masih
dapat mengekspresikan perasaannya.
#Luas: perasaan dapat diekspresikan secara
penuh (normal)
c. Keserasian: dilihat dari kesesuaian antara
stimulus yang diberikan dengan ekspresi
pasien: appropriate, inappropriate.
d. Konsistensi perasaan: labil, stabil. Labil bila
terjadi perubahan afek yang cepat.
B. Mood
- Isi: sedih, takut, bahagia, marah, cemas,
irritable, disforik.
- Mood: emosi yang berkepanjangan yang
dialami secara subyektif dan dilaporkan oleh
pasien.
- Mood disforik: apabila dirasakan oleh
penderita tidak menyenangkan, misalnya
irritable, marah, atau depresi.
(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/04/
pemeriksaan-psikiatri.html)
23 Mempertimbangkan Prognosis (πρόγνωση Yunani - secara harfiah Tidak ada Penyakit Huntington, Kanker
prognosis kedepan-mengetahui, meramalkan) adalah
istilah medis untuk memprediksi hasil
kemungkinan berdiri seseorang saat ini.
Estimator yang umum digunakan untuk
menggambarkan prognosis meliputi:
Progression-free survival - lamanya waktu
selama dan setelah pengobatan atau perawatan
di mana penyakit yang diobati (biasanya
kanker) tidak bertambah buruk .
Tingkat kelangsungan hidup - yang
menunjukkan persentase orang-orang dalam
kelompok belajar atau pengobatan yang hidup
untuk jangka waktu tertentu setelah diagnosis .
(http://en.wikipedia.org/wiki/Prognosis)
(http://www.news-medical.net/
health/Huntingtons-Disease-Prognosis-
(Indonesian).aspx
http://en.wikipedia.org/wiki/Prognosis)
24 Menentukan indikasi
rujukan
Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu
sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan
yang memungkinkan terjadinya penyerahan
tanggung jawab secara timbal-balik atas
masalah yang timbul baik secara vertikal
(komunikasi antara unit yang sederajat) maupun
horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke
unit yang lebih rendah) ke fasilitas pelayanan
yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan
tidak dibatasi oleh wilayah administrasi.
Tata laksana rujukan:
penyakit yang terkait
Delirium, Gangguan Mental dan
Perilaku akibat Penyalahgunaan
Opioid (intoksikasi), gangguan mental
dan perilaku akibat penyalahgunaan
obat opoid, depresif , manik dan
Gangguan afektif bipolar.
(http://www.diskes.jabarprov.go.id/
assets/data/menu/
Pedoman_Standar_Pengelolaan_Penya
kit_berdasarkan_kewenangan.pdf)
Internal antas-petugas di satu rumah
Antara puskesmas pembantu dan puskesmas
Antara masyarakat dan puskesmas
Antara satu puskesmas dan puskesmas lainnya
Antara puskesmas dan rumah sakit,
laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya
Internal antar-bagian/unit pelayanan di dalam
satu rumah sakit
Antar rumah sakit, laboratoruim atau fasilitas
pelayanan lain dari rumah sakit
(Kebidanan Komunitas)
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
25 melakukan mini mental
state examination
Pemeriksaan negara mini- mental yang
( MMSE ) atau tes Folstein adalah tes kuesioner
30 -point singkat yang digunakan untuk layar
untuk gangguan kognitif .
The MMSE uji meliputi pertanyaan sederhana
dan masalah di sejumlah daerah: waktu dan
tempat tes, mengulangi daftar kata-kata,
aritmatika seperti tujuh serial, penggunaan
bahasa dan pemahaman, dan keterampilan
motorik dasar. Sebagai contoh, satu pertanyaan,
berasal dari lebih tua Bender-Gestalt Test,
meminta untuk menyalin gambar dari dua
Menyiapkan tes kuesioner dan
ruangan yang nyaman untuk
pasien dalam mengisi
kuesioner.
The MMSE telah mampu
membedakan berbagai jenis demensia .
Studi telah menemukan bahwa pasien
dengan penyakit Alzheimer skor
signifikan lebih rendah pada orientasi
waktu dan tempat , dan mengingat
dibandingkan dengan pasien dengan
demensia dengan badan Lewy ,
demensia vaskular dan demensia
penyakit Parkinson.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Mini
%E2%80%93mental_state_examinatio
pentagons (ditampilkan di sebelah kanan). [1]
Meskipun aplikasi yang konsisten dari
pertanyaan identik meningkatkan keandalan
perbandingan dibuat dengan menggunakan
skala, tes ini kadang-kadang disesuaikan
(misalnya, untuk digunakan pada pasien yang
buta atau sebagian bergerak. Juga, beberapa
telah mempertanyakan penggunaan tes pada
tuli. [6] Namun, jumlah poin yang ditugaskan
per kategori biasanya konsisten.
n)
26 Melakukan kunjungan
rumah apabila
diperlukan
Isi: baik/jelek
Insight yaitu pemahaman seseorang terhadap
kondisi dan situasi dirinya dalam konteks
realitas sekitarnya. (pemahaman pasien
terhadap penyakitnya)
- Derajat insight:
I. Penyangkalan total terhadap penyakitnya
II. Ambivalensi terhadap penyakitnya
III. Menyalahkan faktor lain sebagai penyebab
penyakitnya
IV. Menyadari dirinya sakit dan butuh
bantuan, namun tidak memahami penyebab
sakitnya
V. Menyadari penyakitnya dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan penyakitnya namun
Tidak ada demensia, depresi, migrain, dan lain-
lain.
(http://priadiashari.wordpress.com/cate
gory/uncategorized/)
tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya
VI. Tilikan yang sehat, yakni sadar sepenuhnya
tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk
mencapai perbaikan.
(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/04/
pemeriksaan-psikiatri.html)
27 Melakukan kerja sama
konsultatif dengan
teman sejawat lainnya
A. Composmentis : Baik / sempurna
B. Apathis : Perhatian berkurang
C. Samnolent : Mudah tertidur walaupun
sedang di ajak bicara
D. Supor : Dengan rangsangan yang kuat masih
memberikan respon gerakan
E. Soporocoma : Hanya tinggal reflek cornea
(sentuhan kapas pada kornea akan menutup
kelopak mata
F. Coma : Tidak memberi respon sama
sekali
kapas atau benda lembut
lainnya untuk reflek kornea.
(http://efrialfred.blogspot.com/
2013/02/penilaian-tingkat-
kesadaran.html)
stroke, penyakit jantung, syok,
hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia,
uremia, koma hepatikum, pusing,
diare, muntah, dan tumor otak.
(http://rizabarbie.blogspot.com/2012/0
6/pasien-dengan-penurunan-
kesadaran_02.html).
TERAPI
28 Memberikan terapi
psikofarmaka
Psikofarmaka adalah obat – obatan kimia, yaitu
obat – obatan psikotropika, yang dapat
mempengaruhi bagian – bagian otak tertentu
dan menekan atau mengurangi atau
menghilangkan gejala – gejala tertentu pada
penderita.
(http://dwiners.blogspot.com/2009/03/
Obat-obatan kimia. Gangguan cemas umum
• Cemas karena stress
• Gangguan tidur
• Phobia
• Cemas karena PTS
• Cemas dengan kondisi medik
• Cemas karena tindakan medis
psikofarmaka.html)
Prinsip Pemberian Obat :
Persiapan:Obat : Cek lembaran obat klien, ident
ifikasi jenis obat, cara pemberian & dosis obat-
Cek kemasan obat, dosis, efek samping &cara
pemberian.
Klien : Kaji riwayat pengobatan klien ada
reaksiyg tdk diinginkan selama pemberian obat-
Kaji pengetahuan klien ttg obat- Kaji kondisi
klien sebelum obat diberikan
Pemberian Obat:- Lima benar pemberian obat :
benar obat, dosis, klien, caradan waktu
pemberian- Benar Pendokumentasian
Evaluasi- Observasi efek samping obat
setelah pemberian obat- Catat pd blanko status
jika dlm 1 jam tdk ada efek samping- Menberi
tanda tangan atau nama jelas pd lembar obat
utk aspek legal.
(http://www.scribd.com/doc/178351893/Peran-
Perawat-Dalam-Terapi-Psikofarmaka)
• Gangguan kejang
• Histeria
(http://dwiners.blogspot.com/
2009/03/psikofarmaka.html)
29 Electroconvulsion
therapy (ECT)
suatu tindakan terapi dengan menggunakan
aliran listrik dan menimbulkan dan
menimbulkan kejang bagi penderita baik tonik
maupun klonik.
Terapi ECT merupakan suatu jenis pengobatan
- Konvulsator set ( diatur
intensitas dan timer )
- Tounge spatel atau
karet mentah dibungkus
kain
- Lukasasio
- Fraktur vertebra
- Robekan otot rahang
- Apnoe
- Sakit kepala, mual dan nyeri
somatic dimana arus listrik digunakan pada otak
melalui elektroda yang ditempatkan pada
pelipis.
Prosedur :
Setelah alat sudah disiapkan, pindahkan klien
ke tempat dengan permukaan rata dan cukup
keras. Posisikan hiperektensi punggung tanpa
batal, pakaian dikendorkan seluruh badan
ditutup, kecuali bagian kepala.
Berikan natrium metahoksital (4-100 mg IV ).
Anastetik barbiturate ini dipakai untuk
menghasilkan koma ringan.
Berikan pelemas otot suksinikolin atau anektin
(30-80 mg IV ) untuk tempat electrode
menempel.
Kedua pelipis tempat electrode menempel
dilapisi dengan kasa yang dibasahi cairan Nacl.
Penderita diminta untuk membuka mulut dan
masang spatel/ karet yang dibungkus kain
dimasukkan dan klien diminta menggigit.
Rahang bawah ( dagu ), ditahan supaya tidak
membuka lebar saat kejang dengan dilapisi kain
Persendian ( bahu, siku, punggung lutut )
ditahan selama kejang dengan mengikuti gerak
kejang.
- Kain kasa
- Cairan Nacl
secukupnya
- Spuit disposibel
- Obat SA injeksi 1
ampul
- Tensimeter
- Stetoskop
- Slim suiger
- Set konvulsator
otot
- Amnesia
- Bingung, agresif, destruktif
- Demensia
(http://www.slideshare.net/
septianraha/makalah-terapi-kejang-
listrik-ect)
Pasang elektode di pelipis kain kasa kemudian
tekan tombol sampai timer berhenti dan dilepas
Menahan gerakan kejang sampai selesai kejang
dengan mengikuti gerakan kejang ( menahan
tidak boleh dengan kuat )
Bila berhenti nafas berikan bantuan nafas
dengan rangsangan menekan diafragma
Bila banyak lender, dibersihkan dengan slim
siger
Kepala dimiringkan
Observasi sampai klien sadar
Dokumentasi kan klien dikartu ECT.
(http://www.slideshare.net/septianraha/
makalah-terapi-kejang-listrik-ect)
30 psikoterapi suportif :
konseling
Psikoterapi suportif (juga disebut psikoterapi
berorientasi hubungan) menawarkan dukungan
kepada pasien oleh seorang tokoh yang
berkuasa selama periode penyakit, kekacauan
atau dekompensasi sementara.
Suatu bentuk psikoterapi suportif yang memberi
nasihat dengan penuh wibawa dan pengertian
Sikap terapis : menyampaikan nasihat dengan
penuh wibawa dan pengertian
Topik pembicaraan : cara hubungan antar
manusia, cara berkomunikasi, dan cara bekerja
Ruangan yang nyaman untuk
pasien
penyakit psokogenik
(http://nueholder.blogspot.com/
2012/02/psikoterapi-suportif.html)
serta belajar yang baik.
(http://www.lahargokembaren.com/2009/11/
psikoterapi-suportif.html)
31 Psikoterapi modifikasi
perilaku
Terapi perilaku (Behaviour therapy, behavior
modification) adalah pendekatan untuk
psikoterapi yang didasari oleh Teori Belajar
(learning theory) yang bertujuan untuk
menyembuhkan psikopatologi seperti;
depression, anxiety disorders, phobias, dengan
memakai tehnik yang didisain menguatkan
kembali perilaku yang diinginkan dan
menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan.
Modifikasi perilaku, menggunakan teknik
perubahan perilaku yang empiris untuk
memperbaiki perilaku, seperti mengubah
perilaku individu dan reaksi terhadap
rangsangan melalui penguatan positif dan
negatif.
Salah satu cara untuk memberikan dukungan
positif dalam modifikasi perilaku dalam
memberikan pujian, persetujuan, dorongan, dan
penegasan; rasio lima pujian untuk setiap satu
keluhan yang umumnya dipandang sebagai
efektif dalam mengubah perilaku dalam cara
yang dikehendaki dan bahkan menghasilkan
Ruangan yang nyaman untuk
pasien
Gangguan depresi, gangguan cemas,
fobia
kombinasi stabil.
(https://www.facebook.com/notes/henrikus-
yorath/psikoterapi-terapi-perilaku-behaviour-
therapy/10150208701516934)
32 Cognitive Behavior
Therapy (CBT)
Terapi kognitif perilaku adalah istilah umum
untuk metode terapi yang menggunakan teknik
modifikasi perilaku tetapi juga memasukkan
prosedur yang dirancang untuk merubah
keyakinan maladaptif. Ahli terapi mencoba
membantu orang yang mengembalikan
emosional yang mengganggu, seperti
kecemasan dan depresi, dengan mengajarkan
mereka cara yang lebih efektif untuk
menginterpretasikan dan memikirkan
pengalaman mereka.
(http://psikoterapi-olivia.blogspot.com/)
ruangan yang nyaman untuk
pasien
Gangguan cemas, gangguan depresi.
33 Psikoterapi
psikoanalitik
Psikoterapi psikoasialitik adalah terapi yang
didasarkan pada rumusan psikoanalitik yang
telah dimodifikasi secara konseptual dan teknik.
Pada psikoterapi psikoanalitik pasien dan ahli
terapi biasanya saling bertatap-tatapan satu
sama lainnya, yang membuat ahli terapi terlihat
nyata dan bukan merupakan kumpulan
khayalan yang diproyeksikan. Tipe terapi ini
jauh lebih fleksibel dibandingkan psikoanalisis,
ruangan yang nyaman untuk
pasien
Gangguan dalam bidang psikopatologi
dan dapat lebih sering digunakan bersarna-sama
dengan medikasi psikotropik dibandingkan
psikoanalisis.
Psikoterapi psikoanalitik dapat terentang dari
wawancara suportif tunggal, memusatkan pada
masalah yang sekarang dan menekan, sampai
terapi selama bertahun-tahun, dengan satu
sampai tiga wawancara dalam seminggu dengan
lama yang bervariasi. Berbeda dengan
psikoanalisis, psikoterapi psikoanalitik
mengobati sebagian besar gangguan yang
dalam bidang psikopatologi.
(http://sabariannugraha.wordpress.com/
psikoterapi/psikoterapi-psikoanalitik/)
34 Hipnoterapi dan terapi
relaksasi
Hipnoterapi adalah terapi kesehatan yang dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit
dengan memanfaatkan alam bawah sadar
manusia.
Terapi penyembuhan dengan hipnoterapi ada
dua macam teknik yaitu teknik modern (barat)
dan tradisional (timur). Perbedaannya adalah
terletak pada fase-fase alam bawah sadar. Pada
teknik modern terdapat empat fase yaitu
prainduksi, induksi, deepening, dan
programming, sementara pada teknik
ruangan yang nyaman untuk
pasien
Penyakit-penyakit kejiwaan yang
dibutuhkan hipnoterapi agar pasien
dapat berkata jujur mengenai
keluhannya.
tradisional langsung dibawa ke alam bawah
sadarnya.
Pada hipnoterapi, pasien dibimbing untuk
melakukan relaksasi, kemudian setelah kondisi
relaksasi tercapai maka secara alamiah gerbang
pikiran bawah sadar seseorang akan terbuka
lebar, sehingga yang bersangkutan cenderung
lebih mudah untuk menerima sugesti
penyembuhan yang diberikan.
(http://hipnoterapisolusi.wordpress.com/tag/
hipnoterapi/)
35 Group Therapy Group therapy adalah psikoterapi yang
melibatkan satu terapis dan pasien-pasien (6-12
pasien) dengan masalah yang sama.
Orang-orang di kelompok terapi meningkat
tidak hanya dari intervensi terapis, tetapi juga
dari mengamati orang lain dalam kelompok dan
menerima umpan balik dari anggota kelompok.
Format grup, sementara tidak memberikan satu-
satu perhatian format individual, memiliki
beberapa keunggulan.
(http://psychcentral.com/lib/about-group-
therapy/000677)
ruangan yang nyaman untuk
pasien.
Gangguan cemas, Adiksi narkoba,
Post-partum depression, dll.
36 Family Therapy Family Therapy membantu orang dalam
hubungan bantuan erat satu sama lain.
ruangan yang nyaman untuk
pasien
Gangguan cemas
Adiksi narkoba
Hal ini memungkinkan anggota keluarga,
pasangan dan orang lain yang peduli satu sama
lain untuk mengekspresikan dan
mengeksplorasi pikiran dan emosi yang sulit
dengan aman, untuk memahami pengalaman
masing-masing dan pandangan, menghargai
kebutuhan masing-masing, membangun
kekuatan dan membuat perubahan yang
berguna dalam hubungan mereka dan
kehidupan mereka. Individu dapat menemukan
Terapi Keluarga membantu, sebagai
kesempatan untuk merefleksikan hubungan
penting dan menemukan cara ke depan.
(http://www.aft.org.uk/consider/view/family-
therapy.html?tzcheck=1)
Post-partum depression