1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, Daya Tarik Wisata
dijelaskan sebagai “Segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai
yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia
yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan”.
Pariwisata budaya ditengarai sebagai salah satu industri pariwisata yang
perkembangannya paling cepat. Hal ini dilandasi oleh adanya kecenderungan atau
gaya hidup baru di kalangan wisatawan untuk mencari sesuatu yang unik dan
autentik dari suatu kebudayaan (Richards, 1996:10). Pariwisata budaya diyakini
memiliki manfaat positif secara ekonomi dan sosial budaya karena jenis
pariwisata ini dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat lokal,
dan disisi lain dapat melestarikan warisan budaya yang sekaligus berfungsi
sebagai jati diri masyarakat yang bersangkutan.
Dalam wisata budaya, perjalanan dilakukan oleh wisatawan atas dasar
keinginan untuk memperluas pandangan hidup. Wisata ini dapat dilakukan dengan
mengadakan kunjungan ke tempat lain seperti monumen bersejarah, mempelajari
keadaan adat istiadat, kelembagaan, cara hidup, budaya dan kesenian masyarakat
setempat (Pendit, 1999:42).
Museum adalah salah satu daya tarik wisata budaya. Artefak atau benda
warisan budaya yang menjadi koleksi dan bahan pameran dari suatu museum
Potensi Museum Wayang Kekayon Dan Upaya Peningkatannya Sebagai Daya Tarik Wisata BudayaTYAS WINDU MANISAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
sering menjadi daya tarik wisata.Definisi museum menurut International Council
of Museums (ICOM)1yang merupakan organisasi utama museum dalam lingkup
global adalah sebagai berikut:
A museum is a non-profit, permanent institution in the service of
society and its development, open to the public, which acquires, conserves,
researches, communicates and exhibits the tangible and intagible heritage of
humanity and its environtment for the purposes of education, study and
enjoyment.
Pernyataan tersebut bermakna bahwa museum adalah sebuah lembaga yang
bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan
perkembangannya, terbuka untuk umum, yang mengumpulkan, merawat, meneliti,
menghubungkan dan memamerkan barang-barang pembuktian manusia dan
lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan hiburan. Secara garis besar
museum adalah sarana pendidikan, penguat jati diri bangsa dan hiburan bagi
masyarakat.
Masyarakat negara maju telah memiliki kesadaran tentang arti penting
museum, demikian juga dalam hal pengelolaannya museum di negara maju
dikelola secara profesional oleh tenaga-tenaga ahli dibidangnya (Sudharto,
2001:36).Di Indonesia kesadaran tentang arti penting museum masih
rendah.Keberadaan museum di Indonesia yang sedemikian banyaknya belum
membuka kesadaran masyarakat tentang arti penting museum, maka tidak
mengherankan jika hingga saat ini museum belum dijadikan media wisata
pendidikan oleh masyarakat Indonesia.
1www.icom.orgdiakses pada Rabu, 18 Januari 2014 pukul 15.00 WIB
Potensi Museum Wayang Kekayon Dan Upaya Peningkatannya Sebagai Daya Tarik Wisata BudayaTYAS WINDU MANISAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
Hal inilah yang mendasari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk
menggelar berbagai program guna mendorong meningkatnya jumlah kunjungan
masyarakat ke museum. Upaya pemerintah untuk mempromosikan museum
dilakukan melalui programTahun Kunjungan ke Museum, Gerakan Nasional
Cinta Museum dan Pemilihan Duta Museum Indonesia.
Melihat peran penting museum sebagai pelestari nilai-nilai budaya, maka
menjadi tugas bangsa Indonesia untuk melestarikan keberadaan museum yang
menyimpan kekayaan budaya berwujud benda maupun non benda karena
keberadaan museum dan koleksinya sangat bermanfaat bagi generasi sekarang dan
yang akan datang. Melalui museum, pengunjung dapat mengetahui dan
mengembangkan sejarah dan peradaban bangsa.
Museum Wayang Kekayon telah mendokumentasikan sejarah wayang yang
merupakan kebudayaan asli Indonesia. Sebagai satu-satunya museum wayang
terlengkap di Indonesia, hal tersebut merupakan daya tarik wisata yang potensial.
Namun daya tarik tersebut belum dikelola dengan maksimal sehingga kurang
menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke Museum Wayang Kekayon.
Peran strategis Museum Wayang Kekayon sebagai sarana wisata budaya ini
hendaknya disadari baik oleh penyelenggara, pengelola museum maupun
masyarakat pada umumnya. Guna meningkatkan peran Museum Wayang
Kekayon Yogyakarta sebagai media wisata budaya, maka perlu dilakukan upaya-
upaya peningkatan potensi museum dan pengembangan strategi-strategi yang
menunjang kelangsungan pariwisata budaya itu sendiri.
Potensi Museum Wayang Kekayon Dan Upaya Peningkatannya Sebagai Daya Tarik Wisata BudayaTYAS WINDU MANISAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
1.2. RumusanMasalah
Berdasarkanuraianlatarbelakangmasalahtersebut,
makadalampenelitianiniakandibahaspermasalahan yang berkenaandengan daya
tarik wisata di MuseumWayangKekayon Yogyakarta.
Permasalahantersebutadalah:
1. Apa potensi Museum Wayang Kekayon sebagai daya tarik wisata budaya?
2. Upaya apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan potensi Museum
Wayang Kekayon sebagai daya tarik wisata budaya?
1.3. TujuanPenelitian
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan potensi Museum Wayang Kekayon
sebagaidaya tarik wisata budaya.
2. Untuk memberikan rekomendasi strategi pengembangan guna meningkatkan
potensi Museum Wayang Kekayon sebagai daya tarik wisata budaya.
1.4. ManfaatPenelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya:
1. Manfaat Teoritis:
a. Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk penulisan lain mengenai
pengelolaan museum dan pengembangan potensi daya tarik wisata
museum.
b. Sebagai penerapan ilmu-ilmu dari pariwisata budaya.
2. Manfaat Praktis:
a. Dapat dijadikan evaluasi bagi pelaku pariwisata dalam mengelola
museum.
Potensi Museum Wayang Kekayon Dan Upaya Peningkatannya Sebagai Daya Tarik Wisata BudayaTYAS WINDU MANISAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan dalam hal
pengembangan potensi daya tarik museum.
1.5. TinjauanPustaka
Tinjauan pustaka merupakan salah satu dari rangkaian penelitian yang
berguna untuk mengetahui sejauh mana penelitian mengenai masalah museum
sebagai daya tarik wisata budaya telah dilakukan oleh para peneliti atau penulis
sebelumnya yang dianggap relevan dengan penelitian ini.
Penelitian mengenai Museum Wayang Kekayon sebagai Daya Tarik Wisata
Budaya belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Namun peneliti menyajikan
beberapa penelitian yang mengkaji tentang pengembangan pariwisata yang sejalan
dengan studi yang akan dilakukan oleh peneliti. Beberapa penelitian tersebut
adalah:
Penelitian yangdilakukan oleh Raden Roro Muri Kurniawati (Kurniawati,
2013:73) mendeskripsikan tentang tugas Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta
yang harus melestarikan nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa Indonesia ditengah
arus globalisasi dan pentingnya peran museum dalam pemahaman dan
pengamalan nilai nasionalisme bagi generasi muda. Hasil penelitian ini
menunjukkan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta memiliki peran sebagai
sarana pendidikan nasionalisme, hal ini terbukti dengan adanya peningkatan
pemahaman pengunjung terhadap nilai-nilai nasionalisme melalui sajian pameran
di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Penelitian yang dilakukan oleh Elisabeth Pardede(2011:31) memaparkan
tentang daya tarikbangunan benda cagar budayaMuseum Benteng Vredeburg dan
Potensi Museum Wayang Kekayon Dan Upaya Peningkatannya Sebagai Daya Tarik Wisata BudayaTYAS WINDU MANISAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
6
kurangnya nilai-nilai yang terkandung didalamnya sebagai bangunan yang
bersejarah tinggi serta upaya pengembangannya. Hasil penelitian ini menunjukan
daya tarik yang ada di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tergolong sangat
unik tetapi kurang beragam dan kurang menunjukan nilai-nilai yang terkandung
dalam sebuah bangunan yang bersejarah tinggi. Dalam pengungkapan daya tarik
ini, faktor-faktor aksesibilitas, amenitas, pelayanan wisata, infrastruktur dan
elemen institusi sangat berpengaruh. Dari analisis aspek yang mendukung dan
kurang mendukungterhadap faktor-faktor itu maka dapat ditemukan upaya-upaya
pengembangan lebih lanjut yang dapat dilakukan oleh pengelola Museum
Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Penelitian yang dilakukan oleh Ully Kurnia Cahya Wibawa(2012:52)
mendiskripsikan tentang upaya pengembangan potensi dan daya tarik Museum
Affandi, serta faktor pendukung dan penghambat pengelolaan MuseumAffandi
dengan menganalisa kunjungan wisatawan melalui analisis SWOT.Hasil
penelitian menunjukkan Museum Affandi memiliki beragam potensi yang perlu
dikelola dengan baik guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke museum.
Penelitian yang dilakukan oleh Muh Fauzan Ali(2013:58) memaparkan
tentang pengelolaan Museum Gunung Api Merapi yang dianalisis dengan
menggunakan analisis SWOT dan persepsi wisatawan. Hasil penelitian ini adalah
Museum Gunung Api Merapi memiliki kekuatan dan peluang yang besar namun
dalam pengelolaannya masih banyak kekurangan sehingga belum maksimal dalam
mendatangkan wisatawan.
Potensi Museum Wayang Kekayon Dan Upaya Peningkatannya Sebagai Daya Tarik Wisata BudayaTYAS WINDU MANISAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
7
Penelitian yang dilakukan Vincensius Agus Sulistya (2013:91) memaparkan
tentang strategi yang tepat dalam mengembangkan program publik Museum
Benteng Vredeburg Yogyakarta untuk meningkatkan pencapaian visi dan misi
museum pada masa yang akan datang. Hasil penelitian menunjukkan penyusunan
program publik Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta belum mengacu pada
kebutuhan masyarakat, maka penyusunan program publik perlu ditingkatkan
untuk membangun keterlibatan masyarakat dengan museum.
1.6. Landasan Teori
Museum memiliki nilai-nilai dari masa lalu yang ingin tetap dilestarikan.
Dalam perkembangan pelestarian warisan budaya, pariwisata menjadi salah satu
alat untuk melestarikan sehingga warisan budaya tersebut „dipasarkan‟ kepada
pengunjung sebagai bagian dari produk pariwisata. Sebagai sebuah bangunan
cagar budaya yang menjadi museum dan dimanfaatkan untuk kepentingan
pariwisata, Museum Wayang Kekayon dianggap sebagai sebuah destinasi
pariwisata. Landasan teori dalam penelitian mengenai Museum Wayang Kekayon
sebagai daya tarik wisata budaya adalah sebagai berikut:
1. Daya Tarik Wisata
Sebuah usaha pariwisata harus memiliki daya tarik yang dapat diolah dan
dipasarkan kepada wisatawan. Daya tarik wisata menjadi elemen utama dalam
pariwisata yang berperan untuk menarik wisatawan melakukan perjalanan wisata
ke sebuah tempat. Daya tarik wisata adalah sesuatu yang menarik dan
menyebabkan wisatawan berkunjung ke suatu tempat atau daerah, daya tarik
tersebut biasanya berupa obyek-obyek yang jarang terjadi dan dilihat setiap hari
Potensi Museum Wayang Kekayon Dan Upaya Peningkatannya Sebagai Daya Tarik Wisata BudayaTYAS WINDU MANISAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
8
(Sammeng, 2007:27). Daya tarik wisata muncul dari percampuran antara
sumberdaya dan pelayanan wisata.
2. Pariwisata Budaya
Boniface (1995:115) menyatakan bahwa pariwisata budaya adalah jenis
kepariwisataan yang berhubungan dengan kehidupan manusia dan cara hidupnya
serta hasil karyanya, teristimewa hasil karya pada zaman dahulu. Sehubungan
dengan itu Gamal Suwantoro (1997:19) menyatakan bahwadaya tarik wisata
budaya bersumber pada kebudayaan, seperti peninggalan sejarah, museum, atraksi
kesenian, dan obyek lain yang berkaitan dengan budaya.
Dalam kaitannya dengan pariwisata budaya, negara Indonesia
sesungguhnya merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki warisan
budaya yang sangat beragam dilihat dari rentangan waktu atau masa
pembuatannya ataupun bentuknya. Berbagai warisan budaya dari masa pra-
sejarah, Hindu-Budha, Islam maupun kolonial merupakan obyek dan daya tarik
wisata Bangsa Indonesia.
3. Museum
Istilah “Museum” berasal dari bahasa Yunani Kuno “Museion” yang
mempunyai arti sebuah gedung ilmu pengetahuan dan kesenian. Pada awalnya
Museion merupakan sebuah kuil pemujaan untukDewi Mousa, tempat
bersemayamnya dewi-dewi kesenian dan ilmu pengetahuan (Suratmin, 2000:11-
12). Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa museum adalah
lembaga yang dinamis, senantiasa mengalami perkembangan sesuai dengan
kemajuan jaman. Hal ini mengandung makna bahwa museum harus memiliki
Potensi Museum Wayang Kekayon Dan Upaya Peningkatannya Sebagai Daya Tarik Wisata BudayaTYAS WINDU MANISAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
9
kepekaan kepada publik. Mengingat museum memiliki keterkaitan erat dengan
pendidikan publik maka museum harus dapat menyampaikan nilai-nilai luhur
kepada publiknya melalui koleksi, tata pameran dan program kegiatannya. Selain
untuk fungsi pendidikan pemanfaatan museum harus senantiasa
mempertimbangkan aspek perlindungan dan pelestarian budaya bangsa.
4. Jenis Museum
Museum menurut jenisnya dibedakan menjadi dua yaitu museum umum
dan museum khusus. Museum umum, koleksinya terdiri dari kumpulan bukti
material hasil budaya manusia dan lingkungan yang bekaitan dengan satu cabang
ilmu, seni dan teknologi (Dwiyanto. Dkk, 2004:12). Berbicara tentang museum
khusus budaya maka akan diperoleh pengetahuan tentang kebudayaan, proses
terjadinya kebudayaan tersebut dan asal usul kebudayaan tersebut. Dalam
penelitian ini peneliti memilih Museum Wayang Kekayon sebagai obyek
penelitian. Museum khusus budaya tersebut memiliki ribuan koleksi wayang yang
merupakan warisan asli budaya Indonesia.
5. Pengelolaan Museum
Pengelolaan museum sangat menentukan kualitas museum secara
keseluruhan. Sutaarga (1989:45)mendefinisikan pengelolaan museum sebagai
suatu kegiatan yang dilaksanakan secara terus-menerus untuk mencapai tujuan
museum dengan hasil maksimum. Untuk mencapai hasil maksimum dibutuhkan
manajemen yang baik, mulai dari perencanaan, pelaksanaan yang berorientasi
hasil, dan evaluasi. Cakupan manajemen museum itu sendiri sangat luas, yakni
meliputi: (1) Why, yang menggambarkan latar belakang pendirian museum dan
Potensi Museum Wayang Kekayon Dan Upaya Peningkatannya Sebagai Daya Tarik Wisata BudayaTYAS WINDU MANISAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
10
pentingnya keberadaan manajemen dalam pengelolaan museum; (2) Who,siapa
saja yang dilibatkan, Hal ini mengenai struktur organisasi dan tata kerja museum
dan kualifikasi orang-orang yang mendudukinya serta peran dari stakeholder
museum. (3)What, koleksi atau program kegiatan museum yang akan
dilaksanakan, dan (4) How, yang memberikan gambaran melalui metode-metode
dalam mengelola museum (Permas 2003:40).
Dalam merumuskan misi, mandat, tujuan, dan sasaran museum, penting
bagi museum untuk memfokuskan perumusannya sesuai dengan fungsi-fungsi
museum. Barry Lord (2000:4) mengemukakan ada enam fungsi utama museum,
yang saling terkait, bersinergi, dan menggambarkan keunikan museum. Keenam
fungsi tersebut terbagi atas dua kelompok. Tiga aspek berhubungan dengan aset
museum, sedangkan aset lainnya merupakan aktivitas museum. Fungsi ketujuh,
menyatukan dan bekerjasama dengan keenam fungsi lain, adalah administrasi.
Fungsi-fungsi museum tersebut dapat dilihat pada bagan berikut:
Gambar 1.1
Fungsi-fungsi Museum
(Sumber: Lord, 2000:5)
Administration
MUSEUM FUNCTIONS
Assets/modal
1. Collecting/Pengumpulan
2. Documentation/Pendokumentasian
3. Preservation/Pemeliharaan
Activities/Kegiatan
1. Research/Penelitian
2. Display/Pameran
3. Interpretation/Penafsiran
Potensi Museum Wayang Kekayon Dan Upaya Peningkatannya Sebagai Daya Tarik Wisata BudayaTYAS WINDU MANISAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
11
Lebih lanjut dikemukakan Lord (2000:6) agar manajemen museum dapat
memfasilitasi pencapaian misi, mandat, tujuan serta sasaran jangka pendek dan
panjang, maka museum harus terampil memainkan lima perannya. Kelima peran
tersebut adalah:
1. Mengilhami (to inspire) dengan semangat dan pengertian yanglebih
mendalam pada misi museum.
2. Mengkomunikasikan (to communicate) mandat museum.
3. Membawa (to lead) menuju pencapaian tujuan museum
4. Mengontrol (to control) pencapaian hasil dari tujuan jangka pendek
museum.
5. Mengevaluasi (to evaluate) pemenuhan fungsi-fungsi museum.
Manajemen museum sesungguhnya ditujukan kepada pelayanan
pengunjung, karena satu-satunya alasan keberadaan atau eksistensi museum
adalah pengunjung.
6. Pengunjung Museum
Secara umum, Sutaarga(1989:82) membagi pengunjung museum ke dalam
dua kelompok besar, yaitu:
1. Para kolektor, seniman, para perancang, ilmuwan dan mahasiswa yang
karena latar belakang sosialnya, seakan akan ada hubungan
tertentudengan koleksi museum, dan bahwa kunjungan mereka ke
museum itu sudah direncanakan semula, dengan motivasi yang jelas.
Jenis pengunjung ini disebut sebagai jenis lama.
Potensi Museum Wayang Kekayon Dan Upaya Peningkatannya Sebagai Daya Tarik Wisata BudayaTYAS WINDU MANISAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
12
2. Jenis pengunjung museum lainnya disebut jenis pengunjung baru. Jenis
pengunjung ini sulit untuk dilukiskan karakteristiknya. Kelompok ini
biasanya datang ke museum tanpa tujuan tertentu. Bila suatu ketika
mereka mengunjungi museum dengan prakarsa spontan, maka mereka
kembali pasif, tidak memiliki motivasi yang kokoh untuk tetap menjadi
pengunjung museum.
Selanjutnya, Sutaarga (1989:82)menyatakan bahwa ada tiga macam
motivasi di antara para pengunjung museum yang dapat diamati. Ketiga macam
motivasi tersebut yaitu:
1. Keinginan untuk melihat yang serba indah (estetik);
2. Keinginan untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak tentang yang
mereka lihat (tematik, intelektual);
3. Keinginan untuk menempatkan dirinya dalam suatu suasana yang lain,
yang berbeda dari lingkungan hidupnya sendiri (romantik).
7. Strategi Pengembangan Pariwisata
Menurut Suryono (2004:80) strategi pada prinsipnya berkaitan dengan
persoalan:kebijakan pelaksanaan, penentuan tujuan yang hendak dicapai, dan
penentuan cara-cara atau metode penggunaan sarana-prasarana. Strategi selalu
berkaitan dengan 3 hal yaitu tujuan, sarana, dan cara. Oleh karena itu, strategi juga
harus didukung oleh kemampuan untuk mengantisipasi kesempatan yang ada.
Dalam melaksanakan fungsi dan peranannya dalam pengembangan pariwisata
daerah, pemerintah daerah harus melakukan berbagai upaya dalam pengembangan
sarana dan prasarana pariwisata.
Potensi Museum Wayang Kekayon Dan Upaya Peningkatannya Sebagai Daya Tarik Wisata BudayaTYAS WINDU MANISAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
13
1.7. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif yaitu analisis dengan mengacu pada data-data kualitatif yang berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.
Penelitian ini dimulai dari proses mengamati, mengumpulkan data, menganalisis
data kemudian mendeskripsikannya dalam tawaran atau rekomendasi sehingga
pertanyaan dalam penelitian dapat terjawab.
1.7.1 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh keterangan dan informasi yang benar dan dapat dipercaya. Dengan
kata lain pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh data yang relevan dan
akurat berkatan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam beberapa teknik sebagai berikut:
1. Studi pustaka
Studi Pustaka diakukan untuk mengumpulkan data tentang sejarah
berdirinya Museum Wayang Kekayon, tentang hal-hal yang terkait
dengan pengembangan pariwisata di Museum Wayang Kekayon. Data-
data yang dikumpulkan bersumber dari buku-buku, hasil penelitian
ilmiah, tesis, literatur, makalah dan jurnal yang terkait dengan obyek
penelitian. Sumber data dapat ditemukan di Perpustakaan Pusat UGM,
Perpustakaan Museum Benteng Vredeburg, Perpustakaan Fakultas
Filsafat UGM serta beberapa artikel dari media internet.
Potensi Museum Wayang Kekayon Dan Upaya Peningkatannya Sebagai Daya Tarik Wisata BudayaTYAS WINDU MANISAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
14
2. Observasi/Pengamatan dan Dokumentasi
Pengamatan dan observasi dilakukan untuk mengetahui daya tarik wisata
budaya di Museum Wayang Kekayon yang layak untuk dikembangkan
darisisi pariwisata. Observasi dilakukan pada saat hari kerja biasa dan
pada saatpraktek pemanduan wisata dilakukan. Guna mempermudah
penyimpanan data penelitian, interaksi yang terjadi dalam penelitian
direkam dan difoto sehingga membantu peneliti untuk mengingat dan
mengolah data hasil penelitian.
3. Wawancara
Metode wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara
melakukan tanya jawab antar peneliti dengan informan. Wawancara
dilakukan dengan berpedoman pada pertanyaan yang bersifat terbuka,
sehingga informan bebas memberikan pendapatnya. Peneliti meggunakan
wawancara tertulis dan tidak tertulis. Wawancara tertulis merupakan
teknik komunikasi langsung yang menggunakan sejumlah daftar
pertanyaan yang disiapkan untuk dijawab oleh informan secara tertulis.
Sedangkan wawancara lisan berlangsung bebas yang dipandu oleh daftar
pertanyaan yang dijawab secara lisan. Wawancara dilakukan kepada
kepala Museum Wayang Kekayon,staff museum, wisatawan dan
masyarakat lainnya.
Potensi Museum Wayang Kekayon Dan Upaya Peningkatannya Sebagai Daya Tarik Wisata BudayaTYAS WINDU MANISAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
15
1.7.2Analisis Data
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sitematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat memaksimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Analisis SWOT membandingkan
antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan
kelemahan (Rangkuti,1997:18).
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor berupa daya tarik wisata yang
meliputi kekuatan dan kelemahan dalam menarik wisatawan di obyek
wisata Museum Wayang Kekayon. Analisis faktor internal yang meliputi
kekuatan dan kelemahan dilakukan untuk mengetahui kondisi di Museum
Wayang Kekayon tersebut secara internal.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor berupa daya tarik wisata yang
meliputi peluang dan ancaman dalam menarik wisatawan di Museum
Wayang Kekayon. Analisis eksternal ini untuk mengetahui peluang dan
ancaman yang dimiliki Museum Wayang Kekayon.
Kinerja Museum Wayang Kekayon dapat ditentukan oleh kombinasi faktor
internal dan eksternal . Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam
analisis SWOT, yakni antara faktor internal Kekuatan (Strenghth) dan Kelemahan
Potensi Museum Wayang Kekayon Dan Upaya Peningkatannya Sebagai Daya Tarik Wisata BudayaTYAS WINDU MANISAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
16
(Weakness) dengan faktor eksternal peluang (Opportunities) dan ancaman
(Threaths). Berikut adalah tabel matriks analisis SWOT:
Tabel 1.1
Matriks Analisis SWOT
(Sumber: www.lkerinci.blogspot.com
diakses pada tanggal 11 Maret 2014 pukul 20.00 WIB)
Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki. Oleh karena itu matriks ini sangat tepat unutk menyusun
faktor-faktor pengembangan strategi. Matriks SWOT ini dapat menghasilkan
empat macam kemungkinan alternatif strategi yaitu:
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
Potensi Museum Wayang Kekayon Dan Upaya Peningkatannya Sebagai Daya Tarik Wisata BudayaTYAS WINDU MANISAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
17
2. Strategi ST
Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan usaha meminimalkan kelemahan
yang ada serta menghindari ancaman (Rangkuti, 1997:31)
Potensi Museum Wayang Kekayon Dan Upaya Peningkatannya Sebagai Daya Tarik Wisata BudayaTYAS WINDU MANISAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
18
Gambar1.2
Alur Penelitian
Perumusan Masalah
Perumusan Tujuan
Pengumpulan Data
Data Primer:
-Observasi Lapangan
-Wawancara
Data Sekunder:
-Studi Pustaka
Analisis Data:
Analisis SWOT
Hasil Penelitian:
1. Potensi Museum Wayang Kekayon sebagai Daya Tarik Wisata Budaya.
2. Faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
3. Strategi Pengembangan.
Kesimpulan
Potensi Museum Wayang Kekayon Dan Upaya Peningkatannya Sebagai Daya Tarik Wisata BudayaTYAS WINDU MANISAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/