19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Theory of Reasoned Action
Menurut Setiadi dalam Sahat Simbolin, Theory of reasoned
action menggambarkan keterpaduan yang menyeluruh dari
komponen sikap dalam struktur yang didesain untuk mengarahkan
prediksi dan penjelasan yang lebih baik dari perilaku. Model
Reasoned Action menekankan pada pengukuran sikap yang lebih
menekankan pada maksus untuk berperilaku. Penilaian kepercayaan
pada model Reasoned Action yaitu menilai kepercayaan konsumen
yang membentuk perilaku karena lebih memikirkan akibat dari
tindakan yang dilakukan.
Menurut theory of Reasoned Action bahwa perilaku seseorang
sangat tergantung pada minat/niatnya (intention), sedangkan niat
untuk berperilaku sangat tergantung pada sikap (attitude) dan norma
subjektif atas perilaku. Pada sisi lain, keyakinan terhadap akibat
perilaku dan evaluasi akibat akan menentukan sikap perilaku
seseorang. Demikian pula, keyakinan normative dan motivasi untuk
mengikuti pendapat orang lain akan menentukan norma
subjektifnya. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa minat
untuk berperilaku dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal
(lingkungan sosial). Faktor internal tercermin pada sikap seseorang
20
dan faktor eksternal tercermin pada pengaruh orang lain terhadap
perilaku keputusan yang diambil.11
Fishbein dan Ajzen menyatakan bahwa niat seseorang untuk
melakukan suatu perilaku menentukan akan dilakukan atau tidak
dilakukannya perilaku tersebut. Niat melakukan atau tidak
melakukan niat tertentu dipengaruhi oleh dua penentu dasar yaitu
sikap serta dari pengaruh sosial yaitu norma subjektif. TRA
menjelaskan hubungan intensi atau niat dengan perilaku yang
sepenuhnya berada dalam 20ctual20 individu, sehingga asumsi
dasar dari TRA adalah bahwa setiap individu sadar dalam membuat
keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku.12
TRA mengusulkan bahwa minat perilaku adalah suatu fungsi
dari sikap (attitude) dan norma-norma subjektif (subjective norm).
Dalam upaya mengungkapkan pengaruh sikap dan norma-norma
subjektif terhadap minat perilaku, Fishbein dan Ajzen melengkapi
model TRA ini dengan keyakinan (belief). Dikemukakannya bahwa
sikap berasal dari keyakinan terhadap perilaku (behavioral belief),
sedangkan norma subjektif berasal dari keyakinan normatif
(normative belief).13
11 Sahat Simbolin, “Aplikasi Theory Of Reasoned Action Untuk Memprediksi
Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Yamaha Vixion”, (Universitas:
KST Medan, 2015), hlm. 19 12 Ivon Jahlil dkk, “Applied of Reasoned Action Theory (TRA) Yang
Berdampak Pada Intention To Purchase Herbal Cosmetics”, Jurnal (Universitas:
Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat), Vol. 3, No. 2, 2019, (ISSN: 2614-2147). hlm. 107-
108 13 Anita Rahmanawaty, “Model Adopsi Produk Bank Syaria’ah di
Kdusu:pengembangan Theory Of reasoned Action dan Syariah Compliance”, Jurnal
(Universitas: Sekolah Tinggi Agama Islam Negerti (STAIN)), Vol. 8, No. 2, Desember
2014), hlm. 314
21
Menurut Fishbein & Ajzen, Minat (intention) dalam Karyati
didefinisikan sebagai suatu keinginan seseorang untuk melakukan
suatu perilaku tertentu (Fishbein & Ajzen). Minat untuk melakukan
perilaku (intention) adalah kecenderungan seseorang untuk memilih
melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan. Minat tidak selalu
statis, dan minat dapat berubah dengan berjalannya waktu.14
Menurut Fishbein & Ajzen bahwa sikap adalah keseluruhan
perasaan suka atau tidaknya seseorang terhadap sebuah perilaku.
Menurut Mada dalam Trisdayana menyatakan bahwa Norma
subjektif adalah persepsi seseorang terhadap pendapat atau masukan
orang lain yang mampu mempengaruhi niat seseorang untuk
melaksanakan atau tidak melaksanakan perilaku.15
Secara garis besar TRA adalah alasan dari seseorang untuk
bertindak dengan menghubungkan antara keyakinan, sikap dan
perilaku, serta dipengaruhi oleg faktor-faktor tertentu yang dimana
dalam penelitian ini faktor tersebut adalah periklanan, kualitas
produk dan persepsi konsumen sehingga memutuskan
menggunakan digital payment OVO.
Digital Payment OVO dalam pandangan islam masih terjadi
perdebatan antara para ulama. Dimana sebagian ulama
mengganggap digital payment OVO menggunakan akad Al Qardh
yaitu akad pinjaman. Jika dilakukan dengan benar maka tidak ada
14 Kayanti, “Peran Theory Of Reasoned Action Terhadap Minat Menggunakan
Produk Bagi Hasil Bank Syariah”, Jurnal Uniska Fakultas Ekonomi, (Universitas
Swadaya Gunung Jati, Vol. 3 No. 01 2018) 15 3Trisdayana Aryadhe dkk, “Pengaruh Sikap dan Norma Subjektif Terhadap
Niat Beli dan Keputusan Pembelian”, E-Jurnal Manajemen (Unud, Vol. 7, No. 3, 2018:
1452-1480)
22
masalah namun masalahnya timbul dari adanya diskon, pemberian
poin, bonus, dll, hal tersebut merupakan manfaat/ keuntungan dari
pinjaman namun berdasarkan kaidah islam “Setiap pinjaman yang
memberikan manfaat adalah Riba”.
Sebagian ulama yang lain memperbolehkan dengan
menggunakan akad Wadi’ah, lebih tepatnya wadi’ah adh-dhaman
yaitu titipan barang/harta yang dititipkan oleh pihak pertama
(nasabah) kepada pihak lain (bank). Dan bonus atau manfaat yang
didapatkan pengguna dalam akad ini merupakan suatu riba.
Berdasarkan perbedaan pendapat antara ulama tersebut
penulis sendiri lebih berpihak kepada ulama yang memperbolehkan,
alasannya adalah penulis melihat dalam digital payment ini memilik
manfaat dan keuntungan yang didapatkan pengguna, penulis juga
menganggap tidak adanya sesuatu hal yang merugikan
penggunanya, karena alasan tersebut penulis tetap melanjutkan
penelitian ini.
B. Definisi Pemasaran
Asal kata pemasaran adalah market atau sama dengan pasar.
Apa yang nanti dipasarkan itu adalah berupa produk barang dan
jasa.16 Memasarkan hanya menawarkan barang atau menjual tetapi
juga mencakup berbagai macam hal seperti membeli, menjual
dengan berbagai cara, mengangkut barang, menyimpan barang,
menyortir dan sebagainya.
16 H. Buchari Alma, “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa”,
(Bandung: Penerbit Alfabeta 2018), hlm. 1
23
Menurut The American Marketing Association marketing
adalah proses merencanakan konsepsi, harga, promosi dan distribusi
ide, menciptakan peluang yang memuaskan individu dan sesuai
dengan tujuan organisasi.17
Definisi pemasaran tidak hanya berlandaskan berdasarkan
konvensional saja, adapun denifisi pemasaran syariah. Menurut
Alom dan Haque pemasaran syariah (Islamic marketing) adalah
proses dan strategi (hikmah) dalam rangka memenuhi kebutuhan
melalui produk dan jasa yang halal (tayyib) dalam prinsip saling rela
guna mencapai kesejahteraan (falah) bagi kedua belah pihak yaitu
pembeli dan penjual baik terpenuhinya kesejahteraan secara
material dan spiritual, dunia dan akhirat. 18
C. Keputusan Pembelian
Perusahaan yang bagus akan selalu berusaha untuk mencoba
memahami proses keputusan pembeli dari konsumen. Pengalaman
setiap konsumen yang berbeda-beda dalam pembelajaran, memilih,
menggunakan atau menyingkirkan produk harus diperhatikan oleh
perusahaan. Dan orang yang mengambil keputusan biasanya
mempunyai dua pilihan, yaitu membeli atau tidak membeli dan
harus memutuskan antara kedua hal tersebut.
Tingkat proses keputusan pembelian konsumen terdapat lima
tahapan, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.
17 H. Abdul Manap, “Revolusi Manajemen Pemasaran”, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2016), hlm. 9 18 Nur Asnawi dan Muhammad Asnan, “Pemasaran Syariah Teori, Filosofi &
Isu Isu Kontemporer”, (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2017), hlm.130
24
Menurut Kotler dan Keller keputusan pembelian adalah tahap
dimana konsumen membentuk kecendrungan dalam memilih antara
beberapa brand.19
Jelas, proses pembelian dimulai jauh dari sebelum pembelian
24ctual dan mempunyai konsekuensi dalam waktu lama setelahnya.
Menurut Sunyoto dalam Kevin Christian terdapat lima indikator
dalam keputusan pembelian, yaitu:
1. Tentang Merek
2. Tentang Jumlah Produk
3. Tentang waktu pembelian20
D. Periklanan
1. Definisi Periklanan
Menurut Hasan dalam Winda Pramita periklanan
merupakan upaya perusahaan menyampaikan promosi non-
personal untuk mempengaruhi konsumen membeli produk yang
ditawarkan. Menurut Hamdani Periklanan merupakan salah
satu bentuk dari komunikasi impersonal yang digunakan oleh
perusahaan untuk memberikan informasi tentang suatu produk
atau jasa.21
19 Andre S.S dan Cut I.S, “Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan
Pembelian Sepatu Vans”, Jurnal (Universitas Telkom), Vol. 5, No. 3 Desember 2018,
(ISSN: 2355-9357). hlm. 3814 20 Kevin Christian, “Pengaruh Kualitas Produk dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian REM Cakram dan Rem Tromol Motor Honda Matic Pada PT
Mega Anugerah Mandiri Medan”, Jurnal (Universitas Prima Indonesia), Vol. 8, No.1,
Jan-Juni 2019, (ISSN: 2089-8592), hlm. 47 21 Winda Pramita dan Iwan Kurniawan Subagja, “Pengaruh Periklanan dan
Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Samsung”, Jurnal
(Kampus Unkris Jatiwaringin), Vol. 6, NO. 3 Sept-Des 2018, (ISSN: 2338-4794). Hlm.
4.
25
Periklanan adalah pesan yang menawarkan suatu produk
yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Menurut
Philip Kotler periklanan adalah segala bentuk penyajian non-
personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh suatu sponsor
tertentu yang memerlukan pembayaran.22
Periklanan adalah komunikasi non personal melalui
beragam media yang dibayar oleh perusahaan bisnis, organisasi
non profit dan individu, yang dalam beberapa cara
memperkenalkan dalam pesan periklanan dan berharap untuk
memberitahu atau membujuk anggota dari penerima pesan
tertentu. Menurut Khasali dalam Novi Claodya periklanan
adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan
kepada masyarakat lewat suatu media.23
AMA (American Marketing Association) mendefinisikan
iklan sebagai semua bentuk bayaran untuk mempresentasikan
dan mempromosikan ide barang, atau jasa secara non personal
oleh sponsor yang jelas. Sedangkan periklanan adalah seluruh
proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan iklan.24
Periklanan penting dilakukan oleh perusahaan agar dapat
mempengaruhi konsumen dalam berbagai hal seperti perasaan,
22 Priccilia Natalia dan Mumuh Mulyana, “Pengaruh Periklanan dan Promosi
Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian”, Jurnal Ilmiah Manajemen kesatuan (STIE
Kesatuan Bogor) Vol. 2 No. 2, 2014, (ISSN 2337-7860). Hlm 120 23 Novi Claodya Lee dan Anik Lestari Anjarwati, “Pengaruh Kualitas Produk
dan Periklanan Terhadap Keputusan Pembelian The Botol Sosro Kemasan Pet 450
ML”, (Universitas Negeri Surabaya), Vol. 5, No. 4, 2017. hlm 3 24 Herman Malau, “Manajemen Pemasaran Teori dan Aplikasi Pemasaran
Era Tradisional Sampai Era Modernisasi Global”, (Bandung: Penerbit Alfabeta,
2017), hlm. 85
26
pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap terhadap suatu produk
atau jasa dari perusahaan. Dan sebagai suatu pengelolaan dari
suatu citra dengan maksud menciptakan dan mempertahankan
citra dan makna yang baik dari suatu produk di benak
konsumen.
Periklanan merupakan bagian dari suatu promosi dari
perusahaan untuk mengenalkan produknya. Dalam islam ketika
melakukan suatu promosi dalam hal ini berupa periklanan,
perusahaan harus melakukannya berdasarkan syariat yang telah
ditentukan islam. Periklanan dalam islam harus dilakukan
dengan jelas, amanah, tidak mengecoh konsumen, tidak
menyebarkan iklan yang mengandung unsur penipuan dengan
niat menarik perhatian konsumen.
Sebagaimana firman Allah SWT QS. Ali Imran : 77
sebagai berikut:
وأيمانهم ثمنا قليلا أولئك لا إن الذين يشترون بعهد الله
ولا ينظر إليهم يوم القيامة خلا ق لهم في الآخرة ولا يكلهمهم الله
يهم ولهم عذاب أليم ﴿ ﴾٧٧ولا يزكه
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menukar
janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan
harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian
(pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan
mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari
kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka
azab yang pedih”.
27
Dalam ayat tersebut Allah mengharamkan memakan harta
dengan cara yang batil, kecuali jika dengan jalan perdagangan
yang dilakukan atas dasar suka rela dari kedua belah pihak.
Karena itu jika orang yang membeli produk sebab tertipu
dengan promosi yaitu seperti periklanan yang dilakukan oleh
perusahaan maka konsumen tentunya akan tidak rela ketika
mengetahui yang sebenarnya. Dan transaksi yang dilakukan itu
di anggap tidak boleh dalam islam.
2. Fungsi Periklanan
Banyak perusahaan bisnis maupun juga organisasi non
profit mempunyai keyakinan akan periklanan akan membuat
produknya dat di kenal oleh konsumen. Karena itu berikut di
bawah ini fungsi dari periklanan antara lain :
a. Memberikan Informasi
Dengan begitu fungsi utama periklanan adalah
mempublikasikan merek dan memberikan informasi
sehingga konsumen mengenal merek suatu produk,
mengenai keistemewaan dan manfaat merek dan
meningkatkan kesadaran tinggi konsumen akan suatu
produk atau merek.
b. Memberi pengaruh
Periklanan yang dilakukan secara efektif akan membuat
konsumen untuk mencoba suatu produk atau jasa yang
ditawarkan kepada mereka.
c. Mengingatkan dan meningkatkan kesadaran akan merek
Periklanan berfungsi untuk membuat para konsumen agar
selalu mengingat suatu produk atau jasa dan sebuah
28
merek yang di keluarkan oleh perusahaan. Memperkaya
memori konsumen sebanyak mungkin sehingga akan
membuat produk yang di keluarkan perusahaan akan
menonjol dan langsung muncul dalam ingatan ketika
memilih sebuah produk.
d. Menambah Nilai
Periklanan yang baik akan di pandang konsumen lebih
dengan lebih elegan, lebih bergaya, lebih prestisius, lebih
berkualitas, dan lainnya. Sehingga dengan menambah
nilai akan menghasilkan volume penjualan, pendapatan,
dan keuntungan yang lebih banyak.25
Menurut Kotler dan keller cara mengembangkan program
iklan yang baik dan benar adalah harus selalu dapat
mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. Selanjutnya
menggunakan lima keputusan utama yang dikenal dengan “lima
M” yaitu :
1. Mission (Misi), adalah suatu tujuan dari periklanan dapat
diklasifikasikan berdasarkan apakah tujuannya, baik
untuk menginformasikan, meyakinkan, mengingatkan,
atau memperkuat.
2. Money (Uang) merupakan sesuatu yang dapat kita artikan
sebagai anggaran atau budget ketika kita ingin melakukan
atau membuat suatu iklan yang tepat.
3. Massage (Pesan) merupakan suatu hal yang berupa suatu
informasi pesan dan maksud tertentu yang ingin di
25 Terence A. Shimp, “Komunikasi Pemasaran Terpadu dalam Periklanan
dan Promosi”, (Jakarta: Selemba Empat, 2014), hlm. 197-199
29
tujukan kepada konsumen dari suatu iklan. Menciptakan
pesan yang baik dalam suatu iklan akan dapat menarik
minat konsumen untuk membeli dan menggunakan suatu
produk dari perusahaan.
4. Media (Media) adalah langkah selanjutnya setelah
memilih sebuah pesan. Pada saat ini terdapat
berbagaimacam media periklanan yang ada. Perusahaan
harus dapat memilih dengan selektif dan tepat dalam
menentukan media yang akan digunakan untuk
mengiklankan produk yang ditawarkan kepada
konsumen.
5. Measurement (Pengukuran). Hal ini dilakukan oleh
perusaan sebagai pelaku yang melakukan periklanan
untuk melihat keefektifitasan sebuah iklan untuk
mempengaruhi potensi terhadap kesadaran, pengetahuan,
atau preferensi.26
Menurut Kotler dalam Dwi Septi terdapat indikator-
indikator yang digunakan untuk mengukur periklanan adalah:
1. Memberikan Informasi (to inform)
2. Membujuk (to persuade)
3. Mengingatkan (to remind)
26 Ibnu Sina, Laela dan Firda N.S, “Pengaruh Periklanan dan Fasilitas
Terhadap Keputusan Menginap Di Hotel Grand Dafam Bela Ternate” Jurnal
Manajemen Sinergi, (Universitas Unkhair), Vol. 5, No. 2, April 2018, (ISSN: 2354-
8555X). hlm. 9
30
Menurut Kotler dan Keller iklan dapat menjadi cara yang
efektif untuk menyebarkan pesan, baik untuk membangun
preferensi merek atau untuk mendidik masyarakat.27
E. Kualitas Produk
1. Definisi Produk
Kualitas adalah totalitas fitur dan katakteristik produk
atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Menurut
Kotler kualitas adalah karakteristik produk atau jasa yang
bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan
konsumen.28 Ini jelas definisi yang berpusat pada pelanggan,
semakin tinggi tingkat kualitas dari suatu produk maka akan
semakin tinggi pula tingkat kepuasan pelanggan.
Kualitas merupakan suatu jaminan terbaik atas loyalitas
pelanggan, pertahanan terkuat perusahaan dalam menghadapi
persaingan baik dalam negeri atau pun luar negeri, dan satu-
satunya jalan untuk mempertahankan pertumbuhan dan
penghasilan dari perusahaan. Karena kualitas merupakan hal
yang berkaitan erat dengan masalah keputusan suatu konsumen.
27 Dwi Septi Haryani, “Pengaruh Periklanan dan Promosi Penjualan
Terhadap Keputusan Pembelian Pada Perumahan Griya Puspandari Asri
Tanjungpinang”, Jurnal Manajemen (Universitas STIE Pembangunan Tanjupinang),
Vol. 8, No. 1, 2019, (ISSN: 2085-9996) hlm. 58 28 Akrim Ashal Lubis, “Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Surat Kabar Pada PT. Suara Barisan Hijau Harian Orbit
Medan”, Jurnal (Universitas Umsu), Vol. 16, No. 2, Oktober 2015, (ISSN: 1693-7619),
hlm. 4
31
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
agar dapat mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau
dikonsumsi oleh konsumen sehingga dapat memuaskan
keinginan atau memenuhi kebutuhan konsumen. Produk
mencakup lebih dari barang berwujud maksudnya poduk
meliputi objek secara fisik, pelayanan orang, tempat, organisasi,
gagasan, atau bauran dari semua wujud diatas.29
Menurut Kotler dan Garry Amstrong dalam Ummu
Habibah dan Sumiati, mendefinisikan kualitas produk sebagai
kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya,
meliputi daya tahan keandalan, ketepatan, kemudahan operasi
dan perbaikan serta atribut bernilai lainnya.30
Menurut Gesperz dalam Imam Chabibi, Leornardo B.H
dan Cicik Harini, menyatakan bahwa kualitas terdiri dari
sejumlah keistemewaan produk, baik keistemewaan langsung
maupun keistemewaan atraktif yang memenuhi keinginan
pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasaan atas
penggunaan produk. Dan bebas dari kekurangan dan
kerusakan.31
Kualitas bisa jadi menjadi hal yang pertama di ukur oleh
konsumen ketika ingin memutuskan melakukan pembelian atau
29 Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, “Manajemen Pemasaran”, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2016), hlm. 153 30 Ummu Habibah dan Sumiati, “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah di Kota Bangkalan
Madura”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis (Universitas 17 agustus 1945, Surabaya), Vol. 1,
No. 1, Maret 2016. hlm. 31-48 31 Imam Chabibi dan Leornardo B.H, “Pengaruh Kualitas Layanan, Citra
Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Dengan Minat Pembelian
Sebagai Intervening”, (Universitas Pandanaran Semarang, 2018), hlm. 6
32
menggunakan suatu produk dari sebuah perusahaan. Semakin
tinggi atau bagus dari suatu produk maka penilaian konsumen
terhadap produk itu akan menjadi semakin bagus dan akan
dapat menarik konsumen untuk melakukan pembelian atau
menggunakan produk dari perusahaan.
Sebagaimana firman Allah SWT QS. An-Naml : 88
sebagai berikut:
ال تحسبہا جامدة و ہی تمر مر السحاب و تری الجب
الذی اتقن کل شیء انہ خبير بما تفعلون صنع اللہ
Artinya : “Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu
sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai
jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat
dengan kokoh tiap-tiap sesuatu, sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Dalam ayat ini menjelaskan bahwa ketika memproduksi
suatu barang harus diselesaikan dengan kualitas yang sebaik-
baiknya dan sempurna, karena Allah sendiri sudah menciptakan
segala sesuatu yang ada dilangit dan di bumi dengan kualitas
yang sangat kokoh . Bila suatu produk telah dapat dikatakan
sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik, produk
tersebut juga harus diselaikan dengan kualitas yang sangat baik
dan kokoh.
Kualitas bisa jadi menjadi hal yang pertama di ukur oleh
konsumen ketika ingin memutuskan melakukan pembelian atau
menggunakan suatu produk dari sebuah perusahaan. Semakin
33
tinggi atau bagus dari suatu produk maka penilaian konsumen
terhadap produk itu akan menjadi semakin bagus dan akan
dapat menarik konsumen untuk melakukan pembelian atau
menggunakan produk dari perusaan.
2. Tingkatan Produk
Produk harus mencakup seperangkat manfaat yang
diharapkan pelanggan ketika pelanggan atau konsumen
membeli dan menggunakan produk tersebut.
1. Produk Inti (The core product) dilihat sebagai pusat seluruh
produk. Produk ini manfaat dan keuntungan dari sebuah
produk. Dan terdiri dari kebutuhan (need) yang akan
dipenuhi oleh keinginan (want) yang akan direalisasikan
dan masalah akan dipecahkan dengan jalan mengkomsumsi
produk tersebut. Misalnya seorang turis yang sedang
kelaparan (need to eat) dan turis tersebut ingin makan
makanan khas padang sehingga dia memasuki resto rumah
makan padang, kemudian makan (disini masalah
dipecahkan yang semula lapar, setelah makan nasi padang
menjadi kenyang).
2. Produk Sebenarnya (The actual Produk), Tingkatan ini
melihat suatu produk yang lebih nyata dan meliputi
berbagai macam aspek seperti mutu produk, fitur, kemasan,
gaya (style), dan desain, dan berserta nama dari sebuah
merek yang dipergunakan.
3. Produk Tambahan (augmented product), tingkatan produk
ini meliputi fitur dan jasa yang menambah nilai ke transaksi
diluar harapan pelanggan. Banyak pelanggan yang
34
mengharapkan tidak perlu. Namun dalam banyak hal itu
bisa saja menjadi kunci untuk memenangi kompetisi.32
Menurut Kotler dan Keller dalam Supriyadi, Wahyu
Wiyani dan Ginanjar, Ada Sembilan dimensi kualitas produk
seperti berikut ini :
1. Bentuk (form), meliputi ukuran, bentuk, atau struktur
fisik produk.
2. Fitur (feature), karakteristik produk yang menjadi
pelengkap fungsi dasar produk. 3. Kualitas kinerja
(performance quality), adalah tingkat dimana
karakteristik utama produk beroperasi.
3. Kesan kualitas (perceived quality) sering dibilang
merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang
dilakukan secara tidaklangsung karena terdapat
kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau
kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.
4. Ketahanan (durability), ukuran umur operasi harapan
produk dalam kondisi biasa atau penuh tekanan,
merupakan atribut berharga untuk produk–produk
tertentu.
5. Keandalan (reliability), adalah ukuran probabilitas bahwa
produk tidak akan mengalami malfungsi atau gagal dalam
waktu tertentu.
32 Nandan Limakrisna dan Togi P.P, “Manajemen Pemasaran Teori dan
Aplikasi dalam Bisnis di Indonesia”, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2017), hlm. 96-97
35
6. Kemudahan perbaikan (repairability), adalah ukuran
kemudahan perbaikan produk ketika produk itu tak
berfungsi atau gagal.
7. Gaya (style), menggambarkan penampilan dan rasa
produk kepada pembeli.
8. Desain (design), adalah totalitas fitur yang mempengaruhi
tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan
pelanggan.
Berdasarkan dimensi-dimensi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa suatu dimensi kualitas merupakan syarat
agar suatu nilai dari produk memungkinkan untuk bisa
memuaskan pelanggan sesuai harapan.33 Dan indikator dari
variabel kualitas produk antara lain yaitu:
1. Kemampuan Produk
2. Fungsi Produk
3. Kelebihan Produk
4. Daya Tahan Produk34
F. Persepsi Konsumen
1. Definisi Persepsi Konsumen
Persepsi adalah suatu proses yang timbul akibat adanya
sensasi, di mana sensasi adalah aktivitas merasakan atau
33 Supriyadi, Wahyu Wiyani dan Ginanjar Indra, “Pengaruh Kualitas Produk
dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian”, Jurnal Bisnis dan Manajemen
(Universitas Merdeka Malang), Vol. 4, No 1 januari 2017, hlm. 76 34 Christy J.G, dkk, “Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Nissan X-Trail Pada Pt. Wahana Wirawam
Manado”, jurnal Emba (Universitas Sam Ratulangi Manado), Vol. 5, No 2 juni2017,
(ISSN: 2303-1174).hlm. 226
36
penyebab keadaan emosi yang mengembirakan. Sensasi juga
didefinisikan sebagai tanggapan yang cepat dari indra penerima
kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara.
Dengan adanya itu semua, persepsi akan timbul.35
Pada dasarnya persepsi adalah suatu proses kita memilih,
mengorganisir dan menginterprestasikan masukan informasi,
untuk menghasilkan gambaran yang berarti di dunia ini.36 Di
dalam pemasaran, persepsi akan lebih penting dari kenyataan.
Hal ini disebabkan karena persepsi dari setiap orang tidak sama
walaupun objeknya sama, dan persepsi ini akan mempengaruhi
konsumen dalam memutuskan sesuatu.
Menurut Philip Kotler persepsi di artikan sebagai proses
di mana seseorang memilih, mengorganisasikan dan
mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu
gambaran yang bearti dari dunia ini. Persepsi dapat melibatkan
suatu penafsiran dari seseorang atas sebuah kejadian yang telah
menjadi pengalaman di masa lalunya.37
Persepsi menjadi suatu hal yang penting karena
merupakan dasar cara manusia dalam melakukan pemahaman
terhadap peristiwa dan realitas kehidupan. Berdasarkan definisi
yang telah dijelaskan diatas manusia memiliki keunggulan
35 Etta M.S dan Sopiah, “Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis Disertai
Himpunan Jurnal Penelitian”, (Yogyakarta: ANDI, 2013), hlm. 64 36 Sofjan Assauri, “Manajemen Bisnis Pemasaran”, (Depok: PT
RAJAGRAFINDO PERSADA, 2018), hlm.132 37 Danang Sunyoto, “Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen”,
(Yogyakarta: CAPS, 2018), hlm. 220
37
dibandingkan makhluk lain di bumi ini salah satunya adalah
suatu indera yang dapat merasakan sesuatu sehingga membantu
dalam membuat suatu persepsi.
Indra tidak langsung didapatkan ketika manusia lahir.
Indera akn berkembang dengan sendirinya mengikuti
perkembangan manusia sehingga pada akhirnya akan
membantu manusia ketika membentuk suatu persepsi.
Sebagaimana firman Allah SWT QS. An-Nahl : 78 dan
As-Sajadah sebagai berikut:
ن هتكم لا تعلمون شيئا وجعل وٱلله أخرجكم مه بطون أم
﴾۶۸لكم ٱلسمع وٱلبصر وٱلفئدة لعلكم تشڪرون ﴿
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut
ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan
Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar
kamu bersyukur”. (QS. An-Nahl ayat 78)
ىه ونفخ فيه من روحهۦ وجعل لكم ٱلسمع وٱلبصر ثم سو
ا تشكـــــــــــرون ﴿ ﴾۹وٱلفئدة قليلا م
Artinya: “Kemudian Dia menyempurnakan dan
meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan
bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu
sedikit sekali bersyukur”. (Qs. As-Sajadah ayat 9)
Kedua ayat diatas menunjukan gambaran bahwa manusia
dilahirkan dengan tidak mengetahui apapun, maka allah
38
melengkapi manusia dengan alat indera agar manusia dapat
merasakan sesuatu yang terjadi padanya di lingkungan
sekitarnya. Dan mengandung sebuah perasaan yang dihasilkan
indera dan hal itulah yang akhirnya akan membentuk sebuah
persepsi.
Namun setiap manusia memiliki perasaan yang berbeda-
beda antara satu dengan yang lainya. Sehingga membuat
persepsi antar manusia dengan yang lainya juga berbeda-beda.
2. Karakteristik Persepsi Konsumen
Persepsi konsumen terdiri dari sejumlah karakteristik
yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Bersifat selektif, Konsumen memiliki keterbatasan
dalam hal kapasitas kemampuan mereka dalam
memperoleh semua informasi yang diterima dari
lingkungan. Karena itu konsumen cenderung
memperhatikan aspek yang berhubungan dengan urusan
pribadi mereka sendiri dan mengesampingkan berbagai
urusan lain yang tidak memiliki kaitannya dengan
urusan pribadi konsumen.
2. Terorganisir dan Teratur, rangsangan (stimulus)
dikelompokan ke dalam suatu pola ataupun informasi
yang membentuk keseluruhan persepsi yang dimiliki
konsumen. Jadi ketika konsumen memperhatikan
sesuatu, maka perangsang harus berusaha untuk
mengaturnya.
39
3. Subyektif, persepsi merupakan fungsi dari faktor pribadi
yang berhubungan dengan perasaan, kebutuhan, nilai-
nilai, motif, pengalaman, masa lalu, pola piker, dan
kepribadian seseorang.
4. Pengaruh Lingkungan, pengaruh lingkungan sangat
mudah untuk mempengaruhi persepsi dari seseorang.
Pengaruh lingkungan terhadap persepdi dapat bersifat
jangka panjang dan jangka pendek tergantung pada
dinamika yang dirasakan oleh konsumen itu sendiri.
3. Faktor faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen
Persepsi konsumen di bentuk oleh berbagai faktor. Faktor
yang mempengaruhi persepsi konsumen adalah :
1. Objek yang Dipersepsi, objek menimbulkan rangsangan
(stimulus) yang mengenai alat indera manusia. Stimulus
dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi
juga dapat datang dari dalam diri individu yang
bersangkutan yang berlangsung mengenai syaraf
penerima yang bekerja sebagai reporter.
2. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf, merupakan alat
untuk menerima stimulus, disamping itu juga harus ada
syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus
yang diterima indra manusia ke pusat susunan syaraf,
yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk
mengadakan respon diperlukan motoris yang dpat
membentuk persepsi seseorang.
3. Perhatian, untuk menyadari persepsi diperlukan adanya
perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu
40
persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian
merupakan pemusatan atau kosentrasi dari seluruh
aktivitas individu yang ditujukan kepada sekumpulan
objek.38
Faktor di atas membuat persepsi konsumen akan sangat
berbeda dengan persepsi konsumen lainnya. Pada dasarnya
pembentukan sebuah persepsi itu berasal dari dalam diri
konsumen berupa kepribadian konsumen, sikap, dan motivasi.
Namun juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan
pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen.
4. Proses persepsi konsumen
Proses pembentukan persepsi menurut setiadi terdiri dari
sejumlah tahap, yaitu :
1. Seleksi Konseptual, Seleksi persepsi terjadi ketika
konsumen menangkap dan memilih stimulus dari
berbagai informasi yang ada di dalam memorinya yang
dimiliki oleh konsumen tersebut. Sebelum seleksi terjadi,
terlebih dahulu stimulus harus mendapatk perhatian dari
konsumen. Oleh karena itu proses dalam seleksi terdapat
2 hal yaitu perhatian dan persepsi selektif.
2. Organisasi Perseptual, diartikan bahwa konsumen
mengelompokan informasi dari berbagai sumber yang di
terima ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk
memahami lebih baik.
38 Donni Juni Priansa, “Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis
Kontemporer”, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 153-154
41
3. Interprestasi perseptual, adalah memberikan interprestasi
atas rangsangan (stimulus) yang diterima oleh konsumen.
Interprestasi tersebut berdasarkan pengalaman
penggunaan suatu produk pada masa lalu dan pengalaman
tersebut tersimpan di dalam memori jangka panjang. Dan
konsumen kembali membuka kembali memori jangka
panjangnya yang akan membantu melakukan evaluasi
atas berbagai stimulus.39
Persepsi konsumen adalah suatu tanggapan konsumen
terhadap suatu obyek dalam hal ini adalah produk, jasa dan
sebagainya yang akan menjadi pilihannya. Berdasarkan
Fredereca dan chairy dalam Merna M.M indikator dari persepsi
konsumen yaitu:
1. Pemahaman terhadap manfaat produk
2. Pemahaman tentang popularitas merek produk
3. Pemahaman tentang keistemewaan produk
4. Pemahaman tentang kegunaan produk.40
G. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan
pengaruh Periklanan, Kualitas Produk, dan Persepsi Konsumen
39 Ibid, hlm. 69-71 40 Merna M.M, “Analisis Motivasi, Persepsi, pembelajaran dan Sikap
Konsumen Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian di KFC Bahu Mall
Manado”,Jurnal EMBA (Universitas Sam Ratulangi Manado), Vol. 2, No. 3,
September 2014, (ISSN: 2303-1174 hlm. 614
42
terhadap Keputusan Menggunakan yang menunjukan hasil sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Grifilia Lestary
Mokoagow,
J.A.F Kalangi,
dan Lucky F.
Tamengkel.
Vol. 7 No.1
2018
Pengaruh
Periklanan
Terhadap
Keputusan
Konsumen Untuk
Membeli Di
Alfamidi R.E
Martadinata
Manado
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
variable periklanan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap keputusan
membeli di Alfamidi
R.E Martadinata
Manado.
2 Dwi Septi
Haryani. Vol. 8,
No. 1 2019
Pengaruh
Periklanan dan
Promosi
Penjualan
Terhadap
Keputusan
Pembelian Pada
Perumahan Griya
Puspandari Asri
Tanjung Pinang.
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
variable periklanan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap keputusan
pembelian.
43
3 Fredy, Randy
Putra Limawan
dan Steven
Halin. Vol 3 No.
1 2019
Pengaruh
Promosi
Penjualan dan
Periklanan
Terhadap
Keputusan
Pembelian Tiket
Penerbangan
Pada PT. Prima
Megah Wisata
Medan.
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
variable periklanan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap keputusan
pembelian tiket
penerbangan pada
PT Megah Wisata
Medan
4 Christy Jacklin
Gerung, Jantje
Sepang, dan
Sjendry
Loindong. Vol.5
No. 2 2017
Pengaruh
Kualitas Produk,
Harga dan
Promosi
Terhadap
Keputusan
Pembelian Mobil
Nissan X-Trail
Pada PT. Wahana
Wirawan Manado
Penelitian ini
menunjuka bahwa
kualitas produk
berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan
pembelian mobil
Nissan X-Trail pada
PT. Wahana
Wirawan Manado.
5 Keke Eka
Pramata dan Siti
Nurbaya. Vol. 4
No. 2 2018
Pengaruh Brand
Image dan
Kualitas Produk
Terhadap
Keputusan
Hasil Penelitian ini
menunjukan bahwa
variable kualitas
produk secara
parsial berpengaruh
44
Pembelian Di
Distro Osing
Deles
Bayuwangi.
positif dan
signifikan terhadap
keputusan
pembelian di Distro
Osing Deles
Banyuwangi.
6 Ummu Habibah
dan Sumiati.
Vol. 1. No. 1
2016.
Pengaruh
Kualitas Produk
dan Harga
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Produk Kosmetik
Wardah di Kota
Bangkalan
Madura.
Penelitian ini
menunjukan bahwa
kualitas produk
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap keputusan
pembelian kosmetik
wardah di kota
Bangkalan Madura.
7 Ade Nia
Suryani, Sri
Gustin, dan Ika
Rakhmalina.
Vol. 5. No. 2
2019
Pengaruh
Persepsi
Terhadap
Keputusan
Konsumen Di
Sekayu
Kabupaten Musi
Banyuasin Dalam
Memilih Jasa
Penelitian ini
menunjukan bahwa
variable persepsi
memiliki pengaruh
positif dan
signifikan terhadap
keputusan
konsumen dalam
memilih jasa
45
Ekspedisi J&T
Express
ekspedisi J&T
Ekpress.
8 Achmad Irvan
Dwi Putra,
Octaniani
Chiwnita &
Sarinah. (2016)
Analisis
Pengaruh
Persepsi
Konsumen
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Sepeda Motor
Honda Matic di
Dealer Prima
Motor Paasir
Pengaraian.
Pada penelitian ini
menunjukan bahwa
persepsi konsumen
memiliki pengaruh
positif dan
signifikan terhadap
keputusan
pembelian sepeda
motor honda di
Dealer Prima Motor
Pasir Pengaraian.
9 Asra Yurita,
Makmur dan
Andi Afrizal.
2016
Analisis
Pengaruh
Persepsi
Konsumen
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Sepeda Motor
Honda Matic Di
Dealer Prima
Motor Pasir
Pengaraian.
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
variable persepsi
konsumen memiliki
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
keputusan
pembelian motor
honda matic di
dealer Prima motor.
Sumber: Dikumpulkan dari berbagai sumber , 2020
46
Dari penelitian terdahulu diatas terdapat perbedaan antara
penelitian kali ini. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari variabel,
penambahan referensi ayat dan hadist dan objek yang berbeda.
H. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Periklanan Terhadap Keputusan Menggunakan
Periklanan merupakan suatu faktor utama yang harus
diperhatikan oleh perusahaan dalam meningkatkan keputusan
membeli atau keputusan menggunakan. Secara empiris, pada
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Grifilia Lestary
Mokoagow, J.A.F Kalangi, dan Lucky F. Tamengkel (2018)
menunjukan bahwa periklanan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian.41 Berdasarkan
penelitian Dwi Septi Haryani (2019) menunjukan bahwa
periklanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian.42
Berdasarkan penelitian Fredy, Randy Putra Limawan
dan Steven Halin (2019) menunjukan bahwa periklanan
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
41 Grifilia L.M, dkk, “Pengaruh Periklanan Terhadap Keputusan Konsumen
Untuk Membeli di Alfamidi R.E Martadinata Manado”,Jurnal Ilmu Administrasi
(Universitas Sam Ratulangi), Vol. 7, No. 1, 2018). Hlm 12-13 42 Dwi S.H, “Pengaruh Periklanan dan Promosi penjualan terhadap
keputusan Pembelian pada Perumahan Griya Puspandari Asri Tanjungpinang”,
Jurnal (STIE Pembangunan tanjungpinang) Vol. 8, No. 1, 2019, (ISSN: 2085-9996).
hlm. 68
47
pembelian.43 Berdasarkan rumusan teoritik yang dijelaskan
dapat dirumuskan hipotesis, yaitu :
H1: Periklanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan menggunakan
2. Pengaruh Kualitas Produk terhadap keputusan
menggunakan
Kualitas produk merupakan faktor utama yang menjadi
pertimbangan dasar oleh konsumen ketika ingin memutuskan
membeli atau menggunakan produk dari suatu perusahaan.
Secara empiris, pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Christy Jacklin Gerung, Jantje Sepang, dan Sjendry Loindong
(2017) kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian.44
Berdasarkan Keke Eka Pratama dan Siti Nurbaya (2018)
menunjukan hasil penelitian bahwa kualitas produk mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian.45 Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Ummu Habibah dan Sumiati (2016) menunjukan bahwa
kualitas produk memiliki pengaruh positif dan signifikan
43 Fredy, dkk, “Pengaruh Promosi Penjualan dan Periklanan Terhadap
Keputusan Pembelian Tiket Penerbangan Pada PT. Prima Megah Wisata
Medan”,jurnal (Univeristas Prima Indonesia), Vol. 3, No. 1 Februari 2019, Hlm 179-
180 44 Christy J.G, dkk, “Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Nissan X-Trail pada PT. Wahana Wirawan
Manado”, Jurnal (Universitas Sam ratulangi), Vol. 5, No. 2, Juni 2017, (ISSN: 2303-
1174). Hlm 227 45 Keke Eka Pratama dan Siti Nurbaya, “Pengaruh Brand Image dan Kualitas
Produk Terhadap Keputusan Pembelian di Distro Osing Deles Banyuwangi”, Jurnal
(Universitas Politeknik Negeri Malang), Vol. 4, No. 2, Desember 2018, (E-ISSN: 2407-
5523). Hlm 498
48
terhadap keputusan pebelian.46 Berdasarkan rumusan teoritik
yang dijelaskan dapat dirumuskan hipotesis, yaitu :
H2: Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan menggunakan
3. Pengaruh Persepsi Konsumen terhadap keputusan
menggunakan
Persepsi setiap konsumen yang berbeda-beda sehingga
membuat perusahaan harus bisa memberikan sesuatu yang
membuat produk atau jasanya menjadi baik di persepsi
konsumen. Secara empiris, pada penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Ade Nia Suryani, Sri Gustin, dan Ika
Rakhmalina (2019) menunjukan bahwa persepsi konsumen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
menggunakan.47
Berdasarkan penelitian Achmad Irvan Dwi Putra,
Octaniani Chiwnita & Sarinah (2016) menunjukan bahwa
persepsi konsumen memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian.48 Dan berdasarkan penelitian
terdahulu Asra Yurita (2016) menunjukan bahwa persepsi
konsumen memiliki pegaruh positif dan signifikan terhadap
46 Ummu Habibah dan Sumiati, “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah di Kota Bangkalan
Madura”,Jurnal (Universitas 17 Agustus 1945), ), Vol. 1, No. 1, Maret 2016. Hlm 44 47 Ade Nia suryani, “Pengaruh Persepsi Terhadap Keputusan Konsumen di
Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin Dalam Memilih Jasa Ekspedisi J&T Express”,
Jurnal Adminika(STIE Rahmaniyah), Vol. 5, No. 2, Juli 2019, (ISSN: 2442-3343).
Hlm 40 48 Achmad Irvan, “Pengaruh Pembelian Lipstik Ditinjau dari Persepsi
Konsumen Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pelita Harapan Medan”,
Jurnal JEHSS (Universitas Prima Indonesia), Vol. 2, No. 1, Agustus 2019, (ISSN:
2622-3740). Hlm 62
49
keputusan pembelian.49 Berdasarkan rumusan teoritik yang
dijelaskan dapat dirumuskan hipotesis, yaitu:
H3: Persepsi konsumen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan menggunakan
4. Pengaruh simultan periklanan, kualitas produk dan
persepsi konsumen terhadap keputusan menggunakan
Berdasarkan Eunike Verina, Edy Yulianto dan Wasis
A.L terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian adalah produk, harga, promosi, pelayanan,
kepercayaan dan karakteristik dari konsumen.50 Sedangkan
menurut Suharno dalam Zabidah dan Sahral menyatakan
terdapat 4 faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam
melakukan pembelian, yaitu faktor budaya, faktor sosial, faktor
pribadi dan faktor psikologi.51
Maka penelitian ini menggunakan faktor promosi
yang diukur dengan variabel periklanan dan variabel kualitas
produk, kemudian faktor psikologis yang di ukur dengan
variabel persepsi Konsumen yang berpengaruh terhadap
keputusan menggunakan. Berdasarkan teoritik, maka penelitian
mengambil hipotesis atau dugaan sementaranya adalah
49 Makmur dan Afrizal,“Analisis Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Matic di Dealer Prima”, Jurnal
(Universitas Pasir Pengaraian, 2017). Hlm 9 50 Eunika Verina, dkk “Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Pada Toko Fashion di Jejaring Sosial Facebook”, Jurnal Administrasi
Bisnis (Universitas Brawijaya), Vol. 10, No. 1 Mei 2014. Hlm 2-3 51 Zubaidah Hanum dan Sahral Hidayat, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Sepatu Merek Nike Di Kota Medan”,
Jurnal (Politeknik LP3I Medan), Vol. 06, No. 01, 2017), hlm. 38
50
H4: Periklanan, kualitas produk dan persepsi konsumen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
menggunakan
I. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini, peneliti menguji pengaruh periklanan,
kualitas produk dan persepsi konsumen terhadap keputusan
menggunakan Digital Payment OVO pada mahasiswa FEBI UIN Raden
Fatah Palembang.
J. Hipotesis Penelitian
Hipotesis Penelitian merupakan kesimpulan teoretis atau
sementara dalam penelitian. Hipotesis ,erupakan hasil akhir dari
berpikir deduktif (logika deduktif).52 pertanyaan yang dapat diuji.
52 Muhammad, “Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan
Kuantitatif”, (Depok: Rajawali Pers, 2017), hlm. 76
Periklanan
(X1)
Kualitas Produk
(X2)
Persepsi Konsumen
(X3)
Keputusan Berkunjung
(Y)
51
Maka, ada keterkaitan antara perumusan masalah dengan hipotesis,
karena perumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian.
Pertanyaan ini harus dijawab pada hipotesis. Jawaban pada hipotesis
ini didasarkan pada teori dan empiris, yang telah dikaji pada kajian
teori sebelumnya.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dan diidentifikan
berdasarkan masalah dan kerangka pemikiran yang telah
dikemukakan, maka hipotesis atau dugaan sementara yang dapat
diambil dalam penelitian ini, yaitu:
H1: Periklanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan menggunakan
H2: Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan menggunakan
H3: Persepsi konsumen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan menggunakan
H4: Periklanan, kualitas produk dan persepsi konsumen
berpengaruh positif dan signifikan simultan terhadap
keputusan menggunakan