FRAKSI n-HEKSANA-ETIL ASETAT TANAMAN BAYAM DURI
(Amaranthus spinosus L.) DAN UJI PENGHAMBATAN
AKTIVITAS MATRIX METALLOPROTEINASE-9 (MMP9) IN VITRO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh:
Jasson Rhinehard Karamoy
NIM : 168114127
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FRAKSI n-HEKSANA-ETIL ASETAT TANAMAN BAYAM DURI
(Amaranthus spinosus L.) DAN UJI PENGHAMBATAN
AKTIVITAS MATRIX METALLOPROTEINASE-9 (MMP9) IN VITRO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh:
Jasson Rhinehard Karamoy
NIM : 168114127
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk
Tuhan saya Yesus Kristus,
kedua orang tua, kedua adik dan Universitas saya Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat dan perlindunganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi. Skripsi ini merupakan penelitian dosen Maywan Hariono, Ph.D., Apt.,
yang berjudul FRAKSI n-HEKSANA-ETIL ASETAT TANAMAN BAYAM
DURI (Amaranthus spinosus L.) DAN UJI PENGHAMBATAN AKTIVITAS
MATRIX METALLOPROTEINASE-9 (MMP9) IN VITRO.
Banyak pihak yang ikut terlibat dalam membantu penulis menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin berterimakasih
kepada :
1. Dr. Yustina Sri Hartini, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Dr. Christine Patramurti, Apt., selaku Ketua Program Studi Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Maywan Hariono, Ph.D., Apt., selaku pembimbing skripsi penulis yang tidak
pernah berhenti dan tidak pernah lelah dalam mendidik juga memotivasi
penulis sehingga penulis menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
4. Damiana Sapta Candrasari, S. Si, M. Sc. dan Michael Raharja Gani, M. Farm.,
Apt., selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan arahan dan
masukan selama penyusunan skripsi.
5. Kedua orang tua penulis Johny Karamoy dan Heni Suparni yang selalu
mendukung dan memberi semangat kepada penulis dari awal perkuliahan di
Farmasi hingga proses penyusunan skripsi.
6. Kedua adik penulis Jovan Randolph Karamoy dan Cecillia Rosaline Karamoy
yang selalu menjadi penghibur penulis selama proses penyusunan skripsi.
7. Pandu Hariyono dan Maria Angelina Djohan selaku sahabat yang sudah
dianggap seperti saudara sendiri yang selalu membantu penulis selama proses
perkuliahan dan menjadi tempat penulis bercerita.
8. Kelompok skripsi penulis Pandu Hariyono, Maria Angelina Djohan, Wiwy
dan M. Try Atmono yang senantiasa selalu menjadi teman didalam lab
maupun diluar lab, saling membantu dan mem-back up satu sama lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
9. Pak Wagiran dan Pak Parlan selaku laboran Laboratorium Farmakognosi
Fitokimia dan laboran Laboratorium Kimia Organik yang selalu membantu
kegiatan lab penulis.
10. Teman-teman FSMC 2016 selaku keluarga pertama dan lingkungan tempat
penulis bertumbuh dan berkembang selama proses perkuliahan.
11. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu demi satu.
Yogyakarta, 18 Mei 2020
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
Bayam duri (Amaranthus spinosus L.) merupakan tanaman yang
dilaporkan memiliki kandungan antioksidan yang tinggi dan beberapa efek
terapetik. Berdasarkan penelitian yang belum dipublikasikan, bayam duri
merupakan salah satu tanaman Indonesia yang mampu menghambat aktivitas
enzim Matrix Metalloproteinase-9 (MMP9) baik in silico maupun in vitro. MMP9
merupakan salah satu target protein (enzim) pada terapi kanker payudara tipe
triple negative karena banyak diekspresikan pada kanker tipe tersebut. Enzim ini
dapat mempercepat proses metastasis dari kanker dengan mendegradasi
extracellular matrix (ECM). Meskipun kemoterapi untuk kanker sudah banyak
dilakukan, namun efek samping yang terjadi membuat keadaan penderita kanker
makin memburuk. Oleh karena itu, penemuan obat kanker dari bahan alam sangat
diperlukan dengan harapan dapat menghasilkan obat kanker yang lebih efektif dan
memiliki efek samping seminimal mungkin. Tahapan penelitian dimulai dengan
mengekstraksi tanaman bayam duri menggunakan metanol selanjutnya dipartisi
dengan 4 pelarut yang berbeda berdasarkan polaritasnya kemudian partisi n-
heksana difraksinasi dan dilakukan uji in vitro terhadap enzim MMP9. Fraksi 2
partisi n-heksana bayam duri dapat menghambat aktifitas enzim MMP9 sebesar
26% dan fraksi tersebut dianalisis menggunakan GC-MS dan hasilnya diduga
mengandung senyawa amaranthoside.
Kata kunci: Amaranthus spinosus L., bayam duri, fraksinasi, kanker payudara,
MMP9, triple negative.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
Spiny amaranth (Amaranthus spinosus L.) is a plant that contains high
antioxidants and various therapeutic effects. Based on an unpublished study, spiny
amaranth is one of Indonesian plants that can inhibit the activity of the Matrix
Metalloproteinase-9 (MMP9) enzyme both in silico and in vitro. MMP9 is one of
the target proteins (enzymes) in triple negative type cancer therapy because it is
widely expressed in these types of cancers. This enzyme can accelerate the
process of metastasis from cancer by degrading the extracellular matrix (ECM).
Although chemotherapy for cancer has been clinically lengthy applied,
however, the adverse side effects made the patient conditions became worse.
Therefore, the discovery of drugs from natural products is needed in hopes of
producing drugs that are more effective and less side effects. The experiment
was initiated by extracting spiny amaranth plants using methanol and then
partitioned within four different solvents based on polarity, then the n-hexane
partition was fractionated and continued by in vitro tests on the MMP9
enzyme. Fraction 2 of n-hexane spiny amaranth partition can inhibit MMP9
enzyme activity by 26% and this fraction is analyzed using GC-MS. The
results show that fraction 2 could contain amaranthoside.
Keyword: Amaranthus spinosus L., spiny amaranth, fractination, breast cancer,
MMP9, triple negative.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................iiHALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ..viPRAKATA ........................................................................................................vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... .iv
ABSTRAK .........................................................................................................ixABSTRACT ..................................................................................................... ....xDAFTAR ISI ......................................................................................................xiDAFTAR TABEL ............................................................................................xiiDAFTAR GAMBAR .......................................................................................xiiiDAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................xivPENDAHULUAN ............................................................................................... 1METODE PENELITIAN .................................................................................. 3HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 7KESIMPULAN ................................................................................................. 14
SARAN .............................................................................................................. 14
UCAPAN TERIMAKASIH............................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 16
LAMPIRAN ...................................................................................................... 19
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 25
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................................ .v
HALAMAN JUDUL................................... ........................................................ i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Komposisi wellplate uji aktivitas in vitro MMP9 ............................ 6
Tabel II. Pengamatan organoleptis dan % rendemen ...................................... 7
Tabel III. Hasil uji aktivitas in vitro MMP9 ................................................... 11
Tabel IV. Prediksi senyawa hits dari MS senyawa 1 ..................................... 13
Tabel V. Senyawa pada amaranthus spinosus yang dideteksi GC-MS ........ 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kromatogram KLT partisi n-heksana .............................................. 9
Gambar 2. Kromatogram KLT fraksi 2 ........................................................... 10
Gambar 3. Profil GC fraksi 2 ......................................................................... 12
Gambar 4. Profil MS puncak 1 fraksi 2 ........................................................... 12
Gambar 5. Profil MS puncak 5 fraksi 2 .......................................................... 14
Gambar 6. Struktur molekul amaranthoside ................................................... 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Skema Kerja Partisi ..................................................................... 19
Lampiran 2 Desain Wellplate .......................................................................... 19
Lampiran 3 Hasil Determinasi Tanaman Bayam Duri .................................... 20
Lampiran 4 Hasil Pengamatan Stabilitas Sampel Ekstrak .............................. 21
Lampiran 5 Hasil Pengamatan Stabilitas Sampel Partisi ................................ 21
Lampiran 6 Hasil Pengamatan Stabilitas Sampel Fraksi ................................ 22
Lampiran 7 Perhitungan R Fraksi ................................................................... 23
Lampiran 8 Profil MS Puncak 2 ...................................................................... 24
Lampiran 9 Profil MS Puncak 3 ...................................................................... 24
Lampiran 10 Profil MS Puncak 4 .................................................................... 24
Lampiran 11 Profil MS Puncak 6 ................................................................... 24
Lampiran 12 Profil MS Puncak 7 .................................................................... 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN
Amaranthus spinosus Linn. atau bayam duri merupakan tanaman liar yang
tumbuh di seluruh negara tropis maupun subtropis dan termasuk dalam keluarga
Amaranthaceae. Bayam duri memiliki khasiat sebagai antipiretik, pencahar,
penyembuh luka, antidiabetes, antihiperlipidemia dan antimalaria (Chaudhary et
al., 2012). Studi fitokimia melaporkan bahwa tanaman tersebut mengandung
amaranthine, isoamaranthine, hydroxycinnamat, quercetin, amaranthoside,
coumaroyl adenosine, glycinebetaine dan trigonelline (Chaudhary et al., 2012).
Pada studi terdahulu, Drug Discovery Research Club Fakultas Farmasi
Univesitas Sanata Dharma telah melakukan seleksi tanaman Indonesia yang
berpotensi sebagai penghambat matrix metalloproteinase-9 (MMP9). Seleksi ini
didasarkan pada uji in silico docking molekular struktur kristal enzim MMP9
terhadap 200 senyawa dari in-house database. Senyawa-senyawa tersebut
dikoleksi dari salah satu situs Herbal Indonesia
(http://herbaldb.farmasi.ui.ac.id/v3/) dan Natural Product Activity and Species
Source Database (http://bidd2.nus.edu.sg) (Zeng et al., 2018) kemudian
didockingkan dengan struktur kristal hemopexin MMP9 menggunakan software
AutoDock Vina (www.scripps.edu.my). Sebanyak 17 tanaman lokal diseleksi
berdasarkan 20 senyawa yang terkandung di dalamnya yang menunjukkan energi
bebas ikatan dengan nilai yang terendah (-11,2 sehingga -8,1 kkal/mol). Salah satu
ekstrak kasar tanaman yang menunjukkan penghambatan yang tinggi terhadap
aktivitas MMP9 secara in vitro adalah bayam duri dengan hambatan sebesar 81%
dan IC50 = 782,70 µg/ml. Berdasarkan studi tersebut, salah satu senyawa hits yang
diprediksi aktif dalam menghambat MMP9 adalah amaranthine.
Banyak faktor yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan sel
kanker, salah satunya adalah sekelompok enzim yang bernama matrix
metalloproteinase (MMP). Manusia memiliki lebih dari 20 jenis MMP yang telah
teridentifikasi jenis substratnya (Radisky and Radisky, 2010). Fungsi utama
MMP adalah mendegradasi extracellular matrix (ECM) dan terlibat dalam
berbagai proses fisiologis seperti penyembuhan luka, inflamasi, angiogenesis,
vaskulogenesis, dan metastasis. MMP9 diekspresikan oleh berbagai jenis sel
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
termasuk sel kanker itu sendiri. Penetapan MMP9 sebagai target dikarenakan
enzim tersebut memiliki peran yang penting dalam pertumbuhan dan metastasis
kanker payudara (Hariono et al., 2018; Yabluchanskiy et al., 2013).
Sesuai dengan substratnya, MMP9 tergolong dalam kategori gelatinase
yang mempunyai substrat berupa gelatin. Degradasi gelatin menyebabkan
perkembangan tumor yang cepat dan metastasis agresif. Degradasi berlebihan
pada matriks ini memfasilitasi penetrasi sel kanker ke dalam jaringan dan masuk
ke aliran darah. Proses ini diyakini sebagai mekanisme utama metastasis tumor
yang bergantung pada MMP khususnya pada aktivitas MMP-9 yang meningkat.
MMP-9 dapat digunakan sebagai penanda prognosis yang buruk pada kanker
manusia terutama pada kanker payudara triple negative (Adhipandito et al., 2019;
Golubnitschaja et al., 2017).
(Bray et al, 2018) menyebutkan tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus
kanker dengan angka kematian sebesar 9,6 juta. Angka kejadian kanker tertinggi
untuk perempuan adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000
penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk. Kanker leher
rahim menempati urutan kedua dengan rasio 23,4 per 100.000 penduduk dan rata-
rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk (KEMENKESRI, 2019).
Kanker payudara dibagi menjadi 4 jenis menurut ekspresi gennya yaitu
luminal A, luminal B, Human Epidermal Growth Factor Receptor 2-positive
(HER2-positive), dan triple negative (Veronesi and Boyle, 2016). Triple negative
merupakan jenis kanker payudara yang diidentifikasi paling tinggi
mengekspresikan MMP9, namun sampai saat ini belum ada obat yang ditargetkan
untuk kanker payudara tipe tersebut (Hariono et al., 2020; Mehner et al., 2014).
Pada penelitian kali ini, eksperimen diawali dengan proses ekstraksi
menggunakan metode maserasi dengan metanol kemudian, ekstrak metanol hasil
maserasi dipartisi dengan n-heksana, etil asetat, n-butanol dan akuades. Partisi n-
heksana dipilih untuk difraksinasi menggunakan fase gerak n-heksana : etil asetat
sedangkan partisi yang lain akan disimpan untuk penelitian lebih lanjut. Fraksi
yang diperoleh digabungkan berdasarkan profil kromatografi lapis tipis (KLT)
dan diuji penghambatannya terhadap enzim MMP9 secara in vitro. Fraksi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
diujikan tersebut diidentifikasi struktur molekul yang terkandung di dalamnya
menggunakan kromatografi gas-spektroskopi massa (GC-MS).
METODE PENELITIAN
Bahan penelitian
Kecuali dinyatakan lain, seluruh pelarut yang digunakan berkualitas teknis
dan dibeli dari CV. General Labora. Bahan - bahan penelitian yang digunakan
berupa: herbarium bayam duri (Amaranthus spinosus L.), metanol, n-heksana, etil
asetat, n-butanol pro analysis (Merck), akuades (diperoleh dari Laboratorium
Farmakognosi Fitokimia Universitas Sanata Dharma), plat silika gel F254 (Merck),
silika gel 60 (Merck) untuk kolom, n-heksana pro analysis (Merck), etil asetat pro
analysis (Merck), kit enzim MMP-9 (Biovision) yang terdiri dari enzim MMP-9
terliofilisasi, substrat fluoroscence resonance energy transfer (FRET)-based
MMP9, buffer MMP9, N-Isobutyl-N-(4-methoxyphenylsulfonyl)glycyl
Hydroxamic Acid (NNGH) sebagai kontrol positif dan dimetilsulfoksida pro
analysis (Merck).
Alat Penelitian
Alat penelitian yang digunakan berupa: timbangan analitik (Mettler
Toledo®), waterbath (Memmert), shaker, rotary evaporator (Buchi), corong
pisah, oven (Memmert), chamber, kolom kromatografi dengan panjang 30 cm,
kromatografi gas-spektroskopi massa tipe QP2010S SHIMADZU, pipet mikro
(EppendoR), micro well plate 96 untreated, pipet tips, vortex, multimode reader
fluorescence (Synergy HTX-3) dan alat-alat gelas pada umumnya bermerek
Iwaki.
Prosedur Penelitian
Determinasi tanaman
Bayam duri diambil secara utuh (semua bagian tanaman) di daerah
Paingan, Maguwoharjo, Yogyakarta. Bayam duri dibuat herbarium kemudian
dikirim ke bagian Determinasi Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Gadjah
Mada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Pengumpulan sampel
Bayam duri diambil secara utuh (semua bagian tanaman) di daerah
Paingan, Maguwoharjo, Yogyakarta. Kriteria yang ditetapkan untuk dijadikan
sampel yaitu memiliki panjang batang 30 cm sampai 100 cm, tidak ada anggota
tanaman yang berlubang maupun ditumbuhi jamur, berwarna hijau cerah hingga
kemerahan.
Pengeringan dan penyerbukan
Bayam duri dibersihkan dan dirajang, selanjutnya dikeringkan
menggunakan oven pada suhu 40°C. Pengeringan dilakukan hingga bayam duri
kering secara organoleptis, kemudian dilakukan penyerbukan dengan mesin
penyerbuk.
Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi 3x24 jam menggunakan
rotary shaker dengan kecepatan 150 rpm. Metanol digunakan sebagai pelarut
dengan perbandingan serbuk simplisia: pelarut = 1:3 b/v. Hasil maserasi diuapkan
dengan rotary evaporator dengan suhu 40°C hingga didapat ekstrak kental.
Partisi
Ekstrak kental kemudian dipartisi menggunakan metode liquid liquid
extraction (LLE) dengan empat jenis pelarut yaitu n-heksana, etil asetat, n-
butanol dan akuades. Ekstrak dilarutkan dalam akuades dengan perbandingan
ekstrak : akuades = 1:20 b/v (Abu et al., 2017). Kemudian, campuran ekstrak dan
akuades dimasukan ke dalam corong pisah dan dimasukan juga n-heksana dengan
volume yang sama dengan akuades. Partisi dilakukan sebanyak 3 kali, semua fase
n-heksana dikumpulkan. Fase air yang diperoleh disiapkan untuk partisi
selanjutnya dengan etil asetat dan n-butanol. Empat fase yang diperoleh yaitu:
fase n-heksana, fase etil asetat, fase n-butanol dan fase air dipekatkan
menggunakan rotary evaporator dengan suhu 40°C. Skema kerja proses partisi
terdapat pada lampiran 1.
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Sebelum melakukan proses fraksinasi, partisi n-heksana diuji KLT terlebih
dahulu untuk menentukan rasio fase gerak yang akan digunakan. Proses KLT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dilakukan dengan cara menyiapkan beberapa rasio fase gerak n-heksana : etil
asetat yaitu 4:0, 3:1, 2:2, 1:3 dan 4:0. Kemudian fase gerak yang sudah dibuat
dimasukan ke dalam chamber dan dijenuhkan selama 30 menit. Kemudian plat
silika F254 diberi batas atas 1 cm dan batas bawah 1 cm dan sampel ditotolkan
pada plat KLT. Setelah totolan kering, plat KLT kemudian siap dielusi dalam
chamber. Hasil elusi dibiarkan mengering dan dilihat di bawah sinar UV254 dan
UV365. Kemudian, proses pengelompokan fraksi dilakukan berdasarkan profil
KLT pada fraksi.
Fraksinasi
Fraksinasi dilakukan dengan metode kromatografi kolom. Kolom diisi
dengan silika gel 60 hingga ¾ panjang kolom kemudian dituang fase gerak yang
sesuai hingga seluruh silika gel terbasahi. Sebanyak 200 mg partisi n-heksana
dilarutkan dengan fase gerak yang sesuai dalam gelas beker. Sampel dituang ke
dalam kolom dan ditampung bagian bawah kolom dengan vial setiap 10 ml lalu
dilabel sebagai fraksi 1, dan seterusnya. Eluasi diulangi hingga fraksi tidak
menunjukan bercak ketika dilakukan uji KLT. Fraksi dengan profil KLT yang
sama digabung dan dikeringkan.
Uji aktivitas in vitro
Semua bahan dalam enzim kit ditempatkan dalam suhu ruang terlebih
dahulu hingga mencair dan siap digunakan. Dalam uji in vitro terhadap enzim
MMP9, ada 3 hal yang harus dipersiapkan yaitu sampel kandidat inhibitor, enzim
MMP9 dan larutan substrat. Sampel dipreparasi dengan konsentrasi 100.000
µg/mL yaitu dengan menimbang kurang lebih 100 mg dan dilarutkan dalam 1 mL
DMSO hingga kemudian akan diambil sejumlah volume sample untuk
mendapatkan konsentrasi akhir menjadi 1000 µg/ mL pada wellplate. Enzim
MMP9 dipreparasi dengan merekonstitusinya menggunakan 110 µl gliserol 30%
dalam akua demineralisata, kemudian disimpan pada suhu -20C. Enzim MMP9
yang sudah direkonstitusi diencerkan dengan larutan buffer MMP9 sebanyak 550
µl. Larutan substrat terdiri dari 2 bagian yaitu substrat FRET-based MMP9 dan
buffer MMP9. Larutan tersebut dibuat dengan mengambil 1 µl substrat yang
diencerkan dengan 49 µl buffer untuk 1 well. Untuk komposisi tiap wellplate dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
tahapan perlakuan dapat dilihat pada tabel I sedangkan untuk desain wellplate
dapat dilihat pada lampiran 2. Kemudian wellplate diukur pada panjang
gelombang eksitasi 325 nm dan emisi 393 nm.
Tabel I. Komposisi wellplate uji aktivitas in vitro MMP9
No. Komponen Kode pada wellplate
BC IC EC SC S
1 Buffer (µl) 100 43 45 44 44
2 Sampel (µl) - - - - 1
3 NNGH (µl) - 2 - - -
4 MMP9 (µl) - 5 5 5 5
5 DMSO (µl) - - - 1 -
Diinkubasi selama 30 menit dengan suhu 37C
6 Buffer (µl) - 49 49 49 49
7 Substrat (µl) - 1 1 1 1
Diinkubasi selama 60 menit dengan suhu 37C Keterangan :
BC = Background Control sebagai blanko
IC = Inhibitory Control sebagai kontrol positif EC = Enzyme Control sebagai kontrol negatif
SC = Solvent Control sebagai kontrol pelarut sampel
S = Sampel (fraksi)
Analisis Kandungan Kimia Menggunakan GC-MS
Fraksi yang diuji in vitro diinjeksikan kedalam GC-MS dengan kondisi
sebagai berikut: menggunakan kolom Rtx 5 MS, helium sebagai gas pembawa,
ionisasi EI 70 eV, temperatur oven kolom 100,0C, temperatur injeksi 300,00C,
tekanan 12,0 kPa, laju alir total 24,1 mL/menit dan laju alir kolom 0,42 mL/menit.
Dengan set mode positif.
TATA CARA ANALISIS
Organoleptis
Serbuk simplisia, ekstrak, partisi dan fraksi bayam duri diamati warna,
aroma dan tekstur.
Rendemen
Bobot awal serbuk simplisia, ekstrak dan partisi ditimbang dan dicatat.
Setelah dilakukan proses ekstraksi, partisi dan fraksinasi, produk dikeringkan
kemudian ditimbang. Rendemen produk dihitung dengan rumus berikut :
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 =𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛× 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Profil KLT
Profil dari KLT akan menunjukan jumlah bercak yang terdapat pada
plat tipis yang menunjukan adanya suatu senyawa pada sampel tersebut. KLT
akan digunakan untuk mendapatkan rasio fase gerak yang dapat memisahkan
senyawa partisi dengan baik yang akan digunakan dalam proses fraksinasi.
Pemisahan tergolong baik apabila terlihat fase gerak dapat mengelusi bercak dan
tiap bercak dapat terlihat jelas. Bercak yang berwarna dan memiliki tinggi elusi
yang relatif sama cenderung merupakan senyawa yang sama maupun
memiliki sifat yang relatif sama. Sehingga setelah mendapatkan 100
fraksi akan dilakukan pengelompokan berdasarkan profil KLTnya.
% Hambatan Enzim MMP9
Persen hambatan enzim MMP9 dapat diperoleh dengan rumus :
% ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 = (1 −𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑙𝑢𝑜𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 − 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑙𝑢𝑜𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 − 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜) 𝑥 100%
Profil GC-MS
Profil dari GC-MS akan menunjukan retention time dan massa relatif
molekul dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam fraksi. Kromatogram akan
dirujuk dengan database senyawa dalam software kromatografi gas-spektroskopi
massa (Ogundele and Thompson, 2019).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari determinasi oleh profesor ahli taksonomi menunjukan bahwa
sampel yang dikirimkan sudah autentik merupakan bayam duri dapat dilihat pada
lampiran 3.
Organoleptis & Rendemen
Data organoleptis dan rendemen serbuk simplisia sampai fraksi
ditampilkan pada tabel II.
Tabel II. Pengamatan organoleptis dan % rendemen
Sampel Organoleptis %
Rendemen
Ekstrak metanol aroma khas, kehitaman dan kental 10.74
Partisi n-heksana hijau kehitaman, beraroma khas dan kental 14.44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Partisi etil asetat hijau kehitaman, beraroma khas dan kental 3.15
Partisi n-butanol coklat kehitaman, beraroma khas dan kental 7.00
Partisi air coklat kehitaman, beraroma khas dan kental 69.03
Fraksi 1 kuning, beraroma khas dan kental 2.80
Fraksi 2 hijau kehitaman, beraroma khas dan kental 41.50
Fraksi 3 hijau kehitaman, beraroma khas dan kental 4.30
Fraksi 4 hijau kehitaman, beraroma khas dan kental 2.80
Fraksi 5 kuning kehitaman, beraroma khas dan kental 1.70
Stabilitas dari ekstrak, partisi dan fraksi juga diperhatikan dengan
meninjau kembali organoleptisnya, ada tidaknya perubahan selama penyimpanan.
Berdasarkan pengamatan visual, dapat dilihat bahwa setelah penyimpanan selama
30 hari kondisi organoleptis pada ekstrak, partisi dan fraksi dapat dikatakan stabil.
Perbandingan gambar ekstrak, partisi dan fraksi setelah penyimpanan selama 30
hari dan sebelum penyimpanan dapat dilihat pada lampiran 4, lampiran 5 dan
lampiran 6.
Rendemen dapat dikatakan baik apabila hasilnya lebih dari 50% namun
jika berada di bawah angka tersebut, metode yang digunakan perlu dioptimasi
kembali. Pada proses partisi dengan menggunakan 4 pelarut yang berbeda dapat
dilihat bahwa rendemen yang terbanyak terdapat pada partisi air yaitu sebesar
69.03%. Hal tersebut menunjukan bahwa kebanyakan senyawa pada ekstrak
metanol bayam duri merupakan senyawa yang bersifat polar.
Profil KLT (Kromatografi Lapis tipis)
Kromatogram KLT partisi saat pemilihan fase gerak dapat dilihat pada
gambar 1. Fase gerak yang digunakan adalah n-heksana (3) : etil asetat (1) yang
cenderung non polar dan fase diam yang digunakan merupakan silika F254 yang
bersifat polar. Sehingga, bercak pada kromatogram yang mudah dielusi fase gerak
cenderung bersifat lebih non polar dibanding dengan bercak yang sulit terelusi.
Pada kromatogram dilakukan perhitungan retardation factor (R) fraksi yang dapat
digunakan untuk menentukan polaritas. Perhitungan R dilampirkan pada lampiran
7.
Kromatogram KLT fraksi 2 dari partisi n-heksana ekstrak metanol bayam
duri dapat dilihat pada gambar 2. Terdapat 6 bercak yang menunjukan adanya 6
senyawa di bawah UV254. Keenam bercak tersebut di bawah UV254 meliputi 2
bercak berwarna kuning dan 4 bercak yang berwarna gelap. Bercak berwarna
kuning terang pada saat dideteksi dengan panjang gelombang 254, mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
merupakan senyawa flavonoid (Santosa and Haresmita, 2015), sedangkan bercak
gelap menandakan bahwa bercak tersebut merupakan senyawa yang mempunyai
ikatan rangkap terkonjugasi karena menyerap cahaya pada panjang gelombang
254 sehingga pendaran dari plat silika F254 terhalangi (Rambwawasvika
and Parekh, 2017). Pada panjang gelombang 365, terdapat 2 bercak yang
berpendar dan 6 bercak yang berwarna gelap. Bercak yang berpendar
menandakan bahwa senyawa tersebut mempunyai memiliki ikatan rangkap
terkonjugasi yang lebih panjang dibandingkan dengan bercak yang
berpendar pada panjang gelombang 254 (Alen et al, 2017).
n-heksana : etil asetat
Gambar 1. Kromatogram KLT partisi n-heksana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Gambar 2. Kromatogram KLT fraksi 2 (a) pada UV254 (b) pada UV365
% Hambatan Enzim MMP9
Mekanisme pembacaan metode fluorometrik ini memanfaatkan MMP9
sebagai protease yang akan memutus ikatan peptida pada substrat. Substrat yang
digunakan mempunyai urutan Mca [7-methoxycoumarin-4-yl)acetyl]-Lys-Pro-
Leu-Gly-Leu-Dpa [N-3-(2,4-dinitrophenyl)-L-α,β-diaminopropionyl)]-Ala-Arg.
Substrat tersebut kemudian akan didegradasi oleh MMP9 menjadi Mca-Lys-Pro-
Leu-Gly dan Leu-Dpa-Ala-Arg. Bagian Leu-Dpa-Ala-Arg akan berikatan dengan
sisi aktif MMP9 sedangkan Mca-Lys-Pro-Leu-Gly akan berfluorosensi (Nicolotti
et al., 2012). Penggunaan NNGH sebagai kontrol positif dikarenakan pada
struktur NNGH terdapat gugus hidroksamat. Gugus hidroksamat dapat
menganggu mekanisme aksi dari zink domain katalitik pada MMP9 dalam
berikatan dengan substrat (Lee et al., 2014; Hevener et al., 2009).
Tabel III menyajikan hasil uji penghambatan Fraksi 2 bayam duri terhadap
MMP9. Fraksi 2 bayam duri memiliki persen hambatan sebesar 32% dan setelah
dikurangi dengan hambatan dari kontrol pelarut atau solvent control (SC)
hambatannya menjadi 26%. Hambatan tersebut dapat dikatakan tidak aktif karena
memiliki IC50 diatas 500 ppm (Chothiphirat et al, 2019). Namun pada uji in vitro
terdahulu ekstrak bayam duri menghasilkan penghambatan sebesar 81%. Hal ini
kemungkinan kandungan senyawa yang aktif menghambat MMP9 dalam fraksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
konsentrasinya rendah. Sehingga, perlu dilakukan juga uji in vitro pada fraksi etil
asetat, n-butanol dan air bayam duri.
Tabel III. Hasil uji aktivitas in vitro MMP9
Hasil Bacaan Rata-
Rata Baseline %Aktivitas % Inhibisi
% Inhibisi
dikurangi
SC 1 2 3
Fraksi 2 164 166 143 158 79 68 32 26
Blanko 72 81 83 79 0 NA NA NA
NC 181 209 192 194 115 100 0 NA
IC 81 68 68 72 -6 -5 105 NA
SC 184 186 194 188 109 95 5 0
Keterangan : NA : Not Applicable BC = Background Control sebagai blanko
IC = Inhibitory Control sebagai kontrol positif
EC = Enzyme Control sebagai kontrol negatif SC = Solvent Control sebagai kontrol pelarut sampel
S = Sampel (fraksi)
Pada uji in vitro dilakukan pengukuran solvent control (SC) yang
digunakan untuk melihat penghambatan yang disebabkan oleh pelarut yang
digunakan yaitu DMSO. (Vandooren, 2011) telah membuktikan bahwa DMSO
dapat menganggu interaksi antara MMP9 dengan substratnya sehingga perlu
dilakukan pengukuran SC agar penghambatan yang terukur merupakan
penghambatan dari kandidat inhibitor. Terdapat 2 kemungkinan mekanisme
penghambatan enzim MMP9 yang pertama adalah menghambat langsung domain
katalitik MMP9 sehingga menghalangi masuknya substrat pada sisi aktif MMP9,
sedangkan yang kedua dengan berikatan pada bagian hemopexin sehingga
menghalangi signaling terhadap enzim MMP9 dan membuat sisi aktif MMP9
pada domain katalitik sebagai tempat menempelnya substrat tidak terbuka (Putra
et al., 2019).
Pada hasil uji in vitro menunjukan bahwa fraksi 2 dari partisi n-heksana
ekstrak metanol bayam duri pada konsentrasi 1000 ppm menghambat aktivitas
enzim MMP9 sebesar 26 %. Hal ini dapat dinyatakan bahwa fraksi tersebut tidak
aktif untuk dijadikan sebagai kandidat obat dari bahan alam untuk menghambat
aktivitas MMP9. Merujuk pada hambatan ekstrak metanolnya yang tinggi
terhadap MMP9 (81%), maka kemungkinan senyawa yang aktif masuk ke partisi
yang lain atau partisi yang sama namun masuk ke fraksi lain. Hal ini memerlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
penelitian lanjutan agar dapat dipastikan tentang potensi bayam duri sebagai
antikanker payudara.
Profil GC-MS
Setelah dilakukan uji in vitro terhadap enzim MMP9, fraksi 2 partisi n-
heksana ekstrak metanol dari bayam duri dianalisis menggunakan GC-MS. Hasil
GC dari fraksi 2 partisi n-heksana ekstrak metanol terlihat pada gambar 3
menunjukan adanya 7 puncak yang menandakan adanya 7 senyawa yang
terdeteksi yaitu pada menit ke 4.88, 5.933, 40.600, 43.691, 56.185, 60.481, dan
66.406. Puncak dengan Rt yang pertama terdeteksi merupakan senyawa yang
memiliki titik didih paling rendah yang mempunyai kelimpahan sebesar 74.49%.
Spektra massa pada puncak tersebut ditampilkan pada gambar 4 yang
menunjukkan m/z sebesar 562. Kemudian puncak 2 m/z 577, puncak 3 m/z 554,
puncak 4 m/z 586, puncak 5 m/z 582, puncak 6 m/z 594 dan puncak 7 m/z 571.
Gambar 3. Profil GC fraksi 2
Gambar 4. Profil MS puncak 1 fraksi 2
Berdasarkan spektra massa, teridentifikasi senyawa dengan Mr 562
dengan fragmentasi yang terdeteksi oleh wiley berjumlah 5 yaitu oxygen, 2,3-
dihydrofuran, 1-propen-1-ol, 2-bromo-5-(1'-chloro-2',2'-dimethylpropyl)thiophen
dan nickel carbonyl (Ni(CO)4 (Tabel IV). Di antara 5 fragmen yang terdeteksi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
tidak ada fragmen yang cocok dengan fragmen dengan kelimpahan tertinggi
(28%) yang disebut base peak, sehingga belum dapat dipastikan strukturnya.
Profil MS dari 6 puncak lainnya dapat dilihat pada lampiran 8, lampiran 9,
lampiran 10, lampiran 11, lampiran 12 dan lampiran 13.
Tabel. IV. Prediksi senyawa hits dari MS senyawa 1
Waktu Retensi
(Menit) % Area Mr Fragmen Nama Hit Prediksi
4.881 74.49 562
32 Hit 1 : Oxygen
70 Hit 2 : 2,3-Dihydrofuran
246 Hit 3 : 1-Propen-1-ol
266 Hit 4 : 2-Bromo-5-(1'-chloro-2',2'-
dimethylpropyl)thiophen
170 Hit 5 : Nickel carbonyl (Ni(CO)4
Selain merujuk pada kemiripan database, penelusuran struktur molekul
senyawa dalam fraksi bayam duri juga dilakukan melalui penelusuran pustaka.
Pada tabel V disajikan beberapa senyawa yang berhasil dideteksi
menggunakan GC-MS berdasarkan penelusuran pustaka (Stintzing et al.,
2004; MedPServer, 2020).
Tabel V. Senyawa pada amaranthus spinosus yang dideteksi GC-MS
NO Nama Senyawa Mr
1 Amaranthine 727
2 Isoamaranthine 727
3 Betanin 551
4 Isobetanin 551
5 Caffeoylquinic acid 353
6 Coumaroylquinic acid 337
7 Feruloylquinic acid 367
8 Quercetin diglycoside 609
9 Quercetin 3-O-rutinoside 609
10 Quercetin 3-O-glucoside 463
11 Kaempferol diglycoside 593
12 Amaricin 413.38
13 Amaranthoside 582.59
Berdasarkan tabel V tersebut, dapat diprediksi bahwa senyawa yang
terdapat dalam fraksi, salah satu di antara 7 adalah amaranthoside karena pada
literatur menunjukan bahwa senyawa amaranthoside memiliki Mr 582.59 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
ditemukan kemiripan pada hasil MS puncak 5 dengan Mr 582 sehingga
diprediksikan fraksi 2 n-heksana etil asetat tanaman bayam duri memiliki senyawa
amaranthoside. Spektra MS puncak 5 dapat dilihat pada gambar 5 dan struktur
dari amaranthoside dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 5. Profil MS puncak 5 fraksi 2
(Azhar-ur-haq, 2006).
Gambar 6. Struktur molukel amaranthoside
KESIMPULAN
Dari penelitian yang sudah dilakukan proses fraksinasi menggunakan
kromatografi kolom dapat memperoleh fraksi n-heksana-etil asetat. Fraksi 2 n-
heksana-etil asetat dari partisi n-heksana ekstrak metanol bayam duri dapat
menghambat aktivitas enzim MMP9 sebesar 26% melalui uji in vitro pada
konsentrasi 1000 ppm hal ini menunjukan % penghambatan fraksi 2 tersebut tidak
aktif. Hasil analisis GC-MS dari fraksi 2 tersebut diduga mengandung
amaranthoside.
SARAN
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan menunjukan fraksi 2 n-
heksana-etil asetat dari partisi n-heksana ekstrak metanol bayam duri tidak aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
menghambat aktivitas enzim MMP9 namun untuk penelitian selanjutnya dapat
dilakukan pengujian terhadap fraksi 1, fraksi 3, fraksi 4, fraksi 5, partisi etil asetat,
partisi n-butanol dan partisi air untuk membuktikan potensi dari tanaman bayam
duri sebagai salah satu tanaman yang dapat menghambat MMP9.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada Timmerman Award 2017 dan
Drug Discovery Research Club Fakultas Farmasi Sanata Dharma atas dukungan
finasial pada penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
DAFTAR PUSTAKA
Abu, F., Mat Taib, C.N., Mohd Moklas, M.A., Mohd Akhir, S., 2017. Antioxidant
Properties of Crude Extract, Partition Extract, and Fermented Medium of
Dendrobium sabin Flower. Evidence-based Complementary and Alternative
Medicine, 2017.
Adhipandito, C.F., Ludji, D.P.K.S., Aprilianto, E., Jenie, R.I., Al-Najjar, B., Hariono,
M., 2019. Matrix metalloproteinase9 as the protein target in anti-breast cancer
drug discovery: an approach by targeting hemopexin domain. Future Journal of
Pharmaceutical Sciences, 5(1), 1–15.
Alen, Y., Lavita, F.A., Yuliandra, Y., 2017. Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
dan Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Rebung Schizostachyum brachycladum
Kurz (Kurz) pada Mencit Putih Jantan. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 3(2), 146-
152.
AZHAR-UR-HAQ., MALIK, A., AFZA, N., KHAN, S.B., MUHAMMAD, P., 2006.
Coumaroyl Adenosine (II) and Lignan Glycoside (I) from Amaranthus spinosus
L. Polish Journal of Chemistry, 80(2), 259-263.
Bray F, Ferlay J, Soerjomataram I, Siegel RL, Torre LA, Jemal A. Global cancer
statistics 2018: GLOBOCAN estimates of incidence and mortality worldwide for
36 cancers in 185 countries. CA Cancer J Clin. 2018;68(6):394-424.
doi:10.3322/caac.21492
Chaudhary, M.A., Imran, I., Bashir, S., Mehmood, M.H., Rehman, N., 2012.
Evaluation of gut modulatory and bronchodilator activities of Amaranthus
spinosus Linn . Evaluation of gut modulatory and bronchodilator activities of
Amaranthus spinosus,.
Chothiphirat, A., Nittayaboon, K., Kanokwiroon, K., Srisawat,T., Navakanitworakul,
R., 2019. Anticancer Potential of Fruit Extracts from Vatica diospyroides
Symington Type SS and Their Effect on Program Cell Death of Cervical Cancer
Cell Lines. Scientific World Journal, 2019.
Golubnitschaja, O., Yeghiazaryan, K., Abraham, J.A., Schild, H.H., Costigliola, V.,
Debald, M., Kuhn, W., 2017. Breast cancer risk assessment: a non-invasive
multiparametric approach to stratify patients by MMP-9 serum activity and RhoA
expression patterns in circulating leucocytes. Amino Acids, 49(2), 273–281.
Hariono, M., Nuwarda, R.F., Yusuf, M., Rollando, R., Jenie, R.I., Al-Najjar, B.,
Julianus, J., Putra, K.C., Nugroho, E.S., Wisnumurti, Y.K., Dewa, S.P., Jati, B.W.,
Tiara, R., Ramadani, R.D., Qodria, L., Wahab, H.A., 2020. Arylamide as Potential
Selective Inhibitor for Matrix Metalloproteinase 9 (MMP9): Design, Synthesis,
Biological Evaluation, and Molecular Modeling. Journal of Chemical Information
and Modeling, 60(1), 349–359.
Hariono, M., Yuliani, S.H., Istyastono, E.P., Riswanto, F.D.O., Adhipandito, C.F.,
2018. Matrix metalloproteinase 9 (MMP9) in wound healing of diabetic foot
ulcer: Molecular target and structure-based drug design, Wound Medicine.
Elsevier B.V.
Hevener, K.E., Zhao, W., Ball, D.M., Babaoglu, K., Qi, J., White, S.W., Lee, R.E.,
2009. Validation of molecular docking programs for virtual screening against
dihydropteroate synthase. Journal of Chemical Information and Modeling, 49(2),
444–460.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
KEMENKESRI.2019. HARI KANKER SEDUNIA 2019.
http://www.depkes.go.id/article/view/19020100003/hari-kanker-sedunia-
2019.html. Diakses 7 September 2019.
Lee, E.J., Moon, P.G., Baek, M.C., Kim, H.S., 2014. Comparison of the effects of
matrix metalloproteinase inhibitors on TNF-α release from activated microglia
and TNF-α converting enzyme activity. Biomolecules and Therapeutics, 22(5),
414–419.
MedPServer., 2019, Information Panel-MedPServer,
http://bif.uohyd.ac.in/medserver/submission/display.php?accid=RX51608146&pi
d=SW82414047#903574-30-1, diakses tanggal 4 Juli 2020.
Mehner, C., Hockla, A., Miller, E., Ran, S., Radisky, D.C., Radisky, E.S., 2014.
Tumor cell-produced matrix metalloproteinase 9 (MMP-9) drives malignant
progression and metastasis of basal-like triple negative breast cancer. Oncotarget,
5(9), 2736–2749.
Nicolotti, O., Catto, M., Giangreco, I., Barletta, M., Leonetti, F., Stefanachi, A., Pisani,
L., Cellamare, S., Tortorella, P., Loiodice, F., Carotti, A., 2012. Design, synthesis
and biological evaluation of 5-hydroxy, 5-substituted-pyrimidine-2,4,6-triones as
potent inhibitors of gelatinases MMP-2 and MMP-9. European Journal of
Medicinal Chemistry, 58, 368–376.
Ogundele, O.D., Thompson, S., 2019. GAS CHROMATOGRAPHY-MASS
SPECTROMETRY ANALYSIS OF GAS CHROMATOGRAPHY-MASS
SPECTROMETRY ANALYSIS OF CHROMATOGRAPHIC FRACTIONS OF
NIGERIAN BITUMEN (May).
Putra, K.C., Nugroho, E.S., Wisnumurti, Y.K., Dewa, S.P., Jati, B.W.P., Tiara, R.,
Setyaningsih, D., Hariono, M., 2019. In silico Study of Thioguanine Derivatives
As Hemopexin Matrix Uji Aktivitas Turunan Thioguanine Terhadap Hemopexin
Matrix Metalloproteinase9 ( Pex-9 ) In silico 1(2), 17–24.
Radisky, E.S., Radisky, D.C., 2010. Matrix Metalloproteinase-Induced Epithelial-
Mesenchymal Transition in Breast Cancer 201–212.
Rambwawasvika, H., Parekh, C.T., 2017. Extraction and Characterisation of Mucilage
from the herb Dicerocaryum senecioides and its use a potential hair permanent
13(3), 691–705.
Santosa, D., Haresmita, P.P., 2015. Antioxidant Activity Determination Garcinia
dulcis (Roxb.) Kurz , Blumeamollis (D.Don) Merr., Siegesbeckia orientalis L.,
and Salvia riparia H. B. K Which Collected from Taman Nasional Gungung
Merapi Using DPPH (2, 2-Diphenyl-1-Pikril-Hidrazil) and Thin L. Traditional
Medicine Journal, 20(1), 28–36.
Stintzing, F.C., Kammerer, D., Schieber, A., Adama, H., Nacoulma, O.G., Carle, R.,
2004. Betacyanins and Phenolic Compounds from Amaranthus spinosus L. and
Boerhavia erecta L. Zeitschrift fur NatuRorschung - Section C Journal of
Biosciences, 59(1–2), 1–8.
Vandooren, J., 2011. Gelatin degradation assay reveals MMP-9 inhibitors and function
of O-glycosylated domain. World Journal of Biological Chemistry, 2(1), 14.
Veronesi, U., Boyle, P., 2016. Breast Cancer. International Encyclopedia of Public
Health, 272–280.
Yabluchanskiy, A., Ma, Y., Iyer, R.P., Hall, M.E., Lindsey, M.L., 2013. Matrix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
metalloproteinase-9: Many shades of function in cardiovascular disease.
Physiology, 28(6), 391–403.
Zeng, X., Zhang, P., He, W., Qin, C., Chen, S., Tao, L., Wang, Y., Tan, Y., Gao, D.,
Wang, B., Chen, Z., Chen, W., Jiang, Y.Y., Chen, Y.Z., 2018. NPASS: Natural
product activity and species source database for natural product research,
discovery and tool development. Nucleic Acids Research, 46(D1), D1217–D1222.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema Kerja Partisi
Lampiran 2. Desain Wellplate
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A BC BC BC IC IC IC EC EC EC SC SC SC
B S S S
C
D
E
F
G
H
I
Keterangan :
BC = Background Control sebagai blanko
IC = Inhibitory Control sebagai kontrol positif
EC = Enzyme Control sebagai kontrol negatif
SC = Solvent Control sebagai kontrol pelarut sampel
S = Sampel (fraksi)
Ekstrak dan
akuades
n-heksana
Fase n-
heksana
Fase air Etil asetat
n-butanolFase etil
asetat
Fase air
Fase n-
butanol
Fase air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Lampiran 3. Hasil Determinasi Tanaman Bayam Duri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 4. Hasil Pengamatan Stabilitas Sampel Ekstrak
Sebelum dilakukan penyimpanan selama 30 hari.
Setelah dilakukan penyimpanan selama 30 hari.
Lampiran 5. Hasil Pengamatan Stabilitas Sampel Partisi
Sebelum dilakukan penyimpanan selama 30 hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Setelah dilakukan penyimpanan selama 30 hari.
Lampiran 6. Hasil Pengamatan Stabilitas Sampel Fraksi
Sebelum dilakukan penyimpanan selama 30 hari.
Setelah dilakukan penyimpanan selama 30 hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 7. Perhitungan R Partisi n-heksana dan Fraksi
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑅 ∶ 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑒𝑙𝑢𝑎𝑡 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑒𝑙𝑢𝑒𝑛⁄
Jarak tempuh eluen semuanya 4 cm.
UV254 (dimulai dari bercak paling bawah)
𝑅 ∶ 0.75 𝑐𝑚 4 𝑐𝑚⁄ = 0.18
𝑅 ∶ 1.10 𝑐𝑚 4 𝑐𝑚⁄ = 0.27
𝑅 ∶ 1.56 𝑐𝑚 4 𝑐𝑚⁄ = 0.39
𝑅 ∶ 2.03 𝑐𝑚 4 𝑐𝑚⁄ = 0.50
𝑅 ∶ 2.26 𝑐𝑚 4 𝑐𝑚⁄ = 0.56
𝑅 ∶ 3.59 𝑐𝑚 4 𝑐𝑚⁄ = 0.89
UV365 (dimulai dari bercak paling bawah)
𝑅 ∶ 0.74 𝑐𝑚 4 𝑐𝑚⁄ = 0.18
𝑅 ∶ 1.14 𝑐𝑚 4 𝑐𝑚⁄ = 0.28
𝑅 ∶ 1.65 𝑐𝑚 4 𝑐𝑚⁄ = 0.41
𝑅 ∶ 1.99 𝑐𝑚 4 𝑐𝑚⁄ = 0.49
𝑅 ∶ 2.16 𝑐𝑚 4 𝑐𝑚⁄ = 0.54
𝑅 ∶ 2.45 𝑐𝑚 4 𝑐𝑚⁄ = 0.61
𝑅 ∶ 3.36 𝑐𝑚 4 𝑐𝑚⁄ = 0.84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
𝑅 ∶ 3.81 𝑐𝑚 4 𝑐𝑚⁄ = 0.95
Lampiran 8. Profil MS Puncak 2
Lampiran 9. Profil MS Puncak 3
Lampiran 10. Profil MS Puncak 4
Lampiran 11 Profil MS Puncak 6
Lampiran 12. Profil MS Puncak 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Fraksi N-Heksana-Etil
Asetat Tanaman Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.)
dan Uji Penghambatan Aktivitas Matrix
Metalloproteinase-9 (MMP9) In Vitro” memiliki nama
lengkap Jasson Rhinehard Karamoy. Penulis merupakan
anak pertama dari pasangan Johny Karamoy dan Heni
Suparni. Penulis lahir di Tangerang, 2 Maret 1998.
Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis yakni
tingkat sekolah dasar di SD Tarsisius Vireta, Tangerang
(2004-2010), tingkat sekolah menengah pertama di SMP
Tarsisius Vireta, Tangerang (2010-2013), tingkat
sekolah menengah atas di SMA Tarsisius Vireta,
Tangerang (2013-2016). Penulis kemudian melanjutkan
pendidikan Sarjana 1 di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
pada tahun 2016. Semasa menempuh kuliah, penulis terlibat dalam beberapa
kegiatan kampus antara lain menjabat sebagai bendahara Drug Discovery
Research Club (2019-2020), menjadi instruktur dalam kegiatan workshop “Virtual
Screening dalam Mendesain Obat TBC” yang diselenggarakn oleh Drug
Discovery Research Club (2019). Penulis pernah menjadi asisten dosen dalam
praktikum Farmasi Fisika (2018), Farmakognosi Fitokimia (2019), Kimia Dasar
(2019) dan Analisis Farmasi (2020). Penulis juga aktif dalam kegiatan kepanitian
dengan menjadi anggota divisi acara dalam kegiatan FACTION (2016), divisi
acara dalam kegiatan LKMMF1 (2017), divisi dana dan usaha dalam kegiatan
Seminar Nasional (2017) dan divisi dana dan usaha dalam kegiatan Herbal
Cosmetic Competition (2017). Penulis berharap karya ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi yang telah membacanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI