BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hal yang tidak
terpisahkan dalam system ketenagakerjaan dan sumber daya manusia.
Berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi selama tahun
2005-2007, menunjukkan bahwa setiap tahun rata-rata terjadi 85.000 kasus
kecelakaan kerja, yang mengakibatkan rata-rata 1.700 pekerja meninggal dunia,
sementara yang mengalami cacat tetap rata-rata sekitar 7.000 pekerja, sedangkan
kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia pada tahun 2008 pada triwulan I
sebanyak 37.904, dengan jumlah korban meninggal sebanyak 281 dan cacat
sebanyak 5842 orang. Kecelakaan kerja merupakan suatu fenomena karena
mengingat keselamatan kerja berkaitan erat dengan kelangsungan hidup dari
pekerja. Dan karena begitu pentingnya faktor keselamatan kerja sampai-sampai
pemerintah Indonesia telah mengatur keselamatan kerja dengan undang-undang
Ketenagakerjaan No.13/tahun 2003, pasal 86 dan 87 pada bab Perlindungan,
Pengupahan dan Kesejahteraan. Pasal 87 ayat (1) berbunyi “Setiap perusahaan
wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan”.
Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam
meningkatkan jaminan social dan kesejahteraan para pekerjanya, tapi juga
berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. Di dalam
lingkungan kerja terdapat faktor-faktor yang menyebabkan beban tambahan dan
dapat menimbulkan gangguan bagi tenaga kerja. Faktor tersebut antara lain
faktor fisik, faktor kimia, faktor biologi, faktor fisiologis, faktor mental
psikologis. Tekanan panas merupakan salah satu faktor fisik yang dalam keadaan
tertentu dapat menimbulkan gangguan, oleh karena itu iklim kerja atau cuaca
1
kerja harus dibuat senyaman mungkin dengan mengatur dan mengendalikan suhu
suhu udara, udara dan kecepatan udara untuk meningkatkan produktivitas dan
mengurangi tekanan panas.
Menurut Suma’mur PK (1996) iklim kerja adalah kombinasi dari suhu
udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi
keempat faktor tersebut bila dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh dapat
disebut dengan tekanan panas. Indeks tekanan panas disuatu lingkungan kerja
adalah perpaduan antara suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara,
dan panas metabolisme sebagai hasil aktivitas seseorang.
Suhu tubuh manusia dapat dipertahankan secara menetap oleh suatu sistem
pengatur suhu. Suhu menetap ini adalah akibat keseimbangan diantara panas yang
dihasilkan didalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan pertukaran panas
diantara tubuh dengan lingkungan sekitar. Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil
bahwa produktivias kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada
temperatur sekitar 24 derajat Celsius sampai 27 derajat Celsius (Sritomo
Wigjosoebrata, 2003).
Negara Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis, dengan ciri
utamanyaadalah suhu dan kelembaban yang tinggi. Di industri atau perusahaan di
indonesia sekarang ini banyak yang belum sadar tentang iklim kerja. Kondisi
seperti ini seharusnya sudah menjadi perhatian, karena iklim kerja yang baik akan
mempengaruhi kenyamanan dan produktivitas, misalnya iklim kerja yang panas
dapat mempengaruhi kondisi pekerja, karena dengan panas yang didukung dengan
kondisi lingkungan yang tidak mendukung maka pekerja akan cepat kehilangan
energy (daya tahan tubuh) dan akan berimbas pada semangat bekerja. Panas
merupakan sumber penting dalam proses produksi maka tidak menutup
kemungkinan pekerja dapat terpapar langsung. Jika pekerja terpapar dalam jangka
waktu yang lama maka pekerja yang terpapar panas dapat mengalami penyakit
akibat kerja yaitu menurunnya daya tahan tubuh dan berpengaruh terhadap
timbulnya gangguan kesehatans ehingga berpengaruh terhadap produktivtas dan
2
efisiensi kerja dan juga harus memperhatikan Nilai Ambang Batas (NAB) yang
mempengaruhi ketahanan tubuh.
Standar pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu
basah dan bola mencakup prinsip pengukuran, peralatan, prosedur kerja,
penentuan titik pengukuran dan perhitungan. Teknisi yang menggunakan metoda
ini harus seorang yang berkompetensi dalam melakukan pengukuran iklim kerja
(panas). Standar pengukuran ini merupakan cara pemantauan tempat kerja yang
mempunyai potensi bahaya bagi tenaga kerja yang bersumber dari iklim kerja
(panas). Dalam penerapannya di lapangan, pengukuran indeks suhu basah dan
bola dilaksanakan bersamaan dengan perhitungan beban kerja yang di
dibandingkan pada pembatasan waktu kerja sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 13/MEN/2011.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dilakukannya pengukuran iklim ruangan pekerja di PT.
Sugih Instrumendo Abadi, untuk mengetahuai berapa nilai iklim di dalam ruangan
pekerja dan fungsi dari ventilasi-ventilasi ruangan pekerja tersebut bermanfaat
atau tidak. Serta meningkatkan kesehatan dan keselamatan pekerja yang
dipengaruhi oleh iklim kerja.
1.3 Metodologi (deskriptif)
Studi deskriptif adalah penelitian yang menjelaskan data dan karakteristik
populasi atau fenomena yang dipelajari. Dalam analisanya menggunakan data
primer yang telah dikumpulkan dan diolah.
1.4 Waktu dan Tempat
Tempat pengukuran iklim ruangan pekerja dilakukan di PT. Sugih
Instrumendo Abadi yang beralamat di Jln. Tembokan RT 01/01 Padalarang, Kab.
Bandung Barat pada tanggal 13 Mei 2013, pukul 13.00 – 16.30 WIB.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian iklim Kerja
Iklim kerja adalah keadaan lingkungan kerja yang merupakan perpaduan
antara suhu udara (suhu basah dan suhu kering), kelembaban udara, kecepatan
aliran udara dan suhu radiasi. Bilamana perpaduan parameter tersebut
dihubungkan dengan panas metaboliesme tubuh manusia maka disebut tekanan
panas atau heat stress. Heat stress adalah beban yang diterima oleh manusia,
sedangkan heat strain adalah efek dari beban tersebut pada manusia.
Iklim kerja berdasarkan Subaris (2007) adalah suatu kombinasi dari suhu
kerja, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi pada suatu
tempat kerja. Cuaca kerja yang tidak nyaman, tidak sesuai dengan syarat yang
ditentukan dapat menurunkan kapasitas kerja yang berakibat menurunnya efisiensi
dan produktivitas kerja. Suhu udara dianggap nikmat bagi orang Indonesia ialah
berkisar 24 °C sampai 26 °C dan selisih suhu di dalam dan di luar tidak boleh
lebih dari 5 ºC. Batas kecepatan angin secara kasar yaitu 0,25 sampai 0,5 m/dtk.
Didalam lingkungan kerja terdapat tiga sumber panas yaitu:
1. Iklim kerja setempat: panas matahari
2. Proses produksi: mengeluarkan panas
3. Kerja otot: menimbulkan panas
Penyebaran panas berlangsung melalui proses konveksi, konduksi, radiasi dan
evaporasi. Efek panas terhadap kesehatan dipengaruhi oleh usia, jenis
kelamin,berat badan keseimbangan cairan dan elektrolit serta kebugaran.
4
Klasifikasi lingkungan kerja:
1. Lingkungan dingin kering: temperatur bola kering -50 derajat celcius
tidak mengandung cairan, contohnya dikamar pendingin.
2. Lingkungan dingin basah, temperatur bola kering 0derajat celsius dan
terdapatcairan dari hujan atau pancaran uap air pada kulit atau
pakaian, contohnya di pertanian dan perikanan laut.
3. Lingkungan nyaman memungkinkan pekerjaan dapat dikerjakan
sebaik-baiknya.
4. Lingkungan panas lembab dapat ditandai dengan temperatur bola
kering yang tinggi disertai tekanan uap air yang tinggi
5. Lingkungan panas kering: temeperatur bola kering mencapai 40
derajat celcius disertai beban panas radiasi yang tinggi.
Lingkungan kerja panas dan kering dibedakan atas:
1. Temperatur bola kering tinggi dengan sedikit panas radiasi
2. Temperatur bola kering rendah dengan komponen panas radiasi tinggi
dari berbagai arah
3. Temperatur bola kering rendah dengan komponen radiasi tinggi dari
satu arah.
4. Kedua-duanya temperatur bola kering tinggi dan panas radiasi dari
berbagai arah
5. Kedua-duanya temperatur bola kering tinggi dan panas radiasi dari
satu arah.
2.2 Nilai Ambang Batas (NAB)
Nilai Ambang Batas (NAB) adalah standar faktor bahaya di tempat kerja
sebagai pedoman pengendalian agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya
tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-
hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Beberapa
istilah dalam nilai ambang batas diantaranya :
5
1. Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam
maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
2. Tempat kerja
Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan yang tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber-sumber
bahaya.
3. Iklim kerja (panas)
Iklim kerja (panas) adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban kecepatan
gerakan udara dan panas radiasi.
4. Suhu kering (dry bulb temperature)
Suhu kering (dry bulb temperature) adalah suhu udara di tempat kerja yang
ditunjukkan oleh termometer suhu kering.
5. Suhu basah alami (natural wet bulb temperature)
Suhu basah alami (natural wet bulb temperature) adalah suhu penguapan air yang
pada suhu yang sama menyebabkan terjadinya keseimbangan uap air di udara.
Catatan: Suhu ini diukur dengan termometer basah alami dan suhu tersebut lebih
rendah dari suhu kering.
6. Suhu bola (globe temperature)
Suhu bola (globe temperature) adalah suhu yang diukur dengan menggunakan
termometer suhu bola yang sensornya dimasukkan dalam bola tembaga yang dicat
hitam, sebagai indikator tingkat radiasi.
7. Indeks suhu basah dan bola (wet bulb globe temperature index)
Indeks suhu basah dan bola (wet bulb globe temperature index) adalah parameter
untuk menilai tingkat iklim kerja panas yang merupakan hasil perhitungan antara
suhu udara kering, suhu basah alami dan suhu bola.
6
8. Kebisingan
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-
alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran.
9. Getaran
Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-
balik dari kedudukan
Keseimbangannya.
10. Radiasi sinar ultra ungu (ultra violet)
Radiasi sinar ultra ungu (ultra violet) adalah radiasi elektromagnetik dengan
panjang gelombang 180 nanometer sampai 400 nanometer (nm).
11. Terpapar
Terpapar adalah peristiwa atau keadaan seseorang terkena atau kontak dengan
faktor bahaya di tempat kerja.
2.2.1 Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas)
Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas) dengan Indeks Suhu Basah dan
Bola (ISBB) tidak diperkenankan melebihi:
1. Untuk beban kerja ringan : 30,0 oC
2. Untuk beban kerja sedang : 26,7 oC
3. Untuk beban kerja berat : 25,0 oC
Catatan :
Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100-200 Kkal/jam
Beban kerja sedang membutuhkan kalori > 200-350 Kkal/jam
Beban kerja berat membutuhkan kalori > 350-500 Kkal/jam
(Sumber : SNI – 7063, 2004)
7
Tabel 2.1 kategori beban kerja dengan kategori tingkat metabolisme
Kategori Jenis Aktivitas
Resting Duduk dengan tenang
Duduk dengan sedikit gerakan lengan
Light Duduk dengan sedikit gerakan tangan dan kaki
Berdiri dengan pekerjaan yang ringan pada mesin atau
meja serta banyak gerakan lengan
Menggunakan gergaji meja (table saw)
Berdiri dengan pekerjaan yang ringan/sedang pada mesin
atau meja serta sedikit berjalan
Moderate Menggosok/menyikat dengan posisi berdiri
Berjalan dengan mengangkat atau menekan dengan beban
sedang
Berjalan pada 6 km/jam dengan membawa beban 3 kg
Heavy Menggergaji dengan tangan
Menyekop pasir kering
Pekerjaan perakitan yang berat pada basis yang tidak
terus-menerus
Sebentar-sebentar mengangkat dengan mendorong atau
menekan beban yang berat
Very Heavy Menyekop pasir basah
Sumber : ACGIH, 2005)
Tabel 2.2 Lampiran PER.13/MEN/X/2011 tentang NAB Faktor Fisik dan Kimia ditempat
kerja dimana ISBB yang diperkenankan
Pengaturan waktu
kerja setiap jam
ISBB (0C)
Beban kerja
Ringan Sedang Berat
75% - 100 % 30,0 28,0 -
50 % - 75% 30,6 28.0 27,5
25 % - 50% 32,0 29,0 29,0
0 % - 25 % 32,2 31.1 30,5
(Sumber : PER.13/MEN/X/2011)
8
Ada dua jenis perhitungan ISBB, yaitu :
1. Rumus untuk pengukuran dengan memperhitungkan radiasi matahari
(tempat kerja yang terkena radiasi sinar matahari secara langsung)
ISBB = 0,7 SBA + 0,2 SB + 0,1 SK
2. Rumus untuk pengukuran tempat kerja tanpa pengaruh radiasi sinar
matahari
ISBB = 0,7 SBA + 0,3 SB
2.2.2 Efek Tekanan Panas pada Faal Tubuh
1. Banyak keringat yang dihasilkan, pada orang yang telah mengalami
aklimatisasi keringat yang dihasilkan kurang lebih 1-2 liter/ jam atau 10-
12 liter/ 8 jam kerja.
2. Banyaknya keringat yang menguap, ditentukan oleh perbedaan antara
tekanan uap air pada kulit dan tekanan parsial uap air yang terdapat dalam
udara atmosfir.
3. Denyut jantung, dapat dipengaruhi oleh beban fisik dan beban tambahan.
2.2.3 Masalah kesehatan yang berhubungan dengan iklim panas
1. Heat Rashes (prickly heat)
Heat rashes atau ruam panas merupakan kelainan kulit berupa
kemerahan pada kulit yang terpapar panas. Kondisi ini menghasilkan ruam
yang dalam beberapa kasus menyebabkan rasa sakit yang hebat. Terjadi di
lingkungan panas lembab dimana keringat tidak dapat dengan mudah
menguap dari kulit. Gejala dari heat rashes, berupa kulit menjadi
kemerahan dan mungkin berasa gatal, perih, dan rasa sakit.
Prosedur untuk mencegah atau memperkecil kondisi ini adalah
praktekkan higene perorangan, jaga kulit tetap bersih agar permukaan kulit
9
tidak tertutup, biarkan kulit terbuka dan mengering, gunakan pakaian yang
longgar.
2. Heat Cramps
Heat cramps atau kram karena panas merupakan kejang otot yang
menyakitkan dihasilkan dari kehilangan garam dan cairan elektrolit karena
keluarnya keringat yang berlebihan. Gejala dari heat cramps berupa kejang
otot aktif (tangan dan kaki) atau otot perut atau keduanya. Akibatnya
kejang-kejang, muntah, dan pingsan
Prosedur untuk mencegah atau memperkecil kondisi ini adalah ganti
cairan tubuh dengan cairan yang mengandung elektrolit. Minum cairan
yang mengandung elektrolit seperti kalsium, sodium dan potasium.
Istirahat ditempat yang dingin.
3. Heat Exhaustion
Heat exhaustion atau kelelahan panas merupakan kondisi kelelahan
akibat suhu panas. Inividu dengan kelelahan panas masih terus berkeringat
dan mereka akan mengalami kelemahan yang berlebihan, bahkan mungkin
sampai pingsan. Gejala dari heat exhaustion berupa mual, pusing, sakit
kepala, pandangan kabur, keringat berlebih, kulit dingin dan pucat, tidak
sadar, koma, dan meninggal.
Cara yang terbaik untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan
memindahkan pasien ke tempat dingin, memberikan kompres dingin,
posisikan dalam posisi tidur, kaki dimiringkan ke atas, diberi banyak
minum, dan jika tidak sadarkan diri cari bantuan medis.
4. Heat Stroke
Heat stroke merupakan sistem pengendalian suhu tubuh gagal berfungsi
sehingga suhu tubuh meningkat mencapai titik kritis. Heat stroke
dihasilkan ketika suhu tubuh bagian dalam menjadi sangat tinggi dan tidak
mampu lagi melakukan pendinginan sendiri (keadaan gawat darurat yang
dapat menyebabkan kematian). Gejala dari heat stroke berupa demam,
wajah dan kulit merah, disorientasi, kulit kering dan panas, tidak sadar,
dan meninggal.
10
Cara yang terbaik untuk mengatasi kondisi ini adalah segera lakukan
pendinginan dengan cepat, misalnya memberi selimut basah,
menenggelamkan dalam air dingin atau dibasuhi alkohol.
2.2.4 Masalah kesehatan yang berhubungan dengan iklim dingin
1. Chilblains
Yaitu bagian tubuh yang terkena membengkak, merah, panas, dansakit
diselingi gatal. Penyakit inididerita akibat bekerja ditempat dingin dengan
waktu yang lama dan akibat defisiensi gizi
2. Trench foot
Yaitu kerusakan anggota badan terutama kaki akibat kelembaban yang
tinggi atau suhu di atas titik beku. Stadium ini diikuti tingkat hyperthermis
yaitu kaki membengkak, merah, dan sakit. Penyakit ini berakibat cacat
sementara.
3. Frosbite
Akibat suhu rendah di bawah titik beku. Kondisi yang sama seperti
trenchfoot namun stadium akhir. Penyakit frosbite adalah gangrene dan
bisa berakibat cacat tetap
2.3 Upaya Pengendalian Iklim Kerja Tinggi (Tekanan Panas)
Pengendalian heat stress dan heat strain dipusatkan disekitar penyebab dari
heat stress dan ketegangan physiologi yang dihasilkan. Hal ini memerlukan :
1. Pengendalian secara umum
a. Training (pendidikan / latihan)
Yang dimaksud disini adalah pendidikan atau pelatihan bagi calon
tenaga kerja sebelum ditempatkan yang dilaksanakan secara berkala
(periodik). Menyediakan instruksi yang jelas secara verbal dan tertulis
serta informasi lain tentang heat stress
11
b. Pengendalian tekanan panas melalui penerapan hygiene.
Yang dimaksud adalah tindakan-tindakan yang diambil oleh
perorangan untuk mengurangi resiko penyakit yang disebabkan oleh
panas. Termasuk pengendalian tekanan panas melalui penerapan
hygiene adalah :
1. Pengendalian cairan
Menyarankan minum air putih dingin walaupun sedikit (sekitar 150
ml) setiap 20 menit
2. Aklimatisasi
3. Self determination
Diartikan sebagai pembatasan terhadap pajanan panas dimana
tenaga kerja menghindari terhadap cuaca panas apabila ia sudah
merasakan terpapar suhu panas secara berlebihan.
4. Diet
Makanan yang terlalu manis atau mengandung karbohidrat
berlebihan tidak dianjurkan karena akan menahan cairan melalui
ginjal atau keringat.
5. Gaya hidup dan status kesehatan
6. Pakaian kerja
Pakaian kerja untuk lingkungan tempat kerja panas sebaiknya dari
bahan yang mudah menyerap keringat seperti : bahan yang terbuat
dari katun, sehingga penguapan mudah terjadi.
2. Pengendalian secara khusus
Pengedalian secara khusus dapat dilaksanakan dengan 3 cara :
A. Pengendalian secara teknis
Cara ini mencakup :
1. Mengurangi beban kerja
2. Menurunkan suhu udara
Bila suhu udara diatas 104oF (40oC), tenaga kerja mendapat
tambahan panas secara nyata dari udara. Bila suhu udara dibawah
12
90oF (32oC), maka ada pelepasan panas dari tubuh secara nyata.
Suhu udara dapat diturunkan dengan memasang ventilasi dengan
cara pengenceran dan pendinginan secara aktif.
3. Menurunkan kelembaban udara
Dengan menggunakan ruangan yang dingin akan menurunkan
tekanan panas, hal ini disebabkan oleh karena suhu udara dan
kelembaban udara yang lebih rendah, sehingga meningkatkan
kecepatan penguapan dengan pendinginan.
4. Menurunkan panas radiasi
Bila suhu globe lebih dari 109oF (43oC) panas radiasi merupakan
sumber tekanan panas secara nyata. Sesungguhnya lembaran logam
atau permukaan benda yang dapat digunakkan sebagai perisai
sangat banyak, dibawah ini adalah daftar logam atau permukaan
benda yang padat digunakkan sebagai perisai.
B. Pengendalian secara administratif
Adalah perubahan cara kerja yang dilakukan dalam upaya untuk
membatasi resiko pemajanan. melakukan pemeriksaan kesehatan
berkala, poliklinik dibuka selama 7 hari/minggu, dokter perusahaan
hadir paruh waktu (3 hari/minggu), paramedic hadir penuh waktu,
tenaga kerja ikut menjadi peserta jamsostek, jam kerja selama 8
jam/hari atau 40 jam/minggu dengan jam istirahat selama 1 jam/hari,
dan adanya organisasi keselamatan kerja.
C. Perlindungan Perorangan
Adalah suatu cara pengendalian yang dilaksanakan perorangan
(setiap pekerja). Untuk tekanan panas, perlindungan perorangan
terutama berupa suatu pakaian pendingin, namun juga dapat termasuk
pakaian yang dapat memantulkan panas radiasi yang tinggi dalam
lingkungan tempat kerja panas.
13
BAB III
HASIL PENGUKURAN DAN PENGAMATAN
3.1 Company Profile
PT. Sugih Instrumendo Abadi adalah sebuah perusahaan yang bergerak
dalam pembuatan bagus seri produk kualitas Sphygmomanometer, Stetoskop dan
Penggantian Suku Cadang aneroid (Manset, kandung kemih, Bulb, dll) sejak
tahun 1990.
Produk dijual ke beberapa negara berkembang seperti Amerika Serikat,
Kanada, Australia, Jerman, Perancis, Italia, negara-negara Afrika, kawasan Timur
Tengah dan beberapa negara Asia baik dengan merek kami (ABN) atau label
pribadi, karena itu kami sudah mendapat Kualitas pengakuan internasional seperti
CE Mark, FDA 510 K untuk Amerika Serikat dan ISO 13485. Sebagian besar
merek terkemuka dunia di dunia menggunakan sistem inflasi kita (kandung
kemih, manset dan katup), Jumlah Karyawan: +/- 600 Orang
3.2 Hasil Pengukuran dan Pengamatan di Perusahaan
3.2.1 Data Pengukuran Iklim Kerja
Nama perusahaan : PT. Sugih Instrumendo Abadi
Waktu : 8 Mei 2013
Alamat : Jln.Tembokan RT 01/01 Padalarang, Kab.
Bandung Barat Tanggal
Nama alat : area heat stress monitor
Merk/buatan : QUESTemp 36
14
Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Iklim Kerja PT. Sugih Instrumendo Abadi
N
o
Lokasi/
kodelokasi
Parameter Wkt
NAB
ISBB
(0C)
Ta (◦C) Tw (◦C ) Tg(◦C) RH (%) ISBB (◦C)
DLH
ADL
H
ADL
H
ADL HA DL HA
1 Ruang
Produksi
Rubber
27,9 25,1 28,
9
83 26,3 14.45 –
14.50
(5’)
28,0
2 Ruang
Produksi
Cuff dan
Bladder
28,2 25,5 29,
2
78 26,6 14.57 –
15.02
(5’)
28,0
3 Assembling
PT. Sugih
25,2 18,5 25,
8
40 20,7 15.25 –
15.30
(5‘)
28,0
4 Ruang
Produksi
Nebulizer
24,6 19,7 25,
2
55 21,3 15.40 –
15.45
(5’)
5 Ruang QC 26,4 24,2 27,
4
78 25,1 16.00 –
16.05
(5’)
Jumlah sample/
lokasi
Catatan:
DL = data lapangan
HA: hasil akhir
3.2.2 Wawancara dan pengamatan
Dari beberapa karyawan yang diwawancarai didapatkan data bahwa
karyawan bekerja satu shift dari jam 08.00 – jam 12.00, istirahat 1 jam, lanjut jam
13.00 – jam 17.00 atau selama 8 jam.
15
Kondisi lingkungan kerja terasa tidak begitu panas, dan karyawan
mengatakan nyaman-nyaman saja karena adanya fasilitas pendingin seperti kipas
angin dan AC.
Perusahaan telah menyediakan air minum untuk karyawan disetiap
ruangan dengan jumlah yang memadai dan tempat penyimpanan air minum yang
mudah dijangkau. Untuk memenuhi kebutuhan cairan terdapat beberapa karyawan
yang membawa air minum dekat dengan tempat kerjanya.
3.3 Pengendalian Potensi Bahaya
Pengendalian potensi bahaya yang sudah dilakukan oleh Perusahaan diantaranya:
A. Pengendalian Secara Umum
- pendidikan atau pelatihan bagi calon tenaga kerja sebelum ditempatkan- Penyediaan air minum bagi karyawan dengan jumlah yang memadai
dan tempat penyimpanan air minum yang mudah dijangkau-
B. Pengendalian Secara Khusus
1. Pengendalian secara teknis a. Adanya ventilasi yang cukup besar ( jendela yang banyak dan pintu
dibuka lebar)b. Blowerc. Exhouse fand. Kipas Angin e. AC
2. Pengendalian secara administratifa. tenaga kerja ikut menjadi peserta jamsostek, b. jam kerja selama 8 jam/hari atau 40 jam/minggu dengan jam
istirahat selama 1 jam/hari,
3. Perlindungan perorangan
16
Karyawan diberikan seragam dari bahan yang menyerap keringat dan panas.
Pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan berdasarkan ruangan :
RuanganProduksi Rubber General ventilation pada seluruh dinding atas
ruangan berupa jendela dan pintu. Kipas angin yang berada pada setiap ujung tempat
pekerja rubber press. Blower APD : seragam yang menyerap keringat dan hands
gloves Penyediaan air minum yang letaknya dekat dengan
pekerjaProduksi Cuff dan Bladder
General ventilation pada seluruh dinding atas ruangan berupa jendela dan pintu.
Kipas angin yang berada pada setiap ujung tempat pekerja rubber press.
Blower APD : seragam yang menyerap keringat dan hands
gloves Penyediaan air minum yang letaknya dekat dengan
pekerja
Assembling PT. Sugih
General ventilation pada seluruh dinding atas ruangan berupa jendela dan pintu.
Penggunaan AC APD : seragam yang menyerap keringat dan Penyediaan air minum yang letaknya dekat dengan
pekerja
Produksi Nebulizer General ventilation pada seluruh dinding atas ruangan berupa jendela dan pintu.
Penggunaan AC APD : seragam yang menyerap keringat dan Penyediaan air minum yang letaknya dekat dengan
pekerja
Ruang QC General ventilation pada seluruh dinding atas
17
ruangan berupa jendela dan pintu. Kipas angin yang berada pada setiap ujung tempat
pekerja rubber press. Blower APD : seragam yang menyerap keringat dan hands
gloves
Penyediaan air minum yang letaknya dekat dengan pekerja
BAB IV
PEMBAHASAN
18
Karena keterbatasan waktu pengukuran dilakukan hanya 5 menit sebanyak
satu kali untuk setiap bagian, dari hasil pengukuran di dapatkan data sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Iklim Kerja dan Beban Kerja PT. Sugih Instrumendo Abadi
BAGIAN
LAMA
PAPARA
N
BEBAN KERJAISB
B
NA
B
KESIMPULA
NRINGAN SEDANG BERAT
Rubber 8 JAM √ 26,3 28,0 AMAN
Cuff &
Bladder8 JAM √ 26,6 28,0 AMAN
Assemblin
g8 JAM √ 20,7 28,0 AMAN
Produksi
Nebulizer8 JAM √ 21,3 28,0 AMAN
Ruangan
Quality
Control
8 JAM √ 20,9 28,0 AMAN
Hasil pengamatan saat ini hanya menunjukkan ISBB pada satu waktu
sehingga tidak dapat menggambarkan hasil keseluruhan. Dari hasil pengukuran
didapatkan pekerja yang berada pada bagian Rubber, Cuff & Bladder,
Assembling, Produksi Nebulizer dan Ruangan Quality Control memiliki beban
kerja sedang, nilai ISBB yang didapatkan selama pengukuran berada pada level
aman atau dibawah nilai ambang batas yaitu 28,0 dengan lama paparan 8 jam/
hari. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara didapatkan data bahwa kadang-
kadang diperlukan lembur untuk mencapai target yang ditentukan terutama bila
ada salah satu karyawan yang tidak masuk kerja. Sehingga keadaan ini bisa
menambah waktu paparan menjadi lebih lama, namun masih dalam NAB yang
aman.
Berdasarkan hasil pengamatan penyediaan air minum sudah memadai dan
letaknya dapat dijangkau oleh pekerja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
19
5.1 Kesimpulan
Nilai ISBB pada ruangan Rubber, Cuff & Bladder, Assembling, Produksi
Nebulizer dan Ruangan Quality Control masih dalam batas normal NAB,
yakni Rubber 26,3°C, Cuff & Bladder 26,6°C, Assembling 20,7°C,
Produksi Nebulizer 21,3°C dan Ruangan Quality Control 20,9°C dengan
paparan 8 jam/hari. Nilai ISBB tertinggi adalah pada ruang Cuff and
Bladder sebesar 26,6°C walaupun masih dalam nilai normal NAB.
Penempatan dan penyediaan air minum pada seluruh ruangan sudah
cukup memadai.
5.2 Saran
Pengaturan ventilasi dan memaksimalkan ventilasi yang sudah ada
Jumlah air minum yang di konsumsi oleh pekerja selama bekerja +/- 150cc
per 15 atau 20 menit.
Pakaian tenaga kerja terutama dibagian rubber menggunakan kaos yang
mudah menyerap keringat dan longgar.
Pengadaan klinik dan dokter perusahaan untuk menunjang program K3.
Pemeriksaan kesehatan secara berkala terutama untuk karyawan yang
bekerja di bagian assembling.
20