Transcript
Page 1: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

MAKALAH BAHASA DAERAH“MENGIDENTIFIKASI, MEMAHAMI DAN

MENGANALISIS BUDAYA DAERAH SESUAI DENGAN

KARAKTERISTIKNYA”

Disusun Oleh : XI TKJ 2

BUDI HANDOYO

DESY PUTRI

DIO ANGGA

IRFAN AZIZ

PERKUMPULAN PEMBINA LEMBAGA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PGRI JAWA TIMUR

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

SMK PGRI TUREN

1

Page 2: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

Kata Pengantar

Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucapkan

kepada Allah SWT, yang karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan tugas

pembuatan makalah yang berjudul “MENGIDENTIFIKASI, MEMAHAMI DAN

MENGANALISIS BUDAYA DAERAH SESUAI DENGAN KARAKTERISTIKNYA”

Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada

makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan

saran yang bersifat membangun untuk agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata

penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Turen, 10 Oktober 2014

Penulis

2

Page 3: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

DAFTAR ISI                                                                                                                            

KATA PENGANTAR................................................................................................. 2

DAFTAR ISI................................................................................................................ 3

BAB I     PENDAHULUAN  

1.1 Macam – macam budaya daerah yang ada di Jawa ...................................4

1.2 Pengertian upacara adat.............................................................................5

1.3 Fungsi Upacara adat...................................................................................5

BAB II    PEMBAHASAN

2.1 Macam – macam upacara adat di Jawa , masing – masing karakteristiknya,

fungsi kegunaan serta pesan moralnya.........................................................6

2.1.1 Upacara Tedhak Siten .....................................................................6

2.1.2 Labuh Semboya..............................................................................11

2.1.3 Bersih Desa.....................................................................................14

2.1.4 Pitonan.............................................................................................16

2.1.5 Nyadran...........................................................................................22

2.1.6 Petik Laut.........................................................................................25

2.1.7 Ngunduh Mantu...............................................................................27

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...........................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................31

3

Page 4: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Macam – Macam Budaya Daerah Di JawaKeragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di

bumi Indonesia sebagai Negara yang memiliki banyak pulau. Keragaman

budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat di pungkiri

keberagamanya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk selain

kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari

berbagai kebudyaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan

dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut.

Mulai dari pergunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, dataran tingggi,

perdesaan, hingga perkotaan. Hal ini yang berkaitan dengan tingkat

keberadaban kelompok-kelompok suku bangsa dan masyarakat di Indonesia.

Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses

asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menanmbah ragamnya

jenis kebudayaan di Indonesia. Contohnya budaya di pulau Jawa.

     Jawa adalah bagian dari kepulauan Nusantara yang padat

penduduknya.pulau jawa itu sendiri terbagi menjadi provinsi  Jawa Barat, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta. Selain padat penduduknya , jawa juga kaya

akan khas budayanya, karena masing masing provinsi memiliki kebudayaan

atau budaya, tradisi, dan latar belakang yang berbeda salah satunya adalah

upacara adatnya yang bermacam – macam .

4

Page 5: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

B. Pengertian Upacara Adat

Upacara adat adalah  serangkaian tindakan atau perbuatan yang

terikat pada aturan tertentu berdasarkan adat istiadat, agama, dan

kepercayaan. Jenis upacara dalam kehidupan masyarakat, antara lain,

upacara penguburan, upacara perkawinan, dan upacara pengukuhan kepala

suku. Upacara adat adalah suatu upacara yang dilakukan secara turun-

temurun yang berlaku di suatu daerah dan merupakan salah satu cara

menelusuri jejak sejarah masyarakat pada masa pra- aksara.

C. Fungsi Upacara Adat

Fungsi upacara adat pada dasarnya merupakan bentuk perilaku masyarakat

yang menunjukkan kesadaran terhadap masa lalunya. Masyarakat menjelaskan

tentang masa lalunya melalui upacara. Melalui upacara, kita dapat melacak

tentang asal usul baik itu tempat, tokoh, sesuatu benda, kejadian alam, dan lain-

lain.

5

Page 6: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Macam – macam upacara adat di Jawa, Masing – Masing

Karakteristiknya, Fungsi Kegunaan Serta Pesan Moralnya

1. Upacara Tedhak Siten

a. Pengertian Upacara Tedhak Siten

Secara etimologis, tedhak siten berasal dari kata ‘tedhak’ dan

‘siten’. Tedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata

dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang

diperuntukkan bagi bayi yang berusia 7 lapan (7 x 35 hari) atau 245 hari.

Pada usia itu, si anak mulai menapakkan kakinya untuk pertama kali di

tanah. Oleh orang tuanya diajari atau dituntun menggunakan kakinya untuk

belajar berjalan. Ritual ini menggambarkan kesiapan seorang anak untuk

menghadapi kehidupannya.

Seperti dalam kepercayaan orang Jawa, manusia dalam hidupnya

dipengaruhi oleh empat elemen, yaitu : bumi, angina, api dan air. Maka

untk menghormati bumi diadakanlah upacara tedhak siten ini. Harapannya

agar si anak selalu sehat, selamat dan sejahtera dalam menapaki jalan

kehidupannya.

Yang paling baik pelaksanaannya adalah bertepatan dengan weton

(hari lahir) si anak. Weton adalah kombinasi antara nama hari umum

dengan nama hari Jawa. Misalnya Setu Kliwon, Rebo Legi, Minggu Pahing

6

Page 7: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

dan sebagainya. Biasanya, penyelenggaraan upacara ini dilakukan pada

pagi hari di halaman depan rumah.

b. Tahapan Pelaksanaan

Ada beberapa urutan dalam pelaksanaan upacara tedhak siten.

Pertama-tama orang tua menuntun anak agar berjalan di atas jadah

sebanyak tujuh buah. Jadah tadi memiliki beragam warna yaitu merah,

putih, hitam, kuning, biru, merah muda, dan ungu. Di daerah lain ada juga

yang menggunakan bubur tujuh warna sebagai pengganti jadah 7 warna.

Yang kedua adalah, si anak dituntun untuk menaiki dan menuruni

tangga. Tangga dibuat dari batang tebu rejuna atau Arjuna.

Langkah berikutnya adalah si anak dimasukkan ke dalam sangkar

atau kurungan ayam. Di dalam kurungan terdapat berbagai benda seperti

perhiasan, alat tulis, beras, mainan, padi, kapas, dan berbagai benda lainnya.

Acara yang keempat yaitu menyebarkan udhik-udhik. Udhik-udhik

adalah uang logam yang dicampur dengan beras kuning. Ibu si anak

menaburkan udhik-udhik tadi ke tanah, lalu jadi rebutan anak-anak kecil.

Prosesi tedhak siten yang terakhir adalah si anak dimandikan dengan

air yang dicampur dengan sekar setaman. Kemudian si anak mengenakan

baju yang baru.

c. Struktur Kegunaan Upacara Tedhak Siten

Dalam upacara tedhak siten mengandung beragam makna filosofis yang

diwujudkan dengan bermacam-macam prosesi dan sesaji. Semanya itu

7

Page 8: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

memiliki tujuan dan harapan agar si anak memiliki tubuh yang sehat, dan

bisa menjalan kehidupan dengan baik.

Tedak Siten juga sebagai bentuk pengharapan orang tua terhadap buah

hatinya agar si anak kelak siap dan sukses menampaki kehidupan yang

penuh dengan rintangan dan hambatan dengan bimbingan orang tuanya.

Ritual ini sekaligus sebagai wujud penghormatan terhadap siti (bumi) yang

memberi banyak hal dalam kehidupan manusia. Dari prosesi awal, hingga

yang terakhir memiliki nila-nilai dan harapan dari si orang tua.

d. Karakteristik Dan Makna Filosofis Dari Berbagai Prosesi Tedhak

Siten

a.       Berjalan melewati tujuh jadah dengan tujuh rupa.

Jadah merupakan simbol kehidupan yang akan dilalui si anak. Aneka warna

memiliki berbagai makna. Merah melambangkan keberanian. Putih

bermakna kesucian. Hitam artinya kecerdasan. Kuning merupakan simbol

kekuatan. Biru berarti kesetiaan. Merah muda menandakan cinta kasih dan

ungu sebagai lambang ketenangan. Makna yang terkandung dalam jadah ini

merupakan simbol kehidupan yang akan dilalui si anak. Mulai dari

menapakkan kakinya untuk pertama kali ke bumi ini sampai dewasa.

Sementara warna-warna tersebut merupakan gambaran dalam kehidupan si

anak yang akan menghadapi banyak pilihan dan rintangan yang harus

dilaluinya.

Jadah 7 warna yang disusun dari warna gelap ke warna terang

menggambarkan masalah yang dihadapai si anak mulai dari yang berat

8

Page 9: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

sampai yang ringan. Jumlah jadah yang dibuat yaitu 7 buah (pitu).

Harapannya seberat apa pun masalahnya pasti akan ada jalan keluarnya

(mendapatkan pitulungan dari Tuhan Yang Maha Esa). Tujuh buah juga

melambangkan jumlah hari yang akan dilalui oleh si anak dalam menjalani

kehidupannya.

b.       Tangga tebu wulung

Jumlah anak tangga adalah tujuh buah, dan menggunakan tebu arjuna. Tebu

berasal dari kata antebing kalbu, yang berarti penuh tekad dan rasa percaya

diri. Dipilih tebu arjuna agar si anak kelak meneladani watak kepahlawanan

dan keberanian Arjuna dalam membela kebenaran.

c.       Kurungan

Kurungan ayam yang dihiasi janur dan kertas warna warni. Kurungan ayam

ini diisi oleh berbagai benda-benda. Kurungan ayam menyiratkan tentang

gambaran kehidupan nyata yang akan dimasuki si anak jika kelak ia dewasa.

Kenapa memakai kandang ayam, karena orang tua berharap agar anak dalam

mengarungi kehidupan bisa cepat mandiri layaknya ayam. Sedangkan benda-

benda yang ada di dalam kurungan itu menggambarkan pekerjaan yang ingin

dijalani oleh si anak kelak.

d.      Menyebarkan udhuk-udhuk

Makna dari upacara ini adalah pengharapan kedua orang tua kepada si anak

agar nantinya bisa mendermakan rezekinya kepada mereka yang

membutuhkan.

Dalam acara ini, sesaji yang biasa digunakan antara lain kembang boreh,

bubur baro-baro, macam-macam bumbu dapur, kinangan. Bubur baro-baro

9

Page 10: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

adalah bubur yang terbuat dari bekatul. Sesaji ini ditujukan kepada kakek

nini among (plasenta/ari-ari). Sedangkan kembang boreh, macam-macam

bumbu dapur, kinangan ditujukan untuk nenek moyang.

Selain sesaji, ada juga perlengkapan pendukung, antara lain bubur merah

putih, jajanan pasar, dan pala kependhem. Bubur merah putih melambangkan

sengkala (rintangan). Merah artinya darah, sedangkan putih artinya air mani.

Beragam jajanan pasar memiliki makna dalam kehidupan kita akan banyak

berinteraksi dengan banyak orang dengan beragam karakter sehingga si anak

dapat dengan mudah bersosialisasi pada masyarakat. Pala kependhem

memiliki makna agar si anak memiliki sifat rendah hati (andhap asor)

kepada orang lain.

e.Pesan Moral Dalam Upacara Tedhak Siten

Tradisi ini digelar sebagai bentuk harapan dan doa agar anak

mampu menjadi orang yang berguana bagi agama, Negara dan

masyarakat. Sebagai sebuah symbol atas karunia yang diberikan

kepada keluarga. Didalamnya mengisyaratkan berbagai macam benda

seperti berdoa, makanan, uang, barang, bunga dll. Ini menunjukan

hubungan tiga dimensi antara manusia, tuhan dan alam. Dan

kesemuanya berjalan dengan harmonis.

10

Page 11: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

GAMBAR UPACARA TEDHAK SITEN

2. Labuh Semboya

a. Pengertian Upacara labuh Semboya

Labuh Semboya atau biasa dikenal dengan Labuhan yaitu berasal

dari kata labuh, melabuh yang artinya melempar atau membuang sesaji

yang mengapung dilaut atau disungai. Tradisi  melabuh atau labuhan itu

merupakan peninggalan Panembahan Senopati, Raja Mataram yang

hingga sekarang masih dilestarikan oleh masyarakat Yogyakarta dan

sekitarnya khususnya anak keturunan Panembahan Senopati.

Upacara labuhan ini senantiasa dikaitkan dengan Kanjeng

Ratu  Roro Kidul, panguasa laut selatan.

11

Page 12: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

Apa saja sesaji yang dilarung dipantai selatan ? Sesaji yang

dilarung biasanya berupa potongan kuku, rambut serta pakaian Sultan,

minyak dan uang sebesar Rp.500,- yang diletakkan diatas petilasan tadi

kemudian oleh Abdi Dalem Penghulu Kraton dio’ai selanjutnya diangkat

dan dibawah ketengah laut, oleh para Abdi Dalem kemudian dilemparkan

dan hanyut dibawa ganasnya gelombang pantai selatan.

Karena upacara ini merupakan upacara yang terbuka untuk umum,

maka banyak pengunjung yang menyaksikan selain peserta upacara sendiri

juga wisatawan dalam dan luar negeri. Sesaji yang dilabuh tadi sebagian

ada yang terbawa arus hingga ketengah laut sebagian yang kembali

kepantai menjadi rebutan pengunjung. Sebagian besar orang percaya barang

yang dilabuh dan kembali kepantai tadi bisa membawa berkah keselamatan

dan keberuntungan bagi keluarganya.

b. Karakteristik Upacara labuh Semboya

Tradisi Larung Semboyo diadakan setiap bulan Selo pada

penanggalan jawa. Tradisi ini dimaksudkan sebagai penghormatan

pemikahan Raden Tumenggung Yudha Negara. Raden Tumenggung

Yudha Negara adalah seorang kepala prajurit dari Kerajaan

Mataram, beliau adalah cikal bakal (babad alas)  yang membuka

wilayah Prigi dengan jaminan menikahi Dewi Gambar Inten.

Upacara ini dimulai dengan kirab hasil bumi yang telah

dihias sangat apik. Setelah arak-arakan kirab sampai di pantai hasil

bumi yang telah dihias tadi kemudian dilarung (dihanyutkan) ke

tengah laut. Dengan maksudnya agar para nelayan selalu mendapat

12

Page 13: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

perlindungan Tuhan, dan mendapatkan rezeki berlimpah. Adapun

barang-barang yang dibuat menjadi sesajen adalah satu kepala

kerbau, ayam , buah-buahan, uang dan hasil bumi lainnya.

Adapun pada ritual tersebut nelayan berebut hasil bumi yang

ditabur di tengah laut dan memandikan perahunya dengan air laut

yang sudah menjadi kebiasaan para nelayan yang menganggap hal

itu bisa membawa berkah.

c. Struktur Kegunaan Upacara Labuh Semboya

Tradisi ini memiliki landasan filosofis yang berakar dari

keyakinan keagamaan dan nilai-nilai budaya lokal yang dianut oleh

masyarakat setempat sebagai salah satu cara bagaimana masyarakat

nelayan mengekpresikan rasa syukur mereka pada Sang Maha

Pencipta atas tangkapan ikan yang mereka peroleh serta

permohonan keselamatan dalam mencari nafkah di laut.

d. Pesan Moral Upacara Labuh Semboya

Pesan Moral dalam upacara ini yaitu sebagai bentuk rasa syukur

terhadap karunia Tuhan YME dan mempunyai tujuan sebagai

permintaan rizki agar produksi ikan terus meningkat sepanjang tahun,

selain itu juga untuk membersihkan diri dari jiwa yang kotor selama

satu tahun ini.

13

Page 14: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

GAMBAR UPACARA LABUH SEMBOYA

3. Bersih Desa

a. Pengertian Bersih Desa

Bersih desa merupakan salah satu upacara adat jawa yang diselenggarakan setelah

para petani panen padi. Hal ini dimaksudkan untuk mengungkapkan rasa syukur karena

tanaman padi telah berhasil dipanen dan telah menghasilkan panenan yang memuaskan.

Disamping itu, sadran juga merupakan penghormatan terhadap para leluhur yang telah

meninggal dunia dan mendo’akan agar dosa-dosanya diampuni oleh Tuhan, serta agar

yang ditinggalkan selalu mendapatkan keselamatan, murah rejeki dan mudah dalam

mencari sandang pangan.

14

Page 15: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

b. Karakteristik Upacara Bersih Desa

Bersih desa biasanya diadakan pada bulan Sela atau Syawal, yaitu bulan ke-

11 Kalender Jawa. Untuk tanggal, setiap desa berbeda pelaksanaannya, namun

yang pasti semua mengambil waktu di bulan Sela.[4] Dalam upacara bersih desa

ada sedekah bumi yang biasanya berupa nasi tumpeng dan lauk pauk yang dibuat

oleh warga desa. Seluruh makanan yang ada dalam upacara bersih desa merupakan

hasil sumbangan keluarga-keluarga di desa. Upacara bersih dsa wajib diikuti oleh

orang yang sudah dewasa. Di berapa daerah upacara bersih desa juga dilengkapi

dengan pertunjukan wayang semalam suntuk.

Didalam upacara ini terdapat beberapa proses kegiatan yaitu meliputi

pengumpulan makanan, menampilkan pertunjukan wayang, berdo’a bersama yang

dipimpin oleh tokoh agama lokal dan membagikan makanan yang sudah dido’akan.

Bagi masyarakat jawa, kegiatan tahunan ini merupakan ungkapan refleksi

sosial keagamaan. Hal ini dilakukan dalam rangka menziarahi makam para

leluhur yang pelaksanaannya dilakukan secara kolektif. Ritual ini dipahami

sebagai bentuk pelestarian warisan tradisi dan budaya nenek moyang. Tradisi ini

merupakan simbol adanya hubungan dengan leluhur, sesama dan yang maha

kuasa, serta sebuah ritual yang mencampurkan budaya lokal dan nilai-nilai islam,

sehingga sangat tampak adanya lokalitas yang masih kental islami.

c. Struktur Kegunaan Upacara Bersih Desa

Bersih desa, sebagai upacara adat, memiliki makna spiritual di baliknya.

Pertama-tama bersih desa bertujuan untuk mengungkapkan syukur kepada Tuhan

atas hasil panen yang didapat. Selanjutnya, upacara bersih desa bertujuan untuk

memohon perlindungan kepada danyang sebagai penjaga sebuah desa. Terakhir,

15

Page 16: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

tujuan bersih desa adalah untuk memohon berkat agar hasil panen berikutnya

melimpah. Selain itu,

d. Pesan Moral Upacara Bersih Desa

Bersih desa selain sebagai ungkapkan syukur kepada Tuhan atas hasil

panen yang didapat juga memuat tujuan solidaritas di dalamnya karena

Makanan yang menjadi santapan bersama adalah hasil sumbangan warga

sendiri.

GAMBAR UPACARA BERSIH DESA

4. Pitonan

a. Pengertian Upacara Pitonan

Bagi masyarakat jawa sendiri istilahnya adalah

upacara Pitonan atau Tingkepan. Mereka menilai bahwa usia tujuh bulan

16

Page 17: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

kehamilan seorang calon ibu merupakan usia kehamilan yang memiliki makna

tersendiri. Masyarakat jawa memaknai usia tujuh bulan kehamilan itu “Sapta

Kawasa Jati”. Sapta = tujuh, kawasa = kekuasaan, jati = nyata. Maknanya,

jika Yang Maha Kuasa menghendaki, seorang bayi dapat lahir normal (tidak

prematur) pada usia kehamilan tujuh bulan. Namun, jika bayi belum lahir di usia

kehamilan tujuh bulan, maka orang tua akan melakukan selamatan dengan

membuat acara pitonan atau mitoni (tujuh bulannan), yaitu upacara selamatan

atau memohon keselamatan dan pertolongan kepada Yang Maha Kuasa agar

semuanya dapat berjalan lancar. Agar bayi yang didalam kandungan beserta

ibunya tetap diberi kesehatan dan keselamatan hingga bayi lahir dan seterusnya.

b. Karakteristik Upacara Pitonan

Mitoni diselenggarakan pada hari-hari yang dianggap baik oleh keluarga dengan

perhitungan-perhitungan tertentu. Hari yang baik untuk penyelenggaraan acara

tersebut adalah hari selasa (senin siang sampai malam) atau sabtu (jum’at siang

sampai malam) dan dilaksanakan pada waktu siang atau sore hari. Tempat

pelaksanaanya biasanya di pasren atau senthong tengah (bagian tengah dari rumah

adat jawa). Pasren ini merupakan tempat menyimpan pusaka, harta benda dan

memuja Dewi Sri atau Dewi Padi oleh masyarakat petani jaman dahulu. Tetapi

sekarang sudah sangat jarang sekali ditemukan masyarakat yang memiliki senthong

di rumahnya. Maka pelaksanaan pitonan biasanya dilakukan di ruang keluarga atau

yang penting luas dan cukup untuk pelaksanaan acara ini.

17

Page 18: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

upacara ritual pitonan terdiri dari beberapa tahap yaitu :1. Siraman

Siraman dilakukan oleh sebanyak tujuh orang. Maknanya adalah mohon doa restu,

supaya suci lahir dan batin. Pembersihan secara simbolis bertujuan untuk

membebaskan ibu dari berbagai macam beban moral sehingga pada proses

kelahirannya kelak berlangsung lancar. Setelah upacara siraman selesai, air kendi

tujuh mata air dipergunakan untuk mencuci muka, setelah air dalam kendi habis

maka kendi dipecah. Kemudian si calon ibu akan diberikan souvenir berisi tujuh

macam pernak-pernik yang dikemas baik. isinya biasanya adalah pensil, sisir,

handuk, benang, cermin, jarum, dan sabun. Makna dari benda-benda itu adalah agar

kelak si anak akan menjadi anak yang baik, pintar, rajin dan segenap doa-doa untuk

kebaikan si jabang bayi.

2. Memasukkan telur ayam kampung kedalam kain calon ibu oleh sang suami

Ritual ini dilakukan dengan memasukkan telur ayam kampung ke dalam kain calon

ibu oleh suami, dari bagian atas perut, lalu dilepas hingga pecah. Ada yang percaya

bahwa jika telur yang dilepas pecah, maka kemungkinan anak yang akan lahir

perempuan, jika telur tidak pecah, maka kemungkinan yang lahir anak laki-laki.

Pada dasarnya doa dan harapan dari ritual ini adalah agar bayi dapat lahir dengan

mudah tanpa halangan suatu apapun. Upacara ini dilakukan masih di tempat

siraman.

3. Memasukkan kelapa gading muda

Upacara ini disebut juga dengan “brojolan” . Dilakukan dengan cara memasukkan

sepasang kelapa gading muda yang telah digambari Kamajaya dan Dewi Ratih atau

Arjuna dan Sembadra kedalam kain dari atas perut calon ibu. Maknanya sama

18

Page 19: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

dengan upacara memasukkan telur yaitu agar bayi lahir dengan lancar.

Perbedaannya adalah tempat pelaksanaanya. Pada upacara ini dilakukan di depan

senthong tengah (bagian rumah adat jawa) nenek dari calon bayi (ibu dari calon ibu)

dan diterima oleh nenek besan (ibu dari calon bapak). Kedua kelapa itu kemudian

ditidurkan di atas tempat tidur layaknya menidurkan bayi.

Secara simbolis, gambar Kamajaya dan Dewi Ratih atau Arjuna dan Sembadra

melambangkan doa agar si bayi jika lahir kelak akan elok rupawan dan memiliki

sifat-sifat luhur seperti tokoh yang digambarkan tersebut. Karena Kamajaya

merupakan simbol seorang pria yang rupawan sehingga sering disebut sebagai

dewanya ketampanan, dan Dewi Ratih merupakan simbol kecantikan seorang

perempuan sehingga sering disebut sebagai dewinya kecantikan. Sedangkan Arjuna

merupakan tokoh wayang yang gagah, tampan dan kesatria yang sangat arif

bijaksana dan salah satu istrinya Sembadra merupakan istrinya yang paling cantik

dan memiliki sifat yang baik. Sehingga keempat tokoh wayang tadi dianggap

sebagai tokoh wayang ideal bagi masyarakat di tanah jawa. Ritual ini ada yang

melakukannya ada yang tidak.

4. Memutus lawe/benang/janur

Ritual ini dilakukan dengan memutus lilitan lawe atau dapat diganti dengan janur

yang dilingkarkan di perut calon ibu. Lilitan ini harus diputus oleh calon ayah

dengan maksud agar kelahiran bayi lancar.

5. Memecahkan periuk dan gayung

Memecahkan periuk dan gayung yang terbuat dari tempurung kelapa (siwur)

menyimbolkan memberi sawab (doa dan puji keselamatan) agar nanti kalau si ibu

masih mengandung lagi, kelahirannya juga tetap mudah. Karena perlu diketahui

bahwa upacara pitonan/tingkepan ini umumnya hanya dilakukan pada kehamilan

pertama atau kehamilan anak yang ganjil bagi sebagian masyarakat.

6. Minum jamu sorongan

Upacara minum jamu sorongan, melambangkan doa agar anak yang dikandung itu

akan mudah dilahirkan seperti didorong (disurung/disorong).

7. Nyolong endog

Upacara nyolong endhog (mencuri telur), melambangkan agar kelahiran anak cepat

dan lancar secepat pencuri yang lari membawa curiannya. Upacara ini dilaksanakan

oleh calon ayah dengan mengambil telur dan membawanya lari dengan cepat

mengelilingi kampung.

19

Page 20: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

8. Ganti busana

Upacara ganti busana dilakukan oleh calon ibu dengan tujuh jenis kain batik dengan

motif yang berbeda disertai dengan kain putih sebagai dasar kain pertama. Hal ini

melambangkan bahwa bayi yang akan dilahirkan adalah suci dan mendapatkan

berkah dari Tuhan YME. Calon ibu akan memakai kain model kemben terbaik,

dengan harapan agar kelak si bayi juga memiliki kebaikan-kebaikan yang tersirat

dalam lambang kain.

9. Rujakan

Rangkaian acara pitonan/tingkepan yang terakhir adalah rujakan, rasa rujak yang

dibuat oleh calon ibu konon menentukan jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan.

Menurut kepercayaan masyarakat, jika rujaknya pedas, mengindikasikan si bayi

berjenis kelamin perempuan. Lalu para tamu dipersilakan membeli rujak dengan

uang bohongan, yaitu uang dari pecahan genting tanah liat atau kreweng. Kemudian

uang kreweng tersbut dikumpulkan dalam kuali tanah liat yang kemudian dipecah di

depan pintu. Maknanya agar anak yang dilahirkan banyak mendapat rejeki dan

dapat menghidupi keluarganya serta banyak amal.

Dengan selesainya seluruh rangkaian upacara diatas, maka upacara

pitonan/tingkepan sudah berakhir yang ditandai dengan doa yang dipimpin oleh

sesepuh yang memimpin upacara adat tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan dengan

mengelilingi selamatan atau sesajian yang nantinya dibagikan kepada seluruh tamu

yang hadir.

Struktur Kegunaan Upacara Pitonan

1. Upacara Pitonan bertujuan untuk membebaskan ibu dari berbagai macam

beban moral sehingga pada proses kelahirannya kelak berlangsung

20

Page 21: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

lancardan kelak si anak akan menjadi anak yang baik, pintar, rajin dan

segenap doa-doa untuk kebaikan si jabang bayi. Pada dasarnya upacara

pitonan atau tingkepan merupakan upacara yang dilaksanakan sebagai

sarana untuk menghilangkan petaka, memohon kepada kebaikan bagi

seluruh keluarga, terutama calon anggota keluarga yang baru. Selain itu,

juga pitonan atau tingkepan dilakukan untuk menjunjung tinggi dan

melestarikan adat-istiadat yang sudah turun temurun agar tidak punah

dengan tetap menjaga kemurnian dan nama baik dari suatu kelompok

social masyarakat.

c. Pesan Moral Upacara Pitonan

Upacara pitonan diselenggarakan agar sang ibu bisa melahirkan dengan

lancar dan kelak si jabang bayi bisa sehat dan menjadi anak yang baik. Upacara

ini mengandung pesan moral bahwa setiap ibu yang mengandung harus

mempertahankan tradisi ini karena tradisi ini sangat unik karena bisa

menentukan jenis kelamin si jabang bayi tanpa melalui USG.

GAMBAR UPACARA PITONAN

21

Page 22: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

5. Nyadran

a. Pengertian Upacara Nyadran

NYADRAN (kata kerja dari kata bahasa Jawa: Sadran = Ruwah,

Syakban). Upacara kenduri di tempat keramat, masjid, langgar, rumah atau

tern pat lainnya, yang dilakukan oleh masyarakat Jawa pada bulan Sadran.

Upa cara itu dimaksudkan untuk menghormati arwah para leluhur keluarga

tertentu. Dalam upacara itu, selain kenduri, biasanya juga dilakukan ziarah

ku bur dengan membawa bunga-bungaan, terutama bunga telasih, sebagai

lambang masih adanya hu bungan yang akrab dan selalu segar antara si pe-

ziarah dan arwah leluhur yang di-ziarahi. 

Tradisi Nyadran berasal dari tradisi Hindu Budha. Dilanjutkannya

tradisi ini oleh masyarakat Islam Jawa diduga merupakan akibat dari

kebijak sanaan para wali pada masa-masa pertama penye baran Islam di

Jawa. Para wali ketika itu berusaha meluruskan kepercayaan yang ada

dalam masyara kat muslim Jawa tentang pemujaan roh yang me nurut Islam

dinilai musyrik. Tetapi agar tidak ber benturan dengan adat yang telah

melembaga di kalangan masyarakat Jawa, agaknya para wali tidak

menghapuskan adat tersebut, melainkanjustru me nyelaraskan dan

mengisinya dengan ajaran Islam, yaitu pembacaan ayat al-Qur'an, tahlil dan

doa. Maka sampai sekarang, tradisi Nyadran dan Ru wahan, yang sekaligus

merupakan interaksi unsur budaya Jawa dan ajaran Islam, masih berjalan di

kalangan masyarakat muslim Jawa. 

b. Karakteristik Upacara Nyadran

Nyadran  biasa dilaksanakan bertepatan dengan tanggal 20 Sya’ban setiap

tahunnya. Sebagaimana adat kebiasaan yang telah berlangsung, acara diadakan di dalam

22

Page 23: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

area makam. Mulai terbit fajar telah datang merayap, para peziarah dengan bawaan bakul

dan tenong (rantang) yang berisi daharan  sak ubo rampe-nya. Nasi, sayur, ayam ingkung,

bakmi, sayur kentang atau krecek merupakan menu yang telah dipersiapkan sejak jago

kluruk pertama terdengar dini hari. Kebanyakan diantara para hadirin terdiri atas kaum

laki-laki. Beberapa kaum ibu memang datang, namun bisa dihitung dengan jari. Adapun

anak-anak, baik laki maupun perempuan ada yang sengaja diajak orang tuanya untuk

memperkenalkan tradisi leluhur. Tidak kurang dari seratusan orang memadati sepanjang

jalan makam. Setelah dirasa segenap warga hadir,  acara inti diawali dengan tahlilan

bersama yang dipimpin oleh orang yang dituakan / sesepuh kampung.

Selepas pembacaan tahlil, acara dilanjutkan dengan kembul bujono dengan alas daun

pisang utuh yang telah disediakan di tengah kalangan. Nasi putih segera dicecer di tepian

daun pisang. Ayam ingkung segera dicuwel, satu per satu dibagi rata. Sayur krecek dan

bakmi segera tertebar menyelimuti nasi putih. Kemudian hadirinpun dipersilakan makan

bersama. Makan dengan cara demikian merupakan perwujudan semangat kebersamaan,

rasa gotong royong dan keguyuban diantara sesama warga. Inilah harta karun paling

berharga yang diwariskan para pendahulu bangsa kepada anak cucunya. Mangan ora

mangan sing penting kumpul.

c. Struktur Kegunaan Upacara Nyadran

Tujuan dari nyadran ini adalah untuk mendoakan arwah leluhur

yang telah meninggal mendahului mereka. Setelah itu mereka beramai-

ramai menyantap makanan mereka. Tak lupa mereka saling berbagi

makanan satu sama lain.

23

Page 24: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

d. Pesan Moral Upacara Nyadran

Makna simbolis dari ritual nyadran atau ruwahan itu sangat jelas,

bahwa saat memasuki bulan Ramadhan atau puasa, mereka harus benar-

benar bersih, yang antara lain diupayakan dengan cara harus berbuat baik

terhadap sesama, juga lingkungan sosialnya. Melalui rangkaian tradisi

nyadran itulah orang Jawa merasa lengkap dan siap untuk memasuki

ramadhan, bulan suci yang penuh berkah itu. Sebab, bagi orang Jawa,

nyadran juga berarti sebuah upaya untuk lebih mendekatkan diri kepada

Tuhan, memperbaiki hubungan baik dengan masyarakat dan lingkungan,

serta menunjukkan bakti kepada para leluhur mereka.

GAMBAR UPACARA NYADRAN

24

Page 25: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

6. Petik Laut

a. Pengertian Petik Laut

Petik laut adalah sebuah upacara adat atau ritual sebagai rasa

syukur kepada Tuhan, dan untuk memohon berkah rezeki dan

keselamatan yang dilakukan oleh para nelayan. Umumnya, kegiatan

ini diadakan di seluruh pulau Jawa.

b. Karakteristik Upacara Petik Laut

Ritual diawali pembuatan sesaji oleh sesepuh nelayan. Kemudian perahu kecil

(perahu sesaji) disiapkan dan dibuat seindah mungkin mirip kapal nelayan yang biasa

digunakan melaut, kemudian sesaji tersebut di hanyutkan ke laut.

Biasanya petik laut diadakan pada hari Rabu terakhir pada bulan Sapar, yang

dianggap sebagai hari turunnya wabah penyakit dan bencana

Larung sesaji oleh para nelayan ini ditempatkan di sebuah "bitek" yakni perahu

kecil yang terbuat dari pohon pisang dan di dalamnya berisi berbagai jenis makanan.

Sebelum bitek dilarung, masyarakat menggelar doa bersama yang dipimpin oleh tokoh

masyarakat agama setempat dengan harapan upaya yang mereka lakukan akan menambah

penghasilan tangkapan nelayan disana di masa-masa yang akan datang.

Bau kemenyan dan kembang tujuh rupa seolah menambah suasana doa masyarakat

nelayan ini semakin hikmat.

Dalam upacara petik laut para nelayan menghias perahu seindah mungkin, selain

itu berbagai perayaan-perayaan yang dilaksanakan seperti halnya mengadakan pengajian,

orkes dangdut, dan sebagainya sesuai keinginan para nelayan di masing-masing daerah.

25

Page 26: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

c. Struktur Kegunaan Upacara Bersih Desa

1. Mensyukuri atas Rahmad Tuhan Yang Maha Esa yang telah dilimpahkan berupa

hasil penangkapan ikan yang tidak kunjung henti-hentinya sepanjang massa.

2. Sebagai salah satu media permohonan kehadapan Tuhan Yang Esa, agar selalu

memperoleh per lindungan dan dijauhkan dari segala marabahaya, dianugerahi

keselamatan dan hasil yang lebih me limpah lagi.

3. Sebagai salah satu upaya menanamkan perasaan cinta bahari bagi masyarakat

nelayan Muncar, se hingga kehidupan laut yang telah mendatangkan manfaat bagi

kehidupan laut dapat terpelihara secara lestari.

d.Pesan Moral Upacara Bersih Desa

Pesan moral yang terkandung dalam petik laut ini adalah semua jenis

sesajen yang ada di dalam bitek itu sebenarnya mengandung nilai filosofis

kehidupan sehari-hari. 

Kembang tujuh rupa melambangkan jumlah hari dalam seminggu, yakni

sebanyak tujuh hari. "Dan kembang itu kan harum, maksudnya kita

berharap agar kehidupan kita senantinya bermanfaat, memberikan rasa

harus menolong kepada sesama.

26

Page 27: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

GAMBAR UPACARA PETIK LAUT

7. Ngunduh Mantu

a. Pengertian Ngunduh Mantu

Dalam pernikahan adat Jawa, ada sebuah tradisi yang disebut ngunduh mantu. Kata ‘ngunduh’ sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya mengambil yang sudah matang.

Orang Jawa biasa menggunakan kata ngunduh untuk memetik buah-buahan yang sudah matang dari pohon agar tidak busuk atau dimakan kelelawar. Jadi istilah ngunduh mantu bisa dipahami sebagai prosesi mengambil menantu yang sudah cukup dewasa.

Zaman dulu, ketika ada pengantin perempuan suku jawa yang akan menikah dan kemudian dia akan diboyong oleh suaminya untuk tinggal di rumah suami atau bersama keluarga sang mempelai pria, maka dilakukanlah prosesi ngunduh mantu.

b. Karakteristik Upacara Ngunduh Mantu

27

Page 28: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

Ngunduh Mantu adalah tradisi pernikahan adat Jawa yang diadakan oleh

pihak keluarga mempelai pria. Biasanya penyelenggaraan ngunduh mantu ini

dilakukan selang beberapa hari (5 hari) setelah pelaksanaan resepsi oleh pihak

mempelai wanita.

Kata “ngunduh” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya mengambil sesuatu

yang sudah matang. Jadi istilah ngunduh mantu bisa dipahami sebagai prosesi

mengambil menantu yang sudah cukup dewasa.

Prosesi acara ngunduh mantu.

(1) Penyerahan putra pengantin dari keluarga pengantin wanita kepada keluarga

besar pengantin pria.

Menyediakan sarana berupa : slindur, gepyokan, sangsangan sekar melati dan tirta

suci 2 cangkir, yang sudah ditaruh diatas beri/baki.

(2) Wisuda Tali Darma, pihak keluarga pengantin pria berucap janji suci pernikahan

dalam bahasa jawa. Bersamaan dengan prosesi ini, dilantunkan kidungan

Rerepan Sekar Pangkur Gedhong Kuning laras pelog pathet barang.

(3) Kedua mempelai memasuki dampar rinengga, diiringi gendhing.

c. Struktur Kegunaan Upacara Ngunduh Mantu

Pertama, untuk mengenalkan mempelai perempuan kepada keluarga besar

dari pihak pria. Selain itu, acara ini juga sebagai bentuk ‘pengumuman’

kepada tetangga bahwa mempelai pria tersebut sudah beristri. Kedua,

prosesi ngunduh mantu menyiratkan bahwa pria harus menjadi pelindung,

pengayom bagi istri dan anak-anaknya kelak.

d. Pesan Moral Upacara Ngunduh Mantu

28

Page 29: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

Konon upacara ngunduh mantu dimaksudkan untuk memberikan pengalaman pada

pengantin putri agar dapat hidup di lingkungan keluarga pengntin pria. Acara ini

diselenggarakan sebagai ungkapan bahagia dan rasa syukur keluarga pengantin pria yang

telah berhasil mendapatkan menantu sesuai harapannya.

GAMBAR UPACARA NGUNDUH MANTU

29

Page 30: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

BAB III

KESIMPULAN 1. Jawa adalah bagian dari kepulauan Nusantara yang kaya akan khas budayanya,

karena masing masing provinsi memiliki kebudayaan atau budaya, tradisi, dan

latar belakang yang berbeda salah satunya adalah upacara adatnya yang

bermacam – macam .

2. Upacara adat adalah  serangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada

aturan tertentu berdasarkan adat istiadat, agama, dan kepercayaan.

3. Melalui upacara adat, kita dapat melacak tentang asal usul baik itu tempat,

tokoh, sesuatu benda, kejadian alam, dan lain-lain.

4. Macam – macam upacara adat di Jawa :a. Upacara Tedhak Siten

Tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan bagi bayi yang berusia 7 lapan (7 x 35 hari) atau 245 hari.

b. Labuh SemboyaLabuh Semboya yaitu melempar atau membuang sesaji yang mengapung dilaut atau disungai.

c. Bersih DesaBersih desa merupakan salah satu upacara adat jawa yang diselenggarakan setelah para petani panen padi untuk mengungkapkan rasa syukur.

d. Pitonan yaitu upacara selamatan atau memohon keselamatan dan pertolongan kepada Yang Maha Kuasa agar kelahiran anak dapat berjalan lancar.

e. NyadranYaitu Upacara kenduri di tempat keramat, masjid, langgar, rumah atau tempat lainnya, yang dilakukan oleh masyarakat Jawa pada bulan Sadran.

f. Petik LautPetik laut  adalah sebuah upacara adat atau ritual sebagai rasa syukur kepada Tuhan, dan untuk memohon berkah rezeki dan keselamatan yang dilakukan oleh para nelayan.

g. Ngunduh MantuNgunduh Mantu adalah tradisi pernikahan adat Jawa yang diadakan oleh pihak keluarga mempelai pria.

30

Page 31: id-static.z-dn.net · Web viewTedak berarti kaki atau langkah, sedangkan siten berasal dari kata dasar siti yang artinya tanah. Jadi tedhak siten adalah upacara adat yang diperuntukkan

DAFTAR PUSTAKA

http://catatansenibudaya.blogspot.com/2012/05/definisi-upacara-adat.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Bersih_Desa

http://www.bpadjogja.info/file/2_bersih_desa_di_Jawa_timur.pdf

http://learningmacapat.wordpress.com/2011/04/13/pitonan-apa-ya/

http://www.aktual.co/warisanbudaya/123020larung-saji-ritual-tabur-sesajen-ke-laut-selatan

http://eggyherdianap.wordpress.com/2013/04/29/kearipan-budaya-lokal-upacara-adat-labuh-saji/

http://sejukk.blogspot.com/2013/02/upacara-labuhan.html

http://senibudaya12.blogspot.com/2012/11/tradisi-tedhak-siten-atau-turun-tanah.html

http://ruryarvianto.wordpress.com/2012/12/25/upacara-tedhak-siten-dalam-tradisi-jawa/

http://beingnubie.wordpress.com/2010/06/03/pitonan/

http://www.wartamadani.com/2013/02/nyadran-upacara-kenduri-masyarakat-jawa.html

http://sosbud.kompasiana.com/2013/12/12/kebudayaan-nyadran-618632.html

http://www.candi.web.id/tradisi-larung-sesaji-petik-laut-muncar/

31