Preeklampsi dan Resiko Penyakit Ginjal Tahap Akhir
(End-Stage Renal Disease/ESRD)
BjØrn Egil Vikse, M.D., Ph.D., Lorentz M. Irgens, M.D., Ph.D.,
TorbjØrn Leivestad, M.D., Ph.D., Rolv Skjaerven, Ph.D.,
dan Bjarne M. Iversen, M.D., Ph.D.
ABSTRAK
Latar Belakang
Tidak diketahui apakah preeklampsi merupakan resiko yang akan berkembang
menjadi penyakit ginjal tahap akhir (End-Stage Renal Disease/ESRD).
Metode
Kami menghubungkan data dari Registrasi Kelahiran Medis Norwegia (the
Medical Birth Registry of Norway) yang memuat seluruh data kelahiran di
Norwegia sejak 1967 dengan data dari Registrasi Renal Norwegia (the Norwegian
Renal Registry) yang memuat data seluruh penderita penyakit ginjal tahap akhir
(ESRD) sejak 1980, untuk menilai hubungan antara preeklampsi pada satu atau
lebih kehamilan dengan perkembangannya menjadi ESRD. Populasi penelitian
terdiri dari wanita yang melahirkan pertama kali dengan janin tunggal antara 1967
dan 1991, kami memasukkan data sampai kehamilan ketiga.
Hasil
ESRD terdapat pada 477 dari 570.433 wanita dengan mean (±SD) 17±9 tahun
setelah kehamilan pertama (rata-rata secara keseluruhan adalah 3,7 per 100.000
wanita tiap tahun). Diantara wanita yang hamil satu kali atau lebih terdapat resiko
relatif ESRD sebesar 4,7 (95% interval kepercayaan [IK], 3,6 sampai 6,1).
Diantara wanita yang hamil dua kali atau lebih, preeklampsi selama kehamilan
pertama berhubungan dengan resiko relatif ESRD sebesar 3,2 (95% IK, 2,2
sampai 4,9), preeklampsi selama kehamilan kedua dengan resiko relatif 6,7 (95%
IK, 4,3 sampai 10,3), dan preeklampsi pada kedua kehamilan dengan resiko relatif
6,4 (95% IK, 3,0 sampai 3,5). Diantara wanita dengan kehamilan tiga kali atau
lebih, preeklampsi selama kehamilan pertama berhubungan dengan resiko relatif
1
ESRD sebesar 6,3 (95% IK, 4,1 sampai 9,9), dan preeklampsi selama kehamilan
kedua atau ketiga berhubungan dengan resiko relatif sebesar 15,5 (95% IK, 7,8
sampai 30,8). Bayi dengan berat badan lahir rendah atau bayi prematur
meningkatkan resiko relatif ESRD. Hasil ini tetap sama setelah disesuaikan
dengan kemungkinan adanya perancu dan setelah eksklusi wanita dengan riwayat
penyakit ginjal, rheumatic, hipertensi esensial, atau diabetes mellitus sebelum
kehamilan.
Kesimpulan
Meskipun resiko absolut ESRD pada wanita preeklampsi rendah, preeklampsi
merupakan penanda adanya peningkatan resiko berkembangnya ESRD.
LATAR BELAKANG
Beberapa pengamatan mengesankan bahwa preeklampsi mungkin berhubungan
dengan penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal, dan faktor resiko kardiovaskular
selama beberapa tahun setelah kehamilan. Penelitian lain menunjukkan
peningkatan mikroalbuminuria sampai 5 tahun setelah kehamilan pada wanita
dengan riwayat preeklampsi, sebuah penemuan yang sesuai dengan adanya
penyakit dasar ginjal tak dikenali atau efek merusak dari preeklampsi pada ginjal.
Hal ini belum dapat dijelaskan apakah disebabkan efek samping preeklampsi
sendiri atau karena faktor resiko dasar yang mempredisposisi wanita menjadi
preeklampsi dan kemudian penyakit kardiovaskular dan ginjal.
Sebelumnya kami melaporkan bahwa preeklampsi pada kehamilan
pertama wanita merupakan penanda resiko untuk mengalami biopsi ginjal pada
masa kehidupan selanjutnya. Bagaimanapun, tidak diketahui apakah preeklampsi
berhubungan dengan ESRD dan, jika memang berhubungan, apakah riwayat
preeklampsi pada lebih dari sekali kehamilan akan meningkatkan resiko ini.
Kami menghubungkan data dari dua register besar, the medical Birth
Registry of Norway dan the Norwegian Renal Registry, untuk menilai hubungan
antara preeklampsi pada satu atau lebih kehamilan dan resiko ESRD. Kami juga
2
menilai hubungan antara bayi dengan berat badan lahir rendah atau persalinan pre
term dengan resiko ESRD.
METODE
Subjek Penelitian
Sejak 1967, data medis pada seluruh kelahiran di Norwegia (total populasi 4,5
juta) dengan usia kehamilan minimal 16 minggu diteruskan ke the Medical Birth
Registry of Norway. Pemberitahuan ini bersifat wajib menggunakan formulir yang
dilengkapi oleh bidan atau dokter yang bertugas. Formulir berisi data ekstensif
penyakit maternal dan keadaan bayi, yang dikode pada register berdasarkan pada
International Classification of Diseases (revisi ke-8 telah digunakan dari 1967
sampai 1998 dan revisi ke-10 dari 1999 sampai sekarang). Sejak 1980, data
seluruh pasien dengan ESRD di Norwegia (dengan definisi memerlukan dialysis
jangka panjang atau transplantasi ginjal), termasuk data onset dan penyebab
penyakit, telah dimasukkan ke the Norwegian Renal Registry; data tersebut
tersedia hingga Desember 2005. The National Cause of Death Registry memuat
data seluruh kematian; data tersebut tersedia hingga Desember 2004.
Kami memasukkan data kehamilan pertama dari tiga kehamilan dengan
bayi lahir hidup atau lahir mati setelah usia kehamilan minimal 16 minggu pada
seluruh wanita yang persalinan pertamanya tercatat antara 1967 dan 1991. Data
kehamilan kedua dan ketiga tersedia hingga 2004. Data dari wanita dengan
beberapa persalinan dieksklusi. Kami menggunakan nomor identifikasi nasional
untuk menghubungkan data wanita yang diinklusi dengan the Norwegian Renal
Registry dan the National Cause of Death Registry. Penelitian ini telah disetujui
oleh the Regional committee for Medical Research Ethics di Norwegia Barat.
Variabel Independent
Kriteria preeklampsi yang digunakan dalam laporan bidan atau dokter spesialis
obsteri dan ginekologi adalah berdasarkan rekomendasi the American College of
Obstreticians and Gynecologist pada 1972. Kriteria tersebut adalah peningkatan
tekanan darah setelah usia kandungan 20 minggu (≥140/90 mmHg atau
3
peningkatan tekanan sistolik ≥30 mmHg atau tekanan diastolic ≥15 mmHg dari
pengukuran tekanan darah sebelum usia kandungan 20 minggu) dan proteinuria
(≥0,3 gr protein dalam sampel urin 24 jam atau hasil dipstick urin ≥ +1). Diagnosa
preeklampsi di the Medical Birth Registry tidak divalidasi secara langsung, namun
konsistensi rata-rata laporan telah ditunjukkan di setiap tempat dan waktu. Berat
badan lahir diukur segera setelah lahir; berat badan di bawah 2,5 kg dikategorikan
sebagai berat badan lahir rendah. Dari 1967 sampai 1998, perkiraan usia
kehamilan berdasarkan menstruasi terakhir, dan sejak 1999 berdasarkan
pemeriksan ultrasonografi rutin antara usia kehamilan 17 dan 20 minggu.
Persalinan pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu dikatakan sebagai preterm.
Bayi dengan berat badan lahir dibandingkan usia kehamilan di bawah 10%
(berdasarkan nilai referensi jenis kelamin-spesifik yang telah dilaporkan
sebelumnya) dipertimbangkan sebagai berat badan kecil berdasar usia kehamilan.
Registrasi diabetes melitus, penyakit ginjal (termasuk penyakit ginjal atau
traktus urinarius), penyakit rheumatic (penyakit autoimun jaringan ikat atau
inflamasi arthritis), dan hipertensi esensial sebelum kehamilan dipastikan oleh
dokter umum atau dokter spesialis obstetri dan ginekologi. Keabsahan penelitian
menunjukkan bahwa 97% pasien dengan riwayat diabetes melitus dan 88%
dengan riwayat penyakit rheumatik tercatat di the Medical Birth Registry dengan
kondisi tersebut. Kelahiran dinyatakan sebagai lahir mati bila bayi mati sebelum
atau selama persalinan. Status pernikahan dikategorikan dikotomi yaitu single
(cerai atau hidup tidak bersama pasangan) dan tidak single (menikah atau hidup
bersama pasangan). Malformasi kongenital pada bayi dicatat positif/ada bila
dilaporkan segera setelah kelahiran. Tahun persalinan dan usia Ibu saat persalinan
termasuk dalam analisis variabel kotinyu.
Variabel Dependent
Outcome penelitian adalah ESRD. Tanggal onset ESRD didefinisikan sebagai
tanggal permulaan terapi dialysis atau tanggal transplantasi ginjal. Penyebab
ESRD dikategorikan sebagai glomerulonephritis, nephritis interstisial, kongenital,
4
nephropati diabetikum, dan penyebab lain. Wanita yang tidak mengalami ESRD
diikuti sampai 31 Desember 2005 atau meninggal.
Analisis Statistik
Data dianalisis dengan desain kohort, dimana preeklampsi, berat badan lahir, dan
usia kehamilan sebagai variabel independent dan ESRD sebagai variabel
dependent. Kami membagi analisis menjadi data dari wanita dengan kehamilan
satu atau lebih, dua atau lebih, dan tiga atau lebih. Variabel dependent terkait satu,
dua, atau tiga kehamilan dimasukkan dalam analisis respective, dan baselinenya
adalah tanggal persalinan pertama, kedua, atau ketiga. Kehamilan setelah ESRD
dieksklusi. Perkiraan resiko absolut dihitung sebagai rata-rata per 100.000 orang-
tahun. Perkiraan resiko relatif ESRD berdasarkan faktor resiko yang dipilih
dianalisis dengan regresi Cox. Analisis disesuaikan dengan memasukkan
gambaran variabel sebagai covariat dalam model Cox. Dalam menggunakan
model regresi Cox, kami menguji efek interaksi antara preeklampsi dan berat
badan lahir rendah atau persalinan preterm dalam masing-masing analisis. Data
dari wanita yang meninggal tanpa ESRD diperiksa saat kematian. Karena kasus
ESRD tidak diregistrasi antara 1967 dan 1979, data dari Ibu yang melahirkan
selama periode tersebut tidak terdapat pada analisis kesintasan sebelum Januari
1980. Akibatnya, penjabaran kelanjutan proses resiko proporsional (regresi Cox)
diterapkan. Berdasarkan metode ini, ibu yang tidak termasuk dalam analisis
sampai terjadi ESRD dapat diregistrasi, mulai 1980; sebagai contoh, ibu dengan
persalinan terakhir pada 1973 dapat dimasukkan dalam analisis 7 tahun setelah
persalinan, dan datanya diperiksa 32 tahun setelah persalinan bila ia tidak
mengalami ESRD atau bila ia meninggal. Analisis dilakukan dengan
menggunakan software statistic SPSS versi 15 dan S-Plus versi 7,0.
5
HASIL
Populasi Penelitian
Populasi penelitian terdiri dari 570.433 wanita yang pernah melahirkan paling
tidak satu anak dengan usia kehamilan 16 minggu atau lebih; 480.006 wanita
tersebut mengalami persalinan anak kedua dan 210.660 mengalami persalinan
anak ketiga. Mean (±SD) durasi follow up setelah kehamilan pertama, kedua, dan
ketiga secara respectif adalah 26,5±7,5, 22,8±8,0, dan 18,7±8,2 tahun. Usia rata-
rata Ibu saat persalinan pertama, kedua, dan ketiga secara respektif adalah
23,5±4,3, 26,9±4,3, dan 30,2±4,3 tahun. Dibandingkan dengan wanita yang hanya
hamil sekali, wanita dengan dua atau lebih kehamilan memiliki usia lebih muda,
lebih sedikit yang single, dan lebih sedikit yang mengalami preeklampsi pada
kehamilan pertama (Tabel 1). Dibandingkan dengan wanita yang tidak melahirkan
bayi lahir mati, wanita dengan riwayat melahirkan bayi lahir mati pada kehamilan
pertama memiliki kemungkinan lebih besar untuk hamil kedua kalinya (87% vs
84%) dan hamil ketiga kalinya (67% vs 37%). Dibandingkan dengan wanita yang
tidak mengalami preklampsi, wanita yang mengalami preekplampsi pada
kehamilan kedua lebih sedikit memiliki kemungkinan mengalami kehamilan
ketiga (35% vs 44%). Diantara wanita yang mengalami preeklampsi selama
kehamilan, wanita yang memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah lebih
sedikit mengalami kehamilan selanjutnya dibandingkan yang memiliki bayi
dengan berat badan normal.
Antara tahun 1980 dan 2005, ESRD berkembang pada 477 wanita dengan
mean usia 41±10 tahun (kisaran 19 sampai 77) dan mean 17±9 tahun setelah
kehamilan pertama. ESRD secara respektif berkembang pada wanita sebesar
0,007%, 0,015%, 0,051%, 0,10%, dan 0,18% dalam 5, 10, 20, 30, dan 38 tahun
setelah persalinan pertama. Rata-rata keseluruhan ESRD setelah persalinan
pertama adalah 3,7 per 100.000 wanita per tahun.
6
7
8
Preeklampsi sebagai Penanda Resiko
Diantara wanita dengan satu kali atau lebih kehamilan, preeklampsi selama
kehamilan pertama memiliki resiko relatif ERSD sebesar 4,7 (95% interval
kepercayaan [IK], 3,6 sampai 6,1) (Tabel 2). Diantara wanita yang mengalami
kehamilan dua kali atau lebih, preeklampsi selama kehamilan pertama memiliki
resiko relatif ESRD sebesar 3,2 (95% KI, 2,2 sampai 4,9), preeklampsi selama
kehamilan kedua memiliki resiko relatif 6,7 (95% KI, 4,3 sampai 10,6), dan
preeklampsi selama kedua kehamilan memiliki resiko relatif 6,4 (95% IK, 3,0
sampai 13,5). Diantara wanita yang mengalami kehamilan tiga kali atau lebih,
preeklampsi hanya sekali selama kehamilan memiliki resiko relatif ESRD sebesar
6,3 ( 95% IK, 4,1 sampai 9,9), dan preeklampsi selama dua atau tiga kehamilan
memiliki resiko relatif 15,5 (95% IK, 7,8 sampai 30,8).
Gambar 1 menunjukkan hubungan antara preeklampsi dan ESRD selama
follow up. Analisis terpisah menggunakan baseline tiap 10 tahun setelah
kehamilan untuk mengkonfirmasi hubungan signifikan antara preeeklampsi dan
ESRD. Analisis ini menunjukkan bahwa setelah satu kehamilan, resiko relatif
ESRD yang berhubungan dengan preeklampsi adalah sebesar 4,1 (95% IK, 3,1
sampai 5,5). Setelah dua kehamilan, resiko relatif ESRD sebesar 3,1 (95% IK, 2,0
sampai 4,9) untuk preeklampsi pada kehamilan pertama, 6,1 (95% IK, 3,6 sampai
10,3) untuk preeklampsi pada kehamilan kedua, dan 5,7 (95% IK, 2,3 sampai
13,7) pada kedua kehamilan. Setelah tiga kali kehamilan, resiko relatif sebesar 5,8
(95% IK, 3,5 sampai 9,6) untuk preeklampsi pada satu kehamilan dan 6,7 (95%
IK, 2,1 sampai 21,3) untuk preeklampsi pada dua atau lebih kehamilan. Analisis
selanjutnya menunjukkan bahwa diantara wanita dengan tiga kehamilan, dimana
salah satunya dipersulit dengan preeklampsi, resiko relatif ESRD bervariasi
tergantung kapan preeklampsi terjadi: kehamilan pertama (resiko relatif, 2,6; 95%
IK, 1,1 sampai 5,9), kehamilan kedua (resiko relatif, 7,3; 95% IK, 3,0 sampai
18,1) atau kehamilan ketiga (resiko relatif, 14,3;95% IK, 8,2 sampai 24,7).
Hubungan antara preeklampsi dan ESRD masih significant setelah disesuaikan
dengan perancu potensial dan setelah eksklusi wanita yang telah didiagnosa
9
diabetes mellitus, penyakit ginjal, hipertensi essensial, atau penyakit rheumatic
sejak sebelum kehamilan.
Berat Badan Lahir dan Persalinan Preterm sebagai Penanda Resiko
Analisis selanjutnya menunjukkan bahwa bayi dengan berat badan lahir rendah
dan preeklampsi merupakan penanda resiko tambahan ESRD (Tabel 3). Karena
jumlah subjek pada kategori ini sedikit, sehingga tidak mungkin melakukan
stratifikasi analisis wanita dengan lebih dari satu kehamilan berdasarkan
10
kehamilan tertentu atau kehamilan yang dipersulit dengan preeklampsi dan
kehamilan dengan bayi berat badan lahir rendah. Saat analisis ini diulang pada
persalinan preterm, hasil yang diperoleh serupa dengan memiliki bayi dengan
berat badan lahir rendah (lihat Lampiran Tambahan, tersedia dengan teks lengkap
pada www.nejm.org). Tidak ada interaksi yang signifikan antara efek preeklampsi
dan memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah dengan resiko ESRD. Kami
juga melihat efek bayi kecil berdasarkan usia kehamilan dengan resiko ESRD dan
menemukan bahwa hubungannya lebih lemah daripada memiliki bayi dengan
berat badan lahir rendah atau bayi premature (Misalnya, hubungan yang
signifikan hanya setelah kehamilan pertama, data tidak ditampilkan).
Faktor Resiko Penyebab Spesifik Gagal Ginjal
Dari 477 kasus ESRD pada wanita, 168 disebabkan oleh glomerulonefritis, 59
nephritis intestisial, 100 herediter atau kongenital (84 pasien ini memiliki
autosomal dominan penyakit ginjal polikitik), 68 nephropati diabetic, dan 82
penyebab lainnya. Preeklampsi dihubungkan dengan resiko relatif yang serupa
untuk perkembangan ESRD karena sebab spesifik dan untuk perkembangan
ESRD pada umumnya. Interpretasi analisis ini, bagaimanapun, dibatasi oleh
sedikitnya jumlah wanita di setiap kategori ESRD.
11
12
DISKUSI
Penelitian kohort yang besar menunjukkan bahwa preeklampsi pada kehamilan
pertama merupakan prediksi peningkatan resiko penyakit jantung iskhemik,
hipertensi, stroke, dan kematian dengan penyebab kardiovaskular. Penelitian kami
sebelumnya menunjukkan bahwa preeklampsi merupakan penanda resiko
menjalani biopsi ginjal nantinya. Pada penelitian kami saat ini, kami menemukan
hubungan yang kuat antara preeklampsi dan kelanjutannya menjadi ESRD.
Hubungan ini lebih kuat bila kehamilan dengan preeklampsi diikuti dengan
melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau bayi prematur. Hasil tersebut
bebas dari perancu potensial yang berhubungan dengan kelahiran, termasuk usia
ibu saat persalinan, tahun persalinan, status pernikahan ibu, malformasi kongenital
bayi, dan lahir mati, dan jelas terlihat setelah lebih dari 10 tahun dari akhir
kehamilan.
Kami menemukan bahwa memiliki bayi berat badan lahir rendah atau bayi
prematur merupakan penanda resiko ESRD, bahkan diantara wanita yang tidak
mengalami preeklampsi. Penemuan ini juga ditunjukkan pada penelitian kami
yang sebelumnya, dan pengamatan yang serupa telah dilakukan untuk kematian
dengan penyebab kardiovaskular; hasil tersebut memberi kesan bahwa disfungsi
plasenta, bahkan tanpa preeklampsi, mungkin sebuah penanda resiko penyakit di
kemudian hari. Penemuan kami yaitu resiko ESRD lebih tinggi diantara wanita
dengan riwayat preeklampsi dengan bayi prematur, atau melahirkan bayi dengan
berat badan rendah memberi kesan bahwa keparahan preeklampsi juga dapat
menjadi penanda resiko selanjutnya, meskipun kami tidak memiliki data
mengenai waktu onset preeklampsi maupun informasi lain tentang keparahan atau
penilaian selanjutnya mengenai pertanyaan ini.
Diantara wanita yang mengalami preeklampsi hanya pada satu diantara
tiga kehamilan, resiko ESRD lebih tinggi bila preeklampsi terjadi pada kehamilan
ketiga dibandingkan bila terjadi pada kehamilan pertama. Kecenderungan yang
sama juga terlihat pada wanita dengan dua kehamilan: resiko lebih tinggi apabila
terjadi saat kehamilan kedua. Wanita dengan preeklampsi berat pada kehamilan
pertama lebih kecil kemungkinan untuk hamil lagi dibandingkan wanita tanpa
13
preeklampsi; penemuan ini mungkin mencerminkan bahwa preeklampsi di
kehamilan pertama pada wanita yang ingin hamil lagi harus ringan. Resiko ESRD
juga lebih besar pada wanita dengan preeklampsi lebih dari sekali kehamilan
dibandingkan dengan yang preeklampsi hanya sekali kehamilan.
Beberapa mekanisme mungkin dapat menjelaskan hubungan antara
preeklampsi dan perkembangannya menjadi penyakit ginjal. Satu kemungkinan
yaitu penyakit ginjal dan preeklampsi disebabkan oleh faktor yang sama.
Misalnya obesitas, hipertensi, resistensi insulin, dan disfungsi endotel, telah
dihubungkan dengan kedua penyakit tersebut. Faktor antiangiogenik
kemungkinan memiliki peran penting dalam patogenesis preeklampsi dan dalam
perkembangan penyakit ginjal kronis. Sebagai alternatif, preeklampsi mungkin
mencetuskan penyakit ginjal subklinis yang telah ada sebelum kehamilan.
Hipotesis ini sesuai dengan penemuan kami sebelumnya yaitu preeklampsi
berhubungan dengan resiko relatif yang sama dalam mendiagnosa tipe spesifik
penyakit ginjal dalam biopsi ginjal dan selama biopsi ginjal selanjutnya. Hipotesis
juga konsisten dengan penemuan kami saat ini dimana preeklampsi berhubungan
dengan resiko relatif perkembangan ESRD karena sebab spesisifik dan
perkembangan ESRD secara umum. Bagaimana pun, penemuan kami tidak
berubah secara substansi setelah dilakukan eksklusi pada wanita dengan penyakit
ginjal atau traktus urinarius sebelum kehamilan. Kemungkinan ketiga yaitu
preeklampsi mungkin dapat menyebabkan penyakit ginjal. Pengamatan pada
penelitian lain ditemukan 20-40% wanita dengan preeklampsi memiliki
mikroalbuminuria 3 sampai 5 tahun setelah kehamilan, dibandingkan dengan
wanita tanpa preeklampsi hanya 2%, hal ini dapat dinterpretasikan mendukung
adanya hubungan kausal. Bagaimanapun, juga ada kemungkinan wanita dengan
preeklampsi dan kemudian mengalami mikroalbuminuria memang memiliki
penyakit ginjal yang tak dikenali sebelum kehamilan.
Kekuatan penelitian kami yaitu suatu penelitian kohort nasional wanita
yang besar, dengan mencatat paparan dan outcome yang lengkap dan dengan
menyensor data wanita yang meninggal, dan outcome primer, ESRD, tercatat
dengan baik. Kelemahan penelitian ini yaitu data sampel dari 1967 sampai 2004,
14
namun outcome sebelum 1980 tidak tercatat; kami mengarahkan kelemahan ini
dengan menggunakan metode statistic yang tidak memasukkan wanita dalam
analisis sampai outcome teregistrasi. Dengan asumsi bahwa hubungan antara
preeklampsi dan ESRD tidak berubah dari 1967 sampai 1980, metode statistic ini
adekuat.
Keterbatasan lain adalah kemungkinan adanya perancu yang tidak dapat
dikontrol. Kesahihan penelitian kami sebelumnya pada diabetes melitus dan
penyakit rheumatic memberi kesan bahwa penyakit tersebut dapat didiagnosa
dengan baik dan kemungkinan dapat menjadi perancu yang penting dalam
penelitian kami. Dipstick urin dan pengukuran tekanan darah rutin dilakukan pada
kunjungan kehamilan, dan hipertensi esensial serta penyakit ginjal dicatat,
meskipun laporan tersebut kurang valid. Kami tidak dapat mengesampingkan
kemungkinan penyakit ginjal ringan yang tidak terdetesksi atau tidak tercatat
selama kehamilan pada beberapa wanita. Meski demikian, bahkan bila hal ini
merupakan masalah yang penting, preeklampsi tetap penanda klinis yang penting
dalam peningkatan resiko penyakit ginjal pada wanita.
Kami tidak memiliki data tentang merokok dan obesitas pada wanita-
wanita ini, yang merupakan faktor yang berhubungan dengan preeklampsi dan
penyakit ginjal kronis. Ada kemungkinan berat badan lebih besar diantara wanita
dengan preeklampsi meningkatkan resiko ESRD pada penelitian mereka. Sejak
merokok dihubungkan dengan penurunan resiko ESRD namun meningkatkan
resiko penyakit ginjal, hal ini tidak menjelaskan peningkatan resiko relatif yang
telah kami amati.
Ringkasnya, penemuan kami mengindikasikan bahwa preeklampsi
merupakan penanda klinis peningkatan resiko akan berkembangnya ESRD,
meskipun resiko absolut rendah, bahkan diantara wanita dengan riwayat
preeklampsi. Resiko lebih besar apabila kehamilan dengan preeklampsi
menghasilkan bayi dengan berat badan lahir rendah atau bayi prematur atau jika
preeklampsi terjadi pada lebih dari sekali kehamilan. Penelitian selanjutnya
diperlukan untuk memahami mekanisme yang mendasari hubungan antara
15
preeklampsi dan perkembangannya menjadi ESRD dan untuk menuntun follow-
up klinis yang optimal pada wanita dengan riwayat preeklampsi.
16