KEGIATAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN CITRA PERUSAHAAN
DI BIDANG PENDIDIKAN
Persepsi Mengenai Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) PT HM Sampoerna pada Program Sampoerna Best Student Visit
(SBSV) 2009 kaitannya dengan Citra Positif Perusahaan di Kalangan Mahasiswa Sampoerna Best Student 2009
Oleh Ertika Nanda D 0205009
Disusun Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Komunikasi
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2010
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul:
KEGIATAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN CITRA PERUSAHAAN
DI BIDANG PENDIDIKAN
Persepsi Mengenai Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) PT HM Sampoerna pada Program Sampoerna Best Student Visit
(SBSV) 2009 kaitannya dengan Citra Positif Perusahaan di Kalangan Mahasiswa
Oleh:
Ertika Nanda
NIM D0205009
telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Surakarta, Juni 2010
Pembimbing
Dra. Christina Tri Hendriyani, M. Si
NIP. 1920117198601 2 00 1
PENGESAHAN Skripsi dengan judul:
KEGIATAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN CITRA PERUSAHAAN
Persepsi Mengenai Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) PT HM Sampoerna pada Program Sampoerna Best Student Visit (SBSV) 2009 kaitannya
dengan Citra Positif Perusahaan di Kalangan Mahasiswa
Oleh: Ertika Nanda
D0205009 telah diuji dan disyahkan Panitia Ujian Skrispsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta Hari: Senin
Tanggal: 26 Juli 2010
Pantia Ujian Skripsi:
1. Ketua Panitia : Prof. Drs. H. Totok Sarsito, S.U, M.A, Ph.D (…………)
NIP. 19490428 197903 1 00 1 2. Sekretaris : Tanti Hermawati, S.Sos. M.Si
(…………) NIP. 19690207 199512 2 001
3. Penguji : Dra. Christina Tri Hendriyani, M.Si (…………)
NIP. 19620117 198601 2 001
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Drs. H. Supriyadi, SN, SU NIP 19530128 198103 1 001
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:
KEGIATAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN CITRA PERUSAHAAN
Persepsi Mengenai Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) PT HM Sampoerna pada Program Sampoerna Best Student Visit
(SBSV) 2009 kaitannya dengan Citra Positif Perusahaan di Kalangan Mahasiswa
Adalah karya asli saya dan bukan plagiat baik secara utuh atau sebagian serta belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di institusi lain. Saya bersedia menerima akibat dari dicabutnya gelar sarjana apabila ternyata di kemudian hari terdapat bukti-bukti yang kuat, bahwa karya saya tersebut ternyata bukan karya saya yang asli atau sebenarnya.
Surakarta, 2010
Ertika Nanda
MOTTO
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi
tenteram” (Q.S. Ar Ra’du: 28)
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) di negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (Q.S. Al Qashash: 77)
“Sesungguhnya Allah mencintai seseorang pekerja apabila bekerja secara ikhsan (H.r. Baihaqi dan Thabrani)
Bila hati itu bersih, maka ia tidak akan pernah merasa kenyang untuk selalu membaca Al Qur’an (Utsman bin Affan ra)
“Banyak orang yang mempunyai pikiran, tetapi hanya sedikit orang yang punya ide. Lebih sedikit lagi orang yang punya ide untuk menang” (Solikhin Abu
Izzudin)
Kecepatan sukses Anda sangat tergantung pada besarnya keinginan pada kesuksesan (Dr. Akram Ridha)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:
1. Ayah dan ibu, terima kasih atas doa dan cinta kalian tidak putus-putusnya
tercurah bagiku.
2. Fadli dan Fahmi adik-adik yang kucintai, semoga kalian selalu terjaga dalam
lindungan-Nya.
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
hanya atas karunia dan rahmat-Nyalah skripsi berjudul KEGIATAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN CITRA
PERUSAHAAN (Persepsi Mengenai Kegiatan Corporate Social Responsibility
(CSR) PT HM Sampoerna pada Program Sampoerna Best Student Visit (SBSV)
2009 kaitannya dengan Citra Positif Perusahaan di Kalangan Mahasiswa) dapat
diselesaikan dengan lancar. Peneliti juga ingin mengungkapkan rasa terima kasih
terhadap ayah dan ibu karena dengan doa dan kasih sayang merekalah yang
sangat membantu peneliti hingga saat ini. Terima kasih peneliti ucapkan pula
untuk adik-adik, Fadli dan Fahmi yang peneliti cintai.
Penelitian ini berawal dari ketertarikan peneliti terhadap kegiatan
Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT HM Sampoerna
Tbk. Peneliti melihat bahwa perusahaan tersebut rela mengucurkan dana yang
tidak sedikit untuk mengadakan kegiatan bagi masyarakat. Padahal apabila
diamati PT HM Sampoerna Tbk tidak mendapatkan manfaat dan keuntungan
langsung dari kegiatan tersebut.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, dan pada
kesempatan kalin ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih setulus-tulusnya
kepada:
1. Drs. H. Supriyadi, SN. SU selaku Dekan FISIP UNS yang telah
memberi dukungan dan kemudahan dalam penulisan skripsi.
2. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS, Dra. Prahastiwi Utari,
M.Si. Ph.D atas dedikasi beliau yang begitu luar biasa.
3. Drs. Hamid Arifin M.Si selaku Sekretaris Jurusan, Ilmu komunikasi
reguler, yang telah memberikan bantuan kepada peneliti dalam
pengerjaan skripsi.
4. Prof Drs. H. Totok Sarsito, SU,MA selaku Pembimbing Aakademik
yang telah memberikan banyak dukungan selama masa perkuliahan
dan pengerjaan skripsi
5. Dra. Christina Tri Hendriyani, M.Si selaku pembimbing yang
berkenan memberikan masukan dan saran demi perbaikan skripsi.
6. Manajemen PT HM Sampoerna Tbk atas ijin dan kesempatan untuk
melakukan penelitian di perusahaan Anda dan PT HM Sampoernas’
CSR&Contributions executive, Fika Wibowo dan Arif Triastika yang
telah memberikan kemudahan dan informasi kepada peneliti
7. Para mahasiswa Sampoerna Best Student 2009 ats informasi yang
kalian berikan, Mantab rek!!
8. Para penghuni Kos wisma Sakinah, terima kasih atas kebersamaan dan
kekeluargaan kita selama ini sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi dengan lancar. Swety, Ulfa, Azizah, Dila, Fani, Rina, Sicka
semuanya
9. Teman-teman komunikasi 2005 yang selalu menjadi inspirasi dan
motivasi,
10. CLEO atas semangat yang peneliti simpan sampai sekarang dan dan
teman-teman komunikasi 2006 semuanya, dan teman-teman
komunikasi angkatan 2007, atas satu semester kuliah bersama kalian
11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu di sini,
terima kasih setulus-tulusnya atas doa dan kerja sama selama ini
Peneliti menyadari akan kurang sempurnanya skripsi ini, akan tetapi
peneliti berharap bahwa skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai
pihak.
Surakarta, Juli 2010
Ertika Nanda
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN.................................................................................................. iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN ............................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................. xiv
ABSTRAK .......................................................................................................................... xv
ABSTRACT ........................................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH.......................................................... 1
B. PERUMUSAN MASALAH .................................................................... 10
C. TUJUAN PENELITIAN .......................................................................... 11
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ....................................................... 11
E. METODE PENELITIAN .........................................................................
13
1. Jenis penelitian.............................................................................. 13
2. Lokasi Penelitian........................................................................... 13
3. Data .............................................................................................. 13
4. Subjek penelitian .......................................................................... 14
5. Teknik Sampling .......................................................................... 15
6. Validitas data ................................................................................ 16
7. Teknik analisa data ....................................................................... 17
F. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 18
1. Public Relations (PR) ......................................................................... 19
2. Corporate Social Responsibility ......................................................... 25
3. Citra .................................................................................................... 34
4. Persepsi .............................................................................................. 40
5. Khalayak ............................................................................................ 47
6. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 48
G. IMPLEMENTASI KONSEP ................................................................... 50
1. Persepsi .............................................................................................. 50
2. Citra .................................................................................................... 52
3. Sampoerna Best Student (SBSV) 2009 .............................................. 52
4. Mahasiswa peserta Sampoerna Best Student (SBSV) 2009 .............. 56
BAB II GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN
A. SEJARAH SINGKAT PT HM SAMPOERNA ....................................... 57
1. PT HM Sampoerna Tbk ..................................................................... 57
2. Phillip Morris International ................................................................ 59
B. TENTANG PT HM SAMPOERNA ........................................................ 60
1. Tujuan Perusahaan ............................................................................. 60
2. Pabrik ................................................................................................. 60
C. VISI DAN MISI ....................................................................................... 61
1. Visi Perusahaan .................................................................................. 61
2. Misi Perusahaan ................................................................................. 61
D. CSR PT HM SAMPOERNA ................................................................... 62
1. Struktur organisasi CSR PT HM Sampoerna ..................................... 62
2. Kegiatan CSR yang dilaksanakan PT HM Sampoerna Tbk .............. 63
a. Pendidikan .................................................................................... 63
b. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ........................................... 69
c. Lingkungan .................................................................................. 72
d. Tanggap Darurat Bencana (Disaster Response & Relief)............. 74
3. Program Sampoerna Best Student Visit (SBSV) 2009 ...................... 75
a. Sejarah/ latar belakang Sampoerna Best Student Visit................. 75
b. Tujuan Sampoerna Best Student Visit ......................................... 77
c. Peserta Sampoerna Best Student Visit ......................................... 77
d. Tempat dan Waktu pelaksanaan .................................................. 80
e. Bentuk Kegiatan yang dilaksanakan dalam Sampoerna
Best Student Visit ......................................................................... 80
BAB III SAJIAN DATA DAN ANALISA DATA
A. Data subjek penelitian Penggambaran informan ..................................... 84
B. Tabel informan mahasiswa peserta Sampoerna Best Students
Visiti 2009 ................................................................................................ 91
C. Data wawancara per sub poin yang dibahas “Persepsi Mahasiswa
tentang Sampoerna Best Student Visit (SBSV) 2009 dan PT HM
Sampoerna Tbk” ...................................................................................... 92
1. Pra acara SBSV .................................................................................. 92
a. Informasi tentang SBSV .............................................................. 92
b. Motivasi mengikuti SBSV 09 ...................................................... 97
c. Ekspektasi Peserta dari mengikuti acara SBSV 09 ...................... 100
d. Persepsi mengenai PT HM Sampoerna ........................................
103
2. Pada saat pelaksanaan SBSV .............................................................. 109
a. Acara SBSV 09 ............................................................................. 109
b. Tema/ topik SBSV 09 .................................................................. 140
c. Keefektifan SBSV 09 dibandingkan program lain yang sejenis... 144
d. Manfaat SBSV 09 ........................................................................ 151
e. Kepuasan peserta .......................................................................... 157
f. Pendapat tentang PT HM Sampoerna ......................................... 164
3. Pasca SBSV......................................................................................... 174
a. Program SBSV ............................................................................. 174
b. Citra PT HM Sampoerna di mata peserta SBSV 09 .................... 194
D. Persepsi Persepsi Mahasiswa tentang Sampoerna Best Student Visit
(SBSV)
2009 dan PT HM Sampoerna Tbk ........................................................... 199
BAB IV PENUTUP
A. SIMPULAN .............................................................................................. 210
B. SARAN .................................................................................................... 207
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 216
LAMPIRAN ......................................................................................................... 220
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Teknik Analisis ………………………………………………. 18
Bagan 2 Struktur Organisasi CSR and Contributions Excecutive
PT HM Sampoerna Tbk ............................................................. 62
ABSTRAK
Ertika Nanda, D0205009, KEGIATAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN CITRA PERUSAHAAN (Persepsi Mengenai Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) PT HM Sampoerna pada Program Sampoerna Best Student Visit (SBSV) 2009 kaitannya dengan Citra Positif Perusahaan di Kalangan Mahasiswa Sampoerna Best Student 2009)
Di era globalisasi ini, perusahaan mengenal CSR (Corporate Social Responsibility) atau tanggung jawab sosial perusahaan. PT HM Sampoerna sebagai salah satu perusahaan rokok terbesar yang ada di Indonesia juga turut melaksanakan program-program CSRnya. Namun dengan keberadaannya sebagai sebuah perusahaan rokok, PT HM Sampoerna tidak luput dari sorotan publik baik itu yang bersifat positif maupun negatif. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa Sampoerna Best students 2009 terhadap pelaksanaan program Sampoerna Best Student Visit (SBSV) Periode 2009 dan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan Sampoerna Best Student Visit dapat membentuk citra positif perusahaan di kalangan mahasiswa yang tergabung best students periode 2009.
Penelitian dilakukan di Surabaya, Jawa Timur. Peneliti menggunakan metode penarikan sampel purposive sampling. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik wawancara mendalam, observasi dan kajian pustaka. Proses analisis data meliputi reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah Secara umum, para best students 09 berpendapat bahwa kegiatan Sampoerna Best Students Visit (SBSV) 2009 berhasil. Hal tersebut terbukti dengan seluruh best students yang mengaku merasa puas, eksklusif, tercapai harapannya, dan mendapatkan banyak manfaat dengan mengikuti serangkaian kegiatan dan fasilitas dan diadakan. Kemudian kesimpulan yang ke dua adalah setelah mengikuti Sampoerna Best Students Visit (SBSV) 2009, secara umum persepsi best students terhadap citra PT HM Sampoerna berubah menjadi semakin positif. Salah satu faktor yang paling utama adalah bahwa dalam acara tersebut para best students diajak untuk melihat dan mengamati kegiatan CSR lain yang berlangsung di perusahaan. Dari sana, mereka menilai bahwa PT HM Sampoerna merupakan perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial tinggi terhadap lingkungan sekitar, masyarakat dan juga negara.
Kata kunci: persepsi, best student, PT HM Sampoerna, citra
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Di era globalisasi ini perusahaan mengenal apa yang disebut
dengan CSR (Corporate Social Responsiblity) atau tanggung jawab sosial
perusahaan. Selain berorientasi terhadap profit, dunia usaha juga
selayaknya memperhatikan aspek sosial dari pihak-pihak yang terlibat
dalam semua kegiatan usaha tersebut, di antaranya adalah kalangan buruh,
masyarakat lokal dan lingkungan. Dalam teorinya, CSR merupakan bagian
dari Public Relations.
CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan bentuk
tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk
memberikan kembali keuntungan pada masyarakat/ komunitasnya. CSR
juga merupakan komitmen dari perusahaan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat/ komunitas sekitar perusahaan dari berbagai
bidang. Ini tentu sejalan dengan fungsi Public Relations (Bambang, 2007:
11) di mana hubungan dengan berbagai publik sangat penting untuk selalu
dipelihara dan dibina dalam rangka menimbulkan niat baik dan
kepercayaan pada publik dan dalam rangka menimbulkan pengertian
bersama dan hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak,
organisasi dan publik.
Tanggung jawab sosial (CSR) diatur dalam Undang-undang yaitu
Pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
Bahkan di dalamnya dinyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan/
CSR merupakan sebuah kewajiban dan terdapat sanksi bagi yang tidak
melaksanakannya.
Pengaturan CSR sebagai sebuah kewajiban hukum merupakan
suatu cara pemerintah untuk mendorong perusahaan untuk ikut serta dalam
pembangunan ekonomi rakyat. Dengan demikian penormaan CSR dengan
kewajiban hukum telah sejalan dengan Pasal 33 ayat 4 UUD 1945,
khususnya frasa efisiensi berkeadilan (Supratpto, Hadi dan Eko Huda S,
2009).
Berkaitan dengan pewajiban kegiatan CSR bagi Perseroan Terbatas
tersebut, sebenarnya CSR sendiri berdampak positif bagi perusahaan yang
bersangkutan. Dengan adanya aktivitas CSR, hubungan dengan publik
menjadi dapat dipelihara dan dibina dalam kaitannya dengan kepercayaan
publik. Hal tersebut dapat menimbulkan pengertian bersama dan hubungan
yang harmonis antara kedua belah pihak, yaitu perusahaan dan publik.
Saat hubungan yang baik dengan masyarakat terbina, perusahaan
akan mendapatkan citra positif. Citra tersebut secara langsung maupun
tidak akan sangat berpengaruh bagi kelangsungan perusahaan.
PT HM Sampoerna Tbk merupakan perusahaan rokok terbesar
ketiga di Indonesia. Kantor pusatnya berada di Surabaya, Jawa Timur.
Perusahaan ini sebelumnya merupakan perusahaan yang dimiliki keluarga
Sampoerna, namun sejak Maret 2005 mayoritas kepemilikannya berpindah
tangan ke Philip Morris, perusahaan rokok terbesar di dunia dari Amerika
Serikat, mengakhiri tradisi keluarga yang melebihi 90 tahun (Tian, 2009).
Visi dan misi PT HM Sampoerna sebagai perusahaan yang lahir
dan besar di tengah masyarakat tercermin dari falsafah tiga tangan yang
mewakili kepentingan: para pemegang saham, karyawan dan mitra bisnis
serta masyarakat luas. Peran serta PT HM Sampoerna Tbk di masyarakat
meliputi lebih dari sekedar urusan bisnis, karena mereka percaya dukungan
mereka kepada masyarakat adalah hal yang baik bagi kelangsungan
perusahaan mereka. Usaha-usaha yang mereka lakukan ditujukan untuk
membangun hubungan yang berlandaskan kepercayaan dengan semua
pemangku kepentingan yang mereka butuhkan kepercayaannya, yaitu para
karyawan, mitra usaha, konsumen dan masyarakat umum.
Untuk mewujudkan hal tersebut, PT HM Sampoerna Tbk
senantiasa mengembangkan berbagai inisiatif program tanggung jawab
sosial perusahaan (corporate social responsibility) di bawah payung
“Sampoerna untuk Indonesia”. Cakupannya luas, mulai dari bagaimana
Sampoerna menghasilkan produk yang berkualitas baik dan melakukan
pemasaran yang bertanggunga jawab sampai pada kegiatan-kegiatan sosial
dengan melakukan pengembangan pendidikan, bantuan penanggulangan
korban bencana alam, pelestarian lingkungan hingga pengembangan usaha
masyarakat yang memberikan kemandirian ekonomi.
Kegiatan yang dilakukan PT HM Sampoerna dalam bidang
pendidikan antara lain adalah “Program Kampus Sampoerna”. Salah satu
program Kampus Sampoerna adalah Sampoerna Guest lecture Visit.
Dalam kegiatan tersebut manajemen Sampoerna berkunjung ke kampus
untuk menjadi pembicara dalam seminar-seminar atau diskusi yang
diadakan oleh pihak kampus.
Selain program di atas, sebagai sebuah perusahaan yang besar dan
memiliki sistem produksi yang maju, PT HM Sampoerna Tbk juga
memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengadakan Campus
Industrial Visit. Dalam kegiatan tersebut komunitas akademik mendapat
kesempatan untuk berkunjung dan melihat langsung aktivitas perusahaan,
khususnya kegiatan CSR Sampoerna yang dipusatkan di Pusat Pelatihan
Kewirausahaan Sampoerna (PPKS).
Program kampus yang berikutnya adalah Musicademia Music
Concert. Musicademia merupakan konser musik simfonik yang telah
dilaksanakan sejak tahun 2000, untuk mensosialiasikan musik simfonik di
kalangan civitas akademika.
Selain menyelenggarakan Konser musik, Sampoerna juga
menyediakan kesempatan bagi universitas untuk bekerjasama dalam
penyelenggaraan kegiatan atau event kampus yang bertujuan untuk
pengembangan wawasan dan pengetahuan mahasiswa. Program dari
Sampoerna tersebut bernama Sponsorship Campus Event.
Selain berbagai kegiatan tersebut di atas, Sampoerna juga memiliki
kegiatan yang bernama Sampoerna Corner dan Workshop & Seminar.
Dalam kegiatan-kegiatan tersebut, Sampoerna bekerja sama dengan
universitas untuk memberi fasilitas khusus di perpustakaan dan
mengadakan workshop di universitas tersebut.
Sampoerna Best Student Visit merupakan salah satu “Program
Kampus Sampoerna” yang merupakan bagian dari program CSR
(Corporate Social Responsibility) PT HM Sampoerna. Acara ini dirancang
untuk mengapresiasi para mahasiswa berprestasi dari berbagai universitas
yang ada di Indonesia dengan memberi mereka kesempatan untuk
mengenal dunia korporasi secara lebih dekat serta memperluas jaringan di
antara sesama teman-teman mahasiswa lainnya dari seluruh penjuru
Indonesia. Selama empat hari penuh para mahasiswa diajak untuk melihat
langsung aktivitas perusahaan, bertemu dan berdialog dengan jajaran
manajemen Sampoerna, terlibat langsung dalam aktivitas CSR perusahaan
dan mendapatkan pelatihan tentang teamwork dan kepemimpinan.
Sampoerna Best Student Visit mulai dilaksanakan sejak tahun
2005. Hingga tahun 2009 ini sudah sekitar 300 mahasiswa berprestasi dari
seluruh Indonesia yang telah menjadi peserta program tersebut. Sebagai
salah satu dari Program kampus Sampoerna, Sampoerna Best Student Visit
merupakan wujud nyata komitmen Sampoerna kepada masyarakat luas,
sesuai dengan semangat yang terkandung dalam visi Sampoerna.
Sampoerna Best Student Visit berusaha menjawab tantangan bangsa ini
untuk menciptakan generasi penerus yang berkualitas tinggi dan meraih
masa depan yang gemilang, sebagai sumbangsih Sampoerna melalui
Sampoerna Untuk Indonesia.
Program Sampoerna Best Student Visit (yang dalam skripsi ini
selanjutnya juga akan disingkat dengan SBSV) berjalan
berkesinambungan sejak awal penyelenggaraannya. Dalam menjalankan
kegiatan tersebut Sampoerna bekerja sama dengan universitas universitas
terbaik baik negeri maupun swasta dari seluruh penjuru Indonesia.
Kesemua mahasiswa yang diundang dalam acara Sampoerna Best Student
Visit berasal dari 23 universitas di seluruh Indonesia. Untuk dapat menjadi
peserta dalam Sampoerna Best Student Visit, seorang mahasiswa
diharuskan telah menyandang status sebagai mahasiswa berprestasi di
universitas tempat mereka belajar dan kemudian dipilih menjadi wakil
universitas tersebut.
Dengan tema “Motivate Yourself and Inspire Others”, para best
student Sampoerna Best student Visit 2009 (SBSV 09) diajak untuk
melengkapi pengetahuan akademis yang didapatkan di bangku kuliah. Ke
enam puluh sembilan mahasiswa terpilih dari 23 perguruan tinggi
Indonesia tersebut dibekali tentang pengetahuan mengenai dunia kerja,
berdialog langsung dengan jajaran manajemen perusahaan, dan diberi
kesempatan untuk memperluas jaringan sesama teman mahasiswa. Peserta
juga dibekali pelatihan pengembangan diri seperti teamwork building serta
kemampuan berpendapat melalui presentasi.
Kelima kalinya digelar, kegiatan ini meliputi studi kunjungan ke
lokasi pabrik, Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna. Selain itu
kegiatan ini mengajak peserta untuk belajar berwiraswasta. Kegiatan ini
dilakukan bersama salah satu usaha binaan Pusat Pelatihan Kewirausahaan
Sampoerna. Para best students juga diajak untuk mempelajari teknik
penanaman budidaya padi metode System of Rice Intensification. Output
dari kegiatan tersebut adalah para peserta Sampoerna Best Student Visit
2009 diharapkan nantinya dapat menjawab tantangan era bebas yang
menuntut sumber daya manusia yang siap kerja, profesional dan memiliki
kecerdasan akademik yang mendukung dunia kerja.
Selain PT HM Sampoerna, perusahaan rokok lain juga memiliki
program yang senada adalah PT Djarum. Program yang mereka miliki
terwadahi dalam program Djarum Bakti Pendidikan yaitu pemberian
beasiswa Djarum. Beasiswa tersebut merupakan salah satu program CSR
(Corporate Social Responsibilites) yang mulai dilakukan sejak tahun 1984.
Dalam pelaksanaannya hingga tahun 2009 tercatat sudah ada 5886 orang
yang menjadi Beswan Djarum (istilah singkatan untuk penerima beasiswa
Djarum) yang tersebar di 71 universitas dan di lebih dari 20 provinsi.
Djarum memilih 3 bidang peran; Olahraga, Lingkungan dan Pendidikan.
Hal yang membuat persepsi mengenai kegiatan yang digawangi
oleh CSR dan Contributions team dari PT HM Sampoerna menjadi
menarik untuk diteliti adalah bahwa di satu sisi kegiatan Sampoerna Best
Student Visit 2009 sangat mendukung pembangunan dan kemajuan
Sumber daya manusia (SDM) pendidikan tinggi sementara di sisi lain PT
HM Sampoerna merupakan salah satu perusahaan rokok besar yang ada di
Indonesia.
Industri rokok merupakan penyumbang devisa terbesar di
Indonesia di mana nilai yang dihasilkannya pada tahun 2000 saja
mencapai 22 miliar dan 13,3 triliun dari cukai. Selain itu perusahaan rokok
juga menjadi salah satu industri yang mewadahi 12-13 juta tenaga kerja di
Indonesia (Subandi, 2003). Fenomena merokok juga merupakan sebuah
fenomena yang luar biasa yang telah menjadi budaya bagi masyarakat
Indonesia. Di mana-mana ditemukan orang merokok. Setiap waktu kita
temukan seseorang sedang merokok di berbagai tempat, dari golongan
miskin hingga kaya, yang berpendidikan maupun yang tidak
berpendidikan.
Namun di sisi lain, Posisi PT HM Sampoerna sebagai perusahaan
rokok di Indonesia memang rentan dengan kontroversi. Rokok telah
menjadi perdebatan di berbagai kalangan dikarenakan dampak negatif bagi
perokok aktif maupun pasif. Kita telah mengetahui bersama bahwa rokok
berbahaya bagi kesehatan. Dari data WHO bahkan menyebutkan bahwa
Indonesia bahkan dinobatkan sebagai negara dengan konsumsi rokok
terbesar nomor 3 setelah China dan India dan diatas Rusia dan Amerika
Serikat (Nusantaraku, 2009). Selain itu, baru-baru ini MUI berfatwa bahwa
rokok haram bagi anak-anak, remaja dan ibu hamil (Nograhany, 2009).
Bahkan Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat Islam terbesar ke
dua di Indonesia mewacanakan tentang fatwa haram rokok (Bibin, 2010).
Karena dampak dari rokok, pemerintah juga mulai menggalakkan larangan
merokok di tempat umum dan mewacanakan RUU tentang rokok di mana
jika hal tersebut berlangsung terus, akan mematikan perusahaan rokok.
Hal-hal tersebut di atas merupakan alasan mengapa PT HM
Sampoerna mengalokasikan budget yang tidak sedikit untuk mengadakan
berbagai kegiatan Public Relations seperti misalnya Sampoerna Best
Student Visit. Seperti apa yang dinyatakan oleh Bambang dalam bukunya
Public Relations dalam Organisasi bahwa komunikasi yang baik dan etis
serta hubungan manusiawi yang benar-benar manusiawi merupakan
instrumen dalam mengatasi hubungan yang tegang ataupun sampai
terjadinya konflik. Hal ini terjadi karena adanya pengertian dan dengan
komunikasi itu muncul adanya saling pengertian dan kepercayaan
(Bambang, 2007: 27).
PT HM Sampoerna sebagai perusahaan rokok harus senantiasa
berjuang agar perusahaannya mendapatkan citra positif. Untuk itulah
mereka melakukan berbagai upaya termasuk mengundang para opinion
leader dalam hal ini best students dari seluruh Indonesia untuk
mencitrakan betapa positifnya perusahaan mereka meski di sisi lain,
produk rokok mengancam generasi muda. PT HM Sampoerna tentunya
sangat menyadari pentingnya citra dalam mempertahankan
keberlangsungan perusahaan.
Bagaimana pun secara teoritis program Sampoerna Best Student
Visit ini dapat membentuk dan meningkatkan citra positif perusahaan
dikarenakan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam acara tersebut
dapat membina hubungan yang baik antara PT HM Sampoerna dengan
masyarakat luas yang dalam hal ini diwakili oleh mahasiswa.
Pertanyaan yang muncul adalah sejauh mana kegiatan CSR PT HM
Sampoerna melalui program Sampoerna Best Student Visit ini membentuk
persepsi para best students (sebutan bagi peserta Sampoerna Best Student
Visit 2009) tentang citra PT HM Sampoerna. Untuk itu diperlukan
penelitian untuk membuktikan fenomena yang ada.
Diharapkan dengan diadakannya penelitian persepsi terhadap
program Sampoerna Best Student Visit 2009 di kalangan mahasiswa
penerima beasiswa Sampoerna ini dapat menjadi masukan untuk PT HM
Sampoerna. Apakah program ini berdampak positif terhadap citra
perusahaan PT HM Sampoerna.
B. PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian tersebut di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan
dalam pelaksanaan penelitian yaitu “Bagaimana Persepsi khalayak tentang
Kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) yang dilakukan oleh CSR
and Contributions Executive PT HM Sampoerna melalui Program
Sampoerna Best Student Visit (SBSV) kaitannya dengan Citra Positif
Perusahaan di Kalangan Mahasiswa Sampoerna Best Student Visit
Periode 2009)?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan masalah yang akan
diteliti :
1. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa Sampoerna Best students
2009 terhadap kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)
PT HM Sampoerna melalui program Sampoerna Best Student
Visit (SBSV) Periode 2009.
2. Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan Sampoerna Best Student
Visit dapat membentuk citra positif perusahaan di kalangan
mahasiswa yang tergabung best students Periode 2009
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dalam penelitian in adalah sebagai
berikut:
1. Wawancara (interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lexy,
2002: 135). Dalam penelitian kualitatif sering menggabungkan
teknik observasi partisipatif dengan wawancara mendalam
(Sugiyono, 2009: 232). Dalam penelitian ini, peneliti akan
melakukan wawancara mendalam terhadap mahasiswa peserta
Sampoerna Best Student Visit (SBSV) 2009 untuk mengetahui
persepsi mereka mengenai program yang telah mereka ikuti
tersebut.
2. Pengamatan (Observasi)
Nasution dalam Sugiyono menyatakan bahwa observasi
adalah dasar dari semua ilmu (Sugiyono, 2009: 226). Sanafiah
faisal (1990) dalam Sugiyono mengklasifikasikan observasi
menjadi observasi berpartisipasi (participant observation),
observasi yang secara terang-terangan tersamar (overt observation
and cobert observation) dan observasi yang tak berstruktur
(unstructured observation) . Sementara itu Patton dalam Lexy juga
membagi wawancara ke dalam 3 bagian: (a) Wawancara
pembicaraan formal, (b) Pendekatan menggunakan petunjuk umum
wawancara (c) Wawancara baku terbuka (Lexy, 2002: 135). Di
dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi partisipasi dan
menggunakan wawancara model baku terbuka dalam kegiatan
Sampoerna Best Student Visit (SBSV) 2009.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
monumental dari seseorang (Sugiyono, 2009: 240). Dalam
penelitian ini, peneliti mendokumentasikan berbagai dokumen yang
berkaitan dengan Sampoerna Best Student Visit untuk menunjang
data dan informasi yang telah dimiliki.
E. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Metode Penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian
kualitatif dengan wawancara in depth interview. Penelitian ini
menggunakan model deskripsi kualitatif dengan penelitian mengenai
persepsi.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah PT HM Sampoerna tbk. Perusahaan
tersebut beralamat di Jalan Rungkut Industri Raya 18 Surabaya Jawa
Timur.
3. Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu :
1. Data primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2009:
225). Jadi data primer merupakan data yang diperoleh
langsung dari khalayak yang ditetapkan sebagai responden.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh khalayak penerima
program yaitu perwakilan mahasiswa Sampoerna Best Student
2009.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data penunjang yang
diperoleh dari literatur, artikel dan catatan-catatan. Sugiyono
mengatakan bahwa data sekunder adalah sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data misalnya
lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2009: 225).
Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari buku
Sampoerna Best Student 2009 dari PT HM Sampoerna serta
beberapa artikel dan majalah yang mengupas Corporate Social
Responsibility.
4. Subjek Penelitian
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-
cirinya akan diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
alumni Sampoerna Best Students Visit seluruh Indonesia pada tahun
2009 yaitu 69 orang.
Sampel menurut Sugiyono dalam bukunya Metode kuantitatif
kualitatif dan R&D adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Lebih lanjut ia menerangkan bahwa
Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2009: 81). Jadi, dengan
menerapkan penelitian terhadap beberapa orang yang merupakan
sampel, hasilnya bisa menjadi kesimpulan bagi keseluruhan populasi.
Seperti dikatakan oleh Pawito dalam bukunya Penelitian
komunikasi kualitatif (2007), logika sampel pada penelitian kualitatif
adalah keterwakilan (representativeness) dari sebagian populasi yang
secara efektif diamati atau diteliti untuk mewakili seluruh populasi
(Pawito, 2007: 86). Jadi, jika dalam jumlah tertentu, informasi yang
dibutuhkan telah didapatkan, maka peneliti akan mencukupkan jumlah
sampel.
Sampel dalam penelitian ini adalah 10 wakil alumni
Sampoerna Best Students tahun angkatan 2009. Jumlah tersebut
dipertimbangkan sudah cukup mewakili sampling unitnya yaitu 69
orang mahasiswa Sampoerna Best Student 2009 yang berasal dari 23
perguruan tinggi besar dari seluruh Indonesia. Selanjutnya dalam
penelitian ini sampel disebut informan.
5. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel
(Sugiyono, 2009: 81). Peneliti menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu atau sampel bertujuan. Sampel ini cocok digunakan untuk
penelitian kualitatif, atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi
(Sugiyono, 2009: 85). Hal yang sama juga dikatakan oleh Pawito yaitu
bahwa sifat metode sampling dari penelitian kualitatif adalah
purposive sampling (Pawito, 2007: 88).
6. Validitas data
Validitas menunjukkan sampai sejauh mana data yang
diperoleh telah secara akurat mewakili realitas atau gejala yang
diteliti. Sementara reliabilitas berkaitan dengan tingkat konsistensi
hasil dari penggunaan cara pengumpulan data (Pawito, 2007: 97).
Validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik triangulasi data. William dalam Sugiyono
menyatakan bahwa triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiyono, 20009: 273). Pawito
(2007: 99-100) mengetengahkan beberapa macam teknik triangulasi
yaitu : (a) Triangulasi data, (b) Triangulasi metode, (d) Triangulasi
teori, (d) Triangulasi peneliti.
Dari keempat data yang dikemukakan oleh Pawito (2007) hanya
triangulasi data yang digunakan dalam penelitian ini. Hal tersebut
untuk mengetahui validitas data yang diperoleh. Penggunaan beberapa
sumber data yang berbeda sangat penting dalam penelitian ini guna
mendapatkan hasil penelitian atau kesimpulan yang valid.
7. Teknik Analisa Data
Penelitian ini menggunakan metode penelitian in depth
interview (wawancara). Kemudian seluruh data yang telah diperoleh
dikumpulkan lalu diolah secara kualitatif.
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis Miles
dan Huberman (1994). Miles dan Huberman dalam Pawito (2007)
menawarkan sebuah teknik analisis bernama interactive model.
Teknik analisis ini terdiri dari tiga komponen yaitu: reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display), dan penarikan serta
pengujian kesimpulan (drawing and verifying conclussions).
Reduksi data (data reduction) merupakan upaya yang
dilakukan peneliti selama analisis data dilakukan dan tidak
terpisahkan dari analisis data. Langkah – langkah dalam reduksi data
(Pawito, 2007: 104) adalah sebagai berikut: (a) Editing,
pengelompokan dan meringkas data (b) Peneliti menyusun kode dan
catatan mengenai berbagai hal termasuk yang berkaitan dengan
aktivitas serta proses sehingga peneliti dapat menemukan tema,
kelompok dan pola data.
Penyajian data (data display) melibatkan langkah – langkah
mengorganisasikan data, yakni mengelompokkan data. Pada tahap
Penarikan dan Pengujian Kesimpulan (drawing and verifying
conclussions) peneliti mengimplementasikan prinsip induktif dengan
mempertimbangkan pola data yang ada dan atau kecendrungan dari
data yang telah dibuat.
Teknik analisis tersebut dapat dilihat dalam bagan berikut ini :
Tabel I
F. TINJAUAN PUSTAKA
Apabila kita membicarakan tentang Persepsi, Corporate Social
Responsibility (CSR) dan citra perusahaan, kita tidak dapat lepas dari
Public Relations, khalayak, persepsi dan citra itu sendiri.
Mempertimbangkan tujuan dan esensinya, CSR merupakan bagian dari
Public Relations.
Sementara khalayak dalam hal ini merupakan sekelompok orang
yang menjadi target kegiatan CSR perusahaan sebagai perwakilan dari
masyarakat. Perusahaan tidak memilih semua orang sebagai target
Pengumpulan data
Penyajian data
Reduksi data Penarikan / pengujian
kesimpulan
kegiatannya melainkan hanya sebagian orang saja agar kegiatan tersebut
efektif. Selain itu citra perusahaan merupakan hal yang sangat penting
bagi berjalannya perusahaan ke depan. Untuk lebih jelasnya bagian-bagian
tersebut, akan dijabarkan dalam penjelasan berikut ini;
1. Public Relations
Ada berbagai definisi yang diungkapkan oleh banyak ahli oleh
karena itu pada tahun 1960 maka IPRA (International Public relations
Association) memberi definisi PR. IPRA berkumpul di Den Haag pada
mei 1960 dan bersepakat menerima rumusan definisi PR sebagai
berikut (Maria, 2002: 11):
Public Relations is a management function, of a continuing and planned character, through which public and private organizations and institutions seek to win and retain the understanding, symphaty and support of those with whom there are or may be concerned by evaluating public opinion about themselves in order to correlate as far as possible their own policies and procedures to achieve by planned and widespread information more productive coorporation and more efficient fulfillment of their common interest.
“Public Relations merupkan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga – lembaga umum dan pribadi yang dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga akan ada kaitannya dengan cara menilai opini publik mereka dengan tujuan, sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan, ketatalaksanaan guna mencapai kerja sama yang lebih produktif untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien dengan kegiatan penerangan yang terncana dan tersebar luas. “
Dalam definisi di atas, Public Relations dipahami sebagai
fungsi manajemen untuk mengatur keseimbangan hubungan antara
pihak perusahaan dan berbagai pihak yang terkait untuk mendapatkan
suatu kesepahaman dan hubungan yang baik. Di mana dari hubungan
itu, diharapkan munculnya dukungan mereka terhadap pihak
perusahaan. Hubungan tersebut juga dapat digunakan untuk
mengetahui pendapat masyarakat tentang perusahaan. Nantinya hal
tersebut dapat dijadikan tolok ukur pengambilan kebijakan perusahaan
untuk hasil yang lebih efektif dan menguntungkan bagi perusahaan
dan banyak pihak.
Sementara kesimpulan yang diungkapkan pakar-pakar Public
Relations pada salah satu universitas terkemuka yaitu Institute of
Public Relations, United Kingdom (Maria, 2002: 9) adalah bahwa PR
merupakan upaya yang disengaja, direncanakan dan dilakukan terus
menerus untuk membangun dan menjaga adanya saling pengertian
antar organisasi dengan publiknya. Fokus utama dari definisi ini
adalah bahwa PR merupakan sebuah rangkaian tindakan yang
mengupayakan adanya hubungan baik antara sebuah organisasi dan
publik.
Lebih lanjut, kamus IPR terbitan bulan november 1987
menyatakan bahwa “Praktek Humas atau PR adalah keseluruhan
upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan
dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling
pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”
(Frank Jefkins: 1996, 8). Dari pengertian-pengertian tersebut di atas,
Public Relations berkaitan erat dengan manajemen dan komunikasi
antara pimpinan perusahaan dan publik. Di situlah pentingnya peran
Public Relations.
Sejalan dengan pernyataan di atas, Maria dalam bukunya
Dasar-Dasar public Relations Teori dan Praktik (Maria, 2002: 35),
menyatakan bahwa fungsi PR (Public Relations) adalah memelihara,
mengembangtumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal
balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang
muncul atau meminimalkan munculnya masalah. Di sini dinyatakan
bahwa fungsi Public Relations masih berhubungan erat dengan
membina komunikasi yang baik dengan khalayak perusahaan, selain
itu juga PR juga berfungsi untuk mengatasi permaslahaan dengan
pihak-pihak tersebut.
Hal tersebut didukung oleh ungkapan dari Bambang dan
kawan-kawan dalam bukunya Public Relations dan Organisasi yang
menyatakan bahwa PR berakar pada pola pikir pragmatis dan
harmonis terutama dalam meminimalkan konflik dengan cara
menggunakan pendekatan komunikasi timbal balik akan sangat
membantu menemukan strategi mengubah konflik (Bambang, 2007:
27)
Selain fungsi yang telah disebutkan di atas, di lain pihak
Bertrand R Camfield dalam bukunya Public relations Principles and
Problem mengemukakan tiga fungsi purel yakni: (1) Mengabdi kepada
kepentingan umum (it should serve the public’s interest), (2)
Memelihara komunikasi yang baik (maintain good communication),
(3) Menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik (and stress
good morals and manners) (Onong, 1982: 135-136). Di sini para
Public Relations Officers (PRO) ditekankan untuk memiliki moral dan
etika yang baik sebagai cermin dari sikap perusahaan baik terhadap
pihak dalam maupun luar.
Menurut Frida dalam bukunya Dasar - Dasar Humas, ada tiga
tugas humas dalam organisasi/lembaga yang berhubungan erat dengan
tujuan dan fungsi humas. Ketiga tugas tersebut adalah :
a. Menginterpretasikan, menganalisis, dan mengevaluasi
kecenderungan perilaku publik kemudian
merekomendasikannya kepada manajemen untuk merumuskan
kebijakan organisasi/ lembaga.
b. Mempertemukan kepentingan organisasi/ lembaga dengan
kepentingan publik.
c. Mengevaluasi program-program organisasi/ lembaga,
khususnya yang berkaitan dengan publik.
Tiga tugas humas tersebut merupakan hal-hal pokok yang harus
dilakukan oleh Public Relations Officers (PRO) dalam menjalankan
pekerjaannya.
Public Relations juga memiliki empat tahapan PR yaitu : (a)
Penelitian yang didahului penemuan, analisis, pengolahan data, (b)
Perencanaan yang direncanakan, (c) Pelaksanaan yang tepat, (d)
Evaluasi, penilaian setiap tahap dan evaluasi keseluruhan (Maria,
2002: 7-8). Empat tahapan tersebut merupakan langkah penting yang
dilalui oleh Public Relations Officers (PRO) dalam melaksanakan
program-programnya.
Untuk membina hubungan baik antara perusahaan dengan
berbagai pihak, Public Relations memiliki dua bagian besar di mana
setiap bagian memiliki tujuan masing-masing;
a. Internal public relations
Tujuan internal Public Relations adalah untuk
mencapai karyawan yang mempunyai kegairahan kerja.
b. Eksternal public relations
Salah satu tujuan eksternal Public Relations adalah
untuk mengeratkan hubungan dengan orang-orang di luar
badan/instansi hingga terbentuklah opini publik yang favorable
terhadap badan itu (Oemi, 1979: 34 – 44).
Perusahaan besar biasanya memiliki kedua bagian PR tersebut.
Bahkan di banyak perusahaan, masih ada unit-unit kerja di bawah
sturuktur PR internal dan eksternal untuk membantu jalannya tugas
PR.
Empat unsur falsafah dari definisi Public Relations adalah
sebagai berikut (Bambang, 2007: 18)
a. PR sebagai upaya mempengaruhi kemauan individu, golongan
atau masyarakat yang menjadi sasaran dengan maksud
mengubah pikiran, pendapat publik, bisa oleh pemerintah
secara umum
b. PR ditujukan untuk mendorong atau memajukan usaha-usaha di
bidang ekonomi. Falsafah ini dipakai oleh badan usaha
ekonomi yang mencari keuntungan
c. PR dengan menggunakan pengetahuan yang luas dan bijaksana
bisa dipergunakan dalam pencapaian tujuan
d. Misi PR yang perlu disampaikan pada masyarakat (yang
dimaksud misi di sini arah tujuan dari fungsinya) diintegrasikan
dengan kebutuhan publik.
Dalam falsafah tersebut semakin ditegaskan keberadaan PR yang
membina hubungan baik antara institusi dan publiknya, di mana salah
satunya adalah sebagai sebuah upaya untuk mempengaruhi publik agar
mencitrakan perusahaan seperti apa yang perusahaan mau.
Lima pokok tugas Public Relations sehari-hari (Bambang,
2007: 33-37):
a. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian
informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada
publik, supaya publik memiliki pengertian yang benar tentang
organisasi atau perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang
dilakukan.
b. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta
pendapat umum atau masyarakat
c. Memperbaiki citra organisasi
d. Tanggung jawab sosial
e. Komunikasi
Lima tugas pokok Public Relations sehari-hari tersebut menegaskan
bahwa tanggung jawab sosial/ CSR merupakan bagian dari Public
Relations.
2. Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility dapat dikatakan sebagai
bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan
lingkungan. Program tersebut telah dilaksanakan di perusahaan-
perusahaan internasional sejak lama. Dalam jurnalnya yang berjudul
Corporate Social Responsibility: Evolution of a Definitional
Construct (Archie, 1999: 2), Archie B. Carroll mengatakan bahwa di
Amerika, evolusi konsep CSR yang dimulai dari tahun 1950an, yang
menandai era modern CSR. Definisi CSR kemudian berkembang pada
tahun 1960an dan berkembang pesat selama tahun 1970an-1980an.
Pada masa itu, ada sedikit definisi baru, perkembangan lebih kepada
penelitian empiris dan tema alternatif tentang CSR yang mulai
matang.
Di Indonesia sendiri istilah CSR baru dikenal pada tahun
1970-an. Meskipun begitu, sebenarnya sudah ada beberapa
perusahaan yang menerapkan kegiatan yang masuk dalam kategori
CSR sejak lama.
Saat ini CSR semakin menjadi perhatiaan banyak pihak.
Karena masyarakat dan perusahaan sendiri percaya bahwa bisnis yang
baik dilakukan dengan baik yaitu bertanggung jawab terhadap
masyarakat dan lingkungan. Di beberapa perusahaan, Corporate
Social Responsibility (CSR) merupakan bagian dari Public Relations.
Menurut Post dalam Ismail (Ismail, 2009: 3–5), selain CSR
sebenarnya masih ada tanggung jawab lain perusahaan di mana ketiga
jenis tanggung jawab tersebut harus dilaksanakan secara seimbang.
Tanggung jawab tersebut meliputi :
a. Economic responsibility
Para pengelola perusahaan korporasi memiliki
tanggung jawab ekonomi di antaranya kepada para pemegang
saham dan juga para kreditor.
b. Legal responsibility
Meski didirikan untuk menghasilkan laba, korporasi
harus mematuhi berbagai peraturan perundang-undangan yang
berlaku sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan.
c. Social responsibility
Kotler dan Lee dalam Ismail memberikan rumusan :
“Corporate social responsibility is a commitment to improve
community well being through discretionary business
practices and contribution of corporate recources." Dalam
definisi tersebut Kotler dan Lee menekankan kata
discretionary yang berarti kegiatan CSR merupakan komitmen
perusahaan secara sukarela turut meningkatkan kesejahteraan
komunitas dan memberi nuansa bahwa perusahaan yang
melakukan aktivitas CSR harus perusahaan yang telah menaati
hukum.
Sebaiknya perusahaan melaksanakan ketiga tanggung jawab
tersebut dengan seimbang. Namun belum semua perusahaan tertutama
perusahaan di Indonesia mampu melaksanakan fungsi-fungsi tersebut
dengan baik dan seimbang. CSR sendiri masih menuai kontroversi. Di
satu sisi banyak pihak yang mendukung namun di sisi lain tidak
sedikit pula yang menolak adanya CSR. Banyak alasan yang
dilontarkan namun yang paling menonjol di antaranya adalah
keberadaan program tersebut yang menjadi beban finansial
perusahaan sementara tujuannya tidak jelas.
Namun seperti dikatakan Ismail dalam bukunya Corporate
Social Responsibility from Charity to Sustainability (Ismail, 2009: 38),
meski terdapat berbagai kontroversi mengenai adanya CSR, program
CSR sebenarnya dapat dikatakan sebagai sebuah jawaban dari
ketidakadilan yang terjadi.
Penjelasan dari hal tersebut adalah sebagai berikut; selama ini
perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari produksi
mereka. Sumber bahan baku mereka dapatkan dari alam di sekitar
tempat tinggal masyarakat. Namun ironisnya, masyarakat dan alam
kadang tidak merasakan keuntungan yang dirasakan oleh perusahaan.
Yang mereka rasakan justru sebuah ketimpangan sosial. Oleh karena
itu keberadaan CSR merupakan sebuah bentuk tanggung jawab
perusahaan terhadap khalayak yang terlibat maupun terkena dampak
dari produksi sekaligus bentuk tanggung jawab terhadap alam yang
telah dieksploitasi untuk menciptakan keseimbangan. Selain itu
apabila diterapkan, perusahaan yang menerapkan CSR akan memiliki
laba jangka panjang yang lebih aman.
CSR memiliki berbagai definisi. Salah satunya dinyatakan oleh
Sonny Sukada dan kawan-kawan (Sonny, 2007: 40) yaitu CSR
merupakan segala upaya manajemen yang dijalankan entitas bisnis
untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan berdasarkan
keseimbangan pilar ekonomi, sosial dan lingkungna dengan
meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan dampak positif
setiap pilar. Dari pengertian tersebut dapat diambil bahwa CSR
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyeimbangkan kerja
perusahaan yang berorientasi pada keuntungan (ekonomi) dengan
kepentingan sosial dan lingkungan.
Dalam versi Bank Dunia, pengertian CSR adalah: CSR is the
commitment of business to contribute to sustainable economic
development working with employees and their representatives, the
local community and society at large to improve quality of live, in
ways that are both good for business and good for development
(Jackie, 2008: 33). Dalam pengertian tersebut dinyatakan bahwa CSR
merupakan komitmen dari bisnis untuk tetap berkontribusi terhadap
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Dari sini kita dapat
menangkap bahwa tujuan CSR sangat mulia.
Senada dengan definisi di atas yang menyinggung masalah
pembangunan ekonomi berkelanjutan, World Business Council on
Sustanable Development (Majalah Warta Pertamina: 2004)
mendefinisikan CSR sebagai komitmen dari bisnis atau perusahaan
untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan seraya meningkatkan kualitas hidup
karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas.
Definisi ini menekankan perilaku etis dan sumbangsih dari pelaku
bisnis terhadap karyawan dan lingkungan masyarakat.
Dalam bukunya, Jackie Ambadar (Jackie, 2008: 33)
menggunakan sebuah istilah bagi keseimbangan antara tiga komponen
(ekonomi, sosial dan lingkungan). Ia mengatakan definisinya sebagai
berikut:
“Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah konsep manajemen yang menggunakan pendekatan “tripple bottom line” yaitu keseimbangan antara mencetak keuntungan, harus seiring dan berjalan selaras dengan fungsi-fungsi sosial dan pemeliharaan lingkungan hidup demi terwujudnya pembangunan yang sustainable/ berkelanjutan.”
Jadi definisi CSR ini menekanan keseimbangan antara keuntungan
yang dicapai perusahaan dengan tanggung jawab sosial mereka
terhadap masyarakat dan lingkungan.
Selanjutnya, Ernst dan Young dalam Jackie, mengetengahkan
empat tanggung jawab perusahaan (karyawan, konsumen, masyarakat,
lingkungan). Empat tanggung jawab perusahaan tersebut dapat
digunakan sebagai dasar pertimbangan dari program kunci (key
program). Yang dimaksud dengan key program adalah program-
program yang dapat dipilih perusahaan untuk melaksanakan kegiatan
CSR yang spesifik yang ditujukan bagi empat tanggung jawab
perusahaan tadi. Dari 9 program kunci yang ada, umumnya dipilih 3
atau 4 program yang sejalan dengan misi perusahaan untuk
dilaksanakan. 9 kunci tersebut adalah (Jackie, 2008: 49 – 51):
a. Employee programs
Karyawan merupakan kunci dari stakeholders di
perusahaan. Program bagi karyawan dimulai dari kesehatan
dan keamanan dan kini telah berkembang seperti
keseimbangan hidup dalam bekerja, dan fasilitas bagi
karyawan untuk turut dalam pengambilan keputusan
perusahaan.
b. Community and broader society
Hampir semua perusahaan mempraktekkan hal ini.
Konsep paling lazim yang dijalankan adalah memberikan
bantuan berwujud uang kepada masyarakat yang miskin atau
membutuhkan.
c. Environment programs
Program lingkungan umumnya merupakan program
dalam urutan ke tiga yang dipraktekkan oleh perusahaan.
d. Reporting and communications programs
Sembilan dari sepuluh perusahaan yang diinterview
mempublikasikan tipe laporan CSR berkelanjutan yang hampir
sama.
e. Governance / code of conduct programs
Pemerintah merupakan konsep CSR paling sentral.
Beberapa stakeholders kunci, mengharapkan perusahaan untuk
mengungkapkan kegalauan mereka melalui cara yang baik
kepada pemerintah agar sistem pemerintahan lebih mudah
diakses dan transparan.
f. Stakeholder engagement programs
Perjanjian efektif dari para stakeholders biasanya
digunakan sebagai komponen kunci dari keseluruhan strategi
CSR yang berkelanjutan.
g. Supplier programs
Program bagi suplier adalah untuk mengantisipasi
permasalahan suply.
h. Customer / product stewardship programs
CSR menyarankan perusahaan untuk melihat sesuatu di
dalam komplain pelanggan dan kualitas proses asuransi.
i. Shareholders programs
Para pemegang saham selalu menjadi stakeholder yang
diprioritaskan dalam sebuah perusahaan di mana perusahaan
selalu berada di bawah tekanan untuk menunjukkan
peningkatan nilai keuntungan.
Dalam menjalankan bisnis, 9 pihak tersebut merupakan bagian
penting yang mendukung manajemen dalam keberlangsungan
perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Seberapa penting tiap
bagian tergantung masing-masing perusahaan. Sebaiknya perusahaan
memilih 3 sampai 4 dari key program tersebut sebagai sasaran dari
kegiatan CSR perusahaan sebagai wujud tanggung jawab perusahaan
terhadap orang-orang yang berjasa bagi mereka.
Selanjutnya dalam menjalankan program CSR, Kotler dan Lee
(Jackie, 2008: 55 – 57) mengajukan enam prakarsa sebagai pesan
utama CSR untuk melakukan tindak kebajikan. Tindak kebajikan
tersebut sebagai bagian dari kegiatan perusahaan dalam rangka
pencapaian tujuan bisnis (tidak mengada-ada):
a. Cause promotions
Inisiatif perusahaan untuk mengalokasikan bantuan
dakam bentuk barang atau yang lain untuk meningkatkan
kesadaran dan perhatian tentang masalah sosial tertentu atau
dalam rangka rekruitmen sukarelawan.
b. Cause related marketing
Komitmen perusahaan untuk mendonasikan sejumlah
presentase tertentu dari pendapatan untuk tertentu hal yang
berkaitan dengan penjualan produk.
c. Corporate social marketing
Upaya perusahaan memberi dukungan pada
pembangunan dan atau pelaksanaan kegiatan yang ditujukan
untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat dalam rangka
memperbaiki kesehatan masyarakat, pelestarian lingkungan
dan lainnya.
d. Corporate philiantropy
Pemberian sumbangan sebagai kegiatan amal (charity)
yang sering kali dalam bentuk hibah tunai, donasi dan atau
dalam bentuk barang.
e. Community voulunteering
Perwujudan dukungan dan dorongan perusahaan
kepada karyawan, mitra pemasaran dan atau anggota franchise
untuk menyediakan dan mengabdikan waktu dan tenaga
mereka untuk membantu kegiatan sosial tertentu.
f. Socially responsible business practices
Adopsi praktek-praktek bisnis yang bersifat deskresi
serta berbagai investasi yang mendukung pemecahan masalah
sosial tertentu.
Apabila keenam prakarsa tersebut dapat dipahami dan
dijalankan dengan baik, akan membuat kegiatan CSR semakin
bermakna dan menguntungkan bagi semua pihak.
3. Citra
Kegiatan Public Relations dan Corporate Social Responsibility
erat hubungannya dengan pembentukan citra positif perusahaan.
Definisi citra menurut John E Marston yang dikutip dari Webster’s
New International Dictionary (John, 1979: 127), adalah sebagai
berikut; citra adalah gambaran mental yang ada di benak khalayak
tentang sesuatu atau seseorang atau sekelompok orang, gambaran itu
mungkin diperoleh dari pengalaman langsung maupun tidak langsung,
rasional atau irrasional tergantung pada keterangan atau isu yang
tampak pada pola yang tidak terbatas. Dalam definisi ini, citra
merupakan gambaran yang ada di benak khalayak tentang seseorang
atau kelompok berdasarkan pengalaman mereka.
Sementara Sandra Oliver (Sandra, 2007: 50) mengatakan
bahwa citra adalah suatu gambaran tentang mental, ide yang
dihasilkan oleh imaginasi atau kepribadian yang ditunjukkan kepada
publik oleh seseorang, organisasi dan sebagainya. Definisi ini
mengatakan bahwa citra merupakan ide yang dihasilkan dari
imaginasi maupun kepribadian yang ditunjukkan kepada publik.
Rhenald Kasali memiliki definisi juga tentang citra.
Menurutnya, citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman akan
suatu kenyataan (Rhenald, 1988: 28). Pemahaman tersebut
berdasarkan informasi yang dimiliki tentang suatu organisasi atau
institusi. Jadi, dari ketiga definisi yang diuraikan di atas, citra dapat
dipahami sebagai gambaran mental di benak publik/ kesan yang
didapatkan dari seseorang atau kelompok atas dasar pemahaman
publik itu terhadap kenyataan yang ada.
Studi terkini menunjukkan bahwa citra tidak hanya terdiri dari
sebuah realitas tunggal yang dipegang oleh individu tetapi juga
mereka yang memegang serangkaian gambaran yang saling terhubung
yang terdiri dari banyak unsur atau objek yang menyatu dan yang
diintrepretasikan melalui bahasa (Sandra, 2007: 52). Dari pernyataan
tersebut dapat dikatakan bahwa merupakan gabungan dari berbagai
unsur yang diinterpretasikan menjadi satu pengertian.
Lebih lanjut, Frank Jefkins menyatakan ada lima jenis citra
(image) (Frank, 1996: 17-20) yaitu :
a. Citra bayangan (miror image),
Citra ini merupakan anggapan oleh orang luar
mengenai pemimpin organisasi. Itulah yang dianggap oleh
orang luar tentang citra perusahaan/organisasi tersebut. Citra
ini sering tidak tepat bahkan cenderung hanya sekedar ilusi.
b. Citra yang berlaku (current image),
Citra ini merupakan pandangan orang luar tentang
suatu perusahaan atau organisasi berdasarkan dari pengalaman
atau pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutan yang
biasanya tidak memadahi. Citra ini cenderung negatif dan juga
tidak sesuai kenyataan.
c. Citra yang diharapkan (wish image)
Citra ini merupakan suatu citra yang diinginkan oleh
pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang
sebenarnya. Biasanya citra ini lebih baik atau lebih
menyenangkan daripada citra yang ada. Citra ini berkonotasi
baik.
d. Citra perusahaan (corporate image)
Adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan
bukan citra atas produk dan pelayanannya. Citra ini disebut
juga dengan citra lembaga. Citra ini dibentuk oleh banyak hal
mulai dari sejarah atau riwayat perusahaan yang gemilang, dan
berbagai keberhasilan lainnya.
e. Citra majemuk (multiple image)
Suatu perusahaan mempunyai banyak unit pegawai.
Masing-masing unit dan individu tersebut memiliki masing-
masing perangai tersendiri secara sadar maupun tidak sadar.
Dari itulah mereka menimbulkan citra masing-masing yang
belum tentu sama dengan citra perusahaan secara keseluruhan.
Citra yang banyak ini harus ditekan seminimal mungkin.
Biasanya citra yang diharapkan lebih baik atau lebih
menyenangkan daripada citra yang ada. Citra humas yang ideal
merupakan impresi atau kesan yang benar, yakni sepenuhnya
berdasarkan pengalaman, pengetahuan serta pemahaman atas
kenyataan yang sesungguhnya. Seperti yang dikatakan oleh Frank
Jefkins (Frank, 1996: 20) Pemolesan citra tidak sesuai dengan hakikat
humas itu sendiri.
Robert D Gatewood dalam jurnal ilmiahnya Corporate Image,
recruitment Image, And Initial Job Choice Decisions (1993)
mengatakan bahwa “the image of an organization is related to the in-
formation available about it.” Image organisasi terkait dengan
informasi yang tersedia tentang hal tersebut (Robert, 1993: 414). Hal
ini berarti apa yang orang/ khalayak persepsi tentang perusahaan
adalah berdasarkan informasi yang tersedia dan dapat mereka akses
mengenai perusahaan tersebut. Untuk itulah perusahaan perlu
melakukan usaha-usaha yang nyata dan terukur demi mendapatkan
citra positif dari khalayak.
Sementara Mackiewics dalam Sandra (Sandra, 2007: 51)
mengungkapkan bahwa citra korporasi yang kuat adalah aset
terpenting dalam era kompetisi tanpa batas. Namun seberapa samar-
samarnya sebuah citra, citra adalah realitas karena orang hanya dapat
bereaksi terhadap apa yang telah mereka alami dan rasakan. Di sini
ditekankan bahwa citra merupakan hal yang sangat penting karena
mempengaruhi penilaian orang terhadap kualitas sebuah perusahaan.
Lebih lanjut dalam hubungannya dengan citra, hasil survey
yang dilakukan oleh Booth Harris Trust monitor pada tahun 2001
menunjukkan bahwa mayoritas konsumen akan meninggalkan suatu
produk yang mempunyai citra buruk atau yang diberitakan negatif
(Jackie, 2008: 54). Hal ini berarti citra memang memiliki posisi yang
sangat penting karena masyarakat akan memilih untuk membeli
sebuah produk berdasarkan citra produk.
Jackie dalam bukunya yang berjudul Corporate Social
Responsibility “CSR dalam Praktek di Indonesia” (Jackie, 2008: 54)
mengatakan bahwa Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan
dapat dikemas untuk mengupayakan citra positif atau alat promosi
perusahaan yang sangat efektif. Meskipun hal ini bukan merupakan
tujuan, tampak bahwa semakin berkembang pandangan bahwa
keunggulan bersaing bisa didapatkan dengan memadukan berbagai
pertimbangan sosial dan lingkungan dalam strategi bisnis. Jadi Jackie
menyatakan bahwa selain sebagai perwujudan tanggung jawab sosial
terhadap masyarakat, CSR dapat pula digunakan sebagai alat promosi
yang efektif bagi perusahaan.
Adapun Macrae dalam Sandra percaya bahwa merk korporasi
dapat diterjemahkan ke dalam misi kebanggaan bagi para karyawan
dalam usaha mengejar kesempurnaan dengan meningkatkan reputasi
perusahaan di antara para stakeholder. Dari sini sebuah citra korporasi
yang baik dapat tumbuh menjadi realitas (Sandra, 2007: 53).
Dari beberapa pernyataan di atas, nyatalah bahwa selain
berpengaruh terhadap sisi penjualan (dalam hal ini khalayak/
konsumen), citra juga sangat berpengaruh terhadap para karyawan
perusahaan itu sendiri. Citra yang positif akan semakin memacu
semangat kerja dan kebanggaan para karyawan dalam meraih hasil
terbaik bagi perusahaan.
Namun citra juga harus diusahakan dan diperjuangkan karena
menurut Helena dalam bukunya Opini Publik (Helena, 2007: 109), ia
mengatakan bahwa mempertahankan citra lebih sulit daripada
membangun citra. Hal tersebut dikarenakan ketika citra sudah
terbangun, biasanya akan mengundang pesaing berkompetisi. Hal
tersebut berarti agar bisa bertahan di antara banyaknya perusahaan
yang ada, perusahaan harus berusaha keras untuk mempertahankan
citra yang mereka miliki.
Para Public Relations Officer (PRO) dan semua pihak di
perusahaan harus senantiasa bekerja dengan baik agar citra perusahaan
baik dan kuat sehingga mencapai hasil yang maksimal. Untuk itu,
Helena (Helena, 2007: 113) menyebutkan ciri–ciri citra kuat yang
mampu menjadi modal jangka panjang. Ciri-ciri tersebut sebagai
berikut:
a. Seluruh informasi yang keluar sebaiknya ditinjau supaya
dikenal agar konsumen mengetahui dengan baik produk
tersebut
b. Konsumen memutuskan untuk membeli produk itu atas
kesadaran yang mendalam.
c. Ketika citra berada di atas, “bahan dasar” untuk menciptakan
citra supaya diteliti
d. Kalau citra bisa permanen, supaya konsumen diingatkan bhwa
keberadaan sangat dihargai.
4. Persepsi
Persepsi menurut Walgito (Walgito, 1997: 53) merupakan
suatu proses yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses yang
berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya.
Selanjutnya stimulus itu diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak
dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu mengalami
persepsi. Menurut definisi yang diungkapkan oleh Walgito tersebut,
persepsi merupakan suatu proses yang melibatkan alat indera melalui
alat reseptornya sehingga menimbulkan proses psikologis.
Sementara itu definisi oleh pakar lain yaitu Desiderato dalam
Jalaludin (Jalaludin, 2002: 51) mengatakan bahwa persepsi adalah
pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan
atau memberi makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Definisi
ini lebih menekankan tentang pemberian makna pada stimuli yang
diperoleh melalui indera tentang sesuatu yang pernah diperhatikan.
Sebuah definisi lain diungkapkan oleh Deddy Mulyana. Ia
mengatakan bahwa persepsi adalah proses internal yang
memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan
rangsangan dari lingkungan kita dan proses tersebut mempengaruhi
perilaku kita (Deddy, 2002: 167). Menurut Deddy Mulyana dalam
definisinya tersebut, persepsi merupakan sebuah proses internal dalam
diri seseorang dalam menentukan rangsang apa yang ingin ia pilih dan
diproses di mana hal tersebut mempengaruhi perilaku diri seseorang.
Lebih lanjut, Deddy mengungkapkan bahwa persepsi adalah
inti komunikasi, sedangkan penafsiran/ interpretasi adalah inti
persepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam
proses komunikasi (Deddy, 2002: 167). Di sini Deddy menyatakan
pentingnya persepsi karena menurutnya, persepsi merupakan inti dari
komunikasi. Menurutnya, dalam mempersepsi sesuatu, berlangsung
proses yang identik dengan penyandian pesan.
Deddy menambahkan bahwa persepsi disebut inti komunikasi,
karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita
berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita
memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain (Deddy, 2002:
167-168). Kembali Deddy Mulyana menekankan pentingnya persepsi
dalam berkomunikasi karena proses memberikan persepsi merupakan
proses bagi seseorang untuk memilih suatu stimuli dan mengabaikan
yang lain.
Selanjutnya, agar individu dapat menyadari, mengadakan
persepsi, menurut Moskowitz dan Orgel dalam Walgito (Walgito,
1997: 54) ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi yaitu:
a. Adanya objek yang dipersepsi (fisik/ kealaman).
b. Alat indera atau reseptor, yaitu alat untuk menerima stimulus
(fisiologis).
c. Untuk menyadari alat untuk mengadakan persepsi sesuatu
diperlukan pula adanya perhatian yang merupakan langkah
persiapan dalam persepsi (psikologis).
Menurut teori di atas, manusia membutuhkan objek sehingga
dapat mengadakan persepsi terhadapnya. Kemudian hal yang tidak
kalah pentingnya adalah adanya indera yang memungkinkan manusia
untuk menerima stimulus tentang objek yang ada. Satu hal lagi yang
sangat penting untuk mengadakan persepsi yaitu perhatian. Bahkan
Jalaludin (Jalaludin, 2002: 52) juga mengatakan bahwa Perhatian
merupkan faktor yang sangat mempengaruhi persepsi. Hal tersebut
dikarenakan perhatian diperlukan untuk menyadari adanya objek dan
memberikan persepsi melalui indera terhadapnya.
Kenneth, Edward, Paul dan Judy dalam Deddy juga
mendukung teori tersebut di atas dengan menyebutkan bahwa persepsi
terdiri dari tiga aktivitas, yaitu: seleksi, organisasi dan interpretasi
(Deddy, 2002: 168). (1) Seleksi mencakup sensasi dan atensi, (2)
Organisasi melekat pada interpretasi. Definisi organisasi “meletakkan
suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu
keseluruhan yang bermakna”, (3) Tahap terpenting persepsi adalah
interpretasi atas informasi yang kita peroleh melalui salah satu atau
lebih indra kita. Menambahi tentang aktivitas interpretasi, Desiderato
dalam Jalaludin mengatakan bahwa dalam menafsirkan/
menginterpretasikan makna informasi inderawi, seseorang melibatkan
sensasi, atensi, ekspektasi, motivasi dan memori (Jalaludin, 2002: 51).
Menurut teori ini, seorang individu memberikan atensi terhadap suatu
objek kemudian ia menggabungkan informasi yang diterima dan
melakukan interpretasi terhadap pesan yang diperolehnya.
Persepsi memiliki beberapa faktor yang penting. Jalaludin
menyatakan beberapa faktor yang penting dalam persepsi. Yang
pertama adalah faktor personal, faktor situasional, faktor fungsional,
dan faktor struktural.
Yang pertama, persepsi ditentukan oleh faktor personal dan
yang ke dua adalah faktor situasional. Faktor situasional disebut
sebagai determinan perhatian yang bersifat eksternal atau penarik
perhatian (attention getter) (Jalaludin, 2002: 51). Jadi menurut
pernyataan Jalaludin Rahmat tersebut, beberapa faktor yang
menentukan persepsi adalah faktor personal yang datang dari internal
diri sendiri dan faktor situasional yang datang dari lingkungan.
Selanjutnya, Jalaludin (Jalaludin, 2002: 55) mengatakan bahwa
faktor fungsional sebagai faktor yang ke tiga, menentukan persepsi.
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan
hal hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor – faktor
personal. Dalam pernyataannya ini, Jalaludin mengatakan bahwa
terdapat pula faktor fungsional yang menentukan persepsi. Faktor
fungsional tersebut beberapa di antaranya adalah pengalaman dan
kebutuhan.
Kemudian sebagai faktor ke empat, Jalaludin (Jalaludin, 2002:
58) mengatakan bahwa faktor tersebut disebut faktor struktural.
Faktor-faktor struktural yang menentukan persepsi berasal semata-
mata dari sifat stimuli fisik dan efek- efek saraf yang ditimbulkannya
pada sistem saraf individu. Dari pernyataan ini, Jalaludin mengatakan
bahwa yang dimaksud dengan faktor struktural dalam persepsi adalah
stimuli dalam bentuk fisik.
Dengan pengertian yang diberikan di atas, perhatian
merupakan salah satu unsur penting dalam persepsi. Berikut beberapa
hal yang penting dalam perhatian. Seperti yang telah disinggung di
atas, faktor personal atau keadaan individu merupakan faktor internal
dalam melakukan pengamatan. Menurut Walgito (Walgito, 1997: 75-
76) keadaan individu sendiri ditentukan oleh:
a. Sifat struktural individu (keadaan individu yang bersifat
permanen)
b. Sifat temporer individu (keadaan individu pada suatu waktu,
missal: marah)
c. Aktivitas yang sedang berjalan pada individu (situasi yang
sedang melingkupi individu kala itu).
Lebih lanjut, stimuli dari luar (faktor eksternal) diperhatikan
ketika stimuli tersebut mempunyai sifat – sifat menonjol, antara lain
(Jalaludin, 2002: 52-53) (1) Gerakan. Manusia tertarik pada objek-
objek yang bergerak. (2) Intensitsas stimuli. Manusia akan
memperhatikan stimuli yang lebih menonjol daripada stimuli yang
lain. (3) Kebaruan (novelty). Hal-hal baru yang luar biasa yang
berbeda akan menarik perhatian. (4) Perulangan. Hal-hal yang
disajikan berulang kali, bila disertai dengan sedikit variasi akan
menarik perhatian.
Sementara faktor internal penarik perhatian (Jalaludin, 2002:
53-54): (1) Faktor-faktor biologis. (2) Faktor-faktor sosiopsikologis.
(3) Motif sosiogenis, sikap, kebiasaan dan kemauan.
Apabila kita ingin memahami sebuah peristiwa, kita tidak
dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah, kita harus memandangnya
dalam hubungan keseluruhan seperti yang dinyatakan dalam teori
Gestalt berikut ini (Jalaludin, 2002: 58) bila kita mempersepsi sesuatu
kita mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan. Kita tidak melihat
bagian-bagiannya, lalu menghimpunnya. Herry dalam Deddy (Deddy,
2002: 190) juga mengatakan bahwa kita menilai rangsangan
berdasarkan sekala pribadi atau subjektif. Jadi persepsi bersifat
subjektif.
Persepsi manusia terbagi dua: persepsi terhadap objek
(lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia (Deddy, 2002: 169).
Berdasarkan pengertian tersebut, dibedakan antara persepsi tentang
lingkungan dan manusia sebagai mahluk hidup yang punya akal dan
pikiran. Lebih lanjut Deddy Mulyana menjelaskan tentang perbedaan
persepsi fisik dan lingkungan sosial (Deddy, 2002: 169):
a. Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik,
sedangkan persepsi terhadap orang melalui lambang-lambang
verbal dan nonverbal. Orang lebih aktif daripada kebanyakan
objek dan lebih sulit diramalkan.
b. Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar; sedangkan
persepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam
(perasaan, motif, harapan dan sebgainya). Persepsi terhadap
manusia bersifat interaktif.
c. Objek tidak bereaksi, sedangkan manusia bereaksi. Objek
bersifat statis sedangkan manusia bersifat dinamis. Jadi
persepsi terhadap manusia dapat berubah dari waktu ke waktu
lebih cepat daripada persepsi terhadap objek.
Dalam mempersepsi lingkungan fisik Kadang manusia
melakukan kesalahan di mana indra kita terkadang menipu kita. Latar
belakang pengalaman, budaya dan suasana psikologis yang berbeda
juga membuat persepsi kita berbeda atas suatu objek (Deddy, 2002:
172-175). Dengan demikian, Deddy mengatakan bahwa latar belakang
baik budaya, pengalaman dan psikologis mempengaruhi seseorang
dalam mempersepsi suatu objek.
5. Khalayak
Khalayak (public) adalah kelompok atau orang-orang yang
berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun
eksterna (Frank, 1996: 71). Seperti kita ketahui bersama, ketika PR
dalam hal ini bagian CSR mengadakan Kegiatan, kegiatan tersebut
tidak begitu saja ditujukan bagi semua kalangan masyarakat umum.
Kegiatan hanya diarahkan kepada khalayak terbatas atau pihak-pihak
tertentu.
Lebih jelas dinyatakan kembali oleh Frank Jeffkins bahwa
penyebaran suatu pesan humas tidak dilakukan secara pukul rata ke
semua orang seperti dalam iklan. Dalam memilih khalayak, humas
lebih diskriminatif. Unsur atau segmen tertentu sengaja dipilih untuk
lebih mengefektifkan penerimaan pesan-pesan (Frank, 1996: 71).
Dalam hal ini, Sampoerna Best Student Visit 2009 hanya ditujukan
kepada mahasiswa berprestasi dari beberapa universitas se Indonesia
sebagai perwakilan khalayak mahasiswa se-Indonesia.
Ada banyak alasan mengapa khalayak dari kegiatan humas
perusahaan harus diseleksi. Dalam bukunya, Frank Jeffkins (Frank,
1996: 75) mengutarakan beberapa alasan pemilihan khalayak yaitu (1)
Untuk mengidentifikasi segmen khalayak atau kelompok yang paling
tepat untuk dijadikan sasaran suatu prrogram kehumasan. (2) Untuk
menciptakan skala prioritas, sehubungan dengan adanya keterbatasan
anggaran dan sumber-sumber daya lainnya, (3) Untuk memilih media
dan tehnik humas yang sekiranya paling sesuai, (4) Untuk
mempersiapkan pesan-pesan sedemikian rupa agar cepat dan mudah
diterima.
6. Penelitian terdahulu
Pada skripsi oleh Inggit Angela yang berjudul “Persepsi
Wisatawan Asing yang Berkunjung ke Bali terhadap Majalah
Pariwisata Bali & Beyond” disimpulkan bahwa majalah tersebut
mampu memberikan manfaat kepada wisatawan asing berupa
pengetahuan seputar kepariwisataan mengenai kebudayaan, kuliner,
referensi tujuan wisata, gaya hidup, kehidupan sosial budaya
masyarakat Indonesia khususnya Bali, hiburan dan sarana refreshing
di saat-saat santai.
Sedangkan pada skripsi lain berjudul “Kegiatan Public
Relations dan Citra Perusahaan (Studi Evaluasi mengenai efektivitas
Kegiatan Public Relations PT Djarum perwakilan Semarang pada
Program Bakti Pendidikan dalam membentuk Citra Positif Perusahaan
di Kalangan Mahasiswa IPBSD (Ikatan Penerima Beasiswa Djarum)
Yogyakarta Periode 2001-2002” oleh Diah Ayu Prawesti juga
menghasilkan kesimpulan senada. Peneliti menyimpulkan bahwa
Program Bakti Pendidikan mempunyai efektivitas yang tinggi yakni
diperolehnya citra perusahaan yang positif di kalangan mahasiswa
penerima beasiswa.
Sebuah jurnal internasional berjudul Corporate Image,
Recruitment Image, And Initial Job Choice Decisions ditulis oleh
Gatewood, Robert D, Mary A Gowan, dan Gary J Lautenshlager
menyatakan bahwa studi ini menampilkan beberapa data awal yang
mengindikasikan bahwa pilihan kerja sangat berkaitan dengan citra
perusahaan yang dimiliki oleh pendaftar potensial. Citra ini sangat
berkaitan dengan informasi yang tersedia bagi para pelamar kerja.
G. IMPLEMENTASI KONSEP
Penelitian ini merupakan studi deskriptif kualitatif mengenai
persepsi mahasiswa peserta Sampoerna Student Visit 2009. Beberapa
konsep dari penelitian ini akan diimplementasikan pada :
1. Persepsi
Syarat adanya persepsi seperti yang diungkapkan oleh
Moskowitz dan Orgel dalam Walgito (Walgito, 1997: 54) meliputi
tiga hal berikut: (a) Adanya objek yang dipersepsi, (b) Adanya
indera atau reseptor, (c) Adanya perhatian. Melalui syarat-syarat
tersebut, persepsi para best students terhadap SBSV 09 akan
diteliti.
Selanjutnya, aktivitas dalam persepsi seperti yang
diungkapkan oleh Kenneth, Edward, Paul dan Judy dalam Deddy
(Deddy, 2002: 168) mencakup beberapa aktivitas berikut ini: (1)
seleksi yang meliputi atensi dan sensasi/ penginderaan, (2)
organisasi dan (3) interpretasi. Aktivitas tersebut merupakan
langkah-langkah yang dilalui oleh seseorang dalam hal ini best
students dalam mempersepsi Sampoerna Best Student Visit
(SBSV) 2009.
Kemudian persepsi para informan best students juga akan
dilihat berdasarkan faktor yang mempengaruhi persepsi. Berikut
faktor-faktor tersebut: (a) faktor personal, (b) faktor situasional, (c)
faktor fungsional, (d) faktor struktural.
Dalam penelitian in, persepsi mahasiswa Sampoerna Best
Student Visit (SBSV) 2009 meliputi beberapa aspek penilaian
terhadap SBSV yaitu :
a. Informasi yang dimiliki mahasiswa tentang Sampoerna
Best student Visit (SBSV) 2009
b. Motivasi mahasiswa dalam mengikuti Sampoerna Best
student Visit (SBSV) 2009
c. Harapan yang diinginkan dari Sampoerna Best Student
Visit (SBSV) 2009
d. Persepsi mahasiswa terhadap PT HM Sampoerna Tbk
sebagai sebuah perusahaan rokok.
e. Penilaian tentang kegiatan-kegiatan dalam acara
Sampoerna Best Student Visit (SBSV) 2009.
f. Persepsi mahasiswa mengenai topik yang diangkat di
Sampoerna Best Student Visit (SBSV) 2009
g. Persepsi mengenai kefektifan acara Sampoerna Best
Student Visit (SBSV) 2009 dibandingkan acara sejenis dari
perusahaan lain
h. Manfaat yang didapatkan dari Sampoerna Best Student
Visit (SBSV) 2009
i. Arti penting dan kepuasan mahasiswa terkait acara
Sampoerna Best Student Visit (SBSV) 2009
j. Persepsi mengenai kesesuaian antara tujuan perusahaan
dengan kebijakan perusahaan mengadakan acara
Sampoerna Best Student Visit (SBSV) 2009 / Persepsi
mengenai PT HM Sampoerna.
k. Persepsi mahasiswa tentang Sampoerna Best Student Visit
(SBSV) 2009 pasca mengikuti program tersebut
l. Citra PT HM Sampoerna Tbk setelah mengikuti Sampoerna
Best Student Visit (SBSV) 2009
2. Citra
Citra merupakan citra adalah gambaran mental yang ada di
benak khalayak tentang sesuatu atau seseorang atau sekelompok
orang, gambaran itu mungkin diperoleh dari pengalaman langsung
maupun tidak langsung, rasional atau inrrasional tergantung pada
keterangan atau isu yang tampak pada pola yang tidak terbatas.
Dalam penelitian ini akan dicari corporate image PT HM
Sampoerna setelah mengikuti SBSV 09. Image sebuah organisasi
terkait dengan informasi yang tersedia tentang hal tersebut. Untuk
itu dalam penelitian ini akan dicari bagaimana persepsi best
students terhadap SBSV 09 dan PT HM Sampoerna berdasarkan
informasi yang mereka miliki.
3. Sampoerna Best Student (SBSV) 2009
Sampoerna Best Student (SBSV) 2009 merupkan acara
yang dirancang untuk mengapresiasi para mahasiswa dengan
memberi kesempatan untuk mengenal lebih dekat akan dunia
korporasi serta memperluas jaringan diantara sesama teman
mahasiswa lainnya dari seluruh penjuru Indonesia. Dalam
penelitian ini, SBSV merupakan sebuah acara yang menjadi objek
persepsi. Acara yang terdapat dalam Sampoerna Best Student
(SBSV) 2009 yang ada di dalamnya adalah sebagai berikut:
a. Workshop
Workshop yang dilakukan di acara Sampoerna Best
Student (SBSV) 2009 adalah workshop yang memadukan
antara kemampuan leadership dan kerja sama dalam
kelompok. Peserta dibagi menjadi 6 kelompok besar di
mana masing-masing kelompok diberi persoalan untuk
diatasi bersama. Selain bertemu dengan orang-orang yang
masih sangat baru, peserta juga dibatasi dengan waktu
sehingga memacu semangat kerja. Setelah itu hasil kerja
kelompok didiskusikan bersama untuk dicari tahu
kelompok mana yang menjawab dengan benar dengan
waktu tercepat.
b. CSR fun learning
CSR fun learning merupakan sebuah kegiatan yang
berisi informasi bagi mahasiswa tentang kegiatan CSR yang
dilakukan oleh PT HM selama ini. CSR fun learning terbagi
menjadi beberapa bagian acara atau sesi yaitu:
1) Observasi dan praktek
CSR yang diobservasi saat itu adalah: (a)
Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna,
(b) Ekstensifikasi jamur, (c) Program Pustaka
Sampoerna, (d) Sampoerna Rescue, (d) Budidaya
Padi Sri, (d) UKM Center.
2) Diskusi kelompok
Setelah mengamati sekaligus praktek secara
langsung di lokasi CSR PT HM Sampoerna Tbk,
mahasiswa diminta untuk melakukan diskusi.
Mereka mendiskusikan hasil pengamatan,
memberikan masukan kepada perusahaan terkait
kelebihan dan kekurangan yang ada di masing-
masing bagian CSR tersebut. Masing-masing
kelompok diberi laptop oleh perusahaan sebagai
sarana menulis hasil diskusi.
3) Presentasi
Hasil diskusi masing-masing kelompok
yang telah dipersiapkan kemudian dipresentasikan
di hadapan para direksi PT HM Sampoerna,
pengelola masing-masing bagian CSR tersebut dan
mahasiswa peserta Sampoerna Best Student (SBSV)
2009 yang lain.
4) Penilaian dan penghargaan
Setelah presentasi selesai, para direksi
perusahaan dan pengelola CSR berdiskusi untuk
menentukan kelompok mana yang menjadi
kelompok terbaik. Selain itu mereka juga
memberikan penghargaan bagi semua kelompok
tergantung kategorinya masing-masing.
c. “Best Graduates talents war “Talkshow
Hal yang membuat talkshow pada acara Sampoerna
Best Student Visit 2009 menarik adalah materi talkshow yang
penting dan mengena yaitu tentang tantangan bagi fresh
graduate dalam menghadapi persaingan dunia kerja.
Di samping itu pembicara dalam talkshow ini
merupakan orang-orang yang sangat berkompeten yaitu tim
seleksi calon tenaga kerja PT HM Sampoerna sendiri. Mereka
memberi tahu mahasiswa mengenai kriteria apa saja yang
mereka ajukan bagi calon pekerja di perusahaan. Mereka juga
menceritakan tentang kemungkinan jenjang karier yang akan
dapatkan apabila seseorang (dalam hal ini mahasiswa) diterima
di perusahaan tersebut.
d. Meet the Management
Dalam sesi ini, mahasiswa bebas menanyakan tentang
apa pun yang berkaitan dengan PT HM Sampoerna karena
mahasiswa langsung dipertemukan dengan para dewan direksi.
e. Games
Di awal, panitia menyuguhkan games sebagai ice
breaking bagi peserta Sampoerna Best Student Visit (SBSV)
2009. Games ini bernama flag market games. Dalam games ini
peserta dibagi menjadi 6 kelompok besar. Masing-masing
kelompok harus beradu strategi supaya mendapat keuntungan
terbanyak dari penjualan bendera.
4. Mahasiswa Sampoerna Best Student Visit (SBSV) 2009
Mahasiswa peserta Sampoerna Best Student Visit (SBSV)
2009 yang berjumlah 69 orang merupakan mahasiswa berprestasi
(mahasiswa terbaik) dari 23 universitas besar dari seluruh
Indonesia. Mereka adalah khalayak yang dipilih PT HM
Sampoerna dalam melaksanakan kegiatan CSRnya. Masing-masing
universitas mengirimkan 3 mahasiswa berprestasi tersebut dengan
kriteria mereka berasal dari fakultas-fakultas berikut ini; ilmu
komunikasi, pertanian, ekonomi dan teknik. Dalam penelitian ini,
para peserta disebut dengan best students.
BAB II
GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN
A. SEJARAH SINGKAT PT HM SAMPOERNA Tbk
1. PT HM Sampoerna Tbk
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (PT HM Sampoerna)
didirikan pada tahun 1913 di Surabaya oleh Liem Seeng Tee dan
istrinya Siem Tjiang Nio, imigran Tionghoa dari Fujian, Tiongkok
dengan nama Handel Maastchpaij Liem Seeng Tee yang kemudian
berubah menjadi NV Handel Maastchapij Sampoerna. Nama tersebut
menjadi nama keluarga sekaligus nama perusahaannya.
Liem Seeng Tee mulai membuat dan menjual rokok kretek
linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan
kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama yang
memproduksi dan memasarkan rokok kretek dan rokok putih secara
komersial.
Perusahaan Sampoerna meraih kesuksesan dengan merek Dji
Sam Soe pada tahun 1930-an. Setelah usahanya berkembang cukup
mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat tinggal keluarga dan
pabriknya ke sebuah kompleks gedung yang telah terbengkalai di
Surabaya. Bangunan tersebut kemudian direnovasi, dan dikenal
sebagai Taman Sampoerna yang masih memproduksi SKT PT HM
Sampoerna.
Namun kedatangan Jepang pada tahun 1942 memporak-
porandakan bisnis tersebut. Bahkan Pada masa perang Dunia II dan
penjajahan Jepang, Liem Seeng Tee ditahan dan usahanya ditutup oleh
penjajah.
Setelah perang berakhir, ia dibebaskan dan memulai usahanya
kembali. Namun, pada tahun 1959, tiga tahun setelah Liem Seeng Tee
wafat dan setelah perang kemerdekaan berakhir pada akhir 1950-an,
perusahaan Liem Seeng Tee kembali terancam bangkrut. Pada masa
tersebutlah, putra Liem, Aga Sampoerna mengambil alih
kepemimpinan dan membangkitkan kembali perusahaan tersebut
dengan manajemen yang lebih modern. Nama perusahaan juga
berubah seperti namanya yang sekarang ini. Selain itu, melihat
kepopuleran rokok cengkeh di Indonesia, dia memutuskan untuk
hanya memproduksi rokok kretek saja.
Putera kedua Aga, yaitu Putera Sampoerna, mengambil alih
kemudi PT HM Sampoerna pada tahun 1978. Pada masa
kepemimpinannya Sampoerna melangkah lebih jauh. Banyak
terobosan yang dilakukannya, seperti perkenalan A-mild sebagai
rokok bernikotin rendah. Hal-hal yang dilakukannya memperkuat
posisi perusahaan Sampoerna sebagai salah satu produsen rokok
kretek terkemuka di Indonesia. Selain itu perusahaan Sampoerna juga
melakukan investasi dan perluasan bisnis melalui kepemilikan di
perusahaan supermarket Alfa, dan untuk suatu saat, dalam bidang
perbankan. Di bawah kendalinya, PT HM Sampoerna berkembang
menjadi perseroan publik dengan struktur perseroan moderen. Pada
tahun 2000, putra Putera, Michael, masuk ke jajaran direksi dan
menjabat sebagai CEO.
2. Phillip Morris International
Selanjutnya, dalam perjalanannya PT HM Sampoerna Tbk
bergabung dengan Philip Morris International (PMI), salah satu
perusahaan tembakau terbesar di dunia. Philip Morris International
(PMI) yang berkantor pusat di Lausanne, Switzerland merupakan
perusahaan rokok internasional terkemuka di mana produknya terjual
di 160 negara di seluruh dunia. Pada tahun 2008, PMI memegang
15.6% pasar cigaret internasional di luar Amerika Serikat. Masih pada
tahun yang sama, pendapatan bersih PMI termasuk pajak mencapai
25.7 milyar dolar di mana pendapatan mencapai 10,2 milyar.
PMI memiliki 15 produk terbaik di dunia dan memiliki
percampuran yang kuat antara produk lokal dan internasional yang
mampu mendekati selera perokok dewasa. PMI berkomitmen untuk
menyediakan produk tembakau kualitas terbaik bagi konsumennya.
PMI berusaha untuk mengembalikan hasil terbaik bagi para
pemegang saham, selain itu juga secara proaktif melibatkan para
pembuat peraturan dan komunitas kesehatan masyarakat untuk
mengatasi isu kompleks mengenai penggunaan tembakau.
Philip Morris International memasuki pasar Indonesia pada
tahun 1984, melalui ijin persetujuan dengan perusahaan lokal, PMI
membuat brand dari Phillip Morris International di Indonesia. PT
Philip Morris Indonesia kemudian didirikan pada tahun 1998 sebagai
afiliasi dari Philip Morris International. Tahun 2005 PMI menjadi
pemilik saham terbesar (97,95%) dari PT HM Sampoerna Tbk di
mana menurut data tahun 2004, PT HM Sampoerna merupakan
perusahaan tembakau terbesar ke tiga di Indonesia.
B. Tentang PT HM Sampoerna
1. Tujuan perusahaan
Tujuan PT HM Sampoerna adalah untuk memberikan
pengalaman merokok terbaik bagi perokok dewasa di Indonesia.
Perusahaan secara terus menerus menelti apa yang diinginkan
konsumen, dan memberikan produk terbaik yang cocok dengan
harapan konsumen. PT HM Sampoerna bangga akan reputasi mereka
tentang kualitas, inovasi dan keunggulannya.
2. Pabrik
Kantor pusat berada di Surabaya, yaitu di Jalan Rungkut
Industri Raya 18 Surabaya Jawa Timur. Selain itu, PT HM Sampoerna
juga memiliki kantor di Jl One Pasific Place 18th fl. Sudirman Central
Business District , Jl Jend. Sudeirman Kav 52-53 Jakarta. Sementara
pabrik terletak di Surabaya, Malang dan Pandaan.
C. Visi dan misi
1. Visi perusahaan
Visi perusahaan PT HM Sampoerna, Tbk adalah “a socially
responsible and leader in tahune cigarette industry who is looking
towards a broader horizon of business oportunities in tahune future”.
PT HM Sampoerna ingin menjadi perusahaan yang melaksanakan
tanggung jawab sosial dan industri pokok terkemuka yang siap
menghadapai peluang bisnis yang lebih luas di masa mendatang.
Dalam visi tersebut komitmen perusahaan yang akan melakukan
tanggung jawab sosial dinyatakan secara tegas. Komitmen sustainable
corporate dan development telah terumus dalam visinya.
2. Misi perusahaan
Perusahaan yang didirikan pada tahun 1913 ini sudah
menerapkan prinsip tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate
Social Responsibility/ CSR) di mulai dari generasi pertama Sampoerna
melalui falsafah "Tiga Tangan", yang meliputi hubungan antara
perusahaan dengan para konsumen yaitu perokok dewasa; karyawan
dan mitra usaha; serta masyarakat luas. Ketiga aspek tersebut selalu
menjadi satu kesatuan dalam strategi perusahaan. Mengacu pada
falsafah tersebut, Sampoerna berupaya mewujudkan misinya menjadi
perusahaan paling terpandang di Indonesia.
ORGANIZATION CHART CONTRIBUTIONS & CSR DEPARTMENT PT HM SAMPOERNA TBK
ManagerContributions & CSR
Program
ManagerCommunity Development
Pasuruan
ManagerCommunity Development
Surabaya
CSR Executive CSR ExecutiveCSR ExecutiveCSR ExecutiveCSR ExecutiveCSR Executive
Director External RelationsCommunications & Contributions
President Director
Copyright 2010. Untuk kalangan terbatas. Dilarang keras memperbanyak tanpa izin resmi dari PT HM Sampoerna Tbk.
D. CSR PT HM Sampoerna
1. Struktur organisasi Contributions & CSR Executive PT HM
Sampoerna Tbk
Bagan II Organization Chart CSR Dept PT HM Sampoerna Tbk Sumber: PT HM Sampoerna Tbk
2. Kegiatan CSR yang dilaksanakan PT HM Sampoerna Tbk
Program CSR di PT HM Sampoerna cakupannya luas, mulai
dari bagaimana Sampoerna menghasilkan produk yang berkualitas
baik bagi perokok dewasa dan melakukan pemasaran yang
bertanggung jawab, sampai pada kegiatan-kegiatan sosial dengan
melakukan pengembangan pendidikan, bantuan penanggulangan
korban bencana alam, pelestarian lingkungan, hingga pengembangan
usaha masyarakat yang memberikan kemandirian ekonomi. Semua itu
bertujuan untuk menciptakan masyarakat mandiri melalui kerjasama
strategis dan berkelanjutan yang melibatkan perusahaan, masyarakat,
pemerintah, LSM, universitas, serta para pemangku kepentingan
lainnya. Payung program dari kegiatan CSR perusahaan Sampoerna
adalah “Sampoerna untuk Indonesia”.
Pelaksanaan kegiatan CSR di PT HM Sampoerna Tbk. yang
didasarkan pada 4 Fokus Area yaitu:
a. Pendidikan
Sampoerna percaya pendidikan memainkan peranan
penting dalam mendorong kemajuan sebuah bangsa. Sehingga,
melakukan investasi dalam bidang pendidikan merupakan suatu
keharusan, tidak hanya bagi masyarakat Indonesia, namun juga
merupakan strategi penting untuk memastikan tersedianya
sumber daya manusia berkualitas dan berbakat bagi
kelangsungan bisnis perusahaan.
Dalam pengertian memberikan pilihan bebas, informasi
yang jelas, kegiatan pemasaran yang sesuai ketentuan hukum,
dan produk yang berkualitas bagi perokok dewasa untuk
menentukan pilihannya. Fokus bantuan pendidikan yang
dilakukan meliputi 4 kegiatan inti yaitu:
1) Program Pustaka Sampoerna:
Program ini dirancang untuk memberdayakan
masyarakat melalui peningkatan minat baca dan penyediaan
informasi bagi masyarakat dan komunitas di sekitar tempat
operasional Sampoerna yang berada di Jawa Timur
(Surabaya & Pandaan) dengan menggandeng mitra yang
kompeten dalam bidang perpustakaan, baik LSM maupun
Pemerintah. Dimulai sejak tahun 2003, Program Pustaka
Sampoerna diawali dengan menyediakan 2 unit mobil
Pustaka Keliling yang melayani 18 titik layanan di
Surabaya dan 20 titik layanan di Pasuruan.
Dengan motto ”Sahabat Pintar Untuk Pintar”,
program ini telah dikembangkan menjadi program yang
berkelanjutan dengan mengacu pada nilai-nilai
pemberdayaan masyarakat melalui pendirian Taman
Bacaan Masyarakat (TBM) yang dikelola secara swadaya
oleh kelompok masyarakat. Karena bentuknya permanen,
maka TBM ini diharapkan bisa menjadi sarana menambah
pengetahuan masyarakat melalui koleksi buku yang tersedia
serta aktivitas pendukung seperti bedah buku, storry telling,
dan pelatihan ketrampilan singkat. Hingga tahun ini,
terdapat 4 TBM terdapat di wilayah di Surabaya, 4 TBM di
wilayah di Pandaan, 2 TBM di wilayah Karawang, serta 2
unit Mobil Pustaka yang melayani 11 titik layanan di
Pasuruan dan Surabaya.
2) Dukungan kepada Sampoerna Foundation
Sampoerna Foundation didirikan tahun 2001 oleh
Putera Sampoerna, dengan tujuan memberikan beasiswa
pendidikan kepada siswa berbakat, mulai tingkat sekolah
dasar sampai dengan tingkat sarjana dan pascasarjana di
Indonesia dan luar negeri. Perusahaan Sampoerna masih
menjadi penyumbang terbesar bagi Sampoerna Foundation
dan melalui dukungan PT HM Sampoerna tersebut telah
dihasilkan beberapa program yang difokuskan untuk
meningkatkan tingkat pendidikan di Indonesia, seperti
United School Program yang diluncurkan pada tahun 2006
yang bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur dan
kurikulum empat SMU Negeri di Surabaya, Pasuruan,
Malang, dan D.I. Yogyakarta. Pada tahun 2008, PT HM
Sampoerna juga melakukan kerjasama dengan Sampoerna
Foundation untuk Program Peningkatan Kualitas Kepala
Sekolah dan Guru tingkat SMP di Karawang, Surabaya, dan
Pasuruan.
3) Program Kampus:
Dimulai sejak tahun 2005, Program Kampus
Sampoerna diluncurkan sebagai wujud peran aktif
perusahaan dalam mendukung dunia pendidikan tinggi
karena PT HM Samporerna percaya disinilah calon-calon
pemimpin bangsa dilahirkan. Program Kampus Sampoerna
melibatkan perguruan tinggi negeri & swasta terbaik di
Indonesia dalam setiap kegiatannya, seperti: Best Student
Visit, Sampoerna Corner, Guest Lecture, Kunjungan
Industri, serta Sponsorship Kegiatan Kampus.
Komponen Program Kampus Sampoerna meliputi :
i) Sampoerna Corner
Sampoerna Corner merupakan fasilitas ruang
baca dengan konsep ‘edutainment’ yang dibangun di
perpustakaan pusat 7 universitas di Indonesia, yakni :
- Institute Teknologi Surabaya
- Universitas Brawijaya, Malang
- Universitas Diponegoro, Semarang
- Universitas Gadjah Mada, Yogya
- Universitas Padjadjaran, Bandung
- Institut Teknologi Bandung
- Univesritas Sriwijaya, Palembang
Sampoerna Corner menyediakan beberapa fasilitas
untuk mendukung proses pengembangan wawasan dan
pengembangan pengetahuan mahasiswa, antara lain:
koleksi buku-buku populer, e-books, komputer, internet
access, TV Kabel, koleksi DVD pengetahuan,
memberikan pelatihan bagi para pustakawan, serta
menyelenggarakan seminar dan diskusi rutin bagi
mahasiswa.
ii) Sampoerna Best Student Visit (SBSV)
Dalam SBSV, Sampoerna mengundang
perwakilan mahasiswa terbaik dari 23 perguruan tinggi
negeri dan swasta di Indonesia. Dalam program ini, para
mahasiswa terbaik diajak untuk berkunjung ke pusat
produksi Sampoerna di Surabaya dan Pusat Pelatihan
Kewirausahaan Sampoerna di Pandaan, bertemu &
berdialog dengan top management, mendapat pelatihan
soft skill dan team building, serta terjun langsung dalam
aktivitas CSR perusahaan. Program yang telah
dilaksanakan sejak tahun 2005 ini bertujuan untuk
memberikan apresisasi terhadap prestasi mahasiswa
terbaik serta memperkuat hubungan baik dengan civitas
akademika.
iii) Kunjungan Industri
Dalam kunjungan industri, komunitas akademik
berkesempatan untuk berkunjung dan melihat langsung
aktivitas perusahaan, khususnya kegiatan CSR
Sampoerna yang dipusatkan di Pusat Pelatihan
Kewirausahaan Sampoerna (PPKS) yang terletak di Desa
Gunting, Pandaan, Pasuruan, Jatim. Dalam kegiatan ini,
Sampoerna juga membuka kesempatan bagi mahasiswa
maupun dosen yang berminat untuk magang atau
mengikuti training di PPKS.
iv) Kuliah Tamu (Guest Lecture)
Sampoerna membuka kesempatan untuk berbagi
pengetahuan dan pengalaman dengan komunitas
akademik melalui program Kuliah Tamu. Dalam
program ini, manajemen Sampoerna berkunjung ke
kampus untuk menjadi pembicara dalam seminar-
seminar atau diskusi yang diadakan oleh pihak kampus.
v) Sponsorship Kegiatan Kampus
Sampoerna menyediakan kesempatan bagi
universitas untuk bekerjasama dalam penyelenggaraan
kegiatan atau event kampus yang bertujuan untuk
pengembangan wawasan dan pengetahuan mahasiswa.
vi) Workshop & Seminar
Sampoerna menyelenggarakan kegiatan
workshop dan seminar di kampus-kampus, yang
bertujuan untuk pengembangan wawasan dan
pengetahuan mahasiswa, seperti workshop jurnalistik,
fotografi, pembuatan file documenter, entrepreneurship,
Public Relations, dan lain sebagainya.
vii) Musicademia Concert
Musicademia merupakan konser musik simfonik
yang telah dilaksanakan sejak tahun 2000, untuk
mensosialiasikan musik simfonik di kalangan civitas
akademika. Musicademia selalu hadir dengan keunikan
tersendiri, mulai dari tema yang dipilih, juga untuk
komposisi musik simfonik yang dibawakan. Konser ini
ditampilkan tidak hanya sebagai sebuah pertunjukan
semata namun harus juga memberikan nilai edukasi.
b. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Kunci utama terwujudnya pemberdayaan ekonomi dan
kesejahteraan sosial adalah timbulnya para wirausahawan yang
mampu menciptakan inovasi dalam bidang usaha yang mereka
tekuni, sehingga menciptakan pekerjaan dan peluang bagi
masyarakat di sekitar mereka. PT HM Sampoerna percaya
bahwa cara terbaik bagi perusahaan untuk berperan dalam
mewujudkan pemberdayaan dan kemandirian finansial pada
seluruh lapisan masyarakat adalah dengan melibatkan langsung
masyarakat sekitar dalam program-program pembangunan
yang berarti.
Salah satu tindakan nyata peran aktif Sampoerna dalam
memberdayakan ekonomi masyarakat desa terwujud dengan
didirikannya Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPK
Sampoerna) yang diresmikan pada tanggal 1 Maret 2007. PPK
Sampoerna merupakan fasilitas pelatihan kewirausahaan
terpadu yang berbasis agribisnis dan ekonomi kerakyatan.
Selain dirancang untuk menjadi pusat pelatihan, PPK
Sampoerna yang berdiri di atas lahan seluas 10 hektar di
Sukorejo, Jawa Timur, komponen program di PPK Sampoerna
menjangkau pada peningkatan kapasitas para pelaku usaha
mikro, pendampingan di lapangan, diseminasi teknologi baru,
fasilitas permodalan, pilot project, pengembangan produk
hingga fasilitas pemasaran dan promosi agar keberadaan
produk-produk para binaan PPK Sampoerna dapat menembus
pasar luas.
Sejak diresmikan, PPK Sampoerna telah memberikan
berbagai macam pelatihan kewirausahaan, pelatihan
pengembangan kapasitas, dan pelatihan kejuruan bagi
komunitas di sekitar pabrik, karyawan pra-pensiun, pengusaha
mikro & kecil, pemerintah, dan masyarakat luas. Termasuk
juga menerima kunjungan-kunjungan dari para pemangku
kepentingan terkait untuk mengetahui lebih jauh fasilitas dan
jenis pelatihan yang tersedia di PPK Sampoerna.
Pada tahun 2009, PPK Sampoerna menggelar beragam
program pelatihan kepada lebih dari 1.934 orang dan menerima
kunjungan dari 2.523 orang. Beberapa model usaha yang telah
dibentuk melalui program ini di antaranya usaha produksi
tempe dan keripik tempe di Desa Ngadimulyo, usaha agribisnis
jamur tiram dan budidaya madu di Desa Bulukandang serta
usaha penggemukan sapi di Desa Gunting yang semua
pengusaha mikro ini berada di sekitar pabrik Sampoerna di
Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Selain melayani peserta pelatihan dan pengunjung, PPK
Sampoerna juga telah menurunkan berbagai prakarsa program
yang lain. Misalnya, Sampoerna bekerja sama dengan PPK
Sampoerna dalam meluncurkan System of Rice Intensification
(SRI), suatu metode yang terbukti berhasil mendongkrak hasil
produksi padi sekaligus meningkatkan efisiensi sumber daya
yang digunakan petani.
Pada akhir 2009, program ini telah diikuti oleh 392
orang petani yang menggarap total luas lahan 160 ha di desa-
desa di sekitar pusat produksi Sampoerna di Sukorejo, Jawa
Timur. Selain meningkatkan produktivitas para petani,
penerapan metode SRI akan membantu menjamin ketersediaan
pasokan beras.
Beberapa model usaha yang telah dibentuk melalui
program ini di antaranya usaha produksi tempe dan keripik
tempe di Desa Ngadimulyo, usaha agribisnis jamur tiram dan
budidaya madu di Desa Bulukandang serta usaha penggemukan
sapi di Desa Gunting yang semua pengusaha mikro ini berada
di sekitar pabrik Sampoerna di Sukorejo, Kabupaten Pasuruan,
Jawa Timur.
c. Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu elemen terpenting
bagi sebuah perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha.
Sebagai perusahaan industri manufaktur, PT HM Sampoerna
menyadari timbulnya dampak dari kegiatan operasional PT HM
Sampoerna terhadap lingkungan hidup. PT HM Sampoerna
mewujudkan kesadaran tersebut menjadi berbagai prakarsa
program yang bertujuan untuk membantu pelestarian dan
perawatan lingkungan hidup bagi kita semua.
PT HM Sampoerna mendukung upaya pemerintah
mengatasi masalah keterbatasan persediaan air tanah, melalui
program penyediaan air bersih bagi masyarakat dimulai di Desa
Gunting, Sukorejo. Dalam kaitannya dengan penghijauan, PT
HM Sampoerna juga mendukung penuh inisiatif Pemerintah
Kota Surabaya dalam kegiatan Penanaman Pohon Bakau.
Menyadari pentingnya pelestarian hutan bakau di
Surabaya, Sampoerna secara konsisten berperan aktif dalam
mendukung Gerakan Penanaman Kembali Mangrove di Pantai
Timur Surabaya yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota
Surabaya. Pada perayaan Hari Mangrove Sedunia pada tahun
2008, Sampoerna menjadi pendukung utama penanaman 15.000
bibit mangrove di daerah pelestarian mangrove di pantai
Wonorejo, Rungkut, Surabaya. Gerakan tersebut didukung oleh
1.600 sukarelawan.
Pemerintah kota Surabaya memahami manfaat dan
pentingnya memiliki daerah pelestarian mangrove, dan
berupaya melaksanakan usaha pelestarian yang lebih terstruktur
di pantai timur Surabaya (Pamurbaya) dengan hasil-hasil yang
terukur. Untuk mendukung sasaran ini, Sampoerna konsisten
bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait dalam
membangun Pusat Informasi Mangrove (Mangrove Information
Center/MIC). MIC diharapkan dapat menjadi daerah pelestarian
sekaligus pusat studi, pendidikan dan rekreasi pantai.
Sampoerna bekerja sama dengan Pemerintah dalam melakukan
studi kelayakan atas proyek ini.
d. Tanggap Darurat Bencana (Disaster Response & Relief)
Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan dan
memiliki ratusan gunung berapi aktif sehingga sangat rentan
terhadap bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung
berapi, banjir, dan tsunami. Menanggapi hal tersebut, pada
tahun 2002 Samperna membentuk tim Sampoerna Rescue
(SAR) yang terdiri dari para karyawan, volunteer, dan tim
medis.
Tim SAR memiliki misi utama untuk memberikan
memberikan bantuan yang cepat dan praktis kepada para
korban bencana alam di seluruh wilayah Indonesia. Tim SAR
dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan pendukung
seperti perahu karet, ambulan, truk pemadam kebakaran,
pembangkit listrik, tenda pleton, dapur umum, unit medis
keliling, dan fasilitas penyulingan air bersih.
Sejak terbentuknya, SAR telah turut memberikan
bantuan dalam berbagai bencana alam nasional, antara lain
tsunami di Aceh (2005); gempa bumi di D.I. Yogyakarta
(2006), banjir di DKI Jakarta (2007), letusan Gunung Merapi
(2007), banjir Bengawan Solo (2008), gempa bumi di
Tasikmalaya & Padang Pariaman (2009).
3. Program Sampoerna Best Student Visit (SBSV) 2009
Sampoerna Best Student Visit merupakan salah satu program
CSR PT HM Sampoerna Tbk yang sangat penting. Disamping
melibatkan peserta dari seluruh Indonesia, tentunya sukses tidaknya
kegiatan ini akan sangat berpengaruh terhadap persepsi khalayak
terhadap perusahaan.
a. Sejarah/ latar belakang Sampoerna Best Student Visit
Sebagai perusahaan yang tumbuh dan berkembang di
Indonesia, PT HM Sampoerna Tbk. memahami pentingnya
peran komunitas akademik dalam kehidupan suatu bangsa.
Dari komunitas akademik lahirlah calon-calon pemimpin masa
depan yang akan menentukan kemana arah masa depan bangsa
ini nantinya. Karena itulah, PT HM Sampoerna Tbk. melalui
payung program Sampoerna untuk Indonesia
menyelenggarakan Program Kampus Sampoerna sejak tahun
2005.
Sampoerna Best Student Visit merupakan acara
tahunan yang telah dilaksanakan sejak tahun 2005. Pada
awalnya kegiatan ini dikenal dengan nama Indonesia
Sampoerna Best Student (ISBS), namun sejak tahun 2008
resmi berganti nama menjadi Sampoerna Best Student Visit
(SBSV).
SBSV merupkan salah satu Program Kampus
Sampoerna bagian dari program CSR (Corporate Social
Responsibility) sebagai wujud kepedulian Sampoerna terhadap
kemajuan dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Acara ini
dirancang untuk mengapresiasi para mahasiswa dengan
memberi kesempatan untuk mengenal lebih dekat akan dunia
korporasi serta memperluas jaringan diantara sesama
temanteman mahasiswa lainnya dari seluruh penjuru
Indonesia. Melalui acara ini para mahasiswa dapat semakin
memperluas wawasan, pengetahuan, serta inspirasi untuk
memotivasi diri guna berbuat yang lebih baik lagi bagi diri
sendiri dan lingkungan sekitarnya.
SBSV diselenggarakan oleh CSR & Contributions
Department, yang membawahi Program Kampus Sampoerna,
dengan dukungan dari berbagai pihak internal Sampoerna.
Dalam setiap penyelenggaraannya, team CSR & Contributions
Sampoerna selalu melibatkan peserta SBSV tahun sebelumnya
yang terpilih sebagai Liaison Officer, untuk bergabung dengan
panitia dalam mempersiapkan kegiatan ini.
Mulai tahun 2009, SBSV melibatkan lebih banyak
alumni program untuk hadir di kegiatan ini dan berbagi
informasi dan pengalaman mereka seputar dunia kerja kepada
para peserta SBSV. Hal ini juga dimaksudkan untuk
memperluas jaringan komunikasi dan memperkuat ikatan antar
alumni program ini dari tahun 2005 hingga 2009.
b. Tujuan Sampoerna Best Student Visit
Program ini bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan serta mendorong tampilnya calon-calon
pemimpin bangsa di masa depan untuk memberikan yang
terbaik bagi Indonesia. Program Sampoerna Best Student Visit
(SBSV) dirancang untuk mengapresiasi para mahasiswa
terbaik pilihan kampus masing-masing dengan memberi
kesempatan untuk mengenal lebih dekat dunia korporasi
sambil memperluas jaringan di antara sesama teman
mahasiswa terbaik lainnya dari seluruh Indonsia.
Melalui acara ini PT HM Sampoerna berharap para
mahasiswa mendapatkan tambahan wawasan, pengetahuan dan
inspirasi positif untuk semakin meningkatkan motivasi diri
guna berbuat lebih baik lagi untuk diri mereka sendiri maupun
untuk lingkungan sekitarnya. Visi dan misi kegiatan
Sampoerna Best Student Visit.
c. Peserta Sampoerna Best Student Visit
Pada tahun 2005 dan 2006, ISBS mengundang
mahasiswa dari 16 perguruan tinggi, yang kemudian
berkembang menjadi 18 perguruan tinggi pada ISBS 2007 dan
SBSV 2008 dengan keikutsertaan Universitas Indonesia dan
UK Petra. Pada SBSV 2009, tercatat 23 perguruan tinggi yang
diundang, dimana 5 perguruan tinggi dari luar Jawa menjadi
peserta baru dalam program ini, yakni: Universitas Lampung,
Universitas Riau, Universitas Andalas, Universitas Lambung
Mangkurat, dan Universitas Sam Ratulangi. Tabel universitas
yang diundang dalam SBSV dapat dilihat dalam tabel berikut
ini;
0 N Universitas Tabel 2 . Jumlah perguruan tinggi yang diundang dalam ISBS 2005 hingga SBSV 2009
Sumber: PT HM Sampoerna
Adapun 23 perguruan tinggi negeri dan swasta yang
diundang pada SBSV tahun 2009, antara lain :
1. Universitas Sumatera Utara, Medan
2. Universitas Riau, Pekanbaru
3. Universitas Lampung, Lampung
4. Universitas Andalas, Padang
5. Universitas Sriwijaya, Palembang
6. Universitas Trisakti, Jakarta
7. Universitas Indonesia, Jakarta
8. Universitas Padjadjaran, Bandung
9. Institute Teknologi Bandung
10. Universitas Parahyangan, Bandung
11. Institut Pertanian Bogor
12. Universitas Diponegoro, Semarang
13. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
14. Universitas Negeri Sebelas Maret, Solo
15. Universitas Surabaya
16. Universitas Airlangga, Surabaya
17. Univeristas Kristen Petra, Surabaya
18. Institute Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
19. Universitas Brawijaya, Malang
20. Universitas Udayana, Bali
21. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
22. Universitas Sam Ratulangi, Manado
23. Universitas Hasanuddin, Makassar
0 N Peserta Tabel 3 Jumlah mahasiswa peserta ISBS 2005 hingga SBSV 2009 Sumber: PT HM Sampoerna
d. Tempat dan Waktu pelaksanaan
Acara Sampoerna Best Student Visit 2009
dilaksanakan di dua tempat yaitu Surabaya dan Pandaan Jawa
Timur. Tepatnya pada tanggal 3-7 Agustus 2009. Tempat
maupun fasilitas kesemuanya dari PT HM Sampoerna Tbk.
e. Bentuk Kegiatan yang dilaksanakan dalam Sampoerna Best
Student Visit
Dalam kegiatan ini, peserta diajak untuk melihat
langsung aktivitas perusahaan, bertemu dan berdialog dengan
jajaran manajemen Sampoerna, belajar tentang kegiatan CSR
perusahaan dan terlibat langsung di dalamnya, mendapatkan
pelatihan tentang teamwork & soft skill, serta berkesempatan
untuk mengikuti test rekruitmen dari Human Resources (HR)
Department Sampoerna.
Bentuk dari kegiatan ini berupa kunjungan ke
perusahanan Sampoerna di mana di dalamnya terdapat dialog
dengan jajaran manajemen, pelibatan mahasiswa dalam
aktivitas CSR perusahaan dan pelatihan tentang teamwork dan
kepemimpinan.
1) CSR fun learning
CSR fun learning merupakan sebuah focus group
discussion yang dirancang khusus untuk mempelajari
pengertian dan implementasi program Corporate Social
Responsibility (CSR) PT HM Sampoerna. Dalam sesi ini
peserta akan diajak untuk turun dan bisa melihat langsung
kegiatan CSR perusahaan dengan bergabung bersama
warga binaan, untuk melakukan observasi dan praktik.
Melalui sesi ini para peserta dapat saling bertukar
ilmu serta wawasan tentang kegiatan CSR perusahaan
dengan cara yang menarik dan menyenangkan sehingga
pada akhirnya peserta akan mendapatkan tambahan
wawasan, motivasi dan inspirasi positif untuk berbuat
lebih baik lagi terutama bagi lingkungan sekitarnya. CSR
fun learning dibagi menjadi 4 sub sesi sebagai berikut:
a) Observasi dan praktik
Dilaksanakan pada hari ke dua, berlokasi di
Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna
dan desa-desa sekitarnya. Durasi untuk sub sesi in
adalah 150 menit.
b) Diskusi kelompok
Tiap kelompok dapat mengatur waktu sendiri
diskusinya serta menyiapkan presentasi. Panitia
mengalokasikan waktu 75 menit di hari ke empat
sebelum sesi presentasi untuk finalisasi diskusi
kelompok
c) Presentasi
Tiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi serta rekomendasi mereka di hadapan CSR &
Contributions team yan akan melakukan penilaian.
Disediakan waktu 30 menit untuk tiap kelompok,
termasuk waktu tanya jawab.
d) Penilaian dan penghargaan
CSR & Contributions team akan melakukan
penilaian terhadap apa yang dipresentasikan tiap
kelompok kemudian menentukan kelompok terbaik
di sesi ini.
2) Games
Games dirancang sebgai bentuk kegiatan yang fun
dan menantang pemikiran agar menjadi kreatif. Games
tersebut diantaranya adalah flag market di mana para
peserta diminta untuk memainkan strategi bagaimana agar
dapat menjual bendera dengan keuntungan maksimal.
3) Workshop
Workshop diadakan dengan melibatkan peran aktif
mahasiswa dengan membangkitkan kerja sama antar
peserta, kekritisan, jiwa kepemimpinan dan memperluas
wawasan.
BAB III
PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
A. Data subjek penelitian Penggambaran informan
Dalam penelitian ini terdapat beberapa informan. Informan yang
dimaksud adalah mahasiwa peserta Sampoerna Best Student Visit 2009 sendiri.
Mereka adalah :
1. Alfian Nurdiansyah Manaf
Mahasiswa berprestasi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya ini sangat aktif baik itu dalam kegiatan akademis maupun
organisasi. Fian, panggilan akrabnya telah memenangi berbagai lomba
karya ilmiah dan penelitian dari tingkat universitas sampai tingkat nasional.
Keaktifannya juga membuatnya menjadi wakil presiden Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
Lelaki yang mempunyai hobi menyanyi, menulis, berorganisasi dan
berolahraga ini juga sering menjadi pengisi dalam berbagai kegiatan ilmiah
yang diadakan oleh Civitas akademika Universitas Brawijaya. Selain itu, saat
ini ia telah bekerja di salah satu lembaga konsultan yang bergerak di bidang
pembangunan daerah. Oleh karena itu peneliti mempercayai kompetensi
dari Alfian dalam menjawab pertanyaan seputar Sampoerna Best Student
Visit 2009 yang diajukan oleh peneliti.
2. Dessy Riana Lumban Gaol
Gadis keturunan batak ini begitu aktif dan energik. Kecerdasannya
telah membawanya menjadi salah satu lulusan tercepat di Universitas
Negeri Lampung tempatnya belajar. Selain cerdas, mahasiswi sarjana
pertanian ini juga cukup beruntung. Dengan usaha yang keras, sebelum
lulus menjadi sarjana, ia telah diterima ke dalam Officer Development
Program (ODP) di salah satu bank swasta ternama di Indonesia.
Mahasiswi yang pernah menjadi juara scramble (menyusun huruf)
di fakultasnya ini meraih juara I mahasiswa berprestasi tingkat fakultas. Hal
tersebutlah yang membawa Dessy menjadi salah satu perwakilan UNILA
dalam Sampoerna Best Student Visit 2009.
3. Ester Maria Rompas
Mahasiswa berjuta bakat dan prestasi lain adalah Ester Maria
Rompas. Gadis yang saat ini menduduki semester 8 di Universitas Sam
Ratulangi ini telah meraih prestasi dari berbagai perlombaan yang
diikutinya. Gadis berperawakan tinggi ini meraih Juara 2 Tax challenge, dan
juga Best Speaker Lomba Debat Dies Natalies FE UNSRAT.
Prestasi-prestasi tersebut mengantarnya meraih juara 1 mahasiswa
berprestasi tingkat Fakultas di Fakultas Ekonomi Universitas Samratulangi
dan juara 2 mahasiswa berprestasi di tingkat universitas.
Selain aktif berprestasi, Ester juga aktif berorganisasi.
Kedudukannya pun tidak dapat dipandang sebelah mata. Ia adalah ketua
Senat Fakultas Ekonomi UNSRAT. Masih belum cukup dengan kesemua
prestasi tersebut, Ester juga meraih beasiswa Indonesia English Language
Study Program (IELSP) di Ohio Amerika Serikat dari April hingga mei 2010.
Ester memang merupkan mahasiswa berprestasi yang kemampuannya tidak
dapat diragukan lagi.
4. Fitri Yustina
Mahasiswi jurusan Teknik Elektro ini adalah peraih juara I
mahasiswa berprestasi UNILA tahun 2009. Meski sibuk dengan
perkuliahannya, Fitri masih meluangkan waktu untuk berorganiasi di
universitasnya. Berbagai organisasi seperti kerohaniahan Islam, Himpunan
mahasiswa jurusan diikutinya hingga akhirnya ia menduduki posisi yang
sangat penting yaitu menjadi Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas
Teknik UNILA.
Fitri telah menbuktikan bahwa sebagai perempuan, dirinya mampu
menjadi mahasiswa yang paling menonjol di fakultas yang didominasi oleh
lelaki. Tidak cukup itu, ia juga meraih prestasi di berbagai bidang hingga
tingkat universitas yang puncaknya adalah diundangnya ia dalam
Sampoerna Best Student Visit 2009.
5. Hersynanda Karyadi
Sebagai seorang mahasiswa, Hersynanda termasuk mahasiswa
berprestasi. Hal tersebut dibuktikan dengan prestasinya dalam meraih juara
I mahasiswa berprestasi tingkat Fakultas di Fakultas Pertanian UNS. Prestasi
itu jugalah yang membuatnya terbang ke Malaysia dan Thailand dalam
program Best Student Orientation 2009.
Selain itu, mahasiswa Program studi Teknologi Hasil Pertanian,
Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian UNS ini memiliki prestasi
yang cukup membanggakan di bidang karya ilmiah. Ia berhasil menjadi
Juara I LKTM tingkat fakultas 2009. Dalam kejuaraan lain ia juga
mendapatkan Juara 1 sekaligus juara 2 dalam lomba International Paper
Competition yang diadakan oleh Studi Ilmiah Mahasiswa (SIM UNS) dengan
judul penelitian nasi instan suek dan asap cair.
Hersynanda juga merupakan seorang mahasiswa yang aktif dalam
organisasi. Ia menjabat sebagai ketua Himagita (Himpunan Mahasiswa
Teknologi Pertanian) pada tahun 2009 lalu.
6. IGA Fransiska Sri Rahajeng KD
Siska adalah seorang gadis yang sangat aktif. Saat ini ia sedang
menempuh master jurusan bioteknologi pertanian Universitas Udayana dan
bekerja di salah satu LSM tentang perubahan iklim yang berada di Bali.
Sebagai wujud keaktifannya, sejak S1 ia rajin mengikuti perlombaan
dan berbagai aktivitas hingga akhirnya ia terpilih menjadi salah satu
kandidat peserta Sampoerna Best Student Visit dari universitasnya.
Berbagai aktivitas yang pernah diikutinya di antaranya adalah:
terpilih mempresentasikan skripsi di Ibaraki university, Jepang, peraih
konferensi Training On Climate Change yang di Bangkok (Siska terpilih
dalam dua tuan rumah, satu 350.org (LSM int'l) dan Asian Resource
Foundation), Menjadi Country coordinator (Indonesia) Asia Pacific Youth
Network On Climate Change, Mawapres juara 3 tingkat Universitas, juara 1
tingkat fakultas, juara 3 KKTM tingkat Universitas, juara 1 tingkat fakultas,
dan Award Youth Leader On Climate Change By Bali Collaboration On
Climate Change. Dengan demikian Siska telah membuktikan bahwa putra
putri Bali pantas disebut sebagai mahasiswa yang bertaraf internasional.
7. Mudrikan Hidayat Nacong
Sebagai seorang mahasiswa ilmu komunikasi, lelaki yang lebih akrab
dipanggil dengan nama Nacong ini telah merambah berbagai kompetisi
yang berhubungan dengan ilmu yang ditekuninya. Beberapa prestasi yang
pernah ia raih adalah sebagai berikut; Grand Finalis Nasional Audisi
Presenter TV One 2010, Grand Finalis Nasional Audisi Film Ketika Cinta
Bertasbih (KCB) 2010, Nasional Best Author essay kepemimpinan buku
President Indonesia “Harus Bisa” Susilo Bambang Yudoyono 2009.
Seakan melengkapi kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa
Universitas Hasanuddin yang mempunyai hobi membaca, bermain teater
dan presenting ini juga meraih beasiswa belajar ke Amerika yaitu dalam
program Study of USA in Istitutes (SUSI) for Student Leaders 2010. Seperti
nama beasiswa yang diraihnya, Nacong memang merupakan sosok seorang
leader yang dibutuhkan Indonesia di masa depan.
8. Puji Maharani
Ia adalah mahasiswa yang saat ini menduduki semester VIII di
jurusan Jurusan jurnalistik, fakultas ilmu komunikasi Universitas Padjajaran
Bandung. Gadis yang akrab disapa Puji ini sekilas pendiam dan kalem.
Namun ketika kita mengenalnya lebih dekat, ternyata ia adalah seorang
gadis periang yang menarik.
Puji bisa dikatakan menarik karena dengan tubuh mungilnya, ia
menyimpan potensi yang luar biasa. Gadis aseli Sunda ini terbukti telah
mampu menghasilkan berbagai prestasi yang hebat. Sebagai salah satu
mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi, di tahun 2009 Puji berhasil menjadi
juara I mahasiswa berprestasi tingkat Fakultas di fakultasnya tersebut.
Selain prestasi tingkat universitas, ia telah membuktikan dirinya
mampu berbicara di tingkat nasional yaitu dengan menjadi octo finalist
(finalis delapan besar tingkat nasional) dalam Indonesia Varsities English
Debate ke-12, yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
tahun 2009.
Pada tahun yang sama Puji meraih juara 1 sekaligus (best speaker)
atau pembicara terbaik pada lomba Debat Bahasa Inggris Musabaqah
Tilawatil Qur'an mahasiswa tingkat nasional di Lhokseumawa Nangroe Aceh
Darussalam.
Baru – baru ini ia juga berada di Kuala Lumpur Malaysia sebagai
salah satu wakil Indonesia dalam salah satu konferensi tingkat internasional
yang bernama One Asia Forum 2009. Namun tidak cukup sampai di situ
saja, Puji Maharani juga menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam
Gristuff international conference yang diadakan di Jerman bulan Mei tahun
2010.
9. Vita Kartikasari
Gadis berjilbab mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi ini adalah seorang mahasiswa yang eksis dan berprestasi. Vita
Kartikasari merupakan peraih juara I mahasiswa berprestasi tingkat
Fakultas Ekonomi UNS tahun 2009. Bersama Hersynanda Karyadi dan tujuh
mahasiswa berprestasi UNS yang lain, ia terbang ke Malaysia dan Thailand
dalam program UNS Best Students Orientation 2009.
Manager Departemen Riset Kajian Ekonomi Islam UNS ini tahun
2009 ini memiliki aktivitas yang padat. Selain membantu proyek dosen, ia
juga disibukkan dengan aktivitas membantu penyuksesan Fakultas Ekonomi
UNS dalam menjadi anggota ACSB di mana nantinya lulusan Fakultas
Ekonomi UNS akan memiliki afiliasi intenasional.
Di sela – sela kesibukannya tersebut, ia juga pernah menjadi salah
satu presenter dalam yang bernama Indonesian Regional Science
Association, sebuah konferensi internasional di ITB tahun 2009.
10. Zaki Laili Khusna
Zaki Laili Khusna adalah seorang mahasiswi yang berprestasi. Ia
terdaftar sebagai mahasiswa psikologi di Universitas Gadjah Mada (UGM)
Yogyakarta. Gadis yang mempunyai hobi travelling ini telah memenangi
berbagai macam perlombaan karya ilmiah yang diselenggarakan baik oleh
universitasnya maupun Departemen Pendidikan Nasional. Selain dalam
bidang karya ilmiah, pada tahun 2010 ini Zaki juga amenjadi kandidat
perwakilan Indonesia di Gristuf Student Festival di Jerman Mei 2010.
B. Tabel
Informan Peserta Sampoerna Best Student Visit 2009
No Nama Informan Asal Universitas
a. Alfian Nurdiansyah Manaf Universitas Brawijaya Malang
b. Desy Riana LG Universitas Negeri Lampung
c. Ester Maria Rompas Universitas Samratulangi
d. Fitri Yustina Universitas Negeri Lampung
e. Hersynanda Karyadi Utama Universitas Sebelas Maret
f. IGA Fransiska Sri Rahajeng Universitas Udayana Bali
g. Mudrikan Hidayat Nacong Universitas Hasanuddin Makassar
h. Puji Rahayu Universitas Padjajaran Bandung
i. Vita Kartikasari Universitas Sebelas Maret Solo
j. Zaki laili Khusna Universitas Gadjah Mada
Tabel 3 Nama dan asal universitas informan
Sumber: data penelitian
C. Data wawancara per sub poin yang dibahas
Persepsi Mahasiswa tentang Sampoerna Best Student Visit (SBSV)
2009 dan PT HM Sampoerna Tbk
1. PRA ACARA
a. Info Tentang Sbsv
Mahasiswa ditanyai sejauh mana pengetahuan dan
pandangan mereka tentang SBSV dan PT HM Sampoerna sebelum
mereka mengikuti event tersebut. Meskipun Sampoerna Best
Student Visit merupakan salah satu program CSR PT HM
Sampoerna Tbk, ternyata tidak banyak mahasiswa yang
mengetahui informasi tentang acara tersebut. Hal ini terbukti dari
jawaban yang diberikan ke sepuluh nara sumber dalam penelitian
ini. Sebagian besar dari informan tidak mengetahui sama sekali
tentang adanya event sebesar Sampoerna Best Student Visit
tersebut meski event ini sudah lima kali diadakan sejak awal
pelaksanaannya.
Vita Kartikasari mengatakan bahwa ia mengetahui info
tentang SBSV pada saat event ini diadakan di mana ia diberitahu
oleh pihak rektoratnya. Tidak jauh berbeda dengan Puji Maharani,
Alfian, Desy, Ester, Nacong, dan Puji juga baru tahu ada kegiatan
SBSV sejak mendapat pemberitahuan dari rektorat. Seperti yang
dikatakan oleh Puji Maharani
“Sebetulnya sih dulu aku ga tahu menahu soal SBSV. Tiba-tiba aja dikabarin staf biro kemahasiswaan, kalo udah direkomendasiin sama universitas” (wawancara dengan Puji Maharani) Ungkapan tersebut menegaskan bahwa mahasiswa belum
pernah mendapat informasi mengenai keberadaan acara SBSV. Hal
tersebut bisa karena publikasi yang kurang maupun informasi yang
tidak tersalur dari alumni tahun lalu kepada adik kelasnya.
Agak berbeda dengan rekan-rekannya yang lain, Siska dan
Fitri lebih awal mengetahui tentang SBSV.
“Sebelumnya pernah denger Cuma lewat gitu ajah tapi...temen aku anak IPB ada yang ikut tahun 2007..” (wawancara dengan Fitri Yustina)
Dari informasi sambil lalu yang ia dapatkan, Fitri Yustina
juga belum mengerti apakah sebenarnya yang dimaksud dengan
SBSV 09. Ia juga belum mengerti seperti apa program SBSV 09 itu
dan diperuntukkan untuk siapa. Sehingga, sedikit sekali yang ia
tahu tentang SBSV 09.
Siska juga mengaku belum mengetahui tentang SBSV 09
karena tidak ada program di kampusnya yang menjelaskan tentang
Sampoerna serta tidak adanya info dari kakak kelas. Tetapi ia
selangkah lebih maju. Siska juga pernah secara sambil lalu
mengetahui informasi tentang SBSV dari internet yang dibacanya.
Beberapa universitas pun ada yang baru diundang pertama
kali di SBSV 09 ini. Universitas tersebut adalah Universitas
Samratulangi (UNSRAT) tempat Ester belajar dan Universitas
Lampung (UNILA) tempat Fitri Yustina menimba ilmu. Mereka
berdua dan beberapa mahasiswa lainnya dari Universitas Lambung
Mangkurat menjadi peserta pertama mewakili universitas mereka
di ajang SBSV.
Dari kesemua jawaban di atas, ada perkecualian bagi
Hersynanda. Berbeda dengan ke-semua teman-temannya,
tampaknya Hersynanda merupakah mahasiswa yang paling siap
mengikuti SBSV. Ia telah mengetahui SBSV jauh sebelum menjadi
pesertanya.
“Di Fakultas Pertanian itu ada pola pengkaderan tertentu untuk mawapres, terutama di Himpunan Mahasiswaku. Jadi aku sempet ngurusin itu. Dulu kita mendatangkan mawapres tahun lalu mbak Pipit dan dia menceritakan tentang SBSV, kegiatan itu menyenangkan sekali. Jadi itu menjadi motivasiku dalam mengikuti mawapres.” (wawancara dengan Hersynanda)
Bagi Hersynanda yang seorang kader mahasiswa berprestasi
di fakultasnya, ia mendapatkan arahan dari seniornya tentang seluk
beluk dan keuntungan menjadi mawapres tersebut. SBSV justru
menjadi motivasi utamanya dalam mengikuti perlombaan tersebut
karena ia tahu bahwa dalam SBSV nanti ia akan bertemu dengan
mahasiswa terbaik dari seluruh Indonesia. Sehingga Hersynanda
berharap menjadi perwakilan universitas untuk dikirim dalam ajang
tersebut.
Ketika ditanyai mengenai bagaimana mereka terpilih
menjadi perwakilan universitas masing-masing dalam ajang SBSV,
semuanya mengaku bahwa mereka ditunjuk pihak universitas atas
dasar mereka sebagai seorang mahasiswa berprestasi di
universitasnya masing-masing.
Ini berarti bahwa pernyataan dari PT HM Sampoerna bahwa
“peserta SBSV adalah kumpulan mahasiswa terbaik dari seluruh
Indonesia” dapat dipastikan benar adanya.
Lalu ketika ditanyai lebih lanjut tentang proses pemilihan
mereka, jawaban dibagi menjadi dua. kelompok pertama
mengatakan bahwa mereka dipilih karena ditunjuk oleh bagian
kemahasiswaan rektorat universitas. Seperti yang dialami oleh Puji
Maharani,
“....Tiba-tiba aja dikabarin staf biro kemahasiswaan kalo udah direkomendasiin sama universitas” (wawancara dengan Puji Maharani)
Puji Maharani mengaku bahwa alasan pemilihan dirinya
pun tidak ia ketahui. Ia hanya tahu bahwa ia menjadi kandidat
perwakilan UNPAD dalam acara SBSV.
Hal yang sama juga dialami oleh Alfian, Desy, Ester, Fitri,
Hersynanda, Vita dan Zaki. Mereka semua mendapat kabar dari
pihak rektorat bahwa mereka mengikuti SBSV. Namun beberapa
mahasiswa seperti Alfian, Hersynanda, Desy dan Ester lebih
mengetahui mengapa mereka dipilih. Seperti yang diungkapkan
Hersynanda,
“..dipilih oleh universitas berdasarkan kriteria jurusan yang diinginkan Sampoerna dari anak-anak mawapres” (wawancara dengan Hersynanda)
Hersynanda mengetahui bahwa mahasiswa yang diundang
oleh PT HM Sampoerna ke acara SBSV merupakan tiga mahasiswa
dari empat jurusan/fakultas yang dikehendaki. Fakultas/jurusan itu
adalah: Ilmu Komunikasi, Ekonomi, Pertanian dan teknik.
Sedangkan kelompok mahasiswa yang ke dua menjadi
perwakilan universitas berdasarkan proses seleksi. Hal tersebut
seperti yang dialami oleh Siska dan Nacong. Siska dipanggil oleh
Pembantu Rektor 3 bersama beberapa mahasiswa lain yang aktif
dalam mengikuti perlombaan atau berorganisasi. PR 3 kemudian
menyeleksi mahasiswa-mahasiswa tersebut sehingga keluarlah
Siska dan dua orang lain mewakili Universitas Udayana Bali.
Seleksi tersebut diakui Siska sebagai seleksi tertutup karena hanya
diikuti oleh orang-orang tertentu yang ditunjuk oleh rektorat.
Sementara Nacong mengatakan bahwa,
“Pihak universitas melakukan seleksi terbuka kepada seluruh peserta yang berminat dan kemudian saya terpilih mewakili kampus saya.” (wawancara dengan Mudrikan Nacong)
Untuk menjadi peserta SBSV, ia harus melewati seleksi
yang diadakan oleh pihak kampus. Adapun seleksi berbentuk
seleksi administrasi dan wawancara. Akhirnya terpilihlah Nacong
dan dua orang rekannya mewakili Universitas Hasanuddin
Makassar. Namun meski seleksi dilaksanakan secara terbuka,
Nacong mengaku bahwa ia juga seorang mahasiswa berprestasi di
Universitasnya.
Jadi dapat disimpulkan melalui jawaban yang diberikan
para informan, bahwa sebagian besar peserta SBSV baru
mengetahui informasi tentang SBSV 09 ketika event SBSV 09
akan diadakan. Hanya sebagian kecil peserta pernah mengetahui
info tentang SBSV sebelum event diadakan. Mereka
mengetahuinya baik dari internet maupun dari teman. Selanjutnya
cara mahasiswa menjadi peserta SBSV terbagi menjadi dua yaitu
ditunjuk secara langsung dari rektorat dan mengikuti seleksi yang
diadakan universitas.
b. Motivasi
Motivasi para best students dalam mengikuti SBSV
bermacam-macam. Namun sebagian besar mahasiswa mempunyai
motivasi yang sama yaitu ingin mendapat pengalaman. Seperti
yang diungkapkan oleh Desy,
“..nambah pengalaman aja, pengen tau sampoerna dan pengen kenalan ama peserta yang ikut” (wawancara dengan Desy)
Ungkapan Desy menggambarkan bahwa ia ingin
mendapatkan hal-hal baru dari kegiatan yang belum pernah ia ikuti.
Ia juga ingin mendapatkan pengetahuan tentang perusahaan
Sampoerna. Selain itu, karena telah diberitahu oleh pihak rektorat
bahwa dalam acara itu ia akan dipertemukan dengan para best
student lain, Desy juga ingin bertemu dengan para best student lain.
Hal senada diucapkan oleh beberapa mahasiswa lain seperti
Zaki, Siska, Alfian, Ester Fitri dan Nacong. Zaki mengatakan
bahwa motivasinya adalah untuk mendapatkan pengalaman dan
belajar tentang dunia kerja di PT HM Sampoerna. Sebelum
mengikuti SBSV, Zaki mengira akan mendapatkan training tentang
cara kerja di perusahaan sehingga pada saat itu motivasinya
mengikuti SBSV adalah untuk mendapatkan training tentang
komunikasi di perusahaan dan leadership di sana.
Sementara Siska mengatakan bahwa ia ingin menambah
pengalaman, ingin mengetahui tentang seluk beluk PT HM
Sampoerna dan bertemu dengan peserta lain dari seluruh Indonesia.
Tidak berbeda dengan Alfian, ia ingin mendapatakan pengalaman,
membangun jaringan dengan mahasiswa berprestasi seluruh
Indonesia dan mengenal lebih jauh PT HM Sampoerna.
Vita merasa mulai termotivasi mengikuti SBSV sejak
Sampoerna meberikan beberapa bentuk akomodasi bagi para calon
peserta.
“...Yo, terus kok mereka appreciate juga ke kita? Aku merasa ee, paling acaranya berguna lah, nambah ilmu, nambah temen, link dan sebagainya...” (wawancara dengan Vita)
Sebagai seorang mahasiswa berprestasi, ia merasa diberi
penghargaan oleh PT HM Sampoerna atas prestasinya selama ini.
Dengan adanya beberapa kesan di awal, Vita berkeyakinan bahwa
acara SBSV 09 akan memberinya banyak ilmu, pengalaman dan
link mahasiswa berprestasi seluruh Indonesia yang tentunya sangat
bermanfaat untuk ke depannya nanti.
Sejalan dengan rekan-rekannya, Ester ingin menambah
pengalaman dan menarik banyak pelajaran dari setiap peserta yang
ikut SBSV. Sedangkan Fitri ingin menambah informasi,
pengalaman dan menambah teman dengan mengikuti SBSV.
Sementara Nacong ingin lebih mengetahui program dan proses
kerja serta kegiatan yang ada di PT HM Sampoerna. Selain itu,
Nacong juga ingin mendengarkan penjelasan dari perusahaan
mengenai kontroversi haramnya rokok.
Hersynanda yang lebih dahulu tau info tentang SBSV
dibandingkan teman-temannya yang lain mengungkapkan,
“....yang ketemu itu bukan mahasiswa sembarang, mahasiswa yang punya pengaruh di universitasnya masing-masing dan yang jelas kita mau melihat dan berpikir di luar kotak. Maksudnya kalo kita melihat temen-temen yang di sini aja sih ya paling ya maksudnya akan fokus di situ aja kan, ternyata di luar masih banyak hal-hal baru...” (wawancara dengan Hersynanda)
Hersynanda ingin belajar dari para best student dari seluruh
Indonesia. Dengan tujuan mencari sebuah inspirasi, ia
membandingkan kondisi mahasiswa di kampusnya dengan
mahasiswa dari kampus lain.
Di lain pihak, Puji Maharani mengatakan bahwa ia tertarik
dengan keseluruhan acara SBSV karena ia sama sekali tidak tahu
menahu seperti apa SBSV itu.
Dari jawaban para informan tersebut dapat disimpulkan
bahwa motivasi sebagian besar peserta dalam mengikuti SBSV
adalah untuk mendapatkan pengalaman dan bertemu dengan para
best students dari seluruh Indonesia. Motivasi yang lain adalah
untuk mengenal lebih jauh tentang PT HM Sampoerna,
mendapatkan penjelasan tentang hukum haram merokok dari
perusahaan yang bersangkutan, mendapatkan pelatihan dunia kerja
dan keseluruhan isi acara SBSV.
c. Ekspektasi
Ekspektasi calon peserta SBSV juga bermacam-macam karena
umumnya mereka tidak banyak tahu mengenai seperti apakah kegiatan
SBSV sesungguhnya. Alfian misalnya, ia berpikir dan berharap bahwa
SBSV 09 merupakan program yang memberinya pelatihan menuju dunia
kerja. Beberapa kegiatan di dalam SBSV memang berwujud pengarahan
peserta menuju dunia kerja namun dari observasi yang dilakukan
peneliti, tujuan utama dan bentuk dari acara tersebut bukanlah sebagai
pelatihan dunia kerja melainkan lebih sebagai ajang penghargaan bagi
para mahasiswa berprestasi seluruh Indonesia.
Hal serupa juga dialami oleh Puji Maharani,
“Aku sih ga berangkat dengan ekspektasi pengen dapet apa pun selain pengalaman soalnya, orang-orang di biro kemahasiswaan juga ga bisa ngasi informasi yang akurat soal SBSV” (wawancara dengan Puji Maharani)
Dikarenakan tidak adanya info yang memadai tentang seperti
apa program SBSV, Puji Maharani memiliki tanda tanya besar mengenai
bagaimana kegiatan SBSV tersebut. Namun ia tetap excited untuk
mengikuti SBSV karena ia berharap dan yakin akan mendapatkan sebuah
pengalaman baru yang berharga.
Lain halnya dengan Desy dan Nacong. Meski sama sekali tidak
mengetahui informasi mengenai SBSV hal tersebut justru membuat Desy
berharap melalui SBSV 09 ia menjadi tahu lebih banyak tentang
perusahaan Sampoerna. Desy bahkan juga berharap untuk bergabung
dengan PT HM Sampoerna. Sementara Nacong memiliki sedikit titik
terang. Ia berharap mendapatkan ilmu mengenai manajemen
perusahaan dan tentang kegiatan CSR perusahaan Sampoerna.
Meski tidak mengetahui secara pasti seperti apa SBSV 09,
peserta telah mendapat informasi bahwa mereka akan dikumpulkan
bersama mahasiswa berprestasi dari seluruh Indonesia. Hal tersebut
mempengaruhi ekspektasi mereka terhadap acara SBSV.
Hal tersebut seperti yang diutarakan oleh Fitri Yustina,
Hersynanda, Siska, Ester, Vita, dan Zaki. Pendapat pertama dinyatakan
oleh Fitri. Ia mengatakan bahwa;
“Tambah temen dan link tentunya, bisa tuh jalan-jalan ke Sampoerna” (Wawancara dengan Fitri Yustina)
Ekspektasi Fitri yustina ketika mengikuti program SBSV 09
adalah mendapatkan link teman-teman mahasiswa berprestasi seluruh
Indonesia dan refreshing dengam jalan-jalan di perusahaan Sampoerna.
Sementara Hersynanda mengaku, ekspektasinya tidak jauh
berbeda dengan motivasinya mengikuti SBSV. Hersynanda berharap
ketika mengikuti SBSV 09, ia mendapatkan networking/link, dan
mengetahui seberapa jauh mahasiswa di luar UNS melangkah.
Sedangkan Siska mengatakan bahwa selain bertemu dengan
teman-teman baru, ia juga ingin mendapatkan pengetahuan yang baru
dengan mengikuti SBSV 09.
Berikut pendapat Ester mengenai harapannya tentang SBSV 09;
“Ehmm kalo soal itu, pertama karena itu pengalaman pertama aku ketemu dengan mahasiswa-mahasiswa dari daerah laen, tentunya yang aku cari pertama adalah pengalaman. Ke dua aku pengen dapat banyak temen, itu aja si kalo menurut aku” (wawancara dengan Ester)
Adapun Vita juga menekankan pentingnya harapan mendapat
link dengan mengikuti SBSV. Ia berkeyakinan memiliki link yang luas
akan memudahkan dirinya ke depan. Selain itu ia juga berharap adanya
kegiatan yang menarik dengan mengikuti acara SBSV.
Sementara Zaki berharap dengan mengikuti SBSV ia dapat
belajar mengenai pengelolaan perusahaan terutama dalam hal Sumber
Daya Manusianya, di mana hal tersebut berhubungan dengan ilmu yang
ia pelajari yaitu psikologi. Selain itu ia juga ingin mengenal para best
students yang akan ia temui di acara SBSV.
Dari keterangan para informan peserta SBSV 09, dapat
disimpulkan bahwa ekspektasi peserta dalam mengikuti SBSV 09 dapat
menjadi beberapa bagian: menjadi tahu lebih banyak tentang PT HM
Sampoerna, mendapat ilmu tentang manajemen di PT HM Sampoerna,
pengetahuan tentang kegiatan CSR di PT HM Sampoerna, mendapat link
dengan mengenal teman-teman best student seluruh Indonesia dan
mendapatkan sebuah pengalaman baru yang berharga.
d. Persepsi mengenai PT HM Sampoerna
Sebagai perusahaan rokok yang besar, PT HM Sampoerna tentu
mendapat banyak sorotan dari publik. Masing-masing individu memiliki
persepsi mengenai perusahaan ini tidak terkecuali para best students.
Perusahaan rokok yang kini berafiliasi dengan Phillip Morries,
perusahaan rokok terbesar di seluruh dunia ini merupakan perusahaan
rokok terbesar ke tiga di Indonesia.
Sebelum mengikuti SBSV dan mendapat penjelasan lebih jelas
tentang seperti apa perusahaan Sampoerna, best students memiliki
pendapat variatif tentang perusahaan tersebut. Mengenai hal tersebut
pendapat para best students dibagi menjadi beberapa kelompok, sangat
positif terhadap PT HM Sampoerna, netral/biasa saja hingga negatif.
Kelompok pendapat pertama adalah yang mempunyai pendapat
sangat positif terhadap perusahaan rokok. Fitri misalnya,
“yang pasti perusahaan dengan tenaga kerja yang sangat banyak dan bisa meningkatkan penerimaan devisa melalui bea cukai rokoknya” (wawancara dengan Fitri Yustina)
Fitri berpendapat bahwa PT HM Sampoerna merupakan
perusahaan yang besar dan sangat berhasil. Terbukti bahwa perusahaan
tersebut mampu meminimalisir jumlah pengangguran di Indonesia
melalui industrinya yang membutuhkan banyak tenaga kerja. Selain itu
sudah diketahui oleh umum bahwa perusahaan rokok merupakan
penyumbang devisa terbesar bagi negara Indonesia. Dikarenakan
posisinya sebagai salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia,
maka sudah pasti sumbangan devisa bagi negara dari PT HM Sampoerna
sangatlah besar.
Tidak berbeda jauh dengan Fitri, Hersynanda mengungkapkan
apresiasinya terhadap perusahaan rokok khususnya PT HM Sampoerna,
“Ya.. yang kutahu si kalo PT Sampoerna itu merupakan perusahaan yang besar. Trus kalo rokok itu perusahaan padat
karya, jadi menyerap banyak tenaga kerja” (wawancara dengan Hersynanda)
Menurut pendapatnya, PT HM Sampoerna merupakan sebuah
perusahanan yang besar. Ditengah krisis dan kesulitan lapangan kerja
yang melanda negeri ini, PT HM Sampoerna juga membantu pemerintah
dengan mengurangi jumlah pengangguran yang ada.
“Produsen rokok, sama sampoerna untuk indonesia untuk indonesia....Yang jelas kalo sampoernanya, aku ga begitu paham waktu dia afiliasi ma philip morris, jadi perusahaan rokok dimonopoli oleh beberapa orang aja kan. Jadi wah hebat banget, sebenarnya banyak perusahaan yang mau menyaingi tapi mereka sudah besar duluan.” (wawancara dengan Hersynanda)
Selain itu, Hersynanda juga menyatakan kekagumannya
terhadap PT HM Sampoerna. Menurut pendapatnya, perusahaan
tersebut merupakan perusahaan yang hebat dengan programnya yang
bernama Sampoerna Untuk Indonesia. Selain itu juga karena PT HM
Sampoerna telah menjadi perusahaan bertaraf internasional dengan
jalan diafiliasi oleh perusahaan rokok terbesar di dunia Philip Morris.
Sehingga menurutnya, sulit bagi kompetitornya untuk menyaingi
kesuksesan PT HM Sampoerna.
Sebenarnya penjualan seluruh saham Putra Sampoerna kepada
Phillip Morris mendapat tanggapan yang beragam dari masyarakat.
Banyak yang menyayangkan akuisisi tersebut, namun ada pula yang
memuji keputusan tersebut. Mereka yang menyayangkan menganggap
perusahaan milik anak bangsa diambil alih dan semakin dikuasai oleh
asing sementara pihak lain beranggapan bahwa hal tersebut
menguntungkan PT HM Sampoerna. Pendapat yang ke dua diamini oleh
pihak manajemen PT HM Sampoerna. Mereka mengatakan bahwa
akuisisi tersebut semakin membuka peluang perusahaan Indonesia
untuk go international. Rupanya Hersynanda sependapat dengan
pendapat ke dua.
Masih senada dengan Fitri dan Hersynanda, Nacong bahkan
menyatakan bahwa PT HM Sampoerna merupakan perusahaan rokok
terbesar yang ada di Indonesia. Padahal menurut data yang didapatkan
oleh peneliti dari berbagai sumber, PT HM Sampoerna bukan merupakan
perusahaan nomor satu melainkan merupakan perusahaan rokok
terbesar ke tiga di Indonesia setelah Gudang Garam dan Djarum. Namun
bagaimana pun hal tersebut merupakan salah satu bukti baiknya citra PT
HM Sampoerna di mata salah satu best student.
Di lain pihak Ester menyatakan pendapat yang agak berbeda dari
rekan-rekannya sebelumnya. Ia lebih kritis mengungkapkan pendapat
mengenai perusahaan tersebut.
“...perusahaan rokok dengan keuntungan yang banyak.. promosinya besar-besaran dan semua pegawainya sejahtera karena gajinya besar.. membuka lapangan pekerjaan untuk sebagian besar masyarakat di jawa...” (wawancara dengan Ester)
Meski pun menghargai kebesaran PT HM Sampoerna, ia tidak
positif terhadap perusahaan rokok seperti rekan-rekannya sebelumnya.
Menurutnya, perusahaan rokok tetap kurang baik karena produk
tersebut berbahaya bagi kesehatan.
Zaki mengamini apa yang diungkapkan oleh Ester. Ia juga
mengakui keprofesionalan PT HM Sampoerna tetapi menyayangkan
produk yang dihasilkan merupakan produk yang mengganggu kesehatan.
Keduanya sama-sama mengakui kebesaran PT HM Sampoerna tetapi
menyayangkan produk rokok yang diproduksinya.
Kritis seperti ke dua rekannya, Puji Maharani memandang PT
HM Sampoerna sebagai sebuah perusahaan rokok,
“...Mereka sebagai perusahaan rokok kan menjalankan bisnis, dan bisnisnya juga bukan yang bermasalah sama hukum atau gimana. memang sih, rokok itu berbahaya bagi kesehatan. tapi secara bisnis dan hukum, menurut aku mereka ga melakukan hal yang salah. jadinya ya fair-fair aja” (wawancara dengan Puji Maharani)
Menurut Puji, PT HM Sampoerna sama saja seperti perusahaan
lain yang menjalankan bisnis. Apalagi bisnisnya juga tidak melawan
dengan hukum. Jadi tidak ada yang salah dengan perusahaan tersebut.
Namun ketika disinggung mengenai produk perusahaan, Puji
mengutarakan hal berikut,
“Mereka kan cuma penyedia barang di pasaran, buat memenuhi permintaan konsumen.” (wawancara dengan Puji Maharani)
Puji menyatakan bahwa PT HM Sampoerna ada karena adanya
konsumen dan konsumsi rokok di Indonesia sangat tinggi. Jadi
menurutnya, bahaya mengkonsumsi rokok kembalikan kepada
masyarakatnya sendiri. Ketika masyarakat semakin cerdas dan
meningkatkan awareness tentang bahaya rokok dengan cara
mengurangi konsumsi rokok seperti mengurangi merokok di tempat
umum, perusahaan rokok akan terkena imbasnya.
Namun menurut Puji, sebenarnya ada hubungan yang unik
antara PT HM Sampoerna dengan negara.
“...Bisnis mereka kan nguntungin dari mulai petani tembakau sampe negara tapi ya gitu sih, kalo menurut aku pribadi, orang indonesia sama perusahaan rokok itu hubungannya love-hate relationship” (wawancara dengan Puji Maharani)
Bagaimana pun negara diuntungkan dengan pemasukan devisa
dari PT HM Sampoerna tetapi tidak dapat dipungkiri devisa tersebut
berasal dari produk yang berbahaya bagi kesehatan. Jadi di satu sisi,
banyak yang diuntungkan dengan keberadaan perusahaan rokok tetapi
di sisi lain, perusahaan tersebut membahayakan bagi masyarakat
banyak.
Pendapat berbeda diungkapkan oleh Desy. Ia tidak mengetahui
banyak informasi mengenai perusahaan tersebut sebelum mengikuti
SBSV. Hal yang ia tahu mengenai PT HM Sampoerna adalah bahwa
perusahaan tersebut merupakan perusahaan rokok yang mayoritas
sahamnya milik asing. Selain itu ia tidak tahu menahu dan tidak begitu
mengikuti perkembangan perusahaan tersebut.
Vita juga mengungkapkan pendapat yang sama dengan Desy di
mana ia tidak terlalu memperhatikan keberadaan PT HM Sampoerna. Ia
tidak positif tidak pula negatif terhadap perusahaan rokok tersebut.
Hanya ia menjelaskan bahwa ia sering menemukan nama PT HM
Sampoerna dalam bursa saham Indonesia.
Yang memiliki pendapat paling berbeda adalah Alfian. Sebelum
mengikuti SBSV, ia kurang respek dengan keberadaan PT HM
Sampoerna. Menurutnya, sama seperti yang lainnya, PT HM Sampoerna
merupakan perusahaan rokok dan rokok berbahaya bagi kesehatan. Ia
juga pernah mendengar bahwa PT HM Sampoerna juga merupakan salah
satu perusahaan terkaya di Indonesia. Namun pengetahuannya hanya
sampai di situ saja.
Jadi berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan dari para
informan peserta SBSV, didapatlah suatu kesimpulan mengenai
pendapat mereka tentang PT HM Sampoerna sebelum mengikuti SBSV
09. Pendapat dibagi menjadi empat kelompok besar. Di mana kelompok
pertama adalah kelompok mahasiswa yang positif terhadap perusahaan
rokok, kelompok ke dua adalah mahasiswa yang kritis dan menangkap
adanya hubungan yang unik antara perusahaan tersebut dengan negara,
kelompok ke tiga adalah mahasiswa yang biasa saja terhadap adanya PT
HM Sampoerna sebagai perusahaan rokok, dan yang terakhir adalah
kelompok yang negatif terhadap perusahaan tersebut.
2. SELAMA SBSV
a. Acara
Ada banyak program acara di SBSV 2009. Beberapa
program pokok dalam acara tersebut adalah: flag market games,
CSR fun learning, Talkshow “Best Graduates Talent War”, mini
workshop, Meet the Management: “A Global Indonesia Company”.
i. Flag Market games
Flag market games merupakan permainan yang
memadukan antara kecekatan, strategi dan kerja sama tim.
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok di mana masing-
masing kelompok diserahi bahan mentah pembuat bendera dan
diberi tugas untuk membuat serta menjualnya. Instruktur
memberi tahu kapan waktu harga jual tinggi dan kapan harga
jual tersebut rendah. Di lain waktu instruktur juga memberi
tahu kapan harga bahan-bahan pembuat bendera tersebut naik
dan turun. Peserta harus cerdas memutuskan kapan waktu yang
tepat untuk membeli bahan mentah dan menjual bendera.
Kelompok yang mendapat keuntungan tertinggilah yang
menjadi pemenang dalam games tersebut.
Mengenai flag market games ini, sebagian besar responden
mengaku excited dalam mengikutinya. Mereka mengaku belum
pernah mendapatkan permainan semacam itu sehingga mereka
merasa senang. Karena kegiatan diadakan di awal acara, beberapa
mahasiswa mengaku bahwa flag market games tersebut sebagai
sarana kegiatan untuk pemanasan dan media untuk mulai berpikir
cepat. Seperti yang dikatakan oleh Desy;
“..Menarik banget tuh gamesnya, baru ketemu sekali itu.. belajar berpikir cepat dan tepat.” (wawancara dengan Desy)
Sebagian besar peserta belum saling kenal satu sama lain
pada saat games diadakan. Dengan keadaan itu, mahasiswa
diharuskan mengikuti permainan penjualan bendera. Desy
berpendapat bahwa games tersebut sangat menarik karena di
dalamnya, ia dituntut untuk berpikir secara cepat dan tepat dengan
orang-orang baru di kelompoknya.
Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Desy,
Hersynanda mengatakan bahwa games tersebut butuh strategi
managemen dan penyesuaian dengan tim baru secara tepat.
Peserta dituntut untuk tidak sekedar bermain tetapi menggunakan
pemikiran strategi yang tepat dan terampil dalam bekerja sama
dengan orang lain.
Pendapat senada diutarakan oleh Vita. Berikut
pendapatnya secara lengkap;
“Nek menurutku bermanfaat ya, ya kalo pas itu aku mbatin kok ini kayak kita lagi mengikuti AMT ya (Achievement Motivation Training red), nek jual bendera itu kan strategi, butuh pemikiran dan kekompakan” (wawancara dengan Vita)
Bagi Vita, flag market games seperti sebuah training
motivasi yang berbentuk pelatihan yang mengasah kerja sama dan
strategi. Ia mengaku kegiatan tersebut sangat bermanfaat baginya.
Zaki bahkan mengungkapkan bahwa flag market games
merupakan acara semacam acara pembuka untuk mengeratkan
hubungan antar peserta. Berikut pendapatnya secara lebih lengkap;
“Wah itu asyik Mbak! Itu simulasi jadi membuat peserta belajar memenej usaha yang sangat bergantung pada pasar.. tegang, seneng.. Intinya semacam team building, jadi mengeratkan antarpeserta dan memecah kebekuan agar peserta seneng dulu, kesan pertama-lah sebelum program berikutnya yang lebih berat” (wawancara dengan Zaki)
Zaki mengaku sangat menikmati flag market games. Selain
mendapat pembelajaran bagaimana memanage usaha, baginya
kegiatan tersebut juga berfungsi untuk ice breaking atau memecah
kebekuan antar peserta sebagai pembuka SBSV 09.
Pendapat yang agak berbeda diungkapkan oleh Ester. Ia
lebih memfokuskan kesan acara tersebut kepada pelatihan
penjualan. Ia mengatakan bahwa flag market games membuatnya
lebih tahu tentang strategi penjualan yang tepat dengan harga yang
tepat.
Senada dengan apa yang diungkapkan Ester, Nacong juga
berpendapat bahwa semua esensi marketing terangkum dalam
permainan flag market games. Dalam permainan tersebut dipelajari
dan dipraktekkkan kapan saat yang tepat bagi pengusaha untuk
membeli barang baku dan menjualnya. Pengusaha harus
menggunakan strategi dan pemikiran yang cerdas untuk dapat
bertahan dan mendapatkan keuntungan.
Masih berkaitan dengan apa yang diungkapkan Nacong
tentang usaha yang dilakukan oleh pengusaha untuk meraih
keuntungan, Fitri mengungkapkan pendapatnya tentang flag
market games;
“.Beugh, acara mantebs dah.. belajar jadi pengusaha dg segala resiko dari kondisi di lapangan dengan turun naiknya harga bahan baku dan produk... kelompok aku kan jadi yg terkaya...” (wawancaradenganFitri)
Fitri mengakui bahwa kegiatan tersebut sangat bagus,
memberinya pembelajaran tentang bagaimana menjadi pengusaha.
Namun usahanya dalam mengikuti acara tidak sia-sia karena
kelompoknya mendapatkan keuntungan tertinggi di antara
kelompok lainnya.
Sementara Siska memiliki pendapat lain. Ia mengaku bahwa
kegiatan flag market games mengingatkannya kepada berbagai
peluang yang ada di sekitar dan bagaimana memanfaatkannya.
Setelah sebagian besar mahasiswa best students mengaku
excited dan senang dengan flag market games, dua orang best
students tidak mengalami hal yang sama. Alfian mengatakan bahwa
ia sudah sangat sering mengikuti acara semacam flag market games
dan tidak ada hal baru yang ia temukan dengan permainan serupa
untuk kesekian kalinya.
Sedangkan Puji Lestari tidak berkesempatan mengikuti flag
market games. Hal tersebut dikarenakan ia sakit di hari pertama
sehingga tidak mampu mengikuti jalannya beberapa acara.
Jadi berdasarkan persepsi informan peserta SBSV 09, flag
market games memberikan manfaat pembelajaran agar mahasiswa
mampu berpikir cepat, kreatif dan menyesuaikan diri terhadap
orang-orang baru. Pendapat ke dua adalah bahwa kegiatan tersebut
sebagai sarana penyelenggara untuk memberikan pembelajaran
tentang marketing untuk mendapatkan keuntungan. Pendapat
selanjutnya adalah bahwa kegiatan semacam itu sudah sering
diadakan, tidak ada hal baru yang dapat ditemukan di sana.
ii. CSR fun learning
Acara selanjutnya adalah CSR fun learning. CSR fun
learning dibagi menjadi empat kegiatan. Yang pertama adalah
kunjungan di MPS Prigen dan CSR overview yang juga disebut CSR
observation dan praktek, yang ke-dua diskusi kelompok, yang ke-
tiga presentasi, dan acara ke-empat adalah penilaian dan
penghargaan.
Persepsi para best students terbagi menjadi beberapa
kelompok. Vita misalnya, ia menanggapi positif berbagai kegiatan
dalam CSR fun learning. Berikut pendapat dari Vita mengenai
kegiatan bernama CSR observation;
“Di Prigen lumayan menarik karena bisa melihat secara langsung proses pengolahan rokok mesin dan tangan. CSR overview sebenarnya menarik tapi kurang dikemas secara atraktif dan hemat waktu.... Jelas menambah pengetahuan tentang 'produk-produk' CSR nya SAMPOERNA, terjun langsung ke lapangan bisa melihat realitanya yang menjadi bahan evaluasi dan bisa berinteraksi langsung dengan masyarakatnya tg terlibat.” (wawancara dengan Vita)
Kunjungan di MPS Prigen menarik bagi Vita karena
kunjungan tersebut memberinya kesempatan untuk menyaksikan
proses pembuatan rokok secara langsung. Sementara itu ia
memberikan catatan untuk acara CSR overview yaitu agar acara
tersebut lebih dikemas secara menarik dan hemat waktu. Sementara
untuk acara CSR observation and Practice, Vita kembali
menyatakan tanggapan positifnya. Vita mengaku pengetahuannya
tentang kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT HM Sampoerna
selama ini bertambah dengan mengikuti kegiatan CSR observation.
Yang membuatnya lebih menarik adalah bahwa saat mengikuti
kegiatan tersebut ia dapat langsung melihat realisasi kegiatan CSR
serta berhubungan langsung dengan masyarakat sekitar yang
terlibat.
Setelah melakukan observasi, para best students kemudian
diminta untuk melakukan presentasi. Mengenai sesi presentasi
tersebut, Vita berpendapat sebagai berikut;
“Seru melihat berbagai 'style' temen-temen presentasi, kedua ada wawasan baru tentang 'produk/ objek' yang tidak kita observasi.” (wawancara dengan Vita)
Dikarenakan masing-masing best student hanya diberi
kesempatan untuk mengobservasi satu kegiatan CSR, maka para
best students dapat mempelajari kegiatan CSR lain melalui
presentasi rekan-rekan dari kelompok lain. Hal tersebut diakui Vita
merupakan wawasan yang hanya bisa ia dapatkan melalui acara
presentasi di SBSV 09. Selain itu ia juga merasakan keasyikan
tersendiri dengan menonton gaya teman-teman dalam presentasi.
Seperti halnya Vita, Nacong juga memiliki tanggapan yang
positif terhadap CSR fun learning. Berikut pendapatnya tentang
CSR observation;
“Bisa memberikan pemahaman kepada saya tentang proses pembuatan rokok dan hubungan langsung perusahaan kepada masyarakat sekitar” (wawancara dengan Nacong)
Nacong mengatakan bahwa dalam kegiatan CSR
observation, acara kunjungan ke MPS Prigen memberinya
pemahaman tentang proses pembuatan rokok. Selain itu melalui
kegiatan tersebut, ia juga dapat melihat secara langsung hubungan
perusahaan dan masyarakat yang diwujudkan dengan perusahaan
mitra. Sementara tentang Enterpreneurship Training center di
SETC, Nacong berpendapat bahwa kegiatan tersebut sangat
inspiratif. Hal tersebut karena sesi enterpreneurship training
membuatnya semakin menyadari bahwa dirinya mempunyai
banyak potensi dan tidak harus bekerja kepada orang lain.
Singkatnya, bagi Nacong, sesi tersebut dapat memberinya
kesempatan untuk mengenal langsung kegiatan CSR di PT HM
Sampoerna. Menurutnya, sesi tersebut merupakan proses
pembelajaran yang sangat efektif.
Kemudian saat menyoroti tentang Presentation dalam CSR
fun learning, Nacong berpendapat bahwa sesi tersebut sangat
aktrakti dan komunikatif. Sangat atraktif karena ia berkesempatan
melakukan presentasi sekaligus melihat teman-teman best students
lainnya melakukan presentasi dengan gaya yang atraktif. Cara
penyampaian para best students pun sangat komunikatif sehingga
dapat dipahami oleh semua pihak baik itu para best students yang
lain maupun pihak pelaksana CSR dari PT HM Sampoerna.
Zaki juga memiliki pendapat yang senada dengan Nacong.
Berikut pendapatnya tentang CSR observation;
“Overall menyenangkan, benar-benar belajar apa yang dilakukan perusahaan baik di dalam maupun di luar, bagaimana mereka menjalin relasi dengan masyarakat sekitar... Belajar ga punya malu mbak untuk mengembangkan usaha, soale kon dodolan.” (wawancara dengan Zaki)
Zaki mengakui bahwa kedua sesi yang diikutinya tersebut
sangat menyenangkan karena ia dapat belajar tentang realisasi dari
internal dan eksternal relationship yang selama ini dibangun oleh
perusahaan. Zaki juga mengaku mendapatkan pelatihan lebih
tentang apa yang menjadi hobinya selama ini yaitu berdagang.
Dalam CSR obsevation ia juga berkesempatan untuk mengunjungi
UKM Center. Dalam kunjungan dan observasi tersebut, ia
mendapatkan pelatihan tentang bagaimana berjualan yang baik.
Hal tersebut sangat sesuai dengan ketertarikan Zaki di dalam hal
berdagang yang selama ini ia miliki. Dari sesi tersebut, Zaki
menjadi semakin mantap untuk mengembangkan kemampuannya
dalam berwirausaha tersebut.
Berikut pendapat Zaki mengenai sesi presentasi CSR fun
learning;
“Pas presentasi bagus coz belajar dan tahu dari semua program. Itu bagus coz kita kan diposisikan seperti konsultan jadi kita belajar menilai kelebihan dan kekurangan program mereka dan memberi motivasi” (wawancara dengan Zaki)
Melalui presentasi yang dilakukan oleh semua kelompok
best students, Zaki mengaku wawasannya bertambah terutama
tentang kegiatan CSR selain di UKM Center. Selain itu ia dapat
belajar untuk menilai kelebihan dan kekurangan program CSR PT
HM Sampoerna yang telah berjalan selama ini serta memberi
motivasi bagi pihak perusahaan sebagai pelaksana.
Mengamini apa yang diungkapkan oleh rekan-rekannya
sebelumnya, Ester mengungkapkan pendapatnya sebagai berikut;
“Awesome. Aku ga nyangka ternyata walau perusahaan rokok mereka ternyata peduli juga sama lingkungan mulai dari perpustakaan, pengembangan produk, sampoerna rescue dan lain-lain. Menurutku itu sangat masuk akal untuk dilakukan sebagai bahan untuk balancing kali yah karena produk utama mereka kan rokok.” (wawancara dengan Ester)
Melalui CSR fun learning, Ester mengetahui berbagai
kegiatan CSR PT HM Sampoerna. Dengan berbagai kegiatan CSR
tersebut, Ester mengakui bahwa dirinya terkesan dengan
kepedulian PT HM Sampoerna terhadap lingkungan. Namun
bagaimanapun ia menganggap hal tersebut sangat logis karena
digunakan sebagai menyeimbangkan apa yang diproduksi
perusahaan.
Sedikit berbeda dengan Ester yang menilai lebih kepada
hubungan perusahaan dan masyarakat, Hersynanda menilai CSR
fun learning lebih kepada pelatihan leadership;
“Ya kalo yang tentang CSRnya yang tentang Sampoerna Rescue ada yang di padi SRI, mungkin itu lebih kenanya ke leadershipnya juga teamworknya. Jadi kita
dikumpulin ke anak-anak yang belum pernah kita kenal, terus kita dipush untuk bisa bekerja dalam tim gitu, nah kalo bisa ya alhamdulillah gitu, maksudnya bagus banget, bisa langsung kemampuan adaptasi kita kan juga di situ diajari berarti.“ (wawancara dengan Hersynanda)
Saat CSR observation, Hersynanda mendapatkan
Sampoerna Rescue dan lokasi pengembangan padi SRI. Dari
kegiatan tersebut ia merasa mendapatkan pembelajaran mengenai
kemampuan kerja sama dan kepemimpinan. Hal tersebut karena ia
dan para best students lain ditempatkan menjadi satu kelompok
dengan orang-orang yang tidak ia kenal sebelumnya dan harus
mampu menghasilkan saran, kritik dan solusi terhadap kegiatan
CSR yang dimiliki oleh PT HM Sampoerna. Sehingga Hersynanda
menekankan pembelajaran mengenai teamwork dan leadership
tersebut di sesi CSR fun learning.
Sementara itu, berikut pendapat yang dimiliki oleh Siska
tentang PT HM Sampoerna;
“CSRnya oke banget aku suka konsepnya.....selain itu kalo kita ingin membuat suatu usaha atau korporasi, sampoerna memberi contoh untuk melaksanakan tanggung jawab sosial karena yang aku liat perusahaan lain selain Sampoerna dan satu lagi perusahaan rokok lain CSRnya ga semaju mereka ” (wawancara dengan Siska)
Bagi Siska, melalui sesi CSR fun learning ia bisa
mempelajari praktek CSR PT HM Sampoerna. Menurutnya,
praktek CSR perusahaan sudah sangat maju dan pantas untuk
dicontoh oleh perusahaan lain di seluruh Indonesia.
Ungkapan Siska tersebut diamini oleh Fitri. Berikut
pendapat Fitri;
“Menyita tenaga sangad tapi bener-bener kurang waktu kalau untuk dapat ikutan semuanya dengan detail.. Iya karena belum semua terkunjungi dengan optimal, waktu kunjungan dah abis, dah naek bis, pastinya..gambaran secara umum oke kok, dengan waktu yang limit semua bisa terangkum dan bisa ngasih gambaran ke kita tentang CSR Sampoerna yang sangat peduli dengan lingkungan sekitar..baik masyarakat, maupun lingkungan alam semua jadi satu..hebat. ” (wawancara dengan Fitri)
Menurut Fitri, meskipun sesi CSR fun learning
dilaksanakan dalam waktu yang sangat singkat, secara umum apa
yang ingin disampaikan perusahaan dapat ditangkap dengan baik
oleh para best students. Dari kegiatan di sesi CSR fun learning,
Fitri belajar bahwa PT HM Sampoerna memiliki kegiatan CSR
berkualitas yang dapat mewujudkan rasa kepedulian perusahaan
terhadap lingkungan sekitar dengan baik.
Sementara di sisi lain, best students memberikant
tanggapan berbeda tentang CSR fun learning. Hal tersebut seperti
apa yang disampaikan oleh Desy;
“It was really fun learning!! Ga Cuma tau kegiatan dalam Sampoerna ke masyarakat tapi juga menambah pengetahuan dari masing-masing bagian itu, itu juga bagus Cuma panasnya aja yang pol terus pas materi di dalam ruang sebelum kita keliling agak membosankan, kurang menarik minat, he..” (wawancara dengan Desy)
Menurut pendapat Desy, sesi CSR fun learning benar-benar
menyenangkan di mana ia dapat belajar tentang kegiatan CSR
Sampoerna kepada masyarakat. Hanya saja ia memberikan catatan
tentang salah satu sesi yaitu di CSR observation yaitu CSR
overview di SETC. Sesi tersebut menurutnya membosankan dan
kurang dikemas secara menarik.
Puji Maharani juga memberikan apresiasi terhadap kegiatan
CSR fun learning tetapi ia memberikan sedikit tanggapa terhadap
sesi prentasi. Menurutnya, waktu yang dialokasikan untuk sesi
presentasi kurang dan membuat sesi tersebut kurang efektif.
Namun Alfian tidak begitu terkesan dengan sesi CSR fun
learning karena menurutnya, ia sudah sering melakukan kegiatan
serupa.
Jadi dari pendapat para informan, dapat disimpulkan bahwa
persepsi para best students mengenai kegiatan CSR fun learning
terbagi menjadi dua, yang pertama adalah sepenuhnya berpendapat
bahwa kegiatan tersebut menunjukkan kepedulian PT HM
Sampoerna terhadap lingkungan. Pendapat ke dua mengatakan
bahwa acara perlu untuk lebih dikemas lebih baik lagi di beberapa
sisi.
iii. Talkshow “Best Graduates Talent War”
Permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar lulusan
universitas di Indonesia adalah persaingan untuk mendapatkan
lapangan pekerjaan. Seperti yang kita ketahui, terdapat banyak
sekali angkatan kerja di Indonesia namun hanya sedikit lapangan
pekerjaan yang tersedia.
PT HM Sampoerna menangkap fenomena tersebut.
Kemudian dalam rangkaian acara Sampoerna Best Student Visit,
mereka mengadakan talkshow yang berjudul “Best Graduates
Talent War”. Talkshow dengan informan para eksekutif HRD
Sampoerna tersebut membahas mengenai berbagai hal. Beberapa di
antaranya adalah kriteria pelamar kerja seperti apa yang sebenarnya
dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan saat ini, bagaimana
persiapan yang baik dalam melamar kerja, dan lain sebagainya.
Mahasiswa merasa talkshow tersebut bermanfaat karena
rata-rata, para best students merupakan mahasiswa yang sedang
belajar di semester akhir. Sebagian peserta memang
mengaharapkan sesi ini.
Mahasiswa mendapat banyak wawasan dan informasi tentang
tenaga kerja seperti apa yang sebenarnya diinginkan oleh perusahaan
besar. Hal tersebut bermanfaat bagi mahasiswa untuk persiapan
menghadapi dunia kerja. Seperti pendapat yang diungkapkan oleh Ester
berikut ini;
“.... useful banget, aku lebih bijak dalam menyusun CV sama lebih tau gimana harus bertindak ketika diwawancarai dan bagaiman seharusnya performance aku ketika direkrut kerja” (wawancara dengan Ester)
Ester merasakan bahwa sesi talkshow tersebut sangat berguna.
Apalagi informasi tersebut disampaikan langsung oleh HRD perusahaan
perusahaan sebesar PT HM Sampoerna. Dari kegiatan tersebut, Ester
belajar bagaimana menyusun CV yang baik, sikap dan penampilan saat
melamar pekerjaan.
Sedangkan Fitri mengaku memang telah sangat menunggu sesi
talkshow tersebut. Dari kegiatan tersebut ia mengaku mendapatkan
berbagai tips dan trik yang bermanfaat dalam mencari pekerjaan. Fitri
mendapatkan informasi penting terutama tentang proses wawancara
dalam melamar pekerjaan, mengapa orang-orang gagal dalam sesi
tersebut dan sebagainya. Hal tersebut dapat ia pergunakan sebagai
pengetahuan dalam melamar pekerjaan di kemudian hari.
Nacong mendukung apa yang diungkapkan oleh ke dua rekannya
sebelumnya. Ia mengatakan bahwa sesi talkshow best graduates talent
war memberikannya banyak bekal untuk persiapan menghadapi dunia
kerja seusai kuliah nanti.
Hersynanda bahkan memberikan tambahan dari apa yang
dinyatakan oleh ketiga rekannya. Berikut pendapatnya;
“..tepat sasaran karena rata-rata yang diundang semester-semester menengah akhir jadi pas untuk persiapan kerja” (wawancara dengan Hersynanda)
Menurut Hersynanda, talkshow tersebut sangat tepat untuk
diberikan kepada para best students karena rata-rata best students
sedang belajar di semester akhir. Para best students memang sedang
dalam masa persiapan untuk menghadapi dunia kerja.
Mengenai talkshow tersebut Zaki mengungkapkan pendapatnya
sebagai berikut;
“Oke juga, kita bisa tanya-tanya dan dijelaskan tentang proses seleksi dan recruitment di sana. Bisa buat siap-siap kalau ada yang mau daftar atau daftar ke perusahaan lain coz secara general sistemnya hampir sama.. Iya itu jadi tahu sebleum kita daftar sebaiknya kita pelajari dan cari pengalaman dari orang-orang yang sudah kerja diperusahann tersebut atau perusahaan lain... Nggak formalitas, benar-benar dapat kok... Oya, tentang CV ternyata yang dibaca yang penting-penting aja jadi nggak usah penjang-panjang” (wawancara dengan Zaki)
Zaki berpendapat bahwa dari kegiatan tersebut ia mendapat
informasi tentang proses recruitment di perusahaan sebesar PT HM
Sampoerna. Menurut Zaki, sistem penerimaan pegawai baru di
perusahaan hampir sama jadi dengan mengikuti sesi tersebut ia merasa
mendapatkan pengetahuan penting. Ia mendapatkan sharing
pengalaman dari orang-orang berpengalaman serta informasi yang
diperlukan dalam melamar pekerjaan.
Alfian mengamini apa yang diungkapkan oleh Zaki. Baginya Best
Graduates talents war talkshow sangat bermanfaat untuk kesiapan
melamar kerja.
Siska menyoroti sesi talkshow tersebut dari sisi lain. Ia lebih
melihat sesi tersebut sebagai sarana sebuah perusahaan memberi tahu
tentang calon tenaga kerja yang mereka cari.
“...bagus jadi buka wawasan, peluang apa yang terbuka untuk kita masuk ke perusahaan besar... jadi tahu kalo
perusahaan besar seperti itu ga terlalu mikirin jurusan yang kita ambil waktu kuliah” (wawancara dengan Siska)
Menurut Siska, sesi tersebut membuka wawasan dan
pengetahuannya tetntang peluang-peluang yang tersedia di perusahaan
besar. Ia juga mendapat informasi tentang kriteria calon tenaga kerja
seperti apa yang sebenernya dibutuhkan oleh perusahaan besar.
Puji Maharani mendukung pendapat Siska. Berikut pendapatnya
lebih lengkap tentang talkshow Best Graduates talents war;
“.. Memberikan sudut pandang lain tentang proses rekruitmen. Biasanya kan kita bertanya-tanya proses dan kriterianya seperti apa, lewat talkshow itu kita bisa tahu langsung dari direksinya” (wawancara dengan Puji Maharani)
Pertanyaan yang di benak para calon pencari kerja selama ini
adalah seperti apa proses rekruitmen di perusahaan. Ketika biasanya
mereka mendapatkan informasi dari para pencari kerja, kali ini best
students justru mendapat informasinya langsung dari direksi yang biasa
menyeleksi calon tenaga kerja. Menurut Puji, hal tersebut memberikan
informasi penting dari sudut pandang berbeda tentang bagaimana dan
apa yang diinginkan oleh perusahaan.
Namun di lain pihak, pengemasan acara ini dinilai masih kurang.
Vita mengungkapkan bahwa talkshow tersebut belum cukup mengcover
pertanyaan yang dimilikinya selama ini tentang proses rekruitmen calon
tenaga kerja. Desy menyatakan alasan mengapa sesi tersebut masih
kurang menarik;
“Sebenernya acaranya bagus isinya..cuma kemasannya kurang menarik..agak membosankan, aku sih ngantuk waktu itu dengerinnya..cara penyampaiannya..” (wawancara dengan Desy)
Menurut Desy, esensi dari talkshow tersebut sebenarnya bagus.
Namun kemasannya agak membosankan sehingga peserta mengantuk
mengikutinya.
Jadi kesimpulan jawaban dari para informan adalah bahwa
Seorang informan mengatakan bahwa adalah bahwa acara tersebut
masih kurang menjawab banyak pertanyaannya terutama tentang
proses rekruitmen sementara informan yang lain berpendapat kemasan
acara yang masih kurang menarik. Namun sebagian besar informan
menyatakan bahwa talkshow tersebut bermanfaat. Bagi mereka, sesi
tersebut dapat memberikan bekal pengetahuan lebih banyak bagi best
students dalam persiapan melamar pekerjaan. Kemudian sesi tersebut
memberi tahu para best students tentang peluang yang bisa mereka raih
di perusahaan besar dan informasi proses rekruitment calon tenaga
kerja dari sudut pandang direksi perusahaan.
iv. mini workshop
Mini workshop yang diberikan di SBSV 09 merupakan
salah satu sesi yang mengasah pemikiran para best students.
Kegiatan tersebut berisi sebuah simulasi dan dialog interaktif.
Simulasi yang dimaksud adalah best students diposisikan
menjadi orang yang tersesat di sebuah pulau. Kemudian mereka
diminta untuk memilih barang-barang apa yang mereka perlukan
untuk bertahan hidup dengan meranking pentingnya barang
tersebut dari satu hingga sepuluh. Para best students kembali dibagi
dalam kelompok dengan orang-orang yang belum mereka kenal
dengan baik. Dengan sendirinya, dalam kelompok tersebut akan
muncul para pemimpin dan orang-orang yang kreatif. Sementara
dialog interaktif membahas tentang apa yang diinginkan atau
diharapkan oleh para calon tenaga kerja dari calon perusahaan
yang akan mereka masuki.
Ketika ditanyai persepsinya tentang mini workshop
tersebut, para best students memberikan tanggapan mereka.
Hersynanda menyatakan bahwa materi yang diberikan di sesi ini
tepat sasaran. Hal tersebut dikarenakan peserta penerima materinya
merupakan mahasiswa pilihan yang nantinya memberikan
pengaruh saat kembali ke kampus mereka masing-masing.
Hersynanda menekankan pembelajaran tentang kepemimpinan
pada sesi ini di mana dalam sebuah kelompok baru pasti akan
muncul seorang pemimpin dan orang lain dalam kelompok tersebut
harus membuang ego dan rela untuk dipimpin.
Sedangkan Desy memberikan tanggapan yang berbeda.
Bagi Desy, sesi mini workshop berguna untuk menggali lebih
dalam tentang personality, pola pikir dan kreatifitas para best
students. Peserta ditantang untuk mengasah kemampuan logika
dalam menghadapi sebuah masalah.
Mendukung apa yang disampaikan Desy, Puji berpendapat
bahwa mini workshop yang diadakan di SBSV 09 lebih ke arah
menggali potensi para best students. Puji berpendapat bahwa dari
acara tersebut para best students dapat lebih mengenali potensi
yang mereka miliki dan mengembangkannya.
Fitri memberikan pendapat yang senada dengan apa yang
disampaikan rekannya. Berikut pendapatnya;
“.....penuh siasat strategi dan persiapan untuk melakukan sesuatu dengan kerjasama... penuh pemikiran yang sangat tajam dan kritis“(wawancara dengan Fitri)
Bagi Fitri, mini workshop merupakan acara yang menuntut
strategi dan pemikiran yang cerdas. Selain itu para peserta juga dituntut
kerja sama yang baik dalam memecahkan masalah.
Menurut Siska, materi yang diberikan pada mini workshop
merupakan cerminan dari kegiatan best students sehari-hari. Namun sesi
tersebut secara tidak langsung memberikan pelatihan kepemimpinan
bagi para best students sendiri.
Sementara itu, Vita lebih memfokuskan pendapatnya kepada
dialog interaktif tentang dunia kerja. Ia menyatakan bahwa mini
workshop yang diberikan di SBSV bagus karena sesi tersebut dapat
mengcover pertanyaan mahasiswa tentang dunia kerja.
Menanggapi tentang mini workshop, Zaki memberikan
pendapatnya;
“Itu oke, coz kita diminta merancang kan? Jadi kita belajar internal kalau kita dalam perusahaan. Belajar kreatif” (wawancara dengan Zaki)
Zaki menganalogikan games simulasi dengan manajemen
di perusahaan. Menurutnya, sesi mini workshop memberikan
banyak manfaat karena memberikan pembelajaran tentang
bagaimana memanage sebuah internal perusahaan. Mendukung
pendapat dari rekan-rekan sebelumnya, Nacong berpendapat bahwa
sesi mini workshop merupakan sesi yang bagus baginya.
Di sisi lain, Alfian dan Ester memiliki pendapat yang
berbeda. Berikut pendapat yang dinyatakan oleh Alfian;
“Cukup bagus, dlm artian memang konten acaranya aku blm prnh dapat. Tp gak terlalu mengena..krn mgkn aku sering ikt kegiatan-kegiatan serupa di tempat laen.” (wawancara dengan Alfian)
Alfian mengatakan bahwa jenis sesi tersebut sudah sering
dilaksanakan oleh pihak lain sehingga ia tidak begitu terkesan.
Lebih lanjut, ia tidak terlalu mendapatkan tujuan dari acara
tersebut.
Mendukung apa yang diungkapkan oleh Alfian, Ester
menyatakan bahwa sesi mini workshop masih terasa kurang
baginya. Hal tersebut seperti apa yang ia ungkapkan berikut ini;
“aku sih ga terlalu dapat maknanya karena terakhir kita hanya dikasi tau jawabannya aja dan ga dijelaskan
kenapa harus item-item itu yang dipilih... kurang penjelasannya” (wawancara dengan Ester)
Ester lebih menekankan kekurangpuasannya terhadap mini
workshop karena tidak adanya penjelasan yang memadahi dari
pihak trainer tentang jawaban. Ia menginginkan penjelasan tentang
mengapa pilihan tertentu dipilih sebagai jawaban dari games
simulasi yang diberikan.
Jadi kesimpulannya adalah; dua orang informan
mengatakan bahwa sesi tersebut tidak mengena karena sudah sering
mengikuti kegiatan serupa, alasan dari informan lain adalah karena
kurangnya penjelasan tentang tujuan dan jawaban dari materi.
Namun seperti acara yang lain, sebagian besar informan mengaku
bahwa sesi tersebut berhasil karena tepat sasaran, yang ke dua
adalah bahwa sesi tersebut menggali kreatifitas best students.
v. Meet the Management: “A Global Indonesia Company”
Sebagai sebuah korporasi yang besar, PT HM Sampoerna
memiliki jajaran direksi. Dalam SBSV ini, direksi perusahaan
tersebut berkesempatan untuk berdialog langsung dengan
mahasiswa.
Menanggapi sesi tersebut, mahasiswa memiliki jawaban
yang beragam. Sebagian best students mengaku terkesan dengan
sesi meet the management ini, seperti apa yang dirasakan Ester;
“....wow, ternyata pimpinan-pimpinan sampoerna itu jenius-jenius banget, memang benar-benar orang terpilih dan layak kerja disana....kalo aku iya, aku jelas banget dengan penjelasan mereka” (wawancara dengan Ester)
Ester berpendapat bahwa sesi tersebut sangat menarik. Ia
terkesan dengan cara direksi PT HM Sampoerna mengisi acara
tersebut. Menurutnya, para direksi PT HM Sampoerna merupakan
orang-orang yang cerdas, hebat dan mereka mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan para best students dengan baik dan jelas.
Pendapat Ester tersebut senada dengan apa yang dinyatakan
oleh Fitri.
“ya okelah untuk memperkenalkan perusahan dan produknya serta jajaran dan stafnya... paling gak tau lahg bos-bos sampoerna..... bisa mengajukan pertanyaan pula kan? ..... ya pertanyaanku dijawab dg sangat baik... kalo gak salah pertanyaanku waktu itu tentang kapan sih merek rokok itu harus berganti atau diganti... jawabannya kalo udah gak laku lagi..... itu intinya sesuai dengan standar dari sampoerna dari tingkat penjualan dan minat di pasaran....” (wawancara dengan Fitri)
Menurut Fitri, acara meet the management digunakan oleh PT
HM Sampoerna sebagai media untuk mengenalkan perusahaan
termasuk di dalamnya para jajaran direksi dan produknya. Ia merasa
jawaban bagi pertanyaannya sangat memuaskan. Dari jawaban tersebut,
ia menyimpulkan bahwa penjualan produk yang selama ini dilakukan
oleh PT HM Sampoerna sudah memenuhi standar dan sesuai dengan
minat di pasaran.
Sementara Nacong dan Vita mengaku mendapatkan informasi
dari sesi tersebut. Nacong misalnya, ia merasa mendapat informasi
tentang sejarah PT HM Sampoerna, perkembangan perusahaan ke
depan dan proses merger (akuisisi) yang terjadi. Para direksi
menerangkan hal tersebut dengan jelas sehingga ia mendapatkan
pemahaman yang baik mengenai perusahaan.
Vita juga mengaku mendapatkan informasi penting selama sesi
tersebut. Berikut pendapatnya;
“Bagus, karena mengupas luar dalam Sampoerna yang selama ini hanya bisa baca di media, kini bisa sharing langsung dg managemennya.” (wawancara dengan Vita)
Bagi Vita, sesi meet the management istimewa. Hal itu
dikarenakan sesi tersebut memberi kesempatan kepada para best
students untuk berdialog dengan direksi PT HM Sampoerna setelah
selama ini hanya bisa melakukannya melalui media massa. Tentu saja
lebih banyak informasi tentang perusahaan yang dapat digali oleh para
best students dalam sesi tersebut.
Alfian juga berpendapat bahwa sesi tersebut memberikan
informasi baginya. Hanya saja informasi yang didapatkan hanyalah
tentang PT HM Sampoerna, dan implikasi produk mereka dari sudut
pandang perusahaan.
Pendapat lain disampaikan oleh Puji Maharani, Desy, dan
Hersynanda. Menurut mereka, meskipun acara tersebut menarik, waktu
yang diberikan untuk sesi tersebut kurang. Berikut pendapat yang
disampaikan oleh Puji Maharani;
“Management berupaya mendekatkan diri dengan best student yang diharapkan akan bergabung dengan perusahaan, sehingga dapat tercipta mutual understanding di antara kedua pihak. sayangnya, upaya management untuk dapat menjadi lebih accessible itu terkendala minimnya waktu, padahal respon best student sangat positif.” (wawancara dengan Puji Maharani)
Puji maharani berpendapat bahwa sesi meet the
management merupakan salah satu upaya PT HM Sampoerna untuk
menarik minat para best students bergabung dengan perusahaan.
Hal tersebut mendapat respon positif dari para peserta dibuktikan
dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan dan antusiasme para
peserta. Namun upaya yang positif tersebut terkendala dengan
sedikitnya waktu yang disediakan.
Desy mengamini apa yang telah disampaikan oleh Puji
Maharani. Berikut pendapatnya;
“yang itu cukup menarik juga, karena kan kita bisa tanya-tanya tentang Sampoerna juga, trus dapat penjelasan langsung dari pihak yang sesuai, jadi ajang sesuai nyampein pendapat kita juga kan tentang industri rokok.......Belum nan, untuk jawaban atau tanggapan sih cukup tapi waktunya kurang. Kayak aku waktu itu mau tanya tapi ga ada waktu lagi.” (wawancara dengan Desy) Menurut Desy, acara meet the management menarik karena
best students berkesempatan untuk melakukan dialog dengan
direksi PT HM Sampoerna. Namun tanggapan atau jawaban yang
diberikan oleh pihak direksi masih kurang karena waktu terbatas.
Sementara menurut Hersnynanda, karena keterbatasan
waktu di sesi tersebut, permasalahan yang dibahas masih terlalu
general. Direksi hanya menjelaskan hal-hal yang bersifat umum
tentang PT HM Sampoerna sehingga kurang fokus atau spesifik.
Hal tersebut disayangkan karena kesempatan untuk bertemu
dengan direksi PT HM Sampoerna tidak selalu ada.
Umumnya persepsi mengenai acara itu positif karena
mahasiswa berkesempatan menanyakan banyak hal mengenai
manajemen perusahaan dan rokok. Ketika ditanya apakah jawaban
yang diberikan direksi memuaskan penanya, tanggapan mereka
secara umum kurang puas.
Mengenai permasalahan yang dibahas di meet the
management tersebut, tanggapan disampaikan oleh Hersynanda;
“Acaranya baik tapi waktu itu agenda yang dibicarakan kurang fokus, masih tentang perusahaan Sampoerna secara umum” (wawancara dengan Hersynanda) Sebagian lain best students berpendapat bahwa pengemasan
acara tersebut masih cenderung membuat peserta mengantuk. Hal
tersebut seperti disampaikan oleh Zaki;
“Overall menarik, tapi ngantuk. Mereka jawabnya nge-les dan kurang memuaskan peserta to. Iya, Maksud mereka jelasin tentang peran perusahaan, tapi ketoke best students-nya padha kreatif.” (wawancara dengan Zaki)
Bagi Zaki, para direksi seperti sudah mengatur jawaban dari
awal. Jawaban yang mereka berikan hanya sebatas formalitas saja
dan hal tersebut membuat sesi tersebut terkesan agak monoton.
Senada dengan apa yang dinyatakan oleh Zaki, Siska
mengaku juga mengantuk saat mengikuti sesi tersebut.
“Hampir sama sih kesannya, maaf waktu itu rada ngantuk.... ya, CSR nya bagus banget walaupun mereka ga bisa menghindari hujatan tentang rokok... waktu yang di rungkut iya ngantuk” (wawancara dengan Siska)
Kesan siska terhadap sesi talkshow yang diadakan di SBSV
09 hampir sama yaitu agak membosankan dan membuat peserta
mengantuk. Meskipun kegiatan CSRnya bagus, menurut Siska, di
sesi tersebut terlihat bahwa sebagai perusahaan rokok, PT HM
Sampoerna tetap tidak bisa menghindari sikap negatif yang
ditunjukkan oleh sebagian masyarakat.
Dua orang informan mengatakan bahwa jawaban
manajemen PT HM Sampoerna masih kurang memuaskan. Selain
itu waktu yang diberikan untuk tanya jawab masih relatif kurang.
Sementara sebagian besar best students yang lain mengaku positif
terhadap sesi tersebut. Mereka yang positif berpendapat bahwa sesi
tersebut menunjukkan eksistensi para pimpinan PT HM Sampoerna
yang hebat. Selain itu, mereka berpendapat bahwa sesi tersebut
berupa informasi tentang perusahaan yang menambah wawasan
para best students.
vi. Keseluruhan acara SBSV 09
Setelah ditanyai tentang persepsi mereka tentang acara
demi acara yang mengikuti, para best students kemudian ditanyai
bagaimana persepsi mereka tentang keseluruhan acara SBSV 09.
Sebagian besar peserta menyatakan bahwa acara secara
keseluruhan, SBSV 09 berhasil baik dan positif. Hal tersebut
seperti yang diutarakan oleh Alfian;
“Cukup menarik... seruuu...asyiik... Kalo keseluruhan..ya keren lah..!!!... Pesertanya aja keren-keren...” (wawancara dengan Alfian)
Menurut Alfian, secara keseluruhan SBSV 09 merupakan
acara yang menarik dan menyenangkan. Sesi-sesi yang
dilaksanakan dan fasilitas yang diberikan cukup membuat
mahasiswa dari universitas Brawijaya ini mengakui keberhasilan
acara tersebut.
Ester bahkan menganggap bahwa SBSV 09 merupakan
salah satu momentum di hidupnya yang sangat berharga.
“Amazing! Pengalaman yang tak terlupakan dan menyenangkan banget, keren dan fantastis, fasilitas yang diberika top markotop, learningnya juga dapet” (wawancara dengan Ester)
Ester mengaku mendapatkan paket yang lengkap di acara SBSV
09. Ia mendapat sebuah pngalaman tak terlupakan sebagai seorang best
students. PT HM Sampoerna memberinya kesempatan untuk mengikuti
rangkaian acara yang memberikan pembelajaran berharga dan
berkualitas, serta mendapat fasilitas yang terbaik.
Fitri mengungkapkan apa yang dirasakannya dalam mengikuti
acara SBSV 09 melalui ungkapan berikut ini;
“Ehm sesuai quote aku di SBSV 09, So great, so funtastic, so unique, so here we are best students "MUANTEP REK"” (wawancara dengan Fitri)
Di mata Fitri, SBSV 09 merupakan acara yang sangat sukses. Ia
bahkan memuji keseluruhan SBSV 09 sebagai sebuah acara yang
fantastis, unik dan kembali menyuarakan slogan SBSV 09 “muantep rek!”
Sementara Hersynanda memfokuskan persepsinya tentang
keseluruhan acara sebagai kegiatan yang baik untuk motivasi regenerasi
mawapres di fakultasnya;
“Acara yang sangat baik untuk diceritakan ke yang lain, maksudnya gini. Itu memang memotivasi, di luar dari fasilitasnya banyak hal dari SBSV itu yang mungkin bisa digunakan untuk memotivasi orang lain. Untuk bisa, soalnya gini mbak, untuk kader mawapres itu ternyata susah juga, ga semua orang yang memang dia, orangnya memang sibuk- sibuk gitu dan ga semuanya mau, dia memiliki ketertarikan, interest yang yang sama ke arah ini. Nah ini bisa menjadi salah satu ajang yang bisa dipromosikan untuk bonus-bonus dari mawapres.“ (wawancara dengan Hersynanda)
Menurut Hersynanda, SBSV 09 merupakan acara yang sangat
memotivasi. Motivasi tersebut tidak hanya bagi peserta SBSV 09 tetapi
juga untuk mahasiswa yang belum ikut. Bagi yang belum ikut, SBSV 09
dapat digunakan sebagai motivasi untuk meraih berprestasi karena
hanya mahasiswa berprestasi yang bisa menjadi peserta acara tersebut.
Hal tersebut bisa ia gunakan sebagai salah satu iming-iming calon
mahasiswa berprestasi penerusnya di fakulatas.
Mendukung apa yang telah disampaikan oleh Hersynanda. Siska berpendapat bahwa SBSV 09 merupakan program yang bermanfaat bagi mahasiswa yang telah mengikutinya maupun belum mengikutinya. Berikut pendapatnya secara lebih lengkap;
“SBSV adalah program yang sangat bermanfaat untuk mahasiswa yang terpilih ataupun belum ikut.... Bagi aku personal, sbsv menumbuhkan rasa kreativitas, meningkatkan percaya diri dan semangat, baik di dalam program yang dibuat atau karena persahabatan yang dimulai dari sana” (wawancara dengan Siska)
Menurut Siska, seluruh rangkaian acara di SBSV
meningkatkan percaya diri, semangat dan kreativitas para
pesertanya. Selain itu karena pesertanya merupakan mahasiswa dari
seluruh Indonesia, event tersebut sekaligus sebagai media
mengawali persabatan mahasiswa terbaik seluruh Indonesia.
Nacong memuji seluruh rangkaian acara SBSV 09. Ia
memfokuskan pendapatnya lebih ke arah sesi mengenal CSR PT
HM Sampoerna. Berikut pendapatnya;
“Sangat bangus, perusahaan memberikan paket study tour dan kegiatan yang langsung menyentuh kegitan perusahaan kepada masyarakat sehingga kami sebagai mahasiswa dengan mudahmenangkap pesan yang ingin disampaikan perusahaan dan tidak terdapat kesan memakasakan keinginan perusaaahaan dan doktrin perusahaan kepada mahasiswa.” (wawancara dengan Nacong)
Bagi Nacong yang berpendapat bahwa SBSV 09
merupakan sebuah acara yang bertujuan untuk memberitahu
masyarakat tentang kegiatan CSR perusahaan kepada masyarakat,
SBSV 09 sangat bagus dan berhasil. Mahasiswa mudah memahami
pesan yang ingin disampaikan perusahaan.Dalam hal ini menurut
Nacong, PT HM Sampoerna ingin menunjukkan bahwa ternyata
perusahaan rokok memiliki banyak sisi positif dengan berbagai
kegiatan CSRnya. Menurut Nacong, kegiatan tersebut berjalan
lancar dan tidak ada indikasi doktrinasi atau memaksakan di
dalamnya.
Sementara Vita menyoroti keseluruhan SBSV 09 sebagai berikut;
“kayaknya ada beberapa kegiatan, ini kayak AMT gitu lho, maksudnya lumayan untuk perkembangan, membentuk karakter lumayan membantu, Beberapa kupikir ini motivation gitu, ya mungkin ga disadari sih tapi ya lumayan lah” (wawancara dengan Vita)
Menurut Vita, keseluruhan acara SBSV 09 merupakan
bentuk dari motivation program bagi para best students. Acara
tersebut membangun karakter dan perkembangan mahasiswa ke
depannya.
Zaki juga menanggapi SBSV 09 dengan positif;
“SIP!!... Benar-benar memberi kita kesempatan buat belajar banyak dalam waktu singkat. Yup! Patut dicontoh perusahaan lain,” (wawancara dengan Zaki)
Menurutnya, SBSV 09 merupakan rangkaian acara yang bagus
dan memberikan kesempatan bagi para best students sebagai peserta,
untuk belajar, mendapatkan ilmu yang banyak dalam waktu yang hanya
lima hari. Zaki bahkan mengatakan bahwa kegiatan yang diberikan oleh
PT HM Sampoerna tersebut patut untuk dicontoh perusahaan lain.
Puji Maharani menanggapi keseluruhan acara SBSV 09
dengan pandangannya yang kritis;
“Acaranya sendiri menurut aku berhasil. Aku inget banget pernah ada quote yang bilang, untuk bikin rakyat bahagia dan ‘diam’, kasih mereka makanan dan entertainment. nah, di sbsv itu kita dapet dua-duanya. Kita kan well-fed dan bahagia gitu di sana....” (wawancara dengan Puji Maharani)
Keberhasilan SBSV 09 menurut Puji Maharani, terletak
pada fasilitas yang diberikan. Mahasiswa dicukupi dan diberi
pelayanan terbaik sehingga para best students merasa terkesan dan
nyaman. Tentang bentuk kegiatan SBSV sendiri, Puji memiliki
sebuah catatan;
“.....Sebenernya masih banyak pertanyaan yang ga terjawab dan setelah pulang dari SBSV, makin banyak pertanyaan yang ga terjawab. Misalnya, peranan perusahaan rokok dalam sistem, misalnya sistem ekonomi di Indonesia. Mungkin untuk program-program beasiswa, itu masih lebih nyambung ke pendidikan tinggi. Tapi kalo sbsv sifatnya lebih apresiatif dan ujung-ujungnya kan recruitment...” (wawancara dengan Puji Maharani)
Puji Maharani masih memiliki beberapa pertanyaan yang belum
terjawab setelah mengikuti seluruh rangkaian SBSV 09; seperti apa dan
bagaimana peran PT HM Sampoerna sebagai perusahaan rokok dalam
sistem ekonomi Indonesia. Ia pun juga masih mempertanyakan tujuan
dari kegiatan SBSV 09. Namun terlepas dari pandangan kritis tersebut,
Puji sebagian besar best students lainnya merasa sangat senang dengan
program-program acara yang diberikan di SBSV 09.
Selain Puji, Desy juga memiliki pendapat kritis sebagai masukan
bagi SBSV ke depan;
“Secara keseluruhan udah bagus banget lah, apa lagi acra-acara yang butuh energi itu, kayak market flag dan fun learning tapi untuk jenis-jenis talkshow masih kurang waktu, kurang dikemas biar pada semangat, gitu aja sih.” (wawancara dengan Desy)
Desy berpendapat bahwa acara SBSV 09 telah berhasil dengan
baik hanya saja perlu adanya perbaikan pengemasan pada acara-acara
talkshow agar tetap membuat mahasiswa bersemangat.
Jadi berdasarkan pendapat yang diberikan oleh para informan
tentang keseluruhan acara SBSV 09, persepsi mereka tentang
keseluruhan SBSV 09 terbagi menjadi dua kelompok. Pendapat pertama
menayatakan kepositifan mereka terhadap keseluruhan rangkaian SBSV
09 dan pendapat ke dua mengakui keberhasilan SBSV 09 dengan
beberapa catatan dan masukan.
b. Tema
Tema atau tagline yang diangkat dalam acara SBSV 2009 adalah
“Motivate yourself, inspire others”. Tema tersebut mewarnai
keseluruhan jiwa dari pelaksanaan program SBSV 2009 sendiri. Acara-
acara yang diselenggarakan dibuat agar dapat menumbuhkan motivasi
yang tinggi bagi masing-masing peserta kemudian peserta diharapkan
dapat menyebarkan motivasi tersebut kepada orang lain. Para best
student menanggapi positif tema yang dibawakan pada acara tersebut.
Namun alasan yang diberikan beraneka ragam.
Ketika ditanyai apakah tema “Motivate yourself, inspire
others” tepat bagi acara SBSV 09, Ester mengungkapkan;
“Menurutku tepat yah, karena dengan serangkaian kegiatan dan peserta yang dihadirkan itu aku belajar banyak hal, kegiatan-kegiatan yang memberikan ruang kepada semua peserta untuk menunjukkan diri mereka masing-masing dengan segala kemampuan yang dimiliki membuat aku sangat-sangat termotivasi dalam menjalani aktivitas, kerennnn” (wawancara dengan Ester)
Ester berpendapat bahwa SBSV 09 merupakan media aktualisasi
bagi para best students. Dengan begitu mereka bisa menunjukkan
kemampuan dengan memotivasi diri sendiri dan akhirnya dapaat
menginspirasi best students yang lain. Hal tersebut menimbulkan energi
positif dan semangat untuk saling menginspirasi satu sama lain. Ester
mengaku sangat terinspirasi dengan kemampuan dan prestasi teman-
teman yang mengikuti SBSV.
Fitri juga mengamini apa yang dinyatakan oleh Ester. Baginya,
lewat acara SBSV, masing-masing best student menjadi inspirasi bagi
yang lain melalui jalan pemikiran dan kerja sama yang dilakukan. Adanya
fasilitator dalam acara SBSV juga turut menjadi motivator bagi best
students. Jadi, tema “Motivate yourself, inspire others” sangat tepat
digunakan pada acara SBSV 09.
Vita mengungkapkan bahwa tema “Motivate yourself,
inspire others” sangat simple tetapi punya arti yang sangat
mendalam. Pendapat serupa juga disampaikan oleh Alfian. Ia
mengatakan sangat menyukai tema tersebut karena menurutnya
sangat pas dengan acara-acara dan peserta yang diundang.
Masih senada dengan pendapat Vita dan Alfian,
Hersynanda menyebutkan bahwa acara SBSV 09 sangat
memotivasi sesuai dengan tema yang diangkat. Nacong bahkan
tidak punya kata-kata lagi, selain bahwa tema tersebut bagus
diterapkan di acara SBSV 09.
Desy menyatakan bahwa tema “Motivate yourself, inspire
others” memang mewarnai setiap acara dalam SBSV 09. Ada
benang merah tema di setiap kegiatannya. Namun menurutnya,
pemahaman tentang tema tersebut lebih kepada bagaimana best
students memahaminya sendiri.
Sedangkan menurut Zaki, tema “Motivate yourself, inspire
others” sangat inspiratif. Untuk itu, Zaki mengungkapkan
apresiasinya;
“Bagus itu kata-katanya, sebagai anak Psikologi, itu dari segi bahasa sajaknya pas, dari maknanya juga sip! Masih takterapkan kok Mbak” (wawancara dengan Zaki)
Menurut Zaki, pemilihan tema “Motivate yourself, inspire
others” dirasa sangat pas karena memacu para best students untuk
senantiasa memotivasi dirinya untuk selalu melakukan hal yang
positif yang lebih dari biasa sehingga bisa menginspirasi orang lain.
Zaki bahkan mengaku bahwa tema tersebut masih mewarnai
dirinya hingga saat ini.
Senada dengan Zaki, Puji mengatakan bahwa “Motivate
yourself, inspire others” mempunyai spirit yang positif dimana
tema tersebut sederhana tetapi mudah diterapkan di mana pun.
Siska mengamini apa yang diungkapkan oleh Puji. Bahkan
lebih lanjug ia merasa bahwa tema tersebut sangat mengena bagi
dirinya secara personal.
“...dengan hasil-hasil perjuangan kita, misalnya ikut lomba-lomba dan organisasi, ternyata memotivasi aku untuk berbuat lebih lagi,,, dan setelah aku termotivasi untuk menghasilkan sesuatu ternyata ada yang bilang terinspirasi dari caraku kerja” (wawancara dengan Siska)
“Motivate yourself, inspire others” bagi Siska sangat
relevan. Meski digunakan sebagai tema acara SBSV 09, ia
mengaku bahwa makna tema terebut juga berlaku dalam
kehidupannya sendiri. Dari tema tersbut, Siska belajar bahwa
sebaiknya ia memang senantiasa memotivasi dirinya untuk tidak
mudah puas dengan apa yang telah diraih. Prestasi yang telah diraih
tersebut justru bisa menjadi motivasi untuk mencapai prestasi yang
lebih tinggi lagi. Ketika Siska telah dianggap berhasil dengan
mencapai begitu banyak prestasi, maka orang lain terinspirasi
olehnya dan ingin meniru keberhasilannya. Hal tersebut dapat
menularkan semangat positif berprestasi di lingkungannya.
Jadi berdasarkan keterangan yang diberikan oleh informan,
persepsi para best student mengenai tema yang diangkat di SBSV
09 adalah positif. Tema “Motivate yourself, inspire others”dirasa
tepat dan mengena. Bahkan beberapa best student masih
menerapkan tema tersebut dalam keseharian mereka hingga saat ini
sebagai pemacu motivasi diri.
c. Keefektifan
Ada beberapa perusahaan yang mengadakan acara CSR
dengan sasaran mahasiswa. Kegiatannya pun beraneka ragam dan
dengan tujuannya masing-masing. Ada yang memberikan beasiswa,
factory visit dan lain sebagainya.
Ketika disinggung mengenai keefektifan program SBSV 09
dibandingkan kegiatan CSR dari perusahaan lain, tidak semua dari
best student pernah mengikuti kegiatan yang diadakan oleh
perusahaan lain. Oleh karena itu dalam membandingkan
keefektifan program SBSV 09 dengan kegiatan CSR perusahaan
lain, mengandalkan pengetahuan para best students yang mereka
dapatkan dari sumber yang mereka ketahui.
Di antara ke sepuluh informan, terdapat tiga orang
informan yang pernah mendapatkan beasiswa atau menjadi peserta
dalam kegiatan CSR yang diadakan oleh perusahaan lain. Mereka
adalah Alfian, Fitri dan Nacong. Namun ketika disinggung tentang
keefektifan acara SBSV 09 dibandingkan dengan yang lain,
jawaban yang mereka berikan beragam.
Menurut Alfian yang merupakan penerima beasiswa dari
sebuah perusahaan rokok, kegiatan SBSV 09 dan kegiatan di
beasiswa yang diterimanya hampir sama baik itu bentuk kegiatan
maupun tujuannya. Menurutnya, beasiswa yang diterimanya justru
berdurasi lebih lama yaitu setahun sehingga bagi mahasiswa,
bentuk beasiswa dirasa lebih efektif dibandingkan hanya dengan
kunjungan. Namun menurutnya, ada satu kelebihan yang dimiliki
oleh program SBSV. Acara ini diikuti oleh mahasiswa berprestasi
dari seluruh Indonesia. Itulah nilai plus yang belum bisa disamai
oleh program CSR dari perusahaan lain.
Meski sama-sama penerima beasiswa dari sebuah
perusahaan rokok di Indonesia, Fitri memiliki pendapat yang
berbeda dari Alfian. Fitri merasa kegiatan SBSV 09 sangat efektif
apalagi ketika dibandingkan dengan kegiatan pemberian beasiswa
oleh perusahaan kompetitor.
“....kalo kegiatan dari perusahaan rokok lain itu kan berkala kegiatanya... kalo sbsv kan langsung 5 hari non stop.. hampir sama sih, tapi lebih mngena yg sbsv karna jumlah mahasiswa nya terbatas dan terpilih” (wawancara dengan Fitri yustina)
Meski pun menurutnya kegiatan yang dilakukan di beasiswanya
dan SBSV 09 hampir sama, bagi Fitri Yustina, kegiatan SBSV 09 dirasa
lebih mengena dan efektif bagi mahasiswa. Alasannya adalah karena
jumlah peserta SBSV 09 dibatasi dan merupakan mahasiswa pilihan.
Selain itu menurutnya, kegiatan SBSV 09 yang berlangsung non stop
selama lima hari lebih efektif dibandingkan dengan acara yang diadakan
oleh pemberi beasiswanya di mana waktu kegiatan dilaksanakan secara
berkala.
Seorang lagi best student yang juga mengikuti program CSR yang
diadakan oleh perusahaan lain adalah Mudrikan Nacong. Ia mengaku
pernah menjadi peserta kegiatan CSR yang diadakan oleh salah satu
BUMN terkemuka di Indonesia. Ketika diminta membandingkan, Nacong
mengatakan bahwa SBSV 09 jauh lebih baik dibandingkan program yang
pernah ia ikuti tersebut.
“Sangat bagus, pointnya 9,00. Saya pernah mengikuti kegiatan yang serupa yang diadakan oleh perusahaan BUMN tetapi kualitas dan kuantitas yang diberikan Sampoerna selaku perusahaan swasta jauh lebih baik” (wawancara dengan Mudrikan Nacong)
Nacong mengaku ia sangat appreciate terhadap PT HM
Sampoerna.. Ia bahkan mengaku pernah mengikuti kegiatan CSR yang
diadakan oleh perusahaan lain. Namun menurutnya, SBSV 09 jauh lebih
baik dibandingkan dari kegiatan yang pernah ia ikuti.
Lain halnya dengan Ester dan Siska. Mereka berdua tidak
mengikuti kegiatan CSR yang diadakan oleh perusahaan lain akan tetapi
mengetahui informasinya dari beberapa sumber.
Ester misalnya, ia mendapatkan informasi tentang beberapa
kegiatan CSR perusahaan lain dari koran dan juga dari teman-temannya.
Ester mengaku informasi yang ia dapatkan masih terbatas, tetapi
sepengetahuannya, kegiatan CSR dari perusahaan lain kurang menarik
dan menyentuh para pesertanya. Ia menyebutkan kegiatan CSR yang
diadakan oleh sebuah BUMN pemerintah (sama dengan yang diikuti oleh
Nacong: red). Menurutnya, kegiatan tersebut hanya berfokus kepada
pengembangan perusahaan saja dan tidak memberikan timbal balik
yang sepadan kepada para pesertanya. Menurutnya, kegiatan SBSV 09
merupakan kegiatan CSR terbaik dibandingkan dengan kegiatan CSR
lainnya. SBSV 09 menurutnya sangat efektif untuk menarik simpati dan
pandangan positif peserta kepada perusahaan.
Siska yang juga menerima informasi mengenai kegiatan CSR lain
dari temannya, mengatakan bahwa setiap kegiatan baik dan efektif
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
“...rasanya untuk mendidik sih kegiatan CSR perusahaan kompetitor Sampoerna ya... kalo SBSV lebih terkesan jadi hadiah buat kita, alias full of fun, ga stres ikut lomba... tergantung tujuannya sih ya..” (wawancara dengan Siska)
Ia menyebutkan tentang kegiatan CSR yang dilaksakan oleh
sebuah perusahaan rokok lain yang juga terkemuka di Indonesia.
Menurutnya, beasiswa yang diberikan dari perusahaan lain tersebut
sangat efektif untuk pendidikan karena kegiatan di dalamnya sangat
bersifat edukatif. Sementara jika dibandingkan dengan kegiatan edukasi
di atas, menurutnya, SBSV 09 lebih bersifat wujud apresiasi perusahaan
terhadap mahasiswa berprestasi. Selain, durasi SBSV 09 dinilainya juga
sangat singkat yaitu lima hari. Sementara beasiswa dari perusahaan
kompetitor berjangka waktu satu tahun. Namun semua itu kembali ke
tujuan awal perusahaan mengadakan kegiatan CSRnya. Siska menilai
bahwa kedua acara itu sama-sama berdampak positif bagi perusahaan
dan mahasiswa.
Sementara beberapa best students yang lain belum pernah
mengikuti kegiatan CSR yang diadakan oleh perusahaan lain sehingga
mereka mengaku mempunyai pengetahuan yang minim tentang hal
tersebut. Ketika mendapat pertanyaan tentang keefektivitasan kegiatan
SBSV 09 dibandingkan kegiatan CSR oleh perusahaan lain, Hersynanda
mengungkapkan bahwa SBSV 09 dirasa sangat efektif. Ia
membuktikannya dengan beasiswa dari perusahaan rokok lain yang
tidak mengumpulkan mahasiswa terbaik se Indonesia seperti apa yang
dilakukan oleh PT HM Sampoerna. Menurutnya, itu merupakan hal
spesial dari acara SBSV 09 yang tidak dimiliki perusahaan lain sehingga
membuat SBSV 09 merupakan program yang sangat efektif bagi
mahasiswa dan perusahaan.
Hal tersebut senada dengan apa yang diungkapkan oleh Zaki. Ia
menyebutkan beberapa nama kegiatan CSR dari perusahaan lain yang
berbentuk pemberian beasiswa. Namun ketika dikonfirmasi lebih lanjut,
Zaki mengatakan bahwa ia tidak begitu mengerti program-program
tersebut secara detail. Namun baginya, kegiatan SBSV 09 tetap dirasa
sangat efektif karena bagaimana pun SBSV 09 memberikan input
berharga bagi mahasiswa pesertanya.
Berbeda dengan ke dua rekannya yang mempunyai informasi
tentang kegiatan CSR dari perusahaan lain, Vita baru mengetahui satu
kegiatan CSR bagi mahasiswa,
“Kalo menurutku perush swasta non BUMN baru sampoerna ya.......Tapi sing pelayanannya sampe segitunya kan sampoerna. ya mungkin bisa menginspirasi perusahaan yang lain, bukan motivasi untuk bersaing tapi sumbangsih kepada negara.” (wawancara dengan Vita)
Dengan minimnya informasi yang ia miliki, Vita bahkan belum
pernah mendengar tentang kegiatan sejenis yang diadakan oleh
perusahaan lain. Baginya, fasilitas dan kegiatan yang diberikan oleh PT
HM Sampoerna dalam acara SBSV 09 sangat baik dan efektif bagi
mahasiswa dan perusahaan. Ia mengharapkan agar perusahaan lain
mencontoh SBSV 09 untuk lebih memberikan sumbangsih nyata kepada
negara.
Agak berbeda dengan Vita, Puji Maharani lebih menekankan
kepada unsur promosi perusahaan,
“...lebih komprehensif, instead of ngumpulin mahasiswa dari berbagai univ di ballroom hotel buat promosi program graduate trainee atau semacamnya selama dua jam..” (wawancara dengan Puji Maharani)
Ketika ditanya tentang keefektifan SBSV 09 dibandingkan
dengna program lain yang sejenis, Puji mengatakan bahwa SBSV 09 lebih
komprehensif. Dalam acara tersebut, peserta dapat mengetahui lebih
banyak tentang PT HM Sampoerna, mendapat pengetahuan melalui
kegiatan yang diadakan sekaligus memilik teman-teman dari seluruh
Indonesia. Ia membandingkan SBSV 09 dengan promosi perusahaan
melalui acara semacam seminar kepada mahasiswa. Menurutnya,
program semacam ini lebih efektif dalam memberikan pemahaman
kepada para best students dan meberikan keuntungan tersendiri bagi
perusahaan.
Meskipun tidak mendapatkan beasiswa dari perusahaan lain,
Desy berpendapat bahwa kegiatan CSR yang diwujudkan dengan
beasiswa dari perusahaan lain lebih efektif. Menurutnya, mahasiswa
yang mendapatkan beasiswa akan merasa memiliki ikatan yang lebih
kuat dengan perusahaan. Di samping itu, para penerima beasiswa juga
diberi kesempatan untuk menjadi event organizer dari kegiatan yang
diadakan oleh perusahaan sehingga keuntungan dirasakan oleh dua
pihak.
Jadi kesimpulan dari jawaban para informan tentang keefektifan
SBSV 09 dibandingkan kegiatan CSR sejenis dibagi menjadi dua. Yang
pertama adalah pendapat yang mengatakan bahwa kegiatan SBSV 09
lebih efektif dan yang kedua adalah pendapat yang mengatakan
sebaliknya. Sebagian besar informan menyatakan bahwa acara SBSV 09
lebih efektif dikarenakan banyak faktor terutama dari sisi peserta yang
diundang, serta jenis kegiatan dan fasilitas yang diberikan. Sementara
dari sisi yang berlainan, informan mengatakan bahwa SBSV 09 kurang
efektif karena jenis kegiatan yang diberikan masih kurang variatif dan
masih kalah edukatif dibandingkan program CSR oleh perusahaan
kompetitor.
d. Manfaat
Ketika mengikuti sebuah acara, tentu saja pihak
penyelenggara maupun peserta menginginkan adanya manfaat dari
acara yang diadakan tersebut. Ketika hal tersebut dikonfirmasikan
kepada peserta, para best students mengatakan banyak sekali
manfaat yang mereka dapatkan dari acara SBSV 09.
Ester dan Siska misalnya. Dua dara yang berasal dari
daerah yang berbeda ini kompak menyebutkan manfaat dari acara
yang mereka ikuti.
“jadi tambah pe-de, karena udah ngerasain ketemu temen-teman se indonesia yang hebat-hebat banget dan membuktikan kalo kita musti jadi diri sendiri, alias ga usah malu ato jaim. Orang-orang hebat juga narsis dan muka tebel” (wawancara dengan Siska)
Tema “Motivate yourself inspire others” ternyata cukup
mengena di benak Siska. Dengan berkumpul dengan mahasiswa
berprestasi dari seluruh Indonesia, ia menjadi termotivasi dan
bangga karena ternyata dirinya juga merupakan bagian dari para
mahasiswa terbaik di Indonesia tersebut. Hal lain yang sangat
bermanfaat baginya adalah fakta bahwa para mahasiswa berprestasi
sangat eksis dalam setiap kesempatan. Hal tersebut membuatnya
semakin percaya diri untuk unjuk kebolehan di muka umum dan
menjadi diri sendiri.
Ungkapkan senada dilontarkan oleh Ester. Gadis asal
Manado tersebut mengatakan bahwa dengan mengikuti SBSV 09,
ia menjadi semakin percaya diri, selalu bersemangat dan berani
untuk menunjukkan diri. Selama ini kebiasaan yang berkembang di
masyarakat adalah ketika seseorang unjuk kemampuan di depan
publik, ia akan mendapatkan cibiran dan ungkapan tidak senang
dari orang di sekelilingnya dengan istilah “narsis dan sok eksis”.
Namun melihat kenyataan di SBSV 09 di mana masing-masing
best student merupakan pribadi yang aktif, Ester tidak lagi merasa
malu dan segan untuk menunjukkan kemampuannya.
Mengamini apa yang diungkapkan dua rekannya di atas,
Fitri mengaku bahwa ia juga menjadi termotivasi sebagai manfaat
mengikuti SBSV 09.
“Selalu berusaha menjadi yang terbaik. Oh iya, manfaat yah.. teman-teman yang tak terlupakan deh, acara-acara yang seru banget..” (wawancara dengan Fitri)
Fitri mengungkapkan bahwa SBSV 09 memotivasi dirinya untuk
melakukan usaha keras demi menjadi yang terbaik. Hal tersebut ia
dapatkan dari isi kegiatan-kegiatan yang ia ikuti di SBSV 09 dan
terinspirasi dari teman-teman best student sesama peserta SBSV
09.
Jika Siska, Ester dan Fitri merasa manfaat mengikuti SBSV
09 adalah lebih ke arah diri pribadi mereka lebih termotivasi,
Alfian dan beberapa best students lain justru lebih menekankan
manfaat jaringan/link yang mereka dapatkan dari acara tersebut.
Alfian misalnya, Ia menyebutkan beberapa hal yang ia dapatkan
sebagai manfaat mengikuti SBSV 09. Yang pertama, ia
mengatakan telah mendapatkan ilmu pengetahuan dan informasi
mengenai dunia korporasi dan CSR. Seperti yang diketahui
bersama, para best students memang dilibatkan untuk melakukan
observasi kegiatan CSR yang selama ini telah dilakukan oleh PT
HM Sampoerna, selain itu mereka juga mendapatkan beberapa
materi tentang pola perekrutan tenaga kerja di PT HM Sampoerna.
Yang ke dua, ia mendapatkan jaringan mahasiswa berprestasi dari
seluruh Indonesia. Terakhir yang ia sebutkan sebagai manfaat
mengikuti SBSV 09 adalah pengalaman yang bertambah.
Sama seperti Alfian, Puji juga mengungkapkan bahwa ia
mendapatkan banyak manfaat dari mengikuti SBSV 09. Selain
link/networking, ia mengaku mendapatkan pengalaman,
pengetahuan baru tentang CSR dan proses rekruitmen perusahaan.
Vita juga memiliki pendapat yang hampir sama mengenai
pengalamannya mengikuti SBSV 09.
“Cukup banyak manfaatnya: pengalaman karna itu sangat berharga, menambah link dengan mudah dalam waktu singkat, menambah motivasi bagi diri sendiri setelah sharing, cerita pengalaman-pengalaman dengan teman-teman yg lain, pengetahuan sendiri tg Sampoerna, info tentang bisnis rokok, manajemen perusahaan, dan juga manfaat materiil dan moril lainnya.” (wawancara dengan Vita)
Bagi Vita, mendapatkan pengalaman dari SBSV 09 sangat
berharga karena kegiatan tersebut hanya ia ikuti sekali dalam
seumur hidupnya. Menurutnya, SBSV juga memudahkannya untuk
mendapatkan link mahasiswa berprestasi dari seluruh Indonesia
dengan lebih mudah. Ia tidak harus mencari dan membangun
jaringan sendiri, cukup dengan membangung perseahabatan di
SBSV 09 dan berbekal buku yang berisikan contact person seluruh
best students yang diberikan oleh PT HM Sampoerna dalam acara
SBSV 09. Selain itu, Vita mengaku juga mendapatkan motivasi
dari para best students lain dan hal-hal yang menyangkuti korporasi
di bidang rokok. Karena begitu banyak manfaat yang Vita dapatkan
dari SBSV 09, ia tidak bisa menyebutkan kesemua manfaat tersebut
jadi secara keseluruhan, SBSV 09 sangat bermanfaat bagi Vita.
Dengan kata-kata yang simple, Nacong mengatakan bahwa
dari SBSV 09 ia mendapatkan link/ jaringan pertemanan dengan
best students dari seluruh Indonesia, termotivasi dan mendapatkan
info secara riil dari PT HM Sampoerna sebagai perusahaan rokok.
Bagi Nacong, link sangatlah penting, selain itu dari SBSV 09, ia
merasa lebih terarah dalam menjalani hidup ke depan. Nacong
mendapatkan sebuah inspirasi dan motivasi positif dari acara
tersebut. Selain itu, selama ini Nacong sangat ingin tahu informasi
mengenai kontroversinya rokok dan kali ini ia mendapatkan
informasi secara langsung dari PT HM Sampoerna. Pertanyaan-
pertanyaannya telah terjawab dengan mengikuti acra tersebut.
Mengenai manfaat mendapatkan mengikuti SBSV 09, Zaki
mengungkapkan pendapatnya,
“ Manfaatnya bisa kenal dan berbagi cerita sama teman-teman dari seluruh Indonesia...“ (wawancara dengan Zaki)
Bagi Zaki, jaringan sangat penting sebagai sarana untuk
menambah pengetahuan dan teman. Lebih dari itu, Zaki juga
menyebutkan tentang inspirasi yang ia dapatkan dari kegiatan CSR
PT HM Sampoerna. Ia mengatakan ingin mengembangkan program
semacam itu di lingkungannya sendiri. Selain itu Zaki mengaku
bahwa dengan mengikuti SBSV 09, ia menjadi tahu langkah-
langkah masuk perusahaan dan apa yang bisa dilakukan di sana
termasuk bagi masyarakat banyak.
Desy juga menyatakan pentingnya mendapatkan link
sebagai manfaat mengikuti SBSV 09.
“...tambah temen pastinya, aset masa depan buat tukar pikiran..” (wawancara dengan Desy)
Bagi Desy, link best student sangat penting dan itu ia
dapatkan melalui acara SBSV 09. Dengan memiliki teman-teman
mahasiswa berprestasi dari seluruh Indonesia, ia dapat bertukar
pikiran mengenai banyak hal dan hal tersebut merupakan aset yang
sangat penting baginya. Selain link, ia mengatakan bahwa SBSV
09 memberi manfaat tambahan ilmu baginya.
Lain halnya dengan Hersynanda. Ia mengatakan bahwa
manfaat yang ia dapatkan dari SBSV 09 hanya merupakan
pengetahuan umum saja. Seperti apa di CSR observation, Nanda
hanya mendapatkan sekilas informasi mengenai Sampoerna
Rescue. Namun begitu, Hersynanda mengungkapkan manfaat lain
yang sangat berguna baginya yaitu dirinya merasa lebih siap untuk
menghadapi persaingan menuju dunia kerja. Ia menyebutkan acara
talkshow “graduates talent war” sebagai acara yang sangat
inspiratif dan memberikan banyak masukan.
Jadi dari jawaban para informan mengenai manfaat yang
diperoleh dari SBSV 09, didapatlah berbagai macam jawaban.
Namun pada umumnya, para peserta/best students merasakan
keuntungan dengan mendapatkan jaringan mahasiswa terbaik dari
seluruh Indonesia dan merasakan motivasi yang tumbuh kuat dalam
diri mereka untuk senantiasa mencapai prestasi yang terbaik
sebagai manfaat mengikuti SBSV 09. Selain itu mereka juga
mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman baik
dalam bidang CSR maupun dunia korporasi.
e. Kepuasan
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan SBSV 09, para best
students ditanyai apakah mereka puas atau tidak dengan kegiatan
tersebut. Sebagai peserta dari SBSV 09, para best students ditanyai
tentang kepuasan dari sisi fasilitas dan kegiatan serta arti penting
SBSV 09 bagi mereka.
Sebagian besar best students merasa puas dengan acara
SBSV 09 yang mereka ikuti. Hal tersebut seperti apa yang
diungkapkan oleh Ester. Ia mengatakan bahwa dirinya sangat puas
dengan kegiatan SBSV 09. Bahkan arti penting SBSV 09 baginya
adalah sebuah Unforgettable experience yang berarti bahwa SBSV
09 memiliki arti tersendiri yang sangat penting bagi gadis asli
manado tersebut.
Senada dengan apa yang diungkapkan Ester, Fitri
mengatakan bahwa dirinya sangat puas dengan kegiatan SBSV 09.
Kepuasannya mencakup segi fasilitas, materi dan semua yang
diberikan di acara tersebut. Dengan segala yang ia dapatkan dari
SBSV 09, ia menjadi semakin termotivasi untuk menjadi lebih
baik. Dengan harapan ketika seseorang mencapai suatu tingkatan
prestasi yang tinggi, ia akan mendapatkan hadiah yang sepadan
dengan apa yang telah ia usahakan seperti SBSV 09. Baginya,
SBSV 09 merupakan moment yang takterlupakan.
Siska juga memiliki pendapat yang sama. Semua fasilitas
kelas satu yang ia dapatkan dan kegiatan-kegiatan yang diikutinya
membuatnya puas dengan SBSV 09. Untuk mengungkapkan arti
penting SBSV 09 dalam hidupnya, Siska menggambarkan bahwa
SBSV 09 merupakan salah satu jalan menuju anggarda paramitha
dalam hidupnya. Sama seperti apa yang dicita-citakan oleh pendiri
HM Sampoerna, Siksa juga berharap untuk mencapai
kesempurnaan dalam berprestasi di dalam hidupnya. Dalam
mencapai harapan/cita-citanya tersebut, SBSV 09 berperan sebagai
salah satu jalan yang membuatnya semakin mudah meraih impian
kesempurnaannya tersebut.
Zaki mengamini apa yang telah diucapkan rekan-rekannya
sebelumnya.
“..jelaslah mbak, nek fasilitas super gitu..Kegiatannya juga bagus-bagus dan menantang” (wawancara dengan Zaki)
Ia mengaku sangat puas dengan program yang
diselenggarakan oleh PT HM Sampoerna tersebut. Selain
mendapatkan fasilitas kelas satu, para best students juga diberi
kegiatan yang berkualitas dan menantang otak untuk berpikir
cerdas serta kreatif. Bagi Zaki, SBSV 09 merupakan sebuah acara
yang sangat inspiratif dan bermanfaat untuk langkahnya di masa
depan.
Vita memiliki jawaban yang tidak jauh berbeda dengan para
best students sebelumnya.
“Puas karena dikemas dengan sangat menarik secara keseluruhan menggugah motivasi, menambah pengetahuan dan mendapatkan pengalaman yang tidak semua mahasiswa di Indonesia bisa mendapatkannya.” (wawancara dengan Vita)
Keseluruhan acara SBSV 09 bagi Vita merupakan sebuah
rangkaian kegiatan yang sangat menarik. Isi acara SBSV 09
menuntut kreativitas, pemikiran cerdas dan kemampuan kerja sama
yang baik. Selain itu pesertanya adalah mahasiswa berprestasi se-
Indonesia yang istimewa dan memiliki kelebihan sehingga faktor-
faktor di atas membuat Vita termotivasi. Pengetahuannya
bertambah dan mendapatkan pengalaman yang sangat istimewa
karena hanya mahasiswa pilihan dengan jumlah terbatas yang
mendapatkan kesempatan untuk mengikuti acara ini. SBSV 09 juga
memiliki arti tersendiri di hati gadis aseli Solo ini. SBSV memberi
kesempatan baginya untuk belajar dan mengenali lingkungan kerja
di perusahaan swasta. Ia juga jadi merasa lebih mengerti tentang
perusahaan Sampoerna dan link mahasiswa berprestasi seluruh
Indonesia serta dari PT HM Sampoerna sendiri.
Sependapat dengan rekan-rekan best students yang lain,
Nacong mengatakan bahwa dirinya sangat puas terhadap acara
SBSV 09 yang diikutinya. Ia menyebutkan bahwa PT HM
Sampoerna memberikan total servis yang memuaskan bagi para
best students. Baik itu dari segi fasilitas maupun materi yang
diberikan. Pendapat Nacong tentang arti penting SBSV 09;
“Sangat penting. Info secara real dari pihak pertama yaitu Sampoerna, membuat saya lebih mengerti akan apa yang saya lakukan ke depan sebagai motivator, jaringan pertemanan dengan mahasiswa seluruh nusantara.” (wawancara dengan Nacong)
Nacong sangat tertarik dengan kontroversi mengenai rokok.
Dengan mengikuti SBSV 09, ia mengaku bahwa dirinya akhirnya
mendapat informasi yang lengkap dan memadai tentang
kontroversi tersebut langsung dari perusahaan rokok. Selain itu,
Nacong juga merasa lebih termotivasi setelah mengikuti kegitan di
SBSV 09. Ia mengaku lebih siap untuk menentukan masa
depannya. Arti penting lainnya adalah SBSV 09 sebagai starting
point membina hubungan persahabatan dengan teman-teman
mahasiswa berprestasi se Indonesia.
Ketika dikonfirmasi tentang kepuasan dalam mengikuti
SBSV 09, Hersynanda mengatakan,
“Ngga ada sih yang mengecewakan. Yang jelas waktu kita pulang ga ada hal negatif yang kita ceritakan berarti acara itu baik.” (wawancara dengan Hersynanda) Hersynanda mengungkapkan bahwa tidak ada bagian dari
kegiatan di SBSV 09 yang mengecewakan sehingga ia
berkesimpulan bahwa acara tersebut memang baik dan
memuaskan. Bahkan sepulang dari mengikuti SBSV 09 ia
termotivasi sehingga mempunyai resolusi baru yaitu mendapatkan
international scholarship beasiswa ke luar negeri. Motivasi
tersebut ia dapatkan karena banyak dari best students yang telah
mendapat beasiswa ke luar negeri. Bahkan beberapa orang telah
mendapatkan beasiswa master ke luar negeri sebelum mereka lulus
S1.
Puji juga mengungkapkan rasa puasnya terhadap SBSV 09.
Ia merasa mendapatkan banyak hal dari mengikuti acara tersebut,
dari sisi pengalaman, pengetahuan dan penghargaan. Namun ketika
dikonfirmasi mengenai arti penting SBSV 09 baginya, ia memiliki
jawaban berbeda dari rekan best students sebelumnya,
“SBSV itu, kalo menurut aku, adalah upaya HM Sampoerna buat merekrut tenaga baru yang potentially qualified..”(wawancara dengan Puji Maharani)
Bagi Puji, kegiatan CSR PT HM Sampoerna dalam bentuk
SBSV 09 ini merupakan salah satu upaya PT HM Sampoerna
untuk merekrut tenaga kerja yang berkualitas. Menurutnya, dalam
acara SBSV 09, PT HM Sampoerna sekaligus berupaya
menunjukkan peran perusahaan kepada masyarakat terhadap para
best students dan menurut Puji, upaya tersebut berhasil. Para
peserta diajak untuk mengobservasi kegiatan CSR perusahaan,
diberi materi dan berbagai fasilitas kemudian pada akhirnya
dipersilakan untuk mengikuti proses rekruitmen tenaga kerja.
Menurut Puji, sebenarnya kegiatan pemberian materi dan observasi
CSR dengan proses rekruitmen tenaga kerja bisa dipisahkan.
Sehingga ketika kedua kegiatan tersebut disatukan seperti apa yang
terjadi di SBSV 09, maka dapat dipastikan bahwa tujuan utama
dari perusahaan adalah rekruitmen tenaga kerja.
Berbeda dari best students sebelumnya, Desy dan Fian
masih merasa ada yang kurang dari pelaksanaan SBSV 09. Desy
merasa kurang puas dari sisi program acara sementara Alfian
kurang puas karena sakit sehingga sempat tidak mengikuti
beberapa kegiatan yang diadakan. Desy mengungkapkan
pendapatnya sebagai berikut,
“Fasilitas puas tapi untuk program masih ada yang kurang, kayak waktu CSR fun learning yang presentasi itu, maunya ada bahannya gitu yang hardcopynya jadi walau waktunya bentar, kita dapat materinya. Trus waktunya juga kurang dan pengemasan beberapa acara kurang menarik.” (wawancara dengan Desy) Pelayanan prima yang diberikan oleh PT HM Sampoerna
berbentuk sarana prasarana kelas satu, membuat Desy mengaku
sangat puas. Para best berangkat gratis dengan pesawat dari kota
masing-masing ke Surabaya (kecuali peserta dari Surabaya dan
Malang), mereka kemudian ditempatkan di villa kelas presiden di
Pandaan kemudian berpindah ke hotel bintang lima di Surabaya.
Selain itu, mahasiswa juga dibekali dengan peralatan gratis seperti
tas laptop dan seragam. Fasilitas mewah tersebut sangat jarang
bahkan belum pernah didapatkan oleh mahasiswa yang rata-rata
belum bekerja tersebut. Namun Desy mengungkapkan masih ada
kekurangan di beberapa sisi terutama masalah pengemasan
beberapa acara yang masih terkesan kurang menarik,
membosankan dan membuat peserta mengantuk seperti pada acara
CSR overview di Pandaan, dan talkshow best graduates talent war.
Selain itu ada juga yang kurang dari segi materi yaitu tidak adanya
hasil tertulis berbentuk hardcopy bagi para best students sebagai
hasil dari observasi.
Alfian seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, dalam
kondisi sakit pada saat mengikuti SBSV 09. Hal tersebut
membuatnya tidak mengikuti SBSV 09 dengan maksimal karena
harus absen dari beberapa kegiatan. Jadi ketidakpuasannya dalam
mengikuti SBSV 09 lebih dikarenakan alasan kesehatan. Saat
ditanyai mengenai arti penting SBSV 09 baginya, Alfian menjawab
“Aku memandang SBSV itu sebagai media aktualisasiku saat itu.. dan modal networking yang aku bangun..suatu saat pasti bermanfaat..selain pengalaman dan softskill yang aku dapatkan dari sana..secara namanya kan SBSV” (wawancara dengan Alfian)
Bagi Alfian, arti penting SBSV baginya adalah sebagai
sebuah sarana menunjukkan kemampuannya/media aktualisasi
karena kegiatan-kegiatan di acara tersebut menuntut mahasiswa
untuk menunjukkan kemampuan dan kreativitas yang mereka
miliki. Selain itu, SBSV merupakan sarana memulai networking
yang sangat penting bagi masa depan. Hal lain yang ia anggap
sebagai arti penting SBSV 09 adalah media yang memberinya
pengalaman dan softskill berharga.
Jadi dari jawaban informan, dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar peserta puas terhadap acara SBSV 09 yang diadakan
oleh PT HM Sampoerna tersebut. Beberapa yang kurang puas
dikarenakan alasan kesehatan pada saat mengikuti SBSV 09 dan
pengemasan acara yang kurang menarik. SBSV 09 juga memiliki
arti penting di benak masing-masing best student. Sebagian merasa
lebih termotivasi untuk mendapatkan prestasi yang lebih tinggi di
masa yang akan datang dan sebagian yang lain merasa acara
tersebut sebagai pengalaman yang tidak terlupakan dan tergantikan
oleh yang lainnya karena menjadi peserta SBSV 09 merupakan
kebanggaan tersendiri. Acara tersebut eksklusif dan hanya diikuti
oleh mahasiswa berprestasi yang terpilih dari seluruh Indonesia.
Beberapa best students yang lain mengaku arti penting SBSV 09
adalah sebagai sarana untuk lebih mengetahui PT HM Sampoerna
dan mendapat link luas dari seluruh Indonesia.
f. PT HM Sampoerna
Setelah mengikuti SBSV 09, para peserta kemudian
ditanyai tentang persepsi mereka terhadap PT HM Sampoerna
kaitannya dengan penyelenggaraan program SBSV 09. Ada tiga
poin pertanyaan yang diajukan kepada para informan best students.
Poin yang pertama adalah apakah program SBSV 09 sesuai
dengan kebijakan perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai
tujuan untuk mendapatkan profit. Bahkan beberapa perusahaan
menganut prinisp meminimalkan pengeluaran dan memaksimalkan
penghasilan sehingga ketika PT HM Sampoerna mengadakan
SBSV 09 yang notabene menelan biaya besar, para best students
kemudian ditanyai apakah SBSV 09 sesuai dengan tujuan
perusahaan.
Poin ke dua, para best students ditanyai tentang apa tujuan
perusahaan dalam mengadakan acara SBSV 09. Setiap acara pasti
memiliki tujuan tersendiri terlebih ketika acara tersebut terplanning
dan terkonsep dengan cukup matang, melibatkan best students dari
seluruh Indonesia serta menelan biaya yang besar. Oleh karena itu,
di sini para best students kemudian ditanyai persepsinya mengenai
tujuan PT HM Sampoerna dalam mengadakan acara SBSV 09.
Poin ke tiga adalah apa yang perusahaan targetkan dengan
mengadakan acara SBSV 09. Dengan adanya tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya, perusahaan semestinya juga memiliki
target baik itu dari segi kuantitas maupun kualitas. Terhadap hal
tersebut, para best students ditanyai mengenai persepsinya.
Dari informan yang ada, hanya satu orang best student yang
berpendapat bahwa SBSV 09 tidak sesuai dengan tujuan dan
kebijakan perusahaan yaitu Vita. Ia mengungkapkan pendapatnya
sebagai berikut,
“...menurutku Cuma untuk berkontribusi pada pendidikan, pembangunan SDM di Indonesia melalui Perguruan Tinggi Negeri ya mahasiswa mahasiswanya ya... tapi kalo disangkut pautke dengan tujuan perusahaan mendapatkan profit, nek menurut aku aku belum mendapatkan itu” (wawancara dengan Vita)
Menurut Vita, yang dilakukan PT HM Sampoerna dengan
menyelenggarakan SBSV 09 merupakan murni sebuah kontribusi
atau sumbangsih perusahaan terhadap negara. Ia menilai bahwa
sebenarnya perusahaan tidak mendapatkan keuntungan apa pun
dengan mengadakan acara tersebut. Dapat dikatakan bahwa
kegiatan ini tidak sejalan dengan tujuan perusahaan. Namun
menurutnya, bagaimanapun PT HM Sampoerna merasa memiliki
rasa tanggung jawab terhadap lingkungan atas sejumlah
keuntungan yang diperolehnya sehingga ia dengan sukarela
mengadakan kegiatan CSR. Jadi saat ditanyai tentang persepsinya
mengenai tujuan PT HM Sampoerna dalam mengadakan SBSV 09,
Vita mengatakan bahwa tujuan SBSV 09 adalah murni untuk
berkontribusi terhadap pendidikan dan pembangunan SDM
Indonesia. Untuk itu, Vita mengacungkan dua jempol bagi PT HM
Sampoerna yang dengan tulus ikhlas berkontribusi terhadap
masyarakat dan negara.
Mengenai target yang ingin dicapai perusahaan dari acara
SBSV 09, Vita berpendapat bahwa targetnya adalah terekrutnya
sejumlah pegawai baru. Menurutnya hal tersebut sah-sah saja dan
merupakan bagian dari strategi yang cukup jeli dari perusahaan.
Vita pun memastikan bahwa perusahaan tidak mematok target
penjualan produk maupun keuntungan karena tidak ada best
students yang pulang membawa prpduk rokok.
Berbeda dengan Vita, sebagian besar best students
berpendapat bahwa SBSV 09 memang sesuai dengan kebijakan
dan tujuan perusahaan. Hanya saja alasan yang mereka kemukakan
berbeda-beda.
Hersynanda berpendapat bahwa kegiatan SBSV 09 sudah
sesuai dengan tujuan perusahaan.
“Kalo itu sebenernya bisa kita lihat ke arah siapa yang diundang. Kenapa dari semua fakultas yang ada di Indonesia ga semuanya boleh masuk? Dan yang boleh masuk adalah anak fisip, anak THP, anak ekonomi, anak psikologi mungkin yang dia bisa ke arah HRD juga, Nah itu. Berarti walaupun dengan kata lain bahwa ini program CSR yang ga ada kaitannya dengan penjualan produk, segala macem, bener memang. Menurutku ini malah sebuah langkah penjaringan malahan. Menurutku memang dia yang diakhiri dengan tes placement itu, employee placement test itu, dia langkahnya bagus banget. Menjaring mahasiswa – mahasiswa yang notabene di situ banyak mawapres yang ikut di situ, terus dia jaring dulu semua terus dia kasih tes itu jadi sebelum dia lulus dia sudah dapet nama – nama mahasiswa yang di situ minimal tercatat sebagai seorang yang berpengaruh di kampusnya itu gitu, jadinya memang itulah langkah dia itu..” (wawancara dengan Hersynanda)
Menurut Hersynanda, SBSV 09 merupakan salah satu usaha
cara PT HM Sampoerna dalam merekrut tenaga kerja yang
berkualitas karena notabene pesertanya merupakan best students.
Selain itu, dari jurusan/fakultas yang mereka undang, sudah terlihat
bahwa hal tersebut berkaitan dengan faktor permintaan perusahaan
terhadap calon tenaga kerja dari bidang yang mereka butuhkan.
Namun menyepakati apa yang telah diungkapkan oleh Vita,
Hersynanda mengatakan bahwa hal itu justru merupakan strategi
yang sangat bagus. Selain menguntungkan perusahaan, konsep
tersebut juga menguntungkan best students sebagai calon tenaga
kerja. Selain itu Hersynanda juga berpendapat bahwa target
perusahaan dalam mengadakan acara SBSV 09 adalah untuk
menjelaskan kegiatan CSR perusahaan kepada mahasiswa
sekaligus menjaring calon tenaga kerja yang berkualitas. Jadi
terjadi simbiosis mutualisme dalam kegiatan tersebut dan itulah
yang membuat SBSV 09 menjadi unik.
Masih senada dengan Hersynanda, Desy juga berpendapat
bahwa SBSV 09 sesuai dengan tujuan perusahaan karena acara
tersebut memiliki unsur-unsur yang menguntungkan perusahaan.
“Menurutku sih pasti ada tujuan mereka yang tercapai, mungkin aja dengan SBSV bisa narik minat kita yang notabene best students untuk join dengan mereka atau minimal ngasi tau ke masyarakat kalo mereka juga punya tanggung jawab sosial selain produk rokok..” (wawancara dengan Desy)
Mengamini apa yang diungkapkan oleh Vita dan
Hersynanda, Desy juga berpendapat bahwa SBSV 09 merupakan
salah satu sarana perusahaan dalam menarik dan menjaring calon
tenaga kerja yang berkualitas. Dalam kesempatan tersebut,
perusahaan juga berkesempatan untuk menunjukkan kegiatan CSR
yang mereka kembangkan kepada mahasiswa berprestasi dari
seluruh Indonesia. Hal tersebut untuk menunjukkan bahwa meski
memproduksi rokok, PT HM Sampoerna memiliki sisi positif yang
patut untuk dihargai. Kesesuaian kegiatan SBSV 09 dengan tujuan
perusahaan dapat juga dilihat dari tujuan mereka mengadakan
SBSV 09. Desy berpendapat bahwa tujuan pengadaan SBSV 09
adalah pengenalan jaringan best students yang luas dan sebagai
sarana perusahaan menunjukkan tanggung jawab sosial mereka
terhadap lingkungan sekitar sehingga menurutnya perusahaan
menargetkan terekrutnya karyawan dan tersampaikannya informasi
kepada para mahasiswa mengenai program wirausaha dari CSR
mereka.
Bagi Puji Maharani, SBSV 09 juga sesuai dengan tujuan
perusahaan. Ia berpendapat sebagai berikut,
“CSR dan recruitment. CSR itu kan tujuannya macem-macem..... nah, sbsv itu CSR sampoerna untuk memperkenalkan hasil-hasil csr mereka di neigbourhood, sekaligus recruitment karena, setelah mengikuti program, diasumsikan bahwa mahasiswa-mahasiswa itu akan tertarik untuk bergabung dengan sampoerna karena CSR perusahaannya bagus... dan karena perusahaannya sendiri bagus.” (wawancara dengan Puji Maharani)
Menurut Puji, perusahaan berasumsi bahwa para best
students akan tertarik untuk bergabung dengan PT HM Sampoerna
setelah mengikuti SBSV 09. Hal tersebut dikarenakan perusahaan
melakukan promosi melalui acara tersebut. Dalam SBSV 09, best
students disuguhi berbagai kegiatan CSR dan juga potensi
perusahaan yang bagus dan maju. Dari situlah proses recruitment
akan berjalan meskipun tes recruitment tidak diwajibkan.
Sementara Siska mengungkapkan ada setidaknya tiga
tujuan PT HM Sampoerna dalam mengadakan SBSV 09.
“...Yang pertama, profit dapet mahasiswa 'berkualitas' yang bisa mereka pake untuk meneruskan bisnis mereka atau cari SDM secara ga langsung... Ke dua
promosi, menurutku paling ngga kita kan pasti aktif di organisasi/lingkungan kita, trus kalo kita cukup dipercaya, sekali kita ngomong tentang sampoerna pasti masyarakat percaya, inget ga waktu HRD nya bilang, yah paling ngga kalo ngerokok pilih sampoerna aja, karena kita punya csr yg bagus. Selain itu kalo kita ingin membuat suatu usaha ato korporasi sampoerna memberi contoh untuk melaksanakan tanggung jawab sosial” (wawancara dengan Siska)
Ia berpendapat bahwa SBSV 09 sudah sesuai dengan tujuan
perusahaan karena ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan
dengan menyelenggarakan acara tersebut. Yang pertama adalah
terekrutnya tenaga kerja yang berkualitas karena peserta SBSV 09
adalah para best students, promosi oleh para best students tentang
PT HM Sampoerna kepada masyarakat, dan yang ke tiga adalah
memberi contoh kepada masyarakat tentang konsep wirausaha
yang baik sebagai tanggung jawab sosial perusahaan. Namun
menurut Siska, yang lebih menjadi target dari penyelenggaraan
SBSV 09 adalah penyeimbangan sisi negatif perusahaan dengan
hal-hal yang bersifat sosial. SBSV 09 merupakan sebuah kegiatan
CSR PT HM Sampoerna untuk melaksanakan kewajiban
perusahaan sekaligus sarana perusahaan melakukan tindakan yang
berefek positif bagi perusahaan, masyarakat dan negara.
Lain halnya dengan pendapat yang dimiliki oleh Fitri dan
Fian. Jika Vita, Puji, Hersynanda dan Siska menitikberatkan tujuan
acara tersebut pada sisi recruitment calon karyawan, Fitri dan Fian
memiliki perspektif yang berbeda.
Menurut Fitri, kegiatan SBSV 09 sesuai dengan tujuan
perusahaan karena acara tersebut diharapkan mampu meningkatkan
prestige perusahaan di tingkat nasional. Menuurutnya, tidak
banyak perusahaan mampu mengadakan acara yang menelan biaya
besar seperti SBSV 09. Sehingga ketika pihak lain mendengar
tentang SBSV 09, PT HM Sampoerna akan terlihat lebih hebat.
Oleh sebab itu, menurut persepsi Fitri, perusahaan mengadakan
acara ini menurut Fitri dengan tujuan untuk mempromosikan
kegiatan CSR mereka dan meningkatkan prestige perusahaan di
mata masyarakat. Mengenai target yang ingin dicapai perusahaan
dengan mengadakan SBSV 09, Fitri mengungkapkan pendapatnya
sebagai berikut,
“Penciptan image perusahaan di mata mahasiswa Indonesia...ya yang ikut kegiatan SBSV tentunya.... dalam rangka peningktan prestige dan tanggung jawab sosial CSR, secara tak langsung berimbas pada blowing nama perusahaan berujung nama Sampoerna!”
Menurut pendapat Fitri, dari berbagai hal yang dilakukan di
SBSV 09 target utama yang ingin diraih oleh PT HM Sampoerna
dengan mengadakan acara tersebut adalah meningkatkan image PT
HM Sampoerna.
Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Fitri, menurut
Alfian SBSV 09 memiliki target utama peningkatan brand image
perusahaan. Menurutnya, penyelenggaraan SBSV 09 sudah sesuai
tujuan perusahaan. SBSV 09 merupakan salah satu bentuk kegiatan
CSR perusahaan di bidang pendidikan yang berisi pengenalan
terhadap dunia korporasi, recruitment pegawai dan training bagi
mahasiswa peserta. Menurut Alfian, SBSV 09 cukup sukses untuk
meningkatkan brand image perusahaan sekaligus untuk
melaksanakan tugas kewajiban perusahaan melaksanakan CSR
seperti apa yang telah diamanatkan undang-undang.
Seperti Alfian, Zaki juga menganggap bahwa target SBSV 09
adalah terciptanya kesan positif perusahaan di mata masyarakat.
Mengenai tujuan perusahaan mengadakan SBSV 09, Zaki menguraikan
pendapat sebagai berikut,
“Pertama: memang kewajiban mereka untuk menyelanggarakan CSR. Itu kan wajib to di negara kita tiap perusahaan punya program itu. itu secara umum.. Nha nek secara khusus menurutku bukan promo produknya langsung, tapi promo tentang perusahaan tersebut agar diterima sebagai perusahaan" positif"” (wawancara dengan Zaki)
Menurut Zaki, SBSV 09 merupakan salah satu jenis
kegiatan CSR di mana CSR wajib untuk dilaksanakan oleh
perusahaan di Indonesia. Baginya, SBSV 09 memang sudah sesuai
dengan tujuan perusahaan, karena acara tersebut bertujuan untuk
mempromosikan kesan positif perusahaan terhadap masyarakat. PT
HM Sampoerna membuat keputusan yang tepat dengan melirik
best students sebagai peserta acara yang mereka selenggarakan.
Menurutnya, perusahaan berharap best students akan menceritakan
hal-hal positif tentang PT HM Sampoerna sepulang dari mengikuti
SBSV 09 kepada masyarakat.
Ester misalnya. Ia berkeyakinan bahwa tujuan perusahaan
adalah mengubah cara pandang masyarakat terhadap perusahaan
rokok yang selama ini negatif.
“kalo menurutku sih supaya mahasiswa bisa belajar bahwa tidak sepenuhnya perusahaan rokok itu merugikan tapi juga ada sisi-sisi positif dari perusahaan rokok yah salah satunya melalui kegiatan ini, ini cara yang tepat untuk merubah pandangan tentang image perusahaan rokok” (wawancara dengan Vita)
Di dalam acara SBSV 09, mahasiswa diajak untuk
mengamati dan observasi kegiatan CSR perusahaan. Dari situ,
masyarakat melalui best students diberitahu bahwa ada banyak
kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan rokok. Masyarakat
sekitar mengaku merasa terbantu dengan keberadaaan PT HM
Sampoerna sehingga hal tersebut menambah nilai plus perusahaan.
Hampir senada dengan apa yang diungkapkan oleh Ester,
Nacong berpendapat bahwa tujuan perusahaan mengadakan SBSV
09 adalah untuk mengubah pendapat masyarakat. Menurutnya,
SBSV 09 meruapakn ajang untuk memahamkan masyarakat bahwa
perusahaan rokok juga melakukan berbagai kegiatan positif yang
berguna bagi masyarakat. Rokok tidak selalu berkonotasi negatif
karena banyak hal yang telah perusahaan rokok lakukan bagi
lingkungan. Ia mencontohkan kegiatan CSR yang selama ini
dilakukan oleh perusahaan. Tidak banyak masyarakat yang tahu
bahwa perusahaan membantu masyarakat sekitar untuk
berwiraswasta. Tidak banyak yang tahu pula bahwa PT HM
Sampoerna memiliki tim SAR yang membantu menyelematkan
korban bencana alam. Menurut pendapat Nacong, SBSV 09 sudah
sesuai dengna tujuan perusahaan namun belum menyentuh seluruh
cita-cita perusahaan yaitu memahamkan masyarakat bahwa
perusahaan rokok tidak selalu berarti negatif.
Jadi berdasarkan wawancara yang telah dilakukan terhadap
sepuluh informan best students, didapatkan kesimpulan bahwa
sebagian besar informan berpendapat SBSV 09 sudah sesuai
dengan tujuan perusahaan. Hanya ada satu orang yang
menganggap bahwa SBSV 09 sama sekali tidak berhubungan
dengan tujuan perusahaan. Pendapat mengenai tujuan diadakannya
acara SBSV 09 dibagi menjadi beberapa kelompok di mana
sebagian berpendapat acara tersebut untuk merekrut karyawan,
sebagian yang lain berpendapat bahwa SBSV 09 sebagai ajang
perusahaan untuk meningkatkan brand image perusahaan dan
sebagian yang lain berpendapat bahwa SBSV 09 diselenggarakan
dengan tujuan untuk merubah pendapat masyarakat tentang
perusahaan rokok.
3. PASCA SBSV
a. Program SBSV
Setelah mengikuti serangkaian acara SBSV 09, para
informan best students kemudian ditanyai persepsi mereka
tentang program tersebut. Ada beberapa pertanyaan yang
ditanyakan berkaitan dengan pokok permasalahan ini. Yang
pertama adalah apakah harapan peserta sebelum mengikuti SBSV
09 tercapai, pertanyaan yang ke dua adalah persepsi mereka
mengenai efek acara SBSV 09 terhadap PT HM Sampoerna,
mahasiswa dan masyarakat. Selanjutnya para best students
ditanyai persepsi mereka mengenai kelebihan dan kekurangan
SBSV 09. Para informan kemudian ditanyai tentang kesan mereka
terhadap SBSV 09 dan yang terakhir saran mereka untuk SBSV
09 ke depan.
Ketika ditanyai apakah harapan mereka sebelum mengikuti
SBSV 09 tercapai, semua informan mengatakan bahwa harapan
mereka tercapai. Beberapa informan bahkan mengatakan bahwa
apa yang mereka dapatkan di SBSV 09 melebihi apa yang mereka
harapkan sebelumnya.
Kemudian ketika para informan ditanyai mengenai apakah
efek yang didapatkan perusahaan setelah mengadakan acara ini,
pendapat mahasiswa best students terbagi menjadi beberapa
kelompok. Alfian misalnya, ia mengatakan bahwa SBSV 09
meningkatkan brand image perusahaan. Selain itu, ia juga
menyebutkan bahwa perusahaan juga mendapatkan calon tenaga
kerja dengan kualitas SDM yang bagus. Di sisi lain, mahasiswa
peserta juga mendapat efek dengan mendapatkan keuntungan
yaitu mendapatkan pembelajaran tentang softskill, pengenalan
tentang dunia korporasi, dan pertukaran info antar mahasiswa
dan juga perusahaan.
Kemudia Alfian berpendapat bahwa kelebihan SBSV 09
dibanding acara lain yang sejenis adalah pesertanya di mana
semuanya adalah mahasiswa berprestasi di universitas masing-
masing dan jamuan atau fasilitas yang diberikan oleh PT HM
Sampoerna. Sedangkan kekurangan SBSV 09 adalah dari bahwa
acara tersebut hanya dilaksanakan satu kali dalam satu periode,
tidak ada keberlanjutan selama satu tahun atau pun dibuat secara
periodik selain itu menurutnya, materi yang diberikan sudah
terlalu biasa dan telah sering diberikan oleh acara lain dari
perusahaan lain. Ia berharap acara SBSV dicreate lebih baik lagi
supaya hasilnya
berbeda. Ia berpendapat bahwa acara SBSV masih belum
terkenal, belum banyak orang yang mengetahui tentang acara
tersebut sehingga perlu adanya inovasi agar acara lebih terkenal
dan lebih baik lagi.
Kesan Afian tentang SBSV 09 adalah bahwa acara tersebut
tidak hanya sebagai sebuah kunjungan ke PPK Sampoerna.
Baginya, acara SBSV 09 tersebut berfokus pada pengenalan
kegiatan CSR PT HM Sampoerna dan ditambah beberapa
kegiatan lain. Sarannya bagi SBSV ke depan adalah agar PT HM
Sampoerna memberikan beasiswa dalam jangka waktu satu tahun
dan promosi SBSV supaya lebih gencar.
Siska juga sependapat dengan Alfian mengenai efek bagi
perusahaan dengan terselenggaranya SBSV 09. Menurutnya,
perusahaan akan mendapatkan citra positif dan popularitas di
kalangan masyarakat. Selain itu PT HM Sampoerna menjadi lebih
terkenal dibanding sebelumnya. Hal tersebut merupakan
keuntungan tersendiri bagi perusahaan di mana image sangatlah
penting bagi keberlangsungan perusahaan. Sementara efek bagi
mahasiswa adalah mahasiswa dapat membentuk jaringan antar
mahasiswa berprestasi seluruh Indonesia dan perusahaan dari
acara tersebut.
Kelebihan SBSV 09 bagi Siska adalah sisi fasilitas yang
diberikan perusahaan, sementara kekurangannya adalah bahwa
durasi acara tersebut kurang lama.
Kesan yang diperoleh Siska adalah bahwa ia termotivasi
dengan mengikuti acara SBSV 09. Kemudian saran yang Siska
berikan bagi SBSV 09 adalah adanya hubungan keberlanjutan
dari SBSV 09 atau follow up bagi para peserta SBSV 09.
Puji Maharani juga menberikan pendapat yang senada
tentang efek SBSV 09 bagi perusahaan.
“Kalau bagi perusahaan, yang pasti kerasa itu imej dan mereka dapet calon pegawai baru juga.. bagi mahasiswa, kesempatan dan networking. Kalau bagi masyarakat sih nggak terlalu ngefek langsung ya” (wawancara dengan Puji Maharani) Menurut Puji, image perusahaan meningkat dengan
terselenggaranya SBSV 09. PT HM Sampoerna semakin dikenal
sebagai sebuah perusahaan yang ‘positif’. Selain itu perusahaan
juga mendapatkan calon pegawai baru yang bekualitas. Sementara
mahasiswa di sisi lain mendapatkan kesempatan untuk merasakan
fasilitas nomor satu dan networking yang luas. Ia mengatakan
bahwa masyarakat tidak terlalu mendapatkan efek yang riil
dengna diadakannya acara SBSV 09 tersebut.
Banyak kelebihan dari acara SBSV 09 terutama dari sisi
networking, sementara kekurangannya adalah dari sisi diskusi.
Waktu yang diberikan kurang sementara peserta dan penanya
banyak.
Mengenai kesannya terhadap SBSV 09, Puji Maharani
mengungkapkan pendapatnya sebagai berikut,
“aku sangat terkesan!.. berkesan dalam hal kesempatan yang ditawarkan... kesan yang aku dapet sih, setelah ikut acara itu beberapa hari, dan ditawari banyak banget kemewahan, aku ga bisa nggak jadi mikir..... Wah, kalo aku gabung di HM Sampoerna, aku bakal punya kesempatan lebih banyak buat nikmatin luxury macam begini. Cannot help sih itu mah.... dan mereka memang menawarkan kesempatan untuk itu kan..” (wawancara dengan Puji Maharani)
Puji Maharani mengatakan bahwa dirinya sangat terkesan
dengan acara SBSV 09 terutama karena fasilitas yang diberikan
bagi para peserta. Hal tersebut membuatnya tertarik untuk
menjadi karyawan PT HM Sampoerna untuk mendapatkan
kemewahan yang lebih banyak lagi. Saran Puji bagi SBSV 09
adalah agar lebih banyak universitas yang diikutsertakan dalam
acara tersebut.
Zaki mengamini apa yang diutarakan oleh rekan-rekannya.
“Efeknya ya citra positif tadi Mbak... Nek mahasiswa sekaligus memberi pengalaman yang sangat berharga dan kebanggan” (wawancara dengan Zaki)
SBSV 09 membuahkan citra positif bagi perusahaan karena
mahasiswa akan pulang ke daerah masing-masing dengan
menceritakan kebaikan perusahaan tersebut ke masyarakat sekitar.
Sementara mahasiswa merasakan kebanggaan dengan menjadi
peserta SBSV 09 karena pesertanya adalah hanya terbatas pada
mahasiswa terbaik dari seluruh Indonesia dan diberi fasilitas
mewah yang bergengsi.
Pendapat Zaki mengenai kelebihan dan kekurangan SBSV
09 ia ungkapkan sebagai berikut,
“Kelebihannya: manajemen profesional, fasilitas ok, menginspirasi.. Kekurangan: kita nggak bisa tahu benar-benar semua program soalnya dibagi-bagi” (wawancara dengan Zaki)
Menurut Zaki, manajemen PT HM Sampoerna terhadap
program SBSV 09 profesional karena semua kegiatannya
terplanning dan terlaksana dengan begitu baik. Akan tetapi Zaki
masih merasakan kekurangan dari SBSV 09 yaitu pada sesi CSR
observation. Menurutnya pemahaman mahasiswa tentang
kegiatan CSR PT HM Sampoerna kurang karena peserta tidak
diberi kesempatan untuk melakukan observasi ke semua kegiatan
CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan.
Zaki mengungkapkan kesannya tentang SBSV 09 sebagai
berikut,
“Yang paling berkesan: CSR Fun Learning pas di UKM, coz waktu itu kita malah seperti ditraining untuk jadi wirausaha sukses. Bapak trainernya semangat sekali jadi kita ikut termotivasi. Dan bisa tahu pengusaha yang mulai dari 0 dan itu memberikan inspirasi. Kebetulan aku suka berdagang Mbak. Sekarang aku jual slayer and syal batik Mbak, mau nggak? Bagus-bagus lho ada nama dan filosofinya di tiap batik.” (wawancara dengan Zaki)
Bagi Zaki, SBSV 09 merupakan sebuah acara yang
berkesan baginya dan yang paling berkesan dari kesemua
rangkaian acara tersebut adalah CSR fun learning. Dari kegiatan
tersebut Zaki mengaku mendapatkan inspirasi dan motivasi dalam
berwirausaha. Ia mengaku hal tersebut sangat bermanfaat baginya
yang suka berdagang. Saran yang ia berikan bagi pelaksanaan
SBSV ke depan adalah sebaiknya peserta diberi kesempatan
untuk mengobservasi dan merasakan semua kegiatan CSR yang
ada di PT HM Sampoerna.
Masih senada dengan apa yang diungkapkan rekan-
rekannya, Fitri berpendapat bahwa kegiatan SBSV 09 berefek
pada brand image perusahaan,
“....Intinya meningkatkan prestige perusahaan dan pihak terkaitnya mahasiswa, kita terfasilitasi lewat acara ini bisa memperoleh informasi, pengalaman dan teman-teman yg sebelumnya tidak kita dapatkan...” (wawancara dengan Fitri)
Fitri menyebutkan bahwa image PT HM Sampoerna meningkat
dengan terselenggaranya SBSV 09. Perusahaan tersebut semakin
dianggap bergengsi dan memiliki prestige karena mampu mengadakan
acara yang bagus dengan fasilitas, materi dan peserta yang berkualitas.
Menurut Fitri dengan begitu, PT HM Sampoerna menjadi semakin
prestigious. Sedangkan mahasiswa mendapat banyak informasi,
pengalaman dan jaringan pertemanan mahasiswa berprestasi seluruh
Indonesia.
Ketika disinggung mengenai kelebihan dan kekurangan SBSV 09,
ia berpendapat sebagai berikut,
“lebih nya banyak yah... kegiatan seru, acara terjadwal, bisa memotivasi banget, seru-seru, mengexplore diri kita.... kekurangannya : waktu nya yg sangat padat...” (wawancara dengan Fitri)
Bagi Fitri, kelebihan SBSV 09 lebih banyak dibandingkan
kekurangannya. Ia menyebutkan beberapa kelebihan terutama tentang
kegiatan-kegiatan yang diberikan di acara tersebut. Sementara
kekurangan yang ia sebutkan adalah jadwal acara yang terlalu padat
sehingga peserta merasakan kelelahan secara fisik.
Hal yang paling berkesan bagi Fitri adalah ketika ia mengikuti
flag market games. Dari kegiatan tersebut, ia belajar menjadi
pengusaha yaitu dengan merasakan untung, rugi dan juga melakukan
lobbying.
Berikut saran yang diberikan Fitri untuk kegiatan SBSV,
“Waktunya pelaksanaannya di perpanjang, kalo bisa berkala, jadi tidak terlalu capek, dan bisa bertemu dengan teman-teman lagi… kalo dilaksanakan secara berkala.. dalam setaun itu 3 kali atau gimana deh, tempat yg berbeda misal di Jakarta…atau Manado, boleh juga tuh… jadi berkala untuk suatu acara” (wawancara dengan Fitri)
Saran dari Fitri adalah supaya waktu pelaksanaannya tidak hanya
5 hari sehingga peserta tidak terlalu merasa lelah. Ia juga menyarankan
agar diadakan follow up yang memungkinkan seluruh best students
kembali bertemu dan ada keberlanjutan riil dari acara SBSV 09.
Di sisi lain, terdapat mahasiswa yang berpendapat bahwa
efek yang didapatkan PT HM Sampoerna dari SBSV 09 lebih
pada terekrutnya karyawan baru.
Contohnya adalah Desy. Ia berpendapat bahwa efek
mengadakan SBSV 09 adalah perusahaan mendapatkan karyawan
baru dan sebagai kesempatan perusahaan untuk memberi tahu
masyarakat tentang tanggung jawab sosial yang dilakukan
perusahaan selama ini. Sedangkan mahasiswa mendapatkan link
yan luas.
Tentang kelebihan dan kekurangan dari SBSV 09, Desy
mengungkapkan pendapatnya sebagai berikut,
“Kelebihan fasilitas, sarana lengkap banget, pake uang saku lagi dan yang jelas nambah ilmu dan teman. Kurangnya ya itu tadi beberapa acar perlu direpackage ama ditambah beberapa fasilitas pendukung materi.” (wawancara dengan Desy)
Kelebihan SBSV 09 bagi Desy adalah fasilitas, sarana
prasarana yang lengakap dan berbagai hal ekstra yang diberikan
perusahaan kepada mahasiswa. Sementara kekurangan acara
tersebut adalah beberapa acara yang membosankan sehingga
perlu dibenahi dan penambahan fasilitas pendukung materi seperti
hardfile hasil diskusi atau materi presentasi CSR.
Kesan yang paling membekas dari SBSV 09 bagi Desy
adalah bahwa ia bertemu dengan teman-teman yang hebat yaitu
mahasiswa berprestasi dari seluruh Indonesia. Saran yang ia
berikan bagi kegiatan SBSV adalah sebagai berikut,
“Saran tetep diadain acara yang kemaren juga bagus untuk tetep diadain cuma yang kurang-kurang tadi aja diperbaiki. Oiya, ama acara outbond kita malem-malem itu agak kurang kena intinya, jadi mungkin diperbaiki juga lah.” (wawancara dengan Desy)
Menurut Desy, SBSV 09 sudah cukup bagus dan perlu
untuk terus dilanjutkan. Ia hanya menggarisbawahi tentang
beberapa kekurangan seperti beberapa kegiatan yang
membosankan dan penambahan fasilitas pendukung materi untuk
diperbaiki dan ditambah. Hal lain yang perlu dikoreksi adalah
outbond bagi para peserta di hari pertama yang kurang mengena
pada intinya.
Kesan yang didapatkan Desy dari mengikuti SBSV 09
adalah ia mendapatkan teman-teman yang hebat dari seluruh
Indonesia. Saran yang ia berikan bagi SBSV 09 adalah terus
mengadakan SBSV dengan isi program yang sudah dilaksanakan
sebelumnya tetapi dengan perbaikan di beberapa acara. Acara
yang dimaksud adalah beberapa talkshow, CSR oviervew dalam
CSR observation, dan outbond.
Hersynanda juga sependapat dengan apa yang dikatakan
Desy. Ia mencontohkan mengapa yang diundang dalam event ini
adalah orang-orang yang nantinya menguntungkan perusahaan.
Hal tersebut mengesankan bahwa perusahaan mengejar tenaga
kerja yang berkualitas bagi mereka. Di sisi lain, efek yang
dirasakan mahasiswa dari SBSV 09 menurut Hersynanda adalah
bahwa mereka dapat membangun jaringan dan juga
berkesempatan untuk menjadi tenaga kerja di PT HM Sampoerna.
Ia berpendapat bahwa tidak ada efek riil yang dirasakan
masyarakat dengan diadakannya SBSV 09 tersebut.
“Kelebihan pembentukan networkingnya dahsyat banget. Jadi dari dulu SBSV pertama sampai sekarang dia masih dijaga itu bagus. Kekurangannya di SBSV kita, tindakan riil ke
masyarakat langsungnya kurang baru berefek ke mahasiswa yang ikut.” (wawancara dengan Hersynanda)
Hersynanda berpendapat bahwa kelebihan dari acara ini adalah
pembentukan networking atau jaringan yang sangat luas dan kuat. Ia
mengomentari bahwa para alumni SBSV tetap menjaga komunikasi
sejak awal SBSV diadakan yaitu tahun 2005 hingga tahun 2008. Namun
kekurangan SBSV 09 bagi Hersynanda adalah kurang ada tindakan riil
dari kegiatan SBSV 09 kepada masyarakat, tidak seperti SBSV 08. Pada
SBSV 08 ada kegiatan penanaman bakau sebagai wujud membantu
lingkungan.
Kesan yang didapatkan Hersynanda denga mengikuti SBSV 09
adalah bahwa secara keseluruhan, acara tersebut sangat memotivasi
dirinya. Kemudian Hersynanda memiliki saran terhadap SBSV. Ia
memiliki sebuah konsep lain tentang pelaksanaan SBSV.
“...semisal mahasiswa dikumpulkan, diberi materi kemudian disebar ke masyarakat dan nantinya akan diadakan evaluasi apakah program dari Sampoerna berhasil.” (wawancara dengan Hersynanda)
Untuk mengetahui keefektifan program SBSV menurut
Hersynanda, akan lebih baik ketika para mahasiswa best students
dikumpulkan dahulu untuk diberi materi. Kemudian setelah itu mereka
disebar kembali ke masyarakat untuk suatu waktu diundang kembali
ke PT HM Sampoerna untuk melaksanakan evaluasi bersama-sama.
Di sisi lain ada juga best students yang berpendapat bahwa
tujuan perusahaan mengadakan SBSV 09 adalah lebih kepada
memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa perusahaan rokok
ternyata juga punya banyak kegiatan positif.
Selama ini PT HM Sampoerna dikenal oleh masyarakat sebagai
perusahaan yang memproduksi rokok dan rokok dapat membahayakan
kesehatan. Menurut Nacong, dengan adanya kegiatan SBSV 09
masyarakat dibuat agar menjadi lebih terbuka dan mengerti bahwa
ternyata perusahaan rokok memiliki kegiatan yang bermanfaat bagi
masyarakat seperti berbagai kegiatan CSR di lingkungan perusahaan.
Kelebihan SBSV 09 menurut Nacong adalah bahwa acara
tersebut berupa paket kegiatan yang lengkap. Ia mengaku pernah
mengikuti acara serupa dari perusahaan lain akan tetapi Nacong
merasa bahwa SBSV 09 lebih baik dari segala sisi. Hanya saja
pelaksanaan acara tersebut menurutnya harus lebih on time.
Kekuranga on time-an tersebut menurutnya merupakan kekurangan
SBSV 09 yang harus dibenahi untuk SBSV mendatang.
Kesan yang Nacong rasakan dengan mengikuti SBSV 09 adalah
bahwa acara tersebut sangat bagus dan berkualitas. Baginya, yang
paling berkesan dari SBSV 09 adalah kegiatan flag market games.
Nacong memberikan saran bagi kegiatan SBSV ke depan,
“Program ini harus berkesinambungan (continue) terhadap para peserta yang telah melakukan kegiatan ini, baik
itu pembinaan , serta hala terkait dengannya. Serta perlu inovasi yang lebih terhadapap kegiatan SBSV kedepannya.” (wawancara dengan Nacong)
Saran dari Nacong adalah akan lebih baik jika program SBSV
dilakukan secara berkesinambungan dan tidak hanya berhenti pada
satu kali pertemuan saja supaya hasil yang diharapkan perusahaan dan
mahasiswa peserta dapat lebih maksimal. Saran ke dua yang ia berikan
adalah perlu adanya inovasi lebih untuk kegiatan SBSV ke depan.
Ester mengamini apa yang diungkapkan oleh Nacong. Berikut
pendapatnya secara lebih lengkap,
“bagi sampoerna bisa dapat ide-ide kreatif dari mahasiswa terbaik. Bisa mengubah cara pandang mereka tentang perusahaan rokok, untuk mahasiswa mereka dapat pengalam baru yang tak terlupakan dan lebih paham akan mekanisme ketika kerja, cara tes nya gimana, harusny peyusunan CV itu gimana, pembawaan diri untuk berekspansi juga bisa dipelajari ketika mengikuti kegiatan ini, bagi masyarakat perusahaan ini sangat membantu dalam pengembangan usaha contohnya lewat jamur tiram, usaha keripik, teh rosela, mereka sangat membantu usaha UMKM. aku rasa si ada, dari pengalaman mahasiswa yang ikut, contohnya aku share ke masyarakat tentang keuntungan yang aku dapatkan waktu ikut sbsv, tapi mengkin secara tidak langsung yah” (wawancara dengan Ester)
Menurut Ester, efek yang didapatkan PT HM Sampeorna dengan
terselenggaranya SBSV 09 adalah perubahan pandangan mahasiswa
tentang PT HM Sampoerna, yaitu menjadi lebih positif daripada
sebelumnya. Dari SBSV 09, mahasiswa akan menemukan bahwa
ternyata PT HM Sampoerna tidak hanya perusahaan pemroduksi rokok
akan tetapi juga melaksanakan berbagai kegiatan yang bermanfaat
bagi masyarakat. Selain itu perusahaan juga mendapatkan berbagai
masukan positif yang membangun dari para mahasiswa. Masukan yang
berupa ide-ide kreatif tersebut tentu sangat berguna bagi
keberlangsungan perusahaan ke depan. Sementara di sisi lain,
mahasiswa juga mendapatkan efek dari acara ini. Mereka mendapat
banyak pengetahuan tentang apa-apa yang perlu dipersiapkan ketika
melamar pekerjaan dan juga pengetahuan dalam hal berwirausaha.
Sedangkan efek yang didapatkan masyarakat dari SBSV 09 adalah lebih
mendapatkan informasi positif mengenai PT HM Sampoerna
khususnya dari mahasiswa peserta SBSV 09. Berikut pendapatnya;
“Kelebihan fasilitas ok banget, mulai dari akomodasi, makan, transport, uang saku wah banget di sampoerna tapi yang menjadi kekurangannya adalah follow up setelah program ini ga ada” (wawancara dengan Ester)
Kelebihan yang dirasakan Ester dari SBSV 09 adalah fasilitas
yang diberikan selama program kepada para peserta. Sementara
kekurangannya adalah keberlanjutan dari acara tersebut/ follow
upnya.
Kesan yang didapatkan oleh Ester dari SBSV 09 diungkapkan
dalam pendapatnya berikut ini;
“aku terkesan akan semuanya, terkemas secara rapih dan teratur, tapi yang paling berkesan adalah kunjungan di Pandaan, kita bisa melihat semua pengembangan-perkembangan yang dilakukan sampoerna dilaha seluas 3 hektar, wah keren” (wawancara dengan Ester)
Bagi Ester, kesannya tentang SBSV 09 adalah bahwa acara
tersebut terkonsep dan terlaksana secara rapi. Kemudian yang paling
berkesan baginya adalah acara kunjungan di Pandaan di mana ia
melihat program-program CSR PT HM Samporna yang ditujukan untuk
membantu masyarakat sekitar
Kemudian saran Ester bagi kegiatan SBSV ke depan adalah
sebagai berikut;
“Berbicara soal saran, aku mau supaya setelah event ini harus ada follow upnya, jangan hanya putus setelah selesai kegiatan ini saja, lebih meningkatkan hubungan keakraban antara peserta dengan pihak sampoerna entah itu karyawan atau pimpinan, acaranya lebih diperpanjang dan lebih wow lagi deh” (wawancara dengan Ester)
Seperti beberapa rekannya sebelumnya, Ester menyarankan
adanya keberlanjutan dari SBSV 09 supaya tidak hanya berhenti
setelah satu kali pertemuan. Ia mengharapkan adanya hubungan
keakraban yang semakin terjalin baik antar peserta maupun dengan
pihak PT HM Sampoerna dengan lebih memperpanjang lagi acara SBSV
09.
Berbeda dengan rekan-rekannya sebelumnya, menurut Vita,
tidak ada efek signifikan yang diperoleh PT HM Sampoerna dengan
menyelenggarakan SBSV 09. Menurutnya, acara tersebut hanyalah
merupakan bukti kebaikan perusahaan kepada masyarakat terutama
dunia pendidikan. Perusahaan tidak mendapat keuntungan dengan
mengadakan acara tersebut. Yang mendapatkan keuntungan justru
mahasiswa. Berikut ia ungkapkan pendapatnya,
“Nek aku merasakan pengalaman, jelas. Dalam pengalaman itu aku merasakan ada link, ada temen-temen, ada inspirasi, trus mungkin pengalaman hal hal kecil yang sangat membekas, ya misale kenalan sama siapa, foto-foto, menginap di hotel bintang. Itu hal hal kecil tapi ga semua orang bisa mendapatkan pengalaman itu, bisa lebih mengenal perusahaan sampoerna itu apa, jalan-jalan di surabaya. Mungkin bagi universitas kalo bisa bagi adik-adik kita itu program rutin gitu, anual. Ga perlu kita searching perusahaan yang lain tapi insyaallah udah dapet kerja sama dengan sampoerna gitu lho. “ (wawancara dengan Vita)
Vita mengaku bahwa efek yang ia dapatkan dengan mengikuti
SBSV 09 adalah pengalaman, link, inspirasi, dan lebih mengenal PT HM
Sampoerna. Ia berpendapat bahwa universitas mendapat efek dari
kegiatan tersebut, yaitu link yang tersedia bagi mahasiswanya karena
sudah memiliki kerja sama dengan PT HM Sampoerna.
Menanggapi tentang kelebihan dan kekurangan SBSV 09, Vita
mengungkapkan pendapatnya sebagai berikut,
“....Kekurangane tu, waktunya tu cepet banget ngono lho, istirahatnya kurang. Soale ada beberapa event yang ngga fit, kesel.. Aseline sih mau menikmati tapi mergo kesel ki dadi kurang ini.. gitu. Trus nek kelebihannya secara keseluruhan wis apik. ” (wawancara dengan Vita)
Vita menyoroti jadwal acara yang terlalu padat sehingga para
peserta mengalami kelelahan fisik dan tidak bisa mengikuti beberapa
acara dengan maksimal. Sementara kelebihan SBSV 09 menurutnya
adalah bahwa acara tersebut sudah terkemas dengan baik secara
keseluruhan.
Sementara kesan yang ia dapatkan dari SBSV 09 ia nyatakan
sebagai berikut;
“Kesannya, Pengalaman, banyak pengalaman baru yang aku alami, menginspirasi, memberi masukan secara ga langsung, menambah ilmu juga “(wawancara dengan Vita)
Kesan yang Vita dapatkan dari SBSV 09 adalah bahwa acara
tersebut memberikannya banyak pengalaman, inspirasi dan ilmu
sehingga sangat berkesan dan bermanfaat baginya.
Sementara saran yang ia sampaikan untuk pelaksanaan SBSV ke
depan adalah sebagai berikut,
“Dikemas lebih seru lagi, misal dengan mengadakan kompetisi ilmiah bg peserta SBSV, dan juga beasiswa bagi peserta SBSV”(wawancara dengan Vita)
Vita menyarankan agar SBSV dikonsep dengan lebih baik lagi. Ia
menyarankan untuk menambah kegiatan ilmiah seperti kompetisi
ilmiah dan beasiswa supaya kegiatan semakin bersifat edukatif dan
bermanfaat.
Kesimpulan yang didapatkan dari pendapat para best students
mengenai PT HM Sampoerna kaitannya dengan SBSV 09 adalah
sebagai berikut; Sebagian besar peserta berpendapat bahwa dari SBSV
09, brand image PT HM Sampoerna semakin meningkat, sedangkan
sebagian informan lain dengan jumlah yang lebih sedikit beranggapan
PT HM Sampoerna mendapatkan karyawan dengan SDM yang
berkualitas sebagai efek dari mengadakan kegiatan SBSV 09. Dua orang
informan berpendapat bahwa efek kegiatan SBSV 09 bagi perusahaan
adalah pemahaman masyarakat bahwa ternyata perusahaan rokok
memiliki banyak sisi positif yang banyak membantu lingkungan sekitar.
Yang terakhir, satu orang informan mengatakan bahwa PT HM
Sampoerna sebagai penyelenggara SBSV 09 tidak mendapatkan
keuntungan apa pun yang berarti dengan mengadakan acara tersebut.
SBSV 09 hanyalah merupakan wujud kebaikan dan kepedulian
perusahaan terhadap dunia pendidikan Indonesia.
Pendapat para best students mengenai kelebihan SBSV 09 dibagi
menjadi beberapa kelompok. Siska, Desy, Ester dan Zaki mengatakan
bahwa kelebihan SBSV 09 terletak pada sisi fasilitas yang diberikan
oleh PT HM Sampoerna. Sementara Hersynanda dan Puji mengatakan
bahwa kelebihan dari acara SBSV 09 dibandingkan dengan acara lain
adalah pada sisi networking atau jaringan yang dibentuk dalam acara
tersebut. Vita dan Nacong berpendapat bahwa kelebihan dari acara
SBSV 09 adalah bahwa acara tersebut lengkap dan secara keseluruhan
terkemas secara baik. Sedangkan Alfian berpendapat bahwa kelebihan
SBSV 09 terletak di sisi pesertanya di mana peserta dari SBSV 09 adalah
mahasiswa berprestasi dari seluruh Indonesia. Fitri memiliki pendapat
sendiri. Menurutnya, kelebihan dari SBSV 09 adalah bahwa kegiatan
yang diberikan di SBSV 09 sangat seru dan mengeksplor diri para best
students.
Kekurangan dari SBSV 09 dari kaca mata para best students
adalah sebagai berikut; Siska, Puji dan Vita berpendapat bahwa durasi
SBSV 09 kurang lama. Sementara Fitri berpendapat bahwa jadwal
acara terlalu padat, Nacong berpendapat bahwa kegiatan yang kurang
dilaksanakan dengan tepat waktu. Desy mengatakan kekurangan dari
acara ini terletak pada beberapa sesi talkshow yang membosankan,
Zaki berpendapat bahwa mahasiswa tidak bisa mengetahui kegiatan
CSR PT HM Sampoerna secara menyeluruh, hanya satu bagian saja dan
Hersynanda mengatakan bahwa kekurangan dari SBSV 09 adalah
bahwa dalam acara tersebut tidak ada aksi riil yang langsung
membantu masyarakat dan lingkungan sekitar. Ester menganggap
kekurangan SBSV 09 adalah dari sisi follow up yang masih minim dan
Alfian mengatakan bahwa kekurangan dari SBSV 09 adalah bahwa
acara ini belum terkenal dan hanya dilaksanakan sekali dalam satu
tahun.
Kesan yang didapatkan oleh para best students ada berbagai
macam. Berikut kesan dari para best students; Siska, Hersynanda, dan
Vita berpendapat bahwa kesan yang mereka dapatkan dari acara SBSV
09 adalah bahwa acara tersebut memotivasi mereka. Sementara Puji
mengaku sangat terkesan dengan kegiatan SBSV 09. Ia bahkan
membayangkan untuk nantinya bekerja di perusahaan tersebut.
Beberapa best students yang lain mengaku terkesan dengan salah satu
kegiatan yang diadakan. Alfian, Zaki dan Ester misalnya, ia terkesan
dengan CSR fun learning, Fitri dan Nacong terkesan dengan flag market
game. Sementara Desy mengaku lebih terkesan terhadap fakta bahwa
ia dikumpulkan bersama mahasiswa terbaik dari seluruh Indonesia
sebagai peserta acara.
Saran yang diberikan para best students pun bervariasi. Berikut
saran yang mereka berikan; Alfian menyarankan agar SBSV menjadi
sebuah beasiswa yang diberikan selama satu tahun, dan promosi
dilaksanakan dengan lebih gencar. Siskan dan Ester menyarankan
adanya follow up yang lebih intensif antar para best students dan best
students dengan manajemen PT HM Sampoerna. Puji menyarankan
agar ada lebih banyak lagi universitas yang dilibatkan dalam kegiatan
SBSV. Sementara Zaki menyarankan agar kegiatan CSR observation
dimaksimalkan hingga masing-masing best students berkesempatan
untuk mengobservasi semua kegiatan CSR yang ada di PT HM
Sampoerna. Desy dan Vita menyarankan agar kegiatan SBSV dikemas
lebih baik lagi dan memperbaiki beberapa sesi dalam kegiatan
tersebut. Fitri menyarankan agar waktu pelaksanaan acara
diperpanjang dan dapat dilakukan lebih dari sekali dalam setahun,
Hersynanda menyarankan bentuk lain dari SBSV 09 yaitu para best
students dikumpulkan untuk ditraining dalam sebuah acara kemudian
disebar ke masyarakat dan pada akhirnya diundang kembali ke PT HM
Sampoerna untuk dievaluasi kinerjanya. Yang terakhir, Nacong
menyarankan agar acara SBSV terus berlangsung.
b. Citra PT HM Sampoerna
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan SBSV 09, para best
students kemudian ditanyai mengenai persepsi mereka terhadap
citra PT HM Sampoerna sebagai penyelenggara event tersebut.
Beberapa orang best students mengaku bahwa persepsi
mereka terhadap PT HM Sampoerna berubah. Hal tersebut seperti
apa yang diungkapkan oleh Ester,
“Penilaianku jadi berubah, dulunya aku berpikir bahwa perusahaan rokok itu merugikan banget, tapi ternyata ga juga, karena lewat perusahaan ini banyak orang yang bisa dihidupi, banyak pengembangan-pengembangan masyarakat di sekitar pabrik dan menguntungkan daerah di mana perusahaan ini berada” (wawancara dengan Ester)
Dari acara SBSV 09, Ester mendapati bahwa ternyata PT
HM Sampoerna memiliki peran tersendiri di negara. Melalui
program mitra dan padat karyanya, perusahaan membantu negara
dengan mengurangi jumlah pengangguran. Selain itu, PT HM
Sampoerna juga berperan membantu masyarakat sekitar dengan
melakukan penelitian, pengembangan serta penyuluhan terhadap
usaha kecil masyarakat di sekitar perusahaan. Hal tersebut
mengubah persepsi Ester bahwa rokok merugikan, ternyata
banyak hal yang telah dilakukan dan disumbangkan oleh PT HM
Sampoerna terhadap masyarakat dan negara.
Seperti Ester, Desy juga mengungkapkan bahwa setelah
mengikuti SBSV 09, citra PT HM Sampoerna meningkat menjadi
lebih positif di matanya. Dengan acara tersebut, ia menjadi dapat
melihat bahwa perusahaan rokok juga memiliki program CSR
yang baik dan berguna bagi masyarakat sekitar. Pandangan Desy
terhadap PT HM Sampoerna menjadi positif.
Sama dengan kedua rekannya sebelumnya, Zaki mengalami
perubahan pandangan terhadap PT HM Sampoerna setelah
mengikuti SBSV 09. Citra PT HM Sampoerna menjadi lebih
positif baginya. Hal tersebut dikarenakan program PT HM
Sampoerna yang membantu masyarakat dan peduli terhadap
dunia pendidikan tinggi Indonesia. Hanya saja, Zaki masih
menyayangkan bahwa Sampoerna memproduksi rokok.
Sementara bagi Fitri, sumbangsih PT HM Sampoerna
terhadap negara sudah tidak dapat diragukan lagi. Ketika ditanyai
pendapatnya tentang PT HM Sampoerna, ia mengungkapkan hal
sebagai berikut,
“Sampoerna, perusahaan yang menyerap ribuan tenaga kerja dan menjadi mitra masyarakat dalam rangka mengembangakan usaha kecil dan menengah..dan memiliki tanggung jawab sosial untuk lingkungan alam dan masyarakat sekitarnya, serta peduli dengan dunia pendidikan di Indonesia dengan adanya beasiswa serta program SBSV ini.” (wawancara dengan Fitri)
Citra positif sudah melekat pada PT HM Sampoerna di mata
Fitri. Menurutnya, PT HM Sampoerna sudah melakukan begitu
banyak hal yang positif terhadap masyarakat sekitar dan juga
dunia pendidikan Indonesia. Beberapa di antaranya adalah usaha
PT HM Sampoerna dalam mengurangi jumlah pengangguran dan
mengembangkan usaha kecil dan menengah di sekitar perusahaan.
Sumbangsih PT HM Sampoerna tersebut merupakan wujud
tanggung jawab sosialnya yang begitu besar terhadap masyarakat
dan negara. SBSV merupakan salah bukti nyata kepedulian PT
HM Sampoerna terhadap pendidikan.
Vita bahkan menyebutkan bahwa perusahaan ini sangat
ideal.
“Bagus sih, etika bisnisnya jalan. Soale memang setauku ga Cuma pendidikan, tapi ke masyarakat sekitarnya kayak buku, pengembangan kewirausahaan, pertanian juga, jadi ideal ya, antara kepentingan bisnis sama etika bisnis ya, ga Cuma bisnis.. aja tapi masyarakat di sekitar merasakan kesuksesan perusahaan.” (wawancara dengan Vita)
Menurut Vita, PT HM Sampoerna menjalankan bisnis
dengan etika yang baik karena perusahaan tersebut juga
melaksanakan tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Hal ini
membuat masyarakat turut serta merasakan kesuksesan
peusahaan. Bahkan yang lebih mengagumkan, PT HM
Sampoerna melaksanakan tanggung jawab sosial dalam berbagai
bidang seperti bidang wira usaha ekonomi kecil dan menengah,
pertanian, pendidikan dan lain sebagainya. Jadi, sebagai
perusahaan yang maju dan beretika bisnis yang baik, PT HM
Sampoerna layak ditiru oleh perusahaan lain.
Seperti apa yang diungkapkan oleh Vita, Nacong juga
menyatakan persepsi positifnya mengenai PT HM Sampoerna.
Baginya, PT HM Sampoerna merupakan perusahaan yang peduli
terhadap lingkungan masyarakat dan sekitarnya dan bukan
merupakan perusahaan yang hanya mementingkan keuntungan
perusahaan.
Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Nacong dan
Vita, Siska juga menyatakan apresiasinya terhadap PT HM
Sampoerna. Ia menyatakan bahwa citra PT HM Sampoerna
positif di matanya. Menurutnya, PT HM Sampoerna terkesan
merupakan perusahaan yang tidak hanya mencari laba tetapi juga
membantu masyarakat sekitar dengan berbagai program CSR
(Corporate Social Responsibility) yang mereka selenggarakan.
Hal tersebut membuktikan bahwa PT HM Sampoerna merupakan
perusahaan yang baik.
Setelah mengikuti SBSV 09, Fia mengaku pandangannya
terhadap PT HM Sampoerna menjadi baik. Ia menyukai CSR
(Corporate Social Responsibility) yang dilakukan PT HM
Sampoerna dan sistem rekruitmen yang ada. Selain itu Fian juga
mengakui peran PT HM Sampoerna yang begitu besar bagi
Indonesia. Ia mencontohkan gempa Padang di mana menurutnya,
bantuan paling besar berasal perusahaan rokok di mana PT HM
Sampoerna merupakan salah satunya.
Namun agak berbeda dari rekan-rekan sebelumnya,
Hersynanda dan Puji mengaku bahwa pandangan mereka
terhadap PT HM Sampoerna tidak berubah jauh setelah mengikuti
SBSV 09.
Hersynanda mengungkapkan pendapatnya sebagai berikut;
“Antara saat sebelum mereka ngundang aku dan setelah itu ga ada yang berubah secara signifikan tentang persepsiku. Cuman, jadi terlihat “wah” karena ga ada bandingannya. Maksudnya aku belum pernah masuk sebegitu jauh di perusahaan lain... Iya “wah“ dan bonafid tetapi memang ga begitu banyak pengaruh dari acara ke pengetahuan citra perusahaan ke aku ga begitu banyak berpengaruh. Maksudnya, dari awal aku ga menganggap begitu negatif, kemudian di akhir aku ga menganggap itu begitu positif. Jadi kalo ditanya ada perubahan, ga terlalu signifikan gitu. Cuma terlihat lebih “wah” aja karena tadi kita belum pernah melihat perusahaan lain.” (wawancara dengan Hersynanda)
Hersynanda mengakui bahwa fasilitas berupa sarana, prasarana
dan materi yang diberikan oleh PT HM Sampoerna sangat baik dan
bahkan tergolong mewah bagi mahasiswa. Oleh karena itu ia merasa
perusahaan tersebut terkesan lebih hebat setelah mengikuti SBSV 09.
Namun hal tersebut tidak terlalu mempengaruhi persepsinya mengenai
citra perusahaan. Hanya saja ia mengaku bahwa dirinya belum pernah
masuk sebegitu jauh ke dalam perusahaan sejauh ia masuk ke PT HM
Sampoerna. Jadi ia merasa belum bisa membandingkan perusahaan
tersebut dengan perusahaan yang lainnya.
Seperti Hersynanda, Puji juga tidak mengalami perubahan
drastis mengenai persepsinya tentang PT HM Sampoerna.
“Persepsi aku sih ga berubah secara drastis. Apa yang mereka lakukan, dengan CSR (salah satunya sbsv) itu adalah strategi bisnis. Dan ga ada yang salah sih dengan itu.” (wawancara dengan Puji Maharani)
Menurut Puji Maharani, SBSV 09 merupakan salah satu kegiatan
CSR yang dilakukan oleh PT HM Sampoerna di mana menurutnya,
aktivitas CSR juga merupakan salah satu strategi bisnis perusahaan. Hal
tersebut wajar dilakukan oleh perusahaan mengingat konsumen mereka
adalah orang-orang usia dewasa. Ia agak mengesampingkan masalah
kemuliaan PT HM Sampoerna dengan peduli terhadap lingkungan
karena semua kegiatan tersebut berujung kepada keuntungan
perusahaan. Namun bagaimana pun, Puji menganggap kegiatan SBSV 09
baik.
Jadi berdasarkan jawaban yang diberikan oleh informan, citra PT
HM Sampoerna di mata para best students setelah mengikuti SBSV 09
adalah sebagai berikut; sebagian besar peserta yang menganggap citra
PT HM lebih positif dan sebagian kecil best students yang pandangan
mereka terhadap citra PT HM Sampoerna tidak berubah. Namun
bagaimanapun semua best students mengakui bahwa PT HM
Sampoerna telah melakukan upaya terbaik dalam menyelenggarakan
SBSV 09.
D. Persepsi Persepsi Mahasiswa tentang Sampoerna Best Student Visit
(SBSV) 2009 dan PT HM Sampoerna Tbk
Sampeoerna Best Students Visit merupakan salah satu kegiatan
CSR yang dilaksanakan oleh PT HM Sampoerna. Di beberapa perusahaan
atau instansi, CSR termasuk menjadi bagian di bawah divisi Public
Relations. Namun di PT HM Sampoerna, CSR and Contributions
merupakan divisi yang berdiri sendiri dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Meskipun demikian, berdasarkan observasi yang diadakan oleh peneliti,
maksud dan tujuan dari kegiatan SBSV 09 tidak berbeda jauh dengan
kegiatan Public Relations pada umumnya yaitu membina komunikasi,
hubungan baik, saling pengertian, dan meraih dukungan khalayak
terhadap perusahaan. Hal ini seperti apa yang diungkapkan oleh para pakar
Public Relations di Institute of Public Relations, United Kingdom dalam
Maria di mana Public Relations merupakan upaya yang disengaja,
direncanakan dan dilakukan terus menerus untuk membangun dan
menjaga adanya saling pengertian antara organisasi dengan publiknya.
Dalam hubungannya dengan permasalahan kontroversi yang ada
tentang perusahaan rokok seperti yang telah disebutkan di depan, kegiatan
Corporate Social Responsibility (CSR) yang berwujud Sampoerna Best
Students Visit 2009 ini dapat dikatakan merupakan salah satu kegiatan
Public Relations dari PT HM Sampoerna untuk mengatasi permasalahan
mengenai kontroversi produk mereka. Hal tersebut seperti apa yang
diungkapkan oleh Maria (Maria, 2002: 35) bahwa fungsi PR/ Public
Relations adalah memelihara, mengembangtumbuhkan, mempertahankan
adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani,
mengatasi masalah yang muncul atau meminimalkan munculnya masalah.
Hal tersebut juga membuktikan apa yang dikatakan Bambang dan kawan-
kawan (Bambang, 2007: 27) bahwa PR berakar pada pola pikir pragmatis
dan harmonis terutama dalam meminimalkan konflik dengan cara
menggunakan pendekatan komunikasi timbal balik akan sangat membantu
menemukan strategi mengubah konflik.
Kegiatan SBSV 09 ini juga dapat dikaitkan dengan citra
perusahaan di mana setelah mengikuti SBSV 09, para peserta kemudian
melakukan penilaian terhadap program SBSV 09 dan PT HM Sampoerna.
Dalam kegiatan SBSV 09, pihak yang diliibatkan adalah pihak eksternal
yaitu mahasiswa berprestasi dari berbagai universitas di seluruh Indonesia
yang kemudian disebut dengan best students.
Selain untuk membina hubungan baik dengan lingkungan, kegiatan
SBSV 09 juga merupakan sarana perusahaan untuk berkontribusi terhadap
masyarakat dan negara serta melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Hal
tersebut seperti yang diungkapkan oleh Jackie Ambadar (Jackie, 2008: 33)
dalam bukunya di mana CSR merupakna sebuah konsep manajemen
menggunakan pendekatan tripple bottom line yaitu penyeimbang antara
keuntungan perusahaan, dengan pemeliharaan lingkungan dan fungsi
sosial.
Dengan melaksanakan kegiatan SBSV 09, berarti PT HM
Sampoerna telah melaksanakan satu di antara 9 key program yang
dinyatakan oleh Ernst dan Young dalam Jackie yaitu Community and
broader society program yang berarti perusahaan melaksanakan kegiatan
CSR dengan sasaran masyarakat luas dalam hal ini mahasiswa berprestasi
dari seluruh Indonesia.
Para best students yang diwakili oleh para informan ditanyai
persepsi mereka mengenai SBSV 09. Sebelum mengikuti acara tersebut,
sebagian besar dari mereka mengaku tidak mengetahui adanya SBSV 09,
hanya sedikit yang pernah mendengarkan informasi melalui teman
maupun internet. Ini berarti, sebagai objek yang dipersepsi, acara SBSV
09 masih belum dikenal baik secara luas oleh mahasiswa Indonesia.
Lebih lanjut, untuk melakukan persepsi, syarat yang harus dipenuhi
adalah adanya objek yang dipersepsi, alat indera dan perhatian. Seperti
yang telah disebutkan sebelumnya, objek dalam penelitian ini adalah
SBSV 09 dan seluruh kegiatan yang ada di dalamnya. Selanjutnya, best
students menggunakan hampir seluruh alat indera yang mereka punyai
untuk mempersepsi program SBSV 09. Hal tersebut karena mereka
mengaku bahwa selama lima hari, mereka mengikuti program SBSV 09
dan juga menikmati fasilitas yang diberikan oleh PT HM Sampoerna.
Yang paling penting, best students memberikan perhatian selama mereka
mengikuti SBSV 09 yang diadakan oleh PT HM Sampoerna karena
mereka mampu memberikan penilaian terhadap apa yang mereka dapatkan
selama mengikuti program tersebut.
Dalam melakukan persepsi, para best students 09 melakukan
beberapa aktivitas. Yang pertama adalah seleksi, yang dalam hal ini
merasakan sensasi atau melakukan penginderaan dan memberikan
perhatian terhadap segala hal yang mereka dapatkan termasuk fasilitas dan
kegiatan yang mereka ikuti selama mengikuti SBSV 09 tersebut.
Kemudian mereka mengorganisasikan informasi yang mereka dapatkan
melalui atensi menjadi suatu keseluruhan yang bermakna dan yang
terakhir memberikan interpretasi terhadap informasi mengenai SBSV 09
yang mereka dapatkan melalui indera mereka.
Selain itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi best students
dalam memberikan persepsi terhadap SBSV 09 dan PT HM Sampoerna.
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: faktor personal, situasional,
fungsional, dan struktural.
Faktor personal dalam hal ini adalah faktor biologis,
sosiopsikologis dan motif sosiogenesis. Faktor biologis menekankan pada
pengaruh strukutr biologis terhadap perilaku manusia. Pengaruh biologis
ini dapat berupa instink atau motif biologis. Best students memperhatikan
sesuatu yang menarik perhatian dalam pemenuhan kebutuhan biologis
mereka seperti makan, minum dan istirahat selama SBSV 09. Jadi mereka
memperhatikan sisi fasilitas berupa sarana prasarana yang diberikan oleh
PT HM Sampoerna kepada mereka baik itu berupa tempat tinggal dan
makanan. Selain itu best students juga memperhatikan sesuatu yang
menarik dari sisi sosiopsikologis bagi mereka. Dalam pendekatan
sosiopsikologis, seseorang akan membentuk beberapa karakter yang
akhirnya mempengaruhi perilakunya. Dalam hal ini best students
memperhatikan stimulus dari kegiatan SBSV 09 yang menarik perhatian
mereka dari sisi emosional (afektif) dan pengetahuan. Tidak kalah
pentingnya, para best students tertarik untuk mempersepsi sesuatu sesuai
dengan sikap, kebiasaan dan kemauan mereka.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan para
informan, motivasi best students dalam mengikuti SBSV 09 adalah
sekedar mendapatkan sebuah pengalaman dan bertemu dengan best
students lain. Salah seorang peserta mengaku ingin lebih tahu lebih banyak
tentang PT HM Sampoerna, mendapatkan penjelasan hukum mengenai
rokok dan ingin mendaptkan pelatihan kerja. Hal tersebut sesuai dengan
teori yang disebutkan dalam faktor pemengaruh persepsi yang ke dua atau
faktor situasional (eksternal) yaitu sesuatu menarik untuk dipersepsi
apabila hal tersebut bersifat baru atau sama sekali berbeda.Dalam hal ini,
para best students tertarik mengikuti SBSV 09 karena kegiatan tersebut
baru bagi mereka. Mereka penasaran ingin mendapatkan pengalaman dan
tahu lebih banyak segala hal tentang PT HM Sampoerna dan mengenal
best student lain melalui SBSV 09 tersebut.
Sementara itu ekspektasi para best students terhadap acara SBSV
09 adalah untuk tahu lebih banyak tentang PT HM Sampoerna, mendapat
ilmu tentang manajemen PT HM Sampoerna, mempelajari CSR PT HM
Sampoerna, mengenal teman-teman best students seluruh Indonesia dan
mendapatkan pengalaman.
Sebelum mengikuti SBSV 09, persepsi sebagian besar peserta
tentang PT HM Sampoerna adalah sebagai berikut; sebagian mahasiswa
mengaku sangat positif terhadap perusahaan tersebut karena kelebihan
yang dimiliki dan peran sertanya terhadap masyarakat dan negara,
sebagian lain menangkap adanya hubungan yang unik antara PT HM
Sampoerna dan pemerintah. Hubungan unik tersebut adalah sebagai
berikut tanpa menafikkan bahwa rokok berefek tidak baik terhadap
kesehatan, PT HM Sampoerna dapat meminimalisir adanya pengangguran
dengan program padat karya yang mereka laksanakan selain itu rokok juga
memberikan sumbangan devisa yang sangat banyak bagi negara. Hal
tersebut membuat keberadaan PT HM Sampoerna sebagai salah satu
perusahaan rokok di Indonesia sangat unik. Namun sebagian best students
yang lain merasa tidak mendapat efek secara langsung dengan keberadaan
PT HM Sampoerna sehingga persepsi mereka terahadap perusahaan
tersebut netral saja. Best student yang terakhir berpendapat bahwa PT HM
Sampoerna merugikan masyarakat dengan produknya yang tidak baik bagi
kesehatan.
Kemudian best students ditanyai persepsi mereka tentang
keseluruhan acara SBSV 09. Dalam proses menilai acara tersebut mereka
mempersepsi keseluruhan acara termasuk kegiatan dan fasilitas fisik yang
diberikan. Hal ini berarti selain menggunakan faktor yang telah disebutkan
di atas, para best students tersebut juga mempersepsi stimuli fisik (faktor
struktural), serta secara tidak langsung juga membandingkan SBSV 09
dengan pengalaman kegiatan lain yang pernah mereka ikuti. Hasilnya
persepsi best students terhadap Sampoerna Best Students Visit 2009
adalah bahwa acara tersebut bermanfaat, menarik dan berhasil. Kegiatan
mempersepsi keseluruhan program SBSV 09 tersebut, juga sesuai dengan
faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi. Dalam faktor fungsional
tersebut, best students memberikan perhatian terhadap stimulus
berdasarkan pengalaman masa lalu yang pernah mereka alami, dan faktor
personal mereka
Lebih lanjut menurut para best students, tema yang digunakan
dalam acara tersebut tepat. Sebagian besar peserta menyatakan SBSV 09
baik yang pernah mengikuti kegiatan CSR perusahaan lain maupun yang
belum pernah merasa SBSV 09 lebih efektif dibandingkan kegiatan CSR
sejenis yang diadakan oleh perusahaan lain. Para best students juga
berpendapat bahwa SBSV 09 bermanfaat bagi mereka. Manfaat yang
mereka rasakan dari kegiatan SBSV 09 adalah ilmu pengetahuan dan
pengalaman, lebih termotivasi untuk menghadapi masa depan dan
memiliki link teman-teman best students se Indonesia. Lebih lanjut,
sebagian besar peserta merasa puas dalam mengikuti SBSV 09. Bahkan
SBSV 09 juga memiliki arti penting tersendiri bagi para best students.
Bagi para best students acara tersebut memotivasi mereka untuk
berprestasi, merupakan pengalaman tidak tergantikan, mereka merasa
lebih banyak mengetahui PT HM Sampoerna dan mendapat link best
students seluruh Indonesia.
Ketika ditanyai tentang persepsi mereka tentang PT HM
Sampoerna pasca mengikuti SBSV 09, sebagian besar dari para informan
menyatakan bahwa brand image PT HM Sampoerna semakin meningkat
di mata mereka, sedangkan sebagian informan lain dengan jumlah yang
lebih sedikit beranggapan PT HM Sampoerna mendapatkan karyawan
dengan SDM yang berkualitas sebagai efek dari mengadakan kegiatan
SBSV 09. Dua orang informan berpendapat bahwa efek kegiatan SBSV 09
bagi perusahaan adalah pemahaman masyarakat bahwa ternyata
perusahaan rokok memiliki banyak sisi positif yang banyak membantu
lingkungan sekitar. Yang terakhir, seorang informan mengatakan bahwa
PT HM Sampoerna sebagai penyelenggara SBSV 09 tidak mendapatkan
keuntungan apa pun yang berarti dengan mengadakan acara tersebut.
SBSV 09 merupakan wujud kebaikan dan kepedulian perusahaan terhadap
dunia pendidikan Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan apa yang
diungkapkan oleh Jackie Ambadar yang menyatakan bahwa pelaksanaan
tanggung jawab sosial perusahaan dapat dikemas untuk mengupayakan
citra positif. Meskti hal tersebut bukan tujuan utama akan tetapi saat ini
berkembang pandangan bahwa keunggulan bersaing dalam strategi bisnis
bisa didapatkan dengan memadukan berbagai pertimbangan soaial dan
lingkungan. Dengan begitu, terbukti bahwa SBSV 09 sebagai salah satu
kegiatan CSR PT HM Sampoerna, mempu meningkatkan brand image
peruusahaan.
Hal tersebut di atas juga sesuai dengan pengertian citra oleh John
E, Marston di mana citra merupakan suatu gambaran mental yang ada di
benak khalayak tentang sesuatu yang diperoleh dari pengalaman langsung
maupun tidak langsung. Dalam hal ini, persepsi best students terhadap
citra perusahaan PT HM Sampoerna diperoleh setelah melalui pengalaman
langsung mengikuti SBSV 09. Jenis citra yang dipersepsi dalam hal ini
adalah corporate image seperti yang diungkapkan oleh Frank Jefkins.
Corporate image disebut juga citra lembaga. Persepsi best students juga
sesuai dengan pernyataan Robert D Gatewood dalam jurnal ilmiahnya
bahwa image organisasi terkait dengan informasi yang tersedia tentang hal
tersebut. Jadi, para best students mempersepsi citra PT HM Sampoerna
berdasarkan informasi yang disediakan kepada mereka melalui program
SBSV 09.
Sebagian besar best students menyatakan bahwa kelebihan SBSV
09 terletak pada sisi fasilitas yang diberikan oleh PT HM Sampoerna, sisi
networking, peserta yang merupakan para best students dan bahwa acara
tersebut lengkap, kegiatan yang diberikan di SBSV 09 sangat seru dan
mengeksplor diri para best students dan secara keseluruhan terkemas
secara baik. Kekurangan dari SBSV 09 menurut para best students adalah
durasi acara tersebut kurang lama diakan, jadwal terlalu padat,
pelaksanaan kurang tepat waktu, sesi talkshow agak membosankan,
mahaasiswa kurang mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang
kegiatan CSR PT HM Sampoerna, kurang ada aksi riil kepada masyarakat
dalam acara tersebut, hanya sekali dilakukan dalam setahun, kurang
terkenal dan kurangnya follow up setelah acara tersebut selesai. Semua
best students terkesan dengan program SBSV, ada yang terkesan dengan
motivasi yang ia dapatkan, kegiatan yang diadakan, fasilitas serta teman-
teman peserta yang merupakan para best students. Citra PT HM
Sampoerna di mata para best students setelah mengikuti SBSV 09 adalah
sebagai berikut; sebagian besar peserta yang menganggap citra PT HM
lebih positif di mata mereka dan hanya sebagian kecil best students yang
merasakan tidak ada perubahan pandangan berarti terhadap citra PT HM
Sampoerna. Namun bagaimanapun semua best students mengakui bahwa
PT HM Sampoerna telah melakukan upaya terbaik dalam
menyelenggarakan SBSV 09
Berikut saran yang diberikan oleh para best students terhadap
pelaksanaan SBSV 09; Alfian menyarankan agar SBSV menjadi sebuah
beasiswa yang diberikan selama satu tahun, dan promosi dilaksanakan
dengan lebih gencar. Siska dan Ester menyarankan adanya follow up yang
lebih intensif antar para best students dan best students dengan manajemen
PT HM Sampoerna. Puji menyarankan agar ada lebih banyak lagi
universitas yang dilibatkan dalam kegiatan SBSV. Sementara Zaki
menyarankan agar kegiatan CSR observation dimaksimalkan hingga
masing-masing best student berkesempatan untuk mengobservasi semua
kegiatan CSR yang ada di PT HM Sampoerna. Desy dan Vita
menyarankan agar kegiatan SBSV dikemas lebih baik lagi dan
memperbaiki beberapa sesi dalam kegiatan tersebut. Fitri menyarankan
agar waktu pelaksanaan acara diperpanjang dan dapat dilakukan lebih dari
sekali dalam setahun, Hersynanda menyarankan bentuk lain dari SBSV 09
yaitu para best students dikumpulkan untuk ditraining dalam sebuah acara
kemudian disebar ke masyarakat dan pada akhirnya diundang kembali ke
PT HM Sampoerna untuk dievaluasi kinerjanya. Yang terakhir, Nacong
menyarankan agar acara SBSV terus berlangsung.
Dari kesemua saran di atas, para best students menyatakan
dukungannya supaya program SBSV (Sampoerna Best Student Visit)
terus berlangsung dan agar PT HM Sampoerna agar selalu berinovasi
mengembangkan program tersebut supaya lebih semakin lebih baik di
setiap tahunnya.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian ini berangkat dari keadaan di mana di satu sisi kegiatan
Sampoerna Best Student Visit mendukung pembangunan dan kemajuan
Sumber Daya Manusia (SDM) pendidikan tinggi di Indonesia sementara di
sisi lain PT HM Sampoerna merupakan salah satu perusahaan rokok besar
yang ada di Indonesia. Hal tersebut menarik untuk diteliti dan ditelaah. Lebih
lanjut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa
Sampoerna Best students 2009 terhadap pelaksanaan program Sampoerna Best
Student Visit (SBSV) Periode 2009 dan juga untuk mengetahui sejauh mana
kegiatan Sampoerna Best Student Visit dapat membentuk citra positif
perusahaan di kalangan mahasiswa yang tergabung best students Periode 2009
Berdasarkan penelitian yang yang telah dilaksanakan, didapatlah
simpulan sebagai berikut: Yang pertama , secara umum para best students 09
berpendapat bahwa kegiatan Sampoerna Best Students Visit (SBSV) 2009
berhasil. Kegiatan yang diikuti oleh para best students di Sampoerna Best
Students Visit (SBSV) 2009 adalah sebagai berikut; (a) Flag market games,
(b) CSR fun learning, (c) Talkshow best graduates talent war, (d) Mini
workshop, (e) Meet the management.
Berikut persepsi para best students yang diwakili oleh para informan
mengenai kegiatan-kegiatan tersebut;(a) flag market games; Berdasarkan
persepsi informan peserta SBSV 09, salah seorang informan mengatakan
bahwa games semacam itu sudah sering diadakan sehingga ia tidak merasakan
adanya hal yang istimewa akan tetapi sebagian besar informan lain
mengatakan bahwa kegiatan tersebut berhasil. Menurut sebagian besar
informan, flag market games memberikan manfaat pembelajaran bagi
mahasiswa agar mampu berpikir cepat, kreatif dan menyesuaikan diri terhadap
orang-orang baru. Selain itu, menurut mereka, kegiatan tersebut merupakan
salah satu sarana pembelajaran bagi mahasiswa tentang teknik marketing
untuk mendapatkan keuntungan. (b) CSR fun learning; Dua orang informan
mengatakan bahwa kegitan tersebut sangat menarik tetapi memberikan catatan
pada sesi penyampaian materi CSR overview di SETC sebelum observasi.
Mereka mengatakan bahwa sesi penyampaian materi tersebut membosankan
dan kurang menarik sehingga perlu dikemas dengan lebih atraktif. Sementara
Seorang informan lain mengatakan bahwa ia sudah terlalu biasa mengikuti
acara serupa sehingga CSR fun learning tidak begitu istimewa baginya.
Namun bagi sebagian besar informan lain, kegiatan tersebut menarik,
memberikan pengalaman dan banyak pengetahuan. Bagi mereka, CSR fun
learning menunjukkan betapa PT HM Sampoerna peduli terhadap masyarakat
dan lingkungan sekitar. (c) Talkshow best graduates talent war; Seorang
informan mengatakan bahwa adalah bahwa acara tersebut masih kurang
menjawab banyak pertanyaan lain tentang tentang proses rekruitmen tenaga
kerja. Sementara informan yang lain berpendapat kemasan acara yang masih
kurang menarik. Namun sebagian besar informan menyatakan bahwa
talkshow tersebut bermanfaat. Bagi mereka, sesi tersebut memberikan bekal
pengetahuan bagi best students dalam persiapan melamar pekerjaan. Informan
tersebut mengatakan bahwa sesi tersebut memberi tahu para best students
tentang peluang yang bisa mereka raih di perusahaan besar dan informasi
tentang proses rekruitment calon tenaga kerja dari sudut pandang direksi
perusahaan. (d) Mini workshop; Dua orang informan mengatakan bahwa sesi
tersebut tidak mengena karena sudah sering mengikuti kegiatan serupa.
Pendapat yang senada mengatakan bahwa acara tersebut terasa kurang berhasil
karena kurangnya penjelasan tentang tujuan acara dan penjelasan dari jawaban
yang diberikan oleh instruktur workshop. Namun seperti acara yang lain,
sebagian besar informan mengaku bahwa sesi tersebut berhasil karena tepat
sasaran dan menggali kreatifitas best students. (e) Meet the management; Dua
orang informan mengatakan bahwa jawaban manajemen PT HM Sampoerna
masih kurang memuaskan. Selain itu waktu yang diberikan untuk tanya jawab
masih relatif kurang. Sementara sebagian besar best students yang lain
mengaku positif terhadap sesi tersebut. Mereka yang positif berpendapat
bahwa sesi tersebut menunjukkan eksistensi para pimpinan PT HM
Sampoerna yang hebat. Selain itu, mereka berpendapat bahwa sesi tersebut
berupa informasi tentang perusahaan yang menambah wawasan para best
students.
Selain dari persepsi tentang kegiatan di atas, seluruh informan yang
merupakan para best students yang mengaku merasa puas mengikuti
serangkaian acara SBSV 09. Mereka juga merasa eksklusif karena hanya
orang-orang tertentu yang bisa mengikuti acar tersebut yaitu hanya mahasiswa
berprestasi dari seluruh Indonesia. Informan juga mengaku bahwa harapan
mereka dalam mengikuti acara tersebut tercapai. Selanjutnya meskipun ada
tiga informan yang merasa bahwa kegiatan CSR dari perusahaan lain lebih
efektif dari SBSV 09, umumnya, para informan berpendapat bahwa acara
SBSV 09 lebih efektif. Karena keberhasilan program tersebut, SBSV 09
memiliki arti penting tersendiri di benak masing-masing informan. Informan
juga mengaku mendapatkan banyak manfaat dengan mengikuti serangkaian
kegiatan dan fasilitas yang diberikan. Umumnya para informan mengatakan
bahwa program SBSV 09 sesuai dengan tujuan perusahaan karena banyak hal
positif yang perusahaan dapatkan dengan menyelenggarakan acara ini
terutama untuk pencitraan perusahaan. Selain itu perusahaan juga
berkesempatan mendapatkan calon tenaga kerja yang handal di mana ini
menjadi keuntungan ke dua belah pihak yaitu perusahaan dan mahasiswa.
Kelebihan SBSV 09 menurut pendapat para informan adalah pada sisi
fasilitas, networking/ peserta, jenis kegiatan yang ada dan kemasan acaranya.
Di sisi lain, kekurangan SBSV 09 menurut para informan adalah follow up
yang masih minim, jadwal yang terlalu padat dan kurang tepat waktu, durasi
waktu kegiatan yang kurang lama, beberapa sesi talkshow kurang menarik,
mahasiswa kurang mengetahui kegiatan CSR perusahaan secara menyeluruh,
dan tidak adanya aksi ril membantu masyarakat seperti pada SBSV 08 yaitu
penanaman bakau.
Ke dua, Setelah mengikuti Sampoerna Best Students Visit (SBSV)
2009, meskipun beberapa informan mengaku pandangan mereka tidak
berubah, secara umum persepsi best students terhadap citra PT HM
Sampoerna berubah menjadi semakin positif. Salah satu faktor yang paling
utama adalah bahwa dalam acara tersebut para best students diajak untuk
melihat dan mengamati kegiatan CSR lain yang berlangsung di perusahaan.
Dari sana, mereka menilai bahwa PT HM Sampoerna merupakan perusahaan
yang memiliki tanggung jawab sosial tinggi terhadap lingkungan sekitar,
masyarakat dan juga negara.
B. Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas maka penulis mengajukan saran
sebagai berikut:
1. Saran bagi Perusahaan
a. Sebaiknya PT HM Sampoerna memberikan penjelasan kepada para
best student sebagai agent of change dan opinion leader mengenai
bahaya merokok. Jika PT HM Sampoerna berkomitmen terhadap
sasaran konsumen mereka yaitu konsumen berusia 18-25 tahun ke
atas, perusahaan sebaiknya melakukan program yang
mesosialisasikan bahaya merokok terutama untuk anak di bawah
umur. Contohnya dengan mendanai event-event sosialisasi bahaya
rokok di sekolah dasar atau sekolah menengah melalui para
opinion leader tersebut di daerah masing-masing. Hal ini justru
akan meningkatkan citra PT HM Sampoerna terutama di mata
masyarakat secara umum.
b. Sebaiknya follow up lebih berkesinambungan dan lebih intensif
baik itu antara best students dengan perusahaan dan antar best
students pasca kegiatan Sampoerna Best Students Visit (SBSV)
2009. Follow up tersebut dapat berupa event-event yang diusulkan
dan diadakan oleh para best students.
c. Selain fokus dengan konsep serangkaian pengenalan kegiatan
perusahaan, akan lebih baik lagi jika isi acara Sampoerna Best
Students Visit (SBSV) 2009 ditambah dengan kegiatan yang
bersifat lebih inovatif dan ilmiah contohnya kompetisi karya tulis
ilmiah. Hal tersebut akan semakin meneguhkan kesan kepedulian
PT HM Sampoerna terhadap dunia pendidikan sehingga
Sampoerna Best Students Visit (SBSV) 2009 tidak hanya terlihat
sebagai promosi CSR perusahaan saja.
d. Meski telah sukses di tahun ke limanya, sebaiknya promosi
program Sampoerna Best Students Visit (SBSV) dilakukan lebih
intensif lagi karena terbukti banyak mahasiswa yang tidak
mengetahui adanya program tersebut.
2. Saran bagi khalayak peserta Sampoerna Best Student Visit/ best
students
a. Untuk lebih kritis dalam menanggapi kegiatan Sampoerna Best
Students Visit 2009
b. Dapat mengambil sisi positif dan negatif dari kegiatan best
students Visit tersebut untuk selanjutnya memberikan perbaikan
bagi perusahaan di masa yang akan datang.
c. Hendaknya memanfaatkan dan memaksimalkan potensi jaringan
yang telah difasilitasi oleh PT HM Sampoerna dari kegiatan
Sampoerna Best Student Visit (SBSV) 2009.
3. Saran bagi peneliti lain
a. Masih ada sudut pandang lain yang bisa ditelaah dari kegiatan
Corporate Social Responsibility yang berwujud Sampoerna Best
Student Visit (SBSV) 2009 tersebut. Hal ini semakin memperkaya
jenis penelitian yang ada.
b. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling dengan mengambil informan khalayak peserta
program. Penelitian berikutnya baik jika menggunakan teknik
pengambilan sampel lain dan informan yang lebih variatif sehingga
dapat memperoleh hasil yang lebih akurat dan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ambadar, Jackie. Corporate Social Responsibility (CSR dalam Praktek di Indonesia). Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008.
Assumpta Rumanti, Maria. Dasar –Dasar public Relations Teori dan Praktik. Jakarta: PT Grasindo. 2002.
Herimanto, Bambang, M. Asumpta Rumanti dan Intojiono, M. Hum. Public Relations dalam Organisasi. Yogyakarta: Santusta, 2007.
Jefkins, Frank. Public Relations. edisi ke empat. Jakarta: Penerbit Erlangga. 1996.
Kasali, Rhenald. Manajemen Public Relations Konsep dan aplikasinya di Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 2000.
Kusumastuti, Frida. Dasar - Dasar Humas. Jakarta: PT Ghalia Indonesia, 2002.
Majalah Pertamina, no 7/thn XXXIX/ juli 2004
Marston, John E. Modern Public Relations. USA: Mc Graw Hill Book Company, 1979.
Mulyana, Dedi. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.
Moore, Frazier., Hubungan Masyarakat : Prinsip, Kasus dan Masalah satu. Bandung: Remadja Karya CV, 1988.
Oemi, Abdurrachman. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Penerbit Alumni, 1979.
Olii, Helena. Opini Publik. Jakarta: PT Indeks, 2007.
Oliver, Sandra eds. Citra dalam masyarakat: Strategi Public Relations. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2007.
Pawito. Penelitian komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT Lkis Pelangi Aksara, 2007.
Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Penerbit Remadja Karya, 1989.
---------------------------. Psikologi Komunikasi. edisi revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.
Sholihin, Ismail. Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability. Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke 6. Bandung: Alfabeta, 2009.
Sukada, Sonny, Pamadi Wibowo dkk. Membumikan Bisnis Berkelanjuta, memahami konsep & praktik tanggung jawab sosial perusahaan. Jakarta: Indonesia Business Link, 2007.
Uchjana Effendy, Onong. Human Relations dan Public Relations dalam Management. cetakan ke lima. Bandung: Penerbit Alumni, 1982.
Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset, 1997.
Artikel Ilmiah/Jurnal
Caroll, Archie B. Corporate Social Responsibility Evolution of a Definitional Construct. University of Georgia: Sage Journal. 1999. 12 November 2009.
<http://proquest.umi.com.proxy.ulib.iupui.edu/pqdweb?index=3&did=349102131&SrchMode=3&sid=5&Fmt=10&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1257990962&clientId=13225&aid=2>
Gatewood, Robert D, Mary A Gowan, and Gary J Lautenshlager. Corporate Image, Recruitment Image, and Initial Job Choice Decisions. Vol 36 no 2. Academy of Management. 12 November 2009. <http://www.jstor.org/stable/256530>
Situs Internet
10 Negara dengan Jumlah Perokok Terbanyak di Dunia. http://nusantaranews.wordpress.com/2009/05/31/10-negara-jumlah-perokok-terbesar-di-dunia/. 22/10/2009/16.00.
HM Sampoerna. http://id.wikipedia.org/wiki/HM_Sampoerna. 22/10/2009/10.58
Muhammadiyah: Fatwa Haram Merokok Belum Final
http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2010/04/05/brk,20100405-238056,id.html 22/07/10/8.35
MUI: Rokok Haram untuk Anak, Remaja, Wanita Hamil dan di Tempat Umum
http://forum.kompas.com/medis/5174-fatwa-mui-tentang-rokok-haram.html 22/07/2010/08.30
Nugroho, Hari. Anak-Anak Tersihir Iklan Rokok. http://www.vhrmedia.com/vhr-story/kisah,Anak-anak-Tersihir-Iklan-Rokok-142.html 22/10/2009/16.09.
Phillip M orris International. http://www.philipmorrisinternational.com/PMINTL/pages/eng/ourbus/About_us.asp 12:15. 22/02/2010/12.18.
PT HM Sampoerna Tbk. http://www.sampoerna.com/default.asp?language=English&Page=AboutSampoerna. 22/02/2010/11.15
-------------------------------. http://www.sampoerna.com/content/bahasa/aboutsampoerna/history/default.asp. 22/10/2009/16.05
Soebandi. Antara Sumbangan Ekonomi dan Etika Merokok. http://www.litbang.deptan.go.id/artikel/one/11/pdf/Antara%20Sumbangan%20Ekonomi%20dan%20Etika%20Merokok.pdf. 22/10/2009/12.13.
Suprapto, Hadi dan Eko Huda S. CSR tetap Wajib bagi Perusahaan. http://bisnis.vivanews.com/news/read/49593-. 22/10/2009/16.02.
Skripsi
Angela, Inggit. Skripsi, Persepsi Wisatawan Asing yang Berkunjung ke Bali terhadap Majalah Pariwisata Bali & Beyond. Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2009.
Ayu, Dyah Prawesti. Skripsi, Kegiatan Public Relations dan Citra Perusahaan (Studi Evaluasi mengenai efektivitas Kegiatan Public Relations PT Djarum perwakilan Semarang pada Program Bakti Pendidikan dalam membentuk Citra Positif Perusahaan di Kalangan Mahasiswa IPBSD (Ikatan Penerima Beasiswa Djarum) Yogyakarta Periode 2001-2002. Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2002.
--------------------------------. http://www.sampoerna.com/default.asp?language=English&Page=Company. 22/02/2010/11.13.
Archie b. Carroll university of georgia (alamatnya nyusul)
Corporate Image, Recruitment Image, And Initial Job Choice Decisions
ROBERT D. GATEWOOD University of Georgia MARY A. GOWAN University of Texas at El Paso GARY J. LAUTENSCHLAGER University of Georgia
Kartono, Kartini. PengantarMetodologi Riset Sosial, Mandar Maju. Bandung: 1980
Scott M Cutlip, Allen H. Center dan M Broom. Effective Public Relations, 6th Edition. Prentice Hall Inc New York, 1985, hal 4.
W, Laura Black. Dialogue in the Lecture Hall: Teacher-/Student Communication and Students’ Perceptions of Their Learning. Qualitative Research
Reports in Communication. Vol. 6, No. 1. Routledge Taylor & Francis Group. 2005. 2 Februari 2010.
<http://web.ebscohost.com.proxy.ulib.iupui.edu/ehost/pdf?vid=7&hid=113&sid=f9b6486c-8baf-4f18-9090-bdbd0e2cf800%40sessionmgr111>