perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
KOMPENSASI, KINERJA DAN RISK TAKING: BUKTI EMPIRIS PADA INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakata
Oleh:
PRADITYO ABI KARAMI
NIM. F0308006
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu”
(QS. Al-Baqarah:45)
“See beyond the eyes can see”
(Felix Y. Siauw)
“Ever tried. Ever failed. No matter. Try again. Fail again. Fail better”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada:
ALLAH SWT. Tanpa campur tangan-Nya, karya kecil ini tidak akan pernah berhasil.
Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan nasihat, semangat, dan doa
Adik-adikku
Semua sahabat-sahabatku yang selama ini selalu bersama, baik suka maupun duka
Serta Almamaterku tercinta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya untuk Allah SWT atas ridho-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “KOMPENSASI, KINERJA DAN RISK TAKING:
BUKTI EMPIRIS PADA INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA”. Penulisan
skripsi ini merupakan salah satu syarat akademik guna memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi, Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Usaha penyusunan skripsi tidak akan terealisasi dengan baik tanpa adanya
partisipasi dari semua pihak. Oleh karenanya, penulis akan menyampaikan ucapan
terimakasih dan rasa hormat sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta,
2. Bapak Drs. Santosa Tri H., M.Si, Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta,
3. Bapak Taufiq Arifin, S.E., M.Si, Ak. Selaku dosen pembimbing skripsi,
yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan sehingga skripsi
ini dapat disusun dengan baik dan lancar,
4. Ibu Dra. Muthmainah, M.Si, Ak. selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan selama masa perkuliahan,
5. Bapak Irwan Trinugroho, S.E., M.Sc. yang telah memberikan inspirasi
dalam penyelesaian skripsi ini,
6. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi UNS yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan, motivasi, serta berbagai pengalaman selama masa
perkuliahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
7. Bapak dan ibu atas perhatian yang diberikan. Putramu berjanji akan selalu
berbakti dan menjadi contoh yang baik untuk adik-adik.
8. Irsha, Indi, Bani. Terima kasih selalu menjadi penyemangat dan motivasi,
9. Seluruh teman-teman Akuntansi angkatan 2008, atas kebersamaan yang
terjalin selama ini, dan
10. Semua pihak yang telah membantu atas terselesaikannya skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu segala bentuk kritik dan masukan sangat diharapkan. Terakhir semoga
penelitian ini dapat bermanfaat
Surakarta, Desember 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………............ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….... ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….. iii
ABSTRAK..………………………………………………………….............. iv
ABSTRACT………………………………………………………….............. v
HALAMAN MOTTO……………………………………………………....... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………....... vii
KATA PENGANTAR……………………………………………….............. viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. x
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………. xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………... 1
1.2 Perumusan Masalah…………………………………... 6
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………… 8
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………. 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)……………………. 10
2.2 Kebijakan Kompensasi………………………………. 13
1. Kompensasi Umum…………………………… 13
2. Kompensasi Eksekutif………………………… 15
2.3 Kinerja Perusahaan…………………………………… 16
2.4 Risk Taking…………………………………………… 19
2.5 Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis…. 21
1. Pengaruh Kompensasi Eksekutif Terhadap
Kinerja Perusahaan…………………………… 21
2. Pengaruh Kompensasi Esekutif Terhadap Risk
Taking.................................................................. 22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel………………………………….... 24
3.2 Data dan Sumber Data………………………………….. 25
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………... 26
3.4 Teknik Pengujian Data………………………………….. 31
1. Statistik Deskriptif……………………………… 31
2. Uji Asumsi Klasik……………………………… 31
1. Uji Normalitas………………………….. 31
2. Uji Heteroskedastisitas…………………. 31
3. Uji Autokorelasi………………………… 33
4. Uji Multikolinieritas……………………. 33
3. Analisis Regresi………………………………… 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
4. Uji Ketepatan Perkiraan (Uji R Square)……….. 35
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Data…………………………………………... 36
1. Seleksi Sampel…………………………………… 36
2. Statistik Deksriptif dan Korelasi………………… 37
4.2 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan……………………. 40
1. Analisis Regresi Ganda…………………………... 40
2. Pengujian Ketepatan Perkiraan (R Square)……..... 59
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………………………... 67
5.2 Keterbatasan……………………………………………. 70
5.3 Saran Bagi Penelitian Selanjutnya……………………… 70
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 72
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
4.1. Sampel Penelitian………………………………………………………….. 36
4.2 Hasil Statistik Deskriptif…………………………………………………… 37
4.3 Matriks Korelasi…………………………………………………………… 39
4.4. Hasil Analisis Regresi Ganda untuk ROA sebagai Variabel Dependen…... 41
4.5 Hasil Analisis Regresi Ganda untuk ROE sebagai Variabel Dependen…… 44
4.6 Hasil Analisis Regresi Ganda untuk NPL sebagai Variabel Dependen……. 47
4.7. Hasil Analisis Regresi Ganda untuk SDROA sebagai Variabel Dependen.. 52
4.8. Hasil Analisis Regresi Ganda untuk SDROE sebagai Variabel Dependen... 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Daftar Sampel…………………………………………………………………… 1
2. Statistik Deskriptif………………………………………................................... 1
3. Hasil Pengujian Normalitas………………………………………….................. 1
4. Hasil Pengujian Multikolinieritas……………………………………................. 1
5. Hasil Pengujian Autokorelasi…………………………………………………… 1
6. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas…………………………………................. 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KOMPENSASI, KINERJA DAN RISK TAKING: BUKTI EMPIRIS PADA INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA
Pradityo Abi Karami
F0308006
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh kompensasi eksekutif terhadap kinerja perusahaan serta pengaruh kompensasi eksekutif terhadap risk taking pada industri perbankan di Indonesia. Untuk tujuan tersebut penelitian ini menggunakan 92 observasi dari 28 perusahaan perbankan yang memberikan informasi mengenai kompensasi yang diberikan kepada eksekutif perusahaan pada tahun 2001 hingga 2010. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Indonesia yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Untuk pengujian data, penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi eksekutif mempengaruhi kinerja perusahaan (ROA dan ROE). Adanya kompensasi eksekutif yang tinggi dapat meningkatkan kinerja perusahaan terutama pada perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah dan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian terhadap risk taking (NPL, SDROA dan SDROE) menunjukkan bahwa kompensasi eksekutif mempengaruhi risk taking yang dilakukan oleh eksekutif perusahaan atau dapat dikatakan kompensasi eksekutif mengurangi risk taking pada perusahaan perbankan yang dimiliki oleh pemerintah, dimiliki oleh pihak asing atau perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Kata kunci: Kompensasi, kompensasi eksekutif, kinerja perusahaan, risk taking.
Ketersediaan data: ICMD; idx.co.id; www.bi.go.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
COMPENSATION, PERFORMANCE AND RISK TAKING: EMPIRICAL EVIDENCE ON THE BANKING INDUSTRY IN
INDONESIA
Pradityo Abi Karami F0308006
ABSTRACT
This study aims to obtain empirical evidence relating the indluence of executive compensation and the influence of executive compensation to risk taking on Indonesia banking industry. For the purpose of this study using the 92 observation from 28 banking companies that provides information compensation given to corporate executives in 2001 until 2010. Banking companies listed at the Indonesia are selected by using purposive sampling. In the test data, this sudy used multiple linear regression model.
The results showed that executive compensation affect the performance of the firm (ROA and ROE). The presence of the high executive compensation can improve the company's performance especially on a company owned by the Government and the companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The results of research on risk taking (NPL, SDROA and SDROE) showed that executive compensation affect risk taking is done by corporate executives or executive compensation can be said to reduce risk taking on the banking company that is owned by the Government, owned by foreigners or companies listed on the Indonesia stock exchange
Keywords: Compensation, executive compensation, firm performance, risk taking
Data Availability: ICMD; idx.co.id; www.bi.go.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tahun 1990-an di negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris
pembahasan mengenai kompensasi eksekutif merupakan topik yang menjadi
perhatian dalam penelitian dan perdebatan. Media massa seperti surat kabar dan
majalah hampir setiap hari menjadikan perdebatan mengenai kompensasi eksekutif
sebagai berita utama (Otten, 2008). Perdebatan tersebut dipicu oleh tingginya
tingkat kompensasi yang dibayarkan oleh pemilik perusahaan kepada pada
eksekutif. Pemilik perusahaan memberikan kompensasi kepada eksekutif
perusahaan dalam tingkatan yang tinggi untuk menghindari perbedaan sudut
pandang antara pemilik perusahaan dan eksekutif yang dikenal dengan agency
theory. Tingginya tingkat kompensasi juga dipengaruhi oleh eksekutif yang bersedia
mengambil risiko untuk menjalankan perusahaan agar memberikan keuntungan bagi
pemilik. Berdasarkan fenomena tersebut, maka bukan suatu hal baru jika
pembahasan mengenai kompensasi biasanya dikaitkan dengan kinerja perusahaan.
Kompensasi digunakan sebagai alat untuk mempertahankan tenaga kerja yang cakap
mengelola perusahaan (Anthony & Govindarajan, 2007). Bentuk kompensasi yang
diberikan perusahaan dapat berupa kas maupun non kas. Gaji, tunjangan, bonus dan
tantiem adalah contoh kompensasi dalam bentuk kas, saham bonus dan opsi saham
adalah contoh bentuk kompensasi non kas. Besarnya kompensasi yang diberikan
oleh perusahaan kepada menajemen eksekutif pada tiap-tiap perusahaan berbeda-
beda tergantung kebijakan yang disepakati dalam kontrak kompensasi antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
manajemen dan perusahaan. Kompensasi menjadi alat yang dapat menyelaraskan
tujuan antara manajemen dengan pemilik, memotivasi pihak manajemen agar giat
bekerja, produktif meningkatkan kinerja dan menciptakan nilai perusahaan.
Perencanaan kompensasi yang baik dapat meningkatkan kinerja eksekutif. Hal ini
dikarenakan, melalui rencana kompensasi yang baik dan jelas, para eksekutif
perusahaan akan mendapat jaminan akan kesinambungan nilai arus kas yang akan
diterimanya. Sehingga rencana kompensasi yang baik akan meningkatkan kinerja
perusahaan dan menurunkan risiko risiko perusahaan.
Sebagai badan usaha, masing-masing perusahaan memiliki kinerja yang
harus dicapai melalui aktivitas bisnisnya. Penilaian kinerja digunakan untuk
menentukan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian
organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang
ditetapkan (Mulyadi, 2001). Penilaian kinerja juga berfungsi untuk menjaga perilaku
yang tidak semestinya dan merangsang untuk menegakkan perilaku yang
semestinya, melalui umpan balik maupun penghargaan. Karena pada dasarnya
organisasi dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya
merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksakan peran yang mereka
mainkan dalam organisasi.
Dari hasil penelitian terdahulu, hubungan antara kompensasi eksekutif
dengan kinerja memberikan pengaruh yang beragam pada berbagai industri. Cole &
Mehran (1991), meneliti hubungan kompensasi eksekutif dengan kinerja perusahaan
dengan mengambil kasus pada thirft institution. Hasil kajian menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif antara kompensasi eksekutif dengan kinerja, kebijakan
kompensasi eksekutif dapat memotivasi para eksekutif dalam menciptakan kinerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perusahaan yang diproksikan dengan Return On Asset dan Return On Equity. Hayes
& Schaefer (1997) melakukan pengujian atas kas yang dibayarkan perusahaan
kepada eksekutif terhadap kinerja, diperoleh hasil terdapat pengaruh kompensasi kas
direksi terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Return On Equity,
sales dan return market. Kato, Kim & Lee (2006) melakukan penelitian hubungan
kompensasi dengan kinerja pada perusahaan di Korea yang menunjukkan hasil
terdapat hubungan yang signifikan antara kompensasi eksekutif dengan kinerja
perusahaan. Ozkan (2007) menguji hubungan dan pengaruh antara kompensasi kas,
non kas dan total kompensasi terhadap kinerja perusahaan di Inggris, menghasilkan
kesimpulan adanya hubungan positif dan pengaruh signifikan kompensasi kas
terhadap kinerja perusahaan, sementara total kompensasi mempunyai hubungan
positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sementara itu, Bartema &
Gomez (1998) dan Geiger & Cashen (2007) menyimpulkan dari hasil penelitian,
hubungan antara kompensasi eksekutif dengan kinerja perusahaan tidak signifikan.
Namun saat ini, tidak hanya kompensasi dengan kinerja yang menjadi pusat
pembicaraan, namun isu mengenai kompensasi dan hubungannya dengan risk taking
juga menjadi pembicaraan yang banyak menarik perhatian terutama dalam industri
perbankan (Mehrotra, Tian & Yang, 2010). Ketika bank menjalankan kegiatannya di
tengah batas-batas yang diberikan oleh regulator, eksekutif bank tetap memiliki
kebijaksanaan tersendiri dalam membuat keputusan yang dapat memberikan dampak
signifikan pada risiko perusahaan. Berawal dari Saunders, Strock & Travlos. (1990)
yang berpendapat bahwa pemegang saham tidak dapat memantau sepenuhnya
aktivitas eksekutif yang memungkinkan terjadinya perbedaan kepentingan antara
pemilik perusahaan dan eksekutif, maka kompensasi menjadi alat untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menjembatani perbedaan kepentingan tersebut namun kompensasi juga
menyebabkan para eksekutif mengambil strategi yang akan meningkatkan risiko
bank, dalam hal ini risiko kredit yang tinggi karena semakin tingginya jumlah kredit
yang diberikan oleh bank dan banyaknya kredit yang diberikan seringkali
berbanding lurus dengan besarnya jumlah kredit yang gagal bayar. Ketika seorang
eksekutif bank diberikan tingkatan kompensasi tertentu, ia tentu akan berusaha
memenuhi suatu target agar kompensasi tersebut dapat diraih, namun target itulah
yang akan memberikan risiko bagi setiap keputusan yang akan diambil oleh
eksekutif, terutama dalam jumlah kredit yang diberikan kepada nasabah dengan
tujuan memenuhi keuntungan jangka pendek.
Hipotesis kompensasi CEO memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkatan
risiko diuji oleh Brewer, Hunter & Jackson. (2003) dan John & Qian (2003).
Keduanya menemukan hubungan positif antara risiko dengan kompensasi berbasis
ekuitas. Temuan ini memberikan indikasi adanya hubungan positif antara risiko
dengan kompensasi yang dibayarkan kepada CEO bank. Penelitian lain tentang
hubungan kompensasi bonus dengan risk taking dilakukan oleh Gehrig, Torben &
Lukas. (2009). Kompensasi bonus tidak menjadi faktor utama risk taking dalam
industri perbankan di Jerman dan Swiss, namun di Amerika Serikat kompensasi
bonus yang tinggi memiliki pengaruh pada risk taking. Penelitian Panetta, Angelini
& Albertazzi. (2009), menemukan bukti adanya hubungan antara risk taking dengan
kompensasi CEO namun tidak sampai terjadinya excessive risk taking.
Kebanyakan penelitian mengenai kompensasi eksekutif dilakukan di negara-
negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris dan Jepang. Penelitian tersebut banyak
dilakukan di negara maju karena semakin populernya isu kompensasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kemudahan mendapat data mengenai kompensasi eksekutif yang diberikan oleh
perusahaan. Untuk negara berkembang seperti Indonesia, sangat sedikit penelitian
mengenai kompensasi dan kompensasi eksekutif bukan merupakan topik yang
populer dibicarakan sebagaimana Amerika Serikat pada pertengahan dasawarsa 90-
an. Kompensasi eksekutif di Indonesia pernah menjadi isu populer pada akhir 2005,
ketika Gubernur Bank Indonesia mengusulkan gaji dan tunjangan Gubernur BI
untuk tahun 2006 yang mencapai Rp 2,6 miliar setahun atau RP 223,7 juta per
bulan sedangkan gaji presiden RI hanya sebesar RP 62,7 juta per bulan
(Vidyatmoko, 2010).
Tidak populernya isu mengenai kompensasi di Indonesia dan minimnya
penelitian mengenai kompensasi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa sebab.
Pertama, sebagai negara Timur, mengungkap gaji di Indonesia diangap tabu atau
sesuatu yang tidak pantas untuk dilakukan. Perusahaan juga sangat menjaga
kerahasiaan gaji eksekutif. Kedua sulitnya memperoleh data dari perusahaan yang
ada di Indonesia mengenai kompensasi meskipun perusahaan sudah go public.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Bisnis Indonesia (2006) dalam
Vidyatmoko (2010), menunjukkan bahwa hanya 33 perusahaan dari 181 sampel
perusahaan publik yang secara spesifik mengumumkan kepada publik tentang
kompensasi eksekutif direksi dan komisaris. Dari 33 perusahaan tersebut ternyata
hanya sembilan yang mencantumkan gaji direksi dengan empat di antaranya
mencantumkan dengan detail berapa seorang direktur utama, wakit direktur utama,
direktur, komisaris utama, komisaris dan sekretaris komisaris dibayar. Selebihnya,
kebanyakan hanya memberi patokan kompensasi komisaris, dan melimpahkan
wewenang pada komisaris dalam menentukan kompensasi direksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Industri perbankan dipilih sebagai subyek dari penelitian ini dengan berbagai
alasan. Pertama, industri perbankan memiliki peran yang sangat penting dalam
perekonomian Indonesia karena setiap aspek kegiatan operasionalnya berkaitan erat
dengan perekonomian nasional. Industri perbakan berperan sebagai perantara
keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta
sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Kedua,
karakteristik industri perbankan yang berbeda dengan industri lainnya. Industri
perbankan adalah industri yang sarat dengan berbagai regulasi dari pemerintah yang
bertujuan untuk melindungi industri perbankan itu sendiri. Ketiga, persaingan yang
terlalu ketat (overcompetition) dalam industri perbankan akan memaksa bank untuk
mengambil excessive risk terutama dalam persaingan untuk pasar kredit dan
deposito yang dapat menjurus kepada ketidakstabilan sistem keuangan. Dalam
menjalankan kegiatan perekonomiannya, perusahaan dalam industri perbankan
harus mengambil dan mengelola berbagai jenis risiko keuangan secara efektif agar
dampak negatifnya tidak terjadi. Selain itu, pembahasan mengenai risk taking juga
menjadi fokus utama dalam literatur perbankan (Chen, Steiner & Whyte, 2006).
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka judul penelitian ini adalah
“Kompensasi, Kinerja dan Risk Taking: Bukti Empiris pada Industri
Perbankan di Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Penelitian Mathis & Jackon (2002) mengemukakan bahwa tujuan sistem
kompensasi eksekutif terkait kinerja perusahaan tidak selalu terpenuhi, sehingga
muncul permasalahan yang sering dipertanyakan, apakah program kompensasi yang
dibayarkan dalam jumlah cukup besar oleh perusahaan efektif memengaruhi para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
eksekutif untuk menciptakan dan meningkatkan kinerja perusahaan atau kurang
efektif karena kompensasi yang diberikandimanfaatkan untuk kepentingan pribadi
yang tidak sejalan dengan peningkatan kinerja dan keuntungan pemegang saham.
Sebelumnya hubungan antara kompensasi eksekutif dan kinerja perusahaan diteliti
oleh Bartema & Gomes (1998) dan diperoleh hasil bahwa kompensasi eksekutif
pengaruhnya lemah terhadap kinerja perusahaan.
Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Cole & Mehran (1881),
Hayes & Schaefer (1997), Kato et al. (2006) dan Ozkan (2007) mengenai pengaruh
kompensasi eksekutif terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan
berbagai pengukuran kinerja menjadi masalah dalam penelitian ini terkait
bagaimana pengaruh kompensasi eksekutif terhadap kinerja perusahaan.
Pembahasan mengenai hubungan kompensasi eksekutif dengan risk taking
juga menjadi perbincangan di lingkup penelitian kompensasi eksekutif karena
kompensasi eksekutif dianggap sebaga faktor terjadinya risk taking berlebihan yang
dilakukan oleh eksekutif perusahaan. Saunders et al. (1990) membuktikan bahwa
dengan adanya pemberian kompensasi pada perusahaan perbankan, eksekutif
perusahaan akan memilih strategi yang akan meningkatkan risiko perusahaan untuk
mengejar target agar kompensasi dalam jumlah tertentu dapat diraih. Penelitian
Houston & James (1995) memperoleh kesimpulan bahwa sistem kompensasi
eksekutif pada perusahaan perbankan dirancang untuk mendorong eksekutif
melakukan excessive risk taking. Brewer et al. (2003) melalui penelitiannya
mengenai hubungan antara kompensasi berbasis ekuitas terhadap risiko pada
industri perbankan memperoleh hasil adanya hubungan positif antara risiko dengan
kompensasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penelitian Panetta et al. (2009), memberikan hasil yang berbeda bahwa
kompensasi mempengaruhi risk taking namun tidak sampai menimbulkan excessive
risk taking. Chen et al. (1998) dan John, Saunders & Emma, (2000) menyatakan
bahwa kompensasi justru dapat menurunkan risk taking yang dilakukan oleh
eksekutif
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang penelitian yang telah
dikemukakan di atas, maka dapat dikemukakan pertanyaan sebagai berikut.
1. Apakah terdapat pengaruh kompensasi eksekutif terhadap kinerja perusahaan
perbankan di Indonesia?
2. Apakah terdapat pengaruh kompensasi eksekutif terhadap risk taking pada
perusahaan perbankan di Indonesia.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah, maka penelitian
ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.
1. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kompensasi eksekutif terhadap
kinerja perusahaan perbankan.
2. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kompensasi eksekutif terhadap risk
taking pada perusahaan perbankan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Bagi Pihak Eksekutif
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak internal perusahaan sebagai
bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan kompensasi eksekutif dan risk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
taking yang dilakukan oleh eksekutif. Program kompensasi eksekutif yang
dirancang dengan baik adalah yang dapat memotivasi eksekutif untuk dapat
bekerja produktif dan memacu pertumbuhan kinerja perusahaan namun tetap
mengawasi tingkat risk taking yang dilakukan oleh eksekutif.
2. Bagi Investor
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk
melakukan investasi pada perusahaan perbankan terkait informasi mengenai
jumlah kompensasi yang diberikan pada eksekutif, tingkat risk taking yang
dilakukan oleh eksekutif, dan kinerja perusahaan dari perusahaan perbankan
yang ada di Indonesia.
3. Bagi Emiten
Hasil penelitian dapat digunakan oleh manajemen sebagai dasar pengambilan
keputusan ekonomi di dalam pasar modal bagi perusahaan perbankan yang telah
go public dalam rangka mengoptimalkan nilai perusahaan melalui pertimbangan
faktor kebijakan kompensasi eksekutif dan tingkat risk taking eksekutif yang
dilakukan.
4. Bagi Penelitian Berikutnya
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi dan dasar awal penelitian-
penelitian berikutnya terutama terkait pengaruh kebijakan kompensasi eksekutif,
risk taking eksekutif dan kinerja perusahaan di perusahaan perbankan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Dua hal yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu pengaruh kompensasi
eksekutif terhadap kinerja perusahaan dan pengaruh kompensasi eksekutif terhadap risk
taking. Beberapa penelitian sebelumnya telah mencoba membuktikan pengaruh
kompensasi eksekutif terhadap kinerja perusahaan seperti Cole & Mehran (1991),
Hayes & Schaefer (1997), Kato et al. (2006) dan Ozkan (2007). Beberapa penelitian
mengenai hubungan antara kompensasi dengan risk taking dilakukan oleh Saunders et
al. (1990), Brewer et al. (2003), Gehrig et al. (2009).
2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan menyangkut hubungan kontraktual antara anggota-anggota
di perusahaan. Konsep teori keagenan menurut Anthony & Govindarajan (1995)
menunjukkan hubungan keagenan antara principal dan agent. Agent bekerja untuk
melakukan tindakan sesuai dengan keinginan principal. Jensen & Meckling (1976)
menjelaskan bahwa hubungan agensi terjadi ketika satu orang atau lebih (principal)
mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan. Pada perusahaan yang
modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak sebagai principal, dan para
manajer yang mengelola perusahaan bertindak sebagai agent mereka. Inti dari
hubungan keagenan adalah adanya pemisahan fungsi antara kepemilikan di pihak
investor dan pengendalian di pihak manajemen.
Menurut Eisenhardt (1989), teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat
manusia yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang
(bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari risiko (risk averse).
Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut, manusia akan bertindak oportunis,
yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya. Dalam teori keagenan diasumsikan
agent dan principal masing-masing memiliki kepentingan pribadi yang berbeda.
Agent termotivasi untuk memaksimalkan fee kontraktual yang diterima sebagai sarat
pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain dalam hal
memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Sebaliknya principal
termotivasi mengadakan kontrak untuk menyejahterakan dirinya dengan
profitabilitas yang selalu meningkat. Konflik kepentingan ini terus meningkat
karena principal tidak dapat memonitor seluruh aktivitas agent sehari-hari untuk
memastikan bahwa agent bekerja sesuai dengan keinginan para pemegang saham
atau memiliki informasi yang terbatas tentang kinerja agent. Sebaliknya agent
mempunyai informasi yang lebih banyak mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja
dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang memicu timbulnya
ketidakseimbangan informasi antara principal dan agent yang dinamakan asimetri
informasi.
Adanya konflik kepentingan dari asimetri informasi membuat agent
berusaha memanfaatkan keadaan dengan menyembunyikan beberapa informasi dari
principal untuk memaksimalkan keuntungan bagi agent. Hak pengendalian yang
dimiliki oleh manajer memungkinkan untuk diselewengkan dan dapat menimbulkan
masalah keagenan yang dapat diartikan dengan sulitnya investor memperoleh
keyakinan bahwa dana yang mereka investasikan dikelola dengan semestinya oleh
manajer. Tujuan utama teori keagenan (agency theory) adalah untuk menjelaskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bagaimana pihak-pihak yang melakukan hubungan kontrak dapat mendesain kontrak
yang tujuannnya untuk meminimalisir cost sebagai dampak adanya informasi yang
tidak simetris dan kondisi ketidakpastian. Teori keagenan juga berusaha untuk
menjawab masalah keagenan yang terjadi disebabkan karena pihak-pihak yang
saling bekerjasama memiliki tujuan yang berbeda.
Teori keagenan ditekankan untuk mengatasi dua permasalahan yang dapat
terjadi dalam hubungan keagenan (Meythi, 2005). Pertama, adalah masalah
keagenan yang timbul pada saat keinginan atau tujuan principal dan agent saling
berlawanan dan merupakan hal yang sulit bagi principal untuk melakukan verifikasi
apakah agent telah melakukan sesuatu secara tepat. Kedua, adalah masalah
pembagian dalam menanggung risiko yang timbul dimana principal dan agent
memiliki sikap yang berbeda terhadap risiko. Inti dari hubungan keagenan adalah
bahwa di dalam hubungan keagenan tersebut terdapat adanya pemisahan antara
kepemilikan (principal) yaitu para pemegang saham dengan pengendalian (agent)
yaitu eksekutif yang mengelola perusahaan atau yang sering disebut dengan `the
separation of the decision making and risk beating functions of the firm’.
Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan akan
mengakibatkan munculnya perbedaan kepentingan antara eksekutif dengan
pemegang saham.
Adanya pemisahan antara pemilik perusahaan (principal) dan pengelolaan
oleh manajemen (agent) cenderung menimbulkan konflik keagenan di antara
principal dan agent. Konflik kepentingan antara pemilik dan manajemen terjadi
karena kemungkinan agent tidak selalu berbuat sesuai dengan keinginan principal,
sehingga menimbulkan biaya keagenan (agency cots). Agency cost merupakan biaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang dikeluarkan oleh principal untuk biaya pengawasan terhadap agent,
pengeluaran yang mengikat oleh agent, sehingga mereka bekerja untuk kepentingan
perusahaan. Jensen & Meckling (1976), menyebutkan terdapat tiga jenis biaya
keagenan yaitu:
1. Monitoring cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal untuk
memonitor perilaku agent. Contohnya adalah biaya audit dan biaya untuk
menetapkan rencana kompensasi eksekutif, pembatasan anggaran, dan aturan-
aturan operasi.
2. Bonding cost adalah biaya yang ditanggung oleh agent untuk menetapkan dan
mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agent akan bertindak sesuai
dengan kepentingan principal. Contohnya adalah biaya yang dikeluarkan oleh
manajer untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemegang saham.
3. Residual loss timbul dari kenyataan bahwa tindakan agent kadangkala berbeda
dari tindakan yang sesuai dengan kepentingan principal.
2.2 Kebijakan Kompensasi
2.2.1 Kompensasi Umum
Kompensasi merupakan suatu bentuk pemberian berupa fisik maupun
non fisik yang diberikan kepada tenaga kerja dengan tujuan memberikan
rangsangan dan motivasi kepada tenaga kerja untuk meningkatkan prestasi
kerja dan bekerja sesuai dengan keinginan dari pemilik perusahaan (Handoko,
1987). Kompensasi dalam organisasi harus berhubungan dengan tujuan dan
strategi organisasi akan tetapi tetap mengedepankan keseimbangan antara
keuntungan dan biaya pengusaha. Biaya kompensasi ini berada pada
tingkatan yang memastikan terjadinya efektivitas perusahaan maupun adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pemberian imbalan yang layak bagi seluruh karyawan untuk kemampuan,
ketrampilan, pengetahuan dan pencapaian kinerja mereka. Biaya kompensasi
merupakan biaya yang signifikan dalam kebayakan organisasi. Program
kompensasi dalam organisasi harus memiliki empat tujuan berikut ini (Mathis
& Jackson, 2002). Terpenuhinya sisi legal, dengan segala peraturan dan
hukum yang sesuai, efektivitas biaya untuk organisasi, keseimbangan
individu internal, eksternal untuk seluruh karyawan, dan peningkatan
keberhasilan kinerja organisasi.
Kompensasi adalah faktor penting yang mempengaruhi bagaimana
dan mengapa seseorang bergabung dan bertahan pada suatu perusahaan,
bukan pada perusahaan lainnya. Perusahaan harus cukup kompetitif dengan
beberapa jenis kompensasi untuk mempekerjakan, mempertahankan dan
memberi imbalan terhadap kinerja setiap individu di dalam organisasi.
Ada dua jenis kompensasi yaitu kompensasi yang berbentuk internal
dan eksternal. Bentuk internal antara lain termasuk pujian yang memberikan
efek psikologis setelah menyelesaikan suatu proyek atau berhasil memenuhi
target dan tujuan kinerja. Bentuk eksternal bersifat terukur, memiliki jenis
imbalan moneter maupun non-moneter. Komponen terukur dari program
kompensasi terdapat pada kedua jenis umum kompensasi. Imbalan moneter
diberikan oleh perusahaan sebagia bentuk jenis kompensasi yang bersifat
langsung. Gaji pokok dan gaji variabel merupakan bentuk paling umum dari
kompensasi langsung. Kompensasi tidak langsung biasanya terdiri dari
berbagai bentuk tunjangan yang diberikan oleh perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gaji pokok merupakan kompensasi dasar yang diterima karyawan,
biasanya sebagai gaji atau upah. Banyak organisasi menggunakan dua
kategori gaji pokok yaitu harian atau tetap yang diidentifikasikan berdasarkan
cara pemberian gaji tersebut dan sifat pekerjaannya. Gaji tetap dibayar secara
konsisten dari waktu ke waktu dengan tidak memperhatikan nilai kerja
terukur seperti jam kerja, jumlah penjualan dan lain sebagainya. Gaji variabel
berkaitan langsung dengan pencapaian kinerja, jenis yang paling umum dari
gaji variabel adalah program pembayaran bonus atau imbalan yang sifatnya
lebih jangka panjang seperti kepemilikan saham. Tunjangan adalah imbalan
tidak langsung, dapat berupa asuransi kesehatan, uang cuti, uang pensiun
bahkan skema pembelian saham.
2.2.2 Kompensasi Eksekutif
Kompensasi eksekutif pada dasarnya hampir sama dengan kompensasi
karyawan pada umumnya yaitu terdiri dari gaji pokok, gaji variabel, serta
tunjangan. Bentuk kompensasi opsi saham merupakan bentuk kompensasi
yang membedakan kompensasi yang diterima oleh eksekutif dengan
kompensasi yang diterima oleh karyawan lainnya. Negara maju seperti
Amerika Serikat, perusahaannya tidak asing lagi menggunakan program
kompensasi opsi saham kepada para eksekutifnya, sedangkan di Indonesia
bentuk kompensasi eksekutif yang di dalamnya terdapat kompensasi opsi
saham belum banyak diadopsi, begitu juga dengan pengungkapan detail
kompensasi eksekutif yang belum memadai sehingga ketersediaan informasi
mengenai detail kompensasi eksekutif perusahaan sulit untuk diperoleh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Peningkatan kinerja perusahaan dapat dilakukan melalui perencanan
program kompensasi eksekutif yang baik. Kompensasi dapat membuat
perusahaan mempekerjakan orang yang memiliki bakat yang tepat dan
tanggung jawab guna mendorong pertumbuhan perusahaan. Kompensasi yang
efektif dapat menekan laju perputaran manajemen (management turnover)
yang disebabkan oleh kinerja manajemen yang buruk karena tidak puas
dengan kompensasi yang diterima (Burchman & Jones, 2006). Sistem
kompensasi eksekutif secara keseluruhan terdiri atas dua hal yaitu gaji
tahunan ditambah dengan opsi saham atau bonus lain yang bersifat jangka
panjang. Besar nominalnya relatif karena besarnya gaji eksekutif memang tak
terstruktur seperti gaji karyawan lainnya, besarnya gaji eksekutif perusahaan
tergantung pada besar-kecilnya perusahaan ataupun standar yang berlaku
secara umum.
Menurut Mathis & Jackson (2002), terdapat dua tujuan diterapkannya
kompensasi eksekutif, yaitu memastikan total kompensasi eksekutif cukup
kompetitif jika dibandingkan dengan kompensasi perusahaan lain yang
mungkin mempekerjakan mereka dan mengaitkan keseluruhan kinerja
perusahaan selama periode waktu tertentu dengan kompensasi yang
dibayarkan pada eksekutif.
Kompensasi yang diterima eksekutif berfungsi sebagai pengatur agar
eksekutif mau menjalankan perintah pemilik untuk menjalankan perusahaan
sesuai dengan keinginan pemilik. Kompensasi juga dimaksudkan untuk
mengendalikan perilaku oportunistik eksekutif, sehingga kebijakan yang
diambil adalah kebijakan yang berpihak atau menguntungkan bagi para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pemilik atau para pemegang saham. Adanya kompensasi yang tinggi bagi
eksekutif diharapkan akan memacu kinerjanya, sehingga kinerja perusahaan
meningkat.
2.3 Kinerja Perusahaan
Kinerja merupakan hasil implementasi kebijakan perusahaan. Hasil dari
kebijakan-kebijakan tersebut digunakan oleh para investor dan calon investor
sebagai dasar dalam keputusannya melakukan investasi. Kinerja diartikan di Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1997) sebagai kata benda (noun) yang berarti sesuatu yang
dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan/atau kemampuan kerja, sedangkan kinerja
berdasarkan Kamus Bisnis dan Manajemen adalah hasil nyata yang dicapai dan
dapat digunakan untuk menunjukkan hasil positif yang dicapai (Tunggal, 1995).
Kinerja perusahaan yang baik dapat dilihat dari terpenuhinya keuntungan
dan kewajiban terhadap semua stakeholder sesuai dengan tujuan utama perusahaan
yaitu meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Kinerja
perusahaan yang tumbuh secara berkelanjutan membuktikan bahwa perusahaan
dapat bertahan dalam kondisi persaingan dan survive (Watson & Head, 2004).
Dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan, eksekutif sebagai agent, akan
berusaha untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Mulyadi (2001), penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik
efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Penilaian kinerja juga digunakan untuk menjaga agar seluruh komponen organisasi
bertindak sesuai dengan perilaku yang semestinya, melalui umpan balik hasil kinerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
serta penghargaan. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka
penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam
melaksanakan peran yang mereka jalankan dalam organisasi.
Setiap unit usaha akan selalu mengukur dan menilai kinerja usahanya agar
diketahui tingkat pencapaian unit usaha tersebut dalam rentang waktu tertentu,
sehingga dibutuhkan kemampuan analis untuk mengetahui kinerja perusahaan.
Analisis keuangan dapat dilakukan oleh pihak eksternal perusahaan seperti kreditur
dan para investor, maupun pihak internal perusahaan. Menilai kinerja perusahaan
dapat dilihat dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan, dengan
melihat laporan keuangan seuatu perusahaan akan tergambar didalammnya aktivitas
perusahaah tersebut termasuk kinerjanya. Kinerja perusahaan sangat penting bagi
siapapun yang memiliki kepentingan dengan perusahaan karena dapat
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 menyatakan bahwa
laporan keuangan harus menyajikan secara terstruktur posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat
bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan
ekonomi. Pengguna laporan keuangan seperti para investor, kreditur dan pemakai
lain, baik yang sedang berjalan maupun potensial dalam membuat keputusan-
keputusan investasi, kredit dan semacamnya yang rasional dalam pembuatan
keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggung
jawaban manajemen atas penggunakan sumber daya yang dipercayakan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mereka. Belkaoui (2006) menjelaskan tujuan laporan keuangan adalah sebagai
berikut.
1. Menyediakan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi.
2. Melayani para pemakai yang mempunyai keterbatasan otoritas, kemampuan dan
sumber daya untuk memperoleh informasi tentang aktivitas perusahaan.
3. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur untuk
memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi jumlah, waktu, dan
ketidakpastian yang terkait dengan aliran kas potensial.
4. Menyediakan informasi pada pemakai untuk memprediksi, membandingkan, dan
mengevaluasi kemampuan perusahaan memperoleh laba.
5. Menyediakan informasi yang berguna untuk menilai kemampuan manajemen
untuk menggunakan sumber daya organisasi secara efektif guna mencapai tujuan
perusahaan.
6. Menyediakan informasi faktual dan penafsiran tentang transaksi dan kejadian
lain yang berguna untuk memprediksi earning power perusahaan.
Bagi manajemen, penilaian kinerja berfungsi untuk memastikan tingkat
pencapaian keberhasilan usaha dan sebagai dasar perencanaan dan perbaikan
prestasi kerja di masa mendatang. Bagi pemilik perusahaan, penilaian kinerja untuk
dapat memberikan jaminan bahwa harta yang diinvestasikan pada perusahaan
digunakan sesuai dengan tujuannya. Bagi investor, penilaian kinerja merupakan
dasar untuk membuat keputusan terkait risiko investasi pada perusahaan tersebut.
Bagi kreditur dan calon kreditur, penilaian kinerja menjadi dasar untuk keputusan
yang menyangkut kemampuan dan jaminan kepastian pembayaran pokok pinjaman
dan bunganya oleh debitur sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Pemerintah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berkepentingan terhadap informasi tentang kinerja perusahaan sebagai dasar
penetapan beban pajak, pembuatan berbagai kebijakan, pemberian fasilitas dan
menjaga stabilitas perekonomian nasional. Regulator seperti Bapepam
berkepentingan terhadap informasi laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang
telah go public dalam rangka pengawasan dan perlindungan kepentingan publik.
2.4 Risk Taking
Menurut Ali (2004) “risiko berupa potensi terjadinya suatu peristiwa yang
memberikan pengaruh negatif, dapat menimpa siapa saja, apa saja, kapan saja dan
dimana saja, tak terkecuali terhadap perbankan”. Menurut Siamat (2005) Risiko
usaha atau business risk bank merupakan tingkat ketidakpastian mengenai
pendapatan yang akan diterima. Pendapatan dalam hal ini adalah keuntungan bank.
Semakin tinggi ketidakpastian pendapatan yang diperoleh suatu bank, semakin besar
kemungkinan risiko yang dihadapi dan semakin tinggi pula premi risiko atau bunga
yang diinginkan. Tull (2009) menjelaskan risk taking sebagai suatu kecenderungan
untuk terlibat dalam sesuatu kebijakan yang memiliki potensi berbahaya, namun
pada saat yang bersaman kebijakan berbahaya tersebut memberikan pengembalian
yang positif. Risk taking digambarkan seperti seseorang yang mengemudi dalam
kecepatan tinggi, mengemudi dengan kecepatan tinggi dapat memberikan waktu
tempuh yang lebih singkat sehingga seseorang dapat mencapai tujuannya lebih
cepat, namun potensi kecelakaan yang terjadi sangat tinggi ketika seseorang
mengemudi dengan kecepatan tinggi.
Eksekutif sebagai penentu kebijakan di perusahaan, dihadapkan pada
berbagai pilihan strategi yang akan digunakan untuk kebijakan perusahaan. Namun
seringkali, strategi tersebut selain menghasilkan return yang tinggi juga memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
risiko yang besar, seperti istilah umum, high risk high return. Para eksekutif pada
dasarnya sadar akan pentingnya sebuah kebijakan ataupun strategi baru dan risk
taking. Demi kepentingan pemilik atau pemegang saham, para eksekutif harus
memperhitungkan dengan matang seluruh risiko dari setiap peluang-peluang yang
ada karena seringkali hanya untuk mengejar keuntungan jangka pendek, para
eksekutif mengambil suatu kebijakan yang dapat memberikan risiko yang sangat
tinggi pada masa mendatang.
Dalam suatu kegiatan perbankan, secara umum risiko utama yang harus
dikelola dengan benar agar tidak menimbulkan dampak negatif adalah risiko kredit
(Credit Risk). Risiko kredit (Credit Risk) sering disebut juga risiko gagal tagih
(default risk) yaitu risiko yang dihadapi karena ketidakmampuan nasabah membayar
bunga kredit dan mencicil pokok pinjaman (Pudiati, 2009), atau dengan kata lain
merupakan kemungkinan kerugian yang timbul akibat gagalnya pihak debitur untuk
mengembalikan pinjaman kredit. Risiko ini semakin besar bila bank umum tidak
mampu meningkatkan atau memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan.
2.5 Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis
2.5.1 Pengaruh Kompensasi Eksekutif Terhadap Kinerja Perusahaan
Penelitian mengenai kebijakan kompensasi eksekutif telah dilakukan
oleh beberapa peneliti sebelumnya baik menggunakan kompensasi eksekutif
dalam bentuk kas saja ataupun dalam bentuk opsi saham yang biasanya
dilakukan di negara maju seperti Amerika Serikat, maupun menggunakan
total kompensasi yang diterima oleh direksi dan komisaris. Cole & Mehran
(1991) membuktikan bahwa kebijakan kompensasi eksekutif dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memotivasi para manajemen eksekutif dalam pencapaian kinerja perusahaan
yang diproksikan dengan Return on Asset dan Return on Equity.
Penelitian Mathis & Jackon (2002) mengemukakan bahwa tujuan
sistem kompensasi eksekutif terkait kinerja perusahaan tidak selalu terpenuhi,
sehingga muncul permasalahan yang sering dipertanyakan , apakah program
kompensasi yang dibayarkan dalam jumlah cukup besar oleh perusahaan
efektif memengaruhi para eksekutif untuk menciptakan dan meningkatkan
kinerja perusahaan atau kurang efektif karena kompensasi yang
diberikandimanfaatkan untuk kepentingan pribadi yang tidak sejalan dengan
peningkatan kinerja dan keuntungan pemegang saham. Sebelumnya
hubungan antara kompensasi eksekutif dan kinerja perusahaan diteliti oleh
Bartema & Gomes (1998) dan diperoleh hasil bahwa kompensasi eksekutif
pengaruhnya lemah terhadap kinerja perusahaan. Fernandes (2005)
menyatakan dari hasil penelitiannya pada perusahaan di Portugal bahwa
antara kompensasi eksekutif dengan kinerja perusahaan tidak berhubungan.
Hayes & Schaefer (1997) melakukan pengujian atas kompensasi kas
yang dibayarkan oleh perusahaan kepada dewan eksekutif terhadap capaian
kinerja saham dan kinerja finansial dengan hasil pengujian yaitu terdapat
pengaruh yang signifikan antara kompensasi kas eksekutif terhadap kinerja
perusahaan yang diproksikan dengan Return on Equity, sales dan return
market. Kato et al. (2006) menyatakan kompensasi eksekutif berpengaruh
terhadap kinerja yang diukur dengan kinerja perusahaan di pasar saham.
Ozkan (2007) menguji hubungan dan pengaruh antara kompensasi kas, non
kas dan total kompenasi terhadap kinerja perusahaan di Inggris dan diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hasil bahwa kompensasi kas mempunyai hubungan positif dan pengaruh
signifikan terhadap kinerja perusahaan sementara total kompensasi tidak
signifikan pengaruhnya.
Atas dasar hasil-hasil penelitian tersebut, maka hipotesis penelitian ini
dapat dinyatakan seperti berikut.
H1: Terdapat pengaruh kompensasi eksekutif terhadap kinerja
perusahaan perbankan.
2.5.2 Pengaruh Kompensasi Eksekutif Terhadap Risk Taking
Pembahasan mengenai hubungan antara kompensasi eksekutif dengan
risk taking juga menjadi perbincangan di lingkup penelitian kompensasi
eksekutif. Kompensasi pada tingkatan tertentu dianggap menjadi faktor risk
taking yang berlebihan dilakukan oleh eksekutif. Beberapa penelitian
mengenai kompensasi eksekutif dengan risk taking telah dilakukan oleh
beberapa peneliti sebelumnya, Saunders et al. (1990) yang menyatakan
dengan adanya kebijakan kompensasi, eksekutif perusahaan perbankan akan
memilih strategi-strategi yang akan meningkatkan risiko perusahaan untuk
mengejar target agar kompensasi dalam jumlah tertentu dapat diraih. Houston
& James (1995) mengemukakan bahwa kebijakan kompensasi eksekutif pada
perusahaan perbankan dirancang untuk mendorong eksekutif melakukan
excessive risk taking.
Penelitian Chen et al. (1998) menunjukkan adanya hubungan terbalik
antara kompensasi dengan risk taking serta John et al. (2000) yang
membuktikan bahwa pemberian kompensasi kepada eksekutif justru dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menurunkan risk taking. Brewer et al. (2003) meneliti hubungan antara
kompensasi berbasis ekuitas terhadap risiko pada industri perbankan dengan
hasil terdapat hubungan positif antara risiko perusahaan dengan kompensasi
berbasis ekuitas. Gehrig et al. (2009) melalui penelitiannya menyatakan
bahwa dalam industri perbankan di Amerika Serikat kompensasi bonus
menjadi faktor utama risk taking, namun tidak dalam industri perbankan di
Jerman dan Swiss. Penelitian Panetta et al. (2009), menemukan bukti adanya
hubungan antara risk taking dengan kompensasi CEO namun pemberian
kompensasi tersebut tidak sampai mempengaruhi hingga terjadinya exsessive
risk taking.
Atas dasar hasil-hasil penelitian tersebut, maka hipotesis penelitian ini
dapat dinyatakan seperti berikut.
H2: Terdapat pengaruh kompensasi eksekutif terhadap risk taking pada
perusahaan perbankan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh kompensasi manajemen
eksekutif terhadap kinerja perusahaan dan pengaruh kompensasi manajemen eksekutif
terhadap risk taking yang dilakukan oleh manajemen eksekutif. Jenis penelitian ini
adalah pengujian hipotesis yang menjelaskan apakah dan sampai seberapa jauh satu
variabel mempengaruhi variabel lainnya.
3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Populasi merupakan kelompok orang, kejadian atau peristiwa yang
menjadi perhatian para peneliti untuk diteliti. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang ada di Indonesia
pada tahun 2001 hingga tahun 2010.
3.1.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian atau anggota dari populasi. Sampel merupakan
beberapa anggota yang diambil dari populasi. Sampel yang diteliti adalah
perusahan perbankan yang ada di Indonesia. Penentuan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling
dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan
kriteria yang ditentukan. Kriteria yang dignakan untuk memilih sampel di
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Perusahaan perbankan yang ada di Indonesia pada tahun 2001 sampai
2010. Pemilihan sampel perusahaan perbankan karena karakteristik yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berbeda dari perusahaan lainnya dan kurangnya penelitian mengenai
perusahaan perbankan di Indonesia.
b. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit selama
periode pengamatan tahun 2001-2010. Laporan keuangan yang
digunakan sebagai sampel adalah laporan keuangan per 31 Desember,
dengan alasan laporan tersebut telah diaudit sehingga informasi yang
dilaporkan lebih dapat dipercaya.
c. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan yang mencantumkan
informasi dan data yang dibutuhkan dalam penelitian seperti data
kompensasi direksi dan komisaris.
3.2 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
telah disediakan oleh pihak lain. Data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber
data berikut ini.
1. Data perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory
2. Data perusahaan perbankan yang ada di Indonesia yang diperoleh dari
www.bi.go.id
3. Laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan sampel yang dipublikasikan
di www.idx.co.id
4. Laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan sampel yang dipublikasikan
di website masing-masing perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi variabel – variabel penelitian
dan pengukurannya.
3.3.1 Variabel independen
Penelitian ini menggunakan satu variabel independen yaitu variabel
kompensasi eksekutif. Eksekutif biasanya adalah orang-oarang yang berada
pada posisi dua tingkat teratas dalam perusahaan, seperti direktur utama,
wakil direktur utama, direktur, manajer termasuk didalamnya komisaris
utama dan komisaris. Kompensasi eksekutif pada dasarnya berisi hampir
sama dengan kompensasi karyawan pada umumnya yaitu terdiri dari
komponen gaji pokok, gaji variabel (bonus tahunan, insentif jangka panjang
dan penghasilan tambahan) serta tunjangan, yang paling membedakan adalah
adanya jenis komposisi khusus yang tidak diterima oleh karyawan yaitu
kompensasi dalam bentuk opsi saham (Mathis & Jackson, 2002).
Penelitian ini menggunakan komponen total kompensasi yang
diterima para eksekutif perusahaan berupa gaji pokok yaitu gaji yang diterima
oleh jajaran eksekutif dan gaji variabel berupa bonus tahunan, insentif jangka
panjang dan penghasilan tambahan yang diungkapkan nominalnya dalam
laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan. Kompenasi opsi saham
tidak digunakan dalam penelitian ini dikareakan kurangnya data yang
diperoleh dari laporan keuangan dan laporan tahunan yang disajikan oleh para
emiten.
(1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Selain itu dalam penelitian ini juga menggunakan total kompensasi
yang diterima individu eksekutif setiap perusahaan untuk mengetahui jumlah
rata-rata kompensasi eksekutif untuk setiap individu perusahaan.
3.3.2 Variabel Dependen
3.3.2.1 Kinerja Perusahaan
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja
perusahaan yang merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan
sasaran tujuan, misi dan visi organisasi. Kinerja perusahaan dapat
dinilai melalui berbagai macam indikator untuk mengukur
keberhasilan perusahaan, pada umumnya berfokus pada informasi
kinerja yang berasal dari laporan keuangan, dalam penelitian ini
kinerja diproksikan dengan Return On Asset (ROA) dan Return On
Equity (ROE).
3.3.2.3 Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio
profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan
didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset
yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terhadap total aset bank tersebut. Semakin besar nilai ROA, maka
semakin besar pula kinerja perusahaan, karena return yang didapat
perusahaan semakin besar. Dengan kata lain, rasio ini digunakan
untuk menggambarkan produktivitas bank bersangkutan (berapa
banyak kekayaan yang harus digunakan dan dipakai untuk
menghasilkan sejumlah laba). Semakin besar nilai rasio ini
menunjukkan bahwa bank semakin produktif. Untuk menghitung
ROA digunakan rumus sebagai berikut :
3.3.2.4 Return On Equity (ROE)
Return On Equity mengukur seberapa banyak laba bersih
yang dapat dihasilkan dari investasi para pemegang saham dalam
perusahaan. Rasio yang rendah dapat diartikan bahwa manajemen
kurang efisien dalam penggunaan modal, sedangkan rasio yang
tinggi menunjukkan bahwa sebagian besar modal diperoleh dari
pinjaman atau manajemen sangat efisien. Untuk menghitung ROE
digunakan rumus sebagai berikut:
3.3.2.5 Risk Taking
Variabel dependen kedua dalam penelitian ini adalah risk
taking yang merupakan gambaran tingkatan suatu risiko yang
terdapat atau risiko yang dihadapi terkait kebijakan tertentu pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perusahaan perbankan. Dalam penelitian ini, risk taking diproksikan
menggunakan tiga item pengukuran, risiko kredit yang diukur
dengan NPL, serta risiko bisnis yang diukur dengan SDROA dan
SRDOE. Risiko kredit dipilih dalam penelitian ini karena risiko
kredit merupakan risiko utama yang harus dikelola oleh perusahaan
perbankan.
Risiko kredit diukur dengan menggunakan rasio keuangan
yang menghasilkan perbandingan jumlah kredit bermasalah atau Non
Performing Loan (NPL) terhadap total kredit yang diberikan oleh
bank. Semakin tinggi rasio NPL yang dimiliki oleh suatu bank,
menggambarkakan bahwa risiko kredit yang dimilikinya semakin
besar. Dalam penelitian ini risiko kredit diproksikan dengan formula
berikut:
Kredit bermasalah yang dihitung dalam penelitian ini
merupakan kredit bermasalah bersih atau kredit bermasalah setelah
dikurangi dengan nilai penyisihan kerugian. Sementara total kredit
merupakan total kredit bersih yang diberikan kepada pihak ketiga
(tidak termasuk kredit pada bank lain).
NPL merefleksikan besarnya risiko kredit yang dihadapi
bank, semakin kecil NPL, maka semakin kecil pula risiko kredit
yang ditanggung pihak bank. Setelah kredit diberikan kepada pihak
yang dianggap layak, bank wajib melakukan pemantauan terhadap
penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memenuhi kewajiban. Bank melakukan peninjauan, penilaian, dan
pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil risiko kredit.
Selain menggunakan risiko kredit yang diukur dengan NPL,
untuk mengukur risiko bisnis perusahaan perbankan yang
menggambarkan risiko keseluruhan dalam kegiatan perusahaan
menggunakan standard deviation based on ROA (SDROA) dan
standard deviation based on ROE (SDROE) mengacu pada
penelitian Soedarmono et al. (2012) yang mengacu pada penelitian
Agoraki, Delis & Pasiouras. (2009) yang mengukur SDROA dan
SDROE berdasarkan periode tiga tahun.
3.3.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol digunakan untuk melengkapi atau mengontrol
hubungan kausualnya supaya lebih baik untuk didapatkan model empiris yang
lebih lengkap dan lebih baik (Hartono, 2004). Dalam penelitian ini ada tiga
variabel kontrol yang digunakan yaitu EQTA (Equity to Total Assets)
perbandingan antara ekuitas terhadap total aset, variabel dummy kepemilikan
SOB (State Owned Bank) dan variabel dummy Listed untuk perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.3.3.1 EQTA
EQTA menunjukkan bahwa perushaaan memiliki modal
sendiri/stockholder’s equity yang lebih tinggi, stockholder’s equity
memiliki sifat sebagai alat pengendalaian adanya hutang baik itu
jangka pendek maupun jangka panjang dan sebagai sumber dana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
utama operasional perusahaan dalam menghasilkan suatu laba atau
profit. Sehingga perusahaan yang baik secara keuangan adalah
perusahaan yang mempunyai modal sendiri atau stockholder equity
yang tinggi sehingga perusahaan tidak perlu mencari dana tambahan
dari hutang atau pinjaman.
3.3.3.2 SOB (State Owned Bank)
Variabel SOB merupakan variabel dummy untuk tipe
kepemilikan bank. Bank yang dimiliki oleh pemerintah baik pusat
maupun daerah diberikan nilai 1.
3.3.3.3 Listed
Variabel Listed merupakan variabel dummy untuk bank yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Bank yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia diberikan nilai 1.
3.4 Teknik Pengujian Data
Untuk semua variabel dilakukan pengujian data dengan bantuan perangkat
SPSS 16.0, yaitu.
3.4.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif terdiri dari penghitungan mean, standar deviasi
maksimum dan minimum. Analisis ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran mengenai distribusi dan perilaku data (Ghozali, 2006).
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mendeteksi adanya
penyimpangan asumsi klasik pada persamaan regresi berganda. Pemenuhan
asumsi klasik ini dimaksudkan agar variabel bebas sebagai estimator atas
variabel terikat tidak bias, sehingga akan dilakukan empat uji penyimpangan
asumsi klasik, yaitu seperti berikut ini.
3.4.2.1 Uji Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi
yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati
normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
analisis grafik dan uji statistik. Salah satu cara termudah untuk melihat
normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram
hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability
plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika
distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Selain menggunakan
analisis grafik penelitian ini juga akan menggunakan analisis
Kolmogorov-Smirnov. Suatu distribusi data dikatakan normal apabila
nilai signifikansi hitung >0.05 (Ghozali, 2006).
3.4.2.2 Uji Heteroskedastisitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homokedastisitas
atau tidak terjadi heterokedastisitas. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk
mendekteksi adanya heterosketastisitas dilakukan dengan
menggunakan uji Glejser. Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi
ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot
antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID. Titik-titik yang menyebar secara acak pada
grafik scatterplots baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu
Y memperlihatkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2006).
3.4.2.3 Uji Autokerelasi
Bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
atau waktu tertentu dengan t-1 (sebelumnya). Jika terjadi autokorelasi,
maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian
autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(DW test) dengan membandingkan Durbin Watson hitung dengan
Durbin Watson tabel (Ghozali 2006).
3.4.2.4 Uji Multikolinieritas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini
tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel yang nilai
korelasi antar variabel independen sama dengan nol. Konsekuensi
adanya multikolinearitas ini adalah tidak validnya signifikansi
variabel. Cara mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan
melakukan regresi antar variabel bebas, dengan menganalisis besaran
Varians Inflaction Factors (VIF). Secara umum nilai tolerance yang
dipakai adalah 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Jika nilai
VIF dibawah 10 maka diantara variabel bebas tidak terdapat indikasi
terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2006).
3.4.3 Analisis Regresi
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model persamaan regresi berganda untuk menguji adanya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
Model analisis pengaruh kompensasi terhadap kinerja dan risk taking
dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(1)
(2)
Keterangan:
Kompen = Kompensasi yang diberikan kepada eksekutif terdiri dari
logaritma natural kompensasi total (LnKomTot) dan
logaritma natural rata-rata kompensasi individu
(LnKomIndv),
Kinerja = Kinerja diukur menggunakan dua pengukuran yaitu
menggunakan Return On Assets (ROA) dan Return On
Equity (ROE),
Risk_T = Risk Taking diukur menggunakan tiga pengukuran yaitu
Non Performing Loan (NPL), Standard Deviation ROA
(SDROA) dan Standard Deviation ROE (SDROE),
EQTA = Rasio Equity to Total Assets,
SOB = dummy kepemilikan State Owned Bank,
FOB = dummy kepemilikan Foreign Owned Bank,
Listed = dummy bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
k = konstanta,
= koefisien regresi, dan
e = variabel penganggu.
3.4.4 Uji Ketepatan Perkiraan (Uji R Square)
Koefisien determinasi (R Square) digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model untuk menerangkan variasi variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
independen (Ghozali, 2006). Nilai koefisien yang diperoleh akan berkisar 0 <
R2 di mana djika R2 semakin mendekati 1, maka semakin kuat
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.
Akan tetapi, dalam Ghozali (2006) dijelaskan mengenai kelemahan mendasar
penggunaan koefisien determinasi yang bias terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan ke dalam model.
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R Square pasti
meningkat tanpa mempedulikan variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, peneliti menggunakan
nilai Adjusted R Square untuk mengevaluasi model regresi yang terbaik
karena dalam model regresi yang digunakan menggunakan variabel
independen dan variabel kontrol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Data
4.1.1 Seleksi Sampel
Sampel yang diuji dalam penelitian ini adalah sampel yang memenuhi
kriteria yang telah ditentukan, terdiri dari perusahaan perbankan yang ada di
Indonesia tahun 2001 hingga 2010 yang menerbitkan laporan keuangan telah
diaudit tahun 2001 hingga 2010. Selain itu sampel juga harus mempunyai
siklus akuntansi yang berakhir pada 31 Desember. Penelitian ini
menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan di
www.idx.co.id maupun website dari masing-masing perusahaan perbankan.
Data yang diperoleh berdasarkan kriteria sampel yang ditentukan
dapat dilihat dalam tabel 1.
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan perbankan terdaftar tahun 103 Perusahaan perbankan yang tidak menyediakan data kompensasi
(75)
Jumlah sampel periode 2001-2010 28
Sampel akhir yang digunakan dalam penelitian dari 28 perusahaan
yaitu sejumlah 92 observasi, pada proses penyaringan banyak mengeliminasi
perusahaan perbankan yang tidak menyediakan informasi mengenai jumlah
kompensasi untuk para eksekutif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4.2.2 Statistik Deskriptif dan Korelasi
Statistik deskriptif digunakan untuk melihat distribusi data yang
digunakan sebagai sampel. Statitistik deskriptif menggambarkan distribusi
data yang terdiri dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan nilai
standar deviasi atas data variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Berikut merupakan statistik deskriptif untuk masing-masing variabel dalam
penelitian ini.
Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif
N Min Max Mean Std Deviation LnKom_Tot 92 7.38 11.92 9,7494 1.14111 LnKom_Indv 92 5.30 9.09 7.4034 0.92749
EQTA 92 3.37 25.67 10.4700 4.47240 SOB 92 0 1 0.4565 0.50084 Listed 92 0 1 0.5870 0.49508 ROA 92 -1.24 4.64 2.0177 1.13650 ROE 92 -16.45 43.83 16.7163 10.45651 NPL 92 0.26 9.06 3.4152 1.91443
SDROA 92 0.01 2.14 0.4997 0.37045 SDROE 92 0.43 22.60 4.8002 4.14047 Valid N 92
Tabel di atas menunjukkan sampel perusahaan perbankan di Indonesia
meiliki rata-rata kompensasi eksekutif sebesar Rp 29.199.091.060
(LnKom_Tot = 9,7494). Hal tesebut menunjukkan bahwa rata-rata
perusahaan sampel mengeluaran kas perusahaan untuk memberikan
kompensasi kepada para direksi dan komisaris sebgai manajemen eksekutif
sebesar Rp 29.371.340.000. Kompensasi eksekutif paling rendah adalah
sebesar Rp 1.605.860.000 (LnKom_Tot = 7,38). Kompensasi eksekutif paling
tinggi sebesar Rp 150.833.000.000 (LnKom_Tot = 11,92). Standar deviasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sebesar 1,14 memperlihatkan bahwa kesenjangan total kompensasi eksekutif
perusahaan sampel cukup jauh yaitu sebesar 114%. Rata-rata nilai
kompensasi eksekutif individu sebesar Rp 2.370.662.110 (LnKom_Indv =
7.4034), rata-rata perusahaan sampel mengeluarkan kas perusahaan untuk
memberikan kompensasi kepada setiap individu eksekutif sebesar Rp
2.370.662.110. Kompensasi individu terendah sebesar Rp 201.000.000
(LnKom_Indv = 5.30) dan kompensasi individu terbesar Rp 8.892.000.000
(LnKom_Indv = 9.09). Standar deviasi yang cukup besar yaitu 0.92
memperlihatkan bahwa kesenjangan total kompensasi eksekutif individu
perusahaan sampel cukup jauh yaitu 92%.
Rata-rata nilai EQTA sebesar 10,4700. EQTA minimum sebesar 3,37
dan EQTA maksimum sebesar 25,67. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi linier untuk menguji pengaruh kompensasi
eksekutif (LnKomTot dan LnKomIndv) terhadap kinerja perusahaan (ROA
dan ROE) serta pengaruh kompensasi eksekutif (LnKomTot dan
LnKomTotIndv) manajerial terhadap risk taking (NPL, SDROA dan
SDROE).
Rata-rata nilai ROA sebesar 10,45651. ROA terendah sebesar -1,24,
ROA maksimum sebesar 4,64. Rata-rata nilai ROE sebesar 1,13650. ROE
minimum sebesar -16,45 dan ROE maksimum sebesar 43,8. Rata-rata nilai
NPL sebesar 3,415. NPL minimum sebesar 0,26 dan NPL maksimum sebesar
9,06. Rata-rata nilai SDROA sebesar 0,499. SDROA minimum sebesar 0,01
dan SDROA maksimum sebesar 2,14. Rata-rata nilai SDROE sebesar 4,800.
SDROE minimum sebesar 0,43 dan SDROE maksimum sebesar 22,60.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tab
el 4
.3
Mat
riks
Kor
elas
i
L
nKom
Tot
L
nKom
Indv
E
QT
A
SOB
L
iste
d R
OA
R
OE
N
PL
SDR
OA
SD
RO
E
LnK
omT
o1
L
nKom
In 0
.954
1
EQ
TA
-0
.271
-0
.298
1
SO
B
0.2
85
0.3
05
-0.2
84
1
L
iste
d 0
.156
0
.075
-0
.205
-0
.428
1
R
OA
0
.223
0
.246
0
.324
0
.442
-0
.450
1
RO
E
0.4
13
0.4
32
-0.2
31
0.6
61
-0.3
12
0.7
40
1
NPL
-0
.239
-0
.272
0
.019
0
.043
0
.202
-0
.302
-0
.307
1
SDR
OA
-0
.251
-0
.224
0
.086
-0
.014
-0
.006
0
.009
-0
.138
0
.053
1
SD
RO
E
-0.0
51
-0.0
52
-0.2
98
0.1
85
0.0
80
-0.2
10
0.0
52
0.1
10
0.6
97
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4.2 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda. Sebagai prasyarat pengujian regresi berganda dilakukan uji asumsi klasik
untuk memastikan bahwa data penelitian valid, tidak bias, konsisten dan penaksiran
koefisien regresinya efisien (Gujarati, 2003). Pengujian asumsi klasik terdiri dari
beberapa macam pengujian, meliputi : Normalitas, Multikolinieritas, Autokorelasi,
dan Heteroskedastisitas. Penelitian ini tidak lolos pengujian asumsi klasik
Autokorelasi.
4.2.1 Analisis Regresi Ganda
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
ganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Berikut disajikan hasil uji regresi berganda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.4
Hasil Analisis Regresi Ganda untuk ROA sebagai Variabel Dependen
ROA (Return On Assets)
1 2 3 4 5 6
Constant -1.956* -1.966* -2.214* -0.677 -2.339* -1.098
-2.272 3.353 -2.013 1.052 -2.222 -0.869
LnKom_Tot 0.269* 0.291* 0.145
3.188 2.821 1.052
LnKom_Indv 0.342 * 0.388* 0.233
3.353 2.991 1.473
EQTA 0.118* 0.123* 0.121* 0.112* 0.126 * 0.118*
5.372 5.575 5.255 4.895 5.537 5.148
SOB 0.910* 0.932* 1.591 0.881* 1.855 0.927*
4.055 4.233 0.880 3.905 1.150 4.207
Listed -0.517* -0.450* -0.493* -2.367 -0.440* -1.785
-2.373 -2.125 -2.160 -1.434 -2.059 -1.207
LnKomTot_SOB -0.067
-0.379
LnKomTot_Listed 0.189
1.131
LnKomIndv_SOB -0.122 -0.578
LnKomIndv_Listed 0.179
0.912
R Square 0.490 0.496 0.491 0.497 0.497 0.500
Adj R Square 0.467 0.472 0.461 0.468 0.468 0.471
Observation 92 92 92 92 92 92
Tabel 4.4 menunjukkan hasil analisis regresi ganda untuk kinerja
yang diproksikan dengan ROA sebagai variabel dependen. Ada enam model
dalam regresi berganda berikut. Model 1, menggunakan logaritma natural
Kompensasi Total sebagai variabel independen beserta variabel kontrol.
Model 2, menggunakan logaritma natural Kompensasi Individu sebagai
variabel independen beserta variabel kontrol. Model 3 dan 4 menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
logaritma natural Kompensasi Total sebagai variabel independen beserta
variabel kontrol dengan ditambah interaksi antara variabel independen
dengan variabel dummy kepemilikan perusahaan dan perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek ndonesia . Model 5 dan 6 menggunakan logaritma
natural Kompensasi Individu sebagai variabel independen beserta variabel
kontrol dengan ditambah interaksi antara variabel independen dengan
variabel dummy kepemilikan perusahaan dan perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek ndonesia. * dan ** mengindikasikan tingkat signifikan 5% dan
10%.
Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 4.4, variabel LnKom_Tot
signifikan pada tingkat keyakinan 5%, kecuali pada Model 4 yang
diinteraksikan dengan variabel dummy Listed. Variabel LnKom_Indv
signifikan pada tingkat keyakinan 5%, kecuali ketika diinteraksikan dengan
variabel dummy Listed pada Model 6. Variabel EQTA signifikan pada
keyakinan 5% pada setiap model yang diuji regresi berganda. Variabel
dummy kepemilikan SOB signifikan pada tingkat keyakinan 5% kecuali pada
Model 3 dan Model 5. Variabel dummy Listed tidak signifikan pada Model 4
dan 6 ketika variabel independen LnKom_Tot dan LnKom_Indv
diinteraksikan dengan variabel Listed dan seluruh variabel interaksi tidak
signifikan.
Uji regresi berganda pada 6 model yang dilakukan, hampir seluruh
model menunjukkan kompensasi secara signifikan mempengaruhi kinerja
yang diproksikan dengan ROA. Dengan adanya pemberian kompensasi pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tingkatan tertentu kepada eksekutif perusahaan akan mempengaruhi kinerja
perusahaan. Signifikan ditunjukkan pada variabel SOB dan Listed, atau
dengan kata lain kompensasi yang diberikan untuk eksekutif pada bank yang
dimiliki oleh pemerintah dan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
mempengaruhi kinerjanya yang ditunjukkan dengan ROA. Hal ini sesuai
dengan temuan dari beberapa penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa
adanya kompensasi yang diberikan kepada eksekutif akan mempengaruhi
kinerja perusahaan (e.g. Cole & Mehran, 1991; Hayes & Schaefer, 1997;
Ozkan, 2007.)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.5
Hasil Analisis Regresi Ganda untuk ROE sebagai Variabel Dependen
ROE (Return On Equity)
1 2 3 4 5 6
Constant -10.317 -9.130 -11.923 5.547 -11.009 6.795
0-1.323 -1.209 -1.197 0.434 0-1.145 0.599
LnKom_Tot 2.57 * 2.710* 1.035 3.326*
3.364 2.869 0.833 2.805
LnKom_Indv 3.093* 1.081
3.323 0.763
EQTA -0.097 -0.058 -0.083 -0.181 -0.043 -0.156
-0.488 -0.290 -0.399 -0.884 -0.207 2-0.762
SOB 10.569*
10.890* 14.815 10.208* 15.540 10.805*
5.202 5.426 10.905 5.032 1.055 5.458
Listed -3.117 -2.415 -2.965 -26.049** -2.362 -26.878*
-1.580 -1.251 -1.435 1.755 -1.212 -1.286
LnKomTot_SOB -0.419
-0.261
LnKomTot_Listed 2.341
1.559
LnKomIndv_SOB -0.612
-0.319
LnKomIndv_Listed 3.287
1.862
R Square 0.506 0.505 0.507 0.520 0.505 0.524
Adj R Square 0.484 0.482 0.478 0.492 0.477 0.496
Observation 92 92 92 92 92 92
Tabel 4.5 menunjukkan hasil analisis regresi ganda untuk kinerja yang
diproksikan dengan ROE sebagai variabel dependen. Ada enam model dalam
regresi berganda berikut. Model 1, menggunakan logaritma natural Kompensasi
Total sebagai variabel independen beserta variabel kontrol. Model 2,
menggunakan logaritma natural Kompensasi Individu sebagai variabel
independen beserta variabel kontrol. Model 3 dan 4 menggunakan logaritma
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
natural Kompensasi Total sebagai variabel independen beserta variabel kontrol
dengan ditambah interaksi antara variabel independen dengan variabel dummy
kepemilikan perusahaan dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek ndonesia .
Model 5 dan 6 menggunakan logaritma natural Kompensasi Individu sebagai
variabel independen beserta variabel kontrol dengan ditambah interaksi antara
variabel independen dengan variabel dummy kepemilikan perusahaan dan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek ndonesia. * dan ** mengindikasikan
tingkat signifikan 5% dan 10%.
Hasil pengujian regresi linier berganda pada Tabel 4.5 menunjukkan
variabel LnKom_Tot signifikan pada tingkat keyakinan 5%, kecuali pada Model
4 yang diinteraksikan dengan variabel dummy Listed. Variabel LnKom_Indv
signifikan pada tingkat keyakinan 5%, kecuali ketika diinteraksikan dengan
variabel dummy Listed pada Model 6. Variabel EQTA sama sekali tidak
signifikan pada setiap model yang diuji regresi berganda. Variabel dummy
kepemilikan SOB signifikan pada tingkat keyakinan 5% kecuali pada Model 3
dan 5. Variabel dummy Listed hanya signifikan pada tingkat keyakinan 10% di
Model 4 dan seluruh variabel interaksi tidak signifikan.
Uji regresi berganda pada 8 model yang dilakukan, hampir seluruh
model menunjukkan kompensasi secara signifikan positif mempengaruhi
kinerja yang diproksikan dengan ROE. Dengan adanya pemberian kompensasi
pada tingkatan tertentu kepada eksekutif perusahaan akan mempengaruhi
kinerja perusahaan secara positif. Variabel SOB menunjukkan signifikansi pada
uji regresi linier berganda untuk pengaruh kompensasi terhadap kinerja (ROE).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan kompensasi eksekutif berpengaruh pada
kinerja (ROE) perusahaan perbankan yang dimiliki oleh pemerintah.
Kompensasi secara signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja
sesuai dengan temuan dari beberapa penelitian terdahulu bahwa kompensasi
mempengaruhi kinerja perusahaan (e.g. Cole & Mehran, 1991; Hayes &
Schaefer, 1997; Ozkan, 2007.)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tab
el 4
.6
Has
il A
nalis
is R
egre
si G
anda
unt
uk N
PL
seb
agai
Var
iabe
l Dep
ende
n
NPL
(Non
Per
form
ing
Loan
)
1
2 3
4 5
6 7
8 9
10
Con
stan
t 7
.530
* 7
.352
* 6
.201
* 9
.886
* 5
.617
* 7
.504
* 4
.477
* 5
.370
* 4
.345
* 5
.226
*
4
.144
4
.189
2
.684
3
.291
2
.538
2
.792
2
.329
3
.953
2
.309
2
.985
LnK
omT
ot
-0.6
45*
-0
.529
* -0
.873
*
-0
.278
-0
.306
-3
.621
-2.4
38
-2.9
89
-1.4
05
-1.5
81
LnK
omIn
dv
-0
.793
*
-0
.578
* -0
.812
*
-0
.331
-0
.357
-3.6
65
-2.1
18
-2.4
16
-1.3
44
-1.5
09
EQ
TA
0.0
48
0.0
38
0.0
60
0.0
36
0.0
52
0.0
37
0.1
36*
0.0
44
0.1
29*
0.
037
1
.041
0
.813
1
.250
0
.746
1
.089
0
.762
2
.693
1
.015
2
.494
1.84
8
SOB
1
.435
* 1
.365
*
4.9
48
1.3
81*
5.6
60**
1
.364
* 2
.142
* 2
.310
* 2
.083
*
2.27
2*
3
.030
2
.927
1
.303
2
.897
1
.669
2
.907
4
.372
4
.516
4
.259
4.49
4
Lis
ted
1.7
22*
1.5
52 *
1
.848
* -1
.683
1
.602
* 1
.319
1
.378
* 1
.527
1
.263
*
1.39
0*
3
.746
3
.460
3
.854
-0
.483
3
.569
3
.104
3
.104
3
.399
2
.920
3.28
4
LnK
omT
ot_S
OB
-0
.347
-0
.932
LnK
omT
ot_L
iste
d
0.3
48
0.9
85
LnK
omIn
dv_S
OB
-0
.565
-1
.278
LnK
omIn
dv_L
iste
d
0.0
31
0.0
75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tab
el 4
.6 (
Lan
juta
n)
Has
il A
nalis
is R
egre
si G
anda
unt
uk N
PL
seb
agai
Var
iabe
l Dep
ende
n
NPL
(Non
Per
form
ing
Loan
)
1
2 3
4 5
6 7
8 9
10
LnK
omT
ot_R
OA
-0
.078
*
-3
.482
LnK
omT
ot_R
OE
-0.0
08*
-3
.489
LnK
omIn
dv_R
OA
-
0.10
0*
-3
.383
LnK
omIn
dv_R
OE
-0.
011
3.5
81
R S
quar
e 0
.200
0
.202
0
.208
0
.209
0
.217
0
.202
0
.299
0
.299
0
.296
0
.306
A
dj R
Squ
are
0.1
63
0.1
66
0.1
62
0.1
63
0.1
72
0.1
56
0.2
58
0.2
58
0.2
55
0.2
66
Obs
erva
tion
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.6 menunjukkan hasil analisis regresi ganda untuk risk taking
yang diproksikan dengan NPL. Ada sepuluh model dalam regresi berganda
berikut. Model 1, menggunakan logaritma natural Kompensasi Total sebagai
variabel independen beserta variabel kontrol. Model 2, menggunakan
logaritma natural Kompensasi Individu sebagai variabel independen beserta
variabel kontrol. Model 3 dan 4 menggunakan logaritma natural Kompensasi
Total sebagai variabel independen beserta variabel kontrol dengan ditambah
interaksi antara variabel independen dengan variabel dummy kepemilikan
perusahaan dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek ndonesia . Model 5
dan 6 menggunakan logaritma natural Kompensasi Individu sebagai variabel
independen beserta variabel kontrol dengan ditambah interaksi antara
variabel independen dengan variabel dummy kepemilikan perusahaan dan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek ndonesia. Model 7, 8, 9 dan 10
menggunakan variabel LnKom_Tot dan LnKom_Indv yang diinteraksikan
dengan kinerja ROA dan ROE . * dan ** mengindikasikan tingkat signifikan
5% dan 10%.
Hasil pengujian regresi linier berganda pada Tabel 4.6 menunjukkan
variabel LnKomTot signifikan negatif pada tingkat keyakinan 5% kecuali
pada Model 7 dan 8 yang menginteraksikan variabel LnKomTot dengan
variabel kinerja. Variabel LnKomIndv signifikan negatif pada tingkat
keyakinan 5%, kecuali pada Model 9 dan 10. Variabel EQTA hanya
signifikan pada tingkat keyakinan 5% di Model 7 dan 9, ketika variabel
LnKomTot dan LnKomIndv diinteraksikan dengan kinerja ROA. Variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SOB 5% kecuali pada Model 3. Listed hampir signifikan 5% pada seluruh
model, kecuali pada model 4 dan 6. Variabel interaksi hanya ketika
LnKomTot dan LnKomIndv diinteraksikan dengan variabel kinerja yang
menghasilkan signifikan pada tingkat keyakinan 5%.
Uji regresi ganda untuk melihat pengaruh terhadap risk taking yang
diproksikan dengan NPL, variabel kompensasi memberikan pengaruh
signifikan negatif terhadap variabel NPL. Dengan kata lain, dalam industri
perbankan Indonesia adanya kompensasi bagi para eksekutif justru
mengurangi tingkat risk taking pada risiko kredit yang dilakukan oleh
eksekutif pada industri perbankan di Indonesia. Adanya tingkat kompensasi
tertentu yang diberikan kepada eksekutif perusahaan, membuat eksekutif
berhati-hati dalam mengambil kebijakan terutama kebijakan yang berisiko
tinggi dan sangat berdampak pada perusahaan. Pengaruh Kompensasi
terhadap risk taking (NPL) signifikan pada variabel SOB dan Listed. Hasil
tersebut menunjukkan kebijakan kompensasi eksekutif pada perusahaan
milik negara (SOB) dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
positif berpengaruh terhadap risk taking.
Kompensasi berpengaruh signifikan negatif berbeda dari penelitian
Saunders et al. (1990), Houston & James (1995), Brewer et al. (2003) dan
John & Qian (2003) yang menyatakan adanya hubungan positif antara
kompensasi dengan risk taking. Konsisten dengan hasil dari penelitian Chen
et al. (1998) yang menunjukkan ada hubungan terbalik antara kompensasi
dengan risk taking yang mendukung argumen mengenai risk averse oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Smith & Stulz (1985). Argumen yang menyatakan semakin tinggi bonus
kepemilikan yang dapat diperoleh eksekutif akan meningkatkan risk averse
atau ketidakmauan mengambil risiko. Selain itu hasil penelitian ini juga
konsisten dengan John et al. (2000) dan Palia & Porter (2004) yang telah
membuktikan bahwa meningkatnya kompensasi yang diberikan kepada
eksekutif dalam jumlah tertentu akan mengurangi risk taking.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tab
el 4
.7
Has
il A
nalis
is R
egre
si G
anda
unt
uk S
DR
OA
seb
agai
Var
iabe
l Dep
ende
n
SDR
OA
1
2 3
4 5
6 7
8 9
10
Con
stan
t 1
.257
* 1
.105
* 1
.187
1
.780
* 0
.890
**
1.3
82*
1.3
56*
1.1
67*
1.1
87*
0.9
90*
3
.327
2
.994
2
.459
* 2
.459
1
.900
2
.451
3
.181
2
.894
2
.821
2
.520
LnK
omT
ot
-0.0
95*
-0
.088
-0
.144
*
-0
.106
* -0
.079
**
-2
.528
-1.9
31**
-2
.376
-2
.404
-1
.851
LnK
omIn
dv
-0
.098
**
-0.0
71
-0.1
33
-0.1
10*
-0.0
74
-2.1
49
-1.2
32
-1.8
33
-2.0
07
-1.3
97
EQ
TA
0
.006
0
.005
0
.006
0
.003
0
.007
0
.003
0
.003
0
.006
0
.002
0
.005
0
.597
0
.494
0
.635
0
.300
0
.652
0
.308
0
.261
0
.578
0
.205
0
.488
SOB
0
.101
0
.080
0
.285
0
.089
0
.612
0
.078
0
.078
0
.138
0
.060
0
.129
1
.024
0
.814
0
.359
0
.898
0
.853
0
.796
0
.716
0
.213
0
.551
1
.135
Lis
ted
0.0
84
0.0
53
0.0
90
-0.6
72
0.0
59
-0.3
73
0.0
95
0.0
76
0.0
61
0.0
44
0
.875
0
.561
0
.901
-0
.927
0
.622
-0
.565
0
.964
0
.781
0
.629
0
.465
LnK
omT
ot_S
OB
-0
.018
-0
.234
LnK
omT
ot_L
iste
d
0.0
77
1.0
52
LnK
omIn
dv_S
OB
-0
.070
-0
.749
LnK
omIn
dv_L
iste
d
0.0
57
0.6
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tab
el 4
.7 (
Lan
juta
n)
Has
il A
nalis
is R
egre
si G
anda
unt
uk S
DR
OA
seb
agai
Var
iabe
l Dep
ende
n
SDR
OA
1
2 3
4 5
6 7
8 9
10
LnK
omT
ot_R
OA
0
.003
0
.512
LnK
omT
ot_R
OE
0.0
00
-0.6
59
LnK
omIn
dv_R
OA
0
.003
0
.413
LnK
omIn
dv_R
OE
0.0
00
-0.8
61
R S
quar
e 0
.076
0
.058
0
.076
0
.088
0
.064
0
.063
0
.079
0
.081
0
.060
0
.066
A
dj R
Squ
are
0.0
33
0.0
15
0.0
23
0.0
35
0.0
10
0.0
08
0.0
25
0.0
27
0.0
05
0.0
12
Obs
erva
tion
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.7 menunjukkan hasil analisis regresi ganda untuk risk taking
yang diproksikan dengan SDROA. Ada 10 model dalam regresi berganda
berikut. Model 1, menggunakan logaritma natural Kompensasi Total sebagai
variabel independen beserta variabel kontrol. Model 2, menggunakan
logaritma natural Kompensasi Individu sebagai variabel independen beserta
variabel kontrol. Model 3 dan 4 menggunakan logaritma natural Kompensasi
Total sebagai variabel independen beserta variabel kontrol dengan ditambah
interaksi antara variabel independen dengan variabel dummy kepemilikan
perusahaan dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek ndonesia . Model 5
dan 6 menggunakan logaritma natural Kompensasi Individu sebagai variabel
independen beserta variabel kontrol dengan ditambah interaksi antara
variabel independen dengan variabel dummy kepemilikan perusahaan dan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek ndonesia. Model 7, 8, 9 dan 10
menggunakan variabel LnKom_Tot dan LnKom_Indv yang diinteraksikan
dengan kinerja ROA dan ROE . * dan ** mengindikasikan tingkat signifikan
5% dan 10%.
Pada Tabel 4.7, variabel LnKomTot signifikan negatif pada tingkat
keyakinan 5% pada Model 1, 4 dan 7. Signifikan negatif pada tingkat
keyakinan 10% dalam Model 3 dan 8. Variabel LnKomIndv signifikan
negatif pada tingkat keyakinan 5% pada Model 2 dan Model 9. Signifikan
10% hanya pada Model 6. Variabel kontrol EQTA, SOB dan Listed tidak
signifikan pada setiap model. Seluruh variabel interaksi tidak signifikan pada
setiap model.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Uji regresi ganda untuk melihat pengaruh terhadap risk taking yang
diproksikan dengan SDROA, variabel kompensasi memberikan pengaruh
signifikan negatif terhadap variabel SDROA hampir pada seluruh model,
kecuali yang menggunakan variabel kompensasi LnKomIndv yang
diinteraksikan dengan variabel SOB dan ROE sehingga dapat dikatakan
variabel kompensasi berpengaruh signifikan negative terhadap risk taking
yang diproksikan dengan SDROA. Adanya sistem kompensasi yang
diberikan kepada eksekutif perusahaan akan mendorong pada eksekutif untuk
mengurangi risk taking yang akan dilakukan ketika memilih atau membuat
kebijakan bagi perusahaan.
Kompensasi berpengaruh signifikan negatif berbeda dari penelitian
Saunders et al. (1990), Houston & James (1995), Brewer et al. (2003) dan
John & Qian (2003) yang menyatakan adanya hubungan positif antara
kompensasi dengan risk taking. Konsisten dengan hasil dari penelitian Chen
et al. (1998) yang menunjukkan ada hubungan terbalik antara kompensasi
dengan risk taking yang mendukung argumen mengenai risk averse oleh
Smith & Stulz (1985). Argumen yang menyatakan semakin tinggi bonus
kepemilikan yang dapat diperoleh eksekutif akan meningkatkan risk averse
atau ketidakmauan mengambil risiko. Selain itu hasil penelitian ini juga
konsisten dengan John et al. (2000) dan Palia & Porter (2004) yang telah
membuktikan bahwa meningkatnya kompensasi yang diberikan kepada
eksekutif dalam jumlah tertentu akan mengurangi risk taking.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tab
el 4
.8
Has
il A
nalis
is R
egre
si G
anda
unt
uk S
DR
OE
seb
agai
Var
iabe
l Dep
ende
n
SDR
OE
1
2 3
4 5
6 7
8 9
10
Con
stan
t 13
.122
* 12
.838
* 11
.022
* 13
.263
**
9.1
00**
13
.295
* 9
.997
* 12
.747
* 9
.708
* 12
.440
*
3
.231
2
.267
2
.129
1
.964
1
.835
2
.209
2
.207
2
.207
2
.192
2
.962
LnK
omT
ot
-0.7
83**
-0.6
00
-0.7
96
-0.4
07
-0.7
24
-1
.966
-1.3
44
-1.2
13
-0.8
73
-1.5
65
LnK
omIn
dv
-0
.953
**
-0.4
91
-1.0
10
-0.4
71
-0.8
71
-1.9
67
-0.8
02
-1.3
43
-0.8
15
-1.5
43
EQ
TA
-0.2
33*
-0.2
46*
-0.2
15*
-0.2
34*
-0.2
15*
-0.2
49*
-0.1
44
-0.2
34*
-0.1
51
-0.2
46
-2
.248
-2
.348
-1
.989
-2
.164
-2
.007
-2
.282
-1
.211
-2
.242
-1
.242
-2
.337
SOB
2
.036
**
1.9
45**
7
.588
2
.033
* 11
.198
1
.943
**
2.7
60*
2.1
88**
2
.693
* 2
.115
1
.923
1
.863
0
.891
1
.897
**
1.4
74
1.8
49
2.3
90
1.7
91
2.3
39
1.7
43
List
ed
1.4
01
1.1
92
1.6
00
1.1
97
1.2
98
0.4
90
1.0
49
1.3
68
0.8
90
1.1
61
1
.363
1
.186
1
.489
0
.153
1
.291
0
.070
1
.003
1
.312
0
.875
1
.143
LnK
omT
ot_S
OB
-0
.548
-0
.657
LnK
omT
ot_L
iste
d
0.0
21
0.0
26
LnK
omIn
dv_S
OB
-1
.218
-1
.229
LnK
omIn
dv_L
iste
d
0.0
94
0.1
01
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tab
el 4
.8 (
Lan
juta
n)
Has
il A
nalis
is R
egre
si G
anda
unt
uk S
DR
OE
seb
agai
Var
iabe
l Dep
ende
n
SD
RO
E
1
2 3
4 5
6 7
8 9
10
LnK
omT
ot_R
OA
-0
.080
-1
.512
LnK
omT
ot_R
OE
-0.0
01
-0.2
54
LnK
omIn
dv_R
OA
-0
.104
-1
.496
LnK
omIn
dv_R
OE
-0.0
02
-0.2
79
R S
quar
e 0
.145
0
.145
0
.149
0
.145
0
.160
0
.145
0
.167
0
.146
0
.167
0
.146
Adj
R S
quar
e 0
.106
0
.106
0
.100
0
.095
0
.111
0
.096
0
.119
0
.096
0
.118
0
.096
Obs
erva
tion
92
92
92
92
92
92
92
92
92
92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.8 menunjukkan hasil analisis regresi ganda untuk risk taking yang
diproksikan dengan SDROE. Ada sepuluh model dalam regresi berganda berikut.
Model 1, menggunakan logaritma natural Kompensasi Total sebagai variabel
independen beserta variabel kontrol. Model 2, menggunakan logaritma natural
Kompensasi Individu sebagai variabel independen beserta variabel kontrol. Model
3 dan Model 4 menggunakan logaritma natural Kompensasi Total sebagai variabel
independen beserta variabel kontrol dengan ditambah interaksi antara variabel
independen dengan variabel dummy kepemilikan perusahaan dan perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek ndonesia . Model 5 dan Model 6 menggunakan logaritma
natural Kompensasi Individu sebagai variabel independen beserta variabel kontrol
dengan ditambah interaksi antara variabel independen dengan variabel dummy
kepemilikan perusahaan dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek ndonesia.
Model 7,8,9 dan 10 menggunakan variabel LnKom_Tot dan LnKom_Indv yang
diinteraksikan dengan kinerja ROA dan ROE . * dan ** mengindikasikan tingkat
signifikan 5% dan 10%.
Pada Tabel 4.8, variabel LnKomTot signifikan negatif pada
tingkat keyakinan 10% hanya pada Model 1. Variabel LnKomIndv
signifikan negatif pada tingkat keyakinan 10% hanya pada Model 2.
Variabel EQTA signifikan 5% kecuali pada model 7, Model 9 dan
Model 10. SOB signifikan 5% pada model 7 dan Model 9 dan
signifikan 10% pada Model 1,2,4,6 dan Model 8,7,8 Variabel Listed
stidak signifikan pada setiap model. Variabel interaksi tidak signifikan
pada setiap model yang diujikan dengan SDROE.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Uji regresi ganda untuk melihat pengaruh terhadap risk taking
yang diproksikan dengan SDROE, variabel kompensasi memberikan
pengaruh signifikan negatif terhadap variabel SDROE tapi pada model
yang menyertakan variabel interaksi diperoleh hasil bahwa variabel
kompensasi tidak signifikan mempengaruhi risk taking yang
diproksikan dengan SDROE. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari
pengujian pengaruh kompensasi terhadap SDROE tidak robust.
Variabel SOB menunjukkan hasil signifikan pada tujuh dari seluruh
model pengujian. Hasil tersebut menunjukkan kompensasi eksekutif
positif berpengaruh terhadap risk taking (SDROE) pada perusahaan
yang dimiliki oleh pemerintah.
Kompensasi berpengaruh signifikan negatif berbeda dari
penelitian Saunders et al. (1990), Houston & James (1995), Brewer et
al. (2003) dan John & Qian (2003) yang menyatakan adanya hubungan
positif antara kompensasi dengan risk taking. Konsisten dengan hasil
dari penelitian Chen et al. (1998) yang menunjukkan ada hubungan
terbalik antara kompensasi dengan risk taking yang mendukung
argumen mengenai risk averse oleh Smith & Stulz (1985). Argumen
yang menyatakan semakin tinggi bonus kepemilikan yang dapat
diperoleh eksekutif akan meningkatkan risk averse atau ketidakmauan
mengambil risiko. Selain itu hasil penelitian ini juga konsisten dengan
John et al. (2000) dan Palia & Porter (2004) yang telah membuktikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bahwa meningkatnya kompensasi yang diberikan kepada eksekutif
dalam jumlah tertentu akan mengurangi risk taking.
4.2.2 Pengujian Ketepatan Perkiraan (R Square)
Pengujian ini untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel independen. Tingkat ketepatan regresi
dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk (R Square) yang
nilainya antara 0 sampai dengan 1. Nilai yang mendekati 1 berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen. Jika dalam
suatu model terdapat variabel independen dan variabel kontrol, maka lebih
baik menggunakan nilai Adjusted R Square
Hasil pengujian terhadap ROA mengindikasikan bahwa Adjusted R
Square pada Model 1 sebesar 0,467 yang menunjukkan bahwa 46,7%
variasi dari kinerja (ROA) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel
kontrol. Sementara itu variabilitas kinerja (ROA) 51,0% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada Model 2
sebesar 0,472 yang menunjukkan bahwa 47,2% variasi dari kinerja (ROA)
dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol. Sementara itu
variabilitas kinerja (ROA) 52,8% dijelaskan oleh variabel lain di luar
model penelitian. Adjusted R Square pada Model 3 sebesar 0,461 yang
menunjukkan bahwa 46,1% variasi dari kinerja (ROA) dapat dijelaskan
oleh independen dan variabel kontrol. Sementara itu variabilitas kinerja
(ROA) 53,9% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Adjusted R Square pada Model 4 sebesar 0,468 yang menunjukkan bahwa
46,8% variasi dari kinerja (ROA) dapat dijelaskan oleh independen dan
variabel kontrol. Sementara itu variabilitas kinerja (ROA) 53,2%
dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square
pada Model 5 sebesar 0,468 yang menunjukkan bahwa 46,8% variasi dari
kinerja (ROA) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Sementara itu variabilitas kinerja (ROA) 47,1% dijelaskan oleh variabel
lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada model 6 sebesar
0,471 yang menunjukkan bahwa 52,9% variasi dari kinerja (ROA) dapat
dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Hasil pengujian terhadap ROE mengindikasikan bahwa Adjusted R
Square pada Model 1 sebesar 0,484 yang menunjukkan bahwa 48,4%
variasi dari kinerja (ROE) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel
kontrol. Sementara itu variabilitas kinerja (ROE) 51,6% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada Model 2
sebesar 0,482 yang menunjukkan bahwa 48,2% variasi dari kinerja (ROE)
dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol. Sementara itu
variabilitas kinerja (ROE) 51,8% dijelaskan oleh variabel lain di luar
model penelitian. Adjusted R Square pada Model 3 sebesar 0,478 yang
menunjukkan bahwa 47,8% variasi dari kinerja (ROE) dapat dijelaskan
oleh independen dan variabel kontrol. Sementara itu variabilitas kinerja
(ROE) 52,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian.
Adjusted R Square pada Model 4 sebesar 0,492 yang menunjukkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49,2% variasi dari kinerja (ROE) dapat dijelaskan oleh independen dan
variabel kontrol. Sementara itu variabilitas kinerja (ROE) 50,8%
dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square
pada Model 5 sebesar 0,477 yang menunjukkan bahwa 47,7% variasi dari
kinerja (ROE) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Sementara itu variabilitas kinerja (ROE) 52,3% dijelaskan oleh variabel
lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada model 6 sebesar
0,496 yang menunjukkan bahwa 49,6% variasi dari kinerja (ROE) dapat
dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol. Sementara itu variabilitas
kinerja (ROE) 50,4% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian.
Hasil pengujian terhadap NPL mengindikasikan bahwa Adjusted R
Square pada Model 1 sebesar 0,163 yang menunjukkan bahwa 16,3%
variasi dari risk taking (NPL) dapat dijelaskan oleh independen dan
variabel kontrol. Sementara itu variabilitas risk taking (NPL) 8376%
dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square
pada Model 2 sebesar 0,166 yang menunjukkan bahwa 16,6% variasi dari
risk taking (NPL) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Sementara itu variabilitas risk taking (NPL) 83,4% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada Model 3
sebesar 0,162 yang menunjukkan bahwa 16,2% variasi dari risk taking
(NPL) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol. Sementara
itu variabilitas risk taking (NPL) 83,8% dijelaskan oleh variabel lain di
luar model penelitian. Adjusted R Square pada Model 4 sebesar 0,163 yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menunjukkan bahwa 16,3% variasi dari risk taking (NPL) dapat dijelaskan
oleh independen dan variabel kontrol. Sementara itu variabilitas risk
taking (NPL) 83,7% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian.
Adjusted R Square pada Model 5 sebesar 0,172 yang menunjukkan bahwa
17,2% variasi dari risk taking (NPL) dapat dijelaskan oleh independen dan
variabel kontrol. Sementara itu variabilitas risk taking (NPL) 82,8%
dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square
pada Model 6 sebesar 0,156 yang menunjukkan bahwa 15,6% variasi dari
risk taking (NPL) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Sementara itu variabilitas risk taking (NPL) 84,4% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada Model 7
sebesar 0,258 yang menunjukkan bahwa 25,8% variasi dari risk taking
(NPL) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol. Sementara
itu variabilitas risk taking (NPL) 74,2% dijelaskan oleh variabel lain di
luar model penelitian. Adjusted R Square pada Model 8 sebesar 0,258 yang
menunjukkan bahwa 25,8% variasi dari risk taking (NPL) dapat dijelaskan
oleh independen dan variabel kontrol. Sementara itu variabilitas risk
taking (NPL) 74,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian.
Adjusted R Square pada Model 9 sebesar 0,255 yang menunjukkan bahwa
25,5% variasi dari risk taking (NPL) dapat dijelaskan oleh independen dan
variabel kontrol. Sementara itu variabilitas risk taking (NPL) 74,5%
dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square
pada Model 10 sebesar 0,266 yang menunjukkan bahwa 26,6% variasi dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
risk taking (NPL) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Sementara itu variabilitas risk taking (NPL) 73,4% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model penelitian.
Hasil pengujian terhadap SDROA mengindikasikan bahwa
Adjusted R Square pada Model 1 sebesar 0,033 yang menunjukkan bahwa
3,3% variasi dari risk taking (SDROA) dapat dijelaskan oleh independen
dan variabel kontrol. Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA)
96,7% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R
Square pada Model 2 sebesar 0,015 yang menunjukkan bahwa 1,5%
variasi dari risk taking (SDROA) dapat dijelaskan oleh independen dan
variabel kontrol. Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA) 98,5%
dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square
pada Model 3 sebesar 0,023 yang menunjukkan bahwa 2,3% variasi dari
risk taking (SDROA) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel
kontrol. Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA) 97,7% dijelaskan
oleh variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada Model
4 sebesar 0,035 yang menunjukkan bahwa 3,5% variasi dari risk taking
(SDROA) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA) 96,5% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada Model 5
sebesar 0,010 yang menunjukkan bahwa 1% variasi dari risk taking
(SDROA) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA) 99% dijelaskan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada Model 6
sebesar 0,08 yang menunjukkan bahwa 8% variasi dari risk taking
(SDROA) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA) 99.2% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada Model 7
sebesar 0,025 yang menunjukkan bahwa 2,5% variasi dari risk taking
(SDROA) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA) 97,5% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada Model 8
sebesar 0,027 yang menunjukkan bahwa 2,7% variasi dari risk taking
(SDROA) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA) 92,7% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada Model 9
sebesar 0,005 yang menunjukkan bahwa 0,5% variasi dari risk taking
(SDROA) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA) 99,5% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada Model 10
sebesar 0,012 yang menunjukkan bahwa 1,2% variasi dari risk taking
(SDROA) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA) 91,2% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model penelitian.
Hasil pengujian terhadap SDROE mengindikasikan bahwa
Adjusted R Square pada Model 1 sebesar 0,106 yang menunjukkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10,6% variasi dari risk taking (SDROE) dapat dijelaskan oleh independen
dan variabel kontrol. Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA)
89,4% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R
Square pada Model 2 sebesar 0,106 yang menunjukkan bahwa 10,6%
variasi dari risk taking (SDROE) dapat dijelaskan oleh independen dan
variabel kontrol. Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA) 89,4%
dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square
pada Model 3 sebesar 0,100 yang menunjukkan bahwa 10% variasi dari
risk taking (SDROE) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel
kontrol. Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA) 90% dijelaskan
oleh variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada Model
4 sebesar 0,095 yang menunjukkan bahwa 9,5% variasi dari risk taking
(SDROE) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA) 90,5% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada mModel 5
sebesar 0,111 yang menunjukkan bahwa 11,1% variasi dari risk taking
(SDROE) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA) 88,9% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada Model 6
sebesar 0,096 yang menunjukkan bahwa 9,6% variasi dari risk taking
(SDROE) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA) 90,4% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada Model 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sebesar 0,119 yang menunjukkan bahwa 11,9% variasi dari risk taking
(SDROE) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA) 88,1% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada Model 8
sebesar 0,096 yang menunjukkan bahwa 9,6% variasi dari risk taking
(SDROE) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA) 90,4% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada Model 9
sebesar 0,118 yang menunjukkan bahwa 11,8% variasi dari risk taking
(SDROE) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA) 88,2% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model penelitian. Adjusted R Square pada model 10
sebesar 0,096 yang menunjukkan bahwa 9,6% variasi dari risk taking
(SDROE) dapat dijelaskan oleh independen dan variabel kontrol.
Sementara itu variabilitas risk taking (SDROA) 90,4% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Peneltian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh kompensasi
eksekutif terhadap kinerja perusahaan dan risk taking. Sampel yang
digunakan dalam pengujian hipotesis dalam penelitian ini berjumlah 92
observasi perbankan yang melaporkan kompensasi yang diberikan kepada
eksekutif pada tahun 2001 hingga 2010 baik perusahan milik pemerintah
ataupun asing dan yang terdaftar maupun tidak terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Data diuji dengan metode analisis regresi berganda. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kompensasi
eksekutif terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROA dan
ROE pada perusahaan perbankan yang dimiliki oleh pemerintah dan pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa kompensasi eksekutif
berpengaruh negatif terhadap risk taking. Adanya tingkat kompensasi
tertentu yang diberikan kepada eksekutif akan mengurangi risk taking pada
perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah, dimiliki oleh pihak asing atau
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perlu diingat bahwa
pengujian kompensasi terhadap risk taking tidak robust
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5.2 Keterbatasan
Penelelitian ini dilakukan dengan berbagai keterbatasan yang
dapat mempengaruhi hasil penelitian, sebagai berikut.
1. Sampel dalam penelitian ini hanya sebanyak 92 observasi karena tidak
semua perusahaan perbankan melaporkan kompensasi yang diberikan
kepada eksekutif perusahaan,
2. Penelitian ini tidak menganalisis faktor kompensasi eksekutif secara dalam
tidak mengikutsertakan kompensasi dalam bentuk opsi saham. Hal ini
dikarenakan keterbatasan informasi yang diungkapkan oleh perusahaan
sampel selama periode observasi.
3. Variabel risk taking terbatas hanya menggunakan risiko kredit, SDROA
dan SDROE perusahaan sebagai pengukurannya.
5.3 Saran Bagi Penelitian Selanjutnya
Berdasarkan keterbatasan penelitian di atas, maka dapat diberikan
beberapa saran bagi peneliti selanjutnya sebagai berikut.
1. Memperhitungkan ukuran perusahaan dan melihat pengaruhnya terhadap
hasil penelitian.
2. Apabila data dan informasi atas komponen kompensasi eksekutif telah
diungkapkan dengan memadai oleh perusahaan sampel, maka akan lebih
baik turut mempertimbangkan dan menggunakan data kompensasi
eksekutif secara detail, seperti memisahkan komponen gaji pokok, gaji
variabel (bonus, insentif dan saham bonus) serta tunjangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Menambah pengukuran untuk mengukur variabel risk taking seperti
menggunakan risiko pasar, risiko operasional maupun risiko likuiditas.