Laporan Kegiatan Family Folder
Disusun oleh :
Singgih Arto
10-2012-005
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA
*Alamat Korespendensi:
Singgih Arto
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
No. Telp (021) 5694-2061, e-mail: [email protected]
1
Pendahuluan
Pada blok 26 tentang community medicine, setiap mahasiswa dan mahasiswi Fakultas
Kedokteran Ukrida mendapatkan kesempatan untuk skill lab tentang family folder. Family
folder merupakan dokumen lengkap suatu keluarga terutama dalam hubungannya dengan
derajat kesehatan. Menurut Hendrick L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat yaitu: faktor perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan
kesehatan.1
Dari keemapat faktor diatas ternyata pengaruh perilaku cukup besar diikuti oleh
pengaruh faktor lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Disini peran dari dokter
keluarga sangat penting untuk melakukan pendekatan dan untuk memperhatikan kesehatan
masyarakat sekitar, dengan begitu bila di suatu wilayah terjadi wabah penyakit maka
pemerintah berserta praktisi kesehatan dapat mengambil langkah untuk meminimalkan angka
morbiditas dan mortalitas yang mungkin terjadi.1
Dalam rangka mempelajari tentang kedokteran komunitas, kami (kelompok family
folder 24) melakukan kunjungan ke masyarakat langsung melalui puskesmas hingga datang
langsung kerumah penduduk. Dengan dilakuaknnya kegiatan ini kami berharap dapat
memahami semua hal mengenai kedokteran keluarga.
Kegitan skill lab family folder ini dilaksanakan pada tanggal 23 juli 2015 dan saya
berserta rekan saya mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi puskesamas jelamabar 1
lalu kami mendapat data kunjungan yaitu di rumah ibu Sri Yanti yang beralamatkan di Jl.
Satria 1 RT 02/ 04, Jelambar, Jakarta Barat. Diketahui bahwa ibu sri sedang menderita
hipertensi dan dispepsia
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengaji dan membahas penyakit dispepsia
dengan hipertensi dan kaedah tatalaksana terhadap penyakit tersebut dengan berbasis
kedokteran keluarga.
2
Tinjauan Pustaka
1. Dispepsia
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak
enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks
gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung
kini tidak lagi termasuk dispepsia. Batasa dispepsia terbagi atas dua yaitu:2
a. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan
organik sebagai penyebabnya
b. Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau
dispepsia non ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya.
Etiologi
Dispepsia dapat disebabkan oleh beberapa faktor :2
Perubahan pola makan
Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang lama
Alkohol dan nikotin rokok
Stres
Tumor atau kanker saluran pencernaan
Insiden
Berdasarkan penelitian pada populasi umum didapatkan bahwa 15 – 30 % orang
dewasa pernah mengalami hal ini dalam beberapa hari. Insiden dispepsia pertahun
diperkirakan antara 1 – 8 %. Dan dispepsia cukup banyak dijumpai.2
Manifestasi Klinik2
nyeri perut (abdominal discomfort)
Rasa perih di ulu hati
Mual, kadang-kadang sampai muntah
Nafsu makan berkurang
Rasa lekas kenyang
Perut kembung
Rasa panas di dada dan perut
3
Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)
Pencegahan
Pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan
dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi makanan yang berkadar
asam tinggi, cabai, alkohol, dan pantang rokok, bila harus makan obat karena sesuatu
penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu fungsi
lambung.2
Penatalaksanaan Medik
Penatalaksanaan non farmakologis:2
Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obat-obatan yang
berlebihan, nikotin rokok, dan stres
Atur pola makan
Penatalaksanaan farmakologis yaitu:2
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam
mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena proses patofisiologinya pun
masih belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70 % kasus DF reponsif terhadap placebo.2
Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam lambung) golongan
antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik (mencegah
terjadinya muntah).2
2. Hipertensi
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut
sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa
disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya.3
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas
normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor dapat
4
memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak
diketahui (hipertensi essential). Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan
kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan
peningkatan volume aliran darah.3
Penyakit hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai oleh
meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang terjangkit penyakit ini biasanya
berpotensi mengalami penyakit-penyakit lain seperti stroke, dan penyakit jantung.3
Dari definisi-definisi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hipertensi adalah suatu
keadaan di mana tekanan darah menjadi naik karena gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke
jaringan tubuh yang membutuhkannya.3
Kalsifikasi Hipertensi
Tabel 1
Klasifikasi Menurut JNC (Joint National Committe on Prevention, Detection, Evaluatin, and Treatment of High Blood Pressure)
Kategori Tekanan Darah menurut JNC 7
Kategori Tekanan Darah menurut JNC 6
Tekanan Darah Sistol (mmHg)
dan/ atau
Tekanan Darah Diastol (mmHg)
Normal Optimal < 120 dan < 80Pra-Hipertensi 120-139 atau 80-89- Nornal < 130 dan < 85- Normal-Tinggi 130-139 atau 85-89Hipertensi: Hipertensi:Tahap 1 Tahap 1 140-159 atau 90-99Tahap 2 - ≥ 160 atau ≥ 100- Tahap 2 160-179 atau 100-109
Tahap 3 ≥ 180 atau ≥ 110Tabel 2
Klasifikasi Hipertensi Menurut WHOKategori Tekanan Darah
Sistol (mmHg)Tekanan Darah Diatol (mmHg)
OptimalNormalNormal-Tinggi
< 120< 130130-139
< 80< 8585-89
Tingkat 1 (Hipertensi Ringan)Sub-group: perbatasan
140-159140-149
90-9990-94
5
Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109Tingkat 3 (Hipertensi Berat) ≥ 180 ≥ 110Hipertensi sistol terisolasi(Isolated systolic hypertension)Sub-group: perbatasan
≥ 140
140-149
< 90
<90Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :3
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
Hiperrtensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10
% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui
dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa factor yang sering
menyebabkan terjadinya hipertensi. Factor tersebut adalah sebagai berikut :3
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Cirri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika umur
bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan) dan ras
(ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi
garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan
pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan ( ephedrine, prednison,
epineprin)
6
Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :3
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi
arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan
darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :3
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
1. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a). Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
b). Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c). Penurunan berat badan
d). Penurunan asupan etanol
e). Menghentikan merokok
f). Diet tinggi kalium
7
2. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita
hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang
dan lain-lain
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 %
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut nadi maksimal dapat
ditentukan dengan rumus 220 – umur
Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
3. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
a). Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-
tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri
kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
b). Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat
otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
4. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya
dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
1. Terapi dengan Obat
8
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat.
Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar
yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi adalah obat diuretika, penyekat beta,
antagonis kalsium, atau penghambat ACE
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi
yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian
pendidikan kesehatan.Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat
diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan
pengobatan hipertensi.
9
Form Pengkajian Keluarga
Puskesmas : Kelurahan Jelambar
I. Identitas Pasien:
a. Nama : Sri Yanti
b. Usia : 68 Tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
e. Pendidikan : SMP
f. Alamat : Jl. Satria 1 RT02/04, Jelambar, Jakarta Barat
II. Riwayat Biologis Keluarga:
a. Keadaan kesehatan sekarang : kurang
b. Kebersihan perorangan : sedang
c. Penyakit yang sering diderita : Nyeri sendi
d. Penyakit keturunan : tidak ada
e. Penyakit menular : tidak ada
f. Kecacatan anggota keluarga : tidak ada
g. Pola makan : kurang. Pasien makan teratur 2 kali sehari dengan
menu yang tidak seimbang dan sering makan makanan asin (ikan asin) dan pedas
(sambal cabe rawit)
h. Pola istirahat : sedang
i. Jumlah anggota keluarga : 6 orang
j. Anggota keluarga yang serumah : 3 orang
III. Psikologis Keluarga:
a. Kebiasaan buruk : Suka makan- makanan yang terlalu asin, dan
terlalu pedas, jarang berolahraga, sering tidur diatas jam 12
b. Pengambilan keputusan : bapak
c. Ketergantungan obat : tidak ada
d. Tempat mencari pelayanan kesehatan: puskesmas
e. Pola rekreasi : kurang
IV. Keadaan rumah / lingkungan:
a. Jenis bangunan : permanen
10
b. Lantai rumah : semen
c. Luas rumah : 3x7m (21m2) . Dengan jumlah penghuni 3, maka dinyatakan
luas rumah pasien layak huni.
d. Penerangan : kurang
e. Kebersihan : kurang, diketahui terdapat burung peliharaan yang disimpan
di dalam rumah
f. Ventilasi : kurang, hanya lubang lubang kecil di setiap tepi rumah,
memiliki 1 jendela utama tapi tidak pernah di buka
g. Dapur : ada
h. Jamban keluarga : ada
i. Sumber air minum : air pam yang dimasak terlebih dahulu
j. Sumber pencemaran air : tidak ada
k. Pemanfaatan pekarangan : perkarangan dimanfaatkan untuk menyimpan
benda-benda bekas dan di perkarangan rumah terdapat burung peliharaan yang
digantungkan
l. Sistem pembuangan air limbah : ke sungai
m. Tempat pembuangan sampah : ada
n. Sanitasi lingkungan : kurang
V. Spiritual Keluarga:
a. Ketaatan beribadah : baik
b. Keyakinan tentang kesehatan : baik. Dan pasien rutin untuk memeriksakan diri ke
Puskesmas.
VI. Keadaan Sosial Keluarga:
a. Tingkat pedidikan : kurang
b. Hubungan antar anggota kel : baik
c. Hubungan dengan orang lain : baik
d. Kegiatan organisasi sosial : kurang
e. Keadaan ekonomi : kurang
VII. Kultural Keluarga:
a. Adat yang berpengaruh : Jawa
b. Lain lain : tidak ada
11
VIII. Daftar anggota Keluarga:
Nama dan
jenis kelamin
1.Suparman
(L)
2. Hendi (L)
Tgl
lahir
70 Th
21 th
Pekerj
aan
Pensiunan
Karyawan
pendidi
kan
SMP
SMA
Hub
keluarga
Suami
Anak
Status
perkawinan
Menikah
-
Domisili
serumah/ tidak
Serumah
Serumah
Keadaan
kesehatan
Sehat
IX. Keluhan utama : Pasien sering merasakan nyeri pada bagian perutnya,
dan pasien memiliki tekanan darang yang tinggi dan sampai menimbulkan nyeri kepala
dan nyeri pada persendiannya. Pasien juga diketahui sedang mengalami stroke ringan
karena sempat memiliki tekana darang yang terlalu tinggi
X. Riwayat penyakit sekarang : Pasien sudah menderita hipertensi sejak 4 tahun yang
lalu dan mulai rutin menggunakan obat sejak 2 tahun belakangan ini, pasien juga sering
merasakan nyeri pada bagian keplanya, nyeri dirasakan seperti berdenyut dan pada
bagian tengkuk leher terasa tegang. pasien juga menderita sindroma dispepsia baru-baru
ini, saat makan pasien tidak merasakan nyeri, muntah disangkal, pasien hanya sering
merasakan rasa nyeri pada daerah perut. Pasien berobat di puskesmas setiap 1 bulan
sekali untuk mengontrol tekanan darahnya. Saat ini keluhan pasien hanya sulit berjalan
dan pasien sering merasakan nyeri pada perutnya
XI. Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada
XII. Pemeriksaan fisik:
- Tanda-tanda vital :
o Nadi : 82 x/menit
o Pernafasan : 22 x/menit
o TD : 160/100 mmHg
- Tinggi badan : 160 cm
- Berat badan : 58 kg
- Status Gizi
12
Sehat
= 58 = 24,65
(1,6)2
IMT normal : 18,5–24,9 kg/m2
XIII. Diagnosis kerja :
1. Hipertensi grade II, dengan tekanan darah sistolik 160 dan diastolik 100. Sebelum
pasien mengunjungi puskesmas, ia telah berobat ke RS saat TD nya 200/100. Ia
mengaku telah mengonsumsi obat antihipertensi sejak saat itu, sehingga TD nya (saat
kontrol ke puskesmas dan saat kunjungan ke rumah) mulai menurun
2.Dispepsia organik (gastritis), dengan gejala rasa yang tidak nyaman di bagin
lambung, pasien juga mengaku sering mengkonsumsi makanan yang pedas dan
memiliki pola makan yang tidak teratur.
XIV. Differential diagnosis : Tidak ada
XV. Diagnosis keluarga : Sehat
XVI. Anjuran penatalaksanaan penyakit :
a. Promotif : memberikan penyuluhan kepada pasien tentang penyakit yang
sedang diderita, agar pasien mengerti tentang gejala dan komplikasi yang
mungkin akan terjadi dan juga memberikan penyuluhan tentang
pencegahannya.
b. Preventif : Hindari faktor- faktor resiko yang dapat meningkatkan
tekanan darah, menganjurkan pasien untuk diet sehat, menjalankan pola hidup
sehat, dan berolahraga secara teratur, serta rajin mengontrol tekanan
darahnya.
a. Kuratif : Farmakologis:
- Obat antihipertensi kombinasi: Nifedipin dan Losartan
Non-farmakologis:
- Istirahat cukup
- Hindari stress, mengurangi asupan garam, meningkatkan konsumsi buah
dan sayur serta menurunkan asupan lemak, rutin berolahraga
c. Rehabilitatif : jaga kebersihan diri, makan makanan yang sehat
XVII. Prognosa :
a. Prognosa penyakit
13
Prognosa tergsntung dari pemakaian obat yang teratur dan menjaga pola hidup
yang sehat
b. Prognosa keluarga
Keluarga pasien selalu memberikan dorongan agar pasien berobat ke
puskesmas
c. Prognosa lingkungan
Lingkungan di sekitar tempat tinggal pasien kurang mendukung pasien untuk
menjadi lebih sehat terutama dalam segi kebersihan, karena selain
memperberat penyakit utama, lingkungan yang kurang sehat akan
menimbulkan penyakit baru bagi pasien.
XVIII. Perkiraan akan timbuknya penyakit ditinjau dari perilaku dan lingkungan :
a. Diare
Karena lingkungan tempat tinggal pasien terbilang kotor, sampah disekitar
rumah terlihat banyak dan banyak juga lalat yang menghinggapi disekitar
rumah pasien
b. Demam berdarah dengue\
Terdapat banyak penampungan air di rumah pasien, tetapi tempat
penampungan air tersebut tidak ditutup rapat-rapat oleh pasien, selain itu
banyak baju yang digantung didalam rumah serta lingkungan di sekitar rumah
sangat padat
c. Penyakit kulit
Penyakit kulit adalah penyakit yang umumnya timbul pada lingkungan yang
kotor, dan padat penduduknya
XIX. Resume :
Ny. Sri Yanti adalah pasien tetap Puskesmas Jelambar 1, dia biasanya melakukan kunjungan
rutin tiap 1 bulan sekali ke puskesma untuk memeriksakan keadaan fisik nya. Sekarang ini
beliau diketahui memiliki keluhan fisik, ia memiliki tekanan darah yang tinggi dan memiliki
gangguan pada sistem pencernaanya. Dari anamnasis didapatkan keluhan utama yang
sekarang beliau rasakan adalah kesulitan saat melakukan aktivitas seperti berjalan, jongkok,
dan berdiri dalam waktu lama. Beliau juga sering merasakan nyeri pada bagian perutnya tapi
keluhann ini cepat hilang jika ia mengkonsumsi obat.
14
Ny sri yanti tinggal di rumah bersama suami dan anak bungsunya, keseharianya beliau
bekerja mengurus keluarga sebagai ibu rumah tangga. Lingkungan sekitar rumah tampak
kurang terawat terlihat banyak barang bekas yang sudah tidak terpkai di perkarangan rumah,
selain itu di keadaan dalam rumah ibu sri pun tidak mendukung utuk terciptanya hidup yang
sehat karena rumah ibu sri tidak memenuhi syarat rumah sehat
Lampiran : foto foto perilaku atau lingkungan
15
Pembahasan
Hasil dari kunjungan ke rumah pasien hipertensi dan sindroma dispepsia dengan pendekatan
keluarga telah didapatkan pasien bernama Ny.Sri Yanti. Anamnesis dilakukan secara auto
anamnesis dengan Ny. Sri. Nn. Sri saat ini berusia 68 tahun. Saat ini hanya bekerja sbagai ibu
rumah tangga.
17
Ny sri sudah menderita hipertensi sejak 4 tahun yang lalu bahkan pasien semapai mengalami
stroke yang ringan selain itu ia juga sedang menderita sindroma dispepsia yang ia rasakan
sebagai nyeri pada bagaian perut. Pasien sudah rutin menggunakan obat anti hipertensi yang
ia dapat dari puskesmas, ia juga sering mengkonsumsi obat-obatan tradisional seperti
rembusan daun belimbing, yang dimana kita ketahui rebusan daun belimbing dapat
mengontrol kadar tekanan darah. Pasien juga rutin untuk mengotrol kesehatannya ke
puskesmas jelambar 1 dekat rumahnya. Ibu sri memiliki kebiasaan buruk seperti suka
mengkonsumsi makanan yang kadar garamnya tinggi serta makanan yang pedas, ia juga
sudah jarang melakukan olahraga dikarenakan kondisi kesehatannya yang kurang baik, selain
itu juga pola tidur ibu sri tidak teratur, ia sering tidur diatas jam 12.
Lingkungan disekitar rumah ibu sri terbilang kurang bersih kita dapat menemui sungai tepat
dibelakang rumah ibu sri, melalui pengamatan kami pada sungai tersebut banyak sekali
sampah pada pinggiran sungai selain itu warna air sungai pun sangat keruh. Selain sungai
kami juga menemukan rel kereta api tepat di belakang rumah ibu sri, tidak jauh berbeda
dengan sungai, rel kereta yang berdada di lokasi pun bayak diisi oleh benda-benda yang
sudah tidak berguna seperti karung berisi sampah,kaleng-kaleng bekas, dan sebagainya.
Untuk keadaan didalam rumah ibu sri kurang nyaman karena kita dapat melihat bahwa
keadaan rumah kurang terurus, tidak ada penyinaran yang cukup baik dengan lampu listrik
maupun tidak adanya sinar matahari yang masuk kedalam rumah, juga tidak ditemukan
ventilasi yang memadai pada rumah. Didalam rumah pun terdapat hewan peliharaan suami
pasien yaitu burung hias, burung ini di gantungkan di dalam rumah dekat dengan kamar tidur.
Rumah ibu sri memiliki perkarangan sayanganya perkarangan di rumah ibu sri tidak di
manfaatkan dengan semaksimal mungkin terlihat bahwa perkarangan ibu sri banyak barang
bekas yang sudah tidak terpakai berserakan di halaman rumah.
Disini memang tidak pengaruh langsung lingkungan yang memepengaruhi keluhan utam ibu
sri tapi tidak menutup kemungkinan bahwa lingkungan ibu sri yang sekarang ini dapat
menimbulkan penyakit lain seperti DBD, Diare, maupun gangguan kesehatan kulit.
Kesimpulan
Pasien dan keluarganya sudah memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya
kesehatan, namun mereka masih memiliki kendala yaitu keadaan ekonomi yang kurang.
Peran penting puskesma dan pemeintah sangatlah penting untuk melakukan perbaikan
lingkungan dan pembinaan masyarakat.
18
Saran
Beberapa hal yang dapat disarankan pada pasien dan keluarga:
- Rutin control ke puskesmas
- Jaga pola makan, kurangi makanan pencetus
- Olahraga ringan seperti jalan santai
- Jaga pola tidur min 8 jam tidur
- Mengusahakan untuk memberikan ventilasi dan penerangan rumah yang lebih baik
- Melipat baju dan menyimpannya di tempat yang seharusnya (lemari, tempat khusus)
- Membersihkan perkaranagan, membuang barang- barang bekas ketempat yang
seharunya
- Menyimpan burung peliharaan sebaiknya cukup jauh dari rumah
19
Daftar Pustaka
1. Pickett G, Hanlon JJ. Kesehatan masyarakat: administrasi dan praktik. Edisi-9. Jakarta :
EGC; 2009. h.301-3.
2. Yogiantoro M. Hipertensi esensial. Dalam: Sudoyo AW, Setiohadi B, Alwi I, Simadibrata
M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Edisi ke 5. Jakarta: Interna
Publishing; 2009. h.1079-85.
3. Ndraha S. Bahan ajar gastroenterohepatologi. Jakarta: Biro Publikasi FK UKRIDA;
2012.h.25-35.
20
Recommended