BANGGA JADIANAK BANGGAI
Edisi 3 | Tahun 2015
Buletin Pengajar Muda Banggai ~ edisi 3/tahun 2015
Edisi�3/Tahun�2015
(sampul depan)Anak-anak berlari penuh semangat meraih cita-cita. Bangga Jadi Anak Banggai. Foto oleh: Eko Andik Saputro
TIM REDAKSI
PEMIMPINStevania Randalia
REDAKTURAhmad GusraEko Andik SaputroHanif AkhtarLoiza Susilo
DESAIN DAN TATA LETAKRoisatul Azizah
KONTRIBUTOR FOTO Anggi Cahyo P.Aprilya Pratiwi Asnita Jakaria
KONTRIBUTOR REDAKSIRama Tantra
Lentera adalah buletin reguler yang disusun dan diterbitkan oleh Pengajar Muda Kabupaten Banggai. Redaksi Lentera menerima tulisan, tanggapan, dan masukan dari pembaca.
KONTAK REDAKSI [email protected] @lenterabanggai
Pada upacara peringatan kemerdekaan RI 17 Agustus 2015 lalu di Istana Merdeka, Jakarta, tampil Maria (kelas VI) dan Erlangga (kelas VIII) membacakan puisi impian anak Indonesia yang cuplikannya berbunyi berikut:
Indonesia sudah merdeka 70 tahun, berbagai kemajuan telah dicapai. Saya memimpikan 10 tahun mendatang tak ada lagi korupsi sehingga uang untuk pendidikan tak lagi kurang, anak Indonesia akan pintar sehingga Indonesia menjadi negara super power. Kami bangga menjadi anak Indonesia!(sumber: http://metrotvnews.com/kisah-jokowi-dibalik-puisi-impian-anak-indonesia)
Gema kebanggaan menjadi bagian dari bangsa Indonesia tidak luput dari anak-anak Banggai. Di Lentera edisi kali ini, temukan cerita empat siswa yang mewujudkan kebanggaannya menjadi anak Banggai dengan berprestasi hingga ke level nasional.
Baca juga liputan Kelas Inspirasi Banggai 2 yang membangun masa depan anak Banggai dan profil Penyala Banggai: komunitas sosial yang berfokus pada peningkatan minat baca anak Banggai.
Untuk anak-anak Banggai yang membangga-kan, mari pererat genggaman tangan dan bergerak bersama!
Salam pergerakan,
Stevania RandaliaPengajar Muda, SDN Inpres Solan
2
Buletin Pengajar Muda Banggai ~ edisi 3/tahun 2015
Editorial
3Edisi�3/Tahun�2015
Tentang�Indonesia�MengajarJejak Lima Tahun
Jejak Lima Tahun
Melanjutkan Perjuangan,
Menuju Sebuah
Gerakan Pendidikan
ndonesia Mengajar adalah gerakan. IUsaha untuk menggerakkan semua pihak agar turun tangan menyelesaikan
masalah pendidikan di Indonesia. Sebuah gerakan hanya akan dikatakan efektif jika mampu memancing banyak elemen masyarakat untuk aktif terlibat di dalamnya.
Dalam rancangan besar Indonesia Mengajar yang menetapkan periode per-juangan selama lima tahun, pada akhir tahun nanti, fase pertama resmi selesai. Lima kabupaten sudah “siap landas” melan-jutkan estafet perjuangan yang dimulai oleh Pengajar Muda.
Mengutip kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, “Prinsipnya adalah syukuri perkembangan, perbaiki kekurangan dan siap terlibat”. Maka di tahun yang ke-5 ini Indonesia Mengajar telah mencatat berbagai geliat pendidikan serta ribuan tangan yang makin sigap menopang keberlanjutan.
Jejak-jejak perubahan perilaku mulai terlihat selama lima tahun Pengajar Muda bekerja di Kabupaten, di antara-nya siswa-siswi yang terpacu untuk meningkatkan prestasi, guru-guru yang memiliki semangat untuk meningkatkan kapasitas mengajar, hingga Dinas Pendidikan yang turut aktif dalam mengembangkan dan memajukan pendidikan. Kabar bahagia bagi kami adalah munculnya inisiatif-inisiatif yang muncul dari masyarakat daerah dalam rangka memajukan pendidikan di wilayahnya.
Salah satunya adalah Gerakan Desa Cerdas dari Kabupaten Halmahera Selatan. Inisiatif gerakan ini datang dari Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Selatan yang terinspirasi dari konsep Indonesia Mengajar. Dalam program ini, pihak Dinas memanggil para pemuda yang ingin ambil bagian menjadi Pemuda Penggerak Desa. Mereka akan
4 Edisi�3/Tahun�2015
Tentang�Indonesia�Mengajar Jejak Lima Tahun
ditempatkan di daerah terpencil di kabupaten ter-sebut sebagai tenaga pendidik selama setahun.
Latar belakangnya sederhana, murid adalah hasil didikan dari seorang guru dan ketersediaan guru yang berkualitas diper-caya akan mendorong potensi yang dimiliki oleh anak-anak. Mengamini kata mantan presiden, Ir. Soekarno, “Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, namun satu orang pemuda dapat merubah dunia”, maka dipilihlah pemuda menjadi aktor peng-gerak roda perubahan pendidikan di Halmahera Selatan.
Insiatif lain datang dari Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung. Dengan konsep yang hampir serupa, mereka menyusun sebuah program bertajuk Tulang Bawang Barat Cerdas. Program ini bertujuan untuk menyediakan tenaga pendidik yang berkualitas serta mempunyai visi untuk menjadikan Tulang Bawang Barat sebagai pusat pendidikan di Provinsi Lampung. Selain tujuan besar tersebut, program ini juga menjadi wadah kolaborasi aktor lokal, mulai dari Bupati yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program, sampai dengan tim pengelola yang terdiri atas Dinas Pendidikan, penggerak masyarakat, sampai dengan Project Officer yang berasal
dari lingkungan eksternal Tulang Bawang Barat.
Pengajar Muda dikirim Indonesia Mengajar di daerah
bukan hanya sekadar mengisi kekosongan guru. Mereka hadir untuk memberikan inspirasi, baik kepada siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, maupun pemangku kepentingan di bidang pendidikan untuk akhirnya secara mandiri memajukan pendidikan di daerahnya. Di tahun ke-5 ini, inspirasi itu bukan lagi berasal semata-mata dari Pengajar Muda, tapi dari seluruh penjuru negeri, dengan berbagai inisiatif tiap daerah untuk memajukan pendidikan.
Tugas Indonesia Mengajar di lima kabupaten memang akan selesai akhir tahun ini, namun semangat dan perjuang-an itu tidak akan berhenti. Akan ada ribuan aktor lokal yang siap melanjutkan per-juangan dengan berbagai insiatifnya. Komitmen Indonesia Mengajar untuk hadir dan terus bekerja di berbagai titik Nusan-tara akan terus berlanjut di lima tahun kedua nanti. Tiga kabupaten baru telah ditetapkan untuk melanjutkan kolaborasi positif di bidang pendidikan. Cita-cita kami adalah sama, untuk terus berkolaborasi dengan banyak pihak untuk memajukan pendidikan di Republik ini.
Oleh: Hanif AkhtarPengajar Muda, SDN Inpres Moilong
“Prinsipnya adalah syukuri perkembangan,
perbaiki kekurangan dan siap terlibat”
5Edisi�3/Tahun�2015
Ruang�PenggerakPenyala Banggai
Penyala Banggai: Cahaya Kecil di Banggai
oda ekonomi di Kabupaten Banggai Rkini sudah berputar dengan lancar. Industri-industri pengolah sumber
daya alam beroperasi, daerah-daerah se-kitar pabrik pun ikut berkembang. Jalan-jalan semakin rata, listrik semakin terjang-kau, akses komunikasi semakin mudah. Namun apakah perkembangan itu lantas juga sudah terjadi untuk pendidikan kita?
Rumah-rumah kita mungkin sudah terang, namun pendidikan kita masih be-lum sama terang. Masih banyak anak di sudut Banggai yang buta huruf dan ke-sulitan mendapatkan buku. Pendidikan Banggai masih membutuhkan penyala cahayanya.
Dengan semangat itu, kami mengambil langkah untuk menjadi salah satu cahaya tersebut dan membentuk Penyala Banggai, sebuah komunitas gerakan sosial yang bergerak di bidang pendidikan. Penyala Banggai peduli akan peningkatan minat baca anak. Maka, fokus kegiatan kami adalah mendistribusikan buku ke sejumlah sekolah dan rumah baca di Kabupaten Banggai.
Gerakan ini adalah inisiatif dari Lilian Elaine (Pengajar Muda V) yang bertugas di Kabupaten Banggai dan Cahyadi Purwaka Putra, pemuda lokal Banggai yang memiliki kepedulian untuk kemajuan pendidikan di
“Jika dalam gelap kita membutuhkan terang, lakukan apa pun untuk
menerangi kegelapan tersebut. Salah satunya dengan menyalakan lilinlilin kecil untuk jadi cahaya penerang di
ruang sekitar kita…”
6 Edisi�3/Tahun�2015
Oleh: Rama TantraPenyala Banggai
Ruang�Penggerak Penyala Banggai
tanah kelahirannya. Bersama, keduanya mendaftarkan inisiatif ini ke Indonesia Menyala—gerakan pendistribusian buku yang berpusat di Jakarta, di bawah naung-an Indonesia Mengajar. Maka pada tanggal 22 Februari 2013, Penyala Banggai resmi berdiri.
Selama masa penugasan Pengajar Muda (PM) V pada tahun 2013, kami bergerak mendistribusikan buku ke daerah-daerah penempatan para PM sebagai sarana pen-dukung kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun untuk perpustakaan mini yang mereka kelola. Setelah vakum selama tahun 2014 karena beberapa kondisi, Penyala Banggai kembali bergerilya di tahun 2015 bersama PM IX Banggai.
Dimulai dari menyalurkan buku dan alat belajar ke TK Alfa Omega di Desa Solan, kami lalu menyalurkan buku-buku ke SD, SMP, dan tempat pengajian di pulau-pulau seberang, yaitu Pulau Tembang dan SD Cipta Lensalo di Kabupaten Banggai Laut. Setelahnya, kami memulai gerakan membuka rumah baca/sanggar/rumah belajar di desa-desa penempatan PM: SAJALOBBA di Desa Ondo-Ondolu I (Maret 2015), Moko Pande di Desa Solan (Mei 2015), dan Simba'a Raya di Desa Sinorang (Juli 2015).
Selain itu, kami juga menjadi salah satu komunitas yang membuka stand di Festival Kelas Inspirasi Banggai bulan Mei lalu, sekaligus aktif terlibat dalam Kelas Inspirasi di Banggai, baik sebagai panitia
lokal maupun Inspirator & Dokumentator. Di akhir bulan September ini, Penyala Banggai akan membuka Rumah Baca ke-4 bersama PM IX Banggai, yaitu Nurul Ilmi di Desa Moilong.
Penyala Banggai bergerak untuk masyarakat, bersama masyarakat. Dalam menjalankan kegiatan selama ini, kami bekerja sama dengan komunitas-komunitas pendidikan lain: Relawan Oke, Pagimana Bersekolah, Sedekah Buku ID, Mizan Store, Temen Buku, serta
DSLNG. Dukungan penuh dari Penyala-Penyala di kota lain yang sama-sama bernaung di bawah payung Indonesia Menyala juga tidak pernah putus.
Dengan anggota aktif kurang dari sepuluh orang, kami mungkin memang masih kecil. Tetapi kami tetap optimis untuk terus bergerak demi kemajuan pendidikan di Banggai. Kami percaya, bermula dari sebuah cahaya kecil, muncul cahaya-cahaya baru lainnya yang akan turut menyalakan pendidikan Banggai, demi masa depan anak-anak Banggai yang bersinar terang.
Siapapun bisa menyalakan lilin. Tetapi apakah kamu mau menjaganya tetap menyala?Mari bersama membuat Indonesia lebih menyala dengan buku-buku berguna.
Mari menjadi Penyala!
dok. Penyala Banggai
7Edisi�3/Tahun�2015
LiputanKelas Inspirasi Banggai 2
Meriahnya penyelenggaraan Kelas
Inspirasi Banggai 2 pada 7 September
2015 dapat dilihat dari antusiasme 28
peserta yang terdiri dari 22 Inspirator
dan 6 Fotografer/Videografer yang
secara sukarela meluangkan waktu,
tenaga, serta pikiran mereka untuk
menginspirasi siswa-siswi di Balantak.
Para pengajar yang disebut 'Inspirator'
ini merupakan orang-orang yang
terseleksi dari sebanyak total 61
pendaftar yang mendaftar online di
www.kelasinspirasibanggai.org. Mereka
datang dari berbagai macam profesi,
seperti dokter, dosen, aktivis Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), anggota
BASARNAS, banker, nutrisionis dan
elas Inspirasi adalah sebuah gerakan
Kyang mengajak para profesional
untuk mengajar siswa Sekolah Dasar
(SD) selama satu hari. Dalam Kelas Inspirasi,
para profesional ini memperkenalkan
profesinya guna menumbuhkan rasa
percaya diri serta memotivasi para siswa
untuk meraih cita-citanya. Di Kabupaten
Banggai, Kelas Inspirasi kembali diseleng-
garakan untuk kedua kalinya dengan
tema “Bangun Masa Depan Anak
Banggai”. Kelas Inspirasi Banggai 2 kali ini
diselenggarakan di Kecamatan Balantak
yang tersebar di 6 SD yaitu SD Inpres 1
Balantak, SD Inpres 2 Balantak, SDN
Cokroaminoto, SDN Mamping, SDN
Kampangar, dan SD Muhammadiyah.
KELAS INSPIRASI BANGGAI 2Bangun Masa Depan Anak BanggaiBangun Masa Depan Anak Banggai
8 Edisi�3/Tahun�2015
Liputan Kelas Inspirasi Banggai 2
Siswa-siswi SDN Inpres 1 Balantak berlari mengejar impian
Siswa-siswi melihat negara-negara yang telah dikunjungi oleh salah satu Inspirator
9Edisi�3/Tahun�2015
LiputanKelas Inspirasi Banggai 2
Oleh: Loiza SusiloPengajar Muda, SDN Pulau Tembang
Siswa-siswi SDN Inpres 2 Balantak menerbangkan Paralayang Cita-Cita
Siswa-siswi SDN Kampangar memegang Kapal Cita-Cita
Langkah menjadi panutan. Ujar menjadi
pengetahuan. Pengalaman menjadi
inspirasi.
Kemeriahan seluruh prosesi Kelas
Inspirasi Banggai ini diharapkan dapat
meningkatkan semangat anak-anak di
Kabupaten Banggai untuk terus
melanjutkan sekolahnya. Dengan
motivasi yang tinggi, anak-anak ini kelak
dapat mengejar dan meraih cita-citanya
guna memajukan pendidikan di Kabupaten
Banggai.
10 Edisi�3/Tahun�2015
Liputan
26-28 JUNI
JUNI JULI 2015
1-9 JULI
Lokasi:
Lokasi:
Pemateri:
Kabupaten Banggai
Desa Sinorang (Kecamatan
Batui Selatan)
Mariani Lasmaida P. (Psikolog)
dr. Cinthya Yuanita (Dokter)
Nancy Rothstein (Guru Sekolah Internasional)
Pihak Indonesia Mengajar dari Jakarta mengunjungi Kabupaten Banggai guna meninjau perkembangan pelaksanaan tugas
Pengajar Muda sekaligus asesmen SD baru. Sekolah yang dkunjungi berjumlah 13 dan tersebar di 6 kecamatan: Pagimana,
Lobu, Luwuk Timur, Masama, Balantak Selatan, dan Nambo.
Guna meningkatkan kesadaran orang tua untuk mendukung tumbuh kembang anak yang positif, khususnya dalam pendidikan, serta memberikan edukasi seks & pernikahan dini, diadakan penyuluhan bagi warga Desa Sinorang. Sehari setelahnya, anak-anak Desa Sinorang juga merayakan pembukaan Rumah Baca Simba'a Raya.
PENYULUHAN POLA ASUH ANAK, PERNIKAHAN DINI, PENDIDIKAN SEKS ANAK USIA DINI & PEMBUKAAN RUMAH BACA SIMBA'A RAYA
SITE VISIT & ASESMEN SD BARU – INDONESIA MENGAJAR
11Edisi�3/Tahun�2015
Liputan
2015AGT SEPT
16 AGUSTUS
12 SEPTEMBER
Lokasi:
Pemateri:
Lokasi:
Pemateri:
Desa Solan (Kecamatan Kintom)
Roisatul Azizah (Pengajar Muda SD Inpres Ondo-ondolu SPC)
Desa Solan (Kecamatan
Kintom)
Relawan OkePenyala Banggai
Berangkat dari semangat belajar yang tinggi, guru-guru SDN Inpres Solan mengikuti Pelatihan Komputer Sesi 2 yang mengulas tentang penggunaan Microsoft Excel untuk administrasi sekolah,
khususnya penilaian siswa.
Mulai 16 Agustus 2015, Klub Belajar Bahasa Inggris diadakan secara reguler di Rumah Belajar Moko Pande Desa Solan. Diisi oleh relawan-relawan pendidikan dari Luwuk yang tergabung dalam Relawan Oke, anak-anak Solan dari kelas 1-6 SD mendapatkan pengetahuan dasar bahasa Inggris.
ENGLISH CLUB MOKO PANDE
PELATIHAN KOMPUTER GURU SDN INPRES SOLAN (SESI 2)
12 Edisi�3/Tahun�2015
Profil Bangga Jadi Anak Banggai!
idak banyak anak yang memiliki
Tkesempatan untuk menekuni minat
dan bakat mereka, terlebih hingga
berbuah menjadi prestasi. Bukan karena
tidak memiliki bakat dan minat apa pun,
tapi seringkali karena variabel “X” tidak
berpihak pada mereka. Salah satu variabel
“X” yang dimaksud dan berperan besar
adalah peran orang tua.
Sepanjang tahun 2015, ada banyak
anak membanggakan di Kabupaten
Banggai yang telah mengukir prestasi, baik
di tingkat lokal, regional, bahkan nasional.
Dukungan dan motivasi orang tua mereka
nyata-nyata menjadi pompa semangat
terbesar dalam meraih prestasi. Cerita
menarik empat anak di antaranya kami
bagikan di sini.
ldrich, begitu ia akrab disapa. Siswa
Akelas IX A SMPN 3 Luwuk ini adalah
Juara 1 National English & Science
Olympic 2015 bulan April 2015 lalu di
Yogyakarta. Putra dari Ibu Yanti N. dan
Bapak Jawan P. ini merupakan satu-
satunya perwakilan dari Kabupaten
Banggai untuk lomba yang diadakan oleh
UGM dan Global Link tersebut. Aldrich
meraih Juara 1 setelah mengalahkan 19
peserta terbaik lain dari seluruh Indonesia
melalui ujian tertulis dan wawancara dalam
bahasa Inggris.
BANGGAI
“Seorang anak bukan hanya butuh untuk dibesarkan raga dan fisiknya, namun juga butuh untuk dibesarkan mimpi-mimpi dan kemampuannya.”
Aldrich Benedictus P.
JAGOAN BAHASA INGGRIS
Ilustrator: Alil Suling
13Edisi�3/Tahun�2015
ProfilBagaskara Sulistyo
HOBIKU MEMBACAKOMIK SAINS KUARK
Keikutsertaan dan
keberhasilan Aldrich
dalam lomba nasional ini
merupakan hasil jerih
payah kedua orang
tuanya guna mendapat-
kan suntikan dana
bantuan akomodasi dan
transportasi dari pemerin-
tah dan Komite Sekolah.
Selain itu, Bapak Aldrich
yang berprofesi sebagai
Guru Bahasa Inggris SMA
dan Ibunya yang adalah
Guru Matematika SMP
memang sudah meng-
asah kemampuan bahasa
Inggris Aldrich sejak kecil.
Ketika ditanya
perihal peristiwa paling
berkesan selama
pelaksanaan lomba di
Yogyakarta, Aldrich
menjawab, ”Saat dibilang
kalau kemampuan
bahasa Inggris saya
melebihi pelajar SMP
lainnya”. Aldrich yang
sangat mengagumi sosok
kakeknya yang bijaksana
dan berwibawa ini
sempat berpesan bahwa
pelajar Banggai harus
belajar sungguh-sungguh
untuk membuat bangga
Tanah Banggai.
siswa kelas 4 SDN 4 Bunta ini istimewa karena ia
adalah satu-satunya finalis Olimpiade Sains Kuark
(OSK) dari Kabupaten Banggai. Bagaskara Sulistyo,
atau biasa disapa Bagas, telah berangkat ke Jakarta untuk
mengikuti seleksi final tingkat nasional bersama 302 finalis
lainnya dari seluruh Indonesia. Di sana, Bagas mengikuti
ujian tertulis, ujian eksperimen, dan kunjungan ke pabrik
permen Yupi selama 2 hari. Dukungan dana untuk
keberangkatan Bagas diperoleh dari Dinas P & K
Kabupaten
Banggai, SDN
4 Bunta, dan
KUPT P & K
Kec. Bunta.
Buah
hati dari
pasangan Ibu
Kurniawan
Irawan M.
dan Bapak
Gafriadi Adri
Sulistyo ini
memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan anak-anak
seusianya. Jika anak-anak seusianya senang menghabiskan
waktu untuk bermain, Bagas lebih memilih untuk membaca
Komik Kuark kemudian merangkum materi-materi penting
dengan inisiatifnya sendiri.
Beruntungnya Bagas yang bercita-cita menjadi dokter
ini mempunyai sosok ayah yang sangat mendukung proses
belajarnya. Ayah Bagas membantu mulai dari sekadar men-
jawab berbagai pertanyaan yang diajukan Bagas hingga
meluangkan waktu untuk merapikan hasil rangkuman
Bagas. Pencapaian besar Bagas di usia yang masih ter-
bilang sangat muda ini merupakan hasil upaya bersama
antara Bagas dan kedua orang tuanya.
Selamat kepada
BAGASKARA SULISTYOFinalis Olimpiade Sains Kuark 2015
KABUPATEN BANGGAI, SULAWESI TENGAH
14 Edisi�3/Tahun�2015
Profil I Putu Yoga Tunas Sugitha
oga adalah salah satu dari 15 Anak
YSabang Merauke (ASM) Batch 3
yang terpilih dari seluruh Indonesia.
Program Sabang Merauke adalah program
pertukaran pelajar antardaerah dari selu-
ruh Indonesia dengan tujuan membuka
cakrawala anak-anak tentang pentingnya
pendidikan dan kebhinekaan. Dari serang-
kaian kegiatan selama 2,5 minggu,
pengalaman yang menarik bagi Yoga
adalah bertemu Bapak Anies Baswedan
yang berpesan, “Jangan jadi orang sibuk,
jadilah orang yang produktif”.
Siswa kelas VII SMP Satu Atap 5 Batui
ini bercita-cita menjadi ilmuwan di bidang
astronomi dan ingin mendirikan obser-
vatorium di tempat tinggalnya. Guna
mencapai cita-citanya, Yoga giat belajar.
Keterbatasan ekonomi orang tua Yoga
yang bekerja sebagai buruh tani tidak
mengurangi dukungan mereka untuk men-
dukung semangat belajar Yoga yang
tinggi.
Yoga yang memiliki hobi membaca ini
sangat bangga menjadi anak Banggai. Ia
berniat untuk kuliah di Institut Teknologi
Bandung (ITB) dan akan kembali ke
Banggai ketika berhasil menjadi ilmuwan
untuk membangun Banggai. Pesan Yoga
untuk teman-
teman agar
selalu semangat
belajar, berang-
kat ke sekolah
bukan hanya
karena disuruh
orang tua tapi
karena niat untuk
maju.
I Putu Yoga Tunas Sugitha
INGIN MENDIRIKANOBSERVATORIUM
Sabang Merauke adalah program pertukaran pelajar antardaerah di Indonesia dengan tujuan membuka cakrawala kebhinekaan dan
menanamkan nilai toleransi pada anak-anak Indonesia.
dok. Sabang Merauke
Aan, begitu sapaan akrabnya,
merupakan salah satu siswa
SMPN 1 Kintom yang berhasil
menjadi salah satu Anak Sabang
Merauke (ASM) Batch 3, sama seperti
Yoga. Aan sendiri belajar banyak hal melalui
program ASM, seperti lebih disiplin dan toleran
terhadap karakter teman-teman yang berasal
dari daerah berbeda. Selain itu, Aan juga
belajar bertoleransi dengan agama lain melalui
program kunjungan ke Masjid Istiqlal, Gereja
Katedral, dan Vihara.
Buah hati dari pasangan Ibu Fitriani yang
merupakan Guru Ekonomi SMA dan Bapak M.
Yamin M. ini sangat aktif dan kritis terhadap
masalah lingkungan. Aan mengkritisi tentang
banyaknya warga yang membuang sampah
sembarangan di laut karena sampah yang
menumpuk tersebut akan menjadi mikro
Aldrich, Bagas, Yoga, dan Aan adalah bukti bagaimana anak dapat mengukir
mimpi menjadi prestasi dengan dukungan orang tua. Terlepas dari tingkat pendidikan
dan ekonomi, kepedulian orang tua terhadap pendidikan dan mimpi-mimpi berperan
besar dalam pencapaian prestasi mereka. Maka dari itu, sudah selayaknya setiap orang
tua menjadi pendidik pertama di rumah dan bermitra dengan guru di sekolah, hingga
anak tumbuh jadi anak yang membanggakan, untuk keluarga, lingkungan sekitar, juga
untuk Banggai!
Muhammad Ramadhan
SELAMATKANLAUT KITADARI SAMPAH
15Edisi�3/Tahun�2015
ProfilMuhammad Ramadhan
Oleh: Eko Andik SaputroPengajar Muda, SDN 2 Sinorang
plastik, kemudian dikonsumsi oleh
biota laut dan kembali dikonsumsi
oleh manusia.
Sebagai langkah awal berkarya
untuk Banggai, Aan akan membuka
kursus komputer dan Bahasa Inggris
di lingkungan tempat tinggalnya.
Sebelum menutup percakapan,
Aan berpesan, “Perbedaan itu asyik.
Kalau kita sama itu bosan. Kita bisa
saling belajar. Toleransi itu bukan
tentang mengubah seseorang tetapi
tentang merubah diri sendiri.”
Perbedaan itu asyik. Kalau kita sama itu bosan. Kita bisa saling belajar. Toleransi itu bukan tentang mengubah
seseorang tetapi tentang merubah diri sendiri.
16 Edisi�3/Tahun�2015
Tajuk�Rencana Memerdekakan Siswa Indonesia
uru sebagai aktor yang berhadapan
Glangsung dengan siswa, memiliki tanggung jawab yang cukup berat.
Mereka harus menjaga emosi dan sikap agar siswa merasa nyaman dan bahagia ketika berada di sekolah. Sebagai manusia biasa, guru memiliki berbagai macam per-masalahan kehidupan. Namun mereka di-tuntut tetap profesional untuk selalu men-jadi pendidik yang lembut dan penyayang kepada siswa-siswinya.
Para siswa sendiri, memiliki berbagai kebiasaan yang kadang menyulitkan guru, seperti berkelahi dan menangis. Guru harus menghadapinya dengan bijaksana. Mereka harus tetap mengedepankan sikap kasih sayang kepada siswa. Guru tidak akan memilih langkah untuk memarahi atau memukul karena akan menjadi permasa-lahan baru yang menimbulkan efek trauma psikis bagi masa depan anak.
Tugas untuk memerdekakan siswa Indonesia agar menjadi cerdas dan ber-moral terletak di pundak para guru. Se-bagai sosok yang digugu dan ditiru, mereka harus menjaga sikap dan kebiasaan agar menjadi contoh bagi siswa. Ketika mereka memberi perintah dan aturan kepada siswa, otomatis peraturan tersebut juga berlaku bagi mereka.
Jika siswa dituntut disiplin datang tepat waktu ke sekolah, guru juga harus melakukan hal yang sama. Jika siswa di-larang merokok dan meminum minuman
beralkohol, guru juga harus memberikan contoh kepada siswa. Guru tahu persis bahwa strategi paling efektif untuk membentuk perilaku siswa adalah dengan memberi contoh, bukan hanya dengan ceramah dan nasihat.
Di balik tanggung jawab besar yang harus mereka jalankan setiap hari, guru dihadapkan dengan persoalan kesejah-teraan dan birokrasi yang rumit. Seringkali mereka harus meninggalkan siswa-siswinya di sekolah untuk memperjuangkan hak kesejahteraan mereka. Tentunya tidak mudah untuk menyeimbangkan keduanya, namun tantangan tersebut harus dijalani oleh guru.
Memang tidak mudah menjadi seorang guru. Masa depan anak bangsa terletak pada sentuhan kasih sayang mereka. Guru bukan sebuah profesi pragmatis yang bertujuan mengumpulkan harta agar menjadi kaya bergelimang harta. Guru bersama Kepala Sekolah adalah abdi-abdi bangsa yang bertang-gung jawab untuk memerdekakan siswa Indonesia. Menjadi guru adalah sebuah kehormatan mulia, status yang tidak bisa dibeli dan tidak akan pudar ditelan masa.
Oleh: Ahmad GusraPengajar Muda, SDN Trans Batui 5
MEMERDEKAKANSISWA INDONESIA
17Edisi�3/Tahun�2015
Ruang�BelajarKolaborasi Bentuk
olaborasi Bentuk' merupakan salah satu
Kpembelajaran kreatif untuk mengenal nama-nama bentuk (shape) dalam bahasa Inggris untuk peserta didik kelas III SD.
KOLABORASI
BENTUK
Alat dan Bahan1. Kertas HVS
2. Pensil warna
dan/atau krayon
3. Buku tulis dan
bolpoin
4. Spidol
Langkah Kerja1. Pendidik
memancing
peserta didik
dengan menanyakan apa saja ragam
bentuk yang ada di sekitar mereka.
2. Pendidik bersama peserta didik
membuat kesepakatan peraturan
permainan 'Kolaborasi Bentuk'.
3. Pendidik menjelaskan beberapa
macam bentuk dan ejaannya dalam
bahasa Inggris, antara lain: segitiga
(triangle), kotak (box), persegi (square),
lingkaran (circle), dan lonjong (oval).
4. Peserta didik mengundang peserta
didik untuk mewarnai huruf-huruf
bagian kosakata
bermacam
bentuk dalam
bahasa Inggris.
5. Pendidik
mengundang
peserta didik
untuk
berkolaborasi
merangkai
huruf yang
sudah diwarnai tersebut, secara
berurutan menjadi sebuah kosakata
bentuk dalam bahasa Inggris, lalu
melafalkan ejaannya secara berulang
dengan benar.
Pendidik meminta peserta didik
berkolaborasi membuat sebuah
bentuk dengan tubuh mereka sesuai
dengan kosakata. Peserta didik
melafalkan ejaannya dengan benar
dalam bahasa Inggris serta merangkai
tangan sesuai dengan bentuk yang
dibuat.
1
2
3
4
1
2
3
4
6
5
Edisi�3/Tahun�2015
Ruang�Belajar Kolaborasi Bentuk
Kesimpulan
Peserta didik mampu belajar beragam nama bentuk
dalam bahasa Inggris dengan melibatkan kecerdasan
kinestetik, visual dan auditori. Selain menjadi
metode pengenalan nama-nama bentuk dan
ejaannya dalam bahasa Inggris, 'Kolaborasi Bentuk'
juga mampu mengasah keterampilan bekerja sama
dan memupuk rasa percaya diri peserta didik untuk
menampilkan karya di depan kelas.
Oleh: Roisatul AzizahPengajar Muda, SD Inpres Ondo-Ondolu SPC
Temukan beragam metode pengajaran kreatif lainnya pada
laman ‘Ruang Belajar’ belajar.indonesiamengajar.org
'Kolaborasi Bentuk' juga mampu mengasah keterampilan bekerja sama dan memupuk rasa
percaya diri peserta didik
18
19Edisi�3/Tahun�2015
Cerita�Lucu
Hari itu, ujian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)
berlangsung di kelas 1. Setelah selesai membagikan soal, guru
memberikan instruksi pengerjaan.
Guru (G) : Anak-anak, sekarang bacalah tulisan di bagian paling bawah lembar soal.
Siswa (S) : (membaca tulisan dengan lantang sambil mengeja)
Selamat mengerjakan! JUJUR adalah kunci awal SUKSES! Belajar jujur, yuk!
G : Berarti kita semua harus mengerjakan soal dengan.......
S : DISILANG, PAK!
G : Zzzzzzz
Oleh: Eko Andik SaputroPengajar Muda, SDN 2 Sinorang
DISILANG, PAK!
Guru (G) : Bisa ndak ya, kita bikin lapangan bulutangkis?
Siswa (S) : Tentu bisa dong, Bu!
G : Oh ya? Di mana kita bisa dapat rumput jepang* untuk
bikin jaring net nya?
S : Banyak, Bu! Si Roni punya banyak di rumahnya! Kami
ambilkan ya, Bu, nanti kitorang izin ambil banyak-banyak. Tunggu ya, Bu!
G : (menunggu di depan kelas 1 sambil agak kurang yakin dengan para siswa)
Tidak lama para siswa kembali dengan membawa sekumpulan rumput jepang** di tangan.
S : Bu, ini Bu!!
G : (tertawa karena ternyata para siswa salah duga rumput)
Wah terima kasih ya! Ayo kita pulang dan tanam ini ya, biar cepat bisa jadi
lapangan.
*) rumput jepang = istilah tali rafia dalam bahasa Jawa
*) rumput jepang = istilah rumput yang biasa ada di lapangan
Oleh: Roisatul AzizahPengajar Muda, SD Inpres Ondo-Ondolu SPC
SALAH sangka Rumput
Galeri
Menyiapkan Pasukan untuk Mengikuti Upacara 17 Agustus (Foto oleh Hanif Akhtar)
Berkibarlah Benderaku! (Foto oleh Ahmad Gusra)
Hormat Terhadap Bendera Tak Kenal Usia (Foto oleh Loiza Susilo)
Sang Juara 1 Lomba Gerak Jalan Kecamatan Kintom (Foto oleh Stevania Randalia)
Melompat Lebih Tinggi (Foto oleh Eko Andik S.)
Tarik Terus Pantang Menyerah (Foto oleh Roisatul Azizah)
Recommended