Mengikis Stigma Kusta
Penyakit Kusta
Modify Footer > Insert Tab > Header & Footer 2
Penyakit kusta adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh KUMAN KUSTA (Mycobacterium leprae)
Penyakit kusta menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringantubuh lain, kecuali otak.
Penyakit kusta DAPAT DISEMBUHKAN tanpa deformitasbila berobat secara dini dan teratur.
Modify Footer > Insert Tab > Header & Footer 3
Mati rasa di kulit, termasuk kehilangan kemampuan merasakan suhu,
sentuhan, tekanan, atau rasa saki
Muncul lesi pucat, berwarna lebih terang, dan menebal di kulit
Muncul luka tapi tidak terasa sakit
Pembesaran saraf yang biasanya terjadi di siku dan lutut
Otot melemah, terutama otot kaki dan tangan
Kehilangan alis dan bulu mata
Mata menjadi kering dan jarang mengedip
Mimisan, hidung tersumbat, atau kehilangan tulang hidung
Tanda awal penyait kusta
Bercak putih seperti panu atau kemerahan pada kulit, mati rasa, tidak gatal dan tidak sakit
Penularan Penyakit Kusta
Modify Footer > Insert Tab > Header & Footer 4
Penularan terjadi dari pasien kusta yang TIDAK DIOBATIke orang lain dengan KONTAK yang LAMA melaluiPERNAPASAN
Tidak semua orang dapat tertular penyakit kusta, hanyasebagian kecil saja yaitu orang yang mempunyai dayatahan tubuh yang rendah terhadap kusta.
Kemungkinan anggota keluarga dapat tertular kalaupasien tidak berobat, oleh karena itu seluruh anggotakeluarga HARUS diperiksa
Modify Footer > Insert Tab > Header & Footer 5
Ada 2 jenis tipe kusta;
Kusta kering (PB:Pausi Basiler) Kusta basah (MB:Multi Basiler)
Jumlah bercak: 1-5 tempat Jumlah bercak: > 5 tempat
Jumlah bakteri sedikit, hasil pemeriksaanbakteriologis (-)
Jumlah bakteri lebih banyak, hasilpemeriksaan bakteriologis (+)
permukaan bercak kering, kasar, tidakberkeringat dan mati rasa
terjadi penebalan dan pembengkakanpada bercak
Periode pengobatan: 6 Bulan Periode pengobatan: 12 Bulan
Kusta dan disabilitas
Yang dimaksud dengan “Penyandang Disabilitas fisik” adalahterganggunya fungsi gerak, antara lain amputasi, lumpuhlayuh atau kaku, paraplegi, celebral palsy (CP), akibat stroke, akibat kusta, dan orang kecil
Modify Footer > Insert Tab > Header & Footer 6
Pasal 4, Ayat (1), Huruf aPenjelasan Tentang UU No. 8 Tahun 2016
Deformitas
Modify Footer > Insert Tab > Header & Footer 7
adalah perubahan bentuk pada kaki atau suatu kondisi kelainan bentuk secara
anatomi dimana struktur tulang berubah dari bentuk yang seharusnya (Shih A,
2006).
Modify Footer > Insert Tab > Header & Footer 8
Fasialis, menyerang saraf kelopak mata sehingga mata tidak bisa terpejam
Auricularis magnus, menyerang area belakang telinga dan rahang sehingga matirasa
Ulnaris, menyerang jari kelingking dan jari manis sehingga kehilangankemampuan bergerak
Medianus, menyerang ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah sehingga kehilangankemampuan bergerak
Radialis, menyerang bagian pergelangan tangan sehingga kehilangankemampuan bergerak
Peroneus communis, menyerang bagian pergelangan kaki sehingga kehilangankemampuan bergerak
Tibialis posterior, menyerang saraf jari kaki sehingga kehilangan kemampuanbergerak bergerak
DEFINISI STIGMA
Weiss dan Ramakrishna (2006) mendefinisikan stigma yang berkaitan dengan
kesehatan adalah sebagai proses sosial atau pengalaman pribadi yang ditandai
dengan pengucilan, penolakan, menyalahkan atau devaluasi yang dihasilkan
dari pengalaman atau antisipasi yang wajar dari penilaian sosial yang
merugikan individu tersebut maupun kelompok berkaitan dengan masalah
kesehatan tertentu.
Stigma juga berarti sebuah fenomena yang terjadi ketika seseorang diberikan
labeling, stereotip, separation, dan mengalami diskriminasi (Link Phelan dalam
Scheid & Brown, 2010).
DEFINISI STIGMA (2)
Stigma adalah respon negatif terhadap perbedaan manusia, hal ini mungkin
dapat terlihat dengan jelas dalam perilaku, atau bisa saja muncul dalam
bentuk yang lebih halus. Jika ini terkait dengan kondisi kesehatan, maka
dikenali sebagai 'stigma yang terkait dengan kondisi kesehatan‘ (health-related
stigma) – ILEP; Guidelines to Reduce Stigma, 2011
DIMENSI STIGMALink dan Phelan (dalam Scheid & Brown, 2010), Rahman (2013), Taylor, Peplau, dan Sears (2009)
Pemberian label/ Labeling adalah identitas yang diberikan oleh kelompok kepada
individu berdasarkan ciri-ciri yang dianggap minoritas oleh suatu kelompok masyarakat
Stereotip adalah sebuah keyakinan positif ataupun negatif yang dipegang terhadap
suatu kelompok sosial berdasarkan ciri atau kebiasaan tertentu
Separasi bertujuan untuk memisahkan, dalam kontek sosial separasi berarti
memisahkan diri dari sebuah kelompok tertetu yang dianggap berbeda (ekslusifisme)
Diskriminasi adalah perilaku merendahkan orang lain karena keanggotaannya dalam
suatu kelompok, diskriminasi merupakan komponen bevaioral yang negatif.
Jadi, Stigma adalah kepercayaan,
pikiran dan perilaku yang keliru,
serta sebuah fenomena yang terjadi
ketika individu atau kelompok tertentu
memperoleh labeling, stereotip,
separasi, diskriminasi,
sehingga mengalami hambatan dalam
aspek kehidupan yang mampu
mempengaruhi individu atau
kelompok tersebut secara
keseluruhan.
Orang dengan dengan penyakit tertentu
Orang dengan ciri fisik tertentu
Orang dengan pengalaman masa lalu tertentu
Komunitas atau kelompok yang memiliki tujuan tertentu
SIAPA YANG TERSTIGMA?
Catatan : Disebut sebagai diskriminasi ketika orang-orang memberikan perlakuaanberbeda karena kondisi kesehatan atau perbedaan lain yang dimiliki
SUMBER STIGMA
• Keluarga, Tetangga, Individu tersebut (self) Pribadi/Individu
• Tokoh Agama, Pemuka AdatKelompok Masyarakat
• Dokter/Perawat/petugas kesehatan, PolisiKelompok Profesi
• Penyelenggara kerja, Penyelenggara pendidikan, Pengadilan, Perbankan
Institusi/Struktural
Stigma bisa datang dari siapa saja; anggota keluarga, tetangga, majikan, temansekelas, sesama jemaat rumah ibadah, dan petugas kesehatan. Stigma daripetugas kesehatan bisa sangat menyakitkan, karena kepada merekalah pasienpertama kali meminta pertolongan. Pemberi stigma dapat dikelompokan sepertidibawah ini.
BENTUK STIGMAVan Brakel dalam Bhurga (2016) menuliskan 6 bentuk/tipe stigma, namun secara
garis besar, dapat disimpulkan dalam 3 bentuk:
Bentuk Contoh
Stigma yang dialami (experienced) Perusahaan tempat Paulus bekerjamemberikan surat PHK setelah ia mengalamikecelakaan yang mngakibatkan keduakakinya harus diamputasi.
Stigma yang dirasakan (perceived) Monika (26) adalah seorang guru tari,barusaja didiagnosa HIV. Kini ia prihatin, jikasuatu saat murid-muridnya tahu makasanggar tarinya akan kosong.
Stigma diri (self/internalized) Waluya (19) mengalami kusta pada akhir2019, keluarga dan masyarakat memahamidan mendukungnya untuk berobat. Namunsejak saat itu Waluya jarang sekali terlihat dishalat berjamaah di Mushalla.
PENYEBAB STIGMAAda banyak penyebab stigma, namun stigma yang terkait dengan kondisi kesehatan antara lain
disebabkan kerena:
Rasa Takut Terlihat tidak menarik Ketidaknyamanan
Nilai dan Kepercayaan Mengkait-kaitkan Kebijakan dan Legislasi
Kurangnya Kerahasiaan
Stigma memiliki dampak pada pasien/penderita dan keluarganya, serta pada
efektivitas program kesehatan. Stigma dapat berdampak pada pernikahan,
hubungan interversonal, pekerjaan, pendidikan, aktivitas, kegiatan rekreasi,
kegiatan bersosial dan keagamaan (Brakel, 2005).
Stigma menghalangi seseorang untuk mendapatkan perhatian dalam
interaksi sosial, sehingga menutup peluang. Link and Phelan (dalam Teresa,
2010)
DAMPAK STIGMA
BAGAIMANA MEREDUKSI STIGMA
Kita sudah tahu bagaimana stigma bekerja, dengan demikian kita akan mampu
mengambil beberapa langkah sederhana yang akan membantu mengurangi stigma
melalui penyebab stigma, antara lain:
1. Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit tertentu, bagaimana ditularkan, apa
saja simtomnya, bagaimana pengobatannya, dll. Dengan memiliki informasi yang
cukup, secara kognitif kita akan terbekali dan tidak takut untuk berinteraksi.
2. Memiliki pengetahuan yang cukup juga akan membantu kita dalam mengurangi
perasaan tidak nyaman, karena kita sudah tahu apa yang harus dilakukan.
3. Hindari menkait-kaitkan penyakit dengan kondisi sosial, karena akan meimbulkan
pandangan stereotip. Misalnya Kusta disebabkan karena orang tersebut kebanyakan
hutang, dsb. Selalu mengembangkan pola pikir medis yang logis
BAGAIMANA MEREDUKSI STIGMA (2)
4. Membuat atau mendorong munculnya kebijakan yang mendukung pengurangan
stigma Meningkatkan rasa percaya diri pasien melalui perhatian dan bentuk lain.
5. Menjaga konsep bahwa manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna,
paling mulia dan memiliki derajad yang sama.
6. Menjaga kerahasiaan. Tidak semua orang nyaman apabila orang lain tahu akan
kondisinya, kita diwajibkan menghormati keputusan tersebut.
7. Membuat orang lain dan diri kita (sumber stigma) menyadari hal tersebut, karena
kita bisa menstigmatisasi orang lain tanpa menyadarinya.