8/19/2019 Mycobacterium.docx
1/19
Mycobacterium Penyebab Penyakit Tuberculosis Serta Mengenal Sifat-sifat Pertumbuhannya
di Laboratorium
Pendahuluan
Mycobacterium adalah salah satu bakteri yang banyak ditemukan di masyarakat.Salah satu spesiesnya adalah Mycobacterium tuberculosis yang dapat menularkan kuman
tuberculosis melalui udara, percikan dahak, atau ludah yang terinfeksi oleh kuman
tuberculosis. Menurut Sommer dan Good dalam buku Journal of linical tahun !"#$,
dilakukan ka%ian tentang &lasifikasi Mycobacteria, pada masing-masing kelompok terdiri
dari 'i(isio, lass, )amily, Genus, dan spesies. Pada bagian spesies ini banyak ditemukan
macam dan ragam dari koloninya, dan %uga kehidupannya dipengaruhi dengan sifat asam atau
basa pada media yang ditumbuhinya. Jika dilakukan pembiakan di laboratorium maka akan
tampak perbedaan koloni serta sifat pertumbuhannya, hal ini %uga dipengaruhi oleh suhu dan
p* pertumbuhan koloni. +ntuk apa kita membiakkan Mycobacterium Pertanyaan ini tentu
bisa di%aab apabila kita sudah ter%un dan beker%a untuk kuman tuberculosis di Laboratorium.
eberapa hal kebersihan lingkungan tempat beker%a, kecukupan reagen, bahan pemeriksaan,
serta Sumber 'aya Manusia /S'M0 yang memadai dan sanggup melaksanakan pemeriksaan
laboratorium secara tekun dan dinamis. anyak laboran yang enggan melakukan peker%aan
pemeriksaan dahak di laboratorium, karena memang yang diker%akan adalah sputum1dahak
dari penderita T-paru, merasa %i%ik, merasa tidak penting, dan akhirnya ker%anya asal-asalan
sa%a. Jika ini ter%adi maka akan banyak masalah yang ditemukan. Seperti2 hasil pemeriksaan
yang tidak sesuai dengan data penderita, hasil pemeriksaan tidak mengikuti aturan coilling
/prosedur pengecatan0, akibatnya kualitas hasil yang baik tidak diperoleh, karena akan ter%adi
positif palsu atau positif palsu. Jika ini ter%adi akan menyebabkan salah diagnosis oleh dokter
pemeriksa. 3ni dapat mengakibatkan orang yang diperiksa hasil sputumnya seharusnya positif
ditulis negatif, dan sebaliknya hasil 4 laboratorium negatif dinyatakan positif. &eadaan yang
seperti ini akan mengakibatkan seorang yang seharusnya diberi obat anti tuberculosis /56T0,
tapi tidak diberikan karena salah pemeriksaannya. 'i laboratorium penyakit menular penting
dilakukan pembiakan1kultur dari sampel sputum, dengan menanamkan sampel dahak ke atas
media yang mengandung telur, glycerol, malachyte green, sikloheksimid, linkomisin, dan
asam nalidiksat. Semua bahan ini perlu dan penting bagi Mycobacterium untuk
pertumbuhannya serta perkembangbiakan koloninya.
Pembagian &elompok Mycobacterium menurut Sub 'i(isio
} 'i(isio 2 Mycobacteria
} lass 2 6ctinomycetes
} 5rdo 2 6ctinomycetales
} )amily 2 Mycobacteriaceae
} Genus 2 Mycobacterium
8/19/2019 Mycobacterium.docx
2/19
} Spesies 2 Mycobacterium tuberculosis
Sebagian besar dari golongan Mycobacterium ini hidup bebas dan tidak merugikan manusia,
akan tetapi beberapa spesies dapat menyebabkan penyakit pada manusia, binatang, burung,
dan mamalia. 7ang menyebabkan penyakit pada manusia umumnya adalah Mycobacterium
tuberculosis dan Mycobacterium leprae. &uman yang menyerang manusia biasanya melalui
udara yang tercemar bakteri tuberculosis, melalui hirupan nafas dan masuk ke dalam paru-
paru melalui bronkus dan menyebar di dalam paru dalam aktu lama. 6pabila seseorang
sudah tertular kuman tuberculosis, maka ge%alanya adalah batuk-batuk secara terus menerus
89 minggu, berat badan menurun, berkeringat malam hari alau tidak ada aktifitas. Penderita
yang sudah dinyatakan positif T, harus diobati dengan segera dan minum obat anti
tuberculosis /56T0 selama :-# bulan lamanya.
eberapa tipe dari tuberculosis adalah2
!. M. tuberculosis type human2 dapat menyebabkan penyakit T pada manusia
4. M. tuberculosis type bo(ine2 dapat menyebabkan penyakit T pada hean /sapi0
9. M. tuberculosis type a(ium2 menyebabkan penyakit T pada burung
;. M. tuberculosis type murine2 menyebabkan penyakit T pada tikus
M. tuberculosis dinamakan %uga obert
&och pada tahun !##4, sedangkan M. leprae yang bentuk kumannya serupa ditemukan oleh
*ansen pada tahun !#:#, dan kuman ini %uga disebut basil *ansen. +ntuk kelangsungan
hidup dan perkembangbiakan Mycobacterium dipengaruhi oleh lingkungan tempat
kehidupannya, penanganan, dan pengenalan koloni sangat diperlukan, karena tiap koloni
mempunyai sifat kehidupan yang berbeda satu sama lainnya.
Sifat-sifat pertumbuhan kuman tersebut secara bakteriologik adalah2
- Tidak membentuk spora dan tidak bergerak
- erbentuk coccoid dan seperti benang
- Gram positif staf /sulit diarnai dengan gram, memerlukan aktu lama0
- Tahan asam dan alkohol, berarna merah dengan pulasan ?iehl-@ellsen
- Tumbuh lambat pada media buatan /:-# minggu0
Morfologi kuman adalah berbentuk langsing seperti silinder, akan tetapi bisa %uga berbentuk
benang. Pertumbuhan pada media kultur yang tua tampak bercabang karena pengaruh obat-
obatan, dan dapat %uga berubah bentuk in(olusi, karena kuman tidak berspora tidak bergerak
dan tidak berkapsul. Sifat pertumbuhan kuman tuberculosis adalah aerob, sukar tumbuh pada
media biasa, dan memerlukan pembenihan istimea /mengandung telur0. Suhu optimum 9AB
, p* optimum pembenihan antara :,$-#,$ dan p* optimum antara :,C-:,#. &eistimeaankuman ini adalah sekali menangkap Dat arna maka sukar terlepaskannya, tahan terhadap
8/19/2019 Mycobacterium.docx
3/19
8/19/2019 Mycobacterium.docx
4/19
@o @ama Spesies Parameter Sifat atau arna koloni
!. - M. &ansaii
- M. marinum
- M. Simiae
- M. asiaticum
Photochrogen
/erarna bila
disinari cahaya lampu0
&uning
4. -M. tuberculosis compleE
-M. terrae compleE
-M. gastrii -M. malmoense
-M. a(ium compleE
-M. haemophilum
-M. Fenopi
Non
photochromogen
/tanpa pigmen 0
*i%au muda /tidak
berarna0
9. -M. gordonae
-M. fla(esens
-M. thermoresistible
-M. scrofulaceum-M. Eenopi
-M. SDulgai
Scotochromogen
/ada pigmen0
&oloni berarna kuning
dan %uga ada yang
berarna oranye, %ika
dieramkan pada ruanggelap
;. -M. fla(escens
-M. thermoresistible
-M. marinum
-M. fortuitum-chelonae compleE
Rapid Grower
/cepat
pertumbuhannya0
*i%au do(e /tidak patogen
pada manusia0
Penyakit T pada manusia disebabkan oleh kuman type human, sedangkan type
bo(ine pada sapi dapat %uga menular ke manusia yaitu melalui perantaraan susu sapi.Tuberculosis adalah kuman penyebab penyakit T kronis /menahun0 dan paling sering
menyerang paru dan merusak %aringan dan pembuluh darah di paru, akibatnya ter%adi
pendarahan dan darah ini sering keluar bersama-sama dengan dahak, darah yang keluar dari
paru umumnya berarna merah %ernih, oleh sebab itu orang yang mengeluarkan kuman
tuberculosis melalui dahaknya adalah merupakan sumber potensial sebagai penyebaran
penyakit T-paru di masyarakat.
8/19/2019 Mycobacterium.docx
5/19
6 3 P@'6*+L+6@
3.! L6T6> L6&6@G
3nfeksi Mycobacterium menyebabkan berbagai manifestasi klinis. Spesies yang paling
terkenal dari genus ini adalah Mycobacterium tuberculosis, yang menyebabkan tuberculosis
dengan %umlah ;.$$$.$$$ kasus per tahun berdasar Horld *ealth 5rganiDaDtion /H*50 pada
tahun 4$$!. Saat ini terdapat lebih dari !C$ spesies Mycobacterium, diantaranya terdapat
kelompok Mycobacterium atipikal yang merupakan mycobacterium dengan tipe infeksi
oportunistik / *olland,4$!40. anyak diagnosis Mycobacteria atipikal tertutup oleh
Mycobacterium tuberculosis /Gentry, 4$$;0. Menurut 6merican ThoraEic Society tahun 4$$A
diketahui baha penegakan diagnosis patogen pernapasan yang disebabkan Mycobacterium
non tuberculosis yaitu dengan 9 kriteria yaitu dari ge%ala klinis , mikrobiologi, serta radiologi.
&etiga kriteria tersebut sama dengan kriteria diagnosis Mycobacterium tuberculosis di
3ndonesia menurut &onsensus Tuberculosis Perhimpunan 'okter Paru 3ndonesia.
Mycobacteria atipikal atau Mycobacterium non tuberculosis merupakan Mycobacterium
selain kelompok Mycobacterium tuberculosis. &elompok Mycobacterium tuberculosis terdiri
dari M. tuberculosis dan M. Leprae />astogi,@, et al, 4$$!0. Sedangkan menurut *olland ,
4$!4 disebutkan baha kelompok Mycobacterium tuberculosis terdiri dari M. tuberculosis
dan yang se%enisnya seperi M. bo(is, M.leprae, dan M. africanum serta M. Leprae. Spesies
Mycobacteria atipikal yang paling sering menyebabkan penyakit di 6merika Serikat adalah
Mycobacterium a(ium compleE /M60, Mycobacterium fortuitum compleE, dan
Mycobacterium kansasi /Gentry, 4$$;0 . 'i ropa, 6sia, dan 6ustralia , distribusi
Mycobacterium non tuberculosis mirip dengan 6merika Selatan dengan spesies M6 dan
organisme rapidly groing seperti M. absceuss. M. Eenopi dan M. malmoense sering di
ropa bagian utara. M.ulcerans yang menyebabkan ruli ulcer sering menyebabkan infeksi di
area tropis terutama di 6frika bagian barat /*olland, 4$!40 . Penyebab infeksi pada manusia
dari kelompok rapidly groing mycobacteria meliputi M. abscessus , M.fortuitum, dan
M.chelonae.
terbanyak penyebab infeksi saluran napas /:AI0 di timur laut 6sia seperti &orea Selatan dan
Jepang. >apidly groing mycobacteria />GM0 seperti M.fortuitum compleE, M. abscessus ,M. chelonae merupakan spesies paling sering di Taian, ina, dan Singapura . Pre(alensi
infeksi saluran napas yang disebabkan oleh Mycobacterium non tuberculosis tipe rapidly
groing merupakan pre(alensi tertinggi kedua di 6sia sebesar !: I /Simons et al, 4$!!0.
3nsiden dan pre(alensi infeksi M6 di seluruh dunia tidak diketahui secara pasti. @amun
telah diketahui baha kelompok risiko utama ialah kelompok orang dengan sistem kekebalan
tubuh rendah pada populasi negara ma%u , dan kelompok dengan penyakit paru-paru kronis
/ 6shford et al , 4$$!0. Pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun atau biasa
disebut immunocompromised sering ter%adi pada pasien dengan *31 63'S. Tingginya
morbiditas dan mortalitas pada pasien 63'S sering disebabkan oleh infeksi oportunistik.
Spektrum dan distribusi infeksi oportunistik pada pasien 63'S terus berkembang /S S
Madkar, et al, 4$!40.
8/19/2019 Mycobacterium.docx
6/19
Menurut 'it%en PP dan PL &emenkes >3 pada tahun !"#A hingga 4$!; di 3ndonesia terdapat
total !;4."C$ kasus *3 serta terdapat CC.:49 kasus 63'S. Pada tahun 4$!4, terdapat 4!.C!!
kasus *3 dan #.A;A kasus 63'S. Pada tahun 4$!9 terdapat peningkatan kasus *3 men%adi
4".$9A dan kasus 63'S menurun men%adi :.4:: kasus. >apidly groing mycobacteria sulit
untuk dieradikasi dengan dekontaminasi pada umumnya dan relatif bersifat resisten terhadapdisinfektan standar seperti klorin, organomercurials dan alkaline glutaraldehyde /'e Groote,
4$$:0. >apidly groing mycobacteria resisten pada antimikobakteri namun sensitif pada
klaritromisin, imipenem, amikasin, sefoksitin, dan golongan sulfa /TKrKk, 4$!!0. Salah satu
obat mana%emen Mycobacterium non tuberculosis ialah sefoksitin. Sefoksitin merupakan
sefalosporin generasi ke dua dengan akti(itas melaan rapidly groing Mycobacterium non
tuberculosis, seperti M. abscessus, M.marinum, dan M. chelonae. Mekanisme aksi sefoksitin
ialah dengan inakti(asi enDim penghasil diding sel bakteri /5'onnell , 4$!40 . Seftriakson
merupakan antibiotik yang memiliki golongan yang sama dengan sefoksitin yaitu golongan
sefalosporin. Sefalosporin memiliki mekanisme aksi menginhibisi sintesis dinding sel pada
bakteri /&atDung, 4$$C0. )luorokuinolon merupakan terapi lini ke dua obat antituberkulosis.
)luorokuinolon menghambat '@6 gyrase mycobacteria dan topoisomerase 3, mencegah
replikasi sel dan sintesis protein , serta sebagai bakterisid. /5'onnell, 4$!40 Siprofloksasin ,
ofloksasin, le(ofloksasin, dan moksifloksasin dapat digunakan untuk pengobatan multi drug-
resistant tuberculosis /M'>-T0 maupun infeksi Mycobacterium atypical /TKrKk, 4$!$0.
3.4 >+M+S6@ M6S6L6*
Pre(alensi infeksi Mycobacterium non tuberculosis di seluruh dunia telah mengalami
peningkatan dan pre(alensi 5rang 'engan *3 1 63'S yang merupakan sub%ek rentan infeksi
Mycobacterium non tuberculosis di 3ndonesia semakin meningkat. 'easa ini kriteria
diagnosis T belum bisa sekaligus membedakannya dengan Mycobacterium non
tuberculosis. 5bat dan %angka aktu pengobatan A Mycobacterium non tuberculosis dan T
berbeda. Mycobacterium non tuberculosis resisten dengan ; regimen obat T yaitu isoniaDid,
rifampin, pyraDinamid, dan ethambutol. Seftriakson dan ofloksasin men%adi rekomendasi
pengobatan Mycobacterium non tuberculosis. 'i sini penulis ingin meneliti obat yang poten
menekan pertumbuhan Mycobacterium non tuberculosis.
3.9 T+J+6@ P@L3T36@
!. Mengetahui sensiti(itas bakteri Mycobacterium non tuberculosis terhadap seftriakson danofloksasin
4. Membandingkan potensi seftriakson dan ofloksasin terhadap pertumbuhan Mycobacterium
non tuberculosis
9. Mengetahui kadar hambat minimum seftriakson dan ofloksasin dalam menekan
pertumbuhan Mycobacterium non tuberculosis
8/19/2019 Mycobacterium.docx
7/19
Microbacterium
Sel mycobacterium berbentuk batang lurus atau melengkung, sekitar $.4 $.# E ! !$
mikron, namun dapat berbentuk bulat, bercabang atau benang rapuhN beberapa strain
berselubung. Sel indi(idual dapat diarnai secara seragam atau dapat menun%ukkan pita atau
manik. 'inding selnya mengandung asam mycolic.eberapa strain membentuk pigmen karotenoid.
Spesies Mycobacterium ditemukan di tanah sebagai saprotrof yang hidup bebas, di air, pada
tanaman, dan sebagai parasit dan patogen manusia dan hean lain, termasuk ikan.
Metabolismenya adalah pernapasan, dan khususnya kemoorganotrofik alaupun ada strain
kemolitotrofik dari M. marinum dan M. smegmatis. Secara nutrisi, mycobacteria umumnya
tidak berpuasaN sumber karbon dan nitrogen antara lain gula, hidrokarbon dan asam amino.
'alam se%umlah spesies gliserol dan asparagin dipilih sebagai sumber karbon dan nitrogen.
Pertumbuhan dapat dirangsang oleh serum atau telur atau dengan peningkatan tekanan parsial
karbon dioksidaN dalam anggota kompleks Mycobacterium tuberculosis pertumbuhandiperkaya oleh piru(at atau /dalam beberapa spesies0 dengan gliserol.
'alam strain yang berkembang lambat /SG0, pertumbuhan tampak di media padat dapat tidak
terlihat dalam ; : minggu /hingga !4 minggu pada M. malmoense0. Pada strain yang cepat
berkembang />G0, pertumbuhan tampak di media padat dalam ! minggu, bahkan ; : hari.
atat kalau pertumbuhan media bactec /cairan0 dapat dideteksi lebih cepat daripada di media
padat.
Tes yang dipakai dalam mengidentifikasi mycobacteria antara lain tes arysulfatase, tes
katalase /yaitu bertahannya akti(itas katalase setelah inkubasi pada suhu :#B14$ menit
dalam penyangga fosfat0, tes niacin, tes reduksi nitrat, tes T4* dan hidrolisis teen. 6da pula
se%umlah metode molekuler yang dipakai untuk mendeteksi, mengidentifikasi,
mengkarakterisasi dan menentukan tipe spesies tertentu, misalnya probe, spoligotyping dan
TM6.
Genus ini memuat sekitar C$ spesies. Spesies yang penting secara medis ditemukan dalam
grup berikut2
!. &ompleks M. tuberculosis / M. tuberculosis, M. bovis, G, M. africanum dan M.
microti 0 semua spesies berasosiasi dengan tuberkulosisN
4. &ompleks M. avium / M. avium, M. intracellulare dan M. scrofulaceum0
9. M. lepraeN
;. Mycobacteria non tuberkulos atau mycobacteria selain tuberkulosis. 6da se%umalh besar
mycobacteria tipe ini sebagian dengan kemampuan potensial atau aktual untuk
menyebabkan penyakit manusia.
C. Onontuberculous
GI2 sekitar. :4A$. Spesies tipe2 M. tuberculosis.
Genus Mycobacterium memuat spesies-spesies berikut2
http://www.faktailmiah.com/2010/09/30/tuberkulosis.htmlhttp://www.faktailmiah.com/2010/09/30/tuberkulosis.html
8/19/2019 Mycobacterium.docx
8/19
M. africanum.
SGN microaerofilik. Sama dengan M.bovis, namun hasilnya berbeda dalam tes niacin dan
reduksi nitrat. Sensitif pada pyraDinamida. 'apat menyebabkan tuberkulosis manusiaN
ditemukan umumnya di 6frika.
M. avium.
SGN tanpa pigmen. Tes 2 arylsulfatase -(eN katalase /:#B0 (ariabelN pertumbuhan pada 4C
;4B (eN niacin -(eN reduksi nitrat (eN tes T4* (eN hidrolisis Teen (e. Patogen burung.
. M. avium, M. intracellulare dan M. scrofulaceum membentuk kompleks M. avium. Spesies-
spesies ini berasosiasi dengan berbagai sindrom penyakit manusia.
M. bovis (‘ M. tuberculosis ar. bovis!".
SGN microaerofilik. >eaksi tipikal 2 katalase /:#B0 -(eN tumbuh pada ;4B -(eN perkayaan
pertumbuhan dengan pyru(at (eN niacin-(eN reduksi nitrat-(eN Tes T4*-(eN *idrolisis
Teen (ariabel. &ebal terhadap pyraDinamida. Sebagian besar strain M. bovis dilaporkan
mengandung hanya satu salinan barisan insersi 3S:!!$. M. bovis adalah agen penyebabtuberkulosis pada hean dan manusia. 'iferensiasi antara M. bovis dan M. tuberculosis dapat
dilakukan leat spoligotyping. G M. bovis G adalah strain M. bovis yang berbeda
dalam la%u pertumbuhan saat dalam lingkungan aerobik.
M. branderi .
SGN non pigmen1scotochromogenic. Tes khusus2 arylsulfatase (eN niacin -(eN reduksi nitrat
lemahN *idrolisis Teen -(eN pertumbuhan 4C;CB (e. M. branderi telah diisolasi dari
saluran pernapasan dalam se%umlah ke%adian dan dapat men%adi agen penyebab penyakit.
M. celatum.
SGN non pigmen. Tes khusus2 katalase /:#B0 (eN arylsulphatase (ariabelN niacin -(eN
reduksi nitrat -(eN *idrolisis Teen -(eN Tes T4* (e. Strain M. celatum telah
diklasifikasikan kedalam tiga tipe /3 3330 berdasarkan analisis >)LP. Strain tipe 3 dapat
memberi hasil positif salah dengan probe komersial untuk M. tuberculosis. M. celatum telah
diisolasi dari se%umlah infeksi, sebagian pada pasien 63'S.
M. chelonei (# M. chelonae".
>GN non pigmen. Sama dengan M. fortuitum namun tidak tumbuh pada ;4B /suhu optimum
pertumbuhan 4CB0 dan tidak mereduksi nitrat. M. chelonei telah diisolasi dari se%umlah
luka infeksi.
Mycobacterium chelonae
8/19/2019 Mycobacterium.docx
9/19
M. farcinogenes.
>G. Mirip M. fortuitum /berdasarkan studi homologi '@60. 6gen penyebab farcy bo(ine.
M. flavum.
'iklasifikasikan sebagai Fanthobacter, bukanlagi Mycobacterium.
M. fortuitum.
>GN non pigmen. Tes khusus2 arylsulphatase (eN pertumbuhan ;4B (eN *idrolisis Teen
(ariabelN reduksi nitrat (e. Patogen oportunis.
M. gordonae /sebelumnya disebut M. aquae0.
SGN scotochromogen. 5rganisme ditemukan di air, dan merupakan penyebab penyakit paruN
tidak rentan pada isoniaDid atau pyraDinamida namun sensitif pada obat antimycobacterial
lainnya. Sebuah probe '@6 /untuk mengidentifikasi isolat0 tersedia secara komersil.
Mycobacterium a(ium dan gordonae
M. haemophilum.
SGN non pigmen. Memerlukan haemin untuk pertumbuhan. Pertumbuhan ter%adi pada suhu
9$B, bukannya 9AB. Penyebab penyakit pada anak yang sehat dan mengalami penurunan
kekebalan.
M. interjectum.
SGN scotochromogen. Tes khusus2 catalase /:#B0 (eN arylsulphatase (ariabelN niacin -(eN
reduksi nitrat -(eN *idrolisis Teen (ariabelN pertumbuhan pada 9!9AB (eN Tes T4*(e. M. interjectum pertama kali di isolasi dari seorang anak yang menderita limfadenitis
submandibular kronis /dan u%i tuberkulin positif0. >eseksi parsial node limfa dan perlakuan
dengan obat antituberkulosis gagal menghilangkan infeksiN reseksi total selan%utnya pada
node dan perlakuan dengan isoniaDid, clarithromycin dan protionamida berhasil. M.
interjectum berasosiasi dengan lymfadenitis leher rahim pada anak-anak.
M. intracellulare.
SGN non pigmen. Sama dengan M. avium namun tipikal arylsulphatase (e, catalase /:#B0
(e. *idrolisis Teen -(e. Pertumbuhan ter%adi pada 4C;$B /beberapa strain tumbuh pada
;$;CB0.
8/19/2019 Mycobacterium.docx
10/19
M. kansasii .
SGN biasanya photochromogenic. Tes khusus2 arylsulphatase (eN catalase /:#B0 (eN
pertumbuhan pada 4C;$B (e /beberapa strain tumbuh pada ;4B0N niacin -(eN reduksi
nitrat (eN Tes T4*(eN *idrolisis Teen (e. M. kansasii dapat menyebabkan penyakit
manusia sama dengan tuberkulosis paruN lebih %auh, M. kansasii dapat bereaksi silangdengan M. tuberculosis dalam 6MT'T. Halau begitu, kemoterapi melaan M.
kansasii berbeda dari apa yang digunakan melaan M. tuberculosis / M. kansasiitidak rentan
terhadap pyraDinamide0N akibatnya, identifikasi aal patogen ini mendasar untuk memastikan
perlakuan yang tepat.
Mycobacterium kansasii
M. leprae.
SG. 6gen penyebab lepra. Spesies ini dapat dibiakkan di tapak kaki tikus namun belum
dibiakkan dalam media laboratorium bebas sel. Pemeriksaan barisan genom M.leprae mengungkapkan peluruhan gen masif, dengan kurang dari C$I genom yang
mengandung gen penyandi protein.
M. lepraemurium.
SGN non pigmen. 6gen penyebab lepra murina. Pertumbuhan terbatas dilaporkan ter%adi pada
media telur saat inocula yang sangat besar digunakan.
M. malmoense.
SGN pertumbuhan dalam media telur 9AB memerlukan aktu hingga !4 minggu. 5rganisme
ini dapat menyebabkan penyakit yang sama dengan yang berasosiasi kompleks M.avium. +ntuk memfasilitasi deteksi1identifikasi M. malmoense metode berbasis P>
digunakan dan berhasil di u%ikan.
M. marinum.
SGN photochromogenic. Tes khusus2 arylsulphatase (eN catalase /:#B0 (eN pertumbuhan
9$B (eN pertumbuhan 9AB (e dalam isolasi primer namun (e setelah subkultur
berderetN niacin -(eN reduksi nitrat-(eN *idrolisis Teen (e. Spesies ini menyebabkan
penyakit pada ikan dan granuloma1ulcer kulit pada manusia. 3a lebih umum dalam daerah
sedang ketimbang daerah tropis /cf. M. ulcerans0.
M. microti .
8/19/2019 Mycobacterium.docx
11/19
SGN aerobik. @on pigmen. Sama dengan M. tuberculosis namun secara tipikal memberikan
tes reduksi nitrat (ariabel dan tes T4* negatif. 6gen penyebab tuberkulosis pada (oles.
M. paratuberculosis (‘ M. johnei !".
SGN non pigmen. Secara tipikal /dihasilkan dari sedikit strain02 catalase /:#B0 (eN niacin
-(eN reduksi nitrat-(eN Tes T4*(eN *idrolisis Teen (ariabel. M. paratuberculosis adalahagen penyebab penyakit Johne.
M. phlei .
>GN scotochromogenic. Tes khusus2 arylsulphatase -(e /pada 9 hari0 atau (ariabel /pada !
minggu0N pertumbuhan pada C4B (eN *idrolisis Teen (e. M. phlei ditemukan di tanah
dan tanamanN ia %uga telah di isolasi dari cairan syno(ial dalam sebuah kasus sindrom >eiter,
dan sebuah luka kaki, dan dipandang sebagai patogen oportunis.
M. scrofulaceum.
SGN scotochromogenic. *asil tes tipikal2 arylsulphatase -(eN catalase /:#B0 (eN pertumbuhan 4C;4B (eN niacin -(eN reduksi nitrat-(eN Tes T4*(eN hidrolisis Teen -(e.
6gen penyebab scrofula.
M. senegalense.
>GN scotochromogen. 6gen penyebab farcy bo(ine
M. simiae.
SGN beberapa strain photochromogenic, yang lain nonchromogenic. +mumnya sama
dengan M. scrofulaceum namun pada tes niacin (e pada beberapa strain.
M. smegmatis.
>GN non pigmen. *asil tes tipikal 2 arylsulphatase (e /pada ! minggu0N pertumbuhan ;CB
(eN *idrolisis Teen (e. 'itemukan pada smegmeN diyakini non patogenik.
M. terrae.
SGN non-chromogenic. ersama M. nonchromogenicum dan M. triviale, membentuk Ogrup
Terrae atau kompleks M. terrae spesies yang patogenik namun tampaknya langka.
M. thermoresistibile.
>GN scotochromogen. *asil tes tipikal2 arylsulphatase -(eN niacin -(eN reduksi nitrat-(eN
pertumbuhan C4B (eN *idrolisis Teen (eN Tes T4*(e. 'itemukan di tanah. 'ilaporkan
patogenik di paru /beberapa kasus0N kulit dan node limfaN serta %aringan payudara
M. triplex .
SGN non pigmen. 'i isolasi dari beragam spesimen klinis. M. triplex berasosiasi dengan
infeksi pada pasien transplantasi hati.
M. tuberculosis.
SGN aerobic. @on pigmen. *asil tes tipikal2 katalase /:#B0 -(eN pertumbuhan pada ;4B -(eN
pertumbuhan pada 9AB (eN pertumbuhan diperkuat oleh gliserol dan pyru(atN niacin (eN
reduksi nitrat(eN *idrolisis Teen (ariabelN sensitif pada pyraDinamida. iasanya berbentuk
8/19/2019 Mycobacterium.docx
12/19
koloni kasar, mencolok, putih pucat /pertumbuhan eugonik0. 6gen penyebab tuberkulosis.
3nsersi barisan 3S:!!$ /Q.(.0 sering digunakan untuk menentukan tipe isolat M. tuberculosis.
M. ulcerans.
SGN pigmentasi (ariabel. *asil tes tipikal2 catalase /:#B0 (eN pertumbuhan pada 9$B (eN
pertumbuhan pada 9AB -(eN niacin (ariabelN reduksi nitrat-(eN *idrolisis Teen -(e. Spesiesini ditemukan pada (egetasi di daerah tropisN ia menyebabkan ulcer buruli.
M. xenopi .
SGN pigmentasi (ariabel. 'itemukan di air, dan mampu menyebabkan lesi pada paru manusia.
Tidak tumbuh pada 4CB, sulit tumbuh pada 9AB, dan memiliki suhu pertumbuhan optimum
pada sekitar . ;4;CB.
P@'6*+L+6@
3stilah mikobakterium diperkenalkan pada tahun !#": untuk menggambarkan satu
kelompok besar bakteri yang menghasilkan selubung seperti kapang /mould-like pellicles0
ketika dikembangbiakkan dalam media cair. &uman ini berbentuk batang pan%ang, nonmotile,
aerob, ber(irulensi rendah, tidak membentuk spora, dan memiliki selubung lipofilik /asam
mikolat0 yang menyebabkan kuman resisten terhadap pearnaan asam alkohol /tahan asam0
dan Dat bakterisidal. Genus mikobakterium, terdiri atas "C spesies, meliputi organisme
patogen pada manusia dan hean (ertebrata, sebagian besar berupa organisme komensal dan
saprofit yang di%umpai di alam bebas. &uman di%umpai secara alami di air tanah, air minum
yang berasal dari sistem penampungan, tap ater, tanah, aerosol, susu, parasit protoDoa,
hean, dan manusia. 5rganisme patogen pada manusia yang terpenting adalah M.
tuberculosis dan M. leprae. 6kan tetapi, telah ditemukan berbagai spesies yang berbedadengan M. tuberculosis. &uman ini digolongkan sebagai mikobakterium atipikal. Saat ini
sekitar C$ spesies mikobakterium atipikal telah teridentifikasi namun hanya beberapa spesies
yang bersifat patogen terhadap manusia, di antaranya M. a(ium, M. intracellulare, M
chelonae, M. kansasii, M. marinum, M. fortuitum, M. gordonae, dan M. ulcerans. Status imun
pasien sangat menentukan manifestasi penyakit, apakah diseminata atau lokal.
&L6S3)3&6S3
Sekitar tahun !"C$, Timple dan >unyon membuat klasifikasi mikobakterium atipikal
men%adi empat kelompok berdasarkan kecepatan tumbuh, pembentukan pigmen kuning ditempat terang atau gelap, serta sifat-sifat kolonisasi. )otokromogen /kelompok 30 tumbuh
lambat pada media kultur /lebih dari tu%uh hari, sekitar 4-9 minggu koloni menghasilkan
pigmen kuning terang atau oranye pada pa%anan cahayaN meliputi M. kansasii, M. marinum,
M. simiae. Sama halnya dengan fotokromogen, skotokromogen /kelompok 330 %uga tumbuh
lambat pada media namun koloni menghasilkan pigmen dengan1tanpa pa%anan cahaya, terdiri
atas M. Eenopi, M. scrofulaceum, M. sDulgai, M. gordonae, dan M. fla(escens. @on-
fotokromogen /kelompok 3330 tumbuh lambat dan tidak menghasilkan pigmen dengan1tanpa
pa%anan cahayaN meliputi M. a(ium-intracellulare, M. haemophilum, M. malmoense, M.
gastri, M. tri(iale, M. terrae, dan M. ulcerans. >apid groers /kelompok 30 %uga tidak
memproduksi pigmen, namun tumbuh cepat dalam 9-C hari terdiri atas M. abscessus, M.
8/19/2019 Mycobacterium.docx
13/19
fortuitum, M. chelonae, dan M. smegmatis. &lasifikasi >unyon memiliki kekurangan, karena
tidak menun%ukkan korelasi antara karakteristik kuman dengan gambaran klinis yang ter%adi.
Pada tahun !"A", Holinsky memodifikasi klasifikasi tersebut dan membagi mikobakterium
atipikal ke dalam dua kelompok berdasarkan potensi patogenitas dan kecepatan tumbuh.4
Tabel ! menggambarkan klasifikasi mikobakterium atipikal modifikasi Holinsky
Tabel !. lassification of mycobacteria
$. %uman pathogens
6. Mammalian tubercle bacilli /tuberculosis compleE0
!. M. tuberculosis
4. M. bo(is /including strain bacillus almette-GuRrin, G0
9. M. africanum
;. M. leprae
$$. So-called nontuberculous& potentially pathogenic mycobacteria
6. Slo groing
!. M63S compleE
a. M. a(ium-intracellulare
b. M. scrofulaceum
c. M. haemophilum
4. M. kansasii
9. M. ulcerans
;. M. marinum
C. M. Eenopi
:. M. sDulgai
A. M. simiae
. >apid groing tablet !E
!. M. fortuitum compleE tablet 4E
a. M. fortuitum tablet 9E
b. M. chelonei tablet 9E
8/19/2019 Mycobacterium.docx
14/19
$$$. So-called nontuberculous& nonpathogenic (e'cept under unusual circumstances"
mycobacteria
. Slo groing tablet !E
!. M. gordonae tablet 4E
4. M. gastri tablet 4E
9. M. terrae tablet 4E
a. M. nonchromogenicum tablet 9E
b. M. tri(iale tablet 9E
;. M. fla(escens tablet 9E
C. M. thermoresistibile tablet 9E
). >apid groing tablet !E
!. M. smegmatis tablet 4E
4. M. (accae tablet 4E
9. M. parafortuitum compleE tablet 4E
P*+G,N,S$S
3nfeksi mikobakterium atipikal ter%adi akibat reaksi antara manusia dan kuman.
Saprofit ini hanya akan menimbulkan infeksi pada manusia dalam beberapa kondisi
tertentu.3nfeksi ditentukan oleh (irulensi organisme, dera%at pa%anan, dan respons imun
pe%amu. +ntuk menimbulkan infeksi, dibutuhkan gangguan sistem pertahanan pe%amu.
Pertama, berupa kerusakan integritas kulit atau membran mukosa akibat luka dan trauma
yang dapat memfasilitasi infeksi kulit. eberapa laporan kasus menyatakan baha infeksi
mikobakterium atipikal ter%adi pasca prosedur medis, misalnya kateterisasi, mammoplasti,
(ideoskopi, dan bedah kosmetik. )erringer dkk. melaporkan ke%adian infeksi mikobakterium
atipikal pada lokasi tindik atau tattoo /alis mata dan umbilikus0. Saudo dkk. melaporkan !C
kasus infeksi mikobakterium atipikal pasca tindakan mesoterapi. Laporan lainnya
menyatakan infeksi mikobakterium atipikal ter%adi pasca tindakan liposuction, laparoskopi,
dan transplantasi organ.
Gambaran histopatologis yang berbeda-beda dan tidak spesifik sering di%umpai pada
infeksi mikobakterium atipikal. 'apat ditemukan infiltrat granulomatosa dengan
pembentukan granuloma tuberkuloid, granuloma sarcoid-like, atau nodus rheumatoid-like
sering ditemukan. Selain itu, abses pada dermis atau subkutan, infiltrasi histiositik difus pada
dermis dan subkutan, infiltrat inflamasi %aringan subkutan akut maupun kronik /panikulitis0,
atau bahkan inflamasi kronis yang nonspesifik %uga pernah dilaporkan. erbagai gambaranhistopatologis ini diyakini berkaitan dengan status imunologi pe%amu.
8/19/2019 Mycobacterium.docx
15/19
Mycobacterium ulcerans
3nfeksi M. ulcerans merupakan infeksi yang menimbulkan %aringan bersifat nekrotik
dan indolen pada kulit, %aringan subkutan, dan tulang. 3nfeksi ini /disebut %uga ulkus uruli0
merupakan infeksi mikobakterium tersering pada pasien imunokompeten setelah tuberkulosis
dan lepra. 3nfeksi bersifat endemik sedikitnya di 94 negara, namun sebagian besar terdapat di
daerah tropis yang memiliki banyak hutan dan curah hu%an tinggi. 3nfeksi paling banyak
ditemukan pada usia anak dan deasa muda, serta lebih sering menyerang perempuan
dibandingkan laki-laki. 3nfeksi ter%adi pada kulit yang tidak utuh akibat trauma setelah
terpa%an air, tanah, atau tanaman yang telah terkontaminasi. Laporan lain menyatakan baha
infeksi dapat ter%adi melalui gigitan ataupun sali(a dan feses serangga air /@aucoris spp. dan
lastomatidae spp.0. Patogenesis infeksi M. ulcerans berkaitan erat dengan dua sifat kuman,
yaitu pertumbuhan kuman yang optimal pada temperatur 9$-99B dan kemampuan kuman
memproduksi toksin mikolakton. Temperatur yang tepat menentukan aitan lesi pada kulit.
Masa inkubasi berkisar antara 4-9 bulan setelah inokulasi. Toksin menyebabkan kerusakan %aringan yang hebat dan kronis, menciptakan medium yang baik untuk proliferasi kuman dan
melindungi kuman terhadap kontak dengan sel imunokompeten. 3nfeksi M. ulcerans tediri
atas dua stadium, /!0 stadium pra-ulseratif dan /40 stadium ulkus nekrotik yang kronis. Lesi
kulit dini biasanya berupa nodus kecil subkutan yang tidak tampak dan %arang teraba.!,4 Pada
perkembangan selan%utnya, lesi membesar dan men%adi terlihat oleh mata, kadang
membentuk plak dengan indurasi di bagian tepi dan edema. &ulit di atas lesi men%adi berkilat
dan kehitaman, kemudian timbul nekrosis dan ulserasi. ula dapat mendahului sebelum
timbul ulkus. Setiap bagian tubuh dapat terlibat pada pasien anak. Pada deasa, tempat
predileksi terdapat di ekstremitas, terutama ekstremitas baah. +lkus tidak terasa nyeri
ataupun nyeri tekan, berkembang cepat men%adi bentuk iregular dengan dinding yang
bergaung. 'asar ulkus berupa %aringan lemak yang nekrotik dan kadang di%umpai sekret
mukoid %ernih. @ekrosis dapat meluas ke otot atau tulang. Pasien umumnya tidak mengalami
ge%ala konstitusi dan limfadenopati. +lkus dapat sembuh spontan dalam aktu beberapa
bulan sampai tahun /:-" bulan0, mengalami fibrosis dan kalsifikasi dengan meninggalkan
%aringan parut dan komplikasi lainnya antara lain kontraktur, ankilosis, osteomielitis,
deformitas, dan limfedema. Gambaran histopatologis lesi aal menun%ukkan nekrosis akut di
dermis atau subkutan, dengan temuan keterlibatan luas %aringan lemak subkutan berupa
pannikulitis septum. Lemak men%adi nekrotik dan dapat mengalami kalsifikasi. Pada dermis
bagian dalam, tampak (askulitis leukositoklastik pembuluh darah kecil dan sedang. Saat
penyembuhan dimulai, gambaran histopatologis yang ditemukan berupa reaksi
granulomatosa atau limfositik. 'iagnosis banding lesi dini infeksi M. ulcerans berupa
granuloma benda asing, fascitis nodular, phycomycetes, abses in%eksi, furunkulosis, myiasis,
pannikulitis, kista, dan tumor kelen%ar apendiks. 'iagnosis banding pada fase ulseratif
meliputi selulitis nekrotik aerob atau anaerob, pioderma gangrenosum, pannikulitis
supurati(a, (askulitis dengan atau tanpa granuloma, dan gumma /sifilis0.
8/19/2019 Mycobacterium.docx
16/19
Mycobacterium marinum
Mycobacterium marinum terdapat di air taar dan air laut, termasuk kolam renang
dan akuarium. )aktor risiko infeksi berupa riayat trauma dan peker%aan atau hobi yang
berkaitan dengan air. Pandian dkk. melaporkan infeksi M. marinum pada pasien pasca
transplantasi organ. Lesi aal berupa area eritematosa dengan indurasi dan sedikit nyeri tekan
yang muncul dalam masa inkubasi 4-9 minggu. Lesi kemudian berkembang men%adi
papulonodus soliter atau multipel berkelompok berarna merah kecoklatan yang perlahan
berubah men%adi keunguan. Lesi dapat berupa abses dan men%adi ulkus atau membentuk
papul (erukosa atau plak menyerupai psoriasis. Tempat predileksi terdapat pada siku
/tersering0, lutut, tangan, dan kaki. Pada 4CI kasus, nodus sekunder dapat terlihat dengan
pola sporotrikoid. Lesi dapat sembuh spontan dalam !-4 tahun dan meninggalkan %aringan
parut. &elen%ar getah bening regional dapat membesar, namun tidak pernah pecah. Laringitis,
osteomielitis, artritis, bursitis, tenosino(itis dapat ter%adi apabila struktur dalam terserang.
Gambaran histopatologis infeksi M. marinum dapat berupa inflamasi akut dan kronis sampaigranuloma tuberkuloid. Lesi aal menun%ukkan kumpulan sel PM@ /polimorfonuklear0 yang
dikelilingi histiosit. Pada perkembangan selan%utnya, dapat ditemukan infiltrat inflamasi yang
terdiri atas limfosit, sel epiteloid, sel raksasa Langerhans, dan fokus nekrosis fibrinoid. Pada
kebanyakan kasus tidak di%umpai kuman, bila ada biasanya di dalam histiosit. 3nfeksi M.
marinum pada pasien imunokompromais tidak berbeda dengan pasien imunokompeten.
Pasien imunokompromais memiliki risiko lebih besar untuk mengalami infeksi dalam, lesi
sporotrikoid, lesi kulit diseminata, dan keterlibatan organ dalam. eberapa kelainan kulit
yang menyerupai lesi plak atau nodus pada infeksi M. marinum adalah leismaniasis, (eruka
(ulgaris, tuberkulosis kutis (erukosa, lupus (ulgaris, sifilis, lepra, granuloma benda asing,
dan pioderma gangrenosum.
Mycobacterium ansasii
Mycobacterium kansasii merupakan mikobakterium atipikal yang paling dekat
hubungannya dengan M. tuberculosis. &uman dapat di%umpai di alam bebas dan infeksi
bersifat endemik. 3nfeksi primer yang ditimbulkan M. kansasii adalah penyakit paru kronik
dengan sifat khas yaitu lokasi tersering di lobus atas paru dan ka(itas multipel dengan
dinding yang tipis. @amun demikian, kuman %uga dapat menyerang organ di luar paru antara
lain kulit, kelen%ar getah bening, sistem muskuloskeletal, gastrointestinal, dan urogenital.
3nfeksi umumnya ter%adi pada usia deasa, lebih sering ditemukan pada laki-laki dan pasien
dalam keadaan imunodefisiensi. 3nokulasi dapat ter%adi baik pada kulit sehat maupun kulit
yang mengalami trauma ringan sebelumnya. Manifestasi kulit infeksi M. kansasii terdapat
dalam berbagai bentuk. entuk tersering berupa papul dengan distribusi sporotrikoid. @odus
subkutan kadang ditemukan dan dapat meluas ke struktur yang lebih dalam. &elainan %uga
dapat berupa plak berindurasi berarna merah keunguan, pustul, krusta, papul (erukosa,
abses piogenik, selulitis, plak ulserasif yang menyebar pada penyakit diseminata,
limfadenopati ser(ikal, dan infeksi kulit periorifisial. &eterlibatan sistem muskuloskeletal
yang umum ter%adi yaitu sindrom carpal tunnel, sino(itis granulomatosa, artritis, tendonitis,
fasciitis, dan osteomielitis. Pada penyakit diseminata dapat disertai demam, ge%ala konstitusi,keterlibatan organ paru, hepatosplenomegali, dan kelainan hematologi berupa leukopenia atau
8/19/2019 Mycobacterium.docx
17/19
pansitopenia. Per%alanan penyakit umumnya lambat. Sering di%umpai lesi kronik yang stabil
atau regresi spontan. Gambaran histopatologis bersifat tidak spesifik, berupa granuloma
perki%uan dan dapat ditemukan basil tahan asam /T60. Penyakit lain yang menyerupai
infeksi M. kansasii yaitu sporotrikosis, tuberkulosis, dan infeksi kulit granulomatosa lainnya.
Mycobacterium scroulaceum
&uman M. scrofulaceum ditemukan dalam produk ternak, tanah, dan air. Paling sering
bermanifestasi klinis sebagai limfadenitis ser(ikal bagian atas, unilateral, dengan nyeri
spontan dan nyeri tekan minimal. Port dentrRe kuman tidak diketahui namun diduga berasal
dari tenggorokan. +mumnya ter%adi pada anak yang tampak sehat, dengan rentang usia antara
!-9 tahun. +mumnya mengenai kelen%ar getah bening submandibular dan submaksilar, %arang
pada tonsilar dan ser(ikal anterior. Lesi berkembang dan membesar dalam beberapa minggu,
melunak, kadang-kadang men%adi ulkus, fistula atau ruptur dan mengering. Penyembuhan lesi
ditandai dengan fibrosis dan kalsifikasi. Lesi kulit tidak disertai ge%ala konstitusi. 3nfeksi M.
scrofulaceum %uga dapat berupa abses subkutan, multipel, diskret, atau berupa gambaran
sporotrikoid. &eterlibatan paru dan organ lain %arang dilaporkan dan pada kebanyakan kasus,
infeksi bersifat %inak dan sasirna. Gambaran histopatologis limfadenopati akibat infeksi M.
scrofulaceum serupa dengan limfadenopati pada tuberkulosis. 'iagnosis banding infeksi ini
adalah limfadenitis bakterial, infeksi (irus termasuk mononukleosis dan mumps, keganasan
termasuk tumor padat, limfoma, dan leukemia.
Mycobacterium aium-intracellulare
Mycobacterium a(ium-intracellulare meliputi berbagai organisme dengan (ariasi
mikrobiologi dan sifat patogenik yang luas. Setidaknya terdapat 4$ subtipe kuman yang dapat
dibedakan secara teknik imunologis, alaupun kepentingan klinisnya tidak %elas. 5rganisme
ini biasanya dikelompokkan bersama dengan M. scrofulaceum dan dinamakan kompleks M.
a(ium-intracellulare-scrofulaceum. 6kan tetapi, beberapa kepustakaan lain tetap
membedakan kedua kuman ini. Mycobacterium scrofulaceum menyebabkan limfadenopati
yang bersifat %inak dan sasirna serta %arang melibatkan organ lain, sedangkan M. a(ium-
intracellulare umumnya menyebabkan kelainan paru dan lebih %arang menyebabkan
osteomielitis dan limfadenitis ser(ikal disertai pembentukan sinus. Mycobacterium a(ium-
intracellulare men%adi penyebab morbiditas pada pasien 63'S. Lesi primer kulit sangat %arang
dan biasanya berhubungan dengan keadaan imunodefisiensi pasien. Lesi primer berupa plak multipel kekuningan atau dengan tepi kemerahan, berskuama, dan indolen yang kadang-
kadang menyerupai lupus (ulgaris. Lesi %uga dapat berupa nodus subkutan yang berkembang
secara lambat, cenderung mengalami ulserasi, berkrusta, dan bersifat kronis. Lesi lain berupa
adenitis ser(ikal, dengan pola sporotrikoid, pannikulitis, fasicitis, dan sino(itis. Pada
keadaaan diseminata, kelainan kulit muncul secara sekunder, berupa ulserasi generalisata,
granuloma, infiltrasi eritematosa pada ekstremitas, adenopati generalisata, pustul, atau edema
%aringan lunak.
8/19/2019 Mycobacterium.docx
18/19
Mycobacterium ortuitum& Mycobacterium chelonae dan Mycobacterium abscessus
Tiga spesies mikobakterium yang termasuk golongan rapid groers ini bersifat
patogen fakultatif dan saprofit di alam. 5rganisme ini tersebar luas dan umum di%umpai di air
dan tanah. Mycobacterium fortuitum, M. chelonae, dan M. abscesssus menimbulkan
gambaran klinis serupa. Lesi kulit umumnya timbul mengikuti trauma kulit atau pasca
tindakan bedah, misalnya liposuction, in%eksi silikon, mesoterapi, laparoskopi, in%eksi
subkutan, dan pedicure. Lesi kulit dini timbul dalam 9-; minggu setelah inokulasi berupa
infiltrasi kemerahan yang nyeri pada lokasi inokulasi, tidak disertai ge%ala diseminata dan
konstitusi. 6bses dingin pasca in%eksi kadang-kadang ditemukan. Sarma dan Thakur pernah
melaporkan gambaran atipikal lesi kulit M. fortuitum yang hanya berupa pembengkakan yang
bertambah besar dalam aktu tiga minggu tanpa riayat trauma pada seorang
imunokompeten. Lesi selan%utnya berkembang men%adi nodus berarna merah kehitaman
dan dapat disertai abses. Lesi diseminata umumnya tidak disertai riayat trauma dan berupa
episode abses multipel yang rekurens pada ekstremitas atau erupsi papular dan makulageneralisata. 5rgan dalam %uga dapat terkena. &uman %uga dapat menyebabkan limfadenopati
ser(ikal unilateral dan gambaran pola sporotrikoid. Temuan pada pemeriksaan histopatologis
menun%ukkan respons inflamasi dimorfik berupa pembentukan granuloma dengan sel raksasa
benda asing serta mikroabses dengan sebukan sel PM@. Gambaran lain dapat berupa
nekrosis, namun tidak ada perki%uan. &uman T6 kadang-kadang ditemukan di dalam
mikroabses.
Mycobacterium s/ulgai& Mycobacterium haemophilum dan Mycobacterium genaense
&uman M. sDulgai, M. haemophilum dan M. gena(ense sangat %arang menyebabkangangguan klinis pada manusia. eberapa laporan pernah menyatakan limfadenitis ser(ikal,
selulitis, nodus dan plak, bursitis, pneumonia, dan erupsi granulomatosa subkutan yang
disebabkan oleh organisme ini. Lebih lan%ut, M. sDulgai dapat memberikan kelainan kulit
berupa nodus eritematosa dengan nyeri tekan pada ekstremitas, badan, atau leher. @odus
dapat berfluktuasi, memecah, dan mengering secara spontan. Lesi kulit akibat M.
haemophilum umumnya timbul pada lokasi yang berbeda di ekstremitas dan badan. Lesi
berupa papul kemerahan hingga keunguan yang membesar secara perlahan men%adi nodus
ulseratif, berkrusta, disertai nyeri tekan atau abses dan fistula dengan isi pus. &eluhan
sistemik berupa penurunan berat badan, tenosino(itis, efusi pada sendi, atau keluhan paru
dapat ditemukan. Gambaran histopatologis yang di%umpai berupa granuloma supuratif yang
mengandung kuman T6.
Miobaterium lain
Se%umlah mikobakterium lain pernah dilaporkan menyebabkan penyakit pada
manusia. eberapa spesies dapat menyebabkan kelainan kulit pada manusia. Mycobacterium
gordonae yang bersifat non patogen! menyebabkan papulonodus ulseratif dengan atau tanpa
penyebaran limfangitik pola sporotrikoid. 3nokulasi ter%adi pada kulit yang mengalami trauma
atau pasca gigitan tikus. Setelah inokulasi, infeksi dapat menyebabkan inflamasi difus dan
meluas dengan sekret serosanguinolen disertai ge%ala sistemik /demam, menggigil, nausea,
dan muntah0. Pada pasien imunokompromais, infeksi kulit M. Eenopi dapat menyertai infeksi
8/19/2019 Mycobacterium.docx
19/19
pada tulang dan %aringan lunak, misalnya epididimitis, osteomielitis, limfadenitis, dan artritis.
Lesi kulit pada infeksi M. malmoense berupa nodus di dermis berarna kemerahan dan nyeri
tekan yang tersebar di ekstremitas dan badan.
0$GN+S$S
'iagnosis beberapa infeksi mikobakterium atipikal dapat ditegakkan berdasarkan
riayat penyakit gambaran klinis, lokasi geografis, dan riayat peker%aan /seperti pada
infeksi M. marinum0. @amun, tidak semua infeksi mudah dikenali. Seperti halnya infeksi
lain, diagnosis pasti infeksi mikobakterium atipikal bergantung pada identifikasi
mikroorganisme yang diisolasi dari spesimen pada kultur. Pemeriksaan histopatologis dapat
membantu diagnosis, namun tidak dapat membedakan kuman penyebab karena sebagian
besar infeksi memberikan gambaran yang sama. &uman T6 tidak selalu ditemukan dalam
pemeriksaan dan ketiadaan kuman T6 tidak menyingkirkan diagnosis infeksi
mikobakterium atipikal. Saat ini, kema%uan bidang biologi molekular memungkinkan dan
memudahkan indentifikasi kuman penyebab dilakukan lebih cepat tanpa harus menunggu
selama ;-: minggu seperti pada metode kultur kon(ensional. Teknik polymerase chain
reaction /P>0 memungkinkan diagnosis langsung secara cepat, sensitif, dan spesifik dalam
identifikasi kuman. Pemeriksaan P> dilakukan dengan menggunakan penanda asam nukleat
dalam mengidentifikasi sekuens basa spesifik '@6 atau >@6 kuman. 6bdala dkk. dan
ollina dkk. melaporkan keunggulan teknik P> sebagai metode terbaik untuk mendiagnosis
infeksi mikobakterium atipikal. @amun mereka menyatakan baha diagnosis akhir infeksi
tidak dapat ditegakkan ataupun disingkirkan hanya berdasarkan teknik P>. &orelasi temuan
klinis dan patologi tetap men%adi langkah diagnosis untuk semua kasus.
Recommended