PENDISTRIBUSIAN DANA ZAKAT UNTUK
PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT
PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH ( BAZDA )
KAB. KARAWANG
Disusun oleh :
MUKHLISIN
104053002059
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYRAIEF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil asli karya saya, yang di ajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Srata 1 di UIN
Syarief Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarief
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Ciputat, Juli 2009
Muchlisin
Abstrak
Judul skripsi “Pendistribusian Dana Zakat untuk Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat pada Bazda Kab. Karawang” Srata Satu (S1) Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara pendistribusian dana
zakat yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat (BAZDA) Kab. Karawang. Metode penelitian ini menggunakan metode primer dan sekunder. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 01 sampai 30 Juni 2009.
Berdasarkan hasil penelitian secara garis besar bahwa proses penyampaian
distribusi dana zakat pada Bazda di Kab. Karawang sesuai dengan syariat fiqih.
Dari hasil pendistribusian dana zakat tersebut berhasil membantu dan
meningkatkan taraf ekonomi masyarakat karawang secara signifikan.
KATA PENGANTAR
Tengadah jemari kehadirat illahi Robbi, terucap untaian kata nan suci
yang penuh makna dari lubuk hati yang paling dalam,” Alhamdulillah Robbil
‘Alamin “, sebagai ungkapan rasa syukur yang ikhlas sebagai wujud
penghambaan diri kepada dzat yang maha agung, tempat mengembalikan segala
urusan, dialah Allah SWT. Karena atas Rahmat, Hidayah dan Inayahnya penulis
dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Shalawat beriring salam tak lupa penulis limpahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW, penghulu para nabi, suri tauladan bagi ummatnya, yang
membawa ajaran Islam sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin
Penulis menyadari sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, baik dari materi, pembahasan
maupun tata bahasa. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis
yang masih perlu mengisi diri dengan ilmu pengetahuan, untuk itu kritikan dan
saran yang bertujuan membangun sungguh merupakan masukan bagi penulis demi
kesempurnaan skripsi ini.
Skripsi adalah buah dari ketulusan dan keikhlasan berbagai pihak, terima
kasih yang tulus penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu,
membimbing, dan memotivasi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh
karena itu penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Ayahanda Bp. Ust. Umarudin dan Ibunda Ibu Siti Sarminah yang telah
melimpahkan kasih Sayang dan Do’a-nya yang tiada henti, yang selalu
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menjalani kehidupan ini,
untuk merekalah pengabdian penulis akan tertuju, setelah pengabdian
kepada Allah dan Rasul-nya.
2. Bp. H. Ivan Kuntara dan Ibu Hj. Hezti yang telah memberikan
dorongan semangat kepada penulis, baik dari segi materil maupun Non
materil. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Mudah-
mudahan apa yang telah diberikan kepada penulis Allah SWT dapat
membalasnya dengan berlipat ganda. Amin
3. Kakaku Dedi Iskandar,Amd dan istrinya Ika kartika, kak Deni
Mardiansyah dan istrinya Umroh Ropiqoh, teh Ecih Sukaesih, dan ketiga
keponakanku ( Kemal, Raihan, leha )yang masih imut-imut dan
ngegemesin, adiku Ahmad Taufik yang sedang menyelesaikan D3 nya di
Poli Tekpos Bandung semoga berhasil dalam menggpai cita-citanya.
4. Prof. Dr. Komarudin Hidayat,MA selaku Rektor UIN Syarief
Hidayatullah Jakarta, Drs. Ariep Subhan,MA selaku Dekan Fakultas
Dakwah Dan Komunikasi.
5. Studi Rizal, MA selaku PUDEK III Bid. Kemahasiswaan Fakultas
Dakwah & Komunikasi yang selalu melayani konsultasi dalam
penyusunan skripsi.
6. Drs. Hasanudin,MA selaku Kajur MD, Drs. Cecep Castrawijaya,
MA.MM selaku Sekjur MD dan sekaligus selaku dosen pembimbing yang
telah membimbing dan meluangkan waktunya untuk penulis dalam
penyusunan skripsi.
7. Pengelola perpustakaan UIN Syarief Hidayatullah Jakarta dan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, terima kasih atas pinjaman bukunya.
8. Para pengurus BAZDA Kab. Karawang khususnya Bapak H. Slamet
Imam Santoso, BA dan Bapak H. Suradi Hs,BA atas informasi dan
pelayanan yang diberikan kepada penulis dalam memberikan keterangan
data-data yang penulis butuhkan.
9. Organisasi –organisasi baik Ekstra maupun Intra kampus HMI Cabang
Ciputat, HMI Kompakda, PMII Cabang Ciputat, Forkot, LS-ADI dan
KMIK ( Keluarga Mahasiswa Islam Karawang) Jakarta yang telah
memberikan ilmu-ilmu ke organisasiannya kepada penulis sehingga
penulis dapat mengetahui arti organisasi.
10. Teman-teman MD Angkatan 2004 yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, tapi kalian semua adalah teman-temanku yang baik khususnya :
Umi. A, Aji. M, Bhim2, Debi, Pipit Phietrhieyani, Qiqi Buluk, Rudianto/
simpok, Zhoe, Ipin, Nurdin, Fahmi Km, Jhiepam terima kasih atas spirit
dan doanya .
11. Teman-teman sehati dan seperjuangan “ Ample, Dhelon, Zack,Lutfi
Haris/Bulux, Anggi/ Nchex, Cipop, Taufik Lutfi, Chibo, Me2l, Rika,
Shela, Alfiani dan teman2 Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Dan
Keluarga Besar Mamih (Teh Nur, Nina, Ana) Cireundeu-Ciputat yang
telah memberikan semangat nya kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
12. Semua pihak yang berjasa dan banyak membantu baik dalam
perjalanan, pendidikan penulis maupun dalam pembuatan skripsi yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga amal dan usaha yang
diberikan dibalas oleh Allah SWT
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, walaupun
demikian penulis tidak berkecil hati, namun dengan hamparan kedua tangan
disertai ketulusan penulis mendoakan semoga bantuan, dukungan, bimbingan dan
perhatian yang telah diberikan oleh semua pihak kepada penulis, semoga skripsi
ini dapat bermanfaat dimasa yang akan datang, sebagai suatu gambaran tentang
Dana Zakat terhadap Pemberdayaan Ekonomi Ummat.
Akhirnya penulis menyadari dengan berbagai keterbatasan yang ada pada
diri penulis dalam penyajian laporan, bentuk tulisan maupun isi dan bahasa
laporan skripsi ini, oleh karena itu kritik, saran maupun perbaikan yang bertujuan
untuk penyempurnaan skripsi lebih lanjut sangat penulis harapkan.
Jakarta, Juli 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………….….i
Abstrak ……………………………………………………….….............v
Daftar Isi……………………………………………………………….....vi Daftar Tabel……………………………………………………………...viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 10
D. Tinjauan Pustaka .................................................................... 11
E. Metode Penelitian................................................................... 12
F. Sistematika Penulisan ............................................................. 15
BAB II LANDASAN TEORI
A. ZAKAT.................................................................................. 17
1. Pengertian Dan Hukum Zakat ............................................ 17
2. Sumber Dana Zakat ........................................................... 20
3. Macam-macam zakat .......................................................... 23
4. Hikmah Dan Manfaat Zakat ................................................ 28
B. DISTRIBUSI ZAKAT............................................................ 31
1. Pengertian Distribusi........................................................... 31
2. Ruang Lingkup Distribusi ................................................... 33
3. Macam-Macam Distribusi .................................................. 34
4. Pendistribusian Zakat.......................................................... 35
5. Tujuan Dan Sasaran Distribusi Zakat .................................. 39
C. KONSEP PEMBERDAYAAN EKONOMI............................ 43
1. Pengertian Pemberdayaan ................................................... 43
2. Tujuan Pemberdayaan......................................................... 47
D. EKONOMI UMMAT............................................................. 50
1. Pengertian Ekonomi Ummat ............................................... 50
2. Tujuan Ekonomi Ummat.................................................... 52
BAB III GAMBARAN UMUM BAZDA KAB. KARAWANG
A. Sejarah Berdirinya BAZDA..................................................... 56
B. Landasan Hukum BAZDA....................................................... 57
C. Dasar Pembentukan BAZDA ................................................... 58
D. Visi Dan Misi Tugas Pokok BAZDA....................................... 58
E. Struktur Organisasi BAZDA .................................................... 61
F. Program Kerja BAZDA............................................................ 63
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Pendistribusian Dana Zakat, Infaq, Shadaqah Dalam
Pemberdayaan Ekonomi ......................................................... 67
B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pendistribusian Dana
Zakat, Infaq, Shadaqah ........................................................... 89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 91
B. Saran ...................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
A. Table Struktur Organisasi BAZDA Kab. Karawang...................... 61
B. Tabel Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran BAZDA
Kab. Karawang Tahun 2006 ........................................................ 70
C. Table I Rekapitulasi Penerimaan Zakat Profesi ............................. 72
D. Table 2 Rekapitulasi Penerimaan Zakat Profesi Th.2006 .............. 73
E. Table 3 Rekapituasi Penerimaan Zakat Profesi Th.2007................ 75
F. Tabel 4 Rekapituasi Penerimaan Zakat Profesi Th.2008................ 77
G. Tabel Distribusi Kepada Mustahik dari Badan Amil Zakat Daerah
Kab. Karawang............................................................................. 80
H. Table Pemberian bantuan Kepada Yayasan Dan Pesantren .......... 83
I. Table 5 Pengeluaran Tahun Baru Hijriah 1429 H / 2008 M.......... 84
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama yang mempunyai pandangan harta yang
berdasarkan fakta yang berdasarkan urat nadi kehidupan dari tiang
organisasi, baik individu maupun masyarakat.
Firman Allah dalam surat Al-Hassyr Ayat 7 :
���� ������ ���� ���� ���������
���� ���� !�"#$%&�� '(��
)*���+",�&� !�-��� ��./"#$%&��
�0☺2�3�4%&��� �567 2890☺%&���
�5%��� ��;�<99&�� /��. => �?�� �@
AB���4 �5�6�C �����4�D%EFG�� /H� I��
����� H� &����� *���+"&�� J��;K��
���� /H� &LM�N JO�D� P���Q�FR����
P��#$����� S��� P �?�$ S���
�T@�T⌧S )V��$�W%&�� XY�
“Apa saja harta rampasan (fa’i) yang diberikan Allah kepada
rasulnya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah,
rasul, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang
yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar di antara
orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang di berikan rasul
kepaddamu maka terima dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah, dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat
keras hukumannya “(QS : Al-hasyr ayat 7).
Firman Allah dalam surat Fushilat ayat 6-7 :
/�W- ��0☺ZR�$ [��R \]8^_`
/C� W,�a�b� �c0�@ d��e�$ ��0☺ZR
/C� �Q2�&�$ \O2�&�$ cT���
P�g��☺;)$�3����� �O%;�&�$
J�"�h%�3���� \��@��
�56�i�]�^�☺�,�j& X�� �5k�-S��� =>
�?�W���@ �_ �=l�!&�� HW��
_�"7nF0���C /HW� �?"�h2⌧i XY�
Artinya : “ Katakanlah bahwasannya aku hanyalah seorang
manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasannya Tuhan kamu
adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus
menuju kepadanya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-nya : yaitu orang-orang yang tidak menunaikan zakat
dan kafir akan adanya kehidupan akhirat.”
Ayat pertama menjelaskan dan menghendaki bahwa harta yang
dimiliki oleh kaum “ Aghniya” sebagiannya dapat diberikan kepada setiap
individu yang sangat membutuhkan sehingga harta tersebut dapat
membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka. Salah satu yang harus
dilakukan dalam mengangkat taraf hidup kaum dhu’afa adalah dengan
cara mengeluarkan zakat. Sebagaimana Allah firmankan dalam surat
fushilat ayat 6 dan 7. Selain hal tersebut di atas bahwa dalam pelaksanaan
pungutan maupun pendistribusian harus ditunjang pula dengan
pengelolaan yang professional, berjiwa bersih, amanah dan bertanggung
jawab berdasarkan pada prinsip-prinsip Distribusi yang sehat dan kuat.
Dengan tujuan supaya pelaksanaan zakat dapat berjalan secara efekif dan
efesien, sehingga akan tercapainya harapan dan cita-cita bangsa yaitu
tercipta masyarakat yang adil dan mamur.
Zakat adalah rukun Islam yang ketiga, walaupun demikian,
sebagian masyarakat masih menganggap zakat sebagai suatu ritual
keagamaan untuk menciptakan keshalehan yang bersifat individu. Selain
itu zakat merupakan kegiatan sosial dimana seorang yang kaya membantu
seorang yang miskin sebagai wujud amal shaleh. Sebagai suatu ritual
keagamaan, pembayaran zakat masih dianggap sebagian orang semata-
mata sebagai ibadah ukhrowi yaitu dalam rangka mengumpulkan pahala
untuk kebaikan di akhirat.1 Keharusan menunaikan zakat tidak dapat
dipisahkan dengan kewajiban menegakkan shalat, tetapi keduanya
terangkai sebagai kewajiban yang bersamaan dalam kegiatan ibadah. Jika
shalat tekanan pelaksanaanya adalah langsung kepada Allah, maka zakat
langsung kepada manusia.
Allah SWT berfirman :
P���☺4�-� �_ ��,op&��
P��W����� �_ �⌧i�!&��
P��W⌧i/���� 0q�� �56�W�i+"&��
Xr�
Artinya ; “…… dan didirikanlah shalat dan tunaikan zakat, dan rukuklah
bersama orang-orang yang rukuk….”(Q.S Al-baqarah (2) :
43)
Dalil di atas menjelaskan bahwa muslim diwajibkan membayar
zakat. Karena Allah SWT sangatlah mencintai orang-orang yang suka
memberikan sebagian dari hartanya.
Zakat adalah kewajiban agama yang dibebankan atas harta
kekayaan setiap muslim menurut aturan tertentu.2 Ketika sudah sampai
nisab (batas minimal dari harta mulai wajib dikeluarkan ). Maka
kewajiban tersebut harus dilaksanakan . Zakat merupakan salah satu
1 Sofwan Idris, Gerakan Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat,
(Pendekatan Transformatif),(Jakarta : PT.Citra Putra Bangsa, 1997), Cet. Ke-1.h.249
2 Muhammad Daud Ali, System Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf ,(Jakarta : UI Press.1998),h.8
rukun Islam bahkan merupakan rukun kemasyarakatan yang paling
nampak diantara semua rukun-rukun Islam sebab didalam zakat terdapat
hak orang banyak yang terpikul pada setiap pundak individu.3
Nilai zakat tersebut dapat mendatangkan manfaat bagi golongan
mampu atau Muzaki (wajib zakat ), maupun bagi golongan yang tidak
mampu atau mustahiq (khusus bagi golongan miskin). Dengan zakat
tersebut mustahiq dapat merubah kehidupan mereka , yaitu untuk
meringankan beban biaya hidup, menjadikan kuat berusaha dengan modal
dari zakat, juga memberikan kesadaran penggunaan dana zakat serta dapat
mengembangkan etos kerja. Sedangkan untuk muzakki nilai tersebut
menjadikan diri bersih, menimbulkan kesadaran dan kepedulian terhadap
golongan yang tidak mampu dan menimbulkan ketenangan dalam hidup
karena kewjiban zakat telah terpenuhi.
Zakat dapat dijadikan dana untuk peningkatkan eksistensi ummat.
Orang-orang miskin adalah salah satu golongan yang harus mendapat
bagian dalam upaya peningkatan tersebut. Seperti dijelaskan dalam
firman Allah SWT :
g��5� /H�Q�&��%� *s0O
��'��99,�j& �t"�LR�t��� Xuv�
3 Ahmad Muhammad Ali Al-Assal, System Prinsip Dan Tujuan Hukum
Islam.(Bandung :CV. Pustaka Insani,1999),h.109
Artinya : “…….Dan pada harta-harta mereka ada haq untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak dapat bagian……” ( Q.S Adz-
Dzariyaat : 19)
Ayat di atas mengajarkan terselenggaranya pemberian hak dari golongan
mampu atau muzakki (wajib zakat) kepada golongan tidak mampu atau Mustahiq
( miskin ) dengan tujuan agar terjadinya perubahan sosial secara ekomi bagi
golongan tidak mampu. Agar tidak terjadi kesenjangan diantara kedua golongan
tersebut.
Zakat adalah satu rukun yang bercorak sosial- ekonomi dari lima rukun
Islam. Dalam zakat, disamping ikrar tauhid (syahadat) dan shalat, seseorang
barulah sah masuk kedalam barisan ummat Islam dan diakui keIslamannnya,
sesuai dengan firman Allah :
?�w�� P��JC��� P�����-�
�_ ��,op&�� P�x�������
�_ �=l�!&�� /H� JR���n�w�� ��5
X�@�y����
Artinya ;”…..tetapi bila mereka bertaubat, mendirikan shalat, dan membayar
zakat, barulah mereka saudara kalian seagama”
Zakat, sekalipun dibahas didalam pokok bahasan ” Ibadat ”, karena
dipandang bagian yang tidak terpisahkan dari shalat, sesungguhnya merupakan
bagian system sosial-ekonomi Islam, dan oleh karena itu dibahas di dalam buku-
buku tentang strategi hukum dan ekonomi Islam.4
Untuk mengetahui problem tersebut diperlukan suatu pengelolaan yang
mampu mendayagunakan seluruh potensi zakat diperlukan penanganan konsep
manajemen secara tepat dengan memperhatikan beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pola pelaksanaan system zakat
Fenomena ini menggambarkan berapa masalah tengah dihadapi oleh
lembaga pengelola ZIS (Zakat, Infaq, Shadaqoh) kontribusi umat Islam akan
mengangkat tiga unsure manajemen yang meliputi :Manajemen Pengelolaan,
Manajemen Pendayagunaan, dan Manajemen Pendistribusia ZIS. Dari tiga unsur
tersebut merupakan tolak ukur bagi terbentuknya pemberdayaan ekonomi umat.
Oleh karena itu Manajemen Pendistribusian perlu implementasi pada sebuah
lembaga pengelola ZIS, agar dana Zakat yang sudah dikelola sapat disalurkan atau
didistribusikan kepada berhak menerima.
Tujuan perintah zakat sebagaimana yang dikehendaki Syar’i memiliki
peluang lebih besar untuk dapat direalisasikan karena arah tujuan zakat dirancang
dan dijalankan secara bersama-sama dengan tetap mengacu pada aturan-aturan
syar’I. Rasulullah SAW pernah menyatakan, umatku tidak mungkin bersepakat
untuk melakukan kebohongan. Artinya , tidak mungkin tujuan zakat
diselewengkan untuk hal-hal diluar perintah syar’I, jika dikelola oleh BAZ atau
4 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat (Fiqhuz Zakat)(libanon,1973), cet. ke-2
LAZ. Tidak mungkin, amilin yang menghimpun dalam BAZ atau LAZ berhimpun
untuk melakukan kebohongan.
Tujuan pengelolaan zakat adalah meningkatnya kesadaran dalam
penunaian dan dalam pelayanan ibadah zakat, meningkatkan fungsi dan peranan
pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan
keadilan sosial serta menjadi suatu ketetapan hukum dalam upaya meningkatkan
daya guna bagi masyarakat.
Manfaat berzakat adalah pembersih harta diantaranya sekian banyak harta
yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada kita bila tidak dikeluarkan zakatnya
maka seperti kita membeli seekor ayam yang kita makan sampai dengan
kotorannya, sungguh sangat menjijikan yang mestinya kita buang, karena itu tidak
layak untuk kita makan. Begitupun bila kita tidak berzakat, berarti kita memakan
dari harta yang tidak layak kita makan.
Selain zakat ada ibadah yang mempunyai nilai sama yaitu infaq dan
shadaqoh. Satu hal yang harus disepakati bahwa ketiga kosakata ini yaitu zakat,
infaq, dan shadaqah merupakan suatu potensi yang dapat dihandalkan dalam
mengatasi masalah kemiskinan umat Islam.5
Namun persoalan yang sangat mendasar dan menjadi salah satu sebab
berfungsinya zakat sebagai instrument pemerataan dan belum terkumpulnya zakat
secara optimal di lembaga-lembaga zakat adalah karena pengetahuan masyarakat
5 H.M. Djamal Doa, Membangun Ekonomi Umat Melalui Pengelolaan Zakat
Harta,(Jakarta :Nuansa Madani,2001),h.28
terhadap harta yang wajib dikeluarkan zakatnya masih terbatas pada sumber-
sumber konvensional yang secara jelas dinyatakan dalam Al-Qur’an dan Al-
Hadist dengan persyaratan tertentu. Oleh karena itu pembahasan yang penting
dalam fiqh zakat adalah sumber-sumber harta yang wajib dikeluarkan zakatnya.
Apalagi bila dikaitkan dengan kegiatan ekonomi yang terus berkembang dari
waktu-kewaktu.6
Untuk mencapai tujuan ideal dalam upaya pengelolaan zakat, infaq, dan
shadaqah perlu diperhatikan 4 (empat) pokok kriteria yang akan menghantarkan
tercapainya tujuan tersebut, keempat pokok kriteria itu adalah :
1. Ilmu, yaitu suatu ilmu yang harus dimiliki, terutama ilmu tentang zakat,
infaq dan shadaqah secara kaffah (keseluruhan) berdasarkan dalil-dalil
yang qat’i
2. Amal, yaitu penerapan ilmu yang telah dimiliki baik ilmu tentang zakat,
infaq dan shadaqah secara kaffah maupun ilmu manajemen yang sehat.
3. Dakwah yaitu mengajak kepada orang lain untuk mengetahui, mengkaji
dan mengamalkan ilmu yang telah dimiliki itu.
4. Sabar, yaitu tabah dan tangguh dalam menghadapi segala rintangan dan
tantangan baik dalam meuntut ilmunya, mengamalkan, maupun
berdakwah.7
6 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern(Jakarta :
GIP,2002),H.1-2
7 Abdurrahman Qadir, Zakat : Dalam Dimensi Mahdhah Dan Social (Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada, 1998),cet.ke-1,h.65-69
Oleh karena itu zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) sebagai suatu kekuatan actual
Islam yang perlu dikelola oleh sebuah lembaga khusus yang menangani ZIS yaitu
salah satunya Badan Amil Zakat (BAZ) yang merupakan sebuah lembaga dengan
menggunakan system manajemen sebagaimana yang digunakan dalam bidang
perekonomian masyarakat lainnya.
Pembentukan Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) seperti yang berada di
kabupaten Karawang merupakan salah satu alternative dalam upaya meningkatkan
keadilan dan pemberdayaan ekonomi umat. Kehadiran BAZDA Kabupaten
Karawang diharapkan dapat membantu terlaksananya pemerataan ekonomi umat
dalam pendistribusian dana ZIS.
Berkenan uraian di atas maka penulis bermaksud mengkaji masalah ini dengan
penelitian yang dituangkan dalam sebuah skripsi dengan judul
“PENDISTRIBUSIAN DANA ZAKAT UNTUK PEMBERDAYAAN
EKONOMI UMMAT PADA BAZDA KAB. KARAWANG”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Banyak hal yang dapat dibahas tentang dana zakat, infaq, dan shadaqah antara
lain pengumpulan, pengelolaan yang menyangkut manajemen dana zakat, infaq,
shadaqah. Maka agar pembahasan dalam skripsi ini tidak melebar dan meluas,
penulis membatasi masalah pada pendistribusian dana Zakat, pada BAZDA Kab.
Karawang.
2. Perumusan Masalah
Agar pembahasan lebih terarah dan terfokus, maka penulis perlu membuat
perumusan masalah pada penulisan skripsi ini. Adapaun perumusan masalah
sebagai berikut :
a. Bagaimana pendistribusian dana zakat pada BAZDA Kab. Karawang
Dalam Pemberdayaan Ekonomi
b. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pendistribusian dana
Zakat pada BAZDA Kab. Karawang Dalam Pemberdayaan Ekonomi
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana pendistribusian dana zakat pada BAZDA
Kab. Karawang Dalam Pemberdayaan Ekonomi
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam
pendistribusian dana Zakat pada BAZDA Kab. Karawang
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah ;
a. Manfaat akademis : penelitian ini diharapkan menambah referensi dan
menambah sejumlah studi mengenai manajemen organisasi atau lembaga
dakwah dalam pendistribusian Zakat pada pelaksanaan dakwah
b. Manfaat praktis : penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian yang
menarik dan dapat menambah wawasan cakrawala keilmuan khususnya
bagi penulis, umumnya bagi para pembaca, praktisi dakwah dan tokoh
masyarakat dalam mengetahui medan dakwah sekarang ini di segala
bidang.
D. Tinjauan Pustaka
Ada beberapa skripsi terdahulu yang judulnya hampir sama dengan judul
skripsi penulis, yaitu :
1. Mulyanih “Pendistribusian Dana Zakat, Infak, Dan Shadaqoh Pada
BAZDA Kecamatan Serpong.” skripsi ini disusun oleh Mahasiswa
Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah, Tahun
2007 ini membatasi bahasannya pada pendistribusian zakat, infaq dan
shadaqoh yang dilakukan bagaimana pengelolaan distribusinya
(manajemen) serta faktor pendukung dan penghambat dalam
pendistribusian dana zakat di BAZDA Kecamatan Serpong.
2. Nurul fajriah "Pola Pendistribusian Dana Zakat Pada Amil Zakat
Daerah (BAZDA) Kota Tanggerang Dalam Upaya Meningkatkan
Mutu Pendidikan,” skripsi ini disusun oleh Mahasiswi Fakultas Dakwah
Dan Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah, Tahun 2006, berisi
tentang pola pendistribusian dana zakat dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan di kota tanggeramng serta faktor pendukung dan penghambat
dalam pendistribusian dana zakat di BAZDA Kota Tanggerang
Berbeda dengan penelitian – penelitian sebelumnya, peneliti kali ini memang
penulis ingin menggambarkan secara umum bagaimana Pendistribusian Dana
Zakat Dalam Upaya Pemberdayaan Ekonomi Ummat pada BAZDA Kab.
Karawang
E. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif, yaitu kegiatan pengumpulan dan menganalisis data yang mana itu
dipergunakan sebagai bahan menjawab permasalahan yang diselidiki pastinya
memerlukan sebuah cara maupun metode penelitian dimana itu merupakan bagian
strategi umum yang harus dipakai. Pada penyusunan skripsi ini penulis akan
menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu jenis penelitian yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan
prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari kuantifikasi
(pengukuhan).8 Menurut Bogdan dan Taylor penelitian kulaitatif merupakan
8. Salam, Syamsir & Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, ( Jakarta :
UIN press, 2006 ), h.30
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
2. Waktu dan tempat penelitian
Adapun penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 sampai 30 Juni 2009
bertempat di BAZDA Kab. Karawang Jl. Jend. A. Yani 10 ( Gedung Islamic
Center ) Telp. : 0267-400043
3. Subyek dan objek penelitian
Adapun yang menjadi subyek didalam penelitian ini adalah Badan Amil Zakat
Daerah Kabupaten Karawang. Sedangkan yang menjadi obyeknya adalah
Pendistribusian Dana Zakat Pada BAZDA Kab. Karawang pada tanggal 02
sampai 31 Januari 2008.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan sekunder. Sumber data internal didapat dari Badan Amil Zakat
(BAZDA) Kab. Karawang
1. Data Primer
Adapun cara untuk mendapatkan data primer, yaitu dengan cara meninjau
langsung ke Badan Amil Zakat (BAZDA) Kab. Karawang , yang menjadi objek
penelitian, dan teknik yang digunakan adalah :
a. Observasi (Observation)
Observasi atau pengamatan adalah suatu teknis mencari atau mengumpulkan
data dengan mengamati dan melihat secara nyata keadaan dan kondisi
pendistribusian dana zakat pada Badan Amil Zakat (BAZDA) Kab. Karawang,
dengan segala aspek kegiatan yang berhubungan dengan penelitian.
b. Interview (wawancara)
Teknik interview dalam hal ini adalah teknik Tanya jawab secara lisan yang
diarahkan pada masalah tertentu untuk mendapatkan informasi yang selengkap-
lengkapnya tanpa unsure paksaaan kepada para informan yang mengetahui dan
berkecimpung langsung pada BAZDA Kab. Karawang dan pengurus atau
pengelola bagian pendistribusian dana Zakat Kabupaten Karawang
2. Data Sekunder
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen atau
laporan yang bersumber dari Badan Amil Zakat (BAZDA) Kab. Karawang dan
pihak yang berkaitan.
a. Studi Kepustakaan (Library Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan
mempelajari buku panduan, buku pedoman, brosur dan literatur yang relevan
dengan penyusunan skripsi ini.
b. Tekhnik DokumentasiTekhnik dokumentasi adalah pengumpulan data
dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari Badan Amil
Zakat (BAZDA) Kab. Karawang , yang terdiri dari sejarah Bazda, struktur
organisasi dan Program Kerja.
5. Teknik Pengumpulan data
Dalam menganalisis data penulis menggunakan deskriptif analasis, yaitu suatu
teknik analisis data di mana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang
diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan kemudian menganalisisnya dengan
berpedoman pada kerangka teori yang ada.
6. Teknik penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini menggunakan buku pedoman penulisasn
skripsi. Tesis dan Disertasi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta,
terbitan UIN Jakarta Press tahun 2002 dan Penulisan ayat Al-Qur’an dan
terjemahanya merujuk pada Al-qur’an dan Terjemahanya yang diterbitkan oleh
Departemen Agama RI dengan surat keputusan no. 26 th. 1967
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mudah memahami pembahasan dan penuilisan pada skripsi ini,
maka penulis mengklasifikasikan permasalahan yang terbagi dalam lima bab,
pada masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Pembatasan Dan Perumusan
Masalah, Tujuan Dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan
Pustaka Dan Sistematika Penulisan
BAB II : Tinjauan Teoritis
Dalam bab ini berisi tentang zakat yang terdiri dari Pengertian Zakat Dan
Dasar Hukum Zakat, Hikmah Dan Manfaat Zakat, Pendistribusian Zakat Yang
Terdiri Dari Pengertian Distribusi, Macam-Macam Distribusi, Pendistribusian
Zakat, Ruang Lingkup Distribusi, Tujuan Dan Sasaran Distribusi Zakat, Konssep
Pemberdayaan yang terdiri dari Pengertian Pemberdayaan ,Tujuan Pemberdayaan.
Ekonommi Ummat yang terdiri dari Pengertian ekonomi ummat, Unsur-unsur
Ekonomi Ummat
BAB III : Gambaran Umum BAZDA Kab. Karawang
Mengenai sejarah berdirinya BAZDA, Landasan Hukum BAZDA, Dasar
Pembentukan BAZDA, Visi Dan Misi BAZDA, Struktur Organisasi Dan Program
Kerja BAZDA
BAB IV : Analisis Hasil Penelitian
Mengetengahkan hasil penelitian mengenai Analisis Pendistribusian Dana
Zakat, Infaq Faktor Pendukung Dan Penghambat Pendistribusian Dana Zakat,
Dan Infaq.BAB V : Penutup
Yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. ZAKAT
1. Pengertian Zakat Dan Dasar Hukum Zakat
1.1 Pengertian Zakat
Secara bahasa (literal), zakat berasal dari bahasa arab yang memiliki arti
“tumbuh dan berkembang”. Sedangkan menurut ahli yurisprudensi Islam, zakat
didefinisikan sebagai bentuk pengeluaran yang dilakukan oleh kaum berpunya
(the have)—yang di dalam istilah Islam disebut sebagai muzakki, yakni golongan
orang yang telah melampaui batas pemilikan harta tertentu (nisab)—yang
ditujukan kepada kaum tak berpunya (the haven’t), yang disebutkan di dalam Al-
Quran berjumlah delapan golongan (QS. At-Taubah [9]:60). Kalimah zakat pada
segi bahasa bermaksud tumbuh, bertambah, cerdik, baik, suci dan subur. Pada
istilah pula zakat bermaksud mengambil harta tertentu yang diberikan kepada
orang tertentu dengan syarat tertentu.9
Zakat adalah salah satu ajaran pokok dalam Islam, bahkan zakat dan shalat
sebagai lambang dari keseluruhan ajaran Islam, seperti diungkap oleh Allah SWT
(QS, 9:11) bahwa orang syirik yang bertaubat, melakukan shalat dan
melaksanakan zakat, mereka dianggap sebagai saudara seagama. Zakat adalah
ibadah yang terkait
9. http://ukasbaik.wordpress.com/2007/11/28/zakat-dan-upaya-pengentasan-kemiskinan-
di-indonesia/: 17-4-2008
dengan harta, maka terlaksananya zakat sangat di tentukan oleh lembaga amil
yang ditunjuk untuk itu, karena terentas tidaknya kemiskinan
Sangat ditentukan oleh profesionalitas tidaknya lembaga zakat yang
bersangkutan.10
Pengertian zakat seperti diatas adalah suatu kewajiban umat Islam untuk
mengeluarkan sejumlah harta tertentu dan diberikan kepada yang berhak
menerimanya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh syara'. Selain telah
diatur oleh syara di Negara Indonesia pemerintah daerah sesuai amanat Undang-
Undang Dasar (UUD 1945) mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat. Pemerintah daerah adalah pelaksana fungsi-fungsi pemerintah daerah
yang dilakukan oleh lembaga pemerintah daerah yaitu lembaga eksekutif dan
legislatif. Pemerintah daerah dalam penyelenggaraan urusan memiliki hubungan
dengan pemerintah daerah dan pemerintah daerah lainnya, yang meliputi
hubungan kewenangan, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan Sumber Daya
Alam (SDA), dan sumber lainnya. Dan menumbuhkan hubungan administrasi dan
kewilayahan. Sebagian urusan pemerintah di bidang keagamaan, produktif
mengentaskan rakyat dari kemiskinan melalui penghimpunan potensi umat
melalui zakat yang tersebar di seluruh provinsi.
10 Salmadanis, MA „Posisi Zakat Dalam Mengurangi Kemiskinan
Zakat sebenarnya adalah hak yang dikembalikan kepada yang berhak bagi
memastikan kesamarataan dan keadilan ekonomi. Golongan kaya
bertanggungjawab membantu golongan miskin untuk mengelak masalah sosial
dalam masyarakat.
1.2 Dasar Hukum Zakat
Zakat dalam al-quran disebut sebanyak 82 kali.9 (M. fuadz baqi,tt))
ini menunjukan hukum dasar zakat yang sangat kuat, antara lain :
P���☺4�-� �_ ��,op&��
P��W����� �_ �=l�!&�� ����
P�����T�$W� C� 79#hRzG ���b�
&]/"0n J��T7Q� 0TD� {��� �?�$
S��� �0☺�C |}�W,0☺�W�� \]"7p�C
Xuu)�
Arinya :“Dan dirikanlah Shalat dan tunaikanlah zakat. Apapun
yang diusahakan oleh dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya di sisi
Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apapun yang kamu
kerjakan:”.(Al-Baqarah : 110)
Adapun dasar hukum zakat berdasarkan sunnah yaitu :
ل&� ص �ا$�� #ی�� !آ�� ا� ��ر ن��� ��ا ��� �� ���� ا� ��ر س�� ��ا ��
ف2�ا$و 01ا$*/و ةآا$.و ة+$*� !م)ی
“Dari Ibnu Abbas r.a ia berkata : Aku diberitahu oleh Abu Sufyan r.a lalu
ia menyebutkan hadist Nabi saw, ia mengatakan ; “Nabi Saw menyuruh
kita supaya mendirikan shalat, menunaikan zakat, silaturahmi (
menghubungi keluarga) dan ifaf ( yakni menahan diri dari perbuatan
buruk) “. (Bukhari II, 1993 : 320)
Dari uraian nash di atas dapat dipahami mengenai kewajiban
mengeluarkan zakat. Pemahaman ini berdasarkan pada penjelasan shigat berupa
redaksi dalam bentuk fi’il amar yang berarti kewajiban / perintah dan Dilalah
berupa petunjuk dalil yang bersifat qoth’i.
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur
pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib
(fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat
termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur
secara rinci dan paten berdasarkan Al-Quran dan As Sunnah, sekaligus merupakan
amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai
dengan perkembangan umat manusia.9
2. Sumber Dana Zakat
Di zaman Rasulullah, dana zakat salah satunya diperuntukkan bagi
pengembangan ekonomi sahabat-sahabatnya. Dalam Hadis riwayat Imam Muslim
dari Salim bin Abdillah bin Umar dari ayahnya, bahwa Rasulullah telah
memberikan kepadanya zakat, lalu menyuruhnya untuk dikembangkan atau
disedekahkan lagi. Salim pun mengelolanya sampai ia benar-benar mampu
bersedekah dari usahanya tersebut. 11
11 http://padangmedia.com/news/122/ARTICLE/1724/2007-10-10.html:
17-4-2008
Kenyataan itu seharusnya bisa meneguhkan umat Islam bahwa dana zakat
yang dikelola dengan baik dan profesional akan mampu membawa masyarakat
mustahik menjadi bagian dari muzaki (orang yang membayar zakat) yang siap
berbagi dengan mustahik yang lainnya. Lalu bagaimana caranya? Zakat produktif
Landasan awal pengelolaan zakat produktif ini adalah bagaimana dana
zakat tidak habis dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi lebih bermakna
karena digunakan untuk melancarkan usahanya. Pepatah mengatakan, "Berikanlah
kail, bukan ikannya". Modal usaha yang digulirkan dari dana zakat diharapkan
menjadi kail yang mampu menangkap ikan-ikan yang tersedia di alam.
Kalau di zaman Rasulullah, bantuan usaha dari dana zakat diberikan
langsung dari pengelola kepada mustahiknya melalui Baitul Mal, maka di
Indonesia di mana zakat dikelola lembaga nonpemerintah, optimalisasi dari
pengelolaan zakat tersebut menjadi tanggung jawabnya. Tantangan inilah yang
harus diwujudkan lembaga pengelola zakat.
Fakta yang berkembang di lapangan menunjukkan, pengentasan
kemiskinan seakan-akan menjadi tanggung jawab negara sepenuhnya. Berkaca
pada sejarah, melalui instrumen zakat, kita melihat alternatif lain yang teruji
dalam menyejahterakan masyarakat. Tentu saja butuh kapasitas lebih dari
pengelola zakat untuk mengimplementasikan konsep pemberdayaan ini, baik dari
segi sumber daya manusia (SDM) maupun sistem yang dimilikinya.
Guna mengoptimalkan pengelolaan zakat, Lembaga Amil Zakat (LAZ)
ataupun Badan Amil Zakat (BAZ) idealnya mempunyai lembaga keuangan khusus
yang memberikan kredit atau bantuan bagi masyarakat miskin Rumah Zakat
Karawang misalnya. Untuk membantu memberikan kredit usaha kecil maka
dibangunlah Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Mozaik. Dengan
lembaga tersebut diharapkan fokus pemberian kredit usaha dan pendampingan
bisa dilakukan dengan maksimal.
Ada pendapat menarik yang dikemukakan Syekh Yusuf Qardhawi dalam
bukunya yang fenomenal, Fiqh Zakat. Pemerintah Islam diperbolehkan
membangun pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan dari uang zakat untuk
kemudian kepemilikan dan keuntungannya untuk kepentingan fakir miskin,
sehingga akan terpenuhi kebutuhan hidup mereka sepanjang masa. Untuk saat ini,
peranan pemerintah dalam pengelolaan zakat ini digantikan oleh BAZ atau LAZ.
Kewajiban lain yang harus dilakukan pengelola zakat adalah melakukan
pembinaan dan pendampingan kepada para mustahik agar kegiatan usahanya
dapat berjalan dengan baik. Pembinaan dan pendampingan tidak hanya diberikan
untuk memperkuat sisi rohani mustahik, tetapi juga sisi manajerial dan
kemampuan wirausahanya. Harapannya, dengan kemampuan tersebut
kehidupannya akan lebih sejahtera.
Dengan pola pengelolaan zakat produktif, diharapkan akan muncul
lapangan usaha baru bagi kelompok masyarakat yang tidak mampu, yang
termasuk dalam kelompok yang berhak menerima zakat. Seluruh komponen
bangsa, termasuk pemerintah, diharapkan memiliki komitmen yang kuat akan hal
ini, karena dampaknya akan dirasakan langsung oleh masyarakat. Dengan
demikian, tingkat pengangguran pun akan bisa diminimalkan. Apalagi kita
menyadari bahwa angka pengangguran yang terjadi di Indonesia masih sangat
tinggi, yaitu sekitar 40 juta orang atau 18% dari keseluruhan penduduk. Kita perlu
banyak belajar kepada Malaysia dalam mengelola zakat. Malaysia adalah contoh
negara yang berhasil dalam menjadikan zakat sebagai institusi yang mampu
mereduksi tingkat kemiskinan, sehingga berdasarkan data Badan Zakat negara
tersebut, jumlah warga miskin di Malaysia kini tinggal 10.000 orang. (ABU
SYAUQI -Dewan Pembina RZI Pusat)
3. Macam-Macam Zakat
Zakat menurut garis besarnya terbagi dua macam : Zakat Maal (zakat
harta) dan Zakat Fitrah. Pertama Zakat maal (zakat harta ) yaitu bagian dari harta
kekayaan seseorang yang termasuk juga badan hukum yang wajib dikeluarkan
untuk golongan orang – orang tertentu setelah dimiliki selama jangka waktu
tertentu dan dalam jumlah minimal tertentu.
Zakat harta memiliki tiga segi :
1. Segi ibadah
Adalah pada sisi ini disyaratkan niat menurut sebagian para ulama, dan amal
untuk melaksanakan perintah Allah Swt.
2. Segi sosial
Adalah masyarakat dari sebagian keluarga, terutama mereka fakir miskin yang
mempunyai hak zakat tersebut. Mereka membutuhkan bantuan dari masyarakat
lainnya yang berkecukupan. Begitu juga mereka yang mempunyai banyak utang,
para budak dan ibnu sabil. Seperti inilah Rasulullah Saw, menyuruh Muadz Ibn
Jabal, ketika mengirimnya ke yaman pada tahun 10 H, untuk mengambil zakat
dari para orang kaya dan menyerahkannya kepada pakir miskin dan mereka yang
berhak menerimanya.
3. Segi ekonomi
Adalah pada sisi ketiga yang merupakan sisi pelengkap dari zakat. Walaupun
masalah ekonomi merupakan pembahasan yang sudah sering dilakukan dalam
usaha mengembangkan keuangan.12
Kedua Zakat fitrah yaitu zakat pengeluaran yang wajib dilakukan oleh
setiap muslim pada malam hari raya Idul Fitri yang mempunyai kelebihan dari
kebutuhan keluarga yang wajar.
Para ulama telah membagi zakat fitrah kepada dua bagian yaitu : zakat
harta yang nyata yang terang dilihat umum, seperti : Binatang, Tumbuh –
tumbuhan, Buah-buahan dan barang logam. Zakat harta yang tidak nyata yang
dapat disembunyikan, seperti : Emas, Perak, Rikaaz, dan barang perniagaan13
Meneurut Abu Bakr Jabir Al-Jazaairi mengemukakan bahwa harta yang
wajib dikeluarkan zakatnya, apabila memenuhi persyaratan tertentu adalah :
a. Emas dan Perak
b. Hewan Ternak
c. Buah-Buahan
d. Biji-Bijian
e. Perdagangan
f. Barang Tambang
12 Dr. abdul al-hamid Mahmud al- ba’ly. Ekonomi Zakat : Sebuah Kajian
Moneter Dan Keuangan Syari’ah, (Jakarta : PT. RAJAGRAFINDO PERSADA,
1991), h. 03
13 Drs. Muhammad, M.ag. Zakat Profesi Wacana Pemikiran Dalam Fiqih
Kontemporer, (Jakarta : salemba Diniyah, 2002), h. 11
g. Rikaz
Sedangkan menurut Ahmad Bin Qudamah menyatakan bahwa sumber atau
obyek zakat yang dijelaskan secara rinci dalam Al- Qur’an atau dalam Hadist,
adalah hewan ternak, hasil pertanian, barang tambang, emas dan perak, dan
perdagangan.
a. Zakat Hewan Ternak
Dalam berbagai hadist dikemukakan bahwa hewan ternak yang wajib
dikeluarkan zakatnya setelah memenuhi persyaratan tertentu, ada tiga jenis zakat
hewan ternak, diantaranya :
• Hewan unta
• Hewan sapi
• Hewan domba atau kambing
Adapun persyaratan utama kewajiban zakat pada hewan ternak adalah sebagai
berikut :
a) Mencapai Nishab
Syarat yang pertama ini berkaitan dengan jumlah minimal hewan yang
dimliki, yaitu : lima ekor untuk unta, 30 ekor untuk sapi, 40 ekor untuk
kambing ataupun domba.
b) Telah melewati waktu satu tahun (haul)
Syarat ini berdasarkan praktik yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw
dan para khalifah yang empat dengan mengirim secara periode para
petugas zakat untuk memungut zakat ternak ini setiap tahun.
c) Digembalakan di tempat pengembalaan umum
Yakni tidak diberi makan di kandangnya kecuali sangat jarang sekali. Hal
ini berdasarkan Hadist Riwayat Ahmad, Nas’i. dan Abu Dawud dari Baz
bin Hakim dari bapaknya, dari kakeknya,14
ia berkata : yang artinya :
“ Aku telah mendengar rasulullah saw bersabda : pada setiap unta yang
digembalakan, pada empat puluh ekor harus dikeluarkan zakat seekor
betina unta yang disebut dengan ibnatulabun.
d) Tidak dipergunakan untuk keperluan pribadi pemiliknya dan tidak pula
dipekerjakan hal ini berdasarkan hadist Nabi bahwa beliau bersabda, yang
$*� 1C ه!م1 و6 ذات ��ار و6=�> ا; م:9ء ا$�*�قو6 ی5!ج �� ا
Artinya : “Tidak dikeluarkan zakat dari ternak yang sudah tua, yang cacat
tubuhnya, dan kambing jantan.(HR. Al-Mugni dan syaranya, Jilid 2:473)
b. Zakat Emas, Perak Dan Uang
Adapun kewajiban mengeluarkan zakat emas dan perak, setelah memenuhi
persyaratan tertentu. Hal ini berdasarkan Al-Quran (QS : At-Taubat :34-35) yang
berbunyi :
w �LM|TBZ2�@ �5k�-S��� P�g�I����� �?�$ �I]"�a=l |~�b� ���<�OFG�� �?������"&��� �?�W,�i�B�;�& �*��%� ���D&��
����2�<%&���C |}�T�p�@� �� ��;�<0� {��� |�k�-S����
|}�)� �@ 8,0�S-��� �L�v�h%&��� =>� �LM�N�#$�hI@
��5 ��;�<0� {��� HW��]7y^���� *V�⌧;0W�C �[4�& Xr� �A/��@
�0☺%��� �0Q%4�,�� ��5 ���R n[�I0Q0� l��� J3�� �LM�
/H�QW���<7� /HM���I�� /HW�x���Q#�� P �⌧;20� ���
/HW�����=l /C� 79#hRzG P��W-�;��
14 Drs. Yusuf Qardawi, Hukum Zakat : Study Komperatif Mengenai Status
Dan Filsafat Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadist, (Jakarta : PT. Pustaka Mizan,
1996). Cet.4, h. 238
��� �z��I�i |}x!�D �� Xr�n
Artinya ; ‘’ Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian
besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar
memakan harta orang dengan jalan bat il dan mereka menghalang-halangi
(manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan
tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka,
(bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan emas
perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, Lambung
dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu
yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari)
apa yang kamu simpan itu."(QS : At-Taubah : 34-35)
Adapun syarat utama zakat pada emas dan perak adalah mencapai nishab dan
telah berlalu satu tahun (haul). Besar nishab dan jumlah yang wajib dikeluarkan
berbeda-beda. Pertama Nishab Emas adalah 20 Dinar (misqal), lebih kuarang
sama dengan 85 gram emas. Kedua Nishab Perak adalah 200 Dirham, lebih
kurang sama dengan 595 gram perak. Ketiga Nishab Uang, baik uang giral
maupun uang kartal adalah 94 gram emas, masing-masing dikeluarkan zakatnya
sebesar 2,5%.
c. Zakat Perdagangan
Kewajiban zakat perdagangan yang telah memenuhi persyaratan tertentu,
kemudian dikemukakan dalam sebuah hadist riwayat abu dawud dari samrah bin
jundab, ia menyatakan, yang artinya :
1 �� ن2� 0$���Hآن ر�� ل ا� ص0� ا� 0��F وE0� ی)م!نC �*$ان ن5!ج ا
“ Amma ba’du, sesungguhnya rasulullah saw, telah menyuruh kita semua
untuk mengeluarkan sedekah (zakat) pada segala yang kami maksudkan untuk
dijual, (HR. Daruquthni dan Abu Daud :214 (Mukhdzar As-Sunnah,jilid 2 : 175)”
Ada tiga syarat utama kewajiban zakat pada perdagangan yaitu sebagai
bewrikut :
1) Niat berdagang
Niat berdagang atau niat memperjualbelikan komoditas-komoditas tertentu
ini merupakan syarat yang sangat penting
2) Mencapai nishab
Nishab dari zakat harta perdagangan adalah sama dengan nishab dari zakat
emas dan perak, yaitu senilai dua puluh misqal atau dua puluh dinar emas
atau dua ratus dirham perak
3) Telah berlalu waktu satu tahun
4. Hikmah Dan Manfat Zakat
4.1 Urgensi dan Hikmah Zakat
Zakat adalah ibadah maaliyah ijtimaiyyah yang memiliki posisi yang
sangat penting, strategis dan menentukan, baik dari sisi ajaran maupun dari sisi
pembangunan kesejahteraan umat.15
Kewajiban menunaikan zakat dalam Islam tersebut, di dalamnya
terkandung hikmah dan manfaat yang demikian besar dan mulia, baik yang
berkaitan dengan muzakki, mustahiq, harta yang dikeluarkan zakatnya, maupun
bagi masyarakat secara keseluruhan.
Hikmah dan manfaat tersebut, antara lain sebagai berikut :
1. Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah Swt., mensyukuri
nikmat-Nya, menumbuhkan akhlaq mulia dengan memiliki rasa
15
. Yusuf Qardlawi dalam Al-Ibadah fi Al-Islam, 1993 :235).
kepedulian yang tinggi, menghilangkan sifat kikir dan rakus,
menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus mengembangkan dan
mensucikan harta yang dimiliki (perhatikan QS. 9:103; 30:39;
14:7)
2. Karena zakat merupakan hak bagi mustahiq, maka berfungsi
untuk menolong, membantu dan membina mereka, terutama
golongan fakir miskin ke arah kehidupan yang lebih baik dan
sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan layak, dapat beribadah kepada Allah SWT., terhindar dari
bahaya kekufuran sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki dan
hasad yang mungkin timbul dari kalangan mereka, ketika melihat
golongan kaya yang berkecukupan hidupnya.
3. Sebagai pilar amal jama'i antara kelompok aghniya' dengan para
mujahid yang seluruh waktunya dipergunakan untuk berjuang di
jalan Allah SWT., sehingga tidak memiliki waktu yang cukup
untuk berusaha bagi kepentingan nafakah diri dan keluarganya
(perhatikan QS. 2:273).
4. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana
maupun prasarana yang harus dimiliki umat Islam.
5. Untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, karena zakat
tidak akan diterima dari harta yang didapatkan dengan cara yang
batil.
Dorongan berzakat juga memiliki multiple effect yang luas, antara lain :
1. Menambah jumlah muzakki dan munfiq atau mushadiq
2. Melipatgandakan penguasaan asset dan modal di tangan umat Islam
3. Membuka lapangan kerja yang luas.
Zakat turut merangkumi kepentingan dalam bentuk fiskal. Zakat boleh
dianggap teras kepada sistem ekonomi Islam. Malah, kaedah cukai yang
dikenakan dalam sistem ekonomi konvensional adalah mencontohi institusi zakat.
Cukai dipungut dialihkan kembali untuk pembangunan negara dan membiayai
keperluan golongan miskin. Banyak kepentingan zakat yang tidak diketengahkan
untuk penghayatan dan tindakan umat Islam. Kita biasanya hanya diajar tentang
zakat sebagai membersihkan harta. Harta tidak dikeluarkan zakat mengandungi
kekotoran yang menjadi barah merosakkan keseluruhan harta.
Harta adalah sebahagian dari pada ujian kepada manusia. Barang siapa yang
bersyukur, Allah SWT. Akan melipatgandakan karunianya kepada orang itu. Satu
tanda bersyukur ialah membelanjakan harta untuk kebaikan dan berzakat.
Berzakat menjadi elemen pembersihan rohani dan sumber harta,
pendapatan, kewenangan, ekonomi dan sosial. Mereka yang berzakat
mementingkan kualiti hidup berdasarkan kepada tuntutan syarak.
Ketika Muadz bin Jabal diutus Khalifah Umar ke Yaman, ia hanya
menghabiskan waktu sekitar 11 tahun untuk mengubah perekonomian masyarakat
negeri itu sampai pada kesejahteraan. Indikasinya, masyarakat di sana tidak ada
lagi yang berhak menerima zakat.
Ketika ia datang ke Madinah dengan membawa harta zakat, ia sempat
mendapat protes dari Umar r.a. "Aku tidak mengutusmu sebagai penarik zakat
Yaman untuk dibawa ke Madinah." Maka Muadz menjawab, "Aku sudah tidak
lagi mendapati penduduk Yaman yang menjadi mustahik (berhak menerima
zakat)". Di zaman Rasulullah, dana zakat salah satunya diperuntukkan bagi
pengembangan.
B. DISTRIBUSI ZAKAT
1. Pengertian Distribusi
Anda pasti pernah melihat seseorang yang memikul barang tertentu untuk
ditawarkan kepada pembeli, contoh seperti tukang sayur, tukang bakso. Kegiatan
yang dilakukan oleh orang-orang tersebut merupakan kegiatan distribusi.
Distribusi berasal dari bahasa inggris yaitu distribute yang berarti
pembagian atau penyaluran, secara terminology distribusi adalah penyaluran
( pembagian) kepada orang banyak atau beberapa tempat. Pengertian lain
mendefinisikan distribusi sebagai penyaluran barang keperluan sehari-hari oleh
pemerintah kepada pegawai negeri, penduduk, dan sebagainya16.
16. W.H.S. Poerwadaminta,Kamus umum Indonesia,(Jakarta : Balai
Pustaka, 1991), cet. Ke-7, h.269
Distribusi artinya proses yang menunjukkan penyaluran barang dari
produsen sampai ke tangan masyarakat konsumen. Produsen artinya orang yang
melakukan kegiatan produksi. Konsumen artinya orang yang menggunakan atau
memakai barang/jasa dan orang yang melakukan kegiatan distribusi disebut
distributor.
Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan
produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan
konsumen. Dengan demikian kegunaan dari barang dan jasa akan lebih meningkat
setelah dapat dikonsumsi.
Dari apa yang baru saja diuraikan, tampaklah bahwa distribusi turut serta
meningkatkan kegunaan menurut tempatnya (place utility) dan menurut waktunya
(time utility).17
Penyaluran atau distribusi diartikan sebagai hasil penjualan persediaan
kepada pemerintah maupun kepada pasar namun baik untuk tujuan melindungi
golongan berpenghasilan tetap maupun untuk mempengaruhi harga pasar agar
tetap berada dibawah harga tetap ( barang yang telah ditentukan).
Menurut Philip Kotler dalam bukunya “Managemen Pemasaran”
mengatakan bahwa : Distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling
tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa yang
siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Dalam hal ini distribusi dapat diartikan
17
. http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=1&fname=eko102_19.htm
sebagai kegiatan (membagikan, mengirimkan) kepada orang atau kebeberapa
tempat.18 Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahawa distribusi adalah
organisasi yang paling bergantung dalam memasarkan sebuah produk dari
produsen kepada konsumen menjadi sebuah produk yang siap digunakan.
Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan
pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang
dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan
yang diperlukan(jenis, jumlah, harga, dan saat dibutuhkan).
Dengan kata lain distribusi merupakan aktifitas pemasaran yang mampu :
a. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran
yang dapat merealisasikan kegunaan / fasilitas bentuk, tempat, dan
kepemilikan
b. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing chanel flow)
secara fisik dan non fisik.19
2. Ruang Lingkup Distribusi
Ruang lingkup penyaluran zakat harus dibagikan kepada anggota
masyarakat desa atau boleh dipindahkan ke desa lain lebih membutuhkan, jika
disalah satu desa tersebut sudah tidak memerlukan pembagian zakat dalam arti
18. DepDikBud. Kamus Besar Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990),
cet. Ke-3, h.308
19 . Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta : Andi, 2001), cet. Ke-
5, h.185
kata tidak ada yang berhak menerima zakat karena sudah demikian makmur dan
kekayaan yang merata.
Pendapat para ulama tentang ruang lingkup penyaluran zakat terbagi
menjadi 3 macam kriteria :
1 Zakat tidak boleh dipindahkan atau dengan kata lain zakat yang
dikumpulkan dari suatu tempat seharusnya dibagi kepada yang berhak
pada tempat yang sama juga, kecuali jika keadaan darurat
menghendaki, maka boleh dipindah sebahagiaannya
2 Zakat itu boleh dipindahkan. Demikian pendapat yang dianut imam
malik r.a dalam soal ini dalil yang dipakai sandaran oleh pendapat ini
adalah hadist yang diriwayatkan oleh addaaruquthni yang menceritakan
Mu’adz nengatakan kepada penduduk Yaman : beri aku baju atau
pakaian sebagai pengganti jagung dan syiir dalam berzakat.
3 Saham ( hak) fakir miskin dibagi di tempat pengumpulan, sedang
saham –saham yang lain boleh dipindah sesuai dengan kebijakan
pemerintah
3. Macam – Macam Distribusi
1. Distribusi bidang jasa adalah pelayanan langsung kepada pelanggan
tanpa melalui perantara karena jasa dihasilkan dan dikonsumsi pada
saat bersamaan.
2. Distribusi barang konsumsi adalah barang yang langsung digunakan
oleh individu atau anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya,
jadi barang konsumsi terkait langsung dengan kebutuhan yang
diinginkan oleh konsumen. Distribusi barang konsumsi adalah
penyaluran barang-barang hasil industry atau bahan makanan dari
produsen kepada konsumen melalui agen, pengecer lalu ke toko-toko.
3. Distribusi kekayaan adalah kekayaan merupakan bentuk jama’ dari
kata maal, dan kata maal bagi orang arab adalah segala sesuatu yang
diinginkan sekali oleh manusia untuk menyimpan dan memilikinya.20
Dengan demikian maka unta, kambing, sapi, emas, perak dan
sebagainya adalah kekayaan. Menurut ulama hanafiah, kekayaan
adalah segala sesuatu yang dipunyai dan bnisa diambil manfaatnya,
seperti tanah, binatang, dan uang. Kekayaan adalah nilai aset seseorang
di ukur pada satu waktu tertentu.
4. Distribusi pendapatan adalah pendapatan merupakan upaya yang
memiliki pengaruh secara ekonomis. Adapun bentuk – bentuk
distribusi pendapatan sebagai berikut :
a) Baitul maal
Baitul maal merupakan kas Negara yang dikhususkan untuk pemasukan
atau pengeluaran harta yang menjadi hak kaum muslimin.
Mekanisme pemasukan maupun pengeluarannya semua di tentukan oleh
syari’at Islam dan tidak mengikuti pendapatan manusia
20. Ust. Karom al-bustani et. Al-kamus al-munjid, (Beirut : Dar al-Musyriq,
1996), h, 780
b) Pajak
Pajak pada hakikatnya adalah kewajiban yang dibebankan kepada seluruh
kaum muslimin yang memiliki kelebihan harta untuk memenuhi kebutuhan
temporer sebagian masyarakat yang lain. Dengan sifatnya yang temporer maka
pajak hanya berlaku pad saat kas baitul maal kosong dan memang sedang terdapat
kebutuhan pokok yang sangat mendesak.
4. Pendistribusian Zakat
4.1 Pengertian Pendistribusian Zakat
Pendistribusian zakat adalah suatu aktifitas atau kegiatan untuk mengatur
sesuai dengan fungsi manajemen dalam upaya menyalurkan dana zakat yang
diterima dari pihak mujakki kepada mustahiq sehingga tercapai tujuan organisasi
secara efektif.
System pendistribusian zakat dari masa ke masa mengalami perubahan.
Semula lebih banyak disalurkan untuk kegiatan konsumtif tetapi belakangan ini
banyak pemanfaatan dana zakat untuk kegiatan produktif.
Dengan upaya seperti ini dapat diharapkan dapat tumbuh strata dari yang
terendah (mustahiq) ke yang lebih tinggi (muzakki)
4.2 Metode Pendistribusian Dana Zakat Secara Profesional
Salah satu syarat bagi keberhasilan zakat, dalam mencapai tujuan sosial
kemanusiaan adalah dengan cara pendistribusian yang professional yang
didasarkan kepada landasan yang sehat, sehingga zakat tidak salah sasaran.
Dimana orang yang berhak menerimanya tidak mendapatkannya malah diberikan
kepada yang tidak berhak atau berhak tapi memperoleh jumlah zakat yang tidak
mencukupi atau diberikan kepada orang yang kondisi ekonominya lebih baik,
sementara yang kondisi ekonominya kurang baik justru tidak mendapatkanya.
Menurut Yusuf al-Qordhawi dalam bukunya : manajemen zakat
professional ada beberapa cara untuk mendistribusikan dana zakat secara
profesinal yaitu :
1. Pola Pendistribusian Produktif
Pola pendistribusian produktif adalah adalah pola penyaluran dana zakat
kepada mustahiq yang ada dipinjamkan oleh amil untuk kepentingan aktifitas
suatu usaha / bisnis.
Pola penyaluran secara produktif (pemberdayaan) adalah penyaluran zakat
dan lainnya disertai target merubah kedaan penerima(lebih dikhususkan kepada
mustahiq / golongan fakir miskin)dari kondisi kategori mustahiq menjadi kategori
mujakki.
Model ini pernah dikembangkan oleh Nabi, yaitu beliau pernah
memberikan zakat kepada seorang fakir sebanyak dua dirham untuk makan dan
satu dirham untuk pembelian kapak sebagai alat untuk bekerja supaya hidupnya
tidak tergantung pada orang lain lagi.(syechul hadi pramono, 1995:52)khalifah
umar juga pernah menyerahkan zakat berupa 3 ekor unta sekaligus kepada salah
seorang mustahiq yang sudah rutin meminta zakat padanya. Pada saat
penyerahannya, khalifah berharap orang tersebut tidak datang lagi sebagai
penerima zakat tetapi sebagai pembayar zakat.
2. Pendistribusian Secara Lokal
adalah bahwa para mustahik di masing-masing wilayah lebih
diprioritaskan daripada mustahik di wilayah lain, sebagaimana yang kita kenal
dengan konsep otonomi daerah. Masing-masing daerah atau sejumlah daerah yang
berdampingan lebih diprioritaskan untuk mendapatkan zakat orang-orang kaya
setempat melalui lembaga-lembaga amil zakat, unit pengelola zakat didaerah
dimana masyarakat itu tinggal. Disetiap negeri Islam dapat mengikuti cara seperti
ini, dimulai dari unit yang terkecil kemudian ke unit yang lebih besar.
Pendistribusian dana zakat yang lebih dari lembaga zakat tingkat propinsi
dikirimkan ke lembaga zakat pusat untuk membantu propinsi lain yang perolehan
zakatnya kurang, atau kaum fakir dan orang-orang yang membutuhkannya
disbanding propinsi lain. Itulah petunjuk Islam dalam membelanjakan perolehan
zakat dan itulah konsepnya yang arip dan bijaksana, yang sejalan dengan konsep
manajemen dan politik keuangan yang paling maju / modern di zaman kita
sekarang.
3. Pendistribusian Yang Adil Terhadap Semua Golongan
adalah adil terhadap semua golongan yang telah dijanjikan sebagai
mustahiqin oleh Allah dan Rasul-nya dan adil diantara semua individu dalam satu
golongan mustahiqin. Yang kami maksudkan bukan menyamaratakan antara
golongan-golongan maustahik atau individu dalam setiap golongan itu, melainkan
keadilan yang memperhatikan dan mempertimbangkan hak, besarnya kebutuhan,
dan kemaslahatan Islam yang tertinggi.
5. Tujuan Dan Sasaran Distribusi Zakat
5.1 Tujuan Distribusi Zakat
Pokok yang paling utama dalam menentukan distribusi zakat adalah
keadilan dan kasih sayang. Maka tujuan distribusi zakat terbagi dalam dua
macam yaitu :
a. Agar kekayaan tidak terpusat kepada sebagian kecil masyarakat,
akan tetapi terus menerus beredar dalam masyarakat
b. Berbagai faktor produksi bersumber dari kekayaan nasional harus
dibagi secara adil kepada masyarakat.
Pendistribusian dana zakat berfungsi mengecilkan jurang perbedaan antara
kaya dan miskin karena bagian harta kekayaan sikaya membantu dan
menumbuhkan kehidupan ekonomi yang miskin, sehingga keadaan ekonomi
si miskin dapat diperbaiki.21 Sedangkan menurut syauqi ismail syahhatih dalam
bukunya al- Zakat, bahwa zakat berfungsi sebagai sarana jaminan sosial dan
persatuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu, dan
memberantas kemiskinan umat manusia, dalam hal ini zakat merupakan bukti
kepedulian sosial dan kesetiakawanan nasionalis.22
5.2 Sasaran Distribusi Zakat
Pada awal sejarah pertumbuhan Islam di mekkah, orang-orang yang
berhak menerima zakat adalah orang-orang miskin saja.23 Setelah tahun ke 9 H
Allah SWT menurunkan ayat 60 surat At-Taubah di madinah ayat tersebut
menjelaskan tentang orang-orang yang berhak menerima zakat.
Menurut undang-undang nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat
(bab v pasal 16 ayat 2) menjelaskan bahwa selam delapan asnaf yang telah
disebutkannya juga meliputi orang-orang yang tidak bedaya secara ekonomi,
seperti anak yatim, orang jompo, penyandang cacat, orang yang menuntut ilmu,
21 Rahman Ritonga dan Zainudin, Fiqh Ibadah, ( Jakarta : Gaya Media
Pratama, 1997),h.200-201
22 Syauqi Ismail Syahhatih, Prinsip Zakat Dalam Dunia Modern. Alih
bahasa. Ansari uma,( Jakarta : Pustaka Dian), h. 9
23 Rahman Ritonga dan Zainudin,op.cit.,h. 200-201
pondok pesantern, anak-anak yang terlantar orang terlilit hutang, pengungsi
terlantar dan korban bencana alam.24
Berikut ayat yang menjelaskan tentang yang berhak menerima zakat
( mustahik ). Allah berfirman dalam surat At-taubah ayat 60 yang berbunyi :
w �0☺ZR�$ #�2�-0Top&��
�����"�$#h�,�& �567 2890☺%&���
�5s���☺20W%&��� �LM/]�,��
�L⌧hS&⌧��☺%&��� /HM���W,W-
��5� )V��-r�"&��
�56��r"2�%&��� ��5� ��;�<0�
{��� �5%��� ��;�<99&�� P
IL=v@r"�� |~�b� {��� �����
[4�,�� v[;7<0O X�)�
60. Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan
untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana ( QS. At-
TAubah : 60 )
Dari ayat diatas menjelaskan bahwa yang berhak menerima zakat adalah :
a. Golongan Fakir
Golongan yang memiliki haarta namun kebutuhan hidup mereka lebih
banyak dibandinghkan harta mereka miliki, atau orang-orang yang sehat dan jujur
tetapi tidak mempunyai pekerjaan sehingga tidak mempunyai penghasilan.
Fakir berarti oarng sama sekali tidak mempunyai pekerjaan atau
24 Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam DEPAG RI,
Peradilan agama, tahun 2001, h. 455
mempunyai pekerjaan akan tetapi penghasilannya sangat kecil, sehingga tidak
cukup untuk memenuhi sebagian dari kebutuhannya.
b. Golongan miskin
Golongan orang yang memiliki harta untuk memenuhi kebutuhan hidup
namun tidak memenuhi standar atau orang yang lemah dan tidak berdaya ( cacat)
karena berusia lanjut, sakit atau karena akibat peperangan, baik yang mampu
bekerja maupun tidak tetapi memperoleh penghasilan yang memadai untuk
menjamin kebutuhan sendiri dan keluarganya.
c. Golongan Amil Zakat
Golongan amil adalah para pekerja yang telah diserahi tugas oleh
penguasa atau penggantinya untuk mengambil harta zakat dari wajib zakat,
mengumpulkan, menjaga dan menyalurkannya.
Dengan kata lain amil adalah badan / lembaga yang mengurus dan
mengelola zakat, terdiri dari orang-orang yang diangkat oleh pemerintah atau
masyarakat yang mendapat seperdelapan dari seluruh zakat yang terkumpul untuk
dipergunakan sebagai biaya operasional, administrasi dan honor/ gaji bago
anggota team.
d. Golongan muallaf al-Qulub
Menurut mastud zuhdi berpendapat, mengatakan bahwa muallaf adalah
orang menghadapi problem keluarga atau pekerjaan atau tempat tinggal akibat
kepindahannya ke agama Islam maka mereka berhak menerima zakat. Adapun
orang yang tidak mengalami problem adapun ketika masuknya ke agama Islam
maka mereka tidak berhak menerima zakat.
e. Golongan riqab
Riqab artinya hamba sahaya. Bagian ini diberikan untuk memerdekakan
budak, atau dalam rangka membantu memerdekakannya sejalan dengan
perkembangan zaman, budak dalam arti harfiah seperti masa pra Islam mungkin
sudah tidak lagi, tetapi perbudakan dalam bentuk lain masih banyak. Misalnya
masyarakat Islam yang tertindas baik oleh penjajah atau dominasi golongan lain.
f. Golongan gharim
Gharim adalah oarng berhutang bukan keperluan maksiat, seperti hutang
untuk menafkahi dirinya, anak-anak dan istrinya serta hamba sahaya miliknya.
Termasuk juga hutang untuk menjalanakan perintah Allah SWT seperti haji,
umrah dan hutang untuk menunaikan dioyat atau pembiayaan perkawinan.
g. Golongan fisabilillah
Sabilillah adalah saran untuk menuju keridhoan Allah dalam semua
kepentingan keagamaan, untuk menegakan agama dan Negara, bukan untuk
keperluan pribadi. Kata fisabilillah memiliki arti luas pengertiannya bisa berubah
sesuai waktu dan kebiasaan. Fisabilillah meliputi banyak perbuatan, meliputi
berbagai bidang perjuangan dan amal ibadah, baik agama, pendidikan, ilmu
pengetahuan, budaya, kesenian, termasuk mendirikan rumah sakit, pengiriman
da’i. Untuk kepentingan keagamaan istilahnya adalah “jihad”. Jihad itu tidak
hanya dengan pedang, namun bisa dengan lisan , dengan pemikiran, pendidikan,
dengan pena, buku, sosial, ekonomi, politik dan pertahanan keamanan. Jadi segala
usaha yang berhubungan dengan kejayaan Islam itu disebut dengan Fisabilillah.25
25 . Sjechul Hadi Permono, op. cit. H.36
h. Golongan Ibnu Sabil
Yang dimaksud ibnu sabil adalah musafir, orang yang bepergian jauh,
yang kehabisan bekal. Pada saat itu ia sangat membutuhkan belanja bagi
keperluan hidupnya. Ia berhak mendapatkan bagian zakat sekedar keprluan yang
dibutuhkan sebagai bekal dalam perjalanannya sampai tempat yang ia tuju.
Sesuai dengan perkembangan zaman, dana zakat ibnu sabil dapat
disalurkan antara lain untuk keperluan beasiswa bagi pelajar, mahasiswa yang
kurang mampu, penyediaan bagi pemondokan yang murah bagi musafir muslim
atau asrama pelajar dan mahasiswa.
C. KONSEP PEMBERDAYAAN
1. Pengertian Pemberdayaan
Kata pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah bahasa inggris yaitu
empowerment yang berasal dari kata dasar power yang berarti kemampuan
berbuat, mencapai, melakukan atau memungkinkan. Awalan em berasal dari
bahasa latin dan yunani, yang berarti di dalamnya, karena itu pemberdayaan dapat
berarti kekuatan dalam diri manusia, suatu sumber kreatifitas.26 Dan menurut
bahasa,”Pemberdayaan” berasal dari kata” Daya” yang berarti tenaga atau
kekuatan. Jadi, pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya masyarakat
dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi
yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkan.27 Dalam Kamus Umum
26. Lili bariadi,dkk, Zakat dan Kewirausaha , (Jakarta : Centre For
Entrepreneurship Development,2005), h.53
27. Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi,(Yogyakarta : BPFE,2002),cet.
Ke-1,h.26
Bahasa Indonesia kata pemberdayaan bisa diartikan sebagai upaya
pendayagunaan, pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang
memuaskan( Badudu Zein, 318).
Selain itu pemberdayaan atau pengembangan juga berarti menciptakan
kondisi hingga semua orang ( yang lemah ) dapat menyumbang kemampuannya
secara maksimal untuk merncapai tujuannya, kartasasmita menyatakan bahwa
keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu bersenyawa
dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan.
Memberdayakan Wirausaha adalah upaya untuk meningkatan harkat dan martabat
lapisan masyarakat banyak yang dalam kondisi saat ini tidak mampu melepaskan
diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain
memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. (Bambang
Rudito, 133)
Menurut Dr. Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba’ly, pemberdayaan dalam
kaitannya dengan penyampaian kepemilikan harta zakat kepada mereka yang
berhak terbagi dalam empat bagian28, yaitu sebagai berikut:
1. Pemberdayaan sebagian dari kelompok yang berhak akan harta zakat,
misalnya fakir miskin, yaitu dengan memberikan harta zakat kepada
mereka sehingga dapat mencukupi dan memenuhi kebutuhan mereka.
28
. http://ukasbaik.wordpress.com/2007/11/28/zakat-dan-upaya-pengentasan-
kemiskinan-di-indonesia/: 17-4-2008
Selain itu, dengan memberikan modal kepada mereka yang memiliki
keahlian tetapi menghadapi kendala berupa keterbatasan modal. Baik fakir
miskin maupun mereka yang memiliki keahlian, kepada mereka diberikan
harta zakat untuk memberdayakan mereka sehingga mereka dapat
memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Tentang hal ini, Imam Nawawy
mengatakan di dalam bukunya al-Majmû’ dari perkataan jumhur mazhab
Syafi’i: Mereka mengatakan bahwa sesuai dengan kebiasaan, orang yang
mempunyai profesi tertentu diberikan sesuatu dari harta zakat, dengan
maksud agar mereka menggunkannya untuk membeli alat-alat yang
mendukung profesionalismenya, baik sedikit maupun banyak. Dengan
demikian, mereka mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pemberian
ini berbeda-beda sesuai dengan profesi, serta kebutuhan masing-masing
individu.
2. Memberdayakan kaum fakir, yakni dengan memberikan sejumlah harta
untuk memenuhi kebutuhan hidup serta memberdayakan mereka yang
tidak memiliki keahlian apapun. Terkait hal tersebut, almarhum Syaikh
Syams al-Dîn al-Ramly mengatakan:
Jika para fakir miskin belum mendapatkan pekerjaan sebagai penunjang
hidup mereka, baik dengan profesi maupun berdagang, mereka diberikan bagian
dari zakat secukupnya sesuai kebutuhan hidup di negara mereka tinggal dan
selama mereka hidup. Karena maksud dari pemberian tersebut hanyalah untuk
memenuhi kebutuhan mereka yang belum terpenuhi. Jika umur mereka berlanjut,
zakat diberikan tahun demi tahun. Akan tetapi tidak bukan berarti memberikan
mereka seperti gaji dari hasil kerja, melainkan memberikan mereka sejumlah uang
yang dapat digunakan untuk membeli rumah, yang kemudian mereka gunakan
sebagai temapt bekerja, yang akhirnya dapat terlepas dari ketergantungan terhadap
zakat.
Sedangkan menurut Imam Ahmad, senada dengan pendapat jumhur
Syafi’i, menyatakan bahwa fakir miskin boleh mengambil sesuai kebutuhan dari
harta zakat secara terus menerus, baik untuk perdagangan maupun alat-alat yang
mendukung profesi mereka.29 Di dalam kitab lain disebutkan bahwa mereka yang
memiliki profesi diberikan sejumlah harta dari zakat sesuai kebutuhan untuk
membeli alat-alat pendukung profesi tersebut. Mereka yang berdagang diberikan
modal usaha. Sedangkan yang selain dua tersebut di atas, adalah fakir miskin.
Kepada mereka diberikan sejumlah harta untuk menutupi kebutuhan hidup yang
belum terpenuhi.
4. Pemberdayaan sebagian kelompok yang berhak akan harta zakat, yang
memiliki penghasilan baru dengan ketidakmampuan mereka. Mereka itu
adalah pegawai zakat dan para muallaf.
5. Pemberdayaan sebagian kelompok yang berhak akan harta zakat untuk
mewujudkan arti dan maksud zakat sebenarnya selain yang telah
disebutkan di atas. Di antaranya adalah hamba sahaya, mereka yang di
jalan Allah swt., ibnu sabil, dan memilik banyak utang. Kepada mereka
29
. http://ukasbaik.wordpress.com/2007/11/28/zakat-dan-upaya-pengentasan-
kemiskinan-di-indonesia/: 17-4-2008
diberikan harta zakat dengan pengawasan dan harus sesuai dengan tujuan
diberikannya zakat. Jika mereka menggunakannya kepada selainj tujuan
tersebut kemudian mendapat keuntungan, maka semua harta zakat dan
keuntungan tersebut wajib dikembalikan30.
2. Tujuan Pemberdayaan
Zakat memiliki potensi untuk memberdayakan masyarakat miskin melalui
beberapa saluran, antara lain:
1) Pengentasan Kemiskinan. Alokasi zakat secara spesifik telah ditentukan oleh
syariat Islam dalam Al-Quran QS: At-Taubah : ayat 60 yang berbunyi :
w �0☺ZR�$ #�2�-0Top&��
�����"�$#h�,�&
�567 2890☺%&���
�5s���☺20W%&��� �LM/]�,��
�L⌧hS&⌧��☺%&��� /HM���W,W-
��5� )V��-r�"&��
�56��r"2�%&��� ��5�
��;�<0� {��� �5%���
��;�<99&�� P IL=v@r"�� |~�b�
30
. http://ukasbaik.wordpress.com/2007/11/28/zakat-dan-upaya-pengentasan-
kemiskinan-di-indonesia/: 17-4-2008
{��� ����� [4�,�� v[;7<0O
X�)�
Artinya : “ sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, pengurus-pengurus zakat (amilin), para mu’allaf yang dibujuk
hatinya, untuk(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang untuk jalan
Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan sebagai sesuatau
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi maha
bijaksana.(QS: At-Taubah : 60)
Dimana zakat hanya diperuntukkan bagi 8 golongan saja (ashnaf) yaitu: orang-orang
fakir, miskin, amil zakat, mu’allaf, budak, orang-orang yang berhutang, jihad fi sabilillah,
dan ibnu sabil. Jumhur ulama sepakat bahwa selain kelompok ini, haram menerima zakat.
Dengan demikian, zakat secara inherent bersifat pro-poor dan self-targeted.
2) Perbaikan Distribusi Pendapatan. Zakat hanya diambil dari orang kaya dan
diberikan hanya kepada orang miskin. Dengan demikian, zakat mendistribusikan
kekayaan dari orang kaya ke orang miskin di dalam perekonomian, sehingga
memperbaiki distribusi pendapatan. Distribusi pendapatan dapat mengambil dua
bentuk: (i) distribusi fungsional yang merujuk pada distribusi faktor produksi; (ii)
distribusi kekayaan melalui transfer payments.
3) Penciptaan Lapangan Kerja. Islam mendorong penciptaan lapangan kerja dengan
memfasilitasi kerjasama bisnis (partnership) melalui pelarangan riba dan
penerapan zakat. Financial resources dilarang menerima fixed rent dan financial
resources yang menganggur akan terkena penalti zakat.
4) Jaring Pengaman Sosial. Dalam Islam, perlindungan sosial kepada kelompok
miskin adalah berlapis-lapis.
4.3) Perlindungan pertama berasal dari keluarga dan kerabat dekat. Al-Qur’an
QS: Al-Baqarah : 233 yang berbunyi :
=> +���=vW� �_�����
�0��������C =>� \4��&/���
�JOS& ���������C �����
������%&�� ����� 0��&��
Artinya : “Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga
seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian
4.3) Perlindungan kedua datang dari kaum muslim secara kolektif . Al-Qur’an
QS Ad-Dzariyat :19 yang berbunyi :
g��5� /H�Q�&��%� *s0O
��'��99,�j& �t"�LR�t���
Xuv�
Artinya : “ Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan
orang miskin yang tidak mendapat bahagian”(QS :Ad-Dzariyat : 19)
4.3) Dan perlindungan terakhir datang dari negara melalui dana zakat . Al-
Qur’an QS:At-Taubah :60.31
Yang berbunyi :
w �0☺ZR�$ #�2�-0Top&��
�����"�$#h�,�& �567 2890☺%&���
�5s���☺20W%&��� �LM/]�,��
�L⌧hS&⌧��☺%&��� /HM���W,W-
��5� )V��-r�"&��
�56��r"2�%&��� ��5� ��;�<0�
31 Yusuf Wibisono Makalah disampaikan pada Focus Group Discussion
BAZNAS – Dompet Dhuafa “Tolok Ukur dan Strategi Mengefektifkan Impact
Pemberdayaan Zakat Menuju Sistem Ekonomi Berkeadilan”, Jakarta, 14 Maret
2007.
{��� �5%��� ��;�<99&�� P
IL=v@r"�� |~�b� {��� �����
[4�,�� v[;7<0O X�)�
Artinya : “ sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, pengurus-pengurus zakat (amilin), para mu’allaf yang dibujuk
hatinya, untuk(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang untuk jalan
Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan sebagai sesuatau
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi maha
bijaksana.(QS: At-Taubah : 60)
D. EKONOMI UMAT
1. Pengertian Ekonomi Umat
Pengertian ekonomi umat muncul sebagai akibat dari terjadinya
kesenjangan sosial ekonomi dalam masyarakat. Kesenjangan ini
merupakan hasil dari pemilikan aset-aset ekonomi berupa sumber daya
produksi dan produktifitas yang tertimpang antara pelaku ekonomi yang
kuat dan pelaku ekonomi yang lemah.
Ekonomi adalah kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi barang-
barang material dan jasa-jasa. Dalam konteks Indonesia yang 87% penduduknya
beragama Islam, “ekonomi umat” dapat disebut identik dengan “ekonomi rakyat”.
Maka ekonomi umat adalah kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi yang
dilakukan oleh”orang kecil”(le pepit people).32
32. M. Dawam Rahardjo, Islam Dan Transformasi Sosial-Ekonomi; ( Jakarta
: LSAF, 1999), Cet. ke-1,h.397)
Disatu sisi, sebagian besar umat hanya memiliki faktor-faktor
produksi terbatas sehingga menghasilkan produktifitas yang rendah.
Sementara di pihak lain, segelintir pelaku ekonomi kuat, maju dan
berkembang menguasai berbagai faktor ekonomi. Situasi inilah yang
melahirkan dikotomi antara pelaku ekonomi yang kuat dengan pelaku
ekonomi lemah, yang akhirnya dikonotasikan dengan ekonomi rakyat.
Ekonomi rakyat pada hakikatnya merupakan pandangan istilah
ekonomi rakyat yang berarti perekonomian yang diselenggarakan oleh
rakyat adalah usaha ekonomi yang menjadi sumber penghasilan keluarga
atau orang perorangan.
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi
tentang ekonomi umat ini, antara lain :
a. Gunawan Sumodininggrat mendefinisikan ekonomi umat adalah segala
kegiatan dan upaya rakyat untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya
(basic needs), yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan.33
b. M. Dawam Rahardjo mendefinisikan ekonomi umat adalah partisipatif
yang memberikan akses fair dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat
dalam proses produksi, distribusi, dan konsumsi tanpa harus
mengorbankan fungsi sumber daya alam dan lingkungan sebagai system
33. Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat Dan Jaringan
Pengaman Sosial (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999), cet. Ke-1, h. 69
pendukung kepada umat secara berkelanjutan.34
H. s. Dillon, seorang pengamat ekonomi menjelaskan bahwa ekonomi
kerakyatan adalah suatu ssistem ekonomi yang memihak kepada kepentingan
ekonomi sebagian besar rakyat secara manusiawi, adil dan demokratis.
Kepentingan ekonomi sebagian besar rakyat ini terdapat dalam kehidupan
ekonomi manusia, petani, nelayan, buruh, pedagang kecil, dan para
pengangguran. Ini yang merupakana realitas yang sesungguhnya ekonomi
rakyat35.
2. Tujuan Ekonomi Ummat
Tujuan ekonomi ummat dapat mengemukakan beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pengembangan strategi pemberdayaan ekonomi
ummat, yaitu :36
a. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia merupakan masalah yang substansial dalam
pengembangan ekonomi rakyat. Betapa pun melimpahnya sumber daya
alam suatu negara, tanpa sumber daya manusia ( SDM ) yang cakap untuk
mengelolanya, maka kekayaan alamnya tidak akan banyak artinya bagi
34 . Baihaqi Abdul Majid dan Syarifudin A. Rasyad (ed), Paradigma Baru
Ekonomi Kerakyatan ; System Syariah Perjalanan Gagasan BMT di Indonesia,
(Jakarta : PINBUK, 2001), cet. Ke-1, h. 34)
35 . M. Azwir Dainy Tara, Strategi Membangun Ekonomi Rakyat, (Jakarta :
Nusa Madani, 2001), cet,. Ke-1, h. 4
36. M. Azwir Dainy Tara, Strategi Membangun Ekonomi
Ummat,op,cit.,h.123
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya, meskipun sumber
daya alam tidak menguntungkan, kalau sumber daya manusianya
berkualitas dan hebat, maka mereka dapat membangun negaranya menjadi
pilar kekuatan ekonomi dunia.
b. Memperkuat Jalinan Kerjasama Dan Kemitraan Antar Usaha Kecil
dan Menengah (UKM) Dengan Pengusaha Besar
Kerjasama antara usaha kecil menengah ( UKM ) adalah yang
perlu dijalin. Adanya kerjasama ini akan memperkuat posisi mereka
dalam percaturan ekonomi dan memperkuat posisi transaksi mereka. Di
sisi lain, usaha kecil menengah (UKM) perlu juga membangun kemitraan
dengan pengusaha besar. Ini penting unutk mengatasi kesenjangan
pemilikan aset ekonomi. Adanya kemitraan ini akan menjadi jembatan
antara pengusaha kecil dan pengusaha besar, sehingga tidak terjadi saling
curiga dan rasa cemburu.
c. Pengembangan Industri Rakyat
Untuk memberdayakan ekonomi ummat, pemerintah dapat
mengarahkan langkah strategis di bidang perindustrian dengan
mengembangkan indsutri-industri rakyat yang terkait dengan industri
besar. Industri-industri kecil dan menengah yang kuat menjadi tulang
punggung industri nasional. Dalam realisasinya, proses industrialisasi
harus mengarah ke daerah pedesaan dengan memanfaatkan potensi
setempat yang umumnya agroindustri
d. Pemberian Peluang Terhadap Aset Produksi
Di antara bermacam-macam aset produksi, yang paling mendasar
adalah akses dana (modal ). Tersedianya injeksi dana yang memadai dapat
menciptakan pembentukan modal bagi usaha rakyat. Oleh karena itu,
pemerintah perlu menyelaraskan ucapan dan tindakan untuk
memberdayakan ekonomi ummat dengan mempermudah kepada Usaha
Kecil Menengah ( UKM ) untuk memperoleh tambahan modal bagi
peningkatan usaha mereka.
e. Kebijakan Ketenagakerjaan
Dalam hal ini, pemerintah hendaknya mendorong tumbuhnya
tenaga kerja mandiri sebagai cikal bakal lapisan wirausaha baru yang
berkembang menjadi wirausaha kecil menengah yang kuat, tangguh dan
saling menunjang. Jadi pemerintah tidak hanya mampu menyediakan
lapangan kerja. Lebih jauh dari itu, pemerintah hendaknya mampu
mengubah image dan orientasi masyarakat dari pencari kerja menjadi
wirausahawan yang menciptakan lapangan kerja.
f. Pemerataan Pembangunan Anta Daerah
Pemerataan pembangunan setidaknya dapat menghambat laju
urbanisasi. Ini akan memberi gairah kepada masyarakat daerah untuk
mengembangkan potensi daerah yang mereka miliki. Pembanguna daerah
ditujukan sepenuhnya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
setempat dalam mendayagunakan sumber daya yang ada di lingkungan
sekitarnya. Pada akhirnya, pembangunan daerah akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan.
Sesuai dengan uraian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
sasaran atau golongan penerima zakat mengalami reinterpretasipemaknaan sesuai
dengan ayat 60 surat At-Taubah yang mempunyai redaksi Li dan Fi yaitu
golongan yang empat yaitu fakir, miskin, amil zakat dan muallaf dalam keadaan
apapun berhak menerima zakat, sedangkan empat golongan yang lain yaitu,
Riqob, Gharimin, Fisabilillah dan ibnu sabil boleh jadi tidak karena disesuaikan
dengan keadaan, seperti Indonesia tidak ada perbudakan dan untuk bagian riqob
dialihkan untuk yang lain seperti, bencana alam, panti jompo, Bantuan Modal
Usaha, Sumbangan Yayasan / Pesantren dan sebagainya, sehingga dana zakat,
infaq dan shadaqah dapat dimanfaatkan dan didayagunakan sebaik-baiknya.
BAB III
GAMBARAN UMUM BAZDA KAB. KARAWANG
A. Sejarah berdirinya BAZDA Kab. Karawang
BAZDA adalah singkatan Badan Amil Zakat Daerah yang dibentuk oleh
pemerintah tingkat Kabupaten berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Karawang nomor 1 Tahun 2001, Tanggal 4 Oktober 2004, BAZDA lahir sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat perlu
menetapkan Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Karawang 2004-2007 atas usul
Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Karawang.37
Landasan Syari’ah Islam yang tercakup dalam Al-Quran dan Al Hadist
a) Al Quran Surat At-Taubah ayat 103 yang artinya :
“ Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat kamu membersihkan dan mensucikan mereka. Sesungguhnya doa kamu menjadi
ketentraman jiwa mereka. Dan allah Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
b) Hadis Nabi SAW yang di Riwayatkan oleh Jama’ah Ahli Hadist dan HR.
Ahmad dan Muslim, yang artinya :
“ Tatkala Rasulullah SAW mengutus Mu’adz ke yaman, beliau
memerintahkan kepada Mu’adz “ beritahukanlah pada mereka, sesungguhnya
Allah telah mewajibkan pada mereka sedekah ( zakat ) yang diambil dari orang –
orang fakir dikalangan mereka.” ( Jamaah Ahli Hadist ). “ Seseorang yang
menyimpan hartanya, tidak dikeluarkan zakatnya akan dibakar dalam neraka
37. Profil BAZ Karawang
jahanam, baginya dibuatkan seterika dari api neraka kemudian diseterikakan ke
badannya ( HR. AHMAD dan MUSLIM ).
Lahirnya BAZ Kabupaten Karawang diharapkan menjadi modal bagi
pengelola lembaga zakat yang dapat mengemban amanah baik muzakki, terlebih
lagi dari mustahiq yang menggantungkan harapannya pada dana ZIS, sesuai
dengan azas yang dimiliki oleh BAZ Kabupaten Karawang dalam mengelola dana
ZIS masyarakat, yaitu moral yang amanah, manajemen yang transparan dan
professional, serta pengembangan yang kreatif dan inovatif
B. Landasan Hukum BAZDA Kabupaten Karawang
Landasan hukum berdirinya BAZDA Kabupaten Karawang yang terdiri
dari :
1. UU RI. Nomor. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolan Zakat
2. Kepeutusan Menteri Agama RI Nomor. 373/2003 tentang pelaksanaan UU
RI. Nomor. 38 Tahun 1999
3. Keputusan Dirjen BIMAS Islam dan Urusan Haji Nomor. d/ 291 Tahun
2000 tentang teknis pengelolaan zakat
4. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Karawang Nomor 10/2002 tentang
pengelolaan ZIS
5. Keputusan Bupati Karawang Nomor. 415-12.05/Kep. 532-HUK/2004
tentang pembentukan BAZ Karawang 2004-2007.38
C. Dasar Pembentukan BAZDA Kab. Karawang
a. Pembentukan BAZ ini memiliki dasar pijakan secara filosofis dan syar’I.
kita mengetahui bahwa zakat merupakan perintah Allah SWT yang
memiliki dimensi ganda, spiritual dan material.
b. Selain itu zakatpun memiliki dimensi sosial yang berarti bahwa
pemenuhan kebutuhan material, tidak selalu berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan individu semata tetapi harus memiliki dampak secara sosial.
Dalam dimensi sosial, harta hasil zakat harus difokuskan pada
peningkatan derajat pendidikan dan kesehatan ummat serta menaikan
martabat dan kemuliaan hidup mereka. Cakupan dimensi yang hendak
diraih bersifat luas dan menyeluruh, menyangkut berbagai aspek pada
level individu.
D. Visi Dan Misi Badan Amil Zakat Kabupaten Karawang
1. Visi
2 Profil BAZ, “Risalah Tazkiah “ edisi 02/Mei/2006/Robiul Tsani 1427 H, hal.
7
Visi dari BAZ Kabupaten Karawang yaitu : “ Menjadi Pengelola Yang
Baik Dan Dipercaya “ yang memiliki peran dan posisi yang sangat srategis di
dalam upaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
secara keseluruhan, melalui pengelolaan zakat Kabupaten Karawang yang
amanah, professional, efesien dan efektif, berdasarklan syari’at Islam dan aturan
perundang – undangan yang berlaku.39
2. Misi
Misi yang diemban oleh BAZ Kabupaten Karawang yaitu :
a) Meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat
b) Meningkatkan pendayagunaan hasil zakat, infaq, dan shodaqoh
c) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga berubah dari mustahiq
menjadi muzakki
d) Mengembangkan budaya “memberi lebih baik daripada meminta
e) Mengembangkan manajemen pengelolaan yang amanah, professional dan
transparan
3. Tugas Pokok BAZ Kabupaten Karawang
Tugas pokok BAZ Kabupaten Karawang adalah merealisasikan Misi BAZ
kabupaten Karawang yaitu :
a. Meningkatkan kesadaran ummat untuk berzakat
39 Profil BAZ Kabupaten Karawang
b. Mengarahkan masyarakat mencapai kesejahteraan baik fisik maupun non
fisik melalui pendayagunaan zakat
c. Meningkatkan status mustahiq menjadi muzakki melalui pemulihan,
peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan ekonomi masyarakat.
d. Mengembangkan budaya “ Memberi Lebih Baik Dari Menerima “ di
kalangan mustahiq.
e. Mengembangkan manajemen yang amanah, professional dan transparan
dalam mengelola zakat.
f. Menjangkau muzakki dan mustahiq seluas – luasnya.
g. Memperkuat jaringan antar organisasi pengelola zakat
E. Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Kabupaten Karawang40
40 Profil BAZDA Kab. Karawang
STRUKTUR ORGANISASI BADAN AMIL ZAKAT
KABUPATEN KARAWANG
Dewan
Pertimbangan
Badan
Pelaksana
Komisi
Pengawas
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Wk.Sekretaris
Anggota
5 Orang
Ketua
Wkl.Ketua I
Wkl.Ketua II
Ketua
Wkl. Ketua
Sekretaris
Wkl. Sekretaris
Anggota
5 Orang
Bendahara
Sekretaris
Wkl.sekretaris I
Wkl.sekretaris II
Kepala Seksi
Pengumpulan Kepala sekasi
Pendistribusian
Kepala Seksi
Pendayagunaan
Kepala Seksi
Pengembangan
UPZ - UPZ Staf - staf Staf - staf Staf - staf
Muzakki Mustahiq Mustahiq Motivator
Dewan Pertimbangan
Ketua : Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten
Karawang
Wakil ketua I : Drs. H. E. Tadjudin Noor
Wakil ketua II : Kepala Bagian Kesra Setda Kabupaten Karawang
Sekretaris : Drs. H. Tadjudin Nur, M. PdI
Anggota : 1. K.H. Bayhaqi
2. K.H. Moh. Abbas
3. Drs. H. Sya’bani Ar, MM
4. H. Zuhdi Saleh, BA
1. Komisi pengawasan
Ketua : H. Moh. Toha Rahman, BA
Sekretaris : H. A. Ghojali, SH
Anggota : 1. Drs. H. Kurnia Adam
2. H. Zaenal Arifin, M.PdI
3. H. Fadly Syaf, BA
2. Badan pelaksana
Ketua umum : Drs. H. Santa Setiawijaya
Wakil ketua : H. Johan Syah, SH
Sekretaris : H. Slamet Imam Santoso, BA
Wakil sekretaris : Drs. H. Wirmo
Bendahara : Hj. Ani Suhayani
Wakil bendahara : Hj. Endah Saodah, SH
3. Seksi pengumpulan : 1. Drs. H. Momon Kusmawinata
2. Drs.H. Asep Nazarudin, MA
3. H. Ahmad Syah, SH
4. H. Muhammad Yani.SH
5. Drs. H. Ucu Syaechu
4. Seksi Pendistribusian : 1. Drs. H. Masykur HM, MM
2. H.Suradi Hs, BA
3. Dra.Hj. Siwarti
5. Seksi Pendayagunaan : 1. Tatang, SE
2. Drs. H. Muhyidien, MM
3. Drs. H. Maman Rahman
6. Seksi Pengembangan : 1. Drs. H. Yono Waryono
2. Drs. H. Ujang Sidik, M.Pdi
3. H. Abdul Kosim, Lc
4. Drs. Acep Kusnadi, M.Pdi
F. Program Kerja Badan Amil Zakat Kabupaten Karawang Periode
2007 -2010
1 Bidang Organisasi
a. Melaksanakan / mengikutsertakan pengurus / tenaga pelaksana dalam
kegiatan pelatihan baik di tingkat propinsi ataupun nasional
b. Mendorong BAZ tingkat kecamatan untuk menata kembali pengurus dan
tata kerjanya, termasuk UPZ-UPZ Dinas / Lembaga
c. Membuat NPWZ bagi Muzakki, diawali dari pengurus BAZ Kabupaten
d. Melengkapi visiualisasi papan data
e. Memanfaatkan sistem tata usaha administrasi keuangan
f. Membuat instrument – instrument pengumpulan zakat
g. Menertibkan penataan arsip surat masuk dan keluar
h. Penataan barang investasi Badan Amil Zakat.41
2 Seksi Pengumpulan Zakat
a. Memanfaatkan pengumpulan dari dinas / instansi yang sudah berjalan
b. Bekerjasama dengan pemda agar mendorong dinas / instansi tingkat
kabupaten membentuk UPZ bagi yang belum terbentuk, dan menata
kembali kepengurusan UPZ serta melaksanakan pengumpulan Zakat
c. Badan Amil Zakat Kecamatan agar mulai berfungsi dalam pengelolaan
Zakat Pertanian / Perdagangan
d. Ajakan berzakat untuk para calon jemaah Haji Kab. Karawang bekerja
sama dengan Kantor Departemen Agama (KANDEPAG) dan Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)
e. Sosialisasi dan kerjasama Zakat dengan Perusahaan / Organisasi Profesi
f. Sosialisasi dan kerjasama Zakat dengan Dewan Kemakmuran MAsjid
(DKM), Majlis Ta’lim dan Organisasi Masyarakat (ORMAS) Islam
41 Program Kerja BAZ Kabupaten Karawang, 2008
g. Mengadakan sosialisasi Pengelolaan Zakat bagi Dinas / Instansi tingkat
Kabupaten yang belum melaksanakan Instruksi Bupati No. 04 Tahun
2004, yang disempurnakan oleh Edaran Bupati No. 451.12/3212/Kesra
h. Mengadakan sosialisasi pengelolaan zakat di tingkat kecamatan terutama
zakat pertanian / perdagangan, untuk zakat pertanian kita motivasi dengan
ketentuan 5 % zakatnya
3 Seksi Pendistribusian Dan Pendayagunaan
a. Bantuan langsung kepada mustahiq yang memenuhi persyaratan dan
kriteria layak menerima zakat
b. Memonitor efektifitas dan kemanfaatan bantuan zakat
c. Bantuan masyarakat dan kemanfaatan bantuan zakat
d. Bantuan masyarakat yang tertimpa musibah
e. Bantuan kelayakan usaha mandiri untuk meningkatkan pendapatan
f. Bantuan keluarga miskin yang mempunyai balita bergizi buruk yang
dirawat di rumah sakit / bantuan biaya berobat bagi keluarga miskin
g. Bantuan beasiswa keluarga miskin yang berprestasi termasuk untuk santri
4 Seksi Pengembangan
a. Peningkatan fungsi struktur organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM)
b. Membuat ajakan berzakat melalui brosur, spanduk, dan media cetak,
elektronik
c. Melakukan penelitian dan pengembangan masalah sosial dan keagamaan
dalam rangka pengembangan zakat
d. Bekerjasama dengan bidang pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan untuk menyusun rencana bidang pengembangan
e. Melaksanakan lokakarya / seminar dan pelatihan tentang pengelolaan
zakat
f. Study banding ke daerah lain yang penerimaan dan pengelolaan zakatnya
lebih baik
g. Bekerja sama dengan lembaga zakat lainnya dalam pengembangan zakat
di Kab. Karawang
h. Perlu adanya kecamatan Binaan Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Pendistribusian Dana Zakat Infaq Shadaqah Dalam Pemberdayaan
Ekonomi
Dana zakat, infaq, shadaqah merupakan salah satu potensi ummat Islam dalam
upaya pemberdayaan ekonomi ummat. Berbicara ini semua yang terpenting tidak
boleh melupakan peran para amil zakat selaku pengemban amanah pengelola
dana-dana zakat. Jika amil zakat itu berperilaku baik maka delapan asnaf
mustahik lainnya akan menjadi baik. Tapi jika sebaliknya para amil zakat
berperilaku tidak baik maka jangan harap delapan asnaf mustahik lainnya menjadi
tidak baik, itulah nilai strategi amil zakat, dengan kata lain, hal terpenting dari
zakat adalah bagaimana pengelolaannya ( manajemen).
Manajemen suatu organisasi pengelola zakat harus di ukur. Dari makalah yang
di kutip dari Institute Manajemen Zakat(IMZ).42
Ada tiga kata kunci yang
dirumuskan berkaitan dengan amal manajemen suatu organisasi zakat, yaitu :
42.www.IMZ.or.id.10 Maret 2006
1. Amanah
Sifat amanah merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh amil zakat.
Tanpa adanya sifat ini, hancurlah semua system yang dibangun, sebagaimana
hancurnya perekonomian Negara yang lebih besar disebabkan karena rendahnya
moral (moral hazard) dan tidak amanahnya para pelaku ekonomi. Sebaik apapun
system yang ada akan hancur juga jika moral pelakunya rendah. Terlebih dana
yang dikelola organisasi pengelola zakat (OPZ) adalah dana ummat. Dana yang
dikelola itu secara esensi adalah milik mustahik. Dan muzakki setelah
memberikan danaya kepada Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) tidak ada
keinginan sedikitpun untuk mengambil dananya lagi. Kondisi ini menuntut
dimilikinya sifat amanah para amil zakat.
2. Profesional
Sifat amanah belumlah cukup, harus diimbangi dengan profesionalitas
pengelolanya, hanya dengan profesionalitas yang tinggilah dana-dana yang
dikelola menjadi efektif dan efesien
3. Transparan
Dengan transparannya pengelola zakat maka kita akan menciptakan suatu
system kontrol yang baik, karena tidak hanya melibatkan pihak intern organisasi
saja, tetapi juga akan melibatkan pihak ekstern seperti para muzakki maupun
masyarakat secara luas. Dan dengan transparan inilah suatu organisasi pengelola
zakat rasa ketidakpercayaan akan hilang dan masyarakat akan mempercayainya.
Pendistribusian dana zakat adalah satu aktifitas atau kegiatan untuk mengatur
sesuai dengan fungsi manajemen dalam upaya menyalurkan zakat yang diterima
dari muzakki untuk mustahik sehingga terciptanya tujuan organisasi secara
efektif dan tujuan dari zakat agar tercapai.
Pendistribusian dana zakat, infaq, shadaqah pada BAZDA Kab. Karawang
kepada yang berhak menerima dilakukan sesuai dengan syariat Islam. Adapun
penyaluran dana zakat kepada mustahik bersifat hibah atau bantuan dengan
memperlihatkan skala prioritas kebutuhan mustahik dan penyalurannya sebagai
berikut :
a. Bantuan sesaat, yaitu membantu mustahik dalam menyelesaikan atau
mengurangi masalah yang sangat mendesak atau darurat.
b. Bantuan pemberdayaan, yaitu membantu mustahik untuk
meningkatkan kesejahteraan baik secara perorangan maupun kelompok
melalui program atau kegiatan yang berkesinambungan.43
Pendistribusian yang dilakukan BAZDA Kab. Karawang yang dilakukan oleh
pengelolanya dari tahun pertama didirikan hanya mengumpulkan dan
pendistribusian dana zakat fitrah, infaq, dan shadaqah. Namun pada tahun 2005
43. Chaider S. Baumalim Dan Irfan Abu Bakar . revitalisasi filantropi Islam : studi kasus
Lembaga Zakat dan wakaf di Indonesia. ( Jakarta : Pusat Budaya Dan Bahasa UIN Jakarta, 2005)
BAZDA Kab. Karawang dipercayakan untuk mengumpulkan dan
mendistribusikan serta mendayagunakan dana zakat profesi dan ruang lingkupnya
lebih kepada pegawai Pemda Kab. Karawang (Pegawai Negeri Sipil / PNS),
sehingga pendayagunaanya langsung diserahkan pada BAZDA Kab. Karawang
sehingga dapat dikelola dengan baik dan efesien.
Sebagaimana ketentuan UU No. 38 Tahun 1999 BAZDA Kab. Karawang
melakukan pendistribusian dana zakat, infaq, dan shadaqah melalui dua cara :
1. Pendistribusian atau penyaluran secara langsung adalah pendistribusian
atau penyaluran yang dilakukan langsung kepada mustahik sesuai dengan
ketentuan seperti dengan memberikan langsung dana zakat fitrah yang
memang dalam berbentuk uang yang harus segera diserahkan sebelum hari
raya Idul Fitri sesuai dengan ketentuan dan zakat mal dalam bantuan
sosial.
2. Pendistribusian atau penyaluran tidak langsung adalah pendistribusian
yang dilakukan BAZDA Kab. Karawang kepada BAZ Kecamatan.
REKAPITULASI
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KEUANGAN
BAZ KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2006
NO URAIAN PENERIMAAN PENGELUARAN SALDO
1 Saldo bulan Desember 2005 49.736.768
2 Bulan Januari 2006 28.258.980 9.688.000
3 Bulan Pebuari 2006 28.963.030 76.806.700
4 Bulan Maret 2006 32.750.680 7.958.700
5 Bulan April 2006 31.638.400 72.868.000
6 Bulan Mei 2006 35.937.330 7.873.000
7 Bulan Juni 2006 30.748.200 33.020.000
8 Bulan Juli 2006 34.126.287 15.160.000
9 Bulan Agustus 2006 32.958.498 63.535.000
10 Bulan September 2006 33.677.750 10.932.650
11 Bulan Oktober 2006 36.677.750 64.208.750
12 Bulan November 2006 30.917.500 14.811.125
13 Bulan Desember 2006 34.218.067 19.673.000
14 Setoran melalui Bank JABAR dari bulan Januari
s/d Desember 2006+ Bunga Bank
60.085.046
JUMLAH 500.694.286 396.534.925 104.159.361
Dana yang terkumpul di BAZDA Kab. Karawang disalurkan dalam bentuk
uang, baik untuk mustahik, maupun bantuan-bantuan kepada masyarakat Kab.
Karawang, BAZ Kecamatan, dan pada lembaga-lembaga sosial dan tempat ibadah
atau masjid.44
Sebagaimana yang ditetapkan syariat Islam bahwa yang berhak menerima
zakat , BAZDA Kab. Karawang memberikan penyaluran zakatnya kepada
delapan(8) asnaf :
1. Fakir
2. Miskin
3. Amilin
4. Muallaf
5. Gharimin
6. Riqob
7. Sabilillah
44 Profil BAZDA Kab. Karawang,.edisi Tahun 2006
8. Ibnu sabil
Untuk golongan riqob, seharusnya tidak dimasukan dalam golongan yang
menerima zakat, karena diwilayah tersebut tidak ada golongan riqob, namun oleh
BAZDA Kab. Karawang dari tahun ke tahun prosentasinya tetap saja ditentukan
karena sudah menjadi kebijakan dari para pengurus BAZDA Kab. Karawang ,
dengan maksud bahwa prosentasi riqob atau hasil dana untuk riqob bisa untuk
didayagunakan untuk asnaf yang lain salah satunya untuk amilin
Adapun perolehan dana zakat profesi pada BAZDA Kab. Karawang tahun
2006-2008 dapat dilihat pada table sebagai berikut :
Table 1
Rekapitulasi Penerimaan
Zakat Pendapatan (Profesi)
Tahun Bulan Jumlah
2006 Januari – Desember 392.111.856
2007 Januari – Desember 443.203.857
2008 Januari – Desember 517.395.216
Pada tahun 2006 BAZDA Kab. Karawang dapat mengumpulkan dana
zakat profesi dari bulan Januari – Desember sebanyak Rp. 392.111.856, pada
tahun 2007 BAZDA Kab. Karawang mengumpulkan dana zakat profesi dari
bulan Januari – Desember sebanyak Rp. 443.203.857, serta pada tahun 2008
BAZDA Kab. Karawang menghumpulkan dana zakat profesi dari bulan Januari –
Desember sebanyak Rp. 517.395.216. jadi pada tahun 2008 jumlah pengumpulan
dana zakat profesi mengalami penambahan dari tahun 2006-2008 sebanyak Rp.
125.283.360. 45
Adapun sumber perolehan dana zakat profesi tahun 2006 – 2008 dari
masing-masing Instansi Pemerintahan Daerah Kab. Karawang (PEMDA) dapat
dilihat pada table dibawah ini :
Table 2
Rekapitulasi Penerimaan Zakat Profesi Tahun 2006
BAZDA Kab. Karawang46
NO UPZ DINAS/INSTANSI BULAN JUMLAH
1 SETDA JANUARI - DESEMBER Rp.10.330.000
2 SETWAN JANUARI – DESEMBER Rp.14.275.850
3 TRANTIB(Sat Pol PP) JANUARI – DESEMBER Rp.9.658.000
4 DISPENDA JANUARI – DESEMBER Rp.1.000.000
5 KANTOR PDAM JANUARI – DESEMBER Rp.51.684.500
6 PENGADILAN AGAMA JANUARI – DESEMBER Rp.5.160.000
7 KANDEPAG JANUARI – DESEMBER Rp.172.395.275
8 BADUK CATPIL & KB JANUARI – DESEMBER Rp.1.597.500
9 BINAMARGA JANUARI – DESEMBER Rp.1.500.000
10 KANTOR BPN JANUARI – DESEMBER Rp.15.759.500
11 PERIKLATNAK JANUARI – DESEMBER …..
12 D.KOPERASI UK & M JANUARI – DESEMBER Rp.7.280.500
13 KANTOR BPS JANUARI – DESEMBER ….
45 Profil BAZ Kab. Karawang
46 Profil BAZ Kab. Karawang,.edisi Tahun 2006
14 KANTOR LH &
TAMBEN
JANUARI – DESEMBER Rp.1.623.000
15 PERHUTBUN JANUARI – DESEMBER Rp.13.260.000
16 ARSIP & PERPUSDA JANUARI – DESEMBER Rp.973.500
17 RSUD Karawang JANUARI – DESEMBER Rp.20.323.994
18 Dinas Cipta Karya JANUARI – DESEMBER Rp.10.248.500
19 Dinas Kesehatan JANUARI – DESEMBER Rp.1.339.200
20 Dinas Tenaga Kerja JANUARI – DESEMBER Rp.2.471.800
21 Dinas Pendidikan JANUARI – DESEMBER Rp.2.350.000
22 KANTOR BPMS JANUARI – DESEMBER Rp.5.604.700
23 DIPENPAR JANUARI – DESEMBER ….
24 Dinas Perhubungan JANUARI – DESEMBER Rp.915.000
25 KESBANG LINMAS JANUARI – DESEMBER ….
26 DISPERINDAG JANUARI – DESEMBER Rp.2.483.787
27 Kantor DIKLAT JANUARI – DESEMBER Rp.3.006.000
28 Mts. Rawa Merta JANUARI – DESEMBER Rp.900.000
29 PT. Bumi Putra JANUARI – DESEMBER Rp.662.250
30 Perorangan JANUARI – DESEMBER Rp.35.309.000
JUMLAH Rp. 392.111.856
Data tersebut menunjukan bahwa sumber dana zakat profesi yang paling
besar dari bulan Januari – Desember 2006 yaitu berasal dari Kantor Departemen
Agama (KANDEPAG), dimana memang rata-rata pegawainya adalah mengerti
dengan arti Zakat Pendapatan ( Profesi), sedangkan sumber dana yang diperoleh
paling kecil atau sedikit yaitu dari PT. Bumi Putra dengan jumlah pegawai yang
sedikit pula karena PT. Bumi Putra tersebut rata-rata tidak mengerti arti dari pada
Zakat Pendapatan ( Profesi), dan ada pula beberapa Instansi / Dinas yang belum
mengerti dan memahami arti dari pada Zakat Pendapatan (Profesi) yaitu Dinas
Periklatnak, Instansi Kantor BPS, Dispenpar, Kesbang Linmas.
Table 3
Rekapitulasi Penerimaan Zakat Profesi Tahun 2007 BAZDA Kab. Karawang47
NO UPZ DINAS/INSTANSI BULAN JUMLAH
1 SETDA JANUARI - DESEMBER Rp.25.543.765
2 SETWAN JANUARI – DESEMBER Rp.18.206.700
3 TRANTIB(Sat Pol PP) JANUARI – DESEMBER Rp.21.521.000
4 DISPENDA JANUARI – DESEMBER Rp.6.125.000
5 KANTOR PDAM JANUARI – DESEMBER …..
6 PENGADILAN AGAMA JANUARI – DESEMBER Rp.5.146.500
7 KANDEPAG JANUARI – DESEMBER Rp.198.317.350
8 BADUK CATPIL & KB JANUARI – DESEMBER Rp.36.819.000
9 BINAMARGA JANUARI – DESEMBER
10 KANTOR BPN JANUARI – DESEMBER Rp.21.092.450
11 PERIKLATNAK JANUARI – DESEMBER Rp.1.032.000
12 D.KOPERASI UK & M JANUARI – DESEMBER Rp.7.657.000
13 KANTOR BPS JANUARI – DESEMBER ….
14 KANTOR LH & TAMBEN JANUARI – DESEMBER …..
15 PERHUTBUN JANUARI – DESEMBER Rp.8.765.000
47. Profil BAZ Kab. Karawang,.edisi Tahun 2007
16 ARSIP & PERPUSDA JANUARI – DESEMBER Rp.281.500
17 RSUD Karawang JANUARI – DESEMBER Rp.31.910.185
18 Dinas Cipta Karya JANUARI – DESEMBER Rp.17.463.000
19 Dinas Kesehatan JANUARI – DESEMBER Rp.1.610.000
20 Dinas Tenaga Kerja JANUARI – DESEMBER Rp.2.726.592
21 Dinas Pendidikan JANUARI – DESEMBER Rp.1.750.000
22 KANTOR BPMS JANUARI – DESEMBER Rp.8.061.900
23 DIPENPAR JANUARI – DESEMBER ….
24 Dinas Perhubungan JANUARI – DESEMBER Rp.1.950.000
25 KESBANG LINMAS JANUARI – DESEMBER ….
26 DISPERINDAG JANUARI – DESEMBER Rp.2.054.250
27 Kantor DIKLAT JANUARI – DESEMBER Rp.3.597.375
28 Mts. Rawa Merta JANUARI – DESEMBER Rp.3.000.000
29 PT. Bumi Putra JANUARI – DESEMBER Rp.925.000
30 Perorangan JANUARI – DESEMBER Rp.17.648.290
JUMLAH Rp. 443.203.857
Data tersebut menunjukan bahwa sumber dana zakat profesi yang paling
besar dari bulan Januari – Desember 2007 yaitu berasal dari Kantor Departemen
Agama (KANDEPAG), dimana memang rata-rata pegawainya adalah mengerti
dengan arti Zakat Pendapatan ( Profesi), sedangkan sumber dana yang diperoleh
paling kecil atau sedikit yaitu dari Dinas Arsip & Perpusda, dan ada pula beberapa
Instansi / Dinas yang belum mengerti dan memahami arti dari pada Zakat
Pendapatan (Profesi) yaitu kantor PDAM, Kantor BPS, kantor LH & Tamben,
DisPenPar , Kesbang Linmas.
Table 4
Rekapitulasi Penerimaan Zakat Profesi Tahun 2008 BAZDA Kab. Karawang48
NO UPZ DINAS/INSTANSI BULAN JUMLAH
1 SETDA JANUARI - DESEMBER Rp.31.677.526
2 SETWAN JANUARI – DESEMBER Rp.27.350.300
3 TRANTIB(Sat Pol PP) JANUARI – DESEMBER Rp.25.641.000
4 DISPENDA JANUARI – DESEMBER Rp.9.250.000
5 KANTOR PDAM JANUARI – DESEMBER ….
6 PENGADILAN AGAMA JANUARI – DESEMBER Rp.5.539.800
7 KANDEPAG JANUARI – DESEMBER Rp.214.733.350
8 BADUK CATPIL & KB JANUARI – DESEMBER Rp.10.228.000
9 BINAMARGA JANUARI – DESEMBER Rp.2.112.500
10 KANTOR BPN JANUARI – DESEMBER Rp.24.329.000
11 PERIKLATNAK JANUARI – DESEMBER Rp.4.175.000
12 D.KOPERASI UK & M JANUARI – DESEMBER Rp.8.027.000
13 KANTOR BPS JANUARI – DESEMBER ….
14 KANTOR LH & TAMBEN JANUARI – DESEMBER Rp.1.349.000
15 PERHUTBUN JANUARI – DESEMBER Rp.2.785.000
16 ARSIP & PERPUSDA JANUARI – DESEMBER Rp.568.000
17 RSUD Karawang JANUARI – DESEMBER Rp.47.714.765
48 Profil BAZ Kab. Karawang ,.edisi Tahun 2008
18 Dinas Cipta Karya JANUARI – DESEMBER Rp.22.609.500
19 Dinas Kesehatan JANUARI – DESEMBER Rp.15.260.750
20 Dinas Tenaga Kerja JANUARI – DESEMBER Rp.9.864.000
21 Dinas Pendidikan JANUARI – DESEMBER Rp.4.500.000
22 KANTOR BPMS JANUARI – DESEMBER Rp.8.178.000
23 DIPENPAR JANUARI – DESEMBER ….
24 Dinas Perhubungan JANUARI – DESEMBER Rp.2.700.000
25 KESBANG LINMAS JANUARI – DESEMBER ….
26 DISPERINDAG JANUARI – DESEMBER Rp.3.071.325
27 Kantor DIKLAT JANUARI – DESEMBER Rp.2.376.500
28 Mts. Rawa Merta JANUARI – DESEMBER Rp.1.950.000
29 PT. Bumi Putra JANUARI – DESEMBER Rp.1.517.000
30 Perorangan JANUARI – DESEMBER Rp.29.887.900
JUMLAH Rp. 517.395.216
Data tersebut menunjukan bahwa sumber dana zakat profesi yang paling
besar dari bulan Januari – Desember 2008 yaitu berasal dari Kantor Departemen
Agama (KANDEPAG), dimana dari tahun ke tahun semakin bertambah, memang
pegawainya adalah mengerti dengan arti Zakat Pendapatan ( Profesi), maka disini
bisa dilihat bahwa orang yang sudah mengerti dan memahami arti dari Zakat
Pendapatan (Profesi) akan semakin bertambah. Sedangkan sumber dana yang
diperoleh paling kecil atau sedikit yaitu dari Dinas Arsip & Perpusda, dan masih
ada pula beberapa Instansi / Dinas yang belum mengerti dan masih tetap tidak ada
pemasukan mengenai Zakat Pendapatan (Profesi) yang dikelola oleh BAZDA
Kab. Karawang yaitu kantor PDAM, Kantor BPS, Dispenpar, Kesbang Linmas.49
Sehingga akan terjadi naik turunnya pendapatan yang dikelola oleh BAZDA Kab.
Karawang
Namun BAZDA Kab. Karawang tidak henti-hentinya untuk memberikan
arahan sekaligus mukaddimah mengenai arti dari zakat pendapatan (Profesi),
bahkan BAZDA Kab. Karawang hampir setiap bulannya mengeluarkan artikel
atau risalah “ Tazkiyah ” yang berisikan mengenai arti dari Zakat Profesi Pegawai
Status Hukum dan Manfaatnya dan disebarluaskan ke seluruh Dinas / Instansi
yang ada di Kab. Karawang agar para pegawai dapat membaca dan memahami
arti dari Zakat Pendapatan (Profesi), sehingga tergugah hatinya untuk
melaksanakan zakat pendapatan ( Profresi).
Data tersebut diatas menunjukan bahwa dari tahun 2006-2008 Kantor
departemen Agama merupakan sumber terbesar dana zakat Profesi, dan untuk
Dinas / Instansi lain semuanya mengalami peningkatan dibanding tahun 2006.
Meskipun begitu maka dana yang keluar pun cukup besar untuk disalurkan kepada
para mustahik dan untuk tahun depan diharapkan terus mengalami peningkatan,
sehingga makin banyak yang dikumpulkan semakin banyak pula yang
didistribusikan atau di keluarkan.
Penyaluran dari dana zakat profesi yang dikumpulkan BAZDA Kab.
Karawang, disini dikemukakan daftar rencana penyaluran dan realisasi zakat
profesi oleh BAZDA Kab. Karawang tahun 2005-2006 kepada kelompok
49 Profil BAZ Kab. Karawang,.edisi Tahun 2008
mustahik atau 8 Asnaf yang sudah ditentukan oleh BAZDA Kab. Karawang ,
memberikan Modal usaha, Yayasan / Pesantren dapat dilihat sebagai berikut:
PENDISTRIBUSIAN KEPADA MUSTAHIK DARI
BAZ KABUPATEN KARAWANG
I. PENDISTRIBUSIAN PADA TAHUN 2005 SEBESAR Rp. 50.925.000
II. PADA ACARA PERINGATAN TAHUN BARU ISLAM 1427 H
(TH.2006)
Sasaran dan Jumlahnya :
No URAIAN Jumlah / Rp Keterangan
1 Bantuan Masyarakat Kec.
Kutawaluya yang terkena musibah
Rp.25.000.000 Angin puting beliung
sebanyak : 220 KK
2 Bantuan modal usaha Rp.12.000.000 @Rp.200.000x60 org
3 Bantuan perlengkapan sekolah
murid SD/MI, SMP/MTS
Rp.12.000.000 @Rp.200.000x60 org
4 Santunan tukang becak Rp.5.000.000 @Rp.50.000x100 org
Jumlah Rp. 54.000.000
III. PADA ACARA HARI JADI KABUPATEN KARAWANG DAN
PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW 1427 H (TAHAP KE
V / TH.2006)50
Sasaran Dan Jumlahnya :
50 Profil BAZ Kab. Karawang ,.edisi Tahun 2006
NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN
1 Keluarga gizi buruk(keluargamiskin) Rp.6.000.000 30.orang x Rp. 200.000
2 Merebot masjid Rp. 6.000.000 30 kec x Rp. 200.000
3 Pedagang kecil kecamatan Rp.9.000.000 30 org x Rp. 300.000
4 Pedagang kecil Kabupaten Rp. 9.000.000 30 org x Rp. 300.000
5 MustahikDinas (DEPAG & PDAM) Rp.5.000.000 Rp.2.500.000
6 BPN, SETWAN&KOPERASI Rp.4.500.000 Rp.1.500.000
7 TRANTIB,P.AGAMA, PERHUTBUN Rp. 3.000.000 @Rp.1.000.000
8 Gerobak Usaha Rp.3.750.000 @Rp.5Org x Rp. 750.00
9 Fakir miskin Desa Manggung jaya Rp. 3.000.000 30 Org x Rp.100.000
Jumlah Rp.49.250.000
Selain itu BAZDA Kab. Karawang mengalokasikan dananya melalui :
1. Bantuan Kepada Majlis Ta’lim
2. Bantuan Bencana Alam (Musibah Tsunami, Angin Puting Beliung,
Bencana Banjir)
3. Bantuan Prasana Keagamaan (Merebot Masjid, Bantuan Guru Baca Tulis
Al-Qur’an Di Masjid)
4. Pembanguan Masjid
5. Memberikan Santunan (Santunan Penjaga Makam, Tukang Koran,
Penjaga Pintu Air, Tukang Ojek / Becak, Penjaga Pintu Kereta Api).
6. Bantuan Modal Usaha Bergilir (Rengas Dengklok, Tegal Waru, Tirta
Mulya, Kotabaru, Jatisari, Purwasari, MT. Al-Jabar, MT. An-Nur, BAZ
Kec. Klari)
7. Pemberian Bantuan Pada Yayasan Dan Panti Asuhan.51
NO NAMA YAYASAN ALAMAT
1 Yayasan Darul Arkom Karawang Barat
2 Yayasan Umul Quro Karawang Timur
3 Yayasan Baitus Sa’adah Tirta Mulya
4 Yayasan Pelita Ilmu Karawang Barat
5 Yayasan Pelatihan Anak Jalanan GOW Kab. Karawang
6 Yayasanad Darojat Karawang Barat
7 Yayasan Al Hidayah Kab. Karawang
8 YAPINURI Cikampek
9 Yayasan Al-Kholisoh Teluk Jambe
10 Panti Jompo Teluk Jambe Timur
11 Yayasan Madina Assyafina Klari
12 Yayasan Al Murtado Kota Baru
13 Yayasan Al Arif Jatisari
14 Yayasan PSAA PP Jamiatul Khoeriyah Pangkalan
51
. BAZ Kabupaten Karawang, edisi 02/Mei/2006/Robiul Tsani 1427 H
15 Yayasan Al Hidayah Klari
16 Yayasan PSAA Al Muawanah Rengas Dengklok
17 Yayasan Ponpes Misbahul Huda Tempuran
Tabel 5
REKAP PENGELUARAN PENDISTRIBUSIAN TAHUN BARU HIJRIAH
(1 MUHARRAM 1429 H / 2008 M) BAZ KAB. KARAWANG.52
NO TANGGAL URAIAN NB JUMLAH / Rp.
1 02/01/08 Santunan Mustahik Di Lingkungan
Kantor Departemen Agama(DEPAG)
1 Rp.1.100.000
2 03/01/08 Bantuan Biaya Perawatan Bagi
Keluarga Miskin a.n. Tarwan Kp.
Dongkal, Ds. Kendal jaya, Kec. Pedes
2 Rp.250.000
3 03/01/08 Bantuan Untuk Fakir Miskin Di
Lingkungan Yayasan Al Muttaqien
Kel. Karawang Wetan, Kec. Karawang
Timur
3 Rp.1.500.000
4 03/01/08 Bantuan Modal Usaha Bergilir A.n. UU
Susanto
4 Rp.1.750.000
52. Profil BAZ Kab. Karawang ,.edisi tahun 2008
5 03/01/08 Bantuan Bencana Banjir di Kec.
Tirtajaya, Kec. Cilamaya Kulon, dan
Kecamatan Cibuaya
5 Rp.5.000.000
6 08/01/08 Pembayaran 150 Kaos Warna Putih
Untuk Peserta Pawai
6 Rp.3.000.000
7 08/01/08 Pembayaran Konsumsi Rapat Persiapan
Pendistribusian Tahun Baru Hijriah
7 Rp.100.000
8 09/01/08 Santunan 138 Tukang Becak
@Rp.100.000
8 Rp.13.800.000
9 09/01/08 Pembayaran 15 lbr cover, 1 bh double
tip, dan 2 lbr scotlite
9 Rp.87.000
10 09/01/08 Bantuan Modal Usaha Bergilir a.n. Iin
parlina (Enung Nurhayati)
10 Rp.200.000
11 09/01/08 Konsumsi Petugas Malam Tahun Baru
Hijriah
11 Rp.200.000
12 09/01/08 Bantuan Modal Usaha Pedagang Kecil
Di Majlis Ta’lim Al Ittihad, Dawuan
Tengah, Cikampek
12 Rp.3.000.000
13 10/01/08 BBM & Petugas Pembinaan &
Penyerahan Modal Usaha Pedagang
Kecil Di Majlis Ta’lim Al Ittihad,
Dawuan Tengah, Cikampek
13 Rp.100.000
14 10/01/08 Pendamping Petugas Pembinaan & 14 Rp.25.000
Penyerahan Modal Usaha Pedagang
Kecil Di Majlis Ta’lim Al Ittihad,
Dawuan Tengah, Cikampek
15 14/01/08 Bantuan Biaya Perawatan Bagi
Keluarga Miskin a.n. Rusan b Sarni Ds.
Gombongsari, Kec. Rawamerta (dr
santunan tukang becak)
15 Rp.250.000
16 17/01/08 Bantuan Biaya Perawatan Bagi 30
Keluarga Miskin di RSUD Karawang
16 Rp.7.500.000
17 17/01/08 Bantuan Biaya Perawatan bagi H.M.
Otong Somantri (Hj. Endah Saodah,
SH)(diambil dari santunan tukang
becak)
17 Rp.300.000
18 17/01/08 BBM & Petugas Penyerahan Santunan
Kesehatan Bagi Keluarga Miskin di
RSUD Karawang
18 Rp.75.000
19 17/01/08 Petugas Penyerahan Santunan
Kesehatan Bagi Keluarga Miskin di
RSUD Karawang
19 Rp.150.000
20 17/01/08 Pendamping Petugas Penyerahan
Santunan Kesehatan Bagi Keluarga
Miskin di RSUD Karawang
20 Rp.25.000
21 22/01/08 Bantuan Pinjaman Modal Usaha 21 Rp.1.500.000
Pedagang Kecil Di Kec. Pedes , 5
orang,@ Rp. 300.000,-
22 22/01/08 Petugas Pembinaan & Penyerahan
Bantuan Modal Usaha di Kec. Pedes
22 Rp.250.000
23 23/01/08 Santuanan untuk 50 orang Merebot
Masjid @Rp. 250.000,-
23 Rp.12.500.000
24 23/01/08 Santunan 25 orang Siswa/Santri @Rp.
250.000,-
24 Rp.6.250.000
25 23/01/08 Transport Pengantar Merebot &
Siswa/Santri
25 Rp.1.160.000
26 23/01/08 Insentif Petugas Pendistribusian Bagi
Merebot Masjid & Siswa
26 Rp.475.000
27 31/01/08 Santunan Zakat di Yayasan Nahdatul
Islahiyah Kp. Sananga Adiarsa Kec.
Karawang Timur
27 Rp.1.500.000
28 31/01/08 Santunan Zakat di Yayasan As-Sunnah,
Ds. Kutamukti, Kec. Kutawaluya
28 Rp.1.500.000
29 31/01/08 Santunan Zakat di Yayasan Madina
Assafina Perum Karawang Baru Blok
E, Kec. Klari
29 Rp.1.500.000
30 31/01/08 Santunan Zakat di Yayasan Yatim
Piatu Baeturrahman Kp. Ciselanag Kec.
Tirtamulya
30 Rp.1.500.000
Petugas & BBM Penyerahan Bantuan
Zakat di Yayasan :
Yayasan Nahdatul Islahiyah Kp.
Sananga Adiarsa Kec. Karawang Timur
31 Rp.100.000
− Yayasan As-Sunnah, Ds.
Kutamukti, Kec. Kutawaluya
32 Rp.100.000
− Yayasan Madina Assafina
Perum Karawang Baru Blok E,
Kec. Klari
33 Rp.100.000
31 31/01/08
− Yayasan Yatim Piatu
Baeturrahman Kp. Ciselanag
Kec. Tirtamulya
34 Rp.100.000
Petugas Penyerahan Bantuan Zakat di
Yayasan :
Yayasan Nahdatul Islahiyah Kp.
Sananga Adiarsa Kec. Karawang Timur
35 Rp.50.000
Yayasan As-Sunnah, Ds. Kutamukti,
Kec. Kutawaluya
36 Rp.50.000
Yayasan Madina Assafina Perum
Karawang Baru Blok E, Kec. Klari
37 Rp.50.000
32 31/01/08
Yayasan Yatim Piatu Baeturrahman
Kp. Ciselanag Kec. Tirtamulya
38 Rp.50.000
Demikian dana yang dihasilkan oleh BAZDA Kab. Karawang yang
dialokasikan kepada pihak yang dibantu bisa dimanfaatkan dan bermanfaat dan
untuk tahun berikutnya masyarakat yang dibantu tidak hanya menerima saja akan
tetapi menjadi muzakki dan pemanfaat dan penyaluran zakat dapat dirasakan oleh
masyarakat disemua tingkatan tidak hanya tingkatan kabupaten tetapi disemua
tingkatan.
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendistribusian Dana Zakat,
Infaq, Shodaqoh
1. Faktor pendukung pendistribusian dana zakat, infaq, shodaqoh :
a) Adanya badan hukum yang berupa undang-undang serta peraturan daerah
Karawang dan keputusan bupati tentang pembentukan BAZ Karawang
b) Adanya secretariat yang disediakan oleh Pemerintah Daerah
c) Adanya tenaga honor pemerintah daerah yang ditempatkan di BAZ
d) Potensi zakat yang cukup besar baik itu :
− Zakat pertanian
− Zakat Pendapat / profesi
− Zakat perdagangan / Mall
2. Faktor penghambat pendistribusian dana zakat, infaq, shodaqoh :
a) Kesadaran masyarakat masih rendah
b) Pembayaran zakat yang masih bersifat tradisional, sehingga kurang
efektif dalam penggunaanya
c) Terbatasnya tenaga – tenaga penyuluh tentang BAZ
d) Dana operasional terbatas termasuk anggaran operasional
e) Membayar zakat langsung pada mustahiq
f) Belum semua pimpinan unit instansi mau bekerja sama dengan BAZ
Karawang
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pendistribusian adalah salah satu kegitan dalam pengelolaan zakat, infaq,
dan shadaqah dalam pemberdayaan ekonomi ummat. Adapun proses
pendistribusian yang dilakukan BAZDA Kab. Karawang dilakukan secara
langsung ataupun tidak langsung yang berbentuk uang maupun barang.
Sumber dana zakat yang dihasilkan oleh BAZDA Kab. Karawang terdiri
dari zakat fitrah dan zakat profesi serta dana infak dan shadaqoh yang
berasal dari ruang lingkup Pemerintahan Daerah (Pemda) Kab. Karawang
dan masyarakat sekitar. Adapun pendistribusian dana zakat yang dikelola
oleh BAZDA Kab. Karawang di distribusikan kepada yang berhak
menerima zakat diantaranya: Mustahik ( 8 Asnap), Bencana Alam, Yayasan
dan Pesantren. Proses pendistribusian zakat yang dilakukan oleh BAZDA
Kab. Karawang melalui BAZ Kecamatan, UPZ/ DKM, kemudian ke
Kelurahan dan Masyarakat.
2. Faktor pendukung BAZDA Kab. Karawang dalam pendistribusian dana
zakat, infaq, dan shadaqaoh adalah adanya dukungan dari berbagai pihak
dalam mensosialisasikan BAZDA Kab. Karawang sebagai badan resmi
pengelola dana zakat, infaq dan shadaqoh diantaranya Tokoh Agama,
Pemerintahan Daerah ( Pemda ) Kab. Karawang dan langsung meng-SK kan
keberadaan BAZDA Kab. Karawang, sehingga masyarakat mengetahui
adanya badan resmi yang mengelola dana Zakat, Infak, dan Shadaqah (ZIS)
dan dapat memudahkan BAZDA Kab. Karawang dalam melaksanakan
pendistribusian dana-dana tersebut, dengan begitu masyarakat mudah untuk
meminta haknya kepada BAZDA Kab. Karawang. Sedangkan yang menjadi
faktor penghambat adalah meskipun sosialisasi sudah dilakukan dengan berbagai
macam cara tetapi pamahaman masyarakat untuk sadar akan arti berzakat, infak,
dan shadaqoh masih kurang dan masih sedikitnya pemahaman masyarakat tentang
pengelolaan zakat serta kurang percayanya masyarakat terhadap BAZDA Kab.
Karawang sebagai badan resmi pengelola dana zakat, infak, dan shadaqoh dan
masih banyaknya masyarakat yang bersifat tradisional dalam pendistribusiannya.
B. SARAN
1. Maksimalkan perangkat kelembagaan agar bisa terlihat oleh masyarakat
sebagai bentuk lembaga yang mengelola zakat dan menjaga citra lembaga
yang dipandang sebagai lembaga pengelola Zakat, Infaq, dan Shadaqah
yang dipercaya dan transparan
2. Perlunya sosialisasi yang sungguh-sungguh atas pentingya penyaluran
zakat melalui lembaga amil zakat kepada masyarakat.
3. Sosialisasi zakat secara terus menerus yang sesuai dengan hukum Islam,
hikmah dan tujuannya secara merinci dan sesuai tata cara perhitungannya,
perlu ditingkatkan baik itu melalui media apa saja ( surat kabar, brosur,
pamplet, baliho, majalah, maupun audio visual)
4. Pengumpulan dana zakat jangan terpokus ke zakat profesi saja, akan tetapi
zakat-zakat yang lain serta infaq dan shadaqoh harus di kelola dan juga
dikembangkan, agar masyarakat percaya dengan kinerja lembaga Badan
Amil Zakat
5. Perlunya tenaga ahli yang menggeluti bidang zakat, infaq, shadaqah,
sehingga dalam menjalankan kerjanya sesuai dengan bidang yang
dimikinya.
6. Kurang efektipnya para pengurus sehingga dalam melayani masyarakat
kurang memuaskan tanpa harus menunggu para pengurus BAZ.
DAFTAR PUSTAKA
A. Rasyad, Syarifudin dan Baihaqi Abdul Majid (ed), Paradigma Baru Ekonomi
Kerakyatan ; System Syariah Perjalanan Gagasan BMT di Indonesia,
(Jakarta : PINBUK, 2001), cet. Ke-1, h. 34)
Ali , Muhammad Daud, System Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf ,(Jakarta : UI
Press.1998),h.8
Al-bustani ,Ust. Karom, et. Al-kamus al-munjid, (Beirut : Dar al-Musyriq, 1996),
h, 780
Al-Assal ,Muhammad Ali, Prinsip Dan Tujuan Hukum Islam.(Bandung :CV.
Pustaka Insani,1999),h.109
Baumalim, Chaider S.dan Irfan Abu Bakar, Revitalisasi Filantropi Islam : Studi
Kasus Lembaga Zakat dan wakaf di Indonesia. ( Jakarta : Pusat Budaya Dan
Bahasa UIN Jakarta, 2005)
Bariadi Lili,dkk, Zakat dan Kewirausaha , (Jakarta : Centre For Entrepreneurship Development,2005), h.53
DepDikBud. Kamus Besar Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), cet. Ke-3,
h.308
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam DEPAG RI,
Peradilan agama, tahun 2001, h. 455
Doa, H.M. Djamal, Membangun Ekonomi Umat Melalui Pengelolaan Zakat
Harta,(Jakarta :Nuansa Madani,2001),h.28
Muhammad, Zakat Profesi Wacana Pemikiran Dalam Fiqih Kontemporer,
(Jakarta : salemba Diniyah, 2002), h. 11
Hafidhuddin, Didin, Zakat Dalam Perekonomian Modern(Jakarta :
GIP,2002),H.1-2
Http://Ukasbaik.Wordpress.Com/2007/11/28/Zakat-Dan-Upaya-Pengentasan-Kemiskinan-Di-Indonesia/: 17-4-2008
Http://Ukasbaik.Wordpress.Com/2007/11/28/Zakat-Dan-Upaya-Pengentasan-
Kemiskinan-Di-Indonesia/: 17-4-2008
Http://Ukasbaik.Wordpress.Com/2007/11/28/Zakat-Dan-Upaya-Pengentasan-
Kemiskinan-Di-Indonesia/: 17-4-2008
Http://Ukasbaik.Wordpress.Com/2007/11/28/Zakat-Dan-Upaya-Pengentasan-
Kemiskinan-Di-Indonesia/: 17-4-2008
http://padangmedia.com/news/122/article/1724/2007-10-10.html: 17-4-2008
http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=1&fname=eko102_19.htm
Idris, Sofwan , Gerakan Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat,
(Pendekatan Transformatif),(Jakarta : PT.Citra Putra Bangsa, 1997), Cet. Ke-
1.h.249
Mahmud al- ba’ly , Dr. abdul al-hamid. Ekonomi Zakat : Sebuah Kajian Moneter
Dan Keuangan Syari’ah, (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 1991), h. 03
Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi,(Yogyakarta : BPFE,2002),cet. Ke-
1,h.26 Profil BAZ Karawang 2005
Profil BAZ, “Risalah Tazkiah “ edisi 02/Mei/2006/Robiul Tsani 1427 H, hal. 7
Profil BAZ Kabupaten Karawang 2007
Program Kerja BAZ Kabupaten Karawang, 2008
Qardawi ,Yusuf, Hukum Zakat (Fiqhuz Zakat)(libanon,1973), cet. ke-2
Qadir, Abdurrahman , Zakat : Dalam Dimensi Mahdhah Dan Social (Jakarta :PT.
Raja Grafindo Persada, 1998),cet.ke-1,h.65-69
Rahardjo , M. Dawam, Islam Dan Transformasi Sosial-Ekonomi; ( Jakarta :
LSAF, 1999), Cet. ke-1,h.397)
Ritongga , Rahman dan Zainudin, Fiqh Ibadah, ( Jakarta : Gaya Media Pratama,
1997),h.200-201
Salam, Syamsir & Jaenal Aripin & , Metodologi Penelitian Sosial, ( Jakarta :
UIN press, 2006 ), h.30
Salmadanis, MA „Posisi Zakat Dalam Mengurangi Kemiskinan”
Syahhatih, Syauqi Ismail, Prinsip Zakat Dalam Dunia Modern. Alih bahasa.
Ansari uma,( Jakarta : Pustaka Dian), h. 9
Sumodiningrat , Gunawan, Pemberdayaan Masyarakat Dan Jaringan Pengaman
Social (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999), cet. Ke-1, h. 69
Tara ,M. Azwir Dainy, Strategi Membangun Ekonomi Rakyat, (Jakarta : Nusa Madani, 2001), cet,. Ke-1, h. 4
Tjiptono ,Fandy, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta : Andi, 2001), cet. Ke-5, h.185
Wibisono ,Yusuf, Makalah disampaikan pada Focus Group Discussion BAZNAS
– Dompet Dhuafa “Tolak Ukur dan Strategi Mengefektifkan Impact Pemberdayaan Zakat Menuju Sistem Ekonomi Berkeadilan”, Jakarta, 14
Maret 2007.
W.H.S. Poerwadaminta, Kamus umum Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka, 1991),
cet. Ke-7, h.269
www.IMZ.or.id.10 Maret 2006