Essay-Muh Fadhil Albab 1206217414
PENTINGNYA MENGOLAH MINERAL
DALAM NEGERI SENDIRI
(INDONESIA)
Indonesia merupakan negeri yang sangat kaya akan sumber daya alam. Potensi
mineral Indonesia tersebar mulai dari sabang sampai merauke. Tembaga di Papua dan
Sumbawa, pasir besi di garis pantai selatan Pulau Jawa serta emas di Pongkor merupakan
sebagian kecil contoh kekayaan sumber daya alam Indonesia. Namun sangat disayangkan
karena sumber daya alam yang berlimpah ini belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Beberapa komoditas tambang masih diekspor ke luar negeri tanpa diolah terlebih dahulu.
Salah satu contohnya adalah konsentrat tembaga yang ditambang oleh PT Freeport Indonesia,
sebanyak 48 % nya masih diekspor ke luar negeri seperti Spanyol, Jepang dan India. Hal ini
terjadi karena smelter yang ada di Indonesia tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk
mengolah seluruh konsentrat tembaga dari PT Freeport Indonesia. Hal ini mengakibatkan
rendahnya nilai jual komoditas tambang yang kita miliki. Hal ini dapat kita atasi dengan
melakukan pengolahan hasil tambang di dalam negeri. Dengan adanya pengolahan ini, maka
diharapkan nilai jual komoditas tambang Indonesia dapat bertambah.
Pentingnya peningkatan nilai tambah dari pemanfaatan mineral nasional telah menjadi
kesadaran bersama berbagai pihak dewasa ini. Pada tingkat normatif Pasal 33 UUD 45 telah
mengamanatkan penguasaan kekayaan mineral oleh negara untuk kemakmuran rakyat.
Meskipun demikian, pada tataran yang lebih operasional terdapat berbagai pandangan tentang
bagaimana mengimplementasikan cita-cita tersebut. Upaya pemerintah untuk meningkatkan
nilai tambah pengolahan mineral melalui UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara dan Permen ESDM No. 7 Tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai
Tambah Mineral melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral mendapatkan respon
yang beragam dari pemangku kepentingan. Pandangan yang mendukung pemanfaatan sektor
minerba untuk memperkuat industri domestik mempunyai argumentasi bahwa industri
nasional masih perlu mendapat dukungan ketersediaan bahan baku dalam jumlah yang
memadai dan harga yang murah. Selain itu, ekspor minerba dalam bentuk raw material tidak
memberikan added value yang signifikan terhadap perekonomian nasional selain penerimaan
devisa dalam jangka pendek. Cara terbaik untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan
Essay : Muh Fadhil Albab 1206217414
Essay-Muh Fadhil Albab 1206217414
menyumbang devisa negara yang dibutuhkan adalah dengan pengolahan mineral itu dalam
negeri.
Pembangunan smelter diharapkan agar dapat dipercepat guna menunjang program
hilirisasi mineral untuk kepentingan Indonesia sebagai negara industri. Arti penting
membangun industri pengolahan dan pemurnian (smelter) tidak lain adalah untuk
kepentingan Indonesia sebagai negara industri. Selama ini, struktur industri nasional dinilai
kurang sehat karena besarnya impor bahan baku sehingga mengakibatkan ketergantungan
kepada negara lain besar. Hal itu juga berdampak pengaruhnya kepada sektor moneter serta
memberi pengaruh kepada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) juga menjadi
besar.
Saat Indonesia bangkit sebagai negara industri besar di dunia nantinya, Indonesia diharapkan
punya cadangan mineral dan industri pengolahan yang menunjang. Program hilirisasi mineral
dapat menciptakan nilai tambah yang tinggi dan memiliki efek berganda yang luar biasa
terhadap Indonesia. Selama ini potensi mineral sangat besar, namun belum diolah dengan
baik, sehingga program hilirisasi mineral dinilai sangat strategis untuk kepentingan bangsa
dan negara.
Pemerintah menargetkan pembangunan sebanyak 15 pabrik pengolahan dan
pemurnian (smelter) bahan tambang mineral selesai pada 2015. Sekarang ini, terdapat 28
smelter yang sedang dalam proses pembangunan.
Dari 28 unit tersebut, sebanyak 6-8 sudah melakukan peletakan batu pertama (ground
breaking), di mana sebagian besar lokasinya berada di Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera.
Sesuai Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara,
perusahaan tambang wajib mengolah dan memurnikan hasil tambang mineralnya di dalam
negeri paling lambat 2014. Kewajiban pemurnian tersebut bisa dilakukan sendiri atau bekerja
sama dengan perusahaan lain.
Namun, amanat UU tersebut sulit terealisasi. Hingga saat ini, belum ada smelter yang
terbangun. Pemerintah tengah menyiapkan aturan hukum yang membolehkan perusahaan
untuk mengekspor hasil tambang mineral secara terbatas setelah 2014. Aturan hukum
tersebut akan dibicarakan pemerintah dengan DPR. Pemerintah akan mempertimbangkan
pemberian izin ekspor setelah 2014 bagi perusahaan yang serius membangun smelter. Izin
ekspor akan diberikan selama jangka waktu tertentu, hingga beroperasinya smelter.
Pemerintah akan melakukan verifikasi langsung ke lokasi smelter tersebut untuk mengetahui
kesungguhannya. Perusahaan yang membangun smelter juga akan diwajibkan menempatkan
sejumlah dana tertentu di bank sebagai jaminan keseriusan.
Essay : Muh Fadhil Albab 1206217414
Essay-Muh Fadhil Albab 1206217414
Sebelumnya, perusahaan alumunium asal Rusia, United Company Russian
Alumunium (UC Rusal), siap melakukan investasi jangka panjang untuk pembangunan
smelter di Kalimantan senilai enam miliar dolar AS. Rusal akan melakukan investasi sebesar
enam miliar dolar AS, dimulai dengan tiga miliar dolar AS dulu untuk membangun smelter
dari bauksit ke alumina.UC Rusal tertarik untuk mengembangkan industri hilirisasi di
Indonesia, apalagi Undang-Undang No.4/2009 tentang Mineral dan Batu Bara telah
menegaskan pelarangan ekspor bahan baku tambang ke luar negeri mulai 2014.
Ada banyak alasan mengapa kita perlu mengolah mineral dalam negeri, diantaranya
adalah ketersediaan dari Sumber Daya Alam kita yang melimpah dan rata-rata masih bisa
diolah sampai 200 tahun, meningkatkan perekonomian bangsa , membuka lapangan kerja
baru bagi penduduk Indonesia, meningkatkan nilai jual dari Mineral itu sendiri,
mencerminkan Indonesia sebagai negara industri dan mandiri serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Ketersediaan Mineral/Sda Yang Melimpah
Source : Dirjen minerba kementrian ESDM
Gambar 1.sebaran potensi mineral di Indonesia
Berdasarkan gambar diatas, kita bisa menyaksikan bahwa betapa banyak potensi
mineral yang kita miliki. Saat ini Indonesia merupakan negara penghasil barang tambang
yang beragam diantaranya timah, emas, nikel matte, feronikel, konsentra tembaga, bauksit,
Essay : Muh Fadhil Albab 1206217414
Essay-Muh Fadhil Albab 1206217414
batubara, minyak bumi dan gas bumi. Fakta tersebut tentunya menjadi daya tarik luar negeri
seperti Amerika, Australia, Inggris, Kanada dan China untuk ke Indonesia dan
mengeksploitasi segala bentuk mineral di Negara kita. Tercatat bahwa sejak beberapa dekade
terakhir keberadaan PT Freeport dan Newmont meskipun memberikan bantuan ke daerah
sekitar tambang tersebut tapi ini sungguh sangat jauh dibandingkan dengan keuntungan yang
bisa di dapat dari PT Freeport ataupun PT Newmont itu sendiri. Tidak hanya di Papua dan
Nusa Tenggara tapi beberapa daerah-daerah lain yang menjadi lahan potensial untuk
pertambangan lambat laun bakalan dikelolah oleh warga asing. Dan salah satunya bentuk
pemasukan kita dari pengolahan perusahaan asing tersebut adalah pajak. Miris memang,
ketika tanah air kita yang kaya akan Segala bentuk Sumber Daya Alamnya harus
dieksploitasi oleh pihak asing. Dulunya kita mungkin bisa membiarkan hal in terjadi karena
mungkin kualitas dari SDM kita sendiri yang belum mumpuni. Tapi cerita sekarang beda
lagi, dengan kualitas SDM yang ada sudah selayaknya sekarang pengolahan mineral dan
galian diolah oleh kita sendiri.
Sebagai contoh, Penambangan emas dengan mineral ikutan perak yang ditambang di
Cikotok, Cikidang, Gunung Pongkor (Bogor), Gosowong (Halmahera) dan bekas tambang
emas yang telah tutup seperti Ratatok di Sulawesi Utara, Kelian (Kalimantan Timur) dan
Gunung Muro di Kalimantan Tengah serta bekas tambang emas kecil lainnya seperti Lebong
Tandai, Gunung Pani, Montrado, Pulau Kidak Lubuk Linggau, Sungai Raya, Wetar dan
sebagainya telah melakukan pengolahan dengan menghasilkan bullion emas di dalam negeri,
dan selanjutnya dimurnikan di Unit Pemurnian Logam Mulia PT Aneka Tambang. Demikian
juga halnya dengan penambangan timah telah melakukan pengolahan di dalam negeri.
Demikian juga halnya bijih timah, telah dilakukan pengolahan di dalam negeri. Namun
beberapa ladang emas dan timah tersebut hanyalah secuil dari potensi Emas dan timah yang
terkandung dalam tanah air Indonesia. Sekaranglah waktunya, keberadaan SDM unggul dari
berbagai disiplin ilmu seperti Ilmu pertambangan, geologi, metalurgi dan material sangat
dibutuhkan untuk mengelolah sumber daya alam kita yang melimpah.
Dalam tiga tahun terakhir setelah UU No. 4 Tahun 2009 diterbitkan, telah terjadi
peningkatan ekspor bijih mineral secara besar-besaran, seperti ekspor bijih nikel meningkat
sebesar 800%, bijih besi meningkat 700%, dan bijih bauksit meningkat 500%. Oleh karena
itu guna menjamin ketersediaan bahan baku untuk pengolahan dan pemurnian mineral di
dalam negeri dan mencegah dampak negatif terhadap lingkungan, maka mutlak diperlukan
adanya pengendalian ekspor bijih mineral.
Essay : Muh Fadhil Albab 1206217414
Essay-Muh Fadhil Albab 1206217414
Meningkatkan Nilai Tambah Produk Mineral
Gambar 2. Contoh nilai tambah mineral pada industri baja
Dari grafik diatas merepresentasikan bahwa ketika suatu biji besi diolah maka nilai olahannya
juga semakin mahal. Terlihat pada grafik, bijih besi dihargai sekitar 30 $/ton sedangkan
setelah diolah menjadi beberapa bentuk kita dapat meraup keuntungan sekita 600$/ton. Hal
ini berarti bahwa terjadi peningkatan yang signifikan kurang lebih 20 kali lipat dari harga
bijih besi. Hal ini tentunya menjadi alasan yang sangat logis kenapa kita perlu mengolah
mineral kita(indonesia) dalam negeri. Bukan hanya besi/baja tetapi sama halnya dengan
nikel, timah, bauksit dan beberapa mineral lainnya. Kepala Badan Geologi Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar mengungkapkan, total cadangan nikel
di Sulawesi dan Maluku mencapai 1,1 miliar ton dengan sumber daya sebanyak 2 miliar ton.
Sehingga, industri berbasis nikel perlu dikembangkan untuk memberikan nilai lebih bagi
nikel. Dengan jumlah cadangan nikel terukur sebanyak 1,1 miliar ton, jika diproduksi
sebanyak 20 juta ton per tahun, maka dapat bertahan hingga 60-100 tahun.
Tahun ini Indonesia mengekspor bijih nikel mentah ke China sebanyak 60 juta ton
nikel. Jumlah itu sangat banyak, padahal dapat dikembangkan di dalam negeri dengan
mengolahnya menjadi ferronikel dan stainless steel sehingga memberikan nilai tambah
sekaligus membuka lapangan kerja yang baru. Pembangunan industri berbasis nikel
mensyaratkan kemandirian teknologi dan perhatian dari pemerintah untuk memasok energi
Essay : Muh Fadhil Albab 1206217414
Essay-Muh Fadhil Albab 1206217414
serta memetakan potensi sumber daya mineral bersama Badan Geologi. Indonesia dapat
belajar dari negara-negara maju, seperti Amerika, Finlandia, Inggris, Kanada, dan Australia,
yang mengembangkan industri hilir dari sumber daya geologi yang ada.
Membuka Lapangan Kerja Baru
Perlunya memberi kesempatan kepada SDM yang ada didalam negeri yang memiliki
disiplin ilmu tersebut untuk explorasi dan memproduksi bahan baku energi dan mineral
tersebut sehingga dapat melahirkan tenaga-tenaga ahli dibidang tersebut yang pada akhirnya
selain pemanfaatan SDM dalam negeri sendiri yaitu menyerap tenaga kerja, sudah tentu jika
demikian kemakmuran akan terjadi, karena produktifitas meningkat yang otomatis akan
banyak menyerap tenaga kerja lainnya. Yang jelas itu bahan baku energy dan mineral
ditambang sendiri, dan dijual sendiri, bukannya di pihak ke tigakan seperti yang selama ini
terjadi, kita Cuma menginginkan hasilnya dan tidak mau bekerja, makanya para pihak ketiga,
mulai Shell sampai Freeport, meraup untung yang sangat besar dari pengolahan mineral.
Mencerminkan Kemandirian Bangsa
Pengolahan hasil tambang di dalam negeri dapat menjadi salah satu jalan menuju
Indonesia yang mampu memanfaatkan potensi sumber daya alamnya secara mandiri. Hal ini
harus dilakukan karena negara kita tidak bisa selamanya bergantung kepada negara lain untuk
mengolah hasil tambang menjadi logam murni atau paduan logam. Jika kita terus bergantung
kepada negara lain untuk mengolah hasil tambang negeri ini maka salah satu tujuan
pengelolaan mineral dan batubara yaitu menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai
bahan baku dan/atau sebagai sumber energi untuk kebutuhan dalam negeri tidak akan tercapai
(Pasal 3 Bab II Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara). Oleh karena itu sudah seharusnya negara kita
mengolah hasil tambang kita di dalam negeri sehingga kita bisa memenuhi kebutuhan mineral
dan batubara Indonesia.
Mewujudkan negara Indonesia yang mampu mengolah hasil tambangnya secara
mandiri memang bukanlah hal mudah. Diperlukan sinergi dari berbagai pihak seperti
mahasiswa, pemerintah, pelaku industri pertambangan, industri pengolahan, industri strategis
berbasis mineral dan masyarakat umum sehingga dapat dilakukan pengolahan hasil tambang
di dalam negeri.
Peran mahasiswa untuk pengolahan hasil tambang dalam negeri ini adalah menyadari
bahwa pada saat ini negara indonesia masih mengekspor konsentrat ke luar negeri. Fakta ini
Essay : Muh Fadhil Albab 1206217414
Essay-Muh Fadhil Albab 1206217414
menunjukkan bahwa negara kita tidak mengolah hasil tambangnya di dalam negeri. Hal ini
terjadi antara lain karena belum adanya ketegasan dari pemerintah mengenai aturan yang
berhubungan dengan pengolahan hasil tambang ini, industri logam hulu dan hilir yang tidak
sinergis serta masyarakat umum yang sulit untuk mendukung pendirian industri pengolahan
hasil tambang. Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat yang bersifat netral harus mampu
menyadari masalah ini dan memberikan solusi yang terbaik bagi permasalahan ini. Salah
satunya adalah ketika menjadi masyarakat umum kelak mampu memberikan penjelasan
kepada masyarakat lainnya mengenai hal ini dan memberikan dukungan kepada pendirian
industri ini. Selain itu mahasiswa juga bisa memberikan masukan kepada pemerintah dalam
pengambilan keputusan yang terkait dengan industri pengolahan hasil tambang ataupun
mengawasi pelaksanaan peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah.
Peran pemerintah dalam hal ini adalah membuat peraturan yang mengatur tentang
pengolahan mineral di Indonesia dan mewajibkan semua pihak terkait untuk
melaksanakannya. Pembuatan peraturan ini sebenarnya telah dilakukan oleh pemerintah,
dalam hal ini kementrian energi dan sumber daya mineral (ESDM) dan menghasilkan UU
Minerba tahun 2009 dan Permen ESDM tahun 2012. Namun dalam pelaksanaannya sedikit
tersendat karena beberapa perusahaan tambang terutama perusahaan asing tidak mau
mengolah seluruh hasil tambangnya di Indonesia. Berbagai alasan dilontarkan seperti
pembuatan smelter (pabrik pengolahan) tidak menguntungkan bagi perusahaan dan kurun
waktu yang diberikan oleh pemerintah terlalu singkat. Untuk menghadapi hal ini seharusnya
bisa tegas mengatakan tidak ada pengecualian. Semua hasil tambang Indonesia (sesuai yang
ada di dalam Permen ESDM tahun 2012) harus diolah di dalam negeri dan jika memang
perusahaan tambang tidak mau mengolahnya di dalam negeri maka silakan hengkang dari
Indonesia karena memang yang berhak memberi izin usaha pertambangan adalah pemerintah
Indonesia. Selain itu diperlukan stimulan yang diberikan oleh pemerintah untuk
menumbuhkan industri pengolahan hasil tambang ini seperti pengurusan izin yang
dipermudah baik dari pihak kota maupun provinsi, pembangunan infrastruktur pendukung
seperti jalan raya dan listrik serta memastikan tersedianya pasokan bahan baku bagi industri
pengolahan hasil tambang seperti konsentrat dan batubara. Pemerintah juga harus mampu
untuk mengawasi pelaksanaan semua peraturan yang telah dibuat sehingga tidak terjadi
penyimpangan baik yang dilakukan oleh industri pertambangan, industri pengolahan maupun
industri strategis berbasis mineral.
Peran industri pertambangan adalah mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh
peraturan yang telah dibuat, dalam hal ini adalah UU Minerba tahun 2009 dan Permen ESDM
Essay : Muh Fadhil Albab 1206217414
Essay-Muh Fadhil Albab 1206217414
tahun 2012, membangun smelter atau bekerja sama dengan industri pengolahan untuk
membangun smelter dan memberikan bijih atau konsentrat ke smelter. Contoh sistem
penambangan dan pengolahan yang telah dilakukan dengan cukup baik di Indonesia adalah
penambangan dan pengolahan emas di Pongkor, Bogor, yang dilakukan oleh PT Antam. Di
Pongkor ini PT Antam menambang dan mengolah emasnya disana. Kemudian setelah
dilakukan pengolahan, emas dikirim ke Logam Mulia di Jakarta untuk dimurnikan. Produk
akhir dari proses ini adalah emas murni. Sistem seperti inilah yang diharapkan dapat
dilakukan di Indonesia sehingga semua tujuan pengolahan mineral di Indonesia dapat
tercapai.
Peran industri pengolahan adalah bekerja sama dengan industri pertambangan atau secara
sendiri membangun pabrik pengolahan di Indonesia. Industri pengolahan ini sudah
seharusnya mampu mengolah seluruh hasil tambang yang ada di Indonesia (sesuai yang ada
di dalam Permen ESDM tahun 2012) sehingga kita tidak lagi mengekspor konsentrat kita ke
luar negeri kemudian kita membelinya kembali dalam bentuk logam murni atau paduan
logam. Kondisi di Indonesia sekarang masih belum memungkinkan untuk mengolah seluruh
hasil tambang untuk bisa diolah di dalam negeri karena adanya keterbatasan kapasitas pabrik.
Sebagai contoh kapasitas pabrik Smelting Gresik hanya mampu menghasilkan 200.000 ton
Cu katode/tahun. Kapasitas sebesar ini hanya mampu mengolah 52 % dari hasil tambang
tembaga PT Freeport Indonesia.
Peran industri strategis berbasis mineral adalah menjadi pasar bagi industri
pengolahan sehingga industri pengolahan sudah punya pasar tetap yaitu industri strategis
berbasis mineral. Industri strategis berbasis mineral ini diharapkan mampu menggunakan
logam murni atau paduan logam untuk menjadi bahan baku industrinya sehingga kerugian
yang ditakutkan oleh industri pengolahan karena tidak adanya pihak yang membeli
produknya dapat diatasi. Industri pertambangan, industri pengolahan dan industri strategis
berbasis mineral harus dijalankan secara bersama-sama sehingga sistemnya dapat berjalan
dengan lancar dari hulu hingga ke hilir tanpa terganggu oleh hambatan dari luar.
Peran masyarakat umum yang diharapkan disini adalah peran seluruh masyarakat Indonesia
untuk mendukung tumbuhnya industri pengolahan hasil tambang di dalam negeri karena jika
masyarakat tidak mendukung maka industri pengolahan tidak dapat didirikan di tempat
tersebut. Untuk mengatasi hal ini diperlukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat indonesia
mengenai industri ini. Seluruh masyarakat indonesia harus mengetahui bahwa pendirian
industri pengolahan hasil tambang ini memberikan manfaat yang sangat besar kepada negara
kita.
Essay : Muh Fadhil Albab 1206217414
Essay-Muh Fadhil Albab 1206217414
Pengolahan hasil tambang di dalam negeri memberikan beberapa manfaat seperti
mengubah mindset engineer menjadi pengusaha, menciptakan pengusaha dan lapangan kerja
baru serta meningkatkan kesejahteraan rakyat indonesia. Engineer atau mungkin yang lebih
sering dikenal dengan istilah insinyur adalah pekerjaan bagi seseorang yang berkiprah di
bidang teknik. Pada umumnya alumni jurusan teknik hanya ingin bekerja sebagai engineer
biasa. Hal ini dikarenakan mereka merasa cukup dengan menjadi engineer biasa seperti ini.
Padahal jika mereka beralih menjadi pengusaha, tidak bekerja kepada orang lain. Maka
mereka akan mampu mendapatkan hasil yang lebih. Ada banyak jalan bagi seorang engineer
untuk menjadi pengusaha misalnya menjadi kontraktor, membuat perusahaan sendiri atau
menjadi konsultan. Ada banyak sekali jalan hanya tinggal menumbuhkan niat untuk menjadi
pengusaha dan memilih jalan yang tepat.
Keuntungan yang kedua adalah menciptakan pengusaha dan lapangan kerja baru.
Ketika mindset seorang engineer telah berubah menjadi mindset pengusaha maka kita akan
mampu menciptakan pengusaha-pengusaha baru. Adanya pengusaha baru ini akan mampu
membukan lapangan kerja bagi orang-orang di sekitarnya sehingga dapat menekan jumlah
pengangguran di Indonesia. Keuntungan yang ketiga adalah meningkatkan kesejahteraan
rakyat indonesia. Ketika kita telah mampu membuka lapangan kerja bagi orang lain maka
kita juga mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Yang semula tidak bekerja menjadi
bekerja dan mempunyai penghasilan. Hal ini menunjukkan bahwa menjadi seorang
pengusaha dapat memberikan dampak yang begitu besar bagi lingkuangan sekitar kita.
Misalkan kita membangun sebuah perusahaan pemurnian pasir besi. Kita mempekerjakan 20
orang. Ketika setiap orang mempunyai 3 orang tanggungan (satu suami/istri dan dua anak)
maka kita telah mampu meningkatkan kesejahteraan 80 orang. Sehingga sudah jelaslah begitu
besar pengaruh positif seorang pengusaha bagi lingkungan sekitarnya.
Indonesia yang mandiri adalah indonesia yang mampu mengolah hasil tambangnya
dengan teknologi dan sumber daya manusianya sendiri serta dilakukan di dalam negeri
sendiri. Indonesia yang mandiri ini tidak dapat diwujudkan hanya dengan keringat satu orang
saja akan tetapi dibutuhkan keringat dari berbagai pihak terkait sehingga seluruh pihak ini
dapat bersinergi dan menyatukan tujuan untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri. Harapan
saya semoga kita menyadari pentingnya indonesia yang mandiri ini sehingga kita semua bisa
membantu mewujudkannya dengan kapasitas kita masing-masing.
Meningkatkan Perekonomian Bangsa
Essay : Muh Fadhil Albab 1206217414
Essay-Muh Fadhil Albab 1206217414
Kebijakan pengolahan dan pemurnian produk mineral akan memberikan multiplier
effect yang baik bagi bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat sekitar pada
khususnya. Pelaksanaan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian akan memperkuat
dan mengembangkan proses hilirisasi subsektor mineral dan batubara terutama akan
memperkuat struktur industri hilir nasional. Pembangunan pabrik pemurnian bernilai strategis
dalam rangka pengelolaan sumber daya energi dan mineral untuk mewujudkan kesejahteraan
rakyat sesuai dengan four track stategy yang sudah dicanangkan oleh pemerintah, yaitu Pro
Growth, Pro Job, Pro Poor dan Pro Environment.
Perhitungan secara ekonomis, akan meningkatkan nilai produk mineral hingga
mencapai 30 persen. Dengan volume bahan mentah yang ditambang lebih sedikit akan
menciptakan produk jadi yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. “Smelter PT Aneka
tambang yang mengolah bauksit, dikerjakan hingga menjadi finish produk itu volumenya
bahan mentahnya kecil, tetapi nilai finished productnya gede sekali, jadi jumlah uang yang
kita dapat dari ekspor yang sedikit, uang yang didapat lebih besar. Disisi lain, dengan jumlah
volume yang kecil, maka kerusakan lingkungannya jadi lebih kecil,” jelas Menteri ESDM
Jero Wacik
Referensi :
http://www.esdm.go.id/berita/mineral/43-mineral/6604-pengolahan-dan-pemurnian-mineral-
didalam-negeri-untungkan-bangsa-indonesia.html
http://www.tambang.co.id/detail_berita.php?category=18&newsnr=8373
Dirjen Minerba Kementrian ESDM
Essay : Muh Fadhil Albab 1206217414