Prof. Dr.-Ing. Fahmi Amhar
PERAN DAN TANGGUNG JAWABINTELEKTUAL MUSLIM DALAM MEMBANGUN PERADABAN ISLAM
Penyelesaian terintegrasi masih langka
PERMASALAHAN
Para akademisi dididik fokus &
lokus
Paradigma keilmuan khas
Islam?
Tanggungjawab umat?
SAINS IJTIHADI
• Ada persoalan pengaturan manusia yang memerlukan sistem, sebagian dapat diselidiki secara ilmiah.
• Muncullah ilmu politik, ilmu ekonomi, ilmu pendidikan dll, yang seharusnya dapat dipisahkan mana yang merupakan sistematisasi fenomena empiris dan mana solusi dari sebuah pandangan hidup.
• Ini mestinya menjadi “Sains Ijtihadi”.
SAINS ISLAM ATAS FENOMENA ALAM
• Qur’an bukanlah alat penguji kebenaran ilmiah karena memiliki domain yang sama sekali berbeda.
• Qur’an memberikan motivasi dan inspirasi ilmuwan muslim untuk meneliti.
• Islam memberikan batasan syar’i atas metodologi ilmiah.
• Islam memberikan arah, untuk apa sains dan teknologi itu ada.
ISLAM TANPA
SAINS DAN TEKNOLOGI
AKAN TERJAJAH
SAINS DAN TEKNOLOGI
TANPA ISLAM AKAN
MENJAJAH
ISLAM YANG MEMANDU SAINS DAN
TEKNOLOGI AKAN MEMBEBASKAN
MANUSIA DARI PENJAJAHAN!
• Setelah memerintahkan mempelajari alam semesta (QS 88:17-20), Allah memerintahkan untuk memberi peringatan (QS 88:21-22).
• Ketika mulai menjalankan peran tanggungjawab keumatan, dia beralih dari sekedar akademisi menjadi intelektual.
• Mulai dari mana?
PROBLEMA UMMAT ISLAM
• Problema yang menimpa ummat sudah menjangkau ke seluruh aspek, sisi dan lini kehidupan ummat Islam
• Eskalasi problem tersebut semakin berat, semakin besar dan semakin luas
• Bagaimana tanggung jawab kita sebagai seorang intelektual muslim?
SEBAGAI SEORANG INTELEKTUAL MUSLIM
Tentu kita tidak bisa tinggal diam menyaksikan
banyaknya problem yang menimpa ummat Islam
Perlu ada daya dan upaya
Untuk memberikan solusinya
PERAN INTELEKTUAL MUSLIM
• Sesungguhnya, sudah banyak peran yang telah disumbangkan oleh intelektual muslim untuk menyelesaikan problem ummat Islam ini.• Namun, mengapa
problem ummat Islam sampai saat ini belum terselesaikan juga?
APA PENYEBABNYA?
• Penyebabnya, upaya yang telah dilakukan masih mengikuti kecenderungannya masing-masing.
• Upaya yang dilakukan hanya terfokus pada persepsinya masing-masing.
• Apakah berbagai upaya tersebut dapat membuahkan hasil?
• Ada yang fokus pada penguasaan Teknologi.
• Apakah upaya ini akan berhasil?• Mengapa sudah banyak Sarjana Muslim
yang menguasai teknologi, Ummat tetap mundur?
• Analisis: penguasaan teknologi yang tinggi tersebut ternyata tidak dapat diaplikasikan, karena kecilnya biaya untuk mewujudkannya.
• Lantas, apakah berarti harus lebih fokus pada Bidang Ekonomi?
APA CONTOHNYA?
APAKAH FOKUS PADA BIDANG EKONOMIITU LEBIH PENTING?
• Mengapa sudah banyak Pakar Ekonomi, tetapi negaranya termasuk Negara Miskin?
• Mengapa Negeri Kita sangat Kaya Raya, tetapi Rakyatnya sangat Miskin?
• Analisis: Kekayaan dan Kepakaran Ekonomi Tidak Berguna jika orang-orangnya Tidak Bermoral (Berakhlaq), banyak yang KKN.
• Apakah berarti Akhlaq lebih penting?
APAKAH FOKUS PADA BIDANG AKHLAQ LEBIH PENTING?
• Apakah fokus pada perbaikan akhlaq akan berhasil?
• Analisis: Mengapa orang-orang yang semula berakhlaq baik, ketika masuk sistem malah menjadi rusak, secara sadar maupun tidak?
• Kalaupun ada yang tetap baik, mengapa justru dia akan teralienasi dan tersingkirkan?
• Kalau ada yang mencoba sedikit memperbaiki sistem, mengapa mereka justru malah ditendang?
• Apakah ini berarti kita perlu melahirkan lebih banyak manusia yang berakhlaq untuk mewarnai sistemnya?
• Sehingga, apakah mewujudkan Pendidikan Islam menjadi fokus yang lebih penting?
APAKAH MEWUJUDKAN PENDIDIKAN ISLAMLEBIH PENTING?
• Apakah dengan mendirikan banyak Sekolahan Islam akan berhasil?
• Analisis: Mengapa sudah banyak Sekolah Islam, mutunya justru lebih rendah dari Sekolah Negeri?
• Mengapa yang didirikan Sekolah Islam, tetapi tetap menggunakan Kurikulum yang sama dengan Sekolah Negeri?
• Mengapa Sekolah Islam Iuran SPP-nya jauh Lebih Mahal dari Sekolah Negeri?
• Mengapa Lulusan Sekolah Islam Kualitas dan Perilakunya Tidak Lebih Baik dari Sekolah Negeri?
• Apa Arti Dari Semua Ini?
• Ternyata, berbagai upaya yang telah diupayakan intelektual muslim tersebut masih belum menyelesaikan masalah Ummat.
• Setiap upaya yang dilakukan seperti masuk kedalam LINGKARAN SETAN, yang seakan Tak Berujung Pangkal.
• Lantas, apa yang seharusnya diupayakan oleh para intelektual muslim?
APAKAH YANG HARUS DILAKUKAN?
• Inilah saatnya bagi kita untuk memutus LINGKARAN SETAN itu.
• Intelektual Muslim perlu untuk menyatukan VISI dan MISI-nya,
• Untuk duduk bersama menyelesaikan problematika ummat tersebut.
BAGAIMANA SEHARUSNYA ?
HAMBATAN
Belum memahami sejarah Nabi dalam kerangka mencari inspirasi, Bagaimana membangkitkan umat secara mendasar dan tuntas?
Gagal melihat, apa yang hilang di tubuh umat, sehingga umat terpuruk?
Padahal mereka memiliki Tuhan yang sama, Nabi yang sama, Kitab yang sama, dan Kiblat yang
sama !
• Lebih banyak fardhu kifayah daripada fardhu ain.
• Banyak fardhu ain yang baru bisa sempurna dengan suatu aktivitas kolektif.
SHOLAT: AKTIVITAS INDIVIDUAL & KOLEKTIF
• Sholat adalah aktivitas individual. • Untuk menciptakan suasana yang kondusif, agar orang
termotivasi untuk sholat, misalnya dengan penyediaan fasilitas yang baik , pengaturan jadwal kegiatan, dan adzan pada waktunya dll, adalah tanggungjawab kolektif.
OPINI UMUM SEKULER & LIBERAL
• Sekuler: memisahkan Islam dari persoalan kehidupan publik
• Akibat sekuler, muncul: – Asketisme (ibadah yang
berlebihan dan tidak peduli urusan dunia),
– Liberalisme (tidak perlu bawa-bawa nama Tuhan dalam urusan politik, ekonomi, peradilan, pendidikan, pergaulan dan hubungan luar negeri).
NEGARA MENGIKUTI OPINI MASSA• Demokrasi: doktrin bahwa
hukum bermasyarakat harus diambil dari kehendak rakyat.
• Opini umum masih sekuler dan liberal, otomatis demokrasi hanya akan menghasilkan hukum yang sekuler-liberal.
• Pemilu di beberapa negeri Islam membuktikannya.
DEMOKRASI TERSANDERA
Demokrasi tersandera tiga kali:
(1) oleh opini sekuler-liberal
(2) oleh dominasi para kapitalis hitam
(3) oleh para petualang.
REAKTUALISASI SIRAH NABI• Nabi melakukan
perubahan yang fundamental di tiga aspek tersebut.
• Nabi merubah individu dengan menanamkan tauhid.
• Selanjutnya Nabi membalikkan opini umum di masyarakat dengan menyodorkan ayat-ayat suci
OPINI UMUM• Sekulerisme-liberalisme
sudah dari awal bertentangan dengan tauhid.
• Tugas para intelektual membalikkan opini umum yang bertentangan dengan ayat-ayat suci
• Proses transisi membutuhkan proses yang panjang dan menyakitkan.
SUNNATULLAH TRANSFORMASI SOSIAL
• “late majority” sisa• “laggard”kurang dari
1%.
“pioner” sekitar 0,5% populasi.
“early adopters” mencapai 5%.
“early majority” lebih dari 50%.
PERAN & TANGGUNGJAWAB INTELEKTUAL• Menginspirasi para pemimpin politis agar maju, mengambil
alih tanggungjawab memimpin masyarakat menghadapi masa-masa yang berat.
• Jika para intelektual ini lebih mencintai Allah dan mati syahid, maka para pemimpin pun akan menjadi kuat, menjadi besar hatinya, dan berusaha menjauhi kerusakan.
• Dan jika ada pemimpin-pemimpin yang seperti ini, maka umatpun akan bisa diperbaiki, karena ada teladan yang bisa dipercaya.
• Umatpun akan bisa dibangkitkan, dan bisa diajak bergerak menuju tugas sejarahnya!
UNTUK SEBUAH PEKERJAAN RAKSASA
• Perubahan ini harus secara bersama-sama dalam sebuah jejaring (network).
• Inilah dakwah berjama’ah, di mana para intelektual akan saling mengisi, saling memperkuat dan saling mengoreksi.
• Menyatukan Visi dan Missi hidupnya.
• Menyadari, bahwa mereka adalah bagian dari umat yang terbaik.
• Duduk bersama, mengintegrasikan dan mensinergikan seluruh potensi yang dimiliki untuk menyelesaikan problematika umat.
INILAH SAATNYA INTELEKTUAL MUSLIM