7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 1/21
PRINSIP KESOPANAN DALAM NASKAH DRAMA
IMBIRA<T{U><RIYYATUN FI> AL-MAZA<D KARYA ‘ALĪ
AH ḤMAD BA<KAS|I<R
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak akan dapat
hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Oleh karena
itu, manusia akan selalu berhubungan dan saling berinteraksi
antara satu individu dengan individu lainnya. Salah satu alat
interaksi yang digunakan manusia untuk menyampaikanmaksudnya adalah bahasa.
Ilmu yang mempelajari tentang bahasa adalah linguistik.
Menurut Verhaar (200!"# salah satu $abang linguistik yang
mempelajari hubungan tuturan bahasa dengan apa yang
dibi$arakan adalah pragmatik. %ragmatik adalah $abang ilmu
bahasa yang mempelajari struktur bahasa se$ara eksternal,
yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan dalamberkomunikasi (&ijana, '""!'#. )ajian pragmatik ini
mempertimbangkan situasi dan orang*orang yang terlibat di
dalamnya untuk mengetahui makna yang terkandung pada
tuturan*tuturan dalam per$akapan.
Suatu per$akapan berisiko memun$ulkan sebuah kon+ik.
alam hal ini, prinsip sopan santun sangat diperlukan untuk
mengurangi risiko mun$ulnya kon+ik. )elan$aran suatuper$akapan bukan hanya ditentukan oleh prinsip kerjasama yang
mengatur apa yang kita katakan. -gar sebuah tuturan dapat
sejalan dengan tujuan ilokusi, maka dibutuhkan prinsip
kesopanan. %rinsip kesopanan tersebut menjaga keseimbangan
sosial dan keramahan hubungan karena dengan hubungan*
hubungan demikian kita dapat mengharapkan baha peserta
yang lain akan bekerja sama (/ee$h, 20''!2#.
'
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 2/21
Menurut Wijana (1996:55) prinsip kesopanan masuk dalam kategori tindak
ilokusi yang memiliki bentuk-bentuk ujaran berupa kalimat impositif, komisif,
ekspresif, dan asertif (ee!", #$11:#$6-#1%) membagi prinsip kesopanan menjadi
enam maksim, maksim kebijaksanaan, maksim kederma&anan, maksim pujian,
maksim kerenda"an "ati, maksim kemufakatan, dan maksim simpati'
dapun prinsip kesopanan ditemukan dalam peristi&a tindak tutur'
eristi&a tindak tutur adala" terjadinya interaksi linguistik dalam satu bentuk
ujaran atau lebi" yang melibatkan dua pi"ak, yaitu penutur dan mitra tutur, dengan
satu pokok tuturan, di dalam &aktu, tempat, dan situasi tertentu (*"aer dan
gustina, #$1$:+%)' adi, kajian mengenai prinsip kesopanan berkaitan dengan
konsep ./02' *"aer dan gustina, (#$1$:+3) mengutip komponen tutur
yang dikemukakan 4ell ymes (19%#), yang kemudian dirangkaikan menjadi
akronim ./02' /edelapan komponen itu adala" pertama, ( setting and
scene, ( participants, . (ends: purpose and goal ), (act sequence), / (key), 0
(instrumentalities), (norm of interaction and interpretation) dan 2 ( genre)'
uturan-tuturan yang menunjukkan prinsip kesopanan tidak "anya mun!ul
dalam bentuk tuturan lisan saja, tetapi terkadang juga mun!ul pada sebua" karya
sastra, misalnya dialog-dialog yang ada dalam sebua" drama' 4ialog dalam drama
diklasifikasikan dalam &a!ana' 4isebut demikian karena dialog drama termasuk
dalam satuan keba"asaan yang mengaitkan unsur-unsur satuan keba"asaan yang
ada di ba&a"nya seperti fonem, morfem, frasa, klausa, dan kalimat'
7erdasarkan latar belakang di atas, penulis bermaksud meneliti lebi" lanjut
mengenai prinsip kesopanan yang terdapat dalam naska" drama
Imbira>t}u>riyyatun f> al-Maza>d karya -li1 -hmad3a1kas4i1r (1951). 4iambilnya objek material berupa karya sastra, karena
karya sastra dipandang merupakan !erminan ke"idupan sosial masyarakat rab
dan di dalamnya terdapat banyak digunakan prinsip kesopanan'
METODE PENELITIAN
enelitian ini terdiri dari tiga ta"ap, yaitu ta"ap penyediaan data, ta"ap
analisis data, dan yang terak"ir adala" ta"ap penyajian "asil analisis data
(udaryanto, 1998:5)'
2
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 3/21
ada ta"ap penyediaan data digunakan metode simak, yaitu penyediaan
data dengan menyimak penggunaan ba"asa rab melalui teknik sadap sebagai
teknik dasarnya dan teknik !atat sebagai teknik lanjutan' 4ata yang digunakan
dalam penelitian ini adala" naska" drama rab Imbira>t}u>riyyatun f>
al-Maza>d yang terdiri dari empat bagian' 4ata penelitian yang di"impun
ber&ujud kalimat-kalimat yang mengandung kategori maksim dalam naska"
drama Imbira>t}u>riyyatun f> al-Maza>d'
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode
kontekstual' Metode kontekstual adala" !ara analisis yang diterapkan pada data
dengan mendasar, memper"itungkan, dan mengaitkan konteks (a"ardi, #$$$:+)'
Menurut Wijana (1996:11), konteks adala" segala latar belakang pengeta"uan
yang dapat dipa"ami bersama ole" penutur dan mitra tutur' adi, konteks yang
diper"itungkan dalam analisis data ini adala" komponen tutur, seperti: penutur,
mitra tutur, dan situasi tutur' /onteks tidak terlepas dari konsep ./02 yang
dikutip ole" *"aer dan gustina (#$1$:+3) dalam 4ell ymes (19%1)'
a"ap selanjutnya adala" ta"ap penyajian "asil analisis data' ada ta"ap
ini digunakan metode informal' rtinya penyajian "asil penelitian dirumuskan
dengan kata-kata biasa, yaitu dengan kata-kata yang apabila diba!a dengan serta
merta dapat langsung dipa"ami (/esuma, #$$%:%1)'
PEMBAHASAN
3erikut akan dijelaskan mengenai tuturan*tuturan yang
mengandung prinsip kesopanan dalam naskah drama
Imbira>t}u>riyyatun f> al-Maza>d karya -l -h5mad 3;kas4i1r
(1951).1. Maksim Kebijaksanaan (Tact Maxim)
Maksim kebijaksanaan adala" baha peserta tutur hendaknya
berpegang pada prinsip untuk selalu meminimalkan kerugian
orang lain dan memaksimalkan keuntungan orang lain dalam
kegiatan bertutur (ee!", #$11:#$6). 3entuk maksim kebijaksanaan
tampak pada tuturan berikut ini.
6
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 4/21
!789:;<=>?@ ABC= DE FGH= 7 JKL N..JC;A 8; PQ8R@
.TQ8E #'((UW8XTW FGH;# YT:; N LZ[..\;\B]L JC;A 8; N !J:^T^_
(3;kas4i1r, 1951:#9)
/Tuwailma>n ! Maka>nuka ya s}adiqi>..la> da>’i> liantanhad}a s\umma taq’uda marratans\a>niyatan /
/Sataitli> ! La> ya> s}adiqi> al-azi>z!haz}a> la>
yali>qu "yanhad}u #ayus}a>fh}uhu/
oylman : <etapla" di tempatmu &a"ai temanku= angan memaksa
untuk beranjak kemudian duduk lagi untuk kedua kali>
tetle : <idak &a"ai temanku sayang, ini tidak layak> (beranjak dan
menyalaminya)
uturan yang terdapat pada $uplikan per$akapan ('# terjadiantara `oylman dan Stetle. `uturan tersebut beraal saat Stetle
dan keluarganya menghadiri pesta ulang tahun pernikahan
oylman. oylman terlambat memberikan penyambutan kepada
Stetle kerena ia masih sibuk berdandan di belakang. Saat
oylman masuk ke ruang pesta ia menemukan Stetle sudah
dalam keadaan nyaman duduk di kursinya. Saat Stetle akan
beranjak menyalami `oylman, ia melarangnya karena itu akanmerepotkan Stetle yang memiliki tubuh gemuk dan mudah lelah.
Melihat temannya akan beranjak dari kursinya oylman
mengatakan Maka>nuka ya s}adiqi>..la> da>’i> lian tanhad}a
s\umma taq’uda marratan s\a>niyatan ?etapla" di tempatmu &a"ai
temanku= angan memaksa untuk beranjak kemudian duduk lagi untuk kedua
kali?.
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 5/21
Maksim kebijaksanaan pada tuturan ('# mun$ul setelah
oylman melihat Stetle akan beranjak menyambutnya. oylman
tampak berusaha memaksimalkan keuntungan orang lain dan
meminimalkan kerugian orang lain dengan melarang Stetle untuk
beranjak menyambutnya karena itu akan membuatnya lelah.
engan demikian, oylman telah berlaku sopan dengan
menerapkan maksim kebijaksanaan.
uturan yang mengandung maksim kebijaksanaan juga dapat diamati pada
!onto" (#) berikut'
(#)
N J^c ,8T]L LZ[ J:K JHHTB= 7f ; !789:;<=7f T[< ?^@ 8; LZc..9]L JW JH:;
]Z:] 8T]8q 8H9E JH@ :; 8B_f 7 N P] U=?^L 8@ JHQf AT_ 8; YE !T[<>w8G^@.
(3;kas4i1r, 1951:9)
/Tuwailma>n ! $a%ibu an tu’i>nani> ala> haz\a> al-khayya>t}i& h}atta> la> ya'libani> f>as\-s\amani...h}az\a>ran ya> Mistar (u>hi>n an yat}luba minni> s\amanan'a>liyan li al-biz\lati/
/(u>hi>n ! S)iq ya> sayyidi> annani> ma>akhtartuhu> laka illa> lianna as’a>rahumutaha>widatun/
oylman : <nda "arus membantu saya meng"adapi penja"it ini,
se"ingga dia tidak menguasai "arga' &as jika ia
meminta dariku "arga tinggi untuk pakaian itu, &a"ai
uan *o"en>
*o"en : <er!ayala" &a"ai uanku, sesunggu"nya saya tidak
memili" dia untuk nda ke!uali karena "arganya
miring>
x
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 6/21
uturan yang terdapat pada $uplikan per$akapan (2# terjadi
antara `oylman dan ohen di rumah `oylman. `uturan tersebut
men$eritakan keraguan oylman akan penjahit zordon yang
dipilihkan oleh ohen untuknya. oylman merasa belum
memahami karakter penjahit zordon sehingga ia meminta
bantuan kepada ohen agar penjahit zordon tidak seenaknya
mempermainkan harga serta tidak meminta harga yang tinggi
untuk baju seragam bekas yang ditaarkannya. Mendengar
permintaan `oylman, maka ohen pun menenangkan sekaligus
meyakinkannya baha penjahit yang ia pilih telah tepat dengan
tuturan S)iq ya> sayyidi> annani> ma> akhtartuhu> illa>
lianna as’a>rahu mutaha>widatun ?per!ayala" &a"ai uanku,
sesunggu"nya saya tidak memili" dia untuk anda ke!uali karena "arganya yang
miring?'
Maksim kebijaksanaan dalam tuturan (2# mun$ul saat
ohen mendengar keluhan dan keraguan oylman. ohentampak berusaha memaksimalkan keuntungan orang lain
( oylman# dan meminimalkan kerugian orang lain dengan
memilih penjahit zordon untuk oylman agar ia mendapatkan
pakaian berkualitas bagus dengan harga yang tidak mahal.
engan demikian, ohen telah berlaku sopan dengan
menerapkan maksim kebijaksanaan.
2. Maksim Kedema!anan (Generosity Maxim)
Maksim kedermaanan adalah baha para peserta tutur
diharapkan dapat menghormati orang lain. %enghormatan
terhadap orang lain akan terjadi apabila orang dapat
meminimalkan keuntungan diri sendiri dan memaksimalkan
kerugian diri sendiri (ee!", #$11:#$6). 3entuk maksim
kedermaanan tampak pada tuturan berikut ini.
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 7/21
(6#{|8W ?H[ 8; Y:QL..P] }:X; N ~_? LZ[ wf ! 789:;<=
?f ~_?R• U]'~_? LZ[...P]Z] JKL N...789:;<= ?^@ 8; L?R€ ! J:^T^_
LA ?TEw'(3;kas4i1r, 1951:81)
/Tuwailm*n ! +h.. haz\a> kursiyyun l* yas}luh}ulaka..int}aliq y* ,anr #a?ti lahu bikursiyyina>khar /
/Sataitli> ! Syukran y* Mistar Tuwailm*n..l* d*’iya
liz\alika..haz\* kursiyyun was\run %iddan/
oylman : <Maaf, kursi ini tidak layak untuk nda''enry, tolong ba&a
untuknya kursi yang lain>
tetle : <erimakasi" uan oylman, tidak usa" repot-repot'
/ursi ini sangat empuk>
uturan yang terdapat pada $uplikan per$akapan (6# terjadi
antara Stetle dan olyman di salah satu ruangan di rumah
oylman. %er$akapan tersebut beraal dari kekhaatiran yangdirasakan oleh `olyman terhadap Stetle yang sedang duduk di
kursinya. )ursi yang diduduki Stetle berderit keras menahan
beban tubuhnya yang gemuk dan besar, padahal kursi tersebut
ke$il, sehingga tak seimbang dengan beban yang disangga.
Melihat kondisi Stetle maka oylman menyuruh ‚enry untuk
mengambilkannya kursi yang baru.
Maksim kedermaanan pada tuturan (6# mun$ul saat
olyman melihat kursi yang diduduki Stetle berderit keras.
oylman berusaha memaksimalkan kerugian diri sendiri dan
meminimalkan keuntungan diri sendiri dengan $ara mengatakan
kepada Stetle baha kursi yang ia duduki memang tidak layak
untuknya dan `olyman menyuruh ‚enry untuk mengganti kursi
yang Stetle duduki dengan kursi yang baru. engan demikian,
ƒ
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 8/21
olyman telah berlaku sopan dengan menerapkan maksim
kedermaanan kepada Stetle.
uturan yang mengandung maksim kederma&anan juga dapat diamati
pada !onto" (+) berikut'
(+)
P„„BR]L …8„„†fw 8„„‡]L TQL 7<:9; Eˆ]L ‰A;# ?;L Q8]L JW >A|89]L J:K 8GQ<BŠTW <:]Lw
(‹?9]L @(8‡]L >A|8@ J] Œ8C^Qˆ] D[<KA=# !w?=?
8; ‰Š= ...J:^T^_ ?T_ 8; ‰Š= ..L<:Š=?H[ 8; <H]L }^W .J:^T^_ AT]
(3;kas4i1r, 1951:81)
"$adkhulu as\-s\ala>s\atu yah}milu>na a>niyata asy-sya>yi wa at}ba>qa al-ka’ki wa al-h}alwa>#ayad}a’u>naha> ala> al-ma>`idati f> al-%a>nibi al-aisirimin al-masrah}i
/urtru>d ! "Tad’u>hum li al-`intiqa>li ila> ma>`idatiasy-sya>yi ta#ad}d}alu>... ta#ad}d}al ya>Si>ra Satitali>>....ta#ad}d}al ya> Li>di>Sataitala>. I#tah} an-nu>ra ya> ,0nry/
(Masukla" tiga orang pelayan dengan memba&a teko te", toples kue, dan
manisan lalu meletakkannya di meja yang terletak di samping kiri
panggung)
2eartrod : (Memanggil mereka (tamu-tamunya) untuk pinda" ke mejate") <ila"kan''''sila"kan uan tetle, sila"kan yonya
tetle'''"idupkan lampunya enry>
uturan yang terdapat pada $uplikan per$akapan (# terjadi
antara zeartrod, `oylman, Stetle, dan tamu*tamunya (keluarga
Stetle#. uturan tersebut terjadi di ruang tamu rumah oylman.
oylman dan Stetle yang sedang sibuk membi$arakan
keunggulan partai masing*masing terpotong akibat kedatangan
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 9/21
zeartrod dan para pelayannya sambil membaa hidangan pesta
ulang tahun pernikahan `oylman dan istrinya. Melihat hidangan
tertata rapi di atas meja, maka zeatrod pun memanggil para
tamunya sambil mempersilahkan tamunya untuk menikmati
hidangan yang telah disediakan.
Maksim kedermaanan mun$ul saat tiga pelayan zeartrod
membaakan minuman dan makanan untuk tamu*tamunya.
alam tuturan (# zeartrod tampak berusaha memaksimalkan
kerugian diri sendiri dan meminimalkan keuntungan diri sendiridengan $ara mempersilahkan tamu*tamunya untuk menikmati
hidangan yang telah ia siapkan. engan demikian, zeartrod
telah berlaku sopan dengan menerapkan maksim kedermaanan
tamu*tamunya (keluarga Stetle#.
". Maksim P#jian ( Aro!ation Maxim"
Maksim pujian seringkali digunakan oleh seseorang
sebagai ungkapan penghargaan. Maksim pujian adalah bahaorang akan dianggap santun apabila dalam bertutur selalu
berusaha memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain dan
meminimalkan rasa tidak hormat kepada orang lain (ee!",
#$11:#$6). -dapun salah satu bentuk pujian dalam naska" drama
Imbira>t}u>riyyatun f> al-Maza>d karya -l -h5mad 3;kas4i1r
(1951) adalah sebagai berikut ini.
(x#.PH@ T=8W J^w\] ?^€f 89•?W {:Ž L !789:;<=AT_ 8; 8[Z !7w<q : w ‘8@f @ >f?9]L JW ?’H; w A;A @ >?^]L A=?;#Ž8QL JW ;8q !T[<.
(3;kas4ir, 1951:18)
/Tuwailma>n ! Iz\a> qabilta #arubbama> asytari>lizau%ati> #asa>ti>na minka.
/1u>rdu>n ! khuz\ha> ya> Sayyidi>
"
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 10/21
/Tuwailm*n ! "$artadī as-sutrata min %adī din wa yanz}uru# ī al-mir a>ti min amāmin wa khalfn
/ (2hn ! 1*yatan # al-an*qah/ oylman ! “”ika -nda menerimanya, mungkin aku akan
membeli beberapa pakaian untuk istrikudarimu
zordon ! “-mbillah ahai uankuoylman : (4ia memakai jas lagi dan meli"at ke !ermin dari ara"
depan dan belakang)
*o"en : <angat elegan uturan yang terdapat pada $uplikan per$akapan (x# terjadi
antara oylman, ohen, dan zordon di rumah oylman.
%er$akapan tersebut beraal saat oylman membeli seragambekas dari zordon. oylman dan zordon berdebat panjang
mengenai harga pakaian bekas tersebut hingga akhirnya
disepakati dengan harga pond dengan pertimbangan jika
zordon menyetujui harga tersebut, maka ia akan membeli
beberapa pakaian untuk istrinya juga. Setelah terjadi
kesepakatan harga antara keduanya, maka `oylman men$oba
seragam barunya di depan $ermin dan melihat dari sisi depandan belakang. Melihat `oylman men$oba baju barunya di depan
$ermin maka ohen pun lalu memujinya dengan
tuturan 1*yatan # al-an*qah –angat elegan–.
Maksim pujian mun$ul ketika ohen menyaksikan `oylman
ber$ermin dengan seragam barunya. ohen dalam tuturan (x#
tampak berusaha memaksimalkan rasa hormat kepada `oylmandengan memujinya baha ia sangat elegan dengan seragam
barunya. engan demikian, ohen telah berlaku sopan dengan
menerapkan maksim pujian kepada `oylman.
uturan yang mengandung maksim pujian juga dapat diamati pada !onto"
(6) berikut'
(6)
LA AT[— AT_ 8; 8GH9E 7 ! 7w<q
'0
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 11/21
7f ˜L<H]L ?‡B@ Q 8HT:K JH;...ˆ !789:;<=
™UTW <[ Z]L ’‡]L JW B‡]L š8‡Q.Hc >wAŽ 7<RQ J^c8TQ8;?] Y; 7w<q ?^@ 8; {;ff !T[<|8H]L LZG 8G•L<Q T• 7<R; 7›• ?= 7f
.789:;<= ?^9]L ™DT’B]L
(3;kas4i1r, 1951:1$)
/1u>rdu>n :Inna s\amanaha> ya> sayyidi> zahi>dun %iddan/
/Tuwailma>n !)allaa>!yanba'i> alaina> nah}numa’syaru an-n @wwa>bi an usya>rika asy-sya’ba f> asy-syaz}f allaz\i> huwa f>hi&h}atta> naku>na qudwatan h}asanatan/
/(u>hi>n ! 3ra`aita ya> Mistar 1u>rdu>n4 yah}iqqulibari>t}a>niya> an ta#akhkhura bi`an yaku>na baina nuwa>biha> kahaz\a> an-
na>`ibi al-az}i>mi& al-mistaru Tuwailma>n/
2ordon :<arganya sangat mura", &a"ai uanku>
oylman :<idak, sebagai &akil rakyat suda" se"arusnya kita
bersama-sama dengan rakyat dalam kesusa"an, se"ingga
kita menjadi suri tauladan yang baik>?
*o"en : “%erhatikan ahai `uan zordon, Inggris pantas
berbangga diri karena di antara akil rakyatnyaterdapat orang agung seperti `uan `oylman
uturan yang terdapat pada $uplikan per$akapan (# terjadi
antara zordon, `oylman, dan ohen di rumah `oylman. `uturan
tersebut beraal saat zordon membujuk `oylman agar membeli
dua pakaiannya sekaligus kerena harganya yang murah.
Menanggapi bujukan zordon, oylman menolaknya dengan
''
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 12/21
halus. Ia beralasan baha sebagai akil rakyat tidak pantas
berpakaian terlalu meah di depan rakyatnya. &akil rakyat
harus senasib sepenanggungan dengan rakyatnya, jika rakyat
menderita maka akil rakyat juga ikut menderita, begitu juga
sebaliknya. Mendengar alasan oylman, ohen pun merasa
kagum dengannya sehingga ia pun memujinya di depan zordon
dengan tuturan ara`aita ya> Mistar 1u>rdu>n4 yah}iqqu
libari>t}a>niya> an ta#akhkhura bi`an yaku>na baina
nuwa>biha> kahaz\a> an-na>`ibi al-az}i>mi& al-mistaru
Tuwailma>n/ –%erhatikan ahai uan zordon, Inggris pantas
berbangga diri karena di antara akil rakyatnya terdapat orang
agung seperti uan oylman–.
Maksim pujian dalam tuturan (# mun$ul ketika ohen
terkagum*kagum mendengar alasan yang dikemukakan oleh
oylman. ohen tampak berusaha memaksimalkan rasa hormat
kepada `oylman dengan memujinya baha ia adalah orang yangagung dan Inggris pantas bangga memiliki akil rakyat seperti
oylman. engan demikian, ohen telah berlaku sopan dengan
menerapkan maksim pujian kepada `oylman.
$. Maksim Keenda%an Ha&i #Mo$esty Maxim)
Maksim kerendahan hati adalah baha peserta tutur
diharapkan dapat bersikap rendah hati dengan $ara mengurangipujian terhadap diri sendiri karena orang akan dikatakan $ongkak
atau sombong apabila dalam kegiatan bertutur selalu memuji
dan mengunggulkan dirinya sendiri (ee!", #$11:#$6). -dapun
3entuk maksim kerendahan hati tampak pada tuturan berikut ini.
(ƒ#
.P] 8BT9 8H9^Q 8@ ;8q LZ[ ! T[<
'2
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 13/21
T[<?^@ 8; œHG^]L JW AX^ŽL !789:;<=™89•?W
J]wL Tw @ ‰XW 89 8GH@ ‰X; (3;kas4i1r, 1951:%)
/(2hn !,az}* 1*yatu m* natamann*hu %am’an laka/
/ uailmžn !IŸtasid # at-tahni5ati y* Mistar (2hn&#arubbam* ya#s}ilu minh* kam* #as}ala minwaz}#ati al-2l*/
ohen !Ini pun$ak segala harapan kami
terhadapmu oylman !“”angan terlalu memujinya, ahai uan
ohen, mungkin saja ia akan meninggalkanpekerjaannya seperti ia memutuskanpekerjaan yang pertama
uturan yang terdapat pada $uplikan per$akapan (ƒ#
terjadi antara oylman dan ohen di ruang tamu oylman.
%er$akapan tersebut beraal dari pujian yang diu$apkan oleh
ohen tentang ‚enry (anak oylman# bahasanya ia adalah anak
yang luar biasa dengan apa yang telah ia raih saat ini. Setelah
itu, oylman memberikan tanggapan atas pujian yang telah
diu$apkan ohen terhadap anaknya dengan melarang ohen
untuk memuji ‚enry se$ara berlebihan. oylman mengatakan
baha mungkin saja pekerjaan yang merupakan kesuksesan
yang diraih ‚enry saat itu bisa hilang seaktu*aktu karena
kebodohan dan ke$erobohannya.
Maksim kerendahan hati dalam tuturan (ƒ# mun$ul ketika
oylman memberikan tanggapan atas pujian yang diu$apkan
ohen tentang ‚enry. `oylman tampak berusaha meminimalkan
rasa hormat kepada ‚enry dengan melarang ohen memuji
‚enry se$ara berlebihan. `oylman mengatakan baha mungkin
'6
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 14/21
saja pekerjaan yang merupakan kesuksesan yang diraih ‚enry
saat itu bisa hilang seaktu*aktu karena kebodohan dan
ke$erobohannya. `oylman juga mengatakan baha ‚enry sering
melakukan perbuatan yang tidak berguna bagi dirinya sendiri.
engan demikian, maksim kerendahan tidak hanya berlaku
untuk merendahkan hati penutur dan mitra tutur, tetapi juga
dapat digunakan untuk orang lain (pihak ketiga# seperti yang
dikatakan oleh `oylman tentang ‚enry.
uturan yang mengandung maksim kerenda"an "ati juga dapat diamati
pada !onto" (3) berikut'
(3)
R@ JW 7›• AG‡; ŒwL PQL<; ! T:T[8 7f PQ <] ;?‡B]L 7?C]L JW ?K8€ D’Kf 7<R=
..f w ¡8B@ J] 8G^;A[f J^]L 8;LAG]L ?Tq UH@ ¢—<; D] !£?H[
.¤8ŽAf(3;kas4i1r, 1951: 51)
/,i>li>n ! 6i>wa>nuka al-`awwalu yasyhadu bianna f>imka>nika an taku>na a’z}ama sya>’irin f> al-qarni al-isyri>na lau aradta/
/,anri> ! Lam yawazzi’ minhu 'aira al-hada>ya allati>ahdaituka ila> ma’a>ri#a wa as}diqa>`i
‚elen ! “)umpulan puisimu yang pertama menunjukkankemungkinan kamu dapat menjadi penyairterkemuka di abad ke*20 ini, jika engkau
menginginkannya‚enry ! “)aryaku belum disebar ke$uali berupa hadiahkepada orang*orang yang kukenal dan sahabat*sahabatku
uturan yang terdapat pada $uplikan per$akapan (# terjadi
antara ‚elen dan ‚enry. %er$akapan tersebut beraal dari
keke$eaan ‚enry atas peme$atan yang ia dapatkan dari
partainya. ‚elen menghiburnya kembali dengan mengingatkan
'
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 15/21
dan meyakinkan kepada ‚enry baha ia bukan di$iptakan untuk
mengabdi kepada partainya, tetapi ia di$iptakan untuk menjadi
penyair yang hebat. ‚elen memuji ‚enry dengan mengatakan
kepadanya baha kumpulan puisinya yang pertama sangat luar
biasa dan ia bisa manjadi penyair terkemuka di abad ke*20 ini
jika ia mau menekuninya. Maksim kerendahan hati mun$ul ketika
‚enry menanggapi pujian yang dilontarkan oleh ‚elen.
alam tuturan (# ‚enry tampak berusaha meminimalkan
rasa hormat kepada dirinya sendiri dengan mengatakan bahakaryanya belum disebar ke$uali sebagai hadiah kepada orang*
orang yang ia kenal dan sahabat*sahabatnya. engan demikian,
‚enry telah berlaku sopan dengan menerapkan maksim
kerendahan hati kepada ‚elen.
'. Maksim Kem#aka&an ( A%reement Maxim)
Maksim kemu¥akatan adalah maksim yang lebih
menekankan agar para peserta tutur dapat saling membinake$o$okan atau kemu¥akatan di dalam kegiatan bertutur (ee!",
#$11:#$6). Maksim kemu¥akatan yang terdapat dalam naska" drama
Imbira>t}u>riyyatun f> al-Maza>d karya -l -h5mad 3;kas4i1r
(1951) adalah sebagai berikut ini.
("#
7w<q ?^@ 8; ?]L ¦=w ! 789:;<=...8B† ...8B†! 7w<q(3;ka§i1r, 1951:1%)
/Tuwailm*n ! 7a tah8#az}u as-sirra y* Mistar 12rd2n4/ / 12rd2n ! t}ab’an!t}ab’an/ oylman ! “an -nda menjaga rahasia ini ahai
uan zordon¨–zordon ! “ entu..tentu..
'x
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 16/21
uturan yang terdapat pada $uplikan per$akapan ("#
terjadi antara oylman dan zordon di ruang pertemuan rumah
”ohn oylman. oylman membeli baju seragam bekas dari zordon
seharga pond dengan syarat ia mau merahasiakan kejadian
tersebut. Sebagai seorang politisi `oylman merasa perlu untuk
menjaga harga dirinya. Oleh karena itu, ia tidak ingin seorangpun
tahu baha ia telah membeli pakaian bekas karena dianggap
dapat merendahkan harga diri seorang politisi. zordon
memahami keinginan oylman, sehingga ia pun menyepakati
keinginan oylman untuk merahasiakan transaksi pembelian baju
seragam bekas tersebut.
Maksim kemu¥akatan mun$ul ketika zordon menyepakati
permintaan `oylman untuk menjaga rahasianya, yaitu membeli
pakaian bekas kepada zordon. zordon dalam tuturan ("# tampak
berusaha memaksimalkan sikap mu¥akat kepada oylman
dengan menyetujui untuk menjaga rahasia oylman. engandemikian, zordon telah berlaku sopan dengan menerapkan
maksim kemu¥akatan kepada `oylman.
uturan yang mengandung maksim kamufakatan juga dapat diamati pada
!onto" (1$) berikut'
(1$)
:T:]L ]Z]L Z[ A=?= 7f ;...LZ[ @ JHK !w?=?
7w ,P^q J:K Nw\Q J=\;\K 8; ‰BW›_ !789:;<=>\• ‰9f TŠ9]L 7<R; 7f G^_f {H.UT© @
(3;kas4i1r, 1951:16)
/urtru>d ! 6a’ni> min haz\a>..ya%ibu an tartadiya
haz\ihi al-buz\lata al-lailata/
'
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 17/21
/Tuwailma>n ! Sa`a#’alu ya> azi>zati> nuzu>lan ala>
ra'batiki& wa in kuntu astah%anu an yaku>na
al-mud}i>#u a%mala bizzatin min d}aifhi/
zeartrod ! “ inggalkan aku dari hal ini, kamu harus
memakai pakaian itu malam iniª
oylman !“-ku akan melakukannya, sayangku mengikuti
keinginanmu, alaupun aku menganggap
buruk tuan rumah yang lebih indah pakaiannya
dari tamunya
uturan yang terdapat pada $uplikan per$akapan ('0#
terjadi antara zeartrod dan oylman. Menjelang pesta ulang
pernikahannya, zeartrod meminta kepada suaminya (`oylman#
untuk mengenakan baju seragam yang baru dibelinya saat pesta
nanti. `oylman menolak permintaan istrinya dengan alasan ia
tidak suka pamer kemeahan kepada tamunya, sebab itu si¥at
yang tidak terpuji. -kan tetapi, sang istri tetap bersikukuh padakeinginannya agar sang suami memakai baju baru tersebut.
oylman tak bisa lagi menolak keinginan sang istri hingga
akhirnya ia menyetujui keinginan istrinya dengan
tuturan Sa`a#’alu ya> azi>zati> nuzu>lan ala> ra'batiki ?-ku
akan melakukannya, sayangku mengikuti keinginanmu–.
Maksim kemu¥akatan dalam tuturan ('0# mun$ul ketika
oylman pada akhirnya menyetujui permintaan istrinya untuk
memakai pakaian baru. oylman tampak berusaha
memaksimalkan sikap mu¥akat kepada istrinya dengan
mengatakan akan memakai pakaian barunya dalam pesta
pernikahan mereka demi kebahagiaan istrinya dan sebagai tuan
rumah ia pun berkeinginan berpenampilan lebih bagus daripada
'ƒ
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 18/21
tamunya. engan demikian, oylman telah berlaku sopan dengan
menerapkan maksim kemu¥akatan kepada `oylman.
. Maksim Sim*a&i (&ymat'y Maxim)
Maksim ini diharapkan agar peserta tutur dapat
memaksimalkan sikap simpati dan meminimalkan sikap antipati
terhadap salah satu peserta tutur akan dianggap sebagai
tindakan tidak santun (ee!", #$11: #$6). 3entuk maksim simpati
tampak pada tuturan berikut ini.
(''#
.?H[ ?^@ 8; J:Ž DT9 @ PœH[f !T[<
.T[< ?^@ 8; L?R€ ! ?H[
(3;kas4i1r, 1951: %)
/(2hn ! 9hanni5uka min s}ammi qalb y* Mistar,anr/
/,anr ! Syukran y* Mistar (2hn/
ohen ! “-ku ikut berbahagia dari dasar hatiku, ahai uan ‚enry
‚enry ! “ erimakasih, uan ohen
uturan yang terdapat pada $uplikan per$akapan (''#
terjadi antara ohen, ‚enry, dan oylman. uturan tersebut
beraal saat ohen berkunjung ke rumah oylman dan
menemukan ‚enry dan oylman sedang berbin$ang*bin$ang.
)emudian ohen mengulurkan tangannya sambil menyalami‚enry karena dia telah diterima bekerja di kantor -nderson
dengan tuturan 9hanni5uka min s}ammi qalb y* Mistar ,anr/
–-ku ikut berbahagia dari dasar hatiku ahai `uan ‚enry–.
Maksim simpati mun$ul dalam tuturan (''# saat ohen
mengetahui keberhasilan ‚enry. )emudian ia mengu$apkan
selamat atas keberhasilan ‚enry yang telah mendapatkan
'
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 19/21
pekerjaan di kantor -nderson. ohen merasa bangga dan ikut
berbahagia atas keberhasilan yang diraih oleh ‚enry ohen
tampak berusaha memaksimalkan sikap simpati kepada ‚enry
dengan u$apan kebahagiaan atas keberhasilan yang telah diraih
oleh ‚enry. engan demikian, ohen telah berlaku sopan dengan
menerapkan maksim simpati kepada ‚enry.
uturan yang mengandung maksim simpati juga dapat diamati pada !onto"
(1#) berikut'
(1#)
,LA„„]L ˜8„„T• P„„^:c ?„„Š= 7f 8GT:K \K !8TH_?Z• 88G^•L ™;?= 89 {H;— w :T:]L 8G^B:W8„„; P]Z„„ «„„T]f ,78„„9:;<= ?^„„9]L @ PLw—
T:T[ DBQ (9^@# !T:T[
˜8„„‡]L „„@ L?„„T P©<K w ,J^H• 8; š?†8 U:]L? !w?=?.U=ACW Z]L
(3;kas4i1r, 1951: #3)
/Sins\iyya> !’3zza alaiha> an tah}d}ura h8a:atakibis\iya>bin al-h}adda>di& #akhala’atha> al-lailata wa zayyanat kama> taraina& ibtaha>%a>biz\ikra> zau%uki min al-Mistar Tuwailma>n&alaisa kaz\a>lika ya> ,i>li>n4/
/,i>li>n ! "mubtasimatan na’am /
/urtru>d ! abbaraala>hu kha>t}iraki ya ;inti>& waawwad}aki khairan min as-sya>bi allaz\i>#aqadathu..
*yntia : </e"ormatan baginya untuk "adir di pesta anda dengan
baju dukanya, maka dia melepaskan pakaian dukanya dan
ber"ias seperti yang anda li"at, kegembiraan dengan
mengingat pernika"an nda uan oylman, bukanka"
demikian elenA>
elen : (ambil tersenyum) <0ya>
2eartrod : <lla" akan melapangkanmu &a"ai anakku, dan akan
memberikan pengganti yang lebi" baik dari pada pemuda
yang engkau ke"ilangannya>'
'"
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 20/21
uturan yang terdapat pada $uplikan per$akapan ('2#
beraal saat keluarga Stetle berkunjung ke rumah oylman
dalam rangka memenuhi undangan perayaan ulang tahun pesta
pernikahan `oylman dan istrinya. zeartrod merasa terkejut saat
melihat ‚elen sudah kembali berpenampilan $antik seperti
sebelum ia ditinggal mati oleh kekasihnya. Setelah itu, ‚elen pun
menjelaskan kepada zeartrod baha benar sekarang ia telah
melepas pakaian dukanya dan bertekad akan memulai hidup
baru dengan perjuangan dan kesabaran. Mendengar perkataan
‚elen maka zeartrod pun bersimpati padanya dengan tuturan
abbaraala>hu kha>t}iraki ya ;inti>& wa awwad}aki khairan
min as-sya>bi allaz\i> #aqadathu ?lla" akan melapangkanmu &a"ai
anakku, dan akan memberikan pengganti yang lebi" baik dari pada pemuda yang
engkau ke"ilangannya ?'
Maksim simpati dalam tuturan ('2# mun$ul saat zeartrod
mengatakan pada ‚elen baha uhan akan memberikanpengganti yang lebih baik dari pada kekasih ‚elen yang telah
meninggal. zeartrod sebelumnya terkejut melihat penampilan
$antik ‚elen yang sebelumnya selalu mengenakan pakaian duka
selama lima tahun setelah ditinggal oleh kekasihnya. zeartrod
tampak berusaha memaksimalkan sikap simpati kepada ‚elen
dengan mengu$apkan doa baha `uhan pasti akan memberikan
pengganti atas kekasihnya yang meninggal. engan demikian,zeartrod telah berlaku sopan dengan menerapkan maksim
simpati kepada ‚elen.
KESIMPULAN
7erdasarkan "asil analisis data yang tela" dilakukan pada naska" drama
Imbira>t}u>riyatun f> al-Maza>d karya -li1 -hmad
3a1kas4i1r (1951), maka dapat disimpulkan ba"&a dalam naskah drama
tersebut ditemukan tuturan-tuturan yang men!akup semua jenis maksim prinsip
20
7/21/2019 politeness principle
http://slidepdf.com/reader/full/politeness-principle 21/21
kesopanan, yaitu maksim kebijaksanaan (ta<t ma=im#, maksim
kedermaanan ('0n0rsity ma=im#, maksim pujian (a??rbatin
ma=im#, maksim kerendahan hati (md0sty ma=im#, maksim
kemu¥akatan (a'r00m0nt ma=im#, dan maksim simpati
(sym?athy ma=im#. uturan-tuturan tersebut dianggap sesuai karena tuturan-
tuturan tersebut tela" mengikuti ketentuan-ketentuan prinsip kesopanan tersebut'
DAFTAR PUSTAKA
7;ka§ r, Bl ¬mad'1951' Imbira>t}uriyyatun f> al-Maza>d. Mesir:
Maktaba" Mgis Cra'
*"aer, bdul dan eonie gustina' #$1$' Sosiolinguistik: Perkenalan Awal '
akarta: ineka *ipta'
/esuma, ri Mastoyo jati' #$$%' Pengantar metode Penelitian Baasa'
Dogyakarta: *arasEatibooks'
ee!", 2eoffrey' #$11' !e Principles of Pragmatics' 4iterjema"kan ole" M'4'4
Fka' akarta: GniEersitas 0ndonesia (G0-ress)
Mulyana' #$$5' "a#ian $acana: !eori% &etode% 'an Aplikasi Prinsip(Prinsip
Analisis $acana' Dogyakarta: iara Wa!ana'
Muna&&ir, "mad Warson' #$$%' "amus Al(&unawwir )ersi Ara*(+ndonesia'
urabaya: ustaka rogressif''
udaryanto' 1998' &etode 'an Aneka !eknik Analisis Baasa: Pengantar
Penelitian $aana "e*udayaan Secara ,inguistis' Dogyakarta: 4uta
Wa!ana GniEersity ress'
im enyusun' #$$3' "amus Baasa +ndonesia' akarta: usat 7a"asa'
Her"aar, 'W'M' #$$3' Asas(Asas ,inguistik -mum' Dogyakarta: GniEersitas
2adja" Mada'
Wijana, 0 4e&a utu' 1996' 'asar('asar Pragmatik. Dogyakarta: ndi Fffset'
Dule, 2eorge' 1996' Pragmatik. Dogyakarta: ustaka elajar'
2'