Hernia inguinal
Oleh :dr. Rani fitria dewi
Pembimbing :
dr. Yola Herda Putridr. Yulva Roza
ANATOMIANATOMI
Kanalis Inguinalis Kanalis Inguinalis
1.1. Kanalis inguinalis pada orang Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan terletak 2-4 cm 4 cm dan terletak 2-4 cm kearah caudal lagamentum kearah caudal lagamentum inguinalinguinal
2.2. Pembuluh darah epigastric Pembuluh darah epigastric inferior menjadi batas inferior menjadi batas superolateral dari trigonum superolateral dari trigonum Hesselbach. Hernia yang Hesselbach. Hernia yang melewati trigonum melewati trigonum Hesselbach disebut sebagai Hesselbach disebut sebagai direct hernia, sedangkan direct hernia, sedangkan hernia yang muncul lateral hernia yang muncul lateral dari trigonum adalah hernia dari trigonum adalah hernia indirectindirect
Aponeurosis Obliqus Aponeurosis Obliqus External External
Otot Oblique internus Otot Oblique internus
Fascia Transversalis Fascia Transversalis
Ligamentum Cooper Ligamentum Cooper
Preperitoneal Space Preperitoneal Space
Gambar regio inguinalisGambar regio inguinalis
Definisi Definisi
Hernia adalah prostrusi atau penonjolan isi Hernia adalah prostrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutanbersangkutan
Hernia indirect > hernia direct
EPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGI
75 % dari semua kasus hernia di dinding 75 % dari semua kasus hernia di dinding andomen muncul di daerah sekitar lipat andomen muncul di daerah sekitar lipat
pahapaha
- UmurUmur
- Jenis kelaminJenis kelamin
- Penyakit penyertaPenyakit penyerta
- KeturunanKeturunan
- ObesitasObesitas
- KehamilanKehamilan
- PekerjaanPekerjaan
- Kelahiran prematur Kelahiran prematur
- UmurUmur
- Jenis kelaminJenis kelamin
- Penyakit penyertaPenyakit penyerta
- KeturunanKeturunan
- ObesitasObesitas
- KehamilanKehamilan
- PekerjaanPekerjaan
- Kelahiran prematur Kelahiran prematur
EtiologiEtiologi
1.1. Kantong herniaKantong hernia
2.2. Isi herniaIsi hernia
3.3. Pintu hernia Pintu hernia
4.4. Leher herniaLeher hernia
5.5. Locus minoris Locus minoris resistence (LMR).resistence (LMR).((
Patofisiologi Patofisiologi
1.1. Menurut lokasinya :Menurut lokasinya :
- Hernia inguinalis - Hernia inguinalis
- Hernia umbilikus - Hernia umbilikus
- Hernia femoralis- Hernia femoralis
2.2. Menurut isinya :Menurut isinya :
- Hernia usus halus- Hernia usus halus
- Hernia omentum- Hernia omentum
3.3. Menurut penyebabnya :Menurut penyebabnya :
- Hernia kongenital atau - Hernia kongenital atau bawaanbawaan
- Hernia traumatic- Hernia traumatic
- Hernia insisional - Hernia insisional
4.4. Menurut terlihat dan tidaknya :Menurut terlihat dan tidaknya :
- Hernia externs- Hernia externs
- Hernia interns - Hernia interns
5.5. Menurut keadaannya Menurut keadaannya
- Hernia inkarserata - Hernia inkarserata
- Hernia strangulata - Hernia strangulata
6.6. Menurut nama penemunya :Menurut nama penemunya :
- Hernia petit - Hernia petit
- Hernia spigelli - Hernia spigelli
- Hernia richter - Hernia richter
7.7. Menurut sifatnya :Menurut sifatnya :
- Hernia reponibel - Hernia reponibel
- Hernia irreponibel - Hernia irreponibel
8.8. Jenis hernia lainnya :Jenis hernia lainnya :
- Hernia pantolan - Hernia pantolan
- Hernia scrotalis - Hernia scrotalis
- Hernia littre - Hernia littre
1.1. Adanya benjolan (biasanya Adanya benjolan (biasanya asimptomatik) bilateralasimptomatik) bilateral
2.2. NyeriNyeri
3.3. Gangguan pasase usus Gangguan pasase usus seperti abdomen kembung seperti abdomen kembung dan muntahdan muntah
Diagnosa
AnamnesaAnamnesaAnamnesaAnamnesa
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang
1.1. Pemeriksaan finger Pemeriksaan finger testtest
2.2. Pemeriksaan Ziemen Pemeriksaan Ziemen test test
3.3. Tumb test Tumb test
Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan tambahan untuk menegakkan diagnosis tambahan untuk menegakkan diagnosis
hernia. Namun pemeriksaan seperti hernia. Namun pemeriksaan seperti ultrasonografi (USG), CT Scan, maupun MRI ultrasonografi (USG), CT Scan, maupun MRI
(Magnetic Resonance Imaging) dapat (Magnetic Resonance Imaging) dapat dikerjakan guna melihat lebih lanjut dikerjakan guna melihat lebih lanjut
keterlibatan organ-organ yang terperangkap keterlibatan organ-organ yang terperangkap dalam kantung hernia tersebut. dalam kantung hernia tersebut.
Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan tambahan untuk menegakkan diagnosis tambahan untuk menegakkan diagnosis
hernia. Namun pemeriksaan seperti hernia. Namun pemeriksaan seperti ultrasonografi (USG), CT Scan, maupun MRI ultrasonografi (USG), CT Scan, maupun MRI
(Magnetic Resonance Imaging) dapat (Magnetic Resonance Imaging) dapat dikerjakan guna melihat lebih lanjut dikerjakan guna melihat lebih lanjut
keterlibatan organ-organ yang terperangkap keterlibatan organ-organ yang terperangkap dalam kantung hernia tersebut. dalam kantung hernia tersebut.
Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang penunjang
KonservatifKonservatif
Operatif : hernioraphy & herniotomyOperatif : hernioraphy & herniotomy
1.1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong herniahernia
2.2. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang masuk. makin banyak usus yang masuk.
3.3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosisterjadi nekrosis
4.4. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan obstipasiperut kembung, muntah dan obstipasi
5.5. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,pasien laki-laki,
6.6. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,
7.7. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
8.8. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, absesasidosis metabolik, abses
1.1. Usahakan untuk mempertahankan berat Usahakan untuk mempertahankan berat tubuh yang sehattubuh yang sehat
2.2. Konsumsi makanan yang mengandung Konsumsi makanan yang mengandung serat tinggiserat tinggi
3.3. Hindari mengangkat barang yang terlalu Hindari mengangkat barang yang terlalu beratberat
4.4. Hindari tekanan Intra abdomen Seperti Hindari tekanan Intra abdomen Seperti batuk kronis dan mengejan batuk kronis dan mengejan
Pencegahan Pencegahan
BAB IIILAPORAN KASUS
Identifikasi Pasien Nama : Tn. S
Umur : 72 tahun
No. MR : 06-79-65 Alamat : Taeh Baruah
Anamnesis Seorang laki-laki tahun datang ke IGD RSUD
Achmad Darwis Suliki pada tanggal 23 Januari 2015.
Keluhan utama Benjolan di lipat paha sejak 3 jam sebelum
masuk RS.
Riwayat Penyakit Sekarang• Benjolan di lipat paha sebelah kanan sejak 3 jam
yang lalu pada pukul 05.00 wib sebelum masuk ke Rumah Sakit. Benjolan tersebut tidak dapat dimasukan kembali. Benjolan muncul setelah selesai diurut.
• Awalnya benjolan muncul ± 1 tahun yang lalu, benjolan muncul saat mengangkat berat atau terlalu lama mengejan dan masuk kembali pada saat beristirahat.
• Nyeri pada benjolan hilang timbul (+)
•Nyeri perut dirasakan pasien•Mual (+), muntah (+) frekuensi 2x hari ini, isi apa yang dimakan, vol ½ gelas aqua•Bab (+) sulit dan Bak (+) biasa
Riwayat penyakit dahulu•Riwayat konstipasi (+)•Riwayat Hipertensi (-), riwayat DM (-), asma (-)
Riwayat pemakaian obat (-)
PEMERIKSAAN FISIKUmum
Keadaan umum : sedangKesadaran : CMCTekanan darah : 100/80 mmhgNadi : 80 x/menitNafas : 22x/menitSuhu : 36,7 o CKeadaan gizi : baikEdema : -Anemis : -Ikterus : -
Kulit :teraba hangat, tidak sianosis, tidak anemis
KGB : tidak teraba pembesaranKepala :normocephal, rambut tidak
mudah dicabutMata : konjungtiva tidak anemis,
sclera tidak ikterikTelinga : tidak ada kelainanHidung : tidak ada kelainanGigi dan mulut : tidak ada kelainanTenggorokan :faring tidak hiperemis, tonsil
T1-T1 tidak hiperemisLeher : JVP 5-2 cm H2O
Dada PARU•Inspeksi : retraksi (-), simetris kiri dan kanan•Palpasi : fremitus kanan sama dengan kiri•Perkusi : sonor•Auskultasi: vesikuler, Rh (-/-) Wh (-/-)
JANTUNG•Inspeksi : ictus tidak terlihat•Palpasi : ictus tidak teraba•Perkusi : batas jantung dalam batas normal•Auskultasi :bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)
PERUT•Inspeksi : simetris•Palpasi : soepel (+), distensi (-)•Perkusi : tympani•Auskultasi: BU (+) meningkat
GENITALIA•Inspeksi :tampak benjolan pada kemaluan
kanan, hiperemis (-)•Palpasi :benjolan teraba kenyal padat tidak
dapat dimasukan kembali Pole atas tidak teraba, pole bawah
teraba ANGGOTA GERAK: akral hangat, CRT < 3”, edema (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkapHb : 12,4 gr/dlLeukosit : 10.300 /mm3
Hitung jenis : 0/1/62/28/9Trombosit : 203.000/ mm3
Hematokrit : 34,4 %CT/BT : 13’/3’Ureum : 33Creatinin :1,3Gula darah sewaktu: 190 mg/dl
EKG Sinus ritme, rate 66 x/i, P-R int 0,2 dtk, QRS dur 0,08, Axis (N), P wave (N), ST, T change
(-)
Rontgen thorak Kardiomegali (-)
DIAGNOSISUnilateral inguinal hernia with obstruction
TATALAKSANA
Konsul dr. Henky, Sp.B
Th/•Puasa, persiapan operasi •NGT terpasang•Kateter terpasang•IVFD RL 8 jam/kolf•Inj. Cefotaxim 2 x 1 gr (ST)•Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
Konsul dr. Susi Sp. PdAcc dilakukan operasi
FOLLOW UP23 Januari 2015Pukul 17.00 WIBDilakukan tindakan operasi repair indirect inguinalhernia with prostesis oleh dr. Henky Sp.BLaporan operasi•Pasien supine dalam General Anestesi•Dilakukan aseptic dan antiseptic prosedur•Insisi skin crease di inguinal kanan, buka atap kanan, •identifikasi kantong, tampak usus hematom, hiperemis sepanjang ± 30 cm, kesan viable•Reposisi usus ke intra abdomen, potong kantong hernia dengan cara bridging
•Pasang MESH•Kontrol perdarahan, jahit luka operasi
Tanggal Hari rawatan 2 ( 24 januari 2015 ) Hari rawatan 3 ( 25 januari 2015 )
Keluhan Nyeri luka operasi (+) Nyeri luka operasi (+) berkurang
KU/KP/KG
Sensorium
Sedang/sedang/sedang
Compos Mentis
Tekanan darah 120/80 mmHg 110/70 mmHg
Frekwensi nadi 98x/i 88x/i
Frekwensi nafas 24x/i, regular 22x/i, regular
Temperatur 37,0°C 36,8°C
Status lokalisata
Kepala
Mata RC (+/+), pupil isokor, conj. palpebra inferior pucat (-/-), sclera ikteri(-)
Hidung Dalam batas normal
Telinga Dalam batas normal
Mulut Dalam batas normal
Thorak
Inspeksi Simetris fusiformis
Palpasi Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi Sp : vesikuler , St : ronchi (-)
Abdomen
Inspeksi Simetris, tampak luka operasi tertutup verban
Palpasi soepel
Perkusi tympani
Auskultasi Peristaltik usus normal
Diagnosis Post repair indirect inguinal dextra with prostesis
Therapy •Diet bubur saring•IVFD RL 8 jam/kolf•Inj. Cefotaxim 2 x 1 gr (H2)•Inj. Ranitidine 2 x 1 amp•Inj. Ketorolac 2 x 1 amp•Aff kateter •Aff NGT
•Diet bubur saring•IVFD RL 8 jam/kolf•Inj. Cefotaxim 2 x 1 gr (H2)•Inj. Ranitidine 2 x 1 amp•Inj. Ketorolac 2 x 1 amp
Usul -
Tanggal Hari rawatan 3 ( 26 januari 2015 )
Keluhan Nyeri luka operasi (-)
KU/KP/KG
Sensorium
Sedang/sedang/sedang
Compos Mentis
Tekanan darah 120/80 mmHg
Frekwensi nadi 92x/I
Frekwensi nafas 22x/i, regular
Temperatur 36,9°C
Status lokalisata
Kepala
Mata RC (+/+), pupil isokor, conjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), sclera
ikterik (-)
Hidung Dalam batas normal
Telinga Dalam batas normal
Mulut Dalam batas normal
Thorak
Inspeksi Simetris fusiformis
Palpasi Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi Sonor
Auskultasi Sp : vesikuler, St : ronchi (-/-)
Abdomen
Inspeksi Simetris, tampak luka operasi tertutup verban
Palpasi Soepel, hepar/lien tidak teraba
Perkusi Tympani
Auskultasi Peristaltik usus normal
Diagnosis Post repair indirect inguinal dextra with prostesis
Therapy Pasien dipulangkan dan kontrol ke poli bedah tanggal 29 januari 2015
• cefadroxil 2 x 1 tab
• Ranitidin 2 x 1 tab
• paracetamol 3 x 1 tab
BAB IVDISKUSI
Telah dirawat seorang pasien laki-laki, 72 usia tahun dengan diagnosis kerja Unilateral inguinal hernia with obstruction.
Diagnosis kerja ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penujang.Dari anamnesis didapatkan data sebagai berikut :•Benjolan di lipat paha sebelah kanan sejak 3 jam yang pada pukul 05.00 wib sebelum masuk ke Rumah Sakit. •Benjolan tersebut tidak dapat dimasukan kembali. •Benjolan muncul setelah selesai diurut.
•Awalnya benjolan muncul ± 1 tahun yang lalu,benjolan muncul saat mengangkat berat atau terlalu lama mengejan dan masuk kembali pada saat beristirahat. •Nyeri pada benjolan hilang timbul (+)•Nyeri perut dirasakan pasien•Mual (+), muntah (+) frekuensi 2x hari ini, isi apa yang dimakan, vol ½ gelas aqua•Bab (+) sulit dan Bak (+) biasa
Dari pemeriksaan fisik ditemukan :Tekanan darah 100/80 mmHg, frekuensi nadi 80 x/I, frekuensi nafas 22x/I, suhu 36,7oC. Pada pemerikasaan perut auskultasi BU (+) meningkat. Genitalia,inspeksi : tampak benjolan pada kemaluan kanan,hiperemis (-), palpasi : benjolan teraba kenyal padat tidak dapat dimasukan kembali, pole atas tidak teraba, pole bawah teraba . Pada pemeriksaan rectal toucher : ampula recti kolaps (+), perdarahan (-). Pada pemeriksaan labor, EKG, dan foto thorax ditemukan hasil pemeriksaan dalam batas normal.
Dari data diatas ditegakkan diagnosis : Unilateral inguinal hernia with obstruction.
Pada pasien diberikan terapi sebaagai berikut :•Puasa, persiapan operasi •NGT terpasang•Kateter terpasang•IVFD RL 8 jam/kolf•Inj. Cefotaxim 2 x 1 gr (ST)•Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
Setelah keadaan pasien membaik dan terjadi perbaikan pada keadaan pasien, pasien diperbolehkan pulang tanggal 26 januari 2015 dengan obat pulang yang diberikan :•Cefadroxil 2 x 1 tab•Paracetamol 3 x 1 tab•Ranitidin 2 x 1 tab
Anjuran kepada pasien untuk kontrol Poli Bedah 3 hari setelah pasien diperbolehkan pulang.