7/25/2019 Referat Ppok Yuli
1/33
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit Paru Obstruktif Kronis yang biasa disebut sebagai PPOK merupakan penyakit
paru yang dapat dicegah dan ditanggulangi, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
sepenuhnya reversible bersifat progresif dan berhubungan respon inflamasi paru terhadap
partikel atau gas yang beracun atau berbahaya, disertai efek skstra paru yang berkontribusi
terhadap derajat berat penyakit. Gejala utama Penyakit Paru Obstruktif adalah sesak napas
memberat saat aktivitas, batuk dan produksi sputum.
Pencetus terbanyak PPOK adalah kebiasaan merokok yang saat ini masih dilakukan secara
luas di kalangan masyarakat Indonesia. Menurut survey kesehatan rumah tangga Indonesia
!K"#$, PPOK menempati urutan ke%& sebagai penyebab kematian di Indonesia dan ini
meningkat dari no%' dibanding !K"# ( tahun sebelumnya. !urvey COPD working groupdi )*
negara +sia Pasifik pada tahun ** mendapatkan prevalensi PPOK mencapai &,'- di
masyarakat Indonesia. i /a0a #imur, 1ijaya bahkan mendapatkan prevalensi mencapai )(-.
PPOK disebabkan oleh interaki antara 2at%2at merusak yang terinhalasi, seperti rokok dan
polusi industri serta lingkungan, dengan faktor pejamu seperti genetik, keberadaan infeksi di paru,
dan lain%lain. +kibat interaksi tersebut, terjadi peradangan kronik di dinding dan lumen saluran
napas. Patologi PPOK, gejala%gejalanya, berbagai gangguan fungsionalnya, serta berbagai
komplikasinya dapat dijelaskan dengan dasar pemahaman proses peradangan tersebut.
!ecara luas di dunia PPOK diberi batasan sebagai hambatan kronik dari aliran udara napas
akibat bronkitis kronik dan3atau emfisema. 4ronkitis kronik mendapat batasan secara klinik
sebagai batuk produktif berdahak$ kronik selama setidaknya tiga bulan terus%menerus pada dua
tahun berturut%turut. !ebab lain dari batuk produktif kronik, seperti misalnya tuberkulosis atau
bronkiektasis, harus disingkarkan terlebih dahulu. !ementara itu emfisema lebih didefinisikandengan gambaran patologinya berupa pelebaran ruang udara di distal saluran napas alveoli$
hingga bronkiolus terminalis disertai dengan kerusakan dinding saluran%saluran napas tersebut
tanpa adanya fibrosis yang nyata. Ketidaknyataan fibrosis adalah hal yang secara tradisional
membedakan PPOK dengan gangguan aliran napas kronik lain seperti akibat tuberkulosis dan
sarkoidosis. 1alaupun demikian, berbagai penelitian terakhir menunjukkan bah0a proses
1
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
2/33
kerusakan pada PPOK diikuti dengan peningkatan kolagen yang mengesankan adanya pula proses
fibrosis aktif sehubungan dengan luruhnya jaringan kerja elastik paru%paru.
!ehubungan dengan irreversibilitas proses penyakitnya serta besarnya morbiditas,
mortalitas dan beban biayanya, berbagai perhimpunan di dunia telah mengeluarkan konsensus
dalam penilaian dan penatalaksanaan PPOK. !alah satu yang paling diterima di dunia adalah
GO5 The Global inisiative on chronic Obstructive Lung Disease$. GO5 adalah konsensus
yang disponsori oleh World Health Organization 16O$ danNational Heart Lung and !lood
"nstitute 7654I$ +merika. GO5 dalam revisi terakhirnya tahun *8 mendefinisikan PPOK
sebagai keadaan penyakit yang ditandai dengan hambatan aliran udara pernapasan yang tidak
sepenuhnya reversible dan seringkali progresif. alam definisi ini GO5 tidak lagi memasukkan
kata%kata bronkitis kronik dan emfisema, 0alaupun jelas bah0a mereka tetap adalah penyebab
yang utama. GO5 juga menggarisba0ahi bah0a PPOK harus dipandang sebagai penyakit yang
dapat dicegah dan dapat diobati 0alaupun tidak berarti dapat disembuhkan3dinormalkan secara
patologinya$.
2
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
3/33
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK$ adalah penyakit paru yang dapat dicegah
dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel, bersifat
progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang
beracun atau berbahaya disertai efek ekstra paru yang berkontribusi terhadap derajat berat
penyakit. Karakteristik hambatan aliran udara pada PPOK disebabkan oleh gabungan
antara obstruksi saluran napas kecil obstruksi bronkiolitis$ dan kerusakan parenkim
emfisema$ yang bervariasi pada setiap individu "iyanto 4!, *'$.
Pada tahun *8, The Global "nitiative #or Chronic Obstructive Lung Disease
GO5$ mendefinisikan PPOK sebagai gangguan aliran udara yang kronis dengan
beberapa perubahan patologis pada baru disertai efek ekstra pulmonal dan berbagai
komorbiditas yang dapat berpengaruh terhadap derajat beratnya penyakit GO5, *8$.
2.2 EPIDEMIOLOGI
i Indonesia tidak ada data yang akurat tentang kekerapan PPOK. Pada !urvai
Kesehatan "umah #angga !K"#$ )89' asma, bronkitis kronik dan emfisema menduduki
peringkat ke % & sebagai penyebab kesakitan terbanyak dari ) penyebab kesakitan utama.
!K"# epkes "I )88* menunjukkan angka kematian karena asma, bronkitis kronik dan
emfisema menduduki peringkat ke % ' dari ) penyebab tersering kematian di Indonesia
PPI, *($.
:aktor yang berperan dalam peningkatan penyakit tersebut PPI, *($;
). Kebiasaan merokok yang masih tinggi laki%laki di atas )& tahun '%
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
4/33
sesak terutama pada aktivitas, radiologik menunjukkan gambaran bekas #4 fibrotik,
klasifikasi$ yang minimal, dan uji faal paru menunjukkan gambaran obstruksi jalan napas
yang tidak reversibel. Kelompok penderita tersebut dimasukkan dalam kategori penyakit
!indrom Obstruksi Pasca #uberkulosis !OP#$ PPI, *($.
:asilitas pelayanan kesehatan di Indonesia yang bertumpu di Puskesmas sampai di
rumah sakit pusat rujukan masih jauh dari fasilitas pelayanan untuk penyakit PPOK.
isamping itu kompetensi sumber daya manusianya, peralatan standar untuk mendiagnosis
PPOK seperti spirometri hanya terdapat di rumah sakit besar saja, sering kali jauh dari
jangkauan Puskesmas PPI, *($.
Pencatatan epartemen Kesehatan tidak mencantumkan PPOK sebagai penyakit yang
dicatat. Karena itu perlu sebuah Pedoman Penatalaksanaan PPOK untuk segera
disosialisasikan baik untuk kalangan medis maupun masyarakat luas dalam upaya
pencegahan, diagnosis dini, penatalaksanaan yang rasional dan rehabilitasi PPI, *($.
2.3 FAKTOR RESIKO
Kebiasaan merokok merupakan satu % satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh
lebih penting dari faktor penyebab lainnya PPI, *($.
alam pencatatan ri0ayat merokok perlu diperhatikan ;
). "i0ayat merokok
a. Perokok aktifb. Perokok pasif
c. 4ekas perokok
*. erajat berat merokok dengan Indeks 4rinkman I4$, yaitu perkalian jumlah rata%rata
batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun ;
a. "ingan ; %*
b. !edang ; *%'c. 4erat ; >'
(. "i0ayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja
=. 6ipereaktiviti bronkus
&. "i0ayat infeksi saluran napas ba0ah berulang'. efisiensi antitripsin alfa % ), umumnya jarang terdapat di Indonesia.
2.4 KLASIFIKASI
4
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
5/33
#erdapat ketidak sesuaian antara nilai ?@P)dan gejala penderita, oleh sebab itu perlu
diperhatikan kondisi lain. Gejala sesak napas mungkin tidak bisa diprediksi dengan ?@P)
PPI, *($.
#abel ). Klasifikasi PPOK
@"+/+# K5I7I! :++5 P+"A
erajat I
PPOK ringan
Gejala batuk kronik dan produksi sputum
ada tetapi tidak sering. Pada derajat ini
pasien sering tidak menyadari bah0a faal
paru mulai menurun.
?@P)3 K?P B
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
6/33
pasien akan mencari bantuan medis karena gejala pernapasan kronik dan kekambuhan
penyakitnya. !ementara itu pada stadium III pasien akan mengalami gangguan yang jelas
pada kapasitas kerja dan kualitas hidupnya. Pada stadium I? pasien relatif tidak
bermobilisasi dan sering masuk rumah sakit karena eksaserbasi akut.
2.5 PATOGENESIS
:aktor risiko utama dari PPOK adalah merokok. Komponen%komponen asap rokok
merangsang perubahan pada sel%sel penghasil mukus bronkus. !elain itu, silia yang
melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia +ntonio et
all, *
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
7/33
parenkim$. Fang mana hal ini dapat dibedakan dengan inflamasi yang terjadi pada
penderita asma Dor0in @/, *)$.
Inhalasi asap rokok dan partikel berbahaya lainnya menyebabkan inflamasi di saluran
napas dan paru seperti yang terlihat pada pasien PPOK. "espon inflamasi abnormal ini
menyebabkan kerusakan jaringan parenkim yang mengakibatkan emfisema dan
mengganggu mekanisme pertahanan yang mengakibatkan fibrosis saluran napas kecil.
Perubahan patologis menyebabkan udara terperangkap dan keterbatasan aliran udara uang
bersifat progresif PPI, *($.
4agan ). Patogenesis PPOK. !umber; PPI, *'$
4agan *. Perbedaan pathogenesis asma dan PPOK. !umber; PPI, *($
7
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
8/33
2.6 MANIFESTASI
Gejala PPOK umumnya tidak akan timbul sampai seorang perokok merokok satu per
hari selama * tahun. Amumnya gejala muncul ketika usia &an tahun yang berupa batuk
kronik yang memberat pada infeksi virus. Gejala selanjutnya sesak napas baru muncul
pada usia 'an. 4agi perokok yang kemudian berhenti merokok saat muda timbulnya
gejala bisa mundur sampai usia
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
9/33
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, hepar
terdorong ke ba0ah
+uskultasi
% !uara napas vesikuler normal atau melemah
% #erdapat ronkhi dan atau mengi pada 0aktu bernapas biasa atau pada ekspirasipaksa
% @kspirasi memanjang
% 4unyi jantung terdengar jauh
c. Pemeriksaan Penunjang
). Pemeriksaan rutini. :aal paru
H !pirometri ?@P), ?@P)prediksi, K?P, ?@P)3K?P$
% Obstruksi ditentukan oleh nilai ?@P) prediksi - $ dan atau ?@P)3K?P
- $. Obstruksi ; - ?@P)?@P)3?@P) pred$ B 9- ?@P)- ?@P)3K?P$
B
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
10/33
% 6iperlusen
% "uang retrosternal melebar
% iafragma mendatar
% /antung menggantung jantung pendulum 3 tear drop 3 eye drop appearance$
Pada bronkitis kronik ;
H 7ormal
H Dorakan bronkovaskuler bertambah pada *) - kasus
*. Pemeriksaan khusus tidak rutin$
i. :aal paru
% ?olume "esidu ?"$, Kapasiti "esidu :ungsional K":$, Kapasiti Paru #otal
KP#$, ?"3K":, ?"3KP# meningkat
% 5DO menurun pada emfisema% "a0 meningkat pada bronkitis kronik
% !ga0 meningkat
% ?ariabiliti 6arian +P@ kurang dari * -
ii. Aji latih kardiopulmoner
% !epeda statis ergocycle$
% /entera treadmill$
% /alan ' menit, lebih rendah dari normal
iii. Aji provokasi bronkus
Antuk menilai derajat hipereaktiviti bronkus, pada sebagian kecil PPOK terdapat
hipereaktiviti bronkus derajat ringan
iv. Aji coba kortikosteroid
Menilai perbaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid oral prednison atau
metilprednisolon$ sebanyak ( % & mg per hari selama *minggu yaitu
peningkatan ?@P) pascabronkodilator > * - dan minimal *& ml. Pada PPOK
umumnya tidak terdapat kenaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid
v. +nalisis gas darah
#erutama untuk menilai ;
% Gagal napas kronik stabil
% Gagal napas akut pada gagal napas kronik
10
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
11/33
vi. "adiologi
% D# % !can resolusi tinggi
% Mendeteksi emfisema dini dan menilai jenis serta derajat emfisema atau bula
yang tidak terdeteksi oleh foto toraks polos
% !can ventilasi perfusi
Mengetahui fungsi respirasi paru
vii. @lektrokardiografi
Mengetahui komplikasi pada jantung yang ditandai oleh Pulmonal dan hipertrofi
ventrikel kanan.
viii. @kokardiografi
Menilai fungsi jantung kanan
i. 4akteriologi
Pemerikasaan bakteriologi sputum pe0arnaan Gram dan kultur resistensi
diperlukan untuk mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotik yang
tepat. Infeksi saluran napas berulang merupakan penyebab utama eksaserbasi akut
pada penderita PPOK di Indonesia.
. Kadar alfa%) antitripsin
Kadar antitripsin alfa%) rendah pada emfisema herediter emfisema pada usia
muda$, defisiensi antitripsin alfa%) jarang ditemukan di Indonesia.
2.8 DIAGNOSIS BANDING
a. +smab. !OP# !indroma Obstruksi Pascatuberculosis$
c. Pneumotoraks
d. Gagal jantung kronik
e. Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain misal; bronkiektasis, destroyed lung
PPI, *($
#abel *. Perbedaan +sma, PPOK, !OP#
11
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
12/33
2.9 PENATALAKSANAAN
A. Pe!"!#!$%!!! &'&' PPOK
Penatalaksanaan secara umum PPOK meliputi PPI, *($;
1. E(&$!%)
@dukasi merupakan hal penting dalam pengelolaan jangka panjang pada PPOK stabil.
@dukasi pada PPOK berbeda dengan edukasi pada asma. Karena PPOK adalah
penyakit kronik yang ireversibel dan progresif, inti dari edukasi adalah menyesuaikan
keterbatasan aktivitas dan mencegah kecepatan perburukan fungsi paru. 4erbeda
dengan asma yang masih bersifat reversibel, menghindar pencetus dan memperbaiki
derajat adalah inti dari edukasi atau tujuan pengobatan dari asma.
#ujuan edukasi pada pasien PPOK;
% Mengenal perjalanan penyakit dan pengobatan
% Melaksanakan pengobatan yang maksimal
% Mencapai aktiviti optimal% Meningkatkan kualiti hidup
@dukasi PPOK diberikan sejak ditentukan diagnosis dan berlanjut secara berulangpada setiap kunjungan, baik bagi penderita sendiri maupun bagi keluarganya. @dukasi
dapat diberikan di poliklinik, ruang ra0at, bahkan di unit ga0at darurat ataupun di
IDA dan di rumah. !ecara intensif edukasi diberikan di klinik rehabilitasi atau klinik
konseling, karena memerlukan 0aktu yang khusus dan memerlukan alat peraga.
@dukasi yang tepat diharapkan dapat mengurangi kecemasan pasien PPOK,
12
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
13/33
memberikan semangat hidup 0alaupun dengan keterbatasan aktiviti. Penyesuaian
aktiviti dan pola hidup merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualiti hidup
pasien PPOK.
4ahan dan cara pemberian edukasi harus disesuaikan dengan derajat berat penyakit,
tingkat pendidikan, lingkungan sosial, kultural dan kondisi ekonomi penderita.
!ecara umum bahan edukasi yang harus diberikan adalah
% Pengetahuan dasar tentang PPOK
% Obat%obatan, manfaat dan efek sampingnya
% Dara pencegahan perburukan penyakit
% Menghindari pencetus berhenti merokok$% Penyesuaian aktiviti
+gar edukasi dapat diterima dengan mudah dan dapat dilaksanakan ditentukan skala
prioriti bahan edukasi sebagai berikut;a. 4erhenti merokok
isampaikan pertama kali penderita pada 0aktu diagnosis PPOK ditegakkanb. Penggunaan obat%obatan
% Macam obat dan jenisnya
% Dara penggunaannya yang benar oral, MI atau nebuliser$% 1aktu penggunaan yang tepat rutin dengan selang0aktu tertentu atau kalau
perlu saja$
% osis obat yang tepat dan efek sampingnyac. Penggunaan oksigen
% Kapan oksigen harus digunakan
% 4erapa dosisnya% Mengetahui efek samping kelebihan dosis oksigen
d. Mengenal dan mengatasi efek samping obat atau terapi oksigen
e. Penilaian dini eksaserbasi akut dan pengelolaannya#anda eksaserbasi; batuk atau sesak bertambah, sputum bertambah dan sputum
berubah 0arna
f. Mendeteksi dan menghindari pencetus eksaserbasig. Menyesuaikan kebiasaan hidup dengan keterbatasan aktiviti
Pemberian edukasi berdasarkan derajat penyakit;
a. "ingan% Penyebab dan pola penyakit PPOK yang ireversibel
% Mencegah penyakit menjadi berat dengan menghindari pencetus, antara lain
berhenti merokok
% !egera berobat bila timbul gejala
b. !edang
% Menggunakan obat dengan tepat
13
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
14/33
% Mengenal dan mengatasi eksaserbasi dini
% Program latihan fisik dan pernapasaan
c. 4erat% Informasi tentang komplikasi yang dapat terjadi
% Penyesuaian aktiviti dengan keterbatasan
% Penggunaan oksigen di rumah
2. O*!"+,*!"!
a. 4ronkodilator
iberikan secara tunggal atau kombinasi dari ketiga jenis bronkodilator dan
disesuaikan dengan klasifikasi derajat berat penyakit. Pemilihan bentuk obat
diutamakan inhalasi, nebuliser tidak dianjurkan pada penggunaan jangka panjang.
Pada derajat berat, diutamakan pemberian obat lepas lambat slow release$ atau
obat berefek panjang long acting$.Macam%macam bronkodilator;
% Golongan antikolinergikigunakan pada derajat ringan sampai berat, disamping sebagai bronkodilator
juga mengurangi sekresi lendir maksimal = kali per hari$.
% Golongan agonis beta%*4entuk inhaler digunakan untuk mengatasi sesak, peningkatan jumlah
penggunaan dapat sebagai monitor timbulnya eksaserbasi. !ebagai obat
pemeliharaan sebaiknya digunakan bentuk tablet yang berefek panjang.
4entuk nebuliser dapat digunakan untuk mengatasi eksaserbasi akut, tidak
dianjurkan untuk penggunaan jangka panjang. 4entuk injeksi subkutan atau
drip untuk mengatasi eksaserbasi berat.
% Kombinasi antikolinergik dan agonis beta%*Kombinasi kedua golongan obat ini akan memperkuat efek bronkodilatasi,
karena keduanya mempunyai tempat kerja yang berbeda. isamping itu
penggunaan obat kombinasi lebih sederhana dan mempermudah penderita.% Golongan antin
alam bentuk lepas lambat sebagai pengobatan pemeliharaan jangka panjang,
terutama pada derajat sedang dan berat. 4entuk tablet biasa atau puyer untuk
mengatasi sesak pelega napas$, bentuk suntikan bolus atau drip untuk
mengatasi eksaserbasi akut.Penggunaan jangka panjang diperlukan pemeriksaan kadar aminofilin darah.
b. +ntiinflamasi
igunakan bila terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi intravena,
14
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
15/33
berfungsi menekan inflamasi yang terjadi, dipilih golongan metilprednisolon atau
prednison. 4entuk inhalasi sebagai terapi jangka panjang diberikan bila terbukti
uji kortikosteroid positif yaitu terdapat perbaikan ?@P) pascabronkodilator
meningkat >*- dan minimal *& mg.
c. +ntibiotika6anya diberikan bila terdapat infeksi. +ntibiotik yang digunakan ;
% 5ini I ; amoksisilin, makrolid
% 5ini II ; amoksisilin dan asam klavulanat, sefalosporin, kuinolon, makrolid
baru
Pera0atan di "umah !akit ;
apat dipilih; amoksisilin dan klavulanat, sefalosporin generasi II J III injeksi,
kuinolon per oral
itambah dengan yang anti pseudomonas ; aminoglikose per injeksi, kuinolonper injeksi, sefalosporin generasi I? per injeksi
d. +ntioksidan
apat mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualiti hidup, digunakan 7%
asetilsistein. apat diberikan pada PPOK dengan eksaserbasi yang sering, tidak
dianjurkan sebagai pemberian yang rutin.
e. Mukolitik
6anya diberikan terutama pada eksaserbasi akut karena akan mempercepat
perbaikan eksaserbasi, terutama pada bronkitis kronik dengan sputum yang
viscous. Mengurangi eksaserbasi pada PPOK bronkitis kronik, tetapi tidak
dianjurkan sebagai pemberian rutin.
f. +ntitusif
iberikan dengan hati%hati
15
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
16/33
3. Te-!) ,$%)/e
16
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
17/33
Pada PPOK terjadi hipoksemia progresif dan berkepanjangan yang menyebabkan
kerusakan sel dan jaringan. Pemberian terapi oksigen merupakan hal yang sangat
penting untuk mempertahankan oksigenasi seluler dan mencegah kerusakan sel baik di
otot maupun organ%organ lainnya.
Manfaat oksigen;% Mengurangi sesak
% Memperbaiki aktiviti
% Mengurangi hipertnsi pulmonal% Mengurangi vasokontriksi
% Mengurangi hematokrit
% Memperbaiki fungsi neuropsikiatri% Meningkatkan kualiti hidup
Indikasi;
% Pao* B ' mm6g atau !at O* B 8-
% Pao* diantara &&%&8 mm6g atau !at O* > 98- disertai Kor Pulmonal, perubahan
P pulmonal, 6t >&&- dan tanda%tanda gagal jantung kanan, sleep apnea, penyakit
paru lain
Macam terapi oksigen;
% Pemberian oksigen jangka panjang
% Pemberian oksigen pada 0aktu aktivitas
% Pemberian oksigen pada 0aktu timbul sesak mendadak% Pemberian oksigen secara intensif pada 0aktu gagal napas
#erapi oksigen dapat dilaksanakan di rumah maupun di rumah sakit. #erapi oksigen di
rumah diberikan kepada penderita PPOK stabil derajat berat dengan gagal napas
kronik. !edangkan di rumah sakit oksigen diberikan pada PPOK eksaserbasi akut di
unit ga0at darurat, ruang ra0at ataupun IDA.
#erapi oksigen jangka panjang yang diberikan di rumah pada keadaan stabil terutama
bila tidur atau sedang aktivitas, lama pemberian )& jam setiap hari, pemberian
oksigen dengan nasal kanul )%* 53mnt. #erapi oksigen pada 0aktu tidur bertujuan
mencegah hipoksemia yang sering terjadi bila penderita tidur.
#erapi oksigen pada 0aktu aktivitas bertujuan menghilangkan sesak napas dan
meningkatkan kemampuan aktivitas. !ebagai parameter digunakan analisis gas darah
atau pulse oksimetri. Pemberian oksigen harus mencapai saturasi oksigen di atas 8-.
+lat bantu pemberian oksigen;
% 7asal kanul
17
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
18/33
% !ungkup venture
% !ungkup rebreathing
% !ungkup nonrebreathing
Pemilihan alat bantu ini disesuaikan dengan tujuan terapi oksigen dan kondisi analisis
gas darah pada 0aktu tersebut.
4. 0e")#!%) 'e$!)$
?entilasi mekanik pada PPOK digunakan pada eksaserbasi dengan gagal napas akut,
gagal napas akut pada gagal napas kronik atau pada pasien PPOK derajat berat dengan
napas kronik. ?entilasi mekanik dapat digunakan di rumah sakit di ruang IDA atau di
rumah.
?entilasi mekanik dapat dilakukan dengan cara;a. ?entilasi mekanik dengan intubasi
Pasien PPOK dipertimbangkan untuk menggunakan ventilasi mekanik di rumah
sakit bila ditemukan keadaan sebagai berikut;% Gagal napas yang pertama kali
% Perburukan yang belum lama terjadi dengan penyebab yang jelas dan dapat
diperbaiki% +ktiviti sebelumnya tidak terbatas
Indikasi penggunaan ventilasi mekanik invasif;
% !esak napas berat dengan penggunaan muskulus respirasi tambahan dan
pergerakan abdominal paradoksal
% :rekuensi napas >(& permenit% 6ipoksemia yang mengancam ji0a Pao* B= mm6g$
% +sidosis berat p6 B
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
19/33
% ?+P ventilator acuired pneumonia$
% 4arotrauma
% Kesukaran 0eaning
Kesukaran dalam proses 0eaning dapat diatasi dengan;
% Keseimbangan antara kebutuhan respirasi dan kapasiti muskulus respirasi% 4ronkodilator dan obat%obatan lain adekuat
% 7utrisi seimbang
% ibantu dengan 7IPP?b. ?entilasi mekanik tanpa intubasi
?entilasi mekanik tanpa intubasi digunakan pada PPOK dengan gagal napas
kronik dan dapat digunakan selama di rumah.4entuk ventilasi mekanik tanpa intubasi adalah Noninvasive "nter%itten Positi#
Pressure 7IPP?$ atauNegative Pessure &entilation 7P?$.
7IPP? dapat diberikan dengan tipe ventilasi;
% &olu%e control% Pressure control
% !ilevel positive airwa' pressure (!iP)P*% Continous positive airwa' pressure (CP)P*
7IPP? bila digunakan bersamaan dengan terapi oksigen terus menerus
5#O#35ong #ern Oygen #heraphy$ akan memberikan perbaikan yang
signifikan pada;
% +nalisis gas darah% Kualiti dan kuantiti tidur
% Kualiti hidup
Indikasi penggunaan 7IPP?;
% !esak napas sedang sampai berat dengan penggunaan muskulus respirasi dan
abdominal paradoksal% +sidosis sedang sampai berat p6 B
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
20/33
penurunan fungsi paru dan perubahan analisis gas darah.
Malnutrisi dapat dievaluasi dengan;
% Penurunan berat badan% Kadar albumin rendah
% +ntropometri
% Pengukuran kekuatan otot M??, tekanan diafragma, kekuatan otot pipi$% 6asil metabolisme hiperkapni dan hipoksia$
Mengatasi malnutrisi dengan pemberian makanan yang agresis tidak akan mengatasi
masalah, karena gangguan ventilasi pada PPOK tidak dapat mengeluarkan DO* yang
terjadi akibat metabolisme karbohidrat. iperlukan keseimbangan antara kalori masuk
dengan kalori yang dibutuhkan, bila perlu nutrisi dapat diberikan secara terus menerus
dengan pipa nasogaster.
Komposisi nutrisi yang seimbang dapat berupa tinggi lemak rendah karbohidrat.
Kebutuhan protein seperti pada umumna, protein dapat meningkatkan ventilasi
semenit o+'gen co%su%ptiondan respons ventilasi terhadap hipoksia dan hiperkapni.
#etapi pada PPOK dengan gagal napas kelebihan pemasukan protein dapat
menyebabkan kelelahan. Gangguan keseimbangan elektrolit sering terjadi pada PPOK
karena berkurangnya fungsi muskulus respirasi sebagai akibat sekunder dari
gangguan ventilasi. Gangguan elektrolit yang terjadi adalah;
% 6ipofosfatemi
% 6iperkalemi
% 6ipokalsemi% 6ipomagnesemi
Gangguan ini dapat mengurangi fungsi diafragma. ianjurkan pemberian nutrisi
dengan komposisi seimbang, yakni porsi kecil dengan 0aktu pemberian yang lebih
sering.
6. Re!*)#)"!%)
#ujuan program rehabilitasi untuk meningkatkan toleransi latihan dan memperbaiki
kualiti hidup penderita PPOKPenderita yang dimasukkan ke dalam program rehabilitasi adalah mereka yang telah
mendapatkan pengobatan optimal yang disertai;% !ymptom pernapasan berat
% 4eberapa kali masuk ruang ga0at darurat
% Kualiti hidup yang menurun
Program rehabilitasi terdiri dari ( komponen yaitu; latihan fisis, psikososial dan
20
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
21/33
latihan pernapasan.
a. itujukan untuk memperbaiki efisiensi dan kapasiti sistem transportasi oksigen.
5atihan fisis yang baik akan menghasilkan;
% Peningkatan ?O* ma
% Perbaikan kapasiti kerja aerobik maupun anerobik% Peningkatan cardiac output danstroke volu%e
% Peningkatan efisiensi distribusi darah
% Pemendekkan 0aktu yang diperlukan untuk recover'
5atihan untuk meningkatkan kemampuan otot pernapasan
% 5atihan untuk meningkatkan kemampuan otot pernapasan
5atihan ini diprogramkan bagi penderita PPOK yang mengalami kelelahan
pada otot pernapasannya sehingga tidak dapat menghasilkan tekanan inspirasi
yang cukup untuk melakukan ventilasi maksimum yang dibutuhkan. 5atihan
khusus pada otot pernapasan akan mengakibatkan bertambahnya kemampuan
ventilasi maksimum, memperbaiki kualiti hidup dan mengurangi sesak napas.% ,ndurance e+ercise
"espons kardiovaskuler tidak seluruhnya dapat terjadi pada penderita PPOK.
4ertambahnya cardiac output maksimal dan transportasi oksigen tidak sebesar
pada orang sehat.
5atihan jasmani pada penderita PPOK akan berakibat meningkatnya toleransi
latihan karena meningkatnya kapasiti kerja maksimal dengan rendahnya
konsumsi oksigen. Perbaikan toleransi latihan merupakan resultante dari
efisiensinya pemakaian oksigen di jaringan dari toleransi terhadap asam laktat.
Pada penderita PPOK berat, kelelahan kaki mungkin merupakan faktor yang
dominan untuk menghentikan latihannya.4erkurangnya aktiviti kegiatan sehari%hari akan menyebabkan penurunan
fungsi otot skeletal. Imobilitasasi selama =%' minggu akan menyebabkan
penurunan kekuatan otot, diameter serat otot, penyimpangan energi dan aktiviti
en2im metabolik. 4erbaring ditempat tidur dalam jangka 0aktu yang lama
menyebabkan menurunnya o+'gen uptake dan kontrol kardiovaskuler.5atihan fisis bagi penderita PPOK dapat dilakukan di dua tempat;
% i rumah; latihan dinamik dan menggunakan otot secara ritmis jalan,
jogging, sepeda$
% "umah sakit
Program latihan setiap harinya )&%( menit selama =%< hari per minggu.
#ipe latihan diubah setiap hari. Pemeriksaan denyut nadi, lama latihan dan
21
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
22/33
keluhan subyektif dicatat. Pernyataan keberhasilan latihan oleh penderita
lebih penting daripada hasil pemeriksaan subyektif atau obyektif.
Pemeriksaan ulang setelah '%9 minggu di laboratorium dapat memberikan
informasi yang obyektif tentang beban latihan yang sudah dilaksanakan.
ua bentuk latihan dinamik yang tampaknya cocok untuk penderita di
rumah adalah ergometri dan walking$-ogging. @rgometri lebih baik
daripada walking$-ogging.4egitu jenis latihan sudah ditentukan, latihan
dimulai selama *%( menit, yang cukkup untuk menaikkan denyut nadi
sebesar =- maksimal. !etelah itu dapat ditingkatkan sampai mencapai
denyut jantung '%
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
23/33
menunjukkan PDO* B=& mm6g dan PO* >' mm6g
% ahak jernih tidak ber0arna
% +ktivitas terbatas tidak disertai sesak sesuai derajat berat PPOK hasil spirometri$% Penggunaan bronkodilator sesuai rencana pengobatan
% #idak ada penggunaan bronkodilator tambahan
#ujuan penatalaksanaan pada keadaan stabil;
% Mempertahankan fungsi paru
% Meningkatkan kualiti hidup% Mencegah eksaserbasi
Penatalaksanaan PPOK stabil dilaksanakan di poliklinik sebagai evaluasi berkala atau
dirumah untuk mempertahankan PPOK yang stabil dan mencegah eksaserbasi
Penatalaksanaan di rumah
Penatalaksanaan di rumah ditujukan untuk mempertahankan PPOK yang stabil. 4eberapa
hal yang harus diperhatikan selama di rumah, baik oleh pasien sendiri maupun oleh
keluarganya.
Penatalaksanaan di rumah ditujukan juga bagi penderita PPOK berat yang harus
menggunakan oksigen atau ventilasi mekanik.
#ujuan penatalaksanaan di rumah;
% Menjaga PPOK tetap stabil
% Melaksanakan pengobatan pemeliharaan% Mengevaluasi dan mengatasi eksaserbasi dini
% Mengevaluasi dan mengatasi efek samping pengobatan
% Menjaga penggunaan ventilasi mekanik% Meningkatkan kualiti hidup
Penatalaksanaan di rumah meliputi;
% Penggunaan obat%obatan dengan tepat
Obat%obatan sesuai klasifikasi. Pemilihan obat dalam bentuk dishaler, nebuhaler atau
tubuhaler karena penderita PPOK biasanya berusia lanjut, koordinasi neurologis dan
kekuatan otot sudah berkurang. Penggunaan bentuk MI menjadi kurang efektif.
7ebuliser sebaiknya tidak digunakan secara terus menerus. Penggunaan nebuliser di
rumah sebaiknya bila timbul eksaserbasi, penggunaan terus menerus, hanya jika
timbul eksaserbasi.
% #erapi oksigenibedakan untuk PPOK derajat sedang dan berat. Pada PPOK derajat sedang oksigen
hanya digunakan bila timbul sesak yang disebabkan pertambahan aktiviti. Pada PPOK
derajat berat yang terapi oksigen di rumah pada 0aktu aktiviti atau terus menerus
23
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
24/33
selama )& jam terutama pada 0aktu tidur. osis oksigen tidak lebih dari * liter.
% Penggunaan mesin bantu napas dan pemeliharaannya.
% "ehabilitasiPenyesuaian aktiviti, latihan ekspektorasi atau batuk yang efektif, pursed$lips
breathinglatihan ekstremiti atas dan otot bantu napas
% @valuasi3monitor terutama ditujukan pada;#anda eksaserbasi, efek samping obat, kecukupan dan efek samping penggunaan
oksigen
4agan (. +lgoritme Penanganan PPOK
24
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
25/33
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
26/33
% #ipe III eksaserbasi ringan$, memiliki ) gejala di atas ditambah infeksi saluran napas
atas lebih dari & hari, demam tanpa sebab lain, peningkatan batuk, peningkatan mengi
atau peningkatan frekuensi pernapasan >*- baseline atau frekuensi nadi >*-
baseline
Penyebab eksaserbasi akut;
% Primer
Infeksi trakeobronkial biasanya karena virus$% !ekunder
Pneumonia, gagal jantung kanan3kiri, aritmia, emboli paru, pneumotoraks spontan,
penggunaan oksigen yang tidak tepat, penggunaan obat%obatan obat penenang,
diuretic$ yang tidak tepat, penyakit metabolik M, gangguan elektrolit$, nutrisi
buruk, lingkungan memburuk3polusi udara, aspirasi berulang, stadium akhir penyakit
respirasi kelelahan otot respirasi$
Penanganan eksaserbasi akut dapat dilaksanakan di rumah untuk eksaserbasi yang
ringan$ atau di rumah sakit untuk eksaserbasi sedang dan berat$
Penatalaksanaan eksaserbasi akut ringan dilakukan dirumah oleh penderita yang telah
diedukasi dengan cara;
% Menambahkan dosis bronkodilator atau dengan mengubah bentuk bronkodilator yang
digunakan dari bentuk inhaler, oral dengan bentuk nebuliser
% Menggunakan oksigen bila aktivitas dan selama tidur
% Menambahkan mukolitik% Menambahkan ekspektoran
4ila dalam * hari tidak ada perbaikan penderita harus segera ke dokter.
Penatalaksanaan eksaserbasi akut di rumah sakit dapat dilakukan secara ra0at jalan atau
ra0at inap dan dilakukan di;
% Poliklinik ra0at jalanIndikasi; eksaserbasi ringan sampai sedang, gagal napas kronik, tidak ada gagal napas
akut pada gagal napas kronik, sebagai evaluasi rutin pemberian obat%obatan yang
optimal, evaluasi progresifiti penyakit, edukasi$% Anit ga0at darurat
% "uang ra0at
Indikasi ra0at; eksaserbasi sedang dan berat, terdapat komplikasi infeksi saluran
napas berat, gagal napas akut pada gagal napas kronik, gagal jantung kanan$.
% "uang IDA
Indikasi; sesak berat setelah penanganan adekuat di ruang ga0at darurat atau ruang
26
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
27/33
ra0at, kesadaran menurun, lethargi atau kelemahan otot%otot respirasi, setelah
pemberian oksigen tetap terjadi hipoksemia atau perburukan, memerlukan ventilasi
mekanik invasif atau non invasif$.
Prinsip penatalaksanaan PPOK pada eksaserbasi akut adalah mengatasi segera eksaserbasi
yang terjadi dan mencegah terjadinya gagal napas. 4ila telah menjadi gagal napas segera
atasi untuk mencegah kematian. 4eberapa hal yang harus diperhatikan meliputi;
% iagnosis beratnya eksaserbasi
erajat sesak, frekuensi napas, pernapasan paradoksal, kesadaran, tanda vital, analisis
gas darah, pneumonia% #erapi oksigen adekuat
Pada eksaserbasi akut terapi oksigen merupakan hal yang pertama dan utama,
bertujuan untuk memperbaiki hipoksemi dan mencegah keadaan yang mengancam
ji0a. apat dilakukan di ruang ga0at darurat, ruang ra0at atau di IDA. !ebaiknya
dipertahankan Pao* >' mm6g atau !at O* >8-, evaluasi ketat hiperkapnia.
Gunakan sungkup dengan kadar yang sudah ditentukan *=-, *9-, atau (*-.
Perhatikan apakah sungkup rebreathingatau nonrebreathing, tergantung kadar Paco*
dan Pao*. 4ila terapi oksigen tidak dapat mencapai kondisi oksigenasi adekuat, harus
digunakan ventilasi mekanik. alam penggunaan ventilasi mekanik usahakan dengan
Noninvasive Positive Pressure &entilation 7IPP?$, bila tidak berhasil ventilasi
mekanik digunakan dengan intubasi.
% Pemberian obat%obatan yang maksimalObat yang diperlukan pada eksaserbasi akut;
+ntibiotik
Peningkatan jumlah sputum, sputum berubah menjadi purulen, peningkatan sesak.Pemilihan antibiotik disesuaikan dengan pola kuman setempat dan komposisi
kombinasi antibiotik yang mutakhir. Pemberian antibiotik di rumah sakit
sebaiknya per ddrip atau intravena, sedangkan untuk ra0at jalan bila eksaserbasi
sedang sebiknya kombinasi dengan macrolide, bila ringan dapat diberikan
tunggal. 4ronkodilator
4ila ra0at jalan 4%* agonis dan antikolinorgik harus diberikan dengan
peningkatan dosis. Inhaler masih cukup efektif bila digunakan dengan cara yang
tepat, nebuliser dapat digunakan agar bronkodilator lebih efektif. 6ati%hati dengan
penggunaan nebuliser yang memakai oksigen sebagai kompresor, karena
27
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
28/33
penggunaan oksigen 9%) liter untuk menghasilkan uap dapat menyebabkan
retensi DO*. Golongan antin diberikan bersama%sama dengan bronkodilator
lainnya karena mempunyai efek memperkuat otot diafragma. alam pera0atan di
rumah sakit, bronkodilator diberikan secara intravena dan nebuliser, dengan
pemberian lebih sering perlu monitor ketat terhadap timbulnya palpitasi sebagai
efek samping bronkodilator.
Kortikosteroid
#idak selalu diberikan tergantung derajat berat eksaserbasi. Pada eksaserbasi
derajat sedang dapat diberikan prednison ( mg3hari selama )%* minggu, pada
derajat berat diberikan secara intravena. Pemberian lebih dari * minggu tidak
memberikan manfaat yang lebih baik, tetapi lebih banyak menimbulkan efek
samping.
% 7utrisi adekuat untuk mencegah starvation yang disebabkan hipoksemia
berkepanjangan, dan menghindari kelelahan otot bantu napas% ?entilasi mekanik
Penggunaan ventilasi mekanik pada PPOK eksaserbasi berat akan mengurangi
mortaliti dan morbiditi, dan memperbaiki simptom. ahulukan penggunaan 7IPP?,
bila gagal dipikirkan penggunaan ventilasi mekanik dengan intubasi.
% Kondisi lain yang berkaitan
Monitor balans cairan elektrolit, pengeluaran sputum, gagal jantung atau aritmia% @valuasi ketat progesiviti penyakit
Penanganan yang tidak adekuat akan memperburuk eksaserbasi dan menyebabkankematian. Monitor dan penanganan yang tepat dan segera dapat mencegah gagal napas
berat dan menghindari penggunaan ventilasi mekanik.
Indikasi penggunaan ventilasi mekanik dengan intubasi;
% !esak napas berat, pernapasan >(& 3menit
% Penggunaan obat respiratori dan pernapasan abdominal
% Kesadaran menurun% 6ipoksemia berat Pao* B& mm6g
% +sidosis p6 B' mm6g
% Komplikasi kardiovaskuler, hipotensi% Komplikasi lain, gangguan metabolik, sepsis, pneumonia, barotrauma, efusi pleura dan
emboli massif
% Penggunaan 7IPP? yang gagal
28
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
29/33
4agan =. +lgoritme penatalaksanaan PPOK eksaserbasi akut di rumah dan pelayanan
kesehatan primer3puskesmas
29
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
30/33
D. Te-!) Pe'*e(!!
4ertujuan untuk;
% Memperbaiki fungsi paru
% Memperbaiki mekanik paru
% Meningkatkan toleransi terhadap eksaserbasi% Memperbaiki kualiti hidup
Operasi paru yang dapat dilakukan yaitu;
% 4ulektomi
% 4edah reduksi volume paru 4"?P$3 lung volu%e reduction surge' 5?"!$
% #ransplantasi paru
2.9 KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada PPOK adalah PPI, *($ ;
). Gagal napas
% Gagal napas kronik6asil analisis gas darah PO* B ' mm6g dan PDO* > ' mm6g, dan p6 normal.
% Gagal napas akut pada gagal napas kronik
itandai oleh; sesak napas dengan atau tanpa sianosis, sputum bertambah dan
purulent, demam, serta kesadaran menurun.
*. Infeksi berulang
Pada pasien PPOK produksi sputum yang berlebihan menyebabkan terbentuk koloni
kuman, hal ini memudahkan terjadi infeksi berulang. Pada kondisi kronik ini imuniti
menjadi lebih rendah, ditandai dengan menurunnya kadar limposit darah.(. Kor pulmonal
itandai oleh P pulmonal pada @KG, hematokrit > &-, dapat disertai gagal jantung
kanan.
2.1 PENEGAHAN
a. Mencegah terjadinya PPOK
% 6indari asap rokok% 6indari polusi udara
% 6indari infeksi saluran napas berulang
b. Mencegah perburukan PPOK
% 4erhenti merokok% Gunakan obat%obatan adekuat
% Mencegah eksaserbasi berulang
PPI, *($
2.11PROGNOSIS
PPOK merupakan penyakit progresif dan ireversibel. #idak ada obat yang dapat
30
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
31/33
mengembalikan fungsi paru menjadi normal kembali pada pasien PPOK. :aktor
prognosis buruk didapatkan pada pasien dengan kejadian eksaserbasi akut lebih dari dua
kali dalam setahun, D+# kuesioner lebih dari sama dengan sepuluh, hasil spirometri
termasuk GO5 ( atau =, malnutrisi, paparan faktor risiko terus%menerus, kepatuhan
kontrol dan minum obat, dan dukungan dari keluarga dan orang sekitar +lsaggaf 6ood
dkk, *=$.
BAB III
KESIMPULAN
Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK$, merupakan penyakit kronik yang ditandai
dengan keterbatasan aliran udara didalam saluran napas yang tidak sepenuhnya reversible.
+khir%akhir ini penyakit ini semakin menarik untuk dibicarakan oleh karena prevalensi dan
angka mortalitasnya yang terus meningkat. Penting bagi dokter umum untuk memahami
penegakan diagnosis PPOK, yang diperoleh dari anamnesa, pemeriksaan fisik, serta
didukung oleh pemeriksaan penunjang yang tepat.
Penatalaksaan yang tepat pada PPOK meliputi beberapa program, yaitu evaluasi dan
monitoring penyakit, mengurangi faktor resiko, tatalaksana PPOK yang stabil, dan
tatalaksana PPOK dengan eksaserbasi. Manajemen utama untuk PPOK derajat I dan II antara
lain dengan menghindari faktor resiko, mencegah progresivitas PPOK, dan penggunaan obat%
obatan untuk mengontrol gejala dari PPOK, sedangkan untuk PPOK derajat III dan I?
memerlukan manajemen terapi yang lebih terpadu dengan berbagai pendekatan untuk
membantu pasien dalam mele0ati perjalanan penyakitnya.
Penggunaan bronkodilator adalah pilihan utama untuk menanggulangi gejala yang
timbul pada PPOK, dimana bronkodilator dapat berfungsi untuk meredakan gejala dan dapat
pula mencegah eksaserbasi. 4eberapa pilihan bronkodilator yang dapat digunakan antara laingolongan L* agonis, antikolinergik, dan antin, yang dapat digunakan tunggal atau
dikombinasikan. !elain itu berbagai terapi lain juga dapat diberikan pada penderita PPOK,
seperti kortikosteroid inhalasi ataupun sistemik, mukolitik, anti oksidan, dan terapi oksigen,
tergantung pada derajat berat penyakitnya.
31
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
32/33
!elain pendekatan farmakologis, edukasi dan nasihat pada pasien, diperlukan juga
konseling untuk penghentian rokok, olahraga, kebutuhan nutrisi, dan pera0atan untuk pasien.
Manajemen yang tepat dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas pada pasien PPOK, serta
sangat berperan dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.
DAFTAR PUSTAKA
). +lsaggaf 6ood, dkk. *=.!uku )-ar "l%u Pen'akit Paru. 4agian Ilmu Penyakit Paru :K
Anair. !urabaya.
*. +ntonio et all *
7/25/2019 Referat Ppok Yuli
33/33
Recommended