8/18/2019 riset trian.pdf
1/26
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring berkembangnnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
perkembangan peradaban umat manusia pun berkembang pesat. Hal ini tentunya
memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia. Namun dibalik dampak positif
tersebut juga terdapat dampak negatif yang cukup serius yakni semakin menipisnya
sumber energi dan semakin maraknya pencemaran lingkungan. Sehingga hal ini
memicu kenaikan harga BBM, terjadinya pemadaman listrik bergilir, dan timbulnya
berbagai macam penyakit akibat pencemaran lingkungan di berbagai tempat di
Indonesia. Banyak ilmuwan Indonesia mencoba mencari solusi untuk mengatasi hal
tersebut, salah satunya adalah menciptakan sumber energi alternatif ramah lingkungan
seperti biodiesel, bioetanol, dan listrik organik. Namun bahan baku untuk pembuatan
sumber energi khususnya listrik organik masih dapat dimanfaatkan menjadi produk
yang lebih menguntungkan. Salah satu bahan baku yang sudah tidak dapat
dimanfaatkan sebagai produk lain yang lebih menguntungkan adalah limbah detergen.
Dalam detergen banyak terdapat senyawa-senyawa ionik berupa Na2SO4, Na2CO3,
NaHCO3 dan lain-lain yang mampu menghantarkan elektron menuju elektroda dan
mampu menghasilkan energi listrik. Namun pemanfaatan limbah detergen sebagai
sumber energi masih sangat sedikit bahkan belum ada. Untuk itu perlu diadakan
penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan limbah detergen sebagai sumber energi
listrik berbasis sel galvani dengan judul penelitian ”Pemanfaatan Limbah Air Detergen
Sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif Berbasis Sel Galvani”.
8/18/2019 riset trian.pdf
2/26
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, perumusan masalah dalam
penelitian ini meliputi:
1. Bagaimana proses pembuatan limbah detergen sebagai sumber energi listrik berbasis
sel galvani?
2. Berapa tegangan dan arus yang dihasilkan oleh kolam limbah detergen?
3. Bagaimana potensi kolam limbah detergen untuk menyalakan peralatan elektronik?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah:
1. Dapat memanfaatkan limbah detergen sebagai sumber energi listrik berbasis sel galvani
2. Dapat mengetahui tegangan dan arus yang dihasilkan dari limbah detergen
3. Dapat mengaplikasikan sumber energi listrik limbah detergen pada alat-alat elektronik
rumah tangga
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan menulis penelitian ini, diharapkan memberikan informasi tentang manfaatlimbah detergen, yaitu:
1. Dapat digunakan sebagai sumber energi listrik alternatif
2. Dapat mengetahui potensi limbah detergen sebagai sumber energi listrik alternatif
3. Dapat meminimalisir maraknya pencemaran lingkungan akibat limbah detergen
4. Dapat dijadikan referensi penelitian selanjutnya mengenai pemanfaatan limbah
detergen sebagai sumber energi listrik alternatif
8/18/2019 riset trian.pdf
3/26
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Detergen
Deterjen adalah campuran senyawa kimia yang digunakan sebagai bahan pembersih.
Limbah cair deterjen banyak berasal dari air buangan domestik, misalnya air bekas
mandi, bekas cuci pakaian, perabotan rumah tangga serta jasa pencucian komersial,
buangan industri tekstil, pewarnaan industri komestik, dll. Kandungan dari deterjen
adalah materi organik yang dapat menurunkan tegangan permukaan dan membentuk
jembatan antara kotoran dengan senyawa pelarut (Weaver, 1960).
Deterjen terdiri dari surfaktan, builder yang berfungsi meningkatkan daya cuci
dan bahan aditif lainnya. Deterjen memiliki struktur kimia yang terdiri dari ujung
karbon hidrofobik dan ujung sulfat sehingga dapat mengemulsi lemak. Istilah deterjen
biasanya digunakan untuk berbagai macam bahan pembersih atau bahan yang memiliki
kemampuan membersihkan. (Sawyer, 1994).
Adapun kandungan Alkilbenzea Sulfonat (ABS) netral – tipe deterjen bubuk sebagai
berikut:
Tabel 1. Formula ABS Netral
Sumber: Jetro, 1982
https://jujubandung.files.wordpress.com/2012/06/picture125.jpg
8/18/2019 riset trian.pdf
4/26
4
Komponen deterjen dan peranannya:
Surfaktan: dalam suatu formulasi deterjen, surfaktan berfungsi untuk
mengadsorpsi, mengurangi daya tegang antar permukaan, membasahi,mengemulsikan, dan mendispersi.
Terdapat empat kategori surfaktan yaitu:
a. Anionik :
- Alkyl Benzene Sulfonate
- Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)
- Alpha Olein Sulfonate (AOS)
b. Kationik : Garam Ammonium
c. Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle
d. Amphoterik : Acyl Ethylenediamines
Builder: berfungsi untuk meningkatkan daya cuci, misalnya sodium karbonat,
sodium sulfat, sodium nitrat, sodium trifosfat, sodium silikat, dll. Tripoli
Sodium Fosfat (TSP) merupakan salah satu contoh polifosfat yang sering
digunakan sebagai zat pembangun dalam pembuatan deterjen. Polifosfat
bersifat basa, berfungsi melunakkan air sadah, sebagai buffer, mencegah
redeposisi, dan menyebarkan deterjen dalam larutan.
Terdapat empat kategori builder :
a. Phosphates : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)
b. Acetates :
- Nitril Tri Acetate (NTA)
- Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)
c. Silicates : Zeolith
d. Citrates : Citrate acid
8/18/2019 riset trian.pdf
5/26
5
Bahan-bahan lain, misalnya: (i) antioksidan untuk mencegah
deterioration sabun terhadap oksidasi (sodium thiosulfat dan sodium
hyposulfat); (ii) zat bleaching dan oxiding agent untuk dicampur dengan
powdered soap (sodium perborat); (iii) Ianolin untuk meningkatkan kadar
minyak; (iv) pelembut kulit; (v) lain-lain seperti parfum, pewarna, senyawa
kimia pharmaceutical (deodorant), enzim (protease) yang sering ditambahkan
dalam deterjen untuk meningkatkan daya pengikat terhadap kotoran berupa
protein.
Deterjen berdasarkan bahan bakunya terdiri dari 2 kategori yaitu:
Sabun dari lemak alam dan minyak
Sabun terbuat dari lemak alamiah berbentuk garam alkali dari asam lemak
dengan rumus molekul yang tinggi. Jumlahnya mencapai 90 % paket deterjen (Weaver,
1960). Pembuatannya dengan proses saponifikasi (proses hidrolisis istimewa dimana
alkali hadir untuk menetralkan asam lemak yang terbentuk) menggunakan NaOH
(Sawyer, 1994). Karena dibuat dari lemak alamiah maka didalam air akan bereaksi
dengan molekul air sehingga terhidrolisis dan ketika sabun digunakan dalam air sadah
yang sadah akibat keberadaan Ca dan Mg maka akan terbentuk scum yang merupakan
garam logam yang tidak larut dalam air (Jetro, 1982). Karakteristik sabun pun
ditentukan oleh jenis lemak yang digunakan, misal lemak sapi dan minyak cotton seed
untuk memproduksi sabun tingkat rendah sedangkan minyak kelapa digunakan untuk
sabun mandi (Sawyer, 1994).
Deterjen sintetis
Terbuat dari mineral oil (sintetik parafin dari batubara atau petroleum) memiliki
kekuatan untuk mengemulsikan kotoran yang lebih tinggi karena adanya bahan-bahan
aditif lainnya. Keuntungan dari deterjen sintetis ini adalah tidak membentuk endapan
yang terlarut dengan ion sadah, buih yang lebih banyak, dan daya cuci besar.
8/18/2019 riset trian.pdf
6/26
6
Komposisi dari deterjen ini adalah 20-30 % surfaktan dan 70-80 % builder. Contoh
deterjen soft type adalah AS (Alkil Sulfat), LAS (Linier Alkilbenzene Sulfat), dll.
Pembuatan deterjen merupakan proses pencampuran bahan baku dasarnya.Bahan baku ini dicampur dalam suatu tangki netralisasi, kemudian disemprotkan
kedalam suatu menara pengering dengan udara panas dimasukkan dari dasarnya untuk
membentuk granula. Granula ini kemudian didinginkan dan diayak. Tahap selanjutnya
penambahan zat aditif yang bersifat parfum lalu dilakukan pengemasan.
Deterjen tidak dapat diuraikan dalam jangka waktu lama dalam kondisi perairan
alamiah sehingga deterjen adalah zat yang persisten karena tidak terdapat mekanisme
alamiah yang dapat menguraikan zat tersebut, maka akan terjadi akumulasi dalam
badan air maupun organisme lain. Deterjen juga menimbulkan busa di perairan yang
tidak dapat diterima dari segi estetika dan menimbulkan kesulitan dalam mengolah air
minum maupun air buangan (Slamet, 1989), juga dapat menurunkan efisiensi tangki
sedimentasi, menghambat kerja pada grease removal (Sawyer, 1994) sedang jika
terdapat dalam air minum dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak serta
mengganggu kesehatan (Terangna, 1989).
Deterjen adalah produk yang paling banyak menggunakan surfaktan adalah
deterjen. Hal tersebut tidak benar karena selain mengandung surfaktan sebagai
komponen utama dalam deterjen juga terdapat bahan – bahan lain berupa zat
pembangun dan zat aditif.
2.2 Sel Galvani
Sel galvani adalah serangkaian peralatan percobaan untuk menghasilkan energi
listrik dengan memanfaatkan reaksi redoks spontan. Sel galvani diberi nama dari nama
ilmuan italia Luigi Galvani dan Alessandro Volta, yang membuat versi awal dari alat
ini. Sebatang seng bila dicelupkan ke dalam larutan ZnSO4, dan sebatang tembaga
8/18/2019 riset trian.pdf
7/26
7
dicelukan ke dalam larutan CuSO4. Sel bekerja berdasarkan asas bahwa oksidasi Zn
menjadi Zn2+ dan reduksi Cu2+ menjadi logam Cu dapat dibuat serentak dalam lokasi-
lokasi yang terpisah di mana transfer elektron antara lokasi-lokasi tersebut terjadi
melalui kawat eksternal. Batang seng dan tembaga dinamakan elektroda. Susunan
elektroda (Zn dan Cu) dan larutan (ZnSO4 dan CuSO4) ini disebut sel Daniell.
Berdasarkan definisi , anoda adalah tempat terjadinya oksidasi dan katoda adalah
tempat terjadinya reduksi.
Untuk sel Daniell, reaksi-reaksi setengah selnya yaitu:
Elektroda Zn (anoda) : Zn(s)
→ Zn2+(aq)
+ 2e-
Elektroda Cu (katoda) : Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)
Reaksi keseluruhan : Cu2+(aq) + Zn(s) → Cu(s) + Zn2+
(aq)
Untuk melengkapi rangkaian listriknya, kedua larutan harus dihubungkan oleh suatu
medium penghantar agar kation dan anion dapat bergerak dari suatu kompartemen
elektroda ke kompartemen elektroda lainnya. Persyaratan ini terpenuhi oleh jembatan
garam dalam bentuk sederhana yaitu berupa tabung U terbalik yang berisi larutan inert,
seperti larutan KCl atau NH4 NO3, yang ion-ionya tidak ikut bereaksi dengan ion lain
dalam larutan atau dengan elektroda. Selama reaksi redoks keseluruhan berjalan,
elektron mengalir keluar dari anoda (elektroda Zn) melalui kawat eksternal dan
voltmeter menuju katoda (elektroda Cu). Di dalam larutan katon-kation (Zn2+, Cu2+,
dan K +) bergerak ke arah katoda, sedangkan anion-anion (SO42- dan Cl-) bergerak ke
arah anoda.
Arus listrik mengalir dari anoda ke katoda karena ada selisih energi potensial listrik
di antara kedua elektroda. Energi potensial listrik ini dapat dihitung menggunakan
persamaan:
E0sel = E0
katoda – E0
anoda
E0katoda dan E0anoda dapat diketahui melalui tabel potensial reduksi standar sebagai
berikut:
8/18/2019 riset trian.pdf
8/26
8
Setengah reaksi E0(V)
Au3+(aq) + 3e- → Au(s) +1,50 V
Ag+(aq) + e- → Ag(s) +0,80 V
SO42-(aq) + 4H+(aq) + 2e- → SO2(g) + 2H2O +0,20 V
Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s) +0,34 V
Fe2+(aq) + 2e- → Fe(s) -0,74 V
Zn2+(aq) + 2e- → Zn(s) -0,76 V
Al3+(aq) + 3e- → Al(s) -1,66 V
Na+(aq) + e- → Na(s) -2,71 V
Tabel 1.1. Semakin ke atas semakin mudah mengalami reduksi sedangkan semakin ke bawah semakinmudah teroksidasi
2.3. Hubungan Antara Limbah Detergen dan Sel Galvani Sebagai Sumber Energi
Listrik
Dalam penelitian ini diambil bahan berupa limbah detergen, karena dalam detergen
banyak terdapat senyawa-senyawa ionik, seperti Alkyl Benzene Sulfonate (ABS),
Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS), Alpha Olein Sulfonate (AOS) dan garam
ammonium. Sedangkan dalam sel galvani tidak pernah terlepas dari senyawa-senyawa
ionik, karena kemampuannya dalam hal transfer elektron dari elektroda ke elektroda
lainnya. Sehingga dalam hal ini kemungkinan besar limbah detergen mampu
menghasilkan energi listrik secara spontan sesuai konsep yang dijelaskan dalam sel
galvani.
Dalam penelitian sebelumnya, telah dilakukan penelitian mengenai sumber energi
listrik alternatif yang berasal dari berbagai buah-buahan, seperti jeruk, belimbingwuluh, bahkan singkong. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam buah-buahan banyak
terkandung senyawa ionik yang mampu menghantarkan elektron, demikian pula dalam
detergen.
8/18/2019 riset trian.pdf
9/26
9
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Model Penelitian
Penelitian dengan judul Pemanfaatan Limbah Air Detergen Sebagai
Sumber Energi Listrik Alternatif Berbasis Sel Galvani ini menggunakan model
penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini, peneliti akan memanfaatkan metode
eksperimen.
Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan(Sugiyono, 2008).
3.2 Sampel Penelitian
Penelitian tentang Pemanfaatan Limbah Air Detergen Sebagai Energi
Listrik Alternatif Berbasis Sel Galvani menggunakan sampel yang dibuat sendiri
menggunakan limbah air detergen.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh pada penelitian Pemanfaatan Limbah Air Detergen
Sebagai Energi Listrik Alternatif Berbasis Sel Galvani ini berasal dari eksperimen
dengan rincian sebagai berikut:
3.4.1. Bahan
Bahan yang digunakan antara lain :
1. Detergen bubuk.
2. Air
8/18/2019 riset trian.pdf
10/26
10
3.Elektroda Seng (Zn)
4.Elektroda tembaga (Cu)
5.Lampu LED
6. Baterai
3.4.2. Alat :
1. Gelas Ukur
2. Multitester
3. Timbangan Digital
4. Solder
3.4.3. Langkah-Langkah
Ada beberapa tahap pemanfaatan limbah air detegen sebagai sumber
energy listrik alternatif:
a. Persiapan
Menyiapkan alat dan bahan.
Menyiapkan kabel penghubung yang disolder dengan jepit
buaya.
Menggunting kawat tembaga sepanjang 10 cm.
Menggunting elektroda seng dari kemasan minuman kaleng
bekas dengan ukuran 3x10 cm.
8/18/2019 riset trian.pdf
11/26
11
b. Penimbangan bahan
Menimbang massa detergen untuk dilakukan variasi massa.
c. Pencampuran bahan
Mencampur detergen bubuk dengan air kedalam gelas. Dengan
mengontrol massa detergen untuk jumlah air yang sama.
c.Pemasangan elektroda
Memasangkan eletroda tembaga (Cu) sebagai katoda dan elektroda
seng (Zn) sebagai anoda kedalam air detergen yang dirangkai secara
pararel.
8/18/2019 riset trian.pdf
12/26
8/18/2019 riset trian.pdf
13/26
13
3.4 Analisis Data
Penelitian yang memiliki banyak referensi data tidak berarti sama sekali,
jika data yang telah dimiliki tidak dirangkai dalam struktur makna yang baik.
Proses analisis data kuantitatif berlangsung selama dan pasca pengumpulan data.
Proses tersebut dimulai dari tahap awal hingga tahap penarikan kesimpulan hasil
studi. Namun demikian, proses analisis tidak menjadi kaku oleh batasan
kronologis tersebut. Komponen analisis data yang mencakup reduksi, penyajian
data dan penarikan kesimpulan secara interaktif saling berhubungan selama dan
sesudah proses pengumpulan data.
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam teknik analisis data ialah
dengan membaca hasil catatan lapangan, memperhatikan eksperimen dan
memahami hasil eksperimen. Tahap selanjutnya yang dapat dilakukan adalah
dengan menggunakan hasil eksperimen untuk merancang analisis data.
Pada tahap analisis data ini terdapat variabel bebas dan variabel terikat,
yaitu sebagai berikut :
Variabel bebas : komposisi atau konsentrasi detergen (%)
Variabel terikat : Air (%)
Pengukuran menggunakan Multitester sehingga dapat diketahui arus
dan tegangan yang dihasilkan tiap air limbah dengan konsentrasi dan komposisi
detergen yang berbeda.
Tabel Hasil Penelitian
Kode
Sampel
Air (Liter) Detergen (gram) Arus (Ampere) Tegangan (Vol
X1
X2
X3
8/18/2019 riset trian.pdf
14/26
14
X4
X5
X6
8/18/2019 riset trian.pdf
15/26
15
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
a. Tegangan yang dihasilkan
Tabel berikut menunjukkan hasil tegangan yang dihasilkan dari variasi massa detergen.
Sampel Air (ml) Detergen
(gram)
Tegangan
(Volt)
X1 100 10 0,02
X2 100 20 0,03
X3 100 30 0,05
X4 100 40 0,06
X5 100 50 0,07
X6 100 60 0,09
8/18/2019 riset trian.pdf
16/26
16
Hubungan pengaruh proporsi dari komposisi air dan detergen terhadap tegangan yang
dihasilkan dalam tabel diatas dapat dilihat dengan jelas dalam grafik berikut.
Gambar 3. Grafik hubungan antara komposisi air detergen terhadap tegangan yang
dihasilkan.
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa proporsi dari komposisi air detergen
sangat berpengaruh terhadap tegangan yang dihasilkan. Hasil analisis menunjukkan
tegangan terbesar dihasilkan oleh komposisi air detergen dengan massa yang terbesar
pula yaitu pada sampel X6 saat massa detergen 60 gram menghasilkan tegangan
sebesar 0,09 Volt. Tegangan terbesar kedua dimiliki oleh sampel X5 saat massa
detergen 50 gram menghasilkan tegangan 0,07 Volt. Tegangan terbesar ketiga dimiliki
oleh sampel X4 saat massa detergen 40 gram menghasilkan tegangan sebesar 0,06 Volt.
Tegangan terbesar keempat dimiliki oleh sampel X3 saat massa detergen 30 gram
menghasilkan tegangan sebesar 0,05 Volt. Tegangan terbesar kelima dimiliki oleh
sampel X2 saat massa detergen 20 gram menghasilkan tegangan sebesar 0,03 Volt. Dan
tegangan terkecil dimiliki oleh sampel X1 saat massa detergen 10 gram menghasilkan
y = 0,0014x + 0,0053
R² = 0,9874
0
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,06
0,07
0,08
0,09
0,1
0 10 20 30 40 50 60 70
T e g a n g a n
y a n g d i h a s i l k a n ( V o l t )
Massa Detergen (gram)
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KOMPOSISI AIR DETERGENDAN TEGANGAN YANG DIHASILKAN
8/18/2019 riset trian.pdf
17/26
17
tegangan sebesar 0,02 Volt. Dari hasil tersebut dapat dianalisis bahwa semakin besar
massa detergen yang digunakan maka akan semakin besar pula tegangan yang
dihasilkan.
Penaksiran model persamaan regresi liniear = + uji dua pihak, tarafsignifikasi 5%. Dari output yang ditampilkan pada table Coeffivients, terbaca untuk a
= 0.0053 dan b = 0.0014 sehingga persamaan regresinya adalah
=0,0053+0,0014 Massa detergen mempunyai hubungan linear terhadap tegangan yang
dihasilkan, dan massa detergen mempengaruhi besar tegangan yang dihasilkan,
sehingga analisis dapat dilanjutkan ke proses melihat besar pengaruh dengan melihatkoefisien determinasi R 2.
Dari massa detergen pembacaan dapat dilihat nilai R square (R 2) adalah 0,9874
atau 98,74%. Nilai tersebut menunjukan bahwa variable massa detergen sangat
mempengaruhi variable tegangan yang dihasilkan sebesar 98,74% maka masih ada
1,26% variabletegangan yang dihasilkan dipengaruhi oleh variable lain selain variable
massa detergen.
Dengan menerima persamaan regresi =0,0053+0,0014 maka dengan persamaan tersebut dapat dijadikan sebagai dasar memprediksi variable terikat
tegangan yang dihasilkan jika diketahui variabel bebas massa detergen. Semisal massa
detergen 10g (x=10) maka nilai taksiran tegangan yang dihasilkan dapat dicari dengan
=0,0053+0,0014(10) =0,0193 atau sekitar 0,02 volt. Hasil ini sudahsesuai dengan hasil yang diperoleh saat penelitian.
8/18/2019 riset trian.pdf
18/26
18
b. Kuat Arus (Ampere)
Tabel berikut menunjukkan hasil kuat arus yang dihasilkan dari variasi massa
detergen.
Sampel Air (ml) Detergen
(gram)
Kuat
Arus(A)X1 100 10 20
X2 100 20 30
X3 100 30 50
X4 100 40 60
X5 100 50 70
X6 100 60 90
.
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa proporsi dari komposisi air detergen
sangat berpengaruh terhadap kuat arus yang dihasilkan. Hasil analisis menunjukkan
kuat arus terbesar dihasilkan oleh komposisi air detergen dengan massa yang terbesar
pula yaitu pada sampel X6 saat massa detergen 60 gram menghasilkan arussebesar 90
A. Arus terbesar kedua dimiliki oleh sampel X5 saat massa detergen 50 grammenghasilkan arus 70 A. Arus terbesar ketiga dimiliki oleh sampel X4 saat massadetergen 40 gram menghasilkan arus sebesar 60 A. Arus terbesar keempat dimilikioleh sampel X3 saat massa detergen 30 gram menghasilkan arus sebesar 50 A. Arusterbesar kelima dimiliki oleh sampel X2 saat massa detergen 20 gram menghasilkanarus sebesar 30 A. Dan arus terkecil dimiliki oleh sampel X1 saat massa detergen 10gram menghasilkan arus sebesar 20 A. Dari hasil tersebut dapat dianalisis bahwasemakin besar massa detergen yang digunakan maka akan semakin besar pula kuat arus
yang dihasilkan.
8/18/2019 riset trian.pdf
19/26
19
Gambar4. Grafik hubungan antara massa detergen dengan kuat arus yang
dihasilkan
Penaksiran model persamaan regresi linear = + , hasil perhitunganregresi linearnya menunjukkan a = 5,3333 dan b = 1,3714, sehingga persamaan
regresinya adalah
y = 1,3714x + 5,3333
Dari massa detergen hasil analisis regresi nilai R square (R 2) adalah 0,9874 atau
98,74%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel mempengaruhi variabel kuat arus
yang dihasilkan sebesar 98,74% maka terdapat 1,26% variabel kuat arus yang
dihasilkan dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel massa detergen.
Dengan menerima persamaan regresi =5,3333+1,3174 maka dengan persamaan tersebut dapat dijadikan sebagai dasar memprediksi variable terikat kuat
arus yang dihasilkan jika diketahui variabel bebas massa detergen. Semisal massa
detergen 10g (x=10) maka nilai taksiran kuat arus yang dihasilkan dapat dicari dengan
= 5,3333 + 1,3174(10) = 18,5073 µ atau sekitar 20 µ. Hasil ini sudah sesuaidengan hasil yang diperoleh saat penelitian.
y = 1,3714x + 5,3333
R² = 0,9874
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 10 20 30 40 50 60 70
A r u s y a n g d i h a s i l k a n ( µ
A m p e r e )
Massa Detergen (gram)
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA MASSA DETERGEN
DAN ARUS YANG DIHASILKAN
8/18/2019 riset trian.pdf
20/26
20
Dalam aplikasinya kegiatan ini menggunakan lampu LED sebagai indikator
bahwa kegiatan ini bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini lampu LED dapat menyala saat
disambungkan kedalam rangkaian sel galvani dengan menggunakan limbah detergen.
Gambar5. Aplikasi Sel Galvani pada lampu LED.
8/18/2019 riset trian.pdf
21/26
21
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal
penting, antara lain :
1. Limbah detergen dapat dijadikan sebagai sumber energi listrik alternatif
berbasis sel galvani.
2. Semakin banyak massa detergen yang digunakan maka akan semakin besar
tegangan yang dihasilkan.
3. Semakin banyak massa detergen yang digunakan maka akan semakin besar
kuat arus yang dihasilkan.
5.2. Saran
1. Usahakan dalam membuat smpel semua variabel selain variabel bebas
dikontol dengan maksimal sehingga hasil yang diperoleh benar-benar
identik.
2. Perlu diadakannya penelitian lebih lanjut dengan range perbandingan yang
lebih besar.
8/18/2019 riset trian.pdf
22/26
22
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia, (2001), Elektrokimia dan Kinetika Kimia, Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi. 1983. Metodologi Peneli tian, Materi DasarPendidikan Program Akta Mengajar V
Kusminarto, Dr. 1993. Metode F isika Eksper imen . Yogyakarta : Fakultas Matematika DanIlmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada.
Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia . Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Deterjen
https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/04/deterjen-surfaktan-dan-las-2/
http://id.wikipedia.org/wiki/Deterjenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Deterjenhttps://jujubandung.wordpress.com/2012/06/04/deterjen-surfaktan-dan-las-2/https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/04/deterjen-surfaktan-dan-las-2/http://id.wikipedia.org/wiki/Deterjen
8/18/2019 riset trian.pdf
23/26
23
LAMPIRAN
1. Perhitungan Data
a. Tegangan yang dihasilkan.
No (Massadetergen(gram) )
(Teganganyang
dihasilkan
(Volt) )
̅
1 10 0,02 35 0,053333 100 0,0004 0,2
2 20 0,03 400 0,0009 0,6
3 30 0,05 900 0,0025 1,5
4 40 0,06 1600 0,0036 2,4
5 50 0,07 2500 0,0049 3,5
6 60 0,09 3600 0,0081 5,4
210 0,32 35 0,053333 9100 0,0204 13,6
b. Arus yang dihasilkan
No (Massadetergen(gram) )
(Arus yangdihasilkan
(µA) )
̅
1 10 20 35 53,33333 100 400 200
2 20 30 400 900 600
3 30 50 900 2500 1500
4 40 60 1600 3600 2400
5 50 70 2500 4900 3500
8/18/2019 riset trian.pdf
24/26
24
6 60 90 3600 8100 5400
210 320 35 53,33333 9100 20400 13600
= ∑ −∑ ∑ ∑ −(∑ )
= (,)− (,)()−() = 0,0015
= - ̅ = 0,053333 – 0,0015 (35)
= 0,00083
̂ = + =0,00083+0,0015 Jumlah kuadrat total
JKT = ∑ (∑ )
= 0,0204 16 (0,32)2 =0,003
Jumlah kuadrat sisaan
JKS = ∑ ∑ ∑
= (0,0204) ((0,00083)( 0,32)) ((0,0015)(13,6)) = 0,000265
Jumlah kuadrat regresi
8/18/2019 riset trian.pdf
25/26
25
JKR = ∑ + ∑ (∑ )
= ((0,00083)(0,32)) + ((0,0015)(13,6)) -(0,32)
= 0,0036
Maka simpangan baku sisanya adalah
= ∑ − ∑ − ∑ −
= (,)− ((,) (,))− ((,) (,))−
= 0,0081
Hipotesis tentang tidak adanya hubungan linear antara variable X dan Y
dinyatakan dengan hipotesis nol, yaitu :
H : 0 0 1
Sedangkan hipotesis yang menyatakan adanya hubungan linear antara variable X
dan Y dinyatakan dengan :
H : 01 0
1 = √ ∑(− ̅) =1.2345
√ (.)
= 0.59
Maka besarnya nilai t adalah ,maka hipotesis menjadi:
Terima H
0
jika t
112 ,nk t
t
112 ,nk
Tolak H
0 jika...t
t
112 ,nk atau..t
t
112 ,nk
8/18/2019 riset trian.pdf
26/26
FOTO
Foto 1. Mempersiapkan bahan. Foto 2. Menimbang Detergen
Foto 3. Menuangkan detergen
kedalam gelas berisi air
Foto 4. Merangkai tiap elektroda
secara pararel
Foto 5. Mengukur arus dan
tegangan yang dihasilkan
Foto 6. Mengaplikasikannya pada
lampu