50
EFEKTIFITAS IKLAN MEDIA TELEVISI INDOMIE MIE GORENG RENDANG VERSI ANAK KOST MENGGUNAKAN EPIC MODEL MATA KULIAH RISET PASAR DOSEN PENGAMPU: Diyah Ayu Amalia Avina, SE, M.Si Disusun Oleh: Sakuntala Dewi 125120209111002 Safira Desiliany 125120209111003 AnggiTanjung 125120209111004 Ryanita Arrini 125120209111005 Melgy Lisiadi 125120209111008 Lara Mantong 125120209111009 Wendy Handa Satria 105120207111054

Riset Pasar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas riset pasar

Citation preview

Page 1: Riset Pasar

EFEKTIFITAS IKLAN MEDIA TELEVISI INDOMIE MIE GORENG RENDANG VERSI ANAK KOST MENGGUNAKAN

EPIC MODEL

MATA KULIAH RISET PASAR

DOSEN PENGAMPU: Diyah Ayu Amalia Avina, SE, M.Si

Disusun Oleh:

Sakuntala Dewi 125120209111002

Safira Desiliany 125120209111003

AnggiTanjung 125120209111004

Ryanita Arrini 125120209111005

Melgy Lisiadi 125120209111008

Lara Mantong 125120209111009

Wendy Handa Satria 105120207111054

Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Brawijaya

Malang

2014

Page 2: Riset Pasar

BABI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era teknologi dan persaingan pasar yang makin ketat sekarang ini,

limpahan informasi dan terbukanya peluang untuk mengakses informasi membuat

konsumen makin kritis dalam memilih produk.Agar dapat unggul dalam

persaingan, salah satu jalan yang ditempuh oleh perusahaan adalah dengan

kemampuan mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumennya

dimana salah satu wujudnya adalah melalui kegiatan pengiklanan (advertising).

Advertising yang tepat sasaran (efektif) dapat digunakan oleh perusahaan/

produsen dan biro iklan untuk mempengaruhi persepsi dan preferensi konsumen

terhadap berbagai merek produk di pasar yang pada akhirnya juga menjadi salah

satu faktor penting dalam proses pengambilan keputusan oleh konsumen untuk

memilih produk. Selain sebagai alat penyampaian pesan (informasi), advertising

yang dilakukan haruslah mampu bersaing dengan berbagai kegiatan periklanan

perusahaan pesaing serupa untuk memenangkan minat konsumen serta

mempertahankan image perusahaan itu sendiri.

Dari sisi konsumen, iklan (advertising) sendiri dipandang sebagai suatu

media penyedia informasi tentang kemampuan, harga, fungsi produk, maupun

atribut lainnya yang berkaitang dengan suatu produk (Durianto:2003). Sebaik

apapun kualitas suatu produk jika tidak diikuti dengan informasi yang tepat

tentang keberadaan produk tersebut di pasar (market), maka kecil sekali peluang

bagiproduk untuk dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen. Dengan informasi

sempurna yang dimiliki konsumen akan keadaan pasar dan produk-produk di

dalamnya maka akan berpengaruh terhadap tingkat persaingan di pasar, dan

sebaliknya keterbatasan informasi akan kondisi (harga, kualitas, dll) produk-

produk di pasar menyebabkan tiap-tiap produsen memiliki kurva demand

(permintaan) yang menunjukkan kemiringan negatif yang mampu menimbulkan

market power (kuasa pasar) bagi setiap produsen salah satu sarana promosinya

adalah melalui periklanan (advertising) dengan media iklan televisi.

Page 3: Riset Pasar

Keadaan tersebut disadari oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Sebagaimana pada umumnya produk baru, maka produsen akan berusaha

menginformasikannya ke pasar melalui kegiatan promosi. Begitu juga yang

dilakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yaitu mempromosikan

varian baru dari salah satu produknya yang berupa Mie Instant bercita rasa

rendang, dimana salah satu strategi promosi yang dilakukannya adalah melalui

periklanan (advertising) di media audio visual atau media iklan televisi-televisi

swasta.

Indomie merupakan salah satu merek mie instant yang sudah dikenal

banyak orang.Dari dulu, iklan Indomie memang memiliki storyline yang mampu

mengungah selera para penontonnya, salah satunya iklan Indomie Goreng

Rendang. Indomie Goreng Rendang merupakan salah satu produk mie instant

dengan varian rasa baru yaitu rasa rendang, yang dikeluarkan oleh PT. Indofood

CBP Sukses Makmur Tbk., Menurut kami iklan tersebut memiliki pesan persuasi

yang bagus untuk menarik minat konsumen dengan menggunakan atribut rendang

dalam scene rendang yang jatuh dari atas ke atas permukaaan mie yang sudah

matang.

Dari lima bauran promosi, menurut Durianto (2003) yaitu Periklanan,

Promosi Penjualan, Personal Selling, Public Relations, maupun Direct Marketing,

Periklanan (advertising) seringkali menjadi perhatian penting karena selain

posisinya yang strategis (mampu menjangkau konsumen secara luas) juga

memerlukan biaya yang cukup besar. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan

untuk periklanan (terutama iklan di media televisi) menjadikan perusahaan harus

berhati-hati dan lebih bijak dalam membelanjakan dananya serta memperoleh

suatu efisiensi.

Dalam prakteknya adalah seringkali sebuah iklan menjadi sumber

pengeluaran yang besar tanpa mampu memberikan return yang memuaskan,

ketika produk mereka gagal di pasaran. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa hanya

sedikit pemirsa yang mampu menerima perhatian dan pemahaman pesan iklan

dari ratusan iklan yang ditayangkan setiap hari.Belum lagi dengan banyaknya

stasiun televisi (baik swasta atau negeri) yang ada, dan fenomena berpindah-

pindah saluran (zapping) yang seringkali muncul.Kecenderungan ini terjadi pada

Page 4: Riset Pasar

hampir seluruh golongan audience termasuk pada masyarakat Kota Malang yang

merupakan salah satu golongan audience tersebut.

Mengingat besarnya biaya yang harus ditanggung produsen pada awal

kemunculan suatu produk dalam melakukan promosi lewat iklan televisi maka

perlu adanya kajian mengenai efektifitas iklan televisi yang ditayangkan yang

biasanya menggunakan beberapa model atau metode dengan pertimbangan

konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks yang mengarah pada

kompleksitas perilaku mereka.Dengan menggunakan suatu model penelitian

efektifitas iklan, dapat dijelaskan secara sederhana mengenai perilaku konsumen

yang kompleks tersebut.

Durianto (2003), menyebutkan bahwa terdapat beberapa metode yang

dapat digunakan untuk melihat efektifitas suatu iklan televisi berdasarkan dampak

komunikasi yang ditimbulkan, yaitu: CRI (Customer Response Index), DRM

(Direct Rating Method), EPIC Model, dan CDM (Consumer Decision Model).

Dalam EPIC Model memisahkan empat dimensi kritis sebuah iklan yaitu

Empathy, Persuation, Impact, dan Communication untuk kemudian dianalisa guna

melihat efektifitas masing-masing dimensi tersebut secara terpisah sehingga dapat

diketahui pada dimensi yang manakah sebuah iklan memiliki kelemahan dalam

pencapaian tujuannya, serta selanjutnya dibuat strategi baru untuk

memperbaikinya.

Dari uraian dan analisa diatas, maka kami tertarik mengetahui seberapa

efektifkah iklan Indomie Goreng Rendang terhadap dampak komunikasi yang

dihasilkan dari iklan, sehingga judul penelitian ini adalah “Efektifitas Iklan

Indomie Mie Goreng Rendang Versi Anak Kost dengan Metode EPIC Model”

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah efektifitas dari iklan televisi Iklan Indomie Mie Goreng

Rendang Versi Anak Kost terhadap dampak komunikasi yang dihasilkan

jikadianalisa dengan Metode EPIC Model?

Page 5: Riset Pasar

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menganalis dan mengetahui efektifitas iklan televisi Iklan Indomie

Mie Goreng Rendang Versi Anak Kost terhadap dampak komunikasi yang

dihasilkan, diukur dengan menggunakan Metode EPIC Model.

Page 6: Riset Pasar

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Pemasaran

Kotler, (2007:23) mengatakan bahwa bauran pemasaran (Marketing mix)

merupakan perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai

tujuan pemasarannya. Lalu McCarthy dalam buku yang sama, mengklasifikasikan

alat-alat pemasaran tersebut menjadi empat kelompok besar, yaitu Product

(produk), price (harga), place (saluran distribusi) dan promotion (promosi) yang

kemudian dikenal dengan sebutan 4P. Ada banyak alat pemasaran, McCarthy

mempopulerkan pembagian kiat pemasaran ke dalam 4 (empat) faktor yang

disebut the four Ps: product, price, place, and promotion” (cited in Kotler,

2007:92).Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Product (produk)

segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat,

dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari product

variety, quality, design, feature, brand name, packaging, sizes, services,

warranties, and returns.

2. Price (harga)

Sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau

mengganti hal milik produk. Harga meliputi last price, discount,

allowance, payment period, credit terms, and retail price.

3. Place (tempat)

Berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang

dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran.Tempat

meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory,

and transport.

4. Promotion (promosi)

Berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan

memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Variabel promosi meliputi

Page 7: Riset Pasar

antara lain sales promotion, advertising, sales force, public relation, and

direct marketing.Variabel promosi atau yang lazim disebut bauran

komunikasi pemasaran (Koter, 2007:604):

a. Advertising, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi

ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat

bayaran.

b. Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong

keinginan mencoba atau pembelian produk dan jasa.

c. Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang dirancang

untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau

produk individual yang dihasilkan.

d. Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon

pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.

e. Direct marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara

langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu,

yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan alat

penghubung nonpersonal lain.

2.2 Periklanan

2.2.1 Pengertian Periklanan

Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa yunani, yang artinya kurang

lebih adalah “menggiring orang pada gagasan”. Adapun pengertian iklan secara

komprehensif adalah “semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan

mempromosikan ide, barang, atau jasa secara nonpersonal yang dibayar oleh

sponsor tertentu”.Secara umum, iklan berwujud penyajian informasi nonpersonal

tentang suatu produk, merek, perusahaan atau toko yang dijalankan dengan

kompensasi biaya tertentu. Dengan demikian, iklan merupakan suatu proses

komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk

mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto

et.al,2003:1).

Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah

organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan kesuatu khalayak target

Page 8: Riset Pasar

melalui media bersifat massal seperti Televisi, Radio, Koran, Majalah, Direc Mail

(pengeposan langsung), Reklame luar ruang, atau kendaraan umum. Periklanan

adalah segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang atau jasa

oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran (Laksana: 2008:140).

Iklan dapat didefenisikan sebagai sebuah pengiriman pesan melalui suatu media

yang dibayar sendiri oleh pemasang iklan, iklan merupakan bentuk komunikasi

yang bertujuan mempengaruhi setiap lapisan atau anggota masyarakat. Iklan dapat

didefinisikan sebagai “semua bentuk persentasi nonpersonal yang

mempromosikan gagasan atau jasa yang dibiayai pihak sponsor

tertentu”(Sulaksana, 2003:90).

Menurut Kotler (2007:658) “periklanan adalah segala bentuk penyajian

dan promosi ide, barang atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu

yang memerlukan pembayaran”. Periklanan dipandang sebagai media yang paling

lazim digunakan untuk perusahaan (khususnya produk konsumsi) untuk

mengarahkan kominikasi yang persuasive pada konsumen.Iklan ditujukan untuk

mempengaruhi perasaan, pengethuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra

konsumen yang berkaitan dengan salah satu produk atau merek (Durianto

2003:2).Tujuan ini bermuara pada upaya mempengaruhi perilaku konsumen

dalam membeli.Meskipun tidak secara langsung berdampak pada pembelian, iklan

menjadi sarana untuk membantu pemasaran yang efektif dalam menjalin

komunikasi antara perusahaan, konsumen dan sebagai upaya perusahaan dalam

menghadapi persaingan.

2.2.2 Tujuan Periklanan

Perusahaan menjalankan aktivitas periklanan dengan tujuan yang berbeda-

beda dan berkaitan dengan keadaan perusahaan itu sendiri serta struktur

persaingan dipasar.Secara umum, tujuan perusahaan mengacu kepada keputusan

perusahaan tentang penetapan sasaran pasar, penetuan posisi pasar dan marketing

mix (Durianto 2003:3). Menurut Durianto (2003:3) tujuan periklanan yang

berkaitan dengan sasarannya dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Iklan untuk memberi informasi (informative) kepada khalayak tentang

seluk beluk tentang suatu produk. Biasanya, iklan dengan cara ini

Page 9: Riset Pasar

dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal peluncuran suatu jenis

produk dengan tujuan membentuk permintaan awal. Hal ini sangat penting

bagi perusahaan karena bila konsumen tidak mengetahui produk dari suatu

perusahaan tentu akan mengurangi permintaan konsumen.

2. Iklan Untuk Membujuk (persuasive) dilakukan dengan tahap kompetitif.

Dalam era globalisasi dan pasar bebas berbagai produk sejenis tentu akan

membanjiri pasar dengan merek yang berbeda-beda. Keadaan ini tentu

akan menyebabkan tingkat persaingan semakin meningkat. Karena itu

sangat dibutuhkan kehadiran suatu iklan yang mampu menarik minat beli

dari konsumen. Tujuannya adalah untuk membentuk permintaan yang

selektif merek tertentu. Dalam hal ini perusahaan melakukan persuasi

tidak langsung dengan memberikan informasi tentang kelebihan produk

yang dikemas sedemikian rupa sehinggah menimbulkan perasaan yang

menyenangkan yang akan merubah pikiran orang untuk melakukan

tindakan pembelian. Iklan yang baik tidak hanya mampu mendorong dan

mempengaruhi perilaku pembeli tetapi juga memfasilitasi proses

pembelian. Pada umumnya, iklan yang bersifat persuasive ini digunakan

untuk merek yang siklus kehidupannya pada tahap pertumbuhan (growth

stage).

3. Iklan Untuk Mengingatkan (reminding) yaitu untuk menyegarkan

informasi yang pernah diterima masyarakat. Iklan jenis ini sangat penting

bagi produk yang sudah matang. Bentuk iklan jenis ini adalah iklan

penguat (reinforcement advertising) yang bertujuan meyakinkan pembeli

sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar. Umumnya

iklan jenis ini digunakan pada fase kedewasaan (maturity) suatu merek.

Tujuan periklanan adalah tugas komunikasi tertentu yang harus dilakukan

dengan audiens sasaran tertentu selama periode waktu yang tertentu.

Tujuan Periklanan dapat digolongkan menurut keperluan utamanya apakah

memberikan informasi, membujuk, atau mengingatkan (Kotler, 2007:154).

2.2.3 Pesan Iklan

Page 10: Riset Pasar

Pada penelitian ini, pesan periklanan dapat diartikan sebagai suatu bentuk

komunikasi yang dilakukan untuk dapat menyampaikan informasi produk agar

diketahui oleh audiens.”Pesan iklan seharusnya bermula dari konsep produk yang

kuat karena sudah semestinya yang hendak dikomunikasikan dalam pesannya

adalah benefit produk” (Sulaksana, 2003:94).Pembuat iklan harus menentukan

gaya, nada, kata-kata dan pormat yang kohesif dalam tahap eksekusi pesan.

Semua pesan biasanya dapat disajikan dengan berbagai style (gaya) hidup,

cuplikan hidup, fantasi, mood, atau citra, musical, lambing kepribadian, keahlian

teknis, bukti ilmiah dan testimonial (Sulaksana, 2003:96).

Informasi dalam pesan iklan dapat diberikan melalui brosur, surat kabar,

radio,televisi, internet, pemberitahuan antar pribadi yang merupakan sumber

informasi bagi calon pembeli ataupun media- media lainnya. Pesan iklan yang

ideal menurut Durianto (2003:105) harus mampu menarik perhatian,

mempertahankan ketertarikan, membangkitkan keinginan dan menggerakkan

tindakan.Oleh karena itu, pesan dalam iklan seharusnya menyatakan sesuatu yang

dibutuhkan dan penting dalam suatu produk, mengimformasikan sesuatu yang

eksklusif yang tidak ada pada produk lain sejenis, dapat dipercaya dan dapat

dibuktikan.

2.2.4 Media Iklan Melalui Televisi

Televisi merupakan media iklan paling potensial diantara berbagi media

lainnya karena jangkauannya yang luas.Pesan iklan dapat dikemas secara

nasioanal meskipun untuk tujuan audiens lokal.Televisi dapat digunakan baik

sebagai media nasional maupun regional. Televisi sangat fleksibel dalam

menyampaikan pesan sponsor mulai dari pemilihan waktu sampai adanya jaminan

penyampaian ulasan berita secara khusus untuk audiens tertentu (Brannan,

2004:54).

Iklan memiliki kekuatan dan fungsi yang serba guna dapat memberikan

beragam kreativitas yang dapat diimplementasikan melalui penglihatan, suara,

/bahkan penciuman. Kekuatan utama dari iklan barang kali terletak pada fakta

bahwa iklan dibayar untuk publisitas, artinya kita dapat memilih media yang tepat

untuk mencapai audiens sasaran, melaksanakan kampanye dan yang paling

Page 11: Riset Pasar

penting, menyampaikan pesan secara tepat mengenai apa yang kita inginkan, dan

pesan yang kita sampaikan haruslah legal, sopan, jujur, dan benar. Kelemahan

media iklan ini adalah teknik periklanan sering kali mengalami kesulitan

memberikan bukti kontribusinya secara konkret. Oleh karena itu, tidaklah

mengherankan jika pemahaman kita tentang proses penjualan tidak sempurna

2.2.5 Kriteria Pengukuran Efektifitas Periklanan

Secara umum, dikenal tiga kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur

efektifitas periklanan (Durianto, 2003:15) yaitu: 1) Dampak terhadap penjualan,

2) Persuasi yang tepat antara merek dengan pribadi konsumen, dan 3)

Kemampuan konsumen mengingat iklan.

2.3 Periklanan dari perspektif Komunikasi

Semua promosi, termasuk periklanan, diterima oleh konsumen sebagai

informasi yang ada di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, model pemrosesan

kognitif dalam pengambilan keputusan relevan digunakan untuk memahami

dampak dari jenis promosi yang digunakan terhadap konsumen.Pertama

konsumen harus diekspose pada sebuah informasi promosi.Kemudian mereka

harus masuk ke dalam komunikasi promosi dan memahami maknanya.Akhirnya,

pengetahuan, makna dan kepercayaan yang didapat tentang bentuk promosi yang

diterimanya akandiintegrasikan dengan pengetahuan lainya untuk menciptakan

sikap merek dan membuat keinginan untuk membeli.Komunikasi terutama

persepsi menjadi hal yang penting bagi kedua pihak (produsen pembuat iklan dan

konsumen), karena dengan persepsi konsumen akan menerjemahkan isi pesan

iklan yang disampaikan oleh produsen.

2.4 Proses Komunikasi

Hal mendasar dari proses komunikasi adalah konsep arti (meaning) yang

dimilikinya. Para pemasar berusaha menunjukkan arti merek mereka, sedangkan

konsumen memperoleh arti yang sama atau mungkin berbeda dengan apa yang

dimaksudkan oleh komunikator pemasaran. Komunikasi promosi bukan-nya tanpa

Page 12: Riset Pasar

tujuan, dimana dalam Peter &Olson (2000:188) disebutkan tujuan komunikasi

promosi ditinjau dari sudut pandang manajer pemasaran, yaitu:

1. Konsumen harus memiliki kebutuhan yang disadari (recognized need)

akan suatu kategori produk atau bentuk produk.

2. Konsumen harus sadar (aware) akan merek.

3. Konsumen harus memiliki sikap merek yang positif

4. Konsumen harus memiliki keinginan untuk membeli merek tertentu

5. Konsumen harus melakukan berbagai macam perilaku untuk membeli

merek tertentu.

2.5 EPIC Model

EPIC Model dalam Durianto (2003:86) adalah salah satu alat ukur efektifitas

iklan dengan pendekatan komunikasi yang dikembangkan oleh AC Nielsen –

salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia – yang mencakup

empat dimensi kritis, yaitu : empati, persuasi, dampak, dan komunikasi (Empathy,

Persuation, Impact, and Communication – EPIC). Berikut akan dipaparkan

dimensi-dimensi dalam EPIC model:

1. Dimensi Empati

Empati (empathy) merupakan keadaan mental yang membuat seseorang

mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan

atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Dimensi empati

menginformasikan, apakah konsumen menyukai suatu iklan dan

menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu

iklan dengan pribadi mereka.

2. Dimensi Persuasi

Persuasi (persuation) adalah perubahan keperceyaan, sikap, dan keinginan

berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi. Proses persuasi

yang akan dipakai ditentukan dengan tingkat keterlibatankonsumen dalam

pesan produk. Dimensi Persuasi menginformasikan apa yang dapat

diberikan suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu

merek, sehingga pemasang iklan memperoleh pemahaman tentang dampak

Page 13: Riset Pasar

iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh

gambaran kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu

merek.

3. Dimensi Impact

Dampak (impact) yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah

pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui

tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk atau proses

pemilihan. Dimensi Impact menunjukkan, apakah suatu merek dapat

terlihat menonjol dibanding merek lain pada kategori yang serupa; dan

apakah iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang

disampaikan.

4. Dimensi Komunikasi

Dimensi Komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan

konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman

konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut.

Page 14: Riset Pasar

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, dalam Iqbal Hasan

(2002:13) dijelaskan tentang beberapa penelitian secara umum yaitu (1) penelitian

survey, (2) grounded research, (3) studi kasus, (4) penelitian eksperimen, dan (5)

analisis data sekunder. Adapun jenis penelitian ini termasuk penelitian survey.

Penelitian survei adalah suatu jenis penelitian yang mengambil sampel

dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data

yang pokok (Singarimbun: 1995). Penelitian survei dapat digunakan untuk untuk

maksud (Iqbal Hasan, 2002:13), yaitu: (1) penjajagan (explorative), (2) deskriptif,

(3) penjelasan (explanatory/confirmatory), (4) evaluasi, (5) prediksi atau

peramalan, dan (6) pengembangan sosial.

Penelitian evaluasi sendiri dibedakan menjadi (1) evaluasi summatif;

biasanya dilakukan di akhir program untuk mengetahui pelaksanaan program

tersebut apakah tercapai sesuai tujuan, (2) evaluasi formatif; dilakukan bersamaan

pelaksanaan program, mencari umpan balik untuk memperbaiki pelaksanaan

program tersebut.Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup manajemen

pemasaran, mengenai pengukuran efektifitas periklanan.

Dalam penelitian ini, survey dilakukan pada masyarakat yang tinggal di

Kota Malang guna mengevaluasi, menganalisa efektifitas iklan Indomie Mie

Goreng Rendang Versi Anak Kost. Dengan kata lain, jenis penelitian ini

merupakan penelitian survei evaluasi formatif. Penelitian ini termasuk dalam

ruang lingkup manajemen pemasaran, mengenai pengukuran efektifitas

periklanan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif.Prosesnya berawal dari teori, selanjutnya diturunkan menjadi hipotesis

penelitian yang disertai pengukuran dan operasional konsep, kemudian

generalisasi empiris yang berdasarkan pada statistik, sehingga dapat disimpulkan

sebagai temuan penelitian.Paradigma kuantitatif menekankan pada pengujian teori

Page 15: Riset Pasar

melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data

dengan prosedur statistik.Penelitian yang menggunakan pendekatan deduktif yang

bertujuan untuk menguji hipotesis merupakan penelitian yang menggunakan

paradigma kuantitatif.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah totalitas dari semua obyek atau individu yang memiliki

karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Iqbal Hasan, 2002:58).

Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal

di Kota Malang.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara

tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang

dianggap bisa mewakili populasi (Iqbal Hasan, 2002:58). Penentuan jumlah

sampel menurut Slovin (Husein Umar:1999) dapat dirumuskan sebagai berikut:

n = N

1+N ( e )2

Dimana:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran

Ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat

ditolelir atau diinginkan, disebut juga dengan nilai kritis.Dalam penelitian ini nilai

kritisnya adalah sebesar 10 %.

n = 3654

1+3654 (0.1 )2

Dari rumus tersebut menghasilkan= 97,570 dengan hasil sebesar 97,570

kemudian dilakukan pembulatan keatas sehingga di dapat jumlah responden

sebesar 98 orang.

Page 16: Riset Pasar

Menurut Singarimbun dan Sofian Effendi (1995), pada dasarnya terdapat

dua macam metode pengambilan sampel, yaitu:

1. Pengambilan sampel secara acak (random sampling).

2. Pengambilan sampel secara tidak acak (non random sampling).

Sedangkan metode pengambilan sampel untuk penelitian ini sendiri

menggunakan non random sampling, tepatnya dengan metode purposive

sampling yang menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Adapun

pertimbangan-pertimbangan tersebut adalah:

Responden adalah masyarakat yang tinggal di Kota Malang .

Responden tahu atau pernah melihat iklan televisi Indomie Mie Goreng

Rasa Rendang Iklan yang menggambarkan 3 orang anak kost yang sedang

membuat dan menikmati mie goring rasa rendang dengan taburan daging

rending didalamnya.

Jika terdapat anggota populasi (responden) yang belum pernah

menyaksikan iklan televisi Indomie Mie Goreng Rasa Rendang Iklan versi Anak

Kost maka anggota populasi ini tidak termasuk dalam sampel dan hasil penelitian

yang didapatkan dari anggota populasi ini dinyatakan non-qualified dan tidak

dapat dimasukkan ke dalam hasil penelitian.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan secara acak di Kota Malang dengan menyebarkan

kueisoner mengenai Iklan Televisi Indomie Mie Goreng Rendang.Pelaksanaan

penelitian terhitung sejak tanggal 18Desember – 20 Desember 2013.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan dalam dua jenis

data, yaitu:

1. Data primer

Page 17: Riset Pasar

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya,

diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.Data primer dari penelitian ini berasal

dari angket (kuestioner) yang disebarkan kepada responden dan hasil wawancara

yang dilakukan dengan responden.

Dalam mengumpulkan data sebagai bahan penulisan, digunakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara:

1. Kuesioner (Angket)

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui persepsi responden mengenai

dimensi EPIC (Empathy, Persuasion, Impact dan Communication) digunakan

teknik pengumpulan data dengan menyebarkan kuestioner (angket) kepada

responden yaitu masyarakat Kota Malang yang pernah melihat iklan televisi

Indomie Mie Goreng Rasa Rendang. Kuisioner yang dibagikan adalah tergolong

kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang pilihan jawaban pertanyaan sudah

disediakan, responden tinggal mengisi dengan cara memberi tanda terhadap

pilihan jawaban yang sesuai dengannya.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila

ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah

responden sedikit (Riduwan, 2003:29). Metode ini dilakukan melalui tanya jawab

secara lisan kepada sumber informasi atau pihak-pihak terkait untuk mendapatkan

data tambahan yang diperlukan sesuai dengan permasalahan yang diteliti untuk

mendukung data primer. Pedoman wawancara berupa daftar pertanyaan yang

hendak ditanyakan kepada sumber informasi atau pihak-pihak terkait untuk

mengumpulkan informasi tambahan yang dibutuhkan, agar wawancara dapat

berlangsung dengan efektif.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang tidak dihasilkan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti.Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari

situs internet, hasil penelitian individual observator lain, majalah, kepustakaan dan

media lainnya.

Page 18: Riset Pasar

3.5 Operasional dan Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator ItemEmpathy Keadaan mental yang

membuat seseorangmengidentifikasika dirinya atau merasa dirinya padakeadaan perasaan ataupikiran yang sama dengan orang atau kelompok yang lain

Tingkat baiktidaknya iklantelevisi Indomie Mie Goreng Rendang Versi Anak Kost

Bagus Menarik

perhatian Menyukai iklan Keinginan

melihat iklan

Tingkat kesukaan iklan televisi Indomie Mie Goreng Rendang Versi Anak Kost tersebut

Persuation Perubahan Kepercayaan sikap dan keinginanberperilaku yang disebabkan suatu komunikasipromosi.

Tingkat ketertarikan dengan produk

Ingin tahu lebih jauh mengenaii produk

Ingin menggunakan produk

Keinginan membeli produk

Impact Dampak yang diinginkan dari hasil iklan yaitu jumlah pengetahuan produk (product knowledge)

Tingkat pengetahuan produk (level of product knowledge) yaitu tahu betultentang produk

Iklan Indomie Goreng Rendang menyebabkan keingintahuan lebih dalam terhadap produk karena unsur kreatif iklan

Iklan Indomie Goreng Rendang menyebabkan keingintahuan lebih dalam terhadap produk karena pada dasarnyabelummengetahui tentang Indomie Goreng

Dan tingkatkreatifitas iklantelevisi Indomie Goreng Rendang Versi Anak Kost dibandingkan iklan produk mie instantyang lain

Page 19: Riset Pasar

RendangCommunication

Proses menciptakan suatu kesamaan atau suatu kesatuanpemikiran antara pengirim dengan penerima. Memberikaninformasi tentang kemampuankonsumen dalam mengingat pesan utama yangdisampaikan,pemahaman konsumen sertakekuatan kesan yangditinggalkan pesan tersebut

Kejelasan informasi iklan televisi Indomie Goreng Rendang Versi Anak Kost dibandingkan iklan produk sejenis

Isi iklan terlihat dengan jelas

Mengerti pesan yang disampaikan

Iklan mampu mengkomunikasi iklan pesan yang ingin disampaikan

Slogan sesuai dengan bentuk iklan

Kemampuan iklan televisi Indomie Goreng Rendang Versi Anak Kost dalammengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan Tingkat pemahaman pemirsa (audience) terhadap pesan yang disampaikan dalam iklan televisi Indomie Goreng Rendang Versi Anak Kost tersebut

3.6 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan ialah skala Likert.

Menurut Riduwan (2003:12), skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

kejadian atau gejala sosial. Cara pengukuran adalah dengan menghadapkan

seorang responden dengan sebuah pernyataan dan kemudian diminta untuk

memberikan jawaban dari 5 (tujuh) pilihan jawaban, dimana masing-masing

jawaban memiliki nilai yang berbeda. Dalam penelitian ini, digunakan pertanyaan

tertutup dengan rentang skala penilaian, yaitu:

Tabel: Skala pengukuran

Page 20: Riset Pasar

Sangat tidak setuju

Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4 5

Untuk mengukur efektivitas iklan dalam penelitian ini di ukur dengan

menggunakan metode EPIC Model. Dimana setiap dimensi EPIC Model yaitu

Empathy,Persuasion, Impact dan Communication, akan dianalisis secara terpisah

dengan menggunakan alat Analisis Tabulasi Sederhana dan skor rata-rata.

Kemudian untuk mengetahui efektifitas tiap dimensi tersebut dalam iklan televisi

Indomie Mie Goreng Rasa Rendang yang nantinya nilai rata-rata itu akan

dimasukkan dalam rentang skala posisi keputusan dari sangat tidak efektif sekali

(STES) sampai dengan sangat efektif sekali (SES). Dalam analisis tabulasi

sederhana, data yang diperoleh diolah ke bentuk persentase, dengan rumus

sebagai berikut (Durianto et al, 2003:78):

P = f i

∑f i x 100%

Keterangan:

P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu

fi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu

∑ fi = Banyaknya jumlah responden

Skor Rata-Rata

Setiap jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan, diberikan

bobot.Cara menghitung skor adalah dengan menjumlahkan seluruh hasil kali nilai

masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi.

x = ∑f i . wi

∑ f i

Keterangan:

χ = rata-rata berbobot

fi = frekuensi

wi = bobot

Page 21: Riset Pasar

Setelah itu, digunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi

tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel.Bobot

alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran

antara 1-5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke yang positif.

Selanjutnya dihitung rentang skaladengan rumus, sebagai berikut:

Rs = R (bobot)

M

Keterangan:

R (bobot) = Bobot terbesar – bobot terkecil

M = Banyaknya kategori bobot

Rs = Rentang skala

Rs = 5−1

5

Rs = 0.8

Sehingga posisi keputusannya menjadi:

Sangat tidak setuju

Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju

1 1.8 2.6 3.4 4.2

Keterangan (rentang skala):

Rs 1– 1.8 : Sangat Tidak Setuju

Rs 1.81 – 2.6 : Tidak Setuju

Rs 2.61 – 3.4 : Netral

Rs 3.41 – 4.2 : Setuju

Rs 4.21 – 5 : Sangat Setuju

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 22: Riset Pasar

Dimensi Empathy (Empati)

Dimensi Empathy dalam penelitian ini menginformasikan tentang

baik(menarik) atau tidaknya iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak

kost)menurut audiencesdan tingkat kesukaannya terhadap iklan tersebut. Dimensi

ini diwakili oleh pernyataan, yaitu sebagai berikut:

1. Materi iklan Indomie Goreng Rendang bagus untuk dilihat

2. Iklan Indomie Goreng Rendang menarik perhatian

3. SayamenyukaiiklanIndomie Goreng Rendang

4. Iklan Indomie Goreng Rendang membuat Anda ingin melihat iklan

tersebut lebih dari…..x/ berulang kali

Tabel Dimensi Empathy RespondenTerhadap Iklan Indomie Mie

Goreng Rendang (versi anak kost)

No. Pilihan Jawaban Jumlah Persentase

1. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

0

9

55

33

1

0

9,18%

56,12%

33,67%

1,02%

2. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

0

14

45

38

1

0

14,28%

45,92%

38,77%

1,02%

3. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

2

17

57

21

1

2,04%

17,35%

58,16%

21,43%

1,02%

4. Sangat Tidak Setuju 5 5,10%

Page 23: Riset Pasar

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

44

45

4

0

44,90%

45,92%

4,08%

0

Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk

mengetahui tingkat efektifiktas dimensi empathy.

Nilai/skor rata-rata dimensi Empathy (Empati)

Berdasarkan tabel diatas diperoleh rata-rata respon dimensi empathy,

sebagai berikut:

No. Pilihan Jawaban JumlahNilai/Skor

Rata-rata

1. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

0

9

55

33

1

0

0,18

1,68

1,35

0,05

2. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

0

14

45

38

1

0

0,28

1,38

1,55

0,05

3. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

2

17

57

21

1

0,02

0,35

1,74

0,86

0,05

4. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

5

44

45

0,05

0,90

1,38

Page 24: Riset Pasar

Setuju

Sangat Setuju

4

0

0,16

0

Hasil analisis penelitian pengukuran efektifitas iklan iklan Indomie Mie

Goreng Rendang (versi anak kost)berdasarkanEPIC Model diketahui dimensi

empathy iklan tersebut masuk dalam rentang skala efektif 3,0075.Hal ini

menginformasikanbahwa audiencesmenganggap iklan Indomie Mie Goreng

Rendang (versi anak kost)adalah netral, responden bersikap biasa saja ketika

melihat iklan Indomie Goreng Rendang. Mereka tidak berempati ataupun

merasakan apa yang bintang iklan coba tunjukkan ketika memperkenalkan varian

rasa ini.

Desain iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak kost)ini adalah

sebuah iklan baru untukproduk baru pula yang telah mampu menimbulkan rasa

penasaran (curiousity)untuk melihat dan memperhatikan tayangan iklan tersebut

sampai selesai.

Dimensi Persuation (Persuasi)

Dimensi persuasi menginformasikan mengenai apa yang dapat diberikan

suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan suatu merek, sehingga pemasang

iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan

konsumen membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu iklan dalam

mengembangkan daya tarik suatu merek (Durianto, 2003:87).

Untuk penelitian ini dimensi persuasi diwakili oleh 2 pernyataan berikut :

1. Setelah menyaksikan iklan Indomie Goreng Rendang, Anda ingin tahu

lebih jauh mengenai Indomie Goreng Rendang

2. Iklan Indomie Goreng Rendang yang Anda lihat di televisi menyebabkan

Anda ingin menggunakan Indomie Goreng Rendang

Dibawah ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari

survey yang telah dilakukan terhadap 98 responden tentang 2 pernyataan dimensi

persuasi diatas.

Page 25: Riset Pasar

Tabel Dimensi Persuation Responden Terhadap Iklan Indomie Mie

Goreng Rendang (versi anak kost)

No. Pilihan Jawaban Jumlah Persentase

1. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

4

23

30

39

2

4,08%

23,47%

30,61%

39,80%

2,04%

2. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

3

17

30

40

8

3,06%

17,35%

30,61%

40,82%

8,16%

Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk

mengetahui tingkat efektifiktas dimensi persuation.

Nilai/skor rata-rata dimensi Persuation (Persuasi)

Berdasarkan tabel diatas diperoleh rata-rata respon dimensi persuation,

sebagai berikut:

No. Pilihan Jawaban JumlahNilai/Skor

Rata-rata

1. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

4

23

30

39

2

0,05

0,90

1,38

0,16

0

2. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

3

17

30

0,04

0,47

0,92

Page 26: Riset Pasar

Setuju

Sangat Setuju

40

8

1,60

0,10

Dimensi persuasion iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak kost)

masuk dalam rentang skala cukup efektif, dimana bobot rata-ratanya 3,235 yang

menunjukkan bahwa iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak kost) ini

menunjukan jika responden bersikap netral. Mereka tidak banyak terpengaruh

akan varian rasa terbaru dari Indomie. Persuasi yang ditampilkan sangat apik

dalam iklan ini tidak banyak mengubah atau mempengaruhi daya beli dan juga

ketertarikan responden.

Dimensi Impact (Dampak)

Dimensi Impact digunakan sebagai parameter tentang apakah suatu

iklandapat lebih kreatif dan menonjol dibandingkan iklan merek lain yang sejenis

sertamampu tidaknya keterlibatan konsumen berpengaruh terhadap tingkat

pengetahuan produk (product knowledge). Untuk penelitian ini dimensi impact

diwakili oleh dua pernyataan sebagai berikut:

1. Setelah melihat iklan Indomie Goreng Rendang, saya ingin mengetahui

lebih dalam tentang Indomie Goreng Rendang karena iklan sangat

menarik.

2. Setelah melihat iklan Indomie Goreng Rendang, saya ingin mengetahui

lebih dalam tentang Indomie Goreng Rendang karena pada dasarnya saya

belum tahu/terlalu paham mengenai Indomie Goreng Rendang.

Tabel Dimensi Impact RespondenTerhadap Iklan Indomie Mie

Goreng Rendang (versi anak kost)

No. Pilihan Jawaban Jumlah Persentase

1. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

0

26

43

22

0

26,53%

45,74%

22,44%

Page 27: Riset Pasar

Sangat Setuju 1 1,02%

2. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

6

24

33

31

3

6,12%

25,53%

33,67%

31,63%

3,06%

Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk

mengetahui tingkat efektifiktas dimensi impact.

Nilai/skor rata-rata dimensi Impact (Dampak)

Berdasarkan tabel diatas diperoleh rata-rata respon dimensi impact,

sebagai berikut:

No. Pilihan Jawaban JumlahNilai/Skor

Rata-Rata

1. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

0

26

43

22

1

0

0,53

1,31

0,89

0,05

2. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

6

24

33

31

3

0,06

0,49

1,01

1,26

0,15

Dimensi impact iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak kost) ini

termasuk dalam rentang skala efektif dengan bobot 2,875 dan hal ini berarti

bahwa product knowledge yang dimiliki konsumen (audiences) atas produk

Indomie Mie Goreng Rendang adalahnetral.Audiances menganggap bahwa iklan

Page 28: Riset Pasar

Indomie Goreng Rendang versi anak kost tidak berdampak apapun terhadap

ketertarikan ingin mencoba.

Kemudian dalam dimensi ini dapat diketahui (setelah wawancara) bahwa

setelah responden menyaksikan tayangan iklan Indomie Mie Goreng Rendang

(versi anak kost)ini, sebagian dari responden yang menjawab netral dan tidak

setuju (skala 3 & 4) belum/tidak memperoleh product knowledgement atas iklan

Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak kost)karena iklan tersebut hanya

bersifat abstrak dan hanya berfungsi memperkenalkan Indomie Goreng

rendangsebagai mie instant dengan varian rasa baru.

Dan yang memilih jawaban setuju sampai dengan sangat setuju (skala 3-5)

merasa bahwa iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak kost)ini sudah

tergolong kreatif karena belum ada iklan produk mie instant lainnya yang seperti

iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak kost) tersebut.

Dimensi Communication (Komunikasi)

Dimensi komunikasi bertujuan untuk memberikan informasi

tentangkemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan,

pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut

(Durianto, 2003: 89).Dalam penelitian ini dimensi komunikasi diwakili oleh 4

pernyataan, yaitu :

1. Isi iklan terlihat dengan jelas

2. Mengerti pesan yang disampaikan

3. Iklan mampu mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan

4. Slogan sesuai dengan bentuk iklan

Dibawah ini terdapat tabel yang menunjukkan hasil perolehan data dari

surveyterhadap 98 responden tentang 4 pernyataan dimensi komunikasi diatas.

Tabel Dimensi Communication RespondenTerhadap Iklan Indomie

Mie Goreng Rendang (versi anak kost)

No. Pilihan Jawaban Jumlah Persentase

Page 29: Riset Pasar

1. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

0

5

35

58

0

0

5,10%

35,7%

59,18%

0

2. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

0

4

35

57

2

0

4,08%

35,71%

58,16%

2,04%

3. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

1

5

29

61

2

1,02%

5,10%

29,06%

62,24%

2,04%

4. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

1

5

48

42

2

1,02%

5,10%

48,98%

42,85%

2,04%

Selanjutnya data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya untuk

mengetahui tingkat efektifiktas dimensi communication.

Nilai/skor rata-rata dimensi Communication (Komunikasi)

Berdasarkan tabel diatas diperoleh rata-rata respon dimensi

Communication, sebagai berikut:

No. Pilihan Jawaban JumlahNilai/Skor

Rata-rata

1. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

0

5

0

0,10

Page 30: Riset Pasar

Netral

Setuju

Sangat Setuju

35

58

0

1,07

2,36

0

2. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

0

4

35

57

2

0

0,08

1,07

2,32

0,10

3. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

1

5

29

61

2

1,02

5,10

29,6

62,24

2,04

4. Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat Setuju

1

5

48

42

2

0,01

0,10

1,47

1,71

0,10

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa dari segi dimensi

communication iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak kost)masuk

rentang skala efektif dengan bobot rata-rata 3,5175 yang menginformasikan

bahwa responden menganggap iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak

kost) ini sudah jelas, dan mampu dengan baik menyampaikan pesan utamanya

serta audiences pun mengerti dengan baik tentang pesan yang ingin disampaikan

dalam iklan tersebut.

Kemudian berdasarkan wawancara peneliti terhadap responden yang

memilih jawaban sangat tidak setuju s/d netral (skala 2-4) dalam menilai dimensi

komunikasi iklan Indomie Mie Goreng Rendang (versi anak kost) adalah karena

mereka memang tidak menangkap maksud atau pesan utama iklan produk mie

instant tersebut walaupun telah melihatnya berkali-kali. Sedangkan responden

yang memasukkan jawaban setuju sampai dengan sangat setuju (skala 3-5) merasa

Page 31: Riset Pasar

telah mengetahui dengan sangatjelas sekali tentang pesan yang disampaikan

dalam iklan tersebut yaitu menginformasikan adanya produk baru dari oleh PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.sebagai mie instant dengan varian baru yaitu

rasa rendang.

Dari keseluruhan hasil penelitian dan perhitungan diatas, maka grafik hasil

analisa iklan Indomie Mie Goreng Rendang versi anak kost yang di ukur dengan

metode EPIC model secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Efektifitas iklan Indomie Mie Goreng Rendang versi anak kost jika diukur

menggunakan metode EPIC model yang terdiri dari 4 dimensi (Empathy,

Persuasion, Impact, dan Communication) menunjukkan hasil yang efektif pada

dimensi: Empathy, Impact dan Communication.

Hal ini menunjukkan bahwa:

1. Responden dapat dengan baik dalam memahami dan menangkap pesan

utamayang disampaikan dalam iklan Indomie Mie Goreng Rendang versi

anak kost. (communication)

2. Iklan ini mampu meninggalkan kesan dan pemahaman yang kuat akan

produkIndomie Mie Goreng Rendang itu sendiri.

3. Responden bersikap netral atau biasa saja terhadap iklan Indomie Goreng

Rendang versi anak kost. (empathy), dan

4. Responden pun menilai bahwa iklan ini bersifat biasa saja (netral) dan

tidak terlalu banyak berdampak terhadap daya ingin mencoba mereka.

(impact).

Page 32: Riset Pasar

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rata-rata EPIC

rate secara keseluruhan adalah 3.,1587 yang berarti bahwa iklan Indomie Mie

Goreng Rendang versi anak kost berada dalam skala 5, yaitu netral. Responden

bersikap biasa saja terhadap iklan Indomie Mie Goreng Rendang. Sedikit

responden yang tertarik mencoba ( membeli ) Indomie Mie Goreng Rendang

ketika setelah melihat iklan tersebut.

5.2 Saran

1. Dalam membuat iklan, sebaiknya PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

berusaha lebih untuk memaksimalkan visual yang dapat menggugah selera

atau daya imajinasi terhadap produknya. Karena ketika iklan makanan

dapat divisualkan secara baik maka daya ingin mencobapun akan semakin

tinggi.

2. Agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal lagi, sebaiknya PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Dalam membuat iklan televisi, selain

menciptakan iklan yang menarik yang mampu menarik perhatian para

audiences (Empathy). juga memperhatikan kemampuan iklan dalam hal

persuation terhadap audiences, Karena pada dasarnya iklan yang menarik

dan disukai oleh audiences (pemirsa) bukan merupakan jaminan bahwa

iklan tersebut akan efektif dalam mempengaruhi audiences untuk tertarik

membeli produk yang ditawarkan.

3. Bagi peneliti lain/selanjutnya, jika ingin menganalisa atau mengukur

efektifitas sebuah iklan hendaknya memilih iklan yang sering ditayangkan

di berbagai media, baik media elektronik ataupun media cetak, dll.,

sehingga dapat meminimalisir kemungkinan munculnya faktor-faktor lain

di luar iklan tersebut yang menjadi pertimbangan audiences dalam

menilai, dan menggunakan sampel yang lebih banyak lagi, agar

mendapatkan hasil yang lebih akurat dengan keadaan dilapangan.

Sehingga dapat meminimalisir kemungkinan munculnya faktor-faktor lain

Page 33: Riset Pasar

di luar iklan tersebut yang menjadi pertim-bangan audiencesdalam

menilai, dan menggunakan sampel yang lebih banyak lagi, agar

mendapatkan hasil yang lebih akurat dengan keadaan dilapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Durianto, D., Sugiarto., Widjaja, A.W., Supratikno, H. 2003. Invasi Pasar

Dengan Iklan Yang Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Indah.

Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12. Terjemahan

Benyamin Molan et. al. Jakarta: PT. INDEKS Gramedia.

Riduwan. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka

Indah.

Sugiono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Cetakan ke 8.

Bandung:ALFABETA.