SITUASI KESEHATAN INDONESIA 2015-2019
SiswantoKepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kemenkes RI
Disampaiakan pada Rakerkesnas Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020
1
Struktural(Instrumental)
Prosesual Kultural
• Komitmen politis
• Regulasi (RPJMN, RENSTRA)
• Organisasi/ metoda(Perpres, Inpres, PMK)
• Pendanaan (DIPA Pusat, DAK, APBD)
• Implementasi di lapangan
• Inovasi daerah(Frontier) “delivered to people”
• Perubahan perilaku masyarakat(diukur di masyarakat)
• Perubahan perilaku providerkesehatan (diukur di organisasi)
MANAJEMEN SISTEM KESEHATAN
1. Menurunnya AKI dari 346 per 100.000 KH 306 per 100.000 KH
2. Menurunnya AKB dari 32 menjadi 24 per 1.000 KH
3. Meningkatnya upayapeningkatan promosi kesehatandan pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatanpromotive dan preventif.
4. Meningkatnya upayapeningkatan PHBS (GERMAS)
PENDEKATAN SOSIOLOGI PEMBANGUNAN KESEHATAN
Perubahan di masyarakat
2
3
Pelayanan Kesehatan
Tenaga Kesehatan
Sistem Informasi
Obat, Vaksin, Alkes dan Teknologi Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan
Tata kelola Pemerintahan
Peningkatan Derajat kesehatan
Responsiveness
Perlindungan social dan finansial
Peningkatan efisiensi
Peningkatanakses
Kualitaskeamanan
Manajemen Enam Batu Bangun Sistem Kesehatan
INPUT PROSES SASARAN STRATEGIS TUJUAN GOAL
1. Meningkatnyastatus kesehatanmasyarakat (HALE, DALY Lost)
2. Meningkatnyadaya tanggap(responsiveness) dan perlindunganmasyarakatterhadap risikososial dan finansialdi bidangkesehatan.
1. Menurunnya AKI dari 346 per 100.000 KH 306 per 100.000 KH
2. Menurunnya AKB dari 32 menjadi 24 per 1.000 KH
3. Meningkatnyaupaya peningkatanpromosi kesehatandan pemberdayaanmasyarakat, sertapembiayaankegiatan promotive dan preventif.
4. Meningkatnyaupaya peningkatanPHBS
1. Meningkatnya KesehatanMasyarakat
2. Meningkatnya PengendalianPenyakit
3. Meningkatnya Akses dan MutuFasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan
5. Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga Kesehatan
6. Meningkatnya sinergitas antar Kementerian/Lembaga
7. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri
8. Meningkatnya integrasiperencanaan, bimbingan teknisdan pemantauan-evaluasi
9. Meningkatnya efektivitaspenelitian dan pengembangankesehatan
10.Meningkatnya tata kelolakepemerintahan yang baik dan bersih
11.Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian Kesehatan
12.Meningkatkan sistem informasikesehatan integrasi
STRUKTUR RENSTRA KEMENKES 2015-2019
1. Program dan KegiatanDitjen Kesmas 2015-2019
2. Program dan KegiatanDitjen P2P 2015-2019
3. Program dan KegiatanDitjen Yankes 2015-2020
4. Program dan KegiatanDitjen Farmalkes
5. Program dan KegiatanBadan PPSDM 2015-2019
6. Program dan KegiatanKesesjenan 2015-2019
7. Program dan KegiatanBalitbangkes 2015-2019
8. Program dan KegiatanPengawasan (Itjen) 2025-2019
1. Dokumen Kebijakan(RPJMN, Renstra)
2. Regulasi (UU, Perpres, Inpres, PMK)
3. Regulasi untukPedoman (InpresKetahanan KesehatanNasional, InpresGermas, PMK PIS-PK, Nusantara Sehat, PMK SPM, PMK AkreditasiPuskesmas, PMK Akreditasi RS, PMK Peta Jalan KemandirianFarmalkes, dll)
4. Struktur OrganisasiKemkes Pusat, Provinsi, Kab/Kota
5. DIPA Pusat
6. DAK Fisik dan DAK Non Fisik
7. APBD
4
LE (UHH) DAN HALE DI ASIA TENGGARA
74,2268,46 66,17 65,97 65,77 62,65 60,99 60,74 59,9 59,48
10,57
9,659,18 8,25 8,76
8,83 8,74 9,14 8,6 8,1
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Singapore Thailand Brunei Malaysia Vietnam Indonesia Philipina Kamboja Myanmar Laos
HALE ∆ (LE ─ HALE)
5
84,79
78,1175,35 74,72 74,53
71,48 69,73 69,88 68,50 67,58
Measles
Neonatal Disorders
Lower Respiratory Infect
Diarrheal disease
Tuberculosis
Stroke
Road Injury
Congenital defect
Ischemic Heart Disease
Cirrhosis COPD
Stroke
Ischemic Heart Disease
Neonatal disorders
Diabetes
Tuberculosis
Cirrhosis
Diarrheal disease
Road Injury
Low Back Pain
32,1%
93,4%
113,9%
157,1%
-52,5%
-45,1%
17,3%
-63,4%
84,1%
76,8%
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
10 Peringkat teratas DALY’s Loss Tahun 1990 dan 2017 di Indonesia
1990 2017
Persentase Penyebab Kematian berdasar
Faktor Risiko:
1. Metabolik,2. Perilaku,
3. Lingkungan
1. Promotif dan preventif (edukasi, skrining)
2. Pemberdayaanmasyarakat(UKBM)
3. Multisektoral
Proyeksi Angka Kematian Ibu sampai 2030
346
212
131
305
68
0
50
100
150
200
250
300
350
400
2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022 2024 2026 2028 2030
ARR = 2,4% ARR = 5,5% ARR = 9,5%
ARR 2,4%: sesuai dengan tren penurunan angka kematian ibu berdasarkan angka SP 2010 dan SUPAS 2015ARR 5,5%: Kesepakatan globalARR 9,5%: Upaya untuk mencapai target SDGS
Tren AKN, AKB & AKBA
2019 19
15
SDKI 2002-03 SDKI 2007 SDKI2012 SDKI2017
Lower AKN
Upper
4644
40
32
Lower
AKBA
Upper
Tren Angka Kematian Anak (AKN, AKB dan AKBA)
Kematian per 1000 kelahiran hidup periode 5 tahun sebelum survei, CI 95%
3534
32
24
Lower
AKB
Upper
Diferensial AKB dan AKBA - SDKI 2017
Ibu dengan pendidikan rendah (tidak sekolah/tidak tamat SD) dari rumah tangga termiskin merupakan kelompok pendudukan yang
tidak beruntung. Hal ini terlihat sebagai kelompok populasi dengan AKB dan AKBA paling tinggi dibanding kelompok yang lain.
82
58
36 31 28 27
52
33 29 3124
32
Tid
ak s
ekola
h
Tid
ak tam
at S
D
Tam
at
SD
Tid
ak tam
at S
LT
A
Tam
at
SL
TA
Perg
uru
an t
ing
gi
Term
iskin
Mene
ng
ah
ba
wah
Mene
ng
ah
Mene
ng
ah
ata
s
Terk
aya
IND
ON
ES
IA
Pendidikan ibu Kuintil kekayaan .
Angka Kematian Bali ta (AKBA) per 1000 kelahiran hidup periode 10 tahunsebelum survei menurut karakterist ik
49 46
27 26 22 23
4026 23 24 20 24
Tid
ak s
eko
lah
Tid
ak t
amat
SD
Tam
at S
D
Tid
ak t
amat
SLT
A
Tam
at S
LTA
Per
guru
an t
ingg
i
Term
iski
n
Me
nen
gah
baw
ah
Me
nen
gah
Me
nen
gah
ata
s
Terk
aya
IND
ON
ESIA
Pendidikan ibu Kuintil kekayaan .
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup periode 10 tahun sebelum
survei menurut karakteristik
EKUITAS AKSES RAWAT INAP(Disertasi Wahyu Nugraheni)
0.2
.4.6
.81
Raw
at In
ap (R
S Pe
mer
inta
h at
au R
S S
was
ta)
0 .2 .4 .6 .8 1
Distribusi kumulatif konsumsi perkapita
2007
2014
Garis equality
JKN
SAMPEL ≥ 40 TAHUN UMUR SAMPEL UMUR ≥ 15 TAHUN
12
Persentase Responsiveness 2017 VS Riskesdas 2007Pelayanan Rawat Jalan
86,8
90,4
87,2
86,1
87,5
86
85,1
82,4
92
88,3
91,7
90,2
88,3
89,2
76
78
80
82
84
86
88
90
92
94
PA DIG COM AUT CI CH ENV
Tahun 2007 Tahun 2017
60
64
68
72
76
80
84
88
92
96
100
PA
DIG
COM
AUTCI
CH
ENV
Rawat Jalan Tahun 2007
Rawat Jalan Tahun 2017
PA = PROMPT ATTENTION(Kecepatan pelayanan)
DIG = DIGNITY(Sikap Sopan & ramah )
COM = COMMUNICATION(Komunikasi petugas)
AUT = AUTONOMY(Kemandirian)
CI = CONFIDENTIALITY(Kerahasiaan)
CH = CHOICE OF PROVIDER (Pemilihan)
ENV = ENVIRONMENT(Kualitas lingkungan)
Persentase Responsiveness 2017 VS Riskesdas 2007Pelayanan Rawat Inap
84,8
87
85,484,8
86,1
84,5
82,9
87,5
82,2
92,6
87
90,8
94
88,7 88,6
95,4
75
80
85
90
95
100
PA DIG COM AUT CI CH ENV SS
Rawat Inap Tahun 2007 Rawat Inap Tahun 2017
60
64
68
72
76
80
84
88
92
96PA
DIG
COM
AUT
CI
CH
ENV
SS
Rawat Inap Tahun 2007 Rawat Inap Tahun 2017
PA = PROMPT ATTENTION(Kecepatan pelayanan)
DIG = DIGNITY(Sikap Sopan & ramah )
COM = COMMUNICATION(Komunikasi petugas)
AUT = AUTONOMY(Kemandirian)
CI = CONFIDENTIALITY(Kerahasiaan)
CH = CHOICE OF PROVIDER (Pemilihan)
ENV = ENVIRONMENT(Kualitas lingkungan)
SS = Sosial support(Dukungan sosial)
13
Rincian Belanja Preventif Promotif, NHA 2016
Intervensipromotif
preventif padapenyakit apa yang
dibutuhkan?
Kuratif Rawat Inap38%
Kuratif Rawat Jalan35%
Layanan Rehabilitatif0%
Layanan Penunjang0%
Barang Medis
8%
Tata Kelola Administrasi,
Sistem, & Pembiayaan Kesehatan
3%
Investasi6%
Preventif (BOK)4%
Pemantauan Kondisi
Kesehatan3%
Surveilans Epid & Pengendalian Risiko
& Penyakit2%
Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE)
1%Program Imunisasi
0%
Layanan Promotif Preventif
10%
0,7325 0,7470
0,54040,6087
0,2169
0,3469
0,0000
0,1000
0,2000
0,3000
0,4000
0,5000
0,6000
0,7000
0,8000
0,9000
1,0000
IPKM 2007 IPKM 2013 modellama
IPKM 2013 modelbaru
IPKM 2018
Maksimum Indonesia Minimum Linear (Maksimum) Linear (Minimum)
24 indikatorPenentuan nilai
standar min & max (2007)
KESENJANGAN IPKM KAB/KOTA 2007-2013-2018
24 indikatorPenentuan nilai
standar min & max (2013)
30 indikator7 sub indeks
Nilai standar min &
max (2013)
30 indikator7 sub indeks
Penentuan nilai standar
min & max (2013)
NILAI IPKM 2018 MENURUT PERINGKAT PROVINSI
0,4888
0,6889
0,0000
0,1000
0,2000
0,3000
0,4000
0,5000
0,6000
0,7000
0,8000
0,9000
1,0000
Pa
pu
a
Pa
pu
a B
ara
t
Malu
ku
Kali
ma
nta
n B
ara
t
Ka
lim
an
tan
Te
ng
ah
Su
law
es
i T
en
ga
h
Malu
ku
Uta
ra
Go
ron
talo
Nu
sa
Te
ng
ga
ra T
imu
r
Su
law
es
i T
en
gg
ara
Ka
lim
an
tan
Se
lata
n
Su
law
es
i B
ara
t
Ace
h
Su
ma
tera
Se
lata
n
Su
ma
tera
Uta
ra
Ria
u
Ben
gk
ulu
Su
law
es
i U
tara
Su
law
es
i S
ela
tan
Ban
ten
Kali
ma
nta
n U
tara
Ja
mb
i
Su
ma
tera
Ba
rat
Nu
sa
Te
ng
ga
ra B
ara
t
Lam
pu
ng
Kali
ma
nta
n T
imu
r
Ke
p.B
an
gk
a B
eli
tun
g
Ja
wa B
ara
t
Ja
wa T
imu
r
Ja
wa T
en
gah
DK
I J
aka
rta
Kep
ula
ua
n R
iau
DI Y
og
ya
ka
rta
Bali
Provinsi Maksimum Minimum
9
NILAI IPKM MENURUT PERINGKAT PROVINSI TAHUN 2018
Provinsi IPKM
2018
Peringkat
2018
IPKM
2013
Peringkat
2013
Bali 0.6889 1 0.6503 1
D.I. Yogyakarta 0.6797 2 0.5733 4
Kepulauan Riau 0.6633 3 0.6081 3
DKI Jakarta 0.6618 4 0.6085 2
Jawa Tengah 0.6433 5 0.5631 7
Jawa Timur 0.6302 6 0.5411 12
Jawa Barat 0.6249 7 0.5458 9
Kepulauan Bangka Belitung 0.6234 8 0.5363 17
Kalimantan Timur 0.6217 9 0.5757 5
Lampung 0.6213 10 0.5449 11
Nusa Tenggara Barat 0.6190 11 0.5236 19
Sumatera Barat 0.6177 12 0.5462 13
Jambi 0.6162 13 0.5343 15
Kalimantan Utara 0.6125 14
Banten 0.6125 15 0.5682 6
Sulawesi Selatan 0.6103 16 0.5244 20
INDONESIA 0.6087 0.5404 17
Provinsi IPKM
2018
Peringkat
2018
IPKM
2013
Peringkat
2013
Sulawesi Utara 0.6064 17 0.5427 14
Bengkulu 0.6063 18 0.5328 16
Riau 0.6021 19 0.5535 8
Sumatera Utara 0.5956 20 0.5415 10
Sumatera Selatan 0.5939 21 0.5301 18
Aceh 0.5924 22 0.5051 24
Sulawesi Barat 0.5891 23 0.4985 26
Kalimantan Selatan 0.5879 24 0.4857 31
Sulawesi Tenggara 0.5787 25 0.5161 22
Nusa Tenggara Timur 0.5770 26 0.4622 32
Gorontalo 0.5714 27 0.5108 21
Maluku Utara 0.5705 28 0.4960 28
Sulawesi Tengah 0.5613 29 0.4889 30
Kalimantan Tengah 0.5580 30 0.5053 25
Kalimantan Barat 0.5502 31 0.5145 23
Maluku 0.5502 32 0.4937 29
Papua Barat 0.5491 33 0.4966 27
Papua 0.4888 34 0.4387 33
Penurunan kesenjangan: terjadi peningkatan
kesiapan layanan puskesmas di seluruh wilayah,
namun kapasitas di wilayah timur Indonesia masih
relatif lebih rendah
10
temuan
201
1
2019
15
findin
gs
Kesiapan layanan yang berkaitan dengan kesehatan maternal
......beberapa komponen layanan persalinan di
Puskesmas masih perlu ditingkatkan
Kesiapan pelayanan persalinan
Layanan Kesehatan reproduksi dan kesehatan ibu
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Guidance fordelivery
Training
Sterilizer
Examination light
Delivery pack
Blood pressureapparatus
Neonatal bag andmask
Disposable latexgloves
Antibiotics Eyeointment
Oxytocin(injectable)
Injectablesantibiotics
Magnesiumsulphate…
Rifaskes 2011 Rifaskes 2019
Keluarga
Berencana
Pemeriksaan
kehamilanPersalinan
79% 64% 67%
Perdesaan 81% 66% 68%
Perkotaan 82% 66% 68%
Terpencil 73% 60% 63%
Tanpa SK 77% 60% 64%
Non Rawat Inap 78% 62% 60%
Rawat Inap 80% 66% 73%
Belum Akreditasi 73% 57% 59%
Dasar 80% 64% 68%
Madya 81% 67% 69%
Paripurna 83% 67% 77%
Utama 83% 68% 72%
Tidak maksimum 79% 64% 66%
Kapitasi maksimum 81% 66% 70%
Unclear 78% 64% 65%
Jenis Fasilitas
Puskesmas
Wilayah
Rawat inap
Status
akreditasi
Menerima
maksimum
kapitasi
CAPAIAN INDIKATOR SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN 2015-2019
RENSTRA KEMENKES 2025-2019 (KEPMENKES NOMOR HK.01.07/MENKES/422/2017
No Unit Utama
Indikator KinerjaProgram
Indikator KinerjaKegiatan
Jumlah Persen Jumlah Persen
1 Sekretariat Jenderal 3 10,7 35 18,6
2 Inspektorat Jenderal 1 3,6 35 18,6
3 Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat 3 10,7 28 14,9
4 Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 9 32,1 23 12,2
5 Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan 2 7,1 20 10,6
6 Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan 4 14,3 14 7,4
7 Badan PPSDM Kesehatan 3 10,7 15 8,0
8 Badan Litbang Kesehatan 3 10.7 18 9,6
TOTAL 28 100 188 100
Sumber: Evaluasi paruh waktu (Mid Term Review) Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015- 2019 dalam Draft Report Background Study Kementerian Kesehatan tahun 2019
INDIKATOR TARGET PENCAPAIAN HASIL
Persentase persalinan di fasilitas pelayanankesehatan
85% 91,83 %Riskesdas 2018 : 79,3%
95% CI: 78,8%-79,7%
Persentase ibu hamil kurang energi kronik 18,2% 9,9%Riskesdas 2018: 17,3%95% CI: 16,1% – 18,5%
Persentase kab/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan
40% 78,2%
Persentase cakupan keberhasilan pengobatan pasien TB/Succes Rate (SR)
90% 90,78%
Prevalensi HIV < 0,5% 0,32%
Jumlah kabupaten/kota mencapai eliminasi malaria 100 kab. 100 kab
Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi filariasis 35 kab. 56 kab
Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu
40% 42,8%
INDIKATOR TARGET PENCAPAIAN HASIL
Kab/Kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
100 100
Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50%
50% 50,2%
Jumlah kabupaten/kota yang memiliki Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa
280 407
Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas yang terakreditasi
5600 6212
Jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi
481 486
Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksinesensial
95% 96,34%
Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri
45% 50%
jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif)
28 28
INDIKATOR TARGET PENCAPAIAN HASIL
Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat
90% 95,67%
Persentase RS kabupaten/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang
60% 62%
Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya 56.910 110.120
Jumlah kementerian lain yang mendukung pembangunan kesehatan
50% 53%
Jumlah provinsi dan kabupaten/kota yang menyampaikan laporancapaian SPM
494 458
Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR untuk program kesehatan
20 21
Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan
15 17
Jumlah kesepakatan kerjasama luar negeri di bidang kesehatan yang diimplementasikan
8 8
INDIKATOR TARGET PENCAPAIAN HASIL
Jumlah provinsi yang memiliki rencana lima tahun dan anggaran kesehatan terintegrasi dari berbagai sumber
34 34
Jumlah rekomendasi monitoring evaluasi terpadu 34 34
Jumlah hasil Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) bidang kesehatan dan gizi masyarakat
1 1
Jumlah rekomendasi dan kebijakan berbasis penelitian dan pengembangan kesehatan yang diadvokasikan ke pengelola program kesehatan dan atau pemangku kepentingan
24 24
Jumlah hasil penelitian yang didaftarkan HKI 4 25
Persentase satuan kerja yang dilakukan audit memiliki temuan kerugian negara ≤1%
100 99
Persentase Pejabat Pimpinan Tinggi, Administrator dan Pengawasdi lingkungan Kementerian Kesehatan yang kompetensinya sesuaipersyaratan jabatan
90% 91,18%
Persentase pegawai Kementerian Kesehatan dengan nilai kinerjaminimal
94% 99,81%
INDIKATOR TARGET PENCAPAIAN HASIL
Jumlah kabupaten/kota yang melaporkan data kesehatan prioritas secara lengkap
463 413
Jumlah kabupaten/kota dengan jaringan komunikasi data untuk pelaksanaan e-kesehatan
257 258
Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan pemetaan keluargasehat
514 502
Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta 34 26
Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan
560 4485
TINJAUN KRITIS TERKAIT PEMBUATAN INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
• Leveling Indikator SS dibuat bukan pada outcome atau output, tetapi pada proses
• Target bukan terhadap total populasi (sasaran intervensi), tetapidibuat angka absolut
• Dibuat dengan kurang memperdulikan Goals dan Tujuan Strategis(TS) (Karena cenderung berangkat dari Tupoksi Struktur Organisasi)
• Beberapa Capaian Indikator Sasaran Strategis sulit menjawab“Apakah Intervensi Pembangunan Sudah Delivered to People?”
• Ke depan harus dipikirkan Leveling Indikator Sasaran Strategis haruspada Outcome atau setidaknya Output
27
KESIMPULAN
• Hasil pembangunan kesehatan dilihat dari Impact dan Outcome secaraumum membaik (HALE, IPKM)
• Ekuiti pelayanan kesehatan membaik dengan adanya program JKN
• Responsiveness rawat jalan dan rawat inap membaik, kecuali waktutunggu
• Pembiayaan kesehatan masih tersedot ke kuratif dan rehabilitatif, promotif-preventif masih tertinggal jauh
• Capaian Indikator Sasaran Strategis Renstra 2015-2019 secara umum on the track, kecuali beberapa indikator belum tercapai
• Ke depan (Renstra 2020-2024), Leveling Indikator Sasaran Strategisdidorong ke arah Outcome/ Output (mendorong intervensi delivered to people)
28
29