PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
(STUDI KASUS DI SMK NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
CHORNALIUS
NIM: 101314042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
(STUDI KASUS DI SMK NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
CHORNALIUS
NIM: 101314042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dengan segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus kupersembahkan
Skripsis ini kepada :
1. Kedua orang tuaku (Bapak L.Terasan dan Ibu Ninah Friska), yang telah
memberikan dukungan moril maupun materi serta doa yang tiada henti
untuk kesuksesan saya. Ucapan terimakasih saja takkan pernah cukup
untuk membalas kebaikan orang tua, karena itu terimalah persembahan
bakti dan cintaku untuk kalian bapak ibuku.
2. Adikku Sevil Alta, terimakasih atas dukungan dan doanya selama ini.
3. Sahabat dan teman tersayang, tanpa semangat, dukungan dan bantuan
kalian semua takkan mungkin aku sampai disini, terimakasih untuk canda
tawa, tangis, dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terima kasih
untuk kenangan manis yang telah terukir selama ini, dengan perjuangan
dan kebersamaan kita pasti bisa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Orang yang tidak berani melakukan apa-apa, janganlah mengharapkan apa-apa.
(Schiller)
Orang yang berhasil adalah orang bodoh yang tetap bejuang, dan orang yang
tidak menghasilkan apapun adalah orang bijak yang berhenti berjuang.
(Celica ~ Rokudenashi Majutsu Koushi to Akashic Records)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
(STUDI KASUS DI SMK NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA)
Chornalius
101314042
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) Persepsi guru sejarah
terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah, (2)
Persepsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran
sejarah, (3) Kendala yang dirasakan oleh guru dalam pengimplementasian
Kurikulum 2013 beserta solusi untuk mengatasi kendala tersebut, (4) Kendala
yang dirasakan oleh siswa dalam pengimplementasian Kurikulum 2013 beserta
solusi untuk mengatasi kendala tersebut.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Sampel dalam penelitian ini adalah 2
orang guru sejarah dan 90 siswa SMK Negeri 1 Depok Yogyakarta yang dipilih
mengunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Pengumpulan
data dilakukan melalui wawancara dan angket. Teknik analisis data dilakukan
secara deskriprif interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Persepsi guru positif karena
menyambut baik implementasi Kurikulum 2013. Ikut serta dalam pelatihan
Kurikulum 2013, guru juga menyesuaikan perangkat pembelajaran yang lama
dengan yang baru. (2) Persepsi siswa negatif karena tidak melakukan persiapan
terhadap implementasi Kurikulum 2013, banyak siswa yang tidak mengetahui
Kurikulum 2013. (3) Kendala guru berupa sistem penilaian yang rumit dan
keterlambatan ketersediaan sumber belajar. Guru mengatasi kendala tersebut
dengan membuat form penilai yang lebih sederhana dan mengunakan sumber
belajar yang ada di sekolah. (4) Kendala siswa berupa sistem pembelajaran yang
berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Siswa mengatasi kendala
tersebut dengan belajar lebih giat dengan memanfaatkan berbagai sumber.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
TEACHER AND STUDENST PERCEPTION ABOUT THE
IMPLEMENTATION CURRICULUM 2013 IN LEARNING HISTORY
(CASE STUDY AT SMK NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA)
Chornalius
101314042
This reseacrh aims to describe : (1) Teacher perception about Curriculum
2013 implementation in the teaching of history. (2) Student perception about
Curriculum 2013 implementation in the teaching of history. (3) the perceived
problems by teachers in the Curriculum 2013 implementation and the solution to
overcome that problems. (4) the perceived problem by students in the Curriculum
2013 implementation and solution to overcome that problems.
This reseacrh is an qualitative case study. The sample in this research
include 2 history teachers and 90 students of SMK Negeri 1 Depok Yogyakarta
who were selected using purposive sampling and snowball sampling technique.
Data were collected by means of interactive and questionnaires. Data analysis
techniques is a descriptive interactive.
Research results show that : (1) Teacher perception is positive because they
welcomed the implementation of Curriculum 2013. Participating in the
Curriculum 2013 training, the teacher also adjusted the old learning device with
the new one. (2) Students perception is negative for not preparing for the
implementation of the Curriculum 2013, many students do not know the
Curriculum 2013. (3) The teachers problems include a complicated assessment
system and the delay in learning resources. The teachers reduced the problem by
making a simpler assessment form and using the learning resources that exist in
the school. (4) Students had difficulty in the form of a teacher centered learning
system to be student centered. The Students reduced the problem by studying
more diligenty by using various sources.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
yang melimpah dan anugrah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum 2013
di SMK Negeri 1 Depok Yogyakarta dapat tersusun dengan baik. Skripsi ini
diajukan sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan studi
pada program studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan dan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak
lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang senantiasa
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama proses
penyusunan skripsi ini dan dapat terselesaikan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. dan juga selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
5. Dosen-dosen ku yang baik: “Pak Anton, Pak A.k, Pak Musidi, Pak Bakti, Pak
Padi, Pak Adi, Bu Sumini, Pak Hendra, Pak Yulius” Terimakasih atas ilmu
dan didikan yang telah diberikan kepada penulis selama ini.
6. Pak Agus selaku staff seketariat Program Studi Pendidikan Sejarah, yang
selalu sabar dan telaten dalam memberikan pelayanan adminitrasi kepada
penulis.
7. Kedua orang tua saya ( Bapak Lorentius Terasan dan Ibu Ninah Friska), tiada
kata dan tindakan yang mampu membalas semua kasih sayang, doa dan
perhatian kepadaku.
8. Adikku Sevin Alta, terimakasih atas perhatian, dukungan, dan doanya selama
ini.
9. Sahabat-sahabatku dan anak-anak forum Fokus Mapawi yang selalu ada
untuk memberikan dukungan beserta doa selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini lebih
baik, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PESEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
PERYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ......................................................................................... 8
1. Persepsi .......................................................................................... 8
2. Kurikulum 2013 ............................................................................. 10
3. Pembelajaran Sejarah ..................................................................... 25
B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 29
B. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 30
C. Subjek Penelitian .................................................................................. 31
D. Sumber Data ......................................................................................... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 32
F. Teknik Cuplikan ................................................................................... 35
G. Analisis Data ........................................................................................ 35
H. Keabsahan Data .................................................................................... 37
BAB IV PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................................. 40
B. Deskripsi Hasil penelitian .................................................................... 43
1. Persepsi Guru ................................................................................. 43
2. Persepsi Siswa ................................................................................ 53
3. Kendala Beserta Solusi Guru dalam Pengimplementasian
Kurikulum 2013 ............................................................................. 59
4. Kendala Beserta Solusi Siswa dalam Pengimplementasian
Kurikulum 2013 ............................................................................. 60
C. Pembahasan .......................................................................................... 62
1. Persepsi Guru ................................................................................. 62
2. Persepsi Siswa ................................................................................ 68
3. Kendala Beserta Solusi Guru dalam Pengimplementasian
Kurikulum 2013 ............................................................................. 71
4. Kendala Beserta Solusi Siswa dalam Pengimplementasian
Kurikulum 2013 ............................................................................. 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 73
B. Saran ..................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-kisi Wawancara Guru ................................................................. 33
Table 2. Kisi-kisi Kuesioner Siswa .................................................................. 35
Tabel 3. Daftar Responden ............................................................................... 53
Table 4. Persiapan Siswa Menghadapi Kurikulum 2013 ................................. 54
Table 5. Pembelajaran Sejarah Dengan Kurikulum 2013 ................................ 55
Table 6. Metode Mengajar Guru Sejarah ......................................................... 56
Table 7. Persepsi Tentang Pembelajaran Sejarah Dengan Kurikulum 2013 ... 58
Table 8. Kendala yang di hadapai dalam pembelajaran sejarah dengan
Kurikulum 2013 ................................................................................. 60
Table 9. Upaya Siswa Mengatasi kendala ....................................................... 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir .................................................................... 28
Gambar 2. Analisis Data .................................................................................. 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Jadwal Penelitian .............................................................................................. 79
Lembar Wawancara ......................................................................................... 80
Angket .............................................................................................................. 82
Catatan Lapangan 1 .......................................................................................... 85
Catatan Lapangan 2 .......................................................................................... 91
Dokumentasi Wawancara Guru ....................................................................... 96
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................................ 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini pendidikan sangat diperlukan bagi setiap orang, agar bisa
bersaing secara intelektual. Pendidikan yang memadai bagi setiap individu
maupun kelompok, dapat meningkatkan kualitas suatu bangsa. Pendidikan sendiri
belum merata di Indonesia, karena masih banyak anak bangsa yang belum bisa
mengeyam pendidikan yang memadai, untuk bisa mengangkat martabat mereka.
Pendidikan dapat diartikan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pengertian secara psikologis, belajar merupakan proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kehidupan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam
seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai, suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.1 Untuk mencapai hasil yang diinginkan
perlu suatu sistem yang mengatur pendidikan itu sendiri, kurikulum disini yang
menentukan proses pembelajaran yang berlaku di dunia pendidikan Indonesia,
kurikulum di Indonesia memiliki sejarah yang panjang, perubahan kurikulum
yang terjadi merupakan konsekuensi dan implikasi dari terjadinya perubahan
1 Slameto, Belajar dan Fakto-Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta, Rineka Cipta, 2010, hlm. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sistem politik, sosial budaya, ekonomi dan perkembangan iptek. Kurikulum
pertama yang lahir setelah Indonesia merdeka disebut rencana pembelajaran 1947
atau dalam bahasa Belanda leer plan. Perubahan orientasi pendidikan lebih
bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda kepada kepentingan nasional.
Setelah rencana pembelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia
mengalami penyempurnaan, kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem
pendidikan nasional. Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum
1952 ini bahwa setiap rencana pembelajaran sehari-hari. Silabus mata
pelajarannya jelas, seorang guru mengajar satu pelajaran.
Kurikulum 1964, kurikulum ini diberi nama rencana pendidikan 1964 yang
menjadi ciri kurikulum ini adalah pembelajaran dipusatkan pada program
pancawardana yaitu : daya cipta, rasa, karsa, karya dan moral. Selanjutnya
kurikulum 1968, lahirnya kurikulum 1968 mengantikan rencana pendidikan 1964
yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama, kurikulum 1964 diarahkan untuk
membentuk manusia Pancasila sejati, kuat dan sehat jasmani. pembaharuan
kelima terjadi dengan diterbitnya kurikulum 1975 berorientasi pada tujuan,
menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu, menganut
pendekatan sistem intruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan
Sistem Intruksional (PPSI), mengarah pada tercapainya tujuan yang spesifik,
dapat diukur dalam bentuk tingkah laku siswa. Kurikulum 1975 hingga menjelang
tahun 1983 dianggap sudah tidak relevan lagi dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka diganti
kurikulum 1984, kurikulum ini mengusung pendekatan proses, meski
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mengutamakan pendekatan proses tapi faktor tujuan tetap penting, kurikulum ini
juga sering disebut kurikulum 1975 yang disempurnakan. Posisi siswa
ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA) atau Student Active learning (SAL).
Selanjutnya kurikulum 1994 kurikulum ini dibuat sebagai penyempurnaan
dari kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai Undang-Undang No. 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian
waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem
caturwulan. Setelah kurikulum 1994, kurikulum berbasis kompetensi 2002 dan
2004, Kurikulum ini dikatakan sebagai perbaikan dari KBK yang diberi nama
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP ini merupakan bentuk
implementasi dari UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
yang dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Peraturan Pemerintah
ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan
standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
(KTSP) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau kurikulum 2006 menjadi
kurikulum terakhir, sebelum digantikan lagi dengan Kurikulum 2013, secara
substansial, pemberlakuan Kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan lebih pada
mengimplentasikan regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya
paket-paket kompetensi.2
Setelah melalui berbagai macam pergantian kurikulum, kurikulum yang
terakhir diterapkan di Indonesia adalah Kurikulum 2013, walaupun sekarang
masih diberhentikan dan menggunakan kurikulum 2006, namun Kurikulum 2013
ini direncanakan akan digunakan kembali, Kurikulum 2013 lebih ditekan pada
pendidikan berkarakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi pondasi
bagi tingkat berikutnya, Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus
berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dan kontektual mengharapkan
peserta didik untuk mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-
nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam prilaku sehari-hari.3
Kurikulum 2013 belum optimal dalam persiapan, masih banyak guru-guru
yang belum mengerti tujuan dan cara melaksanakan Kurikulum 2013 ini, ada juga
kendala dari segi sarana dan prasarana yang di butuhkan untuk menjalankan
Kurikulum 2013 ini, Kurikulum 2013 masih perlu persiapan yang lebih untuk bisa
diterapkan kembali di dunia pendidikan nasional. Untuk mengetahui pandangan
guru dan peserta didik terhadap implementasi Kurikulum 2013, juga bisa menjadi
acuan dalam perbaikan dan penyempurnaan Kurikukum 2013 peneliti melakukan
penelitian ini di SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta.
2 Hidayat Sholeh, Pengembangan Kurikulum baru, Bandung : PT, Remaja rosdakarya, 2013, hlm.
2-18. 3 Mulyasa. E, Pengembangan dan Implementasi Kuruikulum 2013, Bandung, PT Remaja
Rosdakarya, 2013 hlm 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana persepsi guru terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam mata
pembelajaran sejarah?
2. Bagaimana persepsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam
mata pembelajaran sejarah?
3. Apa saja kendala yang dirasakan oleh guru dalam pengimplementasian
Kurikulum 2013 serta solusi untuk mengatasi kendala tersebut ?
4. Apa saja kendala yang dirasakan siswa dalam pengimlementasian Kurikulum
2013 serta solusi untuk mengatasi kendala tersebut ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan persepsi guru terhadap implementasi Kurikulum 2013 dalam
mata pelajaran sejarah.
2. Mendeskripsikan persepsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013
dalam pembelajaran sejarah.
3. Mendeskripsikan kendala yang dirasakan oleh guru dalam
pengimplementasian Kurikulum 2013 beserta solusi untuk mengatasi masalah
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
4. Mendeskripsikan kendala yang dirasakan oleh siswa dalam
pengimplementasian Kurikulum 2013 beserta solusi untuk mengatasi kendala
tersebut.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
Pada tataran teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-
manfaat sebagai berikut :
a. Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang Kurikulum 2013, baik
yang berkaitan dengan aspek kesiapan manajemen, pelaksanaan,
keunggulan dan kekurangannya.
b. Memberikan informasi berkaitan dengan hambatan atau faktor
penghambat dalam implementasi kurikulum 2013 khususnya bagi guru
2. Aspek praktis
Pada tataran praktis penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang
besar bagi :
a. Kepala Sekolah atau bidang kesiswaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan
bahan masukan dalam melakukan pembenahan sehingga tercipta suasana
baru yang lebih kondusif.
b. Guru khususnya dalam pembelajaran Sejarah mengetahui usaha yang perlu
dapat dilakukan dalam penerapan konsep Kurikulum 2013.
c. Universitas Sanata Dharma, sebagai bahan kajian keilmuan dan
pengembangan kajian khususnya bidang kebijakan pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
d. Penulis, dapat mengetahui implementasi Kurikulum 2013 pada mata
pelajaran Sejarah.
E. Sistematika Skripsi
Bagian skripsi ini terdiri dari:
1. Bab satu yaitu pendahuluan yang berisi tentang; latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika
skripsi.
2. Bab dua yaitu kajian teori yang berisi tentang; persepsi, Kurikulum 2013, dan
pembelajaran sejarah.
3. Bab tiga yaitu metode penelitian yang berisi tentang; tempat dan waktu
penelitian, pendekatan penelitian, subjek penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data, teknik cuplikan, analisis data, dan keabsahan data.
4. Bab empat yaitu hasil penelitian dan pembahasan yang berisi tentang;
deskripsi lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian, dan pembahasan.
5. Bab lima yaitu penutup yang berisi tentang; kesimpulan dan saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
pengindraan, yaitu merupakan proses diterimannya stimulus oleh individu
melalui alat indra atau juga disebut proses sensorik. Namun proses itu tidak
berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses
selanjutnya merupakan proses individu menerima stimulus melalui alat indra,
yaitu melalui mata sebagai alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengar,
hidung sebagai alat pembauan, lidah sebagai alat pengecap, kulit pada telapak
tangan sebagai alat perabaan; yang kesemunya merupan alat indera yang di
gunakan untuk menerima stimulus dari luar individu.
Alat indera tersebut merupakan alat penghubung antara individu dengar
dunia luarnya stimulus yang diindera itu kemudian oleh individu di
organisasikan dan diinterpresentasikan, sehingga individu menyadari,
mengerti tentang apa yang diinderakan itu, dan proses ini disebut persepsi.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa stimulus diterima oleh alat
indera, yaitu yang di maksud dengan pengindraan, dan melalui proses
pengindraan tersebut stimulus itu menjadi sesuatu yang berarti setelah di
organisasikan dan interpresentasikan. Persepsi merupakan proses yang
integrated dalam diri individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan
demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diindranya
sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang
integrated dalam diri individu. Karena itu dalam pengindraan orang akan
mengaitkan dengan stimulus, sedangkan dalam persepsi orang akan
mengaitkan dengan objek. Dengan persepsi individu akan menyadari tentang
keadaan diri sendiri.
Dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi juga dapat datang
dari individu sendiri. Namun demikian sebagian besar stimulus datang dari
luar individu yang bersangkutan. Sekalipun persepsi dapat melalui macam-
macam alat indra yang ada pada diri individu, tetapi sebagian besar persepsi
melalui alat indra penglihatan. Untuk itulah banyak penelitian mengenai
persepsi adalah persepsi yang berkaitang dengan alat penglihatan.
Persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu, maka
apa yang di dalam individu akan ikut aktip dalam persepsi, faktor yang
berperan dalam persepsi dapat dikemukakan sebagai berikut;4
a. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga
dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung
mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian
besar stimulus datang dari luar individu.
b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
4 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (edisi revisi), Yogyakarta : CV. Andi offset, 2010,
hlm 99-101.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus,di
samping itu juga harus ada syaraf sensori sebagai alat untuk meneruskan
stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak
sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon
diperlukan syaraf motorik.
c. Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan
dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau
konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan kepada sesuatu
atau sekumpulan objek.
Tidak semua stimulus akan direspon oleh individu; respon diberikan bila
ada kesesuaian atau yang menarik perhatian individu. Stimulus yang diberikan
respons tergantung pada bermacam-macam factor diantaranya adalah
perhatian individu.5
2. Kurikulum 2013
Istilah kurikulum muncul untuk pertama kalinya dan digunakan dalam
bidang olahraga. Secara etimologis curriculum yang berasal dari bahasa
yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat
berpacu”. Jadi istilah kurukulum pada zaman Romawi kuno mengandung
pengertian sebagai suatu jarak yang harus di tempus oleh pelari dari garis start
5 Abdul Majid & Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum 2013,
Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2014, hlm 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
sampai garis finish.6 Konsep kurikulum terus berkembang sejalan dengan
perkembangan teori dan praktik pendidikan serta bervariasi sesuai dengan
aliran atau teori pendidikan yang di anutnya.
Kurikulum menurut pandangan lama, Kamus Webster’s Internasional
Dictionary (1953) “a specified fixsed course of study, as in a school or
college, as one leading to a degree” (pergertian tersebut memandang bahwa
Kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus dikuasai
untuk mencapai suatu tingkat pendidikan.) Sedangkan Oemar Hamalik
mengungkapkan “Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus di
tempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah”.
Kurikulum menurut pandangan baru Kurikulum dibataskan sebagai
segala hal yang berhubungan sebagai upaya pendidikan. Peserta didik
Kurikulim hendaknya mempertimbangkan masalah belajar mengajar,
kedudukan dan peranan sekolah di masyarakat, tuntutan masyarakat terhadap
sekolah, kebijaksanaan politik ,kemajuan teknologi dan pengetahuan, jelahlah
bahwa Kurikulum itu bukan sekedar perangkat mata pelajaran, tetapi menjadi
ajang kehedak politik, tuntutan dan aspirasi masyarakat , upaya personal
pendidikan untuk disampaikan pada generasi muda sebagai bekal
kehidupannya.7
Pengertian Kurikulum terus berkembang seirama dengan perkembangan
berbagai hal yang harus diemban dan menjadi tugas sekolah atau madrasah.
Berikut ini dikutip pendapat para ahli lain sebagai perbandingan, seperti yang
6 Hidayat Sholeh, op.cit., hlm 19 7 Iskandar Wiryokusumo dan Usman Mulya, perkembangan Kurukulum, Jakarta : bina aksara,
1988 hlm 2-4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dikemukakan Romine, pandagan ini dapat digolongkan senbagai pendapat
yang baru yang dirumuskan sebagai berikut: “curriculum is interpreted to
mean all of the organized courses, activites, and experience which pupile have
under direction of the school, whether in the classroom organisatoris not”.
Selanjutnya Saylor dan Alexsander merumuskan Kurukulum sebagai ”the
total effort of the school to going about desired outcomes in school and out-of
school situations”.8
Kurikulum terdapat tiga konsep yakni; Kurikulum sebagai Substansi,
Kurikulum sebagai sistem dan kurikulum sebagai bidang studi.
a. Kurikulum sebagai sebagai substansi. Suatu Kurikulum di pandang
sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi siswa disekolah, atau sebagai
suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu Kurikulum juga dapat di
arti suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar,
kegiatan belajar mengajar, jabwal dan evaluasi.
b. Kurukulum sebagai sistem, yaitu sistem kurikulum. Sistem merupakan
bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan. Suatu system
kurikulum mencakup suatu system personalia, dan prosedur kerja
bagaimana cara agar dapat menyusun suatu kurikulum, melaksanakan,
mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem
kurikulum adalah tersusunnya satu kurikulum, dan fungsi dari sistem
kurikulum adalah bagaimana memilihara kurikulum agar tetap dinamis.
8 Sholeh Hidayat, op.cit., hlm 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Kurikulum sebagai suatu bidang studi, yaitu bidang studi kurikulum. Ini
merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan
pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah
mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.9
Pengembangan kurikulum 2013 diorientasi terjadinya peningkatan dan
keseimbangan kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan
pengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun
2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan pasal 35: kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuia dengan standar nasional yang telah di
sepakati. Hal ini sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis
kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.10
Pelaksanaan atau implementasi dalam kamus besar bahasa Indonesia
diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan, rancangan kurikulum dan
impelementasi kurikulum adalah sebuah system membentuk garis lurus dalam
arti implementasi mencerminkan rancangan. Fullan mengemukakan bahwa
implementasi: suatu proses peletakan dalam praktik tentang suatu ide,
program atau seperangkat aktivitas baru bagi orang lain dalam mencapai atau
mengharapkan suatu perubahan.11 Dalam implementasi Kurikulum 2013,
pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada
setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang
9 Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013, Bandung, Interes, 2014 hlm 3 10 Ibid, hlm 37 11 Ibid, hlm 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu
dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan dengan konteks kehidupan
sehari-hari.12
a. Karakteristik Kurikulum 2013
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun
2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah halaman 3 dijelaskan karakteristik kurikulum 2013
sebagai berikut :
1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik.
2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar.
3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
12 Muliyasa. E, op.cit., hlm 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan
dalam kompetensi inti.
7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata
pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
b. Pengembangan Kurikulum 2013
Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum bersifat dinamis serta harus
selalu dilakukan perubahan dan perkembangan, agar dapat mengikuti
perkembangan dan tantangan zaman. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dijelaskan
bahwa ada beberapa faktor yang mendasari dikembangkannya Kurikulum
2013.13 Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan
dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan
13 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 TentangKerangka Dasar
Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.hlm 1-3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk
usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64
tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14
tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia
produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat
angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi
adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif
yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia
yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak
menjadi beban.
2) Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional
menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat
terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation
(APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga
terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas
teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for
International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga
menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan
dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini
disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS
dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
3) Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai
berikut :
a) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-
pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi
yang sama;
b) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-
lingkungan alam, sumber/media lainnya);
c) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring
(peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja
yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
d) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model
pembelajaran pendekatan sains);
e) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
f) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia;
g) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan
(users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang
dimiliki setiap peserta didik;
h) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
i) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
4) Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum
sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan
pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan
tata kelola sebagai berikut:
a) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang
bersifat kolaboratif;
b) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan
(educational leader); dan
c) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan
proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
5) Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan
materi yang relevan bagi peserta didik
c. Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.14
Kurikulum 2013 bertujuan untuk menghadapi berbagai masalah dan tantangan
masa depan yang semakin lama semakin rumit dan kompleks. Berbagai
tantangan masa depan tersebut antara lain berkaitan dengan globalisasi dan
pasar bebas, masalah lingkungan hidup, pesatnya kemajuan teknologi
informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, ekonomi berbasis pengetahuan,
kebangkitan industry kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia,
pengaruh dan imbas teknosains, mutu, investasi dan transformasi pada sektor
pendidikan, serta materi TIMSS dan PISA yang harus dimiliki oleh peserta
didik.15
Perlu adanya perubahan maupun pergantian kurikulum di Indonesia
tentu tidak lepas dari persoalan perubahan zaman. Sebab, hakikat
penyelenggaraan pendidikan adalah untuk menjadi solusi terhadap persoalan-
persoalan yang dihadapi bangsa dan negara. Dengan kata lain, melalui
pendidikan bangsa dan negara ini akan mengalami kemajuan. Oleh karena itu,
14Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 TentangKerangka Dasar
Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.hlm 4. 15Mulyasa. E, op.cit., hlm 63-64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pendidikan diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-
lulusan berkualitas yang memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan sesuai standar nasional yang disepakati.16
Pada dasarnya Kurikulum ditentukan oleh guru (tenaga kependidikan).
Guru (pelatih/widyaiswara) turut serta menyusun kurikulum, duduk dalam
suatu panitia pengembang kurikulum, atau memberikan masukan kepada
panitia pengembang kurikulum.Prosedur apapun yang ditempuh dalam
pengembangan kurikulum, guru tetap memegang peran yang penting, karena
guru merupakan unsure penting yang menentukan berhasil atau gagalnya
pelaksanaan kurikulum pada suatu lembaga pendidikan (sekolah). guru terlibat
langsung secara aktif dalam pelaksanaan kurikulum bersama para siswa. Guru
yang menentuka topic pengajaran, bahan-bahan yang akan diajarkan, metode
yang digunakan, alat yang dipilih dan dipergunakan, serta mengevaluasi hasil
pelaksanaan kurikulum. Guru memegang peran penting dalam penyusunan
dan pelakasanaan kurikulum, dan oleh karenanya guru harus memahmi
dengan baik masalah kurikulum.17
Melalui pengembangan Kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini,
pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan
karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman
16 M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA, Yogyakarta : Ar- Ruzz Media, 2014, hlm 17. 17Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2013, hlm 64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
terhadap konsep yang dipelajarinya secara konseptual. Kurikulum 2013
memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses
pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman
terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu mengetahui
kriteria penguasaan kompetensi dan karekter yang akan dijadikan sebagai
standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat
mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi
dan karakter tertentu, sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke tingkat
penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya.18
d. Landasan Pengembangan Kuriklum 2013
Pada hakikatnya penegembangan kurikulum itu merupakan usaha untuk
mencari bagaimana mencari rencana dan pengaturan mengenai tujuan , isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman peyelenggaraan
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu lembaga. Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan ketentuan yuridis yang mewajibkan adanya
pengembangan kurikulum baru, landasan filosifis, dan landasan empiris.
Landasan yuridis merupakan ketentuan hukum yang dijadikan dasar untuk
pengembagan kurikulum dan yang mengharuskan adanya pengembangan
kurikulum baru. Landasan filosofis adalah landasan yang mengarahkan
kurikulum kepada manuasia apa yang akan dihasilkan kurikulum. Landasan
teoritis memberikan dasar-dasar teoritis pengembangan kurikulum sebagai
18Mulyasa. E, op.cit., hlm 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dokumen dan proses. Landasan empiris memberikan arahan berdasarkan
pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku di lapangan. Landasan-landasan
tersebut di jelaskan sebagai berikut.
1) Landasan Yuridis
Landasan yuridis kurikulum adalah pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945, Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
Lebih lanjut, pengembangan Kurikulum 2013 diamanatkan oleh Rencana
Pendidikan Menengah Nasional (RJPMN). Landasan yuridis
pengembangan Kurikulum 2013 lainnya adalah Instruksi Presiden
Indonesia tahun 2010 tentang Pendidikan Karakter, Pembelajaran Aktif,
dan Pendidikan kewirausahaan.
2) Landasan Filosofis
Secara singkat, Kurikulum adalah untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa yang akan datang, yang dikembangkan dari
warisan nilai dan prestasi bangsa di masa lalu, serta kemudia diwariskan
serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi
kehidupan bangsa (masa lalu-masa sekarang-masa yang akan datang)
menjadi landasa filosofis pemgembangan kurikulum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Pada perkembangannya Kurikulum 2013, Pancasila sebagai falsafah
bangsa dan Negara menjadi sumber utama dan penentu arah yang akan
dicapai dalam kurikulum. Berdasarkan pancasila, kurikulum yang
dikembangkan atas dasar filosofi adalah sebagai berikut.
a) Kurikulum berakar pada budaya dan Bangsa Indonesia. Berdasarkan
filosofi ini, kurikulum memberikan kesempatan pada peserta untuk
belajara dari budaya setempat dan nasional tentang berbagai nilai yang
penting dan memberikan kesmpatan untuk berpartisipasi dalam
mengembangkan nilai-nilai budaya setempat dan nasional menjadi
nilai budaya yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
b) Kurikulum dikembangkan berdasarkan filosofis eksperimentalisme
yang mengatan bahwa proses pendidikan adalah upaya untuk
mendekatkan apa yang dipelajari di sekolah dengan apa yang terjadi
dimasyarakat.
c) Filosofis rekonstrusi sosial yang memberikan dasar bagi
pengembangan kurikulum untuk menempatkan peserta didik sebagai
subjek yang peduli pada lingkungan sosial, alam, dan lingkungan
budaya.
d) Filosofis esensialisme dan perenialisme yang menempatkan
kemampuan intelektual dan berpikir rasional sebagai aspek penting
yang harus menjadi kepedulian kurikulum untuk dikembangkan.
Manusia yang cerdas dan intelektual adalah manusia yang terdidik dan
sekolah harus menjadi centre for excellence, di mana kurikulum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mempunyai tugas untuk mengembangkan potensi manusia dan aspek
intelektual dan rasional.
e) Filosofis eksistensialis dan romantic naturalism, yaitu aliran filosofi
yang memandang proses pendidikan adalah untuk mengembangkan
rasa kemanusiaan yang tinggi, kemampuan berinteraksi dengan sesame
dalam mengangkat harkat kemanusiaan dan kebebasan berinteraksi
dan berkreasi.
3) Landasan Empiris
Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan
Indonesia harus terus ditingkatkan. Hasil riset PISA (Program for
International Student Assessment), studi yang memfokuskan pada literasi
bacaan, matematika, dan IPA menunjukan peringkat Indonesia baru bisa
menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil Riset TIMSS (Trends
in International Mathematics and Science Study) menunjukan siswa
Indonesia berada pada rangking amat rendah dalam kemampuan.
a) Memahami informasi yang konfleks
b) Teori, analisis, dan pemecahan masalah
c) Pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah
d) Melakukan investigasi
Hasil-hasil ini menunjukan perlunya adanya perubahan orientasi
kurikulum, yang tidak membebani peserta didik dengan konten, namun pada
aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga Negara untuk
berperan serta dalam membangun negaranya pada abad 21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
4) Landasan Teoretis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori ”pendidikan
berdasarkan standar” (standar-based seducation), dan teori kurikulum
berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan
yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara
untuk suatu jenjang pendidikan. Standar kurikulum dan kurikulum
dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai dinyatakan sebagai
Standar kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi lulusan
dikembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan
yaitu SKL SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK. Kurikulum
berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
seluas-luasnya bagi peserta didik untuk membangun kemampuan yang
dirumuskan dalam SKL. Hasil dari pengalamn belajar tersebut adalah hasil
belajar peserta didik yang menggambarkan manusia dengan kualitas yang
dinyatakan dalam SKL. Empat landasan tersebut merupakan landasan
yang digunakan sebagai bahan pertimbangan utama dalam pengembangan
Kurikulum 2013.19
3. Pembelajaran Sejarah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran dimaknai sebagai
proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar20.
Artinya dengan kegiatan pembelajaran seseorang dapat memperoleh ilmu
19Mulyasa. E, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013, Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2014, hlm 10-13 20 Depdiknas KBBI ed IV. 2008 Jakarta : PT Gramedia, hlm 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pengetahuan tentang materi yang dipelajari. Istilah pembelajaran sendiri
berasal dari kata dasar belajar, yaitu suatu aktivitas atau suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku,
sikap, dan mengukuhkan kepribadian.
Pengertian ini lebih diarahkan kepada perubahan individu, baik
menyangkut ilmu pengetahuan maupun berkaitan dengan sikap dan
kepribadian dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, dalam UU No. 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pembelajran ialah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
Dari beberapa uraian tersebut secara umum definisi pembelajaran
memiliki pengertian yang sama, yaitu proses interaksi antara pendidik dengan
pserta didik maupun antar-peserta didik. Proses interaksi ini bisa dilakukan
dengan berbagai media dan sumber belajar yang menunjang keberhasilan
belajar peserta didik. Oleh karenanya pembelajaran dalam hal ini dapat
didefinisikan sebagai proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik
dan peserta didik dengan peserta didik dalam rangka memperoleh
pengetahuan yang baru dikehendaki dengan menggunakan berbagai media,
metode, dan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan. Melalui proses
inilah diharapkan peserta didik mampu mendapatkan bermacam-macam
informasi baru yang akan menunjang kehidupannya dimasa yang akan
datang.21
21M. Fadillah, op.cit., hlm 172-173.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia di masa lampau. Para
sejarahwan tertarik dengan semua aspek kegiatan manusia dimasa; lampau:
politik, hukum, militer, sosial, keagamaan, kreativitas (seperti yang berkaitan
dengan seni, musik, arsitektur Islam, literatur), keilmuan dan intelektual.
Seorang sejarahwan mungkin mengkhususkan pada suatu atau lebih dari
aspek-aspek kegiatan manusia (sosial, militer, seni); pada sejarah tertentu atau
geografis (Amerika Serikat, Afrika, Asia Tenggara, Timur Tengah); pada
periode waktu tertentu (Abad Pertengahan, Zaman Keemasan yunani, Zaman
Kejayaan Islam, Abad Nuklir, Abad Informasi); pada peristiwa-peristiwa
penting (Perang Diponogoro, Perang Kemerdekaan Indonesia, Perang Saudara
di Amerika Serikat, Kelaparan di Afrika, Revolusi Industri); atau kepribadian
orang terkemuka (Bung Karno, Bung Hatta, Julius Caesar, Mahatma Gandhi,
Eleanor Roosevelt, Martin luther King, Jr.).22
B. Kerangka Pikir
Alur kerangka pikir dalam penelitian ini diawali dari Kurikulum 2013
yang dirancang untuk melengkapi dan penyempurnaan dari kurikulum
sebelumnya yang menekankan pada pendidikan karakter. Yang di
implementasikan, khususnya pada mata pelajaran sejarah. Yang diterapkan
oleh guru maupun siswa menghasilkan persepsi dari guru atau pun siswa yang
terlibat dalam implementasi Kurikulum 2013 khususnya pada mata pelajaran
sejarah. Dari pengalaman dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013
tersebut tentunya guru dan siswa akan mendapat beberapa kendala, dari
22 Dr. Sapriya, Pendidikan IPS konsep dan pembelajaran, Bandung, PT Remaja Rosdakarya. hlm,
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kendala tersebut maka guru dan siswa akan mencari solusi agar kendala
tersebut bisa diatasi. Berdasarkan uraian tersebut dapat digambarkan kerangka
pikir sebagai berikut:
Gambar 1. Bagan kerangka pikir
Kurikulum 2013
Implementasi
Pembelajaran Sejarah
Guru dan Siswa
Persepsi Solusi Kendala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta.
Yang beralamat di Jl. Ring Roud Utara, 55282, merupakan salah satu SMK
yang pernah melaksanakan Kurikulum 2013.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini berlangsung selama kurang lebih selama tiga bulan
dari tanggal 01 November 2015 sampai dengan 01 Januari 2016. Bila dimulai
dari awal penyusunan proposal, perijinan, pengumpulan data analisis data dan
penyusunan, penelitian ini dimulai dari bulan Agustus sampai Juli.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif metode deskriptif.
disini penelitian ini di lakukan di SMK Negeri I Depok Yogyakarta, khususnya
pada implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran sejarah. penelitian
kualitatif adalah kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik
(utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke
dalam variable atau hipotesis tapi perlu memandangnya sebagai bagian dari
keutuhan.23
23Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remadja Karya, 1989. hlm 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian model lain, berikut ciri-ciri
penelitian kualitatif :
1. Latar alamiah
2. Manusia sebagai alat (instrument)
3. Metode kualitatif
4. Analisis data secara induktif
5. Teori dari dasar (grounded theory)
6. Deskriptif
7. Lebih mementingkan proses daripada hasil
8. Adanya “batas” yang ditentukan oleh “fokus”
9. Adanya kriteria kuhusus untuk keabsahan data
10. Desain yang bersifat sementara
11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama
Beberapa poin diatas merupakan karakteristik penelitian kualitatif yang
harus dijadikan pedoman dalam pelaksanaan penelitian ini.24
C. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyeknya adalah 2 orang guru mata
pelajaran Sejarah, dan 90 siswa didik di SMK Negeri 1 Depok Sleman
Yogyakarta.
D. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.25 Data penelitian
24 Lexy J Moleong, op.cit., hlm 4-9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
kualitatif diperoleh dari sumber data dengan menggunakan teknik pengumpulan
data yang dapat dikelompokan ke dalam dua kategori yaitu metode yang bersifat
interaktif dan non interaktif. Teknik interaktif terdiri dari wawancara dan
pengamatan berperan serta, sedangkan non interaktif meliputi pengamatan tak
berperan serta, analisis isi dokumen dan arsip.26 Adapun yang dijadikan data
dalam penelitian ini adalah :
1. Hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran sejarah tentang pelaksanaan
Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah.
2. Hasil angket terhadap peserta didik tentang pelaksanaan Kurikulum 2013
dalam mata pelajaran sejarah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelian kualitatif untuk mendapatkan informasi yang diharapkan
pengumpulan data dapat dilakukan melalui :
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban
atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba (1985 : 266), antara lain: mengkontruksikan mengenai
orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian
dan lain-lain kebulatan; merekontruksikan kebulatan-kebulatand demikian
sebagai yang dialami masa lalu.
25 Ibid, hlm 122. 26 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek, Jakarta : Bumi Aksara, 2013
hlm 142.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan
untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah dan
memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun
bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas
konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan
anggota.27Dalam wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan face-to-face
(wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan, mewawancarai mereka
dengan telepon, terlibat dalam focus group interview (interview dalam
kelompok tertetu) yang terdiri dari enam sampai delapan partisipan
perkelompok.
Wawancara-wawancara seperti ini tentu saja memerlukan pertanyaan-
pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur (unstructured) dan bersipat
terbuka (open-ended) yang dirancang untuk memunculkan pandangan dan
opini dari pada partisipan.28 Wawancara dalam penelitian ini dilakukan pada
guru sejarah, untuk mengetahui persepsi guru tentang implementasi
Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarata, berikut kisi-
kisi wawancara guru.
27Ibid, hlm 148. 28John W. Creswell, Research Design, pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixsed, edidi ke-3,
2013, Pustaka Pelajar, hlm 267.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel 1. Kisi-kisi instrumen wawancara guru
No Kisi Kisi Pertayaan Indikator Pertanyaan
1 Perencanaan implementasi kurikulum 2013 dalam
mata pelajaran sejarah
Pelatihan SDM
Silabus dan RPP
Modul dan Sumber
Evaluasi
2 Langkah langkah yang dilaksanakan dalam
implementasi kurikulum 2013
3 Perbedaan mendasar dari kurikulum 2013 dan
kurikulum yang sebelumnya
Landasan
Orientasi
Metode
Pengelolaan
4 Efektivitas Kurikulum 2013 dalam pembelajaran
sejarah
5 Kendala yang terjadi ketika kurikulum 2013
diimplementasikan dalam matapelajaran sejarah
6 Solusi dari kendala yang telah ditemukan
2. Dokumentasi
Istilah dokumen dalam tiga pengertian (1) dalam arti luas, yaitu yang
meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun sumber lisan; (2) dalam
arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja; dan (3) dalam arti
spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan surat-surat negara,
seperti surat pejanjian, undang-undang, konsesi, hibah dan sebagainya.
Sementara dokumen yang dibedakan dengan record. Definisi dari record
adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga
untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
itu dokumen adalah setiap bahan tertulis atau film, yang dari record, yang
tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik.29
3. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang efisien bila peneliti tahu degan pasti variabel yang akan diukur dan tahu
apa yang bisa diharapkan dari responden.30 Pada penelitian ini mengunakan
Kuesioner semi terbuka yang di berikan pada peserta didik. Berikut kisi-kisi
kuesioner siswa.
Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner siswa
No Butir-butir pertanyaan
1 Seperti apa persiapan dalam menghadapi Kurikulum 2013 ?
2 Bagaimana proses belajar mengajar dengan Kurikulum 2013 menyenangkan
atau tidak ?
3
Apakah anda senang dengan pembelajaran menggunakan kurikulum
2013 ?
4 Bagaimana Persepsi tentang pembelajaran dengan Kurikulum 2013 ?
5
Apa saja kendala yang dihadapi dalam pembelajaran dengan kurikulum
2013 ?
6 Bagaimana Solusi untuk mengatasi kendala ?
29Imam Gunawan, op.cit., hlm 175-176. 30 Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,(cetakan ke-14) Bandung:
ALFABET,2011, hlm 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
F. Teknik Cuplikan
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini bersifat purposive
sampling atau sampling bertujuan. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang
dianggap mengetahui permasalahan dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber
data yang memiliki kebenaran dan pengetahuan yang mendalam. Namun
demikian, informan yang dipilih dapat menunjukkan informan lain yang
dipandang lebih tahu. Maka pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan
kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data.31 Maka dalam
penelitian ini bentuk sampling yang digunakan adalah purposive sampling,
dangan kecenderungan untuk memilih informasi berdasarkan posisi dengan akses
tertentu yang dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan permasalahan
ini secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang
menetap. Namun demikian informasi yang dipilih dapat berkembang sesuai
dengan kebutuhan dalam memperolah data.
G. Analisis Data
Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan
transkripsi wawancara, catatan lapangan dan materi-materi yang lain yang telah
anda kumpulkan untuk meningkatkan pemahaman anda sendiri mengenai materi-
materi tersebut dan untuk memungkinkan anda menyajikan apa yang sudah anda
temukan pada orang lain. Analisis data penyusunan, dan pemecahannya ke dalam
unit-unit yang dapat ditangani, perangkumannya, pencarian pola-pola, dan
31 H.B Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta :UNS Press, 2002, hlm 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
penemuan apa yang penting dan apa yang perlu di pelajari, dan dibuatkan
keputusan apa yang akan anda katakana pada orang lain32
Dalam penelitian ini mengunakan analisis data model Miles dan Huberman
ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu :
1. Reduksi data
Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan,
penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi
dalam catatan-catatan lapangan tertulis. 33 mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari
tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah di reduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data penelitian kualitatif dengan teks yang
bersipat naratif.34
3. Verifikasi
Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai
memutuskan apakah makna sesuatu mencatat keteraturan, pola-pola,
penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur kausal, dan proposisi-proposisi.
32 Emzir, Metodologi penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada,2012
hlm 85-86 33 Ibid, hlm 129 34 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (cetakan ke-16), Bandung,
ALFABET, 2012 hlm 249.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Dari ketiga tahap, reduksi data, penyajian data, verifikasi, dapat di
gambarkan seperti bagan berikut:
Bagan 2. Komponen Analisis Data: Model Interatif
H. Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian, sering tekankan pada uji validitas dan
reabilitas, pengujian kredibilitas data hasil penelitian kualitatif antara lain
dilakukan dengan perpanjang pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi,
analisis kasus negative, dan membercheck.35 Dalam penelitian ini peneliti
mengunakan triangulasi dan menggunakan bahan referensi.
1. Triangulasi
Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling umum
digunakan. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
35 Sugiyono, op.cit., hlm 270-276
Pengumpulan
Data Data Display
Penarikan/Verivikasi
Kesimpulan
Reduksi
Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap hal tersebut.36 Menurut Patton triangulasi ada empat
macam yaitu :37
a. Triangulasi sumber yaitu pemeriksaan sumber yang memanfaatkan jenis
sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis.
Triangulasi sumber berlakukan untuk menguji kredibilitas data yang
diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini peneliti
membandingkan data hasil wawancara guru dengan hasil angket siswa.
b. Triangulasi metode yaitu pemeriksaan yang menekankan penggunaan
metode pengumpulan data yang berbeda untuk mengumpulkan data
yang sejenis.
c. Triangulasi peneliti yaitu hasil penelitian baik data atau simpulan
mengenai bagian tertentu atau keseluruhan bisa diuji validitasnya dari
beberapa peneliti lain.
d. Triangulasi teori yaitu pemeriksaan data menggunakan prespektif lebih
dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.
Dalam penelitian ini peneliti mengunakan triangulasi sumber dengan
membandingkan data hasil wawancara guru dan data hasil angket siswa.
Selain itu peneliti juga mengunakan bahan referensi yang dimaksud dengan
bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang
telah ditemukan. Alat-alat bantu perekam data dalam penelitian kualitatif, seperti
kamera, handycam, alat perekam suara sangat diperlukan untuk mendukung
36 Lexy J Moleong, op.cit., hlm 178 37 H.B. Sutopo, op.cit., hlm 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti. Selain triangulasi, peneliti
menggunakan bahan referensi pendukung berupa video hasil rekaman wawancara
agar data yang telah diperoleh lebih dapat dipercaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Depok Sleman semula
berlokasi di Jalan Gowongan Kidul, Yogyakarta. Didirikan pada tahun 1952
dengan Surat Keputusan No. 319982/Kab/52 tanggal 10 September 1952 dengan
nama Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA).
Berdasarkan catatan tulisan tangan Kepala Tata Usaha SMEA I Yogyakarta,
Bapak Soedjono pada tanggal 11 September 1981 yang kemudian diserahkan
kepada Bapak Oentoeng alumni SMEA I Yogyakarta yang kemudian menjadi
Staf Tata Usaha di SMKN 1 Depok sampai sekarang, dapat diceriterakan bahwa
penamaan sekolah sejak berdiri telah mengalami beberapa kali perubahan yaitu :
1. SMEA Dagang 1 Yogyakarta 1952 – 1964
2. SMEA Pembina 1 Yogyakarta 1964 – awal tahun 1980an
3. SMEA 1 Yogyakarta awal tahun 1980an – 1982
4. SMEA Negeri 1 Depok1983 (masa transisi) – 1997
5. SMK Negeri 1 Depok1997 – sekarang
Adapun nama-nama yang pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah ketika
sekolah ini masih berada di Gowongan, Yogyakarta adalah sebagai berikut :
1. Bapak Sudirdjo (SMEA Dagang I Yogyakarta) tahun 1952 – 1957
2. Bapak Kardiyono (SMEA Dagang I Yogyakarta) tahun 1957 – 1964 dan
pernah dijabat oleh Bapak Soenarso sebagai Pdjs. Kepala Sekolah sejak
tanggal 19-7-1964
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3. Bapak Iswoyo Wibowo (SMEA Pembina I Yogyakarta) tahun 1964 – 1974
dan dipimpin oleh Pdjs Kepala Sekolah yang dijabat oleh Bapak Mulyono
Sularso
4. Bapak Wasi Widijarseno, BA (SMEA Pembina I Yogyakarta) tanpa tahun
yang jelas
5. Bapak Drs. Soenarso (SMEA I Yogyakarta) tahun 1981 – sampai dengan
pindah ke Maguwoharjo
6. Pada tahun 1982-1983 SMEA Negeri 1 Yogyakarta secara bertahap berpindah
ke Maguwoharjo, Depok, Sleman sampai sekarang.
Berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 031/O/1997 tanggal 7 Maret 1997 Sekolah Menengah Ekonomi Tingkat Atas
(SMEA) Negeri 1 Yogyakarta berganti nama menjadi Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta yang berkedudukan di Jl.
Ring road Utara Maguwoharjo, Depok, Sleman.
Adapun nama-nama Kepala Sekolah yang pernah memimpin SMKN 1
Depok adalah sebagai berikut :
1. Bapak Drs. Soenarso (alm)- 1986
2. Bapak JM. Soejitno (alm) 1986 – 1990
3. Bapak Roebijo Sigit Seputro (alm) 1990 – 1994
4. Bapak Drs. Suhardi (alm) 1994 – 1999
5. Bapak Drs. Suharno 2002 – 2002
6. Bapak Drs. Supriyadi 2002 – 2007
7. Bapak Drs. Mohammad Effendi, MM 2007 – 2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
8. Bapak Drs. Eka Setiadi, M.Pd. 2010 – sekarang
Program Studi/Jurusan yang pernah dikembangkan adalah :
1. Perdagangan
2. Pembukuan
3. Perkantoran
4. Koperasi
Sekarang SMKN 1 Depok memiliki 4 jurusan / Kompetensi Keahlian yaitu
1. Pemasaran
2. Akuntansi
3. Administrasi Perkantoran
4. Busana Butik
1. Visi dan Misi SMK Negeri 1 Depok Sleman yogyakarata.
a. Visi:
Menghasilkan tamatan yang profesional, berkarakter dan berakhlak mulia.
b. Misi:
1) Mengembangkan budaya sekolah yang berakhlak mulia
2) Mengembangkan suasana belajar aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
3) Melaksanakan KMB dengan pendekatan Competence based Training
(CBT) yang berorientasi pada peninkatan mutu dan keunggulan sesuai
dengan tuntutan dunia kerja.
4) Mengimplementasikan sistem managemen ISO 90001:2008.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
c. Tujuan :
1) Menjadikan SMK Negeri 1 Depok Sleman sebagai lembaga
pendidikan yang berkualitas sesuai Standar Nasional Pendidikan.
2) Mewujudkan tamatan yang mampu mansiri, produktif, kreatif dan
professional dalam mengembangkan kariernya masing-masing.
3) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik melalui
pembinaan agama sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
4) Meningkatkan keunggulan kompetitif di bidang akademis dan non
akademis.38
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan peneliti tentang persepsi guru dan siswa tentang
implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta
meliputi, perencanaan yang meliputi pelatihan, silabus dan RPP. Modul dan
sumber belajar serta evaluasi. Langkah-langkah, perbedaan dilihat dari landasan,
orientasi, metoden serta pengelolaan, dan kendala yang di hadapi guru dan siswa
serta solusi untuk mengatasi kendala tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti adalah sebagai berikut ini.
1. Persepsi guru
Hasil wawancara peneliti di SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta
khususnya pada guru mata pelajaran sejarah, mengenai persepsi mereka
tentang Kurikulum 2013. Pada persepsi guru ini di bagi menjadi beberapa
38http://smkn1depoksleman.sch.id/html/profil.php?id=profil&kode=12&profil=Sejarah%20Singka
t%20SMK%20N%201%20Depok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
bagian yaitu, perencanaan, langkah-langkah, pelaksanaan, perbedaan, dan
evektivitas Kurikulum 2013.
a. Perencanaan implementasi Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah
Setelah melakukan wawancara langsung dengan guru SMK Negeri 1
Depok Sleman Yogyakarta, yaitu Ibu Asni dan Pak Suganda. Berkaitan
dengan perubahan kurikulum Ibu Asni berpendapat bahwa tidak ada masalah
karena kurikulum itu memang harus berubah, karena pemerintah mempunyai
target bahwa pendidikan itu harus ada perkembangan dan peningkatan kalau
tidak ada perubuhan kurikulum, Itu justru membuat perserta didik dan guru
tidak berkembang, serta diperlukannya evaluasi-evaluasi untuk
penyempurnaan kurikulum ke depannya.39 Sementara Pak Suganda
mengatakan bahwa perubahan kurikulum merupakan kebijakan dari pusat,
yaitu kebijakan pemerintah sendiri. jadi setiap sekolah harus taat kepada
kebijakan pemerintah.40
Berkaitan dengan pergantian KTSP menjadi Kurikulum 2013, Ibu Asni
berpendapat bahwa, kurikulum memang harus dievaluasi, jika memang
dianggap membutuhkan pembenahan kurikulum memang harus diganti
dengan kurikulum yang nantinya bisa mengembangkan pendidikan di
Indonesia. Ibu Asni menambahkan bahwa pergantian kurikulum harus diuji
coba terlebih dahulu untuk membuktikan kurikulum apakah bisa dilaksanakan,
sehingga pelaksanaan kurikulum tidak terkesan gegabah. Ujicoba kurikulum
yang dilakukan pada sekolah pilot belum selesai sepenuhnya namun semua
39 Cl. 1 40 Cl. 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
sekolah sudah harus mengunakan Kurikulum 2013, sehingga dalam dalam
pelaksanaan khususnya di SMK Negeri 1 hanya bisa bertahan satu semester
saja.41 Sementara itu menurut Pak Suganda mengapa kurikulum yang lama
harus diganti dengan kurikulum yang baru yaitu untuk meningkat mutu
pendidikan dengan mengembangkan proses pembelajaran yang lebih efektif.42
Berikutnya harapan pemerintah dengan berubahnya kurikulum Ibu Asni
mengatakan pemerintah mengharapkan penyempurnaan di bidang pendidikan,
dengan dibenahinya kurikulum pemerintah mempunyai suatu harapan bahwa
pendidikan di Indonesia bisa jauh lebih berkembang dan lebih maju untuk
memenuhi apa yang diinginkan oleh masyarakat, hanya disini mestinya antara
di lapangan dan pusat harus ada pembicaraan terlebih dahulu mesti ada
tinjauan ke lapangan apakah memang kurikulum harus dirubah total atau
hanya dibenahi, sehingga apa yang diharapkan bisa terlaksanakan.43 Pak
Suganda di sini mengatakan yang diharapkan pemerintah dengan berubahnya
kurikulum, agar pendidikan bisa mengeluarkan lulusan yang punya karakter.44
Berkaitan dengan pelatihan apakah sudah mendapatkan pelatihan yang
cukup untuk melaksanakan kurikulum 2013 khususnya pada mata pelajaran
sejarah Ibu Asni mengatakan beliau mendapat pelatihan, tetapi masih belum
sepenuhnya mengerti. setelah menjalankan Kurikulum 2013 dan harus
berhenti tentu belum cukup untuk mendalami kurikulum 2013.45 Sementara
itu Pak Suganda mengatakan bahwa pelatihan cukup, waktu awal pelaksanaan
41 Cl. 1 42 Cl. 2 43 Cl. 1 44 Cl. 2 45 Cl. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Kurikulum 2013 beliau belum di diklat, setelah proses pelaksanaan baru
beliau mendapat diklat.46
Berkaitan dengan RPP langkah-langkah yang dilakukan dalam
penyusunan RPP kurikulum 2013, menurut Ibu Asni sebenarnya langkah-
langkahnya sudah ada, pada kompetensi inti sudah menjadi patokan jadi tidak
bisa diubah, kemudian yang dikembangkan pada kompetensi dasar serta
indikator disesuaikan dan ada langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
guru mulai dari persepsi atau penghagatan suasana, dikaitkan dengan mata
pelajaran yang diampu selanjutnya di arahkan. Jadi disini guru haruh pandai
mensiasati karena di Kurikulum 2013 guru tidak boleh bicara banyak (guru
sentris) menjadi siswa yang lebih berperan, guru hanya sebagai fasilitator,
beliau juga mengatakan waktu di pelatihan dikatakan untuk bicara didepan
kelas dibatasi hanya 3-5 menit, bahkan secara ektrim dikatakan kalau guru
terlalu banyak bicara menerangkan didepan kelas itu dosa hukumnya, karna
tidak memberikan keleluasaan untuk siswa belajar banyak atau mengkaji lebih
bebas, guru hanya membuka dan sebagainya, mengarahkan misalnya hari ini
pokok bahasannya apa kemudian diberikan sekilas langkah-langkahnya seperti
apa.47
Menurut Pak Suganda langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusun
RPP pada kurikulum 2013, yang pertama harus dilakukan menganalisis
kompetensi inti dan kompetensi dasar tujuannya untuk merumuskan indikator,
setelah indikator dirumuskan kemudian merumuskan tujuan pembelajaran
46 Cl. 2 47 Cl. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
yang akan dilaksanakan baru mengembangkan materi pembelajaran setelah
megembangkan materi pembelajaran menentukan metode apa yang harus
diterapkan untuk melaksanakan pembelajaran setelah menentukan metode
pembelajaran dilanjutkan dengan mengembangkan proses pembelajaran dalam
mengembangkan proses pembelajaran ada langkah-langkah, pertama
pendahuluan atau apersepsi, memberi motivasi pada siswa kemudian setelah
pendahuluan ada kegiatan inti, proses pembelajaran yang sesungguhnya harus
ada kekompakkan antara guru, murid, metode belajar.48
Berikut berkaitan dengan modul dan sumber belajar, apakah modul dan
sumber belajar sudah memadai untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan
Kurikulum 2013 berhubungan dengan pertanyaan tersebut Ibu Asni
mengatakan belum, untuk modul tentu saja kita bekerja sama dengan para
penerbit buku pelajaran seperti intan pariwara dan lain-lain, kemudian kita
harus membandingkan satu dengan yang lain nya, kemudian dari pemerintah
sediri menjanjikan guru mendapatkan buku, semua siswa mendapatkan buku
tetapi pada praktek pelaksanaanya kemaren, pelajaran sudah harus mulai
berjalan tetapi buku dan modul belum ada, sehingga guru harus mencari
materi sendiri.49 Menurut Pak Suganda juga belum. Alasan karna proses
pembelajaran sudah berjalan modul belum datang, buku siswa ,buku guru juga
belum datang.50
Selanjutnya penyusunan evaluasi yang bertujuan untuk melihat seberapa
jauh pencapaian siswa, Ibu Asni mengatakan penyusunan evaluasi yang
48 Cl. 2 49 Cl. 1 50 Cl. 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
bertujuan untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa pada kurikulum 2013
dapat dihat dari berbagai aspek, ada penilaian guru, sesama teman dan
penilaian diri sendiri, semua dapat dinilai dari keterampilan, pengetahuan dan
keaktifan siswa.51 Menurut Pak Suganda penyusunan evaluasi yang bertujuan
untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa pada kurikulum 2013 terutama
yang berkaitan dengan pendidikan karakter dengan membuat format penilaian
untuk memudahkan penilaian.52
b. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam implementasi Kurikulum 2013
Langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran sejarah, dalam
memilih metode pembelajaran apa pertimbangan dalam memilih metode
tersebut. Dalam hal ini Ibu Asni mengatakan metode diskusi dan penelitian
yang Ia gunakan dalam pembelajaran sejarah terutama pada Kurikulum 2013,
dikarenakan metode diskusi akan membuat siswa banyak berpikir dan dengan
diskusi juga peserta didik harus memecahkan persoalan dengan teman, serta
mempersentasikannya. Dari persentasi dan tanya jawab, serta menjawab
pertanyaan kemudian di simpulkan dalam bentuk portopolio, diserahkan pada
guru sebagai bukti fisik. Dan ada penilaian pada anak yang berdiskusi seperti
suasananya seperti apa dan dilihat dari keaktifan siswa masing-masing.53
Menurut Pak Suganda yang pertama dilakukan harus mempunyai RPP, di
dalam RPP harus memasukan pendidikan karakter dan metode yang Pak
Suharto gunakan adalah metode diskusi walaupun sulit tetapi efektif, untuk
penilaian guru harus betul-betul fokus, Pak Suharto juga menjelaskan langkah
51 Cl. 1 52 Cl. 2 53 Cl. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
pembelajaran dalam metode diskusi, yang pertama membentuk kelompok
diskusi kemudian memberi materi yang harus didiskusikan kemudia peserta
didik dapat mencari materi mengunakan buku atau browsing, setelah selesai
dipaparkan di depan kelas, keuntungan dalam metode ini kita bisa menilai
pengetahuan maupun karakternya, sulitnya guru tidak bisa menilai satu-
persatu anak pada waktu diskusi.54
c. Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP
Perbadaan mendasar dari Kurikulum 2013 dan kurikulum sebelumnya
dapat dilihat dari landasan pelaksanaannya, orientasi, metode dan dalam
pengelolaan. Dilihat dari landasan pelaksanaan dari hasil wawancara pertama
dari Ibu Asni mengatakan, Pada Kurikulum 2013 guru tidak banyak bicara,
peserta didik mencari sendiri materi pelajaran dan menganalisisnya, guru
hanya sebagai pasilitator, sedangkan KTSP guru dan murid mempunya porsi
yang hampir sama dalam pembelajaran.55 Menurut Pak Suganda KTSP
menekanan pada pengetahuan, anak didik diharapkan pintar, sehingga banyak
terjadi korupsi karena hanya pintar saja. Sementara Kurikulum 2013
menekankan pada karakter, peserta didik tidak hanya pintar semata, tetapi
memiliki karakter yang kuat dan diharapkan kedepannya tidak ada korupsi-
korupsi lagi sehingga membuat hubungan antara masyarakat dan pemerintah
menjadi lebih baik.56
Berikutnya berkaitan dengan orientasi, apakah KTSP dan Kurikulum
2013 memiliki orientasi yang sama ataukah keduanya memiliki perbedaan
54 Cl. 2 55 Cl. 1 56 Cl. 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
orientasi. Ibu Asni mengatakan ada persamaan dan perbedaan, untuk
persamaannya Kurikulum 2013 dengan KTSP anak sudah diberikan
keleluasaan untuk berpendapat, jadi anak diberi materi, anak membuat
makalah, lalu persentasi, menangapi pertanyaan lalu menyimpulkan, pada
KTSP guru sebagai moderator, guru mengarahkan siswa, jadi perang guru
masih besar, paling tidak 50%, tapi pada Kurikulum 3013 siswa dibebaskan,
guru sebagai pendengar saja tetapi secara diam-diam guru menilai proses
pembelajaran. Beliau menambahkan bahwa pada pelatihan dikatakan guru
harus bisa menguasai kelas dengan porsi bicara didepan kelas yang sangat
minim, bahkan seorang guru tidak boleh menyombongkan diri, banyak guru
yang merasa lebih berpengalaman sehingga guru bisa menguasai kelas dan
memusatkan semuanya pada guru. Jadi guru harus rendah hati dan bisa saling
memberi dan menerima.57
Selanjutnya pertanyaan yang berkaitan dengan pengunaan metode pada
Kurikulum 2013 dan KTSP apakah mengunakan metode yang sama. Ibu Asni
mengatakan metode yang digunakan pada Kurikulum 2013 dan KTSP masih
sama hanya yang membedakan peran gurunya, pada Kurikulum 2013 peran
guru sangat sedikit, sedangkan pada KTSP guru berperang banyak dalam
menjelaskan pelajaran.58 Sedangkan Pak Suganda mengatakan metode
pembelajaran tergantung dari kompetensi dasar, jadi metode yang digunakan
ada yang sama dan ada yang tidak, kalau KTSP metode yang digunakan yaitu
diskusi dan juga tanya jawab. Sedangkan Kurikulum 2013 metode yang
57 Cl. 1 58 Cl. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
digunakan kebanyakan diskusi, guru memberikan pada anak untuk lebih
kreatif karna Kurikulum2013 guru hanya bersifat fasilitator, jadi yang aktif
harus siswa itu sendiri.59
Setelah menanyakan tentang landasan, orientasi, dan metode yang
digunakan, selanjutnya peneliti menanyakan metode apa yang paling efektif
dalam mencapai tujuan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran sejarah.
Ibu Asni mengatakan metode diskusi, karena pada metode diskusi guru
memberi kebebasan pada pada siswa untuk belajar sendiri.60 Dan Pak Suganda
mengatakan metode yang paling efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran
adalah metode diskusi karena banyak yang hal yang bisa di dapatkan baik
guru maupun peserta didik.61
Berkaitan dengan pengelolaan kurikulum apa yang berbeda dari
kurukulum KTSP dan Kurikulum 2013 dari penyusunan , pelaksanaan, hingga
evaluasi. Ibu Asni mengatakan semuanya hampir sama, tetapi pada Kurikulum
2013 penilaian sangat sulit dan melalui proses yang panjang.62 Dilain pihak
Pak Suganda mengatakan pada Kurikulum 2013 penyusunan yang berkaitan
dengan RPP harus ada karakter, KI 1, KI 2. Kompetensi satu berkaitan dengan
Tuhan dan Kompetensi dua berkaitan sesama manusia pada KTSP tidak. Dari
pelaksanaannya pada Kurikulum 2013 mengunakan pendekatan saintifik yaitu
pendekatan dengan sistem 5M, mengamati, menannya, mengumpulkan
informasi, menyimpulkan dan menginformasikan. Evaluasi pada Kurikulum
59 Cl. 2 60 Cl. 1 61 Cl. 2 62 Cl. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2013 terlalu rumit, penilaian pada setiap anak harus teliti dan terinci berbeda
dengan KTSP tidak serumit Kurikulum 2013. Beliau menambahkan istilahnya
pada KTSP sudah baik dan sudah sesuai dengan kebutuhan pendidikan di
Indonesia sekarang ini, dan pada Kurikulum 2013 terjadi penyempurnaan
kurukulum yang mencakup segala aspek keterampilan, pengetahuan, dan
keimanan.63
Kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum 2013, Ibu Asni mengatakan
Kurikulum 2013 memberikan keleluasaan pada siswa sehingga siswa lebih
aktif, anak-anak yang tidak aktif pasti akan tertinggal dalam pelajaran. Siswa
juga bisa membuat jejaring dan siswa bisa searching, jadi dikelas siswa tidak
boleh dilarang membawa alat elektronik karena akan menunjang pembelajaran
di kelas. Guru juga bebas berdiskusi dengan siswa untuk mengarahkan siswa
belajar sehingga siswa tidak main-main, beliau menambahkan bahwa cara ini
sudah diterapkan diluar negeri, Indonesia sendiri sebenarnya tertinggal dan
akan mencoba dengan persiapan yang belum matang. Kekurangannya sendiri
pada Kurikulum 2013 dari segi penilaiaannya yang sangat sulit karena banyak
aspek yang harus dinilai.64
Pak Suganda mengatakan kelebihan Kurikulum 2013 pembelajaranya
mengunakan sistem pendekatan scientific yang bagus sekali untuk siswa
karena siswa diberi motifasi diberi kesempatan untuk mengembangkan diri.
Dalam Kurikulum 2013 juga terdapat pendekatan karakter. Untuk kekurangan
beliau mengtakan hanya dalam penilaian. Penilaian sangat rumit, guru hanya
63 Cl. 2 64 Cl. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
fokus pada penilaian jadi proses pembelajaran kurang didalami oleh guru,
karena fokus pada penilaiannya saja, beliau sendiri berharap jika Kurikulum
2013 diterapkan lagi pemerintah harus mengoreksi yang berkaitan dengan
penilaian agar bisa lebih disederhanakan.65
d. Efektivitas Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah
Efektivitas Kurikulum 2013 dalam pembelajara sejarah terutama pada
SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta, Ibu Asni mengatakan efektif
karena sekolah SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta, memang dituntut
dan sudah terbiasa karena dulunya SMK Negeri 1 Depok merupakan RSBI
(Rintisan Sekolah Standar Internasional).66 Sementara itu Pak Suganda
mengatakan secara keseluruhan Kurikulum 2013 belum efektif dikarenakan
sumber belajar, berupa modul dan sumber belajar lainnya yang dibuat oleh
pusat datangnya terlambat, kemudian sosialisasi kurang dan persiapan yang
minim, mamun di SMK Negeri 1 Yogyakarta, Kurikum 2013 yang berjalan
satu semester sudah efektif.67
2. Persepsi siswa
Persepsi siswa terhadap implementasi Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1
Depok di bagi dalam beberapa kategori sebagai berikut : pesiapan dalam
menghadapi kurikulum 2013, pembelajaram sejarah dengan kurikulum 201.
Metode mengajar yang digunakan oleh guru sejarah. Efektivitas pembelajaran
sejarah dengan kurikulum 2013. Dapat dilihat dari table-tabel dibawah ini,
yang merupakan hasil kuesioner (angket) yang diberikan pada siswa.
65 Cl. 2 66 Cl. 1 67 Cl. 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 3. Daftar responden
No Kelas
Jumlah Responden
1 XII Akutansi
31
2 XII Pemasaran
30
3 XII Adminitrasi Perkantoran
29
Jumlah
90
Dapat dilihat dari tabel 3 bahwa jumlah responden ada 90 siswa, terdiri
dari 31 siswa kelas XII AK, 30 siswa kelas XII PM, dan 29 siswa kelas XII
AP, ada beberapa anak yang tidak hadir pada setiap kelas.
a. Persiapan dalam menghadapi pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
Tabel 4. Persiapan siswa menghadapi kurikulum 2013
N
o Kelas
Pilihan
Angket/Kuesioner Persentase %
Ya Tidak Ya Tidak
1 XII AK 0 3I 0 % 100%
2 XII PM 0 30 0 % 100%
3 XII AP 9 20 31,0 % 69,0 %
Pada tabel 4 dapat kita lihat bahwa siswa di kelas XII AK tidak ada atau
0% anak yang melakukan persiapan dalam menghadapi pembelajaran dengan
Kurikulum 2013 dan 31 orang atau 100% anak mengatakan tidak melakukan
persiapan dalam menghadapi pembelajaran dengan Kurikulum 2013. Dan ini
juga sama dengan apa yang dapat kita lihat pada siswa di kelas XII PM tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
ada atau 0 % anak yang melakukan dalam menghadapi pembelajaran dengan
Kurikulum 2013 dan 30 orang atau 100% anak mengatakan tidak melakukan
persiapan dalam menghadapi pembelajaran dengan Kurikulum 2013. Berbeda
dengan siswa di kelas XII PM sebanyak 9 orang anak atau 31,0% mengatakan
bahwa mereka melakukan persiapan dalam menghadapi pembelajaran dengan
Kurikulum 2013 dan sisanya 20 orang atau 69,0% mengatakan tidak
melakukan persiapan. 100% anak kelas kelas XII AK dan kelas XII PM dan
ada 20 anak kelas XII AP atau 96 % mengatakan tidak melakukan persiapaan
kareka Kurikulum 2013 dilakukan secara mendadak tidak adanya sosialisasi
pada murid, sehingga mereka tidak mengerti sama sekali dengan Kurikulum
2013, dan ada 9 orang anak atau 31% anak kelas XII AP menyatakan
melakukan persiapan karena memang harus melakukan persiapan jadi
perubahan kurikulum sudah menjadi keputusan sekolah maka siswa harus siap
menghadapinya walaupun susah karena penerapannya yang mendadak.
b. Proses belajar mengajar dengan Kurikulum 2013
Tabel 5. Pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
No Kelas
Pilihan Angket/Kuesioner
Persentase % menyenangka
n
Tidak
Menyenangkan
1 XII AK 0 31 0 100
2 XII PM 0 30 0 100
3 XII AP 2 27 6,9 93,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Pada tabel 5 terlihat bahwa siswa di kelas XII AK sebanyak 0 orang
atau 0% mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan kurikulum 2013
menyenangkan dan 31 anak atau 100% menyatakan bahwa pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013 tidak menyenangkan dan siswa kelas XII PM
juga tidak ada anak atau 0% anak yang menyatakan bahwa pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013 menyenangkan dan sebanyak 30 anak atau
100% menyatakan pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 tidak
menyenangkan serta pada siswa kelas XII AP ada 2 orang anak atau 6,9%
mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
menyenangkan dan 27 anak atau 93,1% mengatakan bahwa pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013 tidak menyenangkan 100 % anak kelas XII
AK dan kelas XII PM serta 93,1% anak kelas XII AP mengatakan bahwa
pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 tidak menyenangkan karena
mereka sudah terbiasa dengan kurikulum sebelumnya, bahwa sesuatu
dijelaskan oleh guru sementara Kurikulum 2013 mereka diharuskan belajar
sendiri jadi peran guru berkurang sehingga hasil belajar mereka tidak
maksimal sementara ada 2 orang anak atau 6,9% anak dari kelas XII AP yang
mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
menyenangkan, memberikan alasan bahwa mereka dibebaskan mencari
sumber dari internet sehingga mereka bebas untuk mencari materi yang belum
mereka mengerti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
c. Metode mengajar yang digunakan oleh guru sejarah
Tabel 6. Metode mengajar guru sejarah
No Kelas
Pilihan
Angket/Kuesioner Persentase %
Ya Tidak Ya Tidak
1 XII AK 29 2 90,3 6,5
2 XII PM 29 1 96,7 3,3
3 XII AP 27 2 93,1 6,9
Pada tabel 6 terlihat bahwa siswa di kelas XII AK sebanyak 28 orang
atau 90,3% yang mengatakan bahwa metode yang guru mereka gunakan sudah
mengarahkan mereka berfikir analitis sementara sisanya yaitu 2 orang atau
6,9% mengatakan bahwa metode yang digunakan guru mereka belum
mengarahkan mereka untuk berfikir analitis. Untuk kelas XII PM jumlah
siswa yang mengatakan bahwa metode yang guru mereka gunakan sudah
mengarahkan mereka berfikir analitis adalah sebanyak 29 orang atau 96,7%
dan sisanya 1 orang atau 3,3% mengatakan metode yang digunakan guru
mereka belum mengarahkan mereka berfikir analitis. Serta pada kelas XII AP
jumlah siswa yang mengatakan bahwa metode yang guru mereka gunakan
sudah mengarahkan mereka berfikir analitis adalah sebanyak 27 orang atau
93,1% dan sisanya 2 orang atau 6,9% mengatakan metode yang digunakan
guru mereka belum mengarahkan mereka berfikir analitis. Alasan siswa kelas
XII AK mengatakan bahwa metode yang digunakan guru mereka sudah
mengarahkan mereka berfikir analitis adalah karena mereka harus mencari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
materi pembelajaran sendiri dan guru sangat sedikit menjelaskan jadi mereka
harus mengalisis permasalahan sendiri dan mereka sering berdiskusi untuk
membahas materi pembelajaran. Sementara yang mengatakan metode yang
digunakan guru mereka tidak mengarahkan mereka berfikir analitis. Karena
pembelajaran dengan kurikulum 2013 yang diangap mereka susah, dimana
kurang penjelasan dari guru jadi mereka tidak mengerti. Untuk kelas XII PM
siswa yang mengatakan bahwa metode yang guru mereka gunakan sudah
mengarahkan mereka berfikir analitis beralasan karena pada pembelajaran
sejarah mereka terbiasa melakukan melakukan identifikasi masalah sendiri,
dan soal yang diberikan oleh guru mereka mengarahkan mereka untuk berpikir
analitis sementara itu untuk kelas XII AP siswa yang mengatakan bahwa
metode yang guru mereka gunakan sudah mengarahkan mereka berfikir
analitis beralasan mereka diberi kebebasan untuk memecahkan masalah
sendiri dan mencari materi sendiri dari berbagai sumber yang mengharuskan
mereka untuk berfikir analitis.
d. Efektivitas pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
Tabel 7. Persepsi tentang pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
No Kelas
Pilihan
Angket/Kuesioner Persentase %
Ya Tidak Ya Tidak
1 XII AK 23 8 74,2 25,8
2 XII PM 23 7 76,7 23,3
3 XII AP 2 27 6,9 93,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Pada tabel 7 terlihat bahwa kelas XII AK sebanyak 23 orang atau 74,2%
yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah
efektif sementara 8 orang atau 25,8 % mengatakan bahwa pembelajaran
sejarah dengan Kurikulum 2013 tidak efektif. dan kelas XII PM sebanyak 23
orang atau 76,7% yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan
Kurikulum 2013 sudah efektif sementara 7 orang atau 23,3% mengatakan
bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 tidak efektif serta pada
kelas XII AP sebanyak 2 orang atau 6,9% yang mengatakan bahwa
pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013 sudah efektif sementara 27
orang atau 93,1% mengatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan Kurikulum
2013 tidak efektif. Kelas XII AK yang menjawab ya beralasan karena dalam
pelaksanaan selama satu semester mereka merasa kurikulum yang di terap
sudah afektip dan metode yang guru mereka ajarkan sudah sesuai dengan
Kurikulum 2013 yang menjawab tidak, beralasan bahwa Kurikulum 2013
menuntut sarana dan prasarana yang memadai terutama IT jadi mereka merasa
belum efektif karena kurangnya pasilitas yang mereka miliki. Kelas XII PM
menjawab ya beralasan bahwa nilai yang mereka peroleh sudah melebihi
KKM jadi kurikulum sudah efektif dilihat dari pencapai nilai mereka. yang
menjawab tidak karena pada pembelajaran mereka banyak mengunakan
diskusi yang memakan banyak waktu. Sementara untuk kelas XII AP alasan
mereka menjawab ya karena guru sudah menerapkan metode mengajar yang
di terapkan pada Kurikulum 2013 dan yang menjawab tidak beralasan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
modul dan sumber belajar belum memadai jadi mereka hanya mengharapkan
sumber dari internet.
3. Kendala beserta solusi guru dalam pengimplementasian Kurikulum 2013
Kendala yang dialami ketika melaksanakan Kurikulum 2013 yang
pertama menurut Ibu Asni mengatakan yang menjadi kendalanya yaitu
keterlambatan buku pelajaran, pelajaran sudah dilaksanakan modul belum ada.
Serta proses penilai yang begitu rumit jadi melakukan serangkaian penilaian
yang panjang hanya untuk mendapat satu nilai akhir. Menurut pak Suganda
kendala yang dialami ketika pelaksanaan Kurikulum 2013, adalah modul dan
sumber belajar yang terlambat datang, selain itu penilaian, yang dinilai beliau
sangat sulit dan rumit.
Dengan adanya kendala pada pelaksanaan tentunya ada usaha untuk
mengatasi kendala yang dihadapi di dalam mengatasi kendala yang dihadapi
Ibu Asni tidak kaget,karna beliau dibesarkan di sanata dharma, mengatasi
kendala berupa keterlambatan modul dan sumber belajar Ibu Asni mencari
sendiri buku sumber belajar dan memang setiap guru harus punya buku
pegangan paling tidak enam sampai delapan buku untuk membandingkan,
sehingga kalau nanti ada pertanya dari siswa guru tidak kebingungan dan
beliau membuat lampiran materi dari buku yang ada untuk mensiasati sumber
belajar yang belum tersedia. Sementara menurut Pak Suganda berkaitan
dengan sumber belajar beliau mencari di internet, dan anak didik juga disuruh
mencari materi sendiri untuk kendala di penilaian yang rumit, beliau membuat
format penilaian yang lebih sederhana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
4. Kendala beserta solusi siswa dalam pengimplementasian Kurikulum 2013
a. Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran dengan Kurikulum 2013
Tabel 8. Kendala yang di hadapai dalam pembelajaran sejarah dengan
Kurikulum 2013
No Kelas
Pilihan
Angket/Kuesioner Persentase %
Ya Tidak Ya Tidak
1 XII AK 31 0 100 0
2 XII PM 30 0 100 0
3 XII AP 29 0 100 0
Pada tabel 8 terlihat bahwa kelas XII AK sebanyak 29 orang atau 90.3%
mendapatkan kendala dalam pembelajaran 2013 khususnya di mata pelajaran
sejarah, sementara 2 orang atau 6,5 % mengatakan tidak mendapatkan kendala
dalam pembelajaran 2013 khususnya di mata pelajaran sejarah dan kelas XII
PM sebanyak 30 orang atau 100% mendapatkan kendala dalam pembelajaran
dengan kurikulum 2013 khususnya di mata pelajaran sejarah, tidak ada anak
yang tidak mendapatkan kendala serta kelas XII AP sebanyak 29 orang atau
100% mendapatkan kendala dalam pembelajaran 2013 khususnya di mata
pelajaran sejarah dan tidak anak yang menjawab tidak mendapatkan kendala
dalam pembelajaran dengan kurikulum 2013 khususnya pada mata pelajaran
sejarah. Alasan mereka menjawab ya pada kelas XII AK, XII PM dan XII AP
yaitu keterlambatan modul dan sumber belajar yang membuat mereka
kesulitan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
b. Solusi untuk mengatasi kendala
Table 9. Upaya siswa mengatasi kendala
No Kelas
Pilihan
Angket/Kuesioner Persentase %
Ya Tidak Ya Tidak
1 XII AK 31 0 100 0
2 XII PM 28 0 100 0
3 XII AP 29 0 100 0
Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa pada kelas XII AK 31 anak atau 100%
anak melakukan tindakan untuk mengatasi kendala yang mereka alami, untuk
kelas XII PM 28 anak atau 93,3 % melakukan tindakan untuk mengatasi
masalah yang mereka alami dan 2 anak atau 6,7% tidak melakukan tindakan
serta di kelas XII AP ada 28 anak atau 96,6 % melakukan tindakan untuk
mengatasi kendala yang mereka alami dan 1 orang anak atau 3,4 % tidak
melakukan tindakan, pada kelas XII AK, XII PM dan kelas XII AP yang
melakukan tindakan untuk mengatasi kendala yang mereka alami, mereka
berusaha melakukan untuk mengatasi kendala sebisa mereka seperti banyak
membaca buku di perpustakaan mencari materi dari internet, membentuk
kelompok belajar untuk lebih memperdalam pemahan mereka tentang materi
yang diajarkan disekolah.
c. Pembahasan
1. Persepsi guru dalam Implementasi Kurikulun 2013 di SMK Negeri 1 Depok
Sleman Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
a. Perencanaan implementasi Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran sejarah
Kurikulum harus berubah untuk perkembangan dan peningkatan kualitas
pendidikan yang ada saat ini. Kurikulum harus bersifat dinamis, artinya
kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman,
ilmu pemgetahuan dan teknologi, tingkat kecerdasan peserta didik, kultur,
sistem nilai, serta kebutuhan masyarakat.68 Kurikulum harus bisa
menyesuaikan dengan kondisi dan perkembangan yang ada, pemerintah pusat
tentunya sangat mengerti akan hal ini maka dari itu pemerintah berusaha
menyempurnakan Kurikulum 2013 agar dapat dijalankan kembali.
Muhammad Nuh, menyatakan bahwa perubahan dan pengembangan
Kurikulum 2013 penting dan genting, pentinya perubahan kurikulum terutama
untuk menghadapi berbagai perubahan yang terjadi dalam percaturan global.69
Perubahan kurikulum dilakukan oleh pemerintah sendiri untuk
penyempurnaan dibidang pendidikan sendiri, agar pendidikan bisa lebih
berkembang dan maju serta untuk meninggkatkan mutu pendidikan,
implementasi Kurikulum 2013 diharapkan membawa kemajuan, dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran, sekaligus meningkatkan mutu
pendidikan pada umumnya; dan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas,
kreatif, inivatif, dan berkarakter, yang dapat membawa bangsa dan negara ini
menjadi bangsa yang terhormat dan bermartabat.70 Perlu koordinasi antara
pemerintahan pusat dan di lapangan atau disetiap sekolah membentuk
68 Zainal Arifin, Konsep dan Model pegembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
2011, hlm 2 69 Mulyasa. E, op.cit., hlm 15 70 Mulyasa. E, op.cit., hlm 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
persamaan persepsi teruma di guru, agar setiap guru bisa menyiapkan
pendidikan yang efektif melalui proses yang kreatif dan inovatif.
Dalam praktik, guru merupakan ujung tombak pengembangan kurikulum
sekaligus sebagai pelaksana kurikulum di lapangan. Guru juga sebagai sebagai
faktor kunci (key factor) dalam keberhasilan suatu kurikulum. Bagaimanapun
baiknya suatu kurikulum disusun, pada ahirnya akan sangat tergantung pada
kemampuan guru di lapangan.71 Pelatihan sangat penting bagi setiap guru
dalam dalam pelaksanaan kurikulum, setiap guru sudah mendapatkan
pelatihan yang cukup untuk melaksanakan Kurikulum 2013.
Langkah-langkah dalam menyusun RPP Kurikulum 2013, yang pertama
guru harus mencantumkan identitas RPP, termasuk didalam KI, KD dan
indikator pembelajaran, dan selanjutnya merumuskan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut, menentukan metode yang
digunakan pada proses pembelajaran serta mengembangkan proses
pembelajaran, dalam pemgembagan proses pembelajaran termasuk
didalamnya pendahulua atau apersepsi, kegiatan inti yaitu proses
pembelajaran yang sebenarnya dan terahui penutup serta eveluasi. RPP paling
tidak harus memuat: 1) tujuan pembelajaran; 2) materi pelajaran; 3) metode
pelajaran; 4) sumber belajarar; 5) penilaian. Komponen tersebut secara
operasional diwujudkan dalam bentuk format.72
Modul dan sumber belajar belum menunjang pemebelajaran dalam
Kurikulum 2013, penyuplaian buku terlambat sehingga menghambat proses
71 Zainal Arifin, op,cit., hlm 15 72 Abdul Majid & Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum 2013,
Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2014, hlm 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
pembelajaran, setiap guru berusa sebisa mungkin mencari sumber yang ada,
untuk melakukan pembelajaran. Keterlambatan penyaluran modul dan sumber
belajar yang menjadi salah satu penghambat pembelajaran. Pendidikan wajib
memiliki prasarana yang meliputi prabot, peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran
yang teratur dan berkelanjutan.73 Kunci sukses kelima yang menentukan
keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah fasilitas dan sumber
belajar yang memadai, agar kurikulum yang sudah dirancang dapat
dilaksanakan secara optimal.74
Dalam eveluasi,untuk menilai seberapa jauh pencapaian siswa dilakukan
dengan beberapa penilaian, penilaian dari guru, penilaian sesama teman, dan
penilaian diri sendiri. serta membuat format penilaian utuk mempermudah
proses penilaian. Penilaian perlu dilakukan secara adil. Prinsip ini diikuti
prinsip lain agar penilaian bisa dilakukan secara objektif, karena penilai yang
adil tidak dipengaruhi oleh factor keakraban (hallo effect), menyeluruh,
mempunyai kriteria yang jelas, sehingga mampu menunjukan prestasi belajar
peserta didik sebagai mana adanya.75
b. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam implementasi Kurikulum 2013
Metode yang digunakan guru SMK Negeri 1 Depok pada Kurikulum
2013, mengunakan metode diskusi, dimana siswa dapat memecahkan
masalahnya sendiri yang mengharuskan siswa banyak berpikir, membangun
73 Mulyasa. E, op.cit., hlm 23 74 Ibid, hlm 49 75 Ibid, hlm 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
jejaring antar teman dan siswa memprentasikannya kedepan, sehingga
mempermudah guru melihat keaktifan siswa, guru bisa menilai pengetahuan
siswa maupun karakter siswa. Metode yang digunakan semua berpusat pada
siswa guru hanya sebagai fasilitator. Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
lebih menekankan pada pembelajaran kontekstual dengan student center.76
dalam pembelajaran yang prodektif, kreatif, inovatif, dan bekarakter guru
harus berperan sebagai fasilitator, dengan member kemudahan bagi seluruh
peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara maksimal.77
c. Perbedaan mendasar dari Kurikulum 2013 dan kurikulum yang sebelumnya
Guru SMK Negeri 1 Depok menjelaskan perbedaan landasan empiris ,
KTSP siswa sudah diberi keleluasaan untuk berpendapat, namun peran guru
sebagai moderator masih besar dalam pembelajaran, Kurikulum 2013 guru
sebagai fasilitator guru mengarahkan pembelajaran yang ingin dicapai, seterus
yang menjalankan adalah peserta didik yang secara aktif memecahkan
masalah yang ditemukan dengan teman sekelas, bertujuan meningkatkat rasa
ingin tau, keaktifan, siswa diharapkan tidak hanya pintar tetapi memiliki
karakter yang kuat. Dalam rangka menciptakan iklim pembelajaran yang
kondusif, dan pembelajaran yang dapat membangkitkan rasa ingin tau peserta
didik, guru harus mengubah metode pembelajaran yang biasa dilakukan, yakni
pembelajaran yang berpusat pada guru (TCL) ke metode yang berpusat pada
peserta didik (SCL)78. Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan ketentuan
yuridis yang mewajibkan adanya perkembangan kurikulum baru, landasan
76 Ibid, hlm 131 77 Ibid, hlm 53 78 Ibid, hlm 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
filosofis, dan landasan empiris. Landasan yuridis merupakan ketentuan hukum
yang dijadikan dasar untuk pengembagan kurikulum dan mengharuskan
adanya pengembagan kurikulum baru. Landasan filosofis adalah landasan
yang mengarah kurikulum kepada manusia apa yang harus dihasilkan
kurikulum. Landasan teoritis memberikan dasar-dasar teoritis pengembagan
kurikulum sebagai dokumen dan proses. Landasan empiris memberi arahan
berdasarkan pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku di lapangan.79
Dari hasil analisis Kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013,
kelebihan dari Kurikulum 2013, memberikan keleluasaan yang meningkatkan
keaktifan siswa anak-anak akan tertingal dalam pemebelajaran bila tidak aktif,
dalam pengunaan media pembelajaran sangat di bebaskan, termasuk
mengunakan alat eletronik dan jaringan internet yang sangat menunjang
pembelajaran dikelas serta pengunaan pendekatan saintifik yang bagus untuk
siswa mengembang diri. Menggali informasi melalui observing/ pengamatan,
questioning/ bertanya, experimenting/percobaan, kemudian mengolah data
atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan
menganalisis, associating/menalar, kemudian menyimpulkan, dan
menciptakan serta membentuk jaringan/ networking.80 Kekurangan Kurikulum
2013 terdapat pada penilaian, penilaian yang tergolong rumit dengan proses
yang sangat panjang dan banyak aspek yang harus dinilai dari proses, produk
dan sikap pada proses penbelajaran guru sendiri harus fokus pada penilaian.
79 Abdul Majid & Chaerul Rochman, op.cit., hlm 10 80 Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abab 21, Bogor Ghalia
Indonesia, 2014 hlm 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Teknik penilaian dalam pembelajaran dengan pendekatan scientific
dapat dilakukan dengan; penilaian proses, penilain produk, dan penilaian
sikap. Penilaian pada 3 aspek tersebut dapat dijelaskan sebgai berikut.
1) Penilaian proses atau keterampilan, dilakukan melalui observasi saat siswa
bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi maupun saat persentasi
dengan mengunakan lembar observasi kinerja.
2) Penilaian produk berupa pemahaman konsep, prinsip dan hukum
dilakukan dengan tes tertulis.
3) Penilaian sikap, melalui opservasi saat siswa bekerja kelompok, bekerja
individu, berdiskusi maupun saat persentasi dengan mengunakan lember
obsevasi sikap.81
d. Efektivitas Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah
Berdasarkan hasil penelitian Kurikulum 2013 berjalan dengan efektif
pada SMK Negeri 1 Depok khususnya pada mata pelajaran sejarah, dilihat
dari kesiapan dan sudah tuntutan bagi setiap sekolah untuk mempersiapkan
diri, menyambut kurikulum baru, dari dasar sekolah juga sudah tebiasa kerena
dulunya SMK Negeri 1 Depok merupakan rintisan sekolah standar
internasional.
2. Persepsi Siswa
a. Persiapan dalam menghadapi Kurikulum 2013
Dari hasil analisis sebanyak 90% siswa tidak melakukan persiapan
dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, dikarenakan kurangnya sosialisasi akan
81 Ibid, hlm 396
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
adanya pergantian kurikulum, mereka tidak mengetahui Kurukulum 2013 dan
pelaksanaan kurikulum yang tiba-tiba langsung diterapkan disekolah-sekolah.
Sosialisasi dalam implementasi Kurikulum sangat penting dilakukan, agar
semua pihak yang terlibat dalam implementasinya dilapangan paham dengan
perubahan yang akan dilakukan sesuaia dengan tugas pokok dengan fungsinya
masing-masing, sehingga mereka memberi dukungan terhadap perubahan
kurikulum yang dilakukan.82 Dan 10% anak melakukan persiapan karena
memang menjadi kewajiban merekan untuk melakukan persiapan walaupun
dengan persiapan seadanya walaupun mereka juga belum mengerti secara
menyeluruh tentang Kurikulum 2013.
b. Proses belajar mengajar dengan Kurikulum 2013
Hasil analisis 97,8% siswa menyatakan pembelajaran dengan Kurikulum
2013 tidak menyenangkan dikarenakan kebiasaan mereka mengunakan KTSP
yang banyak dijelaskan oleh guru perubahan proses pembelajaan yang
berpusat dari guru menjadi berpusat pada siswa sendiri memberatkan mereka
dalam belajar perlu proses untuk menyesuaikan dengan proses pembelajaran
yang baru. Dalam rangka menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan
pembelajaran yang dapat membangkitkan rasa ingin tau peserta didik, guru
harus mengubah metode pembelajaran yang biasa dilakukan, yakni
pembelajaran yang berpusat pada guru (TCL) ke metode yang berpusat pada
peserta didik (SCL)83.
82 Mulyasa. E, op,cit., hlm 48 83 Mulyasa. E, op,cit., hlm 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Ada 2,2 % siswa yang menyatakan pembelajaran dengan Kurikulum
2013 menyenangkan memberikan alasan bahwa pada Kurikulum 2013 mereka
di bebaskan mencari materi dari sumber apapun dan mengunakan media
apapun, yang tentunya meningkatkan kreativitas mereka. Dengan kreativitas,
anak-anak bangsa mampu berinovasi secara produktif untuk menjawab
tantangan masa depan yang semakin rumit dan komplek.84
c. Metode mengajar yang digunakan oleh guru sejarah
Hasil analisis menyatakan 93,3 % siswa yang mengatakan metode yang
digunakan guru mereka sudah mengarahkan mereka berpikir analitis karena
dalam proses pembelajaran mereka guru hanya sedikit memberikan
penjelasan, guru mengarahkan proses pembelajan agar pembelajaran berjalan
dengan efektif. secara tidak langsung siswa sendiri yang harus mencari dan
mengindentifikasi masalah sendiri tanpa bantuan guru, dan soal-soal yang
diberikan guru memerlukan jawaban yang bersifat analisis. Yang menentukan
keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah kreativitas guru, karena
guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat
menetukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar.85
Dan 5,6 % siswa mengatakan metode yang digunakan guru tidak
mengarah mereka berpikir analitis beralasan bahwa mereka tidak mengerti
sama sekali materi yang di ajarkan guru karena perubahan proses pembelajan
yang berpusat pada mereka dan ketidak mampuan mereka belajar sendiri.
84 Ibid, hlm 39 85 Mulyasa, E, op,cit., hlm 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
tidak semua siswa mampu dengan cepat menyesuaikan metode pembelajar
yang lama dengan yang baru.
d. Efektivitas pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013
Sebanyak 53,3 % siswa menyatakan bahwa pembelajaran sejarah dengan
Kurikulum 2013 sudah efektif karena, metode yang digunakan oleh guru
sudah sesuai dengan kriteria Kurikulum 2013, pencapaian nilai sudah
melebihi KKM, 46,7 % menyatakan pembelajaran sejarah dengan kurikulum
2013 tidak efektif dilihat belum ada fasilitas penunjang proses pembelajaran
yang mereka miliki, seperti laptop, hand phone yang bisa mengakses internet
serta belum maksimal pengunaan waktu belajar.
3. Kendala beserta solusi guru dalam pengimplementasian Kurikulum 2013
Keterlambatan modul dan sumber belajar serta penilaian yang
mencakup banyak aspek yang sangat membebani guru karna harus menilai
berbagai aspek terhadap setiap siswa, dan memerlukan proses yang begitu
panjang untuk menentukan satu nilai akhir yang akan dimasukan di raport
siswa. Penilaian kurikulum harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan,
dan sikap secara utuh dan proporsional, sesuai dengan kompetensi inti yang
telah ditetukan. Penilaian aspek pengetahuan dapat dilakukan dengan ujian
tulisan, lisan, dan daftar isian pertanyaan. Penilaian aspek keterampilan dapat
dilakukan dengan ujian praktek, analisis keterampilan dan analisis tugas, serta
penilaai oleh peserta didik sendiri. adapun penilaian aspek sikap dapat
dilakukan dengan daftar isian sikap (pengamatan pribadi) dari diri sendiri, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
daftar isisan sikap yang disesuaikan dengan kompetensi inti.86 Untuk
mengatasi kendala yang ada, guru mengunakan perpustakaan sekolah,
membeli buku sumber dari luar, sudah tutuntan bagi guru untuk memiliki
buku pegangan lebih dari satu,dan dalam melakukan penilaian, guru membuat
format penilaian yang lebih sederhana.
4. Kendala beserta solusi siswa dalam pengimplementasian Kurikulum 2013
Sebagian besar siswa memiliki kendala dalam pengimplementasian
Kurikulum 2013, penyesuian proses belajar yang berbeda membutuhkan
waktu. Keterlambatan modul dan sumber belajar dari pemerintah, buku
pelajaran masih merupakan sumber belajar yang sangat penting bagi para
peserta didik.87 Sebagian besar siswa melakukan solusi untuk mengatasi
kendala yang mereka dapatkan dengan membaca buku di perpustakaan,
mengakses materi dari internet, serta membiasakan diri dengan proses
pembelajaran pada Kurikulum 2013, seiring dengan terpenuhinya modul dan
sumber belajar dari pemerintah implementasi Kurikulum 2013 berjalan
dengan lancar. Pemerintah sudah menyiapkan sebagian besar buku-buku wajib
yang harus dipelajari oleh peserta didik, termasuk buku guru dan pedoman
belajar peserta didik.88
86 Mulyasa. E, op,cit., hlm 137 87 Ibid, hlm 49 88 Ibid, hlm 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Persepsi guru positif dalam implementasi Kurikulum 2013, guru menyambut
baik pelaksanaan Kurikulum 2013, dimana guru-guru ikut serta dalam
pelatihan kurikulum 2013, guru juga menyesuaikan segala perangkat
pembelajaran yang lama dengan perangkat pembelajaran yang baru berupa
penilaian dan metode belajar. Melaksanakan pembelajaran sejarah degan
pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mempresentasikan. Serta menyambut baik perubahan KTSP menjadi
Kurikulum 2013, yang merubah paradigma pendididkan yang pada awalnya
bersifat guru sentris menjadi siswa sentris.
2. Persepsi siswa negatif dalam implementasi Kurikulum 2013, banyak siswa
yang tidak melakukan persiapan karena Kurikulum 2013 yang diterapkan
secara mendadak sehingga banyak siswa yang tidak mengerti Kurikulum
2013. Perubahan metode pembelajaran tidak masalah karena pembelajaran
dianggap siswa masih efektif, dikarenakan metode yang digunakan oleh guru
pada kurikulum sebelum tidak berubah, yang berubah hanya sistem
pembelajarannya. Kurangnya sosialisasi pada implementasi Kurikulum 2013
yang didapatkan oleh peserta didik di SMK Negeri 1 Depok Sleman, sehingga
banyak siswa yang tidak mengetahui Kurikulum 2013. Implementasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 Depok Sleman sudah cukup baik,
persiapan pemerintah yang masih kurang menjadikan pelaksanaan Kurikulum
2013 belum maksimal.
3. Kendala guru dalam implementasi Kurikulum 2013, sistem penilaian pada
Kurikulum 2013 dinilai sangat rumit karena harus menilai siswa dari berbagai
aspek sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam penilaian. Selain itu
lambatnya distribusi buku pada siswa sehingga guru harus mengembangkan
materi sendiri supaya proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan apa
yang diharapkan pada Kurikulum 2013 serta kurangnya fasilitas yang
menunjang pelaksanaan kurikulum 2013. Solusinya guru membuat form
penilaian yang lebih sederhana untuk penilaian sehingga guru bisa melakukan
penilai dengan benar dan juga tidak membutuhkan proses yang rumit.
Sedangkan untuk keterlambatan sumber belajar guru mengunakan fasilitas
yang ada disekolah seperti mengunakan buku-buku yang ada di perpustakaan
serta mengunakan internet untuk menambah materi pembelajaran. dan
masalah fasilitas, guru menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan
mudah dimengerti oleh siswa dengan mengunakan fasilitas yang ada.
4. Kendala siswa dalam implementasi Kurikulum 2013, sistem pembelajaran
yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa sendiri, sehingga siswa
harus belajar lebih giat lagi untuk memahami pembelajaran. Keterlambatan
modul dan sumber balajar lainnya juga menjadi kendala bagi siswa. Solusinya
siswa mengunakan waktu luang sebaik-baiknya untuk belajar lebih giat,
menambah jam belajar mereka di rumah, membentuk kelompok belajar agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
belajar lebih terasa menyenangkan. dan masalah keterlambatan modul dan
sumber belajar siswa mengunakan sarana yang ada di sekolah seperti
perpustakaan yang bisa digunakan untuk siswa belajar kelompok dan internet
untuk menambah sumber pengetahuan tentang materi pembelajaran, serta
belajar lebih giat untuk menyesuaikan sistem pembelajaran yang baru.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat disampaikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Bagi guru perlu menyederhanakan form penilaian untuk mempermudah guru
dalam melakukan penilaian, dan juga belajar dari kendala yang dialami pada
implementasi Kurikulum 2013, sehingga dalam pelaksanaanya ke depan
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Bagi siswa untuk terus belajar memahami pembelajaran dengan Kurikulum
2013, bila pada waktunya Kurikulum 2013 diterapkan lagi semua siswa sudah
mampu menyesuaikan pembelajaran dengan Kurikulum 2013.
3. Bagi sekolah untuk menambah fasilitas penunjang yang diperlukan untuk
pelaksanaan Kurikulum 2013, sehingga pelaksanaan Kurikulum 2013 ke
depannya bisa berjalan sesuai yang diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Daftar Pustaka
Abdul, M dan Chaerul, R. 2014. Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Abdul Majid. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : Interes.
Arifin Zainal. 2011. Konsep dan Model pegembangan Kurikulum. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Bimo Walgito. 2010. Pengantar Psikologi Umum (edisi revisi). Yogyakarta : CV.
Andi Offset.
Creswell, Jhon W. 2013. Research Design, pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixsed, edidi ke-3. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Emzir. 2012. Metodologi penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada.
Fadillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/MA. Yogyakarta : Ar- Ruzz Media.
Gunawan Iman. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek. Jakarta :
Bumi Aksara.
Hamalik Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Hidayat Sholeh. 2013. Pengembagan Kurikulum Baru. Bandung : Rosda Karya.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abab
21. Bogor : Ghalia Indonesia.
Iskandar W dan Usman M. 1988. perkembangan Kurukulum. Jakarta : Bina
Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remadja
Karya.
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kuruikulum 2013. Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya.
.2014. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah..
Sapriya. 2011. Pendidikan IPS konsep dan pembelajaran, Bandung, PT Remaja
Rosdakarya.
Slameto. 2010. Belajar dan Fakto-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka
Cipta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,(cetakan ke-
16). Bandung : ALFABET.
Sutopo H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Ags
Sep Okt Nov Des Jan
Penyusunan proposal √ √
Perijinan √
Pengumpulan data √
Analisis data √
Penyusunan √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lembar Wawancara Guru Sejarah
1. Berkaitan dengan Kurikulum 2013 ini, bagaimana pendapat bapak/ibu sendiri
sebagai Guru dengan berubahnya kurikulum ?
2. Menurut bapak/ibu mengapa kurikulum sebelumnya harus diganti dengan
yang baru ?
3. Menurut bapak/ibu apa yang diharapkan oleh pemerintah dengan berubahnya
kurikulum ?
4. Apakah bapak/ibu sudah mendapatkan pelatihan yang cukup untuk
melaksanakan Kurikulum 2013 khususnya di mata pelajaran sejarah ?
5. Bagaimana langkah – langkah yang dilakukan dalam penyusunan RPP
Kurikulum 2013?
6. Bagaimana dengan modul dan sumber apakah sudah memadai untuk menjadi
pedoman dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 ?
7. Evaluasi apa yang akan digunakan ketika melaksanakan Kurikulum 2013?
8. Bagaimana penyusunan evaluasi yang bapak/ibu lakukan terutama yang
tujuannya untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa ?
9. Menurut bapak/ibu langkah-langkah apa yang digunakan dalam pembelajaran
sejarah? Dalam hal memilih metode pembelajaran dan apa pertimbangan
bapak/ibu dalam memlilih metode tersebut ?
10. Apa yang membedakan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 dari segi
landasan pelaksanaannya ?
11. Menurut bapak/ibu apakah orientasi Kurikulum 2013 hampir sama dengan
kurikulum KTSP ?
12. Apakah metode yang digunakan bapak/ibu dalam pelaksanaan
Kurikulum2013 dan KTSP itu sama ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
13. Selama menerapkan Kurikulum 2013, metode apa yang menurut bapak/ibu
paling efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran khususnya mata pelajaran
sejarah ?
14. Dalam pengelolaan kurikulum adakah yang berbeda dari kedua kurikulum
tersebut ? Baik dari penyusunan, pelaksanaan, hingga evaluasi.
15. Menurut pendapat bapak/ibu, apa saja kekurangan dan kelebihan dari
Kurikulum2013 ?
16. Sejauh ini seberapa efektif penerapan Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1
Depok?
17. Kendala apa saja yang bapak/ibu alami ketika melaksanakan Kurikulum
2013?
18. Apa yang bapak/ibu lakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
ANGKET TENTANG PERSEPSI SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMK
NEGERI 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
Daftar angket yang kami sampaikan pada Anda kami harap diisi dengan
jujur dan apa adanya, karena jawaban Anda akan kami gunakan untuk penelitian
tentang PERSEPSI SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM
2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (STUDI KASUS DI SMK
NEGERI 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA) dan jawaban Anda sama
sekali tidak berpengaruh terhadap prestasi sekolah Anda, kami sangat
mengharapkan Anda dapat memberikan informasi yang sesuai. Atas kesedian dan
partisipasi Anda, kami ucapkan terimakasih.
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
Jawaban pertanyaan di bawah ini sesuai keadaan yang sesungguhnya dengan
memberi tanda (X) pada salah satu huruf a atau b dan sertakan alasan anda.
IDENTITAS
Nama :................................................
Kelas :................................................
PERTANYAAN
1. Apakah anda melakukan persiapan dalam menghadapi pembelajaran dengan
Kurikulum 2013?
a. Ya b. Tidak
Alasan:................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Menurut anda bagaimana pembelajaran sejarah dengan Kurikulum 2013?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
a. Menyenangkan b. Tidak menyenangkan
Alasan:................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Apakah metode mengajar yang guru sejarah Anda gunakan mengarahkan
Anda untuk berpikir analitis?
a. Ya b. Tidak
Alasan:................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
4. Menurut pendapat anda, apakah pembelajaran sejarah dengan Kurikulum
2013 sudah berjalan dengan efektifitas?
a. Ya b. Tidak
Alasan:................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
5. Apakah dalam pembelajaran dengan Kurikulum 2013 khususnya mata
pelajaran Sejarah, anda mendapat kendala?
a. Ya b. Tidak
Alasan:................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
6. Apakah anda melakukan tindakan untuk mengatasi kendala yang anda alami?
a. Ya b. Tidak
Alasan:................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
CATATAN LAPANGAN 1
WAWANCARA
Topik/ Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum
2013 Dalam Pembelajaran Sejarah di SMK Negeri 1Depok
Yogyakarta
Nama Peneliti : Chornalius
Responden : Ibu Agnes
Waktu : 4 November 2015
Keterangan P : Peneliti
I : Informan
P : Berkaitan dengan Kurikulum 2013 ini, bagaimana pendapat Ibu sendiri
sebagai Guru dengan berubahnya kurikulum ?
I : Bagi saya tidak ada masalah karna kurikulum itu memang harus berubah,
kitakan punya target bahwa pendidikan itu harus ada suatu perkembangan dan
peningkatan kalau tidak ada perubuhan kurikulum berhenti disitu aja. Itu justru
kita tidak berkembang, jadi harus ada evaluasi-evaluasi untuk penyempurnaan
kedepannya.
P : Menurut Ibu mengapa kurikulum sebelumnya harus diganti dengan yang baru?
I : Kita memang harus mengevaluasi kurikulum, kalau memang itu harus
membutuhkan pembenahan memang harus diganti, hanya disini pengantian itu
juga harus diuji coba terlebih dahulu supaya kita tidak terkesan gegabah. seperti
misalnya kayak yang kemaren itu uji coba belum selesai dari kurikulum itu.
Kenapa sudah harus diluncurkan untuk semuanya sudah harus mengunakan
Kurikulum 2013, sehingga dalam perjalanannya satu semester dijalankan ternyata
harus berhenti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
P : Menurut Ibu apa yang diharapkan oleh pemerintah dengan berubahnya
kurikulum?
I : Pemerintah tentu saja mengharapkan penyempurnaan dibidang pendidikan
dengan dibenahi kurikulum tentunya mempunyai suatu harapan bahwa pendidikan
ini jauh lebih berkembang dan lebih maju, jadi memenuhi apa yang diharapkan
oleh masyarakat. Hanya di sini mestinya antara yang dilapangan dengan membuat
kurikulum itu juga mestinya harus ada pembicaraan terlebih dahulu, mau dibuat
seperti apa, sementara itu mesti ada tinjauan ke lapangan, apakah memang
kurikulum harus dirubah total apa hanya dibenahi di sana-sini sehingga apa yang
diharapkan bisa memenuhi harapan.
P : Apakah Ibu sudah mendapatkan pelatihan yang cukup untuk melaksanakan
Kurikulum 2013 khususnya di mata pelajaran sejarah?
I : Pelatihan kemaren untuk kita dapati pada 2014/2015. kita masih meraba pada
waktu itu kemudian setelah kita jalan dan harus berhenti tentunya kita belum
cukup mendalami kurikulum itu. bagi sipembuat kurikulum juga harus
mempersiapkan lebih baik lagi, kemudian bagi kita di lapangan kita juga harus
dipersiapkan dengan baik sehingga tidak terkesan sekolah yang bermain-main.
P : Bagaimana langkah – langkah yang dilakukan dalam penyusunan RPP
Kurikulum 2013?
I : Sebenarnya langkah-langkahnya sudah ada ,misalnya pada KI sudah patokan
tidak bisa di ubah-ubah, kemudian nanti yang dikembangkan pada KD dan
indikator disesuaikan, ada langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru mulai
dari persepsi atau penghagatan suasana, dikaitkan dengan mata pelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
diampu selanjutnya diarahkan. Jadi disini guru haruh pandai mensiasati karna
pada Kurikulum 2013 guru tidak boleh bicara banyak (guru sentris) menjadi siswa
yang lebih berperan, guru hanya sebagai pasilitator, bahkan kemaren dipelatihan-
pelatihan dikatakan untuk bicara didepan kelas dibatasi hanya 3-5 menit, bahkan
secara ekstrim dikatakan kalau guru terlalu banyak bicara menerangkan didepan
kelas itu dosa hukumnya, karna tidak memberikan keleluasaan untuk siswa belajar
banyak atau mengkaji lebih bebas, guru hanya membuka dan sebagainya,
mengarahkan misalnya hari ini pokok bahasannya apa kemudian diberikan sekilas
langkah-lagkahnya seperti apa.
P : Bagaimana dengan modul dan sumber apakah sudah memadai untuk menjadi
pedoman dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 ?
I : Belum. Untuk modul tentu saja kita bekerja sama dengan para penerbit buku
pelajaran seperti Intan Pariwara dan lain-lain, kemudian kita harus
membandingkan satu dengan yang lain nya, kemudian dari pemerintah sediri
menjanjikan guru mendapatkan buku, semua siswa mendapatkan buku tetapi pada
praktek pelaksanaanya kemaren, pelajaran sudah harus mulai berjalan tetapi buku
dan modul belum ada, sehingga guru harus mencari materi sendiri.
P : Evaluasi apa yang akan digunakan ketika melaksanakan Kurikulum 2013?
Bagaimana penyusunan evaluasi yang ibu lakukan terutama yang tujuan nya
untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa?
I : Evalusinya berpariasi, jadi pada Kurikulum 2013 ini untuk pembelajarannya
sangat bagus, kita memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang dengan
baik, Cuma pada penilaiannya terkesan sulit, karena ada penilaian guru , ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
penilai antar teman, diri sendiri, dan guru harus mengolah. Misalnya saya menberi
nilai 7, atau 7,5 kemudian dia penilaian dirinya karna untuk dirinya sendiri dia
lebih tinggi berani tinggi antar teman .teman mengerti dia bisa mengukur jadi
lebih rendah, guru masih harus mengolah nilai ini. Dari guru sekian yang dari
diri sendiri sekian yang dari teman sekian masih juga ada untuk portopolio, jadi
untuk rentangan nilai begitu panjang hanya utuk memunculkan nilai KKM,
misalnya KKM 7,5 tapi riwayat penilaian sangat melelahkan untuk guru, satu
contoh untuk penilai sikap, disini ada mensyukuri, jujur, kerjasama ,menhargai,
ini semua ada rentangan nilai kemudia dirata-ratakan, kemuadian nanti
pensekoran. Guru begitu mengajar sudah harus mengambil nilai, pada waktu
berdoa, sudah mengambil penilaan, anak seperti apa disiplin ketakwaan seperti
apa, untuk diskusi begitu diskusi kita sudah punya lembar penilaian, dari
komunikasi , wawasan, keaktifan, kerjasama, disitu begitu dia kerja sehingga
tidak ada anak yang berani main-main, karna semuanya di nilai, sehingga
pekerjaan guru menjadi luar biasa banyak sekali.
P: Menurut Ibu langkah-langkah apa yang digunakan dalam pembelajaran
sejarah? Dalam hal memilih metode pembelajaran dan apa pertimbangan
bapak/ibu dalam memlilih metode tersebut ?
I : Metode yang paling pas, diskusi dengan penelitian karna itu yang akan
membuat siswa banyak berpikir, diskusi siswa harus memecahkan persoalan
dengan teman, kemudian siswa bisa menyimpulkan dan bisa mempersentasikan,
kemudian nanti yang kita ambil mulai dari persentasi mengajukan pertanyaan ,
menjawab pertanyaan kemuan siswa menyimpulkan, menjadi bentuk portopolio ,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
portopolionya di serahkan ke guru, sesudah itu penilaian yang berikutnya lagi,
yang satunya dari penilai anak yang diskusi di situ suasananya seperti apa, apa
yang dimunculkan itu yang bisa kita nilai. Kemudian hasil dari pekerjaan siswa
yang berupa portopolio itu harus dikumpulkan dan dinilai sebagai bukti fisik.
P : Apa yang membedakan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 dari segi
landasan pelaksanaannya?
I : Kurikulum 2013 guru tidak banyak bicara mas, jadi peserta didik yang
mencari sendiri guru hanya sebagai fasilitator, KTSP guru dan murid mempunyai
porsi yang hampir sama.
P : Dalam pengelolaan kurikulum adakah yang berbeda dari kedua kurikulum
tersebut? Baik dari penyusunan , pelaksanaan, hingga evaluasi.
I : Dari penilaiannya kurikulum sangat ribet, dan berbelit-belit.
P : Menurut pendapat Ibu, apa saja kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum
2013 ?
I : Kelebihanya kita menberikan keleluasaan kepada siswa, sehingga siswa lebih
aktip, jadi anak yang tidak mau aktip akan tertinggal. Siswa juga bisa membuat
jejaring, bisa seartching, Jadi di kelas anak tidak boleh dilarang membawa hp,
bahwa hp yang paling cangih boleh dimiliki oleh anak, dan guru bebas untuk
berdiskusi dengan siswa, tinggal nanti guru sedikit mengarahkan, itu segi
bagusnya sehingga anak tidak main-main saat belajar, dengan cara ini memang
sebenarnya sudah diterapkan di luar negeri, kita itu sebernanya tertingal kita
sedang akan mencoba dan itupun persiapannya belum matang dan sudah
diluncurkan, oleh karna ini nanti di luncurkan kembali dengan penyempurnaan,
sebenar memang untuk pembelajaranya sangat bagus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
P : Sejauh ini seberapa efektif penerapan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1
Depok ?
I : Waktu itu Sudah, karna kita memang di tuntut, mereka sudah terbiasa kata
dulunya bekas RSBI. Gak ada masalah Kurikulum 2013 walaupun bukan sample.
P : Kendala apa saja yang Ibu alami ketika melaksanakan kurikulum 2013?
I : Keterlambata buku pelajaran, pelajaran sudah dilaksanakan mudul belum ada.
P : Apa yang Ibu lakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi?
I : Kalau saya sebenarnya sudah tidak kaget, karena saya dibesarkan di Sanata
Dharma, Pak Warno, Pak mujianto yang menjadi dosen saya telah membekali
anak didiknya dengan baik senhingga saya bisa mengatasi kendala yang ada,
karna memang buku-buku sejarah sudah menjadi makanan dan kita harus punnya,
sehingga kita meski harus cari, kita gak boleh ada dibawah siswa, jadi kalau siswa
punya pakai satu buku, paling tidak kita harus punya 6 atau 8 buku, yang bisa
untuk membandingkan senhingga kalau nanti ada pertanyaan diri siswa kita tidak
kebingungan, kita sudah anti spasi pertanya anak, kita mensiasatinya untuk buku
yang belum datang dengan lampiran materi dari buku yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
CATATAN LAPANGAN 2
WAWANCARA
Topik/ Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Implementasi Kurikulum
2013 Dalam Pembelajaran Sejarah di SMK Negeri 1Depok
Yogyakarta
Nama Peneliti : Chornalius
Responden : Pak Suharto
Waktu : 19 November 2015
Keterangan P : Peneliti
I : Informan
P : Berkaitan dengan Kurikulum 2013 ini, bagaimana pendapat bapak sendiri
sebagai guru dengan berubahnya kurikulum ?
I : Karna kebijakan dari pemerintah jadi, sekolah harus taat kepada kebijakan
pemerintah yaitu melaksanakaan kebijakan kurikulum 2013, meskipun Kurikulum
2013 banyak kendalanya, berkaitan sumber belajar buku datang terlambat
berkaitan dengan evaluasi terlalu rumit, guru hanya fokus pada penilaian.
P : Menurut Bapak mengapa kurikulum sebelumnya harus diganti dengan yang
baru ?
I : Untuk meningkatkan mutu pendidikan.
P : Menurut Bapak apa yang diharapkan oleh pemerintah dengan berubahnya
kurikulum?
I : Pemerintah mengharapkan, agar menjaga pendidikan bisa mengeluarkan
lulusan yang punya karakter.
P : Apakah Bapak sudah mendapatkan pelatihan yang cukup untuk melaksanakan
Kurikulum 2013 khusus nya di mata pelajaran sejarah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
I : Pelatihan cukup, pas pelaksanaan kurikulum 2013 belum di diklat, setelah
prorses pelaksanaan baru mendapat diklat.
P : Bagaimana langkah – langkah yang dilakukan dalam penyusunan RPP
kurikulum 2013?
I : Yang pertama menganalisis KI dan KD, yang tujuan untuk merumuskan
indikator, setelah indikator dirumuskan kemudian kita merumuskan tujuan
pembelajaran yang akan kita laksanakan, baru kita mengembangkan materi
pembelajaran setelah kita mengembangkan materi pembelajaran kita susun
metode apa yang harus kita terapkan untuk melaksanakan pembelajaran. Setelah
metode pembelajaran kita susun kita bentuk kemudian kita mengembangkan
proses pembelajaran, dalam mengembangkan proses pembelajaran itu ada
langkah-langkah, kalau gak salah yang pertama pendahuluan kita bisa apersepsi
bisa memberi motivasi pada siswa kemudian setelah pendahuluan ada kegiatan
inti itu proses pembelajaran yang sesungguhnya harus ada kekompakkan antara
guru dan murid, terus metode pembelajaran diterapkan, setelah itu baru penutup,
penutup intinya kita menyimpulkan misalnya proses pembelajaran atau memberi
tugas untuk pertemuan yang akan datang.
P : Bagaimana dengan modul dan sumber apakah sudah memadai untuk menjadi
pedoman dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 ?
I : Menurut pendapat saya berkaitan dengan modul dan sumber belajar pada
waktu saya melaksanakan Kurikulum 2013, belum mas. Alasannya karna proses
pembelajaran sudah berjalan modul belum datang, buku siwa ,buku guru belum
datang kendalanya seperti itu jadi pemerintah kalau akan melaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Kurikulum 2013 harus mempersiapkan betul-betul mas, jangan seperti kemaren-
kemaren saya mengangap itu belum berhasil.
P : Evaluasi apa yang akan digunakan ketika melaksanakan Kurikulum 2013?
Bagaimana penyusunan evaluasi yang ibu lakukan terutama yang tujuan nya
untuk melihat seberapa jauh pencapaian siswa?
I : Pada waktu saya melaksanakan Kurikulum 2013, evaluasi yang saya gunakan
itu evaluasi yang berkaitan dengan karakter mas, ada KI 1, KI 2, ada beberapa
macam yang pertama ada penilaian diri oleh siswa, penilaian antar teman,
penilaian guru sendiri, penilaian guru sendiri bisa dilihat waktu anak melakukan
proses pembelajaran penilainya sulitnya seperti itu, jadi guru dituntut untuk
menilai satu-persatu murid padahal muridnya banyak, terus kaitanya dengan ranah
pengetahuan, yang saya lakukan adalah dengan membuat soal berkaitan dengan
meteri pembelajaran, yaitu dengan UTS atau ulangan harian dan setiap pertemuan
dalam Kurikulum 2013 diharuskan untuk memberikan eveluasi pada anak didik,
berkaitan dengan evaluasi karekter dan ilmu pengetahuan.
P: Menurut Bapak langkah-langkah apa yang digunakan dalam pembelajaran
sejarah? Dalam hal memilih metode pembelajaran dan apa pertimbangan
bapak/ibu dalam memlilih metode tersebut ?
I : Pertama kita harus punya RPP, di RPP itu harus memasukan pendidikan
karakter, kemudian metode yang saya lakukan dan itu efektip meskipun itu sulit,
itu dengan mengunakan metode diskusi. Meskipun utuk penilaian kita betul-betul
fokus, langkahnya kita membentuk kelompok diskusi kemudian, memberikan
materi yang harus didiskusikan kemudian anak mencari materi itu bisa lewat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
browsing, bisa internet, keperpustakaan setelah itu di paparkan didepan kelas,
keuntungannya kita bisa menilai baik penilainyan pengetahuan maupun penilaian
karakter sulitnya, saya yakin guru tidak bisa menilai satu-persatu anak pada waktu
diskusi itu.
P : Apa yang membedakan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 dari segi
landasan pelaksanaannya?
I : Yang saya tau perbedaan landasan kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013,
KTSP itu penekanan pada pengetahuan, jadi anak diharapkan pintar sehingga
banyak terjadi korupsi karna hanya pintar. Sementara Kurikulum 2013
menekankan pada karakter, diharapkan besok tidak ada korupsi-korupsi lagi,
hubungan antara masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik.
P : Dalam pengelolaan kurikulum adakah yang berbeda dari kedua kurikulum
tersebut? Baik dari penyusunan , pelaksanaan, hingga evaluasi.
I : Untuk penyusunan berkaitan dengan RPP Kurikulum 2013 harus ada karakter,
ada KI 1 KI 2, KI 1 berkaitan dengan Tuhan, K I3 berkaitan dengan sesama
manusia kalau KTSP tidak. Pelaksanaanya pada Kurikulum 2013 mengunakan
pendekatan saintific, (pendekatan dengan system 5 M, mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menyimpulkan, menginformasikan) 5 M pokok dalam
Kurikulum 2013. Evaluasi, K 13 terlu rumit, jadi setiap anak penilaiannya harus
teliti, harus terinci kalau KTSP tidak, istilahnya kalau baik ya baik kalau
kurikulum 2013 baik dalam bidang tertentu.
P : Menurut pendapat Bapak, apa saja kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum
2013 ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
I : Kelebihannya itu, pembelajaran mengunakan sitem pendekatan saintific, yaitu
dengan 5m itu bagus sekali bagi anak karena apa, anak diberi motivasi diberi
kesempatan untuk mengembangkan diri, mencari informasi dengan 5 m, kalau
berjalan dengan lancar Insha Allah nanti bagus untuk anak didik kita. Kemudian
dalam Kurikulum 2013 ada pendekatan karakter, kedepanya bisa menangkal
korupsi. Kelemahanya, hanya dalam penilaian, penilaian sangat rumit sekali, guru
hanya fokus pada penilaian jadi proses pembelajarannya kurang didalami hannya
melihat penilaiannya saja. Jadi harapan saya kalau besok diterapkan lagi
pemerintah harus mengoreksi berkaitan dengan penilaian lebih disederhanakan.
P : Sejauh ini seberapa efektif penerapan Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1
Depok ?
I : Menurut pendapat saya belum efektip , karena sumber belajar dibuat oleh
pusat, buku guru dan buku siswa datangnya terlambat, kemudian dari segi guru
Kurikulum 2013 sudah berjalan sosialisasi baru dilaksanakan. Kurang persiapan
itu salahnya pemerintah.
P : Kendala apa saja yang Bapak alami ketika melaksanakan kurikulum 2013?
I : modul dan penilaian anak didik sesuai dengan kurikulum 2013, penilaian
karakter ,pengetahuan, yang sulit seperti itu, saya sendiri mengharapkan harus ada
sosialisasi lagi jadi lebih mantap. Kalau pasilitas disini bagus mas.
P : Apa yang Bapak lakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi?
I : Yang pertama berkaitan dengan sumber belajar saya mencari di internet, anak
didik juga saya suruh untuk mencari materi sendiri, membuat format peneliaan
agar lebih sederhana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Dokumentasi Wawancara Guru
Wawancara tanggal 4 November 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Wawancara 19 November 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMK N 1 Depok
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas / Semester : X / Gasal
Materi Pokok : Memahami corak kehidupan masyarakat jaman praaksara
( mengenal manusia purba )
Pertemuan ke : 2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (90 menit)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan pro-aktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
B. Kompetensi dasar dan Indikator
1.2. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat
beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.1. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil
budaya pada masa praaksara, Hindu Budha dan Islam.
2.1.1. Peserta didik dapat menunjukkan prilaku tanggung jawab dalam
melaporkan hasil pengamatan.
2.1.2. Peserta didik dapat menunjukkan prilaku peduli dalam
mengerjakan tugas.
2.3. Berperilaku jujur dan bertanggung jawab dalam mengerjakkan tugas-
tugas dalam pembelajaran sejarah.
2.3.1. Peserta didik dapat menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam
mengerjakan tugas-tugas.
3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada masa praaksara.
3.2.1. Menganalisis jenis manusia praaksara.
3.2.2. Menganalisis corak kehidupan manusia praaksara.
4.1. Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pasa
zaman praaksara.
4.1.1. Peserta didik dapat menalar ide materi dari buku tekssiswa dan
internet mengenai jenis manusia purba praaksara di Sangiran dan
Trinil.
4.1.2. Peserta didik dapat membuat laporan hasil diskusi mengenai jenis
manusia purba praaksara.
4.1.3. Perserta didik dapat mempresentasikan hasil laporan mengenai
jenis manusia praaksaran di Sangiran dan Trinil.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi, membaca dan tanya jawab peserta didik dapat :
1. Menganalisis Sangiran sebagai pusat perkembagan manusia purba.
2. Menganalisis beberapa fosil di Sangiran.
3. Menganalisis beberapa fosil di Trinil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
D. Materi Ajar
1. Pusat perkembagan manusia purba di Sangiran.
2. Temuan-temuan fosil di Sangiran dan Trinil.
3. Jenis manusia purba di Sangiran dan Trinil.
E. Metode pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning.
2. Strategi : Cooperatif Learning.
3. Model : Disovery Learning.
4. Metode : Diskusi kelompok, ceramah, tanya jawab, penugasan.
F. Alat / Bahan / Sumber Bahan
1. Media : Buku teks siswa, powerpoint, dan lembar pengamatan.
2. Alat : LCD, laptop, papan tulis dan spidol.
3. Sumber belajar:
a. --------. 2013. Sejarah Indonesia. Jakarta. Kemendikbud.
b. Hapsari Ratna, M Adil, 2013, Sejarah untuk SMA Kelas X, Jakarta,
Erlagga.
G. Kegiatan Pembelajaran
KEGIATAN DISKRIPSI ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan Mengucapkan salam dan berdoa sebelum
membuka pelajaran.
Memeriksa kehadiran peserta didik.
Menanyakan kesiapan peserta didik untuk
mengikuti proses pembelajaran.
Meminta peserta didik mengumpulkan tugas
yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.
Mempersiapkan materi ajar dan alat / media
pembelajaran.
Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan
pertanyaan sebelumnya dengan materi yang
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
akan dipelajari untuk memfokuskan siswa
dalam mengikuti pelajaran.
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai.
Inti Mengamati
1. Guru menampilkan tayangan vidio atau
tayangan manusia purba.
2. Guru memberikan maktu pada peserta didik
untuk membaca materi halaman 18-32
untuk mengenal dan memahami manusia
praaksara.
Menanya
Guru memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk bertanya dan menyampaikan
pendapat. Dari gambar manusia purba maupun
tayangan video terutama mengenai mengapa
Sangiran sebagai pusat perkembangan manusia
purba.
Mengumpulkna Informasi
1. Peserta didik mengumpulkan data dan
informasi dari berbagai sumber buku
maupun internet dan tayangan gambar
maupun video.
2. Pertanyaan yang terkumpul dijadikan bahan
diskusi.
Mengasosiasikan
Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok :
1. Kelompok 1, 3 dan 5 ditugaskan untuk
melakukan kajian tentang kegiatan
penelitian manusia purba di Sangiran,
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
melalui buku paket maupun buku-buku
yang terdapat di perpustakaan.
2. Kelompok 2, 4 dan 6 ditugaskan untuk
melakukan kajian tentang kegiatan
penelitian manusia purba di Trinil, melalui
buku paket maupun buku-buku yang
terdapat di perpustakaan.
3. Setiap kelompok membuat laporan sesuai
dengan masalah yang dikaji, misalnya :
a. Siapa tokoh penemunya
b. Hasil temuannya
c. Mengapa Sangiran disebut sebagai
laboratorium manusia purba
d. Jenis-jenis manusia purba
e. Kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian itu
Hasil kajian sebaiknya didukung dengan
gambar-gambar yang relevan.
Mengkomunikasikan
1. Guru meminta perwakilan masisng-masing
kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas dan kelompok
lain menanggapi.
2. Guru memberi penguatan pada peserta didik
yang sedang presentasi.
3. Perseta didik mencatat / menyempurnakan
hasil diskusinya.
Penutup Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang
kegiatan pembelajaran dan hasil belajarnya,
mana yang sudah baik dan mana yang masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
harus ditingkatkan.
Peserta didik dapat ditanyakan apakah sudah
memahami materi tersebut.
Sebagai refleksi, guru membimbing peserta
didik untuk membuat kesimpulan tentang
pelajaran yang baru saja berlangsung serta
menanya pada peserta didik apa manfaat yang
diperoleh setelah mempelajari topik manusia
purba.
Peserta didik menjawab pertanyaan (acak)
secara lisan untuk mendapat umpan balik atas
pelajarang yang baru saja didapatkan.
Peserta didik mengumpulkan hasil diskusi
kelompok.
Menutup dengan salam.
H. Hasil Proses dan Hasil Belajar
1. Teknik : Tes dan non-tes
2. Bentuk
a. Sikap : Observasi
b. Pengetahuan : Tes tertulis, tes lisan dan penugasan.
c. Keterampilan : Penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut
peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dan
penilaian fortopolio.
I. Instrumen Penilaian
a. Penilaian tes : Soal uraian (terlampir)
b. Penilaian sikap dan keterampilan / non tes : (terlampir)
Lembar pengamatan diskusi
Lembar pengamatan persentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Sleman,
Mengetahui:
Kepala Sekolah SMK N 1 Depok Guru Mata Pelajaran
.................................... ..................................
NIP. NIP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 1 : Materi (Manusia Purba)
Peninggalan manusia purba untuk sementara ini yang paling banyak
ditemukan berada di pulau jawa. Meskipun di daerah lain tentu juga ada, tetapi
parapeneliti belum berhasil menemukan peninggalan tersebut atau masih sedikit
yang berhasil ditemukan, misalnya di Flores. Di bawah ini akan dipaparkan
penemuan fosil manusia purba dibeberapa tempat.
1. Sangiran
Sangiran adalah sebuah situs arkeologi (situs manusia purba) di Jawa,
Indonesia. Sangiran terletak di sebelah utara kota Solo dan berjarak sekitar 15 km
(tepatnya di desa Krikilan, kec. Kalijambe, kab.Sragen). Gapura situs Sangiran
berada di jalur jalan raya Solo-Purwodadi dekat perbatasan antara Gemolong dan
Kalioso (Kabupaten Karanganyar). Gapura ini dapat dijadikan penanda untuk
menuju Situs Sangiran, Desa Krikilan. Jarak dari gapura situs Sangiran menuju
Desa Krikilan ± 5 km.
Situs Sangiran mempunyai luas sekitar 59, 2 km² (SK Mendikbud
070/1997) secara administratif termasuk kedalam dua wilayah pemerintahan,
yaitu: Kabupaten Sragen (Kecamatan Kalijambe, Kecamatan Gemolong, dan
Kecamatan Plupuh) dan Kabupaten Karanganyar (Kecamatan Gondangrejo),
Provinsi Jawa Tengah (Widianto & Simanjuntak, 1995). Pada tahun 1977
Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai
cagar budaya. Oleh Karenanya Dalam sidangnya yang ke 20 Komisi Warisan
Budaya Dunia di Kota Marida, Mexico tanggal 5 Desember 1996, menetapkan
Sangiran sebagai salah satu warisan budaya dunia “World Heritage List” Nomor :
593. Dengan demikian pada tahun tersebut situs ini terdaftar dalam situs warisan
dunia UNESCO.
Pada awalnya Sangiran adalah sebuah kubah yang dinamakan Kubah
Sangiran. Puncak kubah ini kemudian melalui proses erosi sehingga membentuk
depresi. Pada depresi itulah dapat ditemukan lapisan tanah yang mengandung
informasi tentang kehidupan di masa lampau. Museum Sangiran beserta situs
arkeologinya, selain menjadi obyek wisata yang menarik juga merupakan arena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
penelitian tentang kehidupan pra sejarah terpenting dan terlengkap di Asia,
bahkan dunia.
Di museum dan situs Sangiran dapat diperoleh informasi lengkap tentang
pola kehidupan manusia purba di Jawa yang menyumbang perkembangan ilmu
pengetahuan seperti Antropologi, Arkeologi, Geologi, Paleoanthropologi. Di
lokasi situs Sangiran ini pula, untuk pertama kalinya ditemukan fosil rahang
bawah Pithecantropus erectus oleh arkeolog Jerman, Profesor Von Koenigswald.
Di area situs Sangiran ini pula jejak tinggalan berumur 2 juta tahun hingga
200.000 tahun masih dapat ditemukan hingga kini. Sehingga para ahli dapat
merangkai sebuah benang merah sebuah sejarah yang pernah terjadi di Sangiran
secara berurutan.
Bentang lahan situs tersebut meliputi areal seluas ± 48 km2 yang berbentuk
seolah seperti kubah (dome), sehingga situs tersebut dinamakan dengan Sangiran
Dome. Situs Sangiran merupakan salah satu situs manusia purba yang sangat
berperan penting dalam perkembangan penelitian di bidang palaeoanthropology di
Indonesia. Pada tahun 1934 penelitian yang dilakukan oleh G.H.R. Von
Koenigswald yang menemukan beberapa alat sepih yang terbuat dari batu
kalsedon di atas bukit Ngebung, arah barat laut Sangiran.
Berdasarkan penelitian geologis, situs Sangiran merupakan kawasan yang
tersingkap lapisan tanahnya akibat proses orogenesa (pengangkatan dan
penurunan permukaan tanah) dan kekuatan getaran di bawah permukaan bumi
(endogen) maupun di atas permukaan bumi (eksogen). Aliran Sungai Cemoro
yang melintasi wilayah tersebut juga mengakibatkan terkikisnya kubah Sangiran
menjadi lembah yang besar yang dikelilingi oleh tebing-tebing terjal dan
pinggiran-pinggiran yang landai. Beberapa aktifitas alam di atas mengakibatkan
tersingkapnya lapisan tanah/formasi periode pleistocen yang susunannya
terbentuk pada tingkat-tingkat pleistocen bawah (lapisan Pucangan), pleistocen
tengah (lapisan Kabuh), dan pleistocen atas (lapisan Notopuro). Fosil-fosil
manusia purba yang ditemukan di laipsan-lapisan tersebut berasosiasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
fosil-fosil fauna yang setara dengan lapisan Jetis, lapisan Trinil, dan lapisan
Ngandong.
2. Trinil , Ngawi, Jawa Timur
Trinil adalah sebuah desa di pinggiran Begawan Solo, masuk wilayah
adminitrasi kabupaten Ngawi, jawa timur. Tinggalan purbakala telah lebih dulu
ditemukan di daerah ini jauh sebelum Koenigswald menemukan sangiran pada
1934. Ekskavasi yang di lakukan oleh Eugene Dubois di Trinil telah membawa
penemuan sisa-sisa manusia purba yang sangat berharga bagi dunia pengetahuan.
Pemgalian Dubois dilakukan pada endapan alluvial Begawan Solo. Dari lapisan
ini ditemukan atap tengkorak Pithecanthoropus Erectus, dan beberapa buah
tulang paha (utuh dan fragmen) yang menunjukan bahwa pemiliknya telah
berjalan tegak. Tengkorak Pithecanthoropus Erectus dari Trinil sangat pendek
tetapi memanjang ke belakang. Volume otaknya sekitar 900 cc, di antara otak kera
(600 cc) dan otak manusia moderen (1.200 cc-1.400cc). Tulang kening sangat
menonjol dan dibagian belakang mata, terdapat peyempitan yang sangat jelas,
menandakan otak yang belum berkembang. Pada bagian belakang kepala terlihat
bentuk yang meruncing yang diduga pemiliknya merupakan perempuan.
Berdasarkan kaburnya sambungan perekatan antar tulang kepala, ditafsirkan
individu ini telah mencapai usia dewasa. Selain tempat-tempat di atas,
peninggalan manusia purba tipe ini juga di temukan di Perning, Mojokerto, Jawa
timur, Ngadong, Blora, Jawa tengah, Sambungmacan, Sragen. Berdasarkan
beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli, dapatlah
direkonstruksibbeberapa jenis manusia purba yang penah hidup di zaman
praaksara.
a. Jenis Meganthropus
Jenis manusia purba ini berdasarkan penelitian Von Koenigswald di
Sangiran tahun 1936 dan 1941 menemukan fosil rahang manusia yang berukuran
besar. Dari hasil rekostruksi ini kemudia para ahli menemukan jenis manusia ini
dengan sebutan Megantropus Paleojavanicus, artinya manusia raksasa dari jawa,
jenis manusia purba ini memiliki rahang yang kuat dan badannya yang tegap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Diperkirakan makanan jenis manusia purba ini adalah tumbu-tumbuhan. Masa
hidupnya diperkirakan pada zaman pleistosen awal.
b. Jenis Pithecanthropus
Jenis manusia ini didasarkan pada penelitian Eugene Dubois 1890 di dekat
Trinil, debuah desa di pinggir Begawan Solo, di wilayah Ngawi, setelah
direkontruksi bentuk kerangka manusia tetapi masih terlihat tanda-tanda kera.
Oleh karena itu jenis ini dinamakan Jenis Pithecanthropus Erectus, artinya semua
kera yang berjalan tegak. Jenis ini juga ditemukan di Mojokerto, sehingga disebut
Pithecanthropus Mojokertensis, jenis manusia purba yang dikenal sebagai rumpun
Homo Erectus ini paling banyak ditemukan di Indonesia. Diperkirakan jenis
manusia purba ini hidup dan berkembang sekitar zaman pleistosen tengah.
3. Jenis Homo
Fosil jenis homo ini pertama kali diteliti oleh Von Reitchoten di Wajak.
Penelitian dilanjutkan oleh Eugene Dubois bersama kawan-kawan dan
menyimpulkan sengala jenih homo. Ciri-ciri jenih manusia jenih homo ini, muka
lebar, hidung dan mulutnya menonjol, dahi juga masih menonjol, bentuk fisiknya
tidak jauh dengan manusia sekarang. Hidup dan berkembang jenih manusia ini
sekitar 40.000 – 25.000 tahun yang lalu. Tempat penyebarannya tidak hanya di
Indonesia tetapi juga di Filipina dan Cina Selatan. Homo Sapiens artinya manusia
sempurna maupun dari segi fisik, volume otak maupun postur badannya yang
secara umum tidak berbeda denga manusia modern. Para ahli paleoanthropologi
dapat melukiskan perbedaan morfologis antara Homo Sapiens dengan
pendahulunya, Homo erectus. Rangka Homo Sapiens kurang kekar posturnya
dibandingkan dengan Homo Erectus. Hal ini mengidentifikasikan secara fisik
Homo Sapiens jauh lebih lemah dari pendahulunya tersebut. Berdasarkan bukti-
bukti penemuan, sejauh ini manusia modern awal di kepulauan Indonesia dan
Asia Tenggara paling tidak telah hadir sejak 45.000 tahun yang lalu. Dalam
perkembangannya, kehidupan manusia modern ini dapat dikelompokan dalam tiga
tahap, yaitu (1) kehidupan manusia modern awal yang kehadiranya hingga akhir
zaman es ( sekitar 12.000 tahun lalu), kemudian dilanjutkan oleh (2) kehidupan
manusia modern yang lebih belakangan, dan berdasarkan karakter fisik dikenal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
sebagai ras Austromelanesoid. (3) mulai sekitar 4000 tahun lalu muncul penghuni
baru di kepulauan Indonesia yang dikenal sebagai penutur bahasa Austronesia.
a. Manusia Wajak
Manusia Wajak (Homo Wajakensis) merupan satu-satunya temuan di
Indonesia yang untuk sementara dapat disejajarkan perkembanganya dengan
manusia modern awal dari akhir kala Pleistosen. Pada tahun 1889, manusia Wajak
ditemukan oleh B,D. Van Rietschoten di sebuah ceruk di lereng pegunungan
Karst di barat laut , dekat Tulung Agung jawa timur.
b. Manusia Liang Bua
Pengumuman tentang penemuan manusia Homofloresiensis tahun 2004
menggemparkan dunia ilmu pengetahuan. Sisa-sisa manusia ditemukan disebuah
gua Liang Bua oleh tim peneliti gabungan Indonesia dan Australia. Sebuah gua
permukiman prasejarah di Flores. Liang Bua bila diartikan secara harafiah
merupakan sebuah gua yang dingin. Sebuah gua yang sangat lebar dan tinggi
dengan permukaan tanah yang datar, merupakan tempat permukiman yang
nyaman bagi manusia pada masa praaksara. Hal itu bisa dilihat dari kondisi
lingkungan gua yang sangat indah. Liang Bua merupakan sebuah temuan manusia
modern awal dari akhir masa Pleistosen di Indonesia yang menakjubkan yang
diharapkan dapat menyibak asal usul manusia di kepulauan Indonesia. Manusia
Liang Bua di temukan oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood pada bulan
september 2003 lalu. Temuan itu dianggap sebagai temuan spesies baru yang
kemudia diberi nama Florensiensis, sesuai dengan tempat ditemukannya beberapa
frakmen tulang manusia di Liang Bua. Manusia di Liang Bua memiliki ciri
tengkorak yang panjang dan rendah, berukuran kecil, dengan volume otak 380 cc.
Kapasitas karanial tersebut berada jauh di bawah Homo Erectus (1000cc),
manusia modern Homo sapiens (1.4000), dan bahkan berada dibawah volume
otak simpanse (450cc).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 2 : Gambar
Kehudupan manusia purba zaman praaksara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Gambar dan fosil di Sangiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian dilakukan menggunakan penilaian otentik yang meliputi penilaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan format penilaian sebagai berikut.
1. Penilaian Sikap
No Nama Sikap spiritual Sikap sosial Jumlah
skor Mensyukuri
1-4
Jujur
1-4
Kerjasama
1-4
Harga diri
1-4
1 Andi
2 Titus
3 Dora
4 Siti
5 Lalu
6 Dara
Nilai =Skor perolehan
Skor total x 100
Keterangan :
a. Sikap Spiritual
Indikator sikap spiritual mensyukuri
Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang
dianut
Saling menghormati dan toleransi
Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas.
Rubik pemberian skor:
4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
3 = jika peserta didik melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut.
2 = jika peserta didik melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut.
1 = jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
b. Sikap Sosial
1) Sikap jujur
Indikator sikap sosial jujur
Tidak berbohong
Mengembalikan pada yang berhak bila menemukan sesuatu
Tidak menyontek, tidak plagiatrisme
Terus terang.
Rubik pemberian skor
4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
3 = jika peserta didik melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut.
2 = jika peserta didik melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut.
1 = jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut.
2) Sikap kerjasama
Indikator sikap sosial kerja sama
Peduli kepada sesama
Saling membantu dalam hal kebaikan
Saling menghargai dan toleransi
Ramah dengan sesama
Rubik pemberian skor
4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
3 = jika peserta didik melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut.
2 = jika peserta didik melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut.
1 = jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut.
3) Sikap harga diri
Indikator sikap sosial harga diri
Tidak suka dengan dominasi asing
Bersikap sopan untuk menegur bagi mereka yang mengejek
Cinta produk negeri sendiri
Menghargai dan menjaga karya-karya sekolah dan masyarakat sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Rubik pemberian skor
4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
3 = jika peserta didik melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut.
2 = jika peserta didik melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut.
1 = jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut.
c. Skor rentang antara 1-4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
2. Penilaian keterampilan
Penilaian untuk kegiatan film atau gambar pelayaran, petualangan dan
penjelajahan samudra oleh bangsa-bangsa barat yang akhirnya sampai di
indonesia.
No Nama Relevansi
1-4
Kelengkapan
1-4
Kebahasaan
1-4
Jumlah
skor
1 Andi
2 Titus
3 Dora
4 Siti
5 Lalu
6 Dara
Nilai =Skor perolehan
Skor total x 100
Keterangan :
a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik
mengumpulkan informasi faktual dengan memanfaatkan indera penglihat,
pembau, pendengar, pengecap dan peraba. Maka secara keseluruhan yang
dinilai adalah hasil pengamatan (berupa informasi) bukan cara mengamati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
b. Relevansi, kelengkapan dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator
penilaian kegiatan mengamati.
Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang
diamati dengan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
kompetensi dasar/tujuan pembelajaran.
Kelengkapan dalam arti semangkin banyak komponen fakta yang
terliput atau semakin sedikit sisa fakta yang tertinggal.
Kebahasaan menunjukan bagaimana peserta didik mendeskripsikan
fakta-fakta yang dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif.
c. Skor rentang antara 1-4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat baik
3. Penilaian kegiatan diskusi kelompok
No Nama Mengkomunikasikan
1-4
Mendengarkan
1-4
Berargumentasi
1-4
Berkontribusi
1-4
Jumlah
skor
1 Andi
2 Titus
3 Dora
4 Siti
5 Lalu
6 Dara
Nilai =Skor perolehan
Skor total x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Keterangan :
a. Keterampilan mengkomunikasikan adalah kemampuan peserta didik untuk
mengungkapkan atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa lisan
yang efektif.
b. Keterampilan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan peserta didik
untuk tidak menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seseorang
ketika sedang mengungkapkan gagasannya.
c. Kemampuan berargumentasi menunjukan kemampuan peserta didik dalam
mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau
mempertanyakan gagasannya.
d. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan peserta didik
memberikan gagasan-gagasan yang mendukung atau mengarah pada
kesimpulan termasuk di dalam menghargai perbedaan pendapat.
e. Skor rentang antara 1-4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
4. Penilaian presentasi
No Nama Menelaskan
1-4
Memvisualkan
1-4
Merespon
1-4
Jumlah
skor
1 Andi
2 Titus
3 Dora
4 Siti
5 Lalu
6 Dara
Nilai =Skor perolehan
Skor total x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Keterangan :
a. Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil
observasi dan diskusi secara meyakinkan
b. Keterampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan peserta
didik untuk membuat atau mengemas informasi sekreatif mungkin
c. Keterampilan merespon adalah kemampuan peserta didik menyampaikan
tanggapan atas pertanyaan.
d. Skor rentang antara 1-4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat baik
5. Penilaian pengetahuan
a. Jelaskan keadaan Eropa Barat setelah Konstantinopel jatuh ke tangan
Turki Usmani? Mengapa Lisabon pada abad ke-16 cepat menjadi pusat
pedagangan di Eropa?
b. Jelaskan tujuan Portugal datang ke Indonesia! bagaimana penilaianmu
tentang pasangan Patok Padrao?
c. Jelaskan posisi Maluku dalam konteks perdagangan Internasional pada
sekitar abad ke-16!
d. Disebut bahwa Magellan atau Magelhaens sebagai tokoh yang pertama
kali mengelilingi dunia, betulkah demikian lakukan telaah secara kritis!
e. Mengapa Del Cano setelah sampai di Maluku segera memenuhi kapal-
kapalnya dengan rempah-rempah kemudian segera bertolak ke Eropa?
f. Negeri kita negeri yang kaya raya dan indah permai Tuhan telah
berkenan melimpahkan rahmat-Nya kepada masyarakat Indonesia. Tetapi
negara yang berabad-abad sebagai daerah yang berdaulat itu
dikendalikan bahkan dijajah orang asing. Bagaimana sikap dan upaya
kamu agar peristiwa tersebut tidak terulang!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
g. Apa yang dimaksud konsep perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah?
Jelaskan bukti empirik prinsip perubahan dan keberlanjutan dalam
sejarah penjajahan Belanda di Indonesia, adakah unsur-unsur yang
sampai sekarang masih kita rasakan?
Pedoman penilaian
No soal Skor
1 15
2 10
3 10
4 20
5 10
6 15
7 20
Nilai =Skor perolehan
Skor total x 100
6. Penilaian sikap pada saat diskusi
No Nama
Siswa
Aspek Pengamatan Jumlah
skor
Nilai
Kerjasama Komunikatif Toleransi Keaktifan
1
2
3
4
5
Nilai =Skor perolehan
Skor total x 100
Keterangan skor penilaian diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI